Surrogate mother

advertisement
Febriani Rinta (I1110026)
Surrogate mother (Ibu titipan)
Peminjaman rahim atau yang disebut dengan surrogate mother (Ibu pengganti), yaitu seorang
wanita yang mengadakan perjanjian dengan pasangan suami istri dimana si wanita bersedia
mengandung benih dari pasangan suami istri infertil tersebut dengan imbalan tertentu.
Sewa rahim menggunakan rahim wanita lain untuk mengandungkan benih wanita (ovum) yang
telah disenyawakan dengan benih lelaki (sperma) oleh pasangan suami istri tersebut. Tentu
pasangan suami istri ini akan membayar sesuai dengan kesepakatan di awal. Dan dengan syarat
ibu tumpang tersebut akan menyerahkan anak yang telah ditipkan dalam kandungannya setelah
dilahirkan atau pada masa yang dijanjikan.
Di india, hal ini sering terjadi. Banyak pasangan dari Amerika Serikat yang menitipkan janin di
rahim perempuan India. Hal ini dilakukan untuk mencukupi kebutuhan keluarga para wanita di
India yang terpuruk dalam kemiskinan. Para perempuan muda itu rela meminjamkan rahimnya
bagi pasangan-pasangan yang biasanya berasal dari negara-negara kaya untuk mengandung
anak-anak mereka. Karena biasanya, pasangan-pasangan tersebut memiliki masalah dengan
kesehatan, atau uterus sang isteri tak mampu mengandung janin dan alasan kesehatan lainnya.
India menjadi pilihan utama pasangan ini melakukan surrogate mother, karena jasa yang
diberikan kepada para surrogate mother di sana jauh lebih murah dibandingkan di Negara Barat.
Di AS, pasangan yang tak mempunya anak harus menghabiskan lebih dari US$50.000 atau
sekitar Rp 495 juta untuk melakukan hal ini, sedangkan di India hanya perlu antara US$10.000US$12.000,kata Gautama Allahbadia, seorang spesialis kesuburan reproduksi yang baru saja
membantu warga Singapura memperoleh keturunan lewat cara ini di India.
Namun, tentunya praktik ini menghadapi beragam kritikan, baik dari sisi etis, budaya, dan dari
sisi agama juga. Sebagian kalangan menyebut praktik tersebut sebagai pengkomoditian
perempuan atau lebih tepatnya eksploitasi kaum kaya terhadap orang miskin. Di negara yang
mayoritas beragam Hindu ini, profesi tersebut dianggap oleh sebagian kalangan sebagai bentuk
pelecehan terhadap tugas suci seorang ibu. India mencatat 100-150 bayi telad "dititipan” lahir di
negara itu.
Secara umum dalam melakukan fertilisasi in vitro transfer embrio dilakukan dalam tujuh
tingkatan dasar yang dilakukan oleh petugas medis, yaitu :
1. Istri diberi obat pemicu ovulasi yang berfungsi untuk merangsang indung telur
mengeluarkan sel telur yang diberikan setiap hari sejak permulaan haid dan baru
dihentikan setelah sel-sel telurnya matang.
2. Pematangan sel-sel telur dipantau setiap hari melalui pemeriksaan darah Istri dan
pemeriksaan ultrasonografi.
3. Pengambilan sel telur dilakukan dengan penusukan jarum (pungsi) melalui vagina dengan
tuntunan ultrasonografi.
4. Setelah dikeluarkan beberapa sel telur, kemudian sel telur tersebut dibuahi dengan sel
sperma suaminya yang telah diproses sebelumnya dan dipilih yang terbaik.
5. Sel telur dan sperma yang sudah dipertemukan di dalam tabung petri kemudian dibiakkan
di dalam lemari pengeram. Pemantauan dilakukan 18-20 jam kemudian dan keesokan
harinya diharapkan sudah terjadi pembuahan sel.
6. Embrio yang berada dalam tingkat pembelahan sel ini. Kemudian diimplantasikan ke
dalam rahim istri. Pada periode ini tinggal menunggu terjadinya kehamilan.
7. Jika dalam waktu 14 hari setelah embrio diimplantasikan tidak terjadi menstruasi,
dilakukan pemeriksaan air kemih untuk kehamilan, dan seminggu kemudian dipastikan
dengan pemeriksaan ultrasonografi.
Perkembangan ilmu dan teknologi merupakan proses yang seakan-akan berlangsung secara
otomatis, tak tergantung dari kemauan manusia. Fungsinya pada dasarnya bersifat instrumental,
artinya menyediakan alat-alat bagi manusia. Peneliti Amerika, Thomas Grissom pada awal abad
20, hati nuraninya mendesak untuk berhenti bekerja pada proyek pengembangan senjata nuklir,
tapi insaf juga bahwa tempatnya akan diisi oleh orang lain karena bagaimanapun juga proyek itu
berjalan terus.
Masalah-masalah dibidang ilmu-ilmu biomedis biasanya ditangani oleh setiap negara, setelah
diminta advis dari suatu komisi ahli (fertilisasi in vitro dan reproduksi artifisial pada umumnya,
transplantasi organ tubuh, eksperimen dengan manusia dan lain-lain).
Suatu gejala lain yang menggembirakan adalah keikutsertaan etika dalam penelitian genetika
tentang gen-gen manusia. Di Amerika Serikat pada tanggal 1 Oktober 1990 secara resmi dimulai
proyek penelitian raksasa yang bertujuan mempelajari bentuk dan isi gen-gen manusia. Proyek
yang diberi nama resmi The Human Genom Project. Project ini akan memetakan dan
menentukan runtunan seluruh DNA genom manusia. Melalui proyek besar ini lokasi yang tepat
dan runtunan nukleotida yang menyusun sekitar 3 biliyun DNA genom manusia akan diketahui
dan dikataligkan. Telah didirikan suatu institut khusus, yaitu National Center for Human
Genome Research, yang akan melaksanakan penelitian ini dalam kerjasama dengan organisasiorganisasi lain dalam dan luar negeri. Diperkirakan penelitian ini dapat diselesaikan dalam
jangka waktu 15 tahun. The Human Genome Project ini telah dinilai proyek ilmiah yang tidak
kalah ambisiusnya dengan proyek Apollo dalam tahun 1960-an yang bertujuan membawa
manusia ke bulan.Tidak mustahil, informasi yang diperoleh dari penelitian ini menyebabkan
revolusi baru dibidang ilmu-ilmu biomedis dimasa datang.
Praktek surrogate mother atau lazim diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia dengan ibu
pengganti tergolong metode atau upaya kehamilan di luar cara yang alamiah. Dalam hukum
Indonesia, praktek ibu pengganti secara implisit tidak diperbolehkan.
Dalam pasal 127 UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (“UU Kesehatan”) diatur bahwa
upaya kehamilan di luar cara alamiah hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah
dengan ketentuan:
a)
Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan ditanamkan dalam
rahim istri dari mana ovum berasal;
b) dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu;
c)
pada fasilitas pelayanan kesehatan tertentu.
Jadi, yang diperbolehkan oleh hukum Indonesia adalah metode pembuahan sperma dan ovum
dari suami istri yang sah yang ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum berasal. Metode ini
dikenal dengan metode bayi tabung.
Adapun metode atau upaya kehamilan di luar cara alamiah selain yang diatur dalam pasal 127
UU Kesehatan, termasuk ibu pengganti atau sewa menyewa/penitipan rahim, secara hukum tidak
dapat dilakukan di Indonesia.
Sebagai informasi tambahan, praktek transfer embrio ke rahim titipan (bukan rahim istri yang
memiliki ovum tersebut) telah difatwakan haram oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 26
Mei 2006.
2.
praktek ibu pengganti atau sewa menyewa rahim belum diatur di Indonesia. Oleh karena itu,
tidak ada perlindungan hukum bagi para pelaku perjanjian ibu pengganti ataupun sewa menyewa
rahim.
Dalam pasal 1338 KUHPer memang diatur mengenai kebebasan berkontrak, di mana para pihak
dalam kontrak bebas untuk membuat perjanjian, apapun isi dan bagaimanapun bentuknya:
“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku bagi undang-undang bagi mereka yang
membuatnya.”
Akan tetapi, asas kebebasan berkontrak tersebut tetap tidak boleh melanggar syarat-syarat sahnya
perjanjian dalam pasal 1320 KUHPer yaitu:
1.
Kesepakatan para pihak;
2.
Kecakapan para pihak;
3.
Mengenai suatu hal tertentu; dan
4.
Sebab yang halal.
Jadi, salah satu syarat sahnya perjanjian adalah harus memiliki sebab yang halal, yaitu tidak
bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan, maupun dengan ketertiban umum (pasal 1320
jo pasal 1337 KUHPer). Sedangkan, seperti dijelaskan di atas, praktek ibu pengganti bukan
merupakan upaya kehamilan yang ”dapat dilakukan” menurut UU Kesehatan. Dengan demikian
syarat sebab yang halal ini tidak terpenuhi.
Download