GAMBARAN USIA KEJADIAN DIABETES MELLITUS DI RSUD KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program S1 Keperawatan Oleh RENI RISVIA NIM : 12SP277036 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS 2016 GAMBARAN USIA KEJADIAN DIABETES MELLITUS DI RSUD KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2016 1 Reni Risvia2Rudi Kurniawan3EndrianMulyadi JW 4 INTISARI Diabetes mellitus adalahsuatukelainanpadaseseorang yang ditandainaiknyakadarglukosadalamdarah (hiperglikemia) yang diakibatkankarenakekurangan insulin.faktorrisikolingkungan yang utamauntukterjadinya diabetes mellitus meliputi: usia, obesitas, faktormakanan,sertajarangmelakukanaktivitasfisik. Tujuanpenelitianinimengidentifikasigambaranusiakejadian diabetes mellitus di RSUD KabupatenCiamisTahun 2016. Penelitianinimenggunakanjenispenelitiandeskriptifyaitusuatumetodepenelitiandengant ujuanutamamembuatgambaranataudeskripsisuatuobjek.Populasipadapenelitianiniada lahpasien diabetes mellitus.Teknikpengambilansampelmenggunakantotal samplingsehinggadiperolehseluruhpopulasidijadikansampelpenelitianyaitusebanyak4 0 orang. Hasilpenelitianmenunjukkanbahwakejadian diabetes mellitus di RSUD KabupatenCiamisTahun2016 sebagianbesarberusia>40 tahun, yaitusebanyak 35 (87,5%). Saran diharapkandapatmemberikanpenyebaran info dancarauntukhidupsehatkepadapasien yang mengalamipenyakit diabetes mellitus serta meningkatkanpelayanankesehatanuntukmengurangi, ataumencegahterjadinya diabetes mellitusdanmerawatmasyarakat yang mengalami Diabetes Mellitus, dengan melalui pendidikan kesehatan diabetes mellitus dan memasang poster. Kata Kunci : Kepustakaan : Keterangan : Usia,Diabetes Mellitus 20referensi (2007-2015) 1 Judul, 2 NamaMahasiswa S1 Keperawatan, 3 NamaPembimbing I, 4 NamaPembimbing II v THE DESCRIPTION OF THE AGE OF DIABETES MELLITUS EVENTS IN DISTRICT HOSPITALS CIAMIS YEAR 20161 Reni Risvia2Rudi Kurniawan3EndrianMulyadi JW 4 ABSTRACT Diabetes mellitus is a disorder in people who marked rise in blood glucose levels (hyperglycaemia) resulting from lack of insulin. The main environmental risk factors for the occurrence of diabetes mellitus include: age, obesity, dietary factors, and less physical activity. The purpose of this study identifies a picture of age incidence of diabetes mellitus in Ciamis District Hospital 2016. This research use descriptive research is a research method with the ultimate aim of making a picture or description of an object. The population in this study are patients with diabetes mellitus. The sampling technique using total sampling in order to obtain the entire study population sampled as many as 40 people. The results showed that the incidence of diabetes mellitus in Ciamis District Hospital 2016 mostly aged> 40 years, as many as 35 (87.5%). Saran is expected to provide the spread of information and ways to live a healthy life to patients with diabetes mellitus and to improve health services to reduce or prevent the onset of diabetes mellitus and care for people who have Diabetes Mellitus, through health education of diabetes mellitus and putting up posters. Keywords : Bibliography : Description : Age, Diabetes mellitus 20reference(2007-2015) 1.Title, 2. Student Name, 3. Name ofSupervisor I, 4. Name ofSupervisorII vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang World Health Organization (WHO), dalam Kekenusa, Ratag, dan Wuwungan (2013) menyebutkan sekitar 347 juta orang di seluruh dunia menderita diabetes, penyakit diabetes meningkat secara global, khususnya di negara-negara berkembang. International Diabetes Federation ( IDF ) menyebutkan terdapat 382 juta orang yang hidup dengan diabetes di dunia pada tahun 2013. Pada tahun 2035 jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta orang. Di perkirakan dari 382 juta orang tersebut, 175 juta diantaranya belum terdiagnosis, sehingga terancam berkembang progresip menjadi komplikasi tanpa disadari dan tanpa pencegahan. (Kemenkes, 2014) Baharutan, Siagian, Lampus, & Palandeng, (2015) menyatakan bahwa Indonesia pada tahun 2013 menduduki peringkat ke-4 dari 10 negara dengan jumlah penderita diabetes mellitus terbanyak yang jumlah 8.554 juta orang. Rata-rata penderita diabetes mellitus adalah usia dewasa sekitar 2079 tahun. Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) tahun 2013 menyatakan bahwa di jawa barat rata-rata penderita diabetes mellitus berada pada usia 25-64 tahun prevalensi didaerah pedesaan lebih rendah dari perkotaan. (Kemenkes, 2014) Pemerintah melakukan banyak cara untuk menurunkan angka diabetes. Pada peringatan Hari Diabetes Sedunia (World Diabetes Day) 1 2 diharapkan perhatian terhadap diabetes terus meningkat. Menurut International Diabetes Federation (IDF) dan World Health Organization (WHO), WDD tahun 2014 menandai tahun pertama dari tiga tahun (20142016) yang akan berfokus pada tema “Healthy living and diabetes” dengan selogan “ Diabetes: protect our future” dan pesan kunci “make healthy food the easy choice, healthy eating: make the right choice, healthy eating begins with breakfast” estimasi terakhir IDF. (Kemenkes, 2014) Dalam surat An-Nahl ayat ke 69 menjelaskan tentang pencegahan makanan untuk penderita diabetes mellitus, yang berbunyi : ِ ث ُيبَِ ِْاُف َِ ِا ُب ُِ ُر َا ِالِ ُل ُُ ِجرِ ِخ ُْنِ ا ِت ام ِاُْف ُْنِ ِا َب ا ِهن ُو ُطب ُ ََّّلت ُْ ُر ُ بل َُّنا يُف ك ُال ُُِ ًُ ُُ ُي لُ ُم ِن ِم ُ ٌ ُرَّرِ ْ ِِج ُلُْخِ ُُ ِل ُنَّ ِو ِي يُُ ُي ٌُ ُءب ِف لُْ او .ُُ ُل ُء اارِ ﻦ “kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan”. Ayat di atas menjelaskan madu sebagai obat penyakit yang menyembuhkan bagi manusia, karena madu dalam al-qur’an tidak menyebutkan penyakit apa yang bisa disembuhkan oleh madu maka ahli tafsir menyimpulkan obat sebagai penyakit menyeluruh baik penyakit psikis maupun fisik, madu bisa dijadikan obat terhadap semua penyakit. 3 Diabetes mellitus adalah suatu kelainan pada seseorang yang ditandai naiknya kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) yang diakibatkan karena kekurangan insulin. (Padila, 2012) Peran perawat dalam mengatasi pasien diabetes mellitus adalah sebagai edukator dengan menjelaskan tentang penyakit diabetes mellitus dan hal yang paling dibutuhkan agar tidak terkena diabetes dengan pengaturan pola makan dan menjaga gaya hidup sehat. (Potter, 2009) Faktor-faktor yanga mempengaruhi diabetes mellitus terdiri dari faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik terdiri dari riwayat keluarga diabetes mellitus. Sedangkan faktor risiko lingkungan yang utama untuk terjadinya diabetes mellitus meliputi: usia, obesitas, faktor makanan, serta jarang melakukan aktivitas fisik . (Erniati, 2013) Dalam surat Al-A’raaf ayat 31 menjelaskan tentang jangan makan berlebih lebihan untuk penderita diabetes mellitus, yang berbunyi : .ُُن ُ ُن ِاِْنَّ ُنَّ ٌِ ُر ِانَّ ُنال ِلَِ ُريِنَّ َُّ او ِي ال ُِاُرب َِّلَِِْ ُري “Dan makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”. Usia manusia umumnya mengalami penurunan fisiologis secara dramatis dengan cepat pada usia 40 tahun. Penurunan ini yang akan beresiko pada fungsi endokrin pancreas untuk menghasilkan insulin . (Riyadi & Sukarmin, 2013) Pankreas adalah produksi dan kecepatan pemakaian metabolik insulin. Kurangnya insulin secara relatif dapat mengakibatkan peningkatan glukosa darah. Dalam keadaan normal makanan yang telah dicerna dalam gastrointestinal diubah mejadi glukosa, lemak, dan asam amino serta masuk ke dalam peredaran darah. Dengan insulin, hepar dapat mengambil glukosa, 4 lemak, dan asam amino dari peredaran darah. Hepar menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen, yang lain disimpan dalam sel otot dan sel lemak. Cadangan ini (glikogen) dapat diubah kembali menjadi glukosa apabila diperlukan. (Baradero, Dayrit, & Siswandi, 2009) Apabila jumlah insulin mengalami defisiensi (kekurangan) insulin, hiperglikemia akan timbul dan hiperglikemia ini adalah diabetes. Kekurangan insulin ini bisa absolut apabila pankreas tidak menghasilkan sama sekali insulin atau menghasilkan insulin, tetapi dalam jumlah yang tidak cukup, misalnya yang terjadi pada IDDM (DM Tipe 1). Kekurangan insulin dikatakan relatif apabila pankreas menghasilkan insulin dalam jumlah yang normal, tetapi insulinnya tidak efektif. Hal ini tampak pada NIDDM (DM Tipe 2), ada resistensi insulin. Apabila tidak ditangani akan menyebabkan komplikasi diabetes mellitus kronis dan akut bisa timbul. Pada komplikasi akut pasien bisa mengalami mual, muntah-muntah, memberatnya maslah cairan dan elektrolit bisa dengan cepat berkembang ke koma hyperglycemia atau diabetik ketoasidosis (DAK). Pada kompliksai kronis, pasien bisa mengalami gangguan mikrovaskuler, atau neuropati. (Baradero, Dayrit, & Siswandi, 2009) Usia yang sangat rentan untuk memiliki penyakit diabetes mellitus menurut (Jelantik, Haryati, & Widyaiswara, 2013). yaitu pada usia ≥60 tahun lebih banyak dari usia < 55 tahun. Umur ≥60 berkaitan dengan terjadinya penyakit diabetes mellitus pada usia tua. Usia muda yang sudah mengalami diabetes mellitus diantaranya usia 15 tahun,18≥ tahun, 40 tahun, dan <45 tahun. Fungsi tubuh yang mempunyai penyakit diabetes mellitus secara fisiologis akan menurun karena terjadi penurunan sekresi atau resistensi 5 insulin sehingga kemampuan fungsi tubuh terhadap pengendalian glukosa darah sangat tinggi dan kurang optimal. Dalam surat Asy-Syu'ara' ayat 80…menjelaskan tentang apabila kita sakit hanya alloh yang bisa menyembuhkan semua penyakit penderita pada manusia, yang berbunyi : ِ ُِنَُّ ُاَّ ُْ ُرض .ُُن ُ ث ُيط ُِن ُُ ٌِء “Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku”,.(Surat Asy-Syu'ara' Ayat 80). Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dari 5 penderita diabetes rata-rata usianya diatas 40 tahun, Karena usia 40 tahun akan mengalami penurunan fisiologis secara dramatis dengan cepat. Penurunan ini yang akan beresiko pada fungsi endokrin pancreas untuk menghasilkan insulin . mereka didiagnosis diabetes mellitus sekitar 2 tahun yang lalu. dan melakukan pengobatan, pemeriksaan gula darah secara rutin dan teratur. Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Gambaran usia kejadian diabetes mellitus di RSUD ciamis”. B. Rumusan Masalah Angka kejadian diabetes mellitus menurut Internasional Diabetes Federation adalah terdapat 382 juta orang yang hidup dengan diabetes di dunia pada tahun 2013, dengan faktor usia sebagai penyumbang terbesar. Maka dari itu penulis merumuskan masalah “ Bagaimana gambaran usia kejadian diabetes mellitus di RSUD ciamis. 6 C. Tujuan Penelitian Mengidentifikasi gambaran usia kejadian diabetes mellitus, riwayat keluarga, dan jenis kelamin di RSUD Kabupaten Ciamis. D. Manfaat 1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya ilmu kesehatan dan keperawatan terutama tentang usia kejadian diabetes mellitus. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Perawat Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan khususnya meningkatkan asuhan ilmu keperawatan keperawatan kepada dalam pasien ilmu upaya yang mengalami Diabetes Mellitus. b. Untuk Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan bacaan dan referensi mahasiswa khususnya mahasiswa keperawatan Stikes Muhammadiyah Ciamis. Untuk melakukan penelitian selanjutnya dan meningkatkan pengetahuan tentang penyakit diabetes mellitus. c. Untuk Rumah Sakit Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada rumah sakit khususnya rumah sakit umum daerah kabupaten Ciamis untuk selalu meningkatkan pelayanan kesehatan 7 guna mengurangi, atau mencegah dan merawat pasien yang mengalami diabetes mellitus. d. Untuk Peneliti Untuk menambah wawasan dan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan penulis dan sebagai sarana dalam menerapkan teori yang telah diperoleh selama mengikuti kuliah dan mengklasifikasikannya dilapangan dalam bentuk penelitian. E. Keaslian penelitian terdahulu tentang diabetes mellitus Tabel 1.1. Keaslian Penelitian No judul penelitian sampel metode hasil tahun 1 Hubungan faktor resiko umur, jenis kelamin, kegemukan , dan hipertensi dengan kejadian diabetes mellitus tipe II diwilayah kerja puskesmas mataram 100 responde n dengan faktor resiko umur. Casecontrol Dari hasil penelitian hubungan faktor resiko umur dengan kejadian diabetes mellitus tipe II di dapatkan bahwa sebagian besar responden mempunyai umur ≥40 tahun. Ada hubungan faktor risiko umur dengan kejadian diabetes mellitus tipe II. 2 faktorfaktor risiko pasien diabetes mellitus 154 orang respon dengan kejadia n DM. Casecontrol Berdasarkan hasil 2007 penelitian diperoleh bahwa kelompok usia 45 tahun atau lebih, memiliki riwayat keluarga dengan DM merupakan kelompok usia yang pola makannya tidak sehat dan pola kepribadian type A merupakan kelompok yang 2013 penyusun 1 .IGusti Made Geria Jelantik 2. Hj.Erna Haryati Zahtamal , Fifia Chandra, Suyanto, Tuti Restuast uti. 8 beresiko menderita DM, sehingga pada kelompok masyarakat ini dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan untuk deteksi dini adanya gejala-gejala prediabetes dan diabetes. Perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah metode yang akan digunakan deskriptif, tempat yang akan di gunakan RSUD Ciamis, cara ukur menggunakan wawancara, skala ukur dengan lembar wawancara, hasil ukur <40, =40, >40. Dengan menggunakan variabel mellitus dengan sampel 40 0rang. usia kejadian diabetes BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Diabetes Mellitus a. Definisi Diabetes Mellitus Diabetes mellitus adalah suatu kelainan pada seseorang yang ditandai naiknya kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) yang diakibatkan karena kekurangan insulin. (Padila, 2012) b. Etiologi Diabetes Melitus Diabetes tipe 1 : 1) Faktor genetik ( keturunan ) Diabetes mellitus adalah penyakit keturunan, bukan penyakit menular. kedua orang tuanya menderita penyakit diabetes mellitus. lebih cenderung mempunyai anak yang menderita penyakit diabetes mellitus. dibandingkan dengan kedua orang tuanya yang tidak memiliki penyakit diabetes. (Riyadi & Sukarmin, 2013). 2) Usia Umumnya manusia mengalami penurunan fisiologis yang secara dramatis menurun dengan cepat pada usia 40 tahun. Penurunan ini akan berisiko fusngsi endokrin pemproduksi insulin (Riyadi & Sukarmin, 2013). 3) Gaya hidup stress Stress kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan yang cepat saji yang banyak pengawet, lemak, dan 9 10 gula. Akibat makanan ini sangat berpengaruh besar terhadap kerja pankreas. Stres juga akan meningkat karena kerja metabolisme dalam tubuh memerlukan energi yang berakibat kenaikan kerja pankreas. Beban yang tinggi membuat pankreas mudah rusak sehingga berdampak penurunan insulin. (Riyadi & Sukarmin, 2013) 4) Pola makan yang salah Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama meningkatkan resiko terkena diabetes. malnutrisi dapat merusak pankreas, sedangkan obesitas dapat meningkatkan gangguan kerja insulin. pola makan yang tidak teratur dan cenderung terlambat akan berperan pada ketidakstabilan kerja prankreas (Riyadi & Sukarmin, 2013) 5) Obesitas Obesitas mengakibatkan sel-sel beta pankreas mengalami hipertropi yang akan berpengaruh pada penurunan produksi insulin. hipertropi pankreas disebabkan karena peningkatan beban metabolisme glukosa obesitas untuk mencukupi energi sel yang terlalu banyak. (Riyadi & Sukarmin, 2013) 6) Infeksi Masuknya bakteri atau virus ke dalam pankreas akan mengakibatkan rusaknya sel-sel pankreas. Kerusakan seakan ini berakibat pada penurunan fungsi pankreas. (Riyadi & Sukarmin, 2013) 11 c. Klasifikasi Diabetes mellitus Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut : 1) Tipe 1 : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM) Diabetes mellitus tipe I, yaitu defisiensi insulin karena kerusakan sel-sel langerhans, yang berhubungan dengan tipe HLA (Human Leucocyte Antigen) spesifik, prediposisi pada fenomena auotoimun (cenderung terjadi pada usia muda) kelainan ini terjadi karena kerusakan system imunitas (kekebalan tubuh) yang kemudian merusak sel-sel langerhans di prenkreas. (Riyadi & Sukarmin, 2013) 2) Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM) Diabetes mellitus tipe II, adalah penyakit diabetes yang banyak sekali di derita orang. hampir 90% penderita diabetes adalah tipe II ini. Diabetes jenis ini disebut juga diabetes life style karena selain faktor keturunan, penyebab utamanya adalah gaya hidup tidak sehat. Umumnya, diabetes tipe ini mengenai orang dewasa yang berusia 30 tahun atau lebih, tapi akhir-akhir ini juga banyak mengenai orang-orang yang lebih muda. Gejala diabetes tipe 2 berkembang sangat lambat, bisa sampai bertahun-tahun. Penderita diabetes tipe 2 tidak mutlak memerlukan suntikan insulin karena pankreasnya masih menghasilkan insulin, tapi kerja insulin menjadi tidak efektif karena di dalam tubuh tengah terjadi resistensi insulin atau penurunan kemampuan hormon insulin menurunkan kadar gula darah. (Riyadi & Sukarmin, 2013) 12 3) Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lain nya yaitu diabetes yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu seperti penyakit pankreas, hormonal, obat, atau bahan kimia seperti : a) Penyakit pankreas ini berdampak pada kerusakan anatomis dan fungsional organ pankreas akibat aktivitas toksik baik karena bakteri dan kimia. b) Penyakit hormonal yaitu seperti kelebihan hormon akan berdampak pada peningkatan glukosa dalam darah. c) Pemberian zat kimia atau obat-obatan yaitu pada peningkatan glukosa dalam darah karena dampaknya seperti glukokortikoid. (Riyadi & Sukarmin, 2013) 4) Diabetes mellitus gestasional (GDM) Diabetes mellitus gestasional (GDM) adalah penyakit diabetes yang terjadi pada ibu hamil, yang disebabkan oleh gangguan toleransi glukosa pada pasien tersebut. dalam kehamilan terjadi metabolism endokrin dan karbohidrat yang menunjang pemanasan makanan bagi janin serta persiapan menyusui. (Riyadi & Sukarmin, 2013) d. Tanda dan gejala Keluhan utama pasien Diabetes melitus seperti Poliuria, Polidipsia, Polifagia, pada diabetes mellitus umumnya tidak ada. Sebaiknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat komplikasi kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada diabetes mellitus lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua, hingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus dengan 13 komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena katarak, Rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim. (Padila, 2012) Riyadi dan Sukarmin (2013) menyebutkan bahwa tanda dan gejala diabetes mellitus yaitu : 1) Poliuria (peningkatan pengeluaran urin) 2) Polidipsia (peningkatan rasa haus ) akibat volume urine yang sangat besar dan keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel. 3) Rasa lemah dan kelelahan otot akibat gangguan aliran darah pada pasien diabetes mellitus lama, metabolisme protein diotot dan ketidak mampuan sebagaian besar sel untuk menggunakan energi. 4) Polifagia (peningkatan rasa lapar). 5) Peningkatan angka infeksi akibat penrunan protein sebagai bahan pembentukan antibody, peningkatan konsentrasi glukosa disekresi mukus, gangguan fungsi imun, dan penurunan aliran darah pada penderita diabetes mellitus kronik. 6) Kelainan kulit, gatal bisul-bisul Kelainan kulit berupa gatal-gatal, biasanya terjadi di daerah ginjal, lipatan kulit seperti diketiak dan dibawah payudara. Biasanya akibat tumbuhnya jamur. 14 7) Kesemutan akibat terjadinya neuropati Pada penderita diabetes mellitus generasi sel persarafan mengalami gangguan akibat kekurangan bahan dasar utama yang berasal dari protein. 8) Kelemahan tubuh Kelemahan tubuh terjadi akibat penurunan produksi energi metabolik yang dilakukan oleh sel melalui proses glikosis. 9) Luka atau bisul yang tidak sembuh-sembuh Proses penyembuhan luka membutuhkan bahan dasar protein dan unsur-unsur makanan yang lain. pada penderita diabetes mellitus kebutuhan protein banyak dibutuhkan untuk kebutuhan energi sel sehingga bahan digunakan untuk penggantian jaringan yang rusak. 10) Mata kabur yang disebabkan katarak atau gangguan refraksi akibat perubahan pada lensa oleh hiperglekimia. e. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang menurut (Riyadi & Sukarmin, 2013) yaitu : 1) Gula darah sewaktu <140 mg/dl, digunakan untuk skrining bukan diagnostik 2) Gula darah puasa (GDO) 70-110 mg/dl, kriteria diagnostik untuk DM > 140 mg/dl paling sedikit dua kali pemeriksaan. 3) Gula darah 2jam post prodigal < 140 mg/dl, digunakan untuk skrining atau evaluasi pengobatan. 15 4) Tes toleransi glukosa dilakukan pada pasien yang telah bebas diet, dan beraktivitas fisik 3 hari sebelum tes. f. Penatalaksanaan Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi kompikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal. (Padila, 2012) Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes mellitus yaitu: 1) Diet Tujuan umum penatalaksanaan diet pada diabetes mellitus adalah: a) Mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah mendekati kadar normal. b) Mencapai dan mempertahankan lipid mendekati kadar yang optimal 2) c) Mencegah komplikasi akut dan kronik d) Meningkatkan kualitas hidup. Olah raga Dianjurkan latihan jasmani teratur 3-4 kali tiap minggu selama kurang lebih 30 menit. Latihan dilakukan terus menerus tanpa berhenti, otot-otot berkontraksi dan relaksasi secara teratur. 3) Terapi ( jika diperlukan) 4) Pendidikan kesehatan 16 g. Komplikasi diabetes mellitus Komplikasi menurut (Riyadi & Sukarmin, 2013) yaitu : 1) Komplikasi yang bersifat akut a) Koma hipoglikemia Koma hipoglikemia terjadi karena pemakaian obat-obatan diabetik yang melebihi dosis yang dianjurkan sehingga terjadi penurunan glukosa dalam darah. b) Ketoasidosis Glukosa didalam sel akan mengakibatkan sel mencari sumber alternatif untuk dapat memperoleh energi sel. Kalau tidak ada glukosa makan benda-benda keton akan dipakai sel. Kondisi ini akan mengakibatkan penumpukan dan pembongkaran benda-benda keton yang berlebihan yang akan mengakibatkan asidosis 2) Komplikasi yang bersifat kronik a) Makroangiopati yang mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung, pembuluh darah otak. Perubahan pada pembuluh darah besar dapat mengalami peradangan pembuluh darah yang terjadi pada DMTTI/NIDDM. Komplikasi Makroangiopati adalah penyakit vaskuler otak dan penyakit vaskuler perifer. b) Makroangiopati yang mengenai pembuluh darah kecil, retinopati diabetika, neuropati diabetik. Perubahan- perubahan mikrovaskuler yang ditandai dengan penebalan dan kerusakan membrane diantara jaringan dan pembuluh darah sekitar. Terjadi pada penderita DMTI/IDDM . 17 c) Neuropati diabetika akumulasi orbital di dalam jaringan dan perubahan metabolik mengakibatkan fungsi sensorik dan motorik saraf menurun kehilangan sensori mengakibatkan penurunan persepsi nyeri. d) Kaki diabetik e) Perubahan Mikroangiopati, makroangiopati dan neuropati menyebabkan perubahan pada ekstremitas bawah. Komplikasinya dapat tejadi gangguan sirkulasi, terjadi infeksi, gangren, penurunan sensasi dan hilangnya fungsi saraf sensorik. h. Pencegahan diabetes mellitus Menurut Baradero, Dayrit, & Siswandi, 2009 Perawatan kesehatan preventif untuk penyakit DM bisa primer, sekunder, atau tersier. Ada beberapa faktor resiko untuk penyakit diabetes mellitus, antara lain riwayat diabetes dalam keluarga, obesitas, dan umur. yaitu : 1) Pencegahan primer Selain pengetahuan tentang faktor resiko, penyuluhan kesehatan lainnya dapat juga membantu dalam pencegahan primer miaslnya, penyuluhan kesehatan mengenai pola makan sehat, termasuk gerak badan dan pengendalian berat badan. Gerak badan dari mulai yang ringan sampai yang sedang selama 30 menit setiap hari dianjurkan misalnya berjalan, berenang, bersepeda, menari dan berkebun. Berat badan bisa meningkatan sensitivitas insulin dan mengurangi faktor resiko untuk penyakit kardiovaskuler. 18 2) Pencegahan sekunder Individu yang sudah diketahui penyakit diabetes mellitus harus diberi kemudahan untuk memperoleh penyuluhan kesehatan tentang penyakit diabetes mellitus, dukungan diet, system pendukung social, asuhan medis, dan asuhan keperawatan. Dengan demikian komplikasi akan terdeteksi awal dan dapat diberikan tindakan yang tepat. 3) Pencegahan tersier Komplikasi kronis dan akut sering kali timbul, maka perawat perlu mengenal dan terampil melakukan pencegahan tersier agar komplikasi dapat dikurangi. Dalam surat Asy-Syu'ara' ayat 80 menjelaskan tentang apabila kita sakit hanya alloh yang bisa menyembuhkan semua penyakit penderita pada manusia, yang berbunyi : ِ ُِنَُّ ُاَّ ُْ ُرض .ُُن ُ ث ُيط ُِن ُُ ٌِء “dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku”,.(Surat AsySyu'ara' Ayat 80). 2. Faktor usia kejadian diabetes mellitus Gibney, 2008 dalam Erniati, (2013) Faktor risiko terjadinya DM tipe 2 terdiri dari faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik terdiri dari riwayat keluarga DM. Sedangkan faktor risiko lingkungan yang utama dalam terjadinya DM yaitu: usia, obesitas dan makanan serta jarang melakukan aktivitas fisik. 19 Zahtamal, Chandra, & Restuastuti, (2007), Berdasarkan pengolahan faktor risiko usia dengan DM didapatkan bahwa probabilitas untuk terjadinya DM pada usia <45 tahun dan 45 tahun adalah lebih kurang 1 banding 6 dengan asumsi sekitar 84% kasus DM dapat dicegah dengan memperhatikan faktor risiko umur. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa mereka dengan usia lebih dari 45 tahun adalah kelompok usia yang berisiko menderita diabetes mellitus. Diabetes mellitus merupakan penyakit yang terjadi akibat penurunan fungsi organ tubuh (degeneratif) terutama gangguan organ pankreas dalam menghasilkan hormon insulin, sehingga diabetes mellitus akan meningkat kasusnya sejalan dengan pertambahan usia. Umur menurut penelitian di swiss oleh suwondo bahwa pada usia ≥60tahun. Kasus diabetes mellitus menunjukkan bahwa umur penderita diabetes pada usia tua ≥ 60tahun 3 kali lebih banyak dari usia muda < 55 tahun. Umur ≥60tahun berkaitan dengan terjadinya diabetes karena pada usia tua, fungsi tubuh secara fisiologis menurun karena terjadi penurunan sekresi atau resistensi insulin sehingga kemampuan fungsi tubuh terhadap pengendalian glukosa darah yang tinggi kurang optimal. (Jelantik, Haryati, & Widyaiswara, 2013) 3. Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan diabetes mellitus a. Faktor risiko pasien diabetes mellitus menurut Zahtamal, Chandra, & Restuastuti, (2007) penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2013 dengan sampel 154 orang, metode yang digunakan case-control dengan berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa kelompok usia 45 tahun atau lebih, memiliki riwayat keluarga dengan DM 20 merupakan kelompok usia yang pola makannya tidak sehat dan pola kepribadian type A merupakan kelompok yang beresiko menderita DM, sehingga pada kelompok masyarakat ini dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan untuk deteksi dini adanya gejala-gejala prediabetes dan diabetes. b. Hubungan faktor risiko umur, jenis kelamin, kegemukan, dan hipertensi dengan kejadian diabetes mellitus. Menurut Jelantik, Haryati, & Widyaiswara, (2013) Metode ini menggunakan pendekatan desain case-control dengan sampel 100 orang yang berkaitan dengan penyakit diabetes mellitus, yang dilaksanakan pada tahun 2013. Dari hasil penelitian hubungan faktor resiko umur dengan kejadian diabetes mellitus tipe II di dapatkan bahwa sebagian besar responden mempunyai umur ≥40 tahun. Ada hubungan faktor risiko umur dengan kejadian diabetes mellitus tipe II. Faktor-faktor yang menyebabkan diabetes mellitus diantaranya yaitu usia, jenis kelamin, berat badan, dan genetik. Dalam penelitian ini difokuskan pada usia, karena semakin bertambahnya usia akan mengakibatkan penurunan fisiologis secara dramatis dengan cepat pada usia 40 tahun. Penurunan ini yang akan beresiko pada fungsi endokrin pankreas untuk menghasilkan insulin. (Riyadi & Sukarmin, 2013) 21 B. Kerangka konsep Usia 40 tahun Usia 40 tahun Usia 40 tahun Jenis kelamin Diabetes Mellitus Berat badan Genetik Keterangan : : Variable yang di teliti : Variable yang tidak di teliti Gambar 2.1 Kerangka Konsep Sumber di modifikasi dari : Jelantik, Haryati, & Widyaiswara, (2013) DAFTAR PUSTAKA Al Quran Surat Al-A’raaf ayat 31 Al Quran surat An-Nahlayatke 69 Al Quran surat asy-syu’raa’ ayat ke 80 Baradero, M., Dayrit, M. W., & Siswandi, Y. (2009). Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Endokrin. Jakarta. Kedokteran EGC. Depkes. (2013 ). Pengertian Umur Dan Kategori Umur. Erniati. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Lanjut Usia. jurnal kesehatan. Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Hidayat, A. A. (2008). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa. Jakarta: Salemba Medika. Jelantik, I. M., Haryati, E., & Widyaiswara. (2013). Hubungan Faktor Risiko Umur, Jenis Kelamin, Kegemuk. media bina ilmiah . Kekenusa, J. S., Ratag, B. T., & Wuwungan, G. (2013). Analisis Hubungan Antara Umur Dan Riwayat Keluarga Menderita Dm. Kesehatan Masyarakat. Kemenkes RI. (2014). Situasi Dan Analisis Diabetes Mellitus. Kemenkes RI. Padila. (2012). keperawatan medikal bedah. yogyakarta. Nuha Medika. Potter, P. (2009). Pundamental Of Nursing. Jakarta: Salemba Medika. Putri, N. H., & Isfandiari, M. A. (2013). Epidemiologi. Hubungan Empat Pilar Pengendalian Dm Tipe 2 . Riyadi, S., & Sukarmin. (2013). Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan esokrin dan endokrin pankreas.Yogyakarta. Graha Ilmu. Setiadi. (2013). Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: ALFABETA. Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Zahtamal, Chandra, F., & Restuastuti, T. (2007). faktor-faktor resiko pasien diabetes mellitus. kesehatan masyarakat .