hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan

advertisement
GAMBARAN USIA KEJADIAN DIABETES MELLITUS
DI RSUD KABUPATEN CIAMIS
TAHUN 2016
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
Pada Program S1 Keperawatan
Oleh
RENI RISVIA
NIM : 12SP277036
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
CIAMIS
2016
GAMBARAN USIA KEJADIAN DIABETES MELLITUS DI RSUD KABUPATEN
CIAMIS TAHUN 2016 1
Reni Risvia2Rudi Kurniawan3EndrianMulyadi JW 4
INTISARI
Diabetes
mellitus
adalahsuatukelainanpadaseseorang
yang
ditandainaiknyakadarglukosadalamdarah
(hiperglikemia)
yang
diakibatkankarenakekurangan
insulin.faktorrisikolingkungan
yang
utamauntukterjadinya
diabetes
mellitus
meliputi:
usia,
obesitas,
faktormakanan,sertajarangmelakukanaktivitasfisik.
Tujuanpenelitianinimengidentifikasigambaranusiakejadian diabetes mellitus di RSUD
KabupatenCiamisTahun 2016.
Penelitianinimenggunakanjenispenelitiandeskriptifyaitusuatumetodepenelitiandengant
ujuanutamamembuatgambaranataudeskripsisuatuobjek.Populasipadapenelitianiniada
lahpasien
diabetes
mellitus.Teknikpengambilansampelmenggunakantotal
samplingsehinggadiperolehseluruhpopulasidijadikansampelpenelitianyaitusebanyak4
0 orang.
Hasilpenelitianmenunjukkanbahwakejadian
diabetes
mellitus
di
RSUD
KabupatenCiamisTahun2016 sebagianbesarberusia>40 tahun, yaitusebanyak 35
(87,5%).
Saran
diharapkandapatmemberikanpenyebaran
info
dancarauntukhidupsehatkepadapasien yang mengalamipenyakit diabetes mellitus
serta meningkatkanpelayanankesehatanuntukmengurangi, ataumencegahterjadinya
diabetes mellitusdanmerawatmasyarakat yang mengalami Diabetes Mellitus, dengan
melalui pendidikan kesehatan diabetes mellitus dan memasang poster.
Kata Kunci
:
Kepustakaan :
Keterangan :
Usia,Diabetes Mellitus
20referensi (2007-2015)
1 Judul, 2 NamaMahasiswa S1 Keperawatan, 3 NamaPembimbing
I, 4 NamaPembimbing II
v
THE DESCRIPTION OF THE AGE OF DIABETES MELLITUS EVENTS IN DISTRICT
HOSPITALS CIAMIS YEAR 20161
Reni Risvia2Rudi Kurniawan3EndrianMulyadi JW 4
ABSTRACT
Diabetes mellitus is a disorder in people who marked rise in blood glucose levels
(hyperglycaemia) resulting from lack of insulin. The main environmental risk factors
for the occurrence of diabetes mellitus include: age, obesity, dietary factors, and less
physical activity.
The purpose of this study identifies a picture of age incidence of diabetes mellitus in
Ciamis District Hospital 2016.
This research use descriptive research is a research method with the ultimate aim of
making a picture or description of an object. The population in this study are patients
with diabetes mellitus. The sampling technique using total sampling in order to obtain
the entire study population sampled as many as 40 people.
The results showed that the incidence of diabetes mellitus in Ciamis District Hospital
2016 mostly aged> 40 years, as many as 35 (87.5%).
Saran is expected to provide the spread of information and ways to live a healthy life
to patients with diabetes mellitus and to improve health services to reduce or prevent
the onset of diabetes mellitus and care for people who have Diabetes Mellitus,
through health education of diabetes mellitus and putting up posters.
Keywords :
Bibliography :
Description :
Age, Diabetes mellitus
20reference(2007-2015)
1.Title, 2. Student Name, 3. Name ofSupervisor I, 4. Name
ofSupervisorII
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
World Health Organization (WHO), dalam Kekenusa, Ratag, dan
Wuwungan (2013) menyebutkan sekitar 347 juta orang di seluruh dunia
menderita diabetes, penyakit diabetes meningkat secara global, khususnya
di negara-negara berkembang. International Diabetes Federation ( IDF )
menyebutkan terdapat 382 juta orang yang hidup dengan diabetes di dunia
pada tahun 2013. Pada tahun 2035 jumlah tersebut diperkirakan akan
meningkat menjadi 592 juta orang. Di perkirakan dari 382 juta orang
tersebut, 175 juta diantaranya belum terdiagnosis, sehingga terancam
berkembang progresip menjadi komplikasi tanpa disadari dan tanpa
pencegahan. (Kemenkes, 2014)
Baharutan, Siagian, Lampus, & Palandeng, (2015) menyatakan
bahwa Indonesia pada tahun 2013 menduduki peringkat ke-4 dari 10 negara
dengan jumlah penderita diabetes mellitus terbanyak yang jumlah 8.554 juta
orang. Rata-rata penderita diabetes mellitus adalah usia dewasa sekitar 2079 tahun.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) tahun 2013 menyatakan bahwa di
jawa barat rata-rata penderita diabetes mellitus berada pada usia 25-64
tahun
prevalensi
didaerah
pedesaan
lebih
rendah
dari
perkotaan.
(Kemenkes, 2014)
Pemerintah melakukan banyak cara untuk menurunkan angka
diabetes. Pada peringatan Hari Diabetes Sedunia (World Diabetes Day)
1
2
diharapkan
perhatian
terhadap
diabetes
terus
meningkat.
Menurut
International Diabetes Federation (IDF) dan World Health Organization
(WHO), WDD tahun 2014 menandai tahun pertama dari tiga tahun (20142016) yang akan berfokus pada tema “Healthy living and diabetes” dengan
selogan “ Diabetes: protect our future” dan pesan kunci “make healthy food
the easy choice, healthy eating: make the right choice, healthy eating begins
with breakfast” estimasi terakhir IDF. (Kemenkes, 2014)
Dalam surat An-Nahl ayat ke 69 menjelaskan tentang pencegahan
makanan untuk penderita diabetes mellitus, yang berbunyi :
ِ ‫ث ُيبَِ ِْاُف َِ ِا ُب ُِ ُر َا ِالِ ُل ُُ ِجرِ ِخ ُْنِ ا‬
‫ِت ام ِاُْف ُْنِ ِا َب ا‬
‫ِهن ُو ُطب‬
ُ َّ‫َّلت ُْ ُر‬
ُ
‫بل َُّنا يُف ك ُال ُُِ ًُ ُُ ُي لُ ُم ِن ِم‬
ُ ‫ٌ ُرَّرِ ْ ِِج ُلُْخِ ُُ ِل ُنَّ ِو ِي يُُ ُي ٌُ ُءب ِف لُْ او‬
.‫ُُ ُل ُء اارِ ﻦ‬
“kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah
jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke
luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi
orang-orang yang memikirkan”.
Ayat di atas menjelaskan madu sebagai obat penyakit yang
menyembuhkan bagi manusia, karena madu dalam al-qur’an tidak
menyebutkan penyakit apa yang bisa disembuhkan oleh madu maka ahli
tafsir menyimpulkan obat sebagai penyakit menyeluruh baik penyakit psikis
maupun fisik, madu bisa dijadikan obat terhadap semua penyakit.
3
Diabetes mellitus adalah suatu kelainan pada seseorang yang
ditandai
naiknya
kadar
glukosa
dalam
darah
(hiperglikemia)
yang
diakibatkan karena kekurangan insulin. (Padila, 2012)
Peran perawat dalam mengatasi pasien diabetes mellitus adalah
sebagai edukator dengan menjelaskan tentang penyakit diabetes mellitus
dan hal yang paling dibutuhkan agar tidak terkena diabetes dengan
pengaturan pola makan dan menjaga gaya hidup sehat. (Potter, 2009)
Faktor-faktor yanga mempengaruhi diabetes mellitus terdiri dari
faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik terdiri dari riwayat
keluarga diabetes mellitus. Sedangkan faktor risiko lingkungan yang utama
untuk terjadinya diabetes mellitus meliputi: usia, obesitas, faktor makanan,
serta jarang melakukan aktivitas fisik . (Erniati, 2013)
Dalam surat Al-A’raaf ayat 31 menjelaskan tentang jangan makan
berlebih lebihan untuk penderita diabetes mellitus, yang berbunyi :
.‫ُُن‬
ُ ‫ُن ِاِْنَّ ُنَّ ٌِ ُر ِانَّ ُنال ِلَِ ُريِنَّ َُّ او ِي ال ُِاُرب َِّلَِِْ ُري‬
“Dan makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah
tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”.
Usia manusia umumnya mengalami penurunan fisiologis secara
dramatis dengan cepat pada usia 40 tahun. Penurunan ini yang akan
beresiko pada fungsi endokrin pancreas untuk menghasilkan insulin . (Riyadi
& Sukarmin, 2013)
Pankreas adalah produksi dan kecepatan pemakaian metabolik
insulin. Kurangnya insulin secara relatif dapat mengakibatkan peningkatan
glukosa darah. Dalam keadaan normal makanan yang telah dicerna dalam
gastrointestinal diubah mejadi glukosa, lemak, dan asam amino serta masuk
ke dalam peredaran darah. Dengan insulin, hepar dapat mengambil glukosa,
4
lemak, dan asam amino dari peredaran darah. Hepar menyimpan glukosa
dalam bentuk glikogen, yang lain disimpan dalam sel otot dan sel lemak.
Cadangan ini (glikogen) dapat diubah kembali menjadi glukosa apabila
diperlukan. (Baradero, Dayrit, & Siswandi, 2009)
Apabila jumlah insulin mengalami defisiensi (kekurangan) insulin,
hiperglikemia akan timbul dan hiperglikemia ini adalah diabetes. Kekurangan
insulin ini bisa absolut apabila pankreas tidak menghasilkan sama sekali
insulin atau menghasilkan insulin, tetapi dalam jumlah yang tidak cukup,
misalnya yang terjadi pada IDDM (DM Tipe 1). Kekurangan insulin dikatakan
relatif apabila pankreas menghasilkan insulin dalam jumlah yang normal,
tetapi insulinnya tidak efektif. Hal ini tampak pada NIDDM (DM Tipe 2), ada
resistensi insulin.
Apabila tidak ditangani akan menyebabkan komplikasi
diabetes mellitus kronis dan akut bisa timbul. Pada komplikasi akut pasien
bisa mengalami mual, muntah-muntah, memberatnya maslah cairan dan
elektrolit bisa dengan cepat berkembang ke koma hyperglycemia atau
diabetik ketoasidosis (DAK). Pada kompliksai kronis, pasien bisa mengalami
gangguan mikrovaskuler, atau neuropati. (Baradero, Dayrit, & Siswandi,
2009)
Usia yang sangat rentan untuk memiliki penyakit diabetes mellitus
menurut (Jelantik, Haryati, & Widyaiswara, 2013). yaitu pada usia ≥60 tahun
lebih banyak dari usia < 55 tahun. Umur ≥60 berkaitan dengan terjadinya
penyakit diabetes mellitus pada usia tua. Usia muda yang sudah mengalami
diabetes mellitus diantaranya usia 15 tahun,18≥ tahun, 40 tahun, dan <45
tahun. Fungsi tubuh yang mempunyai penyakit diabetes mellitus secara
fisiologis akan menurun karena terjadi penurunan sekresi atau resistensi
5
insulin sehingga kemampuan fungsi tubuh terhadap pengendalian glukosa
darah sangat tinggi dan kurang optimal.
Dalam surat Asy-Syu'ara' ayat 80…menjelaskan tentang apabila kita
sakit hanya alloh yang bisa menyembuhkan semua penyakit penderita pada
manusia, yang berbunyi :
ِ ِ‫ُنَُّ ُاَّ ُْ ُرض‬
.‫ُُن‬
ُ ‫ث ُيط ُِن ُُ ٌِء‬
“Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku”,.(Surat Asy-Syu'ara' Ayat
80).
Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dari 5 penderita
diabetes rata-rata usianya diatas 40 tahun, Karena usia 40 tahun akan
mengalami penurunan fisiologis secara dramatis dengan cepat. Penurunan
ini yang akan beresiko pada fungsi endokrin pancreas untuk menghasilkan
insulin .
mereka didiagnosis diabetes mellitus sekitar 2 tahun yang lalu. dan
melakukan pengobatan, pemeriksaan gula darah secara rutin dan teratur.
Berdasarkan
latar
belakang
di
atas
penulis
tertarik
untuk
mengadakan penelitian dengan judul “ Gambaran usia kejadian diabetes
mellitus di RSUD ciamis”.
B. Rumusan Masalah
Angka kejadian diabetes mellitus menurut Internasional Diabetes
Federation adalah terdapat 382 juta orang yang hidup dengan diabetes di
dunia pada tahun 2013, dengan faktor usia sebagai penyumbang terbesar.
Maka dari itu penulis merumuskan masalah “ Bagaimana gambaran
usia kejadian diabetes mellitus di RSUD ciamis.
6
C. Tujuan Penelitian
Mengidentifikasi gambaran usia kejadian diabetes mellitus, riwayat
keluarga, dan jenis kelamin di RSUD Kabupaten Ciamis.
D. Manfaat
1.
Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan
khususnya ilmu kesehatan dan keperawatan terutama tentang
usia
kejadian diabetes mellitus.
2.
Manfaat Praktis
a.
Bagi Perawat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan
khususnya
meningkatkan
asuhan
ilmu
keperawatan
keperawatan
kepada
dalam
pasien
ilmu
upaya
yang
mengalami Diabetes Mellitus.
b.
Untuk Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan bacaan dan
referensi mahasiswa khususnya mahasiswa keperawatan Stikes
Muhammadiyah Ciamis. Untuk melakukan penelitian selanjutnya
dan meningkatkan pengetahuan tentang penyakit diabetes mellitus.
c.
Untuk Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada
rumah sakit khususnya rumah sakit umum daerah
kabupaten Ciamis untuk selalu meningkatkan pelayanan kesehatan
7
guna mengurangi, atau mencegah dan merawat pasien yang
mengalami diabetes mellitus.
d.
Untuk Peneliti
Untuk menambah wawasan dan untuk meningkatkan ilmu
pengetahuan penulis dan sebagai sarana dalam menerapkan teori
yang
telah
diperoleh
selama
mengikuti
kuliah
dan
mengklasifikasikannya dilapangan dalam bentuk penelitian.
E. Keaslian penelitian terdahulu tentang diabetes mellitus
Tabel 1.1. Keaslian Penelitian
No
judul
penelitian
sampel
metode
hasil
tahun
1
Hubungan
faktor
resiko
umur, jenis
kelamin,
kegemukan
,
dan
hipertensi
dengan
kejadian
diabetes
mellitus tipe
II diwilayah
kerja
puskesmas
mataram
100
responde
n
dengan
faktor
resiko
umur.
Casecontrol
Dari hasil penelitian
hubungan faktor resiko
umur dengan kejadian
diabetes mellitus tipe II
di dapatkan bahwa
sebagian besar
responden mempunyai
umur ≥40 tahun. Ada
hubungan faktor risiko
umur dengan kejadian
diabetes mellitus tipe II.
2
faktorfaktor
risiko
pasien
diabetes
mellitus
154
orang
respon
dengan
kejadia
n DM.
Casecontrol
Berdasarkan hasil
2007
penelitian diperoleh
bahwa kelompok
usia 45 tahun atau
lebih, memiliki
riwayat keluarga
dengan DM
merupakan
kelompok usia
yang pola
makannya tidak
sehat dan pola
kepribadian type A
merupakan
kelompok yang
2013
penyusun
1 .IGusti
Made
Geria
Jelantik
2. Hj.Erna
Haryati
Zahtamal
,
Fifia
Chandra,
Suyanto,
Tuti
Restuast
uti.
8
beresiko menderita
DM, sehingga pada
kelompok
masyarakat ini
dianjurkan untuk
melakukan
pemeriksaan untuk
deteksi dini adanya
gejala-gejala
prediabetes dan
diabetes.
Perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah metode yang akan
digunakan deskriptif, tempat yang akan di gunakan RSUD Ciamis, cara ukur
menggunakan wawancara, skala ukur dengan lembar wawancara, hasil ukur
<40, =40, >40. Dengan menggunakan variabel
mellitus dengan sampel 40 0rang.
usia
kejadian diabetes
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1.
Diabetes Mellitus
a.
Definisi Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus adalah suatu kelainan pada seseorang
yang ditandai naiknya kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia)
yang diakibatkan karena kekurangan insulin. (Padila, 2012)
b.
Etiologi Diabetes Melitus
Diabetes tipe 1 :
1)
Faktor genetik ( keturunan )
Diabetes mellitus adalah penyakit keturunan, bukan
penyakit menular. kedua orang tuanya menderita penyakit
diabetes mellitus. lebih cenderung mempunyai anak yang
menderita penyakit diabetes mellitus. dibandingkan dengan
kedua orang tuanya yang tidak memiliki penyakit diabetes.
(Riyadi & Sukarmin, 2013).
2)
Usia
Umumnya manusia mengalami penurunan fisiologis
yang secara dramatis menurun dengan cepat pada usia 40
tahun.
Penurunan
ini
akan
berisiko
fusngsi
endokrin
pemproduksi insulin (Riyadi & Sukarmin, 2013).
3)
Gaya hidup stress
Stress kronis cenderung membuat seseorang mencari
makanan yang cepat saji yang banyak pengawet, lemak, dan
9
10
gula. Akibat makanan ini sangat berpengaruh besar terhadap
kerja pankreas. Stres juga akan meningkat karena kerja
metabolisme dalam tubuh memerlukan energi yang berakibat
kenaikan kerja pankreas. Beban yang tinggi membuat pankreas
mudah rusak sehingga berdampak penurunan insulin. (Riyadi &
Sukarmin, 2013)
4) Pola makan yang salah
Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama
meningkatkan
resiko
terkena
diabetes.
malnutrisi
dapat
merusak pankreas, sedangkan obesitas dapat meningkatkan
gangguan kerja insulin. pola makan yang tidak teratur dan
cenderung terlambat akan berperan pada ketidakstabilan kerja
prankreas (Riyadi & Sukarmin, 2013)
5) Obesitas
Obesitas
mengakibatkan
sel-sel
beta
pankreas
mengalami hipertropi yang akan berpengaruh pada penurunan
produksi insulin.
hipertropi pankreas disebabkan karena
peningkatan beban metabolisme glukosa obesitas untuk
mencukupi energi sel yang terlalu banyak. (Riyadi & Sukarmin,
2013)
6) Infeksi
Masuknya bakteri atau virus ke dalam pankreas akan
mengakibatkan rusaknya sel-sel pankreas. Kerusakan seakan
ini berakibat pada penurunan fungsi pankreas. (Riyadi &
Sukarmin, 2013)
11
c.
Klasifikasi Diabetes mellitus
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
1)
Tipe 1 : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
Diabetes mellitus tipe I, yaitu defisiensi insulin karena
kerusakan sel-sel langerhans, yang berhubungan dengan tipe
HLA (Human Leucocyte Antigen) spesifik, prediposisi pada
fenomena auotoimun (cenderung terjadi pada usia muda)
kelainan
ini
terjadi
karena
kerusakan
system
imunitas
(kekebalan tubuh) yang kemudian merusak sel-sel langerhans
di prenkreas. (Riyadi & Sukarmin, 2013)
2)
Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
Diabetes mellitus tipe II, adalah penyakit diabetes yang
banyak sekali di derita orang. hampir 90% penderita diabetes
adalah tipe II ini. Diabetes jenis ini disebut juga diabetes life
style karena selain faktor keturunan, penyebab utamanya
adalah gaya hidup tidak sehat. Umumnya, diabetes tipe ini
mengenai orang dewasa yang berusia 30 tahun atau lebih, tapi
akhir-akhir ini juga banyak mengenai orang-orang yang lebih
muda. Gejala diabetes tipe 2 berkembang sangat lambat, bisa
sampai bertahun-tahun. Penderita diabetes tipe 2 tidak mutlak
memerlukan suntikan insulin karena pankreasnya masih
menghasilkan insulin, tapi kerja insulin menjadi tidak efektif
karena di dalam tubuh tengah terjadi resistensi insulin atau
penurunan kemampuan hormon insulin menurunkan kadar gula
darah. (Riyadi & Sukarmin, 2013)
12
3)
Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau
sindrom lain nya yaitu diabetes yang berhubungan dengan
keadaan atau sindrom tertentu seperti penyakit pankreas,
hormonal, obat, atau bahan kimia seperti :
a) Penyakit pankreas ini berdampak pada kerusakan anatomis
dan fungsional organ pankreas akibat aktivitas toksik baik
karena bakteri dan kimia.
b) Penyakit hormonal yaitu seperti kelebihan hormon akan
berdampak pada peningkatan glukosa dalam darah.
c) Pemberian zat kimia atau obat-obatan yaitu
pada
peningkatan glukosa dalam darah karena dampaknya
seperti glukokortikoid. (Riyadi & Sukarmin, 2013)
4)
Diabetes mellitus gestasional (GDM)
Diabetes mellitus gestasional (GDM) adalah penyakit
diabetes yang terjadi pada ibu hamil, yang disebabkan oleh
gangguan toleransi glukosa pada pasien tersebut. dalam
kehamilan terjadi metabolism endokrin dan karbohidrat yang
menunjang pemanasan makanan bagi janin serta persiapan
menyusui. (Riyadi & Sukarmin, 2013)
d.
Tanda dan gejala
Keluhan utama pasien Diabetes melitus seperti Poliuria,
Polidipsia, Polifagia, pada diabetes mellitus umumnya tidak ada.
Sebaiknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat
komplikasi kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada diabetes
mellitus lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses
menua, hingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus dengan
13
komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya
gangguan penglihatan karena katarak, Rasa kesemutan pada
tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada
tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim. (Padila,
2012)
Riyadi dan Sukarmin (2013) menyebutkan bahwa tanda dan
gejala diabetes mellitus yaitu :
1)
Poliuria (peningkatan pengeluaran urin)
2)
Polidipsia (peningkatan rasa haus ) akibat volume urine yang
sangat besar dan keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi
ekstrasel.
3)
Rasa lemah dan kelelahan otot akibat gangguan aliran darah
pada pasien diabetes mellitus lama, metabolisme protein diotot
dan
ketidak
mampuan
sebagaian
besar
sel
untuk
menggunakan energi.
4)
Polifagia (peningkatan rasa lapar).
5)
Peningkatan angka infeksi akibat penrunan protein sebagai
bahan pembentukan antibody, peningkatan konsentrasi glukosa
disekresi mukus, gangguan fungsi imun, dan penurunan aliran
darah pada penderita diabetes mellitus kronik.
6)
Kelainan kulit, gatal bisul-bisul
Kelainan kulit berupa gatal-gatal, biasanya terjadi di
daerah ginjal, lipatan kulit seperti diketiak dan dibawah
payudara. Biasanya akibat tumbuhnya jamur.
14
7)
Kesemutan akibat terjadinya neuropati
Pada
penderita
diabetes
mellitus
generasi
sel
persarafan mengalami gangguan akibat kekurangan bahan
dasar utama yang berasal dari protein.
8)
Kelemahan tubuh
Kelemahan tubuh terjadi akibat penurunan produksi
energi metabolik yang dilakukan oleh sel melalui proses
glikosis.
9)
Luka atau bisul yang tidak sembuh-sembuh
Proses penyembuhan luka membutuhkan bahan dasar
protein dan unsur-unsur makanan yang lain. pada penderita
diabetes mellitus kebutuhan protein banyak dibutuhkan untuk
kebutuhan energi sel sehingga bahan digunakan untuk
penggantian jaringan yang rusak.
10) Mata kabur yang disebabkan katarak atau gangguan refraksi
akibat perubahan pada lensa oleh hiperglekimia.
e.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut (Riyadi & Sukarmin, 2013)
yaitu :
1) Gula darah sewaktu <140 mg/dl, digunakan untuk skrining
bukan diagnostik
2) Gula darah puasa (GDO) 70-110 mg/dl, kriteria diagnostik untuk
DM > 140 mg/dl paling sedikit dua kali pemeriksaan.
3) Gula darah 2jam post prodigal < 140 mg/dl, digunakan untuk
skrining atau evaluasi pengobatan.
15
4) Tes toleransi glukosa dilakukan pada pasien yang telah bebas
diet, dan beraktivitas fisik 3 hari sebelum tes.
f.
Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba
menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam
upaya untuk mengurangi kompikasi vaskuler serta neuropati.
Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar
glukosa darah normal. (Padila, 2012)
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes mellitus
yaitu:
1)
Diet
Tujuan umum penatalaksanaan diet pada diabetes
mellitus adalah:
a)
Mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah
mendekati kadar normal.
b)
Mencapai dan mempertahankan lipid mendekati kadar
yang optimal
2)
c)
Mencegah komplikasi akut dan kronik
d)
Meningkatkan kualitas hidup.
Olah raga
Dianjurkan latihan jasmani teratur 3-4 kali tiap minggu
selama kurang lebih 30 menit. Latihan dilakukan terus menerus
tanpa berhenti, otot-otot berkontraksi dan relaksasi secara
teratur.
3)
Terapi ( jika diperlukan)
4)
Pendidikan kesehatan
16
g.
Komplikasi diabetes mellitus
Komplikasi menurut (Riyadi & Sukarmin, 2013) yaitu :
1) Komplikasi yang bersifat akut
a)
Koma hipoglikemia
Koma hipoglikemia terjadi karena pemakaian obat-obatan
diabetik yang melebihi dosis yang dianjurkan sehingga
terjadi penurunan glukosa dalam darah.
b)
Ketoasidosis
Glukosa didalam sel akan mengakibatkan sel mencari
sumber alternatif untuk dapat memperoleh energi sel. Kalau
tidak ada glukosa makan benda-benda keton akan dipakai
sel. Kondisi ini akan mengakibatkan penumpukan dan
pembongkaran benda-benda keton yang berlebihan yang
akan mengakibatkan asidosis
2) Komplikasi yang bersifat kronik
a)
Makroangiopati yang mengenai pembuluh darah besar,
pembuluh darah jantung, pembuluh darah otak. Perubahan
pada pembuluh darah besar dapat mengalami peradangan
pembuluh
darah
yang
terjadi
pada
DMTTI/NIDDM.
Komplikasi Makroangiopati adalah penyakit vaskuler otak
dan penyakit vaskuler perifer.
b)
Makroangiopati yang mengenai pembuluh darah kecil,
retinopati
diabetika,
neuropati
diabetik.
Perubahan-
perubahan mikrovaskuler yang ditandai dengan penebalan
dan kerusakan membrane diantara jaringan dan pembuluh
darah sekitar. Terjadi pada penderita DMTI/IDDM .
17
c)
Neuropati diabetika akumulasi orbital di dalam jaringan dan
perubahan metabolik mengakibatkan fungsi sensorik dan
motorik saraf menurun kehilangan sensori mengakibatkan
penurunan persepsi nyeri.
d)
Kaki diabetik
e)
Perubahan Mikroangiopati, makroangiopati dan neuropati
menyebabkan
perubahan
pada
ekstremitas
bawah.
Komplikasinya dapat tejadi gangguan sirkulasi, terjadi
infeksi, gangren, penurunan sensasi dan hilangnya fungsi
saraf sensorik.
h.
Pencegahan diabetes mellitus
Menurut Baradero, Dayrit, & Siswandi, 2009 Perawatan
kesehatan preventif untuk penyakit DM bisa primer, sekunder, atau
tersier. Ada beberapa faktor resiko untuk penyakit diabetes mellitus,
antara lain riwayat diabetes dalam keluarga, obesitas, dan umur.
yaitu :
1)
Pencegahan primer
Selain pengetahuan tentang faktor resiko, penyuluhan
kesehatan lainnya dapat juga membantu dalam pencegahan
primer miaslnya, penyuluhan kesehatan mengenai pola makan
sehat, termasuk gerak badan dan pengendalian berat badan.
Gerak badan dari mulai yang ringan sampai yang sedang
selama 30 menit setiap hari dianjurkan misalnya berjalan,
berenang, bersepeda, menari dan berkebun. Berat badan bisa
meningkatan sensitivitas insulin dan mengurangi faktor resiko
untuk penyakit kardiovaskuler.
18
2)
Pencegahan sekunder
Individu yang sudah diketahui penyakit diabetes mellitus
harus diberi kemudahan untuk memperoleh penyuluhan
kesehatan tentang penyakit diabetes mellitus, dukungan diet,
system
pendukung
social,
asuhan
medis,
dan
asuhan
keperawatan. Dengan demikian komplikasi akan terdeteksi
awal dan dapat diberikan tindakan yang tepat.
3)
Pencegahan tersier
Komplikasi kronis dan akut sering kali timbul, maka
perawat perlu mengenal dan terampil melakukan pencegahan
tersier agar komplikasi dapat dikurangi.
Dalam surat Asy-Syu'ara' ayat 80 menjelaskan tentang
apabila kita sakit hanya alloh yang bisa menyembuhkan semua
penyakit penderita pada manusia, yang berbunyi :
ِ ِ‫ُنَُّ ُاَّ ُْ ُرض‬
.‫ُُن‬
ُ ‫ث ُيط ُِن ُُ ٌِء‬
“dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku”,.(Surat AsySyu'ara' Ayat 80).
2.
Faktor usia kejadian diabetes mellitus
Gibney, 2008 dalam Erniati, (2013) Faktor risiko terjadinya DM
tipe 2 terdiri dari faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik
terdiri dari riwayat keluarga DM. Sedangkan faktor risiko lingkungan
yang utama dalam terjadinya DM yaitu: usia, obesitas dan makanan
serta jarang melakukan aktivitas fisik.
19
Zahtamal,
Chandra,
&
Restuastuti,
(2007),
Berdasarkan
pengolahan faktor risiko usia dengan DM didapatkan bahwa probabilitas
untuk terjadinya DM pada usia <45 tahun dan 45 tahun adalah lebih
kurang 1 banding 6 dengan asumsi sekitar 84% kasus DM dapat
dicegah dengan memperhatikan faktor risiko umur. Hal ini sesuai
dengan teori yang mengatakan bahwa mereka dengan usia lebih dari 45
tahun adalah kelompok usia yang berisiko menderita diabetes mellitus.
Diabetes mellitus merupakan penyakit yang terjadi akibat penurunan
fungsi organ tubuh (degeneratif) terutama gangguan organ pankreas
dalam menghasilkan hormon insulin, sehingga diabetes mellitus akan
meningkat kasusnya sejalan dengan pertambahan usia.
Umur menurut penelitian di swiss oleh suwondo bahwa pada
usia ≥60tahun. Kasus diabetes mellitus menunjukkan bahwa umur
penderita diabetes pada usia tua ≥ 60tahun 3 kali lebih banyak dari usia
muda < 55 tahun. Umur ≥60tahun berkaitan dengan terjadinya diabetes
karena pada usia tua, fungsi tubuh secara fisiologis menurun karena
terjadi penurunan sekresi atau resistensi insulin sehingga kemampuan
fungsi tubuh terhadap pengendalian glukosa darah yang tinggi kurang
optimal. (Jelantik, Haryati, & Widyaiswara, 2013)
3.
Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan diabetes mellitus
a. Faktor risiko pasien diabetes mellitus menurut Zahtamal, Chandra, &
Restuastuti, (2007) penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2013
dengan sampel 154 orang, metode yang
digunakan case-control
dengan berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa kelompok usia
45 tahun atau lebih, memiliki riwayat keluarga dengan DM
20
merupakan kelompok usia yang pola makannya tidak sehat dan pola
kepribadian type A merupakan kelompok yang beresiko menderita
DM, sehingga pada kelompok masyarakat ini dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan untuk deteksi dini adanya gejala-gejala
prediabetes dan diabetes.
b. Hubungan faktor risiko umur, jenis kelamin, kegemukan, dan
hipertensi dengan kejadian diabetes mellitus. Menurut
Jelantik,
Haryati, & Widyaiswara, (2013) Metode ini menggunakan pendekatan
desain case-control dengan sampel 100 orang yang berkaitan
dengan penyakit diabetes mellitus, yang dilaksanakan pada tahun
2013. Dari hasil penelitian hubungan faktor resiko umur dengan
kejadian diabetes mellitus tipe II di dapatkan bahwa sebagian besar
responden mempunyai umur ≥40 tahun. Ada hubungan faktor risiko
umur dengan kejadian diabetes mellitus tipe II.
Faktor-faktor yang menyebabkan diabetes mellitus diantaranya
yaitu usia, jenis kelamin, berat badan, dan genetik. Dalam penelitian ini
difokuskan pada usia, karena semakin bertambahnya usia akan
mengakibatkan penurunan fisiologis secara dramatis dengan cepat pada
usia 40 tahun. Penurunan ini yang akan beresiko pada fungsi endokrin
pankreas untuk menghasilkan insulin. (Riyadi & Sukarmin, 2013)
21
B. Kerangka konsep
Usia
40 tahun
Usia 40 tahun
Usia
40 tahun
Jenis kelamin
Diabetes Mellitus
Berat badan
Genetik
Keterangan :
: Variable yang di teliti
: Variable yang tidak di teliti
Gambar 2.1
Kerangka Konsep
Sumber di modifikasi dari : Jelantik, Haryati, & Widyaiswara, (2013)
DAFTAR PUSTAKA
Al Quran Surat Al-A’raaf ayat 31
Al Quran surat An-Nahlayatke 69
Al Quran surat asy-syu’raa’ ayat ke 80
Baradero, M., Dayrit, M. W., & Siswandi, Y. (2009). Seri Asuhan Keperawatan
Klien Gangguan Endokrin. Jakarta. Kedokteran EGC.
Depkes. (2013 ). Pengertian Umur Dan Kategori Umur.
Erniati. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Diabetes Melitus Tipe
2 Pada Lanjut Usia. jurnal kesehatan. Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Hidayat, A. A. (2008). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa.
Jakarta: Salemba Medika.
Jelantik, I. M., Haryati, E., & Widyaiswara. (2013). Hubungan Faktor Risiko Umur,
Jenis Kelamin, Kegemuk. media bina ilmiah .
Kekenusa, J. S., Ratag, B. T., & Wuwungan, G. (2013). Analisis Hubungan
Antara
Umur
Dan
Riwayat
Keluarga
Menderita
Dm.
Kesehatan
Masyarakat.
Kemenkes RI. (2014). Situasi Dan Analisis Diabetes Mellitus. Kemenkes RI.
Padila. (2012). keperawatan medikal bedah. yogyakarta. Nuha Medika.
Potter, P. (2009). Pundamental Of Nursing. Jakarta: Salemba Medika.
Putri, N. H., & Isfandiari, M. A. (2013). Epidemiologi. Hubungan Empat Pilar
Pengendalian Dm Tipe 2 .
Riyadi, S., & Sukarmin. (2013). Asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan esokrin dan endokrin pankreas.Yogyakarta. Graha Ilmu.
Setiadi. (2013). Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
ALFABETA.
Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Zahtamal, Chandra, F., & Restuastuti, T. (2007). faktor-faktor resiko pasien
diabetes mellitus. kesehatan masyarakat .
Download