BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bulu tangkis merupakan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bulu tangkis merupakan salah satu jenis olahraga yang paling digemari di
Indonesia. Olahraga ini banyak dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat baik
dari segi usia, ekonomi, maupun sosial. Bulu tangkis juga merupakan salah satu
olahraga kebanggaan masyarakat Indonesia. Hal tersebut terbukti dengan
sejumlah prestasi yang dicapai di seluruh kejuaraan bergengsi yang ada di dunia,
baik Kejuaraan perorangan seperti Kejuaraan All England, Kejuaraan Dunia;
Kejuaraan beregu seperti Thomas & Uber Cup, Sudirman Cup dan Kejuaraan
multievent seperti Sea Games, Asian Games, dan Olimpiade.
Menurut data hasil pendataan (Potensi Desa dalam Statistik Keolahragaan,
2010) yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS), bulu tangkis termasuk
ke dalam 3 besar olahraga yang paling diminati masyarakat mulai dari skala
kelurahan hingga nasional. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya fasilitas
olahraga bulu tangkis yang terdapat di setiap kelurahan di Indonesia. Persentase
fasilitas olahraga menurut jenis olahraga dijelaskan pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Tabel Persentase Kelurahan yang memiliki Fasilitas Olahraga Menurut
Jenis Olahraga
Bulu tangkis dalam kehidupan sehari-hari sering dilakukan untuk mengisi
waktu kosong ataupun untuk menjaga kesehatan tubuh agar tetap bugar. Hal
tersebut terdapat pada hasil (Susenas dalam Statistik Keolahragaan, 2010) yang
menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat yang berolahraga (69,7%)
melakukannya dengan tujuan menjaga kesehatan. Sementara itu, hanya (6,8%)
masyakarat berolahraga dengan tujuan prestasi dan rekreasi (2,9%). Pada
umumnya (63,9%) masyarakat berolahraga dengan frekuensi hanya satu hari
dalam seminggu.
Aktivitas berolahraga bulu tangkis dalam rangka untuk menjaga kesehatan
tubuh biasa dilakukan oleh para pekerja kantoran yang hanya memiliki waktu
kosong untuk berolahraga di malam hari atau di akhir minggu. Seperti yang
dikatakan oleh Giriwijoyo (2007), olahraga adalah serangkaian gerak raga yang
teratur dan terencana untuk mempertahankan kualitas hidup. Dengan berolahraga
diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan, baik kesehatan jasmani
maupun rohani. Hal ini sesuai dengan konsep sehat menurut Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) bahwa; “Sehat adalah sejahtera jasmani, rohani dan sosial, bukan
hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan”.
Perhatian dan upaya pemerintah terhadap kesehatan dan olahraga
dituangkan dalam Undang-Undang (UU). Salah satunya adalah UU Nomor 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan dalam bab V pasal 10 disebutkan “bahwa untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan
upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan yang
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan”. Pada pasal 10
UU tersebut dikatakan bahwa salah satu upaya penyelenggaraan kesehatan
dilaksanakan melalui aktivitas berolahraga.
Bulu tangkis termasuk ke dalam aktivitas olahraga berat meskipun pada
kenyataannya olahraga ini kebanyakan hanya dilakukan untuk kesenangan, hobi
dan menjaga kesehatan. Dimana dalam aktivitasnya, bulu tangkis melibatkan
hampir semua anggota dan organ tubuh. Banyak dan lamanya intensitas dalam
bermain bulu tangkis dalam sekali waktu bisa mempengaruhi kinerja tubuh
manusia, terlebih pada kinerja jantung. Menurut Liew (2013) yang dikutip dari
halaman web www.bestlife.co.id, “Seseorang yang rajin berolahraga bisa saja
terkena serangan jantung jika dia telah mempunyai bibit penyakit arteri koroner
dan tidak menyadari hal itu. Beberapa orang dengan penyakit tersebut bisa tiba-
tiba mengalami serangan jantung jika mereka lebih mengerahkan diri atau tidak
melakukan pemanasan atau pendinginan secara bertahap.” Selain itu juga
dikatakan bahwa, “Orang lain yang tidak berolahraga secara teratur, kemungkinan
mengalami serangan jantung jika mereka terlibat dalam aktivitas berat secara
mendadak, seperti berjalan jarak jauh dan sebelumnya tidak membiasakan dirinya
dengan baik untuk itu”. Dari hal-hal tersebut berlaku juga untuk aktivitas bulu
tangkis yang jika dilakukan secara tidak teratur, terlalu mengerahkan diri dan
tidak melakukan pemanasan atau pendinginan terlebih dahulu bisa berakibat fatal
bagi kesehatan pelaku aktivitas tersebut.
Pada era tahun 2000an, bulu tangkis telah mengalami perubahan sistem
perhitungan poin, mulai dari sistem klasik pindah bola 15 poin sampai sistem
terbaru sistem rally 21 poin (History of The Laws of Badminton, yang dikutip
pada halaman web http://www.worldbadminton.com/rules/history.htm.). Sistem
klasik berlaku hingga 2006 sebelum sistem rally diperkenalkan ke dalam
permainan ini. Perubahan sistem skor yang terjadi menjadi alternatif bagi aktivitas
olahraga bulu tangkis dalam menentukan sistem skor mana yang digunakan dalam
permainan yang dilakukan.
Berdasarkan uraian diatas, bulu tangkis merupakan olahraga yang
sangat digemari oleh seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Olahraga yang
termasuk kategori berat ini sering diabaikan dampak buruknya oleh para pelaku
dalam menjalankan aktivitas tersebut, seperti: intensitas lamanya bermain dalam
sekali waktu; interval waktu istirahat pada jantung ketika bermain – istirahat –
bermain kembali; kurangnya pemahaman akan batas maksimal kinerja jantung
dalam beraktivitas sekali waktu; serta adanya perubahan sistem perhitungan poin
memicu munculnya karakteristik permainan yang berbeda.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dirumuskan
permasalahan penelitian: pengaruh sistem perhitungan poin dalam permainan bulu
tangkis terhadap heart rate. Kondisi tersebut berdasarkan atas intensitas lamanya
bermain dalam sekali waktu, perubahan heart rate ketika sebelum bermain bermain - istirahat - bermain kembali, persentase penggunaan heart rate terhadap
heart rate maksimal.
1.3. Asumsi dan Batasan Masalah
Masalah yang diselesaikan melalui penelitian ini memiliki asumsi dan
batasan sebagai berikut:
1. Penelitian kondisi fisiologi dikhususkan pada heart rate dengan objek
penelitian pada pekerja kantoran yang gemar bermain bulu tangkis.
2. Penelitian dilakukan pada malam hari atau di setiap akhir minggu dimana
para pekerja kantoran melakukan aktivitas bulu tangkis.
3. Batasan yang dilakukan pada penelitian ini adalah kondisi objek penelitian
dalam keadaan sehat secara jasmani dan rohani.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang hendak dicapai adalah:
1. Membandingkan sistem perhitungan poin dalam bulu tangkis terhadap heart
rate bagi para aktivis bulu tangkis (pekerja)
2. Mengetahui waktu yang dibutuhkan supaya heart rate setelah aktivitas,
kembali pada kondisi heart rate normal
3. Mengetahui persentase penggunaan heart rate terhadap heart rate maksimal
ketika bermain bulu tangkis
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu mengetahui penggunaan heart
rate yang sebenarnya ketika berolahraga bulu tangkis. Selain itu juga memberikan
data dan informasi berupa gambaran perbandingan sistem perhitungan poin
terhadap variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini.
Download