BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

advertisement
1
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1 Kajian Teoritis
2.1.1 Hakikat Hasil Belajar
Sebelum masuk pada bagaimana hasil belajar, terlebih dulu harus dipahami
makna belajar, hal ini agar pemaknaan tentang hasil belajar dapat dikorelasikan
dengan aktivitas atau kegiatan belajar siswa. Belajar secara gambling hampir semua
orang menganggap sebagai suatu proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang.
Dari pemahaman ini menandakan bahwa kegiatan belajar tidak begitu saja terjadi,
namun melalui suatu proses dari berbagai tahapan yang harus dilalui.
Hasil belajar siswa merupakan salah satu faktor penting untuk mengukur
keberhasilan seseorang dalam belajar. Hasil belajar dalam bahasa inggris disebut
“scholastic archievment“. Sebelum memahami hasil belajar lebih lanjut maka terlebih
dahulu akan dipaparkan pengertian belajar sebagaimana yang pernah dikemukakan
oleh para ahli pendidikan. Menurut Amri dan Ahmadi (2012:22) bahwa belajar tidak
hanya menghapal melainkan siswa harus mengkonstruksi pengetahuan di jiwa
mereka. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa belajar merupakan proses dinamis
yang dilakukan untuk mengkonstruksi pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
sehingga menjadi bagian dari kemampuan yang dimiliki siswa.
Skiner dalam Rahman (2013:26) mengemukakan bahwa secara umum belajar
dapat di artikan sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat interaksi individu
7
2
dengan lingkungan. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa belajar adalah suatu
proses sosialisasi dengan memperhatikan orang lain melakukan sesuatu pekerjaan.
Pendapat lain dikemukakan oleh Anurahman (2009: 38) mengemukakan bahwa
belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan dan sikap.
Gace (dalam Dahar, 2004: 11) memandang belajar sebagai suatu proses di mana suatu
organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Slameto (2003: 2)
mendefenisikan belajar sebagai suatu proses perubahan dalam diri seseorang pada
tingkah laku sebagai akibat/ hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhannya.
Sudjana (2004: 2) mengemukakan bahwa belajar adaalah suatu proses yang di
tandai dengan adanya perubahan tingkah laku dalam diri seseorang, perubahan
sebagai hasil dari belajar dapat ditunjukkan dengan berbagai bentuk seperti
berubahnya tingkah laku dan sikap pengetahuan, pemahaman, keterampilan
kecakapan dan kemampuan, daya realistisnya, daya penerimaannya dan lain-lain yang
ada pada diri individu.
Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat diidentifikasi beberapa unsur
penting yang termuat dalam defenisi belajar sebagai berikut :1) belajar pada dasarnya
merupakan suatu proses mental dan emosional yang terjadi secara sadar ,2) belajar
adalah mengalami dalam arti belajar terjadi dalam interaksi antara individu dan
lingkungannya baik lingkungan fisik/ psikis maupun lingkungan sosial , 3) hasil
belajar berupa perubahan tingkah laku seseorang baik dari sisi pengetahuan,
keterampilan motorik dan penguasaan nilai (sikap).
3
Selanjutnya terkait dengan pengertian hasil belajar sudjana (2004;22)
berpandangan bahwa hasil belajar adalah kemempuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajar. Mengacu pada pendapat tersebut maka hasil belajar
dapat diartikan sebagai kemampuan siswa di dalam belajar, sehingga memiliki
pengalaman dalam bentuk perubahan terhadap ilmu pengetahuan serta memiliki
perubahan sikap dan keterampilan sebagai hasil dari usaha yang dilakukannya.
Kaitannya dengan proses pembelajaran, maka hasil belajar merupakan
sasaran yang ingin dicapai setelah proses belajar mengajar berlangsung. Tentunya
hasil belajar yang diinginkan adalah hasil belajar yang maksimal. Untuk mencapai
hasil belajar yang maksimal sangat diperlukan kesiapan mental siswa. Kesiapan
mental ini dalam wujud kemauan serta rasa ingin tahu pada materi yang diberikan.
Hasil belajar akan maksimal bila didasari oleh rasa keingintahuan pada materi yang
dipelajarinya. Siswa akan selalu bertanya tentang segala sesuatu yang mereka tidak
ketahui. Pertanyaan tersebut akan selalu hadir dalam benaknya sehingga ia
termotivasi untuk aktif belajar mencari jawaban atas pertanyaan- pertanyaan ini.
Terkait dengan hasil tersebut Hasibuan dan Moedjiono (2006: 21)
mengemukakan bahwa dengan keingintahuan yang benar, siswa akan menjadi selalu
aktif mencari dan menemukan jawaban– jawaban atas pertanyaan yang ada pada
dirinya. Dalam kondisi yang demikian, maka secara otomatis pengetahuan siswa
akan bertambah yang pada giirannya akan bermuara pada peningkatan hasil belajar
yang maksimal.
4
2.1.2 Hakekat Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam
kegiatan pembelajaran IPA. Terkait pengertian metode eksperimen banyak para ahli
yang mendefenisikannya diantara Bahri dan Djamarah (dalam Martiningsih 2007:1)
mengemukakan bahwa metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan
kepada anak didik perorangan atau kelompok , untuk dilatih melakukan suatu proses
atau percobaan. Pendapat ini menunjukkan bahwa metode eksperimen adalah metode
yang dilakukan dengan melibatkan anak secara aktif dalam proses percobaan.
Sumarni (2012: 3) mengemukakan bahwa metode eksperimen adalah metode
atau cara dimana guru dan siswa bersama-sama mengerjakan suatu latihan atau
eksperimen untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu aksi. Sedangkan
menurut Ramayulis (2005:1) bahwa metode eksperimen ialah suatu metode mengajar
yang dilakukan murid untuk melakukan eksperimen-eksperimen pada mata pelajaran
tertentu. Sedangkan menurut Daradjat (2004: 24) mengatakan bahwa metode
eksperimen adalah metode yang biasa dilakukan dalam mata pelajaran tertentu.
Sedangkan menurut depertemen agama bahwa metode eksperimen adalah praktek
pengajaran yang melibatkan anak didik pada pekerjaan akademik, latihan dan
pemecahan masalah atau topik seperti: sholat, puasa, haji, pembangunan masyarakat
dan lain-lainnya. Adapun target metode eksperimen adalah siswa dapat membuktikan
kebenaran rill dari teori-teoti hukum yang berlaku. Diharapkan dari metode ini siswa
dapat kepuasan dari hasil belajarnya. Langkah-langkah eksperimen adalah sebagai
berikut: a) menerangkan metode eksperimen ,b) membicarakan terlebih dahulu
5
permasalahan yang signifikan untuk diangkat, c) sebelum guru menetapkan alat yang
diperlukan, langkah-langkah apa saja yang harus dicatat dan variabel-variabel apa
yang harus dikontrol, d) setelah eksperimen dilakukan guru harus mengumpulkan
laporan, memproses kegiatan, dan mengadakan tes untuk menguji hasil belajar siswa.
Uraian tersebut menunjukkan bahwa metode eksperimen adalah salah satu
metode, di samping metode yang menekankan pada fakta dan metode konsep yang
digunakan pada mata pelajaran IPA yang didasarkan pada langkah kegiatan dalam
menguji suatu hal yang biasa dilakukan oleh para ilmuan pada waktu membangun
atau membuktikan suatu teori.
Terdapat hal-hal yang perlu di perhatikan dalam melakukan metode eksperimen
adalah sebagai berikut: a) persiapkan terlebih dahulu bahan- bahan yang di butuhkan
,b) usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan eksperimen ,c) sebelum
dilakukan eksperimen siswa terlebih dahulu di berikan penjelasan dan petunjukpetunjuk sebelumnya, d) melakukan pengelompokkan atau masing-masing individu
melakukan eksperimen yang telah direncanakan dan bila hasilnya belum memuaskan
dapat di ulangi lagi utuk membuktikan kebenarannya dan e) setiap kelompok atau
individu dapat melaporkan hasil eksperimennya secara tertulis.
Metode
eksperimen
mempunyai
sejumlah
kelebihan
dan
kekurangan
sebagaimana yang dikemukakan oleh Martiningsih (2007:1) tentang beberapa
kelebihan metode eksperimen sebagai berikut: a) metode ini dapat membuat anak
didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan eksperimennya
sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku, b) anak didik dapat
6
mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu
dan teknologi, c) dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa
terobosan – terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil eksperiman yang di
harapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
Lebih lanjut Martiningsih (2007: 5) mengemukakan beberapa kekurangan
metode eksperimen sebagai berikut : a) tidak cukupnya alat- alat mengakibatkan tidak
setiap anak didik berkesempatan mengadakan eksperimen, b) jika eksperimen
memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan
pelajaran, c) metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan
teknologi.
Berdasarkan uraian dia atas jelas menunjukkan bahwa metode eksperimen
memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan. Terkait dengan hal tersebut maka
perlu analisis guru secara mendalam terhadap kesiapan kelas serta potensi anak
sebelum menggunakan metode eksperimen.
2.1.2 Penerapan Metode Eksperimen Dalam Pembelajaran Guna Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sifat- Sifat Wujud Zat
Metode eksperimen ini dianggap sangat
penting untuk pembelajaran IPA
Harlen (Noehi. Dkk, 2004: 7) mengemukakan beberapa alasan untuk menggunakan
metode eksperimen dalam pembelajaran IPA yaitu: (1) pengubahan ide-ide ke arah
yang lebih ilmiah (dengan fenomena yang lebih cocok) tergantung pada cara dan
penguji yang digunakan ini berhubungan erat dengan penggunaan keterampilan
proses.(2) pengembangan peranan dalam IPA tergantung pada kemampuan
7
melakukan metode eksperimen dalam perilaku ilmiah. Itulah sebabnya mengapa
pengembangan metode eksperimen mendapat perhatian. (3) peran metode eksperimen
sangat besar dalam pengembangan konsep- konsep ilmiah.
Selanjutnya Carin (Noehi. Dkk, 2004:7) menyampaikan pula alasan tentang
pentingnya metode eksperimen yakni dalam prakteknya apa yang di kenal dalam IPA
merupakan hal yang tidak terpisahkan dari metode penyelidikan. Mengetahui IPA
tidak hanya sekedar mengetahui materi IPA saja, terkait pula dengan mengetahui
bagaimana mengumpulkan fakta dan menghubungkan fakta untuk membuat suatu
penafsiran atau kesimpulan. Ilmuan menggunakan berbagai prosedur empiris dan
analitis dalam usahanya memperjelas misteri dari alam simesta. Prosedur ini disebut
proses IPA.
Selain itu Semiawan dkk (Noehi. Dkk, 2004:8) mengemukakan pula beberapa
alasan yang melandasi perlunya penerapan metode ini dalam pembelajaran IPA yaitu:
(1) Adanya perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat cepat membuat para guru
tidak mungkin lagi untuk mengajarkan semua fakta dan konsep kepada para siswa.(2)
anak –anak akan lebih mudah memahami konsep- konsep yang rumit dan abstrak jika
disertai contoh kongkrit. (3) untuk menanamkan sifat ilmiah dan melatih melakukan
penyelidikan ilmiah. (4) merupakan wahana yang tepat untuk mengembangkan
konsep dan mengembangkan sikap serta nilai.
Melihat beberapa alasan tentang pentingnya metode eksperimen dalam
pembelajaran IPA yang telah dikemukakan dapat ditarik kesimpulan bahwa metode
eksperimen sangat penting dalam pembelajran IPA. Hal ini mengandung arti bahwa
8
metode eksperimen adalah suatu kegiatan yang harus dilaksanakan oleh guru dalam
pembelajaran IPA yang dapat di lakukan secara sistimatis , sengaja, berencana terus
menerus dan terarah kepada tujuan. Melalui hal ini di harapkan pengetahuan siswa
tentang konsep IPA tersebut dapat tercapai.
Semiawan, dkk, (2005:2) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua
pandangan tentang aspek keterampilan IPA adalah sama. Aspek keterampilan yang
dikembangkan siswa SD tidak lepas dari pencapaian kopetensi dasar IPA siswa
sekolah dasar. Dalam penerapannya metode keterampilan proses IPA di sekolah dasar
sudah dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa metode eksperimen IPA yang
dimiliki dan berkembang pada siswa diantaranya adalah keterampilan: (1) melakukan
observasi ; (2) mengemukakan hipotesis ; (3) menginterpretasi; (4) merencanakan
eksperimen;
(5)
melakukan
investigasi;
(6)
menarik
kesimpulan;
(7)
mengkomunikasikan hasil lebih lanjut dalam kurikulum berbasis kompetensi(KBK)
2004. Ada delapan aspek metode eksperimen yang di kembangkan untuk siswa
sekolah dasar yaitu meliputi keterampilan mengamati melakukan eksperimen,
mengelompokkan, menafsirkan hasil eksperimen, meramalkan , menerapkan ,
mengkomunikasikan , dan mengajukan pertanyaan.
Lebih lanjut akan dikemukakan kedelapan aspek yang telah di sebutkan
tersebut:
a. Mengamati
Keterampilan mengamati merupakan keterampilan dasar yang harus di miliki
oleh setiap orang dalam melakukan penyelidikan ilmiah (the basis of all scieltific
9
inquiri is obserfation ) proses mengamati dapat di lakukan dengan melakukan indra
kita tetapi tidak menutup kemungkinan pengamatan di lakukan dengan
menggunakan alat – alat , thermometer, timbangan atau mikroskop.
b. Menafsirkan
Menurut Glencoe Science Skill Handbook kata menafsirkan berarti
“menjelaskan pengertian sesuatu “baik berupa benda, peristiwa atau hasil
pengamatan yang telah di lakukan. Pengamatan berulang terhadap beberapa objek
dan peristiwa dengan penafsiran yang relatif sama akan menghasilkan pola-pola
tertentu oleh karena itu keterampilan menafsirkan hasil pengamatan sangat
mendukung pengambilan keputusan atau kesimpulan.
c. Meramalkan
Dengan ditemukannya
gejala keteraturan maka siswa di harapkan dapat
meramalkan pola-pola berikutnya yang akan terjadi meramalkan sesuatu yang
akan terjadi bisa saja di lakukan dengan mengubah cara-cara pengamatan.
Keterampilan meramalkan merupakan keterampilan yang penting yang di miliki
oleh peneliti. Hal ini berkaitan dengan kemungkinan- kemugkinan yang akan
terjadi kemudian.
d. Mengunakan alat dan bahan
Keterampilan menggunakan alat dan bahan sangat mendukung terhadap hasil
eksperimen yang akan diperoleh. Penggunaan alat dan bahan selama eksperimen
berlangsung
akan
menambah
pengalaman
belajar
siswa.
Pengalaman
menggunakan alat meruapakan pengalaman kongkrit siswa selama proses belajar
10
e. Mengelompokan (menggolongkan)
Mengelompokan merupakan proses pemilihan objek-objek atau peristiwaperistiwa berdasarkan persamaan dan perbedaan sifat atau ciri-ciri dari suatu
objek atau pperistiwa tersebut. Kegiatan mengelompokan dapat berupa mencari
persamaan atau perbedaan dengan cara membandingkan satu objek dengan objek
yang lainnya atau satu peristiwa dengan peistiwa yang lainnya.
f. Menerapkan konsep
Kegiatan yang dapat di lakukan pada tahap penerapan konsep di antara
menghubungkan konsep konsep satu dengan konsep yang lainnya mencari
konsep- konsep yang berhubungan, membedakan konsep yang satu dengan
konsep yang lainnya, membuat dan mengunakan grafik , merancang dan membuat
alat sederhana megaplikasikan konsep dalam kehidupan sehari-hari.
g. Mengkomunikasikan
Keterampilan berkomunikasi sangat penting di miliki setiap orang termasuk siswa
hal ini berkaitan dengan proses penyampaian informasi atau data-data, baik secara
tertulis atau secara lisan. Bentuk komunikasi yang baik adalah yang dapat di
pahami dan di mengerti oleh penerima informasi. Kegiatan yang termasuk
keterampilan berkomunikasi di antaranya menyajikan data dan informasi dalam
bentuk lisan atau tulisan , menyajikan data dalam bentuk model, gambar grafik,
diagram, tabel dan lain-lain.
11
h. Mengajukan pertanyaan
Keterampilan mengajukan pertanyaan merupakan salah satu ukuran untuk
mengetahui pemahaman konsep siswa setelah pelaksanaan pembelajaran.
Kegiatan yang dapat di lakukan untuk meningkatkan ketarampilan mengajukan
pertanyaan yaitu dengan cara menghadapkan siswa kepada masalah-masalah
dalam kehidupan sehari-hari. Siswa di beri kesempatan untuk menggunakan akal
dan pikirannya untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut dari pertanyaan
yang diajukan dapat di ketahui sejauh mana siswa dapat menggunakan
pemikirannya dan sejauh mana pemahaman yang dimilikinya. (Dadang Garnida,
fasilitator 2004).
Agar para siswa sekolah dasar lebih mengembangkan berbagai keterampilan
tersebut maka pada pembelajaran IPA guru harus dapat menyediakan kegiatan yang
dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk memunculkannya. Kegiatan yang di
pandang dapat untuk memenuhi kegiatan itu adalah
practical work
atau kerja
praktik. Agar dapat merancang kegiatan praktek yang dapat melatih siswa
memunculkan keterampilan yang kita inginkan untuk itu guru harus memahami
terlebih dahulu indikator yang dapat di pergunakan untuk menentukan apakah
seorang siswa sudah memiliki ketarampilan yang di maksud atau belum.
Sudomo, (2009:1) mengemukakan indikator- indikator untuk metode yang
disarikan dari buku “The Teacing Of Science”. Indikator-indikator yang dimaksud
yakni:
1. Keterampilan melakukan observasi
12
Indikator seseorang dikatakan melakukan observasi antara lain:
a. Menggunakan indra secara aman dan sesuai;
b. Mengenali perbedaan dan persamaan objek atau kejadian;
c. Mengenali urutan kejadian;
d. Mengamati suatu objek atau kejadian secara detail.
2. Keterampilan melakukan hipotesis
Seseorang melakukan suatu proses jika.
a. Menyarankan jawaban mengapa sesuatu terjadi;
b. Menggunakan pengetahuan awal untuk menjelaskan suatu kejadian;
c. Menyadari adanya kemungkinan lebih dari satu penjelasan dari suatu
kejadian.
3. Keterampilan menginterpretasi data.
Indikator seseorang melakukan interpretasi data antara lain:
a. Memberikan interpretasi berdasarkan semua data yang tersedia;
b. Menguji suatu interprestasi dengan data yang baru;
c. Mendasarkan interprestasi pada pola atau hubungan data.
d. Menguji prediksi dari data dalam hal hubungan yang dapat di amati
4. Keterampilan melaksanakan eksperimen
Indikator mengadakan eksperimen di antaranya:
a. Mengawali titik awal atau kejadian awal yang relevan dengan eksperimen;
b. Mengenal variabel yang harus diubah dalam eksperimen;
c. Mengenali variabel yang harus dibuat sama agar diperoleh suatu “ a fair tes”;
13
d. Mengenali semua variabel yang harus dikendalikan;
e. Mengenali yang sesuai untuk diukur dan dibandingkan.
5. Keterampilan melakukan investigasi, dengan indikator:
a. Menentukan variabel bebas (yang diubah-ubah) dan variabel kontrol (yang
harus dikendalikan atau dibuat tetap);
b. Memanipulasi variabel agar eksperimen benar-benar bermakna
c. Mengidentifikasi variabel atau (variabel tergantung);
d. Mengukur variabel atau dengan alat ukur yang sesuai;
e. Bekerja dengan tingkat ketelitian yang sesuai
6. Keterampilan menarik kesimpulan dengan indikator :
a. Menggunakan berbagai informasi untuk membuat pernyataan dengan
mengkombinasikan artinya;
b. Menemukan pola atau kecenderungan hasil observasi/eksperimen;
c. Mengidentifikasi antara satu variabel dengan variabel yang lain;
d. Berhati-hati dalam menyampaikan asumsi tentang berlakunya kesimpulan.
7. Keterampilan mengkomunikasikan hasil, dengan indikator
a. Menyampaikan dan mengklarifikasikan ide/gagasan dengan lisan maupun
tulisan;
b. Membuat catatan hasil observasi dalam eksperimen;
c. Menyampaikan informasi dalam bentuk grafik, chart, atau tabel;
d. Memilih alat komunikasi yang cocok agar mudah di pahami orang lain.
14
Setelah melihat dan memahami indikator-indikator metode eksperimen, maka
guru dapat merancang kegiatan eksperimen yang dapat memberikan kesempatan
siswa untuk melatih dan menunjukkan keterampilan yang diinginkan.
Penerapan metode eksperimen yang dikemukakan di atas, jelas menunjukkan
bahwa metode eksperimen sangat bermanfaat untuk memberi pemahaman yang
mendalam kepada siswa tentang materi IPA. Dalam konteks ini pemahaman terhadap
IPA tidak hanya bersipat teoritis belaka, tetapi menyangkut aplikasi dan konsep dasar
yang melandasi lahirnya teori dalam IPA tersebut. Dengan demikian hasil belajar
siswa terhadap konsep IPA yang di ajarkan benar-benar terpatri dengan baik karena
siswa secara mandiri atau dengan di fasilitasi guru dapat menemukan makna konsep
IPA yang di pelajarinya. Adanya pemahaman yang bermakna terhadap proses
pembelajaran sudah tentu akan memudahkan siswa dalam menguasai konsep IPA
secara menyeluruh sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang dicapainya.
2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan
Penelitian tentang peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode
eksperimen telah di lakukan oleh beberapa peneliti terdahulu diantaranya:
1. Mandana tahun 2012 dalam penelitiannya yang berjudul meningkatkan hasil
belajar siswa kelas V di SDN 1 Sutenjaya dengan menggunakan metode
eksperimen dalam pelajaran IPA tentang pokok bahasan sifat-sifat cahaya
menyimpulkan bahwa metode eksperimen mampu meningkatkan hasil belajar
siswa kelas V di SDN 1 Sutenjaya. Hal ini dapat dilihat adanya peningkatan hasil
belajar siswa khususnya pada materi sifat-sifat cahaya.
15
2. Rahmat Miolo tahun 2008 dalam skiripsinya yang berjudul meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami materi IPA dengan menggunakan metode
eksperimen pada siswa kelas VI
SDN 2 Modelidu menyimpulkan bahwa
kemampuan siswa dalam mata pelajaran IPA dapat ditingkatkan dengan
menggunakan metode eksperimen.
Perbandingan antara penelitian yang dilakukan oleh Mandana dan Rahmat
Miolo yaitu penelitian yang dilakukan oleh Mandala dikhususkan pada materi sifatsifat cahaya, penelitian Rahmat Miolo lebih mengarah ke materi IPA secara umum,
dan materi yang diteliti oleh peneliti lebih mengarah pada sifat-sifat wujud zat.
Adapun persamaan kedua penelitian ini dengan yang akan diangkat oleh peneliti
adalah semuanya merupakan pelajaran IPA dan menggunakan metode yang sama
yakni metode eksperimen.
2.3 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teoritis yang telah diuaraikan maka yang menjadi hipotesis
tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah jika guru menggunakan metode
eksperimen, maka hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Duwanga Kecamatan
Bongomeme Kabupaten Gorontalo pada materi sifat-sifat wujud zat dalam mata
pelajaran IPA dapat ditingkatkan.
2.4 Indikator Kinerja
Yang menjadi indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah jika hasil belajar
siswa pada materi sifat-sifat wujud zat dalam mata pelajaran IPA meningkat menjadi
85% dari keseluruhan jumlah siswa yang ada di kelas
IV SDN 1 Duwanga
16
Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo, maka pembelajaran dianggap tuntas.
Ketuntasan individu ditentukan berdasarkan KKM yang telah ditentukan yakni
sebesar 70.
17
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Latar dan Karakteristik Subyek Penelitian
3.1.1
Latar Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN 1 Duwanga Kecamatan
Bongomeme Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi sifat-sifat wujud zat dengan menggunakan metode
eksperimen di kelas IV SDN 1 Duwanga Kecamatan Bongomeme Kabupaten
Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai dengan
Desember 2012.
3.1.2
Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas IV SDN 1 Duwanga Kecamatan
Bongomeme Kabupaten Gorontalo yang berusia rata-rata 9-11 tahun dan berjumlah
20 orang anak yang terdiri dari 8 anak laki-laki dan 12 anak perempuan.
3.2 Variabel Penelitian
Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:
1.
Variabel Input
Variabel input dalam penelitian ini adalah siswa sebagai subjek penelitian,
guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran, media dan metode yang digunakan
dalam pembelajaran, serta perangkat yang mendukung pelaksanaan pembelajaran.
23
18
2.
Variabel Proses
Variabel proses dalam penelitian ini adalah proses untuk meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV pada materi sifat-sifat wujud zat melalui metode eksperimen di
SDN 1 Duwanga Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo.
3.
Variabel output
Variabel output dalam penelitian ini adalah meningkatnya hasil belajar siswa
kelas IV pada materi sifat-sifat wujud zat melalui metode eksperimen di SDN 1
Duwanga Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo. Hal ini ditunjukkan dengan
nilai yang dicapai siswa pada akhir setiap pertemuan, serta indikator sebagai berikut:
a) Menguasai konsep sifat-sifat wujud zat secara baik,
b) Memiliki sikap yang positif terhadap konsep sifat-sifat wujud zat,
c) Memiliki keterampilan yang baik dalam memperagakan pembuktian konsep
sifat-sifat wujud zat.
3.3 Prosedur Penelitian
3.3.1
Tahap Persiapan
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti melakukan persiapan-persiapan
sebagai berikut:
a. Mengadakan komunikasi dan kerja sama dengan guru mitra yakni Kelas
IV SDN 1 Duwanga Kecamatan Bongomeme Kabupten Gorontalo
b. Berkonsultasi dengan dosen dan pembimbing
c. Merencanakan kegiatan yang akan dilakukan bersama staf pengajar yang
menjadi mitra kerja.
19
3.3.2
Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut.
a.
Tahap persiapan tindakan
1) Mengadakan observasi awal
2) Menyusun lembar observasi dan melakukan observasi awal terhadap subyek
penelitian
3) Membuat scenario pembelajaran sesuai dengan pendekatan yang digunakan
dalam pembelajaran
4) Menyediakan alat penunjang guna berhasilnya suatu pembelajaran
5) Mengatur ruangan yang akan dipakai dalam kegiatan
b.
Tahap Tindakan
1) Siklus I
Pada siklus ini kegiatan yang dilakukan adalah meneliti peningkatan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Dalam kegiatan pembelajaran guru
mengadakan tanya jawab, memberikan latihan, dan memberikan tugas. Adapun
langkah-langkah kegiatan yang diterapkan adalah sebagai berikut.
Langkah Kegiatan Pembelajaran.
a) Memperkenalkan materi yang akan dipelajari;
b) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai;
c) Melakukan observasi;
d) Mengemukakan hipotesis;
e) Menginterpretasi;
20
f) Merencanakan eksperimen;
g) Melakukan investigasi;
h) Menarik kesimpulan; dan
i) Mengkomunikasikan hasil.
2) Siklus II
Langkah kegiatan pembelajaran pada siklus II dilakukan dengan langkah
sebagai berikut:
a) Memperkenalkan materi yang akan dipelajari;
b) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai;
c) Melakukan observasi;
d) Mengemukakan hipotesis;
e) Menginterpretasi;
f) Merencanakan eksperimen;
g) Melakukan investigasi;
h) Menarik kesimpulan; dan
i) Mengkomunikasikan hasil.
3.3.3
Tahap Pemantauan dan Evaluasi
Adapun pada tahap ini yang menjadi pedoman dalam melakukan pemantauan
dan evaluasi adalah sebagai berikut.
a. Semua aspek yang menjadi indikator dari peningkatan hasil belajar siswa
terhadap materi sifat-sifat wujud zat pada mata pelajaran IPA.
21
b. Kemampuan
anak
dalam
melakukan
proses
eksperimen
dalam
pembelajaran IPA sehingga meningkatkan hasil belajarnya.
3.3.4
Tahap Analisis dan Refleksi
Pada tahap ini hasil yang telah diperoleh dari tahap observasi dan evaluasi
dikumpulkan serta dianalisis bersama pengamat dengan guru, secara kualitatif. Dari
hasil analisis ini guru dapat merefleksi diri dengan melihat data observasi kegiatan
yang dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan yang terjadi pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Data hasil observasi selanjutkan dijadikan sebagai acuan
bagi guru untuk dapat mengevaluasi dirinya sendiri. Dengan demikian maka guru
memiliki standar yang dapat digunakan untuk menilai peningkatan hasil belajar siswa
terhadap konsep materi sifat-sifat wujud zat dalam mata pelajaran IPA.
3.3.5
Tahap Akhir
Tahap ini merupakan kegiatan akhir dari penelitian, yakni pada tahap akhir ini
diadakan pengecekan terhadap hasil analisis yang telah dilakukan, dan mengambil
kesimpulan akhir.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini dilakukan kegiatan pengumpulan data sebagai berikut:
1) Observasi
Observasi berupa kegiatan pengamatan di lapangan yang difokuskan pada
penggunaan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
memahami sifat-sifat wujud zat.
22
2) Dokumentasi
Teknik dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data terkait hasil belajar
siswa dalam memahami materi dan melakukan kegiatan pengujian materi sifat-sifat
wujud zat.
3) Tes hasil belajar
Tes hasil belajar dilakukan untuk mengetahui keberhasilan penggunaan
metode eksperimen dalam mata pelajaran IPA dalam meningkatkan hasil belajar
siswa.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
persentase. Analisis ini dilakukan dengan mendeskripsikan tingkat capaian yang
diperoleh pada setiap indikator yang telah ditetapkan. Hasil analisis tersebut menjadi
dasar dalam pengambilan simpulan akhir penelitian. Adapun untuk menentukan
jumlah rata-rata siswa maka digunakan rumus berikut.
Nilai rata-rata Siswa =
Daya Serap =
x 100%
23
DAFTAR PUSTAKA
Anurahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Amri dan Ahmadi. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovasi dalam Kelas.
Jakarta: Prestasi Pustaka
Arikunto Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan untuk Guru, Kepala Sekolah dan
Pengawas. Yokyakarta: Aditya Media
Dahar. 2004. Belajar aktif dan strateginya. Jakarta: Titian Ilmu
Daradjat. 2004. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Depdiknas. 2004. Fasilitator, Wahana Informasi dan Komunikasi Pendidikan Taman
Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Pendidikan TK dan SD.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan
Nasional
J. J Hasibuan dan Moedjiono. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda
Karya
Mandana, Susan Aprilia. 2012. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V di SDN 1
Sutenjaya dengan Menggunakan Metode Eksperimen dalam Pelajaran IPA
Tentang Pokok Bahasan Sifat-Sifat Cahaya. Skripsi (online). UPI.
repository.upi.edu/ skripsiview.php?no_skripsi=13404. Diakses tanggal 28
Desember 2012
Noehi, Nasution. 2004. Pendidikan IPA di SD, Modul 1-6 Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka
Nasution Noehi, dkk. 2006. Pendidikan IPA di SD, Modul 7-12 Jakarta, Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka
Permendiknas No 21 Tahun 2006 Tentang Standar Isi (2006)
Rahman, Ferry Apriliana. 2013. Penerapan Multimedia Pembelajaran Untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa XI TKR 1 SMKN 6 Bandung
pada
Mata
Pelajaran
Produktif
Motor.Universitas
Pendidikan
Indonesia.repository.upi.edu
Ramayulis. 2005. Fasilitator, Wahana Informasi dan Komunikasi Pendidikan Taman
Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Pendidikan TK dan SD.
53
24
54
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan
Nasional
Samatowa, Usman. 2004. Konsep dasar IPA dan Penerapannya. Gorontalo
Universitas Negeri Gorontalo
Semiawan, C. dkk. 2005. Pendekatan keterampilan proses, Jakarta : Gramedia.
Slameto. 2003. Kompetensi Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar Oleh Madrasah
Ibtidaiyah.Jakarta: Depdiknas.
Sudjana, Nana,2004, Pedoman Praktis Mengajar, Merencanakan Dan Melaksanakan
Pengajaran, Jakarta: Proyek Penulisan PA pada SMU
Sugiyono.2007 Karakteristik Anak Usia SD Online tersedia di http://masofa
.wordpress.com/2008/01/25karakteristik-anak-usia-sekolah-dasar/
Sumarni, Dini.2012. Penerapan Model Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Tentang Perubahan Kenampakan
Permukaan Bumi di Kelas IV SDN Caringin Kabupaten Bandung Barat Semester
2 Tahun Pelajaran 2011/2012. UPI. Repository.upi.edu
Uno, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: MQS. Publishing
25
Lampiran1
KISI-KISI INSTRUMEN
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT
WUJUD ZAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN
DIKELAS IV SDN 1 DUWANGA KECAMATAN BONGOMEME
KABUPATEN GORONTALO
No
1
Dimensi
Hasil Belajar
-
Aspek
Pengetahuan
-
-
2
Metode eksperimen
Sikap
-
Keterampilan
-
Persiapan
Indikator
Menjelaskan materi sifat-sifat
wujud zat
Menjelaskan sifat-sifat wujud
zat
-
Memahami pentingnya
memahami sifat-sifat wujud zat
-
Mampu melakukan aktivitas
yang sifatnya menganalisis sifatsifat wujud zat
-
Membuat rancangan kegiatan
Menyiapkan kelas
Menyiapkan alat yang akan
digunakan dalam pengajaran
-
Melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan
menggunakan Metode
eksperimen
-
Mengadakan penilaian proses
Mengadakan penilaian akhir
Membuat kesimpulan
26
Lampiran 2
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT
WUJUD ZAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI
KELAS IV 1 DUWANGA KECAMATAN BONGONGOMEME
KABUPATEN GORONTALO
Aspek Yang Diamati
Memiliki Sifat
Memilik
No Nama Anak Menguasi Konsep
Yang Positif
Keterampilan
M
KM TM
M
KM TM
M
KM TM
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Jumlah
Presentase
M : Mampu
KM : Kurang Mampu
TM : Tidak Mampu
27
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Waktu
: SDN 1 Duwanga
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
: IV/1
: 4 x 35 menit ( 2 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi
6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara
penggunaan.
B. Kompetensi Dasar
6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu.
C. Indikator
1) Mengidentifakasi sifat benda padat, cair,dan gas.
2) Mengelompokkan benda-benda berdasarkan wujudnya.
D. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu :
1) Menyebutkan sifat benda padat, cair, dan gas.
2) Mengelompokkan benda-benda berdasarkan wujudnya.
E. Metode Pembelajaran
1) Eksperimen
F. Materi Essensial
Benda padat
Sifat-sifat benda padat, yaitu :
Bentuknya tetap,
Bentuknya tidak mudah berubah meskipun dipindahkan,
Benda padat akan berubah jika mendapat perlakuan tertentu
28
Contoh benda padat yang lain adalah tas, sepatu, kursi, meja, lemari, tempat tidur,
dan lain-lain.
Benda Cair
Sifat-sifat benda padat, yaitu :
Bentuknya mudah berubah
Bentuk benda cair sesuai dengan wadah yang ditempatinya,
Benda cair dapat bergerak mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang
rendah
Benda Gas
Sifat-sifat benda gas, yaitu:
Tidak dapat dilihat tetapi dapat dirasakan,
Bentuknya selalu berubah,
Mengisi ruangan yang ditempatinnya
G. Media Belajar
Buku IPA Salingtemas Kelas IV SD/MI, Sri Lestari, dkk
Buku-buku referensi yang relevan
Benda-benda padat di lingkungan sekitar
Air, gelas, botol plastic, gayung, dan kain
Alat suntik bekas
Balon
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No
1
Langkah-Langkah Pembelajaran
1) Kegiatan Awal :
Mengawali pembelajaran dengan doa belajar.
Guru meminta peserta didik menyebutkan
benda-benda padat di dalam kelas.
Guru meminta salah seoranga peserta didik
Pengorganisasian
Siswa
Waktu
5 menit
29
mencoba menjelaskan sifat-sifat benda
tersebut.
2) Sebutkan contoh benda padat
3) Menyampaikan tujuan pembelajaran
2
Kegiatan inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Guru mengingatkan peserta didik tentang
sifat-sifat benda padat yang telah dipelajari.
Guru membagi peserta didik menjadi
beberapa kelompok
Setiap kelompok terdiri atas 4-5 orang.
Guru menjelaskan sifat benda padat yang
mempunyai bentuk tetap dan tidak dapat
mengalir.
Guru meminta setiap kelompok menyiapkan
sebuah pensil dan sehelai kertas di atas meja.
Pensil tersebut dipindahkan dari meja
ketempat pensil. Guru dapat mengajukan
pertanyaan sebagai berikut.
 Apakah bentuk pensil berubah? Apa
buktinya?
 Bagaimna sifat benda padat berdasarkan
percobaan ini?
Selanjutnya, guru meminta peserta didik
meremas kertas di atas meja. Guru dapat
mengajukan pertanyan sebagai berikut.
Dapatkan bentuk?
50 menit
30
Guru meminta peserta didik melakukan
kegiatan untuk mengetahui apakah benda
padat dapat dimampatkan melalui percobaan.
Seluruh peserta didik diajak melakukan
percobaan ini dengan alat yang sudh
disiapkan.
Masing-masing kelompok melaporkan hasil
percobaan.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
Guru menjelaskan kegunaan benda padat
dalam kehidupan sehari-hari. kegiatanini
dapat dilakukan dengan metode Tanya jawab.
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang
belum diketahui siswa.
Guru bersama siswa bertanya jawab
meluruskan kesalah pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang
belum diketahui siswa.
Memberikan penguatan dan kesimpulan.
Memberikan evaluasi
3
Kegiatan Akhir
Menyampaikan pesan-pesan moral tentang
materi yang dipelajari
Menyampaikan refleksi
31
Memberikan PR
Menutup pembelajaran.
4
I. Penilaian:
Penilaiaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian
a. Tes untuk kerja
b. Tes lisan
c. Protofolio
2. Bentuk Instrumen
a. Uji petik kerja prosedur
b. Dokumen pekerjaan
c. Uraian
Download