pemahaman pendidikan agama islam dan

advertisement
PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN
PENGARUHNYA DALAM KETAATAN MENJALANKAN
AJARAN AGAMA ISLAM SISWA DI SMP NEGERI 5
TANGERANG
Skripsi
Di ajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat
mencapai gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. Pd.I)
Oleh:
NUR UMI RULIYANA
(205011000308)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
ABSTRAK
Nur Umi Ruliyana, 205011000308, “Pemahaman Pendidikan Agama
Islam dan Pengaruhnya dalam Menjalankan Ajaran Agama Islam Siswa di
SMP Negeri 5 Tangerang”. Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Latar belakang pemilihan judul tersebut adalah karena penulis melihat
bahwa pada zaman sekarang ini, banyak siswa yang belajar pendidikan agama
Islam tetapi di dalam dirinya belum terbentuk kepribadian muslim. Mulai dari
berpakaian, perkataan, pergaulan dan hal-hal lainnya. Pada kenyataannya juga,
masih banyak yang belum mapan melakukan ajaran-ajaran agama seperti shalat,
puasa dan akhlak dalam pergaulannya kurang mencerminkan seorang siswa yang
beragama Islam. Dan tidak menutup kemungkinan ada pula yang memiliki
pemahaman agama yang sangat luas bisa meninggalkan ibadah dan bahkan
melakukan hal-hal yang dilarang agama.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan ketaatan siswa
dalam menjalankan ajaran agama Islam antara siswa yang faham agama dengan
siswa yang kurang faham agama di SMP Negeri 5 Tangerang.
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 27 September 2010 sampai 30
Oktober 2010. Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode kuantitatif
deskriptif yaitu metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan
menginterpretasikan sesuai dengan data yang diperoleh. Teknik sampel yang
digunakan adalah cara random sampling (secara acak), dengan demikian maka
penulis memberi hak yang sama kepada siswa untuk memperoleh kesempatan
dipilih menjadi anggota sampel. Sampel dalam penelitian ini sebesar 12 % dari
jumlah populasi 347 siswa yaitu berjumlah 42 orang. Instrumen yang diberikan
berupa kuesioner berjumlah 25 butir soal pernyataan. Dalam melakukan analisis
terhadap kedua variabel, yaitu mengenai Pemahaman Pendidikan Agama
(Variabel Independent/Bebas) dan Ketaatan menjalankan ajaran agama Islam
(Variabel Dependent/Terikat), dengan model alat analisis tes “t”.
Kesimpulan bahwa Terdapat perbedaan tingkat ketaatan menjalankan
ajaran agama Islam antara siswa yang lebih memahami agama dengan siswa yang
kurang memahami agama. Dapat dilihat diperolehnya to = 6,8228 pada taraf
signifikansi 5% diperoleh t tabel = 2,02 (6,8228 > 2,02), maka Ho ditolak
sedangkan Ha diterima. Sedangkan pada taraf signifikansi 1% t tabel = 2,71
(6,8228 > 2,71), maka Ho ditolak sedangkan Ha diterima. Maka pada taraf
signifikansi 5% dan 1% Hipotesis alternatif diterima (Ha) yaitu terdapat pengaruh
yang signifikan dalam ketaatan menjalankan ajaran agama Islam antara yang lebih
memahami agama dengan siswa yang kurang memahami agama.
i
KATA PENGANTAR
   
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt yang
telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayahnya sehingga penulis
mampu menyelesaikan skripsi ini.
Sholawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar
Muhammad Saw, yang telah berhasil merubah peradaban dari jaman Jahiliyah
menuju jaman Islamiyah yakni Dinul Islam, dan semoga kita semua mendapat
syafaat beliau ketika harta benda tidak lagi berguna bagi umat manusia.
Suatu kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi penulis karena dapat
menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini tidak
lepas dari bimbingan dan arahan berbagai pihak. oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesarbesarnya serta penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Dekan FITK
beserta
Pembantu Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Nurlena Rifa’I M.A.Ph.D., selaku
dosen pembimbing yang telah
membimbing penulis serta membantu dalam penyelesaian skripsi ini dengan
ridho dan ikhlas.
4.
Bapak H. Mulyono Sobar, S.Pd., Selaku Kepala Sekolah beserta seluruh
jajaran guru dan staff SMP Negeri 5 Tangerang, khususnya Bapak Wahyudi
S.Pd., dan Ibu Yeni Nuraeni S.Ag., yang telah memberikan izin dan
membantu penulis untuk melaksanakan penelitian di tempat tersebut.
5. Segenap Ibu/Bapak Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN syarif
Hidyatullah Jakarta yang telah memberi ilmu yang tidak ternilai kepada
penulis.
ii
6. Yang tercinta Ayahanda (Samian) dan ibunda (Sulasih) yang dengan kasih
sayang dan sabar berusaha payah mengasuh, membimbing, mendidik dan
membiayai segala kebutuhan dari kecil sampai sekarang ini. Beserta kakakkakak ku (Syofia Wahida & M. Nurdin) dan adikku (Fitriani Mudrikah) yang
telah memberikan motivasi serta do’a kepada penulis untuk menyelesaikan
pendidikan SI.
7. Mahasiswa UIN Syahid Angkatan 2005 Non Regular FITK Jurusan PAI kelas
A dan B. Roihana, Hotlina, Tatu, Meliyana, Lina, Erdi, ka’ diah, ka’ bacen,
Umi. dan banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih
untuk keikutsertaan kalian dalam memberikan dukungan moril.
8. Yayasan MI Al-mursyidiyyah, khususnya Ibu kepala Sekolah dan seluruh
dewan guru yang telah memberikan motivasi, pengertian dan waktunya untuk
menyempatkan penulis menyelesaikan tugas ini di sela-sela waktu mengajar.
Hanya ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya yang dapat penulis
sampaikan, semoga bantuan dan do’anya yang telah diberikan dapat menjadi
catatan amal kebaikan di hadapan Allah Swt, Amin.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca yang budiman untuk
perbaikan di masa mendatang. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
berguna bagi yang membacanya, dan kepada lembaga pendidikan untuk
memotivasi para guru agar lebih giat dalam mengajar guna peningkatan mutu
pendidikan. Semoga Allah Swt selalu melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan
inayahnya kepada kita semua. Amin.
Jakarta, 20 Januari 2011
Penulis,
(Nur Umi Ruliyana)
iii
DAFTAR ISI
Hlm
ABSTRAK ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 5
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5
C. Perumusan Dan Pembatasan Masalah ........................................... 5
D.Tujuan Dan Manfaat Penelitian ..................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGUJIAN
HIPOTESIS
A.Kajian Teori................................................................................... 7
1. Pemahaman Pendidikan Agama Islam ...................................... 7
a. Pengertian Pemahaman Pendidikan Agama Islam ............... 7
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam ......................................... 10
c. Ruang Lingkup dan Materi Pendidikan Agama Islam ......... 12
2. Ketaatan Menjalankan ajaran Agama Islam ............................ 13
a. Pengertian Ketaatan Menjalankan Ajaran Agama Islam ..... 13
b. Nilai – nilai Dalam Ajaran Islam ......................................... 17
1. Aqidah ............................................................................. 18
2. Ibadah .............................................................................. 19
3. Akhlak ............................................................................. 21
B. Kerangka berfikir........................................................................ 28
C. Hipotesis ..................................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ....................................................................... 30
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 31
v
C. Populasi dan Sampel................................................................... 31
D. Tehnik Pengumpulan Data ......................................................... 32
E. Variabel Penelitian...................................................................... 33
F. Teknik Analisis Data .................................................................. 35
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Negeri 5 Tangerang
1. Pendahuluan .......................................................................... 38
2. Visi dan Misis SMP Negeri 5 Tangerang ............................. 39
3. Keadaan Guru, Staf, administrasi dan karyawan .................. 39
4. Keadaan Siswa SMP Negeri 5 Tangerang ............................ 41
5. Prestasi siswa SMP Negeri 5 Tangerang .............................. 42
6. Sarana dan Prasarana............................................................. 43
7. Kegiatan Ekstrakulikuler ....................................................... 45
8. Struktur Organisasi SMP Negeri 5 Tangerang ..................... 45
9. Pelaksanaan PAI SMP Negeri 5 Tangerang ........................ 47
B. Deskripsi Data ............................................................................ 48
C. Analisis Data .............................................................................. 51
D. Interpretasi Data ......................................................................... 53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 55
B. Saran ............................................................................................ 56
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 58
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Hlm
Tabel 1 Kisi-kisi Variabel X (Pemahaman Pendidikan Agama) .................... 33
Tabel 2 Kisi-Kisi Variabel Y (Ketaatan Menjalankan Ajaran Agama) .......... 34
Tabel 3 Kondisi Guru ...................................................................................... 39
Tabel 4 Tenaga Administrasi .......................................................................... 39
Tabel 5 Keadaan Siswa SMPN 5 Tangerang .................................................. 40
Tabel 6 Rekapitulasi Agama Siswa Tahun Ajaran 2010-2011 ....................... 41
Tabel 7 Prestasi Akademik Siswa SMPN 5 Tangerang .................................. 41
Tabel 8 Prestasi Non Akademik Siswa SMPN 5 Tangerang ......................... 42
Tabel 9 Sarana dan Prasarana ......................................................................... 42
Tabel 10 Keadaan Buku ................................................................................... 43
Tabel 11 Alat Peraga ........................................................................................ 43
Tabel 12 Struktur Organisasi SMPN 5 Tangerang .......................................... 45
Tabel 13 Daftar Siswa yang lebih memahami Agama ..................................... 47
Tabel 14 Daftar Siswa yang kurang Memahami Agama ................................. 48
Tabel 15 Skor Perbedaan antara Variabel X dengan Variabel Y ..................... 48
Tabel 16 Tabel Perhitungan untuk memperoleh Mean dan Standar Deviasi ... 50
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Hlm
Lampiran 1
Hasil wawancara ........................................................................ 60
Lampiran 2 Instrumen Penelitian Pemahaman Pendidikan Agama Islam
Dalam Ketaatan Menjalankan Ajaran Agama Islam ................ 62
Lampiran 3 Surat Permohonan Pengajuan Judul Skripsi .............................. 68
Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Penelitian. ............................................. 69
Lampiran 5 Surat Keterangan Melakukan Penelitian Di SMP Negeri 5
Tangerang.................................................................................... 70
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah Swt.
Dengan segala pemberiannya manusia dapat mengecap segala kenikmatan
yang bisa di rasakan oleh dirinya. Tapi dengan anugerah tersebut kadangkala
manusia lupa akan dzat Allah Swt yang telah memberikannya. Untuk hal
tersebut manusia seharusnya mendapatkan suatu bimbingan sehingga didalam
kehidupannya dapat berbuat sesuai dengan bimbingan Allah Swt. Untuk itu
manusia membutuhkan adanya pendidikan.
Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Melalui pendidikan manusia menjadi cerdas, tahu dan
dapat membedakan mana prilaku yang baik dan mana prilaku yang tidak baik.
Dan dengan pendidikan pula manusia dapat menduduki tempat yang terpuji
didunia.
Dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003
tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 yang berbunyi: ”Pendidikan Nasional
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
1
2
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
berdemokratis serta bertanggung jawab”.
menjadi warga negara
yang
1
Dalam kenyataan hidup sehari-hari, kita menyaksikan banyak kaum
intelegensia, yaitu orang-orang yang banyak pengetahuannya, tidak mampu
memanfaatkan pengetahuan tersebut untuk menciptakan kebahagiaan, baik
bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat. Mereka cenderung berfikir
bebas tanpa mengenal ikatan-ikatan, berperasaan tanpa adanya tenggang rasa,
bertingkah laku tanpa mengenal baik, buruk atau halal dan haram kalau
demikian keadaan manusia, maka kemudian manusia itu akan meruntuhkan
nilai-nilai kemanusiannya sendiri dan berubahlah dari makhluk Tuhan yang
tinggi derajatnya kepada makhluk Tuhan yang hina.2 Untuk itu diperlukan
pengendalian kecendrungan tersebut, sehingga tidak mudah menerima
rangsangan yang mengarah kepada kesalahan. Dan untuk itu dibutuhkan
agama dalam bentuk pengamalan ajaran-ajarannya yang dilakukan dengan
istiqomah (terus menerus) dan khusyu dalam kehidupannya, karena ajaranajaran agama didalamnya dapat membimbing manusia kearah kepada
kebaikan dan kebenaran.3
Tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 Bab XI, Pasal 29 ayat
1 yaitu: Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Dan sila pertama
adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini menunjukkan bahwa pendidikan agama
adalah sangat penting.
Sebagaimana yang telah ditegaskan oleh mantan Presiden Republik
Indonesia, Soeharto dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
di Istana Negara pada Tanggal 26 April 1972 sebagai berikut: Dalam
pendidikan kita itu, jelas Pendidikan Agama merupakan bagian yang
penting, karena dalam pancasila sendiri kita menegaskan Ketuhanan
yang Maha Esa. Pendidikan Agama berdasarkan keyakinan agama
1
Undang-undang RI No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta:
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam), h. 37.
2
Sahilun A. Nasir & Hafi Anshari, Pokok-Pokok Pendidikan Agama Islam di Perguruan
Tinggi, (Surabaya: Al-ikhlas, 1984), Cet. 2, h. 57-58.
3
Heny narendrany Hidayati & Andri Yudiantoro, Psikologi Agama, (Jakarta: UIN Press,
2007), cet. 1, h. 72.
3
pemeluknya masing-masing bukanlah membuka lapangan yang
terpisah dari pendidikan nasional kita, melainkan harus menjiwai.4
Secara
Umum,
Pendidikan
agama
Islam
bertujuan
untuk
meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta
didik tentang Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan
bertakwa kepada Allah Swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (GBPP PAI, 1994).5
Menurut Prof. Dr. Zakiyah Darajat bahwa pendidikan Agama
hendaknya dapat mewarnai kepribadian anak, agar agama ini benar-benar
menjadi bagian dari pribadinya yang akan menjadi pengendali dalam hidupnya
di kemudian hari.6
Pendidikan
Agama
Islam
tidak
tertuju
kepada
pembentukan
kemampuan akal saja. Dengan pengetahuan agama, seseorang belum tentu
memahami sesuatu yang dimaksud secara mendalam. Selain pengetahuan,
pengembangan dan pemahaman keagamaan dalam diri seseorang juga sangat
penting. Seseorang yang memiliki pemahaman agama akan melaksanakan
ajaran agama dengan penuh keikhlasan semata-mata hanya kepada Allah.
Dalam Penanaman ajaran-ajaran agama pada usia remaja sangat
penting. Karena pada usia remaja ini banyak terjadi kegoncangan atau
ketidakstabilan dalam beragama. Kadang-kadang mereka tekun dalam
beribadah, tetapi pada waktu lain mereka enggan melaksanakannya. Oleh
karena itu, sebaiknya mereka diberi bimbingan agama agar menjadikan
pedoman hidup baginya.
Sudarsono
S.H
mengatakan,
dalam
kenyataan
sehari-hari
menunjukkan, bahwa anak-anak remaja yang melakukan kejahatan sebagian
besar kurang memahami norma-norma agama, bahkan mungkin lalai
menunaikan perintah-perintah agama.7 Oleh karena itu, bagaimana agar
4
Sahilun A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problema Remaja,
(Jakarta: Kalam Mulia, 1997), h. 19.
5
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 3,
h. 78.
6
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), Cet.17, h.66.
7
Sudarsono, Kenakalan Remaja,(Jakarta: Rineka Cipta, 1995), Cet. 3, h. 120
4
pendidikan agama Islam yang diajarkan disekolah tidak hanya ada dalam
sebuah konsep, akan tetapi yang lebih penting adalah aplikasinya dalam
kehidupan sehari-hari.
Namun Di zaman sekarang ini, banyak siswa yang belajar pendidikan
agama Islam tetapi di dalam dirinya belum terbentuk kepribadian muslim.
Mulai dari berpakaian, perkataan,
pergaulan dan hal-hal lainnya. Pada
kenyataannya juga, masih banyak yang belum mapan melakukan ajaran-ajaran
agama seperti shalat, puasa dan akhlak dalam pergaulannya kurang
mencerminkan seorang siswa yang beragama Islam. Sering kita mendengar
bahkan melihat secara langsung perkelahian antar pelajar yang mengakibatkan
kerusakan dan bahkan membuat korban jiwa. Tidak jarang pula sekelompok
pelajar membuat ulah yang bermacam-macam di tempat umum sehingga
mengganggu orang lain.
Dari uraian di atas dapat diprekdisikan bahwa seseorang yang memiliki
pemahaman agama Islam, ia cenderung akan selalu taat menjalankan ajaran
agama. Sebaliknya bagi seseorang yang tidak atau kurang memiliki
pemahaman tentang agama Islam, ia akan bersikap acuh untuk melaksanakan
ibadah yang sebenarnya diwajibkan dalam ajaran Islam. Dan Tidak menutup
kemungkinan ada pula yang memiliki pemahaman agama yang sangat luas
bisa meninggalkan ibadah dan bahkan melakukan hal-hal yang dilarang
agama.
Penulis beranggapan bahwa pemahaman Pendidikan Agama Islam
yang dimiliki pelajar, mempunyai hubungan dengan ketaatan menjalankan
ajaran agama Islam dalam kehidupan mereka sehari-hari. Peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul : “PEMAHAMAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DAN PENGARUHNYA DALAM KETAATAN
MENJALANKAN AJARAN AGAMA ISLAM
DI SMP NEGERI 5
TANGERANG ”.
SMP Negeri 5 Tangerang adalah merupakan salah satu sekolah
Menengah Pertama yang notabennya pendidikan agama sangat minim.
Dikarenakan pelajaran PAI dilaksanakan 1 kali pertemuan (2 jam) dalam
5
seminggu. Seperti lembaga lain, SMP Negeri 5 Tangerang melakukan
berbagai upaya untuk mencapai tujuan pendidikan yang maksimal sehingga
menghasilkan lulusan (anak didik) yang berkualitas, baik dalam bidang
IPTEK maupun IMTAQ. Untuk kualitas bidang IMTAQ, PAI dijadikan jalan
khusus untuk mencapainya. Melalui pembelajaran PAI, diharapkan dapat
meningkatkan IMTAQ siswa sehingga mereka dapat merealisasikan dalam
sikap dan prilaku hidupnnya sesuai dengan tujuan pendidikan, khususnya
tujuan PAI itu sendiri.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka permasalahan yang
akan dibahas dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Bagaimana pemahaman siswa
terhadap mata pelajaran PAI yang di
ajarkan di sekolah.
2. Bagaimana kesadaran siswa terhadap nilai-nilai ajaran agama Islam.
3. Bagaimana guru menggunakan media dan metode dalam meningkatkan
pemahamaan siswa terhadap pelajaran PAI.
4. Bagaimana upaya guru PAI untuk meningkatkan siswa dalam menjalankan
ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
5. Apakah ada perbedaan siswa yang paham dengan siswa yang kurang
paham agama Islam dalam ketaatan menjalankan ajaran agama Islam?
C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan yang ada pada penulis serta untuk lebih
terarahnya penelitian ini kiranya perlu di kemukakan penjelasan istilah
serta pembatasan masalah antara lain:
a. Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan penelitian pada kelas IX
SMPN 5 Tangerang.
b. Yang di maksud dengan ”Pemahaman” adalah kemampuan yang
dimiliki anak didik dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam
yang telah diperolehnya di sekolah
6
c. Yang di maksud ”Pendidikan Agama Islam” adalah kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan nilai-nilai ajaran Islam baik itu proses
pembelajaran maupun kegiatan yang bercirikan Islam.
d. Nilai-nilai ajaran Islam yang akan diteliti meliputi aqidah, ibadah dan
akhlak.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan
identifikasi
permasalahan
tersebut
penulis
menentukan rumusan masalah: Apakah ada pengaruh pemahaman agama
Islam antara siswa yang paham agama dengan siswa yang kurang paham
agama terhadap ketaatan menjalankan ajaran agama Islam?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuannya
adalah
untuk
mengetahui
apakah
perbedaan
pemahaman pendidikan agama Islam siswa SMP Negeri 5 Tangerang
dapat berpengaruh dalam ketaatan mereka menjalankan ajaran
agama
Islam.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yang penulis lakukan adalah:
a. Menjadi bahan masukan untuk dapat memperbaiki kelemahan dan
kekurangan yang ada pada diri seseorang, serta mampu meningkatkan
pribadi agar tidak menyimpang dari Al-Quran dan As-sunnah.
b. Sebagai suatu usaha untuk lebih meningkatkan pemahaman siswa
mengenai pendidikan agama Islam, sehingga dapat memperbaiki
kualitas ibadah dalam diri siswa umumnya dan guru agama itu sendiri
khususnya.
c. Sebagai sumbangan pendidikan untuk mengembangkan khazanah ilmu
pengetahuan.
d. Sebagai syarat untuk mendapat gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
(S. Pd.I).
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGUJIAN
HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Pemahaman Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pemahaman Pendidikan Agama Islam
Secara etimologi kata Pemahaman berasal dari kata ”paham” yang
berarti mengerti benar atau memahami benar.1 Sedangkan secara
terminologi, para ahli pendidikan memberikan definisi pemahaman,
diantaranya:
Elizabeth B. Hurcock dalam bukunya perkembangan anak, bahwa
pemahaman adalah ”kemampuan untuk menangkap sikap, arti atau
keterangan mengenai sesuatu dan mempunyai gambaran yang jelas atau
lengkap tentang hal tersebut.”2
Menurut
Anas
Sudjiono
seseorang untuk mengerti
pemahaman
adalah
”kemampuan
sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan
diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu
dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Pemahaman merupakan jenjang
kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan dan hafalan”3
1
Peter Salim, Kamus Populer Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet.1, h.
1075
2
Elizabeth B. Hurcock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 1992) Cet. 2, h. 38
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
1996), cet. 4, h. 50
3
7
8
Menurut
Daryanto
dalam
bukunya
Evaluasi
Pendidikan,
Kemampuan Pemahaman dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Menerjemahkan (Translation), yaitu bukan saja pengalihan arti dari
bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain. Dapat juga dari
konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model simbolik untuk
mempermudah orang mempelajarinya.
b. Menginterpretasi
(interpretation)
yaitu,
kemampuan
untuk
mengenal dan memahami.
c. Mengekstrapolasi (extrapolation) yaitu, lebih tinggi sifatnya dari
menerjemahkan dan menafsirkan, ia memenuhi kemampuan
intelektual yang lebih tinggi.4
Dengan pengetahuan, seseorang belum tentu memahami sesuatu
yang dimaksud secara mendalam, hanya sekedar mengetahui tanpa bisa
menangkap pemahaman, seseorang yang memiliki pemahaman tidak
hanya bisa menghapal sesuatu yang dipelajari, tetapi juga mempunyai
kemampuan untuk menangkap makna dari sesuatu yang dipelajari dan
mampu memahami konsep dari pelajaran tersebut.
Dalam ajaran Islam banyak sekali mengandung
konsep dan
prinsip. Yaitu muslim, mukmin, takwa, syahadat, zakat, puasa, haji, syarat,
rukun, adalah sebagian dari sekian banyak konsep yang dimaksud. 5
Konsep-konsep dalam ajaran Islam memang harus diketahui dan
dipahami. Konsep-konsep dalam ajaran Islam tidaknya penting dilihat dari
sudut sistem pengetahuan, tetapi juga penting dilihat dari sudut sistem
pengalaman. Pemahaman yang benar tentang konsep itu dapat membantu
benarnya pengamalan ajaran Islam.
Dari berbagai pendapat di atas, indikator pemahaman pada
dasarnya sama, yaitu dengan memahami sesuatu berarti seseorang dapat
menjelaskan, mempertahankan, memperaktekkan, membedakan, menduga,
4
5
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 6, h. 106
Daryanto, Evaluasi Pendidikan…h. 116
9
menerangkan, menafsirkan, memperkirakan, menentukan, memperluas,
menyimpulkan, menganalisis, memberi contoh, menuliskan kembali,
mengklasifikasikan, dan mengikhtisarkan. Indikator tersebut menunjukkan
bahwa pemahaman mengandung makna lebih luas atau lebih dalam dari
pengetahuan.
Setelah mengetahui beberapa definisi mengenai pemahaman,
penulis akan menjelaskan beberapa pengertian mengenai pendidikan.
Pendidikan dapat diartikan dari sudut pandang bahasa dan istilah.
Dalam bahasa yunani pendidikan (Paedagogike) adalah kata
majemuk yang terdiri dari dua kata ”paes” yang berarti anak dan kata
”Ago” yang berarti aku membimbing. Jadi ”paedagogik” berarti aku
membimbing anak dengan maksud membawanya ke tempat belajar dalam
bahasa yunani disebut ”paedagogos”.6
Dalam bahasa Arab disebut ”tarbiyah” dengan kata kerja Rabba.
Kata kerja rabba memiliki arti mendidik dan telah digunakan pada zaman
Nabi. Dalam bentuk kata benda, rabba juga digunakan untuk Tuhan,
karena Tuhan juga bersifat mendidik, mengasuh, memelihara. Kata lain
yang mengandung arti pendidikan adalah addaba, dan allama.7
Mengenai pengertian pendidikan secara istilah yang dikemukakan
oleh para tokoh yaitu:
Jhon Dewey tokoh pendidikan terkemuka menyatakan bahwa
pendidikan adalah ”Proses pembentukan kecakapan fundamental secara
intelektual dan emosional, kearah alam sesama manusia”.
Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa ” Pendidikan umumnya
berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran
(intelek) dan jasmani anak-anak, selaras dengan alam dan masyarakat”.8
6
Abu Ahmad dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Rieneka Cipta, 2001),
Cet. Ke 2, h. 70.
7
Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), cet. Ke-2, h. 25
8
Azyumardi Azra, Esei-esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam (Jakarta: Logos
Wacana Ilmu, 1998), Cet.1, h. 4.
10
Menurut Al-Ghazali pendidikan adalah proses memanusiakan
manusia sejak masa kejadiannya sampai akhir hayatnya melalui berbagai
ilmu pengetahuan yang disampaikan dalam bentuk pengajaran secara
bertahap, dimana proses pengajaran itu menjadi tanggung jawab orang tua
dan masyarakat menuju pendekatan diri pada Allah sehingga menjadi
manusia yang sempurna.9
Dapat diambil suatu kesimpulan atas semua pendapat di atas,
bahwa pendidikan adalah suatu kegiatan atau usaha yang bersifat
bimbingan yang dilakukan secara sadar dan memiliki tujuan untuk
membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
kebudayaan.
Sedangkan pengertian Pendidikan Agama Islam adalah sebuah
proses dalam membentuk manusia muslim yang mengembangkan potensi
yang dimilikinya untuk mewujudkan dan merealisasikan tugas dan
fungsinya sebagai khalifah Allah Swt, baik kepada Sang Pencipta, sesama
manusia, dan sesama makhluk lainya.10
Dari pengertian pemahaman, dan pendidikan agama Islam dapat
disimpulkan bahwa pemahaman pendidikan agama Islam adalah seseorang
yang mampu memahami arti atau konsep ajaran-ajaran agama, sehingga
ajaran-ajaran agama itu benar-benar menjiwai, menjadi bagian yang
integral dalam pribadinya, di mana ajaran-ajaran agama itu benar-benar
difahami, diyakini kebenarannya, diamalkan, menjadi pedoman hidupnya,
menjadi pengontrol bagi perbuatan-perbuatannya, pada pemikirannya dan
sikap mentalnya.
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan berarti apa yang ingin dicapai dengan
pendidikan. Masalahnya adalah manusia yang bagaimanakah yang ingin
9
Abidin Ibn Rush, Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar), Cet. Ke-1, h. 56.
10
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat
Press, 1998), h. 41.
11
dibentuk melalui pendidikan. Ahmad D. Marimba yang dikutip oleh Abd.
Halim Soebahar menyatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah
terbentuknya kepribadian muslim. Menurutnya, bahwa tujuan demikian
identik dengan tujuan hidup setiap orang muslim. Adapun tujuan hidup
seorang muslim adalah menghamba (Ibadah) kepada Allah.
Dalam Firman-Nya:
       
”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku”.(QS Adz Dzariat: 56) 11
Abidin Ibnu Rusn dalam bukunya mengatakan bahwa Al- Ghazali
merumuskan tujuan pendidikan sebagai berikut:
1. Mendekatkan diri kepada Allah, yang wujudnya adalah kemampuan
dan dengan kesadraan diri melaksanakan ibadah wajib dan sunnah
2. Menggali dan mengembangkan potensi atau fitrah manusia.
3. Mewjudkan profesionalisasi manusia untuk mengemban tugas
keduniaan dengan sebaik-baiknya.
4. Membentuk manusia berakhlak mulia suci jiwanya dari kerendahan
budi dan sifat-sifat tercela.
5. Mengemangkan sifat-sifat manusia yang utama sehingga menjadi
manusia yang manusiawi.12
Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
bertujuan memberikan kemampuan dasar kepada siswa tentang ajaran
agama Islam untuk mengembangkan kehidupan beragama sehingga semua
manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt serta
berakhlak mulia sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan
anggota umat manusia.13
11
Abd. Halim Soebahar, Wawasan Baru Pendidikan Islam, (Jakarta: kalam mulia, 2002)),
Cet.1, h. 17-20
12
Abidin Ibnu Rusn, Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1998), Cet.1, h. 60
13
Kurikulum GBPP/SLTP. Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Departemen Agama RI,
1999), h. 1
12
Dalam kurikulum berbasis kompetensi untuk pendidikan agama
Islam, ditetapkan standar kompetensi yaitu kemampuan dasar yang harus
dimiliki para siswa sebagai hasil dari proses pembelajaran yang meliputi:
1. Beriman kepada Allah Swt. Dan lima rukun iman yang laib dengan
megetahui fungsi dan hikmahnya serta terefleksi dalam sikap, perilaku,
dan akhlak peserta didik dalam dimensi vertikal horizontal.
2. Dapat membaca, menulis, dan memahami ayat-ayat Al-quran serta
mengetahui hukum bacaannya dan mampu mengimplementasikannyan
ke dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mampu beribadah dengan baik sesuia tuntunan syariat Islam, baik
ibadah wajib maupun ibadah sunat.
4. Dapat meneladani sifat, sikap, dan kepribadian Rasulullah, para
sahabat , tabi’in, serta mampu mengambil hikmah dari sejarah
perkembangan Islam untuk kepentingan hidup sehari-hari masa kini
dan masa depan.
5. Mampu mengamalkan sistem muamalah Islam dalam tata kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 14
c. Ruang Lingkup dan Materi Pendidikan Agama Islam
Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian,
keselarasan dan keseimbangan antara lain adalah:
1. Hubungan manusia dengan Allah SWT (Hablum Minallah)
2. Hubungan Manusia dengan sesama manusia (Hablum Minannas)
3. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri (Hablim min Nafsi)
4. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya
(Hablum Minal Alam).15
Pada tingkat sekolah dasar (SD) penekanan diberikan kepada
empat unsur pokok yaitu: keimanan, ibadah, Al-Quran, dan Akhlak.
Sedangkan pada sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah
menengah umum (SMU) disamping keempat unsur pokok tersebut diatas
maka unsur muamalah dan syari’ah semakin dikembangkan. Unsur
pokok Tarikh diberikan secara seimbang pada setiap satuan pendidikan.
14
Nurhayati Djamas, Dinamika Pendidikan Islam di Indonesia Pascakemerdekaan,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 142
15
Kurikulum GBPP/SLTP. Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Departemen Agama RI,
1999), h. 3
13
Materi merupakan salah satu unsur dalam tujuan pendidikan.
Materi yang baik dan sesuai dengan kebutuhan anak didik memberikan
pengaruh terhadap pengetahuan dan pemahaman yang disampaikan
seorang pendidik.
Secara garis besar materi bidang pendidikan agama itu terdiri
dari bidang Aqidah, Ibadah dan Akhlak.
1. Bidang Aqidah: ini merupakan bidang yang sangat prinsipil bagi
ajaran Islam, yaitu bertugas untuk mengajarkan makhluk untuk
percaya (iman) kepada Allah.
2. Bidang Ibadah: bidang ini merupakan implementasi dari pengakuan
(iman) seorang hamba kepada Tuhannya dan cenderung untuk
diartikan sebagai bagian ritual (ibadah mahdah/langsung) bentuknya
berupa shalat, puasa, zakat, dan haji.
3. Bidang Akhlak: bidang ini menekankan pada ketinggian perilaku
moral seorang muslim dalam kehidupannya sehari-hari dimana hal ini
dapat dikatakan sebagai cermin dari kualitas iman seseorang.16
Dari seluruh materi pendidikan agama Islam diharapkan
bahwa peserta didik dapat meyakini, memahami, serta mengamalkan
segala ajaran Islam dan menjauhi segala larangannya. Dan diharapkan
bahwa mereka dapat menjadi manusia yang berprilaku dan bersikap
sesuai dengan ajaran Islam.
2. Ketaatan Menjalankan Ajaran Agama Islam
a. Pengertian Ketaatan Menjalankan Ajaran Agama Islam
Ketaatan berasal dari kata taat, yang diberi awalan ke dan akhiran
an. Taat mempunyai pengertian yang sama dengan takwa, akar katanya
adalah w.q.y., artinya antara lain: takut, menjaga diri, memelihara,
tanggung jawab dan memenuhi kewajiban.17
16
Dirjen Bimbaga, Buku Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum/GBPP Pendidikan Agama
Islam Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, (Jakarta: Departemen Agama RI, 1998) h.4
17
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2000), Cet.3, h.361
14
Takwa ialah keadaan yang diliputi rasa takut kepada Allah Swt.
Takwa ialah keadaan yang mendorong seseorang menjauhi dosa dan
kesalahan.18 Karena itu orang yang bertakwa adalah orang yang patuh
menjalankan aturan agama, terutama ibadah seperti: shalat, puasa,
membayar zakat, menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang
dilarang agama, dan memenuhi kewajiban.
Takwa tidaknya seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya
sehari-hari. Bagi orang yang takwa segala ajaran yang bersumber dari
kitab suci Al-Quran dan Hadits Nabi dilaksanakan dengan baik,
sehingga tingkah laku mereka dalam kehidupan sehari-hari merupakan
realisasi dari ajaran yang dianutnya. Seseorang yang takwa mampu
mengontrol dan memerangi hawa nafsunya.
Glock dan Stark19 berpendapat, untuk melihat tingkat ketakwaan
seseorang dalam menjalankan ajaran agama dapat dilihat dari lima
dimensi, yaitu:
1. Keterlibatan Ritual (Ritual Involvement), yaitu tingkatan sejauh mana
seseorang mengerjakan kewajiban ritual di dalam agama mereka.
2. Keterlibatan ideologis (ideological Involvement), yaitu tingkatan
sejauh mana orang menerima hal-hal yang dogmatik di dalam agama
mereka masing-masing.
3. Keterlibatan intelektual (Intellectual Involvement), yaitu sejauh mana
seseorang mengetahui tentang ajaran agamanya. Seberapa jauh
aktivitasnya di dalam menambah pengetahuan agamanya.
4. Keterlibatan pengalaman (Experiential Involvment), yaitu dimensi
yang berisikan pengalaman-pengalaman unik dan spektakuler yang
merupakan keajaiban yang datang dari Tuhan.
18
Khalil Al-Musawi, Bagaimana Menyukseskan Pergaulan Anda, Ter. Dari Kaifa
Tata’amal Ma’a an-Nas Oleh Ahmad Subandi, (Jakarta: Lentera, 1998), h. 45
19
Djamaludin Ancok, Teknik Penyusunan Skala Pengukur, (Yogyakarta: Pusat Penelitian
Kependudukan UGM, 1989), h.11
15
5. Keterlibatan secara konsekuen (Consequential Involvment), yaitu
mengukur sejauh mana seseorang dimotifikasikan oleh ajaran
agamanya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa individu yang
taat ialah menjalankan segala ajaran agama yang bersumber dari kitab
suci Al-Quran dan Hadits Nabi dilaksanakan dengan baik, sehingga
tingkah laku mereka dalam kehidupan sehari-hari merupakan realisasi
dari ajaran yang dianutnya. Dan seseorang yang taat tidak saja dapat
dilihat dan dianalisis dari aspek ibadah saja, seperti shalat, puasa,
membayar zakat, melainkan juga dari aspek-aspek yang lain, seperti
tingkah lakunya sehari-hari apakah mencerminkan nilai-nilai ajaran
agama yang dianutnya.
Mengenai pengertian agama, Menurut Harun Nasution kata
agama dikenal juga dengan kata din dari bahasa Arab dan kata religi dari
bahasa Eropa. Salah satu pendapat mengatakan bahwa kata agama
tersusun dari dua kata, a = tidak dan gam = pergi, jadi agama artinya
tidak pergi, tetap ditempat, diwarisi secara turun temurun. Ada pendapat
lain yang mengatakan bahwa agama berarti teks atau kitab suci.
Selanjutnya dikatakan lagi bahwa agama berarti tuntunan. Karena
memang agama mengandung ajaran-ajaran yang menjadi tuntunan hidup
bagi penganutnya. 20
Zakiah Darajat mengatakan bahwa agama yaitu keyakinan
kepada ajaran agama yang meliputi akidah dan syari’ah serta kesediaan
mengamalkan ajarannya. Tanpa agama, hidup itu akan rusak dan tidak
beres menurut keyakinan yang diajarkan Islam.21
Agama adalah risalah yang disampaikan Tuhan kepada Nabi
sebagai petunjuk bagi manusia dan hukum-hukum sempurna untuk
dipergunakan manusia dalam menyelenggarakan tata cara hidup yang
20
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, (Jakarta: UI Press,
2008), h. 1.
21
Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Sinar Grafika Offset,
1996), Cet.1, h. 75.
16
nyata serta mengatur hubungan dengan dan tanggung jawab kepada
Allah, kepada masyarakat dan alam sekitarnya.
Agama sebagai sumber sistem nilai, merupakan petunjuk,
pedoman dan pendorong bagi manusia untuk memecahkan berbagai
masalah hidupnya seperti dalam ilmu agama, politik, ekonomi, sosial,
budaya, dan militer, sehingga terbentuk pola motivasi, tujuan hidup dan
prilaku manusia yang menuju kepada keridhaan Allah (Akhlak).22
Dapat disimpulakan bahwa agama Islam adalah Agama Allah
yang disampaikan kepada Nabi Muhammad, untuk diteruskan kepada
seluruh umat manusia, yang mengandung ketentuan-ketentuan keimanan
(Aqidah) dan ketentuan-ketentuan ibadah dan mu’amalah (syari’ah),
dengan tujuan untuk memberi tuntunan dan pedoman hidup bagi
manusia agar mencapai kebahagiaan didunia dan akhirat.
Sedangkan mengenai pengertian Islam, Moh. Toriquddin
mengatakan bahwa Islam (bahasa arab) adalah bentuk masdar dari kata
kerja (fi’il). Di dalam Dairah al-Ma’arif al-Islamiyah dikatakan Islam
berarti tunduk dan menyerah atau penyerahan diri. Dapat disimpulkan
bahwa Islam itu ialah tunduk dan taat, yakni tunduk dan taat kepada
perintah Allah dan kepada larangan-Nya. Perintah dan larangan Allah itu
tertuang dalam ajaran Islam.23
Dari segi terminologi, Harun Nasution mengatakan bahwa
”Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada
masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul,
Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya
mengenai satu segi, tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan
manusia”.24
22
Abu Ahmadi & Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2004), Cet. 4, h. 4.
23
Moh. Toriquddin, Spekularitas Tasawuf, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), Cet.1, h.
60.
24
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya….. h. 17.
17
Menurut Abudin Nata Islam adalah nama bagi suatu agama yang
berasal dari Allah Swt. Nama Islam itu memiliki perbedaan yang luar
biasa dengan nama agama lainnya. Kata Islam tidak mempunyai
hubungan dengan orang tertentu atau dari golongan manusia atau dari
suatu negeri. Kata Islam adalah nama yang diberikan Tuhan sendiri.25
Hal tersebut dapat dipahami dari petunjuk ayat Al-Quran yang
ditunjukan oleh Allah Swt. Dalam surat Al- Imran Ayat 19 yang
berbunyi:
..........      
”Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah
Islam”. (Q.S Al-Imran: 19)26
Dari pengertian ketaatan (ketakwaan) serta pengertian agama
Islam, maka dapat disimpulkan bahwa seseorang yang taat menjalankan
ajaran agama Islam dapat dilihat dari aspek ibadah saja, seperti shalat,
puasa, membayar zakat, selain itu melainkan juga dari aspek-aspek yang
lain, seperti tingkah lakunya merupakan realisasi dari ajaran yang
dianutnya, . Seseorang yang takwa mampu mengontrol dan memerangi
hawa nafsunya.
b. Nilai-nilai Dalam Ajaran Islam
Ajaran Islam bersifat universal dan berlaku setiap zaman.
Keabadian dan keaktualan Islam telah dibuktikan sepanjang sejarahnya,
dimana setiap kurun waktu dan perkembangan peradaban manusia
senantiasa dapat dijawab dengan tuntas oleh ajaran Islam melalui Alquran sebagai landasannya. Keuniversalan ajaran Islam pada hakikatnya
terwujud dari hal yang paling mendasar dan pokok dari seluruh konsep
Islam, yaitu keyakinan akan keesaan Allah.
25
Abudin Nata, Metodologi Studi Islam ,(Jakarta: PT. Raja grafindo Persada, 2003),
cet.8. h.65.
26
Al-quran dan terjemahannya, (Bandung: Mizan Pustaka, 2010), cet.5, h 60.
18
Sebagai sumber nilai, agama Islam memberikan petunjuk,
pedoman dan pendorong bagi manusia dalam menciptakan dan
mengembangkan budaya serta memberikan pemecahan terhadap segala
persoalan hidup dan kehidupan. Di dalamnya mengandung ketentuanketentuan keimanan, ibadah, mu’amalah dan pola tingkah laku dalam
berhubungan dengan sesama makhluk yang menentukan proses berfikir,
merasa dan pembentukan kata hati.
Di dalam Islam terdapat beberapa aspek penting yang mendasari
nilai-nilai sebagai pedoman umat manusia selaku penerimanya, yaitu
aqidah, Ibadah dan akhlak. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan
dibahas mengenai aqidah, ibadah dan akhlak.
1. Aqidah
Dari segi bahasa, Aqidah berasal dari al ’aqdu yang berarti
ikatan, kepastian, penetapan, pengukuhan, pengencangan. Sedangkan
menurut istilah, terdapat dua pengertian yaitu pengertian secara umum
dan secara khusus:
a. Secara umum, aqidah adalah hukum yang qath’i tanpa keragunan
lagi, baik berdasarkan syar’i (naqli) maupun hasil pemikiran yang
sehat (aqli), seperti i’tikad yang benar atau salah.
b.Secara khusus, aqidah adalah pokok-pokok ajaran din Islam dan
hukum-hukumnya yang qath’i.27 Seperti mengimani terhadap enam
hal yang lazim disebut dengan rukun iman, yang tertuang dalam
firman Allah dalam surat Annisa ayat 136 sebagai berikut:
         
          
.         
27
h. 5
Saefuddaulah & Ahmad Basyuni, Akhlak (Ijtima’iyyah),(Jakarta: PT Pamator, 1998),
19
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman
kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada Kitab yang Allah
turunkan kepada rasul-Nya serta Kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikatmalaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari
Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu Telah sesat sejauhjauhnya.(Q.S An-Nisa:36) .28
Dengan demikian, aqidah itu meliputi Rukun Iman yang enam
yaitu Iman kepada Allah, Iman kepada malaikat, Iman kepada kitab,
Iman kepada Rasul, Iman kepada hari kiamat dan Iman kepada Qada’
dan Qadar.
Aqidah Islam bersifat murni baik dalam isinya maupun
prosesnya yang diyakini dan diakui sebagai Tuhan yang wajib
disembah hanya Allah. Keyakinan tersebut sedikitpun tidak boleh
diberikan kepada yang lain, karena akan berakibat musyrik yang
berdampak pada motivasi kerja yang tidak sepenuhnya didasarkan atas
panggilan Allah.
Aqidah dalam Islam selanjutnya harus berpengaruh ke dalam
aktivitas yang dilakukan manusia, sehingga berbagai aktivitas tersebut
bernilai ibadah. Dalam hubungan ini Yusuf Al-Qardawi mengatakan
bahwa iman ialah kepercayaan yang meresap kedalam hati, dengan
penuh keyakinan tidak bercampur syak atau ragu, serta memberi
pengaruh pada pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan seharihari.29
2. Ibadah
28
29
9, h. 84
Al-quran dan terjemahannya, (Bandung: Mizan Pustaka, 2010), cet.5, h 101
Abudin Nata, Metodologi Study Islam, (Jakarta: PT Raja Grifindo Persada, 2004), Cet.
20
Allah Swt menciptakan manusia bukannya tanpa tujuan, Dia telah
menjelaskan tujuan penciptaan manusia yaitu untuk menyembah-Nya atau
beribadah kepada-Nya. Dalam Firman-Nya :
       
Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.(QS Adz Dzariyat:56).30
Ibadah adalah kata masdar dari ’abada yang berarti: memuja,
menyembah, mengabdi, berkhidmat. Orang yang menyembah disebut ’abid.
Jadi ibadah berarti pemujaan, penyembahan, pengabdian, pengkhidmatan.
Inilah pengertian ibadah menurut lughawi.
Adapun Ibadah menurut istilah agama Islam adalah Menyatakan
ketundukan dan kepatuhan sepenuhnya dengan disertai rasa kekhidmatan
yakni: Bersikap khidmat terhadap yang dipuja, dengan segenap jiwa raga
yang diliputi oleh rasa kekuasaan dan keagungan-Nya dan senantiasa
memohonkan rahmat dan karunia-Nya.31
Menurut Harun Nasution yang di kutip oleh Abdullah Karim.
Manusia itu terdiri dari dua unsur, yaitu unsur jasmani dan rohani. Tubuh
manusia berasal dari materi dan mempunyai kebutuhan-kebutuhan material.
Sedangkan roh manusia bersifat immateri dan mempunyai kebutuhan
spiritual. Pendidikan jasmani manusia harus di sempurnakan dengan
pendidikan rohani.
Dalam Islam, ibadahlah yang memberikan latihan rohani yang
diperlukan manusia itu. Semua ibadah seperti, shalat, puasa, zakat dan haji,
bertujuan membuat roh manusia senantiasa dekat pada Allah Swt.
Keadaan senantiasa dekat pada Allah sebagai zat Yang Mahasuci
dapat mempertajam rasa kesucian seseorang. Rasa kesucian yang kuat akan
dapat menjadi rem bagi hawa nafsu untuk melanggar nilai-nilai moral.
30
31
16
Al-quran dan terjemahannya, (Bandung: Mizan Pustaka, 2010), cet.5. h. 700
M. Ardani, Fikih Ibadah Praktis, (Ciputat : PT Mitra Cahaya Utama, 2008), Cet. 1, h.
21
Peraturan dan hukum yang berlaku dalam memenuhi keinginannya. 32 Jadi
seseorang yang tidak mneyempurnakan pendidikan jasmani dengan
pendidikan rohani akan membuat hidupnya berat sebelah dan kehilangan
keseimbangan. Orang yang demikian akan menghadapi kesulitan-kesulitan
dalam hidup duniawi. Untuk menyempurnakan pendidikan jasmani dengan
pendidikan rohani manusia di perintahkan untuk beribadah.
H. Baihaqi dalam bukunya ”Fiqih Ibadah” Menyatakan bahwa dari
segi pelaksanaannya, ibadah dapat dibagi menjadi tiga:
a. Ibadah Jasmaniyah Ruhiyah, yaitu ibadah yang pelaksanaannya
memerlukan kegiatan dan kekuatan fisik di sertai jiwa yang penuh ikhlas
dan khusu’ kepada Allah Swt, seperti shalat dan puasa.
b. Ibadah Ruhaniyah Maliyah, yaitu ibadah yang pelaksanaannya berkaitan
dengan harta, seperti Zakat.
c. Ibadah
jasmaniyah
Ruhaniyah
Maliyah,
yaitu
ibadah
yang
pelaksanaannya di samping memerlukan kekuatan fisik dan mental, juga
memerlukan materi, seperti haji. 33
Dengan demikian ibadah meliputi segala hal yang disukai Allah
dan yang diridhai-Nya, baik berupa perkataan, maupun berupa perbuatan,
baik terang maupun tersembunyi, yang dikerjakan untuk mengharapkan
pahala di akhirat, dikerjakan sebagai tanda pengabdian kita kepada Allah
SWT.
3. Akhlak
Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat
yang penting sekali, baik sebagai individu maupun masyarakat dan
bangsa, sebab jatuh bangunnya suatu masyarakat tergantung kepada
bagaiamana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik, maka sejahteralah lahir
dan batinnya, apabila akhlaknya rusak, maka rusaklah lahir dan batinnya. 34
32
Abdullah Karim,Pelajaran Agama Islam, (Banjarmasin: Center for community
development Studies (comdes), 2004) Cet.1, h. 77.
33
H. Baihaqi. A.K. Fiqih Ibadah (Bandung: M2S Anggota Ikapi, 1996), Cet.1. h. 13
34
Rachman Djatnika, Sistem Etika Islam (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1992), h. 11
22
Secara etimologis akhlak adalah bentuk jamak dari Khuluq yang
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Berakar dari kata
khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata Khaliq (Pencipta),
makhluq (yang diciptakan) dan khalq (Penciptaan).
Dilihat dari sudut istilah (terminologi), para ahli berbeda pendapat,
yaitu:
a. Menurut Imam Al-Ghazali, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam
jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan
mudah, tanpa memerlukan pemikiran.
b. Menurut Ibrahim Anis, Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa,
yang dengannnya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk,
tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.
c.
Menurut Abdul Karim Zaidan, Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-sifat
yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya
seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk, untuk
kemudian memilih melakukan atau meningalkannya.35
Akhlak ini merupakan pokok atau esensi ajaran Islam pula, karena
dengan akhlak terbinalah mental dan jiwa seseorang untuk memiliki
hakekat kemanusiaan yang tinggi. Dengan Akhlak ini pula nantinya dapat
dilihat tentang corak dan hakekat manusia yang sebenarnya.
Sehingga Nabi bersabda:
(
)
Artinya: ”Sesungguhnya aku diutus
menyempurnakan keutamaan akhlak”
Baihaqie).
hanyalah untuk
(H.R. Ahmadan
Seseorang yang berakhlak mulia, selalu melaksanakan kewajibankewajibannya, memberikan hak yang harus diberikan kepada yang berhak,
melakukan kewajibannya terhadap dirinya sendiri, yang menjadi hak
35
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: Lembaga pengkajian dan Pengamalan
Islam(LPPI), 1999), Cet-1, h.1
23
dirinya. Terhadap Tuhannya, yang menjadi hak Tuhannya, terhadap
sesama manusia, yang menjadi hak manusia lainnya terhadap makhluk
hidup lainnya, terhadap alam dan lingkungan dan terhadap segala yang ada
secara harmonis.36
Dapat dirumuskan bahwa akhlak ialah ilmu yang mengajarkan
manusia berbuat baik dan mencegah perbuatan jahat dalam pergaulannya
dengan Tuhan, manusia, dan makhluk sekelilingnya.
Akhlak dapat dibagi menjadi dua macam, antara lain yaitu:
1. Akhlak Al-Karimah
Akhlak Al-Karimah adalah akhlak yang mulia atau akhlak yang
baik. Amat banyak jumlahnya, namun dilihat dari segi hubungan
manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia, akhlak yang
mulia itu dapat dibagi kepada tiga bagian, yaitu:
a. Akhlak terhadap Allah
Seorang
Muslim
hendaknya
melihat
kebaikan
dan
kenikmatan yang tidak bisa di hitungnya yang berikan Allah Swt.
Hendaknya dia mensyukuri-Nya dengan lisan, mengucapkan pujian
kepada-Nya, dan di barengi dengan tindakan kebajikan di dalam
menaati-Nya. Adapun cara kita berahlak baik kepada Allah antara
lain adalah:
1) Mencintai Allah melebihi cinta kepada apa dan siapapun juga
dengan mempergunakan firman-Nya dalam al-Quran sebagai
pedoman hidup dan kehidupan;
2) Melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala laranganNya;
3) Mengharapkan dan berusaha memperoleh keridaan Allah;
4) Mensyukuri nikmat dan karunia Allah;
5) Menerima dengan ikhlas semua qada dan qadar ilahi setelah
beriktiar maksimal;
6) Memohon ampun hanya kepada Allah;
7) Bertaubat hanya kepada Allah;
8) Tawakkal (berserah diri) kepada Allah.37
36
37
Rachmat Djatnika, Sistem Etika Islami (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1992), h. 11
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam,……h. 356
24
b. Akhlak yang baik terhadap diri sendiri
Seorang muslim dalam hidup dan kehidupannya senantiasa
berlaku hidup sopan santun dalam menjaga jiwanya agar selalu bersih,
dapat terhindar dari perbuatan dosa, maksiat, sebab jiwa adalah yang
terpenting dan pertama-pertama harus dijaga dan terpelihara kebersihan
serta pembinaannya.
Kemudian jiwa juga sebaiknya senantiasa mendapat pembinaan
secara khusus siang dan malam, serta pengawasam sepenuhnya dari saat
ke saat, mengharapkannya di dalam perbuatan-perbuatan yang baik,
mendorongnya kepada ketaatan, seperti usaha dalam mencegahnya dari
kejahatan dan kerusakan dengan penuh disiplin dan ketekunan menuju
perbaikan dan pembinaan manusia mukmin yang kamil seutuhnya.
Moh.
Ardani
dalam
bukunya
menyatakan
bahwa
untuk
menjalankan perintah Allah dan bimbingan Nabi Muhammad Saw. Maka
setiap umat Islam harus berakhlak dan bersikap sebagai berikut:
a. Hindarkan minuman beracun/keras
b. Hindarkan Perbuatan yang Tidak Baik
c. Memelihara kesucian jiwa
d. Pemaaf dan Pemohon Maaf
e. Sikap Sederhana dan Jujur
f. Hindarkan perbuatan tercela. 38
c. Akhlak yang baik terhadap sesama manusia
Manusia sesuai dengan tabi’at dan instinknya selalu cenderung
untuk berkumpul dengan orang lain, bekerja sama dengan mereka. Ini
38
Moh. Ardani, Niai-nilai Akhlak(Budi Pekerti dalam Ibadah), (Jakarta: CV. Karya
Mulia, 2001), Cet. 1. h. 43
25
termasuk bagian yang dianjurkan Islam, kerena Islam telah menciptakan
hubungan kemasyarakatan yang hangat dengan ikatan-ikatan iman yang
kuat.
Agama Islam mengatur tatanan hubungan ini mulai dari yang
paling dekat yaitu kedua orang tua, setelah itu Islam beralih kepada
hubungan dengan suami istri, kemudian dengan anak-anak.
Dari sini
beralih kepada hubungan dengan saudara-saudara.Seiring itu pula, Islam
mengembangkan hubungan ini menyentuh komunitas masyarkat luas. 39
2. Akhlak Al-Mazmumah
Akhlak yang tercela (Akhlak Al-Mazmumah) secara umum adalah
sebagai lawan atau kebalikan dari akhlak yang baik sebagaimana tersebut
diatas.
Berdasarkan petunjuk ajaran Islam dijumpai berbagai macam
akhlaq yang tercela, diantaranya:
a. Berbohong
Bohong ialah memberikan atau menyampaikan informasi yang
tidak sesuai, tidak cocok dengan sebenarnya. Berdusta atau bohong ada
tiga macam: Berdusta dengan perbuatan, berdusta dengan lisan,
berdusta dalam hati.
Pernyataan di atas memberikan penjelasan bahwa apabila
seseorang suka berdusta maka ia adalah orang munafik. Maka ia akan
ditulis disisi Allah sebagai orang munafik, dan ia akan dibebani dosa
dirinya dan dosa orang-orang yang meniru perbuatannya. 40
b. Takabur (Sombong)
Takabur adalah penyakit hati dan bisa merusak iman seseorang.
Takabur merupakan sikap mental yang merasa diri lebih besar, lebih
kaya dan lebih panadai, tanpa merasa ada bimbingan petunjuk dari
Allah. Kareana ia merasa serba mampu, orang lain dianggap rendah.
39
Muhammad Khair Fatimah, Etika Muslim Sehari-hari,Ter. Dari Al-Adab Al-Islamiyah
fi linaasyiah, Oleh Biqadarin, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2002), h. 265-266
40
Moh. Ardani, Niai-nilai Akhlak(Budi Pekerti dalam Ibadah. . . h. 51.
26
Meremehkan orang lain dan merasa diri lebih termasuk ciri-ciri
takabur sikap. Sedangkan takabur perbuatan, seperti memaksa yang
lemah mengikuti kehendaknya dan suka menceritakan kejelekan orang
lain. Setiap muslim sepatutnya meninggalkan sikap takabur ini, sebab
bisa menimbulkan kerugian bagi orang lain dan juga dirinya sendiri.41
c. Dengki
Dengki dalam Bahasa Arabnya adalah ”Hasad”, ialah rasa atau
sikap tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh orang lain, dan
berharap kenikmatan itu hilang dari dirinya .
Sifat dengki diharamkan karena seseorang tidak ridha atas apa
yang ditakdirkan oleh Allah, dengan menjadikan seseorang lebih
utama daripada yang lainnya. Maka sifat ini tidak mendapat toleransi
untuk dikerjakan.42
d.
Kikir
Kikir atau pelit merupakan sifat cinta keduniaan. Ia membawa
kekuatan serakah, rakus, atau tamak. Bila cinta dunia sudah menguasai
hati seseorang, maka ia akan memberikan kekuatan pada orang
tersebut untuk menjadi serakah, rakus, atau tamak.43
Seseorang yang kikir, adalah orang yang dadanya sempit,
jiwanya kerdil, kurang bergembira, banyak diliputi kesedihan dan
nestapa,
hampir-hampir
kebutuhannya
dan
tidak
dia
tidak
dapat
mendapatkan
memenuhi
bantuan
dari
segala
setiap
keinginannya.44
e. Tidak mempunyai muru’ah yang baik
41
Jejen Musfah, Bahkan Tuhanpun Menangis, (Jakarta: Hikmah, 2003), Cet.1, h. 89.
Sa’id Hawwa, Tazkiyatun Nafs Ter., Dari Al-Mustakhlash Fi Tazkiyatil-Anfus, (Jakarta:
Darus Salam, 2005), Cet-3, h. 220.
43
Muhammad Muhyidin, The True Power Of Keart, (Jogjakarta: DIVA press, 2007), Cet.
1, h. 210.
44
Muhammad bin Ibrahim Al Hamad, Akhlak-Akhlak Buruk, Ter. Dari Suul Khuluq,
Oleh, Pustaka Darul Ilmi, (Pustaka Darul ilmi, 2007), h.49
42
27
Yang dimaksud dengan muru’ah yaitu adab atau tata kerama.
Artinya adab yang baik atau tata kerama yang baik. Orang yang tidak
mempunyai muru’ah yang baik membiarkan dirinya ke dalam hal-hal
yang bisa menimbulkan tuduhan yang tidak baik terhadap dirinya atau
hal-hal yang bisa menimbulkan fitnah, sehingga dirinya dibiarkan dari
noda hitam, dan dengan sendirinya kehormatan dirinya tidak
terpelihara dengan baik.
Orang yang tidak mempunyai muru’ah yang baik selalu
mengejar kesenangan hidup duniawian dan akalnya tidak dapat
menundukkan hawa nafsu yang sebagian besar bisa menimbulkan
keburukan dan kejahatan. Sedang orang yang afif sanggup
mengendalikan nafsunya dan tidak mau menjadi hamba syahwat.45
Melihat betapa urgennya akhlak dalam kehidupan sehari-hari,
maka penanaman akhlak dalam kehidupan sehari-hari harus dilakukan
sejak kecil dan berlangsung secara terus menerus. Memulai dari hal-hal
yang kecil, seperti cara makan dan minum, adab berbicara, adab ke
kamar kecil, cara berpakaian yang Islami, dan lain-lain, karena akhlak
yang baik tidak dapat dibentuk hanya dengan pelajaran, intruksi dan
larangan, tetapi harus disertai dengan pemberian contoh teladan yang
baik dan nyata (uswatun hasanah).
B. Kerangka Berfikir
45
178
Anwar Masy’ari, Akhlak Al-Quran, (Surabaya: PT Bina Ilmu Ofset,1990), Cet 1, h.
28
Pemahaman adalah tingkatan kemampuan yang mengharapkan seseorang
mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya.
Seseorang yang mengetahui objek tertentu, bukan berarti orang tersebut
sudah memiliki pemahaman objek tertentu pula. Hal ini disebabkan karena
pemahaman merupakan salah satu tingkat yang kedudukannya lebih tinggi
dari tingkat kognisi pengetahuan.
Dengan pengetahuan, seseorang belum tentu memahami sesuatu yang
dimaksud secara mendalam, hanya sekedar mengetahui tanpa bisa menangkap
pemahaman, seseorang tidak hanya bisa menghapal sesuatu yang dipelajari,
tetapi juga mempunyai kemampuan untuk menangkap makna dari sesuatu
yang dipelajari juga mampu memahami konsep dari pelajaran tersebut.
dengan memahami sesuatu berarti seseorang dapat mempertahankan,
memperaktekkan, membedakan, menduga, menerangkan, memberikan contoh
dan memperkirakan sehingga dapat dikatakan bahwa seseorang yang memiliki
pemahaman dan pengalaman ibadah akan melaksanakannya dengan penuh
keikhlasan semata-mata hanya kepada Allah.
Manusia, diciptakan Allah SWT untuk menyembah-Nya, melaksanakan
segala perintah-Nya, dan meninggalkan seluruh laranga-Nya. Dengan
mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan itu, manusia akan
mendapatkan kebaikan bagi agama dan dunianya. Kemudian ia akan
dipertanyakan dan diperhitungkan di hadapan Allah SWT.
Bagi orang yang memiliki pemahaman tentang agama Islam, ia cenderung
akan selalu taat menjalankan ajaran-ajaran agama Allah, seperti shalat puasa,
membayar zakat, serta tingkah lakunya sehari-hari yang mencerminkan nilainilai ajaran agama. Sebalikya bagi orang yang tidak atau kurang memiliki
pemahaman tentang agama Islam, ia akan bersikap acuh untuk melaksanakan
ibadah yang sebenarnya diwajibkan dalam ajaran Islam.
Tinggi rendahnya tingkat seseorang dalam ketaatan menjalankan ajaran
agama Islam dapat ditentukan dari tinggi rendahnya pemahaman ajaran agama
yang dimilikinya. Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan ada yang
29
memiliki pengetahuan agama yang sangat luas bisa meninggalkan ibadah dan
bahkan melakukan hal-hal yang di larang agama.
C. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di atas, untuk menguji
penelitian ini, maka penulis memprediksikan bahwa pemahaman Pendidikan
Agama Islam yang dimiliki pelajar, mempunyai hubungan dengan ketaatan
menjalankan ajaran agama Islam dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Hipotesis sementara dalam penelitian ini adalah:
Ha
: Terdapat pengaruh yang signifikan dalam ketaatan menjalankan ajaran
agama Islam antara yang lebih memahami agama dengan siswa yang
kurang memahami agama.
Ho
: Tidak Terdapat pengaruh yang signifikan dalam ketaatan menjalankan
ajaran agama Islam antara yang lebih memahami agama dengan
siswa yang kurang memahami agama.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang dipakai pada Penelitian ini adalah metode deskriptif
Yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan
fenomena-fenomena yang ada. Penelitian ini mengunakan pendekatan
kuantitatif, yaitu jenis penelitian yang hasil temuannya diperoleh melalui
hitungan atau statistik atau berbasis pada angka.
Dari metode yang digunakan di atas untuk mengumpulkan data-data
tersebut penulis mengadakan dua macam penelitian, penelitian kepustakaan
dan penelitian lapangan.
1. Library Research (penelitian kepustakaan), bertujuan untuk mengkaji
masalah-masalah yang erat kaitanya dengan masalah yang diteliti. Penulis
akan melakukan penelaahan literatur buku-buku dari perpustakaan yang
ada kaitannya dengan materi pembahasan, baik berupa artikel-artikel,
makalah-makalah, maupun literatur lain yang dipandang perlu guna
memperoleh teori-teori dan gambaran yang lebih jelas.
2. Field Research (penelitian lapangan), bertujuan untuk mendapatkan data
faktual yang ada di lapangan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Penulis mengadakan penelitian langsung ke tempat yang dijadikan objek
penelitian, yakni SMPN 5 Tangerang untuk mencari data tentang
30
31
Pemahaman Pendidikan agama Islam dan pengaruhnya terhadap ketaatan
menjalankan ajaran agama Islam.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis mengambil tempat di
SMP Negeri 5 Tangerang, yang berlokasi di Jalan Daan Mogot No. 82 Kota
Tangerang.
Adapun waktu yang digunakan pada penelitian ini yaitu terhitung
dari tanggal 27 September sampai dengan 30 Oktober 2010 pada semester I
tahun ajaran 2010 – 2011.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah ”Keseluruhan subjek
penelitian.”
1
Populasi terdiri atas sekumpulan objek yang menjadi pusat
perhatian, yang dari padanya terkandung informasi yang ingin diketahui.
Adapun populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa
kelas IX SMPN 5 Tangerang, pada tahun ajaran 2010/2011
yang
berjumlah 347 dari 10 kelas. Penelitian ini tidak dilakukan untuk meneliti
semua individu dalam populasi, maka untuk meneliti objek yang akan
diteliti diwakilkan oleh sebagian populasi yaitu dengan menggunakan
sampel.
2. Sampel
Sampel adalah cara mengumpulkan data dengan jalan mencatat
atau meneliti sebagian kecil saja dari seluruh elemen yang menjadi objek
penelitian.2
1
Suharsmi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, (Jakarta: Rieneka Cipta,
1998), Cet .13, h. 130
2
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999),
Cet. 8, h. 28
31
32
Dalam menentukan sampel yang diambil, penulis mengacu kepada
pendapat Suharsimi Arikunto, yaitu: ”Apabila subjeknya kurang dari 100,
lebih baik di ambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subyeknya besar (lebih dari 100),
dapat di ambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.3
Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis hanya mengambil
12% dari keseluruhan populasi tersebut, atau sebanyak 42 orang, dengan
perhitungan sebagai berikut: 12 x 347 = 41,64 di bulatkan menjadi 42.
100
Adapun penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah secara acak (random sampling), yaitu pengambilan atau penentuan
ukuran jumlah anggota sampel dan teknik pemilihan anggota yang masuk
ke dalam sampel tersebut dipilih secara acak.
D. Tehnik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data sangat dibutuhkan adanya teknik yang
tepat dan relevan dengan jenis data yang ingin dicari. Adapun data yang
diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik
sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan secara
langsung ke tempat penelitian SMP Negeri 5 Tangerang untuk
mengamati siswa, guru dan sarana-sarana pendukung kegiatan
pendidikan, sebagai data penelitian..
2. Tes
Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
sejauh mana pengetahuan siswa mengenai agama Islam. Dari hasil tes
yang diadakan, sampel yang ada akan dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu kelompok yang lebih memahami agama dengan nilai 76 sampai
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan,……..h. 134
32
33
100, dan kelompok yang kurang memahami agama dengan nilai 56
sampai 72.
3. Angket
Metode angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
sejauh mana ketaatan siswa dalam menjalankan ajaran agama Islam
setelah memperoleh pengetahuan mengenai agama.
4. Wawancara
Teknik wawancara penulis lakukan karena peranan guru agama
sangat besar untuk meningkatkan pengetahuan dan bisa menambah
kesadaran para siswa dalam menjalankan ajaran agama. Karena itulah
penulis menganggap penting mencari informasi dari guru agama.
E. Variabel Penelitian
Variabel adalah konsep yang diberikan lebih dari satu nilai. Dalam
penelitian ini di kaji hubungan antara satu variabel bebas dengan satu variabel
terikat. Variabel bebas yang dimaksud adalah Pemahaman Pendidikan Agama.
Sedangkan variabel terikatnya adalah Ketaatan Menjalankan Ajaran Agama
Islam.
Paradigma hubungan antara variabel bebas dapat divisualisasikan
dalam bentuk konstelasi sebagai berikut:
Y
x
Keterangan :
X: Pemahaman Pendidikan Agama
Y : Ketaatan menjalankan ajaran agama Islam
Pada penelitian ini untuk mengetahui indikator-indikator variabel X
yang berhubungan dengan Variabel Y. Maka dapat di lihat pada dimensi
variabel di bawah ini dengan menggunakan matriks variabel, seperti tabel
dibawah ini:
33
34
Tabel 1.
Kisi-Kisi atau Indikator Variabel X
Pemahaman Pendidikan Agama
Dimensi
1. Aqidah
2. Ibadah
3. Akhlak
Indikator
Item
1. Memahami arti iman kepada Allah
1
2. Mengetahui nama-nama malaikat
2
3. Mengetahui nama-nama nabi
3
4. Mengetahui kitab-kitab suci
4
1. Memahami Pengertian shalat
5
2. Mengetahui hukum shalat
6
3. Mengetahui rukun shalat
7
4. Mengetahui hikmah melaksanakan shalat
8
5. Memahami arti puasa
9
6. Mengetahui hukum puasa
10
7. Mengetahui hal yang membatalkan puasa
11
8. Mengetahui hikmah melaksanakan puasa
12
9. Memahami arti zakat
13
10. Mengetahui hukum zakat
14
12. Mengetahui hikmah zakat
15
1. Memahami pengertian akhlak
2. Memahami arti akhlak Al-karimah
3. Memahami arti akhlak Al-Mazmumah
16, 17
18,20,22,
24
19,21,
23, 25
34
35
Tabel 2.
Kisi-Kisi atau Indikator Variabel Y
Ketaatan Menjalankan Ajaran Agama
Dimensi
Indikator
1. Keterlibatan
Ideologis, 1. Percaya adanya sang pencipta
yaitu
tingkatan
sejauh
yaitu Allah
mana orang menerima hal- 2. Percaya adanya malaikat
hal
yang
dogmatic
di 3. Percaya pada Nabi dan Rasul
dalam agama mereka.
Item
1
2
3
4. Percaya & mengamalkan kitab
suci umat Islam
2. Keterlibatan ritual, yaitu 1. shalat
tingkatan sejauh mana 2. Puasa
4
5, 6, 7,8
9,10,11,12
seseorang mengerjakan 3. Membayar Zakat
kewajiban
ritual
13, 14, 15,
16
di
dalam agama mereka
3. Keteladanan, yaitu sejauh 1. Akhlak Al-karimah
mana
tingkah
seseorang
apakah
laku 2. Akhlak AL-Mazmumah
17, 19,21,
23, 25
18, 20, 22,
24,
sehari-hari
mencerminkan
nilai-nilai ajaran agama
yang dianutnya
F. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data sesuai dengan tujuan yang hendak di capai,
berdasarkan jenis data yang dikumpulkan yaitu data kualitatif yang
dikumpulkan menjadi data kuantitatif. Maka teknik yang dilakukan adalah
analisis statistik sebagai berikut:
35
36
1. Editing yaitu memperbaiki atau mengedit data yang telah diperoleh dari
angket.
2. Scoring yaitu pemberian skor terhadap data angket tentang ketaatan
menjalankan ajaran agama Islam.
a. Skor Tes Pemahaman Pendidikan agama
Banyaknya obyek tes yang digunakan untuk mengetahui
pemahaman pendidikan agama Islam siswa 25 item. Setiap itemnya
mempunyai pilihan jawaban dengan huruf a,b,c dan d. Pemberian skor
benar = 1 skor salah = 0
b. Skor ketaatan menjalankan ajaran agama Islam
Sedangkan pada skala ketaatan, peneliti memberikan 3
alternatif jawaban diantaranya yaitu
1. Alternatif jawaban Selalu mempunyai bobot nilai 3
2. Alternatif jawaban Kadang-kadang mempunyai bobot nilai 2
3. Alternatif jawaban Tidak pernah mempunyai bobot nilai 1
3. Tabulating
Langkah selanjutnya adalah perhitungan terhadap data yang sudah
di scoring, penulis menggunakan teknik komparatif, yaitu salah satu teknik
analisis statistik yang dapat digunakan untuk menguji hipotesa mengenai
ada tidaknya perbedaan antara variabel yang sedang diteliti”. Dalam hal
ini penulis menggunakan teknik analisis test “t”, mengingat terdapat dua
kelompok mean yang dibedakan, yaitu kelompok yang lebih memahami
agama (kelompok X) dan kelompok yang kurang memahami agama
(kelompok Y), maka rumus yang digunakan adalah:
to =
Mx  My
SE
Mx  My
Prosedur test “t” dimulai dengan:
1. Mencari mean kelompok I (Keompok X), dengan rumus:
Mx atau M1 =
X
Nx
36
37
2. Mencari mean kelompok II (kelompok Y), dengan rumus:
My atau M2 =
Y
Ny
3. Mencari deviasi estándar sekor kelompok X dengan rumus:
SDX atau SD1 =
X
2
Ny
4. Mencari deviasi estándar sekor kelompok Y dengan rumus:
SDy atau SD2 =
Y
2
Ny
5. Mencari standar error mean kelompok X, dengan rumus:
SEMx atau SEM1
SD1
=
Nx  1
6. Mencari standar error mean kelompok Y, dengan rumus:
SEMy atau SEM2
SD1
=
Ny  1
7. Mencari estándar error perbedaan antara mean kelompok X dan mean
kelompok Y, dengan rumus:
SE Mx - My SE
=
MX
SE
2
+ SE
2
MY
8. Mencari to dengan rumus yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu:
to
9. Menguji
=
MX  MY
SE
Mx  My
kebenaran/kepalsuan hipotesa
yang diajukan dengan
membandingkan besaranya t hasil perhitungan (to) dan t yang
tercantum pada tabel “t”, dengan terlebih dahulu menentukan derajat
kebebasannya, dengan rumus:
df atau db = (Nx + Ny)-2
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Negeri 5 Tangerang
1. Pendahuluan
SMP Negeri 5 Tangerang adalah salah satu Sekolah Menengah
Pertama milik pemerintah yang berada di kabupaten Tangerang dijalan
Daan Mogot No. 82 kota Tangerang propinsi Banten. SMP Negeri 5
berdiri sejak tahun 1979 dan mulai dipakai pada tahun 1979. Dan telah
diresmikan oleh Wali kota Tangerang H. Wahidin Halim pada tahun 2004.
SMPN 5 Tangerang di pimpin oleh Kepala Sekolah H. MULYONO
SOBAR, S.Pd.
Tujuan didirikannya SMP Negeri 5 Tangerang adalah sebagai
berikut:
a. Mewujudkan lingkungan sekolah yang bernuansa religius;
b. Meningkatkan keterampilan peserta didik sesuai dengan karakteristik
siswa dan lingkungan;
c. Membentuk kepribadian unggul warga sekolah;
d. Meningkatkan profesional guru dan tenaga kependidikan;
e. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik;
f. Meningkatkan kualitas lulusan Ujian Nasional dengan target 100%.
38
39
2. Visi dan Misi SMP Negeri 5 Tangerang
a. Visi
Visi yang dimiliki oleh SMP Negeri 5 Tangerang adalah
menjadikan manusia yang beriman, taqwa, cerdas, berprestasi untuk
mencapai kelulusan berstandar nasional dan mengikuti jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
b. Misi
Sebagaimana sekolah-sekolah yang lain SMP Negeri 5
Tangerang juga memiliki misi, antara lain:
a Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan masyarakat sekolah
melalui kegiatan kerohanian
b. Meningkatkan disiplin dan profesional seluruh sumber daya
manusia di lingkungan sekolah
c.
Mewujudkan sekolah sebagai masyarakat belajar untuk meraih
prestasi melalui kegiatan penunjang proses belajar mengajar di
sekolah
d. Melengkapi
sarana
prasarana
serta
penyediaan
pelatih
ekstrakurikuler yang berkualitas sesuai dengan bidangnya
e. Menyediakan sarana prasarana serta unsur penunjangnya sebagai
upaya meningkatkan kesadaran warga sekolah
f. Menciptakan warga sekolah yang bebas narkoba melalui kegiatan
penyuluhan dan seminar dengan mendatangkan pakarnya
g. Memberikan bekal pendidikan yang memadai kepada siswa untuk
berkompetisi pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3. Keadaan Guru, Staf Administrasi dan Karyawan
Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti,
diperoleh data bahwa jumlah guru yang ada di SMP Negeri 5 Tangerang
saat ini berjumlah 55 orang. Seiring dengan kemajuan yang telah dicapai
oleh SMP Negeri 5 Tangerang, untuk melakukan pembenahan disegala
bidang terutama pada kompetensi guru yang ada. Sebagian besar dari guru
40
yang ada di SMP Negeri 5 Tangerang merupakan guru yang sesuai dengan
bidangnya. Latar belakang pendidikan guru – guru di SMP 5 Tangerang
berpendidikan S3, S1, D3, D1 dan lulusan SLTA. Yang mendapat gelar S3
sebanyak 4 0rang, S1 sebanyak 42, D3 sebanyak 1 Orang, D1/SLTA
sebanyak 8 orang.
Keberadaan Staf Administrasi dan Karyawan juga diperlukan
dalam suatu lembaga pendidikan karena dapat membantu terlaksananya
proses belajar mengajar yang baik. Seandaianya tidak ada orang yang
menangani masalah-masalah diluar pengajaran secara khusus, maka
kegiatan pendidikan disuatu sekolah tidak akan berjalan dengan baik.
Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi Guru, Staf dan Karyawan SMP
Negeri 5 Tangerang penulis sajikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 3.
Kondisi Guru
Ijazah Tertinggi
S3/S2
S1
D3
D2
D1/SLTA
Jumlah
GT
3
39
2
1
4
49
GBS
0
0
Jumlah
GTT
1
3
Jumlah Total
4
42
1
2
6
0
8
55
Tabel 4.
Tenaga Administrasi
Ijazah Tertinggi
S1
D3
SMA
SMEA
SMP
SD
Lain-lain
Jumlah
PT
1
Jumlah
PTT
SATPAM
1
2
3
2
2
3
3
1
10
2
Jumlah
Total
1
1
7
2
1
1
1
17
41
4. Keadaan Siswa SMPN 5 Tangerang
Siswa adalah salah satu komponen dalam pembelajaran disamping
faktor
guru, tujuan, serta metode pembelajaran sebagai salah satu
komponen. Maka dapat dikatakan bahwa siswa adalah komponen
terpenting diantara komponen yang lain. Tanpa adanya siswa proses
belajar mengajar tidak akan pernah terjadi.
Siswa SMPN 5 Tangerang pada tahun ajaran 2010-2011 secara
keseluruhan dari kelas VII sampai kelas IX berjumlah 1196 dari 30 kelas,
dengan berbagai macam agama. yang terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Laki-laki berjumlah 537 siswa dan perempuan berjumlah 659 siswa.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.
Keadaan Siswa SMPN 5 Tangerang
Tahun Ajaran 2010 – 2011
No
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1.
2.
3.
VII
VIII
IX
188
195
154
231
208
220
419
403
374
537
659
1196
Jumlah
42
Tabel 6.
Rekapitulasi Agama Siswa
Tahun Ajaran 2010-2011
Agama
Islam
K. Protestan
Katolik
Buddha
Hindu
Jumlah
Kelas
VIII
370
19
3
8
3
403
VII
395
17
2
4
1
419
Total
IX
356
14
1
2
1
374
1121
50
6
14
5
1196
5. Prestasi Siswa SMP Negeri 5 Tangerang
Berikut adalah tabel mengenai beberapa prestasi siswa SMP Negeri 5
Tangerang:
Tabel 7.
Prestasi Akademik
No
Jenis
Status
Tingkat
1.
Siswa teladan/siswa
berprestasi
Juara I
Kota Tangerang
2007
2.
Baca Puisi
Juara I
Kota Tangerang
2006
3.
Solo Vocal
Juara I
Kota Tangerang
2006
4.
Karya Ilmiah
Penghargaan Se-Jabotabek
khusus
Tahun
2007
Ket
43
Tabel 8.
Prestasi Non Akademik
No
Jenis
Status
Tingkat
Tahun
1.
Pramuka Putra
2.
Ket
Juara I
Kota Tangerang
2006
Scoet Duta
SMPN 2 Tng
Pramuka Putri
Juara I
Kota Tangerang
2006
Scoet Duta
SMPN 2 Tng
3.
Pramuka Putri
Juara II
Kota Tangerang
2006
JAP SMPN 3
Tng
4.
Pramuka
Juara Umum
Kota Tangerang
2007
Logika VI SD
Karawaci
Baru 2
5.
Pramuka Putra
Juara I
Kota Tangerang
2007
6.
Pramuka Putri
Juara II
Kota Tangerang
2007
7.
Vocal Group
Juara II
Kota Tangerang
2006
8.
Nasyid
Juara I
Kota Tangerang
2007
9.
Baca Puisi
Penghargaan
Nasional
2006
10. Voli Putra
Juara III
Kota Tangerang
2007
11. PMR
Harapan II
Kota Tangerang
2006
6. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana dalam suatu lembaga pendidikan formal
maupun non formal memiliki peranan penting didalam menunjang proses
belajar mengajar karena sarana dan prasarana merupakan kebutuhan
primer bagi suatu lembaga pendidikan. Berdasarkan hasil observasi
penulis, SMPN 5 Tangerang memiliki sarana dan prasarana sebagai
berikut:
Tabel 9.
Sarana dan Prasarana
No
1
2
3
4
5
Nama Barang
Ruang Kepala Sekolah
Ruang Wakil Kepala Sekolah
Ruang Tata Usaha
Ruang Guru
Ruang Laboratorium IPA
Jumlah
1
1
1
1
1
44
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Ruang Belajar
Ruang Lab. Komputer
Ruang Multimedia
WC Kepala Sekolah
WC Guru
WC Siswa Putra
WC Siswa Putri
Ruang Perpustakaan
Ruang BK
Ruang Ibadah/Mushola
Gudang
Lapangan Volly
Lapangan Badminton
Lapangan Basket
Kantin
Ruang Lab. Komputer
Ruang Koperasi
30
1
1
1
2
3
3
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
Tabel 10.
Keadaan Buku
Kelas
1
2
3
Jumlah
Buku
Teks
700
Buku
Penunjang
39
700
39
Bacaan
Lain-lain
Tabel 11.
Alat Peraga
No
Jenis Alat
Unit
Jml
No
1
2
3
4
5
Kit IPA
IPS
Bahasa
Matematika
Peta
Anatomi
Set
Set
Set
Set
Set
1
2
2
2
1
6
7
8
9
10
Jenis Alat
Torso Manusia
Peta Dinding
Ind.
Peta Dinding
Prop
Peta Dinding
Kota
Alat Olahraga
Unit
Jml
Unit
Set
Lbr
Lbr
Lbr
2
3
2
4
4 set
45
Sarana dan prasarana yang tersedia di SMPN 5 Tangerang
tergolong cukup lengkap dan memadai. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah
tersebut
sudah
mampu
menyediakan
sarana
dan
prasarana
agar
penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran dapat berjalan sesuai yang
diharapkan.
7. Kegiatan Ekstra Kurikuler
Kegiatan Ekstra Kurikuler siswa bermacam-macam yaitu Pramuka,
PMR, Rohis, Paskibra, Marawis, Sains Club, English Club, Tari Modern
dan Daerah, Teater, Paduan suara, Hasta Karya, Pancak Silat, Degung,
Radio Sekolah, Jurnalistik, Fotography. Dan Olah Raga (Futsal,
Taekwondow, Badminton, Basket).
Kegiatan Ekstra Kurikuler yang berkaiatan dengan PAI adalah
Rohis, yang diadakan 1 minggu sekali pada hari sabtu yang dibimbing
oleh guru Agama. Materi yang dibahas berkaitan dengan Agama. Tujuan
kegiatan rohis adalah untuk menambah pengetahuan mereka tentang
agama serta dapat meningkatkan kesadaran dan ketakwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa. Memperbaiki akhlak dan budi pekerti yang luhur,
memahami hakikat hukum Islam dan memupuk rasa persatuan dan
kesatuan sesama muslim.
8. Struktur Organisasi SMPN 5 Tangerang
Sekolah sebagai lembaga pendidikan sudah semestinya mempunyai
organisasi. Organisasi merupakan hal yang penting dalam menjalankan
roda administrasi sebab melalui organisasi akan tercapai suatu kerjasama
yang baik. Dari kerjasama yang baik itu akan menghasilkan sesuatu yang
diharapkan.
Untuk lebih jelasnya struktur organisasi SMPN 5 Tangerang
digambarkan dalam tabel sebagai berikut:
46
Tabel 12.
Struktur Organisasi SMPN 5 Tangerang
Kepala Sekolah
(H. Mulyono Sobar, S.pd)
Tata Usaha
(Sutirah)
Wakil Kepala Sekolah
(Wardati, S. Pd)
Kurikulum
(Wahyudi, S. Pd)
Kesiswaan
(M. Isdarmanto, S. Pd)
Sarana
(Sudarwati)
Guru
Murid
Humas
(Lia Sukmamuliati)
47
9. Pelaksanaan PAI di SMP Negeri 5 Tangerang
Pelaksanaan PAI di SMP Negeri 5 Tangerang dari hasil wawancara
yang penulis lakukan dengan guru PAI, pelajaran PAI dilaksanakan 1 kali
pertemuan (2 jam) dalam seminggu. Sedangkan isi materi PAI yang
diajarkan sesuai dengan kurikulum 2004 adalah keimanan, Ibadah, AlQuran, Akhlak, Muamalah, Syari’ah dan Tarikh.
Pelajaran PAI selain diperoleh melalui jam-jam pelajaran secara
formal, juga dari kegiatan-kegiatan yang bersifat ekstra kurikuler seperti
dengan mengadakan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), Rohis, Tadarus
setiap hari jumat pagi, membiasakan shalat zuhur dan dhuha disekolah,
pada bulan suci Ramadhan mengadakan pesantren kilat, praktek zakat,
pada hari idul adha peneyembelihan binatang Qurban, santunan anak
yatim pada bulan muharram. Kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler yang
bersifat keagamaan tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap siswa.
Terutama dalam ikut mewujudkan sikap atau kepribadian yang Islam.
Dengan demikian, maka siswa paling tidak dapat memiliki pemahaman
ajaran-ajaran agama yang cukup sehingga dapat dilaksanakan dalam
kehidupannya sehari-sehari.
Dalam pemahaman siswa terhadap mata pelajaran PAI menurut
guru agama cukup baik, namun ada beberapa siswa yang mengalami
kesulitan memahami pelajaran agama karena berbagai hal. Upaya-upaya
yang dilakukan guru agama untuk memberikan pemahaman agama pada
siswa adalah dengan memberikan variasi metode sesuai dengan materi,
misalnya; bercerita, praktek, ceramah, pembiasaan, demonstrasi, latihan,
melaksanakan langsung kegiatan keagamaan dan lain-lain. Dengan metode
– metode yang menarik diharapkan dapat memudahkan siswa memahami
pelajaran agama dan untuk menambah motivasi dan semangat siswa dalam
mengikuti pelajaran agama.
48
B. Deskripsi Data
Untuk mendapatkan gambaran mengenai pemahaman pendidikan
agama dan kepatuhan menjalankan ajaran agama Islam, penulis memberikan
tes untuk mengetahui tingkat pemahaman dengan jumlah soal 25, 4 soal
untuk pengetahuan mengenai aqidah, 11 soal untuk pengetahuan mengenai
Ibadah (Shalat, puasa dan zakat) 10 soal untuk pengetahuan akhlak. Dan
untuk mengetahui tingkat ketaatan menjalankan ajaran agama Islam penulis
memberikan angket dengan jumlah 25 soal yang terdiri dari 4 soal untuk
pertanyaan mengenai aqidah, dan 11 soal untuk pertanyaan mengenai ibadah,
dan 10 soal untuk pertanyaan akhlak. Tes yang telah diisi diberi nilai dengan
perhitungan jumlah soal benar x 100, sehingga dari tes tersebut diperoleh data
Jumlah soal
kelompok yang berbeda, yaitu kelompok yang lebih memahami agama
dengan nilai 76 sampai 100 yang berjumlah 21 siswa dan kelompok yang
kurang memahami agama dengan nilai 56 sampai 72 yang berjumlah 21
siswa. Dan angket yang telah diisi diberi skor masing-masing skor 3 untuk
jawaban a, skor 2 untuk jawaban b, dan skor 1 untuk jawaban c.
Di bawah ini penulis sajikan data-data yang telah diperoleh dalam bentuk
tabel:
Tabel 13.
Daftar Siswa yang lebih memahami agama
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Pemahaman Agama
76
76
76
76
76
80
80
80
80
80
88
Kepatuhan menjalankan ajaran agama
61
61
61
59
64
60
61
65
63
62
61
49
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
88
88
88
96
96
96
96
100
100
100
61
62
59
60
62
64
59
65
68
65
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ada 5 siswa yang
memperoleh
nilai 76, 5 siswa memperoleh nilai 80, 4 siswa yang
memperoleh nilai 88, 4 siswa memperoleh nilai 96, 3 siswa memperoleh
nilai 100. Kesemuanya dikategorikan sebagai siswa yang lebih memahami
agama karena kriteria nilai yang diberikan sudah terpenuhi, yakni nilai 76
sampai 100. Nilai-nilai pemahaman di atas penulis peroleh dari hasil tes
yang penulis lakukan sendiri dan nilai kepatuhan menjalankan ajaran
agama diperoleh dari hasil penyebaran angket yang penulis lakukan.
Tabel 14.
Daftar siswa yang kurang memahami agama
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Pemahaman Agama
56
56
56
60
60
60
60
68
68
68
68
68
68
68
72
Kepatuhan menjalankan ajaran agama
57
53
49
60
56
56
50
57
59
57
54
55
57
61
51
50
16
17
18
19
20
21
72
72
72
72
72
72
58
56
54
57
57
59
Dari tabel di atas, terlihat bahwa terdapat 3 siswa yang
memperoleh nilai 56, 4 siswa memperoleh nilai 60, 7 siswa memperoleh
nilai 68, 7 siswa memperoleh nilai 72. Kesemuanya dikategorikan sebagai
siswa yang kurang memahami agama karena kriteria nilai yang diberikan
sudah terpenuhi, yakni nilai 56 sampai 72.
Dari tabel 7 dan 8 di atas, siswa yang lebih memahami agama akan
dilambangkan dengan X dan siswa yang kurang memahami agama akan
dilambangkan dengan Y. Di bawah ini, data di atas penulis rangkum
dalam bentuk tabel yang sederhana:
Tabel 15
Sekor kepatuhan menjalankan ajaran agama Islam siswa yang lebih
memahami agama dan siswa yang kurang memahami agama
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Siswa yang lebih
memahami agama
61
61
61
59
64
60
61
65
63
62
61
61
62
59
60
62
Siswa yang kurang memahami
agama
57
53
49
60
56
56
50
57
59
57
54
55
57
61
51
58
51
17
18
19
20
21
64
59
65
68
65
56
54
57
57
59
B. Analisa Data
Untuk memudahkan mengetahui tingkat perbedaan pelaksanaan ibadah
antara siswa yang lebih memahami agama yang dilambangkan dengan X
dengan siswa yang kurang memahami agama yang dilambangkan dengan Y,
penulis memasukkan data yang diperoleh melalui angket ke dalam tabel
berikut:
Tabel 16.
Tabel perhitungan untuk memperoleh Mean dan Standar Deviasi dari
Kelompok X (Siswa yang lebih memahami agama) dan kelompok Y (Siswa
yang kuarang memahami agama)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
X
61
61
61
59
64
60
61
65
63
62
61
61
62
59
60
62
64
59
65
68
65
∑X= 1303
Y
57
53
49
60
56
56
50
57
59
57
54
55
57
61
51
58
56
54
57
57
59
∑Y=1176
x
-1
-1
-1
-3
+2
-2
-1
+3
+1
0
-1
-1
0
-3
-2
0
+2
-3
+3
+6
+3
y
+1
-3
-7
+4
0
0
-6
+1
+3
+1
-2
-1
+4
+5
-5
+2
0
-2
+1
+1
+3
x2
1
1
1
9
4
4
1
9
1
0
1
1
0
9
4
0
4
9
9
36
9
∑x2 = 113
y2
1
9
49
16
0
0
36
1
9
1
4
1
16
25
25
4
0
4
1
1
9
∑y2= 212
52
Dari table 16 telah kita peroleh ∑X =1303, ∑Y= 1176, ∑x2 = 113, ∑y2=
212, Nx = 21, dan Ny= 21. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan
kepatuhan menjalankan ajaran agama antara siswa yang lebih memahami
agama dengan siswa yang kurang memahami agama, dapat diperoleh dengan
menggunakan rumus:
to =
MX  MY
SE
Mx  My
Namun sebelum menggunakan rumus di atas, diperlukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Mencari mean kelompok I (Kelompok X), dengan rumus:
Mx atau M1
=
 x  1303  62
Nx
21
2. Mencari mean kelompok II (Kelompok Y), dengan rumus:
 y  1176  56
My atau M2
=
Ny
21
3. Mencari deviasi standar sekor kelompok X dengan rumus
x
SDx atau SD1
=
Nx
2
113
 5,381
= 2.3196
21

4. Mencari deviasi standar sekor kelompok Y dengan rumus :
SDy atau SD2
=
y
Ny
2

212
 10,0952 = 3,1772
21
5. Mencari standar error mean kelompok X dengan rumus:
SD1
2,3196 2,3196 2,3196
SEMx atau SEM1
=
=


 0,5186
4,4721
Nx  1
21  1
20
53
6. Mencari standar error mean kelompok Y, dengan rumus:
SEMy atau SEM2 =
SDy
Ny  1

3,1772
21  1

3,1772
20
=
3,1772
 0,7104
4,4721
7. Mencari estándar error perbedaan antara mean kelompok X dan mean
kelompok Y, dengan rumus:
SE Mx - My
=
SEMx  SEMy  0,51862  0,71042
=
0,2689 0,5046  0,7735 = 0,8794
2
2
Dengan diperoleh SE Mx – My akhirnya dapat diketahui haraga to, yaitu:
to
M1  M 2
SEM 1 M 2
=
62  56
6
= 6,8228

0,8794 0,8794
C. Interpretasi Data
Setelah diketahui besar to = 6,8228 kemudian dilakukan
interpretasi dengan membandingkan to yang diketahui sebesar 6,8228 dengan
t tabel. Untuk mendapatkan t tabel terlebih dahulu dicari df atau db dengan
rumus df = (Nx + Ny) – 2 = (21-21) – 2 = 42 – 2 = 40.
Dengan df sebesar 40, kemudian berkonsultasi dengan table nilai t,
baik pada taraf signifikansi 5 % maupun pada taraf signifikansi 1 %. Ternyata
pada taraf signifikansi 5 % t tabel = 2.02, sedangkan pada taraf signifikansi 1
% t table = 2,71.
Karena to telah diperoleh sebesar 4,9593 sedangkan t tabel = 2.02
dan 2,71, pada taraf signifikansi 5 % to lebih besar dari t tabel (6,8228 > 2.02),
maka hipotesis nihil (Ho) ditolak sedangkan hipotesis alternative (Ha)
diterima. Ini berarti bahwa untuk taraf signifikansi 5 % terdapat perbedaan
tingkat ketaatan menjalankan ajaran agama Islam antara siswa yang lebih
memahami agama dengan siswa yang kurang memahami agama. Dan pada
taraf ini ada pengaruh yang signifikan antara pemahaman agama terhadap
ketaatan menjalankan ajaran agama Islam.
54
Selanjutnya pada taraf signifikansi 1 % to lebih besar dari t table
(6,8228 > 2,71), maka hipotesis nihil (Ho) ditolak sedangkan hipotesis
alternatif (Ha) diterima. Ini berarti bahwa untuk taraf signifikansi 1 % pun
terdapat perbedaan tingkat ketaatan menjalankan ajaran agama Islam antara
siswa yang lebih memahami agama dengan siswa yang kurang memahami
agama. Dan pada taraf ini ada pengaruh yang signifikan antara pemahaman
agama terhadap ketaatan menjalankan ajaran agama Islam.
Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa baik pada taraf signifikansi 5
% atau taraf signifikansi 1 % to lebih besar dari t table, sehingga dapat
dikatakan bahwa hipotesis alternative (Ha) diterima dan hipotesis nihil (Ho)
ditolak. Ini membuktikan bahwa ada perbedaan yang signifikan tingkat
ketaatan menjalankan ajaran agama Islam antara siswa yang lebih memahami
agama dengan siswa yang kurang memahami agama.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian serta pengujian hipotesis
yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan:
1. Tingkat pemahaman agama Islam siswa SMP Negeri 5 Tangerang cukup,
ini dapat dilihat dari guru Agama dalam memberikan pemahaman agama
pada siswa di antaranya yaitu; dalam memberikan materi guru agama
berupaya memberikan metode-metode yang sesuai dengan materi yang
diajarkan, Misal; praktek, latihan, demonstrasi, pembiasaan dan ceramah.
Selain itu upaya yang dilakukan sekolah yaitu ekstra kurikuler seperti
dengan mengadakan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), Rohis, pildacil,
Tadarus setiap hari jumat pagi, membiasakan shalat zuhur dan dhuha
disekolah, pada bulan suci Ramdhan mengadakan pesantren kilat, praktek
zakat, pada hari idul adha peneyembelihan binatang Qurban, santunan
anak yatim pada bulan Muharram. Kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler yang
bersifat keagamaan tersebut sangat besar pengaruhnya bagi siswa. Dengan
demikian, maka siswa paling tidak dapat memiliki pemahaman ajaranajaran
agama
yang
cukup
sehingga
kehidupannya sehari-sehari.
55
dapat
dilaksanakan
dalam
56
2. Terdapat perbedaan tingkat ketaatan menjalankan ajaran agama Islam
antara siswa yang lebih memahami agama dengan siswa yang kurang
memahami agama. Dapat dilihat diperolehnya to =6,8228 pada taraf
signifikansi 5% diperoleh t tabel = 2,02 (6,8228 > 2,02), maka Ho ditolak
sedangkan Ha diterima. Sedangkan pada taraf signifikansi 1% t tabel =
2,71 (6,8228 > 2,71), maka Ho ditolak sedangkan Ha diterima. Dari hasil
di atas dapat dilihat bahwa baik pada taraf signifikansi 5 % atau taraf
signifikansi 1 % to lebih besar dari t table, sehingga dapat dikatakan
bahwa hipotesis alternative (Ha) diterima dan hipotesis nihil (Ho) ditolak.
Dan dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pemahaman pendidikan
agama dapat mempengaruhi pelaksanaan ketaatan menjalankan ajaran
agama Islam pada siswa SMP Negeri 5 Tangerang.
B. Saran
Melihat hasil penelitian yang dilakukan penulis, pada akhirnya penulis
ingin memberikan saran yang mudah-mudahan dapat diterima oleh semua
pihak yang terkait sebagai berikut:
1. Kepada para siswa, hendaklah selalu taat menjalankan ajaran agama yang
memang sudah menjadi kewajiban manusia sebagai hamba Allah. tidak
saja dapat dilihat dan dianalisis dari aspek ibadah saja, seperti shalat,
puasa, membayar zakat, melainkan juga dari aspek-aspek yang lain, seperti
akhlak kepada Allah dan sesama manusia, apakah mencerminkan nilainilai ajaran agama Islam. Walaupun para siswa belum memahami secara
sempurna mengenai ajaran-ajaran agama tersebut. Para siswa harus selalu
tetap melaksanakannya, karena yakinlah di setiap ibadah yang adik-adik
lakukan pasti akan di berikan ganjaran berupa pahala oleh Allah.
2. Kepada pihak sekolah, hendaknya guru lebih meningkatkan mutu
pengajara PAI misalnya selain di dukung dengan menggunakan berbagai
variasi metode dalam pengajarannya di berikan pula stimulasi-stimulasi
yang menarik untuk menambah motivasi dan semangat siswa dalam
mengikuti pelajaran agama. Selain itu sebaiknya para anak didik dilatih
dan dibiasakan untuk melaksanakan ajaran ajaran agama secara bersama-
57
sama seperti shalat, zakat, puasa, dan hendaknya guru mencontohkan
akhlak yang baik kepada sesama manusia. Sehingga mereka benar-benar
mengetahui dan memahami apa yang harus mereka lakukan ketika hidup
di dunia ini.
3. Untuk semua pihak, perlu diketahui bahwa ajaran agama seperti ibadah
tidak hanya tradisi ritual saja, tetapi juga aspek pemahaman agar
pelaksanaan ibadah yang dilakukan benar-benar diketahui makna dan
manfaatnya. Karena itu hendaklah pemahaman mengenai agama harus
terus diberikan supaya anak didik dapat lebih mendalami dan menghayati
ajaran –ajaran agama yang dilakukan dari pemahaman yang dimilikinya.
Karena bidang studi ini tidak hanya kewajiban sekolah saja, akan tetapi
merupakan pelajaran yang dapat memberikan manfaat dan pedoman hidup
bagi siswa baik dikehidupan dunia maupun diakhirat kelak.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Rieneka Cipta,
Cet. 2, 2001
Ahmadi Abu & Salimi Noor, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, Jakarta:
Bumi Aksara, Cet. 4, 2004.
Al Hamad, bin Ibrahim, Muhammad,
Akhlak-Akhlak Buruk, Ter. Dari Suul
Khuluq, Oleh, Pustaka Darul Ilmi, Pustaka Darul ilmi, 2007.
Ali, Muhammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
Cet. 3, 2000.
Al-Musawi, Khalil, Bagaimana Menyukseskan Pergaulan Anda, Ter. Dari Kaifa
Tata’amal Ma’a an-Nas Oleh Ahmad Subandi, Jakarta: Lentera, 1998.
Ancok, Djamaludin, Teknik Penyusunan Skala Pengukur, Yogyakarta: Pusat
Penelitian Kependudukan UGM, 1989.
Ardani, Moh. Fikih Ibadah Praktis, Ciputat : PT Mitra Cahaya Utama, Cet. 1,
2008.
Ardani, Moh. Nliai-nilai Akhlak (Budi Pekerti dalam Ibadah), Jakarta: CV.
Karya Mulia, Cet. 1, 2001.
Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat
Press, 1998.
Arikunto, Suharsmi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, Jakarta: Rieneka
Cipta, Cet .11, 1998.
Azra, Azyumardi, Esei-esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, Jakarta:
Logos Wacana Ilmu, Cet.1, 1998.
_______, Alquran Dan Terjemahannya, Bandung: Mizan Pustaka, Cet. 5, 2010.
Baihaqi, Fiqih Ibadah, Bandung: M2S Anggota Ikapi, Cet.1, 1996.
________, Buku Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum/GBPP Pendidikan Agama
Islam Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Jakarta: Departemen Agama RI,
1998.
58
59
Darajat, Zakiyah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, Cet.14, 1970.
Darajat, Zakiyah, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Sinar Grafika Offset:
Cet. 1, 1996.
Darajat, Zakiyah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, cet. 2, 1992.
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. 6, 2010.
Djamas, Nurhayati, Dinamika Pendidikan Islam di Indonesia Pascakemerdekaan,
Jakarta: Rajawali Pers, 2009.
Fatimah, Muhammad Khair, Etika Muslim Sehari-hari, Ter. Dari Al-Adab AlIslamiyah fi linaasyiah, Oleh Biqadarin, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2000.
GBPP/SLTP, Kurikulum, Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Departemen Agama
RI, 1990.
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
Cet .5, 2006.
Hawwa, Sa’id, Tazkiyatun Nafs, Jakarta: Darus Salam, Cet. 3, 2005.
Heny narendrany Hidayati dan Andri Yudiantoro, Psikologi Agama, Jakarta: UIN
Press , cet. 1, 2007.
Hurcock, B. Elizabeth, Perkembangan Anak, Jakarta: Erlangga, Cet. 2, 1922.
Karim, Abdullah, Pendidikan Agama Islam, Banjarmasin: Center for community
development Studies (comdes), Cet.1, 2004.
Masy’ari, Anwar, Akhlak Al-Quran Surabaya: PT Bina Ilmu Ofset, Cet 1, 1990.
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet. 3,
2004.
Muhyidin, Muhammmad, The True Power Of Keart, Jogjakarta: DIVA press, Cet.
1, 2007.
Musfah, Jejen, Bahkan Tuhanpun Menangis, Jakarta: Hikmah, Cet.1, 2003.
Nasir, A. Sahilun, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problema
Remaja, Jakarta: Kalam Mulia, Cet. 1, 1999.
Nasir, A. Sahilun & Hafi Anshari, Pokok-pokok Pendidikan Agama Islam di
perguruan tinggi, Surabaya: Usana Ofset, Cet. 2, 1984.
Nasution, Harun, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, Jakarta: UI
Press, 1979.
60
Nata, Abudin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT. Raja grafindo Persada, Cet.8,
2003.
Rahman, A. Ritonga. Dan
Zainuddin, Fiqih Ibadah, Jakarta: Gaya Media
Pratama, Cet. 1, 1997.
Rahmat, Djatnika, Sistem Etika Muslim Sehari-hari, Jakarta: Pustaka Panjimas,
1992.
Rusn, Ibnu Abididn, Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, Cet. 1, 1998.
Saefuddaulah, dan Basyuni, Ahmad, Akhlak (Ijtimai’yah), Jakarta: Pustaka
Panjimas, 1992.
Salim, Peter, Kamus Populer Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Cet.1,
1998.
Soebahar, Abd. Halim, Wawasan Baru Pendidikan Islam, Jakarta: kalam mulia,
Cet.1, 2002.
Sudarsono, Kenakalan Remaja Jakarta: Rineka Cipta, Cet.3, 1995.
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, cet. Ke-4, 1996.
Yamin, Marinis, Strategi Pembelajaran Berbaris Kompetensi, Jakarta, Gaung
Persada Press, 2003.
Zurinal dan Aminuddin, Fiqih Ibadah, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Cet. 1, 2008.
INSTRUMEN PENELITIAN
PERTANYAAN DAN PERNYATAAN PEMAHAMAN PENDIDIKAN
AGAMA DAN PENGARUHNYA DALAM KETAATAN MENJALANKAN
AJARAN AGAMA ISLAM
Nama :………….
Kelas :…………..
Petunjuk Pengisisan !
1. Dibawah ini terdapat beberapa pertanyaan (Variabel X) yang berhubungan
dengan pelajaran agama yang telah diajarkan disekolah, dan pernyataan
(Variabel Y) yang berhubungan dengan tingkah laku keagamaan anda
sehari-hari. Anda di minta untuk menjawab pertanyaan itu dengan
memberi tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang di anggap benar.
2. Jawaban anda tidak akan mempengaruhi sedikitpun terhadap nilai sekolah
anda dan tidak ada kaitannya.
3. angket ini hanya untuk kepentingan ilmiah, oleh karena itu kami berharap
jawaban yang objektif, jujur dan tidak dapat mengada-ada.
4. semua jawaban menjadi rahasia peneliti
5. Atas kesediaan waktunya kami ucapkan terimakasih
A. Variabel (X) Pemahaman Pendidikan Agama
1. Dibawah ini adalah pengertian iman kepada Allah yang paling tepat menurut
anda adalah….
a. Percaya adanya Allah
b. Percaya bahwa Allah yang menciptakan langit bumi dan segala isinya
c. Percaya adanya Allah dengan cara di yakini didalam hati, di ucapkan
dengan lisan, dan dibuktikan dengan amal (perbuatan) nyata.
d. Patuh segala perintah Allah
2. Nama malaikat yang bertugas mencabut nyawa adalah…..
a. Jibril
b. Isrofil
c. Izroil
3. Rasul kita yang terakhir adalah…
a. Isa As
c. Muhammad saw
b. Ibrahim As
d. Ismail As
63
d. Munkar
4. Kitab suci yang diturunkan Oleh Allah untuk nabi Daud adalah…
a. Alquran
c. Taurat
b. Injil
d. Zabur
5. Yang di maksud dengan shalat adalah…
a. Perbuatan yang diawali dengan niat
b. Perbuatan yang dilakukan sebanyak lima kali dalam sehari
c. Perbatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam sesuai
dengan syarat dan rukunnya.
d. Perbuatan yang harus dilakukan
6. Shalat wajib dilakukan, artinya….
a. Mendapat pahala orang yang mengerjakan dan berdosa orang yang
meninggalkannya
b. Mendapat pahala orang yang mengerjakan dan tidak berdosa orang yang
meninggalkannya.
c. Mendapat pahala orang yang meninggalkannya dan berdosa orang yang
mengerjakannya.
d. Mendapat pahala orang yang meninggalkannya dan tidak berdosa orang
yang mengerjakannya.
7. Rukun shalat wajib, kita laksanakan karena…
a. Tidak berpengaruh apa pun
b. Jika ditinggalkan, shalatnya tidak sah
c. Jika dikerjakan, mendapat pahala
d. Jika ditinggalakan, shalatnya tetap sah
8. Hikmah shalat adalah. . .
a. Persaudaraan, perkenalan, persatuan, dan persamaan
b. Pencegah terhadap perbuatan keji dan munkar
c. Membersihkan harta dan mensucikan diri
d. menanamkan pribadi taqwa dan mendekatkan diri kepada Allah
9.
Menahan dari segala yang membatalkan mulai dari terbit fajar sampai
terbenam
a. Shalat
matahari adalah pengertian dari. . . .
b. Puasa
c. Zakat
64
d. Pergi haji
10. Hukum melaksanakan puasa di bulan Ramadhan adalah. . . .
a. Wajib
b. Sunnah
c. Haram
d. Mubah
11. Di antara yang membatalkan puasa yaitu. . . .
a. Makan dan minum
b. Berkumur
c. Tidur
d. Bertengkar
12. Hikmah puasa adalah. . .
a. Persaudaraan, perkenalan, persatuan, dan persamaan
b. Pencegah terhadap perbuatan keji dan munkar
c. Membersihkan harta dan mensucikan diri
d. Menanamkan pribadi taqwa dan mendekatkan diri kepada Allah
13. Sejumlah harta yang dikeluarkan dari jenis harta tertentu dan diberikan kepada
orang-orang yang tertentu, dengan syarat yang telah ditentukan pula, adalah
pengertian dari…
a. Hadiah
b. Zakat
c. Shadaqah
d. infak
c. haram
d. mubah
14. Hukum mengeluarkan zakat adalah. . .
a. wajib
b. sunnah
15. Hikmah zakat adalah. . .
a. persaudaraan, perkenalan, persatuan, dan persamaan
b. pencegah terhadap perbuatan keji dan munkar
c. membersihkan harta dan mensucikan diri
d. menanamkan pribadi taqwa dan mendekatkan diri kepada Allah
16. Akhlak berasal dari kata Khuluq yang artinya…
a. Budi pekerti
b. Adat
c. Sifat
d. akal
17. Ilmu yang mengajarkan manusia berbuat baik dan mencegah perbuatan jahat
dalam pergaulannya dengan Tuhan, manusia, dan makhluk sekelilingnya
adalah pengertian dari...
a. Akhlak
b. As-Sunnah
c. Takwa
d. Tasawuf
18. Akhlakul Karimah disebut juga . . .
a. Akhlak terpuji
b. Akhlak tercela
Tarekat
65
c. Akhlak Tasawuf
d.
19. Akhlakul Mazmumah disebut juga…
a.Akhlak Tercela
b. Akhlak Terpuji
c. Akhlak Tasawuf
d.
Takwa
20. Akhlak mulia dapat dibagi menjadi tiga, yaitu…
a. Akhlak terhadap Allah,diri sendiri dan manusia
b. Akhlak terhadap Allah, hewan, dan diri sendiri
c. Akhlak terhadap Diri sendidri, manusia dan hewan
d. Akhlak terhadap orang tua, guru dan teman
21. Agar terhindar dari akhlak tercela, sebaiknya kita harus….
a. Sekolah
b. Membaca Al-quran
c. Belajar agama
d. Mengingat Allah (Berdzikir)
22. Memberitakan sesuatu yang benar termasuk…
a. Sabar
b. adil
c. jujur
d. berani
23. Orang yang selalu tabah hati dalam menghadapi cobaan disebut orang…
a. Jujur
b. adil
c. sabar
d. qanaah
25. Dani selalu mengganggap dirinya lebih baik dan selalu meremehkan orang
lain, sifat yang dimiliki dani adalah….
a. Kikir
b. Riya
c. Sombong
d. iri
B. Variabel Kepatuhan menjalankan ajaran agama Islam
1. Apakah adik-adik yakin dengan tulus hati Tuhan anda adalah Allah?
a. Sangat yakin
b. Cukup yakin
c. Tidak yakin
2. Cara beriman kepada malaikat adalah mencontoh segala perbuatannya, yaitu
menunaikan perintah Allah Ta’ala seperti beribadah kepada-Nya, bertasbih
tanpa kenal lelah dan tanpa pernah berhenti. Apakah anda selalu bersikap
demikian?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
66
c. Tidak pernah
3. Apakah adik-adik yakin bahwa Nabi Muhammad adalah rasul Allah yang
terakhir?
a. Sangat yakin
b. Cukup yakin
c. Tidak yakin
4. Apakah adik-adik setiap hari membaca Al-quran?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c.Tidak pernah
5. Apakah adik melaksanakan shalat lima waktu?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c.Tidak pernah
6. ketika adik melaksanakan shalat wajib, apakah harus ada paksaan dari orang
tua?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
7. Apakah adik-adik melaksanakan shalat di awal waktu?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
8. Apakah ketika perjalanan jauh adik meninggalkan shalat 5 waktu?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c.Tidak pernah
9. Ketika bulan Ramadhan, apakah adik melaksanakan puasa sebulan penuh?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
10. Apakah adik-adik melakukan puasa tanpa dipaksa orang lain?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
11. Apakah adik-adik melaksanakan shalat tarawih ketika bulan suci ramdhan?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
12. Apakah adik-adik tetap menjalankan puasa padahal adik sudah merasa tidak
kuat?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
13. Apakah adik-adik mengeluarkan zakat pada bulan ramadham?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
14. Apakah adik-adik selalu menyisakan uang jajan untuk orang miskin atau
pengemis?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
15. Apakah setiap hari jumat adik-adik selalu menyisakan uang jajan untuk kotak
amal masjid?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
67
c. Tidak pernah
16. Apakah adik-adik senantiasa ikhlas dalam beramal sholeh karena Allah?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c.Tidak pernah
17. Apakah adik-adik selalu senantiasa husnudzan (berprasangka baik) kepada
Allah
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
18. Apakah adik-adik terbiasa mengucapkan kalimat-kalimat tayyibah (hamdalah,
istigfar, subhanallah.dan lain-lain)
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
19. Apakah adik-adik selalu bersikap jujur dalam setiap hal?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
20. Saya selalu iri ketika melihat teman memiliki sesuatu yang saya tidak punya
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
21. Apabila orang yang pernah berbuat kesalahan kepada adik, lalu meminta maaf
atas kesalahan yang telah diperbuatnya, apakah kamu akan berusaha
memaafkannya?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
22. Apabila saya kesal dengan orang lain, saya selalu mengucapkan kata-kata
kotor dan memaki-maki orang tersebut.
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
23. Apakah kamu suka membantah perintah dari orang tua atau guru?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
24. Saya mencontek pada saat ulangan!
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
25. Ketika seseorang menyakiti hati saya, Saya tidak pernah memiliki rasa
dendam pada orang tersebut!
a. Selalu
b. Kadang-kadang
68
c.Tidak pernah
Download