BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) dalam zaman sekarang ini sudah menjadi fenomena global. Hal ini tidak terlepas dari tuntutan masyarakat agar perusahaan lebih peduli terhadap lingkungannya. Masyarakat menyadari bahwa aktivitas yang dilakukan perusahaan akan berdampak langsung pada lingkungan sosial mereka. Menurut Kiroyan (2006) perusahaan saat ini tidak hanya memiliki tanggung jawab pada kondisi keuangan (single bottom line) mereka, tetapi perusahaan juga memiliki tanggung jawab pada aspek sosial, lingkungan, dan keuangan (triple bottom lines). Keberlanjutan perusahaan akan terjamin apabila orientasi perusahaan bergeser dari yang semula bertitik tolak hanya pada ukuran kinerja ekonomi, kini juga harus bertitik tolak pada keseimbangan lingkungan dan masyarakat dengan memperhatikan berbagai dampak sosial (Hadi, 2011). Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan salah satu dari beberapa tanggung jawab perusahaan kepada pemangku kepentingan (stakeholders). Pemangku kepentingan dalam hal ini adalah orang atau kelompok yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh berbagai keputusan, kebijakan, maupun operasi perusahaan (Post et.al., 2002 dalam Solihin, 2009). Menurut Kok et al 2001 (dalam Saleh, et al., 2010) menyatakan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan adalah pernyataan umum yang menunjukkan kewajiban perusahaan untuk memanfaatkan sumber daya ekonomi dalam kegiatan usaha untuk 1 menyediakan dan memberikan kontribusi kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) internal dan eksternal. CSR sebenarnya mempunyai tujuan yang sangat penting di dalam menjaga pembangunan perekonomian berkelanjutan. Pada prinsipnya CSR adalah suatu upaya sungguh-sungguh dari entitas bisnis untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif operasinya terhadap seluruh pemangku kepentingan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Selain itu, penerapan CSR juga bertujuan agar perusahaan dapat memberi kontribusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Pertanggungjawaban sosial perusahaan perlu disampaikan kepada pihak stakeholders. Adanya tuntutan terhadap perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan, memiliki akuntabilitas, dan tata kelola perusahaan yang semakin baik, memaksa perusahaan untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan aktivitas sosial yang dilakukan (Anggraini, 2006). Oleh karena itu, pelu adanya pengungkapan atas pertanggungjawaban sosial yang dilakukan perusahaan. Jenkins dan Yakovleva (dalam Muniandy dan Barnes, 2010) menyatakan bahwa salah satu media pengungkapan tersebut adalah melalui laporan tahunan (annual report) perusahaan. Pengungkapan pertanggungjawaban sosial memainkan peran penting bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan pengungkapan pertanggungjawaban perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam jangka panjang (Kiroyan, 2006). 2 CSR telah ada sejak tahun 1800-an yang lebih dikenal dengan nama Occupational Social Worker, Social Work in The Workplace, Employee Assistance yang bisa juga disebut dengan Pekerjaan Sosial Industri atau PSI (Smith, 1998; Straussner, 1989; Zastrow, 2000; Putra, 2012 dalam Sindhudiptha dan Yasa, 2013). Namun dalam konteks global istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970-an dan semakin populer terutama setelah kehadiran buku Cannibals with Forks : The Triple Bottom Line in 21st Century Business (1998) karya John Elkington. Di Indonesia, istilah CSR semakin populer digunakan sejak tahun 1990-an. CSR sendiri semakin menguat terutama setelah dinyatakan dengan tegas dalam UU PT No. 40 Tahun 2007 yang disahkan oleh DPR (Suharto, 2008). Dalam pasal 74 ayat 1 menyatakan bahwa PT yang menjalankan usaha di bidang dan/atau bersangkutan dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan. UU No 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dalam pasal 15 (b) yang menyatakan bahwa setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Pada tahun 2012, Peraturan Pemerintah ( PP ) Nomor 47 Tahun 2012 diterbitkan mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan Perseroan Terbatas. Dengan adanya ketentuan atau peraturan tersebut, praktik CSR telah diubah dari yang semula bersifat sukarela menjadi suatu praktik tanggung jawab yang wajib dilakukan oleh perusahaan. Namun ketentuan atau peraturan tersebut masih memiliki kelemahan, yaitu sektor apa saja yang diwajibkan untuk melaksanakan CSR, sanksi yang dikenakan apabila melanggar, berapa besar anggaran minimum, serta pelaporan CSR. 3 Tujuan dikeluarkannya UU PT No. 40 Tahun 2007, selain untuk meregulasi perusahaan mengenai CSR, yaitu untuk memenuhi tuntutan masyarakat akan layanan yang cepat, kepastian hukum serta tuntutan akan pengembangan dunia usaha sesuai dengan prinsip pengelolaan perusahaan yang baik atau biasa disebut dengan good corporate governance (Tamba, 2011). Menurut Utama (2007) praktik dan pengungkapan CSR merupakan konsekuensi logis dari implementasi konsep good corporate governance, yang prinsipnya antara lain menyatakan bahwa perusahaan perlu memperhatikan kepentingan stakeholders-nya, sesuai dengan aturan yang ada dan menjalin kerjasama yang aktif dengan stakeholders demi kelangsungan hidup jangka panjang perusahaan. Selain itu, mekanisme dan struktur governance di perusahaan dapat digunakan untuk melakukan pengendalian terhadap perilaku para eksekutif puncak demi melindungi kepentingan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Pemegang saham tentu mengharapkan agar manajemen bertindak secara profesional dalam mengelola perusahaan dan setiap keputusan yang diambil hendaknya memperhatikan kepentingan bagi pemegang saham dan sumber daya yang digunakan hendaknya untuk kepentingan pertumbuhan perusahaan (Septiani dan Ridho, 2013). Kebutuhan akan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) sudah merupakan kebutuhan yang mendesak bagi suatu perusahaan sehingga menjadi keharusan bagi perusahaan-perusahaan untuk menerapkan dan melaksanakan GCG agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Menurut Monks (2003) dikutip dalam Kaihatu (2006) mekanisme GCG akan bermanfaat dalam mengatur dan mengendalikan perusahaan sehingga menciptakan nilai tambah untuk semua 4 stakeholders. Salah satu indikator penerapan GCG di Indonesia yang bisa digunakan untuk menilai GCG yaitu nilai/skor pemeringkatan Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang dikeluarkan oleh Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG). Isu mengenai corporate governance mulai hangat dibicarakan sejak terjadinya berbagai skandal yang mengindikasikan lemahnya corporate governance. Skandal Enron dan WorldCom di Amerika, Marconi di Inggris dan Royal Ahold di Belanda membuat komunitas finansial memperhatikan peran corporate governance (Nuswandari, 2009). GCG dianggap mampu oleh investor dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Sehubungan dengan kinerja perusahaan, laporan keuangan dapat memberikan gambaran mengenai bagaimana kinerja perusahaan dalam satu periode tertentu. Setiap perusahaan akan berusaha meningkatkan kinerja keuangannya, apabila kinerja keuangan semakin meningkat maka akan memiliki kepercayaan yang tinggi untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial-nya dan investor akan merespon positif hal tersebut melalui peningkatan harga saham, begitu juga sebaliknya. Good corporate governance juga erat kaitannya dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini disebabkan karena prinsip responsibility dalam penerapan GCG dapat mendorong pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan (Susanti dan Ikhsan, 2013). Melihat dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa GCG berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan dan tanggung jawab sosial perusahaan. 5 Penelitian mengenai pengaruh hubungan antara good corporate governance dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sudah banyak sekali dilakukan baik dari dalam maupun luar negri dan hasilnya pun menunjukkan bahwa good corporate governance berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Setyarini dan Melvie (2011) menemukan bahwa mekanisme good corporate governance berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian ini didukung oleh Ramdhaningsih dan Utama (2013) yang juga mendapatkan hasil yang sama. Penelitian mengenai pengaruh hubungan antara good corporate governance dengan kinerja keuangan perusahaan juga sudah banyak dilakukan dan hasilnya pun menunjukkan bahwa good corporate governance berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Prasinta (2012) menemukan hasil bahwa mekanisme good corporate governance berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Setyawan dan Putri (2013). Penelitian ini dimotivasi karena peneliti menduga bahwa variabel kinerja keuangan perusahaan memediasi hubungan anatara good corporate governance dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Asumsi yang mendasari proporsi ini adalah penerapan good corporate governance dalam perusahaan akan memberikan peningkatan kinerja keuangan yang baik serta mampu meningkatkan pelayanan kepada stakeholders. Peningkatan kinerja keuangan menunjukkan adanya kemampuan manajemen dalam mencapai prestasi kinerjanya yaitu meningkatkan laba perusahaan. Semakin tinggi tingkat laba yang diperoleh 6 perusahaan, maka kemampuan perusahaan dalam mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan akan semakin tinggi sebaliknya apabila semakin rendah tingkat laba yang diperoleh perusahaan, maka kemampuan perusahaan dalam mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan akan semakin rendah pula. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis ingin mengetahui apakah kinerja keuangan perusahaan memediasi hubungan antara good corporate governance terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Oleh karena itu, penulis mengambil penelitian dengan judul “Good Corporate Governance Sebagai Prediktor Kinerja Keuangan Dan Implikasinya Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan”. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Apakah good corporate governance berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan? 2) Apakah good corporate governance berpengaruh pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan? 3) Apakah kinerja keuangan perusahaan berpengaruh pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan? 4) Apakah kinerja keuangan perusahaan memediasi hubungan antara good corporate governance terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan? 7 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang akan diteliti, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut. 1) Untuk mengetahui pengaruh good corporate governance pada kinerja keuangan perusahaan. 2) Untuk mengetahui pengaruh good corporate governance pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. 3) Untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan perusahaan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. 4) Untuk mengetahui apakah kinerja keuangan perusahaan memediasi hubungan antara good corporate governance terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. 1.4 Kegunaan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis mengharapkan agar dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Adapun manfaat yang diharapkan antara lain. 1) Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan pemahaman dan gambaran yang lebih mendalam mengenai pengaruh good corporate governance terhadap kinerja keuangan dan implikasinya terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan di Indonesia. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian berikutnya. 8 2) Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai gambaran dan sebagai bahan pertimbangan, serta masukkan bagi perusahaan sehingga lebih meningkatkan kepeduliannya pada lingkungan sosial. Selain itu, bagi investor dapat mempertimbangkan aspek-aspek yang perlu diperhitungkan dalam investasi sehingga tidak hanya terpaku pada ukuran-ukuran moneter. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ini tersusun menjadi lima (5) bab yang mana antara bab satu dengan bab lainnya memiliki keterkaitan. Gambaran dari masing-masing bab adalah sebagai berikut. Bab I Pendahuluan Bab ini menjabarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Bab ini menjabarkan teori-teori penunjang atau pendukung terhadap masalah yang diangkat dalam skripsi ini serta hipotesis penelitian. Bab III Metode Penelitian Bab ini menjabarkan desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan sampel, 9 metode pengumpulan data serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian. Bab IV Data dan Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menjabarkan gambaran umum data, deskripsi hasil dan pembahasan hasil dalam penelitian. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini menjabarkan simpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan penelitian ini beserta saran-saran yang dianggap perlu bagi para peneliti. 10