Merokok: Tidak Buat Hidup dengan HIV Lebih

advertisement
Merokok: Tidak Buat Hidup dengan HIV Lebih Mudah
Oleh Nancy Wongvipat, M.P.H.
Penelitian baru-baru ini memeriksa apakah menghisap rokok dapat mempercepat laju AIDS. Penelitian
menunjukkan bahwa perokok yang HIV-positif lebih mungkin mengalami PCP yang timbul lebih cepat
daripada Odha yang tidak merokok. Hasil ini seharusnya tidak mengejutkan, karena merokok merusak
paru, membuatnya lebih rentan terhadap infeksi.
Penelitian juga menemukan bahwa merokok dapat meningkatkan kemungkinan dan angka terjadinya
ruam (luka dalam mulut), leukoplakia oral berbulu (luka keputih-putihan pada sisi lidah dan bagian dalam
pipi) dan pneumonia bakteri pada perokok dengan HIV. Bakteri yang menyebabkan Mycobacterium
avium complex/MAC (infeksi berbahaya yang mempengaruhi sebanyak 40 persen Odha) tidak hanya
ditemukan dalam tembakau, kertas rokok dan filter (penyaring) dari empat merek rokok utama tetapi juga
bertahan hidup pada proses merokok.
Secara umum, kita tahu bahwa merokok merusak kesehatan seseorang. Bagi orang dengan HIV yang
mencoba mengurangi risiko terpajan bakteri, penelitian ini memberikan alasan lain untuk membuang
kebiasaan tersebut.
Harus diingat bahwa asap rokok yang berasal dari perokok yang tanpa sengaja terhirup oleh yang bukan
perokok dari rokok orang lain digolongkan oleh Environmental Protection Agency di AS sebagai
karsinogen manusia (kelompok A), yang bertanggung jawab terhadap kurang-lebih 3.000 kematian akibat
kanker paru pada yang bukan perokok setiap tahun di AS.
Lebih Baik ‘Bebas Asap’
Beberapa orang dengan HIV yakin viral load dan kadar CD4-nya tidak akan sebaik jika mereka tidak
mengambil langkah yang sulit untuk berhenti merokok. Efek obat anti-HIV terbatas, jadi lainnya terserah
kita.
Jika kita terinfeksi HIV dan merokok, mungkin sebaiknya kita menentukan tujuan perubahan gaya hidup
kita selama tahun berikutnya. Sangat penting bagi Odha yang ingin berhenti merokok berada pada
suasana yang aman dan mendukung di mana mereka diberdayakan untuk berhenti merokok sesuai dengan
caranya sendiri. Bagi mereka yang belum siap berhenti total, para ahli menyarankan untuk memotong
jumlah dan kekerapan merokok.
Jika Pada Mulanya Anda Tidak Berhasil...
Mantan perokok biasanya akan mengatakan bahwa harus berusaha tiga atau empat kali sebelum berhasil
berhenti merokok. Lebih dari tiga juta orang di AS berhenti merokok secara total setiap tahunnya. Dan
kita juga bisa! Jangan putus asa, sekalipun kita telah mencoba dan gagal di masa lalu. Dengan memilih
pendekatan yang cocok dan tetap bersikap positif, kita akan menemukan masih ada harapan untuk
membuang kebiasaan ini.
Beberapa orang berhasil berhenti secara cold turkey (secara tiba-tiba), sementara yang lain pelan-pelan
menurunkan jumlah rokok sehari sampai mereka berhenti. Beberapa orang bahkan memerlukan bantuan
ahli medis. Pilih metode yang cocok untuk kita dan gaya hidup kita.
Kecanduan nikotin merupakan 95 persen psikologis dan kira-kira 5 persen fisiologis. Tidak seorang pun
pernah meninggal karena sakaw (gejala lepas zat) nikotin. Sebenarnya, sebagian besar orang berhasil
melalui gejala sakaw tetapi mulai merokok lagi karena rasa bosan, stres, atau tekanan sebaya. Nikotin
dibersihkan dari tubuh dalam dua minggu, jadi “tekanan” yang kita rasakan untuk mulai lagi bukan dari
nikotin, tetapi dari tekanan psikologis dalam hidup kita.
Dokumen ini didownload dari situs web Yayasan Spiritia http://spiritia.or.id/
Merokok: Tidak Buat Hidup dengan HIV Lebih Mudah
Bantuan Tersedia
Banyak sumber daya yang tersedia untuk membantu perokok berhenti.
Sebagian besar sumber daya dapat digolongkan sebagai program berhenti merokok atau cara yang dipakai
untuk mengobati sakaw dari nikotin. Dengan menawarkan konseling terus-menerus dan strategi
penanggulangan untuk menghadapi tekanan psikologis yang sering menjadi alasan untuk kambuh, kursus
berhenti merokok yang kaku meningkatkan kesempatan kita untuk menyerah.
Cara yang dipakai untuk mengobati sakaw nikotin, seperti permen karet, koyo, penghirup, semprot dan
obat hidung, hanya meringankan gejala sakaw. Meskipun akupunktur, hipnosis, dan biofeedback berhasil
bagi beberapa orang, namun belum ada penilaian resmi yang mengesankan angka keberhasilannya.
Tips Berhenti Merokok
• Bicarakan dengan dokter tentang cara berhenti merokok. Kemungkinan besar kita akan mendapat
pertanyaan untuk menentukan cara yang cocok bagi kita. Kita juga dapat menanyakan pada dokter
mengenai resep untuk koyo nikotin untuk mengurangi ketagihan.
• Buat perjanjian. Ini bukan masalah tekad. Dapatkan dukungan.
• Ubah rutinitas harian. Jika kita merokok waktu minum kopi di pagi hari, ganti dengan teh atau
minuman lain.
• Buat buku harian mengenai kebiasaan merokok, seperti bagaimana kita merasa, jam, dan apa yang kita
lakukan. Tinjau ulang laporan ini dengan dokter.
• Buat peraturan. Pertama, dilarang merokok di dalam mobil (dan mengeluarkan asbak dan korek api),
dilarang merokok di dalam rumah, dan hanya membeli satu bungkus setiap kalinya. Memenuhi
perjanjian adalah bagian paling sulit. Setelah mencapai tahap ini, jangan lakukan sendirian.
Manfaatkan dari semua bantuan yang ada.
• Jangan coba berhenti waktu stres sedang tinggi. Pakai teknik pengurangan stres secara aktif untuk
membantu menangani masa ini. Teknik pengurangan stres termasuk olahraga, pijat, seks yang lebih
aman dan mandi berendam. Minum banyak air dan jus buah-buahan atau teh herbal untuk
membersihkan sistem. Traktir diri kita dengan memakai uang yang dihemat karena tidak membeli
narkoba, alkohol, atau rokok untuk membeli makanan sehat atau kesukaan kita, atau kegiatan santai.
Mengambil napas dalam (sambil membayangkan racun ke luar dari tubuh kita waktu kita membuang
napas) dapat membantu mengirimkan pesan yang kuat kepada sistem kekebalan kita.
Sumber: Smoking: It Doesn't Make Living with HIV Any Easier, Positive Living, AIDS Project Los
Angeles, November 1999, http://www.thebody.com/apla/nov99/smoking.html
–2–
Download