Efektivitas Pembelajaran Matematika (Latifatul Karimah) 1 KEEFEKTIFAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII SMP N 5 SLEMAN PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS EFFECTIVENESS OF REALISTICS MATHEMATICS EDUCATION APPROACH WITH PROBLEM SOLVING METHOD REVIEWED FROM 8’th GRADE SMP N 5 SLEMAN STUDENT’S LEARNING MOTIVATION AND PROBLEM SOLVING ABILITY IN PYTHAGOREAN THEOREM TOPIC Oleh: Latifatul Karimah1), Dr. Jailani, M. Pd. 2), Fitriana Yuli S, M. Si.3), Dr. Ariyadi Wijaya4) 1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta 2)3)4) Dosen Prodi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta 1) [email protected], 2)[email protected], 3)[email protected], 4)[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keefektifan pembelajaran menggunakan pendekatan pendidikan matematika realistik (PMR) dengan metode problem solving dan ekspositori ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Penelitian ini merupakan quasi experiment dengan desain penelitian pretest–posttest control group design. Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII SMP N 5 Sleman sebanyak 4 kelas. Sampel yang terpilih adalah kelas VIII C yang mendapatkan perlakuan pembelajaran menggunakan pendekatan PMR dengan metode ekspositori sebagai kelas kontrol dan kelas VIII D yang mendapatkan perlakuan pembelajaran menggunakan pendekatan PMR dengan metode problem solving sebagai kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket motivasi belajar dan instrumen tes untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa serta lembar observasi untuk mengamati keterlaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) pembelajaran menggunakan pendekatan PMR dengan metode problem solving efektif ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah siswa, 2) pembelajaran menggunakan pendekatan PMR dengan metode ekspositori efektif ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah siswa, 3) pembelajaran menggunakan pendekatan PMR dengan metode problem solving lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan pendekatan PMR dengan metode ekspositori ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Kata kunci: PMR, problem solving, ekspositori, motivasi belajar, kemampuan pemecahan masalah Abstract This study aimed to describe the effectiveness of realistics mathematics education (RME) approach with problem solving method and expository method reviewed from student’s learning motivation and problem solving ability. This study used a quasi-experimental with pretest–posttest control group design. Its population is four classes of eighth grade students in SMP N 5 Sleman. The chosen samples are class VIII C as control class which get learning treatment by using RME approach with expository method and class VIII D as experiment class which get learning treatment by using RME approach with problem solving method.The instruments used in this study are questionnaire of motivation learning, test instrument which used to measure problem solving ability, and observation sheet which used to observe the learning process. The result of this study shows that: 1) Learning by using RME approach with problem solving method is effective reviewed from student’s motivation learning and student’s problem solving ability, 2) Learning by using RME approach with expository method is effective reviewed from student’s motivation learning and student’s problem solving ability, 3) Learning by using RME approach with problem solving method is more effective than learning by using RME approach with expository method reviewed from student’s motivation learning and student’s problem solving ability. Key words: RME, problem solving,expository, learning motivation, problem solving ability Efektivitas Pembelajaran Matematika (Latifatul Karimah) 2 PENDAHULUAN yang bermakna guru harus mampu untuk Matematika merupakan salah satu cabang menentukan pendekatan pembelajaran yang tepat ilmu yang sangat penting karena matematika karena pendekatan adalah salah satu hal yang sangat diperlukan untuk kehidupan dan menjadi penting dalam pembelajaran. Menurut penelitian dasar bagi cabang ilmu yang lain. Matematika Supardi diajarkan di semua jenjang pendidikan dan pendekatan pendidikan dan motivasi belajar merupakan salah satu penentu kelulusan siswa. terhadap hasil belajar siswa yang menunjukkan Kemampuan pemecahan masalah menjadi (2012), terdapat efek interaksi adanya pengaruh hubungan timbal balik antara kemampuan yang sangat penting untuk dimiliki pendekatan oleh motivasi belajar dalam meningkatkan hasil siswa masalah karena masuk kemampuan ke dalam pemecahan lingkup pembelajaran matematika dan tujuan belajar siswa. Salah satu pendekatan yang dapat pembelajaran matematika. Akan tetapi, hasil digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar Programme for International Student Assessment dan kemampuan pemecahan masalah siswa (PISA) pada tahun 2012 menunjukkan bahwa adalah Indonesia menduduki peringkat 64 dari 65 negara realistik (PMR). pendekatan pendidikan matematika yang berpartisipasi dalam tes, hal tersebut Menurut De Lange (Soetarto Hadi, 2010: merupakan pencapaian yang kurang memuaskan, 7), pendekatan PMR memiliki lima karakteristik, sehingga kemampuan pemecahan masalah siswa yaitu di Indonesia masih perlu ditingkatkan. penggunaan model, penggunaan konstruksi siswa, penggunaan masalah kontekstual, Selain kemampuan pemecahan masalah, interaktivitas, dan keterkaitan. Masalah yang motivasi belajar siswa adalah hal yang perlu diberikan pada PMR harus merupakan masalah diperhatikan oleh guru dalam pembelajaran yang dapat dibayangkan oleh siswa atau dekat karena motivasi belajar siswa mempengaruhi dengan kehidupan siswa, sehingga masalah yang bagaimana hasil belajarnya. Erman Suherman diberikan bisa berbeda di setiap wilayah karena dkk (2003: 26) menjabarkan hal yang harus masalah yang realistik bagi siswa di suatu dilakukan oleh guru agar siswa lebih termotivasi wilayah belum tentu realistik bagi siswa di dalam belajar matematika, salah satunya yaitu wilayah lain (Tim PMRI UNY). Oleh karena itu, memanfaatkan teknik, metode, dan pendekatan pendekatan yang bervariasi dalam pembelajaran matematika pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan sehingga tidak monoton. motivasi belajar siswa karena masalah yang Kegiatan pembelajaran matematika PMR dapat digunakan sebagai diberikan adalah masalah yang dekat dengan bermakna perlu dikembangkan untuk dapat mereka, meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan pemecahan pemecahan masalah siswa, yaitu pembelajaran kontribusi siswa dalam menyelesaikan suatu matematika yang nyata atau dekat dengan masalah kehidupan sehari-hari siswa. Oleh karena itu, pengetahuan baru. untuk mewujudkan pembelajaran matematika dan meningkatkan masalah realistik karena untuk kemampuan penggunaan mendapatkan Efektivitas Pembelajaran Matematika (Latifatul Karimah) Selain pendekatan pembelajaran, guru harus 3 Memecahkan masalah : Pada tahap ini, siswa mampu memilih metode pembelajaran yang dapat menyatakan masalah untuk menentukan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan siswa. tujuan yang akan dicapai, c) Mempertimbangkan Salah satu metode yang dapat digunakan adalah tindakan untuk menyelesaikan masalah: pada metode pembelajaran problem solving. Metode tahap ini siswa mampu menentukan berbagai problem solving mempunyai beberapa kelebihan alternatif yang dapat dilakukan untuk mencapai diantaranya a) teknik yang baik untuk membantu tujuan, d) Memilih salah satu dari alternatif siswa memahami materi, b) dapat meningkatkan penyelesaian masalah dan menerapkannya: pada aktivitas siswa karena siswa dituntut untuk tahap ini siswa memilik satu cara yang disukai memecahkan suatu permasalahan, c) siswa dapat untuk menyelesaikan masalah. mengembangkan pengetahuan barunya, d) dapat Langkah-langkah yang digunakan dalam memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata metode pembelajaran problem solving dalam pelajaran pada dasarnya merupakan cara berpikir penelitian ini adalah: a) Guru merumuskan dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, e) masalah dianggap lebih menyenangkan bagi siswa, f) membimbing siswa untuk mengidentifikasi dan dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk mendefinisikan masalah, c) Guru membimbing berpikir kesempatan siswa untuk merencanakan penyelesaian masalah, kepada siswa mengaplikasikan pengetahuannya, d) Guru membimbing siswa untuk menyelesaikan h) dapat mengembangkan minat siswa untuk terus masalah dengan mencari data atau informasi yang belajar. (Wina Sanjaya, 2010: 220). Oleh karena diperlukan, e) Siswa menguji kebenaran dan itu, solving mengecek jawaban atas jawaban yang telah merupakan salah satu metode pembelajaran yang ditemukan, dan f) Guru membimbing siswa untuk sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar dan melakukan refleksi dan evaluasi terhadap proses kemampuan pemecahan masalah siswa. pemecahan masalah, serta menarik kesimpulan kritis, metode g) memberikan pembelajaran problem Menurut Abdul Majid (2013: 143) langkahlangkah yang ditempuh dalam metode problem solving adalah a) Adanya masalah yang jelas yang akan dipecahkan, b) Guru jawaban yang terkait dengan pokok bahasan dalam pembelajaran. Selain metode pembelajaran problem untuk dipecahkan, b) Mencari data yang dapat solving, dalam penelitian ini juga menggunakan digunakan untuk memecahkan masalah tersebut, metode pembelajaran ekspositori. Menurut Ali c) Menetapkan jawaban sementara dari masalah, Hamzah dasn Muhlisrarini (2014: 272), metode d) Menguji kebenaran jawaban sementara, e) ekspositori adalah metode pembelajaran terpadu Menarik Charkuff terdiri dari metode informasi, demonstrasi, tanya (Calvin dan George, 1978: 241) menjabarkan jawab, latihan, dan pada akhir pelajaran diberi langkah mengajar dengan langkah pemecahan tugas dengan prosedur: a) Guru memberikan masalah sebagai berikut: a) Mengembangkan informasi masalah : Tahap ini mengarahkan siswa untuk kemudian memberikan contoh soal b) Guru dapat mencari tahu dan memahami masalah, b) memberikan kesimpulan. Sedangkan materi dengan kesempatan metode kepada ceramah, siswa 4 melakukan tanya jawab. Lalu siswa mengerjakan Efektivitas Pembelajaran Matematika (Latifatul Karimah) soal, c) Guru bersama-sama siswa membuat kesempatan untuk membangun konsep mereka. dengan rangkuman. Pada karakteristik Langkah pembelajaran siswa pembelajaran diberi matematika guru menggunakan pendekatan PMR dengan metode menyampaikan materi pelajaran secara terstruktur problem solving adalah perumusan masalah dengan harapan materi yang disampaikan dapat realistik oleh guru, identifikasi masalah oleh dikuasai oleh siswa dengan baik. Menurut Erman siswa, perencanaan penyelesaian masalah oleh Suherman dkk (2003: 203) metode ekspositori siswa, memiliki kesamaan dengan metode ceramah, pengujian jawaban oleh siswa, dan refleksi yaitu pembelajaran terpusat kepada guru. Akan evaluasi. tetapi pada metode ekspositori ini dominasi guru matematika banyak berkurang, guru juga mempersilakan dengan metode ekspositori adalah penjelasan siswa untuk mengerjakan latihan soal. materi secara sekilas oleh guru, pemberian contoh Langkah-langkah ekspositori, PMR, masalah Sedangkan oleh langkah menggunakan siswa, pembelajaran pendekatan PMR pembelajaran penyelesaian masalah realistik, tanya jawab, ekspositori dalam penelitian ini adalah: a) pemberian masalah realistik, diskusi, penarikan Pendahuluan yang meliputi pemberian apersepsi, kesimpulan, dan refleksi evaluasi. motivasi, dan pembelajaran, penjelasan dari penyelesaian penjelasan b) konsep tentang Penyajian yang pembelajaran, tujuan meliputi Berdasarkan hasil observasi kelas di SMP N 5 Sleman, guru menggunakan metode pemberian ekspositori dalam pembelajaran, dimana peran contoh, Tanya jawab, dan pemberian soal latihan, guru masih dominan di dalam kelas. Guru c) Penutup yang meliputi pemberian tugas dan terbiasa memberikan rumus praktis dan soal-soal refleksi. yang satu tipe kepada siswa. Ketika siswa Pembelajaran matematika menggunakan diberikan suatu masalah yang tidak rutin, banyak pendekatan PMR dengan metode problem solving dari mereka yang merasa kesulitan, sehingga merupakan pembelajaran yang berpusat pada dapat siswa. Pembelajaran ini dirancang sedemikian masalah sehingga siswa menyelesaikan suatu masalah pembelajaran berlangsung, meskipun banyak untuk mendapatkan suatu konsep matematika. siswa Sedangkan merupakan penjelasan guru, namun masih banyak juga siswa metode pembelajaran yang berpusat pada guru. yang bermain atau mengobrol dengan temannya. Akan tetapi, dalam penelitian ini pembelajaran Hal tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar matematika siswa kurang. dengan metode ekspositori menggunakan metode pendekatan ekspositori PMR merupakan disimpulkan siswa yang kemampuan kurang. mencatat Selain dan pemecahan itu, ketika mendengarkan Saat ini, banyak sekolah yang kembali pembelajaran yang dirancang agar berpusat pada menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan siswa. Pembelajaran ini memang diawali dengan Pendidikan termasuk SMP N 5 Sleman. Menurut penjelasan guru, akan tetapi keterlibatan siswa Ariyadi (2012: 28), proses pembelajaran pada dalam pembelajaran tidak dihilangkan, sesuai KTSP yaitu proses eksplorasi, elaborasi, dan Efektivitas Pembelajaran Matematika (Latifatul Karimah) konfirmasi merupakan karakteristik dari PMR. dengan Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa penerapan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII pendekatan PMR untuk pembelajaran matematika SMP N 5 Sleman. sejalan dengan kurikulum yang digunakan di SMP N 5 Sleman. metode ekspositori ditinjau 5 dari Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu : (1) membantu siswa memahami pelajaran dengan Pada penelitian ini, penggunaan pendekatan baik, meningkatkan motivasi belajar dan PMR dengan metode problem solving dan kemampuan pemecahna masalah siswa, (2) pendekatan PMR dengan metode ekspositori akan memberikan alternatif pendekatan dan metode diuji dan dibandingkan keefektifannya jika pembelajaran, (3) sebagai bahan pertimbangan ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan dalam menentukan pendekatan dan metode yang pemecahan masalah siswa kelas VIII SMP N 5 tepat untuk meningkatkan motivasi belajar dan Sleman. kemampuan pemecahan masalah, (4) memberikan Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian pengalaman langsung kepada peneliti dan ini adalah untuk: (1) menguji keefektifan menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pembelajaran pembelajaran matematika menggunakan matematika pendekatan PMR dengan metode problem solving pendekatan ditinjau dari motivasi belajar siswa kelas VIII solving, (5) sebagai referensi bagi penelitian yang SMP N 5 Sleman, (2) menguji keefektifan relevan. pembelajaran METODE PENELITIAN matematika menggunakan PMR dengan menggunakan metode problem pendekatan PMR dengan metode problem solving Jenis penelitian yang digunakan adalah ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah eksperimen semu (quasi experiment) dengan siswa kelas VIII SMP N 5 Sleman, (3) menguji desain pretest-posttest control group design. keefektifan Desain penelitian ini disajikan pada Tabel 1 pembelajaran matematika menggunakan pendekatan PMR dengan metode ekspositori ditinjau dari motivasi belajar siswa berikut. Tabel 1. Desain Penelitian kelas VIII SMP N 5 Sleman, (4) menguji keefektifan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan PMR dengan metode Kelas Eksperimen Pretest, Angket Kelas Kontrol Pretest, Angket ekspositori ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII SMP N 5 Sleman, (5) menguji manakah yang lebih efektif antara pendekatan PMR dengan metode problem solving Pendekatan PMR dengan metode problem solving Pendekatan PMR dengan metode ekspositori Posttes, Angket Posttes, Angket Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 5 dan pendekatan PMR dengan metode ekspositori Sleman ditinjau dari motivasi belajar siswa kelas VIII Pendowoharjo, Sleman pada 20 Januari sampai 6 SMP N 5 Sleman, (6) menguji manakah yang Februari 2016. Populasinya adalah siswa kelas lebih efektif antara pendekatan PMR dengan VIII SMP N 5 Sleman tahun ajaran 2015/2016 metode problem solving dan pendekatan PMR sebanyak 4 kelas. Sampel dalam penelitian yang beralamat di Kelurahan 6 diambil secara acak yang terdiri dari 2 kelas Efektivitas Pembelajaran Matematika (Latifatul Karimah) kemampuan pemecahan masalah siswa terdiri yaitu kelas VIII C sebagai kelas kontrol dan kelas dari VIII D sebagai kelas eksperimen yang masing- Deskrispsi awal terdiri dari uji normalitas secara masing berjumlah 32 siswa. multivariat, uji homogenitas secara multivariat, Variabel dalam penelitian ini meliputi Variabel bebas meliputi metode awal dan deskripsi akhir. dan uji perbedaan rata-rata awal. variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol. deskripsi Uji normalitas secara multivariat dengan menghitung jarak mahalanobis dilakukan dan secara pembelajaran yang terdiri dari pendekatan PMR univariat dengan metode problem solving untuk kelompok Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikansi eksperimen dan pendekatan PMR dengan metode 0,05. ekspositori untuk kelompok kontrol. Variabel dilakukan menggunakan uji Box’s M dan secara terikat meliputi motivasi belajar dan kemampuan univariat pemecahan masalah siswa. Variabel kontrol homogenitas Levene’s dengan taraf signifikansi dalam penelitian ini adalah materi yang diberikan, 0,05. Deskrispsi akhir yang dilakukan berupa uji alokasi waktu dalam pembelajaran, dan guru yang hipotesis untuk mengetahui keefektifan dari mengajar pada kelas eksperimen maupun kelas masing-masing kontrol adalah guru yang sama. menggunakan uji one sample t-test. Selanjutnya, Uji menggunakan homogenitas dilakukan secara multivariat menggunakan metode uji uji pembelajaran Instrumen yang digunakan dalam penelitian dilakukan uji perbandingan antara pendekatan ini adalah instrumen tes dan instrumen nontes. PMR dengan metode problem solving dan Instrumen tes berupa soal pretest dengan r11 = pendekatan PMR dengan metode ekspositori 0,497 dengan uji T2Hotelling. Semua uji dilakukan dan posttest dengan r11 = 0,415 kemampuan pemecahan masalah. Sedangkan instrumen nontes berupa angket motivasi belajar dengan bantuan IBM SPSS Statistics 21. Keefektifan metode pembelajaran dengan r11 = 0,624 dan lembar observasi ditentukan berdasarkan indeks keefektifan, yaitu keterlaksanaan pembelajaran. Pengumpulan data mencapai skor 68 (tinggi) untuk variabel motivasi tes belajar dan 60 (tinggi) untuk variabel kemampuan dilakukan untuk memperoleh data kemampuan pemecahan masalah siswa sebelum pemecahan dan sesudah diberi perlakuan. Pengumpulan data berdasarkan tabel 2 tentang kategori motivasi nontes meliputi data angket belajar siswa yang belajar dan kemampuan pemecahan masalah dilakukan sebelum dan sesudah diberi perlakuan siswa berikut. serta lembar observasi keterlaksanaan yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Analisis yang dilakukan terdiri dari dua tahap yaitu deskripsi keterlaksanaan pembelajaran, data angket motivasi belajar, dan data kemampuan pemecahan masalah siswa. Deskripsi data angket motivasi belajar dan masalah siswa. Kriteria ini Efektivitas Pembelajaran Matematika (Latifatul Karimah) Tabel 2. Kategori Motivasi Belajar dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 7 Berikut disajikan tabel tentang statistik data kemampuan pemecahan masalah siswa untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Motivasi x >84 68 < x ≤ 84 52 < x ≤ 68 36 < x ≤ 52 x ≤ 36 KPM x > 80 60 < x ≤ 80 40 < x ≤ 60 20 < x ≤ 40 x ≤ 20 Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik Tabel 4. Skor Rata-rata, Simpangan Baku, Nilai Maksimal dan Nilai Minimal Teoretis Angket Motivasi Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Perlakuan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Skor motivasi belajar siswa diperoleh dari Kelas E Skor Skor Awal Akhir Deskripsi Jumlah siswa 32 32 Kelas K Skor Skor Awal Akhir 32 32 skor hasil angket motivasi belajar siswa sebelum Rata-rata 34,69 80,31 33,44 73,75 dan setelah diberikan perlakuan. Berikut disajikan Simpangan Baku Nilai Maks Teoritis Nilai Min Teoritis 11,36 11,21 11,81 13,62 100 100 100 100 0 0 0 0 tabel data skor hasil motivasi belajar siswa untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 3. Skor Rata-rata, Simpangan Baku, Nilai Maksimal dan Nilai Minimal Teoretis Angket Motivasi Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Perlakuan Deskripsi Jumlah siswa Rata-rata Simpangan Baku Nilai Maks Teoretis Nilai Min Teoretis Kelas E Skor Skor Awal Akhir 32 32 61,56 74,94 7,25 6,73 Kelas K Skor Skor Awal Akhir 32 32 62,19 71,06 6,13 7,82 Berdasarkan Tabel 4, skor rata-rata kedua kelas mengalami peningkatan dan skor yang diperoleh kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada yang diperoleh kelompok kontrol untuk data posttest. Proses pembelajaran pada kedua kelas dilakukan 100 100 100 100 20 20 20 20 dengan mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat yaitu pembelajaran menggunakan pendekatan PMR dengan metode problem solving untuk kelas Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa rata- eksperimen dan pembelajaran menggunakan rata skor motivasi belajar siswa pada kelompok pendekatan PMR dengan metode ekspositori eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan untuk kelas kontrol. Penelitian diawali dengan kelompok kontrol. pemberian angket awal motivasi belajar siswa Skor kemampuan pemecahan masalah dan pretest untuk mengukur kemampuan siswa diperoleh dari hasil pretest dan posttest. pemecahan Pretest dilakukan sebelum diberikan perlakuan diberikan perlakuan, siswa diberikan angket akhir yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan motivasi belajar dan posttest untuk mengetahui pemecahan masalah awal siswa. Sedangkan efektivitas pembelajaran pada kedua kelompok posttest dilakukan setelah diberikan perlakuan tersebut. Terdapat delapan kali pertemuan dengan yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan rincian satu kali pretest, enam kali pembelajaran, pemecahan masalah siswa setelah perlakuan. dan satu kali posttest. masalah awal siswa. Setelah Efektivitas Pembelajaran Matematika (Latifatul Karimah) 8 Berdasarkan perhitungan skor keterlaksanaan pembelajaran, dapat dilihat bahwa persentase keterlaksanaan pembelajaran Tabel 6. Uji Normalitas Multivariat Angket Akhir dan Posttest Data Kelas Presentase Siswa dengan Nilai Hasil matematika untuk kelompok eksperimen adalah 97,2% dan kelompok kontrol adalah 98% yang keduanya termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Hal tersebut berarti bahwa secara keseluruhan, kegiatan pembelajaran pada kedua kelompok Skor Akhir Eks Angket dan Posttest Skor Akhir Kontrol Angket dan Posttest presentase Hasil Analisis berdistribusi berasal dari normal atau 15/32 x 100%= 46,87% Normal populasi tidak. yang Analisis normalitas dilakukan terhadap skor variabel motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Hasil uji normalitas adalah banyaknya siswa 50%), sehingga dapat Data Kelas Skor Awal Eks Angket dan Pretest Skor Awal Kontrol Angket dan Pretest Hasil 18/32 x 100% = 56,25% Normal 15/32 x 100%= 46,87% Normal Tabel 7. Uji Normalitas Univariat Angket Akhir dan Posttest Motivasi Belajar Kemampuan Pemecahan Masalah Nilai signifikasi 0,587 Normal Kontrol 0,956 Normal Eksperimen 0,127 Normal Kontrol 0,125 Normal Kelas Eksperimen Hasil signifikasi lebih dari 0,05, maka hasil pengukuran motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah siswa berdistribusi normal. nilai Sedangkan uji homogenitas bertujuan untuk pada masing-masing kelas adalah mengetahui apakah data skor awal angket banyaknya siswa dengan 56,25% (lebih dari 50%) dan 46,87% (mendekati 50%), bahwa Berdasarkan Tabel 7, diketahui bahwa nilai Berdasarkan Tabel 5, diketahui bahwa presentase disimpulkan populasi berdistribusi normal. Data Presentase Siswa dengan Nilai nilai 43,75% (mendekati 50%) dan 46,87% (mendekati sebagai berikut. Tabel 5. Uji Normalitas Multivariat Angket Awal dan Pretest dengan pada masing-masing kelas adalah Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data Normal Berdasarkan Tabel 6, diketahui bahwa berlangsung sesuai dengan RPP. apakah 14/32 x 100% = 43,75% sehingga dapat disimpulkan populasi berdistribusi normal. bahwa motivasi belajar dan skor pretest kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki variansi yang sama atau tidak. Hasil uji homogenitas untuk angket awal dan pretest menunjukkan bahwa probabilitas atau nilai signifikansi yang diperoleh untuk variabel motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah lebih dari 0,05 yakni 0,799. Hal ini Efektivitas Pembelajaran Matematika (Latifatul Karimah) menunjukkan bahwa H0 diterima, berarti matriks 9 Nurimawati (2010) yang menyatakan bahwa varians-kovarians kelompok pembelajaran kelas pembelajaran dengan problem solving efektif eksperimen dan kelas kontrol homogen. ditinjau dari motivasi belajar siswa. Hasil uji homogenitas angket akhir dan posttest menunjukkan bahwa probabilitas atau nilai signifikansi yang diperoleh untuk variabel motivasi belajar dan kemampuan pemecahan Keefektifan Pembelajaran Matematika menggunakan Pendekatan PMR dengan Metode Problem Solving ditinjau dari Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Berdasarkan hasil analisis yang telah masalah lebih dari 0,05 yakni 0,307. Hal ini dilakukan, didapatkan bahwa nilai signifikansi menunjukkan bahwa H0 diterima, berarti matriks dari pengujian hipotesis kedua pada kelas varians-kovarians kelompok pembelajaran kelas eksperimen adalah 0,000 sehingga H0 ditolak. Hal eksperimen dan kelas kontrol homogen. ini menyatakan bahwa pembelajaran matematika Hasil uji homogenitas secara univariat pada menggunakan pendekatan matematika realistik angket akhir dan posttest menunjukkan bahwa dengan metode problem solving efektif ditinjau nilai signifikansi yang diperoleh baik untuk dari kemampuan pemecahan masalah siswa. kemampuan Menurut Wina (2006: 214-215), metode pemecahan masalah lebih dari 0,05 yakni 0,471 pemecahan masalah (problem solving) dapat untuk aspek motivasi belajar dan 0,185 untuk diartikan aspek kemampuan pemecahan masalah siswa. Ini pembelajaran yang menekankan kepada proses berarti variansi kelompok pembelajaran kelas penyelesaian masalah yang dihadapi secara eksperimen dan kelas kontrol homogen baik pada ilmiah. Dalam pembelajaran dengan metode variabel motivasi belajar maupun kemampuan problem pemecahan masalah siswa menyelesaikan suatu permasalahan untuk dapat Keefektifan Pembelajaran Matematika menggunakan Pendekatan PMR dengan Metode Problem Solving ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa menemukan konsep dari pembelajaran tersebut. variabel motivasi belajar dan Berdasarkan hasil analisis yang telah sebagai solving, rangkaian guru aktivitas membimbing siswa Hal ini secara tidak langsung akan mengasah kemampuan siswa untuk memahami dan memecahkan suatu permasalahan yang membuat dilakukan, nilai signifikansi yang didapatkan kemampuan pada pengujian hipotesis pertama pada kelas meningkat. eksperimen adalah 0.000, sehingga H0 diolak. Hal Keefektifan Pembelajaran Matematika menggunakan Pendekatan PMR dengan Metode Ekspositori ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa ini menyatakan bahwa pembelajaran matematika menggunakan pendekatan matematika realistik dengan metode problem solving efektif ditinjau dari motivasi siswa. masalah Berdasarkan hasil analisis siswa yang telah Keefektifan dilakukan, nilai signifikansi dari pengujian menggunakan hipotesis ketiga pada kelas kontrol adalah 0,000 pendekatan matematika realistik dengan metode sehingga H0 ditolak. Hal ini menyatakan bahwa problem solving ditinjau dari motivasi belajar pembelajaran pembelajaran belajar pemecahan matematika siswa relevan dengan penelitian dari Anggraeni matematika menggunakan 10 pendekatan matematika realistik dengan metode ekspositori efektif ditinjau dari motivasi belajar siswa. Freudenthal (1991) mengungkapkan bahwa kebermaknaan konsep matematika merupakan Efektivitas Pembelajaran Matematika (Latifatul Karimah) Pembelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan PMR dengan Metode Problem Solving Lebih Efektif dibandingkan Pembelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan PMR dengan Metode Ekspositori ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa Setelah didapatkan hasil analisis bahwa konsep utama dari PMR dan proses belajar siswa pembelajaran hanya akan terjadi apabila pengetahuan yang pendekatan dipelajari bermakna bagi siswa. Dari pendapat dengan tersebut, dapat disimpulkan bahwa siswa akan pembelajaran tertarik untuk belajar jika pembelajaran tersebut pendekatan bermakna bagi mereka. Pada pembelajaran dengan metode ekspositori efektif ditinjau dari matematika pendekatan motivasi belajar siswa, dan hasil analisis bahwa matematika realistik dengan metode ekspositori, terdapat perbedaan rata-rata pada skor akhir guru realistik angket motivasi belajar di kedua kelas, maka kepada siswa pada saat pemberian motivasi, dilakukan analisis selanjutnya untuk mengetahui contoh soal, dan latihan soal agar pembelajaran metode manakah yang lebih efektif. Analisis yang matematika menjadi bermakna bagi siswa, dan digunakan adalah uji independent sample t-test. menggunakan memberikan masalah-masalah motivasi belajar siswa meningkat. yang telah dilakukan, didapatkan bahwa nilai signifikansi dari pengujian hipotesis keempat pada kelas eksperimen adalah 0,000 sehingga H0 ditolak. Hal ini menyatakan bahwa pembelajaran matematika menggunakan pendekatan matematika realistik dengan metode ekspositori efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah siswa. Keefektifan realistik dengan pendekatan metode metode matematika ekspositori menggunakan matematika problem solving matematika pendidikan hasil realistik dan menggunakan matematika analisis realistik didapatkan bahwa nilai signifikansi dari pengujian hipotesis kelima adalah 0,038 (kurang dari 0,05) yang berarti bahwa pembelajaran matematika menggunakan pendekatan pendidikan matematika realistik dengan metode problem solving lebih efektif dibandingkan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan pendidikan matematika realistik dengan metode ekspositori ditinjau dari motivasi belajar siswa. Metode problem solving merangsang cara berfikir siswa menggunakan wawasan tanpa efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah siswa relevan dengan penelitian dari Adi Rahman (2012) yang menyatakan bahwa pendekatan pendidikan matematika realistik indonesia efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. pendidikan Berdasarkan Keefektifan Pembelajaran Matematika menggunakan Pendekatan PMR dengan Metode Ekspositori ditinjau dari Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Berdasarkan hasil analisis matematika melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh siswa. Guru disampaikan memotivasi melihat oleh siwa jalan siswa, dan fikiran pendapat guru harus yang siswa, selalu menghargai pendapat siswa, sekalipun pendapat tersebut salah menurut guru. Pada hal ini, metode pembelajaran problem solving lebih memotivasi siswa daripada pembelajaran ekspositori karena Efektivitas Pembelajaran Matematika (Latifatul Karimah)11 kegiatan belajar dalam pembelajaran problem matematika menggunakan pendekatan pendidikan solving memecahkan matematika realistik dengan metode ekspositori permasalahan nyata, dan siswa mendapatkan ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah lebih banyak kesempatan untuk berpendapat, siswa. adalah kegiatan kreatif, dan aktif di kelas. Karena idealnya Menurut Utomo (2013: 129), metode aktifitas pembelajaran tidak hanya difokuskan pembelajaran pada upaya mendapatkan pengetahuan sebanyak- peningkatan hasil melalui proses memahami, banyaknya, bagaimana menganalisis dan menilai keberhasilan secara menggunakan segenap pengetahuan yang didapat ilmiah. Langkah-langkah dalam metode problem untuk menghadapi situasi permasalahan (Made, solving 2011: 52). menyelesaikan suatu permasalahan nyata dengan Pembelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan PMR dengan Metode Problem Solving Lebih Efektif dibandingkan Pembelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan PMR dengan Metode Ekspositori ditinjau dari Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa langkah-langkah yang telah ditentukan, hal ini melainkan juga Setelah didapatkan hasil analisis pembelajaran pendekatan dengan matematika pendidikan metode pembelajaran pendekatan matematika pendidikan menggunakan matematika problem bahwa realistik solving problem membimbing solving siswa merupakan untuk dapat menjadi kelebihan metode problem solving dibandingkan dengan ekspositori, metode karena pembelajaran dengan terbiasa menyelesaikan masalah, kemampuan pemecahan masalah siswa akan terasah secara optimal. Pemecahan masalah tidak sekedar sebagai bentuk kemampuan menerapkan aturan-aturan dan yang telah dikuasai melalui kegiatan belajar menggunakan terdahulu, melainkan merupakan sebuah proses realistik untuk mendapatkan seperangkat aturan pada dengan metode ekspositori efektif ditinjau dari tingkat yang lebih tinggi. Apabila seseorang telah kemampuan pemecahan masalah siswa, dan hasil mendapatkan suatu kombinasi perangkat aturan analisis bahwa terdapat perbedaan rata-rata pada yang terbukti dapat dioperasikan sesuai dengan posttest kemampuan pemecahan masalah siswa di situasi dan kondisi yang sedang dihadapi, maka ia kedua kelas, maka dilakukan analisis selanjutnya tidak hanya dapat memecahkan suatu masalah, untuk mengetahui metode manakah yang lebih melainkan juga telah berhasil menemukan sesuatu efektif. yang baru. Sesuatu yang dimaksud adalah Analisis yang matematika digunakan adalah uji perangkat prosedur atau strategi yang independent sample t-test. Berdasarkan hasil memungkinkan seseorang dapat meningkatkan analisis didapatkan bahwa nilai signifikansi dari kemandirian dalam berfikir. pengujian hipotesis keenan adalah 0,038 (kurang SIMPULAN DAN SARAN dari 0,05) yang berarti bahwa pembelajaran Simpulan matematika menggunakan pendekatan pendidikan 1. Pembelajaran matematika realistik dengan metode problem solving lebih efektif dibandingkan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan PMR dengan metode problem Efektivitas Pembelajaran Matematika (Latifatul Karimah) 12 solving efektif ditinjau dari motivasi belajar ekspositori sebagai alternatif pendekatan dan siswa kelas VIII SMP N 5 Sleman. metode pembelajaran untuk meningkatkan 2. Pembelajaran matematika menggunakan pendekatan PMR dengan metode problem motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah siswa. solving efektif ditinjau dari kemampuan 2. Jika guru ingin menggunakan pendekatan pemecahan masalah siswa kelas VIII SMP N 5 PMR dengan metode problem solving maka Sleman. yang harus diperhatikan adalah guru harus 3. Pembelajaran menggunakan membuat perangkat pembelajaran yang sesuai pendekatan PMR dengan metode ekspositori dengan karakteristik PMR dan sintaks metode efektif ditinjau dari motivasi belajar siswa pembelajaran problem solving serta memilih kelas VIII SMP N 5 Sleman. konteks yang sesuai untuk siswa. 4. Pembelajaran matematika matematika menggunakan 3. Jika guru ingin menggunakan pendekatan pendekatan PMR dengan metode ekspositori PMR dengan metode ekspositori maka yang efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan harus diperhatikan adalah membuat perangkat masalah siswa kelas VIII SMP N 5 Sleman. pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik 5. Pembelajaran matematika menggunakan PMR dengan metode problem solving lebih efektif dibandingkan pembelajaran menggunakan pendekatan matematika PMR dengan metode ekspositori ditinjau dari motivasi belajar siswa kelas VIII SMP N 5 Sleman. 6. Pembelajaran matematika menggunakan PMR dengan metode problem solving lebih efektif dibandingkan pembelajaran menggunakan pendekatan matematika PMR dengan metode ekspositori ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII SMP N 5 Sleman. PMR dan sintaks metode pembelajaran ekspositori. DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid. (2013). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Adi Rahman. (2012). Keefektifan Pembelajaran dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia ditinjau dari Pencapaian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik dan Karakter Siswa SMP. Skripsi. UNY. Ali Hamzah dan Muhlisrarini. (2014). Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diberikan saran sebagai berikut : 1. Guru dapat menerapkan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan PMR dengan metode pembelajaran problem solving dan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan PMR dengan metode pembelajaran Anggraeni Nurimawati. (2010). Komparasi Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa SMP dalam Pembelajaran Matematika Antara yang Menggunakan Pembelajaran Problem Posing dan Pembelajaran Problem Solving. Skripsi. UNY. Ariyadi Wijaya. (2012). Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Efektivitas Pembelajaran Matematika (Latifatul Karimah)13 Cateral, Calvin D. & George M. Gazda. (1978). Strategies for Helping Students. Springfield U.S.: Charles C Thomas Pub Ltd. Erman Suherman, dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-UPI. Freudenthal. 1991. Revisiting Mathematics Education. Dordrecht: Kluwer Academic Publisher. Made Wena. (2010). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : PT Bumi Aksara. OECD. (2013). PISA 2012 Assessment and Analytical Framework: Mathematics, Reading, Science, Problem Solving and Financial Literacy. OECD Publishing. Soetarto Hadi. (2010). Introduction Realistic Mathematics Education (RME). Yogyakarta: SEAMEO Regional Centre for QITEP in Mathematics. Supardi U.S. (2012). Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik Terhadap Hasil Belajar Matematika ditinjau dari Motivasi Belajar. Jurnal Cakrawala Pendidikan (Nomor 2 tahun 2012) halaman 1-12. Tim PMRI UNY. (23 s.d. 25 November 2006). Pendidikan Matematika Realistik Indonesia. Makalah disajikan dalam workshop PMRI, di PPPG Kesenian Yogyakarta. Utomo Dananjaya. (2013). Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa Cendekia. Wina Sanjaya. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. ___________. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta: Kecana Prenada Media Group.