Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c885881944dbf0f494624 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Indonesia dikenal sebagai negara dengan sumber daya hayati kedua terbesar, tersebar dari Sabang hingga Marauke. Terdapat lebih kurang 30.000 jenis tumbuhtumbuhan dan diantaranya 7.500 jenis tumbuhan yang termasuk tanaman berkhasiat sebagai obat. Salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai obat yaitu rumput teki (Cyperus rotundus L.). Rumput teki ini tumbuh liar di tempat terbuka atau sedikit terlindungi dari sinar matahari seperti di tanah kosong, tegalan, lapangan rumput, pinggir jalan atau di lahan pertanian. Tumbuhan ini terdapat pada ketinggian 20003000 meter di atas permukaan laut (Mulyani, 2006 : 22). Rumput teki tumbuh sebagai gulma yang susah untuk diberantas atau dibasmi. Rumput teki dipercaya memiliki banyak khasiat. Rumput teki merupakan tanaman serba guna, banyak digunakan dalam pengobatan tradisional yaitu untuk mengobati kejang perut, luka, bisul dan lecet. Sejumlah khasiat farmakologi dan biologi dari rumput teki yaitu sebagai anticandida, antiinflamasi, antidiabetes, antidiarhoel, sitoprotektif, antimutagenik, antimikroba, antibakteri, antioksidan, sitotosik dan apoptosis, khasiat analgesik, dan antipiretik telah dilaporkan untuk tanaman ini (Mulyani, 2006 : 23). Salah satu khasiat dari rumput teki yaitu mengobati penyakit bisul, adapun bakteri penyebab munculnya penyakit bisul adalah Staphylococcus aureus. S.aureus 1 Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c885881944dbf0f494624 2 merupakan bakteri Gram positif berbentuk bulat berdiameter 0,7-1,2 µm, tersusun dalam kelompok-kelompok yang tidak teratur seperti buah anggur, fakultatif anaerob, tidak membentuk spora, dan tidak bergerak. Bakteri ini tumbuh pada suhu optimum 37 ºC. Koloni pada perbenihan padat berwarna abu-abu sampai kuning keemasan, berbentuk bundar, halus, menonjol, dan berkilau. Lebih dari 90% isolat klinik menghasilkan S.aureus yang mempunyai kapsul polisakarida atau selaput tipis yang berperan dalam virulensi bakteri (Jawetz et al., 2008 : 225). Infeksi oleh S.aureus ditandai dengan kerusakan jaringan yang disertai abses bernanah. Beberapa penyakit infeksi yang disebabkan oleh S.aureus adalah bisul, jerawat, impetigo, dan infeksi luka. Awalnya hanya folikel rambut yang terinfeksi, tetapi karena adanya gesekan, iritasi, dan kurang bersihnya perawatan tubuh, infeksi tersebut dapat menyebar ke jaringan sekitarnya dan menjadi bisul (Maharani, 2015 : 94). Mengacu kepada penelitian sebelumnya yaitu Rahim dan Nofiandi (2014 : 69) yang menggunakan perlakuan ekstrak etanol, fraksi etil asetat, dan fraksi n-heksan dari rimpang rumput teki (C.rotundus L.) dengan konsentrasi 5% dan menguji aktivitas bakterinya menggunakan bakteri S.epidermis. Seluruh hasil yang diperoleh memiliki aktivitas antibakteri berdasarkan zona hambat yang dihasilkan. Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah aktivitas antibakteri yang paling baik ditunjukkan oleh fraksi etil asetat (16,41 mm) yang merupakan kategori kuat, ekstrak etanol (10,31 mm) dan fraksi n-heksana (10,41 mm) yang tergolong kategori sedang. Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c885881944dbf0f494624 3 Penelitian mengenai bakteri S.aureus juga telah dilakukan oleh Darmawi,dkk (2013:114) dengan menggunakan getah jarak cina (Jatropha multifida L.) pada konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100%. Didapatkan hasil bahwa getah jarak cina (J.multifida L.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus dengan hasil diameter zona hambat sebagai berikut : Pada konsentrasi 25% (13 mm), 50% (13,5 mm), 75% (14,6 mm), dan 100% (15,7 mm). Seluruh hasil diameter zona hambat tergolong dalam kategori kuat. Melalui penelitian ini diharapkan akar dari rumput teki bisa digunakan sebagai salah satu pengobatan alternatif. Selama ini masyarakat hanya menggunakan obatobatan yang mengandung zat kimia dengan dosis tertentu, karena obat-obatan tersebut mudah didapatkan dan mudah untuk dikonsumsi, sehingga masyarakat tidak banyak mengetahui bahwa tanaman liar dipekarangan rumah juga dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan tradisional untuk mengobati penyakit infeksi seperti bisul. Berdasarkan uraian di atas penulis mencoba untuk melakukan penelitian dengan judul “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Akar Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah adalah: 1. Bagaimana aktivitas antibakteri dari ekstrak akar rumput teki (C. rotundus L.) yang menggunakan pelarut organik dengan kepolaran berbeda (metanol, nheksan dan etil asetat) terhadap pertumbuhan bakteri S.aureus ? Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c885881944dbf0f494624 2. 4 Jenis pelarut apakah dari ekstrak akar rumput teki (C.rotundus L.) yang memberikan aktivitas penghambatan paling baik terhadap pertumbuhan bakteri S.aureus ? 1.3 Tujuan Penelitian Adapaun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak akar rumput teki (C. rotundus L.) yang menggunakan pelarut organik dengan kepolaran berbeda (metanol, nheksan dan etil asetat) terhadap pertumbuhan bakteri S.aureus. 2. Mengetahui jenis pelarut dari ekstrak akar rumput teki (C.rotundus L.) yang memberikan aktivitas penghambatan paling baik terhadap pertumbuhan bakteri S.aureus. 1.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis dari penelitian ini yaitu : 1. Terdapat aktivitas antibakteri dari ekstrak akar rumput teki (C. rotundus L.) yang menggunakan pelarut organik dengan kepolaran berbeda (metanol, nheksan dan etil asetat) terhadap pertumbuhan bakteri S.aureus. 2. Terdapat jenis pelarut dari ekstrak akar rumput teki (C.rotundus L.) yang memberikan aktivitas penghambatan paling baik terhadap pertumbuhan bakteri S.aureus. 1.5 Manfaat Penelitian Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat : 1. Memberikan informasi ilmiah tentang pemanfaatan rumput teki (C.rotundus L.) sebagai tanaman obat. Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c885881944dbf0f494624 5 2. Sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan akar rumput teki (C.rotundus L.) di bidang kesehatan. 3. Sebagai alternatif materi praktikum untuk Mata Kuliah Mikrobiologi Terapan Program Studi Pendidikan Biologi. 1.6 Keterbatasan Penelitian Batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak akar rumput teki (C.rotundus L.) yang diperoleh di Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk Sebrang Kota Jambi. 2. Bakteri S.aureus diperoleh dari Laboratorium Analisis Kesehatan (AAK) Kota Jambi. 3. Pengujian senyawa ekstrak akar rumput teki (C.rotundus L.) dilakukan dengan cara mengukur daerah hambat menggunakan kertas cakram terhadap bakteri S.aureus. 1.7 Definisi Operasional 1. Ekstrak akar rumput teki (C.rotundus L.) adalah sari dari akar rumput teki yang diperoleh dengan menggunakan pelarut metanol kemudian dipekatkan menggunakan rotary evaporator, dipartisi dengan etil asetat dan n-heksan. 2. Daya hambat bakteri adalah kemampuan suatu zat untuk menghambat pertumbuhan bakteri. 3. Ekstrak metanol berfungsi mengangkat seluruh zat aktif yang terdapat pada akar rumput teki, namun jika dibedakan berdasarkan kepolarannya ekstrak metanol yang bersifat polar akan melarutkan senyawa metabolit sekunder yang Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c885881944dbf0f494624 6 bersifat polar seperti, flavonoid dan tanin. Ekstrak etil asetat yang bersifat semi polar akan melarutkan senyawa metabolit sekunder seperti, alkaloid. Sedangkan ekstrak n-heksan yang bersifat non polar akan melarutkan senyawa metabolit sekunder yang bersifat non polar seperti, triterpenoid/steroid dan saponin. 4. Tumbuhan rumput teki (C. rotundus L.) merupakan tanaman herba menahun yang tumbuh liar dan kurang mendapat perhatian, pada bagian tumbuhan ini terutama akarnya dapat digunakan sebagai analgesik untuk mempercepat pemasakan bisul, pelembut kulit, peluruh air seni, peluruh haid, penghenti pendarahan, dan penurun tekanan darah.