DownloadKemendag Antisipasi Aturan Delisting Rumput Laut di AS

advertisement
SIARAN PERS
Biro Hubungan Masyarakat
Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id
Kemendag Antisipasi Aturan Delisting Rumput Laut di AS
Jakarta, 9 Agustus 2016 – Rumput laut sebagai salah satu komoditas andalan hasil kelautan
Indonesia terancam ekspornya ke pasar luar negeri, khususnya pasar Amerika Serikat (AS). Hal ini
disebabkan rencana delisting (dikeluarkan) produk rumput laut dari daftar bahan pangan organik
Indonesia di AS. Produk rumput laut dinilai tidak lagi layak memenuhi kriteria bahan pangan
organik.
"Pemberlakuan delisting berpotensi menurunkan ekspor komoditas rumput laut Indonesia ke AS
yang pada 2015 mendekati angka USD 1 juta. Hal yang perlu lebih diwaspadai adalah
perkembangan ini dapat menjadi preseden bagi negara tujuan ekspor rumput laut lainnya seperti
Uni Eropa untuk juga melakukan hal yang sama," ujar Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Kementerian Perdagangan, Dody Edward, di Jakarta, hari ini, Selasa (9/8).
Indonesia bahkan berpotensi mengalami kerugian hingga USD 160,4 juta apabila semua pasar
tujuan ekspor Indonesia memberlakukan hal yang sama seperti AS. Komoditas rumput laut
merupakan prime mover perekonomian masyarakat laut dan pesisir Indonesia. Indonesia
merupakan produsen utama rumput laut di dunia serta menyerap banyak tenaga kerja di daerah
pesisir dan pulau-pulau terluar Indonesia. Selama ini rumput laut menjadi bahan baku
carrageenan dan agar-agar.
Rencana delisting produk rumput laut dari daftar bahan pangan organic tersebut dipicu petisi
Joanne K. Tobacman, M.D. (Tobacman) dari University of Illinois, Chicago, pada Juni 2008 kepada
US Food and Drug Administration (FDA). Isinya melarang penggunaan carrageenan sebagai bahan
tambahan makanan yang terbuat dari rumput laut. Berdasarkan penelitian Tobacman, ditengarai
carrageenan dapat menyebabkan peradangan/inflamation yang memicu kanker. Namun, petisi
tersebut ditolak US FDA pada Juni 2008.
Kemudian, petisi Tobacman ini diikuti publikasi LSM Cornucopia Institute dari AS pada Maret 2013.
LSM ini mendorong publik meminta US National Organic Standards Board (NOSB) agar
mengeluarkan carrageenan dari daftar bahan pangan organik.
"Rencananya, pada November 2016 US NOSB akan menentukan apakah carrageenan tetap akan
masuk pada National List of Allowed and Prohibited Substances yang diperbolehkan dalam
makanan organik atau tidak, setelah sebelumnya mendapat masukan dari berbagai pihak," tutur
Dody.
Saat ini, konsumsi pangan organik di dunia menunjukkan peningkatan tren pertumbuhan karena
didorong isu-isu kesehatan yang memicu meningkatnya nilai perdagangan produk organik. Apabila
produk rumput laut dikeluarkan dari daftar bahan pangan organik, maka hal itu akan merugikan
Indonesia. Selama ini, Indonesia merupakan pemasok utama dunia untuk komoditas rumput laut
dengan pangsa pasar 41% tahun 2013.
Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor
Rumput Laut Indonesia
Sumber : Pusdatin Kemendag.
Top 5 Eksportir Rumput Laut Dunia, Tahun 2015
Sumber : Trade Map
Dody menegaskan, saat ini Direktorat Pengamanan Perdagangan Kemendag secara aktif
memantau perkembangan rencana delisting terhadap produk rumput laut tersebut. "Kami
harapkan kerja sama dari Kementerian/Lembaga terkait, asosiasi dan akademisi guna membahas
langkah-langkah yang dapat membatalkan rencana delisting produk rumput laut tersebut," ujar
Dody.
Selain itu, Dody meminta terus dilakukan pembinaan kepada pelaku usaha produk kelautan
Indonesia untuk menjaga kualitas rumput laut sehingga menghasilkan mutu yang baik sebagai
bahan pangan organik agar ekspor rumput laut Indonesia di pasar international terjaga
keberlangsungannya.
--selesai-Informasi lebih lanjut hubungi :
Luther Palimbong
Kepala Biro Humas
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax : 021-3860371/021-38508711
Email : [email protected]
Pradnyawati
Direktur Pengamanan Perdagangan
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax : 021-3857955/021-3863937
Email : [email protected]
Download