kebijakan umum anggaran pendapatan dan belanja daerah kota

advertisement
PE
PEMERINTAH KOTA BEKASI
KEBIJAKAN UMUM
ANGGARAN PENDAPATAN
DAN BELANJA DAERAH
KOTA BEKASI
TAHUN 2014
BADAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAERAH
KOTA BEKASI
TAHUN 2013
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi ......................................................................................................................................... i
Daftar Tabel ................................................................................................................................ ii
Daftar Grafik .............................................................................................................................. iii
BAB I
1.1
1.2
1.3
PENDAHULUAN
Latar Belakang.................................................................................................... I.1
Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum APBD ......................................... I.1
Dasar Hukum Penyusunan Kebijakan Umum APBD ........................... I.2
BAB II
2.1
2.2
KERANGKA EKONOMI MAKRO KOTA BEKASI
Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Tahun Sebelumnya .... II.1
Rencana Target Ekonomi Makro Tahun 2013 ..................................... II.4
BAB III
ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN
RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA DAERAH (RAPBD) TAHUN 2014
Asumsi Dasar Dalam APBN ........................................................................ III.1
Asumsi Dalam Penyusunan RAPBD 2014............................................. III.5
Asumsi-asumsi Lainnya ............................................................................... III.6
3.1
3.2
3.3
BAB IV
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
BAB V
KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN
PEMBIAYAAN DAERAH
Kebijakan Pendapatan Daerah .................................................................. IV.1
Kebijakan Belanja Daerah ........................................................................... IV.6
Kebijakan Pembiayaan Daerah .............................................................. IV.14
Kebijakan Pembangunan Daerah .......................................................... IV.15
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Kota Bekasi
Tahun 2014 .................................................................................................. IV.25
PENUTUP ........................................................................................................... V-1
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Daftar Isi
i
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Produk Domestik Regional Bruto Kota Bekasi Atas Harga
Berlaku Tahun 2008-2011 (Juta Rupiah) .......................................... II.1
Tabel 2.2
Produk Domestik Regional Bruto Kota Bekasi Atas Dasar
Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2011 (Juta Rupiah) ................ II.2
Tabel 2.3
Proyeksi PDRB Kota Bekasi Tahun 2008-2014 (Trilyun
Rupiah) ............................................................................................................ II.5
Tabel 4.1
Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun 2012-2014 (Milyar
Rupiah) ........................................................................................................... IV.5
Tabel 4.2
Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2013-2014 ................................... IV.9
Tabel 4.3
Proyeksi Pembiayaan Daerah Tahun 2012-2014 ...................... IV.15
Tabel 4.4
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Kota Bekasi
Tahun 2014 .............................................................................................. IV.26
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Daftar Isi
ii
DAFTAR GRAFIK
Gambar 2.1 Proyeksi LPE Kota Bekasi Tahun 2008-2014 (%)… ................... II.4
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Daftar Isi
iii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Daftar Isi
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KU-APBD)
merupakan salah satu dokumen perencanaan yang harus disusun oleh
pemerintah daerah bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
sebagai dasar dalam menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) setiap tahunnya. Penyusunannya merupakan amanat UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional yang selanjutnya diatur secara teknis dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.
KU-APBD disusun sebagai pedoman dalam menentukan arah kebijakan
anggaran dalam kurun waktu satu tahun. Untuk keperluan itu, KU-APBD
disusun berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang telah
disusun sebelumnya, yang secara umum memuat evaluasi terhadap
pelaksanaan anggaran tahun sebelumnya, kerangka ekonomi makro daerah,
asumsi penyusunan APBD, kebijakan pendapatan daerah, kebijakan belanja
daerah,
kebijakan
pembiayaan
daerah,
serta
strategi
pembiayaan
pembangunan daerah.
1.2 Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum APBD
Penyusunan KU-APBD Tahun Anggaran 2014 bertujuan untuk menyediakan
dokumen perencanaan anggaran tahunan yang memuat gambaran kondisi
ekonomi makro daerah, asumsi-asumsi yang mendasari penyusunan APBD,
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab I
I.1
kebijakan
pendapatan
daerah,
kebijakan
belanja
daerah,
kebijakan
pembiayaan daerah, dan strategi pencapaiannya. Sebagai dokumen
perencanaan
maka
KU-APBD
merupakan
bagian
dari
mekanisme
penyusunan Rencana APBD sehingga prosesnya melibatkan Pemerintah
Daerah dan DPRD
Kota Bekasi. Hasilnya dituangkan dalam Nota
Kesepakatan yang ditandatangani bersama antara Pemerintah Kota Bekasi
dengan DPRD Kota Bekasi, yang selanjutnya menjadi dasar atau acuan dalam
penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) serta Rencana
Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA SKPD) untuk
Tahun Anggaran 2014.
1.3 Dasar Hukum Penyusunan Kebijakan Umum APBD
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 disusun dengan
memperhatikan
ketentuan-ketentuan
peraturan
perundang-undangan
sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1996 tentang Pembentukan Kotamadya
Daerah Tingkat II Bekasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1996 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3663);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab I
I.2
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437),
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran
NegaraRepublik Indonesia Nomor 4700);
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
9. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab I
I.3
12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4741);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4815);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4816);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4817);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4833);
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab I
I.4
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah;
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 32 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah,
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 32 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan
Daerah Tahun 2013;
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 39 Tahun 2012 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 32 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 27 Tahun 2013 Tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran
2014;
25. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan
Wajib dan Pilihan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Bekasi;
26. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Bekasi Tahun 2011-2031;
27. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bekasi Tahun 2013-2018.
28. Peraturan WaliKota Bekasi Nomor 18 Tahun 2007 tentang Tata Cara
Perencanaan Pembangunan Tahunan Daerah.
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab I
I.5
29. Peraturan Walikota Bekasi Nomor 59 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) Kota Bekasi Tahun 2014.
30. Peraturan Walikota Bekasi Nomor 21 Tahun 2012 tentang Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Bekasi Tahun 2014.
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab I
I.6
BAB II
KERANGKA EKONOMI MAKRO KOTA BEKASI
2.1 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Tahun Sebelumnya
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bekasi, sebagai salah satu
indikator perekonomian daerah, dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan, yang tentu menggambarkan geliat pembangunan ekonomi dan
kesejahteraan yang juga meningkat dari waktu ke waktu. PDRB Atas Dasar
Harga Berlaku (ADHB) Kota Bekasi meningkat sebesar 14,23% pada tahun
2010 dan 12,73% pada tahun 2011, yaitu dari sebesar Rp. 31,47 trilyun pada
tahun 2009 menjadi Rp. 35,95 trilyun pada tahun 2010, dan Rp. 40,52 trilyun
pada tahun 2011. Gambaran progresifitas kenaikan PDRB (ADHB) Kota
Bekasi tahun 2008-2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1
Produk Domestik Regional Bruto Kota Bekasi Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2008 – 2011 (Dalam Juta Rupiah)
LAPANGAN USAHA
2008
2009
2010
2011
262.838
271.780
318.618
341.294
2. Industri Pengolahan
13.344.270
13.499.050
15.092.961
17.168.824
3. Listrik, Gas dan Air
Bersih
1.045.975
1.159.616
1.364.064
1.607.057
4. Bangunan
1.091.818
1.146.303
1.218.520
1.376.313
5. Perdagangan, Hotel dan
Restoran
8.633.457
9.640.712
11.077.001
12.491.928
6. Transportasi dan
Komunikasi
2.362.760
2.676.363
3.137.586
3.572.443
7. Keuangan, Persewaan
dan Jasa Perusahaan
1.103.847
1.199.730
1.360.573
1.566.220
8. Jasa-Jasa
1.680.396
1.881.833
2.109.743
2.404.729
1. Pertanian
PDRB ADHB
29.525.360 31.475.388 35.679.065 40.528.808
Sumber : Kota Bekasi Dalam Angka 2011
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab II
II.1
Kenaikan yang optimis juga dapat dilihat dari PDRB Atas Dasar Harga
Konstan (ADHK) yang menunjukkan trend kenaikan yang positif, dari sebesar
Rp.14,62 trilyun pada tahun 2009 menjadi Rp.15,47 trilyun pada tahun 2010,
dan Rp.16,57 trilyun pada tahun 2011. Kenaikan ini rata-rata mencapai
angka 5,84% pada tahun 2010, dan 7,08% pada tahun 2011. Gambaran
tentang kenaikan yang progresif PDRB (ADHK) Kota Bekasi tahun 2008-2011
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.2
Produk Domestik Regional Bruto Kota Bekasi Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2008 – 2011 (Dalam Juta Rupiah)
LAPANGAN USAHA
1. Pertanian
2008
2009
2010
2011
131.569
130.853
132.841
135.205
6.388.658
6.344.557
6.539.236
6.868.060
3. Listrik, Gas dan Air
Bersih
512.610
562.665
627.785
696.315
4. Bangunan
529.219
542.549
564.793
620.425
5. Perdagangan, Hotel
dan Restoran
3.882.989
4.148.716
4.424.414
4.782.975
6. Transportasi dan
Komunikasi
1.170.570
1.366.630
1.550.993
1.707.287
7. Keuangan, Persewaan
dan Jasa Perusahaan
563.669
596.093
646.581
704.352
8. Jasa-Jasa
863.119
930.532
989.466
1.056.921
14.042.404
14.622.594
15.476.108
16.571.540
2. Industri Pengolahan
PDRB ADHK
Sumber: Kota Bekasi Dalam Angka 2011
Berdasarkan kontribusinya terhadap PDRB (ADHK), struktur perekonomian
Kota Bekasi secara umum dikonstruksi sektor industri pengolahan yang ratarata mencapai 43,15% sepanjang tahun 2008-2011, diikuti oleh sektor
perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 28,37%, sektor transportasi dan
komunikasi sebesar 9,50%; sektor jasa sekitar 6,32%; sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan sebesar 4,25%; Listrik, Gas dan Air Bersih
sebesar 3,94%; Bangunan sebesar 3,72%; dan Pertanian sebesar 0,88%.
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab II
II.2
Namun demikian, kendati sektor industri pengolahan adalah sektor yang
paling besar memberikan kontribusi, namun pertumbuhannya sepanjang
empat tahun terakhir hanya sekitar 18,96%. Pertumbuhan tertinggi justru
dikontribusi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 35,58%;
diikuti oleh sektor transportasi dan komunikasi sebesar 21,22%. Inilah
ketiga sektor utama yang dalam beberapa tahun ke depan masih akan
menjadi tiang penyangga perekonomian Kota Bekasi, yang apabila dilihat
dalam konteks pengelompokkan lapangan usahanya, maka struktur
perekonomian Kota Bekasi didominasi oleh sektor sekunder (Industri
Pengolahan; Listrik, Gas, dan Air Bersih, serta Bangunan) yang mencapai
50,80%; disusul sektor tertier yang mencapai 48,32% (Perdagangan, Hotel
dan Restoran; Transportasi dan Komunikasi; Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan; serta Jasa-jasa lainnya); dan sisanya adalah sektor primer yang
hanya sebesar
0,88% (Pertanian, Pertambangan). Sektor primer ini
diprediksi pada tahun-tahun mendatang akan jauh berkurang bahkan
mencapai titik nihil mengingat alih fungsi lahan pertanian yang makin massif
guna menunjang fungsi kota yang makin kompleks.
Didukung oleh komposisi penduduk yang menguntungkan, dengan lebih dari
70% adalah penduduk usia produktif serta 63,79%-nya merupakan angkatan
kerja, maka akan menjadi faktor pendorong terus meningkatnya LPE dan
PDRB Kota Bekasi di masa depan. Dan seiring dengan LPE dan PDRB yang
terus meningkat tersebut, pendapatan per kapita masyarakat Kota Bekasi
juga diproyeksikan akan terus meningkat setiap tahunnya, yang sejak tahun
2008 tumbuh rata-rata mencapai 27,22%, dari Rp.13,19 juta per tahun
menjadi Rp. 16,73 juta pada tahun 2011, dan diproyeksikan akan mencapai
Rp.19,73 juta pada tahun 2014.
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab II
II.3
2.2 Rencana Target Ekonomi Makro Tahun 2014
Dengan struktur perekonomian yang didominasi oleh sektor sekunder dan
tersier, maka ekonomi Kota Bekasi akan sangat bergantung pada kondusifitas
iklim perekonomian nasional dan global, demikian juga dengan pertumbuhan
ekonominya. Turun drastisnya Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota
Bekasi tahun 2009 hingga di titik 4,13% adalah implikasi dari faktor
kondusifitas dimaksud. Namun demikian, dengan Laju Pertumbuhan
Ekonomi (LPE) tiga tahun setelahnya yang mencapai rata-rata 6,49%, serta
asumsi LPE tahun 2013 yang mencapai 6,72%, maka LPE tahun 2014
diproyeksikan akan mencapai 7,12%. Angka ini masih diatas angka proyeksi
nasional yang berkisar 6,5% - 6,9% kendati masih sedikit di bawah proyeksi
Provinsi Jawa Barat yang berkisar antara 7,21% - 7,29%. Dan dengan asumsi
LPE tersebut, maka PDRB (ADHK) diproyeksi akan mencapai Rp.19,165
trilyun pada tahun 2014.
Sedangkan PDRB (ADHB) diproyeksi akan
mencapai Rp.52,080 trilyun rupiah pada tahun 2014.
Grafik 2.1
Proyeksi Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Bekasi
Tahun 2008 – 2014 (Dalam %)
Sumber : Diolah dari Buku Indikator Makro Kota Bekasi, 2011
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab II
II.4
Untuk mencapai target laju pertumbuhan ekonomi tersebut di atas,
maka diperlukan upaya untuk meningkatkan kinerja sektor-sektor yang
menjadi tulang punggung perekonomian daerah, antara lain:
a. Meningkatkan kinerja sektor unggulan yang menjadi penggerak
utama pertumbuhan Kota Bekasi, yakni sektor tersier yang terdiri
dari lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran serta
transportasi dan komunikasi;
b. Meningkatkan kinerja sektor potensial, yaitu sektor sekunder
(Industri Pengolahan; Listrik, Gas, dan Air Bersih, serta Bangunan),
yang memberikan kontribusi terbesar bagi PDRB Kota Bekasi.
Upaya meningkatkan kinerja sektor ini diupayakan melalui
penciptaan iklim yang kondusif bagi masuknya investasi khususnya
di sektor ini;
Gambaran tentang proyeksi PDRB pada tahun 2014* sekaligus target
capaian PDRB pada tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
TAHUN
Tabel 2.3
PDRB Kota Bekasi (Dalam Trilyun Rupiah)
PDRB (ADHK)
PDRB (ADHB)
2008
14,042,404
29,527,369
2009
14,622,594
31,477,396
2010
15,476,108
35,681,076
2011
16,571,540
40,530,819
2012
17,287,278
43,602,685
2013
18,260,639
48,124,414
2014*
19,165,112
52,080,241
Sumber : Diolah dari Buku Indikator Makro Kota Bekasi, 2011
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab II
II.5
BAB III
ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN
RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
DAERAH (RAPBD)
3.1 Asumsi Dasar Dalam APBN
Pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi sangat dipengaruhi oleh kondusifitas
perekonomian nasional bahkan global mengingat struktur perekonomian
Kota Bekasi yang ditopang oleh sektor industri pengolahan dengan
kontribusi rata-rata mencapai 43,15% sepanjang tahun 2008-2011.
Karenanya fluktuasi ekonomi yang terjadi dalam skala nasional akan sangat
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah.
Pengalaman turun drastisnya Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Bekasi
tahun 2009 hingga di titik 4,13% adalah implikasi dari faktor kondusifitas
dimaksud di atas.
Di samping itu, perekonomian daerah juga dapat dipengaruhi oleh faktorfaktor non ekonomi yang secara langsung maupun tidak langsung
berdampak pada perekonomian daerah. Politik adalah salah satu faktor non
ekonomi yang berpotensi mempengaruhi fluktuasi perekonomian nasional
dan daerah. Hal ini terkait dengan akan dengan digelarnya hajatan
demokrasi yaitu Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
Dewan Perwakilan Daerah (DPD, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD), serta Pemilihan Presiden pada tahun yang sama. Seperti
pengalaman pada Pemilu sebelumnya, biasanya dunia usaha akan sedikit
menahan diri untuk melakukan ekspansi usaha pada tahun-tahun politik,
mengingat potensi kerentanan yang cukup mempengaruhi tingginya resiko
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab III
III.1
bagi usaha mereka. Sikap wait and see dengan mudah dapat diprediksi akan
banyak dilakukan dunia usaha pada tahun 2014. Berdasarkan asumsi
tersebut, pertumbuhan ekonomi nasional diproyeksikan berkisar antara
6,8% - 7,2%, sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat
diproyeksi berkisar antara 7,21% - 7,29%.
Dalam pada itu, kemajuan pembangunan ekonomi telah mendorong harapan
yang besar terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat dengan tuntutan dan
aspirasi rakyat terhadap kesejahteraan semakin tinggi. Untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat dan kualitas manusia, pembangunan didorong pada
empat jalur (track), yaitu : pro-pertumbuhan (pro-growth), pro-lapangan
kerja (pro-job), pro-pengurangan kemiskinan (pro-poor), dan pro-lingkungan
(pro-environment).
Dengan kemajuan yang dicapai pada tahun 2012 dan 2013, serta masalah
yang diperkirakan masih akan dihadapi hingga tahun 2014, maka tantangan
pokok yang akan dihadapi pada tahun 2014 dan menjadi kebijakan
perkuatan ekonomi nasional mencakup 6 hal, yaitu:
1. Mendorong Investasi dan Ekspor
2. Meningkatkan efektifitas belanja negara
3. Menjaga daya beli masyarakat
4. Menjaga stabilitas ekonomi, antara lain nilai tukar Rupiah
5. Meningkatkan pembangunan infrastruktur
6. Menjaga stabilitas sosial dan politik
Berdasarkan kinerja yang telah dicapai, potensi yang dimiliki, tantangan dan
masalah yang dihadapi, serta keinginan untuk mencapai sasaran RPJMN
2010-2014 yaitu “Mewujudkan Indonesia yang Demokratis, Sejahtera dan
Berkeadilan”, maka tema Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2014
adalah
“Memantapkan
Perekonomian
Nasional
Bagi
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab III
Peningkatan
III.2
Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan.” Berdasarkan tema tersebut maka
prioritas RKP tahun 2014 mencakup 14 Prioritas Nasional, yaitu:
1. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola;
2. Pendidikan;
3. Kesehatan;
4. Penanggulangan Kemiskinan;
5. Ketahanan Pangan;
6. Infrastruktur;
7. Iklim Investasi dan Iklim Usaha;
8. Energi;
9. Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana;
10. Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca-Konflik;
11. Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi;
12. Bidang Politik, Hukum dan Keamanan lainnya;
13. Bidang Perekonomian lainnya; dan
14. Bidang Kesejahteraan Rakyat.
Di samping ke-14 prioritas nasional tersebut, RKP 2014 didasarkan pada 3
isu strategis tahun 2014, yang merupakan Kebijakan (inisiatif) baru setelah
RPJMN 2010-2014 ditetapkan antara lain:
1. Pemantapan Perekonomian Nasional, melalui: (1) Master Plan Percepatan
dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI); (2) Surplus
Beras 10 Juta ton 2014; (3) Konversi Energi; (4) Low Cost Emission Car
(Green Car); dan (5) Percepatan Pembangunan Propinsi Papua dan
Propinsi Papua Barat;
2. Peningkatan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan, mencakup: (1)
Master Plan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab III
III.3
Indonesia (MP3KI); (2) Peningkatan Pelayanan Sanitasi dan Air Bersih
dalam rangka pencapaian MDGs; dan (3) Pembangunan Shelter Bencana;
3. Pemeliharaan Stabilitas Sosial dan Politik, melalui: (1) Percepatan
Pemenuhan Minimum Essential Force tahap I; (2) Peningkatan Personel
dan Kapasitas Polri; dan (3) Penanganan Ancaman Gangguan Keamanan
Dalam Negeri.
Beberapa kebijakan dalam RKP 2014 diatas, disusun berdasarkan asumsiasumsi makro yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN) Tahun 2014, yaitu:
(a) Suku bunga acuan yang digunakan dalam APBN adalah Surat
Perbendaharaan Negara (SPN) dengan tenor 3 (tiga) bulan dan suku
bunga berkisar 5,0%-6,0%;
(b) Pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2014 diperkirakan sebesar 6,5% 6,9%;
(c) Stabilitas ekonomi makro dijaga dengan laju inflasi nasional diasumsikan
berada pada level 4,5% atau lebih rendah dari asumsi tahun 2013 yang
sebesar 6,8%; nilai tukar rupiah antara Rp. 11.000-Rp. 12.000 per dollar
Amerika Serikat ; dan harga minyak mentah Indonesia (ICP) diasumsikan
besarannya antara US$100-US$120 per barrel dengan lifting minyak
berkisar antara 910-940 ribu barrel per hari.
(d) Perekonomian dunia diperkirakan akan lebih baik dibanding tahun 2013,
dengan asumsi perekonomian Eropa yang mulai membaik dan berangsur
pulihnya ekonomi Amerika Serikat. Namun, masih terdapat risiko global
yang dapat mempengaruhi perekonomian nasional, yakni (i) krisis utang
Eropa terus berlanjut dan lambatnya pemulihan ekonomi Amerika
Serikat; (ii) krisis politik di beberapa kawasan dunia; dan (iii)
meningkatnya perubahan iklim global.
(e) Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 didorong dengan upaya
meningkatkan investasi, menjaga ekspor nonmigas, serta memberi
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab III
III.4
dorongan fiskal dalam batas kemampuan keuangan negara dengan
mempertajam belanja negara. Peran investasi terhadap pertumbuhan
ekonomi makin besar. Keterbatasan kemampuan pemerintah dalam
pembiayaan investasi menjadikan peran masyarakat termasuk swasta
menjadi sangat penting.
3.2 Asumsi Dalam APBD 2014
Seiring dengan proyeksi perekonomian nasional dan global tahun 2014 yang
terus meningkat, kondisi perekonomian daerah Kota Bekasi pada tahun 2014
pun
diproyeksikan
mengalami
pertumbuhan
yang
setara
dengan
pertumbuhan nasional. Atas dasar itulah APBD Kota Bekasi tahun 2014
menjadikan beberapa indikator ekonomi makro sebagai asumsi dalam
penyusunannya, yang antara lain mencakup indikator-indikator makro
perekonomian daerah sebagai berikut:
1. Dengan asumsi Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Bekasi tahun 2013
berhasil mencapai angka 6,72%, maka LPE tahun 2014 diproyeksikan
akan mencapai 7,12%. Angka ini masih diatas angka proyeksi nasional
yang berkisar 6,5% - 6,9% kendati masih sedikit di bawah proyeksi
Provinsi Jawa Barat yang berkisar antara 7,21% - 7,29%;
2. Dengan
asumsi LPE
tersebut,
maka PDRB (ADHK) tahun 2014
diproyeksi akan mencapai Rp.19,165 trilyun pada tahun 2014.
Sedangkan PDRB (ADHB) diproyeksi akan mencapai Rp.52,080 trilyun
rupiah pada tahun 2014.;
3. Sejalan dengan peningkatan nilai PDRB tersebut, maka PDRB (ADHB) per
kapita sebagai salah satu indikator kesejahteraan juga diproyeksikan
mencapai Rp.19,73 juta per tahun.
4. Berdasarkan Indeks Harga Konsumen tahun 2008 hingga 2013, laju
inflasi Kota Bekasi diharapkan relatif stabil pada kisaran sebesar 3,40%3,50%, sehingga tidak terlalu berdampak terhadap perekonomian daerah.
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab III
III.5
3.3 Asumsi-Asumsi Lainnya
Beberapa asumsi lain dalam lingkup perencanaan pembangunan di Kota
Bekasi yang merupakan pertimbangan pokok dalam perumusan dan
penyusunan program prioritas pembangunan tahun 2014 antara lain adalah
sebagai berikut:
(1) Program Wajib Belajar 9 tahun di Kota Bekasi dinilai telah tuntas,
sehingga akan ditingkatkan menjadi Wajib Belajar 12 tahun. Hal ini
berkonsekuensi pada pembiayaan berupa subsidi yang masih akan
diberikan di tingkat SMA dan sederajat untuk meningkatkan aksesibilitas
pada jenjang pendidikan tersebut;
(2) Sebagai bagian dari komitmen berkehidupan berbangsa dan bernegara,
Pemerintah Kota Bekasi juga akan memfasilitasi penyelenggaraan
Pemilu 2014 agar dapat berjalan dengan aman dan lancar, serta LUBER,
Jujur dan Adil. Dengan demikian diharapkan tidak terjadi gejolak yang
dapat menyebabkan terganggunya kondusifitas daerah;
(3) Pembiayaan lain yang menjadi urusan wajib Pemerintah Kota Bekasi
masih akan dialokasikan dengan berprinsip pada kebijakan yang propoor, pro-job, pro-growth, dan pro-environment. Karenanya upaya
meningkatkan kualitas dan aksesibilitas layanan kesehatan masih akan
terus ditingkatkan efektivitasnya.
(4) Pembangunan dan/atau rehabilitasi infrastruktur jaringan jalan,
termasuk prasarana dan sarana transportasi perkotaan, untuk
meningkatkan mobilitas arus barang dan produktivitas kegiatan
perdagangan jasa yang menunjang pertumbuhan ekonomi kerakyatan,
ekonomi lokal dan ekonomi regional. Pelibatan sektor swasta akan terus
didorong dengan prinsip kemitraan yang saling menguntungkan guna
memecahkan beban transportasi yang makin berat di Kota Bekasi;
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab III
III.6
(5) Pengembangan,
pembangunan
dan/atau
rehabilitasi
pusat-pusat
perdagangan dan industri sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi
dalam skala mikro, kecil dan menengah maupun pengembangan serta
pemberdayaan Koperasi;
(6) Sejalan dengan fokus RKP 2014 pada upaya peningkatan Kesejahteraan
Rakyat yang Berkeadilan, kebijakan, program dan kegiatan yang
berkontribusi terhadap pencapaian Master Plan Percepatan dan
Perluasan
Pengurangan
Kemiskinan
Indonesia
(MP3KI)
serta
Peningkatan Pelayanan Sanitasi dan Air Bersih dalam rangka pencapaian
MDGs juga akan dilakukan melalui pendekatan sektoral.
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab III
III.7
BAB IV
KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN
PEMBIAYAAN DAERAH
4.1
Kebijakan Pendapatan Daerah
Dalam konteks keuangan daerah, yang dimaksud dengan Pendapatan Daerah
adalah hak-hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih, yang didapat dari sumber penerimaan internal maupun
eksternal pemerintah daerah. Sumber penerimaan pendapatan daerah secara
garis besar mencakup pendapatan asli daerah, pendapatan dari dana
perimbangan pusat-daerah, dan lain-lain sumber pendapatan yang sah.
Pendapatan daerah dari sumber pendapatan asli daerah didapat dari
penerimaan pajak-pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan, dan sumber pendapatan asli daerah lainnya yang
yang sah. Kemudian pendapatan daerah dari sumber dana perimbangan
didapat dari bagi hasil pajak dan bukan pajak, dana alokasi umum, dan dana
alokasi khusus yang mana kebijakan penetapannya merupakan kewenangan
Pemerintah (pusat). Selanjutnya, untuk pendapatan dari sumber lain-lain
pendapatan daerah yang sah didapat dari penerimaan dana bagi hasil pajak
dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya, dana penyesuaian / otonomi
khusus, bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya, dan
dana penguatan desentralisasi fiskal dan percepatan pembangunan daerah.
Sejalan dengan proses dan mekanisme perencanaan pembangunan daerah
baik perencanaan tahunan, jangka menengah, maupun jangka panjang, aspek
keuangan daerah merupakan bagian yang menjadi pertimbangan pokok
dalam perencanaan. Hal tersebut berkaitan erat dengan penetapan rencana
program / kegiatan yang akan ditetapkan sebagai prioritas untuk
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab IV
IV.1
dilaksanakan pada setiap tahun anggaran. Daya dukung aspek keuangan
daerah sangat berpengaruh penting terhadap probabilitas maupun prospek
keberhasilan pelaksanaan program / kegiatan yang ditetapkan. Oleh
karenanya pendapatan daerah - khususnya konteks pendapatan asli daerah
(sendiri) - menjadi tolok ukur dalam menetapkan tingkat kemampuan fiskal
daerah.
Kebijakan anggaran pendapatan tahun 2014 sebagaimana telah digariskan
dalam RPJMD Kota Bekasi 2013 – 2018 diarahkan pada upaya “Peningkatan
Pendapatan Daerah melalui penggalian potensi dan penyuluhan kepada
masyarakat, disertai dengan tertib administrasi pungutan sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku”. Hal ini dilakukan dengan berpedoman
pada kebijakan sebagai berikut:
1) Sumber penerimaan pendapatan khususnya Pajak dan Restribusi Daerah
diupayakan optimal dari segi hasil (yield) berdasarkan azas keadilan
(equity), memperhatikan efisiensi ekonomi, kemampuan melaksanakan
(ability to implement) dan kecocokan sebagai sumber Penerimaan
Daerah
(suitability
as
local
revenue
source).
Lebih
lanjut
pengadministrasian penerimaan pendapatan daerah meliputi upaya
Pajak (tax effort) yaitu antara penerimaan pajak dengan kapasitas atau
kemampuan bayar pajak (PDRB), hasil guna (eficiency) yaitu mengukur
hubungan antara hasil pungut suatu pajak dengan potensi pajak.
2) Hasil guna menyangkut semua tahap administrasi penerimaan pajak
yaitu menentukan wajib pajak, menetapkan nilai kena pajak, memungut
pajak, menegaskan sistem pajak, dan membukukan penerimaan. Dalam
usaha mencapai efesiensi ini, tiga faktor yang mengancam yang patut
diperhatikan adalah penghindaran pajak oleh wajib pajak, kolusi antara
wajib pajak dengan petugas pajak, dan penipuan oleh petugas pajak.
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab IV
IV.2
Daya guna mengukur bagian dari hasil pajak digunakan untuk menutup
biaya memungut pajak yang bersangkutan.
3) Penyusunan
kebijakan
bidang
pendapatan
daerah
antara
lain
memperhatikan faktor yang mempengaruhi potensi sumber penerimaan
daerah yaitu kondisi awal daerah, peningkatan cakupan atau
ekstensifikasi dan intensifikasi penerimaan, perkembangan PDRB per
kapita riil, pertumbuhan penduduk, tingkat inflasi, penyesuaian tarif,
pembangunan fasilitas baru, sumber pendapatan baru, dan perubahan
peraturan dan perundang-undangan.
4) Rencana Tindak Peningkatan Pendapatan Daerah (Local Government
Revenue Improvement Action Plan) adalah program terencana dan
terpadu untuk: a). mencapai sasaran penerimaan daerah yang sesuai
dengan potensi yang ada, dan b). mengidentifikasikan tindakan-tindakan
yang diperlukan dalam mengantisipasi perubahan-perubahan yang
terjadi pada sumber-sumber penerimaan daerah. Dari kedua tujuan
diatas, jelas bahwa rencana peningkatan daerah ini merupakan program
yang bersifat self-corrected. Hal ini berarti, selain untuk mencapai
sasaran penerimaan daerah yang sesuai dengan potensi yang ada (yang
realistis), program terpadu ini juga ditujukan untuk merekomendasikan
revisi pada Peraturan Daerah untuk mengantisipasi perubahanperubahan.
5) Seiring Pengalihan wewenang pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) kepada Pemerintah Kota Bekasi mulai tahun 2013, perlu
dipersiapkan
secara
matang,
baik
yang
menyangkut
masalah
sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, maupun basis datanya,
sehingga proses peralihan ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab IV
IV.3
Arah kebijakan yang perlu diambil dalam melaksanakan upaya-upaya
peningkatan pendapatan daerah dilakukan melalui penggalian potensi dan
penyuluhan kepada masyarakat disertai dengan tertib administrasi pungutan
peraturan perundangan yang berlaku. Demikian pula peningkatan kualitas
pelayanan
kepada
publik
dilaksanakan
secara
profesional
melalui
peningkatan kompetensi aparatur daerah kualitas kinerja layanan lembaga
serta penyederhanaan prosedur pengelolaan pendapatan daerah menuju
terpenuhinya kepuasan pelayanan publik.
Sumber Pendapatan Daerah terdiri dari tiga komponen utama, yaitu
pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah
yang sah. Berdasarkan hasil analisis potensi sumber-sumber pendapatan,
target pendapatan TA 2014 dalam RPJMD Kota Bekasi, realisasi penerimaan
pendapatan TA 2012 dan target penerimaan pendapatan TA 2013, maka
penerimaan
pendapatan
daerah
TA
2014
direncanakan
mencapai
Rp.2.926.191.154.800,00 naik sekitar 6,38% dibandingkan tahun 2013.
Jumlah penerimaan pendapatan terbesar berasal dari sumber Dana
Perimbangan diperhitungkan sebesar Rp.1.345.328.324.600,00 naik
sekitar 11,68% dibandingkan tahun 2013. Sementara penerimaan dari
sumber
Pendapatan
Asli
Daerah
diperhitungkan
sebesar
Rp.1.045.728.151.600,00 naik sekitar 6,38% dibandingkan tahun 2013.
Sedangkan pendapatan dari sumber Lain-lain Pendapatan yang Sah
diperhitungkan sebesar Rp.535.134.678.600,00 turun sekitar 20,68%
dengan asumsi belum diperhitungkannya dana penyesuaian otonomi
khusus,
dan
bantuan
keuangan
dari pemerintah provinsi dan
pemerintah daerah lainnya. Karenanya pendapatan dari sumber ini tetap
diharapkan meningkat realisasinya dibandingkan tahun 2013. Gambaran
tentang konstruksi pendapatan daerah tahun 2014 dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab IV
IV.4
Tabel 4.1
Pendapatan Daerah Tahun 2013 dan Proyeksi Pendapatan Tahun 2014
URAIAN
No
I
PENDAPATAN
1.1
PENDAPATAN ASLI DAERAH
T.A.2013 MURNI
PROYEKSI
T.A. 2014
BERTAMBAH
(BERKURANG)
% (+/-)
2,750,609,367,929.00 2,926,191,154,800.00 175,581,786,871.00
871,275,048,121.00 1,045,728,151,600.00 174,453,103,479.00
6.38
20.02
1.1.1
Pendapatan Pajak Daerah
674,763,073,321.00
811,861,720,700.00
137,098,647,379.00
20.32
1.1.2
Hasil Retribusi Daerah
45,977,967,400.00
50,493,221,250.00
4,515,253,850.00
9.82
1.1.3
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
9,479,323,600.00
11,827,021,850.00
2,347,698,250.00
24.77
1.1.4
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
141,054,683,800.00
171,546,187,800.00
30,491,504,000.00
21.62
1,204,659,805,293.00 1,345,328,324,600.00 140,668,519,307.00
117,234,308,293.00
140,490,991,600.00
23,256,683,307.00
11.68
1.2
DANA PERIMBANGAN
1.2.1
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
1.2.2
Dana Alokasi Umum
1,051,235,707,000.00
1,133,417,253,000.00
82,181,546,000.00
7.82
1.2.3
Dana Alokasi Khusus
36,189,790,000.00
71,420,080,000.00
35,230,290,000.00
97.35
674,674,514,515.00 535,134,678,600.00 (139,539,835,915.00)
(20.68)
1.3
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah
1 . 3 . 1 Daerah Lainnya
1.3.2
1.3.3
II
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah
Daerah Lainnya
PEMBIAYAAN DAERAH
2.1
PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran
2 . 1 . 1 Sebelumnya
TOTAL DANA TERSEDIA
99,853,282,445.00
435,281,396,155.00
535,134,678,600.00
174,552,873,000.00
0.00
(174,552,873,000.00) (100.00)
64,840,245,360.00
0.00
(64,840,245,360.00) (100.00)
74,742,944,519.00
27.14
292,257,055,481.00 387,465,618,321.00
95,208,562,840.00
32.58
95,208,562,840.00
32.58
3,026,036,053,610.00 3,276,360,785,000.00 250,324,731,390.00
8.27
292,257,055,481.00
387,465,618,321.00
peningkatan pendapatan daerah melalui penggalian potensi dan penyuluhan
kepada masyarakat perlu disertai dengan tertib administrasi sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku. Demikian pula peningkatan kualitas
pelayanan publik yang dilaksanakan secara profesional melalui peningkatan
kompetensi aparatur daerah, kualitas kinerja layanan lembaga serta
prosedur
22.94
275,426,685,681.00 350,169,630,200.00
Arah kebijakan yang perlu diambil dalam melaksanakan upaya-upaya
penyederhanaan
19.84
pengelolaan
pendapatan
daerah
menuju
terpenuhinya kepuasan pelayanan publik.
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab IV
IV.5
Dalam upaya peningkatan pendapatan daerah yang berorientasi pada
kepuasan pelayanan publik, maka strategi kebijakan di bidang pendapatan
pada tahun 2014 diarahkan pada upaya sebagai berikut :
1)
Intensifikasi sumber-sumber Pendapatan Daerah;
2)
Peningkatan
partisipasi
publik
(swasta
dan
masyarakat)
dan
stakeholder lainnya dalam pendapatan daerah;
3)
Peningkatan kualitas aparatur pendapatan daerah;
4)
Optimalisasi sistem organisasi dan kelembagaan pendapatan daerah;
5)
Penegakan peraturan bidang pendapatan daerah;
6)
Peningkatan kualitas koordinasi dan kerjasama dengan dinas dan
instansi terkait.
4.2
Kebijakan Belanja Daerah
Dalam struktur APBD, anggaran belanja menempati posisi yang sentral
karena rencana kerja yang telah disusun akan dituangkan dalam bentuk
anggaran belanja. Belanja daerah secara umum diprioritaskan untuk
melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya
memenuhi kewajiban daerah sesuai dengan amanat pasal 22 UU Nomor 32
tahun 2004. Besarnya anggaran belanja akan sejalan dengan besarnya
anggaran pendapatan. Untuk itu dalam menghitung perkiraan anggaran
belanja masih berpedoman pada perkiraan perolehan anggaran pendapatan.
Namun demikian dalam APBD kita juga mengenal adanya istilah anggaran
defisit ataupun anggaran surplus. Dalam prakteknya, anggaran defisit
ataupun surplus akan menjadi balance karena adanya anggaran pembiayaan.
Kebijakan anggaran belanja tahun 2014 diupayakan dengan pengaturan pola
pembelanjaan yang proporsional, efesien dan efektif. Kebijakan dalam
penyusunan Balanja Daerah Kota Bekasi berdasarkan pendekatan anggaran
berbasis kinerja. Berdasarkan pendekatan tersebut, maka pelaksanaan
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab IV
IV.6
penyusunan anggaran belanja daerah bertujuan meningkatkan akuntabilitas
perencanaan
anggaran
serta
memperjelas
efektifitas
dan
efisiensi
penggunaan alokasi anggaran dimaksud. Oleh karenanya, orientasi Belanja
Daerah diprioritaskan untuk dalam rangka mencapai efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi masing-masing dari satuan kerja
perangka daerah (SKPD). Dengan demikian, pada prinsipnya bahwa setiap
peningkatan alokasi belanja yang direncanakan oleh setiap pengguna
anggaran harus diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Arah Kebijakan Belanja Daerah Kota Bekasi tahun 2014 sebagaimana telah
digariskan dalam RPJMD Kota Bekasi 2013-2018, mengacu kepada visi, misi
dan program Kepala Daerah terpilih yang pengelolaannya akan didasarkan
pada prioritas sebagai berikut :
1) Belanja Daerah diprioritaskan untuk memenuhi kewajiban Daerah dalam
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Kota Bekasi, yang
diwujudkan dalam bentuk peningkatan : (i) pelayanan dasar (pendidikan
dan kesehatan); (ii) fasilitas sosial; dan (iii) fasilitas umum yang layak;
2) Belanja Daerah disusun berdasarkan standar pelayanan pelayanan
minimal, standar analisis belanja, standar harga, dan tolok ukur kinerja,
dan secara bertahap akan menerapkan standar analisis beban kerja perSKPD;
3) Belanja Daerah yang terdiri dari belanja langsung dan belanja tidak
langsung diarahkan pada peningkatan kemampuan penyelenggaraan
pelayanan publik (merujuk pada prinsip good governance) yang
didasarkan pada pola kinerja merit system agar mampu mencerminkan
pembiayaan yang dikeluarkan setara dengan kinerja dan keluaran yang
dihasilkan;
4) Belanja Tidak Langsung, yang meliputi belanja pegawai, belanja bunga,
belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bantuan keuangan, dan
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab IV
IV.7
belanja tak terduga disusun dengan memperhatikan efisiensi, efektivitas,
dan proporsionalitasnya dalam pelaksanaan urusan wajib yang menjadi
tanggung jawab pemerintah kota.
Kondisi Belanja Daerah pada saat ini masih dipengaruhi oleh adanya
kebijakan Pemerintah Pusat dalam bidang kepegawaian, yaitu kebijakan
kenaikan gaji pegawai serta kebijakan pengangkatan CPNSD formasi Tahun
2014 dari tenaga magang, honorer, sukwan dll. Kebijakan Pemerintah Daerah
yang harus tetap diakomodir adalah program peningkatan akses dan mutu
layanan pendidikan dan kesehatan dalam mencapai visi dan misi Kota Bekasi
yaitu Bekasi Maju, Sejahtera dan Ihsan. Program pembangunan lain yang
direncanakan antara lain program peningkatan infrastruktur, program
pengembangan ekonomi, serta program reformasi birokrasi dan peningkatan
kualitas pelayanan publik dan perencanaan pembangunan yang menjadi
prioritas pada tahun 2014.
Berdasarkan proyeksi pendapatan yang diprediksi naik, maka belanja tidak
langsung tahun 2014 yang diperkirakan turun sebesar 6,94% menjadi
Rp.1,169.600.259.510,00 dari sebesar Rp.1,256,848,766,580.00 pada
tahun 2013. Sedangkan belanja langsung pada Tahun Anggaran 2014
diproyeksi
mengalami
kenaikan
sebesar
19,08%
menjadi
Rp.2.106.760.525.490,00 dari sebesar Rp.1.769.187.287.030,00,- pada tahun
2013. Dengan demikian secara keseluruhan belanja daerah tahun 2014
mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp.3.276.360.785.000,00 atau naik
sebesar 8,27% dibanding belanja daerah tahun 2013 yang mencapai
Rp.3,026,036,053,610.00. Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 ini belum
mengalokasikan belanja yang pendanaannya bersumber dari Dana
Penyesuaian Otonomi Khusus dan Bantuan Keuangan Dari Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya. Gambaran tentang belanja daerah
tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab IV
IV.8
Tabel 4.2
Belanja Daerah TA. 2013 dan Proyeksi Belanja Daerah TA. 2014
No
URAIAN
I
1
2
3
4
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
Belanja Bunga
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Keuangan
kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Pemerintahan Desa
Belanja Tidak Terduga
BELANJA LANGSUNG
Belanja Langsung
Penunjang Urusan
Belanja Langsung Urusan
BELANJA DAERAH
PENDAPATAN DAERAH
DEFISIT
5
6
II
1
2
TA.2013 MURNI
PROYEKSI TA.2014
1,256,848,766,580.00 1,169,600,259,510.00
1,147,225,247,580.00 1,071,830,597,310.00
300,000,000.00
300,000,000.00
59,735,150,000.00
67,653,320,000.00
30,671,000,000.00
24,911,323,200.00
905,019,000.00
905,019,000.00
BERTAMBAH
% (+/-)
(BERKURANG)
(87,248,507,070.00) (6.94)
(75,394,650,270.00) (6.57)
7,918,170,000.00 13.26
(5,759,676,800.00) (18.78)
-
18,012,350,000.00
4,000,000,000.00
(14,012,350,000.00) (77.79)
1,769,187,287,030.00 2,106,760,525,490.00 337,573,238,460.00 19.08
155,227,185,570.00
178,617,992,570.00
23,390,807,000.00
15.07
1,613,960,101,460.00 1,928,142,532,920.00
314,182,431,460.00
3,026,036,053,610.00 3,276,360,785,000.00 250,324,731,390.00
2,750,609,367,929.00 2,926,191,154,800.00 175,581,786,871.00
(275,426,685,681.00) (350,169,630,200.00) (74,742,944,519.00)
19.47
Belanja tidak langsung adalah belanja yang tidak dipengaruhi secara
langsung oleh adanya program atau kegiatan. Belanja tidak langsung terdiri
dari belanja pegawai, belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan keuangan,
bantuan sosial dan belanja tidak terduga. Selanjutnya berkaitan dengan
kebijakan pada masing-masing jenis belanja pada Belanja Tidak Langsung
dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Belanja Pegawai;
1.
Besaran anggaran gaji pokok dan tunjangan PNSD disesuaikan
dengan hasil rekonsiliasi jumlah pegawai dan belanja pegawai
dalam rangka perhitungan DAU Tahun Anggaran 2014;
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab IV
IV.9
8.27
6.38
27.14
2.
Untuk mengantisipasi adanya kenaikan gaji berkala, tunjangan
keluarga, mutasi dan penambahan PNSD telah diperhitungkan acress
sebesar 2,5 % dari jumlah belanja pegawai;
3.
Untuk mengantisipasi rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan
PNSD yang ditetapkan pemerintah dengan kenaikan sebesar 10%;
4.
Untuk mengantisipasi pengangkatan CPNSD, telah dianggarkan
belanja pegawai sesuai dengan kebutuhan pengangkatan CPNSD dan
formasi pegawai tahun 2014.
5.
Penganggaran tambahan penghasilan pegawai dialokasikan untuk
PNSD/CPNSD dengan pertimbangan sebagai berikut :
a. Tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja yaitu berupa
tunjangan daerah baik untuk pejabat struktural, fungsional, staf
dan guru serta tunjangan kesejahteraan.
b. Tambahan penghasilan berdasarkan kondisi kerja yaitu berupa
extrafooding bagi petugas lapangan dan tunjangan resiko kerja
pada Kantor Arsip Daerah.
c. Tambahan penghasilan berdasarkan kelangkaan profesi yaitu
berupa tunjangan bendahara, pengelola keuangan (vakasi),
tunjangan PPK SKPD, tunjangan khusus aparatur pengawasan
(pada Inspektorat), tunjangan khusus (pada Bappeda, Pengelola
keuangan daerah, Panitia penaksir dan penilai barang daerah,
Penghapus aset daerah, Majelis TPTGR).
d. Tambahan penghasilan berdasarkan prestasi kerja yaitu berupa
tunjangan kinerja tahunan.
e. Tunjangan profesi guru PNSD dan tambahan penghasilan guru
PNSD non sertifikasi yang bersumber dari dana penyesuaian dan
otonomi khusus.
6.
Penganggaran biaya pemungutan pajak daerah dialokasikan
sebesar 5% dari target penerimaan pajak daerah Tahun Anggaran
2014;
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab IV
IV.10
7.
Penganggaran iuran asuransi kesehatan berpedoman pada pada
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2003 tentang Subsidi dan
Iuran Pemerintah Dalam Penyelenggaraan Asuransi Kesehatan bagi
Pegawai Negeri Sipil dan Penerima Pensiun serta Keputusan
Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Nomor
138/MENKES/PB/II/2009 dan Nomor 12 Tahun 2009 tentang
Pedoman Tarif Pelayanan Kesehatan bagi Peserta PT. Askes
(Persero) dan Anggota Keluarganya di Puskesmas, Balai Kesehatan
Masyarakat dan Rumah Sakit Daerah;
8.
Penganggaran penghasilan dan penerimaan lain pimpinan dan
anggota DPRD serta belanja penunjang kegiatan didasarkan pada
peraturan pemerintah No. 24 tahun 2004 tentang Kedudukan
Protokoler
dan
Keuangan
Pimpinan
dan
Anggota
DPRD,
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah
No. 21 Tahun 2007. Penganggaran tersebut juga didasarkan pada
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21 Tahun 2007 tentang
Pengelompokan Kemampuan Keuangan Daerah Penganggaran dan
Pertanggungjawaban Penggunaan Belanja Penunjang Operasional
Pimpinan DPRD serta Tata Cara Pengembalian Tunjangan
Komunikasi Intensif dan Dana Operasional. Pada APBD Tahun
Anggaran sebelumnya pengelompokkan kemampuan keuangan
daerah Kota Bekasi masuk dalam kategori tinggi.
9.
Penganggaran belanja walikota dan wakil walikota didasarkan pada
Peraturan Pemerintah No. 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan
Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. untuk besaran
belanja penunjang operasional walikota dan wakil walikota
ditetapkan berdasarkan klasifikasi Pendapatan Asli Daerah dimana
untuk Kota Bekasi masuk dalam klasifikasi PAD di atas Rp 150
milyar paling rendah Rp. 600 juta dan paling tinggi sebesar 0,15 %;
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab IV
IV.11
b. Belanja Bunga dianggarkan untuk pembayaran bunga pinjaman jangka
panjang berupa pinjaman ke Pemerintah Pusat untuk program WJUDSP
dan MBUDSP;
c. Belanja Hibah, dianggarkan untuk pemberian hibah dalam bentuk uang,
kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah,
masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan yang secara spesifik telah
ditetapkan peruntukannya. Pada APBD Tahun Anggaran 2014, hibah
diberikan antara lain kepada masyarakat kelompok orang yang memiliki
kegiatan tertentu dalam bidang perekonomian, pendidikan, kesehatan,
keagamaan, kesenian, adat istiadat, dan keolahragaan non-profesional
serta kepada organisasi kemasyarakatan. Pencantuman alokasi belanja
hibah dalam KUA-PPAS Tahun Anggaran 2014 telah didasarkan pada
hasil verifikasi dan evaluasi proposal oleh SKPD teknis dan telah
dituangkan dalam rekomendasi SKPD serta Nota Pertimbangan Tim
Anggaran Pemerintah Kota Bekasi (TAPD) sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun
2012 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32
Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
d. Belanja Bantuan Sosial, dianggarkan dalam rangka pemberian bantuan
berupa uang kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat
yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan
untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. Pada APBD
Tahun Anggaran 2014, anggaran belanja bantuan sosial berupa uang
kepada individu dan atau keluarga terdiri dari yang direncanakan dan
yang tidak dapat direncanakan. Bantuan sosial yang tidak dapat
direncanakan sebelumnya dialokasikan untuk kebutuhan akibat resiko
sosial yang tidak dapat diperkirakan pada saat penyusunan APBD yang
apabila ditunda penanganannya akan menimbulkan resiko sosial yang
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab IV
IV.12
lebih besar bagi individu dan/atau keluarga yang bersangkutan.
Pencantuman alokasi belanja bantuan sosial dalam KUA-PPAS Tahun
Anggaran 2014
telah didasarkan pada hasil verifikasi dan evaluasi
proposal oleh SKPD teknis dan telah dituangkan dalam rekomendasi
SKPD serta Nota Pertimbangan Tim Anggaran Pemerintah Kota Bekasi
(TAPD) kecuali untuk bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan
sebelumnya sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 32 Tahun 2011 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang perubahan atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
e. Belanja Bantuan Keuangan, dianggarkan untuk pemberian bantuan
dalam rangka untuk melaksanakan program khusus dari pemerintah
pusat atau pemerintah provinsi dalam rangka pemberdayaan masyarakat
atau tujuan lain yang telah ditentukan. Pada APBD TA 2014 belanja
bantuan keuangan diberikan kepada Partai Politik sesuai Peraturan
Daerah Nomor 2 Tahun 2010 tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai
Politik;
f. Belanja Tak Terduga, adalah pengeluaran yang diperuntukkan kegiatan
yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang, seperti
penanggulangan
bencana
alam
dan
bencana
sosial
yang
tidak
diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan
penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup.
4.3
Kebijakan Pembiayaan Daerah
Dibandingkan tahun 2011, pembiayaan daerah Kota Bekasi 2012 dan 2013
cenderung mengalami peningkatan dari sebesar Rp. 86,713 milyar pada
tahun 2011 menjadi Rp. 276,625 milyar pada tahun 2012 dan Rp.292,257
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab IV
IV.13
milyar pada tahun 2013. Peningkatan sangat drastis terjadi pada tahun 2012
yang naik hingga lebih dari 221% yang bersumber dari Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran (SILPA) tahun 2011 yang mencapai Rp.278,625
milyar. Demikian pula pada tahun 2013, yang dibandingkan tahun 2012
penerimaan pembiayaan yang bersumber dari SILPA tahun 2012 juga
mengalami kenaikan sebesar 4,89%.
Sementara, bila penerimaan pembiayaan sepanjang tahun 2011-2013
cenderung naik, pada pengeluaran pembiayaan justru cenderung mengalami
penurunan, dari sebesar Rp.47,095 milyar pada tahun 2011, turun sebesar
28,71% menjadi sebesar Rp.33,57 milyar pada tahun 2012. Trend penurunan
ini juga terjadi pada tahun 2013 menjadi Rp.16,83 milyar atau turun sebesar
49,87%.
Mengacu pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, fungsi pembiayaan daerah pada dasarnya adalah untuk menutup
atau menyeimbangkan struktur APBD apabila diprediksi defisit. Karenanya
arah kebijakan pembiayaan tahun 2014 juga diarahkan sebagaimana
fungsinya sesuai amanat undang-undang dimaksud. Penerimaan pembiayaan
dari SILPA pada tahun 2014 diproyeksikan sebesar Rp. 387.465.618.321,00.
Gambaran mengenai kebijakan pembiayaan daerah ini dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab IV
IV.14
Tabel 4.3
Pembiayan Daerah TA. 2013 dan Proyeksi Pembiayaan Daerah
Kota Bekasi TA. 2014
No
URAIAN
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran Tahun
Sebelumnya (SILPA)
PENGELUARAN
II
PEMBIAYAAN
2.2
Penyertaan Modal
(Investasi) Daerah
2.3
Dana Bergulir
2.4
Pembayaran Pokok Utang
I
1.1
PEMBIAYAAN NETTO
TAHUN ANGGARAN
BERTAMBAH
(BERKURANG)
2013 MURNI
PROYEKSI TA.2014
292,257,055,481.00 387,465,618,321.00 95,208,562,840.00
292,257,055,481.00 387,465,618,321.00 95,208,562,840.00
16,830,369,800.00
37,295,988,121.00 20,465,618,321.00
16,500,000,000.00
29,500,000,000.00 13,000,000,000.00
330,369,800.00
7,465,618,321.00
330,369,800.00
275,426,685,681.00 350,169,630,200.00
7,465,618,321.00
74,742,944,519.00
Sumber Penerimaan Pembiayaan Daerah secara ideal berasal dari sisa
lebih perhitungan anggaran daerah (SILPA), penerimaan pinjaman daerah,
dana cadangan daerah dan hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan.
Penerimaan pembiayaan dari SILPA pada tahun 2014 diproyeksikan sebesar
Rp. 387.465.618.321,00. Sedangkan pengeluaran pembiayaan daerah
sebesar Rp.37.295.988.121,00, sehingga pembiayaan daerah (netto) tahun
2014 diproyeksikan sebesar Rp. 350.169.630.200,00.
4.4
Kebijakan Pembangunan Daerah
Arah Kebijakan dan Prioritas Program Pembangunan Daerah tahun 2014
disusun berdasarkan hasil evaluasi capaian kinerja sampai dengan tahun
2012, rencana capaian kinerja tahun 2013, dan isu-isu strategis tahun 2014,
sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) Kota Bekasi tahun 2014. Berdasarkan hal tersebut maka kebijakan
pembangunan daerah didasarkan pada upaya untuk mewujudkan visi
”Bekasi Maju, Sejahtera, dan Ihsan” yang dijabarkan ke dalam 5 (lima) misi
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab IV
IV.15
dengan 15 (lima belas) sasaran misi. Sebagaimana diuraikan dalam RKPD
Kota Bekasi 2014, berdasarkan uraian permasalahan dan tantangan
pembangunan, target kinerja RPJMD 2013-2018 dan prediksi kondisi sosial,
ekonomi, politik serta kemasyarakatan yang
berkembang, diperkirakan
sejumlah isu strategis pembangunan yang relevan dan akan dihadapi oleh
Kota Bekasi sebagai berikut:
1)
Kesejahteraan Sosial
2)
Pariwisata, Seni dan Budaya
3)
Pemuda dan Olahraga
4)
Ketersediaan Infrastruktur dan Utilitas Perkotaan
5)
Kualitas Lingkungan Hidup
6)
Perumahan dan Permukiman
7)
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
8)
Kualitas Layanan dan Aksesibilitas Pendidikan dan Kesehatan
9)
Industri Perdagangan, UMKM dan Koperasi
10) Iklim Investasi dan Daya Saing Daerah
11) Kesempatan Kerja
12) Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat
13) Pelayanan Publik dan Pemberdayaan Masyarakat
14) Reformasi Birokrasi
15) Perencanaan Pembangunan
Berdasarkan kerangka berpikir penyusunan RKPD Tahun 2014, tahun 2014
merupakan pelaksanaan tahun pertama RPJMD tahun 2014-2019 sehingga
mengambil orientasi sebagai tahun penataan dan kelembagaan. Karenanya
isu strategis pembangunan pada tahun 2014 diarahkan pada: (1) Reformasi
Birokrasi; (2) Pelayanan Publik dan Pemberdayaan Masyarakat; (3)
Perencanaan Pembangunan; serta (4) Penyelenggaraan Pemilihan Umum
Legislatif, DPD, dan Pemilihan Presiden. Berdasarkan fokus isu strategis
tersebut maka Tema Pokok Pembangunan tahun 2014 adalah “Reformasi
Birokrasi Untuk Meningkatkan Pelayanan Publik Berbasis Perencanaan
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab IV
IV.16
Pembangunan Partisipatif.”
Berdasarkan tema pokok tersebut maka
progam strategis pembangunan tahun 2014 adalah sebagai berikut:
1. Program peningkatan dan Pengembangan pengelolaan keuangan daerah
2. Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian
pelaksanaan kebijakan KDH
3. Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi
4. Program Penanganan Pengaduan Masyarakat
5. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan
6. Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur
7. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
8. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
9. Program Pengembangan data/informasi
10. Program
peningkatan
kapasitas
kelembagaan
perencanaan
pembangunan daerah
11. Program perencanaan pembangunan daerah
12. Program Penataan Administrasi Kependudukan
13. Program peningkatan pelayanan perijinan
14. Program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam
pembangunan
15. Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
16. Program pengendalian banjir
17. Program kualitas air dan pengendalian pencemaran air
18. Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan
19. Program pengendalian pencemaran dan pengerusakan lingkungan hidup
20. Program peningkatan pengendalian polusi
21. Program pengendalian pemanfaatan ruang
22. Program wajib belajar 12 tahun
23. Program Pelayanan kesehatan penduduk miskin
24. Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana
puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab IV
IV.17
25. Program pemberdayaan fakir miskin dan penyandang masalah
kesejahteraan sosial lainnya
26. Program pembangunan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif
usaha kecil menengah
27. Program peningkatan promosi dan kerja sama investasi
28. Program peningkatan kesempatan kerja
29. Program peningkatan keamanan dan kenyamannan lingkungan
30. Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam
(Sumber : RPJMD, 2013-2018).
Berdasarkan hasil penjaringan aspirasi yang dilakukan melalui mekanisme
Musrenbang secara berjenjang, serta aspirasi yang dikompilasi melalui
Forum Rencana Kerja SKPD dan hasil reses anggota DPRD Kota Bekasi, maka
kebijakan pembangunan daerah khususnya kebijakan alokasi anggaran
daerah adalah sebagai berikut:
Kebijakan pembangunan daerah diarahkan dalam melaksanakan seluruh
urusan wajib dan pilihan yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota
Bekasi, yang mencakup urusan-urusan sebagai berikut:
KODE
URUSAN/PROGRAM/KEGIATAN
1
URUSAN WAJIB
1
1
Pendidikan
1
1
15
Program Pendidikan Anak Usia Dini
1
1
16
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
1
1
17
Program Pendidikan Menengah
1
1
18
Program Pendidikan Non Formal
1
1
20
Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1
1
22
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
1
2
1
2
15
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
1
2
16
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
1
2
17
Program Pengawasan Obat dan Makanan
1
2
19
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Kesehatan
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab IV
IV.18
1
2
20
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
1
2
21
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
1
2
22
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
1
2
23
Program Sandarisasi Pelayanan Kesehatan
1
2
24
1
2
26
1
2
27
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah
Sakit , Rumah Sakit Jiwa, Rumah Sakit Paru-paru, Rumah Sakit
Mata
Program Peningkatan Pelayanan RSUD
1
2
29
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
1
2
30
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
1
2
32
Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
1
2
33
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Kesehatan
1
3
1
3
15
Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
1
3
16
Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong
1
3
18
1
3
22
1
3
27
Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Program Pembangunan Sistem Informasi/Database Jalan dan
Jembatan
Program Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
1
3
28
Program Pengendalian Banjir
1
3
31
Program Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana
dan Sarana PJU
1
3
32
Program Peningkatan Pelayanan PJU
1
4
1
4
17
1
4
19
1
4
20
1
4
21
Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana Pendidikan
1
4
22
Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana Puskesmas / Puskesmas Pembantu dan jaringannya
1
5
1
5
15
Program Perencanaan Tata Ruang
1
5
17
Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
1
6
Pekerjaan Umum
Perumahan
Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan
Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya
Kebakaran
Program Pengelolaan Areal Pemakaman
Penataan Ruang
Perencanaan Pembangunan
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab IV
IV.19
1
6
15
1
6
20
1
6
21
Program Pengembangan Data Informasi
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan
Pembangunan Daerah
Program Perencanaan Pembangunan Daerah
1
6
22
Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
1
6
23
Program Perencanaan Sosial Budaya
1
6
24
Program Perencanaan Prasarana wilayah dan Sumber Daya Alam
1
7
1
7
16
Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas
LLAJ
1
7
17
Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
1
7
19
1
7
20
1
8
Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas
Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan
Bermotor
Lingkungan Hidup
1
8
15
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
1
8
16
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan
Hidup
1
8
17
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
1
8
19
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Hidup
1
8
20
Program Peningkatan Pengendalian Polusi
1
8
24
Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
1
8
25
Program Penyediaan dan Pengolahan Air Bersih
1
10
1
10
1
11
1
11
18
1
11
20
1
12
1
12
15
Program Keluarga Berencana
1
12
21
Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba
1
13
1
13
16
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
1
13
17
Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Perhubungan
Kependudukan dan Catatan Sipil
15
Program Penataan Administrasi Kependudukan
Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam
Pembangunan
Program Peningkatan Kualitas Hidup, Perlindungan Perempuan
dan Anak
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Sosial
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab IV
IV.20
1
14
Ketenagakerjaan
1
14
15
Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
1
14
16
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
1
14
17
Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
1
15
1
15
16
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan
Kompetitif Usaha Kecil Menengah
1
15
18
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
1
16
1
16
1
17
1
17
1
18
1
18
16
Program Peningkatan peran serta kepemudaan
1
18
20
Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga
1
18
21
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga
1
19
1
19
16
Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak
Kriminal
1
19
17
Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
1
19
21
Program Pendidikan Politik Masyarakat
1
19
23
Program Pengembangan Kehidupan Demokrasi Dalam Pilkada
1
19
24
Program Pendidikan Kepamongprajaan
1
20
1
20
15
1
20
16
1
20
17
1
20
20
1
20
21
Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan
Aparatur Pengawasan
1
20
23
Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi
1
20
26
Program Penataan Peraturan Perundang-undangan
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Penanaman Modal
15
Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
Kebudayaan
16
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
Pemuda dan Olah Raga
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Otda, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat
Daerah
Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah / Wakil
Kepala Daerah
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan
Daerah
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab IV
IV.21
1
20
28
Program Penataan dan Pengembangan Organisasi Pemerintah
Daerah
1
20
29
Program Pengadaan, Pembangunan, Peningkatan dan Rehabilitasi
Sarana dan Prasarana Aparatur
1
20
30
Program Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah
1
20
33
Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah
1
20
35
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
1
20
36
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
1
20
38
Program Peningkatan Pembinaan Keagamaan
1
20
39
Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Pemerintah
1
22
1
22
1
24
1
24
1
25
1
25
1
26
1
26
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
18
Program Peningkatan Partisipasi masyarakat Kelurahan dan
Kecamatan dalam Pembangunan
Kearsipan
16
Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen / Arsip Daerah
Komunikasi dan Informatika
15
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
15
Perpustakaan
Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan
Perpustakaan
URUSAN PILIHAN
17
Pertanian
Program Pengembangan Produk Pertanian, Peternakan dan
Perikanan
Pariwisata
2
2
1
2
1
2
4
2
4
15
Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
2
4
16
Program Pengembangan Destinasi Kepariwisataan
2
6
2
6
15
Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan
2
6
17
Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
2
6
19
Program Pembinaan Pedagang / Usaha Informal
2
6
20
Program penataan prasarana dan peningkatan pelayanan Pasar
2
7
2
7
16
Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
2
7
17
Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
Perdagangan
Perindustrian
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab IV
IV.22
Selanjutnya, kebijakan belanja langsung meliputi secara garis besar dibagi ke
dalam kebijakan belanja langsung penunjang urusan dan belanja
langsung urusan. Prioritas pelaksanaan kebijakan belanja langsung tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut:
1)
Belanja Langsung Penunjang Urusan; adalah belanja langsung yang
tidak terkait langsung dengan pelaksanaan salah satu urusan
pemerintahan. Pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja TA
2014, kebijakan belanja langsung penunjang urusan secara umum
diarahkan untuk memberikan dukungan terhadap kegiatan dalam
rangka pelaksanaan urusan pemerintahan pada setiap SKPD. Oleh
karenanya, kebijakan belanja langsung penunjang urusan diarahkan
pada :
1. Peningkatan pelayanan administrasi perkantoran, antara lain
diupayakan melalui peningkatan kesejahteraan dengan rencana
menaikan tunjangan daerah dan tunjangan kinerja tahunan;
2. Peningkatan sumber daya aparatur, melalui pengiriman pegawai ke
diklat ;
3. Pemenuhan sarana dan prasarana aparatur, melalui pemeliharaan
peralatan dan perlengkapan kantor;
4. Pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan,
melalui pembuatan laporan keuangan dan capaian kinerja
(progress kegiatan) bulanan, semesteran dan tahunan.
5. Dalam rangka efisiensi perlu dilakukan kajian menyeluruh
terhadap alokasi belanja ini dengan memperhatikan beban
kinerjaan menghentikan penerimaan Tenaga Kontrak Kerja pada
tahun 2014.
2)
Belanja Langsung Urusan, yaitu anggaran belanja untuk kegiatan
dalam rangka melaksanakan salah satu atau beberapa urusan
pemerintahan seperti urusan pendidikan, kesehatan, pemerintahan
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab IV
IV.23
umum, infrastruktur serta urusan pemerintahan yang lain. Secara garis
besar kebijakan belanja langsung dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
Belanja Langsung agar diprioritaskan pada upaya pemenuhan
kebutuhan dasar masyarakat sesuai kebutuhan dan dinamika sosial
yang
berkembang
dalam
meningkatkan
kesejahteraan
dan
pelayanan umum kepada masyarakat.
2.
Belanja langsung dalam konteks pembangunan infrastruktur /
suprastruktur diupayakan untuk melibatkan partisipasi swasta
dan
masyarakat,
agar
dapat
mendukung
kemandirian
perekonomian masyarakat yang lebih jauh akan berdampak positif
pada reduksi beban APBD, dan menciptakan lapangan kerja baru
serta menumbuhkan rasa memiliki.
3.
Belanja Langsung, agar dialokasikan
untuk pembangunan
kebutuhan pelayanan dasar masyarakat dalam menciptakan
keserasian pembangunan antar kawasan di Kota Bekasi (merujuk
pada pola pembangunan Bagian Wilayah Kota / BWK), yang
diarahkan untuk :
a. Pembiayaan subsidi operasional pendidikan, pembangunan
gedung sekolah, penambahan unit kelas rehabilitasi ruang kelas
SD dan SLTP / SLTA serta sarana dan prasarana penunjang
kegiatan pendidikan untuk mendukung Wajib Belajar 12 Tahun;
b. Pembiayaan
subsidi
operasional
pelayanan
kesehatan
dialokasikan untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas
layanan kesehatan khususnya bagi masyarakat yang tidak
mampu.
c. Pembangunan/
rehabilitasi
infrastruktur
jaringan
jalan,
termasuk prasarana dan sarana transportasi perkotaan, untuk
meningkatkan mobilitas arus barang dan produktivitas kegiatan
perdagangan jasa yang menunjang pertumbuhan ekonomi
kerakyatan, ekonomi lokal dan ekonomi regional;
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab IV
IV.24
d. Pengembangan,
pembangunan/
rehabilitasi
pusat-pusat
perdagangan dan industri sebagai penggerak pertumbuhan
ekonomi dalam skala mikro, kecil dan menengah;
e. Pemberdayaan
masyarakat
dalam
rangka
pengentasan
kemiskinan, keterbelakangan dan keterpencilan.
4.5
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahun 2014
Berdasarkan sejumlah kebijakan umum anggaran pendapatan dan belanja
sebagaimana dipaparkan di atas, maka Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Kota Bekasi Tahun 2014 dapat diproyeksikan ringkasannya sebagai
berikut:
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab IV
IV.25
Tabel 4.4
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(RAPBD) Kota Bekasi Tahun 2014
No
URAIAN
PROYEKSI TA.2014
I
PENDAPATAN
2,926,191,154,800.00
1.1
PENDAPATAN ASLI DAERAH
1,045,728,151,600.00
811,861,720,700.00
1.1.1
Pendapatan Pajak Daerah
1.1.2
Hasil Retribusi Daerah
50,493,221,250.00
1.1.3
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
11,827,021,850.00
1.1.4
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
1.2
DANA PERIMBANGAN
171,546,187,800.00
1,345,328,324,600.00
140,490,991,600.00
1.2.1
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
1.2.2
Dana Alokasi Umum
1,133,417,253,000.00
1.2.3
Dana Alokasi Khusus
71,420,080,000.00
1.3
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah
1.3.1
Daerah Lainnya
1.3.2
1.3.3
II
2.1
535,134,678,600.00
535,134,678,600.00
0.00
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah
Lainnya
0.00
BELANJA
3,276,360,785,000.00
BELANJA TIDAK LANGSUNG
1,169,600,259,510.00
1,071,830,597,310.00
2.1.1.
Belanja Pegawai
2.1.2
Belanja Bunga
300,000,000.00
2.1.3
Belanja Hibah
67,653,320,000.00
2.1.4
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Keuangan kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa
24,911,323,200.00
2.1.5
2.1.6
2.2
2.2.1
2.2.2
BELANJA LANGSUNG
Belanja Langsung Penunjang Urusan
Belanja Langsung Urusan
III
PEMBIAYAAN NETTO
3.1
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya
(SILPA)
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
3.2
4,000,000,000.00
Belanja Tidak Terduga
SURPLUS (DEFISIT)
3.1.1
905,019,000.00
2,106,760,525,490.00
178,617,992,570.00
1,928,142,532,920.00
-350,169,630,200.00
350,169,630,200.00
387,465,618,321.00
387,465,618,321.00
37,295,988,121.00
3.2.2
Penyertaan Modal (Investasi) Daerah
29,500,000,000.00
3.2.3
Dana Bergulir
7,465,618,321.00
3.2.4
Pembayaran Pokok Utang
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab IV
330,369,800.00
IV.26
BAB V
PENUTUP
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun 2014 merupakan pedoman
pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2014 yang berisi ketentuan-ketentuan
yang telah disepakati oleh Pemerintah Kota Bekasi dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi. Kebijakan Umum APBD berfungsi
sebagai acuan dalam penyusunan Rancangan APBD Kota Bekasi Tahun
Anggaran 2014, yang merupakan panduan untuk Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) dalam menyusun dan melaksanakan program dan
kegiatannya
Sesuai dengan amanat pasal 105 ayat 3c Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 juncto Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59
Tahun 2007 juncto Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, pembahasan KUA dan PPAS
diharapkan dapat berlangsung sesuai dengan jadwal waktu perencanaan
yang telah ditentukan sehingga tidak menyebabkan mundurnya proses
penyusunan, penyampaian dan pembahasan RAPBD Tahun 2014.
Semoga Allah SWT., Tuhan Yang Maha Esa meridhoi setiap ikhtiar yang
dilakukan dalam rangka membangun dan mensejahterakan masyarakat Kota
Bekasi sesuai dengan visi Kota Bekasi yang “Maju, Sejahtera, dan Ihsan”.
Amien yaa Robbal ‘alamiin..
Bekasi,
Desember 2013
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 | Bab V
V.1
NOTA KESEPAKATAN
ANTARA
PEMERINTAH KOTA BEKASI
DENGAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BEKASI
NOMOR
: 1633.A Tahun 2013
05 Tahun 2013
TANGGAL
: 17 DESEMBER 2013
TENTANG
KEBIJAKAN UMUM
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2014
PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI
2013
NOTA KESEPAKATAN
ANTARA
PEMERINTAH KOTA BEKASI
DENGAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BEKASI
NOMOR
: 1633.A Tahun 2013
05 Tahun 2013
TANGGAL
: 17 DESEMBER 2013
TENTANG
KEBIJAKAN UMUM
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2014
Yang bertanda tangan di bawah ini :
1.
Nama
Jabatan
Alamat Kantor
: DR.H. RAHMAT EFFENDI
: Walikota Bekasi
: Jl. A. Yani No. 1 Bekasi
bertindak selaku dan atas nama Pemerintah Kota Bekasi
2.
a. Nama
Jabatan
Alamat Kantor
b. Nama
Jabatan
Alamat Kantor
c. Nama
Jabatan
Alamat Kantor
d. Nama
Jabatan
Alamat Kantor
: H.ANDI ZABIDI,SE
: Ketua DPRD Kota Bekasi
: Jl. Chairil Anwar No. 112 Bekasi
: SUTRIYONO,S.Pd
: Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi
: Jl. Chairil Anwar No. 112 Bekasi
: H.TUMAI,SE
: Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi
: Jl. Chairil Anwar No. 112 Bekasi
: H.YUSUF NASIH,S.Sos,MM
: Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi
: Jl. Chairil Anwar No. 112 Bekasi
sebagai Pimpinan DPRD bertindak selaku dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Kota Bekasi.
Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2014 diperlukan Kebijakan Umum APBD yang
disepakati bersama antara DPRD dengan Pemerintah Daerah untuk selanjutnya dijadikan
sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD Tahun
Anggaran 2014.
Berdasarkan hal tersebut, para pihak sepakat terhadap Kebijakan Umum APBD yang meliputi
asumsi-asumsi dasar dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran 2014, kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan
daerah, yang menjadi dasar dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
APBD TA 2014.
Secara lengkap Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2014 disusun dalam Lampiran yang
menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Nota Kesepakatan ini.
Demikianlah Nota Kesepakatan ini dibuat untuk dijadikan dasar dalam penyusunan Prioritas
dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2014.
WALIKOTA BEKASI
Selaku,
PIHAK PERTAMA
PIMPINAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KOTA BEKASI
Selaku,
PIHAK KEDUA
DR.H. RAHMAT EFFENDI
H.ANDI ZABIDI,SE
KETUA
SUTRIYONO,S.Pd
WAKIL KETUA
H.TUMAI,SE
WAKIL KETUA
H.YUSUF NASIH,S.Sos,MM
WAKIL KETUA
Download