PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM MENUNJANG KINERJA UMKM (Studi Kasus Pada Sentra Industri Kampoeng Batik Laweyan Solo) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Felisia Ayuningtyas Marhanani NIM : 132114012 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM MENUNJANG KINERJA UMKM (Studi Kasus Pada Sentra Industri Kampoeng Batik Laweyan Solo) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Felisia Ayuningtyas Marhanani NIM : 132114012 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM MENUNJANG KINERJA UMKM (Studi Kasus Pada Sentra Industri Kampoeng Batik Laweyan Solo) Oleh: Felisia Ayuningtyas Marhanani NIM: 132114012 Telah Disetujui oleh: Pembimbing Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA Tanggal: 9 Mei 2017 ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM MENUNJANG KINERJA UMKM (Studi Kasus Pada Sentra Batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo) Dipersiapkan dan ditulis oleh: Felisia Ayuningtyas Marhanani NIM: 132114012 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal 13 Juni 2017 Dan dinyatakan memenuhi syarat Susunan Dewan Penguji Nama Lengkap Tanda Tangan Ketua Dr. Fr. Reni Retno Anggraeni, M.Si., Ak. ....................................... Sekretaris Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA ....................................... Anggota Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA ....................................... Anggota Dr. Fr. Reni Retno Anggraeni, M.Si., Ak. ....................................... Anggota Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA ....................................... Yogyakarta, 31 Juli 2017 Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Dekan Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A iii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Motto dan Persembahan Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur Filipi 4:6 Karya sederhana ini kupersembahkan untuk: 1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menuntun dan menyertai setiap detik waktu dihidupku 2. Papa Yohanes Marso dan Mama MTh. Hanny Budi Astuti yang senantiasa mencintaiku dan anugerah terindah dalam hidupku iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM MENUNJANG KINERJA UMKM (Studi Kasus Pada Sentra Batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo) Dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 13 Juni 2017 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan atau pendapatan atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima. Yogyakarta, 31 Juli 2017 Yang membuat pernyataan, Felisia Ayuningtyas Marhanani v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma: Nama : Felisia Ayuningtyas Marhanani Nomor Induk Mahasiswa (NIM) : 132114012 Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM MENUNJANG KINERJA UMKM (Studi Kasus Pada Sentra Batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo) beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan seharusnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 31 Juli 2017 Yang Menyatakan Felisia Ayuningtyas Marhanani vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM MENUNJANG KINERJA UMKM (Studi Kasus Pada Sentra Batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo). Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis. 2. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah membagikan ilmu dan pengalamannya dalam proses perkuliahan. 3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA. selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma yang telah membagikan ilmu dan pengalamannya dalam proses perkuliahan. vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan banyak waktu untuk membimbing dan memberi masukan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA. selaku Dosen Pendamping Akademik yang selalu membantu dalam masa-masa perkuliahan saya. 6. Papa Yohanes Marso dan Mama MTh. Hanny Budi Astuti, dan keluarga besarku tercinta atas dukungan, doa, serta bantuannya baik dalam bentuk moril maupun materiil. 7. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat dan mendoakan satu sama lain. 8. Teman-teman Akuntansi angkatan 2013 kelas A yang mendukung dan memberikan semangat serta mendoakan satu sama lain. 9. Teman-teman seperjuangan kelas MPAT yang bersama-sama dengan penulis dari menyusun proposal penelitian, bimbingan, hingga karya ini selesai. 10. Semua pihak yang banyak membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Yogyakarta, 31 Juli 2017 Felisia Ayuningtyas Marhanani viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...........................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ............................v HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA .......................................vi KATA PENGANTAR ........................................................................................vii HALAMAN DAFTAR ISI .................................................................................ix HALAMAN DAFTAR TABEL .........................................................................xii HALAMAN DAFTAR GAMBAR ....................................................................xiii ABSTRAK ..........................................................................................................xiv BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah ....................................................................1 B. Rumusan Masalah .............................................................................5 C. Batasan Masalah .................................................................................6 D. Tujuan Masalah .................................................................................6 E. Manfaat Penelitian .............................................................................6 F. Sistematika Penulisan ........................................................................7 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................9 A. Corporate Social Responsibility (CSR) .............................................9 1. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) ...................9 2. Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) ................11 3. Pengukuran Corporate Social Responsibility (CSR) dengan Menggunakan GRI G4 ................................................................12 4. Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) ........................13 B. Teori Stakeholder ...............................................................................15 C. Pembangunan Berkelanjutan (Sustainability Development) .............16 D. Usaha Menengah, Kecil, Mikro (UMKM) .........................................17 E. Kinerja ................................................................................................19 1. Kinerja Finansial (Keuangan) .......................................................20 2. Kinerja Non Finansial (Non Keuangan) .......................................21 F. Corporate Social Responsibility (CSR) pada UMKM .......................24 ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI G. Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Menunjang Kinerja ...25 H. Kerangka Konseptual Penelitian .......................................................26 BAB III METODE PENELITIAN......................................................................29 A. Jenis Penelitian ...................................................................................29 B. Populasi Sasaran .................................................................................29 C. Subjek dan Objek Penelitian...............................................................30 D. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................30 E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel ....................................30 1. Variabel Kinerja UMKM ...........................................................30 2. Variabel Corporate Social Responsibility (CSR) .......................31 F. Jenis dan Sumber Data .......................................................................32 G. Teknik Pengumpulan Data .................................................................33 1. Kuesioner ......................................................................................33 2. Wawancara ...................................................................................33 H. Teknik Analisis Data ..........................................................................34 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ...................................37 A. Sejarah dan Letak Geografis Kampoeng Batik Laweyan ...................37 B. Tujuan, Visi, dan Misi Kampoeng Batik Laweyan ...........................39 C. Struktur Organisasi Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL) .................................................41 D. Bidang Usaha Kampoeng Batik Laweyan .........................................41 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ..........................................43 A. Karakteristik Responden Penelitian ...................................................43 1. Status UMKM Batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo.............43 2. Lama Usaha UMKM Batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo ..43 3. Jenis Kelamin Responden.............................................................44 4. Usia Responden ............................................................................44 5. Pendidikan Terakhir dan Pekerjaan Utama Responden ...............45 6. Jumlah Tenaga Kerja UMKM Batik ............................................46 B. Hasil Analisis Data ............................................................................47 1. Implementasi CSR UMKM Batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo ...................................................47 2. Implementasi CSR dalam Menunjang Kinerja UMKM ...............69 C. Pembahasan .......................................................................................78 1. Implementasi CSR di Kampoeng Batik Laweyan ........................78 2. Implementasi CSR dalam Menunjang Kinerja Keuangan ............79 3. Implementasi CSR dalam Menunjang Kinerja Non Keuangan ....80 BAB VI PENUTUP ...........................................................................................83 A. Kesimpulan ........................................................................................83 B. Keterbatasan Penelitian .....................................................................84 C. Saran ..................................................................................................84 x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................86 LAMPIRAN ........................................................................................................88 xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel 5.1 Lama Usaha UMKM Batik ................................................................44 Tabel 5.2 Jenis Kelamin Responden ..................................................................44 Tabel 5.3 Responden Berdasarkan Usia Responden ...........................................45 Tabel 5.4 Pendidikan Terakhir Responden .........................................................45 Tabel 5.5 Jumlah Tenaga Kerja UMKM batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo ....................................................................46 Tabel 5.6 Corporate Social Responsibility Index (CSRi) ...................................48 Tabel 5.7 Distribusi Jawaban Kuesioner Responden Pada Kategori Ekonomi .53 Tabel 5.8 Distribusi Jawaban Kuesioner Responden Pada Kategori Lingkungan .................................................................................57 Tabel 5.9 Distribusi Jawaban Kuesioner Responden Pada Kategori Sosial Dimensi Praktik Ketenagakerjaan dan Kenyamanan Bekerja ..63 Tabel 5.10 Profit Margin Tahunan dari Setiap UMKM Batik yang Menjadi Responden .........................................69 Tabel 5.11 Analisis Crosstabulation CSR dengan Profit Margin .....................74 xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Menunjang Kinerja UMKM ...............................................................................27 Gambar 4.1 Batik Tirto Tedjo ............................................................................42 Gambar 4.2 Batik Truntum ................................................................................42 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM MENUNJANG KINERJA UMKM (Studi Kasus Pada Sentra Batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo) Felisia Ayuningtyas Marhanani NIM: 132114012 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2017 Penelitian sebelumnya meneliti mengenai implementasi CSR yang dilakukan oleh perusahaan dalam skala besar. Untuk itu perlu digali apakah implementasi CSR yang dilakukan oleh UMKM dapat menunjang kinerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi CSR dalam menunjang kinerja UMKM batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo, baik kinerja keuangan maupun kinerja non keuangan. Populasi sasaran berjumlah 20 UMKM batik yang memproduksi batik tulis, batik cap, maupun batik printing. Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif yang disajikan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi CSR yang dilakukan oleh UMKM batik sebagian besar tidak menunjang kinerja keuangan yang ditunjukkan dari keterkaitan Corporate Social Responsibility Index (CSRi) dengan profit margin. Tetapi implementasi CSR yang dilakukan oleh pemilik UMKM batik memiliki dampak yang baik untuk kinerja non keuangan seperti adanya pemesanan kembali dari pelanggan dan perluasan wilayah pemasaran. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pemilik UMKM dalam melakukan CSR sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja. Kata kunci : Corporate Social Responsibility (CSR), kinerja keuangan, kinerja non keuangan xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT THE IMPLEMENTATION OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) IN SUPPORTING THE MICRO, SMALL, AND MEDIUM ENTERPRISES (MSMEs) PERFORMANCE (Case Study at Batik Central in Kampoeng Batik Laweyan Solo) Felisia Ayuningtyas Marhanani Student Number: 132114012 Sanata Dharma University Yogyakarta 2017 Previous studies examined the implementation of CSR by large scale companies. So, it needs to be explored whether the implementation of CSR conducted by MSMEs can support their performance. This study aims to determine the implementation of CSR in supporting the performance of batik industry in Kampoeng Batik Laweyan Solo, both financial and non-financial performance. Targeted population was 20 MSMEs producing handmade batik, stamp batik, and printing batik. The type of data used is qualitative data presented descriptively. The result showed that the implementation of CSR conducted by MSMEs batik mostly did not support the financial performance.It showed from the correlation of Corporate Social Responsibility Index (CSRi) with their profit margin. However, the implementation of CSR from MSMEs batik industry have a good impact to non-financial performance such as the customer’s repeat order and the expansion of marketing areas. This research gave contribution for MSMEs in doing CSR as an effort to improve their performance. Keywords: Corporate Social Responsibility (CSR), financial performance, nonfinancial performance xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat menyadari pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup dan dampak dari kegiatan produksi industri seperti pemanfaatan sumber daya yang berlebih dan pembuangan limbah. Industri dalam menjalankan bisnisnya tidak hanya berupaya untuk meningkatkan profit saja, tetapi lebih dari itu industri juga diharapkan untuk memperhatikan keadaan lingkungan dan sosial yang ada di sekitar industri. Tidak hanya industri–industri dalam skala besar saja, tetapi UMKM juga mulai dituntut untuk dapat memperhatikan keadaan lingkungan dan sosial sekitarnya. UMKM sebagai ujung tombak perekonomian Indonesia diharapkan dapat memberikan perhatian terhadap permasalahan–permasalahan lingkungan dan sosial yang ada disekitarnya dan melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). UMKM memiliki posisi yang strategis karena tidak memerlukan modal yang besar sehingga pemilik modal mudah untuk mendirikannya. Selain itu, dari sisi tenaga kerja, UMKM di Indonesia tidak memberlakukan syarat pendidikan formal hingga jenjang tertentu, tetapi lebih mengutamakan pada kreativitas dan ketekunan. UMKM di Indonesia memiliki jenis yang beraneka ragam seperti makanan tradisional dan 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 kerajinan. Batik sebagai salah satu icon budaya Indonesia kini telah merambah di kancah internasional. Selain ciri budaya Indonesia, setiap jenis batik memiliki filosofi tersendiri dan hal ini yang membuat batik bernilai tinggi. Banyaknya permintaan akan batik mengiringi munculnya sentra batik di berbagai kota, salah satunya di Kampoeng Batik Laweyan Solo. UMKM batik yang semakin banyak diharapkan memperhatikan keadaan lingkungan dan sosial yang ada di sekitarnya. Dalam proses produksinya, pembuatan batik menghasilkan limbah seperti sisa malam, air sisa pencelupan, zat–zat kimia seperti pewarna, dan sisa potongan kain. Adanya limbah yang dihasilkan dari pembuatan batik, mendorong UMKM batik melakukan tanggung jawabnya terhadap pelestarian dan menjaga lingkungan. Salah satu program CSR yang dilakukan adalah pembuatan IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah) yang bekerja sama dengan pemerintah. IPAL berfungsi untuk menghilangkan zat kimia berbahaya yang terkandung dalam pewarna kain. Selain menjaga lingkungan sekitar, UMKM juga diharapkan untuk memperhatikan keadaan sosial seperti kesejahteraan tenaga kerja, keselamatan tenaga kerja, dan kegiatan untuk pengembangan masyarakat sekitar. Selain untuk program CSR yang berkelanjutan, hal ini dilakukan oleh pemilik UMKM batik untuk menjaga keharmonisan dengan masyarakat sekitar. UMKM yang menerapkan program CSR tentunya akan menaikkan harga–harga produk guna menutup biaya yang dikeluarkan untuk CSR. Biaya CSR yang dikeluarkan akan menjadi beban bagi UMKM, tetapi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 dengan melaksanakan program CSR citra dan nama baik industri akan meningkat. Selain itu, program–program CSR merupakan sarana untuk menunjang kinerja dari UMKM itu sendiri. Adanya perhatian industri dalam tanggung jawab sosial memberikan manfaat jangka panjang yaitu adanya peningkatan penjualan yang diikuti dengan adanya peningkatan laba. Peningkatan penjualan dan laba dapat digunakan untuk mengukur kinerja dari industri tersebut. Kinerja suatu perusahaan dapat diukur berdasarkan penghasilan bersih (laba) sebagai dasar bagi ukuran lain seperti imbalan investasi atau penghasilan per saham (Harmono, 2009:23). Selain kinerja keuangan, CSR juga dapat menunjang kinerja non keuangan. Banyak perusahaan yang mengimplementasikan ukuran–ukuran kinerja non keuangan bersama dengan ukuran–ukuran kinerja keuangan (Krismiaji dan Aryani, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Supit, dkk. (2014) menunjukkan bahwa kinerja non keuangan dapat dilihat melalui prestasi kerja karyawan, kualitas produk, perkembangan perusahaan, dan lingkungan kerja. Prestasi karyawan yang tinggi tentunya akan menghasilkan produk dalam jumlah yang banyak dengan kualitas tinggi. Prestasi kerja dari karyawan dapat meningkat dengan adanya pemberian pelatihan. Tidak hanya memberikan pelatihan untuk meningkatkan prestasi kerja, tetapi pelatihan yang diberikan oleh pemilik industri juga dapat berkaitan dengan pengolahan limbah. Namun, belum semua pemilik UMKM batik menyadari bahwa implementasi CSR yang dilakukan dapat menunjang kinerja industri. Kesadaran pemilik UMKM sangat diperlukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 karena dengan kesadaran inilah implementasi CSR dapat dilakukan secara optimal sehingga kinerja dari industri juga akan baik. Penelitian yang dilakukan oleh Ekadjaja dan Bunadi (2012) menunjukkan bahwa CSR memiliki pengaruh terhadap Return On Assets (ROA). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ekadjaja dan Bunadi (2012) tersebut terdapat penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lindrawati, dkk. (2008) yang menunjukkan bahwa pengungkapan informasi CSR dalam laporan keuangan akan mempengaruhi nilai Return On Assets (ROA). Penelitian ini juga menunjukkan hasil bahwa CSR memiliki pengaruh terhadap Return On Equity (ROE). Hal ini karena perusahaan yang mengungkapkan CSR lebih banyak, maka kinerja keuangan perusahaan lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mengungkapkan CSR. Penelitian ini penting dilakukan karena masih terbatasnya penelitian mengenai implementasi Corporate Social Responsibility dalam menunjang kinerja pada UMKM. Penelitan-penelitian sebelumnya kebanyakan meneliti mengenai implementasi CSR dalam menunjang kinerja yang dilakukan pada perusahaan skala besar. Selain itu, banyak penelitian sebelumnya yang hanya memfokuskan pada kinerja keuangan tetapi tidak membahas mengenai kinerja non keuangan. UMKM sebagai unit bisnis juga perlu untuk mengetahui dan menyadari bahwa programprogram CSR yang dilakukan dapat menunjang kinerja keuangan dan kinerja non keuangan dari UMKM tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada UMKM batik karena industri yang memiliki banyak konsumen ini menghasilkan limbah dalam jumlah banyak dan beraneka ragam yang dapat merusak lingkungan. UMKM batik juga diharapkan memiliki kepedulian kepada kesejahteraan tenaga kerja. Selain itu, penulis juga tertarik untuk melihat sejauh mana implementasi CSR dalam menunjang kinerja UMKM batik. Oleh karena itu, penulis akan melakukan penelitian ini dengan judul “IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM MENUNJANG KINERJA UMKM BATIK” dengan studi kasus pada UKM batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) menunjang kinerja UMKM batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo?” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 C. Batasan Penelitian Batasan penelitian terletak pada variabel penelitian, yaitu pada item pernyataan Corporate Social Responsibility (CSR). Penelitian ini menggunakan implementasi CSR terkait dengan tiga kategori, yaitu kategori ekonomi, lingkungan, dan sosial tetapi pada kategori sosial dimensi yang digunakan adalah dimensi praktik tenaga kerja dan kenyamanan bekerja. Kategori sosial dengan dimensi praktik tenaga kerja dan kenyamanan bekerja digunakan sebagai batasan masalah karena CSR pada kategori dan dimensi tersebut merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan oleh pemilik UMKM kepada tenaga kerjanya untuk menjaga loyalitas dan hubungan baik dengan tenaga kerja. D. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut: Mengetahui apakah implementasi CSR menunjang kinerja dari UMKM batik yang ada di Kampoeng Batik Laweyan Solo. E. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan yang telah diuraikan di atas, maka manfaat dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagi UMKM batik kawasan Kampoeng Batik Laweyan Solo Penelitian ini dapat memberikan saran untuk pemilik UMKM batik di kawasan Kampoeng Batik Laweyan mengenai implementasi CSR PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 dalam menunjang kinerja UMKM. Hal ini dapat dijadikan sebagai acuan pemilik dalam menunjang kinerja. 2. Bagi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi tentang implementasi CSR dalam menunjang kinerja UMKM batik dan dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi Peneliti Penyusunan skripsi ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan pengetahuan penulis dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah diperoleh untuk dilaksanakan di lapangan. F. SISTEMATIKA PENULISAN Untuk mempermudah dalam proses penulisan, penulis masalah, rumusan menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Uraian tentang latar belakang masalah,batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. Bab II : Landasan Teori Uraian tentang teori–teori yang mendukung topik penelitian yang akan digunakan peneliti dalam membahas permasalahan yang ada. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 Bab III : Metode Penelitian Pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang digunakan meliputi jenis penelitian, populasi dan sampel, tempat dan waktu penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan Pada bab ini, penulis akan menggambarkan secara umum perusahaan yang diambil sebagai sampel penelitian dan gamabaran umum data yang akan digunakan dalam penelitian. Bab V : Analisis Data dan Pembahasan Uraian analisis data dan pembahasan sesuai dengan temuan yang ada di lapangan. Bab VI : Penutup Dalam bab ini berisi kesimpulan dari penelitian, keterbatasan selanjutnya. penelitian, dan saran bagi penelitian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II LANDASAN TEORI A. Corporate Social Responsibility (CSR) 1. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan dalam menjalankan bisnisnya selalu berusaha untuk meningkatkan citra perusahaan, salah satunya dengan melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang berkelanjutan. Tidak hanya mengejar kepentingan bisnis untuk pencapaian profit yang optimal, tetapi perusahaan dituntut juga untuk menjaga hubungan baik dengan lingkungan dan sosial. Selain untuk memenuhi tanggung jawab sosialnya, CSR juga digunakan sebagai salah satu upaya untuk menunjang kinerja perusahaan dan sebagai upaya dalam memenangkan persaingan bisnis. Selain itu, perusahaan yang memberikan program – program CSR akan memiliki citra yang baik dan konsumen akan loyal sehingga penjualan meningkat yang diikuti dengan adanya peningkatan profit. Elkington (1998) dalam Mardikanto (2014) untuk menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan memfokuskan perhatiannya pada 3 hal yaitu keuntungan (profit), masyarakat (people), dan lingkungan (planet). Achda (2007) dalam Harmoni dan Ade Andriyani (2008) menyatakan CSR adalah komitmen perusahaan untuk mempertanggungjawabkan dampak operasinya dalam dimensi sosial, 9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 ekonomi, dan lingkungan serta terus-menerus menjaga agar dampak tersebut menyumbang manfaat kepada masyarakat dan lingkungan hidupnya. Menurut Suharto (2008) dalam Azizah (2011) menyatakan CSR adalah operasi bisnis yang berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, melainkan pula untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara holistik, melembaga, dan berkelanjutan. Definisi CSR menurut World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, bekerja dengan karyawan, keluarga mereka dan masyarakat lokal. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan, maka dirilis ISO 26000 tentang International Guidance for Social Responsibility. Definisi CSR dari ISO 26000 adalah tanggung jawab organisasi terkait dengan dampak, keputusan, dan kegiatan di masyarakat dan lingkungan, melalui perilaku yang transparan dan etis yang memberikan kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat; memperhitungkan harapan pemangku kepentingan, adalah sesuai dengan hukum yang berlaku dan konsisten dengan norma–norma perilaku internasional, dan terintegrasi di seluruh organisasi dan dipraktikkan dalam hubungannya (Mardikanto, 2014:97). Dari beberapa definisi mengenai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 CSR di atas, dapat disimpulkan bahwa CSR merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menjaga lingkungan dan menjamin kesejahteraan karyawan serta masyarakat sekitar. 2. Implementasi Program CSR Dalam pelaksanaannya, penerapan program CSR melibatkan beberapa pihak yaitu perusahaan, LSM, masyarakat, dan pemerintah. Menurut Solihin (2011), terdapat 3 kondisi yang akan menjamin terlaksananya program CSR, yaitu : a. Implementasi CSR memperoleh persetujuan dan dukungan dari manajemen puncak perusahaan. Apabila program CSR mendapat persetujuan dari manajemen puncak, maka pelaksanaan program CSR akan secara penuh memperoleh sumber daya dari perusahaan. Sumber daya yang diperoleh ini meliputi sumber daya finansial dan sumber daya manusia. b. Ditetapkannya pola hubungan (relationship) di antara pihak – pihak yang terlibat secara jelas. Hal ini akan meningkatkan kualitas koordinasi pelaksanaan program CSR. c. Adanya pengelolaan program yang baik. Terwujudnya pengelolaan program yang baik akan terwujud apabila terdapat kejelasan tujuan program dan terdapat kesepakatan mengenai strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan program dari para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan CSR. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 3. Pengukuran CSR dengan Menggunakan GRI (Global Reporting Initiative) G4 Pengukuran CSR dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti CSP (Corporate Social Performance) dan ISO 26000. Pengukuran CSR dengan menggunakan CSP ini dapat diukur dengan menggunakan elemen individual dan elemen kolektif. Namun, pada elemen kolektif, CSP cenderung akan terpengaruh oleh perbedaan yang disebabkan industri (Mardikanto, 2014). Sementara, berdasarkan ISO 26000, penerapan CSR sebaiknya terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi yang mencakup 7 isu pokok dari ISO 26000. Apabila suatu industri sangat peduli terhadap salah satu isu tetapi tidak mempedulikan isu lain, maka sesuai konsep ISO 26000 industri tersebut belum melaksanakan tanggung jawab sosial secara utuh (Forum CSR Kessos RI). Oleh karena itu, pengukuran CSR dapat dilakukan dengan menggunakan metode pengukuran lain yaitu GRI G4. Metode ini dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative (GRI). Variabel dalam pengukuran metode GRI G4 terdiri dari: a. Kategori ekonomi b. Kategori lingkungan c. Kategori sosial, yang memiliki sub kategori sebagai berikut : 1) Praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja 2) Hak Asasi Manusia (HAM) 3) Masyarakat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 4) Tanggung jawab atas produk Pengukuran Corporate Social Responsibility dilakukan dengan melakukan checklist item-item yang terdapat pada GRI G4. Setelah checklist dilakukan, maka dapat dihitung indeks dari pengungkapan program CSR yang dilakukan dengan menggunakan CSRi (Corporate Social Responsibility Index) (Angela, 2015). 4. Manfaat Corporate Social Responsibility Tanggung jawab sosial merupakan hal yang penting dalam suatu perusahaan baik dalam skala bisnis besar, menengah, kecil, maupun unit usaha mikro. Implementasi CSR merupakan komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan melalui praktik bisnis. CSR dilakukan bukan sebagai bentuk amal industri tetapi lebih dari itu, CSR merupakan strategi bisnis baru bagi suatu industri seperti untuk meningkatkan citra positif perusahaan di mata masyarakat. Selain itu, CSR juga sebagai salah satu bentuk tanggung jawab perusahaan kepada stakeholder. Mardikanto (2014) menguraikan 3 manfaat CSR untuk stakeholder sebagai berikut: a. Manfaat CSR bagi masyarakat Perusahaan yang memperhatikan masyarakat dan lingkungan dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat serta ikut berpartisipasi dalam usaha pelestarian lingkungan. CSR memberikan manfaat kepada masyarakat dalam bentuk: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 1) Peluang penciptaan kesempatan kerja, pengalaman kerja, dan pelatihan 2) Pendanaan investasi komunitas dan pengembangan infrastruktur 3) Keahlian komersial 4) Kompetensi teknis dan personal individual pekerja yang terlibat 5) Representasi bisnis sebagai promosi bagi prakarsa–prakarsa komunitas b. Manfaat CSR bagi pemerintah CSR yang dilakukan oleh perusahaan memberikan kontribusi kepada pemerintah sebagai berikut: 1) Dukungan pembiayaan karena keterbatasan anggaran pemerintah untuk membiayai pembangunan yang berkaitan dengan kemiskinan 2) Dukungan sarana dan prasarana yang dimiliki maupun dibangun melalui kegiatan CSR 3) Dukungan keahlian yang diwujudkan dalam program pengembangan kapasitas masyarakat 4) Keterlibatan LSM dalam kegiatan CSR merupakan sumber belajar dalam menumbuhkan, menggerakkan, dan memelihara partisipasi masyarakat dalam pembangunan c. Manfaat CSR bagi korporasi Manfaat CSR bagi korporasi sebagai berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 1) Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek perusahaan 2) Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial 3) Melebarkan akses sumber daya bagi operasi sosial 4) Membuka peluang pasar yang lebih luas 5) Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah 6) Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan 7) Peluang mendapatkan penghargaan B. Teori Stakeholder Dalam perkembangannya, terdapat teori–teori yang melandasi pemikiran tentang CSR, salah satunya adalah teori stakeholder. Perusahaan harus memperhatikan kepentingan pihak-pihak berkepentingan (stakeholder), karena stakeholder memiliki pengaruh yang besar bagi keberlangsungan hidup seluruh perusahaan (Azizah, 2011). Menurut Freeman (1984) dalam Mardikanto (2014), CSR sebagai strategi memuaskan stakeholder merupakan praktik bisnis yang terus menerus menjaga kepuasan dan loyalitas pelanggan eksternal. Menurut Lako (2011) dalam Heryani dan Zunaidah (2013) menyatakan bahwa teori ini juga mengatakan bahwa kesuksesan dan hidup mati perusahaan tergantung pada kemampuan perusahaan dalam menyeimbangkan kepentingan dari para stakeholder. Selanjutnya, peningkatan aksesibilitas dalam memperoleh permodalan, aksesibilitas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 pemasaran produk, serta aksesibilitas kebijakan untuk memperoleh dukungan politik dari pemerintah dan tokoh–tokoh masyarakat. Dalam teori ini, perusahaan tidak hanya bertanggung jawab pada pemilik modal saja (shareholder), tetapi juga harus memperhatikan tanggung jawab kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) baik stakeholder internal maupun eksternal (Heryani dan Zunaidah, 2013). Stakeholder internal meliputi pemilik, karyawan, pelanggan dan pemasok, sedangkan stakeholder eksternal meliputi masyarakat dan pemerintah. Menurut Mardikanto (2014), teori stakeholder memberikan beberapa manfaat, yaitu : a. Organisasi dapat menggunakan CSR sebagai instrumen untuk mencapai tujuan stakeholder. b. Pendekatan stakeholder memaksimalkan kekayaan memungkinkan pemegang perusahaan saham, sementara untuk juga meningkatkan total nilai tambah. c. Kemampuan manajemen pemangku kepentingan akan terkait secara positif dengan pengembangan strategi lingkungan yang proaktif oleh UKM. C. Pembangunan Berkelanjutan (Sustainability Development) Dalam UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU PPLH), pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Konsep pembangunan berkelanjutan mengintegrasi masalah lingkungan, sosial dan ekonomi. Sementara, Budimanta (2005) dalam Mardikanto (2014:15) mendefinisikan pembangunan berkelanjuatan sebagai suatu cara pandang mengenai kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana dalam kerangka peningkatan kesejahteraan, kualitas kehidupan dan lingkungan umat manusia tanpa mengurangi akses dan kesempatan kepada generasi yang akan datang untuk menikmati dan memanfaatkannya. Program CSR merupakan salah satu bentuk investasi industri untuk pembangunan berkelanjutan. D. UMKM (Usaha Menengah, Kecil, Mikro) Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah pada Bab I (Ketentuan Umum) Pasal 1 dari UU tersebut, dinyatakan bahwa: a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam UndangUndang ini. Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dinyatakan sebagai berikut: a. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut: 1. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2. memiliki hasil penjualan tahunan Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). b. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: paling banyak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 1. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). c. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut: 1. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah). E. Kinerja Keberhasilan suatu industri dalam menjalankan bisnisnya dapat dilihat dari kinerja industri tersebut. Kinerja merupakan suatu hal yang penting dalam suatu industri. Hal ini karena dengan kinerja yang baik maka dapat diketahui apakah industri menggunakan dan mengelola sumber dayanya dengan baik dan optimal. Menurut Ivancevich (2008) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 dalam Noor (2013), kinerja didefinisikan sebagai kontribusi individu baik positif maupun negatif yang diberikan individu pada organisasinya. Sementara, Sucipto (2003) mendefinisikan kinerja sebagai penentuan ukuran–ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Dalam pengelolaan kinerja sebaiknya dilakukan secara kolaboratif dan kooperatif antara pegawai, pemimpin, dan organisasi melalui pemahaman dan penjelasan kinerja dalam suatu kerangka kerja atas tujuan–tujuan terencana, standar, dan kompetensi yang disetujui bersama (Noor, 2013:270). Azizah (2011) menyatakan bahwa kinerja merupakan pencapaian hasil dari suatu pekerjaan yang telah dilakukan baik oleh individu maupun suatu organisasi. Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan ukuran untuk mengetahui keberhasilan dari suatu industri yang dapat diukur melalui tingkat penjualan dan laba. Kinerja terdiri dari 2 jenis yaitu kinerja keuangan dan kinerja non keuangan. 1. Kinerja Keuangan Menurut IAI (2009) definisi kinerja keuangan berdasarkan SAK ETAP adalah hubungan antara penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi. Sementara, kinerja keuangan menurut Fahmi (2011) dalam Kaunang (2013), kinerja keuangan adalah analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja keuangan berfokus pada aspek–aspek keuangan suatu industri. Kinerja keuangan yang baik dapat dilihat dari tingkat penjualan dan tingkat laba yang dihasilkan oleh industri. Informasi mengenai kinerja keuangan tersedia dalam format laporan keuangan, tetapi tidak mudah untuk mengetahui kinerja keuangan secara langsung. Kinerja keuangan dapat diketahui dengan menggunakan alat pengukuran keuangan yaitu rasio. Rasio yang digunakan seperti current ratio, return on investment, residual income, profit margin, dan return on assets. Profit margin merupakan salah satu cara untuk mengukur kinerja keuangan dari suatu perusahaan. Gaspersz (2003) menyatakan bahwa rasio laba bersih terhadap penjualan adalah hal yang paling penting karena mampu menggambarkan kesuksesan dari suatu operasi perusahaan. Sementara, Krismiaji dan Aryani (2011) mendefinisikan profit margin sebagai ukuran persentase dari tiap rupiah penjualan yang dihasilkan dalam laba bersih. 2. Kinerja Non Keuangan Selain melihat kinerja dari sisi keuangan, dapat juga dilihat kinerja dari sisi non keuangan. Kinerja non keuangan muncul karena terdapat kelemahan–kelemahan dalam kinerja keuangan seperti mengutamakan efisiensi tenaga kerja langsung dan terlalu mementingkan hasil–hasil keuangan jangka pendek. Adanya kelemahan kinerja keuangan tersebut mendorong adanya pengembangan konsep baru yang lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 fleksibel dan dinamis. Menurut Ittner dan Larcker dalam Krismiaji dan Aryani (2011), kinerja non keuangan memberikan beberapa manfaat, diantaranya sebagai berikut: a. Para manajer dapat memperoleh informasi yang cepat mengenai perkembangan bisnis mereka sebelum laporan keuangan diterbitkan b. Karyawan dapat memperoleh informasi yang lebih terpercaya mengenai tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis perusahaan c. Investor menerima informasi yang lebih akurat mengenai kinerja perusahaan secara keseluruhan karena ukuran–ukuran kinerja non keuangan biasanya tergambarkan dalam nilai aset tidak berwujud seperti produktivitas riset dan pengembangan. Krismiaji dan Aryani (2011) mengidentifikasikan ukuran–ukuran kinerja non keuangan sebagai berikut: a. Ukuran efisiensi Ukuran ini digunakan untuk melacak indikator intra organisasi. Efisiensi digunakan untuk menentukan apakah suatu unit bisnis telah menggunakan sumber daya dan proses internal dengan efisien. b. Ukuran inovasi Ukuran ini digunakan untuk menilai kapasitas inovasi organisasi dan mengukur hal–hal seperti jumlah hak paten baru, jumlah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 produk baru, waktu proses yang diperlukan untuk mengirim produk baru ke pasar, dan waktu yang diperlukan untuk membangun suatu produk generasi yang akan datang. c. Ukuran pembelajaran dan pertumbuhan Ukuran ini digunakan untuk menilai kapasitas pembelajaran suatu organisasi guna meningkatkan pertumbuhan organisasi jangka panjang dan mengukur hal–hal seperti kapasitas intelektual karyawan, pengembangan dan pelatihan karyawan, sistem intensif karyawan, dan perputaran karyawan. d. Ukuran pelanggan Ukuran ini digunakan untuk menilai kinerja yang mengarah ke hubungan dengan pelanggan dan menggunakan ukuran tersebut untuk mengukur pangsa pasar, waktu pelayanan pelanggan, kinerja tepat waktu, dan keterpercayaan produk. Penelitian yang dilakukan oleh Arimbawa dan Putri (2014) menunjukkan bahwa kinerja keuangan dan non keuangan sehat dilihat dari perspektif keuangan, pelanggan, bisnis internal dan pembelajaran pertumbuhan. Hasil dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang diukur dengan produktivitas karyawan menunjukkan bahwa produktivitas karyawan secara keseluruhan mengalami peningkatan walaupun sempat mengalami penurunan dalam menghasilkan pendapatan pada tahun 2009. Hal ini karena lembaga mampu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 mempertahankan dan menjaga loyalitas karyawan. Karyawan merupakan potensi yang besar bagi keberlangsungan lembaga. F. Corporate Social Responsibility (CSR) pada UMKM UMKM sebagai unit bisnis perlu untuk memberikan perhatian terhadap keadaan lingkungan dan sosial disekitarnya. Bentuk perhatian ini dapat diwujudkan dengan adanya pemberian program CSR untuk lingkungan dan untuk keadaan sosial khususnya tenaga kerja. Penggunaan sumber daya secara terus-menerus dan berlebih mendorong pemilik/pengelola untuk berusaha menghemat sumber daya yang digunakan. Selain itu, dengan adanya UMKM dapat menyerap tenaga kerja sekitar lokasi UMKM dan dapat mengurangi jumlah pengangguran. Saat ini, sudah banyak UMKM yang mulai memberikan program-program CSR tetapi belum menyadari manfaat CSR yang dilakukan. Hal ini karena kurangnya pemahaman dari pemilik/pengelola UMKM mengenai manfaat dari implementasi CSR. Penelitian yang dilakukan oleh Azizah (2011) menunjukkan bahwa UMKM batik di Pekalongan yang melakukan program CSR dalam kategori lingkungan secara aktif masih sangat minim. Hal ini karena hanya sebagian kecil dari pemilik UMKM yang menganggarkan labanya untuk menjaga lingkungan. Selain program CSR untuk lingkungan, penelitian ini juga menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil UMKM menganggarkan labanya untuk perhatian kepada tenaga kerja. yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 Sementara penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2013) menunjukkan bahwa UMKM batik di Kota Pati sudah sering melakukan program CSR. Selain itu, terdapat upaya dari UMKM batik di Kota Pati dalam meningkatkan nilai perusahaan lewat penerapan program CSR. G. Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Menunjang Kinerja Perusahaan perlu memberikan perhatian dan kepedulian khusus bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Perhatian dan kepedulian yang dilakukan oleh perusahaan diwujudkan lewat program-program CSR. Program CSR dapat diwujudkan melalui program untuk ekonomi, lingkungan, dan program untuk sosial. Dalam kategori ekonomi, CSR dapat dilakukan dengan mendistribusikan pendapatan UMKM ke tenaga kerja dan masyarakat sekitar, mempekerjakan masyarakat sekitar UMKM, dan memberikan upah berdasarkan standar upah kepada tenaga kerja. Program lingkungan dapat dilakukan dengan adanya pengolahan limbah yang baik sebelum dibuang ke lingkungan dan dapat berupa penggunaan sumber daya yang efisien. Sementara program sosial terkait dengan ketenagakerjaan dapat berupa pemberian pelatihan dan sosialisasi mengenai pengolahan limbah dan inovasi dalam menghasilkan produk baru. Menurut Azizah (2011) biaya untuk program CSR yang dikeluarkan oleh UMKM akan memberikan dampak berupa citra positif perusahaan. Peningkatan citra positif ini diharapkan dapat meningkatkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 nilai perusahaan yang berwujud peningkatan kinerja UMKM itu sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Ekadjaja dan Bunadi (2012) menunjukkan bahwa CSR memiliki pengaruh terhadap Return On Assets (ROA) karena perusahaan yang mengungkapkan CSR lebih banyak, kinerja keuangan lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mengungkapkan CSR. Sementara, penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2013) menyatakan bahwa terdapat pengaruh implementasi Corporate Social Responsibility terhadap laba pada UMKM batik bakaran di Kota Pati, yaitu UMKM mendapatkan feedback seperti peningkatan laba, pertumbuhan penjualan, dan mendapatkan pelanggan baru. Hal ini karena program CSR untuk karyawan yang dilakukan oleh pemilik UMKM membuat karyawan menjadi loyal dan CSR untuk lingkungan membuat masyarakat sekitar senantiasa menjaga hubungan yang baik dengan UMKM batik bakaran di Kota Pekalongan. Oleh sebab itu, karyawan dan masyarakat sekitar akan ikut merekomendasikan produk UMKM tersebut yang diharapkan dapat menarik pelanggan baru dan dapat meningkatkan penjualan yang berdampak pada peningkatan pendapatan UMKM tersebut. H. Kerangka Konseptual Penelitian Dari uraian yang telah dipaparkan dapat digambarkan secara sistematis tentang implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 dalam menunjang kinerja UMKM (studi kasus pada UMKM batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo) sebagai berikut: Corporate Social Responsibility (CSR) Kinerja Keuangan UMKM Kinerja Non Keuangan UMKM Gambar 2.1 Corporate Social Responsibility dalam Menunjang Kinerja UMKM Implementasi program-program CSR kategori ekonomi (seperti memberikan pekerjaan untuk masyarakat sekitar, mendistribusikan penghasilan UMKM kepada tenaga kerja dan masyarakat, dan memberikan upah berdasarkan standar upah yang berlaku), kategori lingkungan (seperti efisiensi dalam penggunaan bahan baku, penggunaan bahan baku dari daur ulang, dan pengolahan limbah) dan kategori sosial dengan dimensi tenaga kerja (seperti perhatian terhadap keselamatan kerja tenaga kerja, pemberian pelatihan, dan benefit yang diberikan kepada tenaga kerja) yang dilakukan oleh pemilik atau pengelola UMKM dapat menunjang kinerja dari UMKM tersebut. Apabila pemilik atau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 pengelola UMKM mengimplementasikan program-program CSR, maka diharapkan tenaga kerja akan menjadi loyal dalam bekerja. Selain itu, dengan pemilik atau pengelola UMKM melakukan program CSR untuk masyarakat, diharapkan masyarakat dan UMKM dapat menjalin hubungan yang baik dan masyarakat ikut mempromosikan dan merekomendasikan produk-produk yang ada di UMKM tersebut. UMKM batik sebagai salah satu unit usaha yang memiliki banyak konsumen. Program CSR yang dilakukan oleh pemilik atau pengelola UMKM, loyalitas dari tenaga kerja, dan hubungan yang baik dengan masyarakat diharapkan dapat menarik pelanggan baru dan membuat pelanggan lama atau tetap menjadi loyal. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan meningkatnya laba. penjualan UMKM yang diiringi dengan Dengan pengungkapan implementasi CSR yang tinggi, diharapkan dapat memberikan umpan balik kepada UMKM dalam bentuk kepuasan pelanggan, penambahan pelanggan, dan perluasan pasar. Apabila hal ini terjadi, maka penjualan dan laba dari perusahaan dapat meningkat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Dalam penelitian studi kasus, penelitian dilakukan secara rinci mengenai suatu obyek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh termasuk kondisi masa lalunya (Umar, 2001). Penelitian ini menerapkan metode analisis data deskriptif kualitatif yang dilakukan dengan mengumpulkan data yang obyektif berdasarkan fakta yang diperoleh di lapangan yang menjadi lokasi penelitian. Desain penelitian deskriptif merupakan desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis tentang informasi ilmiah yang berasal dari subyek atau obyek penelitian (Sanusi, 2013). B. Populasi Sasaran Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah UMKM batik yang berada di Kampoeng Batik Laweyan Solo. Dalam penelitian ini, penulis menentukan kriteria yaitu: 1. UMKM batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo yang memproduksi batik. 2. UMKM batik di Kampoeng Batik Laweyan yang berdiri minimal 3 tahun. 29 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menentukan subyek penelitian yaitu: a. Pemilik atau pengelola UMKM batik yang berada di Kampoeng Batik Laweyan Solo. b. Pengurus Paguyuban Kampoeng Batik Laweyan Solo 2. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menentukan obyek penelitian yaitu implementasi CSR dan kinerja UMKM. D. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian : Kampoeng Batik Laweyan, Solo Waktu penelitian : Desember 2016-Januari 2017 E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Variabel Kinerja UMKM Kinerja UMKM akan diukur dari sisi finansial dan non finansial. Sisi finansial akan diukur dengan menggunakan profit margin, yaitu membandingkan antara tingkat laba dan penjualan. Menurut Krismiaji dan Aryani (2011), profit margin dihitung dengan rumus: 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 = 𝑁𝑒𝑡 𝑖𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 𝑥100% 𝑁𝑒𝑡 𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 Sisi non finansial akan diukur dengan melihat adanya pemesanan kembali dari pelanggan dan perluasan pasar. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data wawancara kepada pemilik atau pengelola UMKM untuk mengetahui adanya pemesanan kembali dari pelanggan dan perluasan wilayah pemasaran UMKM. 2. Variabel Corporate Social Responsibility (CSR) Pengukuran CSR akan dilakukan dengan menggunakan checklist berdasarkan GRI G4 dengan kategori ekonomi, kategori lingkungan, dan kategori sosial dimensi praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja. Seluruh item pernyataan CSR dengan GRI G4 berjumlah 91 item yang terdiri dari 9 item pernyataan pada kategori ekonomi, 34 item pernyataan pada kategori lingkungan, 16 item pernyataan pada kategori sosial dimensi praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja, 12 item pada kategori sosial dimensi hak asasi manusia, 11 item pada kategori sosial dimensi masyarakat, dan 9 item pada kategori sosial dimensi tanggung jawab produk. Tetapi dalam penelitian ini pengukuran CSR dilakukan dalam bentuk kuesioner dengan 37 pernyataan. Pemilihan item-item pernyataan CSR yang digunakan berdasarkan relevannya item pernyataan dengan keadaan untuk UMKM. Pemilihan item-item pernyataan CSR penulis sajikan pada bagian lampiran penelitian ini. Pengukuran CSR dilakukan dengan memberikan nilai 1 pada pernyataan yang dilakukan oleh pemilik atau pengelola UMKM dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 memberikan nilai 0 pada pernyataan yang tidak dilakukan oleh pemilik atau pengelola UMKM. Setelah checklist dilaksanakan, kemudian akan dihitung Corporate Social Responsibility Index (CSRi) untuk mengetahui tingkat penerapan CSR yang dilakukan (Angela, 2015). Setelah CSRi dari setiap responden diketahui, maka akan dihitung rataratanya untuk menentukan kriteria tinggi rendah tingkat CSRi. Apabila responden memiliki CSRi di bawah rata-rata, maka CSRi-nya rendah, dan apabila responden memiliki CSRi di atas rata-rata maka CSRi-nya tinggi. Rumus yang digunakan untuk menghitung CSRi adalah: 𝐶𝑆𝑅𝑖 = 𝑉 𝑀 Keterangan: CSRi : Corporate Social Responsibility V : Jumlah pernyataan yang dilakukan oleh pemilik UMKM M : Jumlah pernyataan yang diharapkan F. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan oleh peneliti (Sanusi, 2013). Data primer akan diperoleh dengan teknik wawancara dan kuesioner. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 G. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden. Kuesioner yang akan dibagikan kepada pemilik atau pengelola UMKM berkaitan dengan implementasi CSR. Kuesioner berisi 37 pernyataan yang dibagi menjadi 3 kategori yaitu kategori ekonomi, kategori lingkungan, dan kategori sosial dimensi tenaga kerja. Kategori ekonomi berisi 7 indikator, kategori lingkungan berisi 20 indikator, dan kategori sosial dimensi tenaga kerja berisi 10 indikator. Kuesioner akan dibagikan secara langsung kepada responden. 2. Wawancara Data dikumpulkan melalui wawancara untuk memperoleh informasi secara lengkap langsung dari sumbernya. Wawancara akan dilakukan kepada beberapa responden yang memiliki pengetahuan dan pemahaman dari masalah yang diteliti. Wawancara akan dilakukan kepada pemilik atau pengelola UMKM dan pengurus Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan Solo. Untuk pemilik atau pengelola UMKM, wawancara dilakukan dengan topik bahasan terkait dengan profil UMKM, perluasan wilayah pemasaran, ada tidaknya pemesanan kembali dari pelanggan, penjualan dan laba, serta implementasi CSR dalam menunjang kinerja perusahaan. Wawancara dengan pengurus Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 Solo akan mengambil topik berkaitan profil Kampoeng Batik Laweyan Solo dan terkait dengan CSR seperti pengadaan IPAL. H. Teknik Analisis Data Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik deskriptif kualitatif untuk mengetahui implementasi CSR dalam menunjang pertumbuhan kinerja UMKM. Untuk menjawab masalah mengenai “apakah implementasi CSR menunjang pertumbuhan kinerja perusahaan”, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menghitung Corporate Social Responsibility Index (CSRi) Penghitungan CSRi digunakan untuk mengetahui berapa indeks CSR yang dilakukan oleh setiap UMKM batik. Setelah diketahui hasil CSRi dari setiap UMKM batik, selanjutnya CSRi akan dirata-rata untuk keseluruhan UMKM dan dianalisis untuk mengetahui berapa indeks CSRi yang menjadi populasi sasaran. Apabila responden memiliki CSRi di bawah rata-rata, maka CSRi-nya rendah dan apabila responden memiliki CSRi di atas rata-rata, maka CSRi-nya tinggi. 2. Menghitung profit margin pada UMKM batik Untuk mengetahui kinerja keuangan pada UMKM batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo, penulis menghitung besarnya profit margin pada setiap UMKM batik. Setelah profit margin dihitung, selanjutnya penulis akan melakukan rata-rata terhadap profit margin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 untuk mengetahui keseluruhan profit margin yang menjadi populasi sasaran. Apabila profit margin dari responden di bawah rata-rata maka profit margin-nya rendah. Sebaliknya, apabila responden memiliki profit margin di atas rata-rata maka profit margin-nya tinggi. 3. Menganalisis dan mendeskripsikan adanya pemesanan kembali dari pelanggan dan perluasan pemasaran Pada tahap ini, penulis menganalisis adanya pemesanan kembali dari pelanggan dan perluasan pemasaran dari setiap UMKM. Dengan adanya pemesanan kembali dari pelanggan dan perluasan pemasaran, berarti program CSR yang dilakukan oleh pemilik atau pengelola UMKM menunjang kinerja non keuangan. Hal ini akan diperjelas dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada pemilik atau pengelola UMKM terkait dengan adanya pemesanan kembali dari pelanggan dan perluasan wilayah pemasaran. Penulis mendeskripsikan adanya pemesanan kembali dari pelanggan dan perluasan pemasaran untuk mengetahui kinerja non keuangan dari UMKM. 4. Analisis crosstab CSRi dengan profit margin Pada tahap ini, penulis melakukan analisis crosstab dengan menggunakan alat bantu SPSS 16. Analisis ini adalah analisis yang menyajikan data dalam bentuk tabulasi, yang meliputi baris dan kolom. Analisis ini digunakan untuk dua variabel atau lebih yang mempunyai hubungan secara deskriptif dan menyajikan data berskala nominal atau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 kategori. Analisis crosstab ini dilakukan oleh penulis untuk mengetahui keterkaitan CSR dalam menunjang kinerja keuangan UMKM batik. 5. Mendeskripsikan dan menganalisis implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap kinerja UMKM Pada tahap ini, penulis akan mendeskripsikan dan menganalisis apakah implementasi program CSR yang dilakukan oleh UMKM batik dapat menunjang kinerja keuangan dan kinerja non keuangan UMKM. Deskripsi dan analisis ini dilakukan oleh penulis dengan melihat hasil dari tabulasi silang atau crosstab dan dari dekripsi adanya pemesanan kembali dari pelanggan dan perluasan pemasaran yang telah dilakukan pada langkah sebelumnya. 6. Penarikan kesimpulan Pada langkah ini, penulis melakukan penarikan kesimpulan dari hasil analisis data. Kesimpulan berupa summary maupun jawaban atas rumusan masalah yang telah ditentukan pada bagian awal riset. (Umar, 2007). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah dan Letak Geografis Kampoeng Batik Laweyan Kampoeng Batik Laweyan merupakan salah satu destinasi wisata budaya yang terletak di Kota Solo. Selain terkenal dengan produk-produk batiknya, Kampoeng Batik Laweyan juga terkenal akan warisan budayanya. Tidak hanya sebagai tujuan wisata saja, tetapi Kampoeng Batik Laweyan Solo juga menyimpan banyak sejarah, khusunya sejarah perkembangan batik di Indonesia. Desa Laweyan (kini Kampoeng Batik Laweyan) sudah ada sejak munculnya Kerajaan Pajang (1546 M). Awalnya, Pasar Laweyan merupakan Pasar Lawe atau pasar bahan baku tenun yang sangat ramai. Batik mulai dikenal pada zaman Kerajaan Pajang yang dipelopori oleh Kyai Ageng Henis pada awal abad ke 16. Semasa pemerintahan Sultan Hadiwijaya atau kerap kali dikenal sebagai Joko Tingkir, para pengrajin batik di daerah tersebut mulai memproduksi batik dengan teknik batik tulis dan menggunakan pewarna alami yang berasal dari akar-akaran dan tanaman sebagai pewarnanya. Eksistensi batik di Indonesia membuat industri batik mengalami perkembangan yang pesat. Permintaan akan batik yang kian bertambah memacu para pengrajin batik untuk berinovasi dan menemukan gagasangagasan baru dalam industri ini. Teknik batik yang awalnya hanya terbatas pada teknik batik tulis saja, kini sudah mengalami perkembangan. Selain 37 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 teknik batik tulis, ada juga teknik batik cap, teknik batik smok, dan teknik batik printing. Pewarnaan batik yang dulunya hanya dengan pewarna alami saja, kini sudah berkembang dengan adanya pewarna kimia. Pewarna kimia tentunya digunakan industri batik untuk menekan cost produksi batik. Kehidupan kampung batik ini selalu diiringi dengan keadaan politik nusantara. Sekitar tahun 1911, Serikat Dagang Islam (SDI) dibentuk oleh Kyai Haji Samanhudi di Kampung Laweyan. Dengan terbentuknya SDI, dalam bidang ekonomi, para saudagar batik Laweyan merintis pergerakan koperasi dengan didirikannya “Persatoean Peroesahaan Batik Boemi Putera Soerakarta” pada tahun 1935. Masa ini merupakan masa kejayaan batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo. Misalnya saja pada masa itu, di Kampoeng Batik Laweyan terdapat seorang tokoh juragan batik yang sukses yaitu Tjokrosoemarto. Industri yang dijalankan oleh Tjokrosoemarto telah menghasilkan omzet dalam jumlah besar dan pemasarannya tidak hanya di dalam negeri saja, tetapi juga mencakup pemasaran ke manca negara. Beliau merupakan produsen batik yang melakukan ekspor batik pertama di Indonesia. Sisa-sisa kejayaan Kampoeng Batik Laweyan dapat dilihat dari bangunan-bangunan rumah kuno yang berarsitektur Jawa dan Eropa. Kawasan batik yang berdiri di lahan seluas lebih dari 24 hektar yang terdiri dari 3 blok ini terletak di sebelah barat Kota Solo. Hasil wawancara dengan yang dilakukan dengan Bapak Arif selaku pengurus Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL) menunjukkan bahwa batas utara Kampoeng Batik Laweyan adalah Kelurahan Banaran, batas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 selatan yaitu Kabupaten Sukoharjo, dan batas timur adalah Kelurahan Bumi. Wilayah Kampoeng Batik Laweyan meliputi Kelurahan Laweyan sebagai wilayah inti dan Kelurahan Bumi, Purwosari, Sondakan, dan Pajang sebagai wilayah pengembangan. Eksistensi Kampoeng Batik Laweyan yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Pajang sampai sekarang tak lepas dari ketekunan masyarakat Laweyan yang turut serta secara aktif dalam menjaga warisan budaya ini. Masyarakat Laweyan menganggap batik tidak hanya terbatas pada motif saja, tetapi batik juga memiliki arti atau nilai disetiap motifnya. Selain itu, Kampoeng Batik Laweyan memiliki paguyuban yang turut menjaga dan mengembangkan kelestarian kawasan ini. Peran yang besar dari masyarakat dan paguyuban (Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan) menjadikan kawasan batik ini sebagai sentra batik dan destinasi wisata budaya di Kota Solo. B. Tujuan, Visi, dan Misi Kampoeng Batik Laweyan Perkembangan pesat yang dialami oleh kawasan batik Kampoeng Batik Laweyan tidak lepas dari peran penting Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL). Organisasi ini berdiri pada tanggal 25 September 2004 berdasarkan Surat Penunjukan dan Penugasan dari Bappeda Kota Solo Nomor: 050/I 250. FPKBL memiliki kegiatan dalam pengembangan di sektor pariwisata dan industri batik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 FPKBL memiliki tujuan dalam pendiriannya, yaitu menciptakan dan mengembangkan: 1. Tingkat sosial ekonomi yang berkeadilan 2. Iklim usaha yang kondusif 3. Pelestarian lingkungan di kawasan cagar budaya 4. Kawasan Pusat Pengembangan Batik Terpadu 5. Hubungan yang harmonis antar berbagai unsur masyarakat 6. Kawasan tujuan wisata kreatif yang unik dan spesifik Dalam mencapai tujuan tersebut, FPKBL memiliki visi dan misi sebagai berikut: Visi FPKBL: Menjadikan Laweyan sebagai kawasan pusat industri batik dan cagar budaya yang dikembangkan dengan konsep kepariwisataan melalui pembangunan yang ramah lingkungan dan berkesinambungan. Misi FPKBL: 1. Mengembangkan kawasan berbasis industri batik dan non batik yang ramah lingkungan 2. Memelihara situs-situs bersejarah, arsitektur khas Laweyan dan tradisi budaya lokal 3. Mengembangkan kawasan Laweyan sebagai kawasan edukatif 4. Mengembangkan kawasan Laweyan sebagai daerah tujuan wisata kreatif di tingkat nasional dan internasional PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 5. Mengembangkan kawasan Laweyan sebagai pusat penelitian dan pengembangan industri batik 6. Mewujudkan kawasan Sapta Pesona Pariwisata C. Struktur Organisasi Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL) Struktur organisasi merupakan hal yang penting dalam sebuah organisasi. Dalam struktur organisasi garis komando, tugas, wewenang, dan tanggung jawab digambarkan secara jelas. Struktur organisasi dapat berjalan dengan baik apabila pelaku organisasi melaksanakan tugas, wewenang, dan tanggung jawab sesuai dengan posisinya. Dalam kepengurusan FPKBL, terdapat suatu struktur organisasi. FPKBL dipimpin oleh ketua forum, wakil ketua, dua orang sekretaris, dua orang bendahara, dan lima orang ketua bidang. Organisasi ini memiliki lima bidang kerja, yaitu bidang industri, bidang teknologi dan informasi, bidang pariwisata, bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang), dan bidang Batik Development Center (BDC). Kepengurusan FPKBL memiliki masa jabatan 5 tahun dan dalam pemilihan pengurus akan dilakukan Rembug Kampoeng Batik Laweyan atau Rapat Luar Biasa. Hak dan kewajiban dari pengurus diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART). D. Bidang Usaha Kampoeng Batik Laweyan Kampoeng Batik Laweyan merupakan sentra industri batik. Mulai dari batik tulis, batik cap, batik lukis, batik abstrak, hingga batik printing. Batik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 yang diproduksi dapat berupa kain, pakaian, tas, dompet, sepatu, dan aksesoris seperti kalung. Data yang penulis dapat dari hasil wawancara dengan salah satu pengurus FPKBL, Bapak Arif Budiman Effendi, menunjukkan bahwa terdapat lebih dari 80 UMKM yang ada di kawasan batik ini, baik yang berproduksi maupun showroom. Kampoeng Batik Laweyan sebagai kawasan batik memiliki dua motif batik khas. Motif khas yang dimiliki Kampoeng Batik Laweyan adalah jarik motif Tirto Tejo dan motif Truntum. Walaupun memiliki dua motif khas, tetapi UMKM-UMKM batik juga memiliki motif khas tersendiri. Keunikan inilah yang menjadi daya tarik bagi para wisatawan dan juga pembeli lokal. Gambar 4.1 Batik Motif Tirto Tedjo Sumber: http://www.barangtempodoeloe.com/2013/09/kain-batik-1913.html Gambar 4.2 Batik Motif Truntum Sumber: http://batik-tulis.com/blog/batik-solo/ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Penelitian Total UMKM yang memproduksi batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo berjumlah 34 UMKM. Dari 34 UMKM terdapat 7 UMKM yang tidak bersedia untuk dijadikan responden karena tidak menerima penelitian sehingga kuesioner dibagikan kepada 26 UMKM. Dari total 26 kuesioner yang dibagikan, hanya 20 kuesioner yang memenuhi kebutuhan data dari penulis dan dapat dianalisis. Sementara, 6 kuesioner lainnya tidak diisi dengan lengkap karena adanya kerahasiaan data dari UMKM yang tidak boleh diketahui pihak luar. Data mengenai karakteristik responden berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dan wawancara adalah sebagai berikut: 1. Status UMKM Batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo Data yang diperoleh penulis menunjukkan bahwa semua UMKM batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo yang menjadi responden berstatus perusahaan perseorangan. 2. Lama Usaha UMKM Batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo Data responden berdasarkan lama usaha UMKM batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo dapat dilihat pada tabel 5.1. berikut: 43 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 Tabel 5.1. Lama Usaha UMKM Batik No Usia UMKM Batik (tahun) 1 3-12 2 13-22 3 23-32 4 33-42 5 43-52 Total Frekuensi Persentase 8 6 3 2 1 20 40% 30% 15% 10% 5% 100% Tabel 5.1 menunjukkan lama usaha UMKM batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo. Pada rentang 3-12 tahun, terdapat 1 UMKM yang telah melakukan kegiatan usahanya selama 3 tahun. Sementara, pada rentang 43-52 tahun terdapat 1 UMKM yang telah melakukan kegiatan usahanya selama 46 tahun. Banyak UMKM pada rentang 3-12 tahun. 3. Jenis Kelamin Responden Tabel 5.2. menunjukkan jenis kelamin dari pemilik UMKM yang menjadi responden dalam penelitian ini. Berikut tabel mengenai jenis kelamin responden: Tabel 5.2. Jenis Kelamin Responden No Jenis Kelamin 1 Laki-laki 2 Perempuan Total Frekuensi 14 6 20 Persentase 70% 30% 100% Berdasarkan tabel di atas sebanyak 70% responden adalah lakilaki. Hal ini karena sebagian besar laki-laki di UMKM batik lebih mengetahui secara detail mengenai teknik produksi dan pemasaran batik. 4. Usia Responden Tabel 5.3 menunjukkan deskripsi responden berdasarkan usia dari responden. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa usia responden PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 termuda adalah 24 tahun dan usia responden tertua adalah 63 tahun. Berikut tabel usia pemilik yang menjadi responden dalam penelitian: Tabel 5.3. Responden Berdasarkan Usia Responden No Usia Pemilik UMKM Batik Frekuensi 1 24-33 2 2 34-43 7 3 44-53 5 4 54-63 6 Total 20 Persentase 10% 35% 25% 30% 100% Berdasarkan tabel distribusi usia, menunjukkan bahwa semua pemilik UMKM berada di usia produktif. Menurut website resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS), usia produktif adalah penduduk dengan usia antara 15-64 tahun. Tabel 5.3 menunjukkan sebanyak 35% pemilik berada di usia 34-43 tahun. Pemilik UMKM dalam usia yang produktif merupakan kekuatan bagi keberlanjutan usaha. Hal ini karena pada usia tersebut, pemilik UMKM memiliki pengalaman yang matang dalam bisnis batik dan jaringan pemasaran yang luas. 5. Pendidikan Terakhir dan Pekerjaan Utama Responden Data responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat dari tabel 5.4 berikut ini: Tabel 5.4. Pendidikan Terakhir Responden No Pendidikan Terakhir Frekuensi Pemilik UMKM Batik 1 SMP 3 2 SMA/SMK 9 3 D-II 1 4 D-III 1 5 S-I 4 6 S-II 2 Total 20 Persentase 15% 45% 5% 5% 20% 10% 100% PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 Tabel distribusi di atas menunjukkan bahwa sebanyak 45% pendidikan terakhir dari pemilik UMKM batik yang menjadi responden dalam penelitian adalah tamatan SMA/SMK. Artinya tingkat pendidikan bukan merupakan kunci dalam menjalankan usaha batik, melainkan keterampilan dan kreativitas dalam memproduksi batik. Penyebaran kuesioner dan wawancara juga menunjukkan bahwa sebanyak 19 responden memiliki pekerjaan utama sebagai wirausaha batik. Sementara, 1 responden memiliki pekerjaan utama sebagai dosen dan usaha batik yang dijalankan merupakan usaha sampingan dari pemilik. Hal ini menunjukkan bahwa usaha batik yang dijalankan oleh pemilik UMKM merupakan sumber penghasilan utama bagi pemilik UMKM tersebut. 6. Jumlah Tenaga Kerja UMKM Batik Tabel 5.5 menunjukkan jumlah tenaga kerja yang bekerja di UMKM batik yang menjadi responden dalam penelitian ini. Berikut tabel jumlah tenaga kerja di UMKM batik Kampoeng Batik Laweyan Solo: Tabel 5.5. Jumlah Tenaga Kerja UMKM batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo No Jumlah Tenaga Kerja Frekuensi Persentase 1 3-12 9 45% 2 13-22 8 40% 3 23-32 2 10% 4 33-42 1 5% Total 20 100% Tabel distribusi menunjukkan bahwa sebanyak 45% UMKM batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo memiliki tenaga kerja dengan jumlah 3 sampai 12 orang. Data kuesioner menunjukkan bahwa UMKM paling PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 sedikit memiliki 3 tenaga kerja dan paling banyak memiliki 35 tenaga kerja. Status tenaga kerja di UMKM batik Kampoeng Batik Laweyan Solo adalah tetap dan lepas. Semua UMKM batik yang menjadi responden memiliki tenaga kerja yang berasal dari lokasi sekitar UMKM. B. Hasil Analisis Data Analisis data untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini dengan menggunakan deskriptif kualitatif dan analisis crosstabulation dengan program statistik SPSS 16. Penulis menyebarkan kuesioner kepada responden berkaitan dengan implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mengetahui sejauh mana pemilik UMKM batik telah melakukan tanggung jawab sosial perusahaannya. 1. Implementasi CSR UMKM batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo Kuesioner yang dibuat dengan 37 pernyataan ini terbagi menjadi tiga kategori yaitu kategori ekonomi, kategori lingkungan, dan kategori sosial (yang hanya tercakup pada dimensi praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja). Pada tabel 5.6 menunjukkan indeks CSR (CSRi) dari setiap responden dalam penelitian ini. Berikut tabel CSRi setiap responden: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 Tabel 5.6. Corporate Social Responsibility Index (CSRi) No Nama Usaha Ya Tidak 1 Batik Sherlyta Ayu 35 2 2 Batik Herdea 35 2 3 Batik Puspita Mekar 34 3 4 Batik Loring Pasar 32 5 5 Batik Uni 32 5 6 Batik Puspa Kencana 31 6 7 Batik Widya Kencana 30 7 8 Batik Oguud 29 8 9 Batik Purworaharjo 29 8 10 Batik Mahkota 29 8 11 Batik Fantri 29 8 12 Batik Jova 27 10 13 Batik Pandono 27 10 14 Batik Hayuningrum 26 11 15 Batik Nurma 26 11 16 Batik Ratnasari 25 12 17 Batik Estu Mulya 23 14 18 Batik Truntum 23 14 19 Batik Setya 23 14 20 Batik Tritunggal 21 16 Total 566 174 Rata-rata 28,3 8,7 Sumber: Data primer diolah CSRi 0,95 0,95 0,92 0,86 0,86 0,84 0,81 0,78 0,78 0,78 0,78 0,73 0,73 0,70 0,70 0,68 0,62 0,62 0,62 0,57 15,30 0,76 Keterangan: Ya : Pernyataan CSR yang dilakukan oleh responden Tidak : Pernyataan CSR yang tidak dilakukan oleh responden Tabel 5.6 menunjukkan CSRi dari setiap UMKM. Indeks CSR (CSRi) digunakan untuk mengetahui sejauh mana UMKM batik melakukan implementasi program CSR. Tabel tersebut memuat kolom untuk jawaban “ya” dan jawaban “tidak”. Kolom jawaban “ya” memiliki arti berapa banyak item pernyataan CSR yang telah dilakukan oleh pemilik UMKM. Sementara, untuk kolom jawaban “tidak” memiliki arti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 berapa banyak item pernyataan CSR yang tidak dilakukan oleh pemilik UMKM. Pada tabel 5.6 dapat dilihat rata-rata CSRi dari UMKM batik yang menjadi responden dalam penelitian ini sebesar 0,76. Rata-rata CSRi digunakan oleh penulis untuk mengetahui tingkatan atau kategori pada CSRi. Apabila UMKM batik yang menjadi responden penelitian memiliki CSRi di atas rata-rata, maka CSRi dari UMKM tersebut tinggi. Sementara, untuk UMKM dengan CSRi di bawah rata-rata, maka UMKM tersebut memiliki CSRi yang rendah. Tabel 5.6 menunjukkan CSRi yang paling banyak sebesar 0,78. Dari tabel 5.6 dapat dilihat bahwa UMKM batik yang memiliki CSRi tertinggi sebanyak 2 UMKM, dengan CSRi sebesar 0,95, yaitu Batik Sherlyta Ayu dan Batik Herdea. Ini berarti kedua UMKM batik tersebut sudah melakukan hampir semua item pernyataan CSR dan memiliki kesadaran bahwa CSR merupakan hal penting untuk dilakukan dan memberikan dampak atau manfaat bagi UMKM dan bagi sesama. Kedua responden (pemilik UMKM Batik Sherlyta Ayu dan Batik Herdea) mengatakan bahwa manfaat CSR adalah tenaga kerja menjadi loyal terhadap UMKM dan terjaganya lingkungan sekitar produksi dari pencemaran limbah. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa kepedulian terhadap lingkungan sekitar dan terhadap tenaga kerja merupakan hal yang penting untuk dilakukan dan merupakan kewajiban bagi pemilik UMKM untuk melakukannya. Kedua responden merasa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 bahwa kehidupan usaha yang mereka jalankan tentunya memerlukan bantuan dan kerja sama dari lingkungan sekitar dan dari tenaga kerja. Selanjutnya, Batik Puspita Mekar, Batik Uni, Batik Loring Pasar, Batik Puspa Kencana, Batik Widya Kencana, Batik Oguud, Batik Purworaharjo, Batik Mahkota, dan Batik Fantri memiliki CSRi yang tinggi. Ini berarti UMKM-UMKM batik tersebut sudah melakukan sebagian besar program CSR, meskipun terdapat beberapa item CSR yang tidak dilakukan. Hal ini memiliki arti bahwa responden memiliki kesadaran bahwa implementasi CSR penting untuk dilakukan, meskipun UMKM batik belum optimal dalam mengimplementasikan program CSR karena masih terdapat beberapa item pernyataan CSR yang belum dilakukan. Responden mengatakan terdapat manfaat dari implementasi CSR yaitu, berkurangnya jumlah pengangguran di sekitar lokasi produksi, tenaga kerja semakin loyal dan semangat dalam bekerja, dan terjalin hubungan baik antara UMKM dengan lingkungan sekitar. Hal ini dibuktikan juga dengan tenaga kerja UMKM yang merupakan masyarakat sekitar lokasi produksi. Wawancara dengan responden menunjukkan semua responden yang memiliki tingkat CSRi tinggi memberikan jawaban bahwa tanggung jawab sosial penting untuk dilakukan. Tetapi, terdapat beberapa item CSR yang tidak dilakukan oleh UMKM batik dikarenakan responden kurang memiliki waktu untuk melakukan tanggung jawab sosialnya sehingga beberapa item CSR tidak dapat dilakukan. Misalnya, untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 kategori sosial dimensi praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja dengan item pernyataan memiliki jam pelatihan pekerja dan item pernyataan adanya pelatihan bagi setiap karyawan. Kedua item pernyataan CSR ini paling banyak tidak dilakukan karena responden atau pemilik UMKM batik tidak pernah memiliki waktu untuk memberikan pelatihan bagi tenaga kerjanya. Sementara, untuk Batik Jova, Batik Pandono, Batik Hayuningrum, Batik Nurma, Batik Ratnasari, Batik Estu Mulya, Batik Truntum, dan Batik Setya memiliki CSRi rendah. Hasil ini menunjukkan bahwa ke-8 responden tersebut memiliki CSRi di bawah rata-rata meskipun beberapa item pernyataan CSR telah dilakukan. Hal ini memiliki arti bahwa responden memiliki kesadaran mengenai pentingnya implementasi program CSR tetapi dalam pelaksanaannya terdapat kendala yang menyebabkan implementasi CSR belum dapat dilakukan dengan baik. Temuan tersebut didukung dengan hasil wawancara yang menunjukkan responden yang memiliki tingkat CSRi rendah mengatakan terdapat beberapa kendala dalam implementasi CSR. Kendala yang dihadapi oleh responden yaitu, kurangnya waktu untuk melakukan tanggung jawab sosial dan kendala dalam hal pendanaan. Seperti halnya, wawancara dengan Bapak Syamsul Aarif selaku pemilik Batik Nurma. Beliau menjelaskan bahwa bentuk kepedulian dan perhatian kepada tenaga kerja, lingkungan, dan masyarakat sekitar merupakan hal penting untuk dilakukan tetapi tidak mudah melakukannya secara optimal. Hal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 ini dikarenakan kesibukan Bapak Syamsul Aarif dalam bekerja dan juga pendanaan untuk implementasi tanggung jawab sosial seperti membantu memberikan dana jika ada kerusakan lingkungan akibat proses produksi. Bapak Syamsul Aarif menjelaskan sebagai pelaku UMKM, keuntungan yang didapat dari hasil produksi digunakan untuk kebutuhan rumah tangga dan untuk menambah modal usaha sehingga tidak banyak bagian dari keuntungan yang digunakan untuk pendanaan implementasi CSR. Indeks CSR terendah terletak pada Batik Tritunggal sebesar 0,57. Artinya pemilik dari Batik Tritunggal kurang memiliki kesadaran mengenai pentingnya implementasi program CSR. Hal ini didukung hasil wawancara dengan Bapak Siswanto yang menunjukkan bahwa implementasi CSR tidak penting untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan pelaksanaan program CSR dirasa tidak terlalu memberikan dampak atau manfaat bagi UMKM Batik Tritunggal. Wawancara dengan Bapak Siswanto membuktikan bahwa perhatian dan kepedulian kepada tenaga kerja ternyata tidak membuat tenaga kerja menjadi loyal atau setia kepada Batik Tritunggal. Setelah melakukan analisis Indeks Corporate Social Responsibility (CSRi) dari setiap responden UMKM batik, selanjutnya penulis melakukan analisis implementasi CSR berdasarkan kategori CSR, yaitu kategori ekonomi, kategori lingkungan, dan kategori sosial dimensi praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja. Berikut akan dijabarkan persentase dari jawaban responden berdasarkan kategori CSR: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 a. Kategori Ekonomi Kategori pertama dalam pengungkapan CSR adalah kategori ekonomi. Dalam kuesioner ini, kategori ekonomi diukur dengan menggunakan 7 pernyataan. Tabel 5.7 berikut ini menunjukkan hasil jawaban dan persentase jawaban responden: Tabel 5.7 Distribusi Jawaban Kuesioner Responden Pada Kategori Ekonomi Jawaban Responden Pernyataan (Kode) Ya % Tidak % Pernyataan 1 (G4-EC1) 16 80 4 20 Pernyataan 2 (G4-EC2) 16 80 4 20 Pernyataan 3 (G4-EC3) 5 25 15 75 Pernyataan 4 (G4-EC4) 17 85 3 15 Pernyataan 5 (G4-EC5) 18 90 2 10 Pernyataan 6 (G4-EC6) 19 95 1 5 Pernyataan 7 (G4-EC7) 18 90 2 10 Jumlah Persentase Sumber: Data primer diolah 109 31 77,86 22,14 Tabel 5.7 menunjukkan bahwa persentase tertinggi dari implementasi program CSR pada kategori ekonomi terdapat pada pertanyaan ke-6, yaitu sebanyak 19 responden (95%) menjawab “ya”. Sementara, sebanyak 1 responden (5%) menjawab “tidak”. Pernyataan ke-6 adalah UMKM turut membantu dalam membangun sarana dan prasarana lokasi sekitarnya. Hasil ini memiliki arti bahwa hampir semua responden telah melakukan program CSR membantu membangun sarana dan prasarana di lokasi sekitar UMKM. Wawancara kepada responden membuktikan bahwa responden sering membantu dalam pembangunan sarana dan prasarana lokasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 sekitar UMKM seperti membayar iuran dan mengikuti kerja bakti di lingkungan sekitar UMKM. Selanjutnya, pada pernyataan ke-5 dan ke-7, terdapat 18 responden (90%) menjawab “ya” dan sebanyak 2 responden (10%) menjawab “tidak”. Pernyataan ke-5 dalam kategori ekonomi yaitu mempekerjakan masyarakat sekitar UMKM dan pernyataan ke-7 adalah pengetahuan mengenai dampak ekonomi yang terjadi. Hasil wawancara yang dilakukan penulis kepada responden yang menunjukkan bahwa sebagian besar pemilik UMKM merekrut tenaga kerja dari masyarakat sekitar UMKM batik. Sementara itu, hampir semua responden memiliki pengetahuan mengenai dampak ekonomi yang terjadi. Untuk responden yang memberikan jawaban “tidak” artinya mereka mempekerjakan masyarakat di luar wilayah UMKM dan tidak memiliki pengetahuan mengenai dampak ekonomi yang terjadi. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi yang diterima oleh responden mengenai dampak ekonomi yang terjadi. Kemudian, untuk pernyataan ke-4 sebanyak 17 responden (85%) menjawab “ya” dan sebanyak 3 responden (15%) menjawab “tidak”. Pernyataan ke-4 yaitu pemberian upah sudah sesuai dengan standar. Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah memberikan upah sesuai dengan standar upah untuk pengrajin batik. Sementara wawancara membuktikan untuk pemberian upah yang tidak sesuai dengan standar upah untuk pengrajin batik dikarenakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 responden belum memiliki kemampuan lebih secara finansial untuk membayar tenaga kerja sesuai dengan standar upah pengrajin batik. Pernyataan nomor 1 dan pernyataan nomor 2 sebanyak 16 responden (80%) menjawab “ya” dan sebanyak 4 responden (20%) menjawab “tidak”. Item pernyataan nomer 1 nilai ekonomi yang dihasilkan didistribusikan secara langsung (pendapatan, biaya, kompenasasi ke karyawan, donasi ke masyarakat, dan keuntungan yang digunakan membayar pinjaman). Pernyataan nomer 2 berisi pembayaran kewajiban atau hutang dibayar tepat waktu dan ditulis dalam pembukuan. Ini berarti sebagian besar responden telah melakukan distribusi nilai ekonomi secara langsung untuk kompensasi ke karyawan, donasi ke masyarakat, dan untuk membayar pinjaman serta telah melakukan pembayaran kewajiban atau hutang secara tepat waktu dan ditulis dalam pembukuan. Sementara, sebagian kecil responden tidak melakukan item pernyataan CSR nomor 1 dan nomor 2. Hal ini disebabkan responden tidak memiliki kewajiban atau hutang yang harus dilunasi. Selanjutnya, pada pernyataan ke-3, sebanyak 5 responden (25%) menjawab “ya” dan sebanyak 15 responden (75%) menjawab “tidak”. Pernyataan ke-3 yaitu membuat pembukuan berkaitan dengan penerimaan bantuan keuangan atau modal dari pemerintah setempat. Ini berarti hanya sebagian kecil dari responden yang telah melakukan pembukuan berkaitan dengan penerimaan bantuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 keuangan atau modal dari pemerintah setempat. Tapi, kebanyakan dari responden tidak melakukan pembukuan penerimaan bantuan keuangan atau modal dari pemerintah setempat karena responden tidak mendapatkan bantuan keuangan dari pemerintah. Hanya sebagian kecil dari responden yang mendapatkan bantuan keuangan atau modal dari pemerintah setempat. Dari tabel 5.7 dapat dilihat bahwa sebanyak 77,86% total pernyataan CSR pada kategori ekonomi dijawab dengan jawaban “ya”. Ini berarti pemilik UMKM batik Kampoeng Batik Laweyan Solo yang menjadi responden telah melakukan sebagian besar item pernyataan CSR pada kategori ekonomi. b. Kategori Lingkungan Kategori kedua adalah kategori lingkungan. Dalam kuesioner ini, kategori lingkungan diukur dengan menggunakan 20 pernyataan. Tabel 5.8 yang menunjukkan hasil jawaban dan persentase jawaban responden: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 Tabel 5.8 Distribusi Jawaban Kuesioner Responden Pada Kategori Lingkungan Jawaban Responden Pertanyaan (Kode) Ya % Tidak % Pernyataan 1 (G4-EN1) 7 35 13 65 Pernyataan 2 (G4-EN2) 20 100 0 0 Pernyataan 3 (G4-EN3) 20 100 0 0 Pernyataan 4 (G4-EN4) 2 10 18 90 Pernyataan 5 (G4-EN5) 16 80 4 20 Pernyataan 6 (G4-EN6) 19 95 1 5 Pernyataan 7 (G4-EN7) 19 95 1 5 Pernyataan 8 (G4-EN8) 19 95 1 5 Pernyataan 9 (G4-EN9) 19 95 1 5 Pernyataan 10 (G4-EN10) 19 95 1 5 Pernyataan 11 (G4-EN11) 19 95 1 5 Pernyataan 12 (G4-EN12) 18 90 2 10 Pernyataan 13 (G4-EN13) 16 80 4 20 Pernyataan 14 (G4-EN14) 14 70 6 30 Pernyataan 15 (G4-EN 15) 8 40 12 60 Pernyataan 16 (G4-EN 16) 16 80 4 20 Pernyataan 17 (G4-EN 17) 3 15 17 85 Pernyataan 18 (G4-EN 18) 19 95 1 5 Pernyataan 19 (G4-EN 19) 12 60 8 40 Pernyataan 20 (G4-EN 20) 17 85 3 15 Jumlah Persentase Sumber: Data primer diolah 302 98 75,5 24,5 Tabel 5.8 menunjukkan bahwa persentase tertinggi terdapat pada pernyataan 2 dan pernyataan 3, yaitu sebanyak 20 responden (100%) menjawab pernyataan dengan jawaban “ya”. Pernyataan 2 adalah penghematan dalam menggunakan energi (listrik, bahan bakar minyak, atau gas). Pernyataan 3 berisi tentang penggunaan air sesuai dengan kegunaannya. Artinya, semua responden dalam penelitian ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 telah melakukan upaya penghematan dalam menggunakan energi (listrik, bahan bakar minyak, atau gas) secara rutin dan telah melakukan penghematan dalam menggunakan air. Kemudian, sebanyak 19 responden (95%) memberikan jawaban “ya” pada pernyataan 6, pernyataan 7, pernyataan 8, pernyataan 9, pernyataan 10, pernyataan 11, dan pernyataan 18. Namun, sebanyak 1 responden (5%) menjawab “tidak” untuk ketujuh pernyataan tersebut. Pernyataan 6 yaitu memiliki kesadaran apabila menghasilkan dampak buruk pada lingkungan, pernyataan 7 adalah membantu perbaikan lingkungan yang rusak, dan pernyataan 8 adalah membantu merawat dan melindungi lingkungan. Selanjutnya, pernyataan 9 yaitu sadar bahwa penggunaan energi menghasilkan polusi, pernyataan 10 adalah membantu mengurangi polusi yang ada, pernyataan 11 yaitu membatasi bahan-bahan yang membuat polusi, dan pernyataan 18 adalah mengetahui dampak luas dari kerusakan lingkungan. Hasil ini memiliki arti bahwa hampir semua responden telah memiliki kesadaran bahwa penting untuk melakukan ketujuh item pernyataan CSR ini. Sebanyak 1 responden menjawab “tidak” pada item-item pernyataan CSR tersebut karena belum memiliki kesadaran akan dampak buruk yang dihasilkan dari adanya proses produksi, kurang membantu dalam perbaikan lingkungan yang rusak, kurang membantu dalam merawat dan melindungi lingkungan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 penggunaan energi untuk proses produksi menghasilkan polusi, belum mengurangi polusi yang ada, dan belum melakukan pembatasan penggunaan bahan-bahan yang dapat menghasilkan polusi. Pada pernyataan 20 sebanyak 17 responden (85%) memberikan jawaban “ya” dan sebanyak 3 responden (15%) memberikan jawaban “tidak”. Pernyataan 20 berisi tentang ikut serta dalam mengambil tindakan pemulihan lingkungan yang rusak. Hasil ini memiliki arti bahwa sebanyak 17 responden telah secara rutin ikut serta dalam mengambil tindakan pemulihan lingkungan yang rusak. Sementara, untuk 3 responden yang menjawab “tidak”, artinya responden belum secara aktif dan rutin ikut serta dalam mengambil tindakan pemulihan lingkungan yang rusak. Berikutnya, pernyataan 5, pernyataan 13, dan pernyataan 16 sebanyak 16 responden (80%) menjawab “ya” dan sebanyak 4 responden (20%) menjawab “tidak”. Pernyataan 5 yaitu lokasi produksi tidak memberikan dampak pada lingkungan, pernyataan 13 adalah mengetahui banyaknya limbah dan cara membuangnya, dan pernyataan 16 berisi mengetahui limbah dapat merusak lingkungan. Ini berarti sebagian besar responden memiliki lokasi produksi yang tidak memberikan dampak buruk pada lingkungan, responden telah mengetahui banyak limbah yang dihasilkan dari proses produksi dan cara membuangnya, serta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 responden telah memiliki pengetahuan yang benar bahwa limbah yang dihasilkan dari proses produksi dapat merusak lingkungan. Pada tabel 5.8 dapat dilihat bahwa sebanyak 14 responden (70%) menjawab “ya” pada pernyataan 14 dan 6 responden (30%) memberikan jawaban “tidak”. Pernyataan 14 berisi mengenai limbah zat kimia yang dibuang tidak mencemari lingkungan. Artinya, sebagian dari responden membuang limbah zat kimia yang tidak mencemari lingkungan. Hal ini didukung wawancara dengan responden yang menunjukkan bahwa limbah zat kimia yang dihasilkan oleh UMKM batik memiliki volume yang kecil sehingga ketika limbah dibuang tidak mencemari lingkungan. Pernyataan 19 terdapat 12 responden (60%) menjawab “ya” dan 8 responden (40%) menjawab “tidak”. Pernyataan 19 membantu memberikan dana jika ada kerusakan lingkungan akibat proses produksi. Artinya sebanyak 12 responden telah memberikan dana apabila terdapat kerusakan lingkungan yang disebabkan dari proses produksi. Hasil wawancara membuktikan bahwa responden membayar iuran warga atau dana untuk memperbaiki lingkungan yang rusak. Sementara, responden yang menjawab “tidak”, mengatakan bahwa responden merasa proses produksi yang dijalankan usahanya tidak merusak lingkungan sehingga mereka lingkungan. tidak memberikan dana untuk perbaikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 Sebanyak 8 responden (40%) memberikan jawaban “ya” dan 12 responden lainnya (60%) memberikan jawaban “tidak” untuk pernyataan 15. Pernyataan 15 mengelola limbah yang sangat membahayakan. Persentase menunjukkan bahwa responden telah melakukan pengelolaan limbah yang sangat membahayakan seperti banyaknya kandungan zat kimia yang ada pada limbah produksi batik. Pengelolaan limbah ini salah satunya dengan menggunakan IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah). Tetapi terdapat sejumlah besar responden tidak mengelola terlebih dahulu limbahnya. Hal ini dibuktikan hasil wawancara dengan responden yang menunjukkan bahwa responden tidak mengetahui secara benar bahaya dari limbah yang dihasilkan UMKM batik sehingga responden merasa tidak perlu untuk melakukan pengelolaan limbah. Selanjutnya, pernyataan 1 terdapat 7 responden (35%) yang memberikan jawaban “ya”. Pernyataan 1 adalah UMKM menggunakan bahan daur ulang. Ini berarti hanya sebanyak sedikit responden yang menggunakan bahan daur ulang dalam proses produksi. Hasil tersebut diperoleh dengan pengakuan responden yang mengatakan bahwa penggunaan bahan daur ulang tentunya merupakan salah satu upaya dalam penghematan biaya dan upaya dalam menjaga lingkungan. Meskipun demikian, sebanyak 13 responden (65%) memberikan jawaban “tidak” untuk pernyataan ini. Artinya, sebagian besar responden menggunakan bahan daur ulang dalam proses produksinya. tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 Pernyataan 17 dan pernyataan 4 hanya sebagian kecil responden yang memberikan jawaban “ya” yaitu, sebanyak 3 responden (15%) untuk pernyataan 17 dan 2 responden (10%) untuk pernyataan 4. Pernyataan 17 adalah memberikan denda apabila melanggar peraturan mengenai lingkungan hidup dan pernyataan 4 air yang sudah digunakan didaur ulang kembali. Persentase menunjukkan bahwa responden telah memberikan denda apabila melanggar peraturan mengenai lingkungan hidup kepada pengurus warga dan sebagian kecil dari responden menggunakan air yang sudah didaur ulang. Hasil wawancara membuktikan responden menyadari apabila melakukan pelanggaran mengenai lingkungan hidup seperti adanya pencemaran air untuk kebutuhan warga akibat limbah proses produksi batik dan memberikan denda atas hal tersebut. Selain itu, beberapa responden juga telah memiliki alat untuk menjernihkan air yang sudah digunakan untuk didaur ulang dan digunakan kembali. Tabel 5.8 dapat dilihat bahwa sebanyak 75,5% total pernyataan CSR pada kategori lingkungan dijawab dengan jawaban “ya”. Ini berarti, sebagian besar responden telah melakukan implementasi CSR dalam kategori lingkungan secara rutin. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 c. Kategori Sosial, Dimensi: Praktik Ketenagakerjaan dan Kenyamanan Bekerja Kategori ketiga dalam implementasi CSR adalah kategori sosial. Dalam penelitian ini, kategori sosial yang digunakan untuk mengukur implementasi CSR hanya terbatas pada dimensi praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja. Dalam kuesioner, kategori ini diukur dengan 10 pernyataan. Berikut tabel 5.9 yang menunjukkan hasil jawaban dan persentase jawaban responden: Tabel 5.9 Distribusi Jawaban Kuesioner Responden Pada Kategori Sosial, Dimensi: Praktik Ketenagakerjaan dan Kenyamanan Bekerja Jawaban Responden Pertanyaan (Kode) Ya % Tidak % Pernyataan 1 (G4-LA1) 18 90 2 10 Pernyataan 2 (G4-LA2) 17 85 3 15 Pernyataan 3 (G4-LA3) 19 95 1 5 Pernyataan 4 (G4-LA4) 20 100 0 0 Pernyataan 5 (G4-LA5) 20 100 0 0 Pernyataan 6 (G4-LA6) 19 95 1 5 Pernyataan 7 (G4-LA7) 14 70 6 30 Pernyataan 8 (G4-LA8) 6 30 14 70 Pernyataan 9 (G4-LA9) 8 40 12 60 Pernyataan 10 (G4-LA10) 14 70 6 30 Jumlah Persentase Sumber: Data primer diolah 155 45 77,5 22,5 Tabel 5.9 dapat menunjukkan bahwa persentase tertinggi dari implementasi pada kategori sosial, dimensi praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja terdapat pada pernyataan 4 dan pernyataan 5. Pernyataan 4 adalah menerima saran dari pekerja mengenai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 keselamatan kerja dan pernyataan 5 yaitu memperhatikan karyawan yang memiliki penyakit, kecelakaan kerja, atau kematian. Sebanyak 20 responden (100%) memberikan jawaban “ya” pada pernyataan 4 dan pernyataan 5. Hal ini berarti semua responden telah melakukan CSR pada pernyataan ini secara rutin. Wawancara dengan responden membuktikan bahwa responden secara terbuka menerima saran dari pekerja mengenai keselamatan kerja. Saran yang diterima seperti permintaan dari pekerja untuk pengadaan masker dan sarung tangan yang digunakan selama proses produksi. Selain itu, apabila tenaga kerja memiliki penyakit atau sedang sakit, mengalami kecelakaan kerja atau kematian, maka pemilik UMKM memberikan perhatian kepada tenaga kerja tersebut baik berupa dana maupun bentuk perhatian lain. Selanjutnya, pernyataan ke 3 dan ke 6 sebanyak 19 responden (95%) menjawab “ya” dan 1 responden (5%) menjawab “tidak”. Pernyataan ke 3 memberitahukan kepada karyawan mengenai setiap perubahan kebijakan sebelum kebijakan tersebut ditetapkan. Pernyataan ke 6 yaitu memberikan informasi bahaya dampak produksi kepada karyawan. Artinya, pemilik UMKM batik atau responden telah memberitahukan kepada karyawan mengenai setiap perubahan kebijakan sebelum kebijakan tersebut ditetapkan dan responden juga telah memberikan informasi bahaya dampak produksi kepada karyawan. Hasil ini didukung oleh wawancara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 dengan responden yang menyatakan bahwa komunikasi antara pemilik UMKM dengan tenaga kerja merupakan hal penting dan merupakan kunci untuk menjalin hubungan yang baik antara pemilik UMKM dengan tenaga kerja. Sementara, untuk responden dengan jawaban “tidak” dikarenakan responden jarang mengkomunikasikan kebijakan dengan tenaga kerja sebelum kebijakan diterapkan sehingga tenaga kerja langsung mengikuti kebijakan yang telah dibuat oleh pemilik UMKM. Selain itu, ketidaktahuan mengenai bahaya dampak produksi juga membuat responden tidak memberikan informasi kepada tenaga kerja mengenai hal tersebut. Berikutnya, sebanyak 90% (18 responden) menjawab “ya” dan 10% (2 responden) menjawab “tidak” pada item pernyataan 1. Ini berarti sebagian besar responden telah melakukan CSR yaitu memberikan tambahan upah bagi karyawan yang bekerja dengan baik. Hasil wawancara membuktikan bahwa responden atau pemilik UMKM batik akan memberikan tambahan upah atau bonus apabila tenaga kerja bekerja dengan baik dan dapat dengan cepat menyelesaikan pekerjaan. Untuk 2 responden yang memberikan jawaban “tidak” pada item pernyataan ini memiliki arti bahwa responden tidak memberikan tambahan upah meskipun tenaga kerja telah bekerja dengan baik. Hal ini disampaikan oleh responden pada wawancara yang menayatakan bahwa responden tidak memberikan tambahan upah karena responden merasa bahwa keuntungan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 didapat tidak seberapa sehingga keuntungan lebih digunakan untuk kebutuhan rumah tangga dan untuk tambahan modal. Pernyataan ke 2 sebesar 85% (17 responden) memberikan jawaban “ya”. Persentase ini memiliki arti bahwa sebagian besar responden telah melakukan CSR pada item pernyataan memperbolehkan karyawan untuk berhenti kerja sementara karena sedang hamil. Tetapi, terdapat 15% (3 responden) yang menjawab “tidak” pada pernyataan ini. Artinya, responden tidak melakukan pernyataan nomor 2 tersebut. Hal ini dikarenakan tenaga kerja yang bekerja pada 3 UMKM batik yang menjawab “tidak” adalah tenaga kerja laki-laki. Untuk pernyataan 7 dan pernyataan 10 sebanyak 14 responden (70%) memberikan jawaban “ya” dan sebanyak 6 responden (30%) menjawab “tidak”. Pernyataan 7 adalah memberikan jaminan kesehatan kepada karyawan dan pernyataan 10 yaitu menerima pengaduan karyawan mengenai masalah ketenagakerjaan. Hasil persentase mengandung makna bahwa sebagian besar responden telah memberikan jaminan kesehatan kepada tenaga kerja dan dan secara terbuka telah menerima pengaduan karyawan mengenai masalah ketenagakerjaan. Wawancara yang dilakukan penulis kepada responden menunjukkan bahwa pemilik UMKM memiliki kewajiban untuk memberikan jaminan kesehatan kepada tenaga kerja. Responden yang menjawab pernyataan ini dengan jawaban PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 “ya”, juga memberikan alasan bahwa tenaga kerja merupakan unsur penting dalam usaha batik. Selain itu, apabila tenaga kerja mengalami gangguan kesehatan dan tidak masuk bekerja, maka usaha batik pun juga menjadi kesulitan dalam berproduksi. Item pernyataan CSR ini secara rutin dilakukan oleh pemilik UMKM. Responden secara terbuka menerima pengaduan dari tenaga kerja mengenai masalah ketenagakerjaan. Hal ini dibuktikan oleh hasil wawancara bahwa biasanya tenaga kerja memberikan pengaduan kepada pemilik UMKM dalam hal sarana produksi dan besarnya upah yang tenaga kerja dapatkan. Meskipun demikian, implementasi pada item pernyataan ini jarang dilakukan atau bersifat insidental karena hanya jika terjadi permasalahan saja, pemilik UMKM batik menerima pengaduan dari tenaga kerja. Untuk responden yang memberikan jawaban “tidak” artinya responden tidak memberikan jaminan kesehatan kepada tenaga kerja dan tidak menerima pengaduan dari tenaga kerja mengenai masalah ketenagakerjaan. Dari hasil wawancara yang telah didapatkan, hal ini dikarenakan permasalahan pendanaan menjadi hal utama yang menghambat item pernyataan ini untuk dilakukan. Sementara, untuk pernyataan 10, responden tidak menerima pengaduan dari tenaga kerja karena selama ini tenaga kerja tidak pernah memberikan pengaduan kepada responden mengenai masalah ketenagakerjaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 Berikutnya, untuk pernyataan 9 sebanyak 8 responden (40%) memberikan jawaban “ya”. Pernyataan 9 adanya pelatihan bagi setiap karyawan. Untuk pernyataan 8 hanya sebanyak 6 responden (30%) yang menjawab pernyataan ini dengan jawaban “ya”. Pernyataan 8 yaitu memiliki jam pelatihan pekerja. Kedua persentase ini memiliki arti bahwa hanya sebagian kecil responden yang pernah mengadakan pelatihan bagi setiap tenaga kerja dan memiliki jam pelatihan untuk tenaga kerja. Sementara, sebanyak 12 responden (60%) menjawab “tidak” untuk pernyataan 9 dan 14 responden (70%) memberikan jawaban “tidak” untuk pernyataan 8. Banyaknya responden atau pemilik UMKM yang memberikan jawaban “tidak” pada kedua item pernyataan ini dibuktikan dengan hasil wawancara bahwa banyak responden merasa bahwa kedua hal ini tidak perlu untuk dilakukan. Hanya dalam bentuk arahan secara langsung saja apabila tenaga kerja akan membatik dengan motif baru atau kombinasi warna yang baru. Tidak ada pelatihan secara khusus untuk tenaga kerja pada UMKM batik. Pada tabel 5.9 dapat dilihat bahwa sebanyak 77,5% total pernyataan CSR pada kategori ini dijawab dengan jawaban “ya”. Ini berarti bahwa sebagian besar responden sudah melakukan CSR terkait kategori sosial, dimensi praktek ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja. Artinya, sebagian besar responden memiliki kepedulian dan perhatian terhadap tenaga kerjanya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 2. Implementasi CSR dalam Menunjang Kinerja UMKM a. Kinerja Keuangan UMKM Batik (dengan Profit Margin) Setelah melakukan analisis CSRi setiap UMKM batik dan setiap kategori pada CSR, selanjutnya penulis akan melakukan perhitungan profit margin dari setiap UMKM batik yang menjadi responden dalam penelitian ini. Profit margin digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan dari UMKM batik. Berikut profit margin dari setiap UMKM batik Kampoeng Batik Laweyan Solo: Tabel 5.10. Profit Margin Tahunan dari Setiap UMKM Batik yang Menjadi Responden No Nama Usaha Penjualan Laba Profit (Rupiah) (Rupiah) Margin (Ratio) 1 Batik Oguud 1.680.000.000 840.000.000 0,5 2 Batik Setya 150.000.000 75.000.000 0,5 3 Batik Uni 300.000.000 144.000.000 0,48 4 Batik Jova 126.000.000 50.400.000 0,4 5 Batik Loring Pasar 513.000.000 153.900.000 0,3 6 Batik Tritunggal 96.000.000 24.000.000 0,25 7 Batik Widya Kencana 600.000.000 120.000.000 0,2 8 Batik Nurma 450.000.000 90.000.000 0,2 9 Batik Mahkota 800.000.000 160.000.000 0,2 10 Batik Sherlyta Ayu 1.800.000.000 360.000.000 0,2 11 Batik Hayuningrum 100.000.000 20.000.000 0,2 12 Batik Pandono 240.000.000 48.000.000 0,2 13 Batik Truntum 35.000.000 7.000.000 0,2 14 Batik Estu Mulya 200.000.000 40.000.000 0,2 15 Batik Puspa Kencana 400.000.000 80.000.000 0,2 16 Batik Fantri 60.000.000 6.000.000 0,1 17 Batik Purworaharjo 1.440.000.000 144.000.000 0,1 18 Batik Puspita Mekar 10.000.000.000 700.000.000 0,08 19 Batik Ratnasari 216.000.000 10.800.000 0,05 20 Batik Herdea 10.000.000.000 500.000.000 0,05 Jumlah 29.206.000.000 3.573.100.000 4,61 Rata-rata 1.460.300.000 178.655.000 0,23 Sumber: Data Primer PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 Tabel 5.10 menunjukkan besarnya profit margin dari setiap UMKM batik. Dalam penelitian ini, profit margin digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan dari setiap UMKM. Pada tabel 5.11 diketahui bahwa rata-rata dari profit margin UMKM batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo sebesar 0,23 atau 23%. Ini berarti apabila profit margin dari satu UMKM di atas nilai rata-rata (lebih dari 0,23 atau 23%), maka profit margin yang dimiliki UMKM tersebut tinggi. Sebaliknya, apabila profit margin yang dimiliki UMKM di bawah rata-rata (kurang dari 0,23 atau 23%), maka profit margin UMKM tersebut rendah. Pada tabel 5.11 menunjukkan bahwa sebanyak 6 responden (30%) dari total 20 responden memiliki nilai profit margin tinggi. Sementara, sebanyak 14 responden (70%) memiliki nilai profit margin rendah. b. Kinerja Non Keuangan UMKM Batik (dengan Perluasan Pemasaran dan Pemesanan Kembali dari Pelanggan) Setelah mengetahui CSRi dari setiap UMKM, implementasi CSR berdasarkan kategori, dan profit margin dari setiap UMKM, maka selanjutnya penulis melakukan analisis CSR dalam menunjang kinerja non keuangan. Penelitian terhadap 20 responden menunjukkan bahwa semua responden telah melakukan CSR bagi tenaga kerjanya, diantaranya dengan memberikan bonus upah, cuti hamil, santunan bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan, sakit, maupun kematian, dan menerima saran dari pekerja mengenai keselamatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 kerja. Dari hasil wawancara dengan Bapak Oguud (pemilik Batik Oguud), CSR yang dilakukan pemilik UMKM tersebut ternyata dapat meningkatkan loyalitas dan kinerja dari tenaga kerja. Beliau menyampaikan bahwa peningkatan loyalitas dan kinerja dari tenaga kerja berpengaruh pada kualitas produk yang dihasilkan dan ketepatan waktu dalam penyelesaian pesanan. Hal tersebut memiliki pengaruh pada kepuasan pelanggan yang berdampak pada terjadinya perluasan pasar dan pemesanan kembali dari pelanggan. Batik Oguud yang sudah memperluas wilayah pemasarannya sampai Amerika, Malaysia, Singapura, dan Jepang. Hal serupa juga disampaikan oleh Ibu Dewi selaku pemilik Batik Puspa Kencana yang awalnya hanya melayani pelanggan lokal, tetapi sekarang sudah memperluas pemasarannya sampai ke Malaysia. Perluasan pasar juga dipengaruhi oleh promosi dan rekomendasi yang dilakukan bukan hanya oleh UMKM tetapi juga oleh antar pelanggan dan masyarakat sekitar. Rekomendasi masyarakat sekitar kepada pelanggan merupakan salah satu wujud imbal balik dari CSR yang dilakukan UMKM sehingga terjalin hubungan yang baik antara pemilik UMKM dengan lingkungan dan masyarakat sekitar. Contoh CSR yang dilakukan untuk lingkungan dan masyarakat sekitar adalah adanya pengolahan limbah yang tidak mencemari lingkungan, turut membantu dalam membangun sarana dan prasarana lokasi sekitar, membantu memberikan dana jika ada kerusakan lingkungan akibat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 proses produksi, dan ikut serta dalam mengambil tindakan pemulihan yang rusak. Seperti yang dilakukan oleh Bapak Feri selaku pemilik Batik Puspita Mekar yaitu melakukan pengolahan limbah dengan menggunakan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dan memiliki disposal atau sarana untuk menjernihkan kembali air yang sudah digunakan sehingga dapat dimanfaatkan untuk produksinya. Proses tersebut selain menghemat biaya produksi, juga tidak mengganggu lingkungan sekitar. Lokasi UMKM yang berada di tengah pemukiman warga, tidak mengganggu dan mencemari lingkungan sehingga masyarakat sekitar ikut merekomendasikan produk batik dari UMKM ini kepada pelanggan. CSR juga dilakukan dalam bentuk penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Hal ini dilakukan oleh Ibu Tika selaku pemilik Batik Uni. Beliau merekrut tenaga kerja dari lingkungan sekitar lokasi produksi. Usaha ini selain dapat mengurangi pengangguran di sekitar lokasi produksi, ternyata juga mendorong masyarakat sekitar untuk ikut serta dalam merekomendasikan produk dari usaha batik ini. Dari analisis hasil wawancara dengan responden, diketahui bahwa implementasi CSR yang tinggi dapat menarik perhatian pelanggan sehingga terjadi perluasan pasar dan pelanggan menjadi setia untuk membeli produk dari suatu UMKM batik. Hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan responden menunjukkan bahwa sebanyak 95% (19 responden) menyatakan bahwa implementasi CSR pada tenaga kerja dan masyarakat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 merupakan hal penting yang harus dilakukan dalam menjaga keberlangsungan hidup suatu usaha. Sementara, sebanyak 5% (1 responden) yaitu Batik Tritunggal tidak setuju dengan adanya implementasi CSR. Menurut Bapak Siswanto selaku pemilik dari Batik Tritunggal, CSR tidak penting untuk dilakukan karena tidak memberikan manfaat bagi usaha ini. Bentuk perhatian dan kepedulian yang dilakukan oleh Bapak Siswanto tidak membuat tenaga kerja menjadi loyal atau setia untuk bekerja pada usaha batik ini. Dari hasil wawancara implementasi CSR dalam menunjang kinerja non keuangan UMKM, menunjukkan bahwa semua responden menyatakan CSR menunjang kinerja non keuangan yang ditunjukkan dengan perluasan pasar dan pemesanan kembali dari pelanggan. c. Hasil Crosstabulation CSRi dengan Profit Margin Implementasi CSR terhadap kinerja keuangan menunjukkan bahwa hanya 9 responden yang implementasi CSR-nya menunjang kinerja. Sebanyak 9 responden UMKM terdiri dari 3 UMKM yang memiliki implementasi CSR dan profit margin tinggi dan 6 UMKM yang memiliki implementasi CSR dan profit margin rendah. Sementara itu, sebanyak 11 responden implementasi CSR-nya tidak menunjang kinerja UMKM. Hal ini dibuktikan dengan analisis crosstabulation dengan program statistika SPSS 16 yang menunjukkan hasil sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 Tabel 5.11. Analisis Crosstabulation CSR dengan Profit Margin Profit Margin Total Rendah Tinggi Rendah 6 3 9 CSRi Tinggi 8 3 11 Total 14 6 20 Sumber: Data olahan SPSS Tabel 5.11 menampilkan hasil crosstabulation tingkat CSRi dengan profit margin sebagai kinerja keuangan UMKM. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa terdapat kecenderungan CSRi tidak menunjang kinerja keuangan dari UMKM. Berikut hasil analisis crosstabulation pada tabel 5.11: 1) CSRi Tidak Menunjang Profit Margin (CSRi Tinggi-Profit Margin Rendah, CSRi Rendah-Profit Margin Tinggi) Tabel 5.11 menunjukkan banyaknya UMKM yang memiliki CSRi tinggi tetapi profit margin-nya rendah, yaitu sebanyak 8 UMKM. Ke-8 UMKM tersebut adalah Batik Puspa Kencana, Batik Purworaharjo, Batik Puspita Mekar, Batik Sherlyta Ayu, Batik Mahkota, Batik Herdea, Batik Widya Kencana, dan Batik Fantri. Ini berarti meskipun UMKM batik melakukan CSR dengan baik tetapi tidak menunjang profit margin yang dihasilkan oleh UMKM batik tersebut. Wawancara yang dilakukan dengan Bapak Feri (Pemilik Batik Puspita Mekar) menunjukkan bahwa meskipun CSR yang dilakukan banyak dan sering tetapi tidak meningkatkan penjualan dari usaha ini secara drastis. Menurut beliau, CSR merupakan kewajiban dari seorang pemilik usaha yang harus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 dipenuhi sebagai upaya untuk menjaga keberlangsungan usaha. Beliau juga mengatakan bahwa implementasi CSR yang tinggi tidak membuat kinerja keuangannya menjadi meningkat juga. Bapak Feri menyampaikan bahwa terdapat faktor lain yang mempengaruhi kinerja keuangan seperti fluktuasi harga bahan baku dan permintaan pasar akan batik. Selain itu, dengan adanya CSR beliau harus menyisihkan keuntungannya untuk pendanaan program CSR seperti ikut serta dalam membangun sarana dan prasarana lokasi sekitar. Hal serupa juga disampaikan oleh pemilik Batik Puspa Kencana, Batik Purworaharjo, Batik Sherlyta Ayu, Batik Mahkota, Batik Herdea, Batik Widya Kencana, dan Batik Fantri. Terdapat pula 3 UMKM yang memiliki CSRi rendah tetapi profit margin-nya tinggi yaitu Batik Jova, Batik Setya, dan Batik Tritunggal. Ini berarti walaupun CSR yang dilakukan oleh UMKM rendah atau kurang optimal tetapi tidak berdampak pada profit margin yang dihasilkan oleh UMKM. Hasil wawancara dengan Bapak Slamet selaku pemilik Batik Setya menyatakan bahwa keunikan, inovasi, dan kualitas dari produk batik merupakan salah satu faktor meningkatnya penjualan dari usaha batik. Produk yang dihasilkan oleh usaha ini adalah batik lukis yang sudah jarang diproduksi oleh pengrajin batik. Menurut beliau, keunikan dari produknya yang membuat penjualan usaha ini meningkat. Hal ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 membuktikan bahwa implementasi CSR bukan satu-satunya faktor yang dapat mendukung kinerja keuangan dari suatu usaha. Hasil ini berarti terdapat 11 dari 20 UMKM yang menjadi responden menunjukkan bahwa implementasi CSR tidak menunjang kinerja keuangan. 2) CSRi Menunjang Profit Margin (CSRi-Profit Margin Rendah, CSRi-Profit Margin Tinggi) Sementara, pada tabel 5.12 tampak terdapat 6 UMKM yang memiliki tingkat CSRi dan profit margin yang rendah, yaitu Batik Estu Mulya, Batik Truntum, Batik Pandono, Batik Hayuningrum, Batik Ratnasari, dan Batik Nurma. Hal ini berarti tingkat CSRi dan profit margin ke-6 UMKM tersebut searah. Apabila UMKM rendah dalam melakukan CSR, maka profit margin-nya pun juga rendah. Dalam wawancara dengan Bapak Supiarso (pemilik Batik Hayuningrum) menunjukkan bahwa implementasi CSR yang rendah tentunya akan membuat hubungan antara pemilik dengan tenaga kerja menjadi kurang baik. Beliau mengatakan bahwa tenaga kerja yang bekerja pada Batik Hayuningrum kurang loyal karena beberapa tenaga kerja memilih untuk pindah ke tempat kerja lain. Tetapi beliau mengatakan bahwa CSR tidak memiliki keterkaitan secara langsung dengan kinerja keuangan dari usahanya. Menurut Bapak Supiarso, baik CSR tinggi atau rendah, kinerja keuangan yang dihasilkan akan tetap sama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 Selanjutnya, sebanyak 3 UMKM memiliki tingkat CSRi dan profit margin yang tinggi, yaitu Batik Oguud, Batik Loring Pasar, dan Batik Uni. Hal ini memiliki arti bahwa CSR yang tinggi akan diikuti dengan profit margin yang tinggi. Hasil wawancara dengan Bapak Oguud selaku pemilik Batik Oguud menunjukkan bahwa implementasi CSR yang tinggi dapat menunjang kinerja keuangannya. Hal ini karena pemilik Batik Oguud dapat menjalin hubungan yang baik dengan tenaga kerja dan masyarakat sekitar. Menurut Bapak Oguud, tenaga kerja yang bekerja dengannya sangat setia dan selalu menghasilkan produk berkualitas serta tepat waktu dalam penyelesaiannya. Selain itu, masyarakat sekitar juga ikut merekomendasikan produk Batik Oguud apabila ada orang yang akan mencari kain batik. Hal inilah yang membuat Batik Oguud mampu menghasilkan profit margin yang tinggi. Dari analisis tersebut ini berarti terdapat 9 dari 20 UMKM yang menunjukkan bahwa implementasi CSR menunjang kinerja keuangan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 C. Pembahasan 1. Implementasi CSR di Kampoeng Batik Laweyan Meskipun berdasarkan analisis data sebagian besar UMKM batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo menunjukkan implementasi CSR tidak menunjang kinerja, tetapi tingkat implementasi CSR-nya tinggi. Dapat dilihat dari tabel implementasi setiap kategori CSR yang menghasilkan sebagian besar responden telah melakukan CSR. Penemuan tersebut selaras dengan penelitian Dewi (2013) yang menyatakan bahwa pelaksanaan CSR yang dilakukan UMKM batik di wilayah Kota Pati termasuk tinggi. Hasil yang menyatakan CSR di Kampoeng Batik Laweyan Solo tinggi juga dibuktikan dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Arif, salah seorang pengurus FPKBL yang mengatakan bahwa saat ini sebagian besar pelaku UMKM batik sudah menggunakan IPAL untuk mengolah air limbah yang dihasilkan dari proses produksi dan para pemilik UMKM batik menyadari pentingnya melakukan CSR untuk tenaga kerja dan lingkungan sekitar. Dari persentase CSR setiap kategori dapat dilihat bahwa item pernyataan dengan persentase terendah terdapat pada kategori lingkungan dengan item pernyataan 4 sebesar 10% (2 responden dengan jawaban “ya”). Ini disebabkan sebagian besar responden tidak melakukan pendaurulangan atau penjernihan kembali air untuk digunakan kembali. Sebagian besar responden langsung membuang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 air yang sudah digunakan dalam proses produksi batik dan menggunakan air bersih untuk proses produksi berikutnya. Sementara, persentase tertinggi terdapat pada kategori lingkungan dan kategori sosial. Pada kategori lingkungan persentase tertinggi 100% (20 responden menjawab “ya”) pada pernyataan 2 dan 3. Hal tersebut dikarenakan semua responden sudah melakukan penghematan dalam menggunakan energi (listrik, bahan bakar minyak, atau gas) dan telah menggunakan air sesuai dengan kegunaannya dalam proses produksi. Pada kategori sosial, dimensi praktek ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja persentase tertinggi 100% (20 responden menjawab “ya”) pada pernyataan 4 dan 5. Ini berarti semua responden telah menerima saran dari pekerja mengenai keselamatan kerja dan memperhatikan karyawan yang memiliki penyakit, kecelakaan kerja, atau kematian. Wawancara yang dilakukan dengan responden juga membuktikan bahwa implementasi CSR yang dilakukan oleh responden memiliki manfaat. Manfaat yang dirasakan oleh responden diantaranya tenaga kerja menjadi loyal atau setia terhadap UMKM batik, dapat terbina hubungan yang baik antara UMKM dengan masyarakat, dan lingkungan sekitar lokasi produksi menjadi terjaga. 2. Implementasi CSR dalam Menunjang Kinerja Keuangan Hasil analisis implementasi CSR dalam menunjang kinerja keuangan menunjukkan bahwa hanya sebanyak 9 responden yang menghasilkan bahwa implementasi CSR menunjang kinerja UMKM PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 dengan adanya keterkaitan searah antara CSR dengan profit margin. Penemuan penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ekadjaja dan Bunadi (2012) bahwa perusahaan yang mengungkapkan CSR lebih banyak, kinerja keuangannya menjadi lebih baik daripada perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan CSR. Sementara itu, sebanyak 11 responden menghasilkan bahwa implementasi CSR tidak menunjang kinerja UMKM batik. Hasil ini didukung dengan hasil analisis crosstabulation yang telah dilakukan oleh penulis. Implementasi CSR tidak menunjang kinerja UMKM dikarenakan terdapat faktor lain yang mempengaruhi kinerja dari UMKM batik. Hal ini seperti inovasi, kualitas bahan baku yang digunakan, dan nama dari usaha batik yang sudah terkenal. 3. Implementasi CSR dalam Menunjang Kinerja Non Keuangan Meskipun hasil analisis data menunjukkan bahwa sebagian besar implementasi CSR yang dilakukan oleh UMKM tidak menunjang kinerja keuangan, tetapi semua responden telah banyak menerima pemesanan kembali dari pelanggan dan telah memperluas wilayah pemasarannya. Terdapat responden yang sudah melakukan perluasan wilayah pemasaran hingga ke luar negeri. Batik Oguud telah memiliki wilayah pemasaran meliputi Amerika, Malaysia, Singapura, dan Jepang. Dalam analisis implementasi CSR menunjang kinerja keuangan, usaha ini memiliki CSRi dan profit margin yang tinggi. Selanjutnya Batik Puspa Kencana memiliki wilayah pemasaran baik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 dalam negeri maupun luar negeri. Usaha batik ini telah melakukan ekspor ke Malaysia tetapi dalam implementasi CSR menunjang kinerja keuangan, usaha ini memiliki CSRi yang tinggi tetapi profit marginnya rendah. UMKM batik berikutnya yang melakukan ekspor adalah Batik Sherlyta Ayu dan Batik Herdea. Dalam keterkaitan CSR dengan kinerja keuangan, kedua usaha ini memiliki CSRi tinggi tetapi profit margin rendah. Tetapi, Batik Sherlyta Ayu sudah melakukan ekspor ke Amerika, Jepang, dan Eropa. Sementara Batik Herdea memiliki wilayah pemasaran hingga Amerika dan Kanada. Selain ke 4 UMKM batik di atas, Batik Widya Kencana juga sudah melakukan ekspor hingga Singapura, Myanmar, Amerika, dan Nigeria. Dalam implementasi CSR keterkaitan CSR menunjang kinerja keuangan, usaha ini memiliki CSRi tinggi tetapi profit margin rendah. Sementara untuk 15 UMKM lainnya telah memiliki wilayah pemasaran di berbagai kota dan pulau di Indonesia seperti Batik Uni yang memiliki wilayah pemasaran meliputi Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Ini berarti kinerja non keuangan dari UMKM di Kampoeng Batik Laweyan sudah baik karena perluasan wilayah pemasaran yang dilakukan tidak hanya mencakup wilayah Indonesia saja tetapi sudah melakukan ekspor. Adanya pemesanan kembali dan perluasan wilayah pemasaran merupakan dampak dari implementasi CSR. Wawancara yang dilakukan dengan responden menunjukkan bahwa hubungan baik yang dibangun pemilik UMKM dengan tenaga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 kerja dan masyarakat melalui pelaksanaan CSR memberikan umpan balik yang baik untuk UMKM. Wawancara dengan Ibu Tri selaku pemilik Batik Widya Kencana mengatakan bahwa tenaga kerja yang menjadi loyal terhadap UMKM dan dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dengan kualitas yang baik serta masyarakat yang turut merekomendasikan produk dari usaha batik ini tentunya membuat pelanggan menjadi puas dan nama usaha ini menjadi semakin dikenal. Hal inilah yang membuat usaha batik ini memiliki wilayah pemasaran di berbagai kota di Indonesia bahkan hingga ke luar negeri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB VI PENUTUP Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) dalam menunjang kinerja UMKM batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo. Berikut kesimpulan penulis atas hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan: A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan bahwa: 1. Tingkat implementasi yang telah dilakukan oleh pemilik atau pengelola UMKM batik yang menjadi responden dalam penelitian ini termasuk dalam kategori tinggi. Dari tiga kategori CSR, yaitu kategori ekonomi, lingkungan, dan sosial dengan dimensi praktek ketenagakerjaan dan kenyamanan tenaga kerja, kategori lingkungan merupakan kategori dengan tingkat implementasi paling tinggi. 2. Implementasi CSR yang telah dilakukan oleh UMKM batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo sebagian besar tidak menunjang kinerja keuangan dari UMKM batik tetapi menunjang kinerja non keuangannya. Semakin tinggi CSR yang dilakukan oleh UMKM batik, belum mampu menunjang kinerja keuangan dari UMKM batik tersebut. 83 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 B. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan pada penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya agar hasilnya lebih maksimal. Dalam penelitian ini keterbatasan yang disampaikan oleh penulis adalah jumlah responden yang terbatas dalam penelitian ini dikarenakan banyak pemilik atau pengelola UMKM batik yang menolak untuk menjadi responden dalam penelitian ini karena adanya kerahasiaan informasi yang tidak dapat diketahui pihak dari luar UMKM. C. Saran 1. Saran untuk Penelitian Selanjutnya Berdasarkan keterbatasan penelitian, maka saran yang bisa diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah: a. Mengoptimalkan jumlah responden dalam penelitian sehingga penulis memiliki data yang kaya. b. Menambahkan item CSR yang digunakan dalam penelitian sehingga item pengungkapan CSR lebih banyak dan lebih kaya untuk analisis data. 2. Saran untuk UMKM Batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa implementasi CSR tidak menunjang kinerja UMKM batik. Oleh karena itu, disarankan kepada UMKM batik untuk: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 a. Memiliki kesadaran bahwa implementasi CSR yang dilakukan oleh pemilik/pengelola UMKM batik merupakan hal yang penting. b. Menambahkan kegiatan CSR yang dilakukan, khusunya pada kategori sosial. c. Mengadakan publikasi (misalnya melalui paguyuban) mengenai implementasi CSR yang dilakukan untuk menarik perhatian dan respon positif masyarakat dalam meningkatkan citra UMKM batik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 DAFTAR PUSTAKA Angela. 2015. “Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Kinerja Finansial dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Variabel Intervening”. Skripsi Dipublikasikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Arimbawa, I Made Wisnawa dan I G.A.M. Asri Dwija Putri. 2014. “Analisis Penilaian Kinerja Keuangan dan Non Keuangan PT. BPR Dharmawarga Utama”. Universitas Udayana, Bali. Azizah, Rif’ Atul. 2011. “Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) dan Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan Pada UKM Batik Kota Pekalongan”. Skripsi Dipublikasikan. Universitas Negeri Semarang, Semarang. Dewi, Budi Kumala. 2013. “Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) dan Pengaruhnya Terhadap Laba Perusahaan Pada UKM Batik Bakaran di Kota Pati”. Skripsi Dipublikasikan. Universitas Negeri Semarang, Semarang. Ekadjaja, Agustin dan Edward Bunadi. 2012. “Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Perusahaan”. Universitas Tarumanagara. Gaspersz, Vincent. 2003. Balanced Scorecard dengan Six Sigma untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintah: Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi. Edisi Kedua. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. GRI (Global Reporting Initiative) G4. 2013. Pedoman Pelaporan Berkelanjutan. Harmono. 2009. Manajemen Keuangan: Berbasis Balanced Scorecard. Edisi Pertama. Bumi Aksara, Jakarta. Harmoni, Ati dan Ade Andriyani. 2008. “Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Official Website Perusahaan”. Proceeding Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijin (KOMMIT 2008). ISSN: 1411-6286. Heryani, Titin dan Zunaidah. 2013. “Analisis Pengaruh Penerapan Corporate Social Responsibility (Diversity & Employee Support) Terhadap Kinerja Karyawan”. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya Vol. 11 No. 2. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009. SAK ETAP. Jakarta. Kaunang, Swita Angelina. 2013. “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT Cipta Daya Nusantara Manado”. Jurnal EMBA, Vol.1 No.4 Desember 2013: 1993-2003. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 Krismiaji dan Y Anni Aryani. 2011. Akuntansi Manajemen. Edisi Kedua. UPP STIM YKPN, Yogyakarta. Mardikanto, Totok. 2014. CSR (Corporate Social Responsibility) (Tanggung Jawab Sosial Korporasi). Cetakan Kesatu. Alfabeta, Bandung. Noor, Juliansyah. 2013. Penelitian Ilmu Manaajemen: Tinjauan Filosofis dan Praktis. Edisi Pertama. Kencana, Jakarta. Sanusi, Anwar. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan Ketiga. Salemba Empat, Jakarta. Solihin, Ismail. 2011. Corporate Social Responsibility: From Charity To Sustainability. Salemba Empat, Jakarta. Sucipto. 2013. “Penilaian Kinerja Keuangan”. Universitas Sumatera Utara. Supit, Amelia Adinda Nancy, Jantje J. Tinangon, Harijanto Sabijono. 2014. “Analisis Kinerja Non Keuangan PT OTSUKA Indonesia Cabang Manado”. Universitas Sam Ratulangi, Manado. Umar, Husein. 2001. Riset Akuntansi. Cetakan Ketiga. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 2009 Tentang WBCSD Business Solutions for a Sustainable World. old.wbcsd.org/workprogram/business-role/previous work/corporate social responsibility.aspx. Diakses: Selasa, 19 Desember 2016. http://kampoengbatiklaweyan.org/sejarah-batik-laweyan/ Diakses: Sabtu, 14 Januari 2017. http://www.barangtempodoeloe.com/2013/09/kain-batik-1913.html?m=1. Diakses: Sabtu, 15 April 2017 http://batik-tulis.com/blog/batik-solo/. Diakses: Sabtu, 15 April 2017. http://forumcsrkessos.or.id. Diakses: Kamis, 22 Juni 2017. http://www.bps.go.id. Diakses: Kamis, 22 Juni 2017. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 Pemilihan Item-Item Pernyataan CSR Berdasarkan Relevansi dengan UMKM Kode Pertanyaan Kategori Ekonomi G4-EC1 Nilai ekonomi yang dihasilkan dan didistribusikan secara langsung (pendapatan, biaya, kompensasi ke karyawan, donasi ke masyarakat dan keuntungan yang digunakan membayar pinjaman). G4-EC2 Adanya perubahan produksi (risiko dan peluang) akibat perubahan iklim. G4-EC3 Pembayaran kewajiban/hutang dibayar tepat waktu dan ditulis dalam pembukuan. G4-EC4 Membuat pembukuan berkaitan dengan penerimaan bantuan keuangan/modal dari pemerintah setempat. G4-EC5 Pemberian upah sudah sesuai dengan standar. G4-EC6 Memperkerjakan masyarakat sekitar UMKM. G4-EC7 UMKM turut membantu dalam membangun sarana dan prasarana lokasi sekitarnya. G4-EC8 Pengetahuan mengenai dampak ekonomi yang terjadi. G4-EC9 UMKM membeli bahan baku dari masyarakat sekitarnya. Kategori Lingkungan G4-EN1 Bahan baku yang digunakan diukur berdasarkan berat. G4-EN2 UMKM menggunakan bahan daur ulang. G4-EN3 Pemakaian energi(listrik, Bahan bakar minyak atau gas) yang berasal dari sumber energi yang baik. G4-EN4 Pembatasan penggunaan energi(listrik, Bahan bakar minyak atau gas). G4-EN5 Penghematan dalam menggunakan energi(listrik, Bahan bakar minyak atau gas). G4-EN6 Pengurangan dalam menggunakan energi(listrik, Bahan bakar minyak atau gas). G4-EN7 Pengurangan penggunaan energi(listrik, Bahan bakar minyak atau gas) pada produk. G4-EN8 Penggunaan air sesuai dengan kegunaannya. G4-EN9 Penggunaan air sesuai dengan ketersediaan air. G4-EN10 Air yang sudah digunakan didaur ulang kembali. G4-EN11 Lokasi produksi tidak memberikan dampak pada lingkungan. G4-EN12 Memiliki kesadaraan apabila menghasilkan Relevan Tidak Relevan v - - v v - v - v v v - v - v - - v v - v - v v - - v - v v v v v - v - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89 dampak buruk pada lingkungan. Membantu perbaikan lingkungan yang rusak. Membantu merawat dan melindungi lingkungan Mengetahui dampak langsung penggunaan energi(listrik, Bahan bakar minyak atau gas) secara berlebihan. G4-EN16 Mengetahui dampak tidak langsung penggunaan energi(listrik, Bahan bakar minyak atau gas) secara berlebihan. G4-EN17 Mengetahui dampak langsung penggunaan energi(listrik, Bahan bakar minyak atau gas) secara berlebihan. G4-EN18 Sadar bahwa penggunaan energi menghasilkan polusi. G4-EN19 Membantu mengurangi polusi yang ada. G4-EN20 Membatasi bahan-bahan yang membuat polusi. G4-EN21 Membatasi bahan-bahan yang menyebabkan polusi udara. G4-EN22 Limbah air yang dibuang tidak membahayakan. G4-EN23 Mengetahui banyaknya limbah dan cara membuangnya. G4-EN24 Limbah zat kimia yang dibuang tidak mencemari lingkungan. G4-EN25 Mengelola limbah yang sangat membahayakan. G4-EN26 Mengetahui limbah dapat merusak lingkungan. G4-EN27 Mencegah dampak akibat limbah yang berbahaya. G4-EN28 Produk yang dihasilkan tidak membahakan lingkungan. G4-EN29 Memberikan denda apabila melanggar peraturan mengenai lingkungan hidup. G4-EN30 Mengetahui dampak luas dari kerusakan lingkungan. G4-EN31 Membantu memberikan dana jika ada kerusakan lingkungan akibat proses produksi. G4-EN32 Memilih bahan baku yang tidak memberikan dampak buruk bagi lingkungan. G4-EN33 Ikut serta dalam mengambil tindakan pemulihan lingkungan yang rusak. G4-EN34 Ikut serta dalam menyelesaikan tindakan pemulihan lingkungan yang rusak. Kategori Sosial: Prakik Ketenaga Kerjaan dan Kenyamanan Bekerja G4-LA1 Pemilihan karyawan berdasarkan kelompok umur, gender dan wilayah. G4-LA2 Memberikan tambahan upah bagi karyawan yang bekerja dengan baik. G4-EN13 G4-EN14 G4-EN15 v v - v - v - v v - v v - v v v - v - v v - v v v - v - v - - v v - v - - v v - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90 G4-LA3 Memperbolehkan karyawan untuk berhenti kerja sementara karena sedang hamil. G4-LA4 Memberitahukan kepada karyawan mengenai setiap perubahan kebijakan sebelum kebijakan tersebut ditetapkan. G4-LA5 Menerima saran dari pekerja mengenai keselamatan kerja. G4-LA6 Memperhatikan karyawan yang memiliki penyakit, kecelakaan kerja atau kematian. G4-LA7 Memberikan informasi bahaya dampak produksi kepada karyawan. G4-LA8 Memberikan jaminan kesehatan kepada karyawan. G4-LA9 Memiliki jam pelatihan pekerja. G4-LA10 Adanya pelatihan bagi setiap karyawan. G4-LA11 Memberikan perkembangan jenjang pekerjaan pada karyawan. G4-LA12 Membagi pekerjaan berdasarkan umur karyawan. G4-LA13 Adanya perbedaan upah berdasarkan jenis kelamin. G4-LA14 Pemilihan pemasok bahan baku berdasarkan keriteria pekerja tertentu. G4-LA15 Mengetahui dampak negatif ketenagakerjaan. G4-LA16 Menerima pengaduan karyawan mengenai masalah ketenagakerjaan. Kategori Sosial: Hak Asasi Manusia G4-HR1 Membuat perjanjian kerja dengan karyawan berkaitan Hak Asasi Manusia. G4-HR2 Memberikan pengetahuan mengenai Hak Asasi Manusia kepada karyawan. G4-HR3 Memberikan pekerjaan yang tidak menimbulkan diskriminasi terhadap karyawan. G4-HR4 Mengetahui kegiatan operasi yang memungkinkan untuk melanggar Hak Asasi Manusia. G4-HR5 Mengetahui dan membantu untuk tidak memperkerjakan Karyawan di dibawah umur. G4-HR6 Mengetahui bahwa pekerjaan yang diberikan tidak memaksa karyawan dan melanggar Hak Asasi Manusia. G4-HR7 Memberikan pengetahuan dan pelatihan berkaitan Hak Asasi Manusia. G4-HR8 Mengetahui bahwa proses produksi tidak melanggar hak masyarakat sekitar. G4-HR9 Sadar dan menghormati Hak Asasi Manusia. G4-HR10 Memilih pemasok bahan baku berdasarkan Hak Asasi Manusia. v - v - v - v - v - v v v - v - v v - v v v - - - - - - - - - - - - - - - - - - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91 G4-HR11 Mengetahui adanya dampak negatif akibat pelanggaran Hak Asasi Manusia. G4-HR12 Turut menyelesaikan apabila ada dampak negatif akibat pelanggaran Hak Asasi Manusia. Kategori Sosial: Masyarakat G4-SO1 Melibatkan masyarakat sekitar dalam setiap aktivitas bisnis. G4-SO2 Memberikan informasi kepada masyarakat sekitar jika menghasilkan dampak negatif akibat proses produksi. G4-SO3 Mengetahui adanya potensi praktik korupsi. G4-SO4 Memberikan pelatihan dan informasi mengenai anti-korupsi. G4-SO5 Memberikan tindakan akibat adanya praktik korupsi. G4-SO6 Memberikan kontribusi berupa pembelajaran untuk menekan praktik korupsi. G4-SO7 Mengetahui hukum mengenai praktik monopoli pasar(menguasai pasar secara penuh). G4-SO8 Turut membayar denda apabila melanggar aturan, peraturan masyarakat sekitar dan Undang-undang. G4-SO9 Memilih pemasok berdasarkan syarat yang ada pada masyarakat sekitar. G4-SO10 Memberikan tindakan apabila peilihan pemasok memberikan dampak negatif terhadap masyarakat. G4-SO11 Turut serta dalam menyelesaikan masalah pengaduan masyarakat sekitarnya. Kategori Sosial: Tanggung Jawab Produk G4-PR1 Produk yang dihasilkan tidak memberi kerugikan bagi kesehatan. G4-PR2 Mengetahui apabila produk yang dihasilkan tidak membahayakan kesehatan. G4-PR3 Memberikan informasi bahwa produk tidak membahayakan kesehatan. G4-PR4 Memberikan label dan informasi pada produk. G4-PR5 Membuat survei atas kepuasan pelanggan. G4-PR6 Mengetahui penjualan produk yang dilarang dan membahayakan. G4-PR7 Mengetahui peraturan mengenai pemasaran, periklanan dan promosi produk. G4-PR8 Memiliki keamanan atas data-data pelanggan tetap. G4-PR9 Mengetahui peraturan perundang-undangan mengenai penyediaan dan penggunaan produk. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92 KUESIONER A. IDENTITAS RESPONDEN Nama : ................................................................................................................ Usia : ......... Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan*(coret yang tidak perlu) Agama : ................................................................................................................ Pendidikan Terakhir : ................................................................................................................ Pekerjaan Utama : ................................................................................................................ Nama Usaha : ................................................................................................................ Tahun Pendirian : ................................................................................................................ Jumlah Karyawan : ......... Orang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 B. DAFTAR PERTANYAAN Bapak/Ibu diharapkan memilih salah satu dari dua alternatif jawaban yang telah tersedia. Berilah tanda centang ( ) atau tanda silang (X) pada lingkaran () yang berada sebelum alternatif jawaban untuk jawaban yang Bapak/Ibu pilih. Pertanyaan yang berkaitan dengan Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) Kode Pertanyaan Kategori Ekonomi G4-EC1 Nilai ekonomi yang dihasilkan dan didistribusikan secara langsung (pendapatan, biaya, kompensasi ke karyawan, donasi ke masyarakat dan keuntungan yang digunakan membayar pinjaman). G4-EC2 Pembayaran kewajiban/hutang dibayar tepat waktu dan ditulis dalam pembukuan. G4-EC3 Membuat pembukuan berkaitan dengan penerimaan bantuan keuangan/modal dari pemerintah setempat. G4-EC4 Pemberian upah sudah sesuai dengan standar. G4-EC5 Memperkerjakan masyarakat sekitar UMKM. G4-EC6 UMKM turut membantu dalam membangun sarana dan prasarana lokasi sekitarnya. G4-EC7 Pengetahuan mengenai dampak ekonomi yang terjadi. Kategori Lingkungan G4-EN1 UMKM menggunakan bahan daur ulang. G4-EN2 Penghematan dalam menggunakan energi(listrik, Bahan bakar minyak atau gas). G4-EN3 Penggunaan air sesuai dengan kegunaannya. G4-EN4 Air yang sudah digunakan didaur ulang kembali. G4-EN5 Lokasi produksi tidak memberikan dampak pada lingkungan. G4-EN6 Memiliki kesadaraan apabila menghasilkan dampak buruk pada lingkungan. G4-EN7 Membantu perbaikan lingkungan yang rusak. G4-EN8 Membantu merawat dan melindungi lingkungan G4-EN9 Sadar bahwa penggunaan energi menghasilkan polusi. G4-EN10 Membantu mengurangi polusi yang ada. G4-EN11 Membatasi bahan-bahan yang membuat polusi. G4-EN12 Limbah air yang dibuang tidak membahayakan. Pilihan Jawaban Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94 G4-EN13 Mengetahui banyaknya limbah dan cara membuangnya. G4-EN14 Limbah zat kimia yang dibuang tidak mencemari lingkungan. G4-EN15 Mengelola limbah yang sangat membahayakan. G4-EN16 Mengetahui limbah dapat merusak lingkungan. G4-EN17 Memberikan denda apabila melanggar peraturan mengenai lingkungan hidup. G4-EN18 Mengetahui dampak luas dari kerusakan lingkungan. G4-EN19 Membantu memberikan dana jika ada kerusakan lingkungan akibat proses produksi. G4-EN20 Ikut serta dalam mengambil tindakan pemulihan lingkungan yang rusak. Kategori Sosial: Prakik Ketenaga Kerjaan dan Kenyamanan Bekerja G4-LA1 Memberikan tambahan upah bagi karyawan yang bekerja dengan baik. G4-LA2 Memperbolehkan karyawan untuk berhenti kerja sementara karena sedang hamil. G4-LA3 Memberitahukan kepada karyawan mengenai setiap perubahan kebijakan sebelum kebijakan tersebut ditetapkan. G4-LA4 Menerima saran dari pekerja mengenai keselamatan kerja. G4-LA5 Memperhatikan karyawan yang memiliki penyakit, kecelakaan kerja atau kematian. G4-LA6 Memberikan informasi bahaya dampak produksi kepada karyawan. G4-LA7 Memberikan jaminan kesehatan kepada karyawan. G4-LA8 Memiliki jam pelatihan pekerja. G4-LA9 Adanya pelatihan bagi setiap karyawan. G4-LA10 Menerima pengaduan karyawan mengenai masalah ketenagakerjaan. Ya Tidak Ya Tidak Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak Tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA Pertanyaan untuk Pemilik/Pengelola UMKM Pertanyaan berkaitan dengan profil UMKM 1. Sejak kapan UMKM ini berdiri? 2. Apa teknik yang digunakan untuk memproduksi kain batik? 3. Di mana saja produk batik dipasarkan? 4. Mengapa bapak/ibu memilih untuk memproduksi batik? 5. Berapa jumlah tenaga kerja yang bekerja di UMKM yang bapak/ibu? Pertanyaan berkaitan dengan jumlah pelanggan lama atau tetap dan jumlah pelanggan baru 1. Berapa jumlah pelanggan lama atau tetap dari UMKM yang bapak/ibu kelola? 2. Berapa jumlah pelanggan baru dari UMKM yang bapak/ibu kelola? 3. Dari daerah mana saja pelanggan yang membeli batik di UMKM yang bapak/ibu kelola? Pertanyaan berkaitan dengan penjualan dan laba 1. Apakah bapak/ibu memiliki catatan penjualan? Berapa penjualan dari UMKM bapak/ibu dalam satu tahun? 2. Berapa laba yang dihasilkan oleh UMKM dalam satu tahun oleh UMKM? Pertanyaan berkaitan dengan implementasi CSR dalam menunjang kinerja perusahaan 1. Apakah tanggung jawab sosial yang telah bapak/ibu lakukan memiliki manfaat untuk UMKM? 2. Apakah dengan adanya perhatian terhadap tanggung jawab sosial meningkatkan penjualan dan laba yang dihasilkan oleh UMKM bapak/ibu? 3. Apakah dengan adanya perhatian bapak/ibu selaku pemilik/pengelola UMKM kepada tenaga kerja membuat tenaga kerja menjadi loyal? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96 4. Apakah bapak/ibu merasa bahwa dengan melakukan tanggung jawab sosial, pelanggan menjadi loyal terhadap UMKM yang bapak/ibu kelola? Mengapa? 5. Apakah bapak/ibu merasa bahwa dengan melakukan tanggung jawab sosial, UMKM yang bapak/ibu kelola mendapatkan pelanggan baru? Mengapa? 6. Apakah masyarakat sekitar turut mempromosikan dan merekomendasikan produk-produk dari UMKM bapak/ibu? 7. Apakah tanggung jawab sosial merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh pemilik/pengelola UMKM? Mengapa? 8. Apa zat kimia yang digunakan untuk memproduksi kain batik? Apakah berbahaya? 9. Bagaimana pengelolaan limbah di UMKM yang bapak/ibu miliki? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA Pertanyaan untuk Pengurus Paguyuban Kampoeng Batik Laweyan Solo Pertanyaan berkaitan dengan profil Kampoeng Batik Laweyan Solo 1. Sejak kapan Kampoeng Batik Laweyan Solo berdiri? 2. Bagaimana awal mula daerah ini menjadi sentra batik di Kota Solo? 3. Berapa banyak UMKM yang ada di Kampoeng Batik Laweyan Solo? Pertanyaan berkaitan dengan CSR 1. Apakah ada fasilitas IPAL di Kampoeng Batik Laweyan Solo? 2. Berapa UMKM yang mengikuti fasilitas IPAL? 3. Apakah ada forum atau paguyuban untuk tenaga kerja yang bekerja di UMKM-UMKM Kampoeng Batik Laweyan Solo? 4. Apakah ada program pelatihan pengolahan limbah untuk pelaku UMKM? 5. Apakah ada program pelatihan produksi batik? 6. Sejauh mana kontribusi UMKM terhadap kelestarian lingkungan? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98 Tabel Jawaban Kuesioner Responden Pertanyaan Total Jawaban Per Pertanyaan Ya Tidak 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 v v - - v v v - v v v - v v v v v v v v 16 4 2 v v - - v v v v - v v v v v v v - v v v 16 4 3 - - - - - v - - - - v v v - - - - - v - 5 15 4 v v - - v v v v - v v v v v v v v v v v 17 3 5 v v v v - - v v v v v v v v v v v v v v 18 2 6 v v v v v v v v v v v - v v v v v v v v 19 1 7 v - v v v v v v v v v v v v v - v v v v 18 2 109 77,86% 31 22,14% Total Jawaban Kategori Ekonomi Persentase Responden Kategori Ekonomi Tabel Jawaban Kuesioner Responden Kategori Lingkungan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Responden Pertanyaan 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total Jawaban Per Pertanyaan Ya Tidak 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 - - v v v - - v - - v - v - v - - - - - 7 13 2 v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v 20 0 3 v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v 20 0 4 - - - - - - - - - - v - v - - - - - - - 2 18 5 - v v v - v - v - v v v v v v v v v v v 16 4 6 v v v v v v v v v v v v v v v v v - v v 19 1 7 v v v v v v v v v v v v v v v v - v v v 19 1 8 v v v v v v v v v v v v v v v v - v v v 19 1 9 v v v v v v v - v v v v v v v v v v v v 19 1 10 - v v v v v v v v v v v v v v v v v v v 19 1 11 v v v v v v v v v v v v v v v - v v v v 19 1 12 v v v v - v v v v v v v v - v v v v v v 18 2 13 v v v v - - v v v v v v v v v v - - v v 16 4 14 - v - - - - v v v v v v v - v v v v v v 14 6 15 - v - - - - v v - v v - v v v - - - - - 8 12 16 v v - - v v v v v v v v v - v v - v v v 16 4 17 v - - - - - - - - - - v - - v - - - - - 3 17 18 v v v v v v v v v v v v v v v v - v v v 19 1 19 v v - - v - v v - v v v - v v - - - v v 12 8 99 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100 Tabel Jawaban Kuesioner Responden Kategori Sosial: Dimensi Praktek Ketenagakerjaan dan Kenyamanan Bekerja PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101 Responden Pertanyaan Total Jawaban Per Pertanyaan Ya Tidak 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 v v v v v - - v v v v v v v v v v v v v 18 2 2 v v v v v v - v v - v v v v v v v v v - 17 3 3 v v v v v v v v v v v v v v v - v v v v 19 1 4 v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v 20 0 5 v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v 20 0 6 v v v v v - v v v v v v v v v v v v v v 19 1 7 v v - - v v - v v - v v v - v v v v v - 14 6 8 - - - - v - - v - - - v v v v - - - - - 6 14 9 v v - - - - - v - - - v v v v - - - - v 8 12 10 v v - - v - v v v v v v v v v v - - - v 14 6 155 77,5% 45 22,5% Total Jawaban Kategori Sosial Persentase PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102 Keterangan: Responden 11 = Batik Puspita Mekar Responden 1 = Batik Oguud Responden 12 = Batik Uni Responden 2 = Batik Puspa Kencana Responden 13 = Batik Sherlyta Ayu Responden 3 = Batik Estu Mulya Responden 14 = Batik Mahkota Responden 4 = Batik Truntum Responden 15 = Batik Herdea Responden 5 = Batik Jova Responden 16 = Batik Ratnasari Responden 6 = Batik Setya Responden 17 = Batik Tritunggal Responden 7 = Batik Pandono Responden 18 = Batik Nurma Responden 8 = Batik Loring Pasar Responden 19 = Batik Widya Kencana Responden 9 = Batik Hayuningrum Responden 20 = Batik Fantri Responden 10 = Batik Purworaharjo