CSR - USD Repository - Universitas Sanata Dharma

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
DALAM MENUNJANG KINERJA UMKM
(Studi Kasus Pada Sentra Industri Kampoeng Batik Laweyan Solo)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Felisia Ayuningtyas Marhanani
NIM : 132114012
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
DALAM MENUNJANG KINERJA UMKM
(Studi Kasus Pada Sentra Industri Kampoeng Batik Laweyan Solo)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Felisia Ayuningtyas Marhanani
NIM : 132114012
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
DALAM MENUNJANG KINERJA UMKM
(Studi Kasus Pada Sentra Industri Kampoeng Batik Laweyan Solo)
Oleh:
Felisia Ayuningtyas Marhanani
NIM: 132114012
Telah Disetujui oleh:
Pembimbing
Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA
Tanggal: 9 Mei 2017
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
DALAM MENUNJANG KINERJA UMKM
(Studi Kasus Pada Sentra Batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo)
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Felisia Ayuningtyas Marhanani
NIM: 132114012
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada Tanggal 13 Juni 2017
Dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
Nama Lengkap
Tanda Tangan
Ketua
Dr. Fr. Reni Retno Anggraeni, M.Si., Ak.
.......................................
Sekretaris
Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA
.......................................
Anggota
Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA
.......................................
Anggota
Dr. Fr. Reni Retno Anggraeni, M.Si., Ak.
.......................................
Anggota
Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA
.......................................
Yogyakarta, 31 Juli 2017
Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma
Dekan
Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Motto dan Persembahan
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam
segala hal keinginanmu kepada Allah
dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur
Filipi 4:6
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menuntun dan menyertai setiap
detik waktu dihidupku
2. Papa Yohanes Marso dan Mama MTh. Hanny Budi Astuti yang senantiasa
mencintaiku dan anugerah terindah dalam hidupku
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
DALAM MENUNJANG KINERJA UMKM
(Studi Kasus Pada Sentra Batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo)
Dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 13 Juni 2017 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi
ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukan gagasan atau pendapatan atau pemikiran dari penulis lain yang
saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian
atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya sendiri. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya
sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya
terima.
Yogyakarta, 31 Juli 2017
Yang membuat pernyataan,
Felisia Ayuningtyas Marhanani
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:
Nama
: Felisia Ayuningtyas Marhanani
Nomor Induk Mahasiswa (NIM)
: 132114012
Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
DALAM MENUNJANG KINERJA UMKM
(Studi Kasus Pada Sentra Batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo)
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu
meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan seharusnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 31 Juli 2017
Yang Menyatakan
Felisia Ayuningtyas Marhanani
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
penulisan skripsi dengan judul IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) DALAM MENUNJANG KINERJA UMKM
(Studi Kasus Pada Sentra Batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo).
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan,
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma
yang
telah
memberikan
kesempatan
untuk
belajar
dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma yang telah membagikan ilmu dan pengalamannya
dalam proses perkuliahan.
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA. selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Sanata Dharma yang telah membagikan ilmu dan
pengalamannya dalam proses perkuliahan.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan banyak waktu untuk membimbing dan memberi masukan dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA. selaku Dosen Pendamping
Akademik yang selalu membantu dalam masa-masa perkuliahan saya.
6. Papa Yohanes Marso dan Mama MTh. Hanny Budi Astuti, dan keluarga
besarku tercinta atas dukungan, doa, serta bantuannya baik dalam bentuk
moril maupun materiil.
7. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat dan mendoakan satu
sama lain.
8. Teman-teman Akuntansi angkatan 2013 kelas A yang mendukung dan
memberikan semangat serta mendoakan satu sama lain.
9. Teman-teman seperjuangan kelas MPAT yang bersama-sama dengan penulis
dari menyusun proposal penelitian, bimbingan, hingga karya ini selesai.
10. Semua pihak yang banyak membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu
per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 31 Juli 2017
Felisia Ayuningtyas Marhanani
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ............................v
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA .......................................vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................vii
HALAMAN DAFTAR ISI .................................................................................ix
HALAMAN DAFTAR TABEL .........................................................................xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ....................................................................xiii
ABSTRAK ..........................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................5
C. Batasan Masalah .................................................................................6
D. Tujuan Masalah .................................................................................6
E. Manfaat Penelitian .............................................................................6
F. Sistematika Penulisan ........................................................................7
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................9
A. Corporate Social Responsibility (CSR) .............................................9
1. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) ...................9
2. Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) ................11
3. Pengukuran Corporate Social Responsibility (CSR) dengan
Menggunakan GRI G4 ................................................................12
4. Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) ........................13
B. Teori Stakeholder ...............................................................................15
C. Pembangunan Berkelanjutan (Sustainability Development) .............16
D. Usaha Menengah, Kecil, Mikro (UMKM) .........................................17
E. Kinerja ................................................................................................19
1. Kinerja Finansial (Keuangan) .......................................................20
2. Kinerja Non Finansial (Non Keuangan) .......................................21
F. Corporate Social Responsibility (CSR) pada UMKM .......................24
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Menunjang Kinerja ...25
H. Kerangka Konseptual Penelitian .......................................................26
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................29
A. Jenis Penelitian ...................................................................................29
B. Populasi Sasaran .................................................................................29
C. Subjek dan Objek Penelitian...............................................................30
D. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................30
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel ....................................30
1. Variabel Kinerja UMKM ...........................................................30
2. Variabel Corporate Social Responsibility (CSR) .......................31
F. Jenis dan Sumber Data .......................................................................32
G. Teknik Pengumpulan Data .................................................................33
1. Kuesioner ......................................................................................33
2. Wawancara ...................................................................................33
H. Teknik Analisis Data ..........................................................................34
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ...................................37
A. Sejarah dan Letak Geografis Kampoeng Batik Laweyan ...................37
B. Tujuan, Visi, dan Misi Kampoeng Batik Laweyan ...........................39
C. Struktur Organisasi Forum Pengembangan
Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL) .................................................41
D. Bidang Usaha Kampoeng Batik Laweyan .........................................41
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ..........................................43
A. Karakteristik Responden Penelitian ...................................................43
1. Status UMKM Batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo.............43
2. Lama Usaha UMKM Batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo ..43
3. Jenis Kelamin Responden.............................................................44
4. Usia Responden ............................................................................44
5. Pendidikan Terakhir dan Pekerjaan Utama Responden ...............45
6. Jumlah Tenaga Kerja UMKM Batik ............................................46
B. Hasil Analisis Data ............................................................................47
1. Implementasi CSR UMKM Batik di
Kampoeng Batik Laweyan Solo ...................................................47
2. Implementasi CSR dalam Menunjang Kinerja UMKM ...............69
C. Pembahasan .......................................................................................78
1. Implementasi CSR di Kampoeng Batik Laweyan ........................78
2. Implementasi CSR dalam Menunjang Kinerja Keuangan ............79
3. Implementasi CSR dalam Menunjang Kinerja Non Keuangan ....80
BAB VI PENUTUP ...........................................................................................83
A. Kesimpulan ........................................................................................83
B. Keterbatasan Penelitian .....................................................................84
C. Saran ..................................................................................................84
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................86
LAMPIRAN ........................................................................................................88
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Lama Usaha UMKM Batik ................................................................44
Tabel 5.2 Jenis Kelamin Responden ..................................................................44
Tabel 5.3 Responden Berdasarkan Usia Responden ...........................................45
Tabel 5.4 Pendidikan Terakhir Responden .........................................................45
Tabel 5.5 Jumlah Tenaga Kerja UMKM batik
di Kampoeng Batik Laweyan Solo ....................................................................46
Tabel 5.6 Corporate Social Responsibility Index (CSRi) ...................................48
Tabel 5.7 Distribusi Jawaban Kuesioner Responden Pada Kategori Ekonomi .53
Tabel 5.8 Distribusi Jawaban Kuesioner Responden
Pada Kategori Lingkungan .................................................................................57
Tabel 5.9 Distribusi Jawaban Kuesioner Responden Pada
Kategori Sosial Dimensi Praktik Ketenagakerjaan dan Kenyamanan Bekerja ..63
Tabel 5.10 Profit Margin Tahunan
dari Setiap UMKM Batik yang Menjadi Responden .........................................69
Tabel 5.11 Analisis Crosstabulation CSR dengan Profit Margin .....................74
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Menunjang
Kinerja UMKM ...............................................................................27
Gambar 4.1 Batik Tirto Tedjo ............................................................................42
Gambar 4.2 Batik Truntum ................................................................................42
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
DALAM MENUNJANG KINERJA UMKM
(Studi Kasus Pada Sentra Batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo)
Felisia Ayuningtyas Marhanani
NIM: 132114012
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2017
Penelitian sebelumnya meneliti mengenai implementasi CSR yang dilakukan
oleh perusahaan dalam skala besar. Untuk itu perlu digali apakah implementasi
CSR yang dilakukan oleh UMKM dapat menunjang kinerja. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui implementasi CSR dalam menunjang kinerja UMKM
batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo, baik kinerja keuangan maupun kinerja
non keuangan. Populasi sasaran berjumlah 20 UMKM batik yang memproduksi
batik tulis, batik cap, maupun batik printing. Jenis data yang digunakan adalah
data kualitatif yang disajikan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa implementasi CSR yang dilakukan oleh UMKM batik sebagian besar tidak
menunjang kinerja keuangan yang ditunjukkan dari keterkaitan Corporate Social
Responsibility Index (CSRi) dengan profit margin. Tetapi implementasi CSR yang
dilakukan oleh pemilik UMKM batik memiliki dampak yang baik untuk kinerja
non keuangan seperti adanya pemesanan kembali dari pelanggan dan perluasan
wilayah pemasaran. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pemilik
UMKM dalam melakukan CSR sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja.
Kata kunci : Corporate Social Responsibility (CSR), kinerja keuangan, kinerja
non keuangan
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(CSR) IN SUPPORTING THE MICRO, SMALL, AND MEDIUM
ENTERPRISES (MSMEs) PERFORMANCE
(Case Study at Batik Central in Kampoeng Batik Laweyan Solo)
Felisia Ayuningtyas Marhanani
Student Number: 132114012
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2017
Previous studies examined the implementation of CSR by large scale
companies. So, it needs to be explored whether the implementation of CSR
conducted by MSMEs can support their performance. This study aims to
determine the implementation of CSR in supporting the performance of batik
industry in Kampoeng Batik Laweyan Solo, both financial and non-financial
performance. Targeted population was 20 MSMEs producing handmade batik,
stamp batik, and printing batik. The type of data used is qualitative data presented
descriptively. The result showed that the implementation of CSR conducted by
MSMEs batik mostly did not support the financial performance.It showed from
the correlation of Corporate Social Responsibility Index (CSRi) with their profit
margin. However, the implementation of CSR from MSMEs batik industry have a
good impact to non-financial performance such as the customer’s repeat order and
the expansion of marketing areas. This research gave contribution for MSMEs in
doing CSR as an effort to improve their performance.
Keywords: Corporate Social Responsibility (CSR), financial performance, nonfinancial performance
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat menyadari
pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup dan dampak dari
kegiatan produksi industri seperti pemanfaatan sumber daya yang berlebih
dan pembuangan limbah. Industri dalam menjalankan bisnisnya tidak
hanya berupaya untuk meningkatkan profit saja, tetapi lebih dari itu
industri juga diharapkan untuk memperhatikan keadaan lingkungan dan
sosial yang ada di sekitar industri. Tidak hanya industri–industri dalam
skala besar saja, tetapi UMKM juga mulai dituntut untuk dapat
memperhatikan keadaan lingkungan dan sosial sekitarnya. UMKM sebagai
ujung tombak perekonomian Indonesia diharapkan dapat memberikan
perhatian terhadap permasalahan–permasalahan lingkungan dan sosial
yang ada disekitarnya dan melaksanakan tanggung jawab sosial
perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR).
UMKM memiliki posisi yang strategis karena tidak memerlukan
modal yang besar sehingga pemilik modal mudah untuk mendirikannya.
Selain itu, dari sisi tenaga kerja, UMKM di Indonesia tidak
memberlakukan syarat pendidikan formal hingga jenjang tertentu, tetapi
lebih mengutamakan pada kreativitas dan ketekunan. UMKM di Indonesia
memiliki jenis yang beraneka ragam seperti makanan tradisional dan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
kerajinan. Batik sebagai salah satu icon budaya Indonesia kini telah
merambah di kancah internasional. Selain ciri budaya Indonesia, setiap
jenis batik memiliki filosofi tersendiri dan hal ini yang membuat batik
bernilai tinggi. Banyaknya permintaan akan batik mengiringi munculnya
sentra batik di berbagai kota, salah satunya di Kampoeng Batik Laweyan
Solo. UMKM batik yang semakin banyak diharapkan memperhatikan
keadaan lingkungan dan sosial yang ada di sekitarnya. Dalam proses
produksinya, pembuatan batik menghasilkan limbah seperti sisa malam, air
sisa pencelupan, zat–zat kimia seperti pewarna, dan sisa potongan kain.
Adanya limbah yang dihasilkan dari pembuatan batik, mendorong UMKM
batik melakukan tanggung jawabnya terhadap pelestarian dan menjaga
lingkungan. Salah satu program CSR yang dilakukan adalah pembuatan
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah) yang bekerja sama dengan
pemerintah. IPAL berfungsi untuk menghilangkan zat kimia berbahaya
yang terkandung dalam pewarna kain. Selain menjaga lingkungan sekitar,
UMKM juga diharapkan untuk memperhatikan keadaan sosial seperti
kesejahteraan tenaga kerja, keselamatan tenaga kerja, dan kegiatan untuk
pengembangan masyarakat sekitar. Selain untuk program CSR yang
berkelanjutan, hal ini dilakukan oleh pemilik UMKM batik untuk menjaga
keharmonisan dengan masyarakat sekitar.
UMKM yang menerapkan program CSR tentunya akan menaikkan
harga–harga produk guna menutup biaya yang dikeluarkan untuk CSR.
Biaya CSR yang dikeluarkan akan menjadi beban bagi UMKM, tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dengan melaksanakan program CSR citra dan nama baik industri akan
meningkat. Selain itu, program–program CSR merupakan sarana untuk
menunjang kinerja dari UMKM itu sendiri. Adanya perhatian industri
dalam tanggung jawab sosial memberikan manfaat jangka panjang yaitu
adanya peningkatan penjualan yang diikuti dengan adanya peningkatan
laba. Peningkatan penjualan dan laba dapat digunakan untuk mengukur
kinerja dari industri tersebut. Kinerja suatu perusahaan dapat diukur
berdasarkan penghasilan bersih (laba) sebagai dasar bagi ukuran lain
seperti imbalan investasi atau penghasilan per saham (Harmono, 2009:23).
Selain kinerja keuangan, CSR juga dapat menunjang kinerja non
keuangan. Banyak perusahaan yang mengimplementasikan ukuran–ukuran
kinerja non keuangan bersama dengan ukuran–ukuran kinerja keuangan
(Krismiaji dan Aryani, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Supit, dkk.
(2014) menunjukkan bahwa kinerja non keuangan dapat dilihat melalui
prestasi kerja karyawan, kualitas produk, perkembangan perusahaan, dan
lingkungan kerja. Prestasi karyawan yang tinggi tentunya akan
menghasilkan produk dalam jumlah yang banyak dengan kualitas tinggi.
Prestasi kerja dari karyawan dapat meningkat dengan adanya pemberian
pelatihan. Tidak hanya memberikan pelatihan untuk meningkatkan prestasi
kerja, tetapi pelatihan yang diberikan oleh pemilik industri juga dapat
berkaitan dengan pengolahan limbah. Namun, belum semua pemilik
UMKM batik menyadari bahwa implementasi CSR yang dilakukan dapat
menunjang kinerja industri. Kesadaran pemilik UMKM sangat diperlukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
karena dengan kesadaran inilah implementasi CSR dapat dilakukan secara
optimal sehingga kinerja dari industri juga akan baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Ekadjaja dan Bunadi (2012)
menunjukkan bahwa CSR memiliki pengaruh terhadap Return On Assets
(ROA). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ekadjaja dan Bunadi (2012)
tersebut terdapat penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lindrawati, dkk.
(2008) yang menunjukkan bahwa pengungkapan informasi CSR dalam
laporan keuangan akan mempengaruhi nilai Return On Assets (ROA).
Penelitian ini juga menunjukkan hasil bahwa CSR memiliki pengaruh
terhadap Return On Equity (ROE). Hal ini karena perusahaan yang
mengungkapkan CSR lebih banyak, maka kinerja keuangan perusahaan
lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mengungkapkan
CSR.
Penelitian ini penting dilakukan karena masih terbatasnya
penelitian mengenai implementasi Corporate Social Responsibility dalam
menunjang kinerja pada UMKM. Penelitan-penelitian sebelumnya
kebanyakan meneliti mengenai implementasi CSR dalam menunjang
kinerja yang dilakukan pada perusahaan skala besar. Selain itu, banyak
penelitian sebelumnya yang hanya memfokuskan pada kinerja keuangan
tetapi tidak membahas mengenai kinerja non keuangan. UMKM sebagai
unit bisnis juga perlu untuk mengetahui dan menyadari bahwa programprogram CSR yang dilakukan dapat menunjang kinerja keuangan dan
kinerja non keuangan dari UMKM tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian pada UMKM batik karena industri yang
memiliki banyak konsumen ini menghasilkan limbah dalam jumlah banyak
dan beraneka ragam yang dapat merusak lingkungan. UMKM batik juga
diharapkan memiliki kepedulian kepada kesejahteraan tenaga kerja. Selain
itu, penulis juga tertarik untuk melihat sejauh mana implementasi CSR
dalam menunjang kinerja UMKM batik. Oleh karena itu, penulis akan
melakukan penelitian ini dengan judul “IMPLEMENTASI CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM MENUNJANG KINERJA
UMKM BATIK” dengan studi kasus pada UKM batik di Kampoeng Batik
Laweyan Solo.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka
masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Apakah implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) menunjang
kinerja UMKM batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
C. Batasan Penelitian
Batasan penelitian terletak pada variabel penelitian, yaitu pada
item pernyataan Corporate Social Responsibility (CSR). Penelitian ini
menggunakan implementasi CSR terkait dengan tiga kategori, yaitu
kategori ekonomi, lingkungan, dan sosial tetapi pada kategori sosial
dimensi yang digunakan adalah dimensi praktik tenaga kerja dan
kenyamanan bekerja. Kategori sosial dengan dimensi praktik tenaga kerja
dan kenyamanan bekerja digunakan sebagai batasan masalah karena CSR
pada kategori dan dimensi tersebut merupakan hal yang sangat penting
untuk dilakukan oleh pemilik UMKM kepada tenaga kerjanya untuk
menjaga loyalitas dan hubungan baik dengan tenaga kerja.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:
Mengetahui apakah implementasi CSR menunjang kinerja dari UMKM
batik yang ada di Kampoeng Batik Laweyan Solo.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang telah diuraikan di atas, maka manfaat dari
penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi UMKM batik kawasan Kampoeng Batik Laweyan Solo
Penelitian ini dapat memberikan saran untuk pemilik UMKM batik di
kawasan Kampoeng Batik Laweyan mengenai implementasi CSR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
dalam menunjang kinerja UMKM. Hal ini dapat dijadikan sebagai
acuan pemilik dalam menunjang kinerja.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi tentang implementasi
CSR dalam menunjang kinerja UMKM batik dan dapat dijadikan
sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
3. Bagi Peneliti
Penyusunan skripsi ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan
pengetahuan penulis dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang
sudah diperoleh untuk dilaksanakan di lapangan.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk
mempermudah
dalam
proses
penulisan,
penulis
masalah,
rumusan
menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :
Bab I
: Pendahuluan
Uraian
tentang
latar
belakang
masalah,batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penelitian.
Bab II
: Landasan Teori
Uraian
tentang teori–teori
yang
mendukung topik
penelitian yang akan digunakan peneliti dalam membahas
permasalahan yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Bab III
: Metode Penelitian
Pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang
digunakan meliputi jenis penelitian, populasi dan sampel,
tempat dan waktu penelitian, jenis dan sumber data,
metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab IV
: Gambaran Umum Perusahaan
Pada bab ini, penulis akan menggambarkan secara umum
perusahaan yang diambil sebagai sampel penelitian dan
gamabaran umum data yang akan digunakan dalam
penelitian.
Bab V
: Analisis Data dan Pembahasan
Uraian analisis data dan pembahasan sesuai dengan
temuan yang ada di lapangan.
Bab VI
: Penutup
Dalam bab ini berisi kesimpulan dari penelitian,
keterbatasan
selanjutnya.
penelitian,
dan
saran
bagi
penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Corporate Social Responsibility (CSR)
1. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)
Perusahaan dalam menjalankan bisnisnya selalu berusaha untuk
meningkatkan citra perusahaan, salah satunya dengan melaksanakan
program Corporate Social Responsibility (CSR) yang berkelanjutan.
Tidak hanya mengejar kepentingan bisnis untuk pencapaian profit
yang optimal, tetapi perusahaan dituntut juga untuk menjaga
hubungan baik dengan lingkungan dan sosial. Selain untuk memenuhi
tanggung jawab sosialnya, CSR juga digunakan sebagai salah satu
upaya untuk menunjang kinerja perusahaan dan sebagai upaya dalam
memenangkan persaingan bisnis. Selain itu, perusahaan yang
memberikan program – program CSR akan memiliki citra yang baik
dan konsumen akan loyal sehingga penjualan meningkat yang diikuti
dengan adanya peningkatan profit.
Elkington (1998) dalam Mardikanto (2014) untuk menjalankan
tanggung jawab sosial, perusahaan memfokuskan perhatiannya pada 3
hal yaitu keuntungan (profit), masyarakat (people), dan lingkungan
(planet). Achda (2007) dalam Harmoni dan Ade Andriyani (2008)
menyatakan
CSR
adalah
komitmen
perusahaan
untuk
mempertanggungjawabkan dampak operasinya dalam dimensi sosial,
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
ekonomi, dan lingkungan serta terus-menerus menjaga agar dampak
tersebut menyumbang manfaat kepada masyarakat dan lingkungan
hidupnya.
Menurut Suharto (2008) dalam Azizah (2011) menyatakan CSR
adalah operasi bisnis yang berkomitmen tidak hanya untuk
meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, melainkan
pula untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara holistik,
melembaga, dan berkelanjutan. Definisi CSR menurut World Business
Council for Sustainable Development (WBCSD) adalah komitmen
bisnis untuk berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan, bekerja dengan karyawan, keluarga mereka dan
masyarakat lokal. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan, maka dirilis ISO 26000
tentang International Guidance for Social Responsibility.
Definisi CSR dari ISO 26000 adalah tanggung jawab organisasi
terkait dengan dampak, keputusan, dan kegiatan di masyarakat dan
lingkungan, melalui perilaku yang transparan dan etis yang
memberikan
kontribusi
terhadap
pembangunan
berkelanjutan,
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat; memperhitungkan harapan
pemangku kepentingan, adalah sesuai dengan hukum yang berlaku
dan konsisten dengan norma–norma perilaku internasional, dan
terintegrasi
di
seluruh
organisasi
dan
dipraktikkan
dalam
hubungannya (Mardikanto, 2014:97). Dari beberapa definisi mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
CSR di atas, dapat disimpulkan bahwa CSR merupakan serangkaian
kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menjaga lingkungan
dan menjamin kesejahteraan karyawan serta masyarakat sekitar.
2. Implementasi Program CSR
Dalam pelaksanaannya, penerapan program CSR melibatkan
beberapa pihak yaitu perusahaan, LSM, masyarakat, dan pemerintah.
Menurut Solihin (2011), terdapat 3 kondisi yang akan menjamin
terlaksananya program CSR, yaitu :
a. Implementasi CSR memperoleh persetujuan dan dukungan dari
manajemen puncak perusahaan. Apabila program CSR mendapat
persetujuan dari manajemen puncak, maka pelaksanaan program
CSR akan secara penuh memperoleh sumber daya dari perusahaan.
Sumber daya yang diperoleh ini meliputi sumber daya finansial dan
sumber daya manusia.
b. Ditetapkannya pola hubungan (relationship) di antara pihak – pihak
yang terlibat secara jelas. Hal ini akan meningkatkan kualitas
koordinasi pelaksanaan program CSR.
c. Adanya pengelolaan program yang baik. Terwujudnya pengelolaan
program yang baik akan terwujud apabila terdapat kejelasan tujuan
program dan terdapat kesepakatan mengenai strategi yang akan
digunakan untuk mencapai tujuan program dari para pihak yang
terlibat dalam pelaksanaan CSR.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
3. Pengukuran CSR dengan Menggunakan GRI (Global Reporting
Initiative) G4
Pengukuran CSR dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti
CSP (Corporate Social Performance) dan ISO 26000. Pengukuran CSR
dengan menggunakan CSP ini dapat diukur dengan menggunakan
elemen individual dan elemen kolektif. Namun, pada elemen kolektif,
CSP cenderung akan terpengaruh oleh perbedaan yang disebabkan
industri (Mardikanto, 2014). Sementara, berdasarkan ISO 26000,
penerapan CSR sebaiknya terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi
yang mencakup 7 isu pokok dari ISO 26000. Apabila suatu industri
sangat peduli terhadap salah satu isu tetapi tidak mempedulikan isu lain,
maka sesuai konsep ISO 26000 industri tersebut belum melaksanakan
tanggung jawab sosial secara utuh (Forum CSR Kessos RI).
Oleh karena itu, pengukuran CSR dapat dilakukan dengan
menggunakan metode pengukuran lain yaitu GRI G4. Metode ini
dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative (GRI). Variabel dalam
pengukuran metode GRI G4 terdiri dari:
a. Kategori ekonomi
b. Kategori lingkungan
c. Kategori sosial, yang memiliki sub kategori sebagai berikut :
1) Praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja
2) Hak Asasi Manusia (HAM)
3) Masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
4) Tanggung jawab atas produk
Pengukuran Corporate Social Responsibility dilakukan dengan
melakukan checklist item-item yang terdapat pada GRI G4. Setelah
checklist dilakukan, maka dapat dihitung indeks dari pengungkapan
program CSR yang dilakukan dengan menggunakan CSRi (Corporate
Social Responsibility Index) (Angela, 2015).
4. Manfaat Corporate Social Responsibility
Tanggung jawab sosial merupakan hal yang penting dalam suatu
perusahaan baik dalam skala bisnis besar, menengah, kecil, maupun
unit usaha mikro. Implementasi CSR merupakan komitmen untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan
melalui praktik bisnis. CSR dilakukan bukan sebagai bentuk amal
industri tetapi lebih dari itu, CSR merupakan strategi bisnis baru bagi
suatu industri seperti untuk meningkatkan citra positif perusahaan di
mata masyarakat. Selain itu, CSR juga sebagai salah satu bentuk
tanggung jawab perusahaan kepada stakeholder. Mardikanto (2014)
menguraikan 3 manfaat CSR untuk stakeholder sebagai berikut:
a. Manfaat CSR bagi masyarakat
Perusahaan yang memperhatikan masyarakat dan lingkungan dapat
berkontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat serta
ikut berpartisipasi dalam usaha pelestarian lingkungan. CSR
memberikan manfaat kepada masyarakat dalam bentuk:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
1)
Peluang penciptaan kesempatan kerja, pengalaman kerja, dan
pelatihan
2)
Pendanaan investasi komunitas dan pengembangan infrastruktur
3)
Keahlian komersial
4)
Kompetensi teknis dan personal individual pekerja yang terlibat
5)
Representasi bisnis sebagai promosi bagi prakarsa–prakarsa
komunitas
b. Manfaat CSR bagi pemerintah
CSR yang dilakukan oleh perusahaan memberikan kontribusi kepada
pemerintah sebagai berikut:
1)
Dukungan
pembiayaan
karena
keterbatasan
anggaran
pemerintah untuk membiayai pembangunan yang berkaitan
dengan kemiskinan
2)
Dukungan sarana dan prasarana yang dimiliki maupun dibangun
melalui kegiatan CSR
3)
Dukungan
keahlian
yang
diwujudkan
dalam
program
pengembangan kapasitas masyarakat
4)
Keterlibatan LSM dalam kegiatan CSR merupakan sumber
belajar dalam menumbuhkan, menggerakkan, dan memelihara
partisipasi masyarakat dalam pembangunan
c. Manfaat CSR bagi korporasi
Manfaat CSR bagi korporasi sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
1)
Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek
perusahaan
2)
Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial
3)
Melebarkan akses sumber daya bagi operasi sosial
4)
Membuka peluang pasar yang lebih luas
5)
Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah
6)
Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan
7)
Peluang mendapatkan penghargaan
B. Teori Stakeholder
Dalam perkembangannya, terdapat teori–teori yang melandasi
pemikiran tentang CSR, salah satunya adalah teori stakeholder.
Perusahaan harus memperhatikan kepentingan pihak-pihak berkepentingan
(stakeholder), karena stakeholder memiliki pengaruh yang besar bagi
keberlangsungan hidup seluruh perusahaan (Azizah, 2011). Menurut
Freeman (1984) dalam Mardikanto (2014), CSR sebagai strategi
memuaskan stakeholder merupakan praktik bisnis yang terus menerus
menjaga kepuasan dan loyalitas pelanggan eksternal.
Menurut Lako (2011) dalam Heryani dan Zunaidah (2013)
menyatakan bahwa teori ini juga mengatakan bahwa kesuksesan dan hidup
mati perusahaan tergantung pada kemampuan perusahaan dalam
menyeimbangkan kepentingan dari para stakeholder. Selanjutnya,
peningkatan aksesibilitas dalam memperoleh permodalan, aksesibilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
pemasaran produk, serta aksesibilitas kebijakan untuk memperoleh
dukungan politik dari pemerintah dan tokoh–tokoh masyarakat.
Dalam teori ini, perusahaan tidak hanya bertanggung jawab pada
pemilik modal saja (shareholder), tetapi juga harus memperhatikan
tanggung jawab kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) baik
stakeholder internal maupun eksternal (Heryani dan Zunaidah, 2013).
Stakeholder internal meliputi pemilik, karyawan, pelanggan dan pemasok,
sedangkan stakeholder eksternal meliputi masyarakat dan pemerintah.
Menurut Mardikanto (2014), teori stakeholder memberikan beberapa
manfaat, yaitu :
a.
Organisasi dapat menggunakan CSR sebagai instrumen untuk
mencapai tujuan stakeholder.
b.
Pendekatan
stakeholder
memaksimalkan
kekayaan
memungkinkan
pemegang
perusahaan
saham,
sementara
untuk
juga
meningkatkan total nilai tambah.
c.
Kemampuan manajemen pemangku kepentingan akan terkait secara
positif dengan pengembangan strategi lingkungan yang proaktif oleh
UKM.
C. Pembangunan Berkelanjutan (Sustainability Development)
Dalam UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU PPLH), pembangunan berkelanjutan
adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk
menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan,
kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa
depan. Konsep pembangunan berkelanjutan mengintegrasi masalah
lingkungan, sosial dan ekonomi.
Sementara, Budimanta (2005) dalam Mardikanto (2014:15)
mendefinisikan pembangunan berkelanjuatan sebagai suatu cara pandang
mengenai kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana dalam
kerangka peningkatan kesejahteraan, kualitas kehidupan dan lingkungan
umat manusia tanpa mengurangi akses dan kesempatan kepada generasi
yang akan datang untuk menikmati dan memanfaatkannya. Program CSR
merupakan salah satu bentuk investasi industri untuk pembangunan
berkelanjutan.
D.
UMKM (Usaha Menengah, Kecil, Mikro)
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah pada Bab I (Ketentuan
Umum) Pasal 1 dari UU tersebut, dinyatakan bahwa:
a.
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
ini.
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam UndangUndang ini.
Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah dinyatakan sebagai berikut:
a. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
1.
memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
2.
memiliki
hasil
penjualan
tahunan
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
b. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
paling
banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
1.
memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha; atau
2.
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00
(tiga
ratus
juta
rupiah)
sampai
dengan
paling
banyak
Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
c. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
1.
memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima
ratus
juta
rupiah)
sampai
dengan
paling
banyak
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2.
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
E.
Kinerja
Keberhasilan suatu industri dalam menjalankan bisnisnya dapat
dilihat dari kinerja industri tersebut. Kinerja merupakan suatu hal yang
penting dalam suatu industri. Hal ini karena dengan kinerja yang baik
maka dapat diketahui apakah industri menggunakan dan mengelola
sumber dayanya dengan baik dan optimal. Menurut Ivancevich (2008)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
dalam Noor (2013), kinerja didefinisikan sebagai kontribusi individu baik
positif maupun negatif yang diberikan individu pada organisasinya.
Sementara, Sucipto (2003) mendefinisikan
kinerja sebagai
penentuan ukuran–ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan
suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Dalam pengelolaan kinerja
sebaiknya dilakukan secara kolaboratif dan kooperatif antara pegawai,
pemimpin, dan organisasi melalui pemahaman dan penjelasan kinerja
dalam suatu kerangka kerja atas tujuan–tujuan terencana, standar, dan
kompetensi yang disetujui bersama (Noor, 2013:270). Azizah (2011)
menyatakan bahwa kinerja merupakan pencapaian hasil dari suatu
pekerjaan yang telah dilakukan baik oleh individu maupun suatu
organisasi.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja
merupakan ukuran untuk mengetahui keberhasilan dari suatu industri
yang dapat diukur melalui tingkat penjualan dan laba. Kinerja terdiri dari
2 jenis yaitu kinerja keuangan dan kinerja non keuangan.
1. Kinerja Keuangan
Menurut IAI (2009) definisi kinerja keuangan berdasarkan SAK
ETAP adalah hubungan antara penghasilan dan beban dari entitas
sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi. Sementara, kinerja
keuangan menurut Fahmi (2011) dalam Kaunang (2013), kinerja
keuangan adalah analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana
suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja keuangan
berfokus pada aspek–aspek keuangan suatu industri. Kinerja keuangan
yang baik dapat dilihat dari tingkat penjualan dan tingkat laba yang
dihasilkan oleh industri. Informasi mengenai kinerja keuangan
tersedia dalam format laporan keuangan, tetapi tidak mudah untuk
mengetahui kinerja keuangan secara langsung. Kinerja keuangan
dapat diketahui dengan menggunakan alat pengukuran keuangan yaitu
rasio. Rasio yang digunakan seperti current ratio, return on
investment, residual income, profit margin, dan return on assets.
Profit margin merupakan salah satu cara untuk mengukur kinerja
keuangan dari suatu perusahaan. Gaspersz (2003) menyatakan bahwa
rasio laba bersih terhadap penjualan adalah hal yang paling penting
karena mampu menggambarkan kesuksesan dari suatu operasi
perusahaan. Sementara, Krismiaji dan Aryani (2011) mendefinisikan
profit margin sebagai ukuran persentase dari tiap rupiah penjualan
yang dihasilkan dalam laba bersih.
2. Kinerja Non Keuangan
Selain melihat kinerja dari sisi keuangan, dapat juga dilihat kinerja
dari sisi non keuangan. Kinerja non keuangan muncul karena terdapat
kelemahan–kelemahan dalam kinerja keuangan seperti mengutamakan
efisiensi tenaga kerja langsung dan terlalu mementingkan hasil–hasil
keuangan jangka pendek. Adanya kelemahan kinerja keuangan
tersebut mendorong adanya pengembangan konsep baru yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
fleksibel dan dinamis. Menurut Ittner dan Larcker dalam Krismiaji
dan Aryani (2011), kinerja non keuangan memberikan beberapa
manfaat, diantaranya sebagai berikut:
a. Para manajer dapat memperoleh informasi yang cepat mengenai
perkembangan
bisnis
mereka
sebelum
laporan
keuangan
diterbitkan
b. Karyawan dapat memperoleh informasi yang lebih terpercaya
mengenai tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
strategis perusahaan
c. Investor menerima informasi yang lebih akurat mengenai kinerja
perusahaan secara keseluruhan karena ukuran–ukuran kinerja non
keuangan biasanya tergambarkan dalam nilai aset tidak berwujud
seperti produktivitas riset dan pengembangan.
Krismiaji dan Aryani (2011) mengidentifikasikan ukuran–ukuran
kinerja non keuangan sebagai berikut:
a. Ukuran efisiensi
Ukuran ini digunakan untuk melacak indikator intra organisasi.
Efisiensi digunakan untuk menentukan apakah suatu unit bisnis
telah menggunakan sumber daya dan proses internal dengan
efisien.
b. Ukuran inovasi
Ukuran ini digunakan untuk menilai kapasitas inovasi organisasi
dan mengukur hal–hal seperti jumlah hak paten baru, jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
produk baru, waktu proses yang diperlukan untuk mengirim produk
baru ke pasar, dan waktu yang diperlukan untuk membangun suatu
produk generasi yang akan datang.
c. Ukuran pembelajaran dan pertumbuhan
Ukuran ini digunakan untuk menilai kapasitas pembelajaran suatu
organisasi guna meningkatkan pertumbuhan organisasi jangka
panjang dan mengukur hal–hal seperti kapasitas intelektual
karyawan, pengembangan dan pelatihan karyawan, sistem intensif
karyawan, dan perputaran karyawan.
d. Ukuran pelanggan
Ukuran ini digunakan untuk menilai kinerja yang mengarah ke
hubungan dengan pelanggan dan menggunakan ukuran tersebut
untuk mengukur pangsa pasar, waktu pelayanan pelanggan, kinerja
tepat waktu, dan keterpercayaan produk.
Penelitian yang dilakukan oleh Arimbawa dan Putri (2014)
menunjukkan bahwa kinerja keuangan dan non keuangan sehat dilihat
dari perspektif keuangan, pelanggan, bisnis internal dan pembelajaran
pertumbuhan. Hasil dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
yang diukur dengan produktivitas karyawan menunjukkan bahwa
produktivitas karyawan secara keseluruhan mengalami peningkatan
walaupun
sempat
mengalami
penurunan
dalam
menghasilkan
pendapatan pada tahun 2009. Hal ini karena lembaga mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
mempertahankan
dan
menjaga
loyalitas
karyawan.
Karyawan
merupakan potensi yang besar bagi keberlangsungan lembaga.
F. Corporate Social Responsibility (CSR) pada UMKM
UMKM sebagai unit bisnis perlu untuk memberikan perhatian
terhadap keadaan lingkungan dan sosial disekitarnya. Bentuk perhatian ini
dapat diwujudkan dengan adanya pemberian program CSR untuk
lingkungan dan untuk keadaan sosial khususnya tenaga kerja. Penggunaan
sumber
daya
secara
terus-menerus
dan
berlebih
mendorong
pemilik/pengelola untuk berusaha menghemat sumber daya yang
digunakan. Selain itu, dengan adanya UMKM dapat menyerap tenaga
kerja sekitar lokasi UMKM dan dapat mengurangi jumlah pengangguran.
Saat ini, sudah banyak UMKM yang mulai memberikan program-program
CSR tetapi belum menyadari manfaat CSR yang dilakukan. Hal ini karena
kurangnya pemahaman dari pemilik/pengelola UMKM mengenai manfaat
dari implementasi CSR.
Penelitian yang dilakukan oleh Azizah (2011) menunjukkan bahwa
UMKM batik di Pekalongan yang melakukan program CSR dalam
kategori lingkungan secara aktif masih sangat minim. Hal ini karena hanya
sebagian kecil dari pemilik UMKM yang menganggarkan labanya untuk
menjaga lingkungan. Selain program CSR untuk lingkungan, penelitian ini
juga
menunjukkan
bahwa
hanya
sebagian
kecil
UMKM
menganggarkan labanya untuk perhatian kepada tenaga kerja.
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Sementara
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Dewi
(2013)
menunjukkan bahwa UMKM batik di Kota Pati sudah sering melakukan
program CSR. Selain itu, terdapat upaya dari UMKM batik di Kota Pati
dalam meningkatkan nilai perusahaan lewat penerapan program CSR.
G. Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Menunjang Kinerja
Perusahaan perlu memberikan perhatian dan kepedulian khusus
bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Perhatian dan kepedulian yang
dilakukan oleh perusahaan diwujudkan lewat program-program CSR.
Program CSR dapat diwujudkan melalui program untuk ekonomi,
lingkungan, dan program untuk sosial. Dalam kategori ekonomi, CSR
dapat dilakukan dengan mendistribusikan pendapatan UMKM ke tenaga
kerja dan masyarakat sekitar, mempekerjakan masyarakat sekitar
UMKM, dan memberikan upah berdasarkan standar upah kepada tenaga
kerja. Program lingkungan dapat dilakukan dengan adanya pengolahan
limbah yang baik sebelum dibuang ke lingkungan dan dapat berupa
penggunaan sumber daya yang efisien. Sementara program sosial terkait
dengan ketenagakerjaan dapat berupa pemberian pelatihan dan sosialisasi
mengenai pengolahan limbah dan inovasi dalam menghasilkan produk
baru.
Menurut Azizah (2011) biaya untuk program CSR yang
dikeluarkan oleh UMKM akan memberikan dampak berupa citra positif
perusahaan. Peningkatan citra positif ini diharapkan dapat meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
nilai perusahaan yang berwujud peningkatan kinerja UMKM itu sendiri.
Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Ekadjaja
dan
Bunadi
(2012)
menunjukkan bahwa CSR memiliki pengaruh terhadap Return On Assets
(ROA) karena perusahaan yang mengungkapkan CSR lebih banyak,
kinerja keuangan lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak
mengungkapkan CSR.
Sementara,
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Dewi
(2013)
menyatakan bahwa terdapat pengaruh implementasi Corporate Social
Responsibility terhadap laba pada UMKM batik bakaran di Kota Pati,
yaitu UMKM mendapatkan feedback seperti peningkatan laba,
pertumbuhan penjualan, dan mendapatkan pelanggan baru. Hal ini karena
program CSR untuk karyawan yang dilakukan oleh pemilik UMKM
membuat karyawan menjadi loyal dan CSR untuk lingkungan membuat
masyarakat sekitar senantiasa menjaga hubungan yang baik dengan
UMKM batik bakaran di Kota Pekalongan. Oleh sebab itu, karyawan dan
masyarakat sekitar akan ikut merekomendasikan produk UMKM tersebut
yang diharapkan dapat menarik pelanggan baru dan dapat meningkatkan
penjualan yang berdampak pada peningkatan pendapatan UMKM
tersebut.
H. Kerangka Konseptual Penelitian
Dari uraian yang telah dipaparkan dapat digambarkan secara
sistematis tentang implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dalam menunjang kinerja UMKM (studi kasus pada UMKM batik di
Kampoeng Batik Laweyan Solo) sebagai berikut:
Corporate Social
Responsibility (CSR)
Kinerja Keuangan
UMKM
Kinerja Non
Keuangan UMKM
Gambar 2.1
Corporate Social Responsibility dalam Menunjang Kinerja UMKM
Implementasi program-program CSR kategori ekonomi (seperti
memberikan pekerjaan untuk masyarakat sekitar, mendistribusikan
penghasilan UMKM kepada tenaga kerja dan masyarakat, dan
memberikan upah berdasarkan standar upah yang berlaku), kategori
lingkungan (seperti efisiensi dalam penggunaan bahan baku, penggunaan
bahan baku dari daur ulang, dan pengolahan limbah) dan kategori sosial
dengan dimensi tenaga kerja (seperti perhatian terhadap keselamatan
kerja tenaga kerja, pemberian pelatihan, dan benefit yang diberikan
kepada tenaga kerja) yang dilakukan oleh pemilik atau pengelola UMKM
dapat menunjang kinerja dari UMKM tersebut. Apabila pemilik atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
pengelola UMKM mengimplementasikan program-program CSR, maka
diharapkan tenaga kerja akan menjadi loyal dalam bekerja.
Selain itu, dengan pemilik atau pengelola UMKM melakukan
program CSR untuk masyarakat, diharapkan masyarakat dan UMKM
dapat
menjalin
hubungan
yang
baik
dan
masyarakat
ikut
mempromosikan dan merekomendasikan produk-produk yang ada di
UMKM tersebut. UMKM batik sebagai salah satu unit usaha yang
memiliki banyak konsumen. Program CSR yang dilakukan oleh pemilik
atau pengelola UMKM, loyalitas dari tenaga kerja, dan hubungan yang
baik dengan masyarakat diharapkan dapat menarik pelanggan baru dan
membuat pelanggan lama atau tetap menjadi loyal. Hal ini pada akhirnya
akan
meningkatkan
meningkatnya laba.
penjualan
UMKM
yang
diiringi
dengan
Dengan pengungkapan implementasi CSR yang
tinggi, diharapkan dapat memberikan umpan balik kepada UMKM dalam
bentuk kepuasan pelanggan, penambahan pelanggan, dan perluasan
pasar. Apabila hal ini terjadi, maka penjualan dan laba dari perusahaan
dapat meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Dalam penelitian
studi kasus, penelitian dilakukan secara rinci mengenai suatu obyek
tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan
menyeluruh termasuk kondisi masa lalunya (Umar, 2001). Penelitian ini
menerapkan metode analisis data deskriptif kualitatif yang dilakukan
dengan mengumpulkan data yang obyektif berdasarkan fakta yang
diperoleh di lapangan yang menjadi lokasi penelitian. Desain penelitian
deskriptif merupakan desain penelitian yang disusun dalam rangka
memberikan gambaran secara sistematis tentang informasi ilmiah yang
berasal dari subyek atau obyek penelitian (Sanusi, 2013).
B. Populasi Sasaran
Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah UMKM batik yang
berada di Kampoeng Batik Laweyan Solo. Dalam penelitian ini, penulis
menentukan kriteria yaitu:
1.
UMKM batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo yang memproduksi
batik.
2.
UMKM batik di Kampoeng Batik Laweyan yang berdiri minimal 3
tahun.
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menentukan subyek penelitian yaitu:
a. Pemilik atau pengelola UMKM batik yang berada di Kampoeng
Batik Laweyan Solo.
b. Pengurus Paguyuban Kampoeng Batik Laweyan Solo
2. Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menentukan obyek penelitian yaitu
implementasi CSR dan kinerja UMKM.
D. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian
: Kampoeng Batik Laweyan, Solo
Waktu penelitian
: Desember 2016-Januari 2017
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Variabel Kinerja UMKM
Kinerja UMKM akan diukur dari sisi finansial dan non finansial.
Sisi finansial akan diukur dengan menggunakan profit margin, yaitu
membandingkan antara tingkat laba dan penjualan. Menurut Krismiaji
dan Aryani (2011), profit margin dihitung dengan rumus:
𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑁𝑒𝑡 𝑖𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑥100%
𝑁𝑒𝑡 𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Sisi non finansial akan diukur dengan melihat adanya pemesanan
kembali dari pelanggan dan perluasan pasar. Peneliti menggunakan
teknik pengumpulan data wawancara kepada pemilik atau pengelola
UMKM untuk mengetahui adanya pemesanan kembali dari pelanggan
dan perluasan wilayah pemasaran UMKM.
2. Variabel Corporate Social Responsibility (CSR)
Pengukuran CSR akan dilakukan dengan menggunakan checklist
berdasarkan GRI G4 dengan kategori ekonomi, kategori lingkungan,
dan kategori sosial dimensi praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan
bekerja. Seluruh item pernyataan CSR dengan GRI G4 berjumlah 91
item yang terdiri dari 9 item pernyataan pada kategori ekonomi, 34
item pernyataan pada kategori lingkungan, 16 item pernyataan pada
kategori sosial dimensi praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan
bekerja, 12 item pada kategori sosial dimensi hak asasi manusia, 11
item pada kategori sosial dimensi masyarakat, dan 9 item pada
kategori sosial dimensi tanggung jawab produk. Tetapi dalam
penelitian ini pengukuran CSR dilakukan dalam bentuk kuesioner
dengan 37 pernyataan. Pemilihan item-item pernyataan CSR yang
digunakan berdasarkan relevannya item pernyataan dengan keadaan
untuk UMKM. Pemilihan item-item pernyataan CSR penulis sajikan
pada bagian lampiran penelitian ini.
Pengukuran CSR dilakukan dengan memberikan nilai 1 pada
pernyataan yang dilakukan oleh pemilik atau pengelola UMKM dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
memberikan nilai 0 pada pernyataan yang tidak dilakukan oleh pemilik
atau pengelola UMKM. Setelah checklist dilaksanakan, kemudian akan
dihitung Corporate Social Responsibility Index (CSRi) untuk
mengetahui tingkat penerapan CSR yang dilakukan (Angela, 2015).
Setelah CSRi dari setiap responden diketahui, maka akan dihitung rataratanya untuk menentukan kriteria tinggi rendah tingkat CSRi. Apabila
responden memiliki CSRi di bawah rata-rata, maka CSRi-nya rendah,
dan apabila responden memiliki CSRi di atas rata-rata maka CSRi-nya
tinggi. Rumus yang digunakan untuk menghitung CSRi adalah:
𝐶𝑆𝑅𝑖 =
𝑉
𝑀
Keterangan:
CSRi : Corporate Social Responsibility
V
: Jumlah pernyataan yang dilakukan oleh pemilik UMKM
M
: Jumlah pernyataan yang diharapkan
F. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
Data primer adalah data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan oleh
peneliti (Sanusi, 2013). Data primer akan diperoleh dengan teknik
wawancara dan kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh
responden. Kuesioner yang akan dibagikan kepada pemilik atau
pengelola UMKM berkaitan dengan implementasi CSR. Kuesioner
berisi 37 pernyataan yang dibagi menjadi 3 kategori yaitu kategori
ekonomi, kategori lingkungan, dan kategori sosial dimensi tenaga
kerja. Kategori ekonomi berisi 7 indikator, kategori lingkungan berisi
20 indikator, dan kategori sosial dimensi tenaga kerja berisi 10
indikator. Kuesioner akan dibagikan secara langsung kepada
responden.
2. Wawancara
Data
dikumpulkan
melalui
wawancara
untuk
memperoleh
informasi secara lengkap langsung dari sumbernya. Wawancara akan
dilakukan kepada beberapa responden yang memiliki pengetahuan dan
pemahaman dari masalah yang diteliti. Wawancara akan dilakukan
kepada pemilik atau pengelola UMKM dan pengurus Forum
Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan Solo. Untuk pemilik atau
pengelola UMKM, wawancara dilakukan dengan topik bahasan terkait
dengan profil UMKM, perluasan wilayah pemasaran, ada tidaknya
pemesanan kembali dari pelanggan, penjualan dan laba, serta
implementasi CSR dalam menunjang kinerja perusahaan. Wawancara
dengan pengurus Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Solo akan mengambil topik berkaitan profil Kampoeng Batik Laweyan
Solo dan terkait dengan CSR seperti pengadaan IPAL.
H. Teknik Analisis Data
Untuk
menganalisis
data
dalam
penelitian
ini,
penulis
menggunakan teknik deskriptif kualitatif untuk mengetahui implementasi
CSR dalam menunjang pertumbuhan kinerja UMKM. Untuk menjawab
masalah mengenai “apakah implementasi CSR menunjang pertumbuhan
kinerja perusahaan”, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Menghitung Corporate Social Responsibility Index (CSRi)
Penghitungan CSRi digunakan untuk mengetahui berapa indeks
CSR yang dilakukan oleh setiap UMKM batik. Setelah diketahui hasil
CSRi dari setiap UMKM batik, selanjutnya CSRi akan dirata-rata untuk
keseluruhan UMKM dan dianalisis untuk mengetahui berapa indeks
CSRi yang menjadi populasi sasaran. Apabila responden memiliki
CSRi di bawah rata-rata, maka CSRi-nya rendah dan apabila responden
memiliki CSRi di atas rata-rata, maka CSRi-nya tinggi.
2. Menghitung profit margin pada UMKM batik
Untuk mengetahui kinerja keuangan pada UMKM batik di
Kampoeng Batik Laweyan Solo, penulis menghitung besarnya profit
margin pada setiap UMKM batik. Setelah profit margin dihitung,
selanjutnya penulis akan melakukan rata-rata terhadap profit margin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
untuk mengetahui keseluruhan profit margin yang menjadi populasi
sasaran. Apabila profit margin dari responden di bawah rata-rata maka
profit margin-nya rendah. Sebaliknya, apabila responden memiliki
profit margin di atas rata-rata maka profit margin-nya tinggi.
3. Menganalisis dan mendeskripsikan adanya pemesanan kembali dari
pelanggan dan perluasan pemasaran
Pada tahap ini, penulis menganalisis adanya pemesanan kembali
dari pelanggan dan perluasan pemasaran dari setiap UMKM. Dengan
adanya pemesanan kembali dari pelanggan dan perluasan pemasaran,
berarti program CSR yang dilakukan oleh pemilik atau pengelola
UMKM menunjang kinerja non keuangan. Hal ini akan diperjelas
dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada pemilik
atau pengelola UMKM terkait dengan adanya pemesanan kembali dari
pelanggan dan perluasan wilayah pemasaran. Penulis mendeskripsikan
adanya pemesanan kembali dari pelanggan dan perluasan pemasaran
untuk mengetahui kinerja non keuangan dari UMKM.
4. Analisis crosstab CSRi dengan profit margin
Pada tahap ini, penulis melakukan analisis crosstab dengan
menggunakan alat bantu SPSS 16. Analisis ini adalah analisis yang
menyajikan data dalam bentuk tabulasi, yang meliputi baris dan kolom.
Analisis ini digunakan untuk dua variabel atau lebih yang mempunyai
hubungan secara deskriptif dan menyajikan data berskala nominal atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
kategori. Analisis crosstab ini dilakukan oleh penulis untuk mengetahui
keterkaitan CSR dalam menunjang kinerja keuangan UMKM batik.
5. Mendeskripsikan dan menganalisis implementasi Corporate Social
Responsibility (CSR) terhadap kinerja UMKM
Pada tahap ini, penulis akan mendeskripsikan dan menganalisis
apakah implementasi program CSR yang dilakukan oleh UMKM batik
dapat menunjang kinerja keuangan dan kinerja non keuangan UMKM.
Deskripsi dan analisis ini dilakukan oleh penulis dengan melihat hasil
dari tabulasi silang atau crosstab dan dari dekripsi adanya pemesanan
kembali dari pelanggan dan perluasan pemasaran yang telah dilakukan
pada langkah sebelumnya.
6. Penarikan kesimpulan
Pada langkah ini, penulis melakukan penarikan kesimpulan dari
hasil analisis data. Kesimpulan berupa summary maupun jawaban atas
rumusan masalah yang telah ditentukan pada bagian awal riset. (Umar,
2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah dan Letak Geografis Kampoeng Batik Laweyan
Kampoeng Batik Laweyan merupakan salah satu destinasi wisata
budaya yang terletak di Kota Solo. Selain terkenal dengan produk-produk
batiknya, Kampoeng Batik Laweyan juga terkenal akan warisan budayanya.
Tidak hanya sebagai tujuan wisata saja, tetapi Kampoeng Batik Laweyan
Solo juga menyimpan banyak sejarah, khusunya sejarah perkembangan batik
di Indonesia. Desa Laweyan (kini Kampoeng Batik Laweyan) sudah ada sejak
munculnya Kerajaan Pajang (1546 M).
Awalnya, Pasar Laweyan merupakan Pasar Lawe atau pasar bahan baku
tenun yang sangat ramai. Batik mulai dikenal pada zaman Kerajaan Pajang
yang dipelopori oleh Kyai Ageng Henis pada awal abad ke 16. Semasa
pemerintahan Sultan Hadiwijaya atau kerap kali dikenal sebagai Joko
Tingkir, para pengrajin batik di daerah tersebut mulai memproduksi batik
dengan teknik batik tulis dan menggunakan pewarna alami yang berasal dari
akar-akaran dan tanaman sebagai pewarnanya.
Eksistensi batik di Indonesia membuat industri batik mengalami
perkembangan yang pesat. Permintaan akan batik yang kian bertambah
memacu para pengrajin batik untuk berinovasi dan menemukan gagasangagasan baru dalam industri ini. Teknik batik yang awalnya hanya terbatas
pada teknik batik tulis saja, kini sudah mengalami perkembangan. Selain
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
teknik batik tulis, ada juga teknik batik cap, teknik batik smok, dan teknik
batik printing. Pewarnaan batik yang dulunya hanya dengan pewarna alami
saja, kini sudah berkembang dengan adanya pewarna kimia. Pewarna kimia
tentunya digunakan industri batik untuk menekan cost produksi batik.
Kehidupan kampung batik ini selalu diiringi dengan keadaan politik
nusantara. Sekitar tahun 1911, Serikat Dagang Islam (SDI) dibentuk oleh
Kyai Haji Samanhudi di Kampung Laweyan. Dengan terbentuknya SDI,
dalam bidang ekonomi, para saudagar batik Laweyan merintis pergerakan
koperasi dengan didirikannya “Persatoean Peroesahaan Batik Boemi Putera
Soerakarta” pada tahun 1935. Masa ini merupakan masa kejayaan batik di
Kampoeng Batik Laweyan Solo. Misalnya saja pada masa itu, di Kampoeng
Batik Laweyan terdapat seorang tokoh juragan batik yang sukses yaitu
Tjokrosoemarto. Industri yang dijalankan oleh Tjokrosoemarto telah
menghasilkan omzet dalam jumlah besar dan pemasarannya tidak hanya di
dalam negeri saja, tetapi juga mencakup pemasaran ke manca negara. Beliau
merupakan produsen batik yang melakukan ekspor batik pertama di
Indonesia. Sisa-sisa kejayaan Kampoeng Batik Laweyan dapat dilihat dari
bangunan-bangunan rumah kuno yang berarsitektur Jawa dan Eropa.
Kawasan batik yang berdiri di lahan seluas lebih dari 24 hektar yang
terdiri dari 3 blok ini terletak di sebelah barat Kota Solo. Hasil wawancara
dengan yang dilakukan dengan Bapak Arif selaku pengurus Forum
Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL) menunjukkan bahwa
batas utara Kampoeng Batik Laweyan adalah Kelurahan Banaran, batas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
selatan yaitu Kabupaten Sukoharjo, dan batas timur adalah Kelurahan Bumi.
Wilayah Kampoeng Batik Laweyan meliputi Kelurahan Laweyan sebagai
wilayah inti dan Kelurahan Bumi, Purwosari, Sondakan, dan Pajang sebagai
wilayah pengembangan.
Eksistensi Kampoeng Batik Laweyan yang sudah ada sejak zaman
Kerajaan Pajang sampai sekarang tak lepas dari ketekunan masyarakat
Laweyan yang turut serta secara aktif dalam menjaga warisan budaya ini.
Masyarakat Laweyan menganggap batik tidak hanya terbatas pada motif saja,
tetapi batik juga memiliki arti atau nilai disetiap motifnya. Selain itu,
Kampoeng Batik Laweyan memiliki paguyuban yang turut menjaga dan
mengembangkan kelestarian kawasan ini. Peran yang besar dari masyarakat
dan paguyuban (Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan)
menjadikan kawasan batik ini sebagai sentra batik dan destinasi wisata
budaya di Kota Solo.
B. Tujuan, Visi, dan Misi Kampoeng Batik Laweyan
Perkembangan pesat yang dialami oleh kawasan batik Kampoeng Batik
Laweyan tidak lepas dari peran penting Forum Pengembangan Kampoeng
Batik Laweyan (FPKBL). Organisasi ini berdiri pada tanggal 25 September
2004 berdasarkan Surat Penunjukan dan Penugasan dari Bappeda Kota Solo
Nomor: 050/I 250. FPKBL memiliki kegiatan dalam pengembangan di sektor
pariwisata dan industri batik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
FPKBL memiliki tujuan dalam pendiriannya, yaitu menciptakan dan
mengembangkan:
1. Tingkat sosial ekonomi yang berkeadilan
2. Iklim usaha yang kondusif
3. Pelestarian lingkungan di kawasan cagar budaya
4. Kawasan Pusat Pengembangan Batik Terpadu
5. Hubungan yang harmonis antar berbagai unsur masyarakat
6. Kawasan tujuan wisata kreatif yang unik dan spesifik
Dalam mencapai tujuan tersebut, FPKBL memiliki visi dan misi
sebagai berikut:
Visi FPKBL:
Menjadikan Laweyan sebagai kawasan pusat industri batik dan cagar budaya
yang dikembangkan dengan konsep kepariwisataan melalui pembangunan
yang ramah lingkungan dan berkesinambungan.
Misi FPKBL:
1. Mengembangkan kawasan berbasis industri batik dan non batik yang
ramah lingkungan
2. Memelihara situs-situs bersejarah, arsitektur khas Laweyan dan tradisi
budaya lokal
3. Mengembangkan kawasan Laweyan sebagai kawasan edukatif
4. Mengembangkan kawasan Laweyan sebagai daerah tujuan wisata kreatif
di tingkat nasional dan internasional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
5. Mengembangkan kawasan Laweyan sebagai pusat penelitian dan
pengembangan industri batik
6. Mewujudkan kawasan Sapta Pesona Pariwisata
C. Struktur Organisasi Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan
(FPKBL)
Struktur organisasi merupakan hal yang penting dalam sebuah
organisasi. Dalam struktur organisasi garis komando, tugas, wewenang, dan
tanggung jawab digambarkan secara jelas. Struktur organisasi dapat berjalan
dengan baik apabila pelaku organisasi melaksanakan tugas, wewenang, dan
tanggung jawab sesuai dengan posisinya.
Dalam kepengurusan FPKBL, terdapat suatu struktur organisasi.
FPKBL dipimpin oleh ketua forum, wakil ketua, dua orang sekretaris, dua
orang bendahara, dan lima orang ketua bidang. Organisasi ini memiliki lima
bidang kerja, yaitu bidang industri, bidang teknologi dan informasi, bidang
pariwisata, bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang), dan bidang Batik
Development Center (BDC). Kepengurusan FPKBL memiliki masa jabatan 5
tahun dan dalam pemilihan pengurus akan dilakukan Rembug Kampoeng
Batik Laweyan atau Rapat Luar Biasa. Hak dan kewajiban dari pengurus
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART).
D. Bidang Usaha Kampoeng Batik Laweyan
Kampoeng Batik Laweyan merupakan sentra industri batik. Mulai dari
batik tulis, batik cap, batik lukis, batik abstrak, hingga batik printing. Batik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
yang diproduksi dapat berupa kain, pakaian, tas, dompet, sepatu, dan
aksesoris seperti kalung. Data yang penulis dapat dari hasil wawancara
dengan salah satu pengurus FPKBL, Bapak Arif Budiman Effendi,
menunjukkan bahwa terdapat lebih dari 80 UMKM yang ada di kawasan
batik ini, baik yang berproduksi maupun showroom.
Kampoeng Batik Laweyan sebagai kawasan batik memiliki dua motif
batik khas. Motif khas yang dimiliki Kampoeng Batik Laweyan adalah jarik
motif Tirto Tejo dan motif Truntum. Walaupun memiliki dua motif khas,
tetapi UMKM-UMKM batik juga memiliki motif khas tersendiri. Keunikan
inilah yang menjadi daya tarik bagi para wisatawan dan juga pembeli lokal.
Gambar 4.1
Batik Motif Tirto Tedjo
Sumber: http://www.barangtempodoeloe.com/2013/09/kain-batik-1913.html
Gambar 4.2
Batik Motif Truntum
Sumber: http://batik-tulis.com/blog/batik-solo/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden Penelitian
Total UMKM yang memproduksi batik di Kampoeng Batik Laweyan
Solo berjumlah 34 UMKM. Dari 34 UMKM terdapat 7 UMKM yang tidak
bersedia untuk dijadikan responden karena tidak menerima penelitian
sehingga kuesioner dibagikan kepada 26 UMKM. Dari total 26 kuesioner
yang dibagikan, hanya 20 kuesioner yang memenuhi kebutuhan data dari
penulis dan dapat dianalisis. Sementara, 6 kuesioner lainnya tidak diisi
dengan lengkap karena adanya kerahasiaan data dari UMKM yang tidak
boleh diketahui pihak luar. Data mengenai karakteristik responden
berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dan wawancara adalah sebagai
berikut:
1. Status UMKM Batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo
Data yang diperoleh penulis menunjukkan bahwa semua UMKM
batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo yang menjadi responden
berstatus perusahaan perseorangan.
2. Lama Usaha UMKM Batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo
Data responden berdasarkan lama usaha UMKM batik di
Kampoeng Batik Laweyan Solo dapat dilihat pada tabel 5.1. berikut:
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 5.1. Lama Usaha UMKM Batik
No
Usia UMKM Batik
(tahun)
1
3-12
2
13-22
3
23-32
4
33-42
5
43-52
Total
Frekuensi
Persentase
8
6
3
2
1
20
40%
30%
15%
10%
5%
100%
Tabel 5.1 menunjukkan lama usaha UMKM batik di Kampoeng
Batik Laweyan Solo. Pada rentang 3-12 tahun, terdapat 1 UMKM yang
telah melakukan kegiatan usahanya selama 3 tahun. Sementara, pada
rentang 43-52 tahun terdapat 1 UMKM yang telah melakukan kegiatan
usahanya selama 46 tahun. Banyak UMKM pada rentang 3-12 tahun.
3. Jenis Kelamin Responden
Tabel 5.2. menunjukkan jenis kelamin dari pemilik UMKM yang
menjadi responden dalam penelitian ini. Berikut tabel mengenai jenis
kelamin responden:
Tabel 5.2. Jenis Kelamin Responden
No
Jenis Kelamin
1
Laki-laki
2
Perempuan
Total
Frekuensi
14
6
20
Persentase
70%
30%
100%
Berdasarkan tabel di atas sebanyak 70% responden adalah lakilaki. Hal ini karena sebagian besar laki-laki di UMKM batik lebih
mengetahui secara detail mengenai teknik produksi dan pemasaran batik.
4. Usia Responden
Tabel 5.3 menunjukkan deskripsi responden berdasarkan usia dari
responden. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa usia responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
termuda adalah 24 tahun dan usia responden tertua adalah 63 tahun.
Berikut tabel usia pemilik yang menjadi responden dalam penelitian:
Tabel 5.3. Responden Berdasarkan Usia Responden
No
Usia Pemilik UMKM Batik
Frekuensi
1
24-33
2
2
34-43
7
3
44-53
5
4
54-63
6
Total
20
Persentase
10%
35%
25%
30%
100%
Berdasarkan tabel distribusi usia, menunjukkan bahwa semua
pemilik UMKM berada di usia produktif. Menurut website resmi dari
Badan Pusat Statistik (BPS), usia produktif adalah penduduk dengan usia
antara 15-64 tahun. Tabel 5.3 menunjukkan sebanyak 35% pemilik
berada di usia 34-43 tahun. Pemilik UMKM dalam usia yang produktif
merupakan kekuatan bagi keberlanjutan usaha. Hal ini karena pada usia
tersebut, pemilik UMKM memiliki pengalaman yang matang dalam
bisnis batik dan jaringan pemasaran yang luas.
5.
Pendidikan Terakhir dan Pekerjaan Utama Responden
Data responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat dari
tabel 5.4 berikut ini:
Tabel 5.4. Pendidikan Terakhir Responden
No
Pendidikan Terakhir
Frekuensi
Pemilik UMKM Batik
1
SMP
3
2
SMA/SMK
9
3
D-II
1
4
D-III
1
5
S-I
4
6
S-II
2
Total
20
Persentase
15%
45%
5%
5%
20%
10%
100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel distribusi di atas menunjukkan bahwa sebanyak 45%
pendidikan terakhir dari pemilik UMKM batik yang menjadi responden
dalam penelitian adalah tamatan SMA/SMK. Artinya tingkat pendidikan
bukan merupakan kunci dalam menjalankan usaha batik, melainkan
keterampilan dan kreativitas dalam memproduksi batik.
Penyebaran kuesioner dan wawancara juga menunjukkan bahwa
sebanyak 19 responden memiliki pekerjaan utama sebagai wirausaha
batik. Sementara, 1 responden memiliki pekerjaan utama sebagai dosen
dan usaha batik yang dijalankan merupakan usaha sampingan dari
pemilik. Hal ini menunjukkan bahwa usaha batik yang dijalankan oleh
pemilik UMKM merupakan sumber penghasilan utama bagi pemilik
UMKM tersebut.
6. Jumlah Tenaga Kerja UMKM Batik
Tabel 5.5 menunjukkan jumlah tenaga kerja yang bekerja di
UMKM batik yang menjadi responden dalam penelitian ini. Berikut tabel
jumlah tenaga kerja di UMKM batik Kampoeng Batik Laweyan Solo:
Tabel 5.5. Jumlah Tenaga Kerja UMKM batik di Kampoeng Batik
Laweyan Solo
No
Jumlah Tenaga Kerja
Frekuensi
Persentase
1
3-12
9
45%
2
13-22
8
40%
3
23-32
2
10%
4
33-42
1
5%
Total
20
100%
Tabel distribusi menunjukkan bahwa sebanyak 45% UMKM batik
di Kampoeng Batik Laweyan Solo memiliki tenaga kerja dengan jumlah
3 sampai 12 orang. Data kuesioner menunjukkan bahwa UMKM paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
sedikit memiliki 3 tenaga kerja dan paling banyak memiliki 35 tenaga
kerja. Status tenaga kerja di UMKM batik Kampoeng Batik Laweyan
Solo adalah tetap dan lepas. Semua UMKM batik yang menjadi
responden memiliki tenaga kerja yang berasal dari lokasi sekitar UMKM.
B. Hasil Analisis Data
Analisis data untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini
dengan menggunakan deskriptif kualitatif dan analisis crosstabulation dengan
program statistik SPSS 16. Penulis menyebarkan kuesioner kepada responden
berkaitan dengan implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) untuk
mengetahui sejauh mana pemilik UMKM batik telah melakukan tanggung
jawab sosial perusahaannya.
1. Implementasi CSR UMKM batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo
Kuesioner yang dibuat dengan 37 pernyataan ini terbagi menjadi
tiga kategori yaitu kategori ekonomi, kategori lingkungan, dan kategori
sosial (yang hanya tercakup pada dimensi praktik ketenagakerjaan dan
kenyamanan bekerja). Pada tabel 5.6 menunjukkan indeks CSR (CSRi)
dari setiap responden dalam penelitian ini. Berikut tabel CSRi setiap
responden:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 5.6. Corporate Social Responsibility Index (CSRi)
No
Nama Usaha
Ya
Tidak
1
Batik Sherlyta Ayu
35
2
2
Batik Herdea
35
2
3
Batik Puspita Mekar
34
3
4
Batik Loring Pasar
32
5
5
Batik Uni
32
5
6
Batik Puspa Kencana
31
6
7
Batik Widya Kencana
30
7
8
Batik Oguud
29
8
9
Batik Purworaharjo
29
8
10 Batik Mahkota
29
8
11 Batik Fantri
29
8
12 Batik Jova
27
10
13 Batik Pandono
27
10
14 Batik Hayuningrum
26
11
15 Batik Nurma
26
11
16 Batik Ratnasari
25
12
17 Batik Estu Mulya
23
14
18 Batik Truntum
23
14
19 Batik Setya
23
14
20 Batik Tritunggal
21
16
Total
566
174
Rata-rata
28,3
8,7
Sumber: Data primer diolah
CSRi
0,95
0,95
0,92
0,86
0,86
0,84
0,81
0,78
0,78
0,78
0,78
0,73
0,73
0,70
0,70
0,68
0,62
0,62
0,62
0,57
15,30
0,76
Keterangan:
Ya
: Pernyataan CSR yang dilakukan oleh responden
Tidak
: Pernyataan CSR yang tidak dilakukan oleh responden
Tabel 5.6 menunjukkan CSRi dari setiap UMKM. Indeks CSR
(CSRi) digunakan untuk mengetahui sejauh mana UMKM batik
melakukan implementasi program CSR. Tabel tersebut memuat kolom
untuk jawaban “ya” dan jawaban “tidak”. Kolom jawaban “ya” memiliki
arti berapa banyak item pernyataan CSR yang telah dilakukan oleh
pemilik UMKM. Sementara, untuk kolom jawaban “tidak” memiliki arti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
berapa banyak item pernyataan CSR yang tidak dilakukan oleh pemilik
UMKM. Pada tabel 5.6 dapat dilihat rata-rata CSRi dari UMKM batik
yang menjadi responden dalam penelitian ini sebesar 0,76. Rata-rata
CSRi digunakan oleh penulis untuk mengetahui tingkatan atau kategori
pada CSRi. Apabila UMKM batik yang menjadi responden penelitian
memiliki CSRi di atas rata-rata, maka CSRi dari UMKM tersebut tinggi.
Sementara, untuk UMKM dengan CSRi di bawah rata-rata, maka
UMKM tersebut memiliki CSRi yang rendah. Tabel 5.6 menunjukkan
CSRi yang paling banyak sebesar 0,78.
Dari tabel 5.6 dapat dilihat bahwa UMKM batik yang memiliki
CSRi tertinggi sebanyak 2 UMKM, dengan CSRi sebesar 0,95, yaitu
Batik Sherlyta Ayu dan Batik Herdea. Ini berarti kedua UMKM batik
tersebut sudah melakukan hampir semua item pernyataan CSR dan
memiliki kesadaran bahwa CSR merupakan hal penting untuk dilakukan
dan memberikan dampak atau manfaat bagi UMKM dan bagi sesama.
Kedua responden (pemilik UMKM Batik Sherlyta Ayu dan Batik
Herdea) mengatakan bahwa manfaat CSR adalah tenaga kerja menjadi
loyal terhadap UMKM dan terjaganya lingkungan sekitar produksi dari
pencemaran limbah. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa
kepedulian terhadap lingkungan sekitar dan terhadap tenaga kerja
merupakan hal yang penting untuk dilakukan dan merupakan kewajiban
bagi pemilik UMKM untuk melakukannya. Kedua responden merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
bahwa kehidupan usaha yang mereka jalankan tentunya memerlukan
bantuan dan kerja sama dari lingkungan sekitar dan dari tenaga kerja.
Selanjutnya, Batik Puspita Mekar, Batik Uni, Batik Loring Pasar,
Batik Puspa Kencana, Batik Widya Kencana, Batik Oguud, Batik
Purworaharjo, Batik Mahkota, dan Batik Fantri memiliki CSRi yang
tinggi. Ini berarti UMKM-UMKM batik tersebut sudah melakukan
sebagian besar program CSR, meskipun terdapat beberapa item CSR
yang tidak dilakukan. Hal ini memiliki arti bahwa responden memiliki
kesadaran bahwa implementasi CSR penting untuk dilakukan, meskipun
UMKM batik belum optimal dalam mengimplementasikan program CSR
karena masih terdapat beberapa item pernyataan CSR yang belum
dilakukan. Responden mengatakan terdapat manfaat dari implementasi
CSR yaitu, berkurangnya jumlah pengangguran di sekitar lokasi
produksi, tenaga kerja semakin loyal dan semangat dalam bekerja, dan
terjalin hubungan baik antara UMKM dengan lingkungan sekitar. Hal ini
dibuktikan juga dengan tenaga kerja UMKM yang merupakan
masyarakat sekitar lokasi produksi.
Wawancara dengan responden menunjukkan semua responden
yang memiliki tingkat CSRi tinggi memberikan jawaban bahwa tanggung
jawab sosial penting untuk dilakukan. Tetapi, terdapat beberapa item
CSR yang tidak dilakukan oleh UMKM batik dikarenakan responden
kurang memiliki waktu untuk melakukan tanggung jawab sosialnya
sehingga beberapa item CSR tidak dapat dilakukan. Misalnya, untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
kategori sosial dimensi praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja
dengan item pernyataan memiliki jam pelatihan pekerja dan item
pernyataan adanya pelatihan bagi setiap karyawan. Kedua item
pernyataan CSR ini paling banyak tidak dilakukan karena responden atau
pemilik UMKM batik tidak pernah memiliki waktu untuk memberikan
pelatihan bagi tenaga kerjanya.
Sementara, untuk Batik Jova, Batik Pandono, Batik Hayuningrum,
Batik Nurma, Batik Ratnasari, Batik Estu Mulya, Batik Truntum, dan
Batik Setya memiliki CSRi rendah. Hasil ini menunjukkan bahwa ke-8
responden tersebut memiliki CSRi di bawah rata-rata meskipun beberapa
item pernyataan CSR telah dilakukan. Hal ini memiliki arti bahwa
responden memiliki kesadaran mengenai pentingnya implementasi
program CSR tetapi dalam pelaksanaannya terdapat kendala yang
menyebabkan implementasi CSR belum dapat dilakukan dengan baik.
Temuan tersebut didukung dengan hasil wawancara yang
menunjukkan responden yang memiliki tingkat CSRi rendah mengatakan
terdapat beberapa kendala dalam implementasi CSR. Kendala yang
dihadapi oleh responden yaitu, kurangnya waktu untuk melakukan
tanggung jawab sosial dan kendala dalam hal pendanaan. Seperti halnya,
wawancara dengan Bapak Syamsul Aarif selaku pemilik Batik Nurma.
Beliau menjelaskan bahwa bentuk kepedulian dan perhatian kepada
tenaga kerja, lingkungan, dan masyarakat sekitar merupakan hal penting
untuk dilakukan tetapi tidak mudah melakukannya secara optimal. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
ini dikarenakan kesibukan Bapak Syamsul Aarif dalam bekerja dan juga
pendanaan untuk implementasi tanggung jawab sosial seperti membantu
memberikan dana jika ada kerusakan lingkungan akibat proses produksi.
Bapak Syamsul Aarif menjelaskan sebagai pelaku UMKM, keuntungan
yang didapat dari hasil produksi digunakan untuk kebutuhan rumah
tangga dan untuk menambah modal usaha sehingga tidak banyak bagian
dari keuntungan yang digunakan untuk pendanaan implementasi CSR.
Indeks CSR terendah terletak pada Batik Tritunggal sebesar 0,57.
Artinya pemilik dari Batik Tritunggal kurang memiliki kesadaran
mengenai pentingnya implementasi program CSR. Hal ini didukung hasil
wawancara dengan Bapak Siswanto
yang menunjukkan bahwa
implementasi CSR tidak penting untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan
pelaksanaan program CSR dirasa tidak terlalu memberikan dampak atau
manfaat bagi UMKM Batik Tritunggal. Wawancara dengan Bapak
Siswanto membuktikan bahwa perhatian dan kepedulian kepada tenaga
kerja ternyata tidak membuat tenaga kerja menjadi loyal atau setia
kepada Batik Tritunggal.
Setelah melakukan analisis Indeks Corporate Social Responsibility
(CSRi) dari setiap responden UMKM batik, selanjutnya penulis
melakukan analisis implementasi CSR berdasarkan kategori CSR, yaitu
kategori ekonomi, kategori lingkungan, dan kategori sosial dimensi
praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja. Berikut
akan
dijabarkan persentase dari jawaban responden berdasarkan kategori CSR:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
a.
Kategori Ekonomi
Kategori pertama dalam pengungkapan CSR adalah kategori
ekonomi. Dalam kuesioner ini, kategori ekonomi diukur dengan
menggunakan 7 pernyataan. Tabel 5.7 berikut ini menunjukkan hasil
jawaban dan persentase jawaban responden:
Tabel 5.7 Distribusi Jawaban Kuesioner Responden Pada Kategori
Ekonomi
Jawaban Responden
Pernyataan (Kode)
Ya
%
Tidak
%
Pernyataan 1 (G4-EC1)
16
80
4
20
Pernyataan 2 (G4-EC2)
16
80
4
20
Pernyataan 3 (G4-EC3)
5
25
15
75
Pernyataan 4 (G4-EC4)
17
85
3
15
Pernyataan 5 (G4-EC5)
18
90
2
10
Pernyataan 6 (G4-EC6)
19
95
1
5
Pernyataan 7 (G4-EC7)
18
90
2
10
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer diolah
109
31
77,86
22,14
Tabel 5.7 menunjukkan bahwa persentase tertinggi dari
implementasi program CSR pada kategori ekonomi terdapat pada
pertanyaan ke-6, yaitu sebanyak 19 responden (95%) menjawab
“ya”. Sementara, sebanyak 1 responden (5%) menjawab “tidak”.
Pernyataan ke-6 adalah UMKM turut membantu dalam membangun
sarana dan prasarana lokasi sekitarnya. Hasil ini memiliki arti bahwa
hampir semua responden telah melakukan program CSR membantu
membangun sarana dan prasarana di lokasi sekitar UMKM.
Wawancara kepada responden membuktikan bahwa responden
sering membantu dalam pembangunan sarana dan prasarana lokasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
sekitar UMKM seperti membayar iuran dan mengikuti kerja bakti di
lingkungan sekitar UMKM.
Selanjutnya, pada pernyataan ke-5 dan ke-7, terdapat 18
responden (90%) menjawab “ya” dan sebanyak 2 responden (10%)
menjawab “tidak”. Pernyataan ke-5 dalam kategori ekonomi yaitu
mempekerjakan masyarakat sekitar UMKM dan pernyataan ke-7
adalah pengetahuan mengenai dampak ekonomi yang terjadi. Hasil
wawancara yang dilakukan penulis kepada responden yang
menunjukkan bahwa sebagian besar pemilik UMKM merekrut
tenaga kerja dari masyarakat sekitar UMKM batik. Sementara itu,
hampir semua responden memiliki pengetahuan mengenai dampak
ekonomi yang terjadi. Untuk responden yang memberikan jawaban
“tidak” artinya mereka mempekerjakan masyarakat di luar wilayah
UMKM dan tidak memiliki pengetahuan mengenai dampak ekonomi
yang terjadi. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi yang diterima
oleh responden mengenai dampak ekonomi yang terjadi.
Kemudian, untuk pernyataan ke-4 sebanyak 17 responden (85%)
menjawab “ya” dan sebanyak 3 responden (15%) menjawab “tidak”.
Pernyataan ke-4 yaitu pemberian upah sudah sesuai dengan standar.
Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah
memberikan upah sesuai dengan standar upah untuk pengrajin batik.
Sementara wawancara membuktikan untuk pemberian upah yang
tidak sesuai dengan standar upah untuk pengrajin batik dikarenakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
responden belum memiliki kemampuan lebih secara finansial untuk
membayar tenaga kerja sesuai dengan standar upah pengrajin batik.
Pernyataan nomor 1 dan pernyataan nomor 2 sebanyak 16
responden (80%) menjawab “ya” dan sebanyak 4 responden (20%)
menjawab “tidak”. Item pernyataan nomer 1 nilai ekonomi yang
dihasilkan didistribusikan secara langsung (pendapatan, biaya,
kompenasasi ke karyawan, donasi ke masyarakat, dan keuntungan
yang digunakan membayar pinjaman). Pernyataan nomer 2 berisi
pembayaran kewajiban atau hutang dibayar tepat waktu dan ditulis
dalam pembukuan. Ini berarti sebagian besar responden telah
melakukan distribusi nilai
ekonomi
secara
langsung untuk
kompensasi ke karyawan, donasi ke masyarakat, dan untuk
membayar pinjaman serta telah melakukan pembayaran kewajiban
atau hutang secara tepat waktu dan ditulis dalam pembukuan.
Sementara, sebagian kecil responden tidak melakukan item
pernyataan CSR nomor 1 dan nomor 2. Hal ini disebabkan
responden tidak memiliki kewajiban atau hutang yang harus dilunasi.
Selanjutnya, pada pernyataan ke-3, sebanyak 5 responden (25%)
menjawab “ya” dan sebanyak 15 responden (75%) menjawab
“tidak”. Pernyataan ke-3 yaitu membuat pembukuan berkaitan
dengan penerimaan bantuan keuangan atau modal dari pemerintah
setempat. Ini berarti hanya sebagian kecil dari responden yang telah
melakukan pembukuan berkaitan dengan penerimaan bantuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
keuangan atau modal dari pemerintah setempat. Tapi, kebanyakan
dari responden tidak melakukan pembukuan penerimaan bantuan
keuangan atau modal dari pemerintah setempat karena responden
tidak mendapatkan bantuan keuangan dari pemerintah. Hanya
sebagian kecil dari responden yang mendapatkan bantuan keuangan
atau modal dari pemerintah setempat.
Dari tabel 5.7 dapat dilihat bahwa sebanyak 77,86% total
pernyataan CSR pada kategori ekonomi dijawab dengan jawaban
“ya”. Ini berarti pemilik UMKM batik Kampoeng Batik Laweyan
Solo yang menjadi responden telah melakukan sebagian besar item
pernyataan CSR pada kategori ekonomi.
b.
Kategori Lingkungan
Kategori kedua adalah kategori lingkungan. Dalam kuesioner ini,
kategori lingkungan diukur dengan menggunakan 20 pernyataan.
Tabel 5.8 yang menunjukkan hasil jawaban dan persentase jawaban
responden:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 5.8 Distribusi Jawaban Kuesioner Responden Pada Kategori
Lingkungan
Jawaban Responden
Pertanyaan (Kode)
Ya
%
Tidak
%
Pernyataan 1 (G4-EN1)
7
35
13
65
Pernyataan 2 (G4-EN2)
20
100
0
0
Pernyataan 3 (G4-EN3)
20
100
0
0
Pernyataan 4 (G4-EN4)
2
10
18
90
Pernyataan 5 (G4-EN5)
16
80
4
20
Pernyataan 6 (G4-EN6)
19
95
1
5
Pernyataan 7 (G4-EN7)
19
95
1
5
Pernyataan 8 (G4-EN8)
19
95
1
5
Pernyataan 9 (G4-EN9)
19
95
1
5
Pernyataan 10 (G4-EN10)
19
95
1
5
Pernyataan 11 (G4-EN11)
19
95
1
5
Pernyataan 12 (G4-EN12)
18
90
2
10
Pernyataan 13 (G4-EN13)
16
80
4
20
Pernyataan 14 (G4-EN14)
14
70
6
30
Pernyataan 15 (G4-EN 15)
8
40
12
60
Pernyataan 16 (G4-EN 16)
16
80
4
20
Pernyataan 17 (G4-EN 17)
3
15
17
85
Pernyataan 18 (G4-EN 18)
19
95
1
5
Pernyataan 19 (G4-EN 19)
12
60
8
40
Pernyataan 20 (G4-EN 20)
17
85
3
15
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer diolah
302
98
75,5
24,5
Tabel 5.8 menunjukkan bahwa persentase tertinggi terdapat pada
pernyataan 2 dan pernyataan 3, yaitu sebanyak 20 responden (100%)
menjawab pernyataan dengan jawaban “ya”. Pernyataan 2 adalah
penghematan dalam menggunakan energi (listrik, bahan bakar
minyak, atau gas). Pernyataan 3 berisi tentang penggunaan air sesuai
dengan kegunaannya. Artinya, semua responden dalam penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
telah melakukan upaya penghematan dalam menggunakan energi
(listrik, bahan bakar minyak, atau gas) secara rutin dan telah
melakukan penghematan dalam menggunakan air. Kemudian,
sebanyak 19 responden (95%) memberikan jawaban “ya” pada
pernyataan 6, pernyataan 7, pernyataan 8, pernyataan 9, pernyataan
10, pernyataan 11, dan pernyataan 18. Namun, sebanyak 1 responden
(5%) menjawab “tidak” untuk ketujuh pernyataan tersebut.
Pernyataan 6 yaitu memiliki kesadaran apabila menghasilkan
dampak buruk pada lingkungan, pernyataan 7 adalah membantu
perbaikan lingkungan yang rusak, dan pernyataan 8 adalah
membantu merawat dan melindungi lingkungan. Selanjutnya,
pernyataan 9 yaitu sadar bahwa penggunaan energi menghasilkan
polusi, pernyataan 10 adalah membantu mengurangi polusi yang ada,
pernyataan 11 yaitu membatasi bahan-bahan yang membuat polusi,
dan pernyataan 18 adalah mengetahui dampak luas dari kerusakan
lingkungan.
Hasil ini memiliki arti bahwa hampir semua responden telah
memiliki kesadaran bahwa penting untuk melakukan ketujuh item
pernyataan CSR ini. Sebanyak 1 responden menjawab “tidak” pada
item-item pernyataan CSR tersebut karena belum memiliki
kesadaran akan dampak buruk yang dihasilkan dari adanya proses
produksi, kurang membantu dalam perbaikan lingkungan yang rusak,
kurang membantu dalam merawat dan melindungi lingkungan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
penggunaan energi untuk proses produksi menghasilkan polusi,
belum mengurangi polusi yang ada, dan belum melakukan
pembatasan penggunaan bahan-bahan yang dapat menghasilkan
polusi.
Pada pernyataan 20 sebanyak 17 responden (85%) memberikan
jawaban “ya” dan sebanyak 3 responden (15%) memberikan
jawaban “tidak”. Pernyataan 20 berisi tentang ikut serta dalam
mengambil tindakan pemulihan lingkungan yang rusak. Hasil ini
memiliki arti bahwa sebanyak 17 responden telah secara rutin ikut
serta dalam mengambil tindakan pemulihan lingkungan yang rusak.
Sementara, untuk 3 responden yang menjawab “tidak”, artinya
responden belum secara aktif dan rutin ikut serta dalam mengambil
tindakan pemulihan lingkungan yang rusak. Berikutnya, pernyataan
5, pernyataan 13, dan pernyataan 16 sebanyak 16 responden (80%)
menjawab “ya” dan sebanyak 4 responden (20%) menjawab “tidak”.
Pernyataan 5 yaitu lokasi produksi tidak memberikan dampak pada
lingkungan, pernyataan 13 adalah mengetahui banyaknya limbah dan
cara membuangnya, dan pernyataan 16 berisi mengetahui limbah
dapat merusak lingkungan. Ini berarti sebagian besar responden
memiliki lokasi produksi yang tidak memberikan dampak buruk
pada lingkungan, responden telah mengetahui banyak limbah yang
dihasilkan dari proses produksi dan cara membuangnya, serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
responden telah memiliki pengetahuan yang benar bahwa limbah
yang dihasilkan dari proses produksi dapat merusak lingkungan.
Pada tabel 5.8 dapat dilihat bahwa sebanyak 14 responden (70%)
menjawab “ya” pada pernyataan 14 dan 6 responden (30%)
memberikan jawaban “tidak”. Pernyataan 14 berisi mengenai limbah
zat kimia yang dibuang tidak mencemari lingkungan. Artinya,
sebagian dari responden membuang limbah zat kimia yang tidak
mencemari lingkungan. Hal ini didukung wawancara dengan
responden yang menunjukkan bahwa limbah zat kimia yang
dihasilkan oleh UMKM batik memiliki volume yang kecil sehingga
ketika limbah dibuang tidak mencemari lingkungan. Pernyataan 19
terdapat 12 responden (60%) menjawab “ya” dan 8 responden (40%)
menjawab “tidak”. Pernyataan 19 membantu memberikan dana jika
ada kerusakan lingkungan akibat proses produksi. Artinya sebanyak
12 responden telah memberikan dana apabila terdapat kerusakan
lingkungan yang disebabkan dari proses produksi. Hasil wawancara
membuktikan bahwa responden membayar iuran warga atau dana
untuk memperbaiki lingkungan yang rusak. Sementara, responden
yang menjawab “tidak”, mengatakan bahwa responden merasa
proses produksi yang dijalankan usahanya tidak merusak lingkungan
sehingga
mereka
lingkungan.
tidak
memberikan
dana
untuk
perbaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Sebanyak 8 responden (40%) memberikan jawaban “ya” dan 12
responden lainnya (60%) memberikan jawaban “tidak” untuk
pernyataan 15. Pernyataan 15 mengelola limbah yang sangat
membahayakan. Persentase menunjukkan bahwa responden telah
melakukan pengelolaan limbah yang sangat membahayakan seperti
banyaknya kandungan zat kimia yang ada pada limbah produksi
batik. Pengelolaan limbah ini salah satunya dengan menggunakan
IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah). Tetapi terdapat sejumlah
besar responden tidak mengelola terlebih dahulu limbahnya. Hal ini
dibuktikan hasil wawancara dengan responden yang menunjukkan
bahwa responden tidak mengetahui secara benar bahaya dari limbah
yang dihasilkan UMKM batik sehingga responden merasa tidak
perlu untuk melakukan pengelolaan limbah. Selanjutnya, pernyataan
1 terdapat 7 responden (35%) yang memberikan jawaban “ya”.
Pernyataan 1 adalah UMKM menggunakan bahan daur ulang. Ini
berarti hanya sebanyak sedikit responden yang menggunakan bahan
daur ulang dalam proses produksi. Hasil tersebut diperoleh dengan
pengakuan responden yang mengatakan bahwa penggunaan bahan
daur ulang tentunya merupakan salah satu upaya dalam penghematan
biaya dan upaya dalam menjaga lingkungan. Meskipun demikian,
sebanyak 13 responden (65%) memberikan jawaban “tidak” untuk
pernyataan
ini.
Artinya,
sebagian
besar
responden
menggunakan bahan daur ulang dalam proses produksinya.
tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Pernyataan 17 dan pernyataan 4 hanya sebagian kecil responden
yang memberikan jawaban “ya” yaitu, sebanyak 3 responden (15%)
untuk pernyataan 17 dan 2 responden (10%) untuk pernyataan 4.
Pernyataan 17 adalah memberikan denda apabila melanggar
peraturan mengenai lingkungan hidup dan pernyataan 4 air yang
sudah digunakan didaur ulang kembali. Persentase menunjukkan
bahwa responden telah memberikan denda apabila melanggar
peraturan mengenai lingkungan hidup kepada pengurus warga dan
sebagian kecil dari responden menggunakan air yang sudah didaur
ulang. Hasil wawancara membuktikan responden menyadari apabila
melakukan pelanggaran mengenai lingkungan hidup seperti adanya
pencemaran air untuk kebutuhan warga akibat limbah proses
produksi batik dan memberikan denda atas hal tersebut. Selain itu,
beberapa responden juga telah memiliki alat untuk menjernihkan air
yang sudah digunakan untuk didaur ulang dan digunakan kembali.
Tabel 5.8 dapat dilihat bahwa sebanyak 75,5% total pernyataan
CSR pada kategori lingkungan dijawab dengan jawaban “ya”. Ini
berarti, sebagian besar responden telah melakukan implementasi
CSR dalam kategori lingkungan secara rutin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
c. Kategori Sosial, Dimensi: Praktik Ketenagakerjaan dan Kenyamanan
Bekerja
Kategori ketiga dalam implementasi CSR adalah kategori sosial.
Dalam penelitian ini, kategori sosial yang digunakan untuk
mengukur implementasi CSR hanya terbatas pada dimensi praktik
ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja. Dalam kuesioner,
kategori ini diukur dengan 10 pernyataan. Berikut tabel 5.9 yang
menunjukkan hasil jawaban dan persentase jawaban responden:
Tabel 5.9 Distribusi Jawaban Kuesioner Responden Pada Kategori
Sosial,
Dimensi:
Praktik
Ketenagakerjaan
dan
Kenyamanan Bekerja
Jawaban Responden
Pertanyaan (Kode)
Ya
%
Tidak
%
Pernyataan 1 (G4-LA1)
18
90
2
10
Pernyataan 2 (G4-LA2)
17
85
3
15
Pernyataan 3 (G4-LA3)
19
95
1
5
Pernyataan 4 (G4-LA4)
20
100
0
0
Pernyataan 5 (G4-LA5)
20
100
0
0
Pernyataan 6 (G4-LA6)
19
95
1
5
Pernyataan 7 (G4-LA7)
14
70
6
30
Pernyataan 8 (G4-LA8)
6
30
14
70
Pernyataan 9 (G4-LA9)
8
40
12
60
Pernyataan 10 (G4-LA10)
14
70
6
30
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer diolah
155
45
77,5
22,5
Tabel 5.9 dapat menunjukkan bahwa persentase tertinggi dari
implementasi pada kategori sosial, dimensi praktik ketenagakerjaan
dan kenyamanan bekerja terdapat pada pernyataan 4 dan pernyataan
5. Pernyataan 4 adalah menerima saran dari pekerja mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
keselamatan kerja dan pernyataan 5 yaitu memperhatikan karyawan
yang memiliki penyakit, kecelakaan kerja, atau kematian. Sebanyak
20 responden (100%) memberikan jawaban “ya” pada pernyataan 4
dan pernyataan 5. Hal ini berarti semua responden telah melakukan
CSR pada pernyataan ini secara rutin. Wawancara dengan responden
membuktikan bahwa responden secara terbuka menerima saran dari
pekerja mengenai keselamatan kerja. Saran yang diterima seperti
permintaan dari pekerja untuk pengadaan masker dan sarung tangan
yang digunakan selama proses produksi. Selain itu, apabila tenaga
kerja memiliki penyakit atau sedang sakit, mengalami kecelakaan
kerja atau kematian, maka pemilik UMKM memberikan perhatian
kepada tenaga kerja tersebut baik berupa dana maupun bentuk
perhatian lain.
Selanjutnya, pernyataan ke 3 dan ke 6 sebanyak 19 responden
(95%) menjawab “ya” dan 1 responden (5%) menjawab “tidak”.
Pernyataan ke 3 memberitahukan kepada karyawan mengenai setiap
perubahan kebijakan sebelum kebijakan tersebut ditetapkan.
Pernyataan ke 6 yaitu memberikan informasi bahaya dampak
produksi kepada karyawan. Artinya, pemilik UMKM batik atau
responden telah memberitahukan kepada karyawan mengenai setiap
perubahan kebijakan sebelum kebijakan tersebut ditetapkan dan
responden juga telah memberikan informasi bahaya dampak
produksi kepada karyawan. Hasil ini didukung oleh wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
dengan responden yang menyatakan bahwa komunikasi antara
pemilik UMKM dengan tenaga kerja merupakan hal penting dan
merupakan kunci untuk menjalin hubungan yang baik antara pemilik
UMKM dengan tenaga kerja. Sementara, untuk responden dengan
jawaban “tidak” dikarenakan responden jarang mengkomunikasikan
kebijakan dengan tenaga kerja sebelum kebijakan diterapkan
sehingga tenaga kerja langsung mengikuti kebijakan yang telah
dibuat oleh pemilik UMKM. Selain itu, ketidaktahuan mengenai
bahaya
dampak
produksi
juga
membuat
responden
tidak
memberikan informasi kepada tenaga kerja mengenai hal tersebut.
Berikutnya, sebanyak 90% (18 responden) menjawab “ya” dan
10% (2 responden) menjawab “tidak” pada item pernyataan 1. Ini
berarti sebagian besar responden telah melakukan CSR yaitu
memberikan tambahan upah bagi karyawan yang bekerja dengan
baik. Hasil wawancara membuktikan bahwa responden atau pemilik
UMKM batik akan memberikan tambahan upah atau bonus apabila
tenaga kerja bekerja dengan baik dan dapat dengan cepat
menyelesaikan pekerjaan. Untuk 2 responden yang memberikan
jawaban “tidak” pada item pernyataan ini memiliki arti bahwa
responden tidak memberikan tambahan upah meskipun tenaga kerja
telah bekerja dengan baik. Hal ini disampaikan oleh responden pada
wawancara yang menayatakan bahwa responden tidak memberikan
tambahan upah karena responden merasa bahwa keuntungan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
didapat tidak seberapa sehingga keuntungan lebih digunakan untuk
kebutuhan rumah tangga dan untuk tambahan modal.
Pernyataan ke 2 sebesar 85% (17 responden) memberikan
jawaban “ya”. Persentase ini memiliki arti bahwa sebagian besar
responden
telah
melakukan
CSR
pada
item
pernyataan
memperbolehkan karyawan untuk berhenti kerja sementara karena
sedang hamil. Tetapi, terdapat 15% (3 responden) yang menjawab
“tidak” pada pernyataan ini. Artinya, responden tidak melakukan
pernyataan nomor 2 tersebut. Hal ini dikarenakan tenaga kerja yang
bekerja pada 3 UMKM batik yang menjawab “tidak” adalah tenaga
kerja laki-laki.
Untuk pernyataan 7 dan pernyataan 10 sebanyak 14 responden
(70%) memberikan jawaban “ya” dan sebanyak 6 responden (30%)
menjawab “tidak”. Pernyataan 7 adalah memberikan jaminan
kesehatan kepada karyawan dan pernyataan 10 yaitu menerima
pengaduan karyawan mengenai masalah ketenagakerjaan. Hasil
persentase mengandung makna bahwa sebagian besar responden
telah memberikan jaminan kesehatan kepada tenaga kerja dan dan
secara terbuka telah menerima pengaduan karyawan mengenai
masalah ketenagakerjaan. Wawancara yang dilakukan penulis
kepada responden menunjukkan bahwa pemilik UMKM memiliki
kewajiban untuk memberikan jaminan kesehatan kepada tenaga
kerja. Responden yang menjawab pernyataan ini dengan jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
“ya”, juga memberikan alasan bahwa tenaga kerja merupakan unsur
penting dalam usaha batik. Selain itu, apabila tenaga kerja
mengalami gangguan kesehatan dan tidak masuk bekerja, maka
usaha batik pun juga menjadi kesulitan dalam berproduksi. Item
pernyataan CSR ini secara rutin dilakukan oleh pemilik UMKM.
Responden secara terbuka menerima pengaduan dari tenaga kerja
mengenai masalah ketenagakerjaan. Hal ini dibuktikan oleh hasil
wawancara bahwa biasanya tenaga kerja memberikan pengaduan
kepada pemilik UMKM dalam hal sarana produksi dan besarnya
upah yang tenaga kerja dapatkan. Meskipun demikian, implementasi
pada item pernyataan ini jarang dilakukan atau bersifat insidental
karena hanya jika terjadi permasalahan saja, pemilik UMKM batik
menerima pengaduan dari tenaga kerja. Untuk responden yang
memberikan jawaban “tidak” artinya responden tidak memberikan
jaminan kesehatan kepada tenaga kerja dan tidak menerima
pengaduan dari tenaga kerja mengenai masalah ketenagakerjaan.
Dari hasil wawancara yang telah didapatkan, hal ini dikarenakan
permasalahan pendanaan menjadi hal utama yang menghambat item
pernyataan ini untuk dilakukan. Sementara, untuk pernyataan 10,
responden tidak menerima pengaduan dari tenaga kerja karena
selama ini tenaga kerja tidak pernah memberikan pengaduan kepada
responden mengenai masalah ketenagakerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Berikutnya, untuk pernyataan 9 sebanyak 8 responden (40%)
memberikan jawaban “ya”. Pernyataan 9 adanya pelatihan bagi
setiap karyawan. Untuk pernyataan 8 hanya sebanyak 6 responden
(30%) yang menjawab pernyataan ini dengan jawaban “ya”.
Pernyataan 8 yaitu memiliki jam pelatihan pekerja. Kedua persentase
ini memiliki arti bahwa hanya sebagian kecil responden yang pernah
mengadakan pelatihan bagi setiap tenaga kerja dan memiliki jam
pelatihan untuk tenaga kerja. Sementara, sebanyak 12 responden
(60%) menjawab “tidak” untuk pernyataan 9 dan 14 responden
(70%) memberikan jawaban “tidak” untuk pernyataan 8. Banyaknya
responden atau pemilik UMKM yang memberikan jawaban “tidak”
pada kedua item pernyataan ini dibuktikan dengan hasil wawancara
bahwa banyak responden merasa bahwa kedua hal ini tidak perlu
untuk dilakukan. Hanya dalam bentuk arahan secara langsung saja
apabila tenaga kerja akan membatik dengan motif baru atau
kombinasi warna yang baru. Tidak ada pelatihan secara khusus
untuk tenaga kerja pada UMKM batik.
Pada tabel 5.9 dapat dilihat bahwa sebanyak 77,5% total
pernyataan CSR pada kategori ini dijawab dengan jawaban “ya”. Ini
berarti bahwa sebagian besar responden sudah melakukan CSR
terkait kategori sosial, dimensi praktek ketenagakerjaan dan
kenyamanan bekerja. Artinya, sebagian besar responden memiliki
kepedulian dan perhatian terhadap tenaga kerjanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
2. Implementasi CSR dalam Menunjang Kinerja UMKM
a. Kinerja Keuangan UMKM Batik (dengan Profit Margin)
Setelah melakukan analisis CSRi setiap UMKM batik dan setiap
kategori pada CSR, selanjutnya penulis akan melakukan perhitungan
profit margin dari setiap UMKM batik yang menjadi responden dalam
penelitian ini. Profit margin digunakan untuk mengetahui kinerja
keuangan dari UMKM batik. Berikut profit margin dari setiap UMKM
batik Kampoeng Batik Laweyan Solo:
Tabel 5.10. Profit Margin Tahunan dari Setiap UMKM Batik yang
Menjadi Responden
No
Nama Usaha
Penjualan
Laba
Profit
(Rupiah)
(Rupiah)
Margin
(Ratio)
1
Batik Oguud
1.680.000.000
840.000.000
0,5
2
Batik Setya
150.000.000
75.000.000
0,5
3
Batik Uni
300.000.000
144.000.000
0,48
4
Batik Jova
126.000.000
50.400.000
0,4
5
Batik Loring Pasar
513.000.000
153.900.000
0,3
6
Batik Tritunggal
96.000.000
24.000.000
0,25
7
Batik Widya Kencana
600.000.000
120.000.000
0,2
8
Batik Nurma
450.000.000
90.000.000
0,2
9
Batik Mahkota
800.000.000
160.000.000
0,2
10 Batik Sherlyta Ayu
1.800.000.000
360.000.000
0,2
11 Batik Hayuningrum
100.000.000
20.000.000
0,2
12 Batik Pandono
240.000.000
48.000.000
0,2
13 Batik Truntum
35.000.000
7.000.000
0,2
14 Batik Estu Mulya
200.000.000
40.000.000
0,2
15 Batik Puspa Kencana
400.000.000
80.000.000
0,2
16 Batik Fantri
60.000.000
6.000.000
0,1
17 Batik Purworaharjo
1.440.000.000
144.000.000
0,1
18 Batik Puspita Mekar
10.000.000.000
700.000.000
0,08
19 Batik Ratnasari
216.000.000
10.800.000
0,05
20 Batik Herdea
10.000.000.000
500.000.000
0,05
Jumlah
29.206.000.000 3.573.100.000
4,61
Rata-rata
1.460.300.000
178.655.000
0,23
Sumber: Data Primer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel 5.10 menunjukkan besarnya profit margin dari setiap
UMKM batik. Dalam penelitian ini, profit margin digunakan untuk
mengetahui kinerja keuangan dari setiap UMKM. Pada tabel 5.11
diketahui bahwa rata-rata dari profit margin UMKM batik di
Kampoeng Batik Laweyan Solo sebesar 0,23 atau 23%. Ini berarti
apabila profit margin dari satu UMKM di atas nilai rata-rata (lebih
dari 0,23 atau 23%), maka profit margin yang dimiliki UMKM
tersebut tinggi. Sebaliknya, apabila profit margin yang dimiliki
UMKM di bawah rata-rata (kurang dari 0,23 atau 23%), maka profit
margin UMKM tersebut rendah. Pada tabel 5.11 menunjukkan bahwa
sebanyak 6 responden (30%) dari total 20 responden memiliki nilai
profit margin tinggi. Sementara, sebanyak 14 responden (70%)
memiliki nilai profit margin rendah.
b.
Kinerja Non Keuangan UMKM Batik (dengan Perluasan Pemasaran
dan Pemesanan Kembali dari Pelanggan)
Setelah mengetahui CSRi dari setiap UMKM, implementasi CSR
berdasarkan kategori, dan profit margin dari setiap UMKM, maka
selanjutnya penulis melakukan analisis CSR dalam menunjang kinerja
non keuangan. Penelitian terhadap 20 responden menunjukkan bahwa
semua responden telah melakukan CSR bagi tenaga kerjanya,
diantaranya dengan memberikan bonus upah, cuti hamil, santunan
bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan, sakit, maupun
kematian, dan menerima saran dari pekerja mengenai keselamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
kerja. Dari hasil wawancara dengan Bapak Oguud (pemilik Batik
Oguud), CSR yang dilakukan pemilik UMKM tersebut ternyata dapat
meningkatkan loyalitas dan kinerja dari tenaga kerja. Beliau
menyampaikan bahwa peningkatan loyalitas dan kinerja dari tenaga
kerja berpengaruh pada kualitas produk yang dihasilkan dan ketepatan
waktu dalam penyelesaian pesanan. Hal tersebut memiliki pengaruh
pada kepuasan pelanggan yang berdampak pada terjadinya perluasan
pasar dan pemesanan kembali dari pelanggan. Batik Oguud yang
sudah memperluas wilayah pemasarannya sampai Amerika, Malaysia,
Singapura, dan Jepang. Hal serupa juga disampaikan oleh Ibu Dewi
selaku pemilik Batik Puspa Kencana yang awalnya hanya melayani
pelanggan lokal, tetapi sekarang sudah memperluas pemasarannya
sampai ke Malaysia.
Perluasan pasar juga dipengaruhi oleh promosi dan rekomendasi
yang dilakukan bukan hanya oleh UMKM tetapi juga oleh antar
pelanggan dan masyarakat sekitar. Rekomendasi masyarakat sekitar
kepada pelanggan merupakan salah satu wujud imbal balik dari CSR
yang dilakukan UMKM sehingga terjalin hubungan yang baik antara
pemilik UMKM dengan lingkungan dan masyarakat sekitar. Contoh
CSR yang dilakukan untuk lingkungan dan masyarakat sekitar adalah
adanya pengolahan limbah yang tidak mencemari lingkungan, turut
membantu dalam membangun sarana dan prasarana lokasi sekitar,
membantu memberikan dana jika ada kerusakan lingkungan akibat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
proses produksi, dan ikut serta dalam mengambil tindakan pemulihan
yang rusak. Seperti yang dilakukan oleh Bapak Feri selaku pemilik
Batik Puspita Mekar yaitu melakukan pengolahan limbah dengan
menggunakan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dan memiliki
disposal atau sarana untuk menjernihkan kembali air yang sudah
digunakan sehingga dapat dimanfaatkan untuk produksinya. Proses
tersebut selain menghemat biaya produksi, juga tidak mengganggu
lingkungan sekitar. Lokasi UMKM yang berada di tengah pemukiman
warga, tidak mengganggu dan mencemari lingkungan sehingga
masyarakat sekitar ikut merekomendasikan produk batik dari UMKM
ini kepada pelanggan. CSR juga dilakukan dalam bentuk penyediaan
lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Hal ini dilakukan oleh Ibu
Tika selaku pemilik Batik Uni. Beliau merekrut tenaga kerja dari
lingkungan sekitar lokasi produksi. Usaha ini selain dapat mengurangi
pengangguran di sekitar lokasi produksi, ternyata juga mendorong
masyarakat sekitar untuk ikut serta dalam merekomendasikan produk
dari usaha batik ini. Dari analisis hasil wawancara dengan responden,
diketahui bahwa implementasi CSR yang tinggi dapat menarik
perhatian pelanggan sehingga terjadi perluasan pasar dan pelanggan
menjadi setia untuk membeli produk dari suatu UMKM batik.
Hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan responden
menunjukkan bahwa sebanyak 95% (19 responden) menyatakan
bahwa implementasi CSR pada tenaga kerja dan masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
merupakan hal penting yang harus dilakukan dalam menjaga
keberlangsungan hidup suatu usaha. Sementara, sebanyak 5% (1
responden) yaitu Batik Tritunggal tidak setuju dengan adanya
implementasi CSR. Menurut Bapak Siswanto selaku pemilik dari
Batik Tritunggal, CSR tidak penting untuk dilakukan karena tidak
memberikan manfaat bagi usaha ini. Bentuk perhatian dan kepedulian
yang dilakukan oleh Bapak Siswanto tidak membuat tenaga kerja
menjadi loyal atau setia untuk bekerja pada usaha batik ini. Dari hasil
wawancara implementasi CSR dalam menunjang kinerja non
keuangan
UMKM,
menunjukkan
bahwa
semua
responden
menyatakan CSR menunjang kinerja non keuangan yang ditunjukkan
dengan perluasan pasar dan pemesanan kembali dari pelanggan.
c.
Hasil Crosstabulation CSRi dengan Profit Margin
Implementasi CSR terhadap kinerja keuangan menunjukkan bahwa
hanya 9 responden yang implementasi CSR-nya menunjang kinerja.
Sebanyak 9 responden UMKM terdiri dari 3 UMKM yang memiliki
implementasi CSR dan profit margin tinggi dan 6 UMKM yang
memiliki implementasi CSR dan profit margin rendah. Sementara itu,
sebanyak 11 responden implementasi CSR-nya tidak menunjang
kinerja UMKM. Hal ini dibuktikan dengan analisis crosstabulation
dengan program statistika SPSS 16 yang menunjukkan hasil sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 5.11. Analisis Crosstabulation CSR dengan Profit Margin
Profit Margin
Total
Rendah
Tinggi
Rendah
6
3
9
CSRi
Tinggi
8
3
11
Total
14
6
20
Sumber: Data olahan SPSS
Tabel 5.11 menampilkan hasil crosstabulation tingkat CSRi
dengan profit margin sebagai kinerja keuangan UMKM. Pada tabel
tersebut dapat dilihat bahwa terdapat kecenderungan CSRi tidak
menunjang kinerja keuangan dari UMKM. Berikut hasil analisis
crosstabulation pada tabel 5.11:
1) CSRi Tidak Menunjang Profit Margin (CSRi Tinggi-Profit Margin
Rendah, CSRi Rendah-Profit Margin Tinggi)
Tabel 5.11 menunjukkan banyaknya UMKM yang memiliki
CSRi tinggi tetapi profit margin-nya rendah, yaitu sebanyak 8
UMKM. Ke-8 UMKM tersebut adalah Batik Puspa Kencana, Batik
Purworaharjo, Batik Puspita Mekar, Batik Sherlyta Ayu, Batik
Mahkota, Batik Herdea, Batik Widya Kencana, dan Batik Fantri.
Ini berarti meskipun UMKM batik melakukan CSR dengan baik
tetapi tidak menunjang profit margin yang dihasilkan oleh UMKM
batik tersebut. Wawancara yang dilakukan dengan Bapak Feri
(Pemilik Batik Puspita Mekar) menunjukkan bahwa meskipun CSR
yang dilakukan banyak dan sering tetapi tidak meningkatkan
penjualan dari usaha ini secara drastis. Menurut beliau, CSR
merupakan kewajiban dari seorang pemilik usaha yang harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
dipenuhi sebagai upaya untuk menjaga keberlangsungan usaha.
Beliau juga mengatakan bahwa implementasi CSR yang tinggi
tidak membuat kinerja keuangannya menjadi meningkat juga.
Bapak Feri menyampaikan bahwa terdapat faktor lain yang
mempengaruhi kinerja keuangan seperti fluktuasi harga bahan baku
dan permintaan pasar akan batik. Selain itu, dengan adanya CSR
beliau harus menyisihkan keuntungannya untuk pendanaan
program CSR seperti ikut serta dalam membangun sarana dan
prasarana lokasi sekitar. Hal serupa juga disampaikan oleh pemilik
Batik Puspa Kencana, Batik Purworaharjo, Batik Sherlyta Ayu,
Batik Mahkota, Batik Herdea, Batik Widya Kencana, dan Batik
Fantri.
Terdapat pula 3 UMKM yang memiliki CSRi rendah tetapi
profit margin-nya tinggi yaitu Batik Jova, Batik Setya, dan Batik
Tritunggal. Ini berarti walaupun CSR yang dilakukan oleh UMKM
rendah atau kurang optimal tetapi tidak berdampak pada profit
margin yang dihasilkan oleh UMKM. Hasil wawancara dengan
Bapak Slamet selaku pemilik Batik Setya menyatakan bahwa
keunikan, inovasi, dan kualitas dari produk batik merupakan salah
satu faktor meningkatnya penjualan dari usaha batik. Produk yang
dihasilkan oleh usaha ini adalah batik lukis yang sudah jarang
diproduksi oleh pengrajin batik. Menurut beliau, keunikan dari
produknya yang membuat penjualan usaha ini meningkat. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
membuktikan bahwa implementasi CSR bukan satu-satunya faktor
yang dapat mendukung kinerja keuangan dari suatu usaha. Hasil ini
berarti terdapat 11 dari 20 UMKM yang menjadi responden
menunjukkan bahwa implementasi CSR tidak menunjang kinerja
keuangan.
2) CSRi Menunjang Profit Margin (CSRi-Profit Margin Rendah,
CSRi-Profit Margin Tinggi)
Sementara, pada tabel 5.12 tampak terdapat 6 UMKM yang
memiliki tingkat CSRi dan profit margin yang rendah, yaitu Batik
Estu Mulya, Batik Truntum, Batik Pandono, Batik Hayuningrum,
Batik Ratnasari, dan Batik Nurma. Hal ini berarti tingkat CSRi dan
profit margin ke-6 UMKM tersebut searah. Apabila UMKM
rendah dalam melakukan CSR, maka profit margin-nya pun juga
rendah. Dalam wawancara dengan Bapak Supiarso (pemilik Batik
Hayuningrum) menunjukkan bahwa implementasi CSR yang
rendah tentunya akan membuat hubungan antara pemilik dengan
tenaga kerja menjadi kurang baik. Beliau mengatakan bahwa
tenaga kerja yang bekerja pada Batik Hayuningrum kurang loyal
karena beberapa tenaga kerja memilih untuk pindah ke tempat kerja
lain. Tetapi beliau mengatakan bahwa CSR tidak memiliki
keterkaitan secara langsung dengan kinerja keuangan dari
usahanya. Menurut Bapak Supiarso, baik CSR tinggi atau rendah,
kinerja keuangan yang dihasilkan akan tetap sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Selanjutnya, sebanyak 3 UMKM memiliki tingkat CSRi dan
profit margin yang tinggi, yaitu Batik Oguud, Batik Loring Pasar,
dan Batik Uni. Hal ini memiliki arti bahwa CSR yang tinggi akan
diikuti dengan profit margin yang tinggi. Hasil wawancara dengan
Bapak Oguud selaku pemilik Batik Oguud menunjukkan bahwa
implementasi
CSR
yang
tinggi
dapat
menunjang
kinerja
keuangannya. Hal ini karena pemilik Batik Oguud dapat menjalin
hubungan yang baik dengan tenaga kerja dan masyarakat sekitar.
Menurut Bapak Oguud, tenaga kerja yang bekerja dengannya
sangat setia dan selalu menghasilkan produk berkualitas serta tepat
waktu dalam penyelesaiannya. Selain itu, masyarakat sekitar juga
ikut merekomendasikan produk Batik Oguud apabila ada orang
yang akan mencari kain batik. Hal inilah yang membuat Batik
Oguud mampu menghasilkan profit margin yang tinggi. Dari
analisis tersebut ini berarti terdapat 9 dari 20 UMKM yang
menunjukkan bahwa implementasi CSR menunjang kinerja
keuangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
C. Pembahasan
1. Implementasi CSR di Kampoeng Batik Laweyan
Meskipun berdasarkan analisis data sebagian besar UMKM batik di
Kampoeng Batik Laweyan Solo menunjukkan implementasi CSR
tidak menunjang kinerja, tetapi tingkat implementasi CSR-nya tinggi.
Dapat dilihat dari tabel implementasi setiap kategori CSR yang
menghasilkan sebagian besar responden telah melakukan CSR.
Penemuan tersebut selaras dengan penelitian Dewi (2013) yang
menyatakan bahwa pelaksanaan CSR yang dilakukan UMKM batik di
wilayah Kota Pati termasuk tinggi. Hasil yang menyatakan CSR di
Kampoeng Batik Laweyan Solo tinggi juga dibuktikan dengan hasil
wawancara yang dilakukan dengan Bapak Arif, salah seorang
pengurus FPKBL yang mengatakan bahwa saat ini sebagian besar
pelaku UMKM batik sudah menggunakan IPAL untuk mengolah air
limbah yang dihasilkan dari proses produksi dan para pemilik UMKM
batik menyadari pentingnya melakukan CSR untuk tenaga kerja dan
lingkungan sekitar.
Dari persentase CSR setiap kategori dapat dilihat bahwa item
pernyataan dengan persentase terendah terdapat pada kategori
lingkungan dengan item pernyataan 4 sebesar 10% (2 responden
dengan jawaban “ya”). Ini disebabkan sebagian besar responden tidak
melakukan pendaurulangan atau penjernihan kembali air untuk
digunakan kembali. Sebagian besar responden langsung membuang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
air yang sudah digunakan dalam proses produksi batik dan
menggunakan air bersih untuk proses produksi berikutnya. Sementara,
persentase tertinggi terdapat pada kategori lingkungan dan kategori
sosial. Pada kategori lingkungan persentase tertinggi 100% (20
responden menjawab “ya”) pada pernyataan 2 dan 3. Hal tersebut
dikarenakan semua responden sudah melakukan penghematan dalam
menggunakan energi (listrik, bahan bakar minyak, atau gas) dan telah
menggunakan air sesuai dengan kegunaannya dalam proses produksi.
Pada
kategori
sosial,
dimensi
praktek
ketenagakerjaan
dan
kenyamanan bekerja persentase tertinggi 100% (20 responden
menjawab “ya”) pada pernyataan 4 dan 5. Ini berarti semua responden
telah menerima saran dari pekerja mengenai keselamatan kerja dan
memperhatikan karyawan yang memiliki penyakit, kecelakaan kerja,
atau kematian. Wawancara yang dilakukan dengan responden juga
membuktikan bahwa implementasi CSR yang dilakukan oleh
responden memiliki manfaat. Manfaat yang dirasakan oleh responden
diantaranya tenaga kerja menjadi loyal atau setia terhadap UMKM
batik, dapat terbina hubungan yang baik antara UMKM dengan
masyarakat, dan lingkungan sekitar lokasi produksi menjadi terjaga.
2. Implementasi CSR dalam Menunjang Kinerja Keuangan
Hasil analisis implementasi CSR dalam menunjang kinerja
keuangan menunjukkan bahwa hanya sebanyak 9 responden yang
menghasilkan bahwa implementasi CSR menunjang kinerja UMKM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dengan adanya keterkaitan searah antara CSR dengan profit margin.
Penemuan penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ekadjaja dan Bunadi (2012) bahwa perusahaan yang
mengungkapkan CSR lebih banyak, kinerja keuangannya menjadi
lebih baik daripada perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan
CSR. Sementara itu, sebanyak 11 responden menghasilkan bahwa
implementasi CSR tidak menunjang kinerja UMKM batik. Hasil ini
didukung dengan hasil analisis crosstabulation yang telah dilakukan
oleh penulis. Implementasi CSR tidak menunjang kinerja UMKM
dikarenakan terdapat faktor lain yang mempengaruhi kinerja dari
UMKM batik. Hal ini seperti inovasi, kualitas bahan baku yang
digunakan, dan nama dari usaha batik yang sudah terkenal.
3. Implementasi CSR dalam Menunjang Kinerja Non Keuangan
Meskipun hasil analisis data menunjukkan bahwa sebagian besar
implementasi CSR yang dilakukan oleh UMKM tidak menunjang
kinerja keuangan, tetapi semua responden telah banyak menerima
pemesanan kembali dari pelanggan dan telah memperluas wilayah
pemasarannya. Terdapat responden yang sudah melakukan perluasan
wilayah pemasaran hingga ke luar negeri. Batik Oguud telah memiliki
wilayah pemasaran meliputi Amerika, Malaysia, Singapura, dan
Jepang. Dalam analisis implementasi CSR menunjang kinerja
keuangan, usaha ini memiliki CSRi dan profit margin yang tinggi.
Selanjutnya Batik Puspa Kencana memiliki wilayah pemasaran baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
dalam negeri maupun luar negeri. Usaha batik ini telah melakukan
ekspor ke Malaysia tetapi dalam implementasi CSR menunjang kinerja
keuangan, usaha ini memiliki CSRi yang tinggi tetapi profit marginnya rendah. UMKM batik berikutnya yang melakukan ekspor adalah
Batik Sherlyta Ayu dan Batik Herdea. Dalam keterkaitan CSR dengan
kinerja keuangan, kedua usaha ini memiliki CSRi tinggi tetapi profit
margin rendah. Tetapi, Batik Sherlyta Ayu sudah melakukan ekspor ke
Amerika, Jepang, dan Eropa. Sementara Batik Herdea memiliki
wilayah pemasaran hingga Amerika dan Kanada. Selain ke 4 UMKM
batik di atas, Batik Widya Kencana juga sudah melakukan ekspor
hingga
Singapura,
Myanmar,
Amerika,
dan
Nigeria.
Dalam
implementasi CSR keterkaitan CSR menunjang kinerja keuangan,
usaha ini memiliki CSRi tinggi tetapi profit margin rendah.
Sementara untuk 15 UMKM lainnya telah memiliki wilayah
pemasaran di berbagai kota dan pulau di Indonesia seperti Batik Uni
yang memiliki wilayah pemasaran meliputi Sumatera, Kalimantan,
dan Papua. Ini berarti kinerja non keuangan dari UMKM di
Kampoeng Batik Laweyan sudah baik karena perluasan wilayah
pemasaran yang dilakukan tidak hanya mencakup wilayah Indonesia
saja tetapi sudah melakukan ekspor. Adanya pemesanan kembali dan
perluasan wilayah pemasaran merupakan dampak dari implementasi
CSR. Wawancara yang dilakukan dengan responden menunjukkan
bahwa hubungan baik yang dibangun pemilik UMKM dengan tenaga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
kerja dan masyarakat melalui pelaksanaan CSR memberikan umpan
balik yang baik untuk UMKM. Wawancara dengan Ibu Tri selaku
pemilik Batik Widya Kencana mengatakan bahwa tenaga kerja yang
menjadi loyal terhadap UMKM dan dapat menyelesaikan pekerjaan
tepat waktu dengan kualitas yang baik serta masyarakat yang turut
merekomendasikan produk dari usaha batik ini tentunya membuat
pelanggan menjadi puas dan nama usaha ini menjadi semakin dikenal.
Hal inilah yang membuat usaha batik ini memiliki wilayah pemasaran
di berbagai kota di Indonesia bahkan hingga ke luar negeri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI
PENUTUP
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Corporate Social
Responsibility (CSR) dalam menunjang kinerja UMKM batik di Kampoeng Batik
Laweyan Solo. Berikut kesimpulan penulis atas hasil analisis dan pembahasan
yang telah dilakukan:
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pembahasan yang telah
dilakukan sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan bahwa:
1. Tingkat implementasi yang telah dilakukan oleh pemilik atau pengelola
UMKM batik yang menjadi responden dalam penelitian ini termasuk
dalam kategori tinggi. Dari tiga kategori CSR, yaitu kategori ekonomi,
lingkungan, dan sosial dengan dimensi praktek ketenagakerjaan dan
kenyamanan tenaga kerja, kategori lingkungan merupakan kategori
dengan tingkat implementasi paling tinggi.
2. Implementasi CSR yang telah dilakukan oleh UMKM batik di Kampoeng
Batik Laweyan Solo sebagian besar tidak menunjang kinerja keuangan
dari UMKM batik tetapi menunjang kinerja non keuangannya. Semakin
tinggi CSR yang dilakukan oleh UMKM batik, belum mampu menunjang
kinerja keuangan dari UMKM batik tersebut.
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan pada penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan
untuk penelitian selanjutnya agar hasilnya lebih maksimal. Dalam penelitian
ini keterbatasan yang disampaikan oleh penulis adalah jumlah responden
yang terbatas dalam penelitian ini dikarenakan banyak pemilik atau pengelola
UMKM batik yang menolak untuk menjadi responden dalam penelitian ini
karena adanya kerahasiaan informasi yang tidak dapat diketahui pihak dari
luar UMKM.
C. Saran
1.
Saran untuk Penelitian Selanjutnya
Berdasarkan keterbatasan penelitian, maka saran yang bisa
diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah:
a.
Mengoptimalkan jumlah responden dalam penelitian sehingga
penulis memiliki data yang kaya.
b.
Menambahkan item CSR yang digunakan dalam penelitian sehingga
item pengungkapan CSR lebih banyak dan lebih kaya untuk analisis
data.
2.
Saran untuk UMKM Batik di Kampoeng Batik Laweyan Solo
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa implementasi CSR
tidak menunjang kinerja UMKM batik. Oleh karena itu, disarankan
kepada UMKM batik untuk:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
a.
Memiliki kesadaran bahwa implementasi CSR yang dilakukan oleh
pemilik/pengelola UMKM batik merupakan hal yang penting.
b.
Menambahkan kegiatan CSR yang dilakukan, khusunya pada
kategori sosial.
c.
Mengadakan publikasi (misalnya melalui paguyuban) mengenai
implementasi CSR yang dilakukan untuk menarik perhatian dan
respon positif masyarakat dalam meningkatkan citra UMKM batik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
DAFTAR PUSTAKA
Angela. 2015. “Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Kinerja Finansial dengan
Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Variabel
Intervening”. Skripsi Dipublikasikan. Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Arimbawa, I Made Wisnawa dan I G.A.M. Asri Dwija Putri. 2014. “Analisis
Penilaian Kinerja Keuangan dan Non Keuangan PT. BPR Dharmawarga
Utama”. Universitas Udayana, Bali.
Azizah, Rif’ Atul. 2011. “Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)
dan Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan Pada UKM Batik Kota
Pekalongan”. Skripsi Dipublikasikan. Universitas Negeri Semarang,
Semarang.
Dewi, Budi Kumala. 2013. “Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)
dan Pengaruhnya Terhadap Laba Perusahaan Pada UKM Batik Bakaran di
Kota Pati”. Skripsi Dipublikasikan. Universitas Negeri Semarang,
Semarang.
Ekadjaja, Agustin dan Edward Bunadi. 2012. “Pengaruh Corporate Social
Responsibility Terhadap Kinerja Perusahaan”. Universitas Tarumanagara.
Gaspersz, Vincent. 2003. Balanced Scorecard dengan Six Sigma untuk Organisasi
Bisnis dan Pemerintah: Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi. Edisi
Kedua. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
GRI (Global Reporting Initiative) G4. 2013. Pedoman Pelaporan Berkelanjutan.
Harmono. 2009. Manajemen Keuangan: Berbasis Balanced Scorecard. Edisi
Pertama. Bumi Aksara, Jakarta.
Harmoni, Ati dan Ade Andriyani. 2008. “Pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) Pada Official Website Perusahaan”. Proceeding
Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijin (KOMMIT 2008).
ISSN: 1411-6286.
Heryani, Titin dan Zunaidah. 2013. “Analisis Pengaruh Penerapan Corporate
Social Responsibility (Diversity & Employee Support) Terhadap Kinerja
Karyawan”. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya Vol. 11 No. 2.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009. SAK ETAP. Jakarta.
Kaunang, Swita Angelina. 2013. “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT
Cipta Daya Nusantara Manado”. Jurnal EMBA, Vol.1 No.4 Desember 2013:
1993-2003.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Krismiaji dan Y Anni Aryani. 2011. Akuntansi Manajemen. Edisi Kedua. UPP
STIM YKPN, Yogyakarta.
Mardikanto, Totok. 2014. CSR (Corporate Social Responsibility) (Tanggung
Jawab Sosial Korporasi). Cetakan Kesatu. Alfabeta, Bandung.
Noor, Juliansyah. 2013. Penelitian Ilmu Manaajemen: Tinjauan Filosofis dan
Praktis. Edisi Pertama. Kencana, Jakarta.
Sanusi, Anwar. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan Ketiga. Salemba
Empat, Jakarta.
Solihin, Ismail. 2011. Corporate Social Responsibility: From Charity To
Sustainability. Salemba Empat, Jakarta.
Sucipto. 2013. “Penilaian Kinerja Keuangan”. Universitas Sumatera Utara.
Supit, Amelia Adinda Nancy, Jantje J. Tinangon, Harijanto Sabijono. 2014.
“Analisis Kinerja Non Keuangan PT OTSUKA Indonesia Cabang Manado”.
Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Umar, Husein. 2001. Riset Akuntansi. Cetakan Ketiga. PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2009
Tentang
WBCSD Business Solutions for a Sustainable World. old.wbcsd.org/workprogram/business-role/previous work/corporate social responsibility.aspx.
Diakses: Selasa, 19 Desember 2016.
http://kampoengbatiklaweyan.org/sejarah-batik-laweyan/
Diakses: Sabtu, 14 Januari 2017.
http://www.barangtempodoeloe.com/2013/09/kain-batik-1913.html?m=1.
Diakses: Sabtu, 15 April 2017
http://batik-tulis.com/blog/batik-solo/. Diakses: Sabtu, 15 April 2017.
http://forumcsrkessos.or.id. Diakses: Kamis, 22 Juni 2017.
http://www.bps.go.id. Diakses: Kamis, 22 Juni 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Pemilihan Item-Item Pernyataan CSR Berdasarkan Relevansi dengan UMKM
Kode
Pertanyaan
Kategori Ekonomi
G4-EC1
Nilai ekonomi yang dihasilkan dan didistribusikan
secara langsung (pendapatan, biaya, kompensasi
ke karyawan, donasi ke masyarakat dan
keuntungan yang digunakan membayar pinjaman).
G4-EC2
Adanya perubahan produksi (risiko dan peluang)
akibat perubahan iklim.
G4-EC3
Pembayaran kewajiban/hutang dibayar tepat
waktu dan ditulis dalam pembukuan.
G4-EC4
Membuat
pembukuan
berkaitan
dengan
penerimaan bantuan keuangan/modal dari
pemerintah setempat.
G4-EC5
Pemberian upah sudah sesuai dengan standar.
G4-EC6
Memperkerjakan masyarakat sekitar UMKM.
G4-EC7
UMKM turut membantu dalam membangun
sarana dan prasarana lokasi sekitarnya.
G4-EC8
Pengetahuan mengenai dampak ekonomi yang
terjadi.
G4-EC9
UMKM membeli bahan baku dari masyarakat
sekitarnya.
Kategori Lingkungan
G4-EN1
Bahan baku yang digunakan diukur berdasarkan
berat.
G4-EN2
UMKM menggunakan bahan daur ulang.
G4-EN3
Pemakaian energi(listrik, Bahan bakar minyak
atau gas) yang berasal dari sumber energi yang
baik.
G4-EN4
Pembatasan penggunaan energi(listrik, Bahan
bakar minyak atau gas).
G4-EN5
Penghematan dalam menggunakan energi(listrik,
Bahan bakar minyak atau gas).
G4-EN6
Pengurangan dalam menggunakan energi(listrik,
Bahan bakar minyak atau gas).
G4-EN7
Pengurangan penggunaan energi(listrik, Bahan
bakar minyak atau gas) pada produk.
G4-EN8
Penggunaan air sesuai dengan kegunaannya.
G4-EN9
Penggunaan air sesuai dengan ketersediaan air.
G4-EN10 Air yang sudah digunakan didaur ulang kembali.
G4-EN11 Lokasi produksi tidak memberikan dampak pada
lingkungan.
G4-EN12 Memiliki kesadaraan apabila menghasilkan
Relevan
Tidak
Relevan
v
-
-
v
v
-
v
-
v
v
v
-
v
-
v
-
-
v
v
-
v
-
v
v
-
-
v
-
v
v
v
v
v
-
v
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
dampak buruk pada lingkungan.
Membantu perbaikan lingkungan yang rusak.
Membantu merawat dan melindungi lingkungan
Mengetahui dampak langsung penggunaan
energi(listrik, Bahan bakar minyak atau gas)
secara berlebihan.
G4-EN16 Mengetahui dampak tidak langsung penggunaan
energi(listrik, Bahan bakar minyak atau gas)
secara berlebihan.
G4-EN17 Mengetahui dampak langsung penggunaan
energi(listrik, Bahan bakar minyak atau gas)
secara berlebihan.
G4-EN18 Sadar bahwa penggunaan energi menghasilkan
polusi.
G4-EN19 Membantu mengurangi polusi yang ada.
G4-EN20 Membatasi bahan-bahan yang membuat polusi.
G4-EN21 Membatasi bahan-bahan yang menyebabkan
polusi udara.
G4-EN22 Limbah air yang dibuang tidak membahayakan.
G4-EN23 Mengetahui banyaknya limbah dan cara
membuangnya.
G4-EN24 Limbah zat kimia yang dibuang tidak mencemari
lingkungan.
G4-EN25 Mengelola limbah yang sangat membahayakan.
G4-EN26 Mengetahui limbah dapat merusak lingkungan.
G4-EN27 Mencegah dampak akibat limbah yang berbahaya.
G4-EN28 Produk yang dihasilkan tidak membahakan
lingkungan.
G4-EN29 Memberikan denda apabila melanggar peraturan
mengenai lingkungan hidup.
G4-EN30 Mengetahui dampak luas dari kerusakan
lingkungan.
G4-EN31 Membantu memberikan dana jika ada kerusakan
lingkungan akibat proses produksi.
G4-EN32 Memilih bahan baku yang tidak memberikan
dampak buruk bagi lingkungan.
G4-EN33 Ikut serta dalam mengambil tindakan pemulihan
lingkungan yang rusak.
G4-EN34 Ikut serta dalam menyelesaikan tindakan
pemulihan lingkungan yang rusak.
Kategori Sosial: Prakik Ketenaga Kerjaan dan Kenyamanan Bekerja
G4-LA1
Pemilihan karyawan berdasarkan kelompok umur,
gender dan wilayah.
G4-LA2
Memberikan tambahan upah bagi karyawan yang
bekerja dengan baik.
G4-EN13
G4-EN14
G4-EN15
v
v
-
v
-
v
-
v
v
-
v
v
-
v
v
v
-
v
-
v
v
-
v
v
v
-
v
-
v
-
-
v
v
-
v
-
-
v
v
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
G4-LA3
Memperbolehkan karyawan untuk berhenti kerja
sementara karena sedang hamil.
G4-LA4
Memberitahukan kepada karyawan mengenai
setiap perubahan kebijakan sebelum kebijakan
tersebut ditetapkan.
G4-LA5
Menerima saran dari pekerja mengenai
keselamatan kerja.
G4-LA6
Memperhatikan
karyawan
yang
memiliki
penyakit, kecelakaan kerja atau kematian.
G4-LA7
Memberikan informasi bahaya dampak produksi
kepada karyawan.
G4-LA8
Memberikan jaminan kesehatan kepada karyawan.
G4-LA9
Memiliki jam pelatihan pekerja.
G4-LA10 Adanya pelatihan bagi setiap karyawan.
G4-LA11 Memberikan perkembangan jenjang pekerjaan
pada karyawan.
G4-LA12 Membagi pekerjaan berdasarkan umur karyawan.
G4-LA13 Adanya perbedaan upah berdasarkan jenis
kelamin.
G4-LA14 Pemilihan pemasok bahan baku berdasarkan
keriteria pekerja tertentu.
G4-LA15 Mengetahui dampak negatif ketenagakerjaan.
G4-LA16 Menerima pengaduan karyawan mengenai
masalah ketenagakerjaan.
Kategori Sosial: Hak Asasi Manusia
G4-HR1
Membuat perjanjian kerja dengan karyawan
berkaitan Hak Asasi Manusia.
G4-HR2
Memberikan pengetahuan mengenai Hak Asasi
Manusia kepada karyawan.
G4-HR3
Memberikan pekerjaan yang tidak menimbulkan
diskriminasi terhadap karyawan.
G4-HR4
Mengetahui kegiatan operasi yang memungkinkan
untuk melanggar Hak Asasi Manusia.
G4-HR5
Mengetahui dan membantu untuk tidak
memperkerjakan Karyawan di dibawah umur.
G4-HR6
Mengetahui bahwa pekerjaan yang diberikan tidak
memaksa karyawan dan melanggar Hak Asasi
Manusia.
G4-HR7
Memberikan pengetahuan dan pelatihan berkaitan
Hak Asasi Manusia.
G4-HR8
Mengetahui bahwa proses produksi tidak
melanggar hak masyarakat sekitar.
G4-HR9
Sadar dan menghormati Hak Asasi Manusia.
G4-HR10 Memilih pemasok bahan baku berdasarkan Hak
Asasi Manusia.
v
-
v
-
v
-
v
-
v
-
v
v
v
-
v
-
v
v
-
v
v
v
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
G4-HR11
Mengetahui adanya dampak negatif akibat
pelanggaran Hak Asasi Manusia.
G4-HR12 Turut menyelesaikan apabila ada dampak negatif
akibat pelanggaran Hak Asasi Manusia.
Kategori Sosial: Masyarakat
G4-SO1
Melibatkan masyarakat sekitar dalam setiap
aktivitas bisnis.
G4-SO2
Memberikan informasi kepada masyarakat sekitar
jika menghasilkan dampak negatif akibat proses
produksi.
G4-SO3
Mengetahui adanya potensi praktik korupsi.
G4-SO4
Memberikan pelatihan dan informasi mengenai
anti-korupsi.
G4-SO5
Memberikan tindakan akibat adanya praktik
korupsi.
G4-SO6
Memberikan kontribusi berupa pembelajaran
untuk menekan praktik korupsi.
G4-SO7
Mengetahui hukum mengenai praktik monopoli
pasar(menguasai pasar secara penuh).
G4-SO8
Turut membayar denda apabila melanggar aturan,
peraturan masyarakat sekitar dan Undang-undang.
G4-SO9
Memilih pemasok berdasarkan syarat yang ada
pada masyarakat sekitar.
G4-SO10 Memberikan tindakan apabila peilihan pemasok
memberikan dampak negatif terhadap masyarakat.
G4-SO11 Turut serta dalam menyelesaikan masalah
pengaduan masyarakat sekitarnya.
Kategori Sosial: Tanggung Jawab Produk
G4-PR1
Produk yang dihasilkan tidak memberi kerugikan
bagi kesehatan.
G4-PR2
Mengetahui apabila produk yang dihasilkan tidak
membahayakan kesehatan.
G4-PR3
Memberikan informasi bahwa produk tidak
membahayakan kesehatan.
G4-PR4
Memberikan label dan informasi pada produk.
G4-PR5
Membuat survei atas kepuasan pelanggan.
G4-PR6
Mengetahui penjualan produk yang dilarang dan
membahayakan.
G4-PR7
Mengetahui peraturan mengenai pemasaran,
periklanan dan promosi produk.
G4-PR8
Memiliki keamanan atas data-data pelanggan
tetap.
G4-PR9
Mengetahui
peraturan
perundang-undangan
mengenai penyediaan dan penggunaan produk.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
KUESIONER
A. IDENTITAS RESPONDEN
Nama
:
................................................................................................................
Usia
: ......... Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki/Perempuan*(coret yang tidak perlu)
Agama
:
................................................................................................................
Pendidikan Terakhir :
................................................................................................................
Pekerjaan Utama
:
................................................................................................................
Nama Usaha
:
................................................................................................................
Tahun Pendirian
:
................................................................................................................
Jumlah Karyawan
: ......... Orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
B. DAFTAR PERTANYAAN
Bapak/Ibu diharapkan memilih salah satu dari dua alternatif jawaban yang telah
tersedia. Berilah tanda centang ( ) atau tanda silang (X) pada lingkaran () yang
berada sebelum alternatif jawaban untuk jawaban yang Bapak/Ibu pilih.
Pertanyaan yang berkaitan dengan Corporate Social Responsibility (Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan)
Kode
Pertanyaan
Kategori Ekonomi
G4-EC1
Nilai
ekonomi
yang
dihasilkan
dan
didistribusikan secara langsung (pendapatan,
biaya, kompensasi ke karyawan, donasi ke
masyarakat dan keuntungan yang digunakan
membayar pinjaman).
G4-EC2
Pembayaran kewajiban/hutang dibayar tepat
waktu dan ditulis dalam pembukuan.
G4-EC3
Membuat
pembukuan
berkaitan
dengan
penerimaan bantuan keuangan/modal dari
pemerintah setempat.
G4-EC4
Pemberian upah sudah sesuai dengan standar.
G4-EC5
Memperkerjakan masyarakat sekitar UMKM.
G4-EC6
UMKM turut membantu dalam membangun
sarana dan prasarana lokasi sekitarnya.
G4-EC7
Pengetahuan mengenai dampak ekonomi yang
terjadi.
Kategori Lingkungan
G4-EN1
UMKM menggunakan bahan daur ulang.
G4-EN2
Penghematan dalam menggunakan energi(listrik,
Bahan bakar minyak atau gas).
G4-EN3
Penggunaan air sesuai dengan kegunaannya.
G4-EN4
Air yang sudah digunakan didaur ulang kembali.
G4-EN5
Lokasi produksi tidak memberikan dampak pada
lingkungan.
G4-EN6
Memiliki kesadaraan apabila menghasilkan
dampak buruk pada lingkungan.
G4-EN7
Membantu perbaikan lingkungan yang rusak.
G4-EN8
Membantu merawat dan melindungi lingkungan
G4-EN9
Sadar bahwa penggunaan energi menghasilkan
polusi.
G4-EN10
Membantu mengurangi polusi yang ada.
G4-EN11
Membatasi bahan-bahan yang membuat polusi.
G4-EN12
Limbah air yang dibuang tidak membahayakan.
Pilihan Jawaban
Ya
 Tidak
Ya
 Tidak
Ya
 Tidak
Ya
Ya
Ya
 Tidak
 Tidak
 Tidak
Ya
 Tidak
Ya
Ya
 Tidak
 Tidak
Ya
Ya
Ya
 Tidak
 Tidak
 Tidak
Ya
 Tidak
Ya
Ya
Ya
 Tidak
 Tidak
 Tidak
Ya
Ya
Ya
 Tidak
 Tidak
 Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
G4-EN13
Mengetahui banyaknya limbah dan cara
membuangnya.
G4-EN14
Limbah zat kimia yang dibuang tidak mencemari
lingkungan.
G4-EN15
Mengelola limbah yang sangat membahayakan.
G4-EN16
Mengetahui limbah dapat merusak lingkungan.
G4-EN17
Memberikan denda apabila melanggar peraturan
mengenai lingkungan hidup.
G4-EN18
Mengetahui dampak luas dari kerusakan
lingkungan.
G4-EN19
Membantu memberikan dana jika ada kerusakan
lingkungan akibat proses produksi.
G4-EN20
Ikut serta dalam mengambil tindakan pemulihan
lingkungan yang rusak.
Kategori Sosial: Prakik Ketenaga Kerjaan dan Kenyamanan Bekerja
G4-LA1
Memberikan tambahan upah bagi karyawan yang
bekerja dengan baik.
G4-LA2
Memperbolehkan karyawan untuk berhenti kerja
sementara karena sedang hamil.
G4-LA3
Memberitahukan kepada karyawan mengenai
setiap perubahan kebijakan sebelum kebijakan
tersebut ditetapkan.
G4-LA4
Menerima saran dari pekerja mengenai
keselamatan kerja.
G4-LA5
Memperhatikan
karyawan
yang
memiliki
penyakit, kecelakaan kerja atau kematian.
G4-LA6
Memberikan informasi bahaya dampak produksi
kepada karyawan.
G4-LA7
Memberikan jaminan kesehatan kepada karyawan.
G4-LA8
Memiliki jam pelatihan pekerja.
G4-LA9
Adanya pelatihan bagi setiap karyawan.
G4-LA10 Menerima pengaduan karyawan mengenai
masalah ketenagakerjaan.
Ya
 Tidak
Ya
 Tidak
Ya
Ya
Ya
 Tidak
 Tidak
 Tidak
Ya
 Tidak
Ya
 Tidak
Ya
 Tidak
Ya
 Tidak
Ya
 Tidak
Ya
 Tidak
Ya
 Tidak
Ya
 Tidak
Ya
 Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya




Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
Pertanyaan untuk Pemilik/Pengelola UMKM
Pertanyaan berkaitan dengan profil UMKM
1. Sejak kapan UMKM ini berdiri?
2. Apa teknik yang digunakan untuk memproduksi kain batik?
3. Di mana saja produk batik dipasarkan?
4. Mengapa bapak/ibu memilih untuk memproduksi batik?
5. Berapa jumlah tenaga kerja yang bekerja di UMKM yang bapak/ibu?
Pertanyaan berkaitan dengan jumlah pelanggan lama atau tetap dan jumlah
pelanggan baru
1. Berapa jumlah pelanggan lama atau tetap dari UMKM yang bapak/ibu
kelola?
2. Berapa jumlah pelanggan baru dari UMKM yang bapak/ibu kelola?
3. Dari daerah mana saja pelanggan yang membeli batik di UMKM yang
bapak/ibu kelola?
Pertanyaan berkaitan dengan penjualan dan laba
1. Apakah bapak/ibu memiliki catatan penjualan? Berapa penjualan dari
UMKM bapak/ibu dalam satu tahun?
2. Berapa laba yang dihasilkan oleh UMKM dalam satu tahun oleh UMKM?
Pertanyaan berkaitan dengan implementasi CSR dalam menunjang kinerja
perusahaan
1. Apakah tanggung jawab sosial yang telah bapak/ibu lakukan memiliki
manfaat untuk UMKM?
2. Apakah dengan adanya perhatian terhadap tanggung jawab sosial
meningkatkan penjualan dan laba yang dihasilkan oleh UMKM bapak/ibu?
3. Apakah dengan adanya perhatian bapak/ibu selaku pemilik/pengelola
UMKM kepada tenaga kerja membuat tenaga kerja menjadi loyal?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
4. Apakah bapak/ibu merasa bahwa dengan melakukan tanggung jawab
sosial, pelanggan menjadi loyal terhadap UMKM yang bapak/ibu kelola?
Mengapa?
5. Apakah bapak/ibu merasa bahwa dengan melakukan tanggung jawab
sosial, UMKM yang bapak/ibu kelola mendapatkan pelanggan baru?
Mengapa?
6. Apakah masyarakat sekitar turut mempromosikan dan merekomendasikan
produk-produk dari UMKM bapak/ibu?
7. Apakah tanggung jawab sosial merupakan hal penting yang harus
dilakukan oleh pemilik/pengelola UMKM? Mengapa?
8. Apa zat kimia yang digunakan untuk memproduksi kain batik? Apakah
berbahaya?
9. Bagaimana pengelolaan limbah di UMKM yang bapak/ibu miliki?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
Pertanyaan untuk Pengurus Paguyuban Kampoeng Batik Laweyan Solo
Pertanyaan berkaitan dengan profil Kampoeng Batik Laweyan Solo
1. Sejak kapan Kampoeng Batik Laweyan Solo berdiri?
2. Bagaimana awal mula daerah ini menjadi sentra batik di Kota Solo?
3. Berapa banyak UMKM yang ada di Kampoeng Batik Laweyan Solo?
Pertanyaan berkaitan dengan CSR
1. Apakah ada fasilitas IPAL di Kampoeng Batik Laweyan Solo?
2. Berapa UMKM yang mengikuti fasilitas IPAL?
3. Apakah ada forum atau paguyuban untuk tenaga kerja yang bekerja di
UMKM-UMKM Kampoeng Batik Laweyan Solo?
4. Apakah ada program pelatihan pengolahan limbah untuk pelaku UMKM?
5. Apakah ada program pelatihan produksi batik?
6. Sejauh mana kontribusi UMKM terhadap kelestarian lingkungan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Tabel Jawaban Kuesioner
Responden
Pertanyaan
Total Jawaban Per
Pertanyaan
Ya
Tidak
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1
v
v
-
-
v
v
v
-
v
v
v
-
v
v
v
v
v
v
v
v
16
4
2
v
v
-
-
v
v
v
v
-
v
v
v
v
v
v
v
-
v
v
v
16
4
3
-
-
-
-
-
v
-
-
-
-
v
v
v
-
-
-
-
-
v
-
5
15
4
v
v
-
-
v
v
v
v
-
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
17
3
5
v
v
v
v
-
-
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
18
2
6
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
-
v
v
v
v
v
v
v
v
19
1
7
v
-
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
-
v
v
v
v
18
2
109
77,86%
31
22,14%
Total Jawaban Kategori Ekonomi
Persentase
Responden Kategori Ekonomi
Tabel Jawaban Kuesioner
Responden Kategori Lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Responden
Pertanyaan
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Total Jawaban Per
Pertanyaan
Ya
Tidak
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
-
-
v
v
v
-
-
v
-
-
v
-
v
-
v
-
-
-
-
-
7
13
2
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
20
0
3
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
20
0
4
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
v
-
v
-
-
-
-
-
-
-
2
18
5
-
v
v
v
-
v
-
v
-
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
16
4
6
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
-
v
v
19
1
7
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
-
v
v
v
19
1
8
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
-
v
v
v
19
1
9
v
v
v
v
v
v
v
-
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
19
1
10
-
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
19
1
11
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
-
v
v
v
v
19
1
12
v
v
v
v
-
v
v
v
v
v
v
v
v
-
v
v
v
v
v
v
18
2
13
v
v
v
v
-
-
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
-
-
v
v
16
4
14
-
v
-
-
-
-
v
v
v
v
v
v
v
-
v
v
v
v
v
v
14
6
15
-
v
-
-
-
-
v
v
-
v
v
-
v
v
v
-
-
-
-
-
8
12
16
v
v
-
-
v
v
v
v
v
v
v
v
v
-
v
v
-
v
v
v
16
4
17
v
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
v
-
-
v
-
-
-
-
-
3
17
18
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
-
v
v
v
19
1
19
v
v
-
-
v
-
v
v
-
v
v
v
-
v
v
-
-
-
v
v
12
8
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Tabel Jawaban Kuesioner
Responden Kategori Sosial: Dimensi
Praktek Ketenagakerjaan dan
Kenyamanan Bekerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Responden
Pertanyaan
Total Jawaban Per
Pertanyaan
Ya
Tidak
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1
v
v
v
v
v
-
-
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
18
2
2
v
v
v
v
v
v
-
v
v
-
v
v
v
v
v
v
v
v
v
-
17
3
3
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
-
v
v
v
v
19
1
4
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
20
0
5
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
20
0
6
v
v
v
v
v
-
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
19
1
7
v
v
-
-
v
v
-
v
v
-
v
v
v
-
v
v
v
v
v
-
14
6
8
-
-
-
-
v
-
-
v
-
-
-
v
v
v
v
-
-
-
-
-
6
14
9
v
v
-
-
-
-
-
v
-
-
-
v
v
v
v
-
-
-
-
v
8
12
10
v
v
-
-
v
-
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
-
-
-
v
14
6
155
77,5%
45
22,5%
Total Jawaban Kategori Sosial
Persentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Keterangan:
Responden 11 = Batik Puspita Mekar
Responden 1 = Batik Oguud
Responden 12 = Batik Uni
Responden 2 = Batik Puspa Kencana
Responden 13 = Batik Sherlyta Ayu
Responden 3 = Batik Estu Mulya
Responden 14 = Batik Mahkota
Responden 4 = Batik Truntum
Responden 15 = Batik Herdea
Responden 5 = Batik Jova
Responden 16 = Batik Ratnasari
Responden 6 = Batik Setya
Responden 17 = Batik Tritunggal
Responden 7 = Batik Pandono
Responden 18 = Batik Nurma
Responden 8 = Batik Loring Pasar
Responden 19 = Batik Widya Kencana
Responden 9 = Batik Hayuningrum
Responden 20 = Batik Fantri
Responden 10 = Batik Purworaharjo
Download