i PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP

advertisement
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP PEMBERIAN
IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MONTASIK KABUPATEN
ACEH BESAR
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi
Diploma III Kebidanan STIKes U’Budiyah
Banda Aceh
AGUSTINA
NIM: 08010260
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN BANDA ACEH
TAHUN 2012
i
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI
DASAR PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MONTASIK
KABUPATEN ACEH BESAR
Agustina1, Nurlaila Ramadhan S2
ABSTRAK
Latar belakang imunisasi adalah cara untuk mencegah agar anak terhindar dari
cacat atau penyakit yang mematikan dengan biaya efektif. Cara ini dapat pula
merangsangperkembangan sistem-sistem kesehatan dan menggambarkan investasi
ekonomi yang bagus. Jenis penelitian adalah bersifat deskriptif dengan desain
cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi
10-12 bulan berjumlah 50 orang. Selanjutnya Pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh populasi dijadikan sampel (total populasi) berjumlah
50 orang. Penilitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik pada
tanggal 26 Desember 2011 s/d 3 Jaunari 2012. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dari 5 responden yang mempunyai pengetahuan tinggi yaitu 3 orang (60%)
melakukan pemberian imunisasi dasar lengkap , dan dari 5 responden yang
mempunyai pengetahuan cukup yaitu 3 orang (60%) melakukan pemberian
imunisasi dasar lengkap, serta dari 40 responden yang mempunyai pengetahuan
kurang yaitu 23 (57,5%) melakukan pemberian imunisasi dasar lengkap di
Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar. Dan dari 26
responden yang mempunyai sikap positif 15 orang (57,6%) melakukan pemberian
imunisasi dasar lengkap dan dari 24 responden yang mempunyai sikap negatif 14
orang (58,%) melakukan pemberian imunisasi dasar lengkap di Wilayah Kerja
Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar. Kesimpulan pengetahuan dan sikap
ibu tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi sangat memperngaruhi untuk
kesehatan bayi, diungkapkan pada pelayanan kesehatan agar memberi penyuluhan
baik di puskesmas maupun posyandu.
Kata Kunci
: Pemberian Imunisasi Dasar, Pengetahuan ibu, Sikap ibu
Sumber
: 17 buku (2001-2010), 1 internet
xi + 37 halaman: 5 tabel, 9 lampiran
1. Mahasiswi D-III STIKes U’Budiyah Banda Aceh
2. Dosen D-III STIKes U’Budiyah Banda Aceh
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Tim
Penguji Diploma III Kebidanan STIKES U’Budiyah Banda Aceh
Banda Aceh, 17 Januari 2012
Pebimbing
(NURLAILA RAMADHAN, S. SST)
MENGETAHUI:
KETUA PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN
STIKES U’BUDIYAH BANDA ACEH
(CUT EFRIANA, SST)
iii
PENGESAHAN PENGUJI
Karya Tulis Ilmiah ini Telah di Pertahankan Dihadapan Tim Penguji
Diploma III Kebidanan STIKES U’Budiyah Banda Aceh
Banda Aceh, 9 Februari 2012
Tanda Tangan
Ketua
: NURLAILA RAMADHAN S. SST
Penguji I
: ARLAYDA SKM, MPH
(
)
(
)
Penguji II : YULIA FITRI, SST
(
MENYETUJUI
KETUA STIKES U’BUDIYAH
BANDA ACEH
MENGETAHUI :
KETUA PRODI DIPLOMA III
KEBIDANAN
(MARNIATI, M.Kes)
(CUT EFRIANA, SST)
iv
)
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah peneliti Panjatkan kehadirat Allah SWT, serta
selawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW karena
dengan berkat dan karunia-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah (KTI) yang berjudul “Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian
Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik
Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011”
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan suatu kewajiban yang harus
dilaksanakan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya
Kebidanan pada Program Diploma III Kebidanan di STIKes U’budiyah Banda
Aceh.
Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah
ini peneliti telah banyak
menerima bimbingan dan bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, peneiti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Bapak Dedi Zefrijal, S.T, selaku Ketua Yayasan U’budiyah Banda Aceh.
2.
Ibu Marniati, M.Kes, selaku Ketua STIKes U’Budiyah Banda Aceh
3.
Ibu Cut Efriana, SST, Selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan STIKes U’Budiyah
Banda Aceh
4.
Ibu Nurlaila Ramadhan S. SST selaku pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dan pemikiran dalam proses penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini.
v
5.
Ibu Arlayda SKM, MPH dan Ibu Yulia Fitri, SST selaku penguji I dan
penguji II
6.
Seluruh staf pengajar pada Program Studi Diploma III Kebidanan U’budiyah
Banda Aceh.
7.
Seluruh teman-teman seperjuangan Pada Program Studi D-III Kebidanan
yang selalu membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
8.
Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan
dorongan moral dan materi, seiring doa restu beliau sehingga peneliti dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Peneliti menyadari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan dikarenakan keterbatasan pengetahuan yang peneliti miliki. Untuk
itu peneliti sangat mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini dimasa yang akan datang. Harapan
peneliti semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pengembangan
pendidikan ke arah yang lebih baik.
Banda Aceh, 17 Januari 2012
Peneliti
vi
MOTTO
“Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ia akan menyesatkanmu dari jalan
Allah. Sesungguhnya orang – orang sesat dari jalan Allah akan mendapat adzab yang berat
karena mereka melupakan hari perhitungan” (QS. Shaad : 26)
Agar dapat membahagiakan seseorang, isilah tangannya dengan kerja, hatinya dengan kasih
sayang, pikirannya dengan tujuan, ingatannya dengan ilmu yang bermanfaat, masa depannya
dengan harapan dan perutnya dengan makanan yang halal.
Syukur Alhamdulillah atas limpahan Rahmat dan KaruniaNya dan dengan dukungan
semua pihak yang terlibat, sehingga, penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini mampu
saya selesaikan dengan sempurna, dan
Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan untuk:
PAPAku tersayang, (M. IDRUS ALI) pengorbanan, do’a, kasih sayang, rela banting
tulang dan ihklas mengeluarkan keringatnya agar aku dapat menikmati hidup detik
demi detik, hari demi hari bahkan tahun demi tahun dan semua itu takkan pernah
terlupakan dan takkan ku sia-siakan.
MAMAku tercinta, (NURBAITI) yang sudah memperjuangkan hidup matinya hingga aku
hadir didunia ini, merawatku dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, terimakasih Ma,
aku sayang PAPA dan MAMA sampai akhir hayatku.
Adikku (TARWALIS) sungguh suatu kebanggaan bagi Kakak mempunyai seorang
adik sebaik kamu, Kakak juga sayang kamu.
Nenekku Alm. AJAMAH (MAK IH), AISYAH dan Kakekku WAKI YUNUH SABI,
kasih sayang kalian juga tak lepas dari hari – hariku sedari kecil hingga saat ini.
Buat Dosen pembimbing, terimakasih atas arahan dan bimbingannya, mohon maaf
atas semua kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Sahabat-sahabatku, (OJA, BANG IAM, LISA dan BANG MAMAN) Terimakasih buat
kalian semua, keberhasilanku hari ini tak lepas dari dukungan dan motivasi kalian,dan
Geografi leting 2012 yang selalu bersama menemani aku.
Buat penyemangat hidupku, IRWAN, terimakasih sayang, pengorbanan, semangat,
dan do’a-do’amu juga bagian penting dalam keberhasilanku untuk menempuh hidup
dimasa depan..
By. AGUSTINA, Amd.Keb
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
ABSTRAK ......................................................................................................... ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN................................................................... iii
PENGESAHAN PENGUJI .............................................................................. iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
MOTTO ............................................................................................................. vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Program Imunisasi ......................................................................... 6
B. Faktor Yang Berhubungan Dalam Pemberian Imunisasi ............... 13
BAB III KERANGKA PENELITIAN ........................................................... 23
A. Kerangka Konsep Penelitian ......................................................... 23
B. Definisi Operasional ...................................................................... 24
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 25
A. Desain Penelitian ............................................................................ 25
B. Populasi dan Sampel ...................................................................... 25
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 25
D. Jenis Data ....................................................................................... 26
E. Instrumen Penelitian....................................................................... 26
F. Pengolahan Data............................................................................. 26
G. Analisa Data ................................................................................... 27
H. Penyajian Data ............................................................................... 27
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 28
A. Gambaran Umum Demografi ........................................................ 28
B. Hasil Penelitian .............................................................................. 29
C. Pembahasan ................................................................................... 32
viii
BAB VI PENUTUP ........................................................................................... 36
A. Kesimpulan ................................................................................... 36
B. Saran .............................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Jenis Vaksin Menurut Umur Bayi ...................................................... 12
Tabel 3.1 Definisi Operasional .......................................................................... 24
Tabel 5.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Pada
Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2011 ......................................................................................... 29
Tabel 5.2 Distribusi Sikap Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Pada Bayi
di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2011 ......................................................................................... 30
Tabel 5.3 Distribusi Pemberian Imunisasi Terhadap Pemberian
Imunisasi Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik
Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2011 ......................................................................................... 30
Tabel 5.4 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Imunisasi Dasar
Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh
Besar Tahun 2011 ............................................................................... 31
Tabel 5.4 Gambaran Sikap Ibu Tentang Pemberian Imunisasi Dasar
Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh
Besar Tahun 2011 ............................................................................... 32
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Halaman
Kerangka Konsep Penelitian ....................................................... 23
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lembaran Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 2
Lembaran Persetujuan Responden
Lampiran 3
Kuesioner
Lampiran 4
Kunci Jawaban
Lampiran 5
Surat Study Pengambilan data awal
Lampiran 6
Surat Balasan Pengambilan Data Awal
Lampiran 7
Surat Keterangan Izin Melakukan Penelitian
Lampiran 8
Surat Selesai Melakukan Penelitian
Lampiran 9
Master Tabel
Lampiran 10 Lembaran Konsul
Lampiran 11 Daftar Hadir Seminar
Lampiran 12 Biodata
xii
LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth.
Saudara/Saudari
Responden Penelitian
DiTempat
Dengan Hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Agustina
NIM
: 08010260
Adalah mahasiswa Akademi Kebidanan Ubudiyah Banda Aceh, yang akan
mengadakan penelitian untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan. Adapun judul
Penelitian yaitu : “Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian Imunsasi
Dasar Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh
Besar Tahun 2012”.
Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian pada saudara(i), kerahasiaan
informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian.
Jika saudara(i) bersedia menjadi responden, maka tidak ada ancaman atau
paksaan bagi saudara(i), dan jika terjadi hal-hal yang memungkin saudara(i) untuk
tidak mengundurkan diri dan menyetujuinya, maka saya mohon kesediaannya
untuk menanda tangani lembaran persetujuan dan menjawab dengan
sesengguhnya dan sejujurnya pertanyaan-pertanyaan yang saya sebarkan pada
surat ini.
Atas perhatian dan kesediaan saudara(i) sebagai responden saya ucapkan
terima kasih.
Mahasiswi Jurusan D-III Kebidanan
Peneliti
(AGUSTINA)
xiii
LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya bersedia
untuk berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi Akademi
Kebidanan STIkes U’Budiyah Banda Aceh dengan Judul “Pengetahuan dan
Sikap Ibu Terhadap Pemberian Imunsasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012”.
Saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan ini sangat
bermanfaat bagi pengembangan ilmu kebidanan
Demikian pernyataan persetujuan ini saya perbuat semoga dapat
dipergunakan seperlunya
Banda Aceh, Desember 2011
Responden
(
xiv
)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Imunisasi adalah cara untuk mencegah agar anak terhindar dari cacat
atau penyakit yang mematikan dengan biaya efektif. Cara ini dapat pula
merangsang perkembangan sistem-sistem kesehatan dan menggambarkan
investasi ekonomi yang bagus. Apalagi hal ini memberi kontribusi kesehatan
yang lebih baik dan juga mengurangi kemiskinan (UNICEF, 2010).
Laporan UNICEF (United Nations Children’s Fund) yang dikeluarkan
tahun 2010 menyebutkan bahwa 27 juta anak balita dan 40 juta ibu hamil di
seluruh dunia masih belum mendapatkan pelayanan imunisasi rutin.
Akibatnya, penyakit yang dapat dicegah oleh vaksin ini diperkirakan
menyebabkan lebih dari 2 juta kematian tiap tahun. Angka ini mencakup 1,4
juta anak balita yang terenggut jiwanya (UNICEF, 2010).
Sekalipun imunisasi telah menyelamatkan 2 juta anak pada tahun
2003, data yang terbaru menyebutkan bahwa 1,4 juta anak meninggal karena
mereka tidak di vaksin. Hampir ¼ dari 130 juta bayi yang lahir tiap tahun
tidak di imunisasi agar terhindar dari penyakit anak yang umum. Pada
perkembangan selanjutnya banyak Negara akan gagal mencapai tujuan-tujuan
imunisasi yang di tetapkan pada Sidang Istimewa PBB yang khusus
membahas soal anak-anak pada 2002. Afrika Barat dan Afrika Tengah di
anggap paling tidak berhasil karena cakupan rata-rata imunisasi tidak pernah
meningkat dari kisaran 53% selama lebih dari satu dasawarsa. Negara-negara
1
2
seperti Nigeria, Republik Afrika Tengah dan Guyana semakin mundur. Afrika
Latin dan Karibia mengalami kemajuan dan bahkan melebihi Negara-negara
Industri (UNICEF, 2010)
Rata-rata angka Imunisasi di Indonesia hanya 72%. Artinya, angka di
beberapa daerah sangat rendah. Pada sekitar 2400 anak di Indonesia
meninggal setiap hari termasuk yang meninggal karena sebab-sebab yang
seharusnya dapat di cegah, misalnya campak, dipteri dan tetanus. Ini
merupakan tragedy yang mengejutkan dan tidak seharusnya terjadi (UNICEF,
2010).
Imunisasi merupakan bentuk intervasi kesehatan yang sangat efektif
dalam menurunkan angka kematian balita. Ada 7 penyakit infeksi pada balita
yang dapat menyebabkan kematian atau cacat, walaupun sebahagian balita
dapat bertahan dan menjadi kebal ke-7 penyakit tersebut adalah poliomyelitis
(kelumpuhan), campak, difteri, pertusis (batuk rejan, batuk seratus hari),
tetanus, tuberculosis, hepatitis B. Oleh karena itu imunisasi pada bayi dan
balita harus lengkap serta diberikan sesuai jadwal (Depkes RI, 2006).
Pengetahuan dapat meningkatkan pemahaman ibu terhadap imunisasi
pada bayi. Ibu yang mempunyai pengetahuan tentang imunisasi cenderung
mampu memahami dengan baik manfaat imunisasi. Sikap sangat berpengaruh
terhadap keuntungan dan kerugian tentang pemberian imunisasi, karena
dengan sikap yang baik dapat berpengaruh terhadap pemberian imunisasi pada
bayi (Almatsier, 2001). Ibu merupakan salah satu anggota keluarga yang
3
sangat berpengaruh sehingga perubahan apapun yang terjadi pada bayi akan
mempengaruhi keluarga.
Sikap
merupakan
kesiapan
untuk
bereaksi
terhadap
obyek
dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek. Sikap ibu
terhadap pemberian imunisasi pada bayi sangat dipengaruhi oleh pengetahuan
ibu (Notoadmodjo, 2003).
Berdasarkan data di Kabupaten Aceh Besar tahun 2010 jumlah
cakupan imunisasi BCG 6.765 (106,27%), DPT1 6.984 (109,71%), DPT3
6.345 (99,67%), POLIO3 6.594 (103,58%) dan campak 6.296 (98,90%)
(Dinkes Aceh Besar, 2010).
Sementara di Puskesmas Montasik balita sebanyak 328 orang dan
jumlah bayi yang usianya 10-12 bulan yaitu 50 orang dengan jumlah cakupan
imunisasi dari bulan Januari sampai dengan September 2011 BCG 302 orang,
Polio1 302 orang, polio2 278 orang, Polio3 289 orang, polio 263 orang,
campak 235 orang, DPT HB0 257 orang, DPT1 282 orang, DPT2 280 orang,
DPT3 278 orang (Laporan Puskesmas Montasik, 2010).
Hasil survey awal yang penulis lakukan di Puskesmas Montasik,
penulis mewawancarai 8 orang ibu yang mempunyai bayi, ternyata 1 orang
ibu yang mengerti tentang pentingnya imunisasi dan jadwal pemberian
imunisasi, 2 orang ibu hanya mengetahui tentang pentingnya imunisasi tetapi
tidak mengetahui jadwal pemberian imunisasi, dan 5 orang lagi tidak
mengetahui tentang pentingnya imunisasi dan jadwal pemberiannya.
4
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik mengambil
judul tentang. Pengetahuan dan sikap Ibu terhadap Pemberian Imunisasi Dasar
pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah
pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemberian imunisasi dasar pada bayi di
Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran Pengetahuan dan sikap Ibu terhadap Pemberian
Imunisasi Dasar pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten
Aceh Besar.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu terhadap pemberian
imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Montasik
Kabupaten Aceh Besar.
b. Untuk mengetahui gambaran sikap ibu terhadap pemberian imunisasi
dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh
Besar.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah
wawasan dan pengetahuan terutama dalam bidang peningkatan program
5
khususnya dalam usaha meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu terhadap
pemberian imunisasi dasar.
2. Bagi instansi, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan
bahan bacaan serta menambah pembendaharaan bahan perpustakaan yang
telah ada.
3. Bagi tempat penelitian, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan
terutama pada ibu yang mempunyai bayi agar membawa bayi untuk di
berikan imunisasi
4. Bagi penelitian lain, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi peneliti
lain agar dapat melakukan penelitian dengan judul pengetahuan dan sikap
ibu terhadap pemberian imunisasi dasar tetapi dengan variabel yang
berbeda.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Program Imunisasi
1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten, anak di
imunisasi, berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit, tetapi belum
tentu kebal terhadap penyakit lain (Notoatmodjo, 2007). Imunisasi adalah
suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu antigen, sehingga baik kelak ia terpajan pada antigen yang serupa,
tidak terjadi penyakit (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2001).
Ada 7 penyakit infeksi pada anak-anak yang dapat menyebabkan
kematian atau cacat, walaupun sebahagian anak dapat bertahan dan menjadi
kebal (Depkes RI, 2006).
Ke-7 penyakit tersebut adalah :
a.
Poliomyelitis (kelumpuhan)
b. Campak
c. Difteri
d. Pertusis (batuk rejan, batuk seratus hari)
e. Tetanus
f. Tuberculosis
g. Hepatitis B
6
7
Penyakit-penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi. Bila kita
memberi Vaksinasi berarti kita memberi bibit penyakit yang telah di
lemahkan atau dimatikan. Ada vaksin yang diberikan secara suntikan, ada
pula dengan meneteskan ke dalam mulut. Vaksin menyebabkan tubuh anda
Memproduksi “Antibody ”, tetapi tidak menimbulkan penyakit bahkan anak
menjadi kebal (Depkes R.I, 2006).
2. Tujuan Imunisasi
Tujuan Pemberian Imuniasi adalah untuk mencegah terjadinya
infeksi penyakit yang dapat menyerang anak-anak. Hal ini dapat dicegah
dengan pemberian imunisasi sedini mungkin kepada bayi dan anak-anak.
Menurut Depkes RI (2001), tujuan pemberian imunisasi adalah
untuk mencegah penyakit dan kematian bayi dan anak-anak yang
disebabkan oleh wabah yang sering muncul. Pemerintah Indonesia sangat
mendorong
pelaksanaan
program
imunisasi
sebagai
cara
untuk
menurunkan angka kesakitan, kematian pada bayi, balita/anak-anak pra
sekolah.
3. Manfaat
Imunisasi bermanfaat untuk merangsang system imunologi tubuh
untuk membentuk antibody spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari
serangan penyakit (Musa, 2005). Walaupun cakupan imunisasi tidak sama
dengan 100% tetapi sudah mencapai 70% maka anak-anak yang tidak
8
mendapatkan imunisasi pun akan terlindungi oleh adanya suatu “herd
immunity”.
a. Vaksinasi BCG
Vaksinasi BCG dinyatakan berhasil apabila terjadi tuberkulin
konversi pada tempat suntikan. Ada tidaknya tuberkulin konversi
tergantung pada potensi vaksin dan dosis yang tepat serta cara
penyuntikan yang benar. Kelebihan dosis dan suntikan yang terlalu dalam
akan menyebabkan terjadinya abses ditempat suntikan. Untuk menjaga
potensinya, vaksin BCG harus disimpan pada suhu 20 C. (Depkes RI,
2005)
b. Vaksinasi DPT HB
Kekebalan terhadap penyakit difteri, pertusis dan tetanus adalah
dengan pemberian vaksin yang terdiri dari toksoid difteri dan toksoid
tetanus yang telah dimurnikan ditambah dengan bakteri bortella pertusis
yang telah dimatikan. Gejala biasanya demam ringan dan reaksi lokal
tempat penyuntikan. Bila ada reaksi yang berlebihan seperti suhu yang
terlalu
tinggi,
kejang,
kesadaran
menurun,
menangis
yang
berkepanjangan lebih dari 3 jam, hendaknya pemberian vaksin DPT
diganti dengan DT (Depkes RI, 2005)
c. Vaksinasi Polio
Untuk kekebalan terhadap polio diberikan 2 tetes vaksin polio
oral yang mengandung viruis polio yang mengandung virus polio tipe 1,
2 dan 3 dari Sabin (Depkes RI, 2005).
9
d. Vaksinasi Campak
Vaksin yang diberikan berisi virus campak yang sudah
dilemahkan dan dalam bentuk bubuk kering atau freezeried yang harus
dilarutkan dengan bahan pelarut yang telah tersedia sebelum digunakan.
Di negara berkembang imunisasi campak dianjurkan diberikan lebih awal
dengan maksud memberikan kekebalan sedini mungkin, sebelum terkena
infeksi virus campak secara alami. Pemberian imunisasi lebih awal
rupanya terbentur oleh adanya zat anti kebal bawaan yang berasal dari
ibu (maternal antibodi), ternyata dapat menghambat terbentuknya zat
kebal campak dalam tubuh anak, sehingga imunisasi ulangan masih
diberikan 4-6 bulan kemudian (Depkes RI, 2008).
Berdasarkan hasil penelitian Ibrahim tahun 2002, menyatakan bahwa
bila imunisasi dasar dilaksanakan dengan lengkap dan teratur, maka imunisasi
dapat menguragi angka kesakitan dan kematian balita sekitar 80-95%.
Pengertian teratur dalam hal ini adalah teratur dalam mentaati jadwal dan
jumlah frekuensi imunisasi, sedangkan yang dimaksud imunisasi dasar
lengkap adalah telah mendapat semua jenis imunisasi dasar (BCG 1 kali, DPT
HB 3 kali, Polio 4 kali dan Campak 1 kali) pada waktu anak berusia kurang
dari 11 bulan. Imunisasi dasar yang tidak lengkap, maksimal hanya dapat
memberikan perlindungan 25-40%. Sedangkan anak yang sama sekali tidak
diimunisasi tentu tingkat kekebalannya lebih rendah lagi.
Pemberian tetanus toksoid pada ibu hamil dapat mencegah terjadinya
tetanus neonatorum pada bayi baru lahir yang ditolong dengan tidak steril dan
10
pemotongan tali pusat memakai alat tidak steril. Imunisasi terhadap difteri
dan pertusis dimulai sejak umur 2-3 bulan dengan selang 4-8 minggu
sebanyak 3 kali akan memberikan perlindungan mendekati 100% sampai
anak berusia 1 tahun. Imunisasi campak diberikan 1 kali akan memberikan
perlindungan seumur hidup. Imunisasi poliomyelitis dapat memberikan
perlindungan seumur hidup apabila telah diberikan 4 kali (Ibrahim, 2002).
Vaksin sebagai suatu produk biologis dapat memberikan efek samping
yang tidak diperkirakan sebelumnya dan tidak selalu sama reaksinya antara
penerima yang satu dengan penerima lainnya. Efek samping imunisasi yang
dikenal sebagai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) atau Adverse Events
Following Immunization (AEFI) adalah suatu kejadian sakit yang terjadi
setelah menerima imunisasi yang diduga berhubungan dengan imunisasi.
Penyebab kejadian ikutan pasca imunisasi terbagi atas empat macam, yaitu
kesalahan program/tehnik pelaksanaan imunisasi, induksi vaksin, faktor
kebetulan dan penyebab tidak diketahui. Gejala klinis KIPI dapat dibagi
menjadi dua yaitu gejala lokal dan sistemik. Gejala lokal seperti nyeri,
kemerahan, nodelle/ pembengkakan dan indurasi pada lokasi suntikan. Gejala
sistemik antara lain panas, gejala gangguan pencernaan, lemas, rewel dan
menangis yang berkepanjangan (Depkes, 2008).
4. Jenis-jenis Imunisasi
Menurut Depkes RI (2005) imunisasi dasar yang harus diberikan pada
bayi antara lain adalah BCG, DPT-HB, Polio dan Campak.
11
5. Jadwal Imunisasi
a. Vaksinasi HB 0
Vaksin HB diberikan pada bayi umur 0-7 hari secara steril dan aman.
b. Vaksinasi BCG
Vaksinasi BCG diberikan pada bayi umur 0-12 bulan secara suntikan
intrakutan dengan dosis 0,05 ml (Depkes RI, 2005)
c. Vaksinasi DPT
Kekebalan terhadap penyakit difteri, pertusis dan tetanus adalah
dengan pemberian vaksin yang terdiri dari toksoid difteri dan toksoid tetanus
yang telah dimurnikan ditambah dengan bakteri bortella pertusis yang telah
dimatikan, yang diberikan pada umur bayi 2 bulan.
d. Imunisasi HB combo
Imunisasi HB diberikan pada bayi pada umur 1 sampai dengan umur 6
bulan (Depkes RI, 2005)
e. Vaksinasi Polio
Vaksin yang diberikan melalui mulut pada bayi umur 2-12 bulan
sebanyak 4 kali dengan jarak waktu pemberian 4 minggu (Depkes RI, 2005).
f. Vaksinasi Campak
Suntikan ini diberikan secara subkutan dengan dosis 0,5 ml pada anak
umur 9-12 bulan (Depkes RI, 2005).
12
Tabel 2.1 Jenis Vaksin Menurut Umur Bayi
Umur
Vaksin
Hepatitis
HB 0
Saat
lahir
Hepatitis
B-1
Keterangan
HB harus diberikan pada bayi usia 0-7 hari secara
steril dan aman agar tidak terjadi kekurangan HB
pada setiap bulannya. Seluruh bayi yang
diimunisasi tercatat dengan benar dan tepat waktu
HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah
lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila
status HbsAg-B ibu positif, dalam waktu 12 jam
setelah lahir diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan
dengan vaksin HB-1. Apabila semula status HbsAg
ibu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan
selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg positif
maka masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum
bayi berumur 7 hari.
Polio-0
Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk
bayi yang lahir di RB/RS polio oral diberikan saat
bayi dipulangkan (untuk menghindari transmisi
virus vaksin kepada bayi lain)
1
bulan
Hepatitis
B-2
Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1
dan HB-2 adalah 1 bulan.
0-2
bulan
BCG
BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG
akan diberikan pada umur > 3 bulan sebaiknya
dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu dan BCG
diberikan apabila uji tuberkulin negative.
2
bulan
DTP-HB
(combo)
diberikan pada umur lebih dari 6 minggu, dapat
dipergunakan DTwp atau DTap. DTP-1 diberikan
secara kombinasi dengan Hib-1 (PRP-T)
Polio-1
Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1
DTP-2
DTP-2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan secara
terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-2 (PRPT).
Hib-2
Hib-2 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan
dengan DTP-2
4
bulan
13
6
bulan
9
bulan
Polio-2
Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2
DTP-3
DTP-3 dapat diberikan terpisah atau
dikombinasikan dengan Hib-3 (PRP-T).
Hib-3
Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3 pada
umur 6 bulan tidak perlu diberikan.
Polio-3
Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3
Hepatitis
B-3
HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk mendapatkan
respons imun optimal, interval HB-2 dan HB-3
minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan.
Campak-1
Campak-1 diberikan pada umur 9 bulan, campak-2
merupakan program BIAS pada SD kelas 1, umur 6
tahun. Apabila telah mendapatkan MMR pada
umur 15 bulan, campak-2 tidak perlu diberikan.
B. Faktor yang Berhubungan dalam Pemberian Imunisasi
1. Konsep Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni : indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan ibu tentang
imunisasi yang baik mempengaruhi motivasi ibu dalam mengimunisasi
bayinya (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting akan terbentuknya tindakan seseorang. Karena itu pengalaman
14
dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan
lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan
(Notoatmodjo, 2003).
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang di
dasari oleh pengetahuan akan langgeng daripada perilaku yang tidak di
dasari oleh pengetahuan. Penelitian Roger dalam Notoatmodjo (2003)
mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di
dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni.
1) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui stimulus (objeks) terlebih dahulu
2) Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.
3) Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut
bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi
4) Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru
5) Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikap terhadap stimulus. (Notoadmodjo, 2003).
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui
proses seperti ini di dasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang
positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya
apabila perilaku itu tidak di dasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka
tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2003)
15
Pengetahuan ibu tentang imunisasi sangat diperlukan karena
imunisasi tersebut sangat penting untuk menjaga daya tahan tubuh
terhadap penyakit. Pada bayi 0-9 bulan dianjurkan untuk memberikan
munisasi sehingga daya tahan tubuh bayi menjadi kebal terhadap suatu
penyakit (Notoadmodjo, 2003).
b. Tingkat Pengetahuan
Tingkat
pengetahuan
seseorang
mempengaruhi
perilaku
individu, makin tinggi pendidikan dan pengetahuan kesehatan
seseorang maka makin tinggi kesadaran berperan serta dalam suatu
kegiatan (Soetopo, 1989). Pengetahuan yang tercakup dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Oleh sebab itu “Tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan
rendah, untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,
menyatakan dan sebagainya.
16
2) Memahami (Compresiension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan
secara
benar
tentang
obyek
yang
diketahui
dan
dapat
menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpul kan, meramalkan dan sebagainya
terhadap obyek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan
mengapa harus makan makanan yang bergizi.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil
(sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya
dalam konteks atau situasi yang lain, misalnya dapat menggunakan
rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat
menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (Problem
Solving cycle) di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus
yang diberikan.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di
dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya
satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
17
penggunaan kata-kata kerja : dapat menggambarkan (membuat
bagan),
membedakan,
memisahkan,
mengelompokkan
dan
sebagainya.
5) Sintesis (Synthesisi)
Sintesis
menunjuk
kepada
suatu
kemampuan
untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasiformulasi
yang
ada.
Misalnya:
dapat
menyusun,
dapat
merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan dan
sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah
ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.
Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan
sendiri, atau menggunakan kriteria- kriteria yang telah ada. Misalnya
: dapat membandingkan antara anak-anak yang cukup gizi dengan
anak-anak yang kekurangan gizi, dapat menafsirkan sebab-sebab
ibu-ibu tidak mau ikut KB dan sebagainya.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui
18
atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas
(Notoatmodjo, 2003: 128).
2. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi
adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan seharihari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap
belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi predisposisi tindakan
suatu perilaku. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek
dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek (Notoadmodjo,
2003).
Sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus
atau objek (dalam hal ini adalah masalah kesehatan, terutama penyakit). Setelah
seseorang mengetahui stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau
bersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan tersebut. Oleh sebab itu indikator
untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan. (Notoadmodjo,
2003).
a. Sikap terhadap sakit dan penyakit
Adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap gejala atau
tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, cara penularan penyakit, dan cara
pencegahan penyakit.
b. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat
19
Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-cara memelihara dan
cara-cara (berperilaku) hidup sehat. Dengan perkataan lain pendapat atau
penilaian terhadap makanan, minuman, olah raga, relaksasi (istirahat) atau
istirahat tang cukup, dan sebagainya bagi kesehatan
c. Sikap terhadap kesehatan lingkungan
Adalah pendapat atau enilaian seseorang terhadap lingkungan dan pengaruhnya
terhadap kesehatan. Misalnya pendapat atau penilaian terhadap air bersih,
pembuangan limbah, polusi dan sebagainya.
Menurut Allport dalam Notoadmodjo (2003) menjelaskan bahwa sikap itu
mempunyai 3 komponen pokok, yaitu (a) kepercayaan/keyakinan, ide dan konsep
terhadap
obyek;
(b)
kehidupan
emosional
terhadap
suatu
obyek;
(c)
kecenderungan untuk bertindak. Ketiga komponen ini membentuk sikap yang
utuh. Dalam hal ini pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi memegang
peranan yang penting dalam menentukan sikap ini.
Sikap adalah perasaan seseorang tentang obyek, aktivitas, peristiwa dan orang
lain. Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya
(positif, negatif, atau netral) seseorang pada sesuatu (Notoadmodjo, 2003).
Seseorang pun dapat menjadi ambivalen terhadap suatu target, yang berarti ia
terus mengalami bias positif dan negatif terhadap sikap tertentu. Sikap muncul
dari berbagai bentuk penilaian. Sikap dikembangkan dalam tiga model, yaitu
afeksi, kecenderungan perilaku, dan kognisi. Respon afektif adalah respon
fisiologis yang mengekspresikan kesukaan individu pada sesuatu. Kecenderungan
perilaku adalah indikasi verbal dari maksud seorang individu. Respon kognitif
20
adalah pengevaluasian secara kognitif terhadap suatu objek sikap (Notoadmodjo,
2003).
Bisa terdapat kaitan antara sikap dan perilaku seseorang walaupun
tergantung pada faktor lain, yang kadang bersifat irasional. Sebagai contoh,
seseorang yang menganggap penting transfusi darah belum tentu mendonorkan
darahnya. Hal ini masuk akal bila orang tersebut takut melihat darah, yang akan
menjelaskan irasionalitas tadi (Notoadmodjo, 2003).
Pada definisi lain disebutkan bahwa sikap adalah pengorganisasian yang
relatif berlangsung lama dari proses motivasi, persepsi dan kognitif yang relatif
menetap pada diri individu dalam berhubungan dengan aspek kehidupannya.
Sikap inidividu ini dapat diketahui dari beberapa proses motivasi, emosi, persepsi
dan proses kognitif yang terjadi pada diri individu secara konsisten dalam
berhubungan dengan obyek sikap (Ramdhani, 2002).
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai
tingkatan antara lain (Notoadmodjo, 2003):
(1) Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan.
(2) Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha
untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas
21
dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide
tersebut.
(3) Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah
adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
(4) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
risiko merupakan sikap yang paling tinggi.
Sikap seseorang yang positif belum tentu terwujud dalam tindakan positif,
begitu pula sebaliknya. Temuan-temuan dari peneliti yang lalu menyebutkan
bahwa hubungan sikap dan perilaku sangat lemah bahkan negatif dan penelitian
lain menyebutkan bahwa hubungannya adalah positif.
Lawrence Green mencoba menganalisis prilaku manusia dari tingkat
kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat di pengaruhi oleh 2 faktor
pokok, yakni faktor perilaku (behavior cause) dan faktor di luar perilaku (non
behavior causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri di tentukan atau terbentuk dari 3
faktor.
a. Faktor-faktor predeposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya
b. Faktor-faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam lingkungan
fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana
kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban dan
sebagainya
22
c. Faktor-faktor pendorong (renforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan, atau petugas yang lain, yang merupakan kelompok
referensi dari perilaku masyarakat.
23
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara
konsep satu terhadap konsep yang lain dari masalah yang ingin diteliti, konsep
tidak dapat diukur dan diamati secara langsung.
Pemberian imunisasi pada bayi ditinjau dari pengetahuan dan sikap
ibu. Pengetahuan dapat meningkatkan pemahaman ibu terhadap imunisasi
pada bayi. Sikap sangat berpengaruh terhadap keuntungan dan kerugian
tentang pemberian imunisasi, karena dengan sikap yang baik dapat
berpengaruh terhadap pemberian imunisasi pada bayi. Ibu merupakan salah
satu anggota keluarga yang sangat berpengaruh sehingga perubahan apapun
yang terjadi pada bayi akan mempengaruhi keluarga (Archin, 2003).
Pengetahuan ibu tentang imunisasi sangat diperlukan karena imunisasi
tersebut sangat penting untuk menjaga daya tahan tubuh terhadap penyakit.
Pada bayi 0-9 bulan dianjurkan untuk memberikan munisasi sehingga daya
tahan tubuh bayi menjadi kebal terhadap suatu penyakit (Notoadmodjo, 2003).
Berikut adalah kerangka konsep penelitian :
Variabel independen
Variabel Dependen
Pengetahuan ibu
Pemberian Imunisasi
Dasar
Sikap ibu
Gambar 3.1 Kerangka Konsep penelitian
23
24
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional Dan Metode Pengukuran Terhadap
Beberapa Variabel Penelitian
Variabel
1
Pemberian
Imunisasi
Dasar
Pengetahuan
Sikap
Definisi
operasional
2
Cara ukur
Alat ukur
4
3
Variabel Dependen
Pemberian
Kuesioner yang
Wawancara
imunisasi dasar terdiri 1 item
dengan
pada
pertanyaan
kuesioner
anaknya/bayi
dengan kriteria:
KMS
secara lengkap - Lengkap, jika
dari usia 10-12
mendapatkan
bulan
semua imunisasi
-Tidak lengkap,
jika hanya
beberapa
imunisasi yang
diberikan
Variabel Independen
Hal-hal yang
Kuesioner yang
Kuesioner
diketahui ibu
terdiri 15 item
tentang
pertanyaan
pemberian
dengan kriteria:
imunisasi dasar Tinggi bila x >
mencakup
75%
jenis, manfaat, - Cukup bila 60
dan efek
≤ x < 75%
samping
- Kurang bila x
< 60 %
Segala bentuk
respon tertutup
dari ibu dalam
pemberian
imunisasi dasar
Kuesioner yang
terdiri 6 item
pertanyaan
dengan kriteria:
-Positif bila x ≥ x
- Negatif bila x
<x
Kuesioner
Skala
Hasil ukur
5
6
Ordinal - Lengkap,
-Tidak
lengkap
Ordinal - Tinggi
- Cukup
- Kurang
Ordinal - Positif
- Negatif
25
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional
untuk melihat pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemberian imunisasi dasar
di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi 10-12 bulan
di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar berjumlah 50
orang.
2. Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi dijadikan
sampel (total populasi) berjumlah 50 orang.
Dengan kriteria
a. Untuk inklusi adalah pada bayi yang lahir normal dan sehat
b. Untuk exklusi adalah pada bayi yang lahir prematur dan lahir normal
dengan komplikasi
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Di wilayah kerja Puskesmas Montasik
Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011. Penelitian ini telah di laksanakan pada
tanggal 26 Desember 2011 sampai dengan 3 Januari 2012.
25
26
E. Jenis Data
1. Data Primer, adalah data yang dikumpulkan langsung dari responden
meliputi data pengetahuan, sikap dan pemberian imunisasi dasar.
2. Data Sekunder, adalah data yang diambil langsung dari desa tempat
penelitian, dari puskesmas, perpustakaan.
F. Instrumen Penelitian
Data dalam penelitian ini dikumpulkan menggunakan check list dan
kuesioner untuk pemberian imunisasi dasar terdiri 1 item pertanyaan, untuk
pengetahuan terdiri dari 15 item pertanyaan bila menjawab betul diberi nilai 1
dan salah diberi nilai 0 dan untuk sikap berbentuk skala likert yang terdiri 5
item pertanyaan bila Pertanyaan positif adalah 5 pertanyaan dan pertanyaan
negatif adalah 5 pertanyaan. Alternatif jawaban untuk pertanyaan positif adalah
sangat setuju (SS) = 5, setuju (S)= 4, ragu-ragu (RR)=3, tidak setuju (TS)=2,
dan sangat tidak setuju (STS) = 1. alternatif untuk jawaban negatif adalah
sangat setuju (SS)= 1, setuju (S) = 2, ragu-ragu (RR) =3, tidak setuju (TS)= 4,
dan sangat tidak setuju (STS) = 5.
G. Pengolahan Data
Proses pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahap. Menurut
Arikunto (2003) tahap pengolahan data meliputi :
1. Editing,adalah memeriksa dan menyesuaikan dengan rencana semula seperti
apa yang diinginkan.
2. Coding, adalah mengklasifikasikan jawaban menurut jenisnya dengan
memberikan kode tertentu.
27
3. Transfering, yaitu memindahkan jawaban responden dalam bentuk sistem
4. Tabulating, adalah data yang sudah benar kemudian dimasukkan dalam
tabel
distribusi frekuensi
H. Analisa Data
Analisa data dilakukan secara manual, analisis data dilakukan secara
statistik deskiptif. Analisa data yang dilakukan adalah analisa univariat untuk
mengetahui distribusi frekuensi dari tiap variabel. Untuk perhitungan
persentase dari masing-masing variabel digunakan rumus (Sudjana, 2005) :
p
f1
 100
n
Keterangan:
P = persentase
F1 = frekuensi
n = sampel
I. Penyajian Data
Data setelah dikumpulkan, diolah dan dianalisa selanjutnya disajikan
dalam bentuk tabular dan tekstular.
28
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Montasik merupakan salah satu puskesmas yang ada di
Kabupaten Aceh Besar yang terletak di sebelah Timur Kota Banda Aceh
dengan jarak ke pusat Kota Propinsi NAD  15 km. Puskesmas Montasik
terletak pada 05,20o – 05,03o lintang utara dan 95-022 – 95-03o bujur timur,
dengan luas wilayah 130 km2 (13.000 Ha) yang berbatasan dengan puskesmas
lain yaitu :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Puskesmas Kuta Baro
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Puskesmas Kuta Malaka
3. Sebelah timur berbatasan dengan Puskesmas Indrapuri
4. Sebelah barat berbatasan dengan Puskesmas Suka Makmur
Di wilayah kerja puskesmas Montasik ada empat mukim sebagai berikut :
1. Kemukiman Sungai Makmur yang terdiri dari 10 desa
2. Kemukiman Montasik yang terdiri dari 10 desa
3. Kemukiman Bukit Baro yang terdiri dari 10 desa
4. Kemukiman Piyeung yang terdiri dari 9 desa
Jumlah seluruhnya ada 39 desa di wilayah kerja Kerja puskesmas
Montasik. Dari 39 desa ternyata 14 tidak ada bayi umur 10-12 bulan, terdiri dari
Desa Py Bung Daroh, Py Cot Lp.Soh, Py Mane, Bak Cirih, Empe Tanong,
Warabo, Seubam Cot, Cot Seunong, Alue, Perumping, Lam Raya, Seubam Lhok,
28
29
Weu Lhok. sedangkan 25 desa yang ada bayi usia 10-12 bulan terdiri dari Desa Py
Bung Raya, Py Kuweu, Py Datu, Py Mon Ara, Py Cot Lhok, Py Lhang, TB Baro,
TB Mesjid, Reudep, Meunasah Tutong, Birah Cot, Bung Tujoh, Lamme Garot,
Lamme Bada, Atong, Seumet, Bak Dilip, Kampong Baroh, Lampaseh Krueng,
Lampaseh Lhok, Lamnga, Mata Ie, Ulee LhatWeu Krueng, Dayah Daboh.
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis laksanakan pada tanggal 26
Desember 2011 sampai dengan tanggal 3 Januari 2012 terhadap 50 responden
dengan cara membagikan kuesioner kepada responden. Adapun hasil
penelitian ini dari seluruh yang diteliti maka didapat hasil seperti pada tabel
di bawah ini :
1. Analisa Univariat
a. Pengetahuan
Tabel 5.1
Distribusi Pengetahuan Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar
Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik
Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2012
No
Pengetahuan
Frekuensi
%
1 Tinggi
5
10
2 Cukup
5
10
3 Kurang
40
80
50
100
Total
Sumber: Data Tahun 2012
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 50 responden
sebagian besar mempunyai pengetahuan kurang tentang pemberian
30
imunisasi dasar yaitu sebanyak 40 orang (80%) di Wilayah Kerja
Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar.
b. Sikap
Tabel 5.2
Distribusi Sikap Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar
Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik
Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2012
No
Sikap
Frekuensi
%
1 Positif
26
52
2 Negatif
24
48
50
100
Total
Sumber: Data Tahun 2012
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 50 responden
sebagian besar mempunyai sikap positif terhadap pemberian imunisasi
dasar yaitu sebanyak 26 orang (52%) di wilayah Kerja Puskesmas
Montasik Kabupaten Aceh Besar.
c. Pemberian Imunisasi Dasar
Tabel 5.3
Distribusi Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2012
No Pemberian Imunisasi Dasar
Frekuensi
%
1 Lengkap
29
42
2 Tidak Lengkap
21
58
50
100
Total
Sumber: Data Tahun 2012
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 50 responden
sebagian besar melakukan pemberian imunisasi dasar lengkap yaitu
sebanyak 29 orang (58%) di wilayah kerja Puskesmas Montasik.
31
2. Tabel Silang
a. Pengetahuan dengan Pemberian Imunisasi Dasar
Tabel 5.4
Gambaran Pengetahuan Tentang Pemberian Imunisasi Dasar
Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik
Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2012
No
Pemberian Imunisasi Dasar
Pengetahuan
1. Tinggi
2. Cukup
3
Kurang
Jumlah
Sumber: Data Tahun 2012
Lengkap
f
%
3
60
3
60
23
57,5
29
58
Tidak Lengkap
f
%
2
40
2
40
17
42,5
21
42
Total
%
5
5
40
50
100
100
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa, dari 5 responden yang
mempunyai pengetahuan tinggi sebagian hanya 3 orang (60%) melakukan
pemberian imunisasi dasar lengkap, dan dari 5 responden yang mempunyai
pengetahuan cukup hanya 3 orang (60%) melakukan pemberian imunisasi
dasar lengkap, serta dari 40 responden yang mempunyai pengetahuan
kurang sebagian besar 23 orang (57,5%) melakukan pemberian imunisasi
dasar lengkap di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh
Besar. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan tinggi
dan kurang, memiliki persentasi yang sama untuk kelengkapan pemberian
imunisasi pada bayi.
32
b. Sikap dengan Pemberian Imunisasi Dasar
Tabel 5.5
Gambaran Sikap Tentang Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2012
Pemberian Imunisasi Dasar
No
Sikap
1.
Positif
2.
Negatif
Jumlah
Sumber: Data Tahun 2012
Lengkap
f
%
15
57,6
14
58,3
29
58
Tidak Lengkap
f
%
11
42,3
10
41,7
21
42
Total
%
26
24
50
100
100
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa, dari 26 responden
yang mempunyai sikap positif 15 orang (57,6%) melakukan pemberian
imunisasi dasar lengkap dan dari 24 responden yang mempunyai sikap
negatif 14 orang (58,3%) melakukan pemberian imunisasi dasar
lengkap di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar.
B. Pembahasan
1. Pengetahuan dengan Pemberian Imunisasi Dasar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dari 5 responden yang
mempunyai pengetahuan tinggi ternyata 3 orang (60%) melakukan
pemberian imunisasi dasar lengkap, dan dari 5 responden yang mempunyai
pengetahuan cukup ternyata 3 orang (60%) melakukan pemberian
imunisasi dasar lengkap, serta dari 40 responden yang mempunyai
pengetahuan kurang ternyata 23 orang (57,5%) melakukan pemberian
imunisasi dasar lengkap di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten
Aceh Besar.
33
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Sauyah (2011) yang berjudul Faktor-faktor yang mempengaruhi
Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas
Darul Kamal Aceh Besar tahun 2011 yaitu mayoritas responden
mempunyai pengetahuan tinggi terdapat 36 responden (83,7%) yang
memberikan imunisasi dasar pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas
Darul Kamal Kabupaten Aceh Besar.
Menurut
Notoatmodjo,
(2003)
Pengetahuan
atau
kognitif
merupakan domain yang sangat penting akan terbentuknya tindakan
seseorang. Karena itu perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Pengetahuan ibu tentang imunisasi yang baik mempengaruhi motivasi ibu
dalam mengimunisasi bayinya. Seorang ibu akan membawa bayinya untuk
di immnisasi bila seorang ibu mengerti apa manfaat immnunisasi tersebut
bagi bayinya, pemahaman dan pengetahuan seorang ibu terhadap
kelengkapan imunisasi dasar terhadap bayi akan memberikan pengaruh
terhadap imunisasi bayinya.
Menurut asumsi peneliti berdasarkan hasil penelitian di temukan
pengetahuan ibu yang tinggi dan kurang tidak berkaitan dengan perilaku
ibu dalam memberikan imunisasi karena ibu yang cenderung mengikuti
pemberian imunisasi dasar membawa bayinya untuk di imunisasi karena
melihat kawannya, dan aktifnya kader di desa tanpa mengetahui
pentingnya imunisasi tersebut.
34
2. Sikap dengan Pemberian Imunisasi Dasar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dari 26 responden yang
mempunyai sikap positif 15 orang (57,6%) melakukan pemberian
imunisasi dasar lengkap dan dari 24 responden yang mempunyai sikap
negatif 14 orang (58,3%) melakukan pemberian imunisasi dasar lengkap
di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mulyati (2010) yang berjudul Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu
Dengan Pemberian Imunisasi Campak Pada Balita Di Kemukiman Gani
Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar yaitu mayoritas responden
mempunyai sikap positif yaitu sebanyak 34 responden (70,8%) yang
memberikan imunisasi dasar pada bayi di Kemukiman Gani Kabupaten
Aceh Besar.
Menurut Notoadmodjo, (2003) sikap merupakan reaksi atau respon
yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek.
Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi
terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan
reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum
merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi predisposisi tindakan
suatu perilaku. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek
dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek.
Menurut asumsi peneliti, mayoritas ibu yang mempunyai sikap
positif ternyata tidak melakukan pemberian imunisasi lengkap pada bayi.
35
Hal ini disebabkan karena ibu mempunyai sikap positif tetapi tidak
lengkap dalm pemberian imunisasi dasar pada bayi seperti: ibu hanya
mempunyai sikap ingin membawa bayi untuk di imunisasi, tetapi tidak
melakukannya yaitu tidak membawa bayi untuk di imunisasi, sedangkan
ibu yang sikap negatif disebabkan karena kurangnya dukungan dari
anggota keluarga terhadap ibu untuk mengimunisasikan anaknya dan ibu
tidak begitu yakin bahwa imunisasi itu penting bagi bayi.
36
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Berdasarkan hasil penelitian gambaran pengetahuan ibu terhadap
pemberian imunisasi dasar pada bayi di Wilayah Kerja Puskemas
Montasik Kabupaten Aceh Besar menunjukkan bahwa dari 5 responden
yang mempunyai pengetahuan tinggi melakukan pemberian imunisasi
dasar lengkap (60%) dan dari 5 responden yang mempunyai pengetahuan
cukup melakukan pemberian imunisasi dasar lengkap (60%) serta dari 40
responden yang mempunyai pengetahuan kurang melakukan pemberian
imunisasi dasar lengkap (57,5%) di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik
Kabupaten Aceh Besar.
2. Berdasarkan hasil penelitian gambaran sikap ibu terhadap pemberian
imunisasi dasar pada bayi di Wilayah Kerja Puskemas Montasik
Kabupaten Aceh Besar menunjukkan bahwa dari 26 responden yang
mempunyai sikap positif melakukan pemberian imunisasi dasar lengkap
15 orang (57,6%) dan dari 24 responden yang mempunyai sikap negatif
melakukan imunisasi dasar lengkap 14 orang (58,3%) di Wilayah Kerja
Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar.
36
37
B. Saran
1. Bagi penulis,
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan terutama dalam bidang peningkatan program khususnya dalam
usaha meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemberian
imunisasi dasar.
2. Bagi instansi
hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan bacaan serta
menambah pembendaharaan bahan perpustakaan yang telah ada.
3. Bagi tempat penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan terutama pada ibu yang
mempunyai bayi agar membawa bayi untuk di berikan imunisasi
4. Bagi penelitian lain
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi peneliti lain agar dapat
melakukan penelitian dengan judul pengetahuan dan sikap ibu terhadap
pemberian imunisasi dasar tetapi dengan variabel yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Ilmu Gizi Dasar, Bina Rupa Aksara. Jakarta. 2001
Archin, 2003. Imunisasi Dasar, di Kutip dalam http://www.imunisasidasar.com
Depkes RI, Pemantauan Pertumbuhan Balita, Depkes, Jakarta. 2001
, Petunjuk Pelaksanaan Pekan Imunisasi Sub Nasional, Depkes, Jakarta. 2005
___________, Petunjuk Teknis Kampanye Imunisasi DPT-HB, Depkes, Jakarta. 2006.
Depkes RI, Pedoman Imunisasi. Jakarta. 2008.
Ikatan Dokter Anak Indonesia, Buku Imunisasi Indonesia, IDAI, Jakarta. 2001.
Musa, Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh, Angkasa. Bandung. 2005.
Notoatmodjo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rhineka Cipta, Jakarta. 2003.
, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rhineka Cipta, Jakarta. 2007.
Laporan Profil Dinkes Aceh Besar, 2010
Laporan Puskesmas Montasik, 2010
Ramdhani. Konsep Sikap. Dikutip dalam http:www.kalbe.com. 2002 diakses tanggal 25 Juli
2011
Soetopo, 1989, Imunisasi Dasar Pada Bayi, Di Kutip dalam http//kalbe.com diakses tanggal 26
Juli 2011
Sudjana, Statistik dalam Penelitian, Tarsito, Bandung. 2005.
UNICEF, Pedoman Hidup Sehat. Depkes RI. Jakarta. 2010.
Download