PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MONTASIK KABUPATEN ACEH BESAR Karya Tulis Ilmiah Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh AGUSTINA NIM: 08010260 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN BANDA ACEH TAHUN 2012 i PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MONTASIK KABUPATEN ACEH BESAR Agustina1, Nurlaila Ramadhan S2 ABSTRAK Latar belakang imunisasi adalah cara untuk mencegah agar anak terhindar dari cacat atau penyakit yang mematikan dengan biaya efektif. Cara ini dapat pula merangsangperkembangan sistem-sistem kesehatan dan menggambarkan investasi ekonomi yang bagus. Jenis penelitian adalah bersifat deskriptif dengan desain cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi 10-12 bulan berjumlah 50 orang. Selanjutnya Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi dijadikan sampel (total populasi) berjumlah 50 orang. Penilitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik pada tanggal 26 Desember 2011 s/d 3 Jaunari 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 5 responden yang mempunyai pengetahuan tinggi yaitu 3 orang (60%) melakukan pemberian imunisasi dasar lengkap , dan dari 5 responden yang mempunyai pengetahuan cukup yaitu 3 orang (60%) melakukan pemberian imunisasi dasar lengkap, serta dari 40 responden yang mempunyai pengetahuan kurang yaitu 23 (57,5%) melakukan pemberian imunisasi dasar lengkap di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar. Dan dari 26 responden yang mempunyai sikap positif 15 orang (57,6%) melakukan pemberian imunisasi dasar lengkap dan dari 24 responden yang mempunyai sikap negatif 14 orang (58,%) melakukan pemberian imunisasi dasar lengkap di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar. Kesimpulan pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi sangat memperngaruhi untuk kesehatan bayi, diungkapkan pada pelayanan kesehatan agar memberi penyuluhan baik di puskesmas maupun posyandu. Kata Kunci : Pemberian Imunisasi Dasar, Pengetahuan ibu, Sikap ibu Sumber : 17 buku (2001-2010), 1 internet xi + 37 halaman: 5 tabel, 9 lampiran 1. Mahasiswi D-III STIKes U’Budiyah Banda Aceh 2. Dosen D-III STIKes U’Budiyah Banda Aceh ii PERNYATAAN PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Diploma III Kebidanan STIKES U’Budiyah Banda Aceh Banda Aceh, 17 Januari 2012 Pebimbing (NURLAILA RAMADHAN, S. SST) MENGETAHUI: KETUA PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN STIKES U’BUDIYAH BANDA ACEH (CUT EFRIANA, SST) iii PENGESAHAN PENGUJI Karya Tulis Ilmiah ini Telah di Pertahankan Dihadapan Tim Penguji Diploma III Kebidanan STIKES U’Budiyah Banda Aceh Banda Aceh, 9 Februari 2012 Tanda Tangan Ketua : NURLAILA RAMADHAN S. SST Penguji I : ARLAYDA SKM, MPH ( ) ( ) Penguji II : YULIA FITRI, SST ( MENYETUJUI KETUA STIKES U’BUDIYAH BANDA ACEH MENGETAHUI : KETUA PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN (MARNIATI, M.Kes) (CUT EFRIANA, SST) iv ) KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah peneliti Panjatkan kehadirat Allah SWT, serta selawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW karena dengan berkat dan karunia-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011” Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan pada Program Diploma III Kebidanan di STIKes U’budiyah Banda Aceh. Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini peneliti telah banyak menerima bimbingan dan bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneiti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Dedi Zefrijal, S.T, selaku Ketua Yayasan U’budiyah Banda Aceh. 2. Ibu Marniati, M.Kes, selaku Ketua STIKes U’Budiyah Banda Aceh 3. Ibu Cut Efriana, SST, Selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh 4. Ibu Nurlaila Ramadhan S. SST selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan pemikiran dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. v 5. Ibu Arlayda SKM, MPH dan Ibu Yulia Fitri, SST selaku penguji I dan penguji II 6. Seluruh staf pengajar pada Program Studi Diploma III Kebidanan U’budiyah Banda Aceh. 7. Seluruh teman-teman seperjuangan Pada Program Studi D-III Kebidanan yang selalu membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah 8. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan dorongan moral dan materi, seiring doa restu beliau sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Peneliti menyadari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan pengetahuan yang peneliti miliki. Untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini dimasa yang akan datang. Harapan peneliti semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pengembangan pendidikan ke arah yang lebih baik. Banda Aceh, 17 Januari 2012 Peneliti vi MOTTO “Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ia akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang – orang sesat dari jalan Allah akan mendapat adzab yang berat karena mereka melupakan hari perhitungan” (QS. Shaad : 26) Agar dapat membahagiakan seseorang, isilah tangannya dengan kerja, hatinya dengan kasih sayang, pikirannya dengan tujuan, ingatannya dengan ilmu yang bermanfaat, masa depannya dengan harapan dan perutnya dengan makanan yang halal. Syukur Alhamdulillah atas limpahan Rahmat dan KaruniaNya dan dengan dukungan semua pihak yang terlibat, sehingga, penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini mampu saya selesaikan dengan sempurna, dan Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan untuk: PAPAku tersayang, (M. IDRUS ALI) pengorbanan, do’a, kasih sayang, rela banting tulang dan ihklas mengeluarkan keringatnya agar aku dapat menikmati hidup detik demi detik, hari demi hari bahkan tahun demi tahun dan semua itu takkan pernah terlupakan dan takkan ku sia-siakan. MAMAku tercinta, (NURBAITI) yang sudah memperjuangkan hidup matinya hingga aku hadir didunia ini, merawatku dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, terimakasih Ma, aku sayang PAPA dan MAMA sampai akhir hayatku. Adikku (TARWALIS) sungguh suatu kebanggaan bagi Kakak mempunyai seorang adik sebaik kamu, Kakak juga sayang kamu. Nenekku Alm. AJAMAH (MAK IH), AISYAH dan Kakekku WAKI YUNUH SABI, kasih sayang kalian juga tak lepas dari hari – hariku sedari kecil hingga saat ini. Buat Dosen pembimbing, terimakasih atas arahan dan bimbingannya, mohon maaf atas semua kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Sahabat-sahabatku, (OJA, BANG IAM, LISA dan BANG MAMAN) Terimakasih buat kalian semua, keberhasilanku hari ini tak lepas dari dukungan dan motivasi kalian,dan Geografi leting 2012 yang selalu bersama menemani aku. Buat penyemangat hidupku, IRWAN, terimakasih sayang, pengorbanan, semangat, dan do’a-do’amu juga bagian penting dalam keberhasilanku untuk menempuh hidup dimasa depan.. By. AGUSTINA, Amd.Keb vii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i ABSTRAK ......................................................................................................... ii PERNYATAAN PERSETUJUAN................................................................... iii PENGESAHAN PENGUJI .............................................................................. iv KATA PENGANTAR ....................................................................................... v MOTTO ............................................................................................................. vii DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ............................................................................................. x DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ....................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Program Imunisasi ......................................................................... 6 B. Faktor Yang Berhubungan Dalam Pemberian Imunisasi ............... 13 BAB III KERANGKA PENELITIAN ........................................................... 23 A. Kerangka Konsep Penelitian ......................................................... 23 B. Definisi Operasional ...................................................................... 24 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 25 A. Desain Penelitian ............................................................................ 25 B. Populasi dan Sampel ...................................................................... 25 C. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 25 D. Jenis Data ....................................................................................... 26 E. Instrumen Penelitian....................................................................... 26 F. Pengolahan Data............................................................................. 26 G. Analisa Data ................................................................................... 27 H. Penyajian Data ............................................................................... 27 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 28 A. Gambaran Umum Demografi ........................................................ 28 B. Hasil Penelitian .............................................................................. 29 C. Pembahasan ................................................................................... 32 viii BAB VI PENUTUP ........................................................................................... 36 A. Kesimpulan ................................................................................... 36 B. Saran .............................................................................................. 37 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Jenis Vaksin Menurut Umur Bayi ...................................................... 12 Tabel 3.1 Definisi Operasional .......................................................................... 24 Tabel 5.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011 ......................................................................................... 29 Tabel 5.2 Distribusi Sikap Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011 ......................................................................................... 30 Tabel 5.3 Distribusi Pemberian Imunisasi Terhadap Pemberian Imunisasi Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011 ......................................................................................... 30 Tabel 5.4 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011 ............................................................................... 31 Tabel 5.4 Gambaran Sikap Ibu Tentang Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011 ............................................................................... 32 x DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Halaman Kerangka Konsep Penelitian ....................................................... 23 xi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lembaran Permohonan Menjadi Responden Lampiran 2 Lembaran Persetujuan Responden Lampiran 3 Kuesioner Lampiran 4 Kunci Jawaban Lampiran 5 Surat Study Pengambilan data awal Lampiran 6 Surat Balasan Pengambilan Data Awal Lampiran 7 Surat Keterangan Izin Melakukan Penelitian Lampiran 8 Surat Selesai Melakukan Penelitian Lampiran 9 Master Tabel Lampiran 10 Lembaran Konsul Lampiran 11 Daftar Hadir Seminar Lampiran 12 Biodata xii LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth. Saudara/Saudari Responden Penelitian DiTempat Dengan Hormat Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Agustina NIM : 08010260 Adalah mahasiswa Akademi Kebidanan Ubudiyah Banda Aceh, yang akan mengadakan penelitian untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan. Adapun judul Penelitian yaitu : “Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian Imunsasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012”. Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian pada saudara(i), kerahasiaan informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika saudara(i) bersedia menjadi responden, maka tidak ada ancaman atau paksaan bagi saudara(i), dan jika terjadi hal-hal yang memungkin saudara(i) untuk tidak mengundurkan diri dan menyetujuinya, maka saya mohon kesediaannya untuk menanda tangani lembaran persetujuan dan menjawab dengan sesengguhnya dan sejujurnya pertanyaan-pertanyaan yang saya sebarkan pada surat ini. Atas perhatian dan kesediaan saudara(i) sebagai responden saya ucapkan terima kasih. Mahasiswi Jurusan D-III Kebidanan Peneliti (AGUSTINA) xiii LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi Akademi Kebidanan STIkes U’Budiyah Banda Aceh dengan Judul “Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian Imunsasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012”. Saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan ini sangat bermanfaat bagi pengembangan ilmu kebidanan Demikian pernyataan persetujuan ini saya perbuat semoga dapat dipergunakan seperlunya Banda Aceh, Desember 2011 Responden ( xiv ) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Imunisasi adalah cara untuk mencegah agar anak terhindar dari cacat atau penyakit yang mematikan dengan biaya efektif. Cara ini dapat pula merangsang perkembangan sistem-sistem kesehatan dan menggambarkan investasi ekonomi yang bagus. Apalagi hal ini memberi kontribusi kesehatan yang lebih baik dan juga mengurangi kemiskinan (UNICEF, 2010). Laporan UNICEF (United Nations Children’s Fund) yang dikeluarkan tahun 2010 menyebutkan bahwa 27 juta anak balita dan 40 juta ibu hamil di seluruh dunia masih belum mendapatkan pelayanan imunisasi rutin. Akibatnya, penyakit yang dapat dicegah oleh vaksin ini diperkirakan menyebabkan lebih dari 2 juta kematian tiap tahun. Angka ini mencakup 1,4 juta anak balita yang terenggut jiwanya (UNICEF, 2010). Sekalipun imunisasi telah menyelamatkan 2 juta anak pada tahun 2003, data yang terbaru menyebutkan bahwa 1,4 juta anak meninggal karena mereka tidak di vaksin. Hampir ¼ dari 130 juta bayi yang lahir tiap tahun tidak di imunisasi agar terhindar dari penyakit anak yang umum. Pada perkembangan selanjutnya banyak Negara akan gagal mencapai tujuan-tujuan imunisasi yang di tetapkan pada Sidang Istimewa PBB yang khusus membahas soal anak-anak pada 2002. Afrika Barat dan Afrika Tengah di anggap paling tidak berhasil karena cakupan rata-rata imunisasi tidak pernah meningkat dari kisaran 53% selama lebih dari satu dasawarsa. Negara-negara 1 2 seperti Nigeria, Republik Afrika Tengah dan Guyana semakin mundur. Afrika Latin dan Karibia mengalami kemajuan dan bahkan melebihi Negara-negara Industri (UNICEF, 2010) Rata-rata angka Imunisasi di Indonesia hanya 72%. Artinya, angka di beberapa daerah sangat rendah. Pada sekitar 2400 anak di Indonesia meninggal setiap hari termasuk yang meninggal karena sebab-sebab yang seharusnya dapat di cegah, misalnya campak, dipteri dan tetanus. Ini merupakan tragedy yang mengejutkan dan tidak seharusnya terjadi (UNICEF, 2010). Imunisasi merupakan bentuk intervasi kesehatan yang sangat efektif dalam menurunkan angka kematian balita. Ada 7 penyakit infeksi pada balita yang dapat menyebabkan kematian atau cacat, walaupun sebahagian balita dapat bertahan dan menjadi kebal ke-7 penyakit tersebut adalah poliomyelitis (kelumpuhan), campak, difteri, pertusis (batuk rejan, batuk seratus hari), tetanus, tuberculosis, hepatitis B. Oleh karena itu imunisasi pada bayi dan balita harus lengkap serta diberikan sesuai jadwal (Depkes RI, 2006). Pengetahuan dapat meningkatkan pemahaman ibu terhadap imunisasi pada bayi. Ibu yang mempunyai pengetahuan tentang imunisasi cenderung mampu memahami dengan baik manfaat imunisasi. Sikap sangat berpengaruh terhadap keuntungan dan kerugian tentang pemberian imunisasi, karena dengan sikap yang baik dapat berpengaruh terhadap pemberian imunisasi pada bayi (Almatsier, 2001). Ibu merupakan salah satu anggota keluarga yang 3 sangat berpengaruh sehingga perubahan apapun yang terjadi pada bayi akan mempengaruhi keluarga. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek. Sikap ibu terhadap pemberian imunisasi pada bayi sangat dipengaruhi oleh pengetahuan ibu (Notoadmodjo, 2003). Berdasarkan data di Kabupaten Aceh Besar tahun 2010 jumlah cakupan imunisasi BCG 6.765 (106,27%), DPT1 6.984 (109,71%), DPT3 6.345 (99,67%), POLIO3 6.594 (103,58%) dan campak 6.296 (98,90%) (Dinkes Aceh Besar, 2010). Sementara di Puskesmas Montasik balita sebanyak 328 orang dan jumlah bayi yang usianya 10-12 bulan yaitu 50 orang dengan jumlah cakupan imunisasi dari bulan Januari sampai dengan September 2011 BCG 302 orang, Polio1 302 orang, polio2 278 orang, Polio3 289 orang, polio 263 orang, campak 235 orang, DPT HB0 257 orang, DPT1 282 orang, DPT2 280 orang, DPT3 278 orang (Laporan Puskesmas Montasik, 2010). Hasil survey awal yang penulis lakukan di Puskesmas Montasik, penulis mewawancarai 8 orang ibu yang mempunyai bayi, ternyata 1 orang ibu yang mengerti tentang pentingnya imunisasi dan jadwal pemberian imunisasi, 2 orang ibu hanya mengetahui tentang pentingnya imunisasi tetapi tidak mengetahui jadwal pemberian imunisasi, dan 5 orang lagi tidak mengetahui tentang pentingnya imunisasi dan jadwal pemberiannya. 4 Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik mengambil judul tentang. Pengetahuan dan sikap Ibu terhadap Pemberian Imunisasi Dasar pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar. B. Rumusan Masalah Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemberian imunisasi dasar pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran Pengetahuan dan sikap Ibu terhadap Pemberian Imunisasi Dasar pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu terhadap pemberian imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar. b. Untuk mengetahui gambaran sikap ibu terhadap pemberian imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan terutama dalam bidang peningkatan program 5 khususnya dalam usaha meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemberian imunisasi dasar. 2. Bagi instansi, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan bacaan serta menambah pembendaharaan bahan perpustakaan yang telah ada. 3. Bagi tempat penelitian, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan terutama pada ibu yang mempunyai bayi agar membawa bayi untuk di berikan imunisasi 4. Bagi penelitian lain, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi peneliti lain agar dapat melakukan penelitian dengan judul pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemberian imunisasi dasar tetapi dengan variabel yang berbeda. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Program Imunisasi 1. Pengertian Imunisasi Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten, anak di imunisasi, berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit, tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit lain (Notoatmodjo, 2007). Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga baik kelak ia terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2001). Ada 7 penyakit infeksi pada anak-anak yang dapat menyebabkan kematian atau cacat, walaupun sebahagian anak dapat bertahan dan menjadi kebal (Depkes RI, 2006). Ke-7 penyakit tersebut adalah : a. Poliomyelitis (kelumpuhan) b. Campak c. Difteri d. Pertusis (batuk rejan, batuk seratus hari) e. Tetanus f. Tuberculosis g. Hepatitis B 6 7 Penyakit-penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi. Bila kita memberi Vaksinasi berarti kita memberi bibit penyakit yang telah di lemahkan atau dimatikan. Ada vaksin yang diberikan secara suntikan, ada pula dengan meneteskan ke dalam mulut. Vaksin menyebabkan tubuh anda Memproduksi “Antibody ”, tetapi tidak menimbulkan penyakit bahkan anak menjadi kebal (Depkes R.I, 2006). 2. Tujuan Imunisasi Tujuan Pemberian Imuniasi adalah untuk mencegah terjadinya infeksi penyakit yang dapat menyerang anak-anak. Hal ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi sedini mungkin kepada bayi dan anak-anak. Menurut Depkes RI (2001), tujuan pemberian imunisasi adalah untuk mencegah penyakit dan kematian bayi dan anak-anak yang disebabkan oleh wabah yang sering muncul. Pemerintah Indonesia sangat mendorong pelaksanaan program imunisasi sebagai cara untuk menurunkan angka kesakitan, kematian pada bayi, balita/anak-anak pra sekolah. 3. Manfaat Imunisasi bermanfaat untuk merangsang system imunologi tubuh untuk membentuk antibody spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit (Musa, 2005). Walaupun cakupan imunisasi tidak sama dengan 100% tetapi sudah mencapai 70% maka anak-anak yang tidak 8 mendapatkan imunisasi pun akan terlindungi oleh adanya suatu “herd immunity”. a. Vaksinasi BCG Vaksinasi BCG dinyatakan berhasil apabila terjadi tuberkulin konversi pada tempat suntikan. Ada tidaknya tuberkulin konversi tergantung pada potensi vaksin dan dosis yang tepat serta cara penyuntikan yang benar. Kelebihan dosis dan suntikan yang terlalu dalam akan menyebabkan terjadinya abses ditempat suntikan. Untuk menjaga potensinya, vaksin BCG harus disimpan pada suhu 20 C. (Depkes RI, 2005) b. Vaksinasi DPT HB Kekebalan terhadap penyakit difteri, pertusis dan tetanus adalah dengan pemberian vaksin yang terdiri dari toksoid difteri dan toksoid tetanus yang telah dimurnikan ditambah dengan bakteri bortella pertusis yang telah dimatikan. Gejala biasanya demam ringan dan reaksi lokal tempat penyuntikan. Bila ada reaksi yang berlebihan seperti suhu yang terlalu tinggi, kejang, kesadaran menurun, menangis yang berkepanjangan lebih dari 3 jam, hendaknya pemberian vaksin DPT diganti dengan DT (Depkes RI, 2005) c. Vaksinasi Polio Untuk kekebalan terhadap polio diberikan 2 tetes vaksin polio oral yang mengandung viruis polio yang mengandung virus polio tipe 1, 2 dan 3 dari Sabin (Depkes RI, 2005). 9 d. Vaksinasi Campak Vaksin yang diberikan berisi virus campak yang sudah dilemahkan dan dalam bentuk bubuk kering atau freezeried yang harus dilarutkan dengan bahan pelarut yang telah tersedia sebelum digunakan. Di negara berkembang imunisasi campak dianjurkan diberikan lebih awal dengan maksud memberikan kekebalan sedini mungkin, sebelum terkena infeksi virus campak secara alami. Pemberian imunisasi lebih awal rupanya terbentur oleh adanya zat anti kebal bawaan yang berasal dari ibu (maternal antibodi), ternyata dapat menghambat terbentuknya zat kebal campak dalam tubuh anak, sehingga imunisasi ulangan masih diberikan 4-6 bulan kemudian (Depkes RI, 2008). Berdasarkan hasil penelitian Ibrahim tahun 2002, menyatakan bahwa bila imunisasi dasar dilaksanakan dengan lengkap dan teratur, maka imunisasi dapat menguragi angka kesakitan dan kematian balita sekitar 80-95%. Pengertian teratur dalam hal ini adalah teratur dalam mentaati jadwal dan jumlah frekuensi imunisasi, sedangkan yang dimaksud imunisasi dasar lengkap adalah telah mendapat semua jenis imunisasi dasar (BCG 1 kali, DPT HB 3 kali, Polio 4 kali dan Campak 1 kali) pada waktu anak berusia kurang dari 11 bulan. Imunisasi dasar yang tidak lengkap, maksimal hanya dapat memberikan perlindungan 25-40%. Sedangkan anak yang sama sekali tidak diimunisasi tentu tingkat kekebalannya lebih rendah lagi. Pemberian tetanus toksoid pada ibu hamil dapat mencegah terjadinya tetanus neonatorum pada bayi baru lahir yang ditolong dengan tidak steril dan 10 pemotongan tali pusat memakai alat tidak steril. Imunisasi terhadap difteri dan pertusis dimulai sejak umur 2-3 bulan dengan selang 4-8 minggu sebanyak 3 kali akan memberikan perlindungan mendekati 100% sampai anak berusia 1 tahun. Imunisasi campak diberikan 1 kali akan memberikan perlindungan seumur hidup. Imunisasi poliomyelitis dapat memberikan perlindungan seumur hidup apabila telah diberikan 4 kali (Ibrahim, 2002). Vaksin sebagai suatu produk biologis dapat memberikan efek samping yang tidak diperkirakan sebelumnya dan tidak selalu sama reaksinya antara penerima yang satu dengan penerima lainnya. Efek samping imunisasi yang dikenal sebagai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) atau Adverse Events Following Immunization (AEFI) adalah suatu kejadian sakit yang terjadi setelah menerima imunisasi yang diduga berhubungan dengan imunisasi. Penyebab kejadian ikutan pasca imunisasi terbagi atas empat macam, yaitu kesalahan program/tehnik pelaksanaan imunisasi, induksi vaksin, faktor kebetulan dan penyebab tidak diketahui. Gejala klinis KIPI dapat dibagi menjadi dua yaitu gejala lokal dan sistemik. Gejala lokal seperti nyeri, kemerahan, nodelle/ pembengkakan dan indurasi pada lokasi suntikan. Gejala sistemik antara lain panas, gejala gangguan pencernaan, lemas, rewel dan menangis yang berkepanjangan (Depkes, 2008). 4. Jenis-jenis Imunisasi Menurut Depkes RI (2005) imunisasi dasar yang harus diberikan pada bayi antara lain adalah BCG, DPT-HB, Polio dan Campak. 11 5. Jadwal Imunisasi a. Vaksinasi HB 0 Vaksin HB diberikan pada bayi umur 0-7 hari secara steril dan aman. b. Vaksinasi BCG Vaksinasi BCG diberikan pada bayi umur 0-12 bulan secara suntikan intrakutan dengan dosis 0,05 ml (Depkes RI, 2005) c. Vaksinasi DPT Kekebalan terhadap penyakit difteri, pertusis dan tetanus adalah dengan pemberian vaksin yang terdiri dari toksoid difteri dan toksoid tetanus yang telah dimurnikan ditambah dengan bakteri bortella pertusis yang telah dimatikan, yang diberikan pada umur bayi 2 bulan. d. Imunisasi HB combo Imunisasi HB diberikan pada bayi pada umur 1 sampai dengan umur 6 bulan (Depkes RI, 2005) e. Vaksinasi Polio Vaksin yang diberikan melalui mulut pada bayi umur 2-12 bulan sebanyak 4 kali dengan jarak waktu pemberian 4 minggu (Depkes RI, 2005). f. Vaksinasi Campak Suntikan ini diberikan secara subkutan dengan dosis 0,5 ml pada anak umur 9-12 bulan (Depkes RI, 2005). 12 Tabel 2.1 Jenis Vaksin Menurut Umur Bayi Umur Vaksin Hepatitis HB 0 Saat lahir Hepatitis B-1 Keterangan HB harus diberikan pada bayi usia 0-7 hari secara steril dan aman agar tidak terjadi kekurangan HB pada setiap bulannya. Seluruh bayi yang diimunisasi tercatat dengan benar dan tepat waktu HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif, dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan dengan vaksin HB-1. Apabila semula status HbsAg ibu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg positif maka masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi berumur 7 hari. Polio-0 Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahir di RB/RS polio oral diberikan saat bayi dipulangkan (untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain) 1 bulan Hepatitis B-2 Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan. 0-2 bulan BCG BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG akan diberikan pada umur > 3 bulan sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu dan BCG diberikan apabila uji tuberkulin negative. 2 bulan DTP-HB (combo) diberikan pada umur lebih dari 6 minggu, dapat dipergunakan DTwp atau DTap. DTP-1 diberikan secara kombinasi dengan Hib-1 (PRP-T) Polio-1 Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1 DTP-2 DTP-2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-2 (PRPT). Hib-2 Hib-2 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan DTP-2 4 bulan 13 6 bulan 9 bulan Polio-2 Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2 DTP-3 DTP-3 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-3 (PRP-T). Hib-3 Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3 pada umur 6 bulan tidak perlu diberikan. Polio-3 Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3 Hepatitis B-3 HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk mendapatkan respons imun optimal, interval HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan. Campak-1 Campak-1 diberikan pada umur 9 bulan, campak-2 merupakan program BIAS pada SD kelas 1, umur 6 tahun. Apabila telah mendapatkan MMR pada umur 15 bulan, campak-2 tidak perlu diberikan. B. Faktor yang Berhubungan dalam Pemberian Imunisasi 1. Konsep Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan ibu tentang imunisasi yang baik mempengaruhi motivasi ibu dalam mengimunisasi bayinya (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting akan terbentuknya tindakan seseorang. Karena itu pengalaman 14 dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003). Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang di dasari oleh pengetahuan akan langgeng daripada perilaku yang tidak di dasari oleh pengetahuan. Penelitian Roger dalam Notoatmodjo (2003) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni. 1) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objeks) terlebih dahulu 2) Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus. 3) Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi 4) Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru 5) Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikap terhadap stimulus. (Notoadmodjo, 2003). Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini di dasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak di dasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2003) 15 Pengetahuan ibu tentang imunisasi sangat diperlukan karena imunisasi tersebut sangat penting untuk menjaga daya tahan tubuh terhadap penyakit. Pada bayi 0-9 bulan dianjurkan untuk memberikan munisasi sehingga daya tahan tubuh bayi menjadi kebal terhadap suatu penyakit (Notoadmodjo, 2003). b. Tingkat Pengetahuan Tingkat pengetahuan seseorang mempengaruhi perilaku individu, makin tinggi pendidikan dan pengetahuan kesehatan seseorang maka makin tinggi kesadaran berperan serta dalam suatu kegiatan (Soetopo, 1989). Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu : 1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “Tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan rendah, untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. 16 2) Memahami (Compresiension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpul kan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi. 3) Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain, misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (Problem Solving cycle) di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan. 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari 17 penggunaan kata-kata kerja : dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. 5) Sintesis (Synthesisi) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasiformulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria- kriteria yang telah ada. Misalnya : dapat membandingkan antara anak-anak yang cukup gizi dengan anak-anak yang kekurangan gizi, dapat menafsirkan sebab-sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB dan sebagainya. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui 18 atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas (Notoatmodjo, 2003: 128). 2. Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan seharihari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek (Notoadmodjo, 2003). Sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus atau objek (dalam hal ini adalah masalah kesehatan, terutama penyakit). Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan tersebut. Oleh sebab itu indikator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan. (Notoadmodjo, 2003). a. Sikap terhadap sakit dan penyakit Adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap gejala atau tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, cara penularan penyakit, dan cara pencegahan penyakit. b. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat 19 Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-cara memelihara dan cara-cara (berperilaku) hidup sehat. Dengan perkataan lain pendapat atau penilaian terhadap makanan, minuman, olah raga, relaksasi (istirahat) atau istirahat tang cukup, dan sebagainya bagi kesehatan c. Sikap terhadap kesehatan lingkungan Adalah pendapat atau enilaian seseorang terhadap lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan. Misalnya pendapat atau penilaian terhadap air bersih, pembuangan limbah, polusi dan sebagainya. Menurut Allport dalam Notoadmodjo (2003) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok, yaitu (a) kepercayaan/keyakinan, ide dan konsep terhadap obyek; (b) kehidupan emosional terhadap suatu obyek; (c) kecenderungan untuk bertindak. Ketiga komponen ini membentuk sikap yang utuh. Dalam hal ini pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi memegang peranan yang penting dalam menentukan sikap ini. Sikap adalah perasaan seseorang tentang obyek, aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negatif, atau netral) seseorang pada sesuatu (Notoadmodjo, 2003). Seseorang pun dapat menjadi ambivalen terhadap suatu target, yang berarti ia terus mengalami bias positif dan negatif terhadap sikap tertentu. Sikap muncul dari berbagai bentuk penilaian. Sikap dikembangkan dalam tiga model, yaitu afeksi, kecenderungan perilaku, dan kognisi. Respon afektif adalah respon fisiologis yang mengekspresikan kesukaan individu pada sesuatu. Kecenderungan perilaku adalah indikasi verbal dari maksud seorang individu. Respon kognitif 20 adalah pengevaluasian secara kognitif terhadap suatu objek sikap (Notoadmodjo, 2003). Bisa terdapat kaitan antara sikap dan perilaku seseorang walaupun tergantung pada faktor lain, yang kadang bersifat irasional. Sebagai contoh, seseorang yang menganggap penting transfusi darah belum tentu mendonorkan darahnya. Hal ini masuk akal bila orang tersebut takut melihat darah, yang akan menjelaskan irasionalitas tadi (Notoadmodjo, 2003). Pada definisi lain disebutkan bahwa sikap adalah pengorganisasian yang relatif berlangsung lama dari proses motivasi, persepsi dan kognitif yang relatif menetap pada diri individu dalam berhubungan dengan aspek kehidupannya. Sikap inidividu ini dapat diketahui dari beberapa proses motivasi, emosi, persepsi dan proses kognitif yang terjadi pada diri individu secara konsisten dalam berhubungan dengan obyek sikap (Ramdhani, 2002). Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan antara lain (Notoadmodjo, 2003): (1) Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan. (2) Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas 21 dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut. (3) Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. (4) Bertanggung jawab (responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi. Sikap seseorang yang positif belum tentu terwujud dalam tindakan positif, begitu pula sebaliknya. Temuan-temuan dari peneliti yang lalu menyebutkan bahwa hubungan sikap dan perilaku sangat lemah bahkan negatif dan penelitian lain menyebutkan bahwa hubungannya adalah positif. Lawrence Green mencoba menganalisis prilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat di pengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior cause) dan faktor di luar perilaku (non behavior causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri di tentukan atau terbentuk dari 3 faktor. a. Faktor-faktor predeposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya b. Faktor-faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban dan sebagainya 22 c. Faktor-faktor pendorong (renforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan, atau petugas yang lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. 23 BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lain dari masalah yang ingin diteliti, konsep tidak dapat diukur dan diamati secara langsung. Pemberian imunisasi pada bayi ditinjau dari pengetahuan dan sikap ibu. Pengetahuan dapat meningkatkan pemahaman ibu terhadap imunisasi pada bayi. Sikap sangat berpengaruh terhadap keuntungan dan kerugian tentang pemberian imunisasi, karena dengan sikap yang baik dapat berpengaruh terhadap pemberian imunisasi pada bayi. Ibu merupakan salah satu anggota keluarga yang sangat berpengaruh sehingga perubahan apapun yang terjadi pada bayi akan mempengaruhi keluarga (Archin, 2003). Pengetahuan ibu tentang imunisasi sangat diperlukan karena imunisasi tersebut sangat penting untuk menjaga daya tahan tubuh terhadap penyakit. Pada bayi 0-9 bulan dianjurkan untuk memberikan munisasi sehingga daya tahan tubuh bayi menjadi kebal terhadap suatu penyakit (Notoadmodjo, 2003). Berikut adalah kerangka konsep penelitian : Variabel independen Variabel Dependen Pengetahuan ibu Pemberian Imunisasi Dasar Sikap ibu Gambar 3.1 Kerangka Konsep penelitian 23 24 B. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional Dan Metode Pengukuran Terhadap Beberapa Variabel Penelitian Variabel 1 Pemberian Imunisasi Dasar Pengetahuan Sikap Definisi operasional 2 Cara ukur Alat ukur 4 3 Variabel Dependen Pemberian Kuesioner yang Wawancara imunisasi dasar terdiri 1 item dengan pada pertanyaan kuesioner anaknya/bayi dengan kriteria: KMS secara lengkap - Lengkap, jika dari usia 10-12 mendapatkan bulan semua imunisasi -Tidak lengkap, jika hanya beberapa imunisasi yang diberikan Variabel Independen Hal-hal yang Kuesioner yang Kuesioner diketahui ibu terdiri 15 item tentang pertanyaan pemberian dengan kriteria: imunisasi dasar Tinggi bila x > mencakup 75% jenis, manfaat, - Cukup bila 60 dan efek ≤ x < 75% samping - Kurang bila x < 60 % Segala bentuk respon tertutup dari ibu dalam pemberian imunisasi dasar Kuesioner yang terdiri 6 item pertanyaan dengan kriteria: -Positif bila x ≥ x - Negatif bila x <x Kuesioner Skala Hasil ukur 5 6 Ordinal - Lengkap, -Tidak lengkap Ordinal - Tinggi - Cukup - Kurang Ordinal - Positif - Negatif 25 BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional untuk melihat pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemberian imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar. B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi 10-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar berjumlah 50 orang. 2. Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi dijadikan sampel (total populasi) berjumlah 50 orang. Dengan kriteria a. Untuk inklusi adalah pada bayi yang lahir normal dan sehat b. Untuk exklusi adalah pada bayi yang lahir prematur dan lahir normal dengan komplikasi C. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011. Penelitian ini telah di laksanakan pada tanggal 26 Desember 2011 sampai dengan 3 Januari 2012. 25 26 E. Jenis Data 1. Data Primer, adalah data yang dikumpulkan langsung dari responden meliputi data pengetahuan, sikap dan pemberian imunisasi dasar. 2. Data Sekunder, adalah data yang diambil langsung dari desa tempat penelitian, dari puskesmas, perpustakaan. F. Instrumen Penelitian Data dalam penelitian ini dikumpulkan menggunakan check list dan kuesioner untuk pemberian imunisasi dasar terdiri 1 item pertanyaan, untuk pengetahuan terdiri dari 15 item pertanyaan bila menjawab betul diberi nilai 1 dan salah diberi nilai 0 dan untuk sikap berbentuk skala likert yang terdiri 5 item pertanyaan bila Pertanyaan positif adalah 5 pertanyaan dan pertanyaan negatif adalah 5 pertanyaan. Alternatif jawaban untuk pertanyaan positif adalah sangat setuju (SS) = 5, setuju (S)= 4, ragu-ragu (RR)=3, tidak setuju (TS)=2, dan sangat tidak setuju (STS) = 1. alternatif untuk jawaban negatif adalah sangat setuju (SS)= 1, setuju (S) = 2, ragu-ragu (RR) =3, tidak setuju (TS)= 4, dan sangat tidak setuju (STS) = 5. G. Pengolahan Data Proses pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahap. Menurut Arikunto (2003) tahap pengolahan data meliputi : 1. Editing,adalah memeriksa dan menyesuaikan dengan rencana semula seperti apa yang diinginkan. 2. Coding, adalah mengklasifikasikan jawaban menurut jenisnya dengan memberikan kode tertentu. 27 3. Transfering, yaitu memindahkan jawaban responden dalam bentuk sistem 4. Tabulating, adalah data yang sudah benar kemudian dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi H. Analisa Data Analisa data dilakukan secara manual, analisis data dilakukan secara statistik deskiptif. Analisa data yang dilakukan adalah analisa univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dari tiap variabel. Untuk perhitungan persentase dari masing-masing variabel digunakan rumus (Sudjana, 2005) : p f1 100 n Keterangan: P = persentase F1 = frekuensi n = sampel I. Penyajian Data Data setelah dikumpulkan, diolah dan dianalisa selanjutnya disajikan dalam bentuk tabular dan tekstular. 28 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Montasik merupakan salah satu puskesmas yang ada di Kabupaten Aceh Besar yang terletak di sebelah Timur Kota Banda Aceh dengan jarak ke pusat Kota Propinsi NAD 15 km. Puskesmas Montasik terletak pada 05,20o – 05,03o lintang utara dan 95-022 – 95-03o bujur timur, dengan luas wilayah 130 km2 (13.000 Ha) yang berbatasan dengan puskesmas lain yaitu : 1. Sebelah utara berbatasan dengan Puskesmas Kuta Baro 2. Sebelah selatan berbatasan dengan Puskesmas Kuta Malaka 3. Sebelah timur berbatasan dengan Puskesmas Indrapuri 4. Sebelah barat berbatasan dengan Puskesmas Suka Makmur Di wilayah kerja puskesmas Montasik ada empat mukim sebagai berikut : 1. Kemukiman Sungai Makmur yang terdiri dari 10 desa 2. Kemukiman Montasik yang terdiri dari 10 desa 3. Kemukiman Bukit Baro yang terdiri dari 10 desa 4. Kemukiman Piyeung yang terdiri dari 9 desa Jumlah seluruhnya ada 39 desa di wilayah kerja Kerja puskesmas Montasik. Dari 39 desa ternyata 14 tidak ada bayi umur 10-12 bulan, terdiri dari Desa Py Bung Daroh, Py Cot Lp.Soh, Py Mane, Bak Cirih, Empe Tanong, Warabo, Seubam Cot, Cot Seunong, Alue, Perumping, Lam Raya, Seubam Lhok, 28 29 Weu Lhok. sedangkan 25 desa yang ada bayi usia 10-12 bulan terdiri dari Desa Py Bung Raya, Py Kuweu, Py Datu, Py Mon Ara, Py Cot Lhok, Py Lhang, TB Baro, TB Mesjid, Reudep, Meunasah Tutong, Birah Cot, Bung Tujoh, Lamme Garot, Lamme Bada, Atong, Seumet, Bak Dilip, Kampong Baroh, Lampaseh Krueng, Lampaseh Lhok, Lamnga, Mata Ie, Ulee LhatWeu Krueng, Dayah Daboh. B. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang penulis laksanakan pada tanggal 26 Desember 2011 sampai dengan tanggal 3 Januari 2012 terhadap 50 responden dengan cara membagikan kuesioner kepada responden. Adapun hasil penelitian ini dari seluruh yang diteliti maka didapat hasil seperti pada tabel di bawah ini : 1. Analisa Univariat a. Pengetahuan Tabel 5.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012 No Pengetahuan Frekuensi % 1 Tinggi 5 10 2 Cukup 5 10 3 Kurang 40 80 50 100 Total Sumber: Data Tahun 2012 Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 50 responden sebagian besar mempunyai pengetahuan kurang tentang pemberian 30 imunisasi dasar yaitu sebanyak 40 orang (80%) di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar. b. Sikap Tabel 5.2 Distribusi Sikap Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012 No Sikap Frekuensi % 1 Positif 26 52 2 Negatif 24 48 50 100 Total Sumber: Data Tahun 2012 Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 50 responden sebagian besar mempunyai sikap positif terhadap pemberian imunisasi dasar yaitu sebanyak 26 orang (52%) di wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar. c. Pemberian Imunisasi Dasar Tabel 5.3 Distribusi Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012 No Pemberian Imunisasi Dasar Frekuensi % 1 Lengkap 29 42 2 Tidak Lengkap 21 58 50 100 Total Sumber: Data Tahun 2012 Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 50 responden sebagian besar melakukan pemberian imunisasi dasar lengkap yaitu sebanyak 29 orang (58%) di wilayah kerja Puskesmas Montasik. 31 2. Tabel Silang a. Pengetahuan dengan Pemberian Imunisasi Dasar Tabel 5.4 Gambaran Pengetahuan Tentang Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012 No Pemberian Imunisasi Dasar Pengetahuan 1. Tinggi 2. Cukup 3 Kurang Jumlah Sumber: Data Tahun 2012 Lengkap f % 3 60 3 60 23 57,5 29 58 Tidak Lengkap f % 2 40 2 40 17 42,5 21 42 Total % 5 5 40 50 100 100 Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa, dari 5 responden yang mempunyai pengetahuan tinggi sebagian hanya 3 orang (60%) melakukan pemberian imunisasi dasar lengkap, dan dari 5 responden yang mempunyai pengetahuan cukup hanya 3 orang (60%) melakukan pemberian imunisasi dasar lengkap, serta dari 40 responden yang mempunyai pengetahuan kurang sebagian besar 23 orang (57,5%) melakukan pemberian imunisasi dasar lengkap di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan tinggi dan kurang, memiliki persentasi yang sama untuk kelengkapan pemberian imunisasi pada bayi. 32 b. Sikap dengan Pemberian Imunisasi Dasar Tabel 5.5 Gambaran Sikap Tentang Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012 Pemberian Imunisasi Dasar No Sikap 1. Positif 2. Negatif Jumlah Sumber: Data Tahun 2012 Lengkap f % 15 57,6 14 58,3 29 58 Tidak Lengkap f % 11 42,3 10 41,7 21 42 Total % 26 24 50 100 100 Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa, dari 26 responden yang mempunyai sikap positif 15 orang (57,6%) melakukan pemberian imunisasi dasar lengkap dan dari 24 responden yang mempunyai sikap negatif 14 orang (58,3%) melakukan pemberian imunisasi dasar lengkap di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar. B. Pembahasan 1. Pengetahuan dengan Pemberian Imunisasi Dasar Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dari 5 responden yang mempunyai pengetahuan tinggi ternyata 3 orang (60%) melakukan pemberian imunisasi dasar lengkap, dan dari 5 responden yang mempunyai pengetahuan cukup ternyata 3 orang (60%) melakukan pemberian imunisasi dasar lengkap, serta dari 40 responden yang mempunyai pengetahuan kurang ternyata 23 orang (57,5%) melakukan pemberian imunisasi dasar lengkap di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar. 33 Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sauyah (2011) yang berjudul Faktor-faktor yang mempengaruhi Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Darul Kamal Aceh Besar tahun 2011 yaitu mayoritas responden mempunyai pengetahuan tinggi terdapat 36 responden (83,7%) yang memberikan imunisasi dasar pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Darul Kamal Kabupaten Aceh Besar. Menurut Notoatmodjo, (2003) Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting akan terbentuknya tindakan seseorang. Karena itu perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan ibu tentang imunisasi yang baik mempengaruhi motivasi ibu dalam mengimunisasi bayinya. Seorang ibu akan membawa bayinya untuk di immnisasi bila seorang ibu mengerti apa manfaat immnunisasi tersebut bagi bayinya, pemahaman dan pengetahuan seorang ibu terhadap kelengkapan imunisasi dasar terhadap bayi akan memberikan pengaruh terhadap imunisasi bayinya. Menurut asumsi peneliti berdasarkan hasil penelitian di temukan pengetahuan ibu yang tinggi dan kurang tidak berkaitan dengan perilaku ibu dalam memberikan imunisasi karena ibu yang cenderung mengikuti pemberian imunisasi dasar membawa bayinya untuk di imunisasi karena melihat kawannya, dan aktifnya kader di desa tanpa mengetahui pentingnya imunisasi tersebut. 34 2. Sikap dengan Pemberian Imunisasi Dasar Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dari 26 responden yang mempunyai sikap positif 15 orang (57,6%) melakukan pemberian imunisasi dasar lengkap dan dari 24 responden yang mempunyai sikap negatif 14 orang (58,3%) melakukan pemberian imunisasi dasar lengkap di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyati (2010) yang berjudul Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Pemberian Imunisasi Campak Pada Balita Di Kemukiman Gani Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar yaitu mayoritas responden mempunyai sikap positif yaitu sebanyak 34 responden (70,8%) yang memberikan imunisasi dasar pada bayi di Kemukiman Gani Kabupaten Aceh Besar. Menurut Notoadmodjo, (2003) sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek. Menurut asumsi peneliti, mayoritas ibu yang mempunyai sikap positif ternyata tidak melakukan pemberian imunisasi lengkap pada bayi. 35 Hal ini disebabkan karena ibu mempunyai sikap positif tetapi tidak lengkap dalm pemberian imunisasi dasar pada bayi seperti: ibu hanya mempunyai sikap ingin membawa bayi untuk di imunisasi, tetapi tidak melakukannya yaitu tidak membawa bayi untuk di imunisasi, sedangkan ibu yang sikap negatif disebabkan karena kurangnya dukungan dari anggota keluarga terhadap ibu untuk mengimunisasikan anaknya dan ibu tidak begitu yakin bahwa imunisasi itu penting bagi bayi. 36 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Berdasarkan hasil penelitian gambaran pengetahuan ibu terhadap pemberian imunisasi dasar pada bayi di Wilayah Kerja Puskemas Montasik Kabupaten Aceh Besar menunjukkan bahwa dari 5 responden yang mempunyai pengetahuan tinggi melakukan pemberian imunisasi dasar lengkap (60%) dan dari 5 responden yang mempunyai pengetahuan cukup melakukan pemberian imunisasi dasar lengkap (60%) serta dari 40 responden yang mempunyai pengetahuan kurang melakukan pemberian imunisasi dasar lengkap (57,5%) di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar. 2. Berdasarkan hasil penelitian gambaran sikap ibu terhadap pemberian imunisasi dasar pada bayi di Wilayah Kerja Puskemas Montasik Kabupaten Aceh Besar menunjukkan bahwa dari 26 responden yang mempunyai sikap positif melakukan pemberian imunisasi dasar lengkap 15 orang (57,6%) dan dari 24 responden yang mempunyai sikap negatif melakukan imunisasi dasar lengkap 14 orang (58,3%) di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar. 36 37 B. Saran 1. Bagi penulis, Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan terutama dalam bidang peningkatan program khususnya dalam usaha meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemberian imunisasi dasar. 2. Bagi instansi hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan bacaan serta menambah pembendaharaan bahan perpustakaan yang telah ada. 3. Bagi tempat penelitian Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan terutama pada ibu yang mempunyai bayi agar membawa bayi untuk di berikan imunisasi 4. Bagi penelitian lain Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi peneliti lain agar dapat melakukan penelitian dengan judul pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemberian imunisasi dasar tetapi dengan variabel yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Ilmu Gizi Dasar, Bina Rupa Aksara. Jakarta. 2001 Archin, 2003. Imunisasi Dasar, di Kutip dalam http://www.imunisasidasar.com Depkes RI, Pemantauan Pertumbuhan Balita, Depkes, Jakarta. 2001 , Petunjuk Pelaksanaan Pekan Imunisasi Sub Nasional, Depkes, Jakarta. 2005 ___________, Petunjuk Teknis Kampanye Imunisasi DPT-HB, Depkes, Jakarta. 2006. Depkes RI, Pedoman Imunisasi. Jakarta. 2008. Ikatan Dokter Anak Indonesia, Buku Imunisasi Indonesia, IDAI, Jakarta. 2001. Musa, Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh, Angkasa. Bandung. 2005. Notoatmodjo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rhineka Cipta, Jakarta. 2003. , Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rhineka Cipta, Jakarta. 2007. Laporan Profil Dinkes Aceh Besar, 2010 Laporan Puskesmas Montasik, 2010 Ramdhani. Konsep Sikap. Dikutip dalam http:www.kalbe.com. 2002 diakses tanggal 25 Juli 2011 Soetopo, 1989, Imunisasi Dasar Pada Bayi, Di Kutip dalam http//kalbe.com diakses tanggal 26 Juli 2011 Sudjana, Statistik dalam Penelitian, Tarsito, Bandung. 2005. UNICEF, Pedoman Hidup Sehat. Depkes RI. Jakarta. 2010.