MATA KULIAH Kesehatan Reproduksi WAKTU DOSEN IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes TOPIK Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan 1 SUB TOPIK 1. Siklus kesehatan wanita, konsepsi, bayi dan anak, remaja, dewasa, usia lanjut 2. Perubahan yang terjadi setiap tahap 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi 4. Aspek yang dikaji dalam setiap tahap kehidupan OBJEKTIF PERILAKU MAHASISWA Setelah perkuliahan ini mahasiswa dapat menjelaskan tentang: 1. Siklus kesehatan wanita, konsepsi, bayi, anak, bayi, remaja, dewasa dan usia lanjut. 2. Perubahan yang terjadi pada setiap tahap 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus kehidupan wanita. 4. Aspek yang dikaji dalam setiap tahap kehidupan REFERENSI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Dirjen Pembinaan Kesehatan Ida Bagus Gde manuaba, 1999, Memahami Kesehatan reproduksi wanita, Area EGC Jakarta. Masyarakat, 1996, “Kesehatan Reproduksi di Indonesia”, Jakarta. Mohamad, Kartono, 1998, “Kontradiksi Dalam Kesehatan Reproduksi”, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia, PPK-UGM, dan Ford Foundation, 1995, “Hak-hak reproduksi dan kesehatan reproduksi, terjemahan bahasa Indonesia Implication of the ICPD programme of action Chapter VII, Yogyakarta. Wahid, Abdurrahman, dkk, 1996, “Seksualitas, Kesehatan Reproduksi dan Ketimpangan Gender”, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Wattie, Anna Marie,1996, “Kesehatan Reproduksi dasar pemikiran, pengertian dan implikasi”, Pusat Penelitian Kependudukan UGM, Yogyakarta. Wattie, Anna Marie, 1996. “Telaah Aspek-Aspek Sosial Dalam Persoalan Kesehatan Reproduksi”, Pusat penelitian Kependudukan UGM, Yogyakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Bunga rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial, Jakarta. Kesehatan Reproduksi Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan 2 KESEHATAN WANITA SEPANJANG SIKLUS KEHIDUPANNYA Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup Kesehatan Reproduksi adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kekhususan kebutuhan penannganan sistem reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya. Dalam pendekatan siklus hidup ini, dikenal lima tahap, yaitu: 1. Konsepsi 2. Bayi dan anak 3. Remaja 4. Usia subur 5. Usia lanjut 1. Konsepsi a. Perlakuan sama terhadap janin laki-laki/perempuan b. Pelayanan antenatal, persalinan aman dan nifas serta pelayanan bayi baru lahir. c. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, BBLR, kurang gizi (malnutrisi). d. Pendekatan pelayanan antenatal, promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. 2. Bayi dan anak a. ASI Eksklusif dan penyapihan yang layak b. Tumbuh kembang anak, pemberian makanan dengan gizi seimbang c. Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit d. Pencegahan dan penanggulangan kekerasan e. Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan Kesehatan Reproduksi Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan f. 3 Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, sunat perempuan, kurang gizi (malnutrisi), kesakitan dan kematian BBLR, penyakit lain disemua usia dan kekerasan. g. Pendekatan yang dilakukan: pendidikan kesehatan, kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan primer, imunisasi, pelayanan antenatal, persalinan, postnatal, menyusui serta pemberian suplemen, dll. Asuhan yang diberikan a). ASI Eksklusif ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa pemberian makanan lain. Manfaat dari pemberian ASI Eksklusif tersebut terbagi 4 yaitu manfaat bagi bayi, bagi ibu, bagi keluarga dan bagi Negara. b). Tumbuh kembang anak dan pemberian makanan dengan gizi seimbang Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik anak dan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ / individu dari anak itu sendiri. c). Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit Kesehatan bayi di Indonesia masih jauh dari keadaan yang diharapkan karena besarnya jumlah bayi yang meninggal. Karena itu, upaya pemantauan kesehatan bayi perlu ditingkatkan melalui pemberian imunisasi dan pengelolaan balita sakit. Pemberian imunisasi anak yang sesuai dengan jadwal akan mencegah anak menderita campak, polio, difteri, pertusis, tetanus, TBC dan hepatitis. Untuk penerapan MTBS, tenaga kesehatan diajarkan untuk memperhatikan secara cepat semua gejala anak sakit, sehingga ia dapat menentukan apakah anak sakit berat dan perlu segera dirujuk. d). Pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan (KtP) Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah KtP antara lain : Kesehatan Reproduksi Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan 1. 4 Masyarakat menyadari/mengakui KtP sebagai masalah yang perlu diatasi. 2. Menyebarluaskan produk hukum tentang pelecehan seks di tempat kerja. 3. Membekali perempuan tentang penjagaan keselamatan diri. 4. Melaporkan tindak kekerasan pada pihak yang berwenang 5. Melakukan aksi menentang kejahatan seperti kecanduan alcohol, perkosaan dan lain-lain, antara lain melalui organisasi masyarakat e). Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan. Laki-laki dan perempuan, sebagai pasangan atau individu merupakan kesamaan/kesetaraan gender yaitu keadaan tanpa diskriminasi dalam memperoleh kesempatan, pendidikan, serta akses terhadap pelayanan. 3. Remaja Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun dan merupakan peralihan dari masa kanak-anak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah datangnya haid pertama yang dinamakan menarche. Secara tradisi, menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan, dan gadis yang mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk melakukan tugastugas sebagai wanita dewasa, dan siap dinikahkan. Pada usia ini tubuh wanita mengalami perubahan dramatis, karena mulai memproduksi hormon-hormon seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi a. Gizi seimbang b. Informasi tentang kesehatan reproduksi c. Pencagahan kekerasan, termasuk seksual d. Pencegahan terhadap ketergantungan napza e. Perkawinan pada usia yang wajar f. Pendidikan, peningkatan keterampilan g. Peningkatan penghargaan diri Kesehatan Reproduksi Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan 5 h. Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman. i. Masalah yang ditemui meliputi: seks komersial, pelecehan seksual, penyalahgunaan obat (alkohol, obat, tembakau), kekerasan gender, praktik tradisional berbahaya, perilaku seks tidak aman, kehamilan remaja, aborsi tidak aman, ISR/IMS/HIV/ AIDS. j. Pendekatan yang dapat dilakukan meliputi; konseling tentang perubahan hukum/sosial, pendidikan kesehatan, deteksi, pencegahan, pengobatan, kontrasepsi yang sesuai, pemberian suplemen, pendidikan dalam keluarga, konseling dll Asuhan apa yang diberikan a) Gizi seimbang Makanan bergizi adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat yang sesuai dengan kebutuhan gizi . Gizi seimbang sangat dibutuhkan dalam tahap ini untuk kepentingan kesehatan reproduksinya dan juga untuk kemampuan pertumbuhan dan perkembangan. b) Informasi tentang kesehatan reproduksi Pemberian informasi tentang kesehatan reproduksi bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan perilaku hidup sehat bagi remaja, disamping mengatasi masalah yang ada. Dengan pengetahuan yang memadai dan adanya motivasi untuk menjalani masa remaja secara sehat, para remaja diharapkan mampu memelihara kesehatan dirinya agar dapat memasuki masa kehidupan berkeluarga dengan reproduksi yang sehat. c) Pencegahan kekerasan seksual (perkosaan) Yang dimaksud dengan perkosaan disini adalah hubungan seksual yang dipaksakan terhadap perempuan, dilakukan tanpa izinnya dan mungkin menggunakan kekerasan.Manusia dalam hal ini remaja secara biologis mempunyai kebutuhan seksual sehingga perlu mengendalikan naluri seksualnya dan menyalurkannya menjadi kegiatan yang positif, seperti olahraga dan mengembangkan hobi yang membangun. Kesehatan Reproduksi Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan 6 d) Pencegahan terhadap ketergantungan napza Pencegahan terhadap penyalahgunaan NAPZA pada remaja hendaknya dilakukan dengan pendekatan sejak dini baik dari orang tua, guru, pendamping dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para pelajar disekolah, sehingga dengan pendampingan dan bimbingan kita bisa mengetahui proses perkembangan jiwa yang terjadi pada pelajar dan juga pengaruhnya terhadap lingkungan. e) Perkawinan pada usia yang wajar Kegagalan perkawinan dalam masyarakat dewasa ini sangat meningkat sehingga menimbulkan dampak social yang tidak diinginkan. Pengaturan perkawinan yang semula merupakan ritus adat diambil alih tanggung jawabnya oleh Negara dan dijadikan sebagai ketentuan hukum serta di atur lewat undang-undang. Undang-undang juga mengatur batas umur seseorang yang diperbolehkan menikah dengan alas an untuk kepentingan demografi, mencegah anak-anak dibawah umur yang belum dianggap mampu untuk mengambil keputusan bagi dirinya sendiri. f) Peningkatan pendidikan, ketrampilan, penghargaan diri dan pertahanan terhadap godaan dan ancaman. Remaja memerlukan pembekalan tentang informasi / pendidikan, ketrampilan dan kiat-kiat untuk mempertahankan diri secara fisik maupun psikis dan mental dalam menghadapi berbagai godaan, seperti ajakan untuk menggunakan NAPZA dan lain-lain. 4. Usia subur Usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan dengan masa subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi. Inilah usia produktif dalam menapak karir yang penuh kesibukan di luar rumah. Di usia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya agar selalu dalam kondisi prima, sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan pun sehat. Pada periode ini masalah kesehatan berganti dengan gangguan kehamilan, kelelahan kronis akibat merawat anak, dan tuntutan karir. Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius tertentu mulai menggerogoti tubuhnya. Gangguan yang sering Kesehatan Reproduksi Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan 7 muncul pada usia ini, adalah endometriosis yang ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat berhubungan seks, sakit saat buang air besar atau buang air kecil. Penderita kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala apa-apa. a. Kehamilan dan persalinan yang aman b. Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi c. Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi (KB) d. Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS e. Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas f. Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional g. Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim h. Pencegahan dan manajemen infertilitas. i. Masalah yang mungkin ditemui: Kesakitan dan kematiani ibu yang disebabkan berbagai kondisi, malnutrisi/anemia, kemandulan, pelecehan/kekerasan seksual, komplikasi aborsi, ISR/IMS/HIV/AIDS dan pengaturan kesuburan. j. Pendekatan yang dapat dilakukan : pendidikan kesehatan, suplemen, konseling, pencegahan primer, pengobatan KB, pendidikan tentang perilaku seksual yang bertanggungjawab, pencegahan dan pengobatan IMS, pelayanan antenatal, persalinan, post partum pelayanan kebidanan darurat, imunisasi dan informasi-informasi. Asuhan yang diberikan a). Kehamilan dan persalinan yang aman Kesehatan ibu dan bayi di Indonesia masih jauh dari keadaan yang diharapkan karena besarnya jumlah ibu dan bayi yang meninggal. Karena itu, upaya kesehatan ibu dan bayi baru lahir melalui pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan yang aman menjadi upaya prioritas dalam bidang kesehatan.. b). Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi Kesehatan Reproduksi Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan 8 Pertolongan terhadap komplikasi yang ditemukan baik selama kehamilan maupun dalam persalinan memerlukan tindakan yang cepat agar nyawa ibu dan janinnya dapat diselamatkan. Terjadinya komplikasi ini sulit diperkirakan, sehingga sering muncul secara mendadak dan perlu diantisipasi bahkan bias dilakukan tindakanpencegahan sedini mungkin. c). Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi ( KB ) Sebagai komponen kesehatan reproduksi, pelayanan KB diarahkan untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi. Pelayanan KB bertujuan untuk menunda, menjarangkan /menjaga jarak kelahiran dan atau membatasi kehamilan bila jumlah anak sudah cukup. Dengan demikian, pelayanan KB sangat berguna dalam pengaturan kehamilan dan pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan atau tidak tepat waktu. d). Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS Pencegahan penularan terhadap PMS/HIV/AIDS yaitu : 1. Melakukan hubungan seksual hanya dengan satu pasangan dan menghindari hubungan seks dengan pasangan yang berganti-ganti. 2. Mempunyai perilaku seksual yang bertanggung jawab dan setia pada pasangan 3. Setiap darah transfuse di cek terhadap HIV. 4. Menghindari injeksi, pemeriksaan dalam , prosedur pembedahan yang tidak steril dari petugas kesehatan yang tidak bertanggung jawab. 5. Menggunakan kondom dengan hati-hati, benar dan konsisten. e). Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas Pelayanan kesehatan reproduksi mencakup semua pelayanan yang disediakan oleh program-program yang ada dalam ruang lingkup kesehatan reproduksi. Kualitas pelayanan kesehatan reproduksi ini ditentukan oleh beberapa factor antara lain : 1. Pelayanan kesehatan yang kurang memperhatikan kebutuhan klien Kesehatan Reproduksi Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan 2. 9 Kemampuan fasilitas kesehatan yang kurang memadai. f). Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi Dalam rangka mencegah kematian ibu akibat aborsi, sejumlah Negara telah meberikan pelayanan aborsi yang aman secara terbatas, misalnya untuk mengatasi : 1. Kehamilan yang mengancam kesehatan fisik dan mental ibu. 2. Ibu yang mengalami kegagalan KB 3. Risiko cacat pada janin 4. Korban perkosaan. g). Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim Kanker sistem reproduksi meliputi kanker leher rahim, payudara, indung telur, rahim dan alat kelamin. Kanker leher rahim merupakan kanker yang paling banyak diderita oleh wanita dinegara berkembang dan menepati urutan kedua setelah kanker payudara. Untuk mengetahui secara dini kanker leher rahim adalah melalui pemeriksaan Pap Smear, IVA Test dan Schiller Test. Kanker payudara lebih sering terjadi dibandingkan dengan kanker leher rahim karena kanker ini dapat terjadi pada semua perempuan. Cara sederhana untuk menemukan tumor pada payudara sedini mungkin yaitu dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri ( SADARI ). h). Pencegahan dan manajemen infertilitas. Infertilitas atau ketidaksuburan adalah kesulitan untuk memperoleh keturunan pada pasangan yang tidak menggunakan kontrasepsi dan melakukan sanggama secara teratur. Permasalahan infertilitas merupakan masalah yang kompleks sehingga pengelolaan infertilitas di pelayanan kesehatan dasar masih sangat terbatas. Klien perlu mendapat informasi yang memadai tentang berbagai penyebab infertilitas dan pelayanan rujukan ke RS. Informasi dan penyuluhan mengenai pemeriksaan serta pengobatan infertilitas perlu dilakukan dengan sabar dan seksama. Kesehatan Reproduksi Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan 10 5. Usia Lanjut Yang dianggap lanjut usia (lansia) adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Inilah masa yang paling rentan diserang berbagai penyakit degeneratif dan penyakit berat lainnya. Sangat penting bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya secara teratur. Prioritas utamanya adalah menjaga agar tubuh tetap sehat dengan mengatur pola makan yang benar, dan minum suplemen yang dibutuhkan tubuh. Selain itu olahraga ringan dan tetap aktif secara intelektual. a. Perhatian pada problem meno/andro-pause b. Perhatian pada penyakit utama degeneratif, termasuk rabun, gangguan mobilitas dan osteoporosis. c. Deteksi dini kanker rahim dan kanker rahim d. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini: penyakit sistem sirkulasi, kekerasan, prolaps/osteoporosis, kanker saluran reproduksi, payudara/kanker prostat, ISR/IMS/HIV/AIDS. e. Pendekatan yang dapat dilakukan: dipengaruhi oleh pengalaman reproduksi sebelumnya, diagnosis, informasi dan pengobatan dini. Asuhan apa yang diberikan 1). Perhatian pada problem menopause Masalah kesehatan reproduksi pada usia lanjut terutama dirasakan oleh wanita ketika masa suburnya berakhir atau ketika mengalami menopause. Menopause adalah keadaan pada seorang wanita yang mengalami penurunan fungsi indung telur yang berakibat menurunnya produksi hormone estrogen. Upaya pencegahan terhadap keluhan/masalah menopause yang dapat dilakukan ditingkat pelayanan dasar antara lain : a. Pemeriksaan alat kelamin. b. Pap Smear, IVA Test, Schiller Test. c. Perabaan payudara ( SADARI ) d. Penggunaan makanan yang mengandung unsure Fito-Estrogen. e. Penggunaan bahan makanan sumber kalsium. f. Menghindari makanan yang mengandung lemak, kopi, alkohol. Kesehatan Reproduksi Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan 2.). 11 Perhatian pada penyakit utama degenerative, termasuk rabun, gangguan mobilitas dan osteoporosis. Berkurangnya hormone estrogen pada wanita menopause mungkin menyebabkan berbagai keluhan sebagai berikut : a. Penyakit jantung koroner b. Kadar estrogen yang cukup, mampu melindungi wanita dari penyakit jantung koroner. Berkurangnya hormone estrogen dapat menurunkan kadar kolesterol baik ( HDL ) dan meningkatnya kadar kolesterol tidak baik ( LDL ) yang meningkatkan kejadian penyakit jantung koroner. c. Osteoporosis d. Adalah berkurangnya kepadatan tulang pada wanita akibat penurunan kadar hormone estrogen, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. e. Gangguan mata f. Mata terasa kering dan kadang terasa gatal karena produksi air mata berkurang. g. Kepikunan ( demensia tipe Alzeimer ). h. Kekurangan hormone estrogen juga mempengaruhi susunan saraf pusat dan otak. Penurunan hormone estrogen menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, sukar tidur, gelisah, depresi sampai pada kepikunan tipe Alzeimer. Penyakit kepikunan tipe Alzeimer dapat terjadi bilam kekurangan estrogen sudah berlangsung cukup lama dan berat, yang dipengaruhi factor keturunan. 3). Deteksi dini kanker rahim. Untuk mengetahui secara dini kanker leher rahim, dianjurkan kepada para wanita untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear, IVA Test, atau Schiller Test secara teratur, paling tidak sekali setiap tahun : a. Pada umur berapapun dalam usia subur. b. Telah berhubungan seks lebih dari 1 tahun c. Ada / tidak ada cairan vagina yang mencurigakan. Kesehatan Reproduksi Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan 12 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Perempuan 1. Kemiskinan Diperkirakan sekitar 40% penduduk Indonesia masih berada di bawah garis kemiskinan sejak terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan. Hal ini menghambat akses terhadap pelayanan kesehatan yang pada akhirnya dapat berakibat kesakitan, kecacatan dan kematian. 2. Kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat Kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat ditentukan oleh banyak hal, misalnya keadaan sosial ekonomi, budaya dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat di mana mereka menetap. Dewasa ini masih banyak ditemukan diskriminasi terhadap perempuan, antara lain: a. Perempuan dinomor-duakan dalam segala aspek kehidupan, misalnya dalam pemberian makan sehari-hari, kesempatan memperoleh pendidikan, kerja dan kedudukan. b. Perempuan seringkali terpaksa menikah pada usia muda, karena tekanan ekonomi atau orang tua mendorong untuk cepat menikah agar terlepas dari beban ekonomi. c. Keterbatasan perempuan dalam pengambilan keputusan untuk kepantingan dirinya, misalnya dalam ber-KB, dalam memilih bidan sebagai penolong persalinan atau dalam mendapat pertolongan segera di RS ketika diperlukan, disamping kurangnya kesempatan mengendalikan penghasilan keluarga. d. Tingkat pendidikan perempuan yang belum merata dan masih rendah menyebabkan informasi yang diterima tentang kesehatan reproduksi sangat terbatas. Seperti diketahui, tingkat pendidikan yang meningkat dapat meningkatkan rasa percaya diri, wawasan dan kemauan untuk mengambil keputusan yang baik bagi diri dan keluarga, termasuk yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi 3. Akses ke fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan a. Jarak ke fasilitas kesehatan yang cukup jauh dan sulit dicapai b. Kurangnya informasi tentang kemampuan fasilitas kesehatan Kesehatan Reproduksi Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan 13 c. Keterbatasan biaya d. Tradisi yang menghambat pemanfaatan tenaga dan fasilitas kesehatan 4. Kualitas pelayanan kesehatan reproduksi yang kurang memadai, antara lain karena: a. Pelayanan kesehatan yang kurang memperhatikan kebutuhan klien b. Kemampuan fasilitas kesehatan yang kurang memadai 5. Beban ganda, tanggung jawab tidak proporsional sehingga kesehatan anak perempuan dan perempuan semakin buruk 6. Akses untuk pelayanan kespro rendah karena: a. Pengetahuan tentang seksualitas dan informasi mengenai hak reproduksi masih rendah. b. Menonjolnya perilaku seksual resiko tinggi c. Diskriminasi sosial d. Sikap negatif terhadap perempuan dan anak perempuan e. Rendahnya kemampuan dalam pengendalian kahidupan seksual pada reproduksi 7. Kurangnya penanganan kespro dan seksual pada laki-laki dan perempuan usia lanjut 8. Kebijakan dan program kesehatan masih belum mempertimbangkan perbedaan sosial, ekonomi dan perbedaan lainnya antara perempuan dan masih rendahnya kemandirian perempuan. Kesehatan Reproduksi Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan 14 EVALUASI 1. Dibawah ini yang bukan merupakan tahap pendekatan siklus hidup adalah : a. Konsepsi b. Bayi dan anak c. Keluarga d. Dewasa e. Usia Lanjut Jawab C 2. Dibawah ini merupakan asuhan yang diberikan pada tahap remaja, kecuali ………… a. Gizi seimbang b. Informasi tentang kesehatan reproduksi c. Kehamilan dan persalinan yang aman d. Peningkatan pendidikan e. Peningkatan keterampilan Jawab C 3. Peran petugas kesehatan dalam mencegah kasus kekerasan terhadap perempuan diantaranya……, kecuali : a. Melakukan penyuluhan b. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan c. Bermitra dan berpartisipasi dengan instansi terkait d. Memberikan pelayanan yang dibutuhkan korban e. Mempertahankan diri secara fisik maupun psikis dan mental Jawab E 4. Berikut ini adalah asuhan yang diberikan pada tahap dewasa, kecuali …………… a.Pencegahan kekerasan seksual (perkosaan) b. Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS c. Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas d. Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi Kesehatan Reproduksi Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan 15 e. Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim Jawab A 5. Upaya pencegahan terhadap keluhan/masalah menopause yang dapat dilakukan ditingkat pelayanan dasar antara lain : a. Pemeriksaan alat kelamin. b. Pap Smear, IVA Test, Schiller Test. c. Pemeriksaan payudara sendiri ( SADARI ) d. Menghindari makanan yang mengandung lemak, kopi, alkohol. e. Memberikan terapi hormone estrogen. Jawab E Kesehatan Reproduksi