2016 MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK IKAN OLAHAN (HS 1604) DI ITALIA ITPC MILAN Via Vittor Pisani, 8 – 6° Piano 20124 Milan (MI), ITALY Tel. +39 02 3659 8182 Fax. +39 02 3659 8191 [email protected] 0 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL DAFTAR ISI 1 KATA PENGANTAR 2 ABSTRAK 3 V. I PENDAHULUAN . I. 1 Pemilihan Produk 4 I. 2 Profil Geografi Italia 10 V. II POTENSI PASAR PRODUK IKAN OLAHAN DI ITALIA II. 1 Ekspor Produk Ikan Olahan dari Italia ke Dunia 13 II. 2 Potensi Pasar Produk Ikan Olahan di Italia 14 II. 3 Regulasi Impor ProdukIkan Olahan di Italia 18 II. 4 Saluran Distribusi Produk Ikan Olahan di Italia 21 II. 5 Hambatan dan tantangan Lainnya 23 V. III PELUANG & STRATEGI III. 1 Peluang 26 III. 2 Strategi 26 IV. INFORMASI PENTING IV.1. Importir Italia 28 IV.2. Alamat dan Website Penting 29 V. REFERENSI 31 1 KATA PENGANTAR Dalam upaya penyediaan informasi pasar produk 10 – 10 – 3 dan sesuai dengan keputusan Menteri Perdagangan RI No. 706/MDAG/KEP/9/2011 tentang Pedoman Penyusunan dan Mekanisme Pelaporan Perwakilan Perdagangan di Luar Negeri, ITPC Milan, Italia telah melakukan penyusunan Market Brief yang didasarkan pada studi literatur (desk study). Informasi pasar ini merupakan gambaran terhadap peluang pasar Italia atas produk Indonesia. Atas dasar itu diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan oleh pimpinan dan atau sebagai bahan referensi pelaku usaha dibidangnya. Penulisan Market Brief merupakan rangkaian kajian yang terus dilakukan selama 1 tahun untuk memenuhi target yaitu menyiapkan 10 Market Brief. Disamping berbagai produk yang telah disampaikan pada Market brief sebelumnya, topik Market Brief bulan ini akan dipilih produk ikan olahan (HS 1604). Penetapan produk ikan olahan sebagai kajian singkat kali ini tidak lepas dari fakta yang membuktikan bahwa Indonesia memiliki potensi serta peluang pasar yang besar untuk produk ini di Italia. Di dalam market brief ini akan diinformasikan mengenai latar belakang pemilihan produk, profil Italia, potensi pasar produk ikan olahan di Italia, serta peluang dan strategi memasuki pasar produk ikan olahan di Italia. Seperti tujuan pelaporan pada umumnya maka penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang berguna bagi pihak Pemerintah maupun Swasta di Indonesia, khususnya bagi kalangan eksportir dan pengusaha produk terkait dalam menyikapi peluang ekspor di Italia. Disadari banyaknya kekurangan dan kelemahan dalam laporan ini serta untuk perbaikan penulisan laporan ke depan, maka kritik yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan penulisan ini sangat kami harapkan. Semoga Laporan Market Brief ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan informasi tentang produk ikan olahan (HS 1604). Milan, Agustus 2016 Kepala ITPC Milan Agung Pramudya FR. 2 ABSTRAKSI Indonesia merupakan negara maritim yang kaya akan hasil laut salah satunya adalah ikan. Melimpahnya ikan serta banyaknya jenis ikan menjadikan Indonesia termasuk salah satu peng-ekspor ikan terbesar dunia. Ekspor produk perikanan Indonesia sangat berdampak pada perekonomian Indonesia yang ditunjukan oleh surplus pada perdagangan Nasional. Keberhasilan ini tentunya karena ditopang oleh kebijakan pemerintah sehingga posisi tawar Indonesia dalam perdagangan ikan dunia menjadi lebih baik. Salah satu yang menjadi peluang ekspor pasar ikan Indonesia adalah produk ikan olahan yang cukup diminati dunia terutama Italia. Tingginya konsumsi masyarakat Italia akan ikan olahan, minimnya luas perairan laut, kecilnya dermaga/pelabuhan yang dimiliki Italia serta menjadi salah satu negara pengimpor terbesar untuk ikan olahan dunia menyebabkan tingginya ketergantungan Italia akan suplai ikan dunia. Namun demikian keberadaan negara pesaing perlu diwaspadai mengingat secara geografis Indonesia letaknya cukup jauh dari Italia, serta kebijakan impor dan pengolahan produk ikan olahan di Italia yang memiliki standar sangat tinggi. Penulisan Market Brief ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran bagi Pemerintah dalam membuat kebijakan pasar ikan dalam dan luar negeri serta memberikan gambaran peluang pasar ikan olahan bagi pelaku bisnis ikan di Indonesia. Metode yang digunakan yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari desk research dan pengamatan terhadap fenomena terjadi. Data-data tersebut diolah secara runtut dan sistematis dan dianalisa secara deskriptif kualitatif dan kemudian ditarik kesimpulan. Produk Ikan olahan yang diminati wajib memiliki standar kualitas yang ditetapkan oleh pemerintah Italia dan Eropa. Mutu ikan ekspor Indonesia harus dapat memenuhi regulasi ikan olahan Italia serta keramahan lingkungan yang ditetapkan agar mampu bersaing dan menguasai pasar ikan Italia. 3 PENDAHULUAN Hampir semua penduduk dunia mengkonsumsi ikan serta menjadikan ikan sebagai makanan utama setelah daging. Produk ikan sangat bervariasi dari frozen atau beku, pengasapan, presto dan dalam kaleng Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor ikan terbesar dari 10 pengekspor ikan di dunia. Eksportir ikan dunia berasal dari negara Asia, dimana urutan pertama adalah China selanjutnya India, Bangladesh, Kamboja, Indonesia, Myanmar, Mesir, Tanzania, Uganda dan Brasil. Keunggulan ekspor ikan asal Indonesia adalah memiliki banyak jenis ikan dibandingkan dengan negara-negara pesaing Asia lainnya selain itu dikarenakan Indonesia memiliki wilayah perairan yang luas sehingga jumlah ikannya lebih banyak. Negara pengimpor ikan terbesar di dunia antara lain Jepang yang menduduki urutan pertama disusul Amerika Serikat dan Negara-negara Eropa diantaranya Spanyol, Prancis, Jerman dan Inggris. Italia menempati urutan ke 24 dunia dan menjadi salah satu negara pengimpor ikan dunia yang cukup besar. 1.1 Pemilihan Produk Produk ikan olahan dalam perdagangan internasional dikelompokkan ke dalam HS 1604 - Prepared/preserved fish and caviar. Kelompok ini kemudian terbagi lagi menjadi beberapa produk turunan yang dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut: 4 Tabel 1. Daftar produk turunan HS 1604- Prepared/preserved fish and caviar Sumber: Intracen Di antara jenis ikan olahan perdagangan dunia di atas terdapat beberapa jenis ikan olahan yang banyak ditemukan di perairan Indonesia dengan nama dan istilah yang berbeda. Jenis ikan unggulan tersebut adalah Tuna (Thunnus) yang merupakan produk unggulan dengan 13 spesies dan Cakalang (Katsuwonus pelamis) yang juga termasuk species Tuna. Kedua jenis ikan ini banyak hidup di perairan Maluku-Papua sebagai perairan terbesar penyedia ikan tuna, diikuti Sulawesi Utara, BaliNusa Tenggara, Sulawesi Selatan, Jawa Bagian Utara, dan Sumatera Utara. Jenis ikan selanjutnya adalah Sardines (Sardinela aurita), Kerapu (Epinephelus), dan Teripang (Stichopus variegatus). Pemilihan tema produk ikan olahan pada Market Brief kali ini tentunya tidak lepas dari besarnya dampak ekonomi Indonesia dari sektor Perikanan Laut dimana berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), sektor perikanan di Indonesia berkembang 8.37% untuk perbandingan berbasis Year-on-Year (YoY) pada kuartal ketiga tahun 2015. Jauh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi negara ini secara keseluruhan (di 4,73% YoY) pada kuartal yang sama. Ekspor produk perikanan Indonesia tercatat sebesar 244,6 juta dollar Amerika Serikat 5 (AS) pada bulan Oktober 2015, sedangkan impor hanya mencapai 12,5 juta dollar AS (menyiratkan surplus perdagangan sebesar 232,04 juta dollar AS). Data lain menunjukan bahwa produksi ikan hasil tangkapan naik 5,03% (YoY) menjadi 4,72 juta ton (khususnya tuna), sedangkan produksi ikan hasil budidaya naik 3,98% (YoY) menjadi 10,07 juta ton hingga kuartal ketiga tahun 2015.. Surplus perdagangan diatas tentunya dipicu setelah kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang menerbitkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: 56/PERMEN-KP/2014 tanggal 3 November 2014 tentang Penghentian Sementara (Moratorium) Perizinan Usaha Perikanan Tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia dan Peraturan Menteri Kelautan dan perikanan Nomor: Per.30/Men/2012 tentang Usaha Perikanan tangkap di wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia, dimana Permen ini mengatur tentang Pelarangan Pendaratan Ikan Hasil Tangkapan dari Kapal Penangkap Ikan yang Melalui Alih Muatan di Laut. Hal ini tentunya didasari atas terjadinya Ilegal, Unreported and Unregulated (IUU) fishing yang menyebabkan terjadinya kerugian bagi Indonesia. Semua hal tersebut diatas bertujuan untuk sebesar-besarnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia. 6 Grafik 1. Impor Produk Ikan Olahan (HS 1604) Italia dari Dunia Sumber: Istat Ikan olahan (HS 1604) merupakan salah satu komoditi utama yang diimpor Italia dari dunia pada tahun 2015 dengan nilai impor yang mencapai 1,07 milyar USD, meski terlihat trend negatif selama periode 5 tahun terakhir (2011-2015) sebesar 0,49%, Adapun 10 negara pemasok produk ikan olahan terbesar bagi Italia antara lain: Spanyol, Jerman, Maroko, Ekuador, Pantai Gading, Kepulauan Solomon, Mauritius, Seychelles, Indonesia dan Portugal. Tabel 3. Impor Produk Ikan Olahan Italia (HS 1604) dari Indonesia Italy's Import of HS 1604 (Prepared Fish) from Indonesia 2011 – 2015 Value: Million USD Description 1604 Prepared Or Preserved Fish 2011 2012 2013 2014 2015 Trend (%) 11-15 Change (%) 15/14 0,07 1,01 6,12 17,37 37,12 365,10 113,64 160414 Tuna,Etc,Not Minced 0,07 1,01 6,06 17,22 37,12 364,70 115,53 160415 Mackerel,Not Minced 0,00 0,00 0,06 0,00 0,00 HS #NUM! #DIV/0! 7 160419 Fish,Othr Whole,Pcs 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 #NUM! 160420 Fish, Other 0,00 0,00 0,00 0,15 0,00 #NUM! #DIV/0! -100,00 Sumber: Istat Dari tabel diatas dapat dilihat adanya trend kenaikan impor Italia dari Indonesia untuk ikan olahan dalam periode tahun 2011-2015 sebesar 365,10%, terutama untuk ikan tuna olahan (HS 160414) yang mencatat kenaikan yang cukup signifikan pada tahun 2015 sebesar 115,53% atau senilai 37,12 juta USD. Hal ini menunjukan tingginya minat impor Italia terhadap produk ikan olahan dunia. Menurut Coldiretti Impresa Pesca (Asosiasi Perikanan dan Budidaya Perairan Italia), konsumsi per kapita untuk produk ikan di Italia adalah sebanyak 25 kg setiap tahunnya atau lebih tinggi dibandingkan rata-rata konsumsi per kapita Eropa sebanyak 23 kg per tahun. Konsumsi ikan di pasar dalam negeri Italia mengalami kenaikan sebesar 4,9% pada tahun 2015 dibandingkan tahun sebelumnya.1 Grafik 2. Ekspor Produk Ikan Olahan (HS 1604) Italia ke Dunia Sumber: Istat 1 “Sempre più pesce in tavola in Italia 25 kg all’anno pro capite,” Italia e Tavola, diakses 30 Juni 2016, http://www.italiaatavola.net/alimenti/pesce/2016/1/2/pesce-tavola-italiaprocapite/42587 8 Sementara itu, selama periode tahun 2011-2015 ekspor produk ikan olahan (HS 1604) memperlihatkan trend positif sebesar 7,19% meskipun mengalami sedikit penurunan sebesar -5,64% pada tahun 2015. Sebagai salah satu eksportir terbesar untuk ikan olahan ke pasar dunia, Italia memiliki beberapa perusahaan pengolah/pemroses ikan, diantaranya Bolton Group (dengan brand lokal Rio Mare), Pinnacle Foods Group LLC, Grupo Calvo, MWBrands SAS dan Generale Conserve SpA.2 Dalam upaya mendukung dan meningkatkan aktifitas pengolahan ikan di Italia, jelas dibutuhkan suplai bahan baku yang berkesinambungan dari negara-negara produsen (termasuk Indonesia) mengingat Italia sendiri belum memiliki armada penangkapan ikan yang besar. Dengan memiliki wilayah perairan luas yang menghasilkan jenis ikan yang banyak, maka terbuka peluang yang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor produk ikan olahannya ke Italia. 2 “Inside Italy – The Fish and Seafood Trade,” Agriculture and Agri-Food Canada, diakses 30 Juni 2016, http://www5.agr.gc.ca/resources/prod/Internet-Internet/MISB-DGSIM/ATSSEA/PDF/6532-eng.pdf 9 1.2 Profil Geografi Italia Italia sebelah utara berbatasan langsung dengan empat negara Eropa yaitu Perancis, Swiss, Austria dan Slovenia. Memiliki posisi yang strategis yaitu berada di tengah-tengah antara Eropa dan keuntungan Afrika, sebagai Italia negara meiliki yang memberikan akses ke negara-negara Eropa Utara, negara-negara Mediterania dan negara-negara Eropa Timur. Wilayah Italia meliputi luas kedaulatan 301.340 km2 termasuk dua pulau utama yaitu pulau Sisilia dan pulau Sardinia, yang merupakan dua pulau utama di samping 38 pulau lainnya. Italia memiliki dua teritorial yang independen yaitu Kota Vatican dan Republik San Marino. Kota perdagangan di Italia adalah Milan dengan GDP per kapita pada awal tahun 2014 mencapai € 35.137. Milan disebut-sebut sebagai salah satu kota utama untuk keuangan dan bisnis dimana GDP-nya merupakan ke-4 tertinggi di Eropa dan ke-26 tertinggi di dunia. Milan juga menduduki 20 besar sebagai kota dengan finansial terbaik. Diantara kota-kota di Italia, Milan merupakan kota dengan jumlah tenaga kerja produktif terbesar yaitu 50.7% dari total jumlah penduduk di kota Milan. Milan juga dikenal sebagai pusat mode dunia. Kondisi perekonomian Milan yang juga merupakan kekuatan dan potensinya adalah banyaknya jumlah perusahaan asing yang beroperasi yaitu sekitar 19.500 perusahaan. Milan juga merupakan kota no-2 di dunia setelah New York dalam hal jumlah konsultan asing. Hal ini menunjukkan potensi dan peluang yang cukup besar bagi pelaku usaha Indonesia untuk mencoba meningkatkan ekspornya ke Italia 10 Milan terletak di Propinsi Lombardia, yang memiliki area perdagangan seluas 550,000 meter persegi yang dikelola oleh “La Fiera Milano”. Setiap tahun lebih dari 30,000 pameran perdagangan diselenggarakan. Nilai perdagangan asing mencapai angka € 250 juta. Setiap tahun nilai ekspor Lombardia mencapai angka € 75 miliar sementara nilai impor mencapai €95 miliar. Tingginya nilai impor dibanding nilai ekspor tetap merupakan peluang yang baik bagi para pelaku usaha Indonesia untuk menggenjot nilai ekspornya dan mengembangkan sayapnya ke pasar Italia melalui Lombardia. Berdasarkan estimasi sensus yang dilakukan oleh ISTAT pada Desember 2013, populasi di Italia mencapai 60.782.668 jiwa dengan dua wilayah berpenduduk terbesar di wilayah Italia-Utara sebanyak 27 % dari jumlah populasi dan wilayah Italia-Selatan sebanyak 23 % dari jumlah populasi Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Italia. Mayoritas penduduk Italia beragama Katolik dengan persentase sebesar 83%. Italia dikenal sebagai negara yang penuh dengan peninggalan sejarah dan jenius dalam kebudayaan. Saat ini Italia memiliki 400 buah museum, galeri dan situs arkeologi. Italia memiliki fasilitas transportasi yang sangat baik, dimana jaringan kereta api dikontrol oleh Trenitalia, Ferrovie dello Stato (Perusahaan Kereta Api Italia) yang rata-rata mengangkut setidaknya 23,3 juta ton komoditas sejak tahun 2005 dan kecenderungan jumlah penumpang yang selalu meningkat. Jaringan jalan raya untuk pengangkutan kargo dan truk serta transportasi penumpang juga terus bertambah. Sementara komoditas minyak menggunakan pelayaran sebagai moda transportasi utama dengan jaringan pelabuhan antara lain di Genova, La Spezia, Napoli, Trieste, Livorno dan Venezia. Untuk moda penerbangan, Italia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan sejak tahun 2005 dimana tercatat setidaknya terdapat 48,9 juta penumpang domestik dan 63,2 juta 11 penumpang internasional. Italia telah membangun dua bandara udara yang modern di Roma yaitu Fiumicino dan Ciampino serta dua di Milan yaitu Linate dan Malpensa yang mencatat 50% kedatangan dan penerbangan internasional dilakukan di Milan. Beberapa sektor yang turut mendukung kondisi ekonomi Italia diantaranya adalah sektor pos dan telekomunikasi. Italia telah mengalami reorganisasi yang dilakukan pada tahun 2004 dimana Italia berhasil menggabungkan 3.440 perusahaan skala kecil menjadi beberapa perusahaan skala besar. Beberapa perusahaan komunikasi yang berskala multinasonal antara lain: Vodavone, Telecom, Tele2, Wind, H3g serta memiliki pasar yang terus berkembang, dimana 70% populasi memiliki setidaknya satu telepon selular. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Italia juga mulai memberikan insentif kepada perusahaan swasta. Italia juga memiliki sistem IT yang sangat baik pada kantor-kantor administrasi lokalnya. Otoritas sektor perbankan Italia berada di bawah Bank of Italy yang berdasarkan hukum perbankan Eropa bertanggung jawab sebagai peninjau, pemeriksa serta menganalisa sistem perbankan di seluruh negeri. 12 I. POTENSI PASAR PRODUK IKAN OLAHAN DI ITALIA 2.1 Ekspor Produk Ikan Olahan Italia ke Dunia Secara umum, Italia mencatat trend kenaikan untuk ekspor produk ikan olahan (HS 1604) ke dunia sebesar 7,19% dalam periode tahun 2011 s/d 2015, meski pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar -5,64% (YoY). Lebih dari 50% ekspor produk perikanan Italia merupakan produk ikan olahan, sementara sisanya adalah produk ikan hidup dan segar. Tingginya ekspor produk ikan olahan Italia disebabkan oleh berkembangnya industri pengolahan produk perikanan di Italia, khususnya segmen industri pengalengan ikan.3 Kinerja ekspor produk ikan olahan Italia ke sepuluh negara tujuan terbesar dijelaskan pada Tabel 3. Jerman adalah negara tujuan ekspor terbesar Italia dalam periode 5 tahun terakhir (2011-2015), disusul oleh Yunani, Perancis, Austria, Slovenia, dan Spanyol. Hampir semua negara tujuan ekspor produk ikan olahan Italia mengalami trend positif, dengan pengecualian Yunani dan Slovenia yang masing-masing mencatat trend negatif sebesar -6,29% dan -2,23% Tabel 3. Data Ekspor Produk HS 1604 - Ikan Olahan Italia ke Dunia Italy's Export Partners of HS 1604 (Prepared Fish) 2011 – 2015 Value: Million USD Rank Country World 2011 2012 2013 2014 2015 Trend (%) 11-15 Change (%) 15/14 196,46 210,75 239,49 263,46 248,61 7,19 -5,64 1 Germany 23,13 22,16 29,00 32,54 27,06 7,23 -16,84 2 Greece 28,92 28,94 26,91 27,41 21,47 -6,29 -21,67 3 France 9,55 9,46 10,25 16,53 15,37 16,31 -7,06 4 Austria 12,18 12,65 15,23 16,50 15,28 7,45 -7,41 5 Slovenia 14,63 13,58 15,50 15,04 12,42 -2,23 -17,39 6 Spain 2,87 3,20 2,26 6,09 10,81 39,02 77,64 3 “Overview of the Italian fisheries and aquaculture sector,” Eurofish, diakses 30 Juni 2016, http://www.eurofish.dk/index.php?option=com_content&view=article&id=116%3Aitaly&catid=3 7&Itemid=27 13 7 Switzerland 7,50 8,33 9,73 10,62 10,65 9,92 0,36 8 Saudi Arabia 5,99 10,63 9,03 11,40 9,77 11,04 -14,32 9 Belgium 6,71 6,45 6,89 8,49 8,32 7,31 -1,96 10 Czech Republic 6,90 7,81 8,64 8,41 7,94 3,63 -5,61 Sumber: Istat 2.2 Potensi Pasar Produk Ikan Olahan di Italia Indikasi pertumbuhan ekonomi yang masih tergolong lemah mulai memberikan pengaruh positif terhadap konsumsi dalam negeri Italia, khususnya untuk produk makanan yang pertama kalinya di tahun 2015 menunjukkan peningkatan sebesar 0,4% setelah penurunan yang terjadi selama 7 tahun terakhir. Di antara jenis bahan makanan pokok di Italia, produk ikan (baik itu segar maupun olahan) dilaporkan mengalami peningkatan penjualan sekitar 5% pada tahun 2015.4 Kondisi ini diprediksikan akan memberikan dampak positif terhadap produksi dalam negeri dan impor Italia untuk produk ikan olahan. Tabel 4. Impor Produk Ikan Olahan (HS 1604) Italia dari Dunia Italy's Import of HS 1604 (Prepared Fish) from World 2011 – 2015 Value: Million USD Description 1604 Prepared Or Preserved Fish 2011 2012 2013 2014 2015 Trend (%) 1115 1152.73 1169.17 1279.29 1284.56 1073.30 -0.49 -16.45 160414 Tuna,Etc,Not Minced 720.64 748.26 813.87 808.50 624.12 -2.08 -22.81 160420 Fish, Other 143.04 132.85 145.79 151.34 151.78 2.52 0.29 160419 Fish,Othr Whole,Pcs 122.80 121.31 139.36 149.30 126.85 2.76 -15.03 160416 Anchovie,Not Minced 69.16 70.82 70.83 70.84 70.53 0.40 -0.44 160415 Mackerel,Not Minced 63.89 59.01 70.60 62.21 62.72 0.16 0.82 160413 Sardine,Etc,N Mince 15.79 17.51 17.20 19.91 16.62 2.32 -16.51 160411 6.41 10.13 13.18 15.58 14.82 23.47 -4.90 160432 Salmon, Whole,Piece Caviar Substitutes Prepared Fr 0.00 4.13 3.35 3.42 2.78 0.00 -18.66 160412 Herring,Whole,Piece 5.14 3.96 2.77 2.01 1.84 -23.88 -8.29 160431 0.00 1.01 2.14 1.10 0.94 0.00 -13.86 160417 Caviar Eels Prepared/Preserved Whole/ 0.00 0.17 0.21 0.35 0.29 0.00 -18.57 160430 Caviar,Caviar Subst 5.86 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 HS Change (%) 15/14 Sumber: Istat 4 “Coldiretti: rivoluzione consumi, torna la dieta mediterranea,” Harian La Repubblica, diakses 30 Juni 2016, http://www.repubblica.it/economia/rapporti/osserva-italia/stili-divita/2016/04/09/news/coldiretti_rivoluzione_consumi_torna_la_dieta_mediterranea137243289/?refresh_ce 14 Pada tabel 4 diatas terlihat adanya trend penurunan impor Italia untuk produk ikan olahan dunia (HS1604) dari tahun 2011-2015 yaitu sebesar 1279,29 juta USD menjadi 1073,30 juta USD atau sebesar 0,49% dan selanjutnya memperlihatkan penurunan drastis dalam periode setahun terakhir (2014-2015) sebesar -16,45%. Adapun untuk jenis ikan olahan yang juga mengalami penurunan adalah produk ikan olahan Tuna dan sejenisnya (HS 160414) dimana dari sebesar 721 juta USD di tahun 2011 menjadi 624 juta USD pada tahun 2015, sehingga mencatat trend negatif sebesar -2,08%. Sementara itu untuk perbandingan periode setahun terakhir (2014-2015) juga menurun menjadi -22,81%. Selain produk ikan olahan Tuna, terdapat juga produk ikan olahan jenis Herring (HS 160412) yang mengalami trend penurunan cukup besar, yaitu dari senilai 5,14 juta USD pada tahun 2011 menjadi 1,84 juta USD pada tahun 2015 atau sebesar -23,88% dan kemudian tercatat penurunan dari tahun 2014 yaitu dari senilai 2,01 juta USD menjadi 1,84 juta USD pada tahun 2015 atau sebesar -8,29%. Di samping penurunan impor ikan olahan di atas, terlihat juga trend kenaikan impor ikan olahan untuk produk HS 160411 yaitu produk ikan olahan Salmon, dimana trend kenaikan umumnya terjadi setiap tahunnya selama periode tahun 2011 sampai dengan 2015 sebesar 23,47%, yaitu dari 6,41 juta USD pada tahun 2011 menjadi 14,82 juta USD pada tahun 2015. Namun tercatat perubahan negatif sebesar -4,9% dalam periode setahun terakhir, yaitu dari tahun 2014 sebesar 15,58 juta USD menjadi 14,82 juta USD pada tahun 2015. Tabel 5. Impor Italia Terhadap Produk Ikan Olahan (HS 1604) Italy's Import Partners of HS 1604 (Prepared Fish) 2011 – 2015 Value: Million USD Rank Country 2011 2012 2013 2014 2015 Trend (%) 11-15 Change (%) 15/14 World 1.152,73 1.169,17 1.279,29 1.284,56 1.073,30 -0,49 -16,45 1 Spain 345,00 325,86 316,18 345,41 288,56 -2,95 -16,46 2 Germany 87,07 86,37 101,22 117,83 96,92 5,39 -17,75 3 Morocco 84,60 76,13 86,12 69,85 65,20 -5,89 -6,66 15 4 Ecuador 110,68 110,66 144,08 96,59 60,21 -12,66 -37,66 5 42,89 57,42 61,73 58,85 49,59 3,20 -15,72 6 Cote d Ivoire Solomon Islands 23,68 29,19 31,08 43,61 44,10 17,88 1,12 7 Mauritius 44,38 56,32 63,22 51,67 39,52 -3,13 -23,51 8 Seychelles 38,42 44,19 63,63 63,55 37,67 -3,29 -40,73 9 Indonesia 0,07 1,01 6,12 17,37 37,12 365,10 113,64 10 Portugal 33,45 35,97 41,84 37,41 33,20 0,24 -11,25 Sumber: Istat Tabel 5 diatas menunjukan bahwa selama periode tahun 2011-2015 impor Italia dari dunia untuk produk ikan olahan berkurang sebesar 0,49%. Negara Spanyol pada periode 2011-2015 mengalami penurunan sebesar -2,95%, yaitu dari nilai impor sebesar 345,00 juta USD menjadi 288,56 juta USD. Perubahan negatif masih berlanjut hingga periode tahun 2014-2015 sebesar -16,46%, yaitu dari 345,41 juta USD di tahun 2014 menjadi 288,56 juta USD di tahun 2015. Impor ikan olahan Italia dari Jeman selama periode 2011-2015 mengalami trend kenaikan sebesar 5,39%, yaitu dari 87,07 juta USD di tahun 2011 menjadi 96,92 juta USD di tahun 2015. Namun kemudian mengalami penurunan di tahun 2015 dari sebesar -16,46% atau sebesar 117,83 juta USD dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 96,92 juta USD. Posisi selanjutnya sebagai negara penyuplai ikan olahan terbesar ke-3 bagi Italia adalah Maroko dengan trend penurunan selama 5 tahun terakhir sebesar -5,89% atau dari 84,60 juta USD di tahun 2011 menjadi 65,20 juta USD di tahun 2015. Penurunan tercatat berlanjut pada tahun 2015 yaitu sebesar -6,66% atau dari 69,85 juta USD di tahun 2014 menjadi 65,20 juta USD di tahun 2015. Penurunan ekspor ikan olahan ke Italia selama periode 2011-2015 juga dialami oleh negara Ekuador sebesar -12,66% dan dalam periode satu tahun belakangan (2014-2015) masih mencatat perubahan negatif sebesar 37,66%. Kenaikan trend impor ikan olahan dicatat oleh negara Pantai Gading, yaitu sebesar 3,20% untuk periode tahun 2011-2015 atau dari 42,89 juta 16 USD pada tahun 2011 menjadi 49,59 juta USD di tahun 2015, meskipun mengalami penurunan di tahun 2015 sebesar -15,72%, yaitu dari 58,85 juta USD di tahun 2014 menjadi 49,59 juta USD di tahun 2015. Berdasarkan analisa dari negara-negara eksportir utama ikan olahan bagi Italia di atas, jelas terlihat bahwa persaingan yang cukup ketat antara satu negara dengan negara lainnya. Faktor nilai impor yang berselisih tipis antar negara tersebut yang dibarengi dengan faktor peningkatan share impor yang bervariasi dari tiap negara merupakan indikasi bahwa posisiposisi negara eksportir utama ini mudah berubah-ubah pada tahun-tahun berikutnya. Posisi negara-negara eksportir dapat bergeser turun ataupun naik. Sementara Indonesia yang menduduki posisi ke-9 sebagai importir ikan olahan utama bagi Italia mengalami kenaikan dari 17,34 juta USD pada tahun 2014 menjadi 37,12 juta USD pada tahun 2015 atau sekitar 113,64%. Kenaikan impor ikan olahan sangat tinggi sejak tahun 20112015 yaitu sebesar 365,10% dari senilai 0,07 juta USD pada tahun 2011 menjadi 37,12 juta USD pada tahun 2015. Tren kenaikan terlihat sejak tahun 2011-2012 sebesar 0,00027% dari 0.07 juta USD menjadi 1,01 Juta USD. Pada tahun 2012-2013 terjadi kenaikan sebesar 0,004% dari 1,01 juta USD menjadi 6,12 juta USD. Untuk tahun 2013-2014 mengalami kenaikan dari 6,12 juta USD menjadi 17,24 juta USD atau kenaikannya sebesar 0,0087% Meski Indonesia masih berada pada urutan ke-9 sebagai eksportir ikan olahan bagi Italia, namun dengan trend peningkatan yang signifikan sebesar 365,10% selama periode tahun 2011-2015 dan 113,64% hanya dalam waktu satu tahun dari tahun 2014-2015. Maka posisi Indonesia pada tahun mendatang diyakini akan bergeser naik secara stabil seiring dengan tingginya permintaan Italia untuk produk ikan olahan asal Indonesia. Pada mengalami umumnya persentase negara-negara peningkatan Asia pesaing sebanyak yang lainnya tidak dicapai oleh 17 Indonesia. Negara Asia pesaing terdekat adalah Filipina yang berada pada urutan ke 16 dunia dengan trend kenaikan ekspor sebesar 88,66% dalam periode tahun 2011-2015 atau senilai 18,85 juta USD pada tahun 2015, disusul China urutan ke 24 meskipun ada penurunan ekspor sebesar -17,19% atau senilai 9,12 juta USD. Kondisi ini turut mendukung Indonesia untuk terus bersaing dengan negara-negara pesaing dari Asia dalam upaya meningkatkan ekspor produk ikan olahan ke Italia. 2.3 Regulasi Untuk Produk Ikan Olahan Italia Peraturan Keamanan Pangan Mengingat pentingnya perdagangan internasioal untuk industri produk ikan olahan di Uni Eropa, maka Uni Eropa telah menyusun kerangka persyaratan keamanan pangan untuk produk perikanan dan pertanian. Secara umum peraturan pangan di Uni Eropa diatur dalam General Food Law, berikut beberapa peraturan tambahan yang spesifik untuk produk perikanan: Tabel 6. Peraturan Terkait Keamanan Pangan Topik Higienitas Kontaminasi Mikrobiologi Persyaratan Peraturan Batas-batasan berlaku untuk Salmonella, E.coli, histamine, dan coagulase-positive staphylococci. Regulation (EC) 2073/2005 http://eurlex.europa.eu/LexUriServ/LexU riServ.do?uri=CONSLEG:2005 R2073:20111201:EN:PDF Substansi terlarang Hormon Batasan-batasan pemberian Directive 96/22/EC hormonal, thyrostatic action, http://eurdan beta-agonist lex.europa.eu/LexUriServ/LexU riServ.do?uri=CONSLEG:1996 L0022:20081218:EN:PDF Steroid, obat- Obat-obatan hewan dan Directive 96/23/EC obatan kontaminan yang dilarang http://eurhewan dan adalah: antibakterial lex.europa.eu/LexUriServ/LexU kontaminan (sulphonamides dan riServ.do?uri=CONSLEG:1996 quinolones), carbamates, L0023:20090807:EN:PDF 18 Pestisida Kontaminan pyrethroids, sedatives, organochlorine compounds, organophosphorus compounds, dan elemen kimia. Uni Eropa menetapkan level Regulation (EC) 396/2005 maksimum untuk residu http://eurpestisida dalam makanan. lex.europa.eu/LexUriServ/LexU riServ.do?uri=CONSLEG:2005 R0396:20120101:EN:PDF Level maksimum ditetapkan Regulation (EC) 1881/2006 untuk: http://eurlex.europa.eu/LexUriServ/LexU Timbal, kadmium, dan riServ.do?uri=CONSLEG:2006 merkuri. R1881:20121203:EN:PDF Dioksin. Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) Sumber: CBI Selain regulasi-regulasi di atas, penggunaan protein yang dihidrolisis untuk meningkatkan bobot ikan olahan kaleng, dianggap sebagai penipuan terhadap konsumen, maka hal ini dilarang oleh Uni Eropa. Peraturan dan Sertifikat Kesehatan Beberapa regulasi yang ditetapkan oleh Uni Eropa terkait mutu produk ikan olahan yang akan dipasarkan di negara-negara Uni Eropa, mencakup kontrol kesehatan produk perikanan. Peraturan umum standar kesehatan yang ditetapkan untuk produk-produk tersebut berkaitan dengan: - Hasil pengawasan kesehatan dari negara setempat - Perizinan - Sertifikat kesehatan (health certificate) - Pengendalian kesehatan (http://ec.europa.eu/food/international/trade/im_cond_fish_en.pdf) Terdapat beberapa sertifikasi/ label berstandar Uni Eropa yang mungkin disyaratkan oleh perusahaan pengimpor. Sertifikasi ini biasanya 19 bersifat sukarela namun dapat meningkatkan daya saing produk di pasaran, antara lain sebagai berikut: Tabel 7. Daftar Sertifikasi Tambahan Untuk Produk HS 1604 di Uni Eropa Sumber: CBI Selain pentingnya memiliki ketiga sertifikat diatas penangkapan ikan harus menganut faham tentang pentingnya penyelamatan keberadaan populasi ikan Hiu dan Lumba-Lumba untuk tangkapan Ikan Tuna. Penangkapan ikan Tuna mengharuskan pelaku industri Tuna ramah terhadap Populasi ikan Hiu dan Lumba-lumba. Hal ini penting untuk menjaga popuasi ikan tersebut dari kepunahan akibat tingginya perburuan serta tangkapan akan jenis ikan tersebut. Pelabelan Dolphine Save terhadap produk olahan ikan terutama jenis ikan Tuna harus terpenuhi untuk mencapai ekspor ikan ke negara Eropa. Kemasan dan Pelabelan Bahan kemasan produk HS 1604 yang umum digunakan selama ini adalah kaleng yang terbuat dari bahan metal, dengan bentuk yang disesuaikan kebutuhan dan bentuk potongan produk yang dijual. 20 Pelabelan pada kemasan harus dengan jelas memberikan informasi tentang produk tersebut. Informasi tersebut berupa keterangan mengenai nama dan penjelasan produk, bahan baku, istilah ilmiah, kandungan nutrisi, tanggal kadaluarsa, daerah asal produk, barcode, metode penyimpanan khusus (bila diperlukan), cara menggunakan produk dan logo sertifikasi (bila ada). Informasi ini harus dapat terbaca dengan jelas dan dengan mudah ditemukan oleh konsumen. Berikut ini beberapa regulasi terkait dengan pelabelan produk: Tabel 8. Peraturan Terkait Pelabelan Produk Perikanan Persyaratan Pelabelan Umum Semua produk yang ditujukan untuk konsumsi manusia, produk perikanan dan produk pertanian harus memenuhi persyaratan pelabelan makanan. CN coding Label seluruh produk system perikanan yang diimpor oleh Uni Eropa harus mencakup: Merek komersial (bahasa negara dan bahasa latin); metode produksi (tangkapan laut atau perairan darat); area penangkapan. Regulation (EU) No 1169/2011 http://eurlex.europa.eu/LexUriServ/Lex UriServ.do?uri=OJ:L:2011:30 4:0018:0063:EN:PDF Regulation (EC) 104/2000 http://eurlex.europa.eu/LexUriServ/LexUr iServ.do?uri=CONSLEG:2000R 0104:20061016:EN:PDF Regulation (EC) 2065/2001 http://eurlex.europa.eu/LexUriServ/LexUr iServ.do?uri=CONSLEG:2001R 2065:20070101:EN:PDF Sumber: CBI Standar Pemasaran Standar pemasaran adalah persyaratan yang ditujukan untuk menjamin konsumen Uni Eropa atas kualitas minimum dari suatu produk yang dijual kepada konsumen, diatur dalam regulasi (EC) 2406/1996 (http://eurlex.europa.eu/LexUriServ/LexUriServ.do?uri=CONSLEG:1996R2406:2005 0602:EN:PDF). 2.4 Saluran Distribusi Produk Ikan Olahan di Italia 21 Saluran distribusi yang paling efektif untuk memasarkan barangbarang konsumen di Italia adalah melalui Agen dan distributor. Selain melalui agen, produsen atau eksportir ikan olahan dapat memasarkan produknya secara langsung kepada importir, industri makanan atau pedagang grosir luar negeri. Para Importir maupun pedagang grosir kemudian akan menyalurkan produk tersebut langsung ke pedagang eceran/ritel atau ke perusahaan industri makanan. Importir, grosir dan distributor akan menyediakan transportasi, penyimpanan produk, informasi pasar, dan beberapa asuransi. Berikut adalah skema sistem distribusinya: Gambar 1. Jalur Distribusi Produk Ikan Olahan di Italia Gambar 2 di bawah ini merepresentasikan tiga kategori utama dari perusahaan yang aktif dalam segmen ritel. Segmen ritel didefinisikan sebagai semua toko yang menjual produk secara langsung kepada konsumen untuk dikonsumsi di rumah. Skema ini berlaku untuk semua produk makanan laut. 22 Gambar 2. Pemain Utama dalam Segmen Ritel/ Pedagang Eceran Gambar 3 di bawah ini merepresentasikan tiga kategori utama dari perusahaan yang aktif dalam segmen pelayanan makanan (food service). Segmen ini didefinisikan sebagai semua perusahaan yang menjual produk makanan laut untuk konsumsi di luar rumah. Gambar 3. Pemain Utama dalam Segmen Food Service 2.5 Hambatan dan Tantangan Lainnya Jarak Faktor yang menghambat kegiatan ekspor-impor antara IndonesiaItalia adalah jarak yang cukup jauh antara kedua negara tersebut. Faktor jarak inilah yang merupakan keunggulan Jerman, sebagai negara eksportir utama ikan olahan ke Italia, sehingga perdagangan produk ikan 23 olahan Italia dengan negara tersebut tercatat lebih signifikan secara nilai dan volume. Perdagangan hasil laut umumnya menggunakan sistem pengapalan, dengan pilihan INCOTERM (istilah perdagangan internasional) sebagai berikut: 2.5.1 CFR atau CNF (Cost and Freight) Eksportir membayar seluruh biaya logistik hingga pelabuhan tujuan. Resiko barang setelah bongkar muat kemudia menjadi tanggungan importir. 2.5.2 CIF (Cost, Insurance and Freight) Eksportir mengatur pengiriman barang hingga ke pelabuhan tujuan dan menyiapkan seluruh dokumen yang diperlukan oleh importir untuk mengambil barang dari perusahaan pengapalan. 2.5.3 FOB (Freight on Board atau Free on Board) Eksportir menggunakan jasa perusahaan pengapalan yang ditunjuk importir, biaya dan resiko dibagi dua berdasarkan jarak tempuh. Sistem CNF dan CIF hanya disarankan bagi eksportir dengan cashflow perusahaan yang baik. Peningkatan standar keamanan pangan Setiap negara memiliki standar keamanan pangan masing-masing. Meningkatnya jumlah standar keamanan pangan dan peraturan negara Uni Eropa dapat menjadi hambatan untuk melakukan ekspor. Eksportir tidak dapat mengabaikan tuntutan dan kebutuhan dari importir Eropa. Di sisi lain, importir Eropa juga harus mematuhi peraturan-peraturan yang ditetapkan Uni Eropa. Pada umumnya importir hanya akan bekerjasama dengan pemasok yang bersedia dan mampu untuk memahami posisi mereka dan memenuhi tantangan sesuai standar-standar yang telah ditetapkan. Kompetisi kualitas Negara Eksportir yang sudah memiliki sertifikat internasional (seperti Global GAP, ASC atau ACC) yang menjamin kualitas mutu produknya akan lebih mudah diterima di pasar Italia. Hal ini sejalan dengan fakta 24 meningkatnya kesadaran masyarakat Eropa secara keseluruhan atas kualitas makanan yang dikonsumsi. Kandungan logam berat dan histamin pada ikan tuna dan udang yang terkontaminasi parahaemolyticus menjadi alasan rendahnya kualitas produk ikan dunia terutama ikan Indenesia sehingga berdampak pada rendahnya permintaan dunia dan turunnya nilai ekspor ikan Indonesia. Dalam rangka melakukan perlindungan terhadap konsumen ikan serta mendongkrak ekspor ikan ke negara tujuan, Pemerintah Indonesia mengembangkan sistem pengendalian mutu secara total dan terpadu, dimulai dari lokasi budidaya/penangkapan sampai dengan produk siap saji (from farm to table) oleh Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) dan Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Kompetisi produk ramah lingkungan Selain sertifikat-sertifikat pada poin di atas, sertifikat khusus yang mengacu pada segmen pasar yang lebih spesifik, seperti sertifikat produk organik dan sistem peternakan ikan yang ramah lingkungan, dapat menjadi investasi yang baik untuk jangka panjang. Hal ini disebabkan karena konsumen di Eropa cenderung memilih barang yang tidak hanya berkualitas tinggi tetapi juga ramah lingkungan. Komunikasi Italia merupakan salah satu negara yang erat dengan budaya. Kebanyakan orang Italia ingin melakukan bisnis dan berinteraksi dengan orang-orang yang mengetahui budaya Italia. Italia juga merupakan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari. Maka sebagai langkah awal, pemahaman bahasa dan kebudayaan lokal akan sangat penting serta membantu kelancaran komunikasi dalam hubungan bisnis. Hal ini menjadi sangat penting saat importir memilih untuk melakukan komunikasi bisnis secara langsung dengan para pemasoknya. 25 III. PELUANG DAN STRATEGI 3.1 Peluang Konsumsi ikan olahan dalam negeri Italia tergolong cukup tinggi di Eropa, dimana konsumsi per kapita mencapai 25 kg per tahun. Menurut data Istat, jenis ikan olahan yang diimpor pasar Italia adalah tuna sirip kuning (yellowfin) yang merupakan spesies ikan yang banyak ditemukan di perairan Samudra Hindia. Namun, dikarenakan keterbatasan armada komersial untuk penangkapan ikan, Italia terpaksa harus bergantung pada impor bahan baku, seperti potongan ikan dalam bentuk frozen pre-cooked yang kemudian diolah di dalam negeri, maupun produk jadi seperti tuna kaleng dari luar negeri. Kondisi ini memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk berperan sebagai negara pemasok produk ikan olahan ke Italia. Di kawasan Asia, Thailand dan Filipina juga adalah dua negara pesaing utama Indonesia dalam hal produksi ikan olahan. Akan tetapi jika dibandingkan Thailand dan Filipina, industri perikanan Indonesia memiliki keunggulan kompetitif dari segi kapasitas produksi yang cukup besar dan tidak tergantung pada impor bahan baku. 3.2 Strategi 3.2.1 Strategi Promosi Berikut adalah beberapa saran dan strategi promosi yang dapat dilakukan oleh produsen produk ikan olahan asal Indonesia untuk dapat menembus pasar Italia: Mengikuti kegiatan pameran dagang merupakan salah satu cara yang efektif untuk memperkenalkan produk ini di Italia sekaligus dalam rangka mencari mitra dan distributor. Ajang pameran juga dapat menjadi kesempatan bagi perusahaan lokal dan asing untuk membangun hubungan bisnis. Beberapa pameran dagang untuk produk perikanan yang diselenggarakan di Italia yang dapat diikuti oleh para pengusaha Indonesia diantaranya Pameran Agriculture, Forestry, Zootechny di Verona pada bulan Februari, di Foggia pada 26 bulan April s/d Mei dan di Bologna pada bulan November. Disamping itu terdapat dua pameran dagang untuk produk makanan yang mengikutsertakan sektor perikanan, yaitu CIBUS di Parma pada bulan Mei dan TUTTO FOOD di Milan pada bulan Mei. Perusahaan eksportir disarankan untuk memiliki website yang dapat memberikan informasi awal kepada calon pembeli. Informasi-informasi yang penting untuk ditampilkan adalah profil perusahaan dengan alamat, nomor telepon, fax, e-mail serta contact person yang lengkap. Website juga sebaiknya dengan jelas menampilkan data atau keterangan mengenai produk yang ditawarkan, seperti: komposisi produk, kemasan, gambar produk, dan informasi pendukung lainnya. 3.2.2 Strategi Pengembangan Produk Berikut adalah beberapa saran dan strategi untuk pengembangan produk yang dapat dilakukan oleh produsen ikan olahan di Indonesia untuk dapat menembus pasar Italia: Para eksportir Indonesia perlu mengetahui jenis produk ikan olahan yang sesuai dengan selera konsumen atau yang menjadi produk unggulan di Italia. Perlu diketahui karakter atau standar produk yang sesuai dengan peraturan yang ditetapkan di pasar Italia. Dalam pemasaran sebuah produk, kemasan menjadi faktor yang sangat penting. Ikan olahan dapat dikemas dengan kaleng timah atau kaca. Uni Eropa tidak menggunakan standar berat khusus untuk kaleng kemasan ikan olahan. Variasi atau nilai tambah dari suatu produk menjadi salah satu ketertarikan konsumen. Ikan olahan dapat diproses dengan memberikan nilai tambah seperti dengan menambahkan extra-virgin olive oil. 27 IV. INFORMASI PENTING 4.1 Importir Italia Berikut beberapa perusahaan importir ikan Italia 1. ORAZIO E GIUSEPPLE LE MURA SRL Via Naxos 31, Giardini Naxos ME-Italy Tel: 094251169 / 0766.848.763, Fax: 0766.848.763 Email: [email protected] Website: 2. SOCIETA DEL MARE ADRIATICO Via Lungomare Meditteraneo 2-Italy Tel: +39 072 180 8794, Fax: +39 072 182 7827 Email: [email protected] Website: http://www.societamareadriatico.com 3. KAREL HOFLAND Rocca Priora (RM) - Italy Tel: (0039) 3487100276, Fax: (0039) 3487100276 Email: (0039) 069410403 Website: [email protected] 4. II Gambero Rosso Seafood Trade Corso Umberto I, 102-Italy Tel: +39 092 390 9288, Fax: +39 092 390 9288 Email: [email protected]. Website: 5. GRUPPO COMMERCIAL FOCA Via Turrini 8-Italy Tel: (390) 5172 7415, Fax: (390) 5172 7155 Email: gruppocommerciale.it Website: www.gruppocommerciale.it 6. AZIENDA AGRICOLA VIP Via Convento Aguzzano 82,- Italy Tel: (390) 3094 1866, Fax: (390) 3094 4100 Email: [email protected] Website: www.sturgeons.net 28 4.2 Alamat dan Website Penting 1. Kedutaan Italia di Indonesia. Jl. Dipenogoro 45 Jakarta 10310, Indonesia. 2. Kamar Dagang Italia di Indonesia. Italian Business Association Indonesia (IBAI). Wisma BRI II, 15th Floor, Suite 1501 Jend. Sudirman No. 44 46 Jakarta 10210 IndonesiaTel: +62 (21) 571-3540 ; Fax: +62 (21) 571-9013. Email: [email protected]. Kontak person: Dr. Luigi Carlo Gastel (President) 3. Promosi Perdagangan Indonesia di Italia. ITPC MILAN, Via Vittor Pisani No.8 Piano 6° Milan, Italia. 4. Perwakilan Indonesia di Italia. Ambasciata della Repubblica di Indonesia, Via Campania 53-55,00187 Roma, Italia.Tel: +39064200911; Fax: +39064880280 / +390648904910 5. Pihak Yang Dihubungi Bila Terjadi Dispute. Departemen Perdagangan Luar Negeri Italia (Instituito Nazionale per il commercio) Estero http://www.ice.gov.it/. perdagangan Kementrian Italiahttp://www.mincomes.it/.atau http://europa.eu/abc/governments/index_en.htm 6. Untuk memastikan nilai tukar Euro dengan mata uang lainnya, dapat dilakukan dengan mengakses http://www.oanda.com/Atau dapat juga melalui Euromonitor International (agensi riset)E-mail: mailto:[email protected]://www.euromonitor.com 7. International Chamber of Commerce. E-mail: mailto:[email protected]. http://www.iccwbo.org 8. International Trade Centre UNCTAD/ WTO E-mail: mailto:[email protected]. http://www.intracen.org 9. Pameran Perdagangan. Macef (http://www.fmi.it/macef) 10. Website tentang Informasi terbaru mengenai pameran perdagangan Internasional Miller Freeman at: http://www.dotfood.com/schedule/index.htm 11. Organisasi Promosi Perdagangan Italia 29 ICE, National Institute for Foreign Trade. Address: Via Liszt 21, 00144 Rome, Italy. Telephone: (39) 6-59921Telefax: (39) 659926900 30 REFERENSI 1. Council Regulation (EC) No 379/2004 of 24 February 2004 opening and providing for the management of autonomous Community tariff quotas for certain fishery products for the period 2004 to 2006. OJ L379, 2/3/2004, pp. 7-10. (http://europa.eu.int/eurlex/pri/en/oj/dat/2004/l_064/l_06420040302en0 0070010.pdf). 2. Council Regulation (EC) No 975/2003 of 5 June 2003 opening and providing for the administration of a tariff quota for imports of canned tuna covered by CN codes 1604 14 11, 1604 1418 and 1604 20 70. OJ L141 7/6/2003, pp. 1-2. (http://europa.eu.int/smartapi/cgi/sga_doc?smartapi!celexapi!prod!CEL EXnumdoc&lg=EN&numdoc=32003R0975&model=guicheti). 3. LEDA Fish Info. 2002. Info tuna quality. (http://www.ledafish.com/tuna.htm). 4. ATUNA. Archive Tuna Market News. (http://www.atuna.com/markt/market_index_M.htm). 5. Seafood Expo Global (http://www.seafoodexpo.com/global/). 6. GLOBEFISH (www.globefish.org) 7. “Sempre più pesce in tavola in Italia 25 kg all’anno pro capite,” Italia e Tavola, diakses 30 Juni 2016, http://www.italiaatavola.net/alimenti/pesce/2016/1/2/pesce-tavola-italiaprocapite/42587 8. “Inside Italy – The Fish and Seafood Trade,” Agriculture and Agri-Food Canada, diakses 30 Juni 2016, http://www5.agr.gc.ca/resources/prod/Internet-Internet/MISBDGSIM/ATS-SEA/PDF/6532-eng.pdf 9. “Overview of the Italian fisheries and aquaculture sector,” Eurofish, diakses 30 Juni 2016, http://www.eurofish.dk/index.php?option=com_content&view=article&id =116%3Aitaly&catid=37&Itemid=27 31 10. “Coldiretti: rivoluzione consumi, torna la dieta mediterranea,” Harian La Repubblica, diakses 30 Juni 2016, http://www.repubblica.it/economia/rapporti/osserva-italia/stili-divita/2016/04/09/news/coldiretti_rivoluzione_consumi_torna_la_dieta_m editerranea-137243289/?refresh_ce 32