FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWI D - III KEBIDANAN TINGKAT III STIKES U’BUDIYAH BANDA ACEH KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh Oleh : RIFKA AJIRNA NIM : 10010084 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN BANDA ACEH TAHUN 2013 ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWI D – III KEBIDANAN TINGKAT III STIKES U’BUDIYAH BANDA ACEH TAHUN 2013 Rifka Ajirna1, Said Usman2 xi + halaman: 39, 8 tabel, 2 gambar, 11 lampiran Latar Belakang : Motivasi adalah terbentuk dari sikap (attitute) dalam menghadapi situasi ruang lingkupnya (situation), Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek, Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa, Penghargaan juga menjadi suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh semua orang di dalam hidupnya (recognition). Hasil studi pendahuluan dari 105 mahasiswi terdapat (93) mahasiswi yang dapat mengikuti ujian, (8) mahasiswi yang ikut bersyarat, (3) yang tidak boleh mengikuti ujian, dan mahasiswi yang mengikuti mata kuliah perbaikan (SP) sebanyak 71 mahasiswi dalam 27 mata kuliah, berdasarkan hasil wawancara dari 15 mahasiswi yang mengikuti SP 8 diantaranya karena minat dalam belajar kurang, 4 karena absensi dan 3 karena pengaruh pembelajaran yang diberikan oleh dosen. Tujuan Penelitian :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan motivasi belajar mahasiswi D III kebidanan. Metode penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian analitik comperatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik Proposional sampling. Sampel penelitian yang diambil berjumlah 51 mahasiswi dari jumlah populasi 105 dilakukan di STIKes U’Budiyah Banda Aceh pada tanggal 18 sampai 24 juni 2013. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner dan observasi. Analisa data yang digunakan dengan uji Chi-Square. Hasil Penelitian : Terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan dengan motivasi belajar (p value 0,006). Tidak ada hubungana antara penghargaan dengan motivasi belajar nilai p value 0,79, tidak ada hubungan antara minat dengan motivasi belajar nilai p value 0,183. Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan dengan motivasi belajar p value 0,006. Diharapkan untuk institusi agar dapat lebih lagi meningkatkan kenyamanan ruang lingkup sekitaran area perkuliahan, kelas maupun sekitarnya untuk dapat mendukung lingkungan yang efektif bagi proses belajar mengajar mahasiswi. Kata Kunci : Motivasi Belajar, Minat, Lingkungan, Penghargaan Sumber : 6 buku, 12 situs internet 1 Mahasiswi Prodi D-III Kebidanan STIKes U’Budiyah Dosen Pembimbing Prodi D-III Kebidanan STIKes U’Budiyah 2 KATA PENGANTAR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T, dimana atas rahmat dan hidayah-Nya peneliti telah dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Belajar Mahasiswi D - III Kebidanan Tingkat III STIKes U’Budiyah Banda Aceh Tahun 2012” Peneliti Karya Tulis Ilmiah ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan STIKes U’Budiyah. Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini Peneliti telah banyak menerima bimbingan dan bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kata pengantar ini Peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dedi Zefrizal, S.T, Selaku Ketua Yayasan U’Budiyah Indonesia 2. Ibu Marniati, M. Kes. Selaku Ketua STIKes U’Budiyah Banda Aceh 3. Ibu Nuzulul Rahmi, SST. Selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh. 4. Bapak Said Usman, S.Pd M.Kes. Selaku pembimbing Peneliti yang selalu membimbing dan banyak meluangkan waktu dan pemikiran dan kasih sayangnya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 5. Ibu Cut Efriana, SST, yang telah membantu dan mendengarkan keluh kesah kami selama ini, selama kami masih menjadi anak-anak mu bu, makasih untuk semua yang telah ibu lakukkan. 6. Ayahanda Saifullah dan ibunda Rosmiah terimakasih untuk do’a untuk anakmu, dan semua pengorbanan, dalam do’anya dan juga air mata yang rela ia bekukan demi kami, yang seperti lilin yang rela habis demi terang. 7. Para Dosen dan Staf Akademik Prodi STIKes U’Budiyah Banda Aceh 8. Teman-teman seangkatan Zikrina, Nuswatul Khaira, Raudhatul Jannah 113, Siti Julita, Yusniar, Zahrati Fauza, Roslena, Nurbaiti, Nursa’dah, Nelli Safrida, Nurul Fataya, Nuri Darma my bro yang join selalu bersama seiring sekata,haha, Permata Santi, Mulyati, Yusnidar, Raudhatul Jannah 79, Hasanah, Ashfiya dan Rauzah MS, A,dan juga seangkatan ”KANSAS” yang telah banyak membantu memberikan semangat, kekuatan dorongan dan do’a sehingga selesainya Karya Tulis Ilmiah ini. Peneliti menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, banyak kekurangan baik dari segi bahasa, penulisan, maupun isinya. Oleh sebab itu Peneliti senantiasa mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak yang dapat membantu dalam pembuatan penulisan pada penelitian selanjutnya. Akhirnya kepada Allah SWT kita sepantasnya berserah diri, tiada satupun yang terjadi tanpa kehendakNya. Segala sesuatu berjalan sesuai aturan Allah SWT, menjalani dan melangkah pasti dan yakin karenaNya. Banda Aceh, 19 September 2013 Tertanda Peneliti DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL i ABSTRAK ..................................................................................................... ii PERNYATAAN PERSETUJUAN iii PENGESAHAN PENGUJI .......................................................................... iv KATA PENGANTAR .................................................................................. v DAFTAR ISI vi DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian 1 1 5 5 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Motivasi 1) Teori maslow’s need hierarchy Theory 2) Hezbreg Two Factor Theory 3) Achievement Theory B. Fungsi Motivasi C. Hal – Hal Yang Dapat Menimbulkan Motivasi 1. Interinsik 2. Ekstrinsik D. Faktor –Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Belajar 1. Minat 2. Faktor Lingkungan 3. Penghargaan 4. Bakat 5. Faktor Materi 6. Faktor InstrumentalMateri 7. Kerangka Teoritis 7 7 6 10 11 12 13 13 13 15 15 15 16 17 17 19 19 BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN A. Kerangka Konsep penelitian B. Definisi Operasional C. Cara Pengukuran Variabel D. Hipotesa 20 20 21 22 23 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Populasi dan sampel 24 24 25 C. D. E. F. G. Lokasi dan Waktu Penelitian Instrumen Pengumpulan Data Tehnik Pengumpulan Data Cara Pengolahan Data Teknis Analisa Data BAB V HASIL PENELITIAN ...................................................................... A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................ B. Hasil Penelitian ............................................................................ C. Pembahasan .................................................................................. 25 27 27 28 28 29 29 30 37 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 38 A. Kesimpulan ................................................................................... 38 B. Saran .............................................................................................. 39 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1. Kerangka Teoritis ............................................................................. 19 Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................ 20 DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Definisi Operasional .......................................................................... 21 Table 5.1 Distribusi Frekuensi Minat Mahasiswi dalam motivasi belajar Tahun 2013 ........................................................................................ 31 Table 5.2 Distribusi Frekuensi Penghargaan dalam Motivasi belajar 2013...... 31 Table 5.3 Distribusi Frekuensi Lingkungan dalam Motivasi belajar 2013 .......... 32 Table 5.4 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar 2013 ........................................ 32 Table 5.5 Hubungan Minat dengan Motivasi Belajar Mahasiswi D-III Kebidanan Tingkat III Banda Aceh Tahun 2013… ......................... … 33 Table 5.6 Hubungan Penghargaan dengan Motivasi Belajar Mahasiswi D-III Kebidanan Tingkat III Banda Aceh Tahun 2013.................................. 34 Table 5.7 Hubungan Lingkungan dengan Motivasi Belajar Mahasiswi D-III Kebidanan Tingkat III Banda Aceh Tahun 2013.................................. 35 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : LembaranPermohonanMenjadiResponden Lampiran 2 : LembaranPersetujuanMenjadiResponden Lampiran 3 : Kuesioner Lampiran4 : SuratPengambilan Data Awal Lampiran5 : SuratSelesaiPengambilan Data Lampiran 6 : SuratIzinPenelitian Lampiran 7 : SuratBalasanSelesaiPenelitian Lampiran 8 : Master Tabel Lampiran 9 : Output Data SPSS Lampiran10 : LembaranKonsul Lampiran 11 : Biodata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan secara umum ialah setiap sesuatu yang mempunyai pengaruh dalam pembentukan jasmani seseorang, akalnya dan akhlaknya sejak dilahirkan hingga mati. Pendidikan dengan pengertian ini meliputi semua sarana, baik disengaja seperti dilingkungan keluarga (rumah), dan pendidikan sekolah, atau yang tidak disengaja seperti pendidikan yang dating kebetulan dari pengaruh lingkungan social kemasyarakatan dalam pergaulan kesehatan atau yang bersifat alamiah dan lain-lain Pendidikan dalam pengertian ini, sama dengan pengertian bahwa kehidupan itu sendiri atau dalam pengertian sesungguhnya bahwa segala bentuk hubungan manusia baik lingkungan keluarga, lingkungan alam dalam kehidupan ini dianggap sebagai sebuah proses pembelajaran dengan anggapan bahwa dimulai dari bawaan atau sejak lahir sampai keliang lahat (Dewasastra, 2012). Teori Hierarki Kebutuhan menurut Maslow Teori di kembangkan oleh Abraham Maslow, yang terkenal dengan kebutuhan FAKHA (Fisiologis, Aman, Kasih sayang, Harga diri, dan Aktualisasi diri) dimana dia memandang manusia sebagai hierarki lima macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan fisiologis, yang paling mendasar sampai kebutuhan tertinggi, yaitu aktualisasi diri. Menurut Maslow, individu akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan yang paling menonjol atau yang paling kuat bagi mereka pada waktu tertentu. Dari kenyataan ini, kita dapat melihat bahwa motivasi merupakan unsure hakiki dalam integrasi antara pribadi individu dan tujuan organisasi. Pemberian motivasi merupakan salah satu fungsi dan tugas dari seorang pendorong.Ia harus mampu memotivasi individu-individu yang terlibat untuk dapat memberikan kinerja yang optimal demi pencapaian tujuan organisasi (Stoner, 2005). Ilmuwan ketiga yang diakui telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman motivasi Herzberg.Teori yang dikembangkannya dikenal dengan“ Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”. Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang. Faktor motivasional antara lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain. Sedangkan faktor-faktor hygiene atau pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya, teknik penyeliaan yang diterapkan oleh para pelayanan, kebijakan organisasi, system administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan system imbalan yang berlaku (Herzberg, 2000). Salah satu tantangan dalam memahami dan menerapkan teori Herzberg ialah memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih berpengaruh kuat dalam kehidupan seseorang, apakah yang bersifat intrinsic ataukah yang bersifat ekstrinsik, Teori Herzberg ini melihat ada dua faktor yang mendorong motivasi yaitu faktor intrinsic yaitu dayadorong yang timbul dari dalam diri masing-masing orang, dan faktor ekstrinsik yaitu dayadorong yang dating dari luar diri seseorang, terutama dari organisasi tempatnya bekerja. Adapun yang merupakan faktor motivasi menurut Herzberg adalah: pekerjaan itu sendiri (the work it self), prestasi yang diraih (achievement), peluang untuk maju (advancement), pengakuan orang lain (ricognition), tanggung jawab (responsible) (Herzberg, 2000). Berdasarkan nilai evaluasi akhir dari STIKes U’Budiyah Banda Aceh setiap mata kuliah hanya diberikan kepada mahasiswa yang mempunyai kehadiran yang cukup dalam mata kuliahyang bersangkutan sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu kehadiran perkuliahan 75% - 100% : boleh mengikuti ujian, 50 – 74% : boleh mengikuti ujian dengan persyaratan, dan50% : tidak diperbolehkan mengikuti ujian. Sebagai perbandingan, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada mahasiswi kebidanan Poltekkes Banda Aceh, mengatakan bahwa dalam 3 kelas terdapat 133 orang mahasiswi, 119 orang mengikuti mata kuliah perbaikan ,dari 10 mahasiswi yang diwawancarai 5 orang mengatakan mengikuti perbaikan karena absensi, 3 karena kurang minat belajar, 2 orang karena pengaruh tehnik mengajar dosen. Hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan di STIKes U’Budiyah Banda Aceh Tahun 2012 yaitu dari 105 mahasiswi terdapat (93) mahasiswa yang boleh mengikuti ujian, (8) mahasiswa yang ikut bersyarat, (3) yang tidak boleh mengikuti ujian, dan mahasiswa yang mengikuti mata kuliah perbaikan (SP) sebanyak 71 orang mahasiswa dalam 27 mata kuliah dari mulai Mikrobiologi (6 orang), KDPK (11), Fiskes (19), konsep kebidanan (22), Biorep (5), IKM (5), Obsetri (12) Pelayanan KB (4), PROMKES (46), Epidemiologi (3), Etika (5), Askeb III nifas (9), Askeb Kom unitas (5), Neonatus (26), Kespro (1), Dokumentasi (1), Konseling (2), Biostatisti k (4), Askeb I (5), Kespro (10), Askeb II Persalinan (3), Farmakologi (40), Gynek ologi (21), Biokimia (3), Askeb IV Patologis (4), Anatomi (2). Masalah yang di temukan adalah dari 15 mahasiswi yang mengikuti SP 8 diantaranya karena minat dalam belajar kurang, 4 diantaranya karena absensi dan 3orang karena pengaruh pembelajaran yang diberikan oleh dosen. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengetahui, Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Motivasi Belajar Mahasiswi D-III Kebidanan Tingkat III STIKesU’Budiyah Banda Aceh. B. RumusanMasalah Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah yang diangkat adalah “Apakah Ada Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Belajar Mahasiswa D – III Kebidanan Tingkat III STIKes U’Budiyah Banda Aceh Tahun 2013”. C. TujuanPenelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Faktor –Faktor Belajar Mahasiswa yang berhubungan dengan Motivasi D – III Kebidananan Tingkat III STIKes U’Budiyah Banda Aceh Tahun 2013. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui hubungan minat belajar dengan motivasi belajar Mahasiswa D-III Kebidananan Tingkat III STIKes U’Budiyah Banda Aceh tahun 2013 b. Untuk mengetahui hubungan antara penghargaan dengan motivasi belajar Mahasiswa D-III Kebidananan Tingkat III STIKes U’Budiyah Banda Aceh Tahun 2013 c. Untuk mengetahui hubungan antara lingkungan dengan motivasi belajar Mahasiswa D-III Kebidananan Tingkat III STIKes U’Budiyah Banda Aceh Tahun 2013. D. Manfaat Penelitian 1. Untuk Responden Informasi yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswi dalam peningkatan motivasi belajar dan menjadi pemicu peningkatan kualitas belajar mahasiswi. 2. Untuk Peneliti Penelitian ini sangat berguna untuk menambah pengalaman dan pengetahuan dalam penelitian serta dapat menjadi ilmu terbaru dan mengetahui bagaimana pengaruh pembelajaran juga bermanfaat bagi dari motivasi itu sendiri dalam pengalaman dalam mata kuliah metodologi penelitian. 3. Untuk Institusi Penelitian Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi untuk pengembagan sistem untuk kegiatan pembelajaran, sekaligus sebagai bahan bacaan di perpustakaan institusi pendidikan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Motivasi Motivasi adalah terbentuk dari sikap (attitute) dalam menghadapi situasi ruang lingkupnya (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri untuk terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan (Anwar, 2009). Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan keiatan belajar. Para ahli psikologi mendefenisikan motivasi sebagai pengaruh kebutuhan – kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang (Safitri, 2011). Kegiatan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan pekerjaan, senantiasa didasari dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu. Dengan kata lain, kebutuhan itu mendorong manusia melakukan kegiatan tertentu dalam usaha memenuhi kegiatan tersebut. Energi atau tenaga yang mendorong individu melakukan kegiatan didalam usaha memenuhi kebutuhan ini lazimnya disebut motivasi (Mamduh,2005). Ada beberapa teori mengatakan tentang motivasi antara lain : 1) Teorimaslow’s need hierarchy Theory Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjagan atau pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila kebutuhannya tidak terpenuhi maka akan ada penunjukan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi maka akan ada sikap/perilaku yang gembira sebagai manifestasi dari rasa puasnya (Anwar, 2009). Dalam teori (Anwar, 2009) Abraham Maslow mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah sebagai berikut: 1. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bernafas, seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar. 2. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari ancaman bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup. 3. Kebutuhan untuk rasa memiliki, yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk dicintai dan mencintai. 4. Kebutuhan akan hargadiri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain. 5. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill, dan potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide member penilaian dan kritik terhadap sesuatu. Selanjutnya Abraham Maslow mengemukakan bahwa orang dewasa secara normal memuaskan kira-kira 85% kebutuhan fisiologis, 70% kebutuhan rasa aman, 50% kebutuhan untuk memiliki dan mencintai, 40% kebutuhan harga diri, dan hanya 10% dari kebutuhan aktualisasi diri (Anwar, 2009). Sedangkan pengertian pendidikan secara khusus ialah semua media yang dijadikan dan dipergunakan untuk menegembangkan jasmani anak, akalnya dan untuk pembinaan akhlaknya (akhlakul karimah), dan hanya meliputi sarana khusus yang mungkin disusun suatu system bagiannya,ini terbatas pada pendidikan rumah tangga dan sekolah. Pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks, yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting (Dewasantara, 2012). 1. Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya) 2. Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya) 3. Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki). 4. Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan) 5. Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi, kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya (Rudicahyo, 2011). Teori humanistic memandang tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar nantinya ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Para ahli humanistik melihat adanya dua bagian pada proses belajar ialah proses pemerolehan dan pemberian informasi baru (Rudicahyo, 2011). Teori ExsistenceRelatednessGrowth (ERG) adalah teori motivasi yang menyatakan bahwa orang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan tentang eksistensi (Exsistence,kebutuhan mendasar dari Maslow), kebutuhan keterkaitan (Relatedness, kebutuhan hubungan antar pribadi) dan kebutuhan pertumbuhan(Growth, kebutuhan akan kreativitas pribadi atau pengaruh produktif). Teori ERG menyatakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi mengalami kekecewaan, kebutuhan yang lebih rendah akan kembali, walaupun sudah terpuaskan.Managemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya. Seorang manager adalah orang yang bekerja dengan bantuan orang lain. Ia tidak menjalankan semua pekerjaan sendirian saja, melainkan mengarahkan orang lain dalam tim untuk melaksanakannya. Jika tugas yang diarahkan tidak dapat dilaksanakan oleh karyawannya, seorang manager harus mengetahui sebab-sebabnya. Mungkin karyawan yang bersangkutan memang tidak kompeten di bidangnya, tetapi mungkin pula ia tidak mempunyai motivasi untuk bekerja dengan baik (Stoner, 2005). 2) Hezberg Two Factor Theory Teori dua faktor dikembang kan oleh Frederick Herzberg. Ia menggunakan teori Abraham Maslow sebagai titik acuannya. Duafaktor yang menjadikan puas dan tidak puasnya menurut HerzBerg, yaitu faktor pemeliharaan (maintenance factors) dan faktor permotivasian (motivational factors). Faktor pemeliharaan disebut pula dissatisfiers, hygiene factors, job context, extrinsic factors yang meliputi administrasi dan kebijakan perusahaan, kualitas pengawasan, hubungan dangan pengawas, hubungan dengan subordinat, upah, keamanan, kondisi kerja, dan status. Sedangkan faktor pemotivasian disebut pula satisfier, motivators, job content, intrinsic factor yang meliputi dorongan berprestasi, pengenalan, kemajuan (advancement), work it self, kesempatan berkembang, dan tanggung jawab (Anwar, 2009). Menurut Herzberg faktor hygienis/extrinsic factor tidak akan mendorong minat para pegawai untuk berforma baik, akan tetapi jika faktor-faktor ini dianggap tidak dapat memuaskan dalam berbagai hal seperti gaji tidak memadai, kondisi kerja tidak menyenangkan, faktor-faktor itu dapat menjadi sumber ketidak puasan potensial (Herzberg, 2000). Sedangkan faktor motivation/intrinsic factor merupakan faktor yang mendorong semangat guna mencapai kinerja yang lebih tinggi. Jadi pemuasan terhadap kebutuhan tingkat tinggi (faktor motivasi) lebih memungkinkan seseorang untuk berforma tinggi dari pada pemuasan kebutuhan lebih rendah (hygienis) (Leidecker, 2011). 3) Achievement Theory Prof. Dr. David C. McClelland, seorang ahli psikologis bangsa Amerika dari Universitas Harvad, dalam teori motivasinya menggemukakan bahwa produktivitas seseorang sangat ditentukan oleh “virus mental’’ yang ada pada dirinya. Virus mental adalah kondisi jiwa yang mendorong seseorang mampu mencapai prestasinya secara maksimal. Virus mental yang dimaksud terdiri dari 3(tiga) dorongan kebutuhan, yaitu: a. Need of achievement (kebutuhan untuk berprestasi) b. Need of affiliation (kebutuhan untuk memperluas pergaulan) c. Need of power (kebutuhan untuk menguasai sesuatu) Motivasi berprestasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau mengerjakan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji. Hal ini sesuai dengan pendapat jhonson (1984), yang mengemukakan bahwa“Achievement motiveis impetus to do well relative to some standard of excellence” (John, 2005). Dalam teori pengharapan yang dikembangkan oleh Victor H. Vroom. Kemudian teori ini diperluas oleh poter dan lawer. Mengemukakan bahwa motivasi merupakan suatu produk bagaimana seseorang mengiginkan sesuatu, dan penaksiran seseorang memungkinkan aksi tertentu yang akan menuntunnya (Anwar, 2009). Motivasi seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor karakteristik individu, karakteristik tugas, dan kateristik situasi kerja, teori Maslow, sebagai contoh, membahas bagaimana seseorang tergerak berbuat sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya.Individu mempunyai kebutuhan yang berbeda, teori herzbreg membahas hubungan antara karakteristik pekerjaan dengan motivasi dan kepuasan seseorang (Mamduh, 2003). B. Fungsi Motivasi Menurut M. Ngalim Purwanto (dalam Sarjanaku, 2009). Motivasi mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motivasi berfungsi sebagai penggerak atau motor yang memberi energi (kekuatan) seseorang untuk melakukan suatu tugas. Motivasi itu merupakan arah perbuatan, yakni kearah perwujutan cita-cita atau suatu tujuan. Motiv menyeleksi suatu perbuatan kita, artinya menentukan perbuatan-perbuatan yang mana harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan mengenyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu. C. Hal-Hal Yang Dapat Menimbulkan Motivasi Menurut (Sarjanaku, 2009). Hal – hal yang dapat menimbulkan motivasi adanya faktor interistik dan eksteristik yaitu : 1. Intrinsik a. Adanya Kebutuhan Dengan adanya kebutuhan maka hal ini menjadi motivasi bagi anak didik untuk berbuat dan berusaha, misalnya: anak ingin mengetahui isi cerita dari buku sejarah, keinginan untuk mengetahui isi tersebut menjadi pendorong yang kuat bagi anak untuk belajar membaca. b. Adanya Pengetahuan tentang Kemajuan Sendiri Dengan mengetahui hasil dan presentasi diri, seperti apakah ia mendapat kemajuan atau tidak, hal ini menjadi pendorong bagi anak untuk belajar lebih giat lagi. Jadi dengan adanya pengetahuan sendiri tentang kemajuannya, maka motivasi tersebut akan timbul. c. Adanya Aspirasi atau Cita-cita Bahwa manusia itu tidak akan terlepas dari cita-cita, hal ini tergantung dari tingkat umur manusia itu sendiri. Mungkin anak kecil belum mempunyai cita-cita, akan tetapi semakin besar usia seseorang semakin jelas dan juga tegas dan semakin mengetahui jati dirinya dan juga citacitanya yang ingin ia capainya. 2. Ekstrinsik a. Ganjaran Menurut Amir Dien Indra Kusuma, ganjaran adalah merupakan alat pendidikanrepresif dan positif. Ganjaran adalah juga merupakan alat motivasi, yaitu alat yang bisa menimbulkan motivasi Ekstrinsik b. Hukuman Menurut Amir Dien Indra Kusuma, satu-satunya hukuman yang dapat diterima dalam dunia pendidikan adalah hukuman yang bersifat memperbaiki hukuman yang bisa menyadarkan anak kepada keinsyafan atas kesalahan yang telah diperbuatnya. c. Persaingan Sudah jelas bahwa persaingan ini mempunyai insentif yang penting dalam pengajaran. Apabila persaingan diadakan dalam suasana yang fair, maka hal ini akan merupakan motivasi dalam “Academic Achievement” akan tetapi persaingan akan mempunyai efek yang lainnya. Disamping itu “Academic Achievement” itu sendiri dan jika persaingan itu dijalankan dengan intensif. Belajar menurut konsep eropa yaitu mencakup menghafal, mengingat, dan memproduksi sesuatu yang dipelajari (Notoatmodjo,2003). Belajar merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk mendapat dari bahan yang dipelajari dan adanya perubahan dalam diri seseorang baik itu pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan tingkah lakunya. Motivasi belajarmerupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada diri seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan (Sarjanaku, 2012). D. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Belajar Mahasiswi 1. Minat Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek, Menurut Crow and Crow minat adalahpendorong yang menyebabkan seseorang memberi perhatian terhadap orang, sesuatu, aktivitas-aktivitas tertentu (Sarjanaku, 2012). 2. FaktorLingkungan Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak telantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya. Lingkungan keluarga sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik. Lingkungan sekolah seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. maka para pendidik, orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimiliki oleh anaknya atau peserta didiknya, antara lain dengan mendukung, ikut mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya (Syafitri, 2011). 3. Penghargaan Motivasi bisa muncul jika terdapat penghargaan atau pujian yang layak yang menyertai atau melandasi pembelajaran. a. Penghargaan dapat menimbulkan proses belajar, penghargaan secara spesifik memindahkan atau menagalihkan konsentrasi para siswa dari bidang yang harus dipelajari karena faktor penghargaan dan secara tepat ahal ini mengganggu atau merusak proses belajar itu sendiri. b. Penghargaan mempunyai efek negatif atas keinginan individu untukmencoba tugas tugas yang menantang. c. Penghargaan dapat memepertahankan perilaku tertentu hanya dalam waktu jangka pendek (Prasetyo, 2011). Penghargaan juga menjadi suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh semua orang di dalam hidupnya (recognition). Meskipun ada orang yang tidak mengharapkan penghargaan dalam melakukan sesuatu, tetapi kalau dia diberi penghargaan, besar kemungkinan dia akan merasa lebih berbahagia juga. Tepuk tangan (Standing ovation) yang tulus selama 3 menit, pemberian piagam, pemberian medali, atau sekedar ucapan terimakasih yang disampaikan didepan publick atas prestasi seseorang, akan membuat seseorang lebih bahagia, Karenadihargai dan diakui (Basith, 2006). 4. Bakat Faktor psikologis lain yang mememngaruhi prroses belajar adalah bakat. Secara umum bakat(uptitude)didefenisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Syah, 2003). 5. Faktor Materi Faktor materi atau hal yang dipelajari,ikut menentukan proses dan hasil belajar. Misalnya bealajar pengetahuan dan belajar sikap atau keterampilan akan menentukan perbedaan proses belajar (Notoatmodjo, 2003). 6. Faktor Instrumental Faktor instrumental yang terdiri dari perangkat keras (hardtware) seperti perlengkapan belajar dan alat-alat peraga,dan perangkat lunak (software) seperti kurikulum (dalam pendidikan formal), pengajar atau fasilitator belajar serta metode belajar mengajar. Untuk memperoleh hasil belajar yang efektif, faktor instrumental ini dirancang sedemikian rupa sehingga sesuai dengan materi dan subjek belajar. Misalnya metode unuk belajar pengetahuan lebih baik digunakan metode ceramah, sedangkan untuk belajar sikap, tidakan, keterampilan atau perilaku lebih baik digunakan metode diskusi kelompok, demontrasi, bermain peran (role play) atau metode permainan (Notoatmodjo, 2003). E. KERANGKA TEORITIS 1. Teorimaslow’sneed hierarchy Theory dan teori dua faktor herzbreg Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjagan atau pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri.. Dan hezbreg duafaktor yang menjadikan puas dan tidak puasnya menurut Herz Berg, (Anwar, 2009). Anwar, 2009 - Motivasi - Need hierarkhu - AbrahamMaslow Teory Rudicahyo, 2005 - Kebutuhan Maslow (teori humanistic) Stoner 2005 - Teori ERG Sarjanku, 2009 - Motivasi interistik dan eksteristik Basit, 2006 - Penghargaan Syah, 2003 - Bakat Syafitri, 2011 - Lingkungan Gambar 2.1Kerangka Teoritis Motivasi Belajar BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah berdasarkan teori Maslow, (2011) dan Hezbreg, (2000). Menurut teori tersebut motivasi dipengaruhi oleh faktor exterinsik dan interistik, (Hezbreg) dan pengharg aan, aktualisasi diri, dicintai mencintai, harga diri, dan kebutuhan fisiologisnya, ( Maslow). Sehubungan dengan keterbatasan peneliti maka dalam penelitian ini yang diteliti adalah, minat, penghargaan, dan lingkungan, yang diduga berhubungan dengan motivasi belajar mahasiswi D-III Kebidanan U’Budiyah Banda Aceh, bentuk kerangka konsepnya adalah sebagai berikut : Variable Independent Variabel Dependent Minat Motivasi Belajar Penghargaan Lingkungan Gambar 3.1 : Kerangka Konsep B. Definisi Oprasional Tabel 3.1 : Definisi Operasional N o Definisi Oprasional Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Variabel Dependen Membagikan kuesioner belajar mahasiswa DDengan kriteria -Tinggi bila III Kebidananan (x ≥ 8,11) U’Budiyah -Rendah bila (x 8,11) Variabel Independen 1 Motivasi Dorongan dan minat 2 Minat Keinginan untuk meningkatkan motivasi belajar 3 Penghargaan Hadiah yang diberikan kepada responden untuk meningkatkan motivasi belajar 4 Lingkungan Lingkungan sekolah yang mendukung motivasi belajar - Tinggi - Rendah Ordinal Membagikan kuesioner Dengan kriteria -Tinggi bila (x ≥ 7,62) -Rendah bila (x 7,62) Membagikan kuesioner Dengan kriteria -Tinggi bila (x ≥ 11,21) -Rendah bila (x 11,21) Kuesioner -Tinggi - Rendah Ordinal Kuesioner - Tinggi - Rendah Ordinal Membagikan kuesioner Dengan kriteria -Mendukung bila (x ≥ 10,19) -Tidak mendukung bila (x ) Kuesioner - Mendukung - Tidak mendukung Ordinal Kuesioner C. Cara pengukuran Variabel Cara pengukuran variabel penelitian ini adalah dengan cara 1. Motivasi Untuk mengetahui motivasi belajar peneliti membuat kuesioner berjumlah 5 soal untuk setiap pertanyaan penilaian dengan nilai score untuk jawaban Ya (2) dan untuk jawaban Tidak (1) dengan kriteria sebagai berikut : a. Tinggi : Bila (x ≥ 8,11) b. Rendah : Bila (x 8,11) 2. Minat Untuk mengetahui minat belajar peneliti membuat kuesioner berjumlah 5 soal. Untuk setiap pertanyaan penilaian dengan nilai score untuk jawaban Ya (2) dan untuk jawaban Tidak (1) dengan kriteria sebagai berikut : a. Tinggi : Bila (x ≥ 7,62) b. Rendah : Bila (x 7,62) 3. Penghargaan Untuk mengetahui pengahargaan yang diharapkan, peneliti membuat kuesioner berjumlah 5 soal. Untuk setiap pertanyaan penilaian dengan nilai score untuk jawaban TS (1), S (2), dan SS (3),dengan kriteria sebagai berikut a. Tinggi : Bila (x ≥ 11,21) b. Rendah : Bila (x 11,21) 4. Lingkungan Untuk mengetahui lingkungan yang mempengaruhi motivasi belajar, peneliti membuat kuesioner berjumlah 5 soal. Untuk setiap pertanyaan penilaian dengan nilai score untuk jawaban TS (1), S (2), dan SS (3),dengan kriteria sebagai berikut : a. Mendukung : Jika (x ≥ 10,19) b. Tidak mendukung : Jika (x 10,19) D. HIPOTESA Ha : Ada hubungan antara linkungan dengan motivasi belajar mahasiswi D-III kebidanan tingkat III STIKes U’Budiyah Banda Aceh Tahun 2013. Ho : Tidak ada hubungan antara minat dengan motivasi belajar mahasiswi D – III kebidanan tingkat III STIKes U’Budiyah Banda Aceh Tahun 2013. Ho : Tidak ada hubungan antara penghargaan dengan motivasi belajar mahasiswi D – III kebidanan tingkat III STIKes U’Budiyah Banda Aceh Tahun 2013. BAB IV METODELOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik yaitu survey penelitian yang mencoba menggali bagaimana, mengapa, fenomena kesehatan yang terjadi, dengan pendekatan coss sectional study yang variabel independent dan dependent di ukur secara bersamaan. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah mahasiswi kebidanan tingkat III di STIKes U’Budiyah yang berjumlah 106 orang Mahasiswi. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang ada dalam penelitian. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Slovin (Notoatmodjo, 2003) yaitu: Selanjutnya tehnik pengambilan sampel dilakukan secara proposional sampling hasilnya dapat dilihat pada table berikut ini: Tabel 4.1: Pengambilan sampel secara proporsional Sampling No Kelas Populasi Sampel 1. 2. III A III B Total 53 52 105 26 25 51 Keterangan : 1. Mencari sampel kelas A n = Populasi Kelas / N x n n = 53 / 105 x 51 n = 26 2. Mencari sampel kelas B n = Populasi Kelas / N x n n = 52/ 105 x 51 n = 25 Setelah ditentukan jumlah sampel kemudian sampel di ambil secara proporsive sampling yaitu dipilih sesuai keinginan peneliti tanpa harus menentukan NIM atau nomor Absensi. C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di STIKes U’Budiyah Banda Aceh 2. Waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada 18 sampai 24 juni 2013. D. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang berjumlah 20 pertanyaan, diantaranya : 5 pertanyaan tentang motivasi, 5 tentang minat belajar, 5 pertanyaan tentang penghargaan, dan 5 pertanyaan tentang lingkungan. E. Teknik Pengumpulan Data 1. Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dilokasi penelitian mengenai faktor – faktor yang berhubungan dengan minat belajar mahasiswa yang diperoleh langsung melalui angket dengan responden dengan menggunakan kuesioner. 2. Data sekunder Data yang diperoleh dari Akademi Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh dan berbagai reverensi dari buku – buku perpustakaan yang berhubungan dengan penelitian ini. F. Cara Pengolahan Data Dalam proses pengolahan data terdapat langkah – langkah yang harus ditempuh, diantaranya (Hidayat, 2007). a. Editing Adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. b. Coding Adalah merupakan kegiatan pemberian kode numerik(angka)terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. c. Transfering Dimana data yang diberi kode disusun secara berturut –turut dari responden pertama sampai responden terakhir untuk dimasukkan kedalam tabel. d. Tabulating Yaitu data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang telah diolah dan dipindahkan kedalam tabel untuk masing – masing tabel dan untuk masing – masing variabel. G. Teknis Analisis Data 1. Analisa Univariat Analisa univariat adalah analisa yang digunakan dengan menjabarkan secara deskriptif untuk melihat variabel yang diteliti, baik variabel dependen maupun independen. Data dikumpulkan dalam bentuk kuesioner, jawaban tersebut diberi skor nilai, kemudian semua variabel ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi terdiri dari nilai presentase, dengan rumus (Budiarto, 2002). Perhitungan persentase tiap kategori dilakukan rumus sebagai berikut : Keterangan : P = Angka Persentase f = Frekuensi yang di cari persentasinya n = Jumlah seluruh responden 2. Analisa Bivariat Analisa bivariat merupakan analisa hasil dari variabel bebas diduga mempunyai hubungan dengan variabel terikat. Analisa yang digunakan adalah hasil tabulasi silang. Untuk menguji hipotesa dilakukan analisa statistik dengan uji Chi – square test (x) pada tingkat kemaknaan 95% ( p. Value < 0,05). Sehingga dapat diketahui perbedaan tidaknya yang bermakna secara statistik, dengan menggunakan program khusus SPSS for windows. Melalui perhitungan Chis – Square selanjutnya ditarik suatu kesimpulan, bila nilai P lebih kecil dari nilai α (0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang menunjukkan ada hubungan bermakna antara variabel terikat dengan variabel bebas. Perhitungan yang digunakan pada uji Chi – Square untuk Program komputerisasi seperti program SPSS adalah sebagai berikut (Hartono, 2005) : 1. Bila pada tabel contingensy 2x2 dijumpai nilai e (harapan) kurang dari 5, maka uji yang digunakan adalah fisher axact tes. 2. Bila pada tabel contigency 2x2 dan tidak dijumpai nilai e (harapan) kurang dari 5, maka hasil uji yang digunakan adalah contiuty correction di table Asymp.sig(2-sided). 3. Bila pada tabel 2x2 masih juga terdapat frekuensi (harapan) e kurang dari 5, maka dilakukan koreksi dengan menggunakan rumus yate’s correction continue. 4. Bila pada tabel-tabel contigency lebih dari 2x2, misalnya 2x3, 3x3, dan lainlain, maka yang digunakan adalah uji person chi-square di table Asymp.sig(2sided). BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Secara Demografi lokasi STIKes U’Budiyah Banda Aceh yang berada di Kecamatan Syiah Kuala, terletak di Desa Alu Naga dan Desa Tibang Banda Aceh, dengan beberapa jurusan Kesehatan, yaitu Jurusan FKM, D-IV, D-III Kebidanan, Umum dan Program Khusus (Progsus). Salah satu Jurusan Kesehatan yang peneliti lakukan penelitian di D-III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh, pada mahasiswi tingkat III kelas A dan B yang berjumlah 106 orang siswi. STIKes U’Budiyah didirikan pada tahun 2004 dengan fasilitas 7 ruang kelas, 1 ruang ketua U’budiyah, 2 Ruang Staf Akademik, 1 Pustaka (Libary), 2 Ruang Sidang, 1 Ruang Keuangan, 1 Laboratorium Kebidanan, 2 Laboratorium Komputer, 1 Musalla, 1 Ruang Seminar Kesehatan dan 1 Ruang Aula (Planerry Hall). Di tinjau dari segi geografis STIKes U’Budiyah Banda Aceh di batasi oleh : 1. Bagian Barat berbatasan dengan Desa Tibang 2. Bagian Timur berbatasan dengan Krueng Alue Naga 3. Bagian Selatan berbatasan dengan tambak penduduk Desa Tibang 4. Bagian Utara berbatasan dengan Kompleks STT IT B. Hasil Penelitian 1. Analisa Univariat a. Minat Tabel : 5.1 Distribusi Frekuensi Minat Belajar pada Mahasiswi D-III Kebidanan STIKES U’Budiyah Banda Aceh Tahun 2013 No Minat f % 1 Tinggi 38 25,5 2 Rendah 13 74,5 51 100 Jumlah Sumber Data Primer diolahTahun 2013 Berdasarkan tabel 5.1 diatas diketahui bahwa dari 51 responden mayoritas mahasiswi yang memiliki minat tinggi dalam motivasi belajar sebanyak 38 orang (25,5%). b. Penghargaan Tabel : 5.2 Distribusi Frekuensi Minat Belajar pada Mahasiswi D-III Kebidanan STIKES U’Budiyah Banda Aceh Tahun 2013 No Penghargaan f % 1 Tinggi 43 84,3 2 Rendah 8 15,7 51 100 Jumlah Sumber Data Primer diolahTahun 2013 Berdasarkan tabel 5.2 diatas diketahui bahwa dari 51 responden mayoritas mahasiswi yang memiliki penghargaan tinggi dalam motivasi belajar sebanyak 43 orang (84,3%). c. Lingkungan Tabel : 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lingkungan pada Mahasiswi D-III Kebidanan STIKES U’Budiyah Banda Aceh Tahun 2013 No Lingkungan f % 1 Mendukung 45 88,2 2 Tidak mendukung 6 11,8 51 100 Jumlah Sumber Data Primer diolahTahun 2013 Berdasarkan tabel 5.3 diatas diketahui bahwa dari 51 responden mayoritas yang memiliki lingkungan mendukung dalam motivasi belajar sebanyak 45 orang (88,2%). d. Motivasi Tabel : 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Motivasi pada Mahasiswi D-III Kebidanan STIKES U’Budiyah Banda Aceh Tahun 2013 No Motivasi f % 1 Tinggi 28 54,9 2 Rendah 23 45,1 51 100 Jumlah Sumber Data Primer diolahTahun 2013 Berdasarkan tabel 5.4 diatas diketahui bahwa dari 51 responden mayoritas yang motivasinya tinggi dalam belajar sebanyak 28 orang (54,9%). 2. Analisa Bivariat a. Hubungan Minat dengan Motivasi Belajar Tabel 5.5 Hubungan Minat dengan Motivasi Belajar Mahasiswi D-III Kebidanan U’Budiyah Banda Aceh tahun 2013 Tinggi Tinggi f % 10 26,3 Motivasi Rendah f % 28 73,7 F 38 Total % 100 Rendah 13 100 0 0 13 100 Total 23 45,1 28 54,9 51 100 Minat P value 0,183 Sumber Data Primer diolahTahun 2013 Berdasarkan tabel 5.5 diatas diketahui bahwa dari 38 responden yang minatnya tinggi ternyata motivasinya rendah sebanyak 73,7%. Dari 13 responden yang minatnya rendah ternyata 100% motivasinya rendah. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0.183, berarti tidak ada hubungan antara minat dengan motivasi belajar mahasiswi D-III Kebidanan U’Budiyah Banda Aceh. b. Hubungan Penghargaan dengan Motivasi Belajar Tabel 5.6 Hubungan Penghargaan dengan Motivasi Belajar Mahasiswi D-III Kebidanan U’Budiyah Banda Aceh tahun 2013 Penghargaa n Tinggi f % Motivasi Rendah f % F Total % P value Tinggi Rendah Total 20 46,5 23 53,5 43 100 8 100 0 0 23 100 28 54,9 23 53,5 51 100 0,79 Sumber Data Primer diolahTahun 2013 Berdasarkan tabel 5.6 diatas diketahui bahwa dari 43 responden mempunyai penghargaan tinggi ternyata motivasinya rendah sebanyak 53,5%. Dari 23 responden yang penghargaannya rendah ternyata motivasinya tinggi sebanyak 100%. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0.79, berarti tidak ada hubungan antara penghargaan dengan motivasi belajar mahasiswi D-III Kebidanan U’Budiyah Banda Aceh. c. Hubungan Lingkungan dengan Motivasi Belajar Tabel 5.7 Hubungan Lingkungan dengan Motivasi Belajar Mahasiswi D-III Kebidanan U’Budiyah Banda Aceh tahun 2013 Lingkungan Mendukung Tidak Mendukung Total Tinggi f % 22 48,9 Motivasi Rendah f % 23 51,1 P Total value F % 45 100 6 100 0 0 6 100 28 54,9 23 51,1 51 100 0,006 Sumber Data Primer diolahTahun 2013 Berdasarkan tabel 5.7 diatas diketahui bahwa dari 45 responden yang lingkungan mendukung ternyata motivasinya rendah sebanyak 51,1%. Dari 6 responden yang lingkungannya tidak mendukung ternyata motivasinya tinggi sebanyak 100%. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0.006, berarti ada hubungan antara lingkungan dengan motivasi belajar mahasiswi D-III Kebidanan U’Budiyah Banda Aceh. C. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dengan melakukan analisa tentang hubungan Minat, Penghargaan dan Lingkungan mahasiswi D-III Kebidanan tingkat III U’Budiyah Banda Aceh dengan Motivasi Belajar. 1. Hubungan Minat Dengan Motivasi Belajar Berdasarkan tabel 5.5 diatas diketahui bahwa dari 38 responden yang minatnya tinggi ternyata motivasinya rendah sebanyak 73,7%. Dari 13 responden yang minatnya rendah ternyata 100% motivasinya rendah. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0.183, berarti tidak ada hubungan antara minat dengan motivasi belajar mahasiswi D-III Kebidanan U’Budiyah Banda Aceh. Penelitian ini sesuai dengan pernyataan teori Sabur, (2003) Minat adalah kemauan kehendak yang sangat memengaruhi corak perbuatan yang akan dilakukan seseorang yang kuat hubungannya dengan kondisi fisik dan psikologisnya seperti tengah dalam keadaan senang, sakit, tidak senang, tegang, dan terikut serta dengan kebiasaan sekitarnya. Hasil penelitian Salim, (2011) menyatakan bahwa motivasi dapat dipengaruhi oleh pertimbangan yang berkaitan dengan keputusan, rencana, minat, dan tujuan dan berbagai perhitungan yang berkaitan dengan keuntungan dan kerugian yang tidak akan didapatkan tanpa 4 faktor yaitu, kemampuan, usaha, kesukaran, tantangan dan keberuntungan, apabila mahasiswa mengalami kegagalan dalam belajar maka ia akan mepertimbangkan faktor – faktor yang datang dari luar dirinya, seperti tingkat kesukaran, guru yang memberikan pelajaran, suasana hati, usaha yang dilakukan dan juga bantuan dari orang lain, dengan p value variabel minat 2,79 Menurut asumsi peneliti tidak adanya hubungan antara minat dengan motivasi belajar karena minat dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar mahasiswi, bisa dari teman sekelas, teman seperjuangan dan juga bisa karena tidak ada dorongan dari keluarga, sehingga minat tidak dapat timbul. 2. Hubungan Penghargaan Dengan Motivasi Belajar Berdasarkan tabel 5.6 diatas diketahui bahwa dari 43 responden mempunyai penghargaan tinggi ternyata motivasinya rendah sebanyak 53,5%. Dari 23 responden yang penghargaannya rendah ternyata motivasinya tinggi sebanyak 100%. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0.79, berarti tidak ada hubungan antara penghargaan dengan motivasi belajar mahasiswi D-III Kebidanan U’Budiyah Banda Aceh. Penelitian ini sesuai dengan pernyataan teori Haryadi, (2011) yang menyebutkan bahwa penghargaan ini adalah alat bukan tujuan, hendaknya memperhatikan agar penghargaan ini dapat menjadi tujuan, seperti setelah diberikan penghargaan karena telah melakukan kegiatan belajar yang baik, diharapkan ia dapat meningkatkan atau melanjutkan belajar dengan baik juga. Hasil penelitian Erna (2011), menyatakan dalam teori hezbreg, bahwa penghargaan memang dibutuhkan dalam memotivasi belajar hanya disini yang berperan utama adalah tingkat kepuasan mahasiswa, menurut teori ini apabila hygiene factor terpenuhi akan timbul rasa kepuasan yang sangat berpengaruh terhadap potensi belajar, disebabkan kepuasan dalam belajar sangat mempengaruhi prestasi belajar, dengan p value 0,293. Menurut asumsi peneliti tidak adanya hubungan antara penghargaan dengan motivasi belajar karena dengan penghargaan dijadikan sebagai hadiah setelah mahasiswi melakukan kerja kerasnya, sehingga penghargaan disini lebih menjadi reward untuk penyemangat dengan harapan mahasiswi dapat meningkatkan lagi kualitas diri. 3. Hubungan lingkungan dengan Motivasi Belajar Berdasarkan tabel 5.7 diatas diketahui bahwa dari 45 responden yang lingkungan mendukung ternyata motivasinya rendah sebanyak 51,1%. Dari 6 responden yang lingkungannya tidak mendukung ternyata motivasinya tinggi sebanyak 100%. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0.006, berarti ada hubungan antara lingkungan dengan motivasi belajar mahasiswi D-III Kebidanan U’Budiyah Banda Aceh. Penelitian ini sesuai dengan pernyataan teori Syafitri (2011) yang menyatakan bahwa kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa, dan lingkungan seperti sekolah, guru, administrasi dan teman – teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik disekolah. Hasil penelitian Gibson (2001), yang menyatakan bahwa yang memotivasi manusia dibagi kedalam 2 variabel yaitu, individu dan psikologis, faktor psikologis ini terdiri dari, sikap, persepsi, kepribadian, yang sangat dipengaruhi oleh keluarga dan tingkat sosialnya dengan p value 0,001 Menurut asumsi peneliti adanya hubungan antara lingkungan dengan motivasi belajar karena dengan lingkungan yang mendukung, maka mahasiswi dapat memperoleh rasa aman nyaman dan semangat yang tinggi dalam proses belajar sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajarnya. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Tidak terdapat hubungan antara Minat dengan Motivasi belajar mahasiswa D-III Kebidanan tingkat III U’Budiyah Banda Aceh dengan nilai p value 0,183 2. Tidak terdapat hubunganantara Penghargaan dengan Motivasi belajar mahasiswa D-III Kebidanan tingkat III U’Budiyah Banda Aceh dengan nilai p value 0,79 3. Adanya hubungan antara Lingkungan dengan Motivasi Belajar mahasiswa D-III Kebidanan tingkat III U’Budiyah Banda Aceh dengan nilai p value 0,006 B. Saran 1. Diharapkan kepada responden agar dapat menjadi suatu acuan pengetahuan tentang hal – hal yang dapat meningkatkan motivasi 2. Diharapkan untuk peneliti agar dapat lebih dalam lagi memahami faktor – faktor yang paling berperan lainnya dalam peningkatan motivasi belajar mahasiswi khusunya kebidanan U’Budiyah Banda Aceh, sehingga dapat dijadikan pedoman proses peningkatan belajar mahasiswi. 3. Diharapkan untuk institusi agar dapat lebih lagi meningkatkan kenyamanan ruang lingkup sekitaran area perkuliahan, kelas maupun sekitarnya untuk dapat mendukung lingkungan yang efektif bagi proses belajar mengajar mahasiswi. DAFTAR PUSTAKA A. A. Anwar Prabu, (2009). Metedologi riset. Jakarta. Abadi. Basith, Abdul, (2006). Grafik – Grafik Kehidupan. Jakarta. Bumi Aksara Dewasastra, (2010). Pendidikan, http://www.dewasastra.wordprees.com/about. di ak ses tanggal 5.12.2012 Erna, (2011). Peran Penghargaan dalam Motivasi, http://www.urair.ac.id, di akses tanggal 25.7.2012 Gibson, (2001). Hubungan antara iklim organisasi dan kepuasan kerja. http://www.journal.uad.ac.id. Di akses tanggal 25.07.2013 Haryadi, (2011). Hubungan Motivasi dan Prestasi. http://www.haryadihasyimguru-indo.net. di akses tanggal 25.7.2013 Hezbreg, (2000).Teori Dua Faktor. http://repository.ipb.ac.id. di akses tanggal 5. 12. 2012 _______, (2011). Teori Dua Faktor Teori Thesis. http://www.kumpulan-teori skripsi.blogspot.com. di akses tanggal 7.12.2012 Leidecker, (2011). Faktor – Faktor Motivation. http://www. leidecker. info, id Notoatmodjo, (2003). Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta. Rineka. Mamduh, Hanafi, (2003). Kepemimpinan. Jakarta. Erlangga. Prasetyo, Bagus, (2011). Evolusi Teori Manajemen. http://www.bagus-bagus pasety o .nlogspot.com. di akses tanggal 9.12.2012 Rezawati, (2011), Faktor Minat Yang mempengaruhi Motivasi belajar mahasis wi di STIKes U’Budiyah Banda Aceh Tahun 2011, U’Budiyah Banda Aceh Rudicahyo, (2011). Kebutuhandasarmanusia. http://www.slideshare.net/smklbting .co.id.di akses tanggal 5.12.2012 Sabur, (2003). Yang Mendorong Tingkah Laku.http://www.repository.usu.ac.id di akses tanggal 25.7.2012 Salim, (2011). Hubungan Penghargaan dan Motivasi. http://www.repository.ac. dia kses tanggal 25.7.2012 Sarjanaku, (2009).Teori Belajar Menurut Para Ahli. http://www.sarjanaku.com. Di akses tanggal 8.12.2012 Stoner, (2003). Landasan Teori Dan Kerangka Berfikir. http: //library.binus .ac. id diakses tanggal 5.12.2012 Syafitri, (2011). Motivasi. fpsi10.web.unair.ac.id.diakses tanggal 7.12.2012 http://www.safitri-