faktor - faktor yang berhubungan dengan motivasi

advertisement
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI
BELAJAR MAHASISWI D - III KEBIDANAN TINGKAT III
STIKES U’BUDIYAH BANDA ACEH
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan
Program Studi Diploma III Kebidanan STIKes U’Budiyah
Banda Aceh
Oleh :
RIFKA AJIRNA
NIM : 10010084
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH PROGRAM
STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN BANDA ACEH
TAHUN 2013
ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI
BELAJAR MAHASISWI D – III KEBIDANAN TINGKAT III
STIKES U’BUDIYAH BANDA ACEH TAHUN 2013
Rifka Ajirna1, Said Usman2
xi + halaman: 39, 8 tabel, 2 gambar, 11 lampiran
Latar Belakang : Motivasi adalah terbentuk dari sikap (attitute) dalam menghadapi situasi ruang
lingkupnya (situation), Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada
sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek, Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal
siswa akan memengaruhi belajar siswa, Penghargaan juga menjadi suatu hal yang sangat
dibutuhkan oleh semua orang di dalam hidupnya (recognition). Hasil studi pendahuluan dari 105
mahasiswi terdapat (93) mahasiswi yang dapat mengikuti ujian, (8) mahasiswi yang ikut bersyarat,
(3) yang tidak boleh mengikuti ujian, dan mahasiswi yang mengikuti mata kuliah perbaikan (SP)
sebanyak 71 mahasiswi dalam 27 mata kuliah, berdasarkan hasil wawancara dari 15 mahasiswi
yang mengikuti SP 8 diantaranya karena minat dalam belajar kurang, 4 karena absensi dan 3
karena pengaruh pembelajaran yang diberikan oleh dosen.
Tujuan Penelitian :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan
dengan motivasi belajar mahasiswi D III kebidanan.
Metode penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian analitik comperatif dengan pendekatan
cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik Proposional sampling. Sampel
penelitian yang diambil berjumlah 51 mahasiswi dari jumlah populasi 105 dilakukan di STIKes
U’Budiyah Banda Aceh pada tanggal 18 sampai 24 juni 2013. Alat ukur yang digunakan adalah
kuesioner dan observasi. Analisa data yang digunakan dengan uji Chi-Square.
Hasil Penelitian : Terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan dengan motivasi belajar
(p value 0,006). Tidak ada hubungana antara penghargaan dengan motivasi belajar nilai p value
0,79, tidak ada hubungan antara minat dengan motivasi belajar nilai p value 0,183.
Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan dengan motivasi belajar p
value 0,006. Diharapkan untuk institusi agar dapat lebih lagi meningkatkan kenyamanan ruang
lingkup sekitaran area perkuliahan, kelas maupun sekitarnya untuk dapat mendukung lingkungan
yang efektif bagi proses belajar mengajar mahasiswi.
Kata Kunci : Motivasi Belajar, Minat, Lingkungan, Penghargaan
Sumber
: 6 buku, 12 situs internet
1
Mahasiswi Prodi D-III Kebidanan STIKes U’Budiyah
Dosen Pembimbing Prodi D-III Kebidanan STIKes U’Budiyah
2
KATA PENGANTAR
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T, dimana atas
rahmat dan hidayah-Nya peneliti telah dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini dengan judul “Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi
Belajar Mahasiswi D - III Kebidanan Tingkat III STIKes U’Budiyah Banda
Aceh Tahun 2012”
Peneliti Karya Tulis Ilmiah ini merupakan kewajiban yang harus
dilaksanakan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya
Kebidanan STIKes U’Budiyah.
Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini Peneliti telah banyak
menerima bimbingan dan bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, melalui kata pengantar ini Peneliti mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dedi Zefrizal, S.T, Selaku Ketua Yayasan U’Budiyah Indonesia
2. Ibu Marniati, M. Kes. Selaku Ketua STIKes U’Budiyah Banda Aceh
3. Ibu Nuzulul Rahmi, SST. Selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan STIKes
U’Budiyah Banda Aceh.
4. Bapak Said Usman, S.Pd M.Kes. Selaku pembimbing Peneliti yang selalu
membimbing dan banyak meluangkan waktu dan pemikiran dan kasih
sayangnya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Ibu Cut Efriana, SST, yang telah membantu dan mendengarkan keluh
kesah kami selama ini, selama kami masih menjadi anak-anak mu bu,
makasih untuk semua yang telah ibu lakukkan.
6. Ayahanda Saifullah dan ibunda Rosmiah terimakasih untuk do’a untuk
anakmu, dan semua pengorbanan, dalam do’anya dan juga air mata yang
rela ia bekukan demi kami, yang seperti lilin yang rela habis demi terang.
7. Para Dosen dan Staf Akademik Prodi STIKes U’Budiyah Banda Aceh
8. Teman-teman seangkatan Zikrina, Nuswatul Khaira, Raudhatul Jannah
113, Siti Julita, Yusniar, Zahrati Fauza, Roslena, Nurbaiti, Nursa’dah,
Nelli Safrida, Nurul Fataya, Nuri Darma my bro yang join selalu bersama
seiring sekata,haha, Permata Santi, Mulyati, Yusnidar, Raudhatul Jannah
79, Hasanah, Ashfiya dan Rauzah MS, A,dan juga seangkatan ”KANSAS”
yang telah banyak membantu memberikan semangat, kekuatan dorongan
dan do’a sehingga selesainya Karya Tulis Ilmiah ini.
Peneliti menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna, banyak kekurangan baik dari segi bahasa, penulisan, maupun isinya.
Oleh sebab itu Peneliti senantiasa mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya
membangun dari semua pihak yang dapat membantu dalam pembuatan penulisan
pada penelitian selanjutnya.
Akhirnya kepada Allah SWT kita sepantasnya berserah diri, tiada satupun
yang terjadi tanpa kehendakNya. Segala sesuatu berjalan sesuai aturan Allah
SWT, menjalani dan melangkah pasti dan yakin karenaNya.
Banda Aceh, 19 September 2013
Tertanda
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL
i
ABSTRAK ..................................................................................................... ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
iii
PENGESAHAN PENGUJI .......................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1
1
5
5
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Motivasi
1) Teori maslow’s need hierarchy Theory
2) Hezbreg Two Factor Theory
3) Achievement Theory
B. Fungsi Motivasi
C. Hal – Hal Yang Dapat Menimbulkan Motivasi
1. Interinsik
2. Ekstrinsik
D. Faktor –Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Belajar
1. Minat
2. Faktor Lingkungan
3. Penghargaan
4. Bakat
5. Faktor Materi
6. Faktor InstrumentalMateri
7. Kerangka Teoritis
7
7
6
10
11
12
13
13
13
15
15
15
16
17
17
19
19
BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN
A. Kerangka Konsep penelitian
B. Definisi Operasional
C. Cara Pengukuran Variabel
D. Hipotesa
20
20
21
22
23
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Populasi dan sampel
24
24
25
C.
D.
E.
F.
G.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Instrumen Pengumpulan Data
Tehnik Pengumpulan Data
Cara Pengolahan Data
Teknis Analisa Data
BAB V HASIL PENELITIAN ......................................................................
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................
B. Hasil Penelitian ............................................................................
C. Pembahasan ..................................................................................
25
27
27
28
28
29
29
30
37
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 38
A. Kesimpulan ................................................................................... 38
B. Saran .............................................................................................. 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Kerangka Teoritis ............................................................................. 19
Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................ 20
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Definisi Operasional .......................................................................... 21
Table 5.1 Distribusi Frekuensi Minat Mahasiswi dalam motivasi belajar
Tahun 2013 ........................................................................................ 31
Table 5.2 Distribusi Frekuensi Penghargaan dalam Motivasi belajar 2013...... 31
Table 5.3 Distribusi Frekuensi Lingkungan dalam Motivasi belajar 2013 .......... 32
Table 5.4 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar 2013 ........................................ 32
Table 5.5 Hubungan Minat dengan Motivasi Belajar Mahasiswi D-III
Kebidanan Tingkat III Banda Aceh Tahun 2013… ......................... … 33
Table 5.6 Hubungan Penghargaan dengan Motivasi Belajar Mahasiswi D-III
Kebidanan Tingkat III Banda Aceh Tahun 2013.................................. 34
Table 5.7 Hubungan Lingkungan dengan Motivasi Belajar Mahasiswi D-III
Kebidanan Tingkat III Banda Aceh Tahun 2013.................................. 35
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: LembaranPermohonanMenjadiResponden
Lampiran 2
: LembaranPersetujuanMenjadiResponden
Lampiran 3
: Kuesioner
Lampiran4
: SuratPengambilan Data Awal
Lampiran5
: SuratSelesaiPengambilan Data
Lampiran 6
: SuratIzinPenelitian
Lampiran 7
: SuratBalasanSelesaiPenelitian
Lampiran 8
: Master Tabel
Lampiran 9
: Output Data SPSS
Lampiran10
: LembaranKonsul
Lampiran 11 : Biodata
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan secara umum ialah setiap sesuatu yang mempunyai pengaruh
dalam pembentukan jasmani seseorang, akalnya dan akhlaknya sejak dilahirkan
hingga mati. Pendidikan dengan pengertian ini meliputi semua sarana, baik
disengaja seperti dilingkungan keluarga (rumah), dan pendidikan sekolah, atau
yang tidak disengaja seperti pendidikan yang dating kebetulan dari pengaruh
lingkungan social kemasyarakatan dalam pergaulan kesehatan atau yang bersifat
alamiah dan lain-lain Pendidikan dalam pengertian ini, sama dengan pengertian
bahwa kehidupan itu sendiri atau dalam pengertian sesungguhnya bahwa segala
bentuk hubungan manusia baik lingkungan keluarga, lingkungan alam dalam
kehidupan ini dianggap sebagai sebuah proses pembelajaran dengan anggapan
bahwa dimulai dari bawaan atau sejak lahir sampai keliang lahat (Dewasastra,
2012).
Teori Hierarki Kebutuhan menurut Maslow Teori di kembangkan oleh
Abraham Maslow, yang terkenal dengan kebutuhan FAKHA (Fisiologis, Aman,
Kasih sayang, Harga diri, dan Aktualisasi diri) dimana dia memandang manusia
sebagai hierarki lima macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan fisiologis, yang
paling mendasar sampai kebutuhan tertinggi, yaitu aktualisasi diri. Menurut
Maslow, individu akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan yang paling
menonjol atau yang paling kuat bagi mereka pada waktu tertentu. Dari kenyataan
ini, kita dapat melihat bahwa motivasi merupakan unsure hakiki dalam integrasi
antara pribadi individu dan tujuan organisasi. Pemberian motivasi merupakan
salah satu fungsi dan tugas dari seorang pendorong.Ia harus mampu memotivasi
individu-individu yang terlibat untuk dapat memberikan kinerja yang optimal
demi pencapaian tujuan organisasi (Stoner, 2005).
Ilmuwan ketiga yang diakui telah memberikan kontribusi penting dalam
pemahaman motivasi Herzberg.Teori yang dikembangkannya dikenal dengan“
Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene
atau “pemeliharaan”. Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah
hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti
bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene
atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti
bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam
kehidupan seseorang. Faktor motivasional antara lain ialah pekerjaan seseorang,
keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan
pengakuan orang lain. Sedangkan faktor-faktor hygiene atau pemeliharaan
mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang
individu dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya,
teknik penyeliaan yang diterapkan oleh para pelayanan, kebijakan organisasi,
system administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan system imbalan yang
berlaku (Herzberg, 2000).
Salah satu tantangan dalam memahami dan menerapkan teori Herzberg
ialah memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih berpengaruh kuat
dalam kehidupan seseorang, apakah yang bersifat intrinsic ataukah yang bersifat
ekstrinsik, Teori Herzberg ini melihat ada dua faktor yang mendorong motivasi
yaitu faktor intrinsic yaitu dayadorong yang timbul dari dalam diri masing-masing
orang, dan faktor ekstrinsik yaitu dayadorong yang dating dari luar diri seseorang,
terutama dari organisasi tempatnya bekerja. Adapun yang merupakan faktor
motivasi menurut Herzberg adalah: pekerjaan itu sendiri (the work it self), prestasi
yang diraih (achievement), peluang untuk maju (advancement), pengakuan orang
lain (ricognition), tanggung jawab (responsible) (Herzberg, 2000).
Berdasarkan nilai evaluasi akhir dari STIKes U’Budiyah Banda Aceh
setiap mata kuliah hanya diberikan kepada mahasiswa yang mempunyai kehadiran
yang cukup dalam mata kuliahyang bersangkutan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku yaitu kehadiran perkuliahan 75% - 100% : boleh mengikuti ujian, 50 –
74% : boleh mengikuti ujian dengan persyaratan, dan50% : tidak diperbolehkan
mengikuti ujian.
Sebagai perbandingan, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada
mahasiswi kebidanan Poltekkes Banda Aceh, mengatakan bahwa dalam 3 kelas
terdapat 133 orang mahasiswi, 119 orang mengikuti mata kuliah perbaikan ,dari
10 mahasiswi yang diwawancarai 5 orang mengatakan mengikuti perbaikan
karena absensi, 3 karena kurang minat belajar, 2 orang karena pengaruh tehnik
mengajar dosen.
Hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan di STIKes U’Budiyah
Banda Aceh Tahun 2012 yaitu dari 105 mahasiswi terdapat (93) mahasiswa yang
boleh mengikuti ujian, (8) mahasiswa yang ikut bersyarat, (3) yang tidak boleh
mengikuti ujian, dan mahasiswa yang mengikuti mata kuliah perbaikan (SP)
sebanyak 71 orang mahasiswa dalam 27 mata kuliah dari mulai Mikrobiologi (6
orang), KDPK (11), Fiskes (19), konsep kebidanan (22), Biorep (5), IKM (5),
Obsetri
(12)
Pelayanan
KB
(4), PROMKES (46), Epidemiologi (3), Etika (5), Askeb III nifas (9), Askeb Kom
unitas (5), Neonatus (26), Kespro (1), Dokumentasi (1), Konseling (2), Biostatisti
k (4), Askeb I (5), Kespro (10), Askeb II Persalinan (3), Farmakologi (40), Gynek
ologi (21), Biokimia (3), Askeb IV Patologis (4), Anatomi (2). Masalah yang di
temukan adalah dari 15 mahasiswi yang mengikuti SP 8 diantaranya karena minat
dalam belajar kurang, 4 diantaranya karena absensi dan 3orang karena pengaruh
pembelajaran yang diberikan oleh dosen.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengetahui,
Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Motivasi Belajar Mahasiswi D-III
Kebidanan Tingkat III STIKesU’Budiyah Banda Aceh.
B. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah yang
diangkat adalah “Apakah Ada Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Motivasi
Belajar Mahasiswa D – III Kebidanan Tingkat III STIKes U’Budiyah Banda Aceh
Tahun 2013”.
C. TujuanPenelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Faktor –Faktor
Belajar Mahasiswa
yang berhubungan dengan Motivasi
D – III Kebidananan Tingkat III STIKes U’Budiyah
Banda Aceh Tahun 2013.
2. Tujuan Khusus
a.
Untuk mengetahui hubungan minat belajar dengan motivasi belajar
Mahasiswa D-III Kebidananan Tingkat III STIKes U’Budiyah Banda
Aceh tahun 2013
b.
Untuk mengetahui hubungan antara penghargaan dengan motivasi belajar
Mahasiswa D-III Kebidananan Tingkat III STIKes U’Budiyah Banda
Aceh Tahun 2013
c.
Untuk mengetahui hubungan antara lingkungan dengan motivasi belajar
Mahasiswa D-III Kebidananan Tingkat III STIKes U’Budiyah Banda
Aceh Tahun 2013.
D. Manfaat Penelitian
1.
Untuk Responden
Informasi yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan mahasiswi dalam peningkatan motivasi belajar
dan menjadi pemicu peningkatan kualitas belajar mahasiswi.
2.
Untuk Peneliti
Penelitian ini sangat berguna untuk menambah pengalaman dan
pengetahuan dalam penelitian serta dapat menjadi ilmu terbaru dan
mengetahui
bagaimana
pengaruh
pembelajaran juga bermanfaat bagi
dari
motivasi
itu
sendiri
dalam
pengalaman dalam mata kuliah
metodologi penelitian.
3.
Untuk Institusi Penelitian
Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi untuk pengembagan
sistem untuk kegiatan pembelajaran, sekaligus sebagai bahan bacaan di
perpustakaan institusi pendidikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah terbentuk dari sikap (attitute) dalam menghadapi situasi
ruang lingkupnya (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang
menggerakkan diri untuk terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan (Anwar,
2009).
Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan
belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan keiatan
belajar. Para ahli psikologi mendefenisikan motivasi sebagai pengaruh kebutuhan
– kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang
(Safitri, 2011).
Kegiatan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan pekerjaan,
senantiasa didasari dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu. Dengan
kata lain, kebutuhan itu mendorong manusia melakukan kegiatan tertentu dalam
usaha memenuhi kegiatan tersebut. Energi atau tenaga yang mendorong individu
melakukan kegiatan didalam usaha memenuhi kebutuhan ini lazimnya disebut
motivasi (Mamduh,2005).
Ada beberapa teori mengatakan tentang motivasi antara lain :
1) Teorimaslow’s need hierarchy Theory
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjagan
atau
pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada
dalam diri. Apabila kebutuhannya tidak terpenuhi maka akan ada penunjukan
perilaku kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi maka akan ada
sikap/perilaku yang gembira sebagai manifestasi dari rasa puasnya (Anwar,
2009).
Dalam teori (Anwar, 2009) Abraham Maslow mengemukakan bahwa
hierarki kebutuhan manusia adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan
fisik, bernafas, seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat
terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar.
2. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari ancaman
bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup.
3. Kebutuhan untuk rasa memiliki, yaitu kebutuhan untuk diterima oleh
kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk dicintai dan
mencintai.
4. Kebutuhan akan hargadiri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai
oleh orang lain.
5. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk
menggunakan
kemampuan,
skill,
dan
potensi.
Kebutuhan
untuk
berpendapat dengan mengemukakan ide-ide member penilaian dan kritik
terhadap sesuatu. Selanjutnya Abraham Maslow mengemukakan bahwa
orang dewasa secara normal memuaskan kira-kira 85% kebutuhan
fisiologis, 70% kebutuhan rasa aman, 50% kebutuhan untuk memiliki dan
mencintai, 40% kebutuhan harga diri, dan hanya 10% dari kebutuhan
aktualisasi diri (Anwar, 2009).
Sedangkan pengertian pendidikan secara khusus ialah semua media yang
dijadikan dan dipergunakan untuk menegembangkan jasmani anak, akalnya dan
untuk pembinaan akhlaknya (akhlakul karimah), dan hanya meliputi sarana
khusus yang mungkin disusun suatu system bagiannya,ini terbatas pada
pendidikan rumah tangga dan sekolah. Pada dasarnya semua manusia memiliki
kebutuhan pokok. Menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid,
orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu
dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan
biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks, yang hanya akan
penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat
paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat
berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting (Dewasantara, 2012).
1. Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
2. Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
3. Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain,
diterima, memiliki).
4. Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan
mendapatkan dukungan serta pengakuan)
5. Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami,
dan menjelajahi, kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan;
kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari
potensinya (Rudicahyo, 2011).
Teori
humanistic
memandang tujuan belajar
adalah untuk
memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika pelajar
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya
harus berusaha agar nantinya ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan
sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari
sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan
utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya,
yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri
sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi
yang ada dalam diri mereka. Para ahli humanistik melihat adanya dua bagian
pada proses belajar ialah proses pemerolehan dan pemberian informasi baru
(Rudicahyo, 2011).
Teori ExsistenceRelatednessGrowth (ERG) adalah teori motivasi yang
menyatakan bahwa orang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan tentang
eksistensi
(Exsistence,kebutuhan
mendasar
dari
Maslow),
kebutuhan
keterkaitan (Relatedness, kebutuhan hubungan antar pribadi) dan kebutuhan
pertumbuhan(Growth, kebutuhan akan kreativitas pribadi atau pengaruh
produktif). Teori ERG menyatakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi
mengalami kekecewaan, kebutuhan yang lebih rendah akan kembali, walaupun
sudah terpuaskan.Managemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur
yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau
perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan
jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya. Seorang manager
adalah orang yang bekerja dengan bantuan orang lain. Ia tidak menjalankan
semua pekerjaan sendirian saja, melainkan mengarahkan orang lain dalam tim
untuk melaksanakannya. Jika tugas yang diarahkan tidak dapat dilaksanakan
oleh karyawannya, seorang manager harus mengetahui sebab-sebabnya.
Mungkin karyawan yang bersangkutan memang tidak kompeten di bidangnya,
tetapi mungkin pula ia tidak mempunyai motivasi untuk bekerja dengan baik
(Stoner, 2005).
2) Hezberg Two Factor Theory
Teori dua faktor dikembang kan oleh Frederick Herzberg. Ia
menggunakan teori Abraham Maslow sebagai titik acuannya. Duafaktor yang
menjadikan puas dan tidak puasnya menurut HerzBerg, yaitu faktor
pemeliharaan (maintenance factors) dan faktor permotivasian (motivational
factors). Faktor pemeliharaan disebut pula dissatisfiers, hygiene factors, job
context, extrinsic factors yang meliputi administrasi dan kebijakan perusahaan,
kualitas pengawasan, hubungan dangan pengawas, hubungan dengan
subordinat, upah, keamanan, kondisi kerja, dan status. Sedangkan faktor
pemotivasian disebut pula satisfier, motivators, job content, intrinsic factor
yang meliputi dorongan berprestasi, pengenalan, kemajuan (advancement),
work it self, kesempatan berkembang, dan tanggung jawab (Anwar, 2009).
Menurut Herzberg faktor hygienis/extrinsic factor tidak akan mendorong
minat para pegawai untuk berforma baik, akan tetapi jika faktor-faktor ini
dianggap tidak dapat memuaskan dalam berbagai hal seperti gaji tidak
memadai, kondisi kerja tidak menyenangkan, faktor-faktor itu dapat menjadi
sumber ketidak puasan potensial (Herzberg, 2000).
Sedangkan faktor motivation/intrinsic factor merupakan faktor yang
mendorong semangat guna mencapai kinerja yang lebih tinggi. Jadi pemuasan
terhadap kebutuhan tingkat tinggi (faktor motivasi) lebih memungkinkan
seseorang untuk berforma tinggi dari pada pemuasan kebutuhan lebih rendah
(hygienis) (Leidecker, 2011).
3) Achievement Theory
Prof. Dr. David C. McClelland, seorang ahli psikologis bangsa Amerika
dari Universitas Harvad, dalam teori motivasinya menggemukakan bahwa
produktivitas seseorang sangat ditentukan oleh “virus mental’’ yang ada pada
dirinya. Virus mental adalah kondisi jiwa yang mendorong seseorang mampu
mencapai prestasinya secara maksimal. Virus mental yang dimaksud terdiri
dari 3(tiga) dorongan kebutuhan, yaitu:
a. Need of achievement (kebutuhan untuk berprestasi)
b. Need of affiliation (kebutuhan untuk memperluas pergaulan)
c. Need of power (kebutuhan untuk menguasai sesuatu)
Motivasi berprestasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan dalam diri
seseorang untuk melakukan atau mengerjakan suatu kegiatan atau tugas dengan
sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji. Hal ini sesuai
dengan pendapat jhonson (1984), yang mengemukakan bahwa“Achievement
motiveis impetus to do well relative to some standard of excellence” (John,
2005).
Dalam teori pengharapan yang dikembangkan oleh Victor H. Vroom.
Kemudian teori ini diperluas oleh poter dan lawer. Mengemukakan bahwa
motivasi merupakan suatu produk bagaimana seseorang mengiginkan sesuatu,
dan penaksiran seseorang
memungkinkan aksi tertentu yang akan
menuntunnya (Anwar, 2009).
Motivasi seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor karakteristik individu,
karakteristik tugas, dan kateristik situasi kerja, teori Maslow, sebagai contoh,
membahas bagaimana seseorang tergerak berbuat sesuatu untuk memenuhi
kebutuhannya.Individu mempunyai kebutuhan yang berbeda, teori herzbreg
membahas hubungan antara karakteristik pekerjaan dengan motivasi dan
kepuasan seseorang (Mamduh, 2003).
B. Fungsi Motivasi
Menurut M. Ngalim Purwanto (dalam Sarjanaku, 2009). Motivasi
mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motivasi berfungsi sebagai
penggerak atau motor yang memberi energi (kekuatan) seseorang untuk
melakukan suatu tugas. Motivasi itu merupakan arah perbuatan, yakni kearah
perwujutan cita-cita atau suatu tujuan. Motiv menyeleksi suatu perbuatan kita,
artinya menentukan perbuatan-perbuatan yang mana harus dilakukan, yang serasi,
guna mencapai tujuan itu dengan mengenyampingkan perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan itu.
C. Hal-Hal Yang Dapat Menimbulkan Motivasi
Menurut (Sarjanaku, 2009). Hal – hal yang dapat menimbulkan motivasi
adanya faktor interistik dan eksteristik yaitu :
1. Intrinsik
a. Adanya Kebutuhan
Dengan adanya kebutuhan maka hal ini menjadi motivasi bagi anak
didik untuk berbuat dan berusaha, misalnya: anak ingin mengetahui isi
cerita dari buku sejarah, keinginan untuk mengetahui isi tersebut menjadi
pendorong yang kuat bagi anak untuk belajar membaca.
b. Adanya Pengetahuan tentang Kemajuan Sendiri
Dengan mengetahui hasil dan presentasi diri, seperti apakah ia
mendapat kemajuan atau tidak, hal ini menjadi pendorong bagi anak untuk
belajar lebih giat lagi. Jadi dengan adanya pengetahuan sendiri tentang
kemajuannya, maka motivasi tersebut akan timbul.
c. Adanya Aspirasi atau Cita-cita
Bahwa manusia itu tidak akan terlepas dari cita-cita, hal ini
tergantung dari tingkat umur manusia itu sendiri. Mungkin anak kecil belum
mempunyai cita-cita, akan tetapi semakin besar usia seseorang semakin
jelas dan juga tegas dan semakin mengetahui jati dirinya dan juga citacitanya yang ingin ia capainya.
2. Ekstrinsik
a. Ganjaran
Menurut Amir Dien Indra Kusuma, ganjaran adalah merupakan alat
pendidikanrepresif dan positif. Ganjaran adalah juga merupakan alat
motivasi, yaitu alat yang bisa menimbulkan motivasi Ekstrinsik
b. Hukuman
Menurut Amir Dien Indra Kusuma, satu-satunya hukuman yang
dapat diterima dalam dunia pendidikan adalah hukuman yang bersifat
memperbaiki hukuman yang bisa menyadarkan anak kepada keinsyafan
atas kesalahan yang telah diperbuatnya.
c. Persaingan
Sudah jelas bahwa persaingan ini mempunyai insentif yang penting
dalam pengajaran. Apabila persaingan diadakan dalam suasana yang fair,
maka hal ini akan merupakan motivasi dalam “Academic Achievement”
akan tetapi persaingan akan mempunyai efek yang lainnya. Disamping itu
“Academic Achievement” itu sendiri dan jika persaingan itu dijalankan
dengan intensif.
Belajar menurut konsep eropa yaitu mencakup menghafal,
mengingat, dan memproduksi sesuatu yang dipelajari (Notoatmodjo,2003).
Belajar merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk mendapat
dari bahan yang dipelajari dan adanya perubahan dalam diri seseorang baik
itu pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan tingkah lakunya.
Motivasi belajarmerupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada
diri seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan
sesuatu guna mencapai tujuan (Sarjanaku, 2012).
D. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Belajar Mahasiswi
1. Minat
Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada
sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek, Menurut Crow and Crow minat
adalahpendorong yang menyebabkan seseorang memberi perhatian terhadap
orang, sesuatu, aktivitas-aktivitas tertentu (Sarjanaku, 2012).
2. FaktorLingkungan
Kondisi
lingkungan
masyarakat
tempat
tinggal
siswa
akan
memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak telantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling
tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau
meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.
Lingkungan keluarga sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan
keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan
keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa.
Hubungan antara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang
harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
Lingkungan sekolah seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas
dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara
ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah.
maka para pendidik, orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakat
yang dimiliki oleh anaknya atau peserta didiknya, antara lain dengan mendukung,
ikut mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak
sesuai dengan bakatnya (Syafitri, 2011).
3. Penghargaan
Motivasi bisa muncul jika terdapat penghargaan atau pujian yang layak
yang menyertai atau melandasi pembelajaran.
a. Penghargaan dapat menimbulkan proses belajar, penghargaan secara
spesifik memindahkan atau menagalihkan konsentrasi para siswa dari
bidang yang harus dipelajari karena faktor penghargaan dan secara tepat
ahal ini mengganggu atau merusak proses belajar itu sendiri.
b. Penghargaan
mempunyai
efek
negatif
atas
keinginan
individu
untukmencoba tugas tugas yang menantang.
c. Penghargaan dapat memepertahankan perilaku tertentu hanya dalam waktu
jangka pendek (Prasetyo, 2011).
Penghargaan juga menjadi suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh semua
orang di dalam hidupnya (recognition). Meskipun ada orang yang tidak
mengharapkan penghargaan dalam melakukan sesuatu, tetapi kalau dia diberi
penghargaan, besar kemungkinan dia akan merasa lebih berbahagia juga.
Tepuk tangan
(Standing ovation) yang tulus selama 3 menit, pemberian
piagam, pemberian medali, atau sekedar ucapan terimakasih yang disampaikan
didepan publick atas prestasi seseorang, akan membuat seseorang lebih
bahagia, Karenadihargai dan diakui (Basith, 2006).
4. Bakat
Faktor psikologis lain yang mememngaruhi prroses belajar adalah
bakat. Secara umum bakat(uptitude)didefenisikan sebagai kemampuan
potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa
yang akan datang (Syah, 2003).
5. Faktor Materi
Faktor materi atau hal yang dipelajari,ikut menentukan proses dan hasil
belajar. Misalnya bealajar pengetahuan dan belajar sikap atau keterampilan
akan menentukan perbedaan proses belajar (Notoatmodjo, 2003).
6. Faktor Instrumental
Faktor instrumental yang terdiri dari perangkat keras (hardtware)
seperti perlengkapan belajar dan alat-alat peraga,dan perangkat lunak
(software) seperti kurikulum (dalam pendidikan formal), pengajar atau
fasilitator belajar serta metode belajar mengajar. Untuk memperoleh hasil
belajar yang efektif, faktor instrumental ini dirancang sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan materi dan subjek belajar. Misalnya metode unuk
belajar pengetahuan lebih baik digunakan metode ceramah, sedangkan untuk
belajar sikap, tidakan, keterampilan atau perilaku lebih baik digunakan metode
diskusi kelompok, demontrasi, bermain peran (role play) atau metode
permainan (Notoatmodjo, 2003).
E. KERANGKA TEORITIS
1. Teorimaslow’sneed hierarchy Theory dan teori dua faktor herzbreg
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjagan
atau
pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada
dalam diri.. Dan hezbreg duafaktor yang menjadikan puas dan tidak puasnya
menurut Herz Berg, (Anwar, 2009).
Anwar, 2009
- Motivasi
- Need hierarkhu
- AbrahamMaslow Teory
Rudicahyo, 2005
- Kebutuhan Maslow (teori
humanistic)
Stoner 2005
- Teori ERG
Sarjanku, 2009
- Motivasi interistik dan
eksteristik
Basit, 2006
- Penghargaan
Syah, 2003
- Bakat
Syafitri, 2011
- Lingkungan
Gambar 2.1Kerangka Teoritis
Motivasi Belajar
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah
berdasarkan teori Maslow, (2011) dan Hezbreg, (2000). Menurut teori tersebut
motivasi dipengaruhi oleh faktor exterinsik dan interistik, (Hezbreg) dan pengharg
aan, aktualisasi diri, dicintai mencintai, harga diri, dan kebutuhan fisiologisnya, (
Maslow). Sehubungan dengan keterbatasan peneliti maka dalam penelitian ini
yang diteliti adalah, minat, penghargaan, dan lingkungan, yang diduga
berhubungan dengan motivasi belajar mahasiswi D-III Kebidanan U’Budiyah
Banda Aceh, bentuk kerangka konsepnya adalah sebagai berikut :
Variable Independent
Variabel Dependent
Minat
Motivasi Belajar
Penghargaan
Lingkungan
Gambar 3.1 : Kerangka Konsep
B. Definisi Oprasional
Tabel 3.1 : Definisi Operasional
N
o
Definisi
Oprasional
Variabel
Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala
Ukur
Variabel Dependen
Membagikan
kuesioner
belajar mahasiswa DDengan kriteria
-Tinggi bila
III Kebidananan
(x ≥ 8,11)
U’Budiyah
-Rendah bila
(x 8,11)
Variabel Independen
1 Motivasi
Dorongan dan minat
2 Minat
Keinginan untuk
meningkatkan
motivasi belajar
3 Penghargaan Hadiah yang
diberikan kepada
responden untuk
meningkatkan
motivasi belajar
4 Lingkungan Lingkungan sekolah
yang mendukung
motivasi belajar
- Tinggi
- Rendah
Ordinal
Membagikan
kuesioner
Dengan kriteria
-Tinggi bila
(x ≥ 7,62)
-Rendah bila
(x 7,62)
Membagikan
kuesioner
Dengan kriteria
-Tinggi bila
(x ≥ 11,21)
-Rendah bila
(x 11,21)
Kuesioner -Tinggi
- Rendah
Ordinal
Kuesioner - Tinggi
- Rendah
Ordinal
Membagikan
kuesioner
Dengan kriteria
-Mendukung
bila (x ≥ 10,19)
-Tidak
mendukung bila
(x
)
Kuesioner - Mendukung
- Tidak
mendukung
Ordinal
Kuesioner
C. Cara pengukuran Variabel
Cara pengukuran variabel penelitian ini adalah dengan cara
1. Motivasi
Untuk mengetahui motivasi belajar peneliti membuat kuesioner
berjumlah 5 soal untuk setiap pertanyaan penilaian dengan nilai score untuk
jawaban Ya (2) dan untuk jawaban Tidak (1) dengan kriteria sebagai
berikut :
a. Tinggi
: Bila (x ≥ 8,11)
b. Rendah
: Bila (x 8,11)
2. Minat
Untuk mengetahui minat belajar peneliti membuat kuesioner
berjumlah 5 soal. Untuk setiap pertanyaan penilaian dengan nilai score
untuk jawaban Ya (2) dan untuk jawaban Tidak (1) dengan kriteria sebagai
berikut :
a.
Tinggi
: Bila (x ≥ 7,62)
b.
Rendah
: Bila (x 7,62)
3. Penghargaan
Untuk mengetahui pengahargaan yang diharapkan, peneliti
membuat kuesioner berjumlah 5 soal. Untuk setiap pertanyaan penilaian
dengan nilai score untuk jawaban TS (1), S (2), dan SS (3),dengan kriteria
sebagai berikut
a. Tinggi
: Bila (x ≥ 11,21)
b. Rendah
: Bila (x
11,21)
4. Lingkungan
Untuk mengetahui lingkungan yang mempengaruhi motivasi
belajar, peneliti membuat kuesioner berjumlah 5 soal. Untuk setiap
pertanyaan penilaian dengan nilai score untuk jawaban TS (1), S (2), dan
SS (3),dengan kriteria sebagai berikut :
a. Mendukung
: Jika (x ≥ 10,19)
b. Tidak mendukung : Jika (x
10,19)
D. HIPOTESA
Ha : Ada hubungan antara linkungan dengan motivasi belajar mahasiswi D-III
kebidanan tingkat III STIKes U’Budiyah Banda Aceh Tahun 2013.
Ho : Tidak ada hubungan antara minat dengan motivasi belajar mahasiswi D – III
kebidanan tingkat III STIKes U’Budiyah Banda Aceh Tahun 2013.
Ho : Tidak ada hubungan antara penghargaan dengan motivasi belajar mahasiswi
D – III kebidanan tingkat III STIKes U’Budiyah Banda Aceh Tahun 2013.
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah analitik yaitu survey penelitian yang mencoba
menggali bagaimana, mengapa, fenomena kesehatan yang terjadi, dengan
pendekatan coss sectional study yang variabel independent dan dependent di ukur
secara bersamaan.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti.
Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah mahasiswi kebidanan tingkat
III di STIKes U’Budiyah yang berjumlah 106 orang Mahasiswi.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang ada dalam penelitian.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus yang
dikemukakan oleh Slovin (Notoatmodjo, 2003) yaitu:
Selanjutnya tehnik pengambilan sampel dilakukan secara proposional
sampling hasilnya dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel 4.1: Pengambilan sampel secara proporsional Sampling
No
Kelas
Populasi
Sampel
1.
2.
III A
III B
Total
53
52
105
26
25
51
Keterangan :
1. Mencari sampel kelas A
n = Populasi Kelas / N x n
n = 53 / 105 x 51
n = 26
2. Mencari sampel kelas B
n = Populasi Kelas / N x n
n = 52/ 105 x 51
n = 25
Setelah ditentukan jumlah sampel kemudian sampel di ambil secara
proporsive sampling yaitu dipilih sesuai keinginan peneliti tanpa harus
menentukan NIM atau nomor Absensi.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di STIKes U’Budiyah Banda Aceh
2. Waktu penelitian
Penelitian ini telah dilakukan pada 18 sampai 24 juni 2013.
D. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang berjumlah 20
pertanyaan, diantaranya : 5 pertanyaan tentang motivasi, 5 tentang minat belajar, 5
pertanyaan tentang penghargaan, dan 5 pertanyaan tentang lingkungan.
E. Teknik Pengumpulan Data
1.
Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dilokasi penelitian
mengenai faktor – faktor yang berhubungan dengan minat belajar mahasiswa
yang diperoleh langsung melalui angket dengan responden dengan
menggunakan kuesioner.
2. Data sekunder
Data yang diperoleh dari Akademi Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda
Aceh dan berbagai reverensi dari buku – buku perpustakaan yang
berhubungan dengan penelitian ini.
F. Cara Pengolahan Data
Dalam proses pengolahan data terdapat langkah – langkah yang harus
ditempuh, diantaranya (Hidayat, 2007).
a. Editing
Adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau
dikumpulkan.
b. Coding
Adalah merupakan kegiatan pemberian kode numerik(angka)terhadap data
yang terdiri atas beberapa kategori.
c. Transfering
Dimana data yang diberi kode disusun secara berturut –turut dari responden
pertama sampai responden terakhir untuk dimasukkan kedalam tabel.
d. Tabulating
Yaitu data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang telah diolah dan
dipindahkan kedalam tabel untuk masing – masing tabel dan untuk masing –
masing variabel.
G. Teknis Analisis Data
1. Analisa Univariat
Analisa univariat adalah analisa yang digunakan dengan menjabarkan
secara deskriptif untuk melihat variabel yang diteliti, baik variabel dependen
maupun independen. Data dikumpulkan dalam bentuk kuesioner, jawaban
tersebut diberi skor nilai, kemudian semua variabel ditampilkan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi terdiri dari nilai presentase, dengan rumus
(Budiarto, 2002).
Perhitungan persentase tiap kategori dilakukan rumus sebagai berikut :
Keterangan : P = Angka Persentase
f = Frekuensi yang di cari persentasinya
n = Jumlah seluruh responden
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat merupakan analisa hasil dari variabel bebas diduga
mempunyai hubungan dengan variabel terikat. Analisa yang digunakan adalah
hasil tabulasi silang. Untuk menguji hipotesa dilakukan analisa statistik dengan uji
Chi – square test (x) pada tingkat kemaknaan 95% ( p. Value < 0,05). Sehingga
dapat diketahui perbedaan tidaknya yang bermakna secara statistik, dengan
menggunakan program khusus SPSS for windows. Melalui perhitungan Chis –
Square selanjutnya ditarik suatu kesimpulan, bila nilai P lebih kecil dari nilai α
(0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang menunjukkan ada hubungan
bermakna antara variabel terikat dengan variabel bebas.
Perhitungan yang digunakan pada uji Chi – Square untuk Program
komputerisasi seperti program SPSS adalah sebagai berikut (Hartono, 2005) :
1. Bila pada tabel contingensy 2x2 dijumpai nilai e (harapan) kurang dari 5,
maka uji yang digunakan adalah fisher axact tes.
2. Bila pada tabel contigency 2x2 dan tidak dijumpai nilai e (harapan) kurang
dari 5, maka hasil uji yang digunakan adalah contiuty correction di table
Asymp.sig(2-sided).
3. Bila pada tabel 2x2 masih juga terdapat frekuensi (harapan) e kurang dari 5,
maka dilakukan koreksi dengan menggunakan rumus yate’s correction
continue.
4. Bila pada tabel-tabel contigency lebih dari 2x2, misalnya 2x3, 3x3, dan lainlain, maka yang digunakan adalah uji person chi-square di table Asymp.sig(2sided).
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Secara Demografi lokasi STIKes U’Budiyah Banda Aceh yang berada di
Kecamatan Syiah Kuala, terletak di Desa Alu Naga dan Desa Tibang Banda Aceh,
dengan beberapa jurusan Kesehatan, yaitu Jurusan FKM, D-IV, D-III Kebidanan,
Umum dan Program Khusus (Progsus). Salah satu Jurusan Kesehatan yang
peneliti lakukan penelitian di D-III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh,
pada mahasiswi tingkat III kelas A dan B yang berjumlah 106 orang siswi.
STIKes U’Budiyah didirikan pada tahun 2004 dengan fasilitas 7
ruang kelas, 1 ruang ketua U’budiyah, 2 Ruang Staf Akademik, 1 Pustaka
(Libary), 2 Ruang Sidang, 1 Ruang Keuangan, 1 Laboratorium Kebidanan, 2
Laboratorium Komputer, 1 Musalla, 1 Ruang Seminar Kesehatan dan 1 Ruang
Aula (Planerry Hall).
Di tinjau dari segi geografis STIKes U’Budiyah Banda Aceh di batasi oleh
:
1. Bagian Barat berbatasan dengan Desa Tibang
2. Bagian Timur berbatasan dengan Krueng Alue Naga
3. Bagian Selatan berbatasan dengan tambak penduduk Desa Tibang
4. Bagian Utara berbatasan dengan Kompleks STT IT
B. Hasil Penelitian
1. Analisa Univariat
a.
Minat
Tabel : 5.1
Distribusi Frekuensi Minat Belajar pada Mahasiswi D-III Kebidanan
STIKES U’Budiyah Banda Aceh Tahun 2013
No
Minat
f
%
1
Tinggi
38
25,5
2
Rendah
13
74,5
51
100
Jumlah
Sumber Data Primer diolahTahun 2013
Berdasarkan tabel 5.1 diatas diketahui bahwa dari 51 responden
mayoritas mahasiswi yang memiliki minat tinggi dalam motivasi
belajar sebanyak 38 orang (25,5%).
b.
Penghargaan
Tabel : 5.2
Distribusi Frekuensi Minat Belajar pada Mahasiswi D-III Kebidanan
STIKES U’Budiyah Banda Aceh Tahun 2013
No
Penghargaan
f
%
1
Tinggi
43
84,3
2
Rendah
8
15,7
51
100
Jumlah
Sumber Data Primer diolahTahun 2013
Berdasarkan tabel 5.2 diatas diketahui bahwa dari 51 responden
mayoritas mahasiswi yang memiliki penghargaan tinggi dalam motivasi
belajar sebanyak 43 orang (84,3%).
c. Lingkungan
Tabel : 5.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lingkungan pada Mahasiswi D-III
Kebidanan STIKES U’Budiyah Banda Aceh Tahun 2013
No
Lingkungan
f
%
1
Mendukung
45
88,2
2
Tidak mendukung
6
11,8
51
100
Jumlah
Sumber Data Primer diolahTahun 2013
Berdasarkan tabel 5.3 diatas diketahui bahwa dari 51
responden mayoritas yang memiliki lingkungan mendukung dalam
motivasi belajar sebanyak 45 orang (88,2%).
d. Motivasi
Tabel : 5.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Motivasi pada Mahasiswi D-III
Kebidanan STIKES U’Budiyah Banda Aceh Tahun 2013
No
Motivasi
f
%
1
Tinggi
28
54,9
2
Rendah
23
45,1
51
100
Jumlah
Sumber Data Primer diolahTahun 2013
Berdasarkan tabel 5.4 diatas diketahui bahwa dari 51
responden mayoritas yang motivasinya tinggi dalam belajar
sebanyak 28 orang (54,9%).
2.
Analisa Bivariat
a. Hubungan Minat dengan Motivasi Belajar
Tabel 5.5
Hubungan Minat dengan Motivasi Belajar Mahasiswi D-III Kebidanan
U’Budiyah Banda Aceh tahun 2013
Tinggi
Tinggi
f
%
10
26,3
Motivasi
Rendah
f
%
28
73,7
F
38
Total
%
100
Rendah
13
100
0
0
13
100
Total
23
45,1
28
54,9
51
100
Minat
P value
0,183
Sumber Data Primer diolahTahun 2013
Berdasarkan tabel 5.5 diatas diketahui bahwa dari 38 responden
yang minatnya tinggi ternyata motivasinya rendah sebanyak 73,7%.
Dari 13 responden yang minatnya rendah ternyata 100% motivasinya
rendah.
Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0.183, berarti tidak
ada hubungan antara minat dengan motivasi belajar mahasiswi D-III
Kebidanan U’Budiyah Banda Aceh.
b. Hubungan Penghargaan dengan Motivasi Belajar
Tabel 5.6
Hubungan Penghargaan dengan Motivasi Belajar Mahasiswi D-III
Kebidanan U’Budiyah Banda Aceh tahun 2013
Penghargaa
n
Tinggi
f
%
Motivasi
Rendah
f
%
F
Total
%
P value
Tinggi
Rendah
Total
20
46,5
23
53,5
43
100
8
100
0
0
23
100
28
54,9
23
53,5
51
100
0,79
Sumber Data Primer diolahTahun 2013
Berdasarkan tabel 5.6 diatas diketahui bahwa dari 43 responden
mempunyai penghargaan tinggi ternyata motivasinya rendah sebanyak
53,5%. Dari 23 responden yang penghargaannya rendah ternyata
motivasinya tinggi sebanyak 100%.
Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0.79, berarti tidak ada
hubungan antara penghargaan dengan motivasi belajar mahasiswi D-III
Kebidanan U’Budiyah Banda Aceh.
c.
Hubungan Lingkungan dengan Motivasi Belajar
Tabel 5.7
Hubungan Lingkungan dengan Motivasi Belajar Mahasiswi D-III Kebidanan
U’Budiyah Banda Aceh tahun 2013
Lingkungan
Mendukung
Tidak
Mendukung
Total
Tinggi
f
%
22
48,9
Motivasi
Rendah
f
%
23
51,1
P
Total
value
F
%
45 100
6
100
0
0
6
100
28
54,9
23
51,1
51
100
0,006
Sumber Data Primer diolahTahun 2013
Berdasarkan tabel 5.7 diatas diketahui bahwa dari 45 responden
yang lingkungan mendukung ternyata motivasinya rendah sebanyak
51,1%. Dari 6 responden yang lingkungannya tidak mendukung ternyata
motivasinya tinggi sebanyak 100%.
Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0.006, berarti ada
hubungan antara lingkungan dengan motivasi belajar mahasiswi D-III
Kebidanan U’Budiyah Banda Aceh.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dengan melakukan analisa tentang hubungan
Minat, Penghargaan dan Lingkungan mahasiswi D-III Kebidanan tingkat III
U’Budiyah Banda Aceh dengan Motivasi Belajar.
1.
Hubungan Minat Dengan Motivasi Belajar
Berdasarkan tabel 5.5 diatas diketahui bahwa dari 38 responden yang
minatnya tinggi ternyata motivasinya rendah sebanyak 73,7%. Dari 13
responden yang minatnya rendah ternyata 100% motivasinya rendah.
Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0.183, berarti tidak ada
hubungan antara minat dengan motivasi belajar mahasiswi D-III Kebidanan
U’Budiyah Banda Aceh.
Penelitian ini sesuai dengan pernyataan teori Sabur, (2003) Minat
adalah kemauan kehendak yang sangat memengaruhi corak perbuatan yang
akan dilakukan seseorang yang kuat hubungannya dengan kondisi fisik dan
psikologisnya seperti tengah dalam keadaan senang, sakit, tidak senang,
tegang, dan terikut serta dengan kebiasaan sekitarnya.
Hasil penelitian Salim, (2011) menyatakan bahwa motivasi dapat
dipengaruhi oleh pertimbangan yang berkaitan dengan keputusan, rencana,
minat, dan tujuan dan berbagai perhitungan yang berkaitan dengan
keuntungan dan kerugian yang tidak akan didapatkan tanpa 4 faktor yaitu,
kemampuan, usaha, kesukaran, tantangan dan keberuntungan, apabila
mahasiswa
mengalami
kegagalan
dalam
belajar
maka
ia
akan
mepertimbangkan faktor – faktor yang datang dari luar dirinya, seperti tingkat
kesukaran, guru yang memberikan pelajaran, suasana hati, usaha yang
dilakukan dan juga bantuan dari orang lain, dengan p value variabel minat
2,79
Menurut asumsi peneliti tidak adanya hubungan antara minat dengan
motivasi belajar karena minat dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar
mahasiswi, bisa dari teman sekelas, teman seperjuangan dan juga bisa karena
tidak ada dorongan dari keluarga, sehingga minat tidak dapat timbul.
2.
Hubungan Penghargaan Dengan Motivasi Belajar
Berdasarkan tabel 5.6 diatas diketahui bahwa dari 43 responden
mempunyai penghargaan tinggi ternyata motivasinya rendah sebanyak 53,5%.
Dari 23 responden yang penghargaannya rendah ternyata motivasinya tinggi
sebanyak 100%.
Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0.79, berarti tidak ada
hubungan antara penghargaan dengan motivasi belajar mahasiswi D-III
Kebidanan U’Budiyah Banda Aceh.
Penelitian ini sesuai dengan pernyataan teori Haryadi, (2011) yang
menyebutkan bahwa penghargaan ini adalah alat bukan tujuan, hendaknya
memperhatikan agar penghargaan ini dapat menjadi tujuan, seperti setelah
diberikan penghargaan karena telah melakukan kegiatan belajar yang baik,
diharapkan ia dapat meningkatkan atau melanjutkan belajar dengan baik juga.
Hasil penelitian Erna (2011), menyatakan dalam teori hezbreg, bahwa
penghargaan memang dibutuhkan dalam memotivasi belajar hanya disini
yang berperan utama adalah tingkat kepuasan mahasiswa, menurut teori ini
apabila hygiene factor terpenuhi akan timbul rasa kepuasan yang sangat
berpengaruh terhadap potensi belajar, disebabkan kepuasan dalam belajar
sangat mempengaruhi prestasi belajar, dengan p value 0,293.
Menurut asumsi peneliti tidak adanya hubungan antara penghargaan
dengan motivasi belajar karena dengan penghargaan dijadikan sebagai hadiah
setelah mahasiswi melakukan kerja kerasnya, sehingga penghargaan disini
lebih menjadi reward untuk penyemangat dengan harapan mahasiswi dapat
meningkatkan lagi kualitas diri.
3.
Hubungan lingkungan dengan Motivasi Belajar
Berdasarkan tabel 5.7 diatas diketahui bahwa dari 45 responden yang
lingkungan mendukung ternyata motivasinya rendah sebanyak 51,1%. Dari 6
responden yang lingkungannya tidak mendukung ternyata motivasinya tinggi
sebanyak 100%.
Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0.006, berarti ada hubungan
antara lingkungan dengan motivasi belajar mahasiswi D-III Kebidanan
U’Budiyah Banda Aceh.
Penelitian ini sesuai dengan pernyataan teori Syafitri (2011) yang
menyatakan bahwa kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan
mempengaruhi belajar siswa, dan lingkungan seperti sekolah, guru,
administrasi dan teman – teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar
seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi
motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik disekolah.
Hasil penelitian Gibson (2001), yang menyatakan bahwa yang
memotivasi manusia dibagi kedalam 2 variabel yaitu, individu dan psikologis,
faktor psikologis ini terdiri dari, sikap, persepsi, kepribadian, yang sangat
dipengaruhi oleh keluarga dan tingkat sosialnya dengan p value 0,001
Menurut asumsi peneliti adanya hubungan antara lingkungan dengan
motivasi belajar karena dengan lingkungan yang mendukung, maka
mahasiswi dapat memperoleh rasa aman nyaman dan semangat yang tinggi
dalam proses belajar sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi
belajarnya.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Tidak terdapat hubungan antara Minat dengan Motivasi belajar
mahasiswa D-III Kebidanan tingkat III U’Budiyah Banda Aceh dengan
nilai p value 0,183
2. Tidak terdapat hubunganantara Penghargaan dengan Motivasi belajar
mahasiswa D-III Kebidanan tingkat III U’Budiyah Banda Aceh dengan
nilai p value 0,79
3. Adanya hubungan antara Lingkungan dengan Motivasi Belajar
mahasiswa D-III Kebidanan tingkat III U’Budiyah Banda Aceh dengan
nilai p value 0,006
B. Saran
1. Diharapkan kepada responden agar dapat menjadi suatu acuan
pengetahuan tentang hal – hal yang dapat meningkatkan motivasi
2. Diharapkan untuk peneliti agar dapat lebih dalam lagi memahami faktor
– faktor yang paling berperan lainnya dalam peningkatan motivasi belajar
mahasiswi khusunya kebidanan U’Budiyah Banda Aceh, sehingga dapat
dijadikan pedoman proses peningkatan belajar mahasiswi.
3. Diharapkan untuk institusi agar dapat lebih lagi meningkatkan
kenyamanan ruang lingkup sekitaran area perkuliahan, kelas maupun
sekitarnya untuk dapat mendukung lingkungan yang efektif bagi proses
belajar mengajar mahasiswi.
DAFTAR PUSTAKA
A. A. Anwar Prabu, (2009). Metedologi riset. Jakarta. Abadi.
Basith, Abdul, (2006). Grafik – Grafik Kehidupan. Jakarta. Bumi Aksara
Dewasastra, (2010). Pendidikan, http://www.dewasastra.wordprees.com/about.
di ak
ses tanggal 5.12.2012
Erna, (2011). Peran Penghargaan dalam Motivasi, http://www.urair.ac.id, di
akses tanggal 25.7.2012
Gibson, (2001). Hubungan antara iklim organisasi dan kepuasan kerja.
http://www.journal.uad.ac.id. Di akses tanggal 25.07.2013
Haryadi, (2011). Hubungan Motivasi dan Prestasi. http://www.haryadihasyimguru-indo.net. di akses tanggal 25.7.2013
Hezbreg, (2000).Teori Dua Faktor. http://repository.ipb.ac.id. di akses tanggal 5.
12. 2012
_______, (2011). Teori Dua Faktor Teori Thesis. http://www.kumpulan-teori
skripsi.blogspot.com. di akses tanggal 7.12.2012
Leidecker, (2011). Faktor – Faktor Motivation. http://www. leidecker. info, id
Notoatmodjo, (2003). Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta. Rineka.
Mamduh, Hanafi, (2003). Kepemimpinan. Jakarta. Erlangga.
Prasetyo, Bagus, (2011). Evolusi Teori Manajemen. http://www.bagus-bagus
pasety
o .nlogspot.com. di akses tanggal 9.12.2012
Rezawati, (2011), Faktor Minat Yang mempengaruhi Motivasi belajar mahasis
wi di STIKes U’Budiyah Banda Aceh Tahun 2011, U’Budiyah Banda
Aceh
Rudicahyo, (2011). Kebutuhandasarmanusia. http://www.slideshare.net/smklbting
.co.id.di akses tanggal 5.12.2012
Sabur,
(2003).
Yang
Mendorong
Tingkah
Laku.http://www.repository.usu.ac.id di akses tanggal 25.7.2012
Salim, (2011). Hubungan Penghargaan dan Motivasi. http://www.repository.ac.
dia
kses tanggal 25.7.2012
Sarjanaku, (2009).Teori Belajar Menurut Para Ahli. http://www.sarjanaku.com.
Di akses tanggal 8.12.2012
Stoner, (2003). Landasan Teori Dan Kerangka Berfikir. http: //library.binus .ac.
id diakses tanggal 5.12.2012
Syafitri,
(2011).
Motivasi.
fpsi10.web.unair.ac.id.diakses tanggal 7.12.2012
http://www.safitri-
Download