POLA PENGGUNAAN RUANG TERBUKA PUBLIK BAGI KEGIATAN HANG OUT REMAJA DI DEPOK (Studi Kasus : Situ Kenanga, Situ Jatijajar, Situ Citayam) Danny Fitri Mulyanti ; M.H. Dewi Susilowati, Tuty Handayani ABSTRAK Salah satu kegiatan remaja yang paling terlibat sehubungan dengan interaksi mereka dengan kelompoknya dalam pencarian identitas di sebuah ruang publik adalah kegiatan hang out. Ruang terbuka publik yang dijadikan tempat hang out biasanya merupakan area-area yang dekat dari lingkungan tempat tinggal mereka, area komersial dan/atau area sosial. Karakteristik ruang terbuka publik yang dianalisis terdiri dari ukuran, aksesibilitas dan lokasi, batas serta sifat kontrol. Persamaan dan perbedaan dari karakteristik ruang terbuka publik yang ada membentuk suatu pola penggunaan bila dikaitkan dengan karakteristik remaja berdasarkan psikologis dan sosialnya. Pola penggunaan yang terbentuk dapat berdasarkan kelompok sosial remaja, sebaran tempat tinggal remaja serta sebaran remaja dalam ruang tersebut. Kata Kunci : remaja, kegiatan hang out, ruang terbuka publik dan pola penggunaan hang out biasanya merupakan area- 1. Pendahuluan area yang dekat dari tempat atau Latar Belakang lingkungan mereka sehingga mereka Masa remaja adalah proses tidak mendapatkan kesulitan dari segi pencarian identitas yang berkaitan erat akses. dengan kondisi sosial mereka. Fokus lingkungan mereka, ruang publik yang dalam menjalani kehidupan sebagai dekat dengan area komersial dan remaja sosial adalah proses mencari Selain lain dekat juga dengan merupakan identitas (Diane E. Papalia et al, karakteristik yang dibutuhkan para 2009). Salah satu kegiatan remaja remaja. Oleh karena itu, eksistensi yang sehubungan suatu kota ditentukan oleh keberadaan dengan hubungan mereka dengan sumberdaya yang mampu memenuhi kelompoknya kegiatan paling identitas di terlibat dalam sebuah pencarian ruang masyarakat kota (Sandy, publik 1982). Ruang ruang terbuka publik, seperti situ-situ terbuka publik yang dijadikan tempat di Depok, diharapkan dapat memenuhi adalah kegiatan hang out. Seperti Pola penggunaan …, Danny Fitri Mulyanti, FMIPA UI, 2013 halnya keberadaan salah satu kegiatan masyarakat kegiatan tersebut dilakukan oleh lebih depok, seperti kegiatan hang out dari satu orang dan bersifat berkumpul remaja. dan berinteraksi dengan kegiatan aktif dan pasif yaitu berdiri, mendengar, Rumusan Masalah duduk, melihat dan tinggal dan bersifat Bagaimana pola penggunaan ruang terbuka publik bagi kegiatan hang out remaja di Depok? Karakteristik Ruang Publik Dilihat dari pengertiannya, maka ruang 2. Tinjauan Teoritis Pembagian menampilkan diri pada publik. publik Kelompok Sosial pun memiliki karakteristik tertentu sehingga suatu ruang bisa disebut sebagai ruang publik dan bisa Remaja Remaja bisa terbagi menjadi tiga kategori terkait dengan tempat dimana diklasifikasikan melalui lokasi, ukuran, aksesibilitas, batas, dan sifat kontrol. mereka bersosialisasi (Mats Lieberg, Kegiatan 1995), yaitu: Publik Kota Remaja Dalam pada Ruang berinteraksi secara 1. Home Oriented 2. Peer Group Oriented sosial di kota, atau bisa disebut 3. Association Oriented sebagai kegiatan hang out, kelompok remaja association oriented tentunya Remaja Association Oriented Kelompok remaja association oriented merupakan kelompok remaja yang terdiri dari beberapa orang laki-laki dan perempuan yang menghabiskan waktu senggangnya untuk berkumpul bersama teman-temannya di kota besar. Budaya Hang out pada Remaja Association Oriented membutuhkan suatu wadah yang sesuai dengan keinginan dan kondisi mereka sebagai remaja di luar rumah dan sekolah. 3.Metode Penelitian Alur Pikir Penelitian Penelitian ini membahas mengenai penggunaan ruang publik, dalan studi kasus berupa situ. Kawasan situ Kegiatan hang-out merupakan salah tersebut satu jenis kegiatan sosial dimana dimensi yang berbeda, yaitu secara dapat Pola penggunaan …, Danny Fitri Mulyanti, FMIPA UI, 2013 dikaji dalam dua ruang, kemudian dilihat manusianya, a. Data Primer diperoleh dengan yaitu remaja, yang melakukan aktivitas cara melakukan survey lapang. di atas ruang tersebut. Ruang itu Survey lapang dilakukan baik sendiri melalui pengamatan menurut ukurannya, batas/ enclosure, maupun wawancara dengan aksesibilitas dan lokasi serta sifat pengisian kuesioner kepada kontrol terhadap ruang tersebut, yang setiap remaja. pun dapat dideskripsikan visual nantinya membentuk karakteristik situ. b. Data Sekunder diperoleh dari Dimensi lainnya yang penting beberapa instansi terkait seperti untuk dibahas adalah remaja 1. Peta itu Penggunaan Tanah sendiri, dilihat dari keterikatan remaja (sumber Dinas Tata Ruang dengan Kota Depok) situ, yang dideskripsikan 2. Peta Jaringan Jalan (sumber dengan adanya intensitas kunjungan, jumah kunjungan , lama kegiatan serta Dinas alasan kunjungan. Kemudian dilihat Depok) Perhubungan 3. Peta Persebaran situ-situ di pula jangkauan remaja pengguna situ, yang dilihat dari jarak dari tempat Depok tinggal Pekerjaan Umum) serta sebaran remaja dari hubungan remaja dengan situ serta jangkauan remaja pengguna situ dan sebaran remaja pengguna situ nantinya akan memperlihatkan pola penggunaan ruang publik bagi kegiatan hang out remaja. Pengumpulan Data Data yang diambil terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengolahan Data antara karakteristik situ dengan keterikatan Dinas Sumber BPS Kota Depok hang out dan jenis kegiatan hang out. muncul (sumber 4. Data Depok dalam angka ( pengguna situ berdasarkan kelompok Sehingga fenomena sosial yang Kota Pengolahan data dilakukan dengan berbagai cara. Data-data hasil wawancara ditranskrip dalam bentuk matriks sebagai bahan untuk deksripsi hasil dan anaslisis. Data-data berupa foto digunakan sebagai alat bantu untuk menggambarkan lapangan pada Informasi spasial saat kondisi penelitian. disajikandalam bentuk peta maupun sketsa sebagai alat bantu dalam menjelaskan pola keruangan yang terjadi. Pola penggunaan …, Danny Fitri Mulyanti, FMIPA UI, 2013 berdasarkan luasan secara prespektif Analisis Data Analisis keruangan dalam penelitian ini bersifat deskriptif, yang terdiri dari remaja itu sendiri. Hal tersebut terlihat dari keleluasan remaja dalam menentukan letak kegiatan hang out 1. Pola penggunaan ruang terbuka mereka yang mereka anggap tidak publik berdasarkan kelompok mengganggu kegiatan dari kelompok sosial remaja remaja lainnya dan masyarakat. 2. Pola sebaran remaja pengguna situ berdasarkan tempat tinggal remaja 3. Pola sebaran remaja dalam ruang terbuka berdasarkan jenis publik kegiatan hang out dan kelompok dan situ citayam memiliki keleluasaan yang berbeda terhadap penentuan letak kegiatan hang out mereka. Pada situ kenanga, remaja yang berkegiatan hang out lebih terlihat leluasa dalam menentukan letak kegiatan hang out mereka, sehingga persebaran remaja 4.Hasil Penelitian Karakteristik Ruang Terbuka Publik pada situ kenanga menyebar tanpa adanya dominansi letak antara remaja yang berkegiatan hang out dengan Ukuran Hal ini menunjukan teori Yi- Fu Tuan Remaja situ kenanga, situ jatijajar yang kebebasan menyebutkan yang dimiliki sifat remaja disertai kebutuhan kelapangan suatu ruang, tercermin dari hasil penelitian yang ada. Sehingga semakin luas area sirkulasi, semakin pada situ kenanga, melihat secara fisik luasan situ kenanga yang luas, serta secara prespektif pun juga luas. Seperti yang dikatakan salah satu informan, jumlah “Kalo disini mah mau di bangku remaja dan variasi kegiatan hang out maupun di rumput, sama aja enak yang ada. buat nongkrong” (Rizki, 17 tahun) Selain menarik masyarakat sekitar. Sehingga remaja luasan Dari pernyataan di atas tersirat bahwa, secara fisik, Yi-Fu Tuan menjelaskan pemilihan letak kegiatan hang out juga remaja di situ kenanga lebih leluasa sifat menjelaskan kelapangan atau spaciousness yang merupakan salah sehingga satu pendukung dari unsur kebebasan kenanga menjadi luas, sama seperti prespektif Pola penggunaan …, Danny Fitri Mulyanti, FMIPA UI, 2013 luasan situ secara prespektif remaja. Seperti yang luasan secara fisiknya. Pada situ jatijajar, keleluasaan remaja dalam menentukan letak dikatakan salah satu informan, “Tiap hari gue mah nongkrongnya kegiatan hang out dibatasi dengan disini, adanya sebaran fasilitas sosial dan temen-temen aja” (Afin, 13 Tahun) komersial, sirkulasi sehingga pada situ luasan area jatijajar tidak terpakai seutuhnya, hanya spot-spot terbaik yang dianggap remaja dalam berkegiatan hang out. Seperti yang dikatakan salah satu infoman, paling ngobrol-ngobrol ma Dari pernyataan di atas, tersirat bahwa pemilihan letak kegiatan hang out remaja di situ citayam tidak memberikan keleluasaan seperti di situ-situ lainnya, dimana luas area sirkulasi secara fisik yang sempit, “Gue sering ke sini biasanya mancing memang mencitrakan luasan secara trus ngobrol-ngobrol kadang di saung, prespektif remaja yang sempit pula. kadang di warung” (Setya, 13 tahun) Dari pernyataan di atas tersirat bahwa, pemilihan letak kegiatan hang out Batas atau Enclosure 1. Situ Kenanga remaja di situ jatijajar tidak leluasa Situ Kenanga ini bisa dijadikan salah seperti di situ kenanga, namun remaja satu contoh ruang terbuka publik yang diberikan keleluasaan memilih letak tidak memiliki batas-batas yang tetap. hang out sesuai dengan sebaran Daerah sekitar situ ini hanya dibatasi fasilitas yang ada, sehingga luasan pepohonan, rerumputan serta jalur secara prespektif remaja situ jatijajar sepeda tidak mencerminkan luasan fisiknya, melingkari situ, Dengan menggunakan hanya batas berupa pohon maka ruang ini sebatas luasan menurut sebaran fasilitas sosial dan komersial. Pada situ citayam, keleluasaan remaja dalam menentukan letak yang seakan-akan memang tidak memiliki disusun batas tetapi ada pemisah antara jalan raya dengan situ sebagai penanda wilayah. kegiatan hang out terlalu banyak Batas-batas yang tidak tetap batasan, cenderung tidak memberikan pada situ kenanga dipengaruhi oleh keleluasaan, dimana permukiman dan area situ yang berhubungan dengan tambak menciptakan ukuran situ yang bangunan-bangunan luas yaitu gedung rektorat, balairung dan secara fisik menjadi sempit Pola penggunaan …, Danny Fitri Mulyanti, FMIPA UI, 2013 disekitarnya, science park. Sehingga dengan batas Seperti yang dikatakan salah satu yang kurang tetap pula remaja tidak informan, akan merasa terkungkung, terkekang sehingga atau kebebasan dalam beraktivitas dapat dicapai dan dirasakan oleh mereka. “ Ga ada larangan masuk sini sih, paling cuma ga boleh buang sampah sembarangan, lagian ada saungnya sih, kan enak tuh buat ngadem, disini juga bagus jalannya, 2. Situ Jatijajar Situ Jatijajar ini bisa dijadikan salah satu contoh ruang terbuka publik top deh” (Okky, 15 Tahun) Hutan yang menghadap situ ini yang menjadi salah satu spot terbaik dalam bervariasi, terdapat batas yang tetap berkegiatan hang out. Batas-batas situ dan batas yang bias. Dimana batas jatijajar yang sudah dirancang, seperti yang tetap terlihat dari adanya papan berbatasan langsung dengan jalan, penanda di pintu masuk area situ, berbatasan tembok-tembok tinggi yang berada di konservasi salah serta dengan wilayah permukiman, tetap menjadi memberikan situ ini kebebasan bagi raya. publik untuk beraktivitas di dalamnya yang memiliki satu batas-batas pinggiran tanggul-tanggul pembatas situ, yang dengan jalan bias serta dengan hutan berbatasan tetap Kemudian batas lainnya pun berupa sehingga pagar-pagar besi sepanjang 1,5 meter menampilkan diri pada publik yang membatasi dengan wilayah permukiman. Situ jatijajar yang tergolong lebar ini pun memiliki batas lainnya yang bermacam-macam, ada yang berbatasan dengan hutan konservasi milik Departemen Kehutanan, yang terkadang dijadikan tempat hang out oleh remaja. Perbatasan bias yang terbentuk antara situ dengan hutan konservasi ini pun dianggap jalur masuk yang bebas oleh remaja. menarik remaja dalam 3. Situ Citayam Situ Citayam ini bisa dijadikan salah satu contoh ruang publik yang memiliki batas-batas yang tidak tetap. Dimana berbeda halnya dengan situ lainnya, berbatasan situ citayam dengan langsung permukiman, antara situ dan permukiman hanya terdapat pedestrian. Sehingga ruang publik ini cenderung tertutup, karena dibatasi oleh permukiman. Dari jalan raya pun, harus melewati permukiman Pola penggunaan …, Danny Fitri Mulyanti, FMIPA UI, 2013 terlebih dahulu untuk mencapai situ. situ, memudahkan remaja pengguna Semakin tidak adanya perancangan transportasi pemanfaatan situ citayam, terlihat dari tertarik berkegiatan hang out di situ ini. pembangunan permukiman di sekitar situ serta tambak-tambak menjadikan batas yang membuat keterbukaan situ umum seperti angkot, Seperti yang dikatakan salah satu informan : sebagai ruang terbuka publik menjadi “Enak sih ke situ ini, bisa naik angkot berkurang karena area sirkulasi situ ini dan kereta “ (Finka Febrinadia, 17 seperti halaman bagi rumah-rumah tahun) yang berada di sekitar situ. Dari segi visibilitas, situ ini sudah memenuhi Aksesibilitas dan Lokasi 1. syarat dengan sifatnya yang terbuka sehingga orang bisa Situ Kenanga melihat langsung dari luar ke dalam dan atau dari dalam ke luar. Apalagi spot- memenuhi spot yang ditempati remaja berada di karakteristik ruang publik yang remaja area sirkulasi dan pinggir situ sehingga butuhkan. Situ ini terletak dekat dari merekalah yang akan lebih dahulu area komersial seperti pusat-pusat terlihat langsung dari luar. Letak area perbelanjaan yaitu Mall Depok Town situ Square yang berada di radius 500 menjadikan para kelompok remaja meter serta area sosial yang berada di cukup bebas mengekspresikan diri kawasan mereka, Dilihat aksesibilitas, dari segi situ kampus ini lokasi Universitas pada kawasan meskipun Kampus UI terdapat Indonesia sehingga pencapaian ke penjagaan, dimana kedekatan situ tempat ini cenderung mudah. Faktor dengan lokasi situ yang berdekatan dengan tersebut menjadikan mereka aman stasiun pun semakin memudahkan dan nyaman dalam berkegiatan hang aksesibilitas terhadap situ ini dan out. Oleh karena itu, kegiatan yang membuat area situ ini ramai dikunjungi mereka lakukan pun tidak bersifat remaja. Faktor jalan pun menjadi monoton, faktor Permainan pendukung kemudahan pos satpam, seperti namun Olahraga seperti hal dan jogging, pencapaian ke situ ini, dimana Jl, Bersosialisasi, Mendengarkan Musik, Margonda Raya yang merupakan jalan Berpikir kolektor primer berjarak 345 meter dari merupakan kegiatan aktif dan pasif. dan Pola penggunaan …, Danny Fitri Mulyanti, FMIPA UI, 2013 Hiburan Lain, yang Seperti yang dikatakan salah satu situ, semakin informan : aksesibilitas memudahkan terhadap situ dan membuat situ cukup ramai dikunjungi “ Saya biasanya olahraga di situ ini remaja. Seperti yang dikatakan salah bisa lebih dari 2 jam dari jam 06.30 satu informan : sampai 09.00 dan rumah saya pun dekat di Komplek Timah Cimanggis.” “ Gampang mbak kesini mah, tinggal (Azhari, 15 tahun) jalan kaki juga nyampe” (M. Rozak, 16 Sehingga dengan adanya akses tahun) visual yang mudah, mampu menarik banyak remaja untuk melakukan Dari segi visibilitas, area ini cukup memenuhi syarat dengan sifatnya kegiatan hang outnya di situ tersebut. yang Akses simbolik yang nampak pada berhadapan Situ kenanga berupa tidak adanya meskipun larangan pengaturan spot-spot tempat hang out penggunaan oleh publik, terbuka, karena langsung dengan jalan lokal, terdapat tata letak menunjukkan bahwa Situ ini dapat remaja yang dinikmati remaja dalam kegiatan hang namun out. Meskipun ada larangan dilarang sirkulasi dan pinggir taman yang biasa memancing, tetap membuat remaja dipakai remaja, cukup terlihat dari melakukan hang out di situ tersebut lingkungan luar. Letak area situ yang dengan pilihan kegiatan lainnya. Situ berada Jatijajar permukiman Dilihat dari segi lokasi dan akseibilitas, situ ini cukup memenuhi karakteristik yang dibutuhkan. Area ini terletak dekat dengan permukiman, sehingga diasumsikan relatif dekat dengan lingkungan remaja sehingga tempat tinggal pencapaian ke tempat ini cenderung mudah. Faktor lokasi situ yang berdekatan dengan jalan arteri primer, seperti Jl. Raya Bogor yang berjarak 235 meter dari tertutupi oleh tembok, secara remaja keseluruhan relatif dekat tidak dalam yang dengan mempengaruhi mengekspresikan kegiatan mereka, karena tersebut area dapat berwisata perahu berenang, sehingga area situ digunakan bebek serta tidak terlalu monoton kegiatan hang out yang mereka lakukan, seperti Olahraga dan permainan yaitu berenang, mendengarkan musik, berpikir dan hiburan lain, yang merupakan kegiatan pasif dan aktif. Pola penggunaan …, Danny Fitri Mulyanti, FMIPA UI, 2013 Sehingga dengan adanya akses untuk menuju situ visual yang cukup mudah, mampu sehingga menarik remaja dari luar citayam. beberapa remaja untuk melakukan kegiatan hang outnya di situ tersebut. Akses simbolik yang nampak pada Situ Jatijajar berupa tidak adanya larangan penggunaan oleh publik, kecuali di area sekitar hutan konservasi, tetap saja area situ dapat dinikmati remaja dalam kegiatan hang out. Dan akses simbolik lainnya terdapat pada penggunaan komersial berupa menambah fasilitas perahu bebek, tarik remaja daya berkegiatan hang out di situ tersebut. kurang citayam dapat ini, menarik Dari segi visibilitas, area ini tidak memenuhi syarat dengan sifatnnya yang terbuka, karena situ ini berada di belakang permukiman, sehingga dari jalan pun yang terlihat bukan situnya namun yang permukimannya. ternyata ramainya Hal penyebab remaja yang inilah kurang melakukan kegiatan hang out di situ Citayam, hanya remaja-remaja yang bertempat tinggal di sekitar situ serta tahu keberadaan situ tersebut, yang berkegiatan hang out di situ tersebut. 2. Situ Citayam Dari segi lokasi dan aksesibilitas, situ Sehingga kegiatan yang ada pun ini kurang bervariasi seperti Olahraga memenuhi karakteristik yang dibutuhkan. Area ini terletak sangat memancing, dekat hiburan lain. dengan sehingga area permukiman, diasumsikan pencapaian remaja terhadap situ ini relatif mudah. Dari faktor jalan berdekatan pun, dengan situ jalan ini arteri sekunder yaitu Jalan Citayam yang bersosialisasi serta Seperti yang dikatakan salah informan :“ Saya mah tiap hari kesini, kan deket banget sama rumah “ (M. Fahrul, 14 tahun) jalan Sehingga dengan adanya akses kolektor primer yaitu jl. Cipayung yang visual yang cukup sulit, kurang mampu berjarak 225 meter. Tak hanya itu, menarik kemudahan akses pun diikuti dengan hang out di situ ini,kecuali remaja yang keberadaan bertempat tinggal di sekitar situ. Akses berjarak berjarak 312 meter, stasiun 132 serta citayam meter dari yang situ. simbolik remaja seperti untuk berkegiatan adanya tambak Kedekatan situ ini dengan stasiun, perikanan dan adanya transportasi tidak diikuti dengan petunjuk arah penyebrangan getek dinilai kurang Pola penggunaan …, Danny Fitri Mulyanti, FMIPA UI, 2013 mengesankan bahwa situ tersebut fasilitas sosial yang ada masih dirasa merupakan pilihan tempat hang out kurang. Pepohonan dan rerumputan para remaja. yang menjadi elemen utama terkait ruang penggunaan kegiatan hang out Sifat Kontrol pun 1. Situ Kenanga Pemanfaatan terkadang tidak terlalu diperhatikan, terlihat dari daun-daun situ kenanga yang berserakan. Sehingga bukan berupa konservasi dan rekreasi , saja kontrol terkait keterbukaan publik membuat semacam kontrol terhadap dalam kegiatan remaja, yaitu memancing. Hal kontrol terkait ketersediaan fasilitas tersebut terlihat dari rambu peringatan sosial di larang memancing. Meskipun begitu diperhatikan. terlihat beberapa orang tua yang penggunaan yang layak ruang, masih namun harus 2. Situ Jatijajar memancing di situ kenanga, dengan Pemanfaatan situ jatijajar berupa memanfaatkan pojokan situ, sehingga tidak terlalu kelihatan oleh publik. wisata Kontrol yang dilakukan pengelola pun masyarakat dikelola oleh Kelompok terlihat dari keberadaan pos satpam, Kerja Situ, dan dipertanggungjawab yang langsung berdekatan dengan situ. air dan oleh pemancingan Dinas Pekerjaan terkait Umum. Kontrol penggunaan ruang di perawatan situ ini, terlihat dari adanya loket bangku taman serta tempat sampah, pembayaran wisata air, berupa wisata dinilai positif dan negatif oleh para bebek-bebekan. Selain itu, Situ jatijajar remaja. ini Meskipun fasilitas begitu, sosial kontrol terkait “ Saya suka disini, indah, sejuk, bikin adem hati” ( Supriyadi, 16 tahun) kurang bangku tamannya” (Achmad, 15 tahun) milik hutan Departemen Kehutanan, tentunya memiliki kontrol satu petugas kebersihan hutan, “ Dulunya hutan ini bebas-bebas aja kalo mau masuk, eh ternyata banyak Meskipun terdapat keterbukaan penggunaan konservasi dengan khusus, seperti yang diujarkan salah “Disini masih banyak sampah, masih untuk berbatasan ruang di orang, terutama remaja, malah nyoret- situ nyoret pohon dan tempat sampah. kenanga ini, namun kontrol terkait Jadinya kalo mau main-main ke situ Pola penggunaan …, Danny Fitri Mulyanti, FMIPA UI, 2013 terus kesini tapi di ketiga situ terlihat jelas, dimana pengontrolannya diperketat”. (Petugas dominansi di situ kenanga merupakan Kebersihan Hutan) pelajar boleh sih, Sehingga pilihan tempat hang out ke situ jatijajar pun semakin dengan adanya hutan banyak konservarsi yang asri, meski kontrol yang ketat. (keramba), wisata air, pemancingan resmi dan pemancingan masyarakat kelompok dikelola oleh situ serta kerja dipertanggunjawabkan Pekerjaan jatijajar sedangkan situ cukup citayam merupakan pelajar SMP. Dari segi psikologis dan sosial remaja, pelajar SMA telah memasuki tahapan yang terbentuk lebih mengarah pada Pemanfaatan situ citayam berupa oleh merata situ pertengahan remaja dimana kelompok 3. Situ Citayam perikanan SMA, Dinas Umum. Kontrol pemanfaatan situ ini terkait kegiatan percampuran laki-laki dan perempuan seiring dengan munculnya ketertarikan antara kedua lawan jenis tersebut. Sedangkan pelajar SMP masih pada tahapan awal remaja, mereka cenderung untuk berkelompok sesuai gender dan mengerjakan segala sesuatunya bersama-sama. hang out remaja dinilai masih kurang, Dari segi perbedaan tingkat dimana kurang adanya ketersediaan pendidikan di antara masing-masing tempat untuk bersosialisasi maupun situ, kegatan lainnya. Tidak adanya papan tahapan perkembangan remaja dapat larangan pun, mempengaruhi psikologis dan sosial membuat kebersihan situ ini kurang remaja yang ada. Secara psikologis terjaga. Sehingga perlu adanya kontrol dan sosial remaja pada tingkat SMA, yang lebih ketat. Dan seharusnya ada ruang publik yang mereka tuju dalam sinergi berkegiatan buang antara sampah pengelola dan penanggungjawab. dimana terlihat dengan perbedaan kelompoknya berada di tengah-tengah pusat kota, Remaja di Ruang Publik Terbuka jauh dari kontrol orang tuanya. Sedangkan secara psikologis dan Karakteristik Remaja Berdasarkan sosial remaja pada tingkat SMP, ruang Tingkat Pendidikan publik Perbandingan presentase jumlah remaja berdasarkan tingkat pendidikan yang berkegiatan mereka dengan tuju dalam kelompoknya berada di sekitar lingkungan tempat Pola penggunaan …, Danny Fitri Mulyanti, FMIPA UI, 2013 memasuki dapat ditemui pada pertemuan santai. awal tahapan remaja, sehingga kontrol Namun tak hanya jarak sosial, yang orang tua masih cukup kuat pada diri mereka tampilkan pada publik, cara remaja. mereka berinterkasi satu sama lain, tinggal mereka, karena Karakteristik Remaja Berdasarkan Kelompok Hang Out Kelompok berupa hang out lawan dirinya pada yang kelamin, jenis, perhatian. publik dengan interaksi sosial antar remaja tersebut dengan batasan jarak sosial, berupa jarak intim, keterlibatan dengan tubuh orang lain dengan jarak yang berkisar antara 0-18 inci dengan keterlibatan intensif dari pancaindera. Dalam interaksi tersebut juga terdapat simbol, sebagai di mana simbol sesuatu memberikan sapaan kepada kelompok remaja lainnya yang berlawanan jenis teman menampilkan seperti tertawa terbahak-bahak dan yang diartikan nilai atau maknanya diberikan remaja tersebut terhadap publik. Simbol yang terdapat pada jarak intim pada kelompok hang out, teman lawan jenis adalah budaya populer berpacaran. yang bertujuan menarik halnya dengan Berbeda kelompok hang out berupa saudara, menampilkan dirinya pada publik dengan interaksi sosial antar remaja tersebut dengan batasan jarak personal, jarak berkisar antara 4-12 kaki (45 cm-122 cm), interaksi yang terjadi antara orang yang hubungannya telah dekat dan akrab. Selain jarak yang terlihat, cara mereka berinterksi satu sama lain, tidak terlalu menarik perhatian publik terhadap remaja tersebut, cenderung pasif. Karakteristik Remaja Berdasarkan Kelompok hang out yang berupa Jarak Tempat Tinggal teman sejenis, kelompok teman Perbandingan di antara ketiga sejenis ataupun kelompok teman situ ini, cukup terlihat bahwa situ campuran, menampilkan dirinya pada kenanga yang berada di sekitar area publik dengan interkasi sosial antar sosial remaja tersebut dengan batasan jarak menjangkau sosial, orang yang berinteraksi dapat radius hingga 11 km, sedangkan situ berbicara secara normal dan tidak jatijajar saling menyentuh. Interaksi seperti ini permukiman hanya dapat menjangkau dan komersial dapat remaja-remaja dengan yang Pola penggunaan …, Danny Fitri Mulyanti, FMIPA UI, 2013 berada di sekitar Jenis kegiatan hang out yang dengan radius 4 km, dan terlebih situ jangkauan dilakukan para remaja dipengaruhi hanya 1 km. Sehingga ruang terbuka oleh fasilitas sosial dan komersial yang publik yang berada di sekitar area berada di situ tersebut. Dimana pada sosial dan komersial memiliki jarak situ jatijajar dan situ citayam, memiliki jangkauan yang lebih luas dibanding kecenderungan melakukan kegiatan ruang terbuka publik yang berada di hang sekitar area permukiman. dikarenakan memang adanya fasilitas citayam yang Jarak memiliki jangkauan pada ruang terbuka publik di area sosial dan komersial, tidak hanya dikarenakan akses yang mudah, sehingga menarik untuk berkegiatan hang out, namun terdapat alasan-alasan pribadi pada masing-masing remaja. Diantaranya, “ Gue ke situ kenanga, soalnya banyak kenangan gitu deh.” (Ahmad, 15 Tahun) out pada hiburan lainnya, wisata perahu bebek. Berbeda halnya dengan situ kenanga, yang memiliki jalur sepeda dan pedestrian yang baik, sehingga remaja cenderung melakukan olahraga dan permainan, seperti jogging maupun bersepeda. Jenis kegiatan hang out ini juga menjadi cara remaja dalam menampilkan diri pada publik, dimana kegiatan aktif seperti olahraga dan permainan, bersosialisasi, serta Informan di atas memiliki jarak tempat hiburan lainnya seperti wisata perahu tinggal terjauh pada situ kenanga, bebek, dapat menarik perhatian publik. sehingga jarak yang jauh, dianggap Kegiatan pasif seperti mendengarkan dekat oleh informan tersebut dengan musik dan berpikir tentunya, kurang adanya dapat kenangan/memori akan menarik perhatian publik. tempat tersebut. Berdasarkan teori Sehingga topophilia milik Yi-Fu Tuan maka memberikan ruang bagi kegiatan aktif remaja akan memilih ruang publik remaja, menjadi pilihan mereka untuk yang mereka sukai, meskipun jarak berkegiatan yang jauh dari lingkungan tempat menampilkan diri pada publik, seperti tinggal mereka. situ kenanga dan situ jatijajar. Karakteristik Remaja Berdasarkan Keterikatan remaja dengan situ Jenis Kegiatan Hang Out situ-situ hang 1. Situ Kenanga Pola penggunaan …, Danny Fitri Mulyanti, FMIPA UI, 2013 yang dapat out yaitu Remaja yang melakukan kegiatan Kemudian ada pula kelompok remaja hang out di Situ Kenanga, memiliki yang terdiri dari ibu dan 3 anak intensitas kunjungan selama seminggu remajanya, yang melakukan kegiatan sekali, hang out di situ kenanga. dua sebulan minggu sekali. sekali Intensitas serta remaja dalam menghabiskan waktu luangnya saat akhir pekan membuktikan bahwa situ kenanga menjadi salah satu pilihan tempat hang out. Kemudian jumlah kunjungan remaja di Situ Kenangan itu sendiri ada yang masih sekali, 1 sampai 5 kali, 5 sampai 10 kali serta lebih dari 10 kali. Sehingga Sehingga keterikatan antar remaja dan situ kenanga, bukan saja saat dia sudah menginjak remaja dimana dibutuhkan salah satu kegiatan sosial, berupa kegiatan hang out. Namun sejak masih kecil, mereka sudah terbiasa melakukan kegiatan rekreasi terutama dengan keluarga di situ ini. ada remaja yang baru mengetahui Lama informasi mengenai keberadaan situ dilakukan di situ ini selama 1 jam, 1 kenanga, sudah sampai 2 jam, hingga 3 jam. Dimana mengetahui sejak lama. Seperti yang saat minggu pagi, memang yang dikatakan salah satu informan yang memiliki tingkat keramaian yang tinggi rutin mengunjungi situ kenanga : antara jam 7 sampai jam 10. Tentunya serta ada yang “ Dari kecil udah diajak kaka mainmain kesini, sampe SMA keterusan deh, sekarang ajak pacar tiap minggu pagi,sekalian olahraga, biasanya 3 jam disini” (Azhari, 15 tahun) kegiatan hal hang tersebut kenyamanan out yang menunjukkan remaja melakukan kegiatan hang out di ruang publik terbuka, yang memiliki keteduhan yang cukup tinggi, dimana pepohonan menjadi kanopinya. Banyaknya Dari pernyataan di atas menunjukkan penjual-penjual bahwa rutinitas salah satu informan minuman berkegiatan hang out di situ kenanga, remaja dalam menjajakan jualannya, dibawa dari kebiasaan di waktu kecil menambah dimana salah satu saudaranya yang membuat remaja terus berdatangan memberikan referensi serta ajakan. setiap minggunya. Sehingga ada faktor eksternal yang mengikat dan menarik remaja untuk yang makanan dan menghampiri para kenyamanan. 2. Situ Jatijajar berkegiatan hang out di Situ. Pola penggunaan …, Danny Fitri Mulyanti, FMIPA UI, 2013 Dan Remaja yang melakukan kegiatan bukan lagi menjadi ruang publik, hang out di Situ Jatijajar, memiliki bahkan ada kesan bahwa situ tersebut intensitas kunjungan selama menjadi bagian dari rumahnya. Seperti minggu sekali, seminggu dua sekali , yang dikatakan informan satu ini, seminggu dua kali, meskipun ada yang tiap hari. Intensitas remaja dalam menghabiskan waktu luangnya saat akhir pekan membuktikan bahwa situ jatijajar menjadi pilihan tempat hang out. Kemudian kunjungan remaja di situ jatijajar itu sendiri sudah terbilang “Situ ini mah udah kaya kolam renang di belakang rumah, tiap hari mainannya kesini mulu ma tementemen juga tiap pulang sekolah, abisnya mau kemana lagi, enak juga disini, deket rumah” (Jahari, 16 tahun) Lama kegiatan hang out yang sering / tak terhitung, ada yang lebih kali. dilakukan di situ citayam selama 1 mengenai jam, 1 sampai 2 jam, 3 jam bahkan keberadaan situ jatijajar sudah lama ada yang 5 jam. Dimana saat sore hari diketahui oleh remaja. memiliki tingkat keramaian yang tinggi. dari 10 kali, Sehingga 5 sampai informasi 10 Lama kegiatan hang out yang dilakukan di situ jatijajar selama 1-2 jam, 3 jam bahkan ada yang pagi sampai sore hari. Dimana saat pagi dan sore hari memiliki tingkat Pembahasan Pola penggunaan ruang terbuka publik berdasarkan kelompok sosial remaja Kegiatan hang out ini banyak keramaian yang sama. dilakukan 3. Situ Citayam oleh remaja association oriented. Remaja association oriented Remaja yang melakukan hang out ini terlihat pada remaja yang di situ Citayam memiliki intensitas berkegiatan di situ kenanga, dimana kunjungan selama seminggu sekali, kegiatan seminggu dua kali bahkan tiap hari. bersosialisasi, Intensitas permainan, remaja dalam mereka dan berupa olahraha dan mendengarkan musik, menghabiskan waktu luangnya saat berpikir hiburan akhir pekan membuktikan bahwa situ tersebut salah satu kegiatan hang out citayam menjadi pilihan utama tempat yang bersifat ingin menampilkan diri hang out remaja bahkan menjadi pada publik dan bergabung dengan Pola penggunaan …, Danny Fitri Mulyanti, FMIPA UI, 2013 lainnya. Hal kerumunan, seperti halnya tujuan keterikatatan remaja dengan situ. oriented Dimana remaja peer group oriented, berkegiatan bersama kelompoknya di yaitu remaja di situ citayam, terdapat kota, yaitu untuk dilihat dan melihat kesan bahwa situ yang merupakan orang lain dalam berbagai variasi. Situ ruang terbuka publik, menjadi bagian kenanga yang juga dekat dengan dari halamana rumahnya. Oleh karena pusat kota, sangat ramai dengan itu keterikatan remaja peer group pengunjung, termasuk remaja. Remaja oriented dengan situ yang jauh tempat tinggalnya lebih association memilih berkegiatan di situ kenanga. keterikatan remaja association Berbeda halnya dengan Peer Group Oriented merupakan kelompok remaja dimana mereka berkumpul dan melakukan kegiatan-kegiatan di sekitar lingkungan mereka, seperti di dekat rumah. Situ citayam dan situ jatijajar yang berada di sekitar lingkungan tempat tinggal remaja, menjadi pilihan tempat mereka melakukan kegiatan hang out. Namun karena kegiatan ini identik dengan kerumunan publik di tempat tersebut. Situ Jatijajar juga memiliki tingkat keramaian yang tinggi. Remaja oriented, yang memiliki berbeda-beda, dimana keterikatannya sedang seperti remaja situ jatijajar, dikarenakan situnya yang berada di lingkungan tempat tinggal, dan keterikatannya rendah seperti remaja situ kenanga, dikarenakan situ yang berada di area sosial dan komersial serta dekat pusat kota, sehingga remaja menganggap situ yang merupakan ruang terbuka publik tersebut adalah bagian dari kota, bukan bagian dari sesuatu yang menyangkut dengan diri dan kesehariannya. berbeda dengan situ citayam. Dimana Pola persebaran remaja pengguna Situ jatijajar lebih ramai, dikarenakan situ berdasarkan tempat tinggal akses dan mendukung. lokasi yang lebih Remaja-remaja yang melakukan kegiatan di situ jatijajar termasuk remaja association oriented, sedangkan remaja di situ citayam termasuk dengan peer group oriented. Sebaran remaja pengguna situ kenanga didominasi di sekitar jalur kereta api serta jalan kolektor primer yaitu jalan sebaran margonda, remaja sehingga pengguna situ berdasarkan aksesibilitas, membentuk kelompok pola linier. Sedangkan berdasarkan sosial ini juga menimbulkan perbedaan jarak, seperti yang sudah ditampilkan Perbedaan antara Pola penggunaan …, Danny Fitri Mulyanti, FMIPA UI, 2013 pada hasil penelitian, dimana jarak yang sudah ditampilkan pada hasil dengan radius 3 dan 4 km yang penelitian, dimana jarak dengan radius mendominasi remaja untuk melakukan 2 kegiatan hang out di situ kenanga. melakukan kegiatan hang out di situ Jarak masih jatijajar. Jarak terjauh yang masih memungkinkan remaja untuk datang memungkin remaja untuk datang ke ke situ kenanga yaitu 11 km, yaitu dari situ jatijajar yaitu 4 km. terjauh yang luar Kota Depok. km mendominasi remaja Karakteristik situ jatijajar untuk yang Karakteristik situ kenanga yang dipengaruhi oleh ukuran luas area dipengaruhi oleh ukuran luas area sirkulasi yang sedang, aksesibilitas sirkulasi terluas, aksesibilitas yang yang cukup mudah dan lokasi di mudah dan lokasi di sekitas area sekitar permukiman, serta batas yang sosial dan komersial, serta batas yang bervariasi, ada yang tetap dan tidak tidak tetap dan terbuka dan sifat tetap, sifat kontrol pihak PU yang kontrol pihak UI yang memberikan cukup keamanan, membuat remaja yang membuat tersebar jalan mengelompok di sekitar lingkungan margonda serta jalur kereta, memilih tempat tinggal mereka, memilih untuk untuk melakukan kegiatan hang out di melakukan kegiatan hang out di situ situ kenanga. Namun situ kenanga jatijajar. linier sepanjang yang jauh dari lingkungan tempat tinggal remaja ini, memiliki keterikatan remaja dengan situ yang rendah, karena mereka menganggap situ ini merupakan bagian dari kota yang sifatnya publik. memberikan remaja kebebasan, yang tersebar Kemudian, berbeda pula dengan yang terjadi di situ citayam. Pada peta di atas, pengguna terlihat situ sebaran remaja citayam berada di permukiman sekitar situ citayam, dan membentuk pola mengelompok. yang Sedangkan berdasarkan jarak, seperti terjadi di situ jatijajar. Pada peta di yang sudah ditampilkan pada hasil atas, penelitian, dimana pada Berbeda halnya, terlihat dengan sebaran remaja pengguna situ jatijajar didominasi di dari permukiman melakukan kegiatan hang out di situ membentuk sekitar pola situ dan mengelompok. tempat jarak 1 km citayam. Sedangkan berdasarkan jarak, seperti Pola penggunaan …, Danny Fitri Mulyanti, FMIPA UI, 2013 tinggalnya, remaja yang ruang yang terbentuk secara eksklusif, dipengaruhi oleh ukuran luas area dimana pun tempatnya dapat dipilih sirkulasi yang sempit, akses visual sebagai tempat kegiatan hang out. yang sulit serta lokasi berada di sekitar Begitu juga dengan kelompok hang permukiman, serta batas yang bias out, tidak ada kecenderungan sebaran dan sifat kontrol pihak PU yang antara memberikan kelompok lainnya. Karakteristik situ citayam kebebasan, membuat remaja yang bertempat tinggal di sekitar situ, melakukan kegiatannya di situ tersebut. satu Situ kelompok Jatijajar, kelompok hang dengan yang memiliki yang out kurang bervariasi, terdiri dari teman sejenis dalam dan kelompok teman sejenis. Kegiatan ruang terbuka publik berdasarkan hang out di situ citayam pun kurang jenis kegiatan dan kelompok hang bervariasi out permainan, Pola persebaran remaja Situ Kenanga, yang memiliki variasi kelompok hang out yang seperti olahraga mendengarkan dan musik, berpikir serta hiburan lain. Pola persebaran terbentuk sangat bervariasi, terdiri dari teman berdasarkan lawan jenis, teman sejenis, kelompok kelompok hang out pada situ jatijajar, teman membentuk pola eksklusif, dimana 2 sejenis, kelompok teman jenis yang campuran dan saudara. Kegiatan hang kelompok out kecendurungan di situ bervariasi kenanga pun sangat hang kegiatan kegiatan out dalam hang dan memiliki melakukan out, sehingga seperti bersosialisasi, dan permainan, membentuk spot-spot kegiatan hang mendengarkan musik, berpikir serta out. Fasilitas sosial dan komersial pun hiburan lain. Pola persebaran yang mempengaruhi terbentuk berdasarkan jenis kegiatan dalam kegiatan hang out di situ dan kelompok hang out pada situ jatijajar. kenanga, non restoran, warung dan pedestrian yang masing-masing menjadi pusat kegiatan hang out di olahraga eksklusif, membentuk dimana pola kegiatan yang dilakukan remaja tidak ada batas, sehingga melebur antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Sehingga tidak ada suatu persebaran Dimana terdapat remaja saung, situ jatijajar. Situ citayam memiliki pola persebaran yang sama dengan situ Pola penggunaan …, Danny Fitri Mulyanti, FMIPA UI, 2013 jatijajar, baik dari segi variasi kegiatan 2. Ruang terbuka yang yang tinggi, dan variasi kelompok hang out. Pola memiliki eksklusif yang terbentuk pada situ berlokasi di sekitar permukiman citayam, tidak dipengaruhi dengan serta luas area sirkulasi yang fasilitas sosial dan komersial, berbeda sedang halnya dengan situ jatijajar. Sehingga jangkauan remaja yang sedang, pola terbentuk variasi kegiatan yang sedang, dikarenakan kegiatan remaja yang sebaran remaja dalam situ yang menjadi sebuah rutinitas atau kegiatan mengelompok yang berulang-ulang, dan membentuk dalam spot Oriented dalam situasi tertentu. eksklusif yang terbaiknya sendiri untuk melakukan kegiatan. 3. Ruang memiliki dan Remaja terbuka tergolong Association publik yang berlokasi di sekitar permukiman Hang out yang merupakan eksistensi seorang remaja, serta luas area sirkulasi yang dapat rendah divisualisasikan dengan simbol, serta terjadi konektivitas sebaran remaja dalam situ yang mengelompok dalam 9. Kesimpulan terbuka publik di sekitar area komersial dan sosial serta luas area sirkulasi yang luas, akan memiliki jangkauan remaja yang luas, variasi kegiatan yang tinggi, sebaran remaja dalam situ yang non eksklusif , dan tergolong dalam Remaja Remaja dan tergolong Peer Group Oriented. yang memiliki akses tinggi, berlokasi memiliki variasi kegiatan yang rendah, antar simbol yang menyimpulkan suatu pola. 1. Ruang akan jangkauan remaja yang rendah, aspek fisik situ dapat disimbolkan, sehingga akan memiliki akses yang rendah, 8. Diskusi diri akses publik 10. Saran Skripsi ini dapat diikembangkan dengan visualisasi yang lebih mudah dimengerti serta skripsi ini diharapkan bisa dijadikan pertimbangan dalam merancang suatu ruang publik terbuka bagi remaja untuk ke depannya. Association Oriented. Pola penggunaan …, Danny Fitri Mulyanti, FMIPA UI, 2013 Santrock, John W. 1998. Adolescence. 11. Kepustakaan Calhoun, Craig (Ed). 1996. Habermass and Public Sphere. London : The MIT Press London : Boston McGraw Hill Shirvani, Hamid. 1985. The Urban Design Proces. New York : VNR Lieberg, Mats. 1995. Communication .: Research New York : Sage Publications Company Inc S.J Nearv, M.S Symes, F.E Brown.1994. The Urban Experience: a Carmona, Matthew, et al. 2003. Public Places-Urban Spaces. London : Architectural Press people-environment perspective. London : Spon Press Tuan, Yi-Fu. 1979. Space and Place . Childress, Herb. 2000. Landscape of University Joy, Landscape of Betrayal. Press . Minneapolis of Minnesota Press : Albany : State University of New York Williams, Stephen . 1995. Outdoor Knack, Ruth Eckdish. 2000. Hanging Recreation and Urban Environment. out Teens search for the perfect public London : Routledge space .Chicago : Planning Association Madanipour, Ali . 2003. Public and Private Spaces of The City. London : Wooley, Helen. 2003. Urban Open Spaces. London : Spon Press Routeiedge Moleong, Lexy. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Papalia, Diane E, et al. 2009. Human Development. Jakarta : Salemba Humanika Pola penggunaan …, Danny Fitri Mulyanti, FMIPA UI, 2013