Document

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Secara historis, pesantren merupakan lembaga pendidikan yang
multifungsi.Ia menjadi benteng pertahanan sekaligus pusat penyiaran (dakwah)
Islam. Tidak ada data yang pasti tentang awal kehadiran pesantren di Nusantara
(Ensiklopedi Islam, 2005).Baru setelah abad ke-16 diketahui bahwa terdapat
ratusan pesantren yang mengajarkan kitab kuning dalam berbagai bidang ilmu
agama seperti fikih, tasawuf, dan akidah.1
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan islam tertua yang
berfungsi sebagai salah satu benteng pertahanan umat islam, pusat dakwah dan
pusat pengembangan masyarakat muslim di indonesia. Istilah pondok pesantren
pertama kali di kenal di jawa, di aceh di kenal dengan langkah dan dayah, di
sumatra barat dengan surau.2
. Pesantren merupakan lembaga yang mengiringi perjalanan da’wah
islamiyah di indonesia ini mengesankan persepsi yang plural. Pesantren bisa di
pandang sebagai lembaga ritual lembaga pembinaan mental, lembaga da’wah, dan
1
Ditulis oleh AM Fatwa (Wakil Ketua MPR RI), Masa Depan Pesantren, Republika,
Sabtu, 26 Mei 2007
2
Achmad pathoni, meniti jalan pendidikan islam, (modernisasi pendidikan dipesantren),
tulung agung, editor Drs achyak, M,Ag. Penerbit P3M STAIN TULUNGAGUNG, 2003, Hlm 341
2
paling populer adalah sebagai institusi pendidikan islam yang mengalami
romantika kehidupan menghadapi berbagai tantangan internal maupun eksternal.3
Menurud A.H. Jhons, kata santri berasal dari bahasa tamil yang berarti
guru ngaji. Sedangkan C.C. berg berpendapat bahwa santri berasal dari bahasa
india, yaitu: “shastri” yang berarti buku suci, buku-buku agama tentang
pengetahuan. Kata pondok berarti rumah atau tempat tingggal sederhana yang
terbuat dari bambu. Di samping itu kata pondok mungkin juga berasal dari bahasa
arab, “ Funduq” yang berarti hotel atau asrama. Sedangkan pesantren menurud
pengertian dasarnya adalah tempat belajar para santri,4 Dengan demikian,
perkataan pesantren adalah berasal dari kata santri, yang dengan awalan pe di
depan dan akhiran an berarti tempat tinggal para santri.
Untuk memperkuat pendapatan di atas, Soegarda Poerbakawatja juga
menjelaskan, bahwa pesantren berasal dari kata santri, yaitu seorang yang belajar
agama islam, sehingga pesantren dapat diartikan sebagai tempat orang berkumpul
untuk belajar agama Islam.5Manfred Ziemek menyebutkan, bahwa asal etimologi
dari pesantren adalah pe-santri-an, “tempat santri”.Santri atau murid (umumnya
sangat berbeda-beda) mendapatkan pelajaran dari pimpinan pesantren (Kyai) dan
3
Haidar Putra Daulay, Historitas dan Eksistensi Pesantren, Sekolah dan Madrasah (
Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001),
4
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai ( jakarta:
Pustaka LP#ES, 1985), H, 18
5
Soegarda Poerbakawatja, Eksiklopedia Pendidikan (jakarta: Gunung Agung, 1976), H, 223
3
oleh para guru (ulama atau ustadz). Pelajarannya mencakup berbagai bidang
tentang pengetahuan islam.6
Sebuah pesantren biasanya dijalankan oleh seorang Kyai yang dibantu
oleh sejumlah santri seniornya atau anggota keluarga yang lain. Pesantren adalah
bagian penting kehidupan kyai karena ia merupakan tempat dimana ia
mengembangkan ajaran dan pengaruhnya melalui pengajaran. Dalam sistem
pesantren, paling tidak ada tiga unsur yang saling terkait: pertama adalah kyai,
faktor utama yang olehnya sistem pesantren di bangun. Ia adalah orang yang
memberi landasan sistem. Unsur kedua adalah santri, yakni para murid yang
belajar pengetahuan keislaman dari kyai. Unsur ini juga sangat penting karena
tanpa santri kyai akan seperti raja tanpa rakyat. Santri adalah sumber daya
manusia yang tidak saja mendukung keberadaan pesantren, tetapi juga menopang
pengaruh kyai dalam masyarakat.Sedangkan unsur ketiga adalah pondok 7, sebuah
sistem
asrama
yang
disediakan
kyai
untuk
mengakomodasi
para
muridnya.Pondok adalah bentuk perumahan yang sederhana dan mempunyai
faselitas yang lebih minim daripada hall atau college di universitas-universitas
barat. Jika college dan hall menyediakan satu kamar untuk satu siswa maka
pondok biasanya terdiri dari kamar bersama yang masing-masing bisa ditempati
6
Lihat Mnafred Ziemek, Pesantren dalam Perubahan Sosial (Jakarta: LP3ES, 1985), 16;
Daulay, Historitas, H. 7.
7
Istilah pondok dan pesantren biasanya digunakan untuk menunjukkan hal yang sama.
Istilah pondok pesantren juga sering digunakan.Istilah pondok berasal dari bahasa arap, yaitu Funduq,
berarti asaram; sedangkan istilah pesantren, menurud Dhofier (1982:18), berasal dari kata santri yang
berarti murid.Orang jawa biasanya menambahkan awalan pe dan akhiran an untuk menunjukkan
tempat di mana suatu berada.Jadi, pesantren adalah tempat dimana santri tingggal.
4
oleh lima santri samapi sepuluh santri. Dengan demikian, pesantren merupakan
komplek peumahan yang meliputi rumah kyai dan keluarganya beberapa pondok,
dan ruang belajar, termasuk masjid.
Mujamil Qomar dalam buku nya mengatakan Kyai senatiasa
menyadari kemandirian pesantren, mulai awal proses berdirinya hingga sekarang,
pesantren dikenal sebagai lembaga pendidikan islam yang paling mandiri.
Kemandirian ini menjadi doktrin kyai pada santri.Akibatnya ketika kembali ke
kampung, santri mengamalkan kemandirian tersebut yang tidak cukup berbekal
tekad, melainkan harus dipandu dengan potensi.Oleh karena itu, kyai memandang
perlu memberikan pelajaran ketrampilan.Tujuannya adalah disamping santri
mampu hidup secara mandiri ditengah-tengah masyarakat,8juga untuk membuka
wawasan berfikir kedunian9.
Muhammad Rofaqi berpendapat, kekuatan dari sebuah pondok
pesantren terletak pada “ketergantungan” kepada figur seorang secara subyektif.
Maka ketika kyai sanggup menciptakan Laten pattern maintenances secar dinamis
supaya institusi pondok pesantren yang ia dirikan itu dapat bertahan, berarti
pondok pesantern itu tidak hanya akan hidup, bahkan akan terus berkembang
dengan kapasitas kyai sebagai founding father-nya, pengelola, dan unsur penentu
8
Kuntowijoyo, pradigma islam interpretasi untuk aksi, (bandung: mizan 1991), Hlm 262-263.
9
Matuhu.Dinamika sistem pendidikan Pesantren Suatu Kajian Tentang Unsur dan Nilai
Sistem Pendidikan Pesantren. Seri INIS XX, Jakarta :INIS, 1994, Hlm 34
5
mutu out put dari suatu proses belajar mengajar yang ada di pondok pesantren
itu,10
Sesuai dengan latar belakang sejarah pesantren, dapat dilihat tujuan
utama didirikanya suatu pesantren adalah untuk mendalami ilmu-ilmu agama
(tauhid, fiqh, ushul fiqh, tafsir, hadits, akhlak, tasawuf, bahasa arab, dan lainlain). Diharapkan seorang santri yang keluar, telah memahami beraneka ragam
mata pelajaran agama dengan kemampuan merujuk kepada kitab-kitab
klasik.Sangat dianjurkan juga seorang santri sebagai calon kyai disamping
menguasai ilmu-ilmu agama secara menyeluruh, secara khusus dia juga memiliki
spesialisasi dalam mata pelajaran tertentu.Jadi, semacam spesialisasi.Karena ada
spesialisasi kyai-kyai tertentu, maka ini berpengaruh kepada spesifik pesantren
yang diasuh oleh kyai tersebut. Tentunya bagi masyarakat indonesia, termasuk
pondok pesantren (Ponpes), pengembangan sumber daya manusia (SDM)
merupakan suatu keharusan. Sebab untuk mencapai kemajuan masyarakat harus
dipenuhi prasyarat yang diperlukan. Dengan pengembangan SDM, akan
memberikan kontribusi signifikan bagi upaya peningkatan kehidupan masa depan
kehidupan masyarakat.
Pembinaan dan penguatan SDM adalah wujud nyata dari peran serta
pesantren dalam pembangunan, khusus terkait dengan penyiapan SDM pesantren
yang nantinya di harapkan bisa membawa anginsegar perubahan, sehingga out put
Muhammad Rofangi, “posisi Kyai dalam pengembangan Tradisi pesantren“ dalam tim
penyuting , Rekronstruksi pendidikan dan tradisi pesantren , religiusitas Iptek, cet,ke 1 , ( jakrata:
pustaka pelajar, 1988) Hlm. 171.
10
6
yang dihasilkan benar-benar dapat ikut berkompetisi secara propesional di tengah
tuntunan zaman yang semakin komplek ini, paling tidak ada beberapa langkah
intratif; yang merupakan gabungan antara teori dan praktek. Semua ini dilakukan
dalam rangka penyiapan SDM santri yang handal dan profesional.Tawaran model
pengembangan SDM tersebut secara intergratif, menunjukkan bahwa model
pengembangan SDM pesantren harus mengacu kepada dua model pengembangan,
yaitu berupa pemberian bekal secara teoritas yang berupa knowledge
(pengetahuan) dan ability (kemampuan), kedua hal ini dapat ditempuh melalui
pendidikan formal (sekolah). Sedangkan model pengembangan kedua berupa
pemberian semacam bekal ketrampilan hidup (life skill), dengan cara pelatihan
dan magang di perusahaan-perusahaan yang ditunjuk sebagai mitra kerja
pesantren. Dengan model pengembangan integratif seperti ini, diharapkan out put
(SDM) yang dihasilkan menjadi beriman, bertaqwa, berilmu, dan berketrampilan;
sehingga mereka siap disalurkan ke berbagai perusahaan/mitra kerja yang telah
ditunjuk untuk mengaplikasikan segala kemampuan yang dimilikinya.11
Model-model pengembangan SDM pesantren yang ditawarkan tidak
hanya ditekankan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik pada santri
semata. Namun lebih dari itu, yaitu aspek teoritis dan praktis, yang
mengorientasikan terhadap segala kebutuhan hidup pragmatis seorang santri jika
saatnya sudah tamat dari pesantren. Dengan modal pengembangan seperti ini,
11
Pola Pengembangan Pondok Pesantren, Departemen Agama RI, Jakarta 2003.
7
diharapkan output (SDM) pesantren benar-benar siap berkompetisi dengan dunia
luar pesantren. Hal demikian sekaligus menegaskan segala bentuk anggapan
minor tentang pesantren, yang tradisional, kolot, jumud (stagnan), dan berbagai
labelitas miring tentangnya. Dengan demikian, pesantren akan senantiasa
mengalami dinamisitas seiring dengan ritme perkembangan zaman yang terjadi,
sesuai dengan adagium yang dipeganginya, yaitu: “al-muhafadzah ‘ala al-qadim
ash-shalih wa adkdu bi al-jadid al-ashlal (melestarikan hal-hal lama yang baik;
mengambil dan mengembangkan hal-hal yang baru yang lebih baik)”.
Dengan anggapan dasar bahwa tidak semua lulusan atau keluaran
Pondok Pesantren akan menjadi ulama atau kyai dan memilih lapangan pekerjaan
dibidang agama, maka keahlian-keahlian lain seperti pendidikan ketrampilan
perlu diberikan kepada santri, sebelum santri itu terjun ke tengah-tengah
masyarakat sebenarnya. Dipihak lain, guna menunjang susksenya pembangunan
diperlukan partisipasi semua pihak, termasuk pihak Pondok Pesantren sebagai
suatu lembaga yang cukup berpengaruh di tengah-tengah masyarakat. Ini
merupakan potensi yang dimiliki oleh Pondok Pesantren secara historitas dan
tradisi.12
Pondok pesantren memang dituntut untuk lebih meningkatkan mutu
pendidikan dengan mengembangkan kegiatan-kegiatan kurikuler dan ikut
berpatisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat sekitarnya, tentu saja hal
tersebut tidak akan dapat berkembang dengan baik jika tidak didukung oleh dana12
Ibid,,,
8
dana tradisional, baik itu wakaf, bantuan insidental dari pihak wali santri,
pemerintah, swasta dan masyarakat atau donatur yang lain. Untuk menaggulangi
hal yang demikian inilah pentingnya keberadaan unit usaha dan pengembangan
ketrampialan di pondok pesantren diupayakan dalam menghasilakan dana untuk
biaya penyelenggaraan kegiatan Pondok Pesantren. Atas dasar pemikiran tersebut,
maka perkenalan atau perseteruhan dunia pondok pesantren dengan berbagai
bidang
ketrampilan
dan
usaha
pemberdayaan
masyarakat
sangatlah
menguntungkan dan amat strategis.
Pendidikan ketrampilan berwirausaha dipondok pesantren untuk
kepentingan dan kebutuhan para santri sebagai modal untuk manusia yang
bersemangat wiraswasta.Pemilihan jenis dan macam usaha yang akan dilakukan
oleh santri seharusnya berdasarkan potensi yang dimiliki oleh santri yang berada
di pondok pesantren tersebut dan potensi masyarakat sekitarnya, potensi sumber
daya manusia. Tersedianya tenaga ahli dan tenaga kerja yang ada di butuhkan
dalam pengembangan unit usaha, jenis-jenis dan macam-macam usaha adalah 1)
bidang perdagangan, bidang ini merupakan usaha jasa yaitu kegiatan jual beli. 2)
bidang pertanian dan Agribisnis, yaitu kegiatan atau usaha dalam memproduksi
hasil-hasil pertanian
dan macamnya. Banyak macam kegiatan yang dapat
dilakukan berkaitan dengan bidang pertanian dan agrobisnis adalah a) Tanaman
Pertanian dan perkebunan. b) Peternakan. c) Agroindustri. 3) Bidang industri
kecil ( home industry), kerajinan atau Agroindustri. 4) Bidang pertukangan
kayu.5) Bidang koperasi. Selain itu kegiatan kewirausahaan berfungsi sebagai
9
media pendidikan dan pembinaan semua santri untuk masa depan yang berminat
dan sesuai dengan bakat yang dimilikinya. Kegiatan pemberdayaan santri di
pondok pesantren untuk penguatan ekonomi disekitar merupakan kegiatan yang
amat baik nagi penyelenggaraan pengembangan pondok pesantren.Kegiatan
latihan kewirausaan ini dimaksudkan agar pondok pesantren dapat memiliki
kemandirian sendiri dalam upaya menjadikan pondok pesantren sebagai sentra
pengembangan ekonomi masyarakat.Sehingga kemandirian yang memang
menjadi landasan pergerakan pondok pesantren menjadi lebih mantap dan
terjamin.Ini dimungkinkan karena makin di bukanya visi para kyai terhadap
tantangan kedepan upaya meningkatkan kesejahteraan santri dan masyarakat
sekitar. Upaya pengembangan dan pembinaan pondok pesantren dapat dikatakan
sebagai tranformasi pondok pesantren agar tetap survivedan semakin berkembang
kearah yang lebih baik. Dalam rangka peningkatan sumber daya santri di pondok
pesantren di masa depan, maka hendaknya pesantren dapat mengembangkan
berbagai potensi-potensi yang ada di atas13,
Dalam upaya peningkatan sumber daya dalam pendidikan agama atau
pengajian kitab kitab, pendidikan agama melalui pengajian kitab yang
diselenggarakan oleh pondok pesantren adalah komponen kegiatan utama atau
pokok dari pesantren.Dari segi penyelenggaraanya seperti tersebut diatas,
diserahkan
sepenuhnya
kepada kebijakan kyai
atau
pengasuh
pondok
pesantren.maksud kegiatan kegiatan pengajian kitab kuning ini terutama adalah
13
Muhammad Rofangi ,………… Hal 172
10
untuk mendalami ajaran agama islam dari sumber aslinya ( kitab-kitab kuning
yang di karang oleh para ulama pada abad pertengahan), sehingga terpelihara
kelestariaan pendidikan agama untuk melahirkan calon ulama sebagaimana misi
pondok pesantren. Dalam hal ini juga pemberdayaan sumber daya santri tentang
pendidikan dakwah seperti halnya pendidikan agama (pengajian), merupakan
salah satu pokok penyelnggaraan pondok pesantren. Bahkan seperti telah di
ungkap di atas, pondok pesantren dapat berfungsi sebagai lembaga keagamaan
yang menyebarkan ajaran agama islam secara benar. Mealalui pendidikan ini
tentunya di pahami bahwa ada keinginan untuk melahirkan kader-kader ulama’
yang dapat membantu menyebarkan agama islam secara benar. Pendidikan
semacam ini dapat dikatagorikan sebagai pendidikan ketrampilan santri.Yang
populer dewasa ini adalah penyelenggaraan majelis taklim oleh pondok pesantren.
Sebagai contoh kita bisa melihat terhadap apa yang dilakukan oleh
Pondok Pesantren Al-Falah Abdurrohiem rejotangan dalam mengelola santri
dalam latihan kewirausahaan, dimana para santri tersebar berbagai pelosok desa
untuk bekerja memenuhi kebutuhan sehari-hari dipondok dan kebutuhan
pribadinya. Berbagai kegiatan dilakukan oleh santri untuk melakukan latihan
kewirausahaan, berangakat pagi pulang sore aktifitas itu dilakukan oleh para
santrihampir setiap hari, selain juga mengajarkan berbagai kitap-kitap salafi juga
membuka lembaga madrasah Diniyah dan TPQ, selain itu juga ada satu lembaga
lagi yaitu Madrasah Qur’an(MQ), yaitu madrasah yang dikhusukan bagi santri
11
yang menghafal, memperdalam dan memahami Al-Qur’an. Selain itu juga
dilakukan pula pembinaan ketrampilan Dakwah.
Berangkat dari kenyataan dan uraian diatas, maka penulis tertarik
untuk mengkaji dan melakukan penelitian tentang “Upaya Santri dan Pesantren
dalam Meningkatkan Sumber Daya (Stadi Deskriptif Kualitatif di Pondok
Pesantren Al-Falah Abdurrohiem Rejotangan Tulungagung)”.
2. Fokus Penelitian
Sebagai latar belakang permasalahan diatas setelah melakukan kajian
yang konprehensif, maka fokus penelitian ini dapat penulis tentukan sebagai
berikut:
1. Bagaimana upaya santri dalam meningkatkan sumber daya pondok pesantren
Al-Falah Abdurrohiem dalam pelaksanaan kewirausahaan ?
2. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat santri dalam meningkatkan
sumber daya pondok pesantren Al-Falah Abdurrohiem dalam pelaksanaan
kewirausahaan?
3. Bagaimana upaya pesantren Al-Falah Abdurrohiem dalam meningkatkan
sumber daya santri dalam pelaksanaan pendidikan & latihan dakwah?
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah?
1. Untuk mendriskripsikan upaya santri dalam meningkatkan sumber daya di
pondok pesantren Al-Falah Abdurrohiem dalam pelaksanaan kewirausahaan ?
12
2. Untuk mendriskripsikan faktor pendukung dan penghambat santri dalam
meningkatkan sumber daya pondok pesantren Al-Falah Abdurrohiem dalam
pelaksanaan kewirausahaan?
3. Untuk mendriskripsikan upaya pesantren Al-Falah Abdurrohiem dalam
meningkatkan sumber daya santri dalam pelaksanaan pendidikan & latihan
dakwah?
4. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan khasanah
kelimuan dibidang pendidikan islam / pendidikan di pondok pesantren,
khususnya terkait dengam peningkatan sumber daya santri serta dapat
memberikan tambahan wawasan dan usaha meningkatkan kualitas manajemen
dilembaga pondok pesantren.
2. Kegunuaan Secara Praktis
a.
Bagi Penulis
Untuk melengkapi tugas-tugas dan persaratan dalam menempuh gelar
Sarjana Pendidikan Agama Islam pada JurusanTarbiyah Sekolah Tinggi
Agama Islam Negri Tulungagung.
13
b.
Bagi Pondok Pesantren
Diharapkan mampu memberikan kontribusi pemikiran, masukan serta
bahan evaluasi bagi semua pihak yang terkait dengan peningkatan
sumber
daya
santri
di
PP
Al-Falah
Abdurrohiem
Rejotangan
Tulungagung.
c.
Bagi Masyarakat
Untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa out put pesantren
merupakan produk unggulan yang sangat kompetetif dan adaptif terhadap
perkembangan dan perubahan zaman / masyarakat ditunjang dengan
kapasitas keilmuan yang mumpuni. Kualitas out put pesantren bahkan
mungkin tidak akan mampu dihasilkan oleh lembaga pendidikan formal
sekalipun.
d.
Bagi Ilmuan
Diharapkan mampu memberikan kazanah keilmuan untuk dikaji lebih
dalam sehingga mampu dikembangkan oleh peneliti selanjutnya.
5. Penegasan Istilah
Agar tidak menimbulkan kerancuan dalam pembahasan judul Skripsi
ini, maka perlu adanya penegasan istilah baik secara teoritis maupun empiris.
14
1. Secara Teoritis
Secara teoritis atau menurut istilah bahasa arti dari judul Skripsi ini adalah:
a. Upaya
Yaitu: usaha, akal, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud), memecahkan
masalah, mencari jalan keluar, dan sebagainya.14
b. Santri : Murid yang belajar mengaji15
c. Pesantren : tempat belajar mengaji secara bersama-sama dan juga sebagian besar
tinggal disana16
d. Sumber Daya Manusia : Sumber daya manusia atau human resources
mengandung dua pengertian. Pertama, sumber daya manusia (SDM)
mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam
proses produksi. Pengertian kedua dari SDM menyangkut manusia yang
mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut17, Sumber
daya manusia (SDM). SDM di pondok pesantren menggambarkan integritas dan
keseluruhan nilai yang harus dimiliki porsenil artara lain keterampilan,
pengetahuan, Pendidikan, kemampuan untuk bekerja serta keseharan yang baik
untuk bersama sama membuatnya mampu melakukan strategi penghidupan
14
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), Hal 995
15
Sulchan Yasin, Kamus Lengkap bahasa Indonesia (KBI-SAKU), Penerbit Amanah
Surabaya, 1997. Hal 331
16
Sulchan Yasin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (KBI-SAKU). Penerbit: Amanah,
Surabaya.
Hal 313
17
Payaman J. Simanjuntak. Pengantar ekonomi sumber daya manusia. (Jakarta) lembaga
penerbit fakultas ekonomi Universitas Indonesia, 1985), hal 1
15
sebagai pilar penting mencapai kesuksssan. Kurangnya nilai SDM berimbas pada
dimensi inti dan kehidupan miskin hidup. Kondisi para santri pun sesungguhnya
sebuah asset yang tak ternilai mulai dari segi jumlahnya, mengikat kuat dalam
pola hidup kebersamaan di pesantren di bawah bimbingan kyia yang kharismatik.
2. Secara Empiris
Secara empiris atau secara istilah dalam judul Skripsi ini, setelah melihat arti
secara empiris, maka dapat disimpulkan upaya santri dan pesantren dalam
meningkatkan sumber daya Adalah suatu usaha / akal, ikhtiar Santri &
Pesantren untuk mencapai suatu maksud, memecahkan masalah, mencari
jalan keluar dalam meningkatkan
Sumber daya manusia atau human
resources mengandung dua pengertian. Pertama, sumber daya manusia
(SDM) mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan
dalam proses produksi. Pengertian kedua dari SDM menyangkut manusia
yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja pondok
pesantren menggambarkan integritas dan keseluruhan nilai yang harus
dimiliki porsenil artara lain keterampilan, pengetahuan, Pendidikan,
kemampuan untuk bekerja serta keseharan yang baik
Dalam penelitian ini dideskripsikan secara kualitatif melalalui
metode, observasi, wawancara, dan dokumentasi.
16
6. Sistematika Pembahasan
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang
skripsi ini, penulis susun penelitian ini menjadi lima bab yang rinciannya sebagai
berikut.
BAB I : berisikan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, penegasan istilah dan sistematika
pembahasan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA, dalam bab ini dibahas tentang
Eksistensi Pesantren Sub bab terminology Pesantren, Tujuan Pesantren,
berdirinya Pondok
Pesantren, Tantangan pesantren Saat ini dan ke depan.
Pesantren Dalam Berbagai Perspektif, Sub bab, Ekonomi Mandiri Berbasis
Pesantren, pesantren sebagai lembaga pendidikan islam,
Sistem Pendidikan
Pesantren, Upaya Santri & Pesantren dalam meningkatkan sumber daya, Sub bab
Pengertian Meningkatkan Sumber Daya, Sumber Daya Santri yang berkualitas,
pengelolaan sumber daya di Pesantren. Penelitian terdahulu,
BAB III : METODE PENELITIAN, bab ini terdiri dari jenis
penelitian, kehadiran penelitian, data dan sumber data, prosedur pengumpulan
data, analisa data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian.
BAB IV
: PAPARAN HASIL PENELITIAN, mengetengahkan
deskripsi lokasi penelitian, paparan data, dan di akhiri dengan pembahasan hasil
temuan penelitian.
17
BAB V : PENUTUP, merupakan bagian akhir dari sekripsi yang
bersisi kesimpulan dan saran. Dan bagian paling akhir, peneliti sajikan daftar
pustaka.
Download