xcv BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Dari hasil analisis dapat

advertisement
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi telah
diterapkan secara baik oleh pihak BASARNAS Kupang dalam operasi SAR KM.
Hasmitha Indah. Kendala saat penanganan musibah tenggelamnya KM.
Hasmitha Indah yaitu kondisi ombak yang besar dan kelelahan dari anggota tim
SAR yang menyelam mencari korban tetapi semuanya bisa diatasi karena
komunikasi yang terjalin antara semua anggota tim SAR. Karena komunikasi
yang terjalin baik sehingga faktor kelelahan bisa ditutupi dengan digantikan oleh
anggota lainya secara bergiliran selama proses pencarian dilakukan sampai
selesai. Komunikasi yang dilakukan saat operasi SAR KM. Hasmitha Indah
terjadi dalam konteks formal dan informal. Komunikasi tersebut juga dilakukan
secara langsung atau tatap muka dan secara tidak langsung atau dengan media
yakni media radio dan handphone. Komunikasi ini meliputi komunikasi vertikal,
komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal yang dapat dijabarkan secara
singkat sebagai berikut:
1. Komunikasi vertikal atau komunikasi yang dilakukan antara atasan dan
bawahan secara formal hanya saat berada di kantor, tetapi ketika operasi
xcv
85
SAR dijalankan maka semuanya berubah tergantung situasi dan kondisi di
lokasi musibah. Di kantor saat pembagian tugas dan pengarahan semuanya
terjadi secara langsung atau saling tatap muka, sedangkan saat
pelaksanaan operasi SAR biasanya digunakan media karena kendala jarak
menuju lokasi musibah. Media yang sering digunakan adalah handphone
dan radio.
2. Komunikasi horizontal atau komunikasi yang dilakukan antara rekan kerja
berlangsung secara informal, begitupun saat operasi SAR dilakukan. Hal
ini dirasa lebih baik untuk menciptakan suasana kerja yang lebih santai
dan kondusif di antara sesama rekan kerja serta mengurangi suasana
tegang dan kaku saat bekerja. Komunikasi ini biasanya terjadi secara
langsung atau tatap muka karena bidang kerja yang sama. Kerja sama
yang dibangun pun lebih mudah dan akrab karena kedekatan emosional
yang lebih dalam dibandingkan komunikasi dengan atasan atau dengan
pegawai pada bidang lain.
3. Komunikasi diagonal atau komunikasi pegawai antar bidang yang
dilakukan berlangsung secara formal hanya saat di kantor. Saat operasi
SAR dilakukan semua bidang bekerja sama tetapi komunikasi yang
dibangun antar bidang bersifat informal. Karena masalah jarak lokasi
musibah yang cukup jauh dari kantor sehingga komunikasi yang terjadi
pun menggunakan media yaitu handphone dan radio.
xcvi
86
6.2. Saran
Adapun saran yang bisa diberikan oleh penulis antara lain:
1. Komunikasi vertikal yang dilakukan jangan terpaku pada komunikasi
yang bersifat formal saja tetapi secara informal juga harus mendukung
sehingga bisa dipadukan dalam setiap operasi SAR yang ditangani
selanjutnya.
2. Komunikasi horizontal diharapkan selalu terjaga karena saat di lapangan
itulah yang menjadi kunci keberhasilan tim SAR. Baik langsung maupun
tidak langsung harus tetap dilakukan dan terjalin dengan baik.
3. Komunikasi diagonal yang dilakukan jangan hanya terpaku pada
komunikasi formal saja tetapi informal juga perlu ditingkatkan untuk
menjaga keakraban saat bekerja atau melakukan tugas bersama.
xcvii
87
DAFTAR PUSTAKA
Antonius, Darus. Bahan Ajar: Komunikasi Organisasi. Fisip Unwira, Kupang,
2009.
Antonius, Darus. Bahan Ajar: Metode Penelitian Komunikasi. Fisip Unwira,
Kupang, 2009.
Changara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT. Raja Grafida Persada,
Jakarta, 1998.
Devito, Joseph A. Komunikasi Antarmanusia: Kuliah Dasar. Profesional Books,
Jakarta, 1997.
Djoenaesih S. Pengantar Ilmu Komunikasi. Liberty, Yogyakarta, 1991.
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2005.
Kryantono, Rachmat. Teknik Praktik Riset Komunikasi. Prenada Media Group,
Jakarta, 2006.
Liliweri, Alo. Wacana Komunikasi Organisasi. Mandar Maju, Bandung, 2004
Mardalis. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. PT. Bumi Aksara,
Jakarta, 2008.
Muhammad, Arni. Komunikasi Oraganisasi. PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2005.
Thoha, Miftha. Perilaku Organisasi. Amara Books, Yogyakarta, 1996.
xcviii
PEDOMAN WAWANCARA
1. Apakah ada komunikasi organisasi (komunikasi vertical, komunikasi
horizontal, dan komunikasi diagonal) yang dilakukan pada
BASARNAS Kupang ?
2. Jika ada, bentuk komunikasi apa yang paling sering digunakan ?
Mengapa ?
3. Apakah ada penerapan komunikasi organisasi (komunikasi vertical,
komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal) yang dilakukan saat
penanganan kasus tenggelamnya KM. Hasmitha Indah?
4. Jika ada, bagaimana penerapan bentuk komunikasi tersebut ?
5. Apakah ada hambatan dalam penerapan komunikasi organisasi dalam
hal ini pada kasus tenggelamnya KM. Hasmitha Indah ?
6. Apakah ada cara-cara khusus untuk menangani hambatan tersebut?
CATATAN : Pertanyaan di atas akan berkembang sesuai dengan jawaban yang
diberikan oleh informan, karena peneliti menggunakan teknik wawancara
mendalam.
xcix
Foto musibah KM. Hasmitha Indah yang ditangani oleh Tim SAR Kupang
c
Download