1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia.
Menurut Badan Kesehatan Dunia, 60 % dari seluruh penyebab kematian akibat
penyakit jantung adalah penyakit jantung koroner (PJK) (WHO, 2001). Sensus
nasional tahun 2001 di Indonesia menunjukkan bahwa kematian karena PJK
adalah sebesar 26,4 % (DepKes RI, 2003).
Faktor risiko utama PJK antara lain hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia,
peningkatan kolesterol LDL, penurunan kolesterol HDL, hipertensi, obesitas, dan
diabetes mellitus (Erdman, 2000).
Hiperkolesterolemia adalah kondisi yang mana kadar kolesterol di dalam
darah berlebihan sehingga berpotensi menyebabkan penyakit kardiovaskuler,
seperti atherosclerosis (penumpukan lemak), penyakit jantung koroner, dan
hipertensi (Ardiansyah, 2005).
Kolesterol merupakan senyawa lemak kompleks, 80% berasal dari dalam
tubuh (dibentuk hati) dan 20% berasal dari asupan makanan (Roche, 2005).
Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan kadar kolesterol di dalam darah,
seperti perubahan gaya hidup yang meliputi pola konsumsi makanan yang
mengandung tinggi lemak, rendah serat disertai dengan kebiasaan merokok dan
kurang olahraga (Sadoso Sumosardjuno, 2009).
Penanganan dan pengobatan yang tepat diperlukan untuk penderita
hiperkolesterolemia. Diet rendah lemak jenuh dan rendah kolesterol dapat
mereduksi konsentrasi kolesterol total plasma. Hal ini dapat mengurangi dan
menghentikan pembentukan plak kolesterol pada dinding pembuluh darah
sehingga dapat menurunkan risiko penyakit jantung (Ardiansyah, 2005).
Penggunaan obat penurun kolesterol seperti statin banyak digunakan. Namun,
penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan efek samping, seperti gangguan
1
Universitas Kristen Maranatha
2
saluran pencernaan, sakit kepala, rash, rhabdomyolisis disertai gagal ginjal
(Knopp, 1999).
Oleh karena itu dipikirkanlah penggunaan tanaman obat yang memiliki
potensi tinggi dengan efek samping minimal seperti kedelai. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan produk kedelai mempunyai efek yang bermakna
terhadap penurunan kolesterol (Hermansen et al., 2005).
Kedelai varietas Detam 1 adalah kedelai unggulan berkualitas tinggi yang
sudah diakui Badan Benih Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Pertanian November 2008 (Hidayat dkk, 2010). Kedelai Detam 1 memiliki kadar
protein yang tinggi yaitu sebesar 45,36% BK dan kandungan lemak sebesar
33,06% BK (Balitkabi, 2008).
Isoflavon dan protein merupakan komponen utama dalam kedelai. Kedua
komponen ini berefek menurunkan profil lipid darah, dimana dapat menurunkan
kadar kolesterol total, LDL, trigliserida, dan sedikit meningkatkan HDL (Hidayat
dkk, 2010).
Penelitian terhadap efek produk fermentasi kedelai seperti tempe belum
banyak dilakukan. Selama proses fermentasi, terjadi proses dekomposisi senyawa
isoflavon kompleks menjadi senyawa isoflavon aglikon yang aktif. Hal ini
membuat produk hasil olahan ini memiliki aktivitas biologi yang lebih tinggi
(Pawiroharsono, 2010).
Berdasarkan penelitian terdahulu, diperkirakan ekstrak etanol biji kedelai
Detam 1 memiliki kandungan Lecithin yang tinggi. β-Conglycinin merupakan zat
aktif dengan kandungan tertinggi dalam ekstrak protein kedelai Detam 1 . Fraksi
etil asetat tempe kedelai Detam 1 memiliki kandungan isoflavon yang tertinggi.
Kandungan yang terdapat pada setiap ekstrak tersebut diduga dapat menurunkan
profil lipid (Hidayat dkk, 2010).
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas, maka dirumuskan identifikasi
masalah sebagai berikut :
Universitas Kristen Maranatha
3

Jenis ekstrak mana dari ekstrak etanol, ekstrak protein biji kedelai dan
fraksi etil asetat tempe kedelai Detam 1 yang memiliki potensi paling baik
dalam menurunkan kadar kolesterol total mencit Balb-C jantan yang
diinduksi pakan tinggi kolesterol.

Bagaimana efek ekstrak etanol, ekstrak protein biji kedelai, dan fraksi etil
asetat tempe kedelai Detam 1 dalam menurunkan kadar kolesterol total
mencit Balb-C jantan yang diinduksi pakan tinggi kolesterol dibandingkan
dengan simvastatin.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian adalah untuk membandingkan efek berbagai ekstrak biji
kedelai dan fraksi tempe kedelai Detam 1 terhadap penurunan kolesterol total
mencit Balb-C jantan yang diberi pakan tinggi kolesterol.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan membandingkan ekstrak
etanol, ekstrak protein biji kedelai dan fraksi etil asetat tempe dari kedelai Detam
1 dalam menurunkan kadar kolesterol total pada mencit Balb-C jantan yang diberi
pakan tinggi kolesterol.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat akademik adalah memperluas wawasan pembaca mengenai tanaman
kedelai dalam menurunkan kadar kolesterol total pada mencit yang diberi pakan
tinggi kolesterol.
Manfaat praktis adalah mengeksplorasi potensi kedelai Detam 1 dalam
menurunkan kadar kolesterol total pada mencit yang diberi pakan tinggi
kolesterol.
Universitas Kristen Maranatha
4
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kondisi dimana didapatkan
penumpukan plak di dalam arteri koronaria (atherosclerosis). Arteri coronaria
adalah pembuluh darah yang menyuplai darah yang kaya akan oksigen untuk otot
jantung. Plak dapat terbentuk dari lemak, kolesterol, kalsium, dan substansi lain
yang dapat ditemukan di dalam darah. Penumpukan plak dapat menyebabkan
penyempitan a. coronaria sehingga suplai darah ke otot jantung akan menurun
atau tidak ada sama sekali (National Heart Lung and Blood Institute, 2009).
Diet rendah lemak jenuh dan rendah kolesterol dapat mereduksi konsentrasi
kolesterol total plasma. Hal ini dapat
mengurangi dan menghentikan
pembentukan plak kolesterol pada dinding pembuluh darah sehingga dapat
menurunkan risiko penyakit jantung. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan produk kedelai mempunyai efek yang bermakna terhadap penurunan
kolesterol (Hermansen et al., 2005).
Senyawa isoflavon merupakan salah satu komponen yang ada pada kedelai.
Kandungan pada kedelai berkisar 2-4 mg/g kedelai. Selama proses pengolahan,
baik melalui proses fermentasi maupun proses non-fermentasi, senyawa isoflavon
dapat mengalami transformasi, terutama melalui proses hidrolisa sehingga dapat
diperoleh senyawa isoflavon bebas aglikon yang lebih tinggi aktivitasnya.
Senyawa aglikon tersebut adalah genistein, glisitein, dan dadzein (Pawiroharsono,
2010).
Senyawa flavonoid bekerja seperti statin, yaitu dapat
menurunkan kadar
kolesterol total, trigliserida, dan LDL serta meningkatkan kadar HDL dengan
menghambat enzim HMG-KoA reduktase sehingga sintesis kolesterol dalam
tubuh menurun (Koshy et al., 2001).
β-Conglycinin, zat aktif dalam protein kedelai, merangsang pengeluaran
hormon KSK (Kolesistokinin). KSK berperan dalam penurunan nafsu makan
sehingga asupan makanan menurun (Nishi et al., 2003). Peranan KSK dalam
menurunkan profil lipid yaitu dengan merangsang sel-sel asinar pankreas
Universitas Kristen Maranatha
5
sehingga disekresikan enzim-enzim pencernaan seperti kolesterolesterase (Guyton
& Hall, 2008). Kolesterolesterase berfungsi menghidrolisis kolesterol, ester
kolesterol, dan trigliserida sehingga kadar lipid dalam darah menurun (Huang,
1994, Paillasse, 2009).
Lesitin merupakan fosfolipid yang terkandung dalam empedu (Guyton & Hall,
2008). Lesitin kedelai terdiri dari tiga macam fosfolipid, phosphatidylcholine
(PC), phosphatidylethanolamine (PE) dan phosphotidylinositol (PI), yang didapat
dari hasil ekstraksi minyak kedelai (Shurtleff & Aoyagi, 2007, USB, 2011).
Lesitin berperan dalam menurunkan kolesterol darah melalui emulsifikasi lemak
(Guyton & Hall, 2008, USB, 2011).
Induksi makanan berkadar kolesterol tinggi dengan komposisi tepung terigu,
pelet lele, pur, lemak kambing, kuning telur bebek, dan mentega, dengan
perkiraan sebanyak 5 mg/hari pada mencit selama 17 hari dapat menyebabkan
terjadinya hiperkolesterolemia (Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 1981).
Pemberian fraksi etil asetat dan ekstrak etanol sebanyak 1,82 mg/0,2 mL/
hari/mencit, dan ekstrak protein sebanyak 7,28 mg/0,2 mL/hari/mencit dengan
perlakuan yang diberikan selama 14 hari dapat menurunkan kadar kolesterol total
serum mencit (Paget, 1964).
Berdasarkan hal-hal di atas maka penelitian ini dilakukan untuk memberikan
gambaran mengenai pengaruh ekstrak etanol, ekstrak protein biji kedelai dan
fraksi tempe kedelai Detam 1 dalam menurunkan kolesterol total pada mencit
yang diinduksi pakan tinggi kolesterol.
1.5.2

Hipotesis Penelitian
Fraksi etil asetat tempe kedelai Detam 1 memiliki potensi paling baik
dalam menurunkan kadar kolesterol total mencit Balb-C jantan yang
diinduksi pakan tinggi kolesterol.

Ekstrak etanol, ekstrak protein biji kedelai, dan fraksi etil asetat tempe
kedelai Detam 1 memiliki efek yang setara dengan simvastatin. Ekstrak
etanol, ekstrak protein biji kedelai, dan fraksi etil asetat tempe kedelai
Universitas Kristen Maranatha
6
Detam 1 memiliki efek yang setara dalam menurunkan kadar kolesterol
total mencit Balb-C jantan yang diinduksi pakan tinggi kolesterol
dibandingkan dengan simvastatin.
1.6 Metode Penelitian
Metode
penelitian
yang
digunakan
adalah
prospektif
eksperimental
laboratorium sungguhan yang bersifat komparatif dengan Rancang Acak Lengkap
(RAL). Kadar serum kolesterol total diukur menggunakan metode CHOD-PAP
(Cholesterol Oxidase-p-aminophenazone) dengan prinsip pengujian kolorimetri
enzimatis. Analisis statistik menggunakan uji Analisis Varian (ANAVA) satu arah
dengan α=0,05 dan dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD dengan
tingkat kepercayaan 95%, tingkat kemaknaan berdasarkan nilai p ≤ 0,05.
Universitas Kristen Maranatha
Download