PENDAHULUAN - Repository Karya Ilmiah Politeknik Pertanian

advertisement
Agustinus Mangunsong, Pengaruh Pemberian Pupuk P dan...........
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK P DAN JENIS BAHAN ORGANIK PADA
TANAH ANDISOL TERHADAP P-TERSEDIA DAN SERAPAN- P
SERTA HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS
Agustinus Mangunsong1)
ABSTRACT
The purpose of the research was to study the effect of P fertilizer dosage and kinds of organic matter
on available-P, P-uptake and yield of sweet corn. The research was carried out under seed shading
plastic Jatinangor of Agriculture
Faculty Padjadjaran University, in Bandung, from July until
December 2000. Randomized Block Design (RBD) was used with factorial pattern and three
replication. The first factor was P-fertilizer dosage (SP-36) consisted of five levels i.e. 0, 45, 90, 135,
180 kg P2O5 ha-1 .The second factor was five kinds of organic matter was consisted i.e. no organic
matter, 4 ton ha-1 cow manure, 4 ton ha-1 chicken manure, 4 ton ha-1 sheep manure, and 4 ton ha-1
straw compost. The test plant used was “ BISI SWEET CORN “. The result of experiment showed that
no interaction effect between P fertilizer dosage and the kind of organic matter on all variable
measured. Individually P fertilizer and organic matter gave no significant effect on all variable
measured (available-P, P-uptake and yield of sweet corn). Effect of P fertilizer dose level was not
significantly different to the results of weight without klobot sweet corn cobs per plant so it does not
obtain the optimum dose of fertilizer P that deliver maximum results without the weight of sweet corn
cobs per plant klobot. Results of sweet corn is heavily influenced and directly proportional to the
absorption-P plants, whereas plant-P uptake was strongly influenced and directly proportional to the
availability of P in the soil.
Keywords : P fertilizer , organic matter, available-P, P-uptake and yield of sweet corn, Andisol
PENDAHULUAN
Tanah merupakan sumber daya
alam yang sangat penting dalam
mendukung kehidupan manusia,khususnya
peran tanah sebagai faktor produksi
pertanian.Tingkat kesuburan tanah baik
fisik,kimia dan biologi haruslah menjadi
pokok perhatian.
Andisol merupakan ordo tanah
yang
mempunyai
potensi
untuk
dikembangkan sebagai lahan pertanian
karena tersebar di beberapa wilayah
Indonesia dengan luas sekitar 3,1 juta
hektar yang umumnya memiliki sifat fisik
dan kimia serta biologi yang cukup baik
sehingga produktivitas tanahnya sedang
sampai tinggi. Selain itu Andisol sebagi
salah satu ordo tanah banyak digunakan
dan sesuai untuk berbagai jenis tanaman
1) Staf Pengajar Budidaya Tanaman Perkebunan126
Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
hortikultura, tanaman perkebunan seperti
teh ,kina, dan kopi serta tanaman palawija
seperti jagung dan lain-lain (Mahfud
Arifin,1994). Meskipun demikian tanah
dari ordo Andisol tersebut memiliki
keterbatasan, yaitu mudah tererosi dan
retensi atau fiksasi P yang tinggi oleh
bahan alofan yang merupakan mineral
dominan pada tanah tersebut sehingga P di
dalam tanah menjadi sangat rendah atau
terbatas. Biasanya untuk menghadapi
permasalahan tersebut, para petani
melakukan pemupukan fosfat dengan dosis
tinggi (Wardoyo,1990). Dari beberapa
hasil penelitian, ternyata penggunaan
pupuk fosfat dan bahan organik dapat
meningkatkan P-tersedia, serapan-P dan
hasil jagung ( Sufardi, 1999).
Salah satu tanaman indikator yang
dapat digunakan pada tanah Andisols yang
JURNAL PENELITIAN LUMBUNG, Vol. 13, No. 2, Juli 2014
mempunyai retensi P yang tinggi adalah
tanaman jagung.Hal ini sesuai karena
tanaman jagung sangat resposif terhadap
pemberian pupuk P dan pemberian bahan
organik (Purwowidodo,1992). Sebagai
gambaran bahwa dosis umum pupuk yang
digunakan petani pada tanaman jagung
hibrida dengan hasil rata-rata biji kering
pipilan sebesar 2,8 ton per hektar di daerah
Lembang dan sekitarnya adalah : 50 kg ha1
TSP; 75 kg ha-1 KCl; 150 kg ha-1 Urea
dan kotoran sapi 5 ton ha-1 (Sutapraja,
1995).
ember; plastic; polybag; ayakan; mistar;
ajir; spidol; karton; air dan pestisida
beserta alat semprotnya; dan seperangkat
alat-alat dan bahan kimia untuk analisis
tanah dan tanaman.
Pada penelitian ini rancangan yang
digunakan adalah Rancangan Acak
Kelompok
(RAK)
pola
faktorial.
Perlakuan terdiri dari dua (2) faktor yang
masing-masing terdiri atas 5 taraf.
Faktor I, yaitu dosis pupuk fosfat
SP-36 (A), yaitu :
A0 = 0 kg ha-1 P2O5 ( 0 g polybag-1 SP36 = 0 g P polybag-1 )
A1 = 45 kg ha-1 P2O5 ( 0,80 g polybag1
SP-36 = 5,32 g P polybag-1)
A2 = 90 kg ha-1 P2O5 ( 1,60 g polybag1
SP-36 = 10,64 g P polybag-1)
A3 = 135 kg ha-1 P2O5 ( 2,40 g
polybag-1 SP-36 = 15,96 g P polybag-1 )
A4 = 180 kg ha-1 P2O5 ( 3,20 g
polybag-1 SP-36 = 21,28 g P polybag-1 )
Secara
spesifik,
bagaimana
pengaruh pupuk fosfat (SP-36) dengan
berbagai dosis dan jenis bahan organik
seperti pupuk kotoran ayam, sapi, domba,
dan kompos dari jerami padi terhadap Ptersedia, serapan-P tanaman, dan hasil
jagung manis pada tanah Andisol belum
banyak diketahui sehingga diperlukan
penelitian
mengenai
permasalahan
tersebut.
Faktor II, yaitu jenis pupuk organik
(bahan organik = B)dengan dosis 4 ton ha1
(24 g polybag-1) , yaitu :
B0 = tanpa pupuk organik
B1 = kotoran sapi
B2 = kotoran ayam
B3 = kotoran domba
B4 = kompos jerami padi
BAHAN DAN METODA
Penelitian dilaksanakan di rumah
plastik Kebun Percobaan Fakultas
Pertanian
Universitas
Padjadjaran
Jatinangor Kabupaten Sumedang Jawa
Barat dengan ketinggian sekitar 700 meter
dari permukaan laut. Tanah yang
digunakan
pada
penelitian
adalah
tergolong tanah ordo Andisols berdasarkan
sistem klasifikasi USDA (1998) yang
diambil pada kedalaman 0 – 30 cm dari
permukaan tanah dari lokasi desa Cinangsi
Pangalengan
Jawa
Barat.
Waktu
pelaksanaan penelitian sekitar 5 bulan,
yaitu dari bulan Juli sampai Desember
2000.
Total kombinasi perlakuan adalah
25 yang diulang 3 kali ( r ), sehingga
jumlah plot percobaan seluruhnya adalah
75 plot. Penelitian ini dilakukan 2 seri,
yaitu sampai fase vegetatif maksimum dan
sampai fase panen sehingga jumlah plot
yang disiapkan seluruhnya adalah 2 x 75
plot = 150 plot (masing-masing sebanyak
75 plot untuk destruksi tanaman dan 75
plot untuk hasil).
Bahan dan alat yang dipergunakan
pada penelitian ini, terdiri atas : contoh
tanah ordo Andisols; benih jagung manis
(Zea mays var.saccharata); pupuk SP-36;
kotoran ayam, sapi,domba, dan kompos
dari jerami padi; pupuk Urea; pupuk KCl;
Model umum dari pola rancangan
ini adalah sebagai berikut :
Yijk = µ + α1 + βj + ( αβ )ij + ∑ijk
i = 1,2,3,…………. A
127
Agustinus Mangunsong, Pengaruh Pemberian Pupuk P dan...........
j = 1,2,3,…………..B
k = 1,2,3,………….. r
dimana
Yijk
= nilai pengamatan pada suatu
percobaan ke-k yang memperoleh
kombinasi
perlakuan
ij
(taraf ke-I dari faktor pupuk fosfat
dan taraf ke-j dari faktor bahan
organik).
µ
= nilai tengah populasi (rata-rata
yang sesungguhnya)
α
= pengaruh adiotif taraf ke-I dari
factor pupuk fosfat
βj
= pengaruh aditif taraf ke-j dari
factor bahan organik
(αβ)ijk = pengaruh interaksi taraf ke-I
factor pupuk fosfat dan taraf ke-j
faktor bahan organik
∑ijk
= pengaruh galat dari suatu
percobaan ke-k yang memperoleh
kombinasi perlakuan ij
masing masing perlakuan. Banyak tanah
dalam setiap polybag adalah 10 kg. Untuk
menjaga agar tanah dalam polybag tetap
lembab maka perlu disiram dua hari sekali
sampai menjelang tanam.
Penanaman benih jagung dilakukan
dengan membuat lubang tanam sedalam 3
cm, dan setiap lubang tanam diisi dengan
tiga butir benih per polybag dengan
maksud untukmengantisipasi benih yang
tidak tumbuh pada polybag yang
bersangkutan atau sebagai bahan sulaman.
Benih yang tidak tumbuh disulam pada
saat 7 hari setelah tanam, sedangkan benih
yang tumbuh dipertahankan
hanya 2
tanaman per polybag yaitu dengan
melakukan penjarangan pada umur
tanaman 2 minggu setelah tanam.
Pemberian pupuk N sebagai pupuk
dasar sesuai dengan dosis anjuran yaitu
435 kg ha-1 Urea (2,65 g polybag-1) dimana
1/3 bagian pada saat sehari menjelang
tanam bersama dengan pupuk fosfat sesuai
dengan dosis perlakuan, sedangkan pupuk
K sebagai pupuk dasar (250 kg ha-1 atau
1,52 g polybag-1) diberikan seluruhnya
bersamaan dengan waktu pemberian pupuk
N, yaitu setelah tanaman berumur 30 hari.
Cara pemberian pupuk pertama (pupuk N
dan ,P) dicampur secara merata dengan
tanah, lalu disiram air sampai kondisi
kapasitas lapang. Cara pemberian pupuk
kedua (pupuk N dan K) adalah dengan
melarutkan pupuk tersebut dengan air
kemudian disiraam secara merata ke dalam
polyabag.
Statistik
pengujinya
untuk
menentukan
bedanyata
(signifikansi)
adalah menggunakan uji F hitung, dengan
uji lanjutannya adalah Duncan’s New
Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf
nyata 5 % ( Gasperz, 1991).
Paramater yang diamati adalah Ptersedia di dalam tanah Andisols, SerapanP pada tanaman jagung manis, dan hasil
jagung manis (bobot tongkol dengan
klobot, dan bobot tongkol tanpa klobot
dalam satuan g tanaman-1.
Pelaksanaan penelitian :
Tanah ordo Andisols yang diambil
dari lapangan (komposit) dibersihkan dari
sisa-sisa
akar
dan
gulma
serta
digemburkan,
lalu
dikering
anginkan.Sebagian dari tanah tersebut
sebanyak 2 kg diambil untuk dianalisa di
laboratorium.Persiapan tanah untuk media
tanam tersebut dilakukan 2 minggu
sebelum tanam.Tanah yang telah disiapkan
tersebut diberi pupuk organik masingmasing sebanyak 24 g polybag-1 sesuai
Penyiangaan dan pembumbunan
dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari
dan pada saat berumur satu bulan atau dua
bulan
bilamana
diperlukan.Untuk
pertumbuhan tanaman, dijaga agar kondisi
tanah tetap lembab dengan melakukan
penyiraman serta hama penyakit yang
muncul dikendalikan.
128
JURNAL PENELITIAN LUMBUNG, Vol. 13, No. 2, Juli 2014
Panen dilakukan pada saat tahap
pengisian biji masih lunak, yaitu pada saat
tanaman berumur 70 hari dengan
ketentuan 80 % tanaman telah memenuhi
criteria panen.Kriteria panen yang
digunakan adalah : ujung daun bagian
bawah mulai Nampak kering, rambut
jagung berwarna coklat dan tongkolnya
telah berisi penuhdengan biji yang masih
lunak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
P-tersedia
Dari
hasil
analisis
statistik
menunjukkan bahwa pengaruh berbagai
dosis pupuk fosfat (P) dan berbagai jenis
bahan organik (pupuk kotoran hewan)
tidak memberikan perbedaan yang nyata
terhadap nilai P-tersedia di dalam tanah,
seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1
berikut.
Tabel 1. Pengaruh mandiri pupuk P dan bahan organik terhadap P2O5 Bray I (P-tersedia)
Pupuk P (A)
P-tersedia (ppm)
-1
A0 ( 0 kg ha P2O5)
4.85 a
A1 (45 kg ha-1 P2O5)
5.16 a
-1
A2 (90 kg ha P2O5)
5.68 a
A3 (135 kg ha-1 P2O5)
4.08 a
-1
A4 (180 kg ha P2O5)
4.09 a
Bahan organik (B)
B0 (tanpa bahan organik)
6.11 a
-1
B1(4 ton ha pupuk kotoran sapi)
4.92 a
B2(4 ton ha-1 pupuk kotoran ayam)
4.67 a
-1
B3(4 ton ha pupuk kotoran domba)
4.15 a
B4(4 ton ha-1 pupuk kompos jerami padi)
4.03 a
Angka yang ditandai dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf 5%
Dari tabel 1 di atas, terlihat bahwa
pemberian dosis pupuk P pada berbagai
taraf tidak memberikan pengaruh yang
berbeda terhadap P-tersedia.Demikian pula
bahan organik tidak memberikan pengaruh
yang berbeda nyata terhadap P-tersedia.
rendah, yaitu masing-masing 4,64 % dan
1,77 % daripada tanpa pupuk P.Retensi P
yang tinggi pada tanah ordo Andisols
umumnya karena ion-ion fosfat diadsorpsi
oleh hidroksida Al amorf yang ada
diantara lapisan silikat atau adanya mineral
amorf seperti alofan sehingga P relatif sulit
tersedia.
Menurut
Barrow
(1974)
penambahan pupuk fosfat (P) dalam
takaran tinggi dapat menurunkan retensi-P.
Hal ini terjadi karena fraksi fosfat yang
larut yang berasal dari pupuk akan
semakin banyak dan segera menempati
komponen retensi fosfat dan menjenuhinya
sehingga konsentrasi fosfat larutan
semakin tinggi dan retensi fosfat semakin
rendah.
Pengaruh taraf dosis pupuk P yang
tidak memberikan pengaruh yang berbeda
nyata terhadap P-tersedia diduga karena
taraf dosis pupuk P yang diberikan masih
relatif rendah dan masih belum mencukupi
untuk meningkatkan ketersediaan-P. Hal
ini dibuktikan oleh Sufiadi (2000) dalam
penelitiannya pada ordo tanah Andisols
yang diberi pupuk P dengan takaran
395,28 kg ha-1P2O5 menunjukkan adanya
penurunan retensi P yang relatif masih
129
Agustinus Mangunsong, Pengaruh Pemberian Pupuk P dan...........
Tidak berbeda nyatanya pengaruh
bahan organik terhadap P-tersedia, diduga
karena tingkat dekomposisi bahan organik
masih belum lanjut yang ditandai dengan
nilai C/N ratio bahan organik yang relatif
masih tinggi yaitu 20,3 (ayam); 28,84
(sapi), 21,7 (domba) dan 44,18 (kompos
jerami padi) sehingga asam organik belum
banyak dihasilkan untuk menurunkan
retensi-P.
Menurut
Hue
(1992)
dekomposisi
bahan
organik
akan
menghasilkan humus dan asam organik
seperti asam sitrat,oksalat, tartrat, malat,
dan malonat. Asam organik yang berupa
anion akan membentuk senyawa komplek
dengan Al dan Fe oksida/hidroksida silikat
tersebut dan melepaskan ion fosfat tersebut
ke dalam larutan sehingga retensi fosfat
(P) menjadi berkurang. Meskipun ada
penambahan P yang terlarut dari
penambahan pupuk P tetapi karena
jumlahnya tidak mencukupi dan sebagian
ada yang segera diserap tanaman untuk
memacu pertumbuhan vegetatif sehingga
P-tersedia masih tidak berbeda nyata
akibat pemberian bahan organik.
Serapan-P Tanaman
Dari
hasil
analisis
statistik
menunjukkan bahwa pengaruh berbagai
dosis pupuk fosfat (P) dan berbagai jenis
bahan organik (pupuk kotoran hewan)
tidak memberikan perbedaan yang nyata
terhadap nilai serapan-P tanaman, seperti
yang ditunjukkan pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Pengaruh mandiri pupuk P dan bahan organik terhadap serapan-P tanaman
Serapan-P tanaman (mg tanaman-1)
805.60 a
836.40 a
912.80 a
924.26 a
927.08 a
Perlakuan
A0 ( 0 kg ha-1 P2O5)
A1 (45 kg ha-1 P2O5)
A2 (90 kg ha-1 P2O5)
A3 (135 kg ha-1 P2O5)
A4 (180 kg ha-1 P2O5)
Bahan organik (B)
B0 (tanpa bahan organik)
B1(4 ton ha-1 pupuk kotoran sapi)
B2(4 ton ha-1 pupuk kotoran ayam)
B3(4 ton ha-1 pupuk kotoran domba)
B4(4 ton ha-1 pupuk kompos jerami padi)
778.47 a
809.88 a
1051.47 a
916.20 a
950.13 a
Angka yang ditandai dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf 5%
Pada tabel 2 di atas menunjukkan
bahwa pemberian pupuk P dengan
berbagai taraf dosis serta jenis bahan
organik masing-masing tidak memberikan
pengaruh yang berbeda nyata terhadapan
serapan-P tanaman. Meskipun demikian
ada kecenderungan kenaikan serapan-P
tanaman sejalan dengan meningkatnya
taraf dosis pupuk P yang diberikan.
Keadaan tersebut menunjukkan bahwa
tanaman jagung sangat respon terhadap P,
tetapi belum mencukupi untuk terjadinya
perbedaan dalam serapan-P. Hal ini
berhubungan dengan ketersediaan P dalam
memasok unsur hara P untuk pertumbuhan
dan perkembangan akar tanaman.
Pemberian berbagai jenis bahan
organik yang tidak memberikan pengaruh
yang berbeda nyata terhadap serapan-P
tanaman diduga karena unsur P yang
130
JURNAL PENELITIAN LUMBUNG, Vol. 13, No. 2, Juli 2014
terkandung dalam pupuk kotoran hewan
(bahan organik) masih belum mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan
dan
perkembangan
akar
tanaman.
Rendahnya unsur P yang terkandung
dalam pupuk kotoran hewan diduga karena
tingkat dekomposisinya masih belum
lanjut sehingga proses mineralisasi bahan
organik belum banyak menghasilkan unsur
hara, termasuk unsur P .Hal ini dikuatkan
oleh pendapat Purwowidodo (1992) yang
menyatakan bahwa C/N ratio bahan
organik yang telah mengalami proses
dekomposisi lanjut berada dibawah nilai
20, sedangkan dari hasil analisa
laboratorium nilai C/N ratio kotoran
hewan yang digunakan dalam percobaan
masih relatif tinggi di atas 20 seperti yang
telah diuraikan sebelumnya.
Hasil Tanaman
Dari
hasil
analisis
statistik
menunjukkan bahwa pengaruh berbagai
dosis pupuk fosfat (P) dan berbagai jenis
bahan organik (pupuk kotoran hewan)
tidak memberikan pengaruh yang berbeda
nyata terhadap nilai hasil tanaman berupa
bobot tongkol dengan klobot dan bobot
tongkol tanpa klobot per tanaman, seperti
yang ditunjukkan pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Pengaruh mandiri pupuk P dan bahan organik terhadap bobot tongkol jagung manis
tanpa dan dengan klobot per tanaman
Pupuk P (A)
A0 ( 0 kg ha-1 P2O5)
A1 (45 kg ha-1 P2O5)
A2 (90 kg ha-1 P2O5)
A3 (135 kg ha-1 P2O5)
A4 (180 kg ha-1 P2O5)
Bahan organik (B)
B0 (tanpa bahan organik)
B1(4 ton ha-1 pupuk kotoran sapi)
B2(4 ton ha-1 pupuk kotoran ayam)
B3(4 ton ha-1 pupuk kotoran domba)
B4(4 ton ha-1 pupuk kompos jerami
padi)
Bobot tongkol dengan Bobot tongkol tanpa
klobot (g tanaman-1)
klobot (g tanaman-1)
100.58 a
79.78 a
109.57 a
87.43 a
101.23 a
81.13 a
101.16 a
81.92 a
103.36 a
84.10 a
101.14 a
101.44 a
107.83 a
101.85 a
102.91 a
80.82 a
80.82 a
86.37 a
81.79 a
83.79 a
Angka yang ditandai dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf 5%
Pada tabel 3 di atas terlihat bahwa
pengaruh mandiri dari taraf dosis pupuk P
dan jenis bahan organic tidak memberikan
pengaruh yang berbeda nyata terhadap
bobot tongkol dengan dan tanpa klobot per
tanaman. Hal ini diduga karena adanya
hubungan antara hasil tanaman dengan
serapan-P tanaman, sedangkan serapan-P
tanaman berhubungan dengan P-tersedia.
Apabila ketersediaan P di dalam tanah
belum memadai maka serapan-P tanamaan
juga akan terbatas. Menurut Gardner
dkk.,(1991) berkurangnya serapan-P akan
menghambat proses metabolism pada
tanaman, diantaranya menghambat proses
fotosintesis. Terhambatnya fotosintesis
akan
menurunkan
pembentukan
karbohidrat
sehingga
menyebabkan
pertumbuhan akar dan hasil tanaman
menurun. Menurut Purwowidodo (1992) P
sangat
diperlukan
tanaman
untuk
pembelahan sel, pembentukan akar,
131
Agustinus Mangunsong, Pengaruh Pemberian Pupuk P dan...........
memperkuat batang tanaman, membantu
pembentukan bunga, buah dan biji,
membantu
metabolism
karbohidrat,
penyusun RNA dan DNA, dan berfungsi
sebagai transfer energi.Oleh karena itu
kekurangan P dapat menyebabkan
pembelahan sel dan proses fotosintesis
terganggu. Akibatnya tanaman tidak
tumbuh secara optimal dan potensi hasil
rendah.
pupuk P dan bahan organik dengan
interval yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Barrow,N.J., 1974. Effect Of Previous
Addition Of Phosphate On Phosphate
Adsorption by Soil. Soil Sci. 118 : 8289.
Gardner,F.P.,R.B.Pearce, and R.L.Mitchel,
1991. Physiology Of Crop Plants.The
Iowa State Univ.Press.Ames,I.A.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan
penelitian
yang
dilakukan, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Tidak terjadi interaksi antara pupuk P
dengan bahan organik terhadap semua
parameter respon yang diuji.
2. Secara mandiri , baik pupuk P maupun
bahan organik tidak memberikan
pengaruh yang berbeda nyata terhadap
P-tersedia,Serapan-P,
dan
Hasil
Tanaman.
3. Pengaruh taraf dosis pupuk P tidak
berbeda nyata terhadap hasil bobot
tongkol jagung manis tanpa klobot
per tanaman sehingga tidak diperoleh
dosis optimum pupuk P yang
memberikan hasil maksimum bobot
tongkol jagung manis tanpa klobot per
tanaman.
4. Hasil jagung manis sangat dipengaruhi
dan berbanding lurus dengan serapanP tanaman, sedangkan serapan-P
tanaman sangat dipengaruhi dan
berbanding lurus dengan ketersediaanP di dalam tanah.
Gasperz,V., 1991. Teknik Analisis Dalam
Penelitian Percobaan. Penerbit Tarsito
Bandung.
Hue,N.V., 1992. Correcting Soil Acidity
Of A Highly Heathered Ultisol With
Chichein Manure And Sewage
Slude.Commun.Soil Sci.Plant Anal.23
: 241-264.
Mahfud Arifin, 1994. Pedogenesis Andisol
Berbatuan Induk Abu Volkan Andesit
dan Basat Pada beberapa Zona
Agroklimat di Daerah Perkebunan Teh
Jawa Barat. Disertasi. Program
Pascasarjana IPB.Bogor.
Purwowidodo, 1992. Teknik Kesuburan
Tanah. Penerbit Angkasa Bandung.
Sufardi, 1999. Karakteristika Muatan,Sifat
Fisika Kimia dan Adsorpsi Fosfat
Tanah Serta Hasil Jagung Pada Ultisol
dengan Bermuatan Berubah Akibat
Pemberian Amelioran dan Pupuk
Fosfat.Disertasi. Pascasarjana Unpad.
Bandung.
Sufiadi,E., 2000. Variasi Titik Muatan
Nol,pH,Retensi Fosfat dan Kapasitas
Tukar Kation Andisols Tanjungsari
Serta Hasil Kentang Sebagaimana
Dipengaruhi Oleh Bokashi dan Fosfat.
Disertasi.
Pascasarjana
Unpad.Bandung.
Saran
Untuk memperoleh hasil yang
lebih optimal daan aplikatif, maka perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut di
lapangan, dengan menambah parameter
pengamatan (retensi-P, P total, pH,dll)
serta dengan meningkatkan taraf dosis
132
JURNAL PENELITIAN LUMBUNG, Vol. 13, No. 2, Juli 2014
Sutapraja, 1995. Pengaruh Dosis Pupuk
Nitrogen Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Baby Corn Var.CP 1.
Buletin
Penelitian
Hortikultura.
Vol.27
(2).Balai
Penelitian
Hortikultura Lembang,Jawa Barat.
Wardoyo, 1990. Materi Pengarahan
Menteri Pertanian pada Lokakarya
Nasional Efisiensi Penggunaan Pupuk
P. Pusat Penelitian Tanah dan
agroklimat. Balitbangtan, Deptan,
Bogor.
133
Download