1 analisis laporan keuangan ditinjau dari rentabilitas dan model

advertisement
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DITINJAU DARI RENTABILITAS DAN
MODEL ALTMAN DALAM MENILAI KINERJA PERUSAHAAN ALAT
BERAT YANG TERDAFTAR DI BEI
Nur Said 20205906
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
Abstrak
Dengan membahas laporan keuangan akan dapat diketahui posisi keuangan dan
perkembangan terhadap modal yang terjadi, juga dapat menimbulkan rasa percaya
kepada perusahaan dari berbagai pihak misalnya investor, kreditur, para pemegang
saham. Bagi pemilik perusahaan, laporan keuangan mempunyai arti tersendiri, karena
dari sinilah akan dapat diketahui jumlah bagian laba yang diterimanya apabila
perusahaan tersebut mengalami laba atau sebaliknya berapa jumlah yang harus
ditanggung perusahaan jika mengalami kerugian dalam suatu periode. Dan tidak
ketinggalan pula laporan keuangan perusahaan akan dapat membantu bidang
pendidikan khususnya bagi para mahasiswa dalam rangka menyiapkan Skripsi atau
untuk mengetahui perbandingan antara teori dengan kenyataan
Sejalan dengan pemahaman di atas, penelitian diarahkan untuk mengevaluasi kinerja
perusahaan yang diperoleh melalui analisis dengan menggunakan perhitungan
Rentabilitas dan Modsel Altman berdasarkan dari laporan keuangan PT. United
Tractors, PT. Hexindo Adiperkasa, PT. Intraco Pentad an PT. Darma Henwa periode
2006-2008.
Setelah melakukan penelitian, dapat disimpulkan bahwa kinerja ke 4 perusahaan
ditinjau dari Rentabilitas mengalami fluktuasi dalam melakukan pengelolaan dana
dan daya yang perusahaan miliki namun kurang efektifnya implementasi dari
kebijakan dan strategi yang ditetapkan. Kemudian dari Model Altman selalu berada
pada potensial bangkrut dan gray area Oleh karena itu manajemen perusahaan
diharapkan melakukan suatu evaluasi terhadap semua kekayaan yang dimiliki, dalam
meningkatkan kinerja menjadi lebih terfokus dan dapat memaksimalkan faktor dan
fungsi yang dimiliki perusahaan secara optimal.
Kata Kunci : Laporan Keuangan, Rentabilitas, Model Altman, Kinerja
1
1.
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia ekonomi yang semakin cepat menuntut suatu
pengelolaan perusahaan yang baik. Bagi pihak manajemen, pengetahuan yang baik
tentang akuntansi akan membantu dalam mengelola financial perusahaan.
Kondisi keuangan perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan
perusahaan, yakni neraca dan laba rugi serta laporan yang keuangan lainnya yang
mendukung. Untuk dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan dapat dilakukan
dengan melakukan analisis terhadap neraca, sedangkan analisis laporan laba-rugi
dapat memberikan gambaran tentang hasil usaha dari perusahaan yang
bersangkutan. Pengertian lain dari analisis laporan keuangan adalah analisa yang
mencakup data laporan keuangan untuk melihat ukuran-ukuran dan hubungan
yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan (Harahap, 1998)
Kemudian tekanan dalam pasar yang semakin kompetitif untuk
menghasilkan keuntungan yang bertambah, telah membuat beberapa perusahaan
menerapkan tolak ukur kinerja baru. Tujuan perusahaan menghasilkan laba sebesar
besarnya sudah kurang relevan lagi dimasa sekarang karena tanggung jawab
perusahaan tidak hanya kepada pemilik saja tetapi juga kepada semua stakeholder.
Stakeholder adalah a person or group who has an interest or benefits from the
outputs of bussiness corp (Trischler, 1996).
Dalam kaitannya dengan analisis laporan keuangan seorang pimpinan
sebagai trustee untuk memimpin merupakan pihak yang dapat menggunakan
seluruh data keuangan perusahaan, dimana hasil analisis yang dilakukan oleh
manajer yang nantinya menghasilkan kebijakan yang akan digunakan untuk
kepentingan perusahaan secara sepenuhnya, oleh karena itu dapat dikatakan
bahwa pencapaian tujuan yang benar berpengaruh terhadap proses pencapaian
profit yang menentukan kelangsungan suatu usaha. Rentabilitas adalah
kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh keuntungan (Darsono, 2005)
Namun demikian di balik perkembangan dan produktifitas perusahaan dalam
menghasilkan laba, ternyata menyimpan berbagai kelemahan yang berakibat fatal
bagi perusahaan itu sendiri, oleh karena itu adanya tindakan untuk memprediksi
terjadinya kegagalan usaha tersebut dapat menghindari atau mengurangi resiko
tersebut. Secara empiris prediksi kegagalan usaha dapat dibuktikan dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan. Analisis Model Altman dilakukan untuk
menilai kesehatan suatu perusahaan dengan menganalisis laporan keuangan suatu
perusahaan.
Peneliti melakukan penelitian pada perusahaan alat berat karena kapasitas
produksi alat berat nasional pada Januari lalu anjlok akibat permintaan yang
semakin turun dan banyaknya stok sisa akhir 2008 yang harus dijual pada tahun
2009 ini. Situasi saat ini semakin memburuk dan permintaan alat berat kian
menurun. Hal ini juga dihadapkan pada situasi sulit mengingat masih adanya
persediaan alat berat yang tidak terserap pasar di kuartal IV 2008. Permintaan alat
berat yang mulai melemah sepanjang 3 bulan terakhir pada tahun 2008
2
mengakibatkan volume produksi pada kuartal IV tidak terserap pasar (Pratjojo
Dewo dan Tony Endroyoso, 2009).
Penyebab penurunan pasar serta krisis global merupakan salah satu kondisi
yang memberikan dampak negatif absolut terhadap penjualan produk perusahaan
alat berat yang kemungkinan akan mengalami kegagalan usaha, meskipun
sebelumnya kita ketahui sektor industri alat berat cukup memiliki pangsa pasar
yang cukup mendominasi di dalam negeri.
Pengambilan sampel untuk penelitian ini menggunakan metode convenience
sampling yaitu metode sampel yang diambil berdasarkan dengan petimbangan
kriterianya (Bambang Kustianto, 1994) yaitu bahwa saham-saham perusahaan jika
mengalami koreksi secara apresiasi dan depresiasi selalu berada dalam 10-20
saham penggerak IHSG di BEI, periode pelaporan keuangan didasarkan pada
tahun kalender yang berakhir pada tanggal 31 Desember, perusahaan yang listing
di BEI yang mempunyai data keuangan lengkap dan diandalkan kebenarannya,
perusahaan yang sahamnya aktif diperdagangkan di BEI dan periode pengamatan
penelitian tahun 2006-2008.
Berdasarkan pemikiran tersebut maka penelitian ini mengambil judul
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DITINJAU DARI RENTABILITAS
DAN MODEL ALTMAN DALAM MENILAI KINERJA PADA
PERUSAHAAN ALAT BERAT YANG TERDAFTAR DI BEI .
2.
Landasan Teori
Rasio Rentabilitas
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba (profit), karena seperti yang telah diketahui bahwa laba
menyatakan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Dalam laba juga diukur keterampilan, kepandaian serta keahlian
manajemen. Menurut Darsono dan Ashari (2005:57) untuk mengetahui laba yang
dihasilkan dan juga tingkat efisiensi perusahaan dan juga tingkat efisiensi
perusahaan dapat menggunakan 4 Rasio Rentabilitas di antaranya :.
1.
Rentabilitas Ekonomi
Menunjukan tingkat efisiensi perusahaan, yaitu seberapa besar
operating assets tersebut dapat memberikan keuntungan bagi
perusahaan
Rumus =
Laba Usaha
x 100 %
Total Harta
3
2.
Rasio Laba Kotor
Menunjukan kemampuan suatu penjualan dalam menghasilkan laba
kotor bagi perusahaan.
Rumus =
Laba Kotor
x 100 %
Penjualan
3.
Rasio Laba Usaha
Menunjukan laba usaha yang dihasilkan dari tingkat penjualan.
Rumus =
Laba Usaha
x 100 %
Penjualan
Rentabilitas Modal Sendiri
Menunjukan kemampuan modal sendiri alam menghasilkan EAT setelah
dikurangi pajak dan bunga.
Rumus =
EAT
x 100 %
Modal Sendiri
4.
Model Altman
Sejumlah studi telah dilakukan untuk mengetahui kegunaan analisis rasio
keuangan dalam menilai kesehatan suatu usaha. Salah satu studi tentang prediksi
ini adalah analisis model altman. Model Altman adalah skor yang ditentukan dari
hitungan standar kali nisbah-nisbah keuangan yang akan menunjukkan tingkat
kemungkinan suatu kegagalan usaha perusahaan. Formula model altman untuk
memprediksi kegagalan usaha dari Altman merupakan sebuah formula yang
digunakan untuk mengukur kesehatan keuangan dari sebuah perusahaan.
Karena banyak perusahaan yang tidak go-public sehingga tidak mempunyai
nilai pasar, maka Altman mengembangkan model alternatif dengan menggantikan
variabel X4 menjadi perbandingan nilai pasar modal sendiri dengan total hutang.
Persamaan tersebut adalah:
Rumus = 0,717X1 + 0,847X2 + 3,107X3 + 0,420X4 + 0,958X5
Keterangan:
X1 = Modal kerja terhadap total harta (working capital to total assets)
X2 = Laba yang ditahan terhadap total harta (retained earnings to total
assets)
X3 = Pendapatan sebelum pajak dan bunga terhadap total harta (earnings
before interest and taxes to total assets)
X4 = Nilai pasar modal sendiri terhadap total hutang (market value equity
to total debt)
X5 = Penjualan terhadap total harta (sales to total assets)
(Supardi dan Mastuti, 2003: 80)
Dalam model tersebut perusahaan yang mempunyai skor Z >= 2,90
diklasifikasikan sebagai perusahaan sehat, sedangkan perusahaan yang
mempunyai skor Z =< 1,20 diklasifikasikan sebagai perusahaan potensial
bangkrut. Selanjutnya skor antara 1,20 - 2,90 diklasifikasikan sebagai perusahaan
4
pada grey area atau daerah kelabu.
Uraian dari masing-masing variabel tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Modal kerja terhadap total harta
Digunakan untuk mengukur likuiditas aktiva perusahaan relatif terhadap
total kapitalisasinya atau untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Indikator yang dapat
digunakan untuk mendeteksi adanya masalah pada tingkat likuiditas
perusahaan adalah indikator-indikator internal seperti ketidakcukupan
kas, utang dagang membengkak, utilisasi modal menurun, penambahan
utang yang tak terkendali dan beberapa indikator lainnya.
2.
Laba ditahan terhadap total harta
Digunakan untuk mengukur profitabilitas kumulatif. Rasio ini mengukur
akumulasi laba selama perusahaan beroperasi. Umur perusahaan
berpengaruh terhadap rasio tersebut karena semakin lama perusahaan
beroperasi memungkinkan untuk memperlancar akumulasi laba ditahan.
Hal tersebut menyebabkan perusahaan yang masih relatif muda pada
umumnya akan menunjukkan hasil rasio yang rendah, kecuali yang
labanya sangat besar pada masa awal berdirinya.
3.
Pendapatan sebelum pajak dan bunga terhadap total harta
Digunakan untuk mengukur produktivitas yang sebenarnya dari aktiva
perusahaan. Rasio tersebut mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Rasio ini merupakan
kontributor terbesar dari model tersebut. Beberapa indikator yang dapat
kita gunakan dalam mendeteksi adanya masalah pada kemampuan
profitabilitas perusahaan di antaranya adalah piutang dagang meningkat,
rugi terus-menerus dalam beberapa kwartal, persediaan meningkat,
penjualan menurun dan lain-lain
4.
Nilai pasar ekuitas terhadap total hutang
Digunakan untuk mengukur seberapa banyak aktiva perusahaan dapat
turun nilainya sebelum jumlah hutang lebih besar daripada aktivanya
dan perusahaan menjadi pailit. Modal yang dimaksud adalah gabungan
nilai pasar dari modal biasa dan saham preferen, sedangkan hutang
mencakup hutang lancar dan hutang jangka panjang.
5.
Penjualan terhadap total harta
Digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghadapi
kondisi persaingan. Rasio tersebut mengukur kemampuan manajemen
dalam menggunakan aktiva untuk menghasilkan penjualan.
5
3.
METODE PENELITIAN
Objek dari penelitian yang menjadi titik perhatian suatu penelitian dalam skripsi
ini adalah penggunaan laporan keuangan perusahaan alat berat di Bursa Efek
Indonesia tahun 2006-2008 di antarnya PT. United Tractors Tbk (UNTR), PT.
Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA), PT. Intraco Penta Tbk (INTA), PT. Darma
Henwa Tbk (DEWA). Kriteria didasarkan pada :
1.
Bahwa saham-saham perusahaan di atas jika mengalami apresiasi dan
depresiasi selalu berada dalam 10-20 saham penggerak IHSG
2.
Perusahaan menerbitkan laporan keuangan selama 3 tahun berturut-turut
yaitu tahun 2006, 2007 dan 2008.
3.
Laporan keuangan harus mempunyai tahun buku yang berakhir pada 31
Desember.
4.
Perusahaan harus sudah listing pada awal periode pengamatan dan listing
sampai akhir periode pengamatan.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
data yang diperoleh secara tidak langsung dengan mempelajari literatur atau dokumen
yang berhubungan dengan penelitian. Data diambil dalam bentuk yang sudah
dipublikasikan oleh perusahaan alat berat go-public di BEI. Data berupa profil
perusahaan, laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan pendukung
lainnya selama tahun 2006 sampai dengan 2008 dan lainnya. Data-data dalam
penelitian ini merupakan data-data yang bersumber dari Indonesian Capital Market
Directory (ICMD) 2009.
Metode Pengumpulan Data
Salah satu kegiatan dalam penelitian ini adalah merumuskan metode
pengumpulan data sesuai dengan masalah yang diteliti. Agar diperoleh data dan
keterangan yang lengkap maka harus digunakan metode pengumpulan data yang
tepat. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Metode Dokumentasi
Merupkan metode pengumpulan data yang bersumber pada benda-benda
tertulis (Arikunto, 2002:135). Metode ini dilakukan dengan cara melihat dan
mempelajari dokumen-dokumen serta mencatat data tertulis yang ada
hubungannya dengan objek penelitian. Metode dokumentasi dalam penelitian
ini adalah mengambil data laporan keuangan perusahaan alat berat go-public
di Bursa Efek Indonesia dari internet dan ICMD 2009.
2. Metode Studi Pustaka
Merupakan metode yang digunakan dengan memahami literature-literature
yang memuat pembahasan yang berkaitan dengan penelitian dan juga
pengumpulan data dengan membaca buku-buku dan sumber bacaan yang
relevan.
6
4.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pembahasan serta analisis laporan keuangan perusahaan alat
berat di atas maka Ikhtisar sebagai berikut :
1.
PT. United Tractors Tbk (UNTR)
(Rentabilitas) kondisinya bersifat fluktuasi pada tahun 2006 menglami
penurunan laba atau rentabilitas optimal, hal ini tergambar dari rasio yang
digunakan dalam perhitungan rentabilitas serta grafik yang disajikan
meskipun pada tahun 2006 rasio terlihat baik. Oleh karena itu ukuran
bahwa perusahaan ini telah bekerja dengan efektif dan efisiensi cukup
terjawab karena pada tahun 2008 rasio mengalami peningkatan.
(Model Altman) untuk tahun 2006-2008 secara garis besar dapat
digambarkan perusahaan berada diantara 1,20-2,90 atau berada di gray
area yang bisa dinyatakan sehat atau tidak sehat. Pada tahun 2007 Z-Score
perusahaan mengalami penurunan drastis, karena mengalami defisit dalam
kerugian operasi usaha yang terus menerus sehubungan dengan total
hutang yang meningkat. Tapi pada periode akhir 2008 perusahaan
memiliki nilai Z-Score yang meningkat baik namun masih terletak pada
gray area pula sebesar 1,98.
2.
PT. Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA)
(Rentabilitas) kondisinya tidak jauh beda dengan perusahaan sebelumnya
dimana pada tahun dasar 2006 rasio bisa dikatakan cukup aman, akan
tetapi tahun 2007 hampir perhitungan rentabiltas mengalami penurunan
yang mengakibatkan perusahaan dalam menghasilkan kemampulabaan
menjadi sangat terganggu dalam kegiatan operasional, sehingga grafik
jauh turun besar. Kekhawatiran akan tahun 2007 akhirnya dapat terjawab
dengan baik pada tahun 2008 hampir semua laba rentabilitas yng menjadi
tolak ukur meningkat 3x lipat diantaranya modal kerja, laba ditahan, EBT
dan modal sendiri yang meningkat tajam.
(Model Altman) tergambar tahun 2006 terletak pada 1,20-2,90 yaitu
sebesar 1,96 perusahaan bisa dikatakan sehat atau tidak sehat. Pada tahun
2007 sama seperti PT.UNTR perusahaan PT.HEXA ini mengalami
penurunan cukup mengganggu namun masih terletak pada gray area
dimana mengarah mendekati 1,20 yaitu sebesar 1,30.
3.
PT. Intraco Penta Tbk (INTA)
(Rentabilitas) untuk perusahaan ke-3 yang merupakan objek penelitian ini
dilihat dari rentabilitas pada tahun 2006 terlihat cukup baik terutama rasio
laba kotor, lalu di tahun 2007 merosot sangat besar ubtuk semua rasio
sehingga tingkat return yang.diharapkan investor berkurang. Pada tahun
2008 kondisi penurunan masih membayangi PT. INTA ini terlebih lagi
keadaanya semakn mengkhawatirkan bahkan semua rasio rentabilitas
menggambarkan penurunan dari tahun dasar sebelumnya.
7
(Model Altman) PT. INTA ini pada tahun 2006 bisa dikatakan berpotensi
bangkrut karena terletak di bawah 1,20 yaitu sebesar 1,08. Potensi
bangkrut pun semakin bertambah karena pada tahun 2008 karena semakin
menurun menjauhi 1,20 yaitu sebesar 0,97. Kemudian pada tahun 2008
keadaan sudah sedikit agak membaik sehingga keadaanya terletak pada
1,20-2,90 bisa dinyatakan perusahaan ini sehat atau tidak sehat.
4.
5.
PT. Darma Henwa Tbk (DEWA)
(Rentabilitas) perusahaan terakhir dalam hal ini PT. DEWA, dalam hal
rentabilitas pada tahun 2006 terlihat baik dan cukup stabil, pada tahun
2007 seara umum rentabilitas cukup meningkat terutama rasio laba kotor
dan laba usaha hanya modal sendiri yang menurun. Pada tahun 2008
kondisi menurun terjadi lagi bisa dikatakan semua rentabilitas.
(Model Altman) untuk PT. DEWA ini pada tahun 2006 berada pada 0,77
di bawah 1,,20-2,90 bisa dikatakan berpotensi bangkrut. Kemudian pada
tahun 2007 sedikit menurun kembali menjadi 0,73 masih berpotensi
bangkrut masih menggelayuti bahkan lebih beresiko. Pada tahun 2008
kondisi potensi bangkrut masih belum terlepas dari perusahaan ini yaitu
sebesar 0,75 meskipun ada kenaikan dari tahun sebelumnya tetapi kondisi
ini masih belum bisa membantu PT. DEWA keluar dari belenggu potensi
bangkrut.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan 4 laporan keuangan perusahaan alat berat
untuk periode 2006-2008, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengan demikian jika ditinjau dari rasio Rentabilitas dalam tahun 20062008 dapat dtarik suatu keadaan bahwa keadaan ke 4 perusahaan yaitu PT.
United Tractors Tbk (UNTR), PT. Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA), PT.
Intraco Penta Tbk (INTA) mengalami naik turun atau bersifat fluktuasi
dalam periode yang bersangkutan dan PT. Darma Henwa Tbk (DEWA)
mengalami peningkatan 2 tahun berturut-turut namun mengalami
penurunan pada tahun terakhir. Oleh karena itu ukuran bahwa perusahaan
ini telah dapat bekerja dengan efisien dan efektif masih belum dapat
terealisasi. Hal ini juga didukung dengan menurunnya penjualan penjualan
dan laba yang dihasilkan yang semakin menurun.
2.
Dari perhitungan Z-score dalam tahun 2004-2008 secara garis besar ke 4
perusahaan kurang baik karena rasio potensi kebangkrutan selalu berada di
antara =<1,20 berpotensial bangkrut pada tahun dasar dan 2007 dan
mengalami peningkatan pada tahun 2008 akan tetapi masih berada di 1,202,90 gray area yang bisa dinyatakan sehat atau tidak sehat berpotensi
pada kebangkrutan. karena mengalami kerugian operasi yang terus
menerus sehubungan dengan total aktiva yang terus meningkat.
8
Saran
Berdasarkan dari kesimpulan di atas penulis mengemukakan saran-saran yang
dapat dipertimbangkan oleh perusahaan sebagai berikut :
1
Mengingat kondisi perusahaan cukup fluktuasi dalam hal rentabilitas,
akan tetapi pada tahun tertentu mengalami penurunan rentabilitas yang
signifikan yang mana akan menimbulkan efek negative bagi kinerja
perusahaan baik dari berbagai di antaranya pihak kreditur, maka perlulah
perusahaan meningkatkan suatu laba. Untuk maksud tersebut perusahaan
dapat mempertimbangkan langkah-langkah di antaranya :
a.
Membayar hutang jangka pendek perusahaan
b.
Menjual sebagian aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi
atau usang, jika dilanjutkan akan menambah biaya produksi usaha.
.
c.
Mendapatkan tambahan hutang jangka panjang yang diperoleh dari
pinjaman bank dan dengan penjualan obligasi. atau saham.
2
Kemudian untuk dapat menjamin kontinuitas serta menghindari kegagalan
usaha perusahaan yang diukur dengan Modal Altman dapat dilakukan
dengan cara :
a. Meningkatkan laba dan meningkatkan kecepatan peredaran faktor
produksi yang menghasilkan output lebih optimal. Kemudian biaya
operasi ditekan serendah mungkin, dengan kebijakan biaya ketat
artinya biaya operasi tersebut dapat dikeluarkan jika dapat
meningkatkan laba perusahaan.
b. Manajemen perlu tetap berhati-hati dalam mengelola dan menjalankan
operasi perusahaan dengan melakukan tindakan-tindakan perbaikan
kinerja perusahaan guna menghindari terjadinya gangguan terhadap
kelangsungan usaha (going concern).
9
Download