1 Respon Vinir Mahoni Terhadap Perekat TUF Dari Ekstrak Serbuk Gergajian Kayu Merbau (Intsia Sp.) Kartika Tanamal Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Jalan Pakuan PO.BOX 452 Bogor, Jawa Barat Email: [email protected] Abstrak Respon vinir mahoni terhadap perekat tanin urea formaldehida (TUF) perlu diketahui untuk mengetahui kualitas perekat TUF. Perekat TUF yang terbuat dari bahan baku yaitu ekstrak gergajian kayu merbau dapat mengurangi biaya produksi perekat dibandingkan menggunakan bahan baku sintetis seperti Urea Formaldehida dan Resorsinol. Selain itu dengan digunakannya gergajian kayu merbau sebagai bahan baku diharapkan dapat meminimalisirkan kadar emisi formaldehida yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan komposisi terbaik dari pencampuran perekat TUF dan diaplikasikan pada kayu lapis mahoni. Pengujian kualitas ekstrak tanin gergajian kayu merbau dan perekat TUF dapat dilakukan dengan uji kualitatif dan kuantitatif yang terdiri dari beberapa parameter yaitu; kenampakan (uji visual), kadar padatan, gugus fungsi dengan menggunakan FTIR, viskositas, bobot jenis, pH, waktu tergelatin, kadar formaldehida bebas dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, kerapatan, dan keteguhan rekat. Perekat campuran TUF yang digunakan dalam pengujian yaitu dengan penambahan komposisi resorsinol 0%, 2,5%, 5%, 7,5% dan 10%. Berdasarkan hasil penelitian dengan beberapa parameter diatas maka diketahui perekat campuran yang terbaik dari 5 variasi komposisi perekat campuran yaitu perekat campuran komposisi resorsinol 2,5% dengan memiliki keteguhan rekat sebesar 9,7600 kg/cm2, kadar air sebesar 9,67% dan emisi formaldehida sebesar 0,0246 ppm, kadar padatan sebesar 26,93%, viskositas 97 P, bobot jenis sebesar 1,0951 g/ml, pH sebesar 7, formaldehida bebas 1,25x10-6 dan waktu tergelatin sebesar 22 menit. Perekat campuran dengan komposisi tersebut dapat merekatkan kayu lapis dengan baik dan tidak merusak kayu lapis. Berbeda dengan perekat 2 campuran dengan komposisi resorsinol 0%, 5%, 7,5% dan 10% yang tidak kuat merekatkan kayu lapis dengan baik. Kata kunci: formaldehida, merbau, perekat, resorsinol, tanin. dilakukan pencampuran terlebih dahulu PENDAHULUAN Dalam industri pengolahan kayu, dengan ekstender dan pengeras. Bahan perekat merupakan salah satu komponen tambahan yang banyak digunakan adalah penting dengan biaya yang relatif mahal. tepung terigu industri, yang sebagaimana Perekat yang umum digunakan merupakan diketahui bahan bakunya berupa gandum perekat sintetis yang berasal dari hasil dan masih diimpor. Salah satu bahan lain pengolahan minyak bumi yang sumber yang dapat dipakai sebagai ekstender adalah dayanya bersifat tidak dapat dipulihkan tepung gaplek. (non-renewable) dan cenderung semakin Bahan baku perekat tersebut diolah tidak ekonomis. Salah satu perekat sintetis secara kimia dari hasil minyak bumi dan yang berbahan baku asal minyak bumi ialah keberadaannya urea formaldehida (UF) (Maloney, 1997). berkurang di masa yang akan datang. Perekat yang memakai bahan formaldehida Komponen perekat bisa mencapai 30% dari dalam campurannya akan melepaskan emisi biaya formaldehida ke udara, hal ini terjadi karena alternatif pengganti bahan bakunya. Kini pada perekat tersebut terdapat formaldehida perhatian bahan baku dialihkan kembali bebas, sehingga setelah menjadi produk, pada bahan perekat alam seperti tanin (Pizzi, formaldehida tersebut akan terlepas sebagai 1983). produksi, cenderung sehingga semakin perlu dicari emisi ke udara. Emisi formaldehida dalam Tanin merupakan senyawa polifenol kadar tertentu dapat menimbulkan berbagai yang kompleks dan biasanya tergabung gangguan kesehatan seperti pusing, muntah- dengan karbohidrat rendah atau mono- dan muntah, mata berair dan lain sebagainya di-sakarida. Bahan tanin ini (Roffael, 1993). ditemukan pada kulit kayu banyak bila dibandingkan dengan pada bagian akar, Menurut Sutigno, buah, dan batang. Kandungan tanin dalam perekat formaldehida ini dibuat tidak dalam kayu pada umumnya terdapat dalam jumlah bentuk siap Santoso pakai, dan melainkan harus 3 yang sedikit, tetapi menempati kayu merbau, larutan formaldehida 37%, presentase yang tinggi dalam kulit kayu. NaOH, HCl pekat, akuades, asetil aseton, Salah satu pemanfaatan kulit kayu yaitu amonium asetat,dan botol plastik. dengan memanfaatkan kandungan tanin yang berpotensi sebagai perekat (Pizzi, 1983). Alat yang akan digunakan pada penelitian ini adalah ekstraktor, oven, desikator, viskometer Ostwald, piknometer, erlenmeyer, cawan petri, pipet tetes, buret, BAHAN DAN ALAT pipet mohr neraca, spektrofotometer UV- Bahan yang akan digunakan pada Vis, dan spektrofotometer Fourier Infrared (FTIR). penelitian ini adalah ekstrak serbuk gergaji Transform METODE Pencirian Kuantitatif Ekstrak Tanin Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ekstrak serbuk gerjian merbau. Ekstrak yang diperoleh akan digunakan untuk analisis fisiko kimia, pencampuran dengan perekat TUF dan ekstender serta aplikasi pada vinir terhadap perekat campuran ekstrak dan TUF. Pencirian kuantitatif ekstrak tanin meliputi penentuan pengukuran kadar tingat padatan, keasaman, pengukuran viskositas, dan pengukuran bobot jenis, penentuan bilangan Stiasny. Pembuatan Perekat TUF Pembuatan perekat TUF akan dilakukan dengan mencampurkan ekstrak Pencirian Kualitatif Ekstrak Tanin serbuk gergajian merbau hasil ekstraksi Pencirian mutu ekstrak tanin akan dilakukan secara visual dengan dengan urea Perbandingan dan formaldehida. tanin:urea:formaldehida mengidentifikasi bau, warna dan bentuknya. adalah 25:24:48. Ekstrak serbuk gergajian Selain itu, akan dilakukan juga analisis merbau diaduk sambil dipanaskan sampai dengan mengental. spektrofotometer TransformInfrared Fourier (FTIR) mengetahui keberadaan gugus fungsi. untuk Urea dan formaldehida dicampurkan sampai seluruh urea larut sempurna. Sebelumnya formaldehida yang akan digunakan ditambahkan PVC sebanyak 0,1% dan CMC sebanyak 0,05% terlebih 4 dahulu. Selanjutnya, ekstrak serbuk Vinir mahoni disiapkan dengan ukuran gergajian merbau yang sudah mengental kurang lebih 20 cm x 20 cm. Perekat TUF dicampurkan urea-formaldehida. disiapkan dengan berat labur 200 g/m2. Pencampuran dan pengadukan dilakukan di Vinir inti dilaburi perekat, kemudian disusun dalam tiga lapis bersilangan tegak lurus menjadi dengan waterbathsampai campuran mengental dan terbentuk perekat. bahan kayu lapis. Selanjutnya lapisan vinir Perekat TUF ditambahkan zat aditif tersebut dikempa dengan pemberat pada berupa resorsinol dengan perbandingan yang suhu berbeda-beda, yaitu 0%; 2,5%; 5%; 7,5%; Lembaran vinir kemudian dikempa pada dan 10% dari bobot perekat. suhu (110 ± 2)oC dengan tekanan (10 - 12) diaduk dan siap Campuran diaplikasikan pada pembuatan kayu lapis. kamar kg/cm2. Kayu selama lapis beberapa yang telah menit. jadi selanjutnya dikondisikan pada suhu kamar selama seminggu sebelum dibuat contoh uji. Pencirian Perekat TUF Pengujian sifat fisis-kimia perekat TUF mengacu kepada Standar Indonesia Penyiapan dan Pengujian Contoh Kayu Lapis (SNI 1998) yang terdiri atas: kenampakan Kayu lapis yang telah dikondisikan (uji visual), kadar padatan, viskositas, bobot selama 7 hari setelah perekatan, dibuat jenis, pH, waktu tergelatin dan kadar contoh uji. Terhadap contoh uji kayu lapis formaldehida bebas (Roffael 1993). tersebut dilakukan pengujian kadar air, Aplikasi Perekat TUF pada Kayu Lapis Penyiapan dan Pembuatan Kayu Lapis kerapatan, keteguhan rekat dan emisi formaldehida. Mahoni tanin yang berasal dari serbuk gergajian kayu merbau. Kualitas tanin dapat dilihat HASIL DAN PEMBAHASAN Tanin yang digunakan dalam pembuatan campuran perekat ini adalah dari beberapa uji parameter sebagai berikut: 5 Tabel 1 Data ekstrak tanin merbau Uji Hasil Bentuk Cairan Warna cokelat kehitaman pH 5 Kadar padatan 1% Viskositas 1,1566 (P) Bobot jenis 1,0028 g/ml Bilangan stiasny 127,72% Perekat campuran merupakan perekat yang 2,5%, 5%, 7,5% dan 10% dan diuji dengan terbuat dari campuran antara tanin, UF dan parameter sebagai berikut: campuran resorsinol dengan komposisi 0%, Tabel 2 Data hasil pengamatan perekat campuran KOMPOSISI RESORSINOL (%) PARAMETER UJI Kadar padatan(%) Viskositas (P) Bobot Jenis (g/ml) pH Formaldehida Bebas (%) Waktu tergelatin(menit) 0 2,5 5 7,5 10 35,88 26,93 28,03 28,19 29,64 90 97 95 93 88 1,1233 1,0951 1,0946 1,0940 1,0934 8 7 7 6 6 1,75x10-6 1,25x10-6 1,35x10-6 1,6x10-6 2,28x10-6 258 22 22 24 25 SNI 49-50% 100 - 150 (P) 1,19 – 1,20 g/ml 7,6-8,6 Maksimum 2% Minimum 60 menit Kadar padatan menunjukkan jumlah padatan berhubungan dengan pH yaitu molekul yang terbentuk dari hasil reaksi berbanding terbalik, jika kadar padatan polimerisasi Komposisi tinggi maka pH yang dihasilkan semakin resorsinol dari 2,5% - 10% menunjukkan rendah, karena proses polimerisasi terjadi dalam perekat. hasil yang semakin meningkat. Kadar 6 pada pH asam. Hal ini sesuai dengan hasil (kemampuan menembus pori kayu) sangat penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 2. pengaplikasiannya pada produk kayu tetapi Hasil viskositas yang diperoleh tidak sesuai dengan literatur, akan lebih cepat mengeras daripada perekat penambahan yang encer, sehingga kualitas perekatannya resorsinol pada perekat akan menambah relatif rendah. Nilai viskositas berbanding bobot molekul, sehingga perekat menjadi terbalik dengan waktu tergelatin. Semakin kental. perekat kental perekat maka waktu tergelatinnya campuran mengindikasikan terjadinya reaksi semakin cepat, hal tersebut sesuai dengan antara TUF dengan resorsinol, ikatan antar hasil penelitian yang dapat dilihat pada komponen penyusunnya sangat kuat, baik Tabel 2. Peningkatan kekentalan sesama komponen kimia kayu, sesama Kadar formaldehida bebas yang komponen kimia dari bahan kimia maupun dihasilkan pada penelitian menunjukkan antara komponen komponen kimia kimia kayu dengan bahwa perekat tersebut masih memenuhi dari bahan kimia. persyaratan SNI yaitu memiliki kadar Kekentalan perekat yang rendah (encer) formaldehida bebas < 2 % (lihat Tabel 2). disebabkan penggunaan larutan NaOH dan Perekat formaldehida yang cukup banyak. Namun diaplikasikan dengan perlu diketahui bahwa viskositas yang tinggi terbuat dari vinir mahoni dengan beberapa memang parameter sebagai berikut (lihat Tabel 3). akan mempersingkat pot-life campuran kayu Tabel 3 Data pengamatan aplikasi pada kayu lapis PARAMETER UJI KOMPOSISI RESORSINOL (%) SNI 0 2,5 5 7,5 10 0,0303 0,0246 0,0106 0,0068 0,0057 Kadar Air (%) 9,79 9,67 9,15 8,73 8,50 ≤ 14% Densitas (g/ml) 0,2358 0,2396 0,2456 0,2469 0,2475 - 4,8540 9,7600 5,4400 5,1412 4,2080 Emisi Formaldehida (ppm) Keteguhan Rekat Uji Kering (kg/cm2) Maksimum 5 Minimum 10 yang lapis dibuat yang 7 Pengujian emisi formaldehida pada aplikasi kayu lapis dengan dibandingkan campuran resorsinol yang lain perekat dan tidak merusak kayu. Selain itu perekat menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar dengan campuran resorsinol 2,5% memiliki resorsinol yang ditambahkan maka kadar kadar emisi formaldehida dan kadar air yang emisi formaldehida yang dihasilkan semakin memenuhi syarat SNI. Semakin kecil kadar redah. Hal ini disebabkan karena sifat emisi formaldehida maka perekat kualitas resorsinol yang dapat menurunkan kadar perekat tersebut semakin aman digunakan emisi formaldehida yang dilepaskan ke karena tidak beracun. udara. Emisi formaldehida pada kadar tertentu dapat menyebabkan bahaya seperti iritasi dan merusak cemaran lingkungan yang bersifat racun. Kadar KESIMPULAN DAN SARAN emisi Berdasarkan hasil penelitian maka formaldehida yang diperbolehkan menurut dapat disimpulkan bahwa respon vinir SNI yaitu maksimum 5 ppm, maka dari hasil mahoni yang terbaik yaitu pada perekat penelitian ini dapat diketahui hasil yang campuran TUF dengan komposisi resorsinol diperoleh memenuhi syarat SNI. 2,5% yang memiliki kualitas terbaik sebagai Pengujian keteguhan rekat pada perekat dengan nilai keteguhan rekat sebesar aplikasi kayu lapis perekat TUF dengan 9,7600 kg/cm2, kadar air sebesar 9,67% dan berbagai komposisi resorsinol menunjukkan emisi formaldehida sebesar 0,0246 ppm, hasil yang tidak memenuhi SNI, karena kadar padatan sebesar 26,93%, viskositas 97 syarat SNI yaitu keteguhan rekat minimum P, bobot jenis sebesar 1,0951 g/ml, pH 10 kg/cm2. Sedangkan pada hasil penelitian sebesar 7, formaldehida bebas 1,25x10-6 % yang diperoleh berkisar 4 kg/cm2 – 9.6 dan waktu tergelatin sebesar 22 menit. kg/cm2. Setelah hasil penelitian ini maka Beberapa memperoleh hasil parameter yang diatas berbeda-beda, diharapkan adanya penelitian selanjutnya dengan menggunakan range komposisi namun jika dilihat dari keteguhan rekat resorsinol yang lebih kecil agar dapat maka perekat campuran dengan resorsinol meminimalisasi penggunaan resorsinol. 2,5% yang memiliki daya rekat yang kuat 8 Roffael, E. 1993.Formaldehyde Release DAFTAR PUSTAKA From Particleboard and Other Wood Maloney, T.M. 1997. Modern Particleboard for Mobile Home Decking.National Based Panels. Forest Research Institute. Kuala Lumpur. Particleboard Association. Pizzi, A. 1983.Tannin-Bassed Wood Adhesives. In Wood Adhesives : Chemistry and Technology (A. Pizzi. Ed), Marcel and Dekker, Inc. New York. Standar Nasional Indonesia (SNI). 1998. Urea Perekat Formaldehida Kayu Cair Lapis. Standardisasi Nasional. Untuk Badan