UJI KEMAMPUAN TANAMAN VETIVER (Chrysopogon zizanioides (L.) Roberty) SEBAGAI FITOREMEDIATOR PADA PROSES BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI PHC (Petroleum Hydrocarbon) Efi Indra Yani*), Aunurohim 1), Budhi Priyanto1) Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pengaruh penggunaan (Chrysopogon zizanioides) terhadap tanaman Vetiver penurunan nilai TPH, jumlah populasi bakteri serta pertumbuhan tanaman pada proses bioremediasi selama 3 bulan. Media terdiri dari campuran tanah dan pasir dengan perbandingan 2:3. Crude oil diambil dari industri rakyat pengeboran minyak bumi di Bojonegoro, Jawa Timur. Rancangan peneltitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) berpola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor 1: Konsentrasi crude oil yang terdiri dari 4 taraf: M0:0%, M1:1%, M3:3%, dan M10:10%. Faktor 2: Penggunaan Vetiver (C. zizanioides) yang terdiri dari 2 taraf: V0: tanpa menggunakan Vetiver dan V1: menggunakan Vetiver, diperoleh 8 kombinasi perlakuan, masing-masing diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan pemanfaatan Vetiver (C. zizanioides) meningkatkan jumlah populasi bakteri dan penurunan nilai TPH (Total Petroleum Hydrocarbon). Namun semakin banyak crude oil yang ditambahkan maka pertumbuhan C. zizanioides semakin rendah. Kata kunci : Bioremediasi, Chrysopogon zizanioides, crude oil, TPH (Total Petroleum Hydrocarbon). terjadi tumpahan di tanah maupun perairan (Udiharto 1996a dalam Herdiyanto 2005). I. PENDAHULUAN Aktivitas industri Hidrokarbon perminyakan petroleum/ Petroleum (pengeboran, pengilangan, proses produksi Hydrocarbon atau yang sering disebut PHC dan transportasi) umumnya menghasilkan merupakan senyawa utama yang terdapat limbah minyak mentah atau crude oil dan pada crude oil yang biasanya diukur sebagai Total 1 Petroleum Hydrocarbon (TPH). Petroleum Hydrocarbon (PHC) bisa secara menstimulasi luas dibagi menjadi parafinik, aspaltik, dan menyerap mineral pada daerah rizosfer. campuran (Todd et al., 1999 dalam Brandt, Tanaman juga dapat menguapkan sejumlah 2003). PHC dianggap polutan berbahaya dan uap air. Dimana penguapan ini dapat mengandung senyawa yang bisa mengalami mengakibatkan biokonsentrasi dan bioakumulasi dalam (Schnoor et.al., 1995). rantai makanan, merupakan toksik, dan aktivitas mikroba, migrasi bahan serta kimia Fitoremediasi tanah terkontaminasi beberapa fraksinya seperti benzena dan PHC benzo[a]pirena diketahui sebagai mutagen mengintroduksi spesies mikroba spesifik dan karsinogen (Kamath, et al., 2004). (bioaugmentasi) dengan karakteristik ideal Dalam UU No. 23/1997 dan PP No. juga bisa dibantu dengan untuk oksidasi atau degradasi kontaminan 18/1999 disebutkan bahwa limbah crude oil organik termasuk kategori bahan berbahaya dan menambahkan nutrisi organik dan anorganik beracun (B3). (Alarcón, 2006). Menurut Frick dkk., secara dan biostimulasi dengan Alternatif lain yang dapat digunakan umum degradasi PHC mungkin tidak dapat dalam penanggulangan pencemaran crude dilakukan secara langsung oleh tumbuhan. oil bioremediasi. Tetapi tumbuhan akan bekerjasama dengan Bioremediasi untuk tanah terkontaminasi mikroba atau tergantung pada tipe polutan, PHC merupakan pilihan yang menjanjikan jenis mikroba dan lingkungannya. adalah teknologi dengan pembersihan yang cepat, murah dan Salah satu tanaman yang dapat risiko lebih kecil dibandingkan dengan digunakan sebagai agen fitoremediasi untuk metode pemulihan lingkungan secara fisika mendegradasi PHC adalah Chrysopogon maupun kimia. Salah satu teknologi dalam zizanioides. proses dengan tanaman C4, termasuk tanaman perenial (fitoremediasi). yang berumur panjang (10 tahun) dan bioremediasi menggunakan adalah tanaman Fitoremediasi didefinisikan C. zizanioides merupakan sebagai mampu tumbuh pada rentang suhu -9 sampai pencucian polutan yang diremediasi oleh 45°C serta toleran terhadap pH 4,5-10,5. tanaman, termasuk rumput- C.zizanioides memiliki kapabilitas spesifik rumputan, dan Tanaman dalam mereduksi material organik seperti meremediasi polutan organik melalui tiga COD, BOD, amonia, dan juga logam seperti cara, yaitu menyerap secara langsung bahan Zn (90%), As (60%), Pb (30-71%), dan Hg kontaminan, mengakumulasi metabolisme (13-15%). 10,5 (Kong et al., 2000 dalam nonfitotoksik Ambarukmi ke pohon, tanaman sel-sel air. tanaman, dan melepaskan eksudat serta enzim yang dapat dan Sriwuryandari, 2006). Disamping itu, tanaman ini juga memiliki kemampuan untuk mengurangi polutan hidrokarbon dalam tanah serta mampu Persiapan Alat dan Bahan Alat bertahan hidup dan menumbuhkan tunas Alat yang digunakan adalah polybag, baru pada tanah yang telah tercemar ember, hidrokarbon dan volumetrik dan pipet gondok, termometer, Sriwuryandari, 2006). Eksudat akar C. shaker, erlenmeyer, tabung reaksi, cawan zizanioides berupa karbohidrat larut, asam petri, aerator, neraca analitik, saringan, organik, soxhlet, inkubator, oven, tabung reaksi,. (Ambarukmi asam amino serta hormon pertumbuhan menyediakan sumber nutrisi Berdasarkan uraian di atas, maka soil tester, pipet Bahan dan energi untuk pertumbuhan mikroba di rhizosfer (Russel, 1982 dan Lynch, 1990). termometer, Bahan yang digunakan adalah tanah latosol, pasir, minyak mentah (crude oil). bakteri konsorsium, tanaman Vetiver diperlukan penelitian mengenai pemanfaatan (Chrysopogon zizanioides), pepton, agar- tanaman Vetiver (Chrysopogon zizanioides) agar, meat extract, NaCl, aquades, n-hexana, pada tanah aseton dan aquadest. Crude oil didapatkan mengetahui dari hasil eksplorasi dan produksi petroleum proses terkontaminasi bioremediasi PHC untuk kemampuannya dalam mendegradasi PHC di Bojonegoro, Jawa Timur. pada jenis dan konsentrasi crude oil yang berbeda. 2.2.Prosedur Kerja 2.2.1 II. METODOLOGI Persiapan Bioreaktor dan Perlakuan Penyiapan Media 2.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 Bioreaktor yang digunakan dalam bulan, dimulai pada bulan Juli 2011 sampai penelitian ini adalah berupa 24 unit reaktor. Januari 2012. Dengan waktu persiapan 3 Reaktor dibuat dari polybag ukuran 3 kg bulan dan waktu penelitian selama 3 bulan. yang Penelitian dilaksanakan di Laboratorium berkomposisi pasir:tanah (3:2) dicampur Flora, dan dengan crude oil dengan persentasi sesuai Balai dengan perlakuan (lihat Tabel 3.1) dan Teknologi Lingkungan - Badan Pengkajian ditambah air dengan massa 40% dari massa dan Penerapan Teknologi (BTL-BPPT), media. Setelah itu, media tanam dimasukkan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan ke Teknologi bioreaktor tidak ditanami Vetiver (untuk Laboraturium Laboratorium Analitik Mikrobiologi, (PUSPIPTEK), Tangerang Selatan, Banten. Serpong- tidak dalam dilubangi. bioreaktor. Media Duabelas tanam unit perlakuan 1) dan 12 bioreaktor yang lain Dosis yang digunakan adalah sebesar 1 gram ditanami Vetiver (untuk perlakuan 2). per 1 liter air. Penyiapan Tanaman 2.2.2 C. zizanioides dipotong dengan ukuran yang sama (daun dengan panjang 20 Pengukuran Parameter Pertumbuhan Tinggi Tanaman cm dan akar dengan panjang 10 cm), Perhitungan tinggi tanaman kemudian disimpan di air selama 2 hari dilakukan pada bulan ke-3. Tinggi tanaman untuk diukur menggunakan mistar dari pangkal meningkatkan pertumbuhan akar. kemampuan Setiap bioreaktor daun hingga ujung daun terpanjang. ditanami 1 tanaman yang memiliki 2 helai daun (Brandt, 2003). Tanaman ditumbuhkan pada rumah kaca terbuka. Jumlah Anakan Tanaman Perhitungan jumlah anakan dilakukan pada bulan ke-3. Jumlah Anakan yang dihitung hanya anakan yang hidup saja. Penyiapan dan Perbanyakan Bakteri Isolat bakteri yang disediakan di BTL diperbanyak dengan menggunakan sistem Panjang Akar Tanaman aerasi hingga didapatkan kepadatan populasi Perhitungan panjang akar dilakukan pada bakteri yang diinginkan. Kemudian bakteri bulan ke-3. Panjang akar dihitung dari diencerkan dengan air dan ditambahkan ke pangkal akar sampai ujung akar terpanjang. masing-masing bireaktor sebanyak 100 ml. Dalam sistem composting jumlah ideal 4 Biomassa Tanaman 7 Biomassa tanaman dihitung pada bulan tanah ke-3. Daun dan akar yang telah diambil, (Sulistyowati, 2001). Populasi bakteri yang ditimbang untuk mengetahui berat basahnya. dipakai dalam penelitian adalah 106 CFU/ml Kemudian, daun dan akar dikeringkan dalam media. oven pada suhu 60°C sekitar 3 hari, dan Pengairan dan Pemupukan ditimbang setelah dikeluarkan dari oven mikroba yang dibutuhkan sebanyak 10 - 10 atau minimum Seluruh 103 bioreaktor CFU/gr disirami air (Brandt, 2003), kemudian dihitung biomassa sebanyak 100 ml. Pemupukan dengan pupuk keringnya. anorganik Hyponex pada 2 minggu setelah 2.2.3 penanaman tanaman. Pemupukan dilakukan Pengambilan Sampel Tanah bersamaan dengan pengairan (Brandt, 2003). Penghitungan Nilai TPC Bakteri Sampel tanah sebanyak 5 gram untuk pengujian TPC diambil pada bulan ke-0 dan bulan ke-3. Kemudian sampel tanah disimpan dalam kulkas pada suhu 4°C suhu 4°C sampai penanganan selanjutnya (Brandt, 2003). sampai penanganan selanjutnya (Brandt, 2003). Analisis TPH Sebelum dilakukan analisis TPH dihitung kadar air dan berat kering sampel Uji TPC Bakteri Sampel tanah yang telah disimpan, yaitu dengan cara sampel tanah ditimbang ditimbang sebanyak 1 gram. Selanjutnya seberat ± 5 gram, dan dioven selama 4 jam diencerkan secara desimal ( 10-1 sampai 10-10 dengan suhu 100°C. Sampel tanah kering dengan menggunakan tabung reaksi masing- ditimbang ulang dan dihitung kadar airnya. masing diisi 9 ml larutan Nutrient Broth Untuk penghitungan kadar TPH sampel steril). tanah di preparasi dan diukur dengan Diambil 1 ml larutan dari pengenceran, dipipet ke dalam cawan petri menggunakan steril (duplo). Medium plate count agar yang ditimbang seberat ±5 gram dan ditambahkan telah didinginkan sampai kira-kira 44o C Natrium sulfat, kemudian dimasukkan ke sebanyak 10 ml dituangkan ke dalam cawan dalam cellulose thimble dan ditutupi dengan petri dan dihomogenkan. Diinkubasi pada glass wool secukupnya. Heksana sebanyak suhu kamar selama 24 jam. Cawan yang 75 digunakan adalah cawan yang mengandung dimasukkan ke dalam still pot/flask dan 30 – 300 koloni. Kemudian diukur jumlah dirangkai menjadi soxhlet apparatus. pupulasi bakteri aseton sebanyak tanah 75 ml Soxhlet aparatus dinyalakan selama komposting jumlah ideal mikroba yang 4 jam. Crude oil yang telah terekstraksi sebanyak Dalam dan Sampel sistem dibutuhkan total. ml soxhlet. 4 10 - 7 10 atau dialirkan seluruhnya ke still pot. Berat minimum 103 CFU/gr tanah (Sulistyowati, kosong still pot ditimbang. Pelarut yang ada 2001). dalam still pot diuapkan dengan rotary evaporator selama 5 menit dengan suhu 2.2.4 Analisis Hidrokarbon Petroleum 80°C sampai pelarut menguap dan tertinggal Total crude oil saja. Still pot ditimbang kembali (Total Petroleum Hydrocarbon/TPH) Pengambilan Sampel Tanah Sampel tanah sebanyak 15 gram setelah suhu stabil. Kemudian dihitung kadar TPH. Tingkat degradasi menunjukkan penurunan nilai TPH tiap hari dari hasil diambil pada bulan ke-0 dan pada bulan ke-3 fitoremediasi. untuk pengujian kadar TPH. Kemudian (penurunan kadar minyak) adalah: sampel tanah disimpan dalam kulkas pada Rumus tingkat degradasi III. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Keterangan: mengenai pengaruh PM = penurunan kadar minyak (%) penggunaan tanaman Vetiver (Chrysopogon A = kadar minyak awal (mg/kg) zizanioides) sebagai fitremediator dilakukan B = kadar minyak setelah fitoremediasi selama bulan di Balai Teknologi Lingkungan yang berlokasi di Serpong- (mg/kg) (Bagariang, 2008) 3.4 6 Tangerang. Penelitian dilakukan pada skala Rancangan Penelitian laboratorium dengan menggunakan polybag. Pada penelitian ini dilakukan 3 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk pengamatan mengetahui pengaruh penggunaan tanaman pertumbuhan tanaman, penghitungan nilai Vetiver (Chrysopogon zizanioides) pada TPC macam pengamatan yaitu analisis hidrokarbon proses bioremediasi tanah terkontaminasi (Total Petroleum PHC. Tahapan-tahapan penelitian terdiri dari Hydrocarbon/TPH). Rancangan penelitian penyiapan bioreaktor dan media, penyiapan yang digunakan adalah Rancangan Acak tanaman, perbanyakan dan penambahan Lengkap (RAL) berpola faktorial yang bakteri, pengamatan pertumbuhan tanaman terdiri dari 2 faktor. Faktor 1: Konsentrasi (tinggi tanaman, panjang akar, biomassa crude oil yang terdiri dari 4 taraf: M0:0%, tanaman dan penghitungan jumlah anakan M1:1%, M3:3%, dan M10:10%. Faktor 2: tanaman), pengukuran TPC bakteri serta Penggunaan pengukuran kadar TPH dan tingkat degradasi bakteri petroleum dan total Vetiver (Chrysopogon zizanioides) yang terdiri dari 2 taraf: V0: minyak. tanpa menggunakan Vetiver (Chrysopogon zizanioides) dan V1: menggunakan Vetiver 4.1 Pengaruh Crude oil (Chrysopogon zizanioides), diperoleh 8 Pertumbuhan kombinasi zizanioides perlakuan, masing-masing diulang 3 kali. 4.1.1 Pengaruh terhadap Chrysopogon Crude oil terhadap Tinggi Tanaman/ Panjang Tajuk 3.5 Analisa Data Data dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA) untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap masing-masing parameter yang diamati. Perbedaan konsentrasi crude oil yang ditambahkan dalam penelitian berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman/ panjang tajuk. Hasil uji lanjut Duncan 5% pengaruh konsentrasi crude oil terhadap tinggi tanaman/ panjang tajuk pada setiap konsentrasi crude oil yang ditambahkan perlakuan disajikan pada Tabel. 4.1. dalam penelitian berpengaruh nyata terhadap Tabel 4.1 Tinggi Tanaman / Panjang Tajuk jumlah anakan. Hasil uji lanjut Duncan 5% pada berbagai perlakuan konsentrasi crude pengaruh konsentrasi crude oil terhadap oil jumlah Penggu Konsent Konsent Konsent Konsent naan rasi rasi rasi rasi C. crude crude crude crude zizanioid oil 0% oil 1% oil 3% oil 10% es (M0) (M1) (M3) (M10) perlakuan Tabel 4.2 Jumlah anakan pada berbagai an Tajuk b setiap disajikan pada Tabel. 4.2. Penggun Panjang b pada perlakuan konsentrasi crude oil (V1) b anakan a Konsentr Konsentr Konsentr Konsentr asi asi asi asi C. crude oil crude oil crude oil crude oil zizanioid zizanioid 0% 1% 3% 10% es (cm) es (M0) (M1) (M3) (M10) 11b 10b 12b 2a Huruf yang C. 58 64,5 70,67 14,3 Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda Jumlah nyata dalam uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95 %. anakan C. zizanioid es (anakan ) Keterangan (A) (B) Gambar 4.2. (C) (D) Tinggi tanaman/ panjang tajuk C. zizanioides pada tiap perlakuan konsentrasi crude oil : (A) : berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata dalam uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95 %. M0V1 = Penambahan crude oil 0% dengan penambahan C. Menurut Bossert & Bartha (1984) zizanioides; (B)M1V1 = Penamahan crude oil 1% dengan penambahan C. zizanioides; (C) M3V1 = Penambahan dalam Herdiyanto (2005), konsentrasi crude crude oil 3% dengan penambahan C. zizanioides; (D) oil dalam jumlah sedang (1-5%) di atas M10V1 = Penambahan crude oil 10% dengan penambahan permukaan tanah umumnya kurang merusak C. zizanioides. terhadap tumbuhan. Konsentrasi yang rendah 4.1.2 Pengaruh Crude oil terhadap bulan 1%) kadang-kadang meningkatkan perkembangan tumbuhan. Hal ini mungkin Jumlah Anakan Pada (< ke-0 Chrysopogon zizanioides diseragamkan tanpa anakan. Anakan yang dihitung dalam pengamatan hanya jumlah anakan yang hidup sedangkan anakan yang mati tidak dihitung. Perbedaan disebabkan adanya bagian dari komponen hidrokarbon crude oil yang berfungsi sebagai hormon tumbuh bagi tumbuhan. 4.1.3 Pengaruh Cekaman Crude Spesies yang toleran PHC memiliki oil morfologi akar yang termodifikasi dengan terhadap Panjang Akar C. zizanioides menumbuhkan akar ciri akar yang lebih kasar, pendek, dan tebal. terpanjang pada penambahan crude oil 3% . Karakteristik Cekaman crude oil memberikan pengaruh degradasi PHC yang lebih tinggi (Merkl et nyata terhadap panjang akar C. zizanioides. al., 2005) dan peningkatan penyerapan air Perbedaan yang serta nutrisi untuk mendukung pertumbuhan ditambahkan dalam penelitian berpengaruh tanaman di bawah kontaminasi tanah. Efek nyata terhadap panjang akar. Hasil uji lanjut negatif PHC pada respon fisiologi tanaman Duncan 5% pengaruh konsentrasi crude dan morfologi akar bervariasi berdasarkan oilterhadap spesies tanaman, tipe dan sifat tanah, konsentrasi panjang crude oil akar pada setiap perlakuan disajikan pada Tabel. 4.3. Tabel 4.3 Panjang Akar pada berhubungan dengan komposisi mikroba, dan tipe, komposisi, dan berbagai perlakuan konsentrasi crude oil konsentrasi petroleum (Siciliano et al., 2001). Pengguna Konsentr Konsentr Konsentr Konsentr an asi asi asi asi C. crude oil crude oil crude oil crude oil zizanioide 0% 1% 3% 10% s (M0) (M1) (M3) (M10) 4.1.4 Pengaruh Crude oil terhadap Biomassa Chrysopogon zizanioides Penambahan masing-masing crude Panjang Akar C. ini 59,33b 78,33bc 109,33c 15,33a oil dalam media tanam menggunakan C. zizanioides zizanioide s (cm) menyebabkan pengaruh perbedaan biomassa akar secara nyata pada Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata dalam uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95 %. Dan untuk lebih detailnya panjang akar tanaman disajikan dalam Gambar 4.4. bulan ke-3 setelah penanaman tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap biomassa tajuk. Hasil uji lanjut Duncan 5% pengaruh konsentrasi crude oil terhadap biomassa akar dan biomassa tajuk pada setiap perlakuan disajikan pada Tabel. 4.4. Tabel 4.4 Biomassa akar dan tajuk pada berbagai perlakuan konsentrasi crude oil (A) (B) (C) (D) Gambar 4.4. Grafik panjang akar Chrysopogon zizanioides pada berbagai konsentrasi crude oil Pengguna Konsentr Konsentr Konsentr Konsent an asi asi asi rasi C. crude oil crude oil crude oil crude oil zizanioide 0% 1% 3% 10% s (M0) (M1) (M3) (M10) Biomassa Menurut Alarcón (2006) beberapa Akar 1,6a C. 2,6b 2,7b 1,4a zizanioide pengaruh terhadap fisiologi tanaman yang dipaparkan pada PAH berhubungan dengan s (gr) modifikasi sintesis enzim spesifik seperti Biomassa tajuk laktase, 3,2a C. 2,7b 2,6b 2,5b dehalogenase, zizanioide nitrilase, s (gr) berkontribusi pada oksidasi inisial dan Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata dalam uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95 %. dan nitroreduktase, peroksidase) degradasi PAH pada rizosfer. yang Kematian C. zizanioides yang dipapar pada tanaman vetiver pada hasil pengamatan tanah yang dicemari dengan crude oil (pada konsentrasi crude oil 10%) dapat memiliki proporsi biomassa akar lebih disebabkan karena gangguan fisiologis baik banyak daripada tajuk pada daun maupun akar. Rasio biomassa akar dan biomassa 4.2 Pengaruh Crude oil terhadap tajuk berdasarkan analisis ANOVA tidak Jumlah Bakteri Bulk Soil dan berbeda nyata. Sedangkan pada biomassa Bakteri total, perlakuan penambahan crude oil zizanioides memberikan pengaruh nyata setelah 3 bulan Crude oil pada tanah mempengaruhi jumlah pengaruh konsentrasi crude oil terhadap persentase crude oil semakin tinggi jumlah biomassa bakteri tanah. Kenaikam jumlah bakteri pada setiap perlakuan tanah, Chrysopogon pengamatan. Hasil uji lanjut Duncan 5% total bakteri Rizosfer semakin tinggi terjadi pada seluruh perlakuan pada bulan disajikan pada Tabel. 4.5. ke-3 kecuali pada crude oil 10% (M10). Tabel 4.5 Nilai rata-rata biomassa total pada Konsentrasi crude oil dan penggunaan C. berbagai perlakuan konsentrasi crude oil zizanioides tidak berpengaruh nyata Pengguna Konsentr Konsentr Konsentr Konsentr terhadap jumlah bakteri pada bulk soil. an asi asi asi asi C. crude oil crude oil crude oil crude oil Tetapi nilai rata-rata jumlah bakteri bulk zizanioide 0% 1% 3% 10% pada tanah yang menggunkan tanaman s (M0) (M1) (M3) (M10) Vetiver (Chrysopogon zizanioides) bernilai Biomassa lebih tinggi dibandingkan dengan tanah Total C. 4,8 b 5,1 b 5,6 b 3,9 a zizanioide s (gr) Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda tanpa menggunkan tanaman Vetiver (Chrysopogon zizanioides) Jumlah bakteri pada bulk soil setelah bulan ke-3 pada Tabel. nyata dalam uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95 %. 4.6. Tabel 4.6. Jumlah bakteri pada bulk soil setelah bulan ke-3 terjadi Jumlah Bakteri Bulk Soil (CFU) Konsentrasi crude oil (%) (M) Tanpa Menggunakan C. C. zizanioides zizanioides (V1) 8.67E+05 2.14E+06 jumlah sangat populasi jauh bakteri rhizosfer dan bakteri non rhizosfer, hal ini diduga karena adanya efek rhizosfer. crude oil 1.07E+06 4.02E+06 Konsentrasi crude oil 3% 1.30E+06 1.76E+07 selain tampak dalam bentuk melimpahnya (M0) jumlah mikroorganisme juga dalam adanya 1% (M1) distribusi bakteri yang memiliki ciri mempunyai kebutuhan khusus, yaitu asam (M3) Konsentrasi crude 8.13E+05 oil 8.33E+05 amino, 10% (M10) Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan adanya pada yang Menurut Subba Rao (1994), efek rizosfer (V0) Konsentrasi crude oil 0% Konsentrasi Perbandingan perbedaan nilai antara jumlah populasi bakteri antara perlakuan tanpa menggunakan C. zizanioides dan yang menggunakan C. zizanioides. Hal ini vitamin-vitamin B, dan faktor pertumbuhan khusus (kelompok nutrisional). Laju kegiatan metabolik mikroorganisme rizosfer itu berbeda dengan laju kegiatan metabolik mikroorganisme dalam tanah nonrizosfer. dikarenakan rumput memberikan zat-zat yang dibutuhkan oleh bakteri. Sesuai dengan 4.3 Hydrocarbon / TPH) terjadi pertemuan antara akar dan tanah Fitoremediasi crude oil dengan C. disebut rhizosfer, populasi bakteri pada dengan bagian yang lainnya. Sehingga pada tanah yang terdapat tanaman jumlah bakteri lebih banyak. Bakteri mendominasi daerah rhizosfer, pertumbuhannya didukung oleh bahan nutrisi yang dilepaskan oleh jaringan akar tanaman misalnya asam amino, vitamin, dan zat hara lainnya sehingga bakteri mampu tumbuh lebih baik dan jumlah populasi bakteri lebih banyak di daerah rhizosfer ini. Hidrokarbon Petroleum Total (Total Petroleum pendapat Lay (1992) bahwa bagian dimana bagian ini jauh lebih tinggi dibandingkan Penurunan Nilai zizanioides selama 3 bulan menunjukkan adanya perbedaan antara penurunan TPH pada media yang tanpa ditanami C. zizanioides dan media yang ditanami C. zizanioides. Pada media yang ditanami Chrysopogon zizanioides perlakuan penambahan crude oil 1% dan 3% , nilai rata-rata TPH (%) dengan 3 kali ulangan pada bulan ke-3 turun menjadi 0,81% dan 0,99% . Pada perlakuan penambahan crude oil 10% pada ulangan 1 dan 3, penurunan TPH sepenuhnya terjadi tanpa ada interaksi dengan tanaman, karena C. zizanioides mati pada minggu pertama. Hanya faktor Menurut Frick dkk., secara umum degradasi sehingga hidrokarbon mungkin tidak dapat dilakukan hidrokarbon. secara langsung oleh tumbuhan. Tetapi tumbuhan akan bekerjasama tidak ada proses degradasi Menurut Clark (1942) dalam Bruehl dengan (1987) daerah sekitar perakaran, rizosfer, mikroba atau tergantung pada tipe polutan, relatif kaya akan nutrisi / unsur hara di mana jenis mikroba dan lingkungannya. fotosintat tanaman hilang sebanyak 40% Hasil uji lanjut Duncan 5% pengaruh dari akar. Konsekuensinya interaksi perlakuan berbagai konsentrasi rizosfer crude menggunakan populasi mikrobia aktif yang oil dan penggunaan rumput cukup besar dan dukungan kemampuan Chrysopogon zizanioides terhadap nilai TPH bermanfaat, netral atau yang merusak setelah 3 bulan disajikan dalam Tabel 4.7. berpengaruh terhadap pertumbuhan Penurunan rata-rata nilai TPH (%) pada tanaman. Pentingnya populasi mikrobia di interaksi perlakuan konsentrasi crude oil dan sekitar rizosfer adalah untuk memelihara pemanfaatan kesehatan akar, pengambilan nutrisi atau Chrysopogon zizanioides setelah 3 bulan dapat dilihat pada Tabel 4.8. unsur hara, dan toleran terhadap stress / Tabel 4.8. Penurunan rata-rata nilai TPH (%) pada cekaman lingkungan pada saat sekarang interaksi perlakuan konsentrasi crude oil dan pemanfaata Chrysopogon zizanioides setelah 3 bulan telah dikenal. menguntungkan Konsentrasi crude oil (%) (M) Penurunan rata-rata nilai TPH (%) Tanpa Menggunakan C. C. zizanioides zizanioides (V0) (V1) 0,00ax 0,00ax crude oil 50,74cx 80,31cy Konsentrasi crude oil 3% dx dy Konsentrasi crude oil 0% ini dapat komponen yang manajemen pengelolaan menjadi signifikan dalam untuk dapat mencapai hasil, yang mana ditegaskan bahwa hasil tanaman budidaya dibatasi (M0) Konsentrasi Mikroorganisme hanya oleh lingkungan fisik alamiah tanaman dan potensial genetik bawaan. 1% (M1) 60,57 89,92 Hidrokarbon yang ada didegradasi (M3) Konsentrasi crude oil 30,70bx oleh bakteri dengan beberapa macam enzim 49,81by 10% (M10) yang dimilikinya dan akan menghasilkan Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata dalam uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95 %. CO2 dan H2O serta energi. Sebaliknya tumbuhan akan memanfaatkan CO2, H2O Tabel 4.8. menunjukkan bahwa pada dan energi untuk melakukan proses perlakuan M0 (0%) didapatkan hasil yang metabolismenya. Tumbuhan dalam hal ini berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Chrysopogon Hal ini diduga karena tidak adanya crude oil mengeluarkan yang dimanfaatkan oleh bakteri untuk melakukan ditambahkan pada perlakuan ini zizanioides eksudat akar akan yang bias metabolisme yang hasilnya akan digunakan degradasi untuk meningkatkan aktifitasnya termasuk Hydrocarbon) mendegradasi hidrokarbon crude oilbumi. 2. Pola PHC degradasi (Petroleum dengan adanya Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Chrysopogon oleh Wenzell bahwa rhizosfer merupakan peneltian ini menunjukkan bahwa habitat yang sangat baik untuk pertumbuhan semakin tinggi konsentrasi crude oil mikroba karena akar menyediakan berbagai yang ditambahkan makan tingkat bahan organik yang umumnya menstimulir degradasi pertumbuhan mikroba. Bahan organic yang meningkat, dikeluarkan akar dapat berupa: eksudat akar zizanioides tidak toleran terhadap seperti gula, asam amino, asam organik, konsentrasi crude oil yang terlalu assam lemak, dan sterol, faktor tumbuh, tinggi nukleotida, flavonon dan enzim. Enzim konsentrasi tertinggi adalah 10%) utama yang dihasilkan oleh akar adalah oksidoreduktase, juga tetapi (dalam 3. Degradasi semakin Chrysopogon penelitian PHC ini (Petroleum Hydrocarbon) berlangsung optimum yang pada kadar crude oil(crude oil) 3 % dihasilkan oleh mikroba di rhizosfer adalah dengan pemanfaatan Chrysopogon selulase, dehidrogenase, urease, fosfatase, zizanioides dan sulfatase. Sedangkan eksudat akar yang fitoremediasi yaitu sebesar 89,92%. sedangkan liase, TPH pada dan transferase hidrolase, zizanioides enzim dihasilkan oleh tumbuhan Chrysopogon 4.2 zizanioides berupa karbohidrat larut, asam organik, asam amino dan hormon agen Saran Perlu lanjut sebagai dilakukan mengenai penelitian identifikasi lebih komposisi pertumbuhan. Eksudat akar C. zizanioides bakteri yang hidup di perakaran Vetiver menyediakan sumber nutrisi dan energi (Chrysopogon untuk pertumbuhan mikroba di rhizosfer proses bioremediasi khususnya bioremediasi (Russel, 1982 dan Lynch, 1990). pada tanah terkontaminasi PHC (Petroleum zizanioides) pada suatu Hydrocarbon). IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA Hasil dari penelitian dapat diambil Alarcón, A. (2006). The Physiology of kesimpulan sebagai berikut : 1. Pemanfaatan zizanioides dapat Chrysopogon Mycorrhizal Lolium multiflorum in meningkatkan the Phytoremediation of Petroleum Hydrocarbon-Contaminated Soil. PhD Thesis. Texas A&M University. contaminated soils in Venezuela. Diplomarbeit, Bagariang, E. N. (2008). Uji Kemampuan Kembang surattensis) Kuning (Cassia terhadap Degradasi Westfälische Wilhelms-Universität Institut für Münster, Landschaftsökologie, Münster. Hidrokarbon Oil Spill Studi Kasus Eapen, S., & D'Souza, S. F. (2004). PT. Chevron Pacific Indonesia Riau. Prospects of genetic engineering of Tugas Akhir. Institut Teknologi plants for phytoremediation of toxic Sepuluh Nopember, Jurusan Teknik metals. Lingkungan, Surabaya. (23), 97-114. Blakely, J., Neher, D., & Spongeberg, A. (2002). Soil Advances Kamath, R., Rentz, J., Schnoor, J., & and Alvarez, P. 2004. Phytoremediation and of hydrocarbon-contaminated soil: of principles and applications. dalam hydrocarbon Vazquez-Duhalt, R. dan Quintero- contamination. Applied Soil Ecology Ramirez, R. (Penyunting). Studies in (21), 71–88. Surface Science and Catalysis 151. microbial invertebrate Biotechnology communities, decomposition polycyclic as aromatic indicators Brandt, R. (2003). Potential of vetiver Elsevier B.V. (Chrysopogon zizanioides (l.) Nash) Kirk, J., Klironomos, J., Lee, H., & Trevors, for the use in phytoremediation of J. (2002). Phytotoxicity assay to petroleum assess phytoremediation hydrocarbonof petroleum- plant Polluted species Marine for Ecosystem. contaminated soil. Bioremed. J. (6), Makalah, Institut Teknologi Sepuluh 57-63. Nopember, Macinnis-Ng, C., & Ralph, P. (2003). In situ impact of petrochemicals on the photosynthesis of the Jurusan Teknik Lingkungan, Surabaya. Merkl, N., Schultze-Kraft, R., & Infante, C. seagrass (2005). Phytoremediation in the Zostera capricorni. Mar. Pollut. tropics – influence of heavy crude Bull. (46), 1395-1407. oil Mangkoediharjo, S. (2005). Remediation Technologies Selection for Oil- on root characteristics morphological of graminoids. Environ. Pollut., 138, 86-91. NRC. (1993). Vetiver grass: a thin green phytoremediation of oil sludge on line against erosion. Board on land site. The 4th International Science Symposium and Technology International National for Development, Research Council. D.C.: National Washington Academy Press. Management Overview. Balikpapan. Robertson, S. J., McGill, W. B., Massicotte, H. B., & Rutherford, P. M. (2007). Petroleum hydrocarbon contamination in boreal forest soil: a mycorrhizal ecosystems perspective. Biological Reviews (82), 213-240. G., Labelle, S., Beaumier, D., et al. Selection of specific endophytic bacterial genotypes by in response contamination. Sanitation. Bandung: LIPI-JST. Tiquia, S., Lloyd, J., Herms, D., Hoitink, H., & Michel, F. (2002). Effects of Appl. to nutrients, microbial activity and rhizosphere bacterial community structure determined by analysis of TRFLPs of PCR-amplified 16S rRNA genes.Applied Soil Ecology, 21, 31–48. Torres, M., & Dangl, J. (2005). Functions of the respiratory burst oxidase in Siciliano, S., Fortin, N., Mihoc, A., Wisse, plants Sustainable mulching and fertilization on soil PPLI. (2010). IPOC and Senipah Waste (2001). on biotic interactions, abiotic stress and development. Curr. Opin. Plant Biol (8), 397-403. Trofimov, S., & Rozanova, M. (2003). soil Transformation of soil properties Environ. under the impact of oil pollution. Microbiol., 67, 2469-2475. Eurasian Soil Science, 36, S82–S87. Suleimanov, R., Gabbasova, I., & Sitdikov, Van Hamme, J., Singh, A., & Ward, O. R. (2005). Changes in the properties (2003).Recent of oily gray forest soil during petroleum microbiology. Microbiol. biological reclamation. Biological Mol. Biol. Rev. (67), 503-549. Bulletin (32), 109–115. Susilorukmi, A., & Sriwuryandari, in Xia, H., Liu, S., & Ao, H. (2000). A study L. (2006). Study on application of vetiver grass and enriched culture of microorganisms advances for on purification and uptake of garbage leachate by vetiver grass. Proceedings International of the Vetiver (IVC-2). Petchaburi Second Conference