ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP

advertisement
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT
IKAN SEGAR DI PT. HERO SUPERMARKET
(Kasus di Hero Pajajaran, Bogor)
Skripsi
Oleh :
SYARIFUDDIN
A.074999.043
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
RINGKASAN
SYARIFUDDIN. Analisis Perilaku Konsumen Terhadap Atribut Ikan Segar
Di PT. Hero Supermarket, Kasus di Hero Pajajaran, Bogor. (Dibawah
Bimbingan MUHAMMAD FIRDAUS).
Ikan merupakan bahan pangan yang memiliki keunggulan dalam hal
kandungan gizi sebagai sumber protein hewani yang berguna bagi pertumbuhan.
Ikan mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan protein hewani lain, karena
mengandung asam lemak tidak jenuh, omega-3 yang cukup tinggi yang sangat
berguna untuk mencegah timbulnya penyakit Artherosklerosis dengan
kemampuan menurunkan kadar kolesterol dalam darah, sehingga mengurangi
resiko timbulnya penyakit jantung. Rendahnya tingkat konsumsi ikan per kapita di
Indonesia dewasa ini disebabkan oleh banyak barang substitusi yang harganya
relatif lebih murah seperti tahu, tempe dan lain – lain. Produk perikanan
khususnya ikan segar harus memenuhi tuntutan yang diinginkan konsumen bila
ingin dikonsumsi secara luas. Dalam hal ini pasar swalayan sebagai alternatif
lembaga pemasaran yang ditawarkan oleh pemasar lebih diminati, karena pasar
swalayan ini menawarkan produk yang bermutu tinggi serta dilengkapi dengan
fasilitas kenyamanan berbelanja. Hal ini diharapkan kepuasan konsumen dalam
memenuhi kebutuhan khususnya ikan segar terpenuhi dengan baik.
Situasi ini umumnya berkorelasi positif dengan strategi pemasaran yang
dilakukan oleh PT. Hero Supermarket. Mereba knya flu burung, sehingga di
asumsikan masyarakat beralih mengkonsumsi ikan segar sebagai pemenuhan
protein hewani sehari – hari disisi lain berdasarkan informasi yang diperoleh
terdapat komplain masyarakat bahwa ikan yang telah dibeli kualitas sudah
mengalami penurunan, sehingga penelitian ini bermaksud untuk menggali sejauh
mana perilaku konsumsi masyarakat beserta faktor – faktor apa saja yang
mempengaruhi perilaku konsumsi tersebut. Penekanannya terhadap atribut ikan
segar meliputi, harga, cara mengolah, rasa, ketersediaan, aroma, dan tekstur. Pada
akhirnya dihasilkan rekomendasi strategi pemasaran di Hero Supermarket lebih
akurat.
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Hero Supermarket Pajajaran Bogor pada
Nopember 2005 sampai dengan Januari 2006. Penentuan lokasi dipilih secara
sengaja
( purposive ) bahwa dengan pertimbangan PT. Hero Supermarket tersebut adalah
salah satu Supermarket dikota Bogor, yang menawarkan produk yang lengkap.
Jenis data yang diambil adalah data primer dan data skunder. Metode
pengambilan mengunakan accidental sampling. Dan metode analisis data adalah
ana lisis deskriptif, Chi – Square, dan CHAID.
Berdasarkan analisis terhadap karakteristik umum konsumen di Hero
Supermarket bahwa ikan segar paling banyak dikonsumsi oleh perempuan (60%);
bestatus sudah menikah (85,6%); berpendidikan sarjana (48,9%); jenis pekerjaan
wiraswasta (35,0%); berpenghasilan lebih tinggi Rp 2.500.000.00 (53,9%), dan
berusia 35 – 44 tahun (41,7%). Manfaat utama yang dicari adalah memenuhi
kebutuhan keluarga/manfaat kesehatan (71,5%), hal yang dirasakan konsumen
bila tidak mengkonsumsi ikan segar responden merasa ada yang kurang (67,6% ),
sumber informasi yang paling berpengaruh terhadap konsumsi ikan segar di hero
Supermarket adalah brosur (25,6%) dan anggota keluarga (22,8%), proses
evaluasi alternatif dilakukan dengan pertimbangan rasa pada ikan segar (76,1% ).
Pada proses keputusan pembelian, konsumen melakukannya secara terencana
(51,7%), konsumen jarang mengkonsumsi ikan segar (seminggu sekali) dan sering
membeli di Supermarket dengan alasan mutu terjamin (11,7% ), jenis ikan segar
yang sering dikonsumsi/disukai konsumen adalah ikan segar salmon steak
(17,12%).
Berdasarkan analisis CHAID dengan jumlah sampel 180 orang terdapat
faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengkonsumsi ikan segar
di Hero Supermarket adalah rasa da n ketersediaan, faktor/atribut lain tidak
memiliki pengaruh yang signifikan dalam hal ini atribut harga, cara mengolah,
aroma, dan tekstur. Hal tersebut menunjukkan umumnya konsumen lebih
mengutamakan mencari dan memilih ikan – ikan yang memiliki rasa enak dan
mudah diperoleh. Implikasinya adalah untuk Hero Supermarket hal ini penting
dan menjadi pertimbangan dalam menentukan ikan segar yang akan dijual
tentunya tidak terlepas dari kualitas terjamin.
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT
IKAN SEGAR DI PT. HERO SUPERMARKET
(Kasus di Hero Pajajaran, Bogor)
Oleh :
SYARIFUDDIN
A.074999.043
SKRIPSI
Sebagi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
SARJANA PERTANIAN
Pada
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUI PERTANIAN BOGOR
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh:
Nama
NRP
Program Studi
Judul Skripsi
:
:
:
:
Syarifuddin
A.074999.043
Ekstensi Manajemen Agribisnis Pertanian
Analisis Perilaku Konsumen Terhadap Atribut Ikan Segar
Di PT. Hero Supermarket Pajajaran Bogor.
Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana Pertanian
pada Pprogram Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Muhammad Firdaus, SP. MSi
NIP. 132 158 758
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M. Agr
NIP. 130 422 698
Tanggl Kelulusan: 26 Juni 2006
PERNYATAAN
DENGAN
INI
BERJUDUL
SAYA
MENYATAKAN
“ANALISIS
PERILAKU
BAHWA
SKRIPSI
KONSUMEN
YANG
TERHADAP
ATRIBUT IKAN SEGAR DI PT. HERO SUPERMARKET, PAJAJARAN
BOGOR” ADALAH BENAR
-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG
BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA
SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, 26 Juni 2006
Syarifuddin
A.074999.043
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal 10
Nopember 1979 sebagai anak keempat dari 8 bersaudara, dari pasangan bapak
Drs. M. Ilyas Daud dan ibu Badriah Amin. Penulis mengawali pendidikan Tahun
1985 di SDN Tanah Rata, NAD.
Pada tahun 1991 penulis melanjutkan
pendidikan di SMPN I Peureulak, Kabupaten Aceh Timur NAD dan lulus pada
tahun 1993 penulis melanjutkan pendidikan di SMUN I Peureulak, NAD dan lulus
pada tahun 1996. Pada tahun 1996 penulis di terima di Institut Pertanian Bogor
pada Program Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan,
lulus pada tanggal 18 September 1999. Pada tahun yang sama penulis diterima
pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Institut Pertanian Bogor.
Selama menjadi mahasiswa diploma III Manajemen Bisnis Perikanan,
HIMASEPA ( Himpunanan Mahasiswa Sosial Ekonomi Perikanan ) Tahun 1997
dan pernah menjabat sebagai wakil ketua ospek MAPEUSAKA ( Masa Peusapat
Kaum )di bawah Organisasi IMTR ( Ikatan Mahasiswa Tanah Rencong ) Tahun
1997 dan juga menjadi tim sukses pemilihan HA IPB Tahun 2003 di bawah
organisasi Alumni Muda IPB. Kemudian juga pernah aktif di KMI ( Komunitas
Muda Indonesia ) Tahun 2004.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
melipahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga skripsi dengan judul “Analisis
Perilaku Konsumen
Terhadap Atribut Ikan Segar Di PT. Hero Supermarket (
Pajajaran Bogor )” dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini penulis mencoba untuk menganalisis faktor – faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumsi ikan segar konsumen PT. Hero Supermarket
dengan menggunakan analisis Chi – Square dan analisis CHAID. Faktor – faktor
tersebut nantinya dapat menjadi bahan pertimbangan bagi semua responden, agar
dapat memenuhi kebutuhannya dan bagi pengembangan gizi masyarakat di
Indonesia.
Skripsi ini merupakan bagian dari proses belajar memahami permasalahan
yang dihadapi dunia agribisnis, khususnya pada ikan segar. Manfaat yang paling
besar dari skripsi ini dapat dirasakan oleh penulis sebagai mahasiswa yang sedang
menyelesaikan tugas akhir pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis.
Namun demikian, dengan segala keterbatasan yang ada, skripsi ini juga
diharapkan bermanfaat bagi pembaca.
Skripsi ini merupakan hasil maksimal yang dapat dikerjakan oleh penulis,
penulis menyadari bahwa penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan
sehingga diperlukan saran – saran untuk perbaikan agar menjadi lebih baik.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada dosen
pembimbing atas saran – saran dan masukannya, juga kepada semua pihak yang
telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini.
Bogor, 26 juni 2006
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulilah, akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan sesuai
waktu yang direncanakan. Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada bagian ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada :
1. Kedua orang tua tercinta atas perhatian yang tulus dan kasih sayang yang telah
dicurahkan serta dorongan doa, moril dan materil dalam penyelesaian
penulisan skripsi ini.
2. M. Firdaus, SP, MSi, sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan arahan mulai dari penyusunan proposal hingga selesainya
skripsi ini.
3. Ir. Yayah Wagiono, MSi, sebagai evaluator pada kolokium penulis.
4. Ir. Yayah Wagiono, MSi, sebagai dosen penguji sidang dan Rahmat Yanuar,
SP, MSi, sebagai penguji akademik pada sidang penulis.
5. Abdul Hamid, SP, yang selama ini memberikan perhatian, motivasi, serta
dorongan dari segi finansial selama penulis kuliah di IPB.
6. Abang serta kakak, Ir. M. Jamil, Syarwani, SPd, Marlinda Wati, SPd, yang
telah mencurahkan segalanya selama penulis kuliah di IPB.
7. Adek – adek semua, Khudhari yang selalu memberikan motivasi, serta
perhatian sama penulis.
8. Rasyidin sahabat sejati yang telah membimbing penulis dalam mendalami
agama secara akal sehat, serta memberikan pemahaman agama.
9. Adek dan suaminya, Khairani, Amd, dan Azahri yang telah membantu penulis
dari segi finansial dan dorongan, sehingga penulis dapat selesai dengan baik.
10. Abang ifar, Muhammad Hadi, SE, yang telah memberikan dorongan dari segi
fianasial serta motivasinya penulis dapat selesai dengan baik.
11. Erly Nurleli, SP, Rahmad Kurniawan, SHut, selama penyusunan skripsi yang
telah memberikan masukkan dan kritikan sehingga skripsi penulis dapat
selesai dengan baik.
12. Mulyono, SHut, yang telah memberikan peminjaman laptobnya untuk
persentase sidang penulis.
13. Iyan Rental yang telah memberikan semangat, serta pelajaran baru dalam
pengoperasia n komputer.
14. Sahabat tercinta , Awan dan Zaky, Yang telah memberikan motivasi,
dorongan, serta semangat, dan canda tawa yang membuat penulis tidak jenuh.
15. Teman – teman kos Abah semuanya, Awan (merapat), Iyan Jonggol, A’An
(Anta), Ewin (Pk), Hamit (Pacik), Sa ipul, yang selama ini penuh dengan tawa,
lucu, serta canda , sehingga penulis tidak jenuh.
16. Vika, wahyu, yang telah memberikan solusi, serta semangat sehingga penulis
dapat selesai dengan baik.
17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu sehingga penulis
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Bogor, 26 Juni 2006
Penulis
Pa da hari ini kami tutup mulut mereka; dan tangan mereka berkata
kepada kami, dan kaki mereka memberikan kesaksian terhadap apa yang
dahulu mereka usahakan.
Dan Maha suci (ALLAH) Yang di tanganNya
kekuasaan atas segala sesuatu; dan hanya kepadaNya kamu dikembalikan.
(Surat Yasin, Ayat 65) Dan (Surat Yasin, Ayat 83)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI...........................................................................................................
i
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..........................................................................................
1
1.2. Perumusan Masalah...................................................................................
5
1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................................
6
II. KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ....................................................................
7
2.1.1 Perilaku Konsumen ......................................................................
7
2.1.2 Persepsi Konsumen ...................................................................... 11
2.1.3 Atribut Produk ............................................................................. 12
2.1.4 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Proses Keputusan
Konsumen .................................................................................... 13
2.1.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu ..................................................... 15
2.2 Kerangka Pemikiran Operasional .............................................................. 17
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 19
3.2 Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 19
3.3 Teknik Pengambilan Sampel .................................................................... 19
3.4 Metode Analisis Data ............................................................................... 20
3.4.1. Analisis Deskriptif ........................................................................ 20
3.4.2. Analisis CHAID ............................................................................ 20
3.4.3. Analisis Chi - Square Test Independensi ...................................... 24
IV. GAMBARAN UMUM PT. HERO SUPERMARKET Tbk
4.1. Perke mbangan PT. Hero Supermarket ..................................................... 25
4.2. Visi dan Misi PT. Hero Supermarket ...................................................... 27
V. ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN
5.1. Karakteristik Umum Responden................................................................ 28
5.1.1. Jenis Kelamin ................................................................................. 28
5.1.2. Status Pernikahan........................................................................... 29
5.1.3. Pendidikan ..................................................................................... 30
5.1.4. Jenis Pekerjaan............................................................................... 31
5.1.5. Tingkat Pendapatan ........................................................................ 33
5.1.6. Usia .. .............................................................................................. 34
5.2. Proses Keputusan Pembelian ikan Segar ................................................... 35
5.2.1. Pengenalan Kebutuhan................................................................... 35
5.2.1.1. Alasan............................................................................... 36
5.2.1.2. Manfaat ............................................................................. 38
5.2.1.3. Hal yang Dirasakan Responden Apabila
Tidak Mengkonsumsi Ikan Segar ..................................... 39
5.2.2. Pencarian Informasi........................................................................ 40
5.2.3. Evaluasi Alternatif ......................................................................... 42
5.2.3.1. Atribut ikan Segar ............................................................. 43
5.2.3.2. Jenis Produk Lain yang Sering Dikonsumsi Responden.. 45
5.2.3.3. Preferensi Konsumen....................................................... 46
5.2.4. Keputusan Pembelian ..................................................................... 48
5.2.4.1. Cara Memutuskan Pembelian .......................................... 48
5.2.4.2. Tingkat Keseringan Responden dalam Mengkonsumsi
Ikan Segar ......................................................................... 49
5.2.4.3. Tempat Pembelian Ikan Segar .......................................... 50
5.2.4.4. Jenis Produk Perikanan Segar yang Sering Dikonsumsi.. 51
5.2.4.5 Alasan Tempat Pembelian Ikan Segar
di Hero Supermarket 2006................................................ 52
5.2. 5. Evaluasi Pasca Pembelian ............................................................. 54
5.2.5.1. Tingkat Kepuasan Responden terhadap Pembelian
Ikan Segar di PT. Hero Supermarket................................ 54
5.2.5.2. Pengaruh Kenaikan Harga Ikan Segar
PT. Hero Supermarket ..................................................... 55
VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU
KONSUMEN DI HERO SUPERMARKET
6.1. Analisis Chi – Square ............................................................................... 57
6.2. Analisis CHAID......................................................................................... 59
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ................................................................................................ 67
5.2. Saran........................................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
Teks
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Hero Supermarket
Tahun 2006...................................................................................................
Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan di Hero Supermarket
Tahun 2006.............................................................................
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
.
di Hero Supermarket Tahun 2006...............................................................
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Hero Supermarket
Tahun 2006................................................................................................
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan di Hero
Supermarket Tahun 2006............................................................................
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di Hero Supermarket Tahun
2006....................…....................................................................................
Alasan Responden dalam Mengkonsumsi Ikan Segar di Hero Supermarket
Tahun 2006.........................................................................
Manfaat yang Dicari Responden dalam Mengkonsumsi Ikan Segar di Hero
Supermarket Tahun 2006........................ ..............................
Hal yang Dirasakan Responden Bila Tidak Mengkonsumsi Ikan Segar di Hero
Supermarket Tahun 2006 ....................................................
Sumber Informasi Ikan Segar di Hero Supermarket Tahun
2006.............................................................................................................
Atribut Ikan Segar di Hero Supermarket Tahun 2006...........
Jenis Produk Lain yang Sering Dikonsumsi Responden di Hero Supermarket
Tahun 2006.....................................................................................................
Keputusan Responden dalam Mengkonsumsi Jenis Produk Lain Di Hero
Supermarket Tahun 2006...............................................................................
Jenis Ika n Segar yang Paling Diinginkan di Hero Supermarket
Tahun 2006.................................................................................................
Jenis Ikan yang Paling disukai di Hero Supermarket Tahun 2006...............
Cara Memutuskan Pembelian Ikan Segar di Hero Supermarket
Tahun 2006....................................................................................................
Tingkat Keseringan Responden dalam Mengkonsumsi Ikan Segar
di Hero Supermarket Tahun 2006...............................................................
Tempat Pembelian Ikan Segar di Hero Supermarket
Tahun 2006....................................................................................................
Jenis Ikan Segar yang Sering Dikonsumsi di Hero Supermarket
Tahun 2006..................................................................................................
Ala san Membeli Ikan Segar di Hero Supermarket Tahun 2006
Tingkat Kepuasan Responden Terhadap Pembelian Ikan Segar
Tahun 2006...................................................................................................
Pengaruh Kenaikan Harga Ikan Segar di Hero Supermarket
Tahun 2006..................................................................................................
Hal
28
28
29
30
33
34
36
38
39
41
43
45
46
47
48
48
50
51
52
53
55
56
DAFTAR GAMBAR
No. Teks
Hal
1.
Model Perilaku Konsumen ...................................................................
10
2.
Bagan Kerangka Pemikiran Operasional .............................................
18
3.
Analisis CHAID....................................................................................
60
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sektor perikanan memegang peranan penting dalam perekonomian nasional
terutama
dalam
penyediaan
lapangan
kerja,
sumber
pendapatan
bagi
nelayan/petani ikan, sumber protein hewani yang bernilai gizi tinggi, serta sumber
devisa yang sangat potensial. Ikan sendiri sebagai salah satu hasil laut merupakan
sumber protein hewani yang cukup tinggi yang berguna dalam peningkatan gizi.
Usaha perikanan dapat berkembang melalui kegiatan perikanan mulai dari
penangkapan sampai dengan je nis usaha budidaya yang dilakukan untuk
mencukupi kebutuhan akan ikan. Sedangkan salah satu contoh produk perikanan
antara lain ikan segar.
Daya serap masyarakat terhadap bahan pangan dari laut sampai tahun 2002
mengalami peningkatan, seiring dengan makin meningkatnya pendapatan per
kapita (BPS 2002). Konsumsi rata – rata per tahun masyarakat terhadap jenis ikan
(darat dan laut) dan udang segar meningkat dari 42,53 kg per tahun, pada tahun
2003 menjadi 46,91 kg per tahun pada 2004, atau meningkat sebesar 10,29 persen.
Sedangkan
tingkat
pendapatan
nasional
penduduk
per
kapita
secara
berturut - turut dalam US$ pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2004 adalah
714,747, dan 879 (BPS 2002) atau meningkat sebesar 11,7 persen per tahun.
Menurut Statistik FAO tahun 2000, produksi budidaya Indonesia menempati
urutan ke-5 setelah Cina, India, jepang dan Philipina dengan volume Poduksi
2 persen dari produksi budidaya Cina dengan produksi mencapai 32,44 juta ton
atau menguasai 70 persen produksi perikanan budidaya dunia. Hal ini
menunjukkan bahwa potensi budidaya perikanan Indonesia belum tergarap secara
optimal.
Selain dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan dalam negari, hasil perikanan
juga dipasarkan ke negara lain (ekspor) yang jumlahnya terus meningkat.
Peningkatan produksi perikanan yang telah dicapai selama ini telah
meningkatkan konsumsi ikan per kapita nasional dari 19,98 kg per kapita pada
tahun 1998 menjadi 21,78 kg per kapita pada tahun 2001. Pada tahun 2002 rata –
rata konsumsi ikan orang Indonesia sebesar 26,55 kg per kapita pertahun
( BPS 2002). Jika dibandingkan dengan beberapa negara lain yang termasuk ke
dalam negara penghasil ikan dunia, maka Indonesia adalah negara dengan
konsumsi ikan per kapita paling rendah, bahkan lebih rendah dibandingkan
dengan Philipina. Pada tahun 1990 saja, konsumsi per kapita Philipina sudah
mencapai 24 kg per kapita per tahun. Sementara, konsumsi ikan per kapita Jepang
pada tahun 1990 sudah mencapai 110 kg per kapita per tahun ( Irza Effendi dan
Wawan Oktariza, 2006 )
Hal ini disebabakan, kemampuan daya beli masyarakat
terhadap produk perikanan tergantung pada tingkat pendapatannya.
Semakin
tinggi pendapatan semakin besar peluang untuk mengkonsumsi produk pangan
berprotein tinggi seperti ikan dan produk hasil laut lainnya.
Ikan mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan sumber protein hewani
lainnya, karena mengandunag asam lemak tak jenuh, Omega-3 yang cukup tinggi
dan sangat berguna untuk mencegah timbulnya penyakit Artherosklerosis dengan
kemampuan menurunkan kadar kolesterol dalam darah, sehingga mengurangi
resiko timbulnya penyakit jantung.
Ikan juga mengandung Vitamin A dan
Vitamin B serta berbagai yang mineral diperlukan bagi tubuh manusia . Konsumsi
ikan
penduduk
Indonesia
masih
dibawah
standar
kebutuhan
protein.
Rendahnya tingkat konsumsi ikan per kapita di Indonesia dewasa ini,
disebabkan oleh banyak barang substitusi yang harganya relatif lebih murah,
seperti sayur, tempe, tahu, dan lain -lain. Produk perikanan khususnya perikanan
segar harus memenuhi tuntutan yang diinginkan konsumen bila ingin dikonsumsi
secara luas.
Produk perikanan mempunyai ciri – ciri antara lain produksinya musiman,
jumlah atau kualitas hasil perikanan dapat berubah – ubah dari tahun ke tahun.
Ikan adalah binatang air dan biota perairan yang berasal dari kegiatan
penangkapan ikan di laut maupun perairan umum (waduk, sungai, dan rawa) dan
hasil kegiatan budidaya (tambak, kolam, keramba, dan sawah) yang dapat diolah
menjadi bahan makanan yang lazim dikonsumsi masyarakat.
Ikan merupakan produk favorit banyak orang, mulai dari anak-anak sampai
dengan orang dewasa, selain itu ikan diidentifikasikan sebagai bahan pangan yang
memiliki keunggulan tertentu dalam hal kandungan gizi, yaitu sebagai sumber
protein hewani yang berguna bagi tubuh
Produk perikanan khususnya ikan segar, harus mampu memenuhi tuntutan
yang diinginkan konsumen. Saluran pemasaran tersedia adalah pasar tardional
dan pasar swalayan. Namun pada kenyataannya, konsumen ikan segar kurang
suka berbelanja pada pasar tradisional karena sistem pemasaran di pasar
tradisional kurang memuaskan kebutuhan konsumen dari kalangan menengah
tertentu, karena pada sistem tersebut terlihat usaha untuk meningkatkan mutu dan
kesegaran ikan masih lemah ( Saleh, 1998)
Alternatif lembaga pemasaran yang ditawarkan oleh pemasar ini adalah
pasar swalayan.
Adanya saluran pemasaran ini sebenarnya merupakan
kesempatan bagi produk perikanan khususnya ikan segar untuk diperkenalkan
kepada konsumen. Perkembangan pasar swalayan saat ini sangat pesat, bahkan
kota - kota kecil pun sudah tersedia pasar swalayan.
Pasar swalayan lebih
diminati oleh kalangan menengah ke atas, karena produk yang ditawarkan
bermutu tinggi, kenyamanan tempat berbelanja, dan dapat dijadikan tempat
berekreasi, karena penataan ruang dan barang yang menarik, praktis, semua
kebutuhan rumah tangga tersedia, kepastian harga produk, dan konsumen dapat
memilih serta membandingkan barang - barang yang tersedia dengan bebas
sebelum membeli. PT. Hero Supermarket merupakan salah satu swalayan yang
sudah banyak menawarkan produk komoditi ikan segar yang siap dipasarkan.
Ikan diambil langsung dari gudang sentral melalui suplier, dan didistribusikan
langsung ke Hero Supermarket.
Mengapa penelitian dilakukan PT. Hero supermarket, karena merupakan
salah satu indusri ritel pasar swalayan terbesar di Indonesia, secara umum
bergerak dibidang jasa pasar swalayan yang merupakan konsep one shopping,
dimana konsumen dapat menemukan kebutuhan disatu tempat. Oleh karena itu,
PT. Hero Supermarket menyediakan kebutuhan sehari – hari seperti makanan dan
minuman, alat – alat dapur dan rumah tangga, alat – alat listrik, alat – alat
pertukangan, seta serba lengkap dengan kebutuhan rumah tangga dan sebagainya.
PT. Hero Supermarket menjual ikan segar sejak buka di Bogor pada tahun 1991
menjadi PT. Hero Tbk.
1.2. Perumusan Masalah
PT.
Hero Supermarket Pajajaran Bogor saat ini telah memasarkan
berbagai jenis ikan segar diantaranya ikan salmon steak, bawal hitam, bawal putih
marlin fresh, marlin steak, samge, kue, selar, kakap merah bulat, kembung banjar,
kembung como, kerapu, tenggiri, ekor kuning, gindara, baronang, mas hidup,
patin, mujair, gurame, bandeng super.
Bagi PT. Hero Supermarket sebagai
pengecer, permasala hannya adalah bagaimana atribut yang dinilai konsumen
dapat dipenuhi oleh produk yang ditawarkan.
PT. Hero Supermarket dalam
menjualkan ikan segar kepada konsumen mengalami peningkatan, dikarenakan
konsumen sebagai pelengkap menu rumah tangga, serta kebutuhan akan protein
untuk memenuhi gizi keluarga.
PT. Hero Supermarket ingin menjadikan tempat
belanja yang serba lengkap, dengan kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh
pelanggan atau konsumen tersedia satu produk yang ditawarkan adalah ikan segar.
Ikan disamping memiliki keunggulan dalam hal kandungan nilai gizinya
baik protein dan vitamin, akan tetapi produk ini juga memiliki kelemahan yaitu
karena sifat produknya yang perisable (mudah rusak) dan busuk, terutama pada
kondisi iklim tropis dengan suhu dan kelembaban yang tinggi (Putro, 1993).
Penanganannya produk tersebut harus cepat dan tepat agar ikan dapat sampai ke
tangan konsumen dalam kondisi yang baik.
Sikap konsumen merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi minat
konsumen untuk mengkonsumsi ikan. Seseorang yang mempunyai sikap positif
terhadap suatu ikan akan membeli atau menggunakan ikan tersebut dan sebaliknya
seseorang yang bersikap negatif akan menolaknya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari manajemen Hero Supermarket,
terdapat kom plain dari konsumen mengenai ikan segar yaitu konsumen merasa
bahwa ikan yang dibeli kualitasnya kadangkala mengalami penurunan (terjadi
pembusukan). Sehingga pihak manajemen Hero Supermarket diharapkan cepat
tanggap mengatasi masalah tersebut
Untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
terhadap ikan segar yang dianggap ideal, maka faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian dan karakteristik konsumen perlu dianalisis oleh pemasar.
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan be berapa permasalahan yaitu:
1. Bagaimana gambaran umum perilaku konsumsi ikan segar pada konsumen di
PT. Hero Supermarket?
2. Faktor - faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap atribut ikan
segar konsumen di PT. Hero Supermarket?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan maka tujuan penelitian ini
adalah :
1. Mengidentifikasikan perilaku konsumen terhadap atribut ikan segar pada
konsumen di PT. Hero Supermarket.
2. Menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
atrbut ikan segar pada konsumen di PT. Hero Supermarket .
II. KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Perilaku Konsumen
2.1.1. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen didefinisikan oleh Engel, dan Miniard (1994) sebagai
tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan
menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan
menyusuli tindakan ini. Menurut Engel, dan Miniard (1994), terdapat lima
tahapan proses keputusan pembelian yang dilakukan konsumen, yaitu pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan hasil.
Proses pembelian suatu produk oleh konsumen dimulai ketika suatu
kebutuhan mulai dirasakan dan dikenali. Timbulnya kebutuhan tersebut dapat
dipicu oleh rangsangan internal yaitu kebutuhan dasar seseorang seperti rasa lapar,
haus dan lain-lain, atau berasal dan rangsangan eksternal seperti pengaruh atau
promosi dan berbagai sumber. Rangsangan eksternal adalah kebutuhan yang
ditimbulkan oleh dorongan eksternal.
Setelah konsumen merasakan adanya kebutuhan terhadap suatu produk,
maka kemungkinan ia akan berusaha untuk mencari lebih banyak informasi.
Menurut Kotler (1995), sumber-sumber informasi konsumen dapat diperoleh dan
empat kelompok yaitu sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga) sumber
komersial (tenaga penjual, pedagang perantara), sumber umum (media massa,
organisasi) dan sumber pengalaman (penanganan, pemeriksaan, penggunaan
produk).
Konsumen akan memusatkan perhatiannya terhadap ciri/atribut produk.
Faktor lain yang mempengaruhi tahap pencarian adalah situasi, ciri-ciri produk,
lingkungan eceran dan konsumen itu sendiri (Engel et al., 1995). Tekanan waktu
merupakan salah satu sumber pengaruh situasi. Situasi pembelian yang mendesak
menuntut sedikit waktu untuk melakukan pencarian ekstensif dan teliti. Pencarian
ekstensif juga akan dilakukan bila konsumen merasakan adanya perbedaan ciri
ciri produk diantara merek-merek yang ada. Lingkungan eceran akan
mempengaruhi konsumen karena jarak antara pesaing eceran dapat menentukan
banyaknya toko yang menjadi tempat belanja konsumen selama pengambilan
keputusan.
Karateristik
konsumen
meliputi
pengetahuan,
keterlibatan,
kepercayaan, sikap serta karakteristik demografi akan ikut mempengaruhi tahap
pencarian informasi.
Tahap selanjutnya, konsumen melakukan evaluasi altematif pilihan.
Evaluasi alternatif adalah proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan
dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Konsumen harus menentukan
kriteria evaluasi yang akan digunakan untuk menilai kinerja dan alternatif,
memutuskan alternatif pilihan, menilai kinerja alternatif yang dipertimba ngkan,
dan menerapkan kaidah keputusan untuk membuat pilihan akhir. Penentuan
evaluasi tertentu yang digunakan oleh konsumen bergantung pada beberapa
faktor, diantaranya adalah pengaruh situasi, kesamaan alternatif pilihan, motivasi,
keterlibatan dan pengetahuan. Kriteria tersebut bervariasi sesuai dengan
kepentingan relatif konsumen (Engel, dan Miniard, 1995).
Konsumen
memutuskan
alternatif
lain
yang
akan
dipilih
dengan
pertimbangan yang dibuat. Pertimbangan tergantung pada alternatif dikenali di
tempat penjualan sehingga alternatif tersebut akan dipertimbangkan. Konsumen
yang tidak mempunyai pengetahuan tentang alternatif pilihan harus berpaling
pada lingkungan untuk mendapatkan bantuan dalam membentuk perangkat
pertimbangan. Pengetahuan yang dimiliki dapa t dikendalikan untuk menilai
seberapa baik alternatif-alte rnatif yang dipertimbangkan, jika tidak maka
pencarian eksternal diperlukan untuk membentuk penilaian. Strategi yang
digunakan untuk membentuk pilihan akhir disebut sebagai kaidah keputusan.
Kaidah ini disimpan dalam ingatan dan diperoleh kembali jika dibutuhkan.
Kaidah keputusan sangat bervariasi dalam hal kompleksitas. Kaidah dapat sangat
sederhana misalnya beli apa yang saya beli terakhir atau sangat kompleks, dimana
dapat menyerupai model sikap banyak atribut.
Pembelian sebagai tahap besar terakhir da ri proses keputusan pembelian.
Konsumen harus mengambil tiga keputusan yaitu kapan membeli, dimana
membeli dan bagaimana membayar. Pembelian merupakan fungsi dari dua
determinan, yaitu niat dan penga ruh lingkungan atau perbedaan individu. Situasi
merupakan variabel yang paling menonjol pada fungsi kedua. Niat pembelian
konsumen dapat digolongkan menjadi dua kategori, yaitu; (1) produk dan merek,
dan (2) kelas produk. Kategori pertama umumnya disebut sebagai pembelian yang
terencana penuh dimana pembelian yang terjadi merupakan hasil dan keterlibatan
tinggi dan pemecahan masa yang diperluas. Kategori kedua disebut sebagai
pembelian yang terencana jika pilihan merek dibuat di tempat pembelian. Selain
niat pembelian, pengaruh lingkungan dan atau perbedaan individu juga
mempengaruhi keputusan pembelian.
PENGARUH
LINGKUNGAN
Budaya
Kelas sosial
Pengaruh pribadi
Keluarga
Situasi
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Pengenalan kebutuhan
Pencarian informasi
Evaluasi alternatif
Pembelian dan Hasilnya
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Sumberdaya konsumen
Motivasi dan keterlibatan
Pengetahuan
Sikap
Kepribadian, gaya hidup
Demografi
PROSES
PSIKOLOGIS
Pengolahan
Informasi
Pembelajaran
Perubahan sikap/perilaku
BAURAN
PEMASARAN
Produk
Harga
Tempat
Promosi
Gambar I. Model perilaku konsumen
( Sumber : Engel et al., 1994)
Setelah pembelian terjadi, konsumen akan menge valuasi hasil pembelian
yang dilakukannya. Hasil evalu asi pasca pembelian dapat berupa kepuasan atau
ketidakpuasan, Jika konsumen merasa puas, maka keyakinan dan sikap yang
terbentuk akan berpengaruh positif terhadap pembelian selanjutnya. Keputusan
berfungsi mengukuhkan loyalitas pembeli, sementara ketidakpuasan dapat
menyebabkan keluhan komunikasi lisan yang negatif dan upaya untuk menuntut
ganti rugi melalui sarana hukum pada akhirnya konsumen akan mempunyai
keinginan untuk mencoba mengkonsumsi produk baru serta memuaskan
kebutuhan dan keinginannya.
2.1.2. Persepsi Konsumen
Persepsi seorang konsumen adalah bagaimana seorang konsumen melihat
realitas di luar dirinya atau dunia sekelilingnya (Sumarwan, 2003). Persepsi ini
bersama keterlibatan konsumen dan memori akan mempengaruhi pengolahan
informasi. Pengolahan informasi pada diri konsumen terjadi ketika salah satu
panca indera konsumen menerima input dalam bentuk stimulus baik produk, nama
merek, kemasan iklan atau nama produsen. Pengolahan informasi menurut
pendapat William McGuire dalam Engel dan Miniard (1995) terdiri da ri lima
tahap,
yaitu
pemaparan
(exposure),
perhatian
(attention),
pemahaman
(comprehension ), penerimaan (acceptance), dan retensi (retention).
Pemaparan stimulus menyebabkan konsumen menyadari stimulus tersebut
melalui
panca
inderanya. Perhatian
adalah
kapasitas
pengolahan
yang
dialokasikan konsumen terhadap stimulus yang masuk. Pemahaman merupakan
interpretasi terhadap makna stimulus, sedangkan penerimaan adalah dampak
persuasif stimulus kepada konsumen. Pada tahap akhir retensi terjadi pengalihan
makna stimulus dan persuasif ke ingatan jangka panjang (long-term memory).
tahap pemaparan, perhatian dan pemahaman disebut sebagai persepsi.
Konsumen seringkali memutuskan pembelian suatu produk berdasarkan
persepsinya terhadap produk tersebut. Memahami persepsi konsumen adalah
penting bagi para pemasar dan produsen. Dua orang konsumen yang menerima
dan memperhatikan suatu stimulus yang sama, mungkin akan mengartikan
stimulus tersebut berbeda . Bagaimana seseorang memahami stimulus akan sangat
dipengaruhi oleh nilai-nilai, harapan dan kebutuhannya, yang sifatnya sangat
individual.
2.1.3. Atribut Produk
Suatu produk pada dasarnya adalah kumpulan atribut-atribut dan setiap
produk (barang atau jasa) dapat dideskripsikan dengan menyebut atributatributnya. Keunikan suatu produk dapat dengan mudah menarik perhatian
konsumen.
Konsumen
akan
melihat
suatu
produk
berdasarkan
kepada
karakteristik atau ciri atau atribut dari produk tersebut (Sumarwan, 2003). Atribut
suatu produk dibedakan ke dalam atribut fisik dan atribut abstrak. Atribut fisik
mengambarkan ciri-ciri fisik dari suatu produk, sedangkan atribut abstrak
menggambarkan karakteristik subjektif’ dari suatu produk berdasarkan persepsi
konsumen. C iri - ciri produk atribut ikan segar menurut Ilyas (1993) antara lain:
1. Mata
: cemerlang, kornea bening, pipih hitam, dan mata cembung
2. Insang
: warna merah sampai tua cemerlang
3. Kulit
: cemerlang, belum pudar, warna asli kontras
4. Sisik
: melekat kuat, mengkilap dengan warna khusus tertutup lender
jernih
5. Bau
: segar dan menyenangkan seperti air laut, tidak ada bau pesing
6. Kondisi
: bebas dari parasit apapun tanpa luka atau kerusakan pada badan
ikan
Konsumen memiliki kemampuan yang berbeda dalam menyebutkan
karakteristik atau atribut dari produk tersebut. Hal ini disebabkan konsumen
memiliki pengetahuan yang berbeda mengenai produk tersebut. Para pemasar
perlu memahami apa yang diketahui oleh konsumen, atribut apa saja yang dikenal
dari suatu produk, dan atribut mana yang dianggap paling penting oleh konsumen.
Pengetahuan mengenai atribut tersebut akan mempengaruhi pengambilan
keputusan konsumen.
2.1.4. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Proses Keputusan Konsumen
Proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen dipengaruhi
oleh banyak faktor. Akibatnya keputusan konsumen yang dimiliki oleh satu
konsumen berbeda dengan konsumen yang lainnya dan juga bervariasi. Engel dan
Miniard (1994) menggolongkan determinan yang mendasari varia si dalam tiga
kategori, yaitu pengaruh lingkungan, perbedaan individu dan proses psikologis.
1. Pengaruh Lingkungan
Budaya. Kebudayaan adalah faktor penentu dan perilaku seseorang yang
paling fundamental (Kotler, 1995). Budaya mempengaruhi struktur konsumsi
dalam tiga faktor yaitu: (1) budaya mempengaruhi struktur konsumsi, (2)
budaya mempengaruhi bagaimana individu mengambil keputusan, dan (3)
budaya adalah variabel dalam penciptaan dan komunikasi makna dan sebuah
produk.
Kelas sosial. Kelas sosial adalah pembagian individu di dalam masyarakat
yang terdiri dan individu - individu yang berbagai nilai, minat dan perilaku
sama (Engel et al., 1994). Kelas sosial tidak hanya ditentukan oleh pendapat
tetapi juga ditentukan oleh pekerjaan, prestasi, pribadi, interaksi, pemilikan,
orientasi, nilai dan sebagainya.
Pengaruh pribadi. Pengaruh pribadi memiliki peranan penting dalam
pengambilan keputusan konsumen khususnya jika ada keterlibatan yang tinggi
dan resiko yang dirasakan dan suatu produk atau produk pilihan.
Keluarga. Keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling
berpengaruh terhadap sikap dan perilaku individu. Setiap anggota keluarga
memegang peranan penting mencakup penjaga pintu, pemberi pengaruh,
pengambil keputusan, pembeli dan pemakai.
Situasi. Pengaruh situasi ini dapat timbul dan lingkungan fisik (lokasi, tata
ruang, suara, warna), lingkungan sosial (orang lain), waktu atau momen, tugas
(tujuan dan sasaran pembelian) serta keadaan dan (suasana hati dan kondisi
sementara konsumen).
2. Perbedaan Individu
Sumberdaya konsumen. Sumberdaya yang dimiliki konsumen atau apa yang
akan tersedia dimasa datang berperan penting dalam keputusan pembelian.
Konsumen membawa tiga sumberdaya ke dalam setiap pengambilan
keputusan,
yaitu
sumberdaya
ekonomi
(pendapatan
dan
kekayaan),
sumberdaya temporal (waktu) dan sumberdaya kognitif (kapasitas mental yang
tersedia untuk menjalankan berbagai kegiatan pengolahan informasi).
Motivasi dan keterlibatan. Kebutuhan adalah vaniabel utama dalam motivasi.
Bila kebutuhan diaktifkan dalam menimbulkan adanya motivasi yaitu dorongan
dalam diri seseorang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya yang
diarahkan pada tujuan memperoleh kepuasan. Keterlibatan mengacu pada
tingkat relevansi yang disadari dalam tindakan pembelian dan konsumsi.
Pengetahuan. Manfaat pengetahuan konsumen dibagi menjadi tiga kategori,
yaitu pengetahuan produk (mencakup kesadaran produk, atribut produk,
kepercayaan merek), pengetahuan pembelian (dimana membeli dan kapan
membeli) dan pengetahuan pemakaian (da n pengetahuan konsumen dan ikan).
Sikap. Sikap merupakan keseluruhan evaluasi yang dilakukan konsumen.
Sikap ini dilakukan konsumen berdasarkan pandangannya terhadap produk dan
proses belajar, baik dan pengalaman atau bukan.
Kepribadian dan Gaya Hidup. Kepribadian biasanya dijelaskan dengan ciri
ciri bawaan seperti kepercayaan diri, dominasi, perbedaan, kondisi sosial dan
kemampuan beradaptasi. Gaya hidup adalah pola dimana orang hidup dan
menghabiskan waktu serta uang yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan
opini seseorang).
Demografi. Faktor demografi seperti usia pembeli, ukuran keluarga, tingkat
pendidikan juga akan mempengaruhi perilaku seseorang.
3. Proses Psikologis
Proses psikologis merupakan proses sentral yang membentuk semua aspek
motivasi dan perilaku konsumen. Kotler (1997) menyebutkan bahwa
pembelian yang dilakukan dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama,
yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dan penelitian. Proses
psikologis meliputi pemrosesan informasi, pembelajaran dan perubahan sikap.
2.1.5. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Analisis
perilaku
konsumen
dapat
membantu
produsen
dalam
mengembangkan strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan target pasar. Dalam
penelitian mengenai perilaku konsumen ini, teori yang dipa kai adalah teori
perilaku konsumen menurut Engel dan Miniard (1995). Bahwa keputusan
konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi suatu produk dipengaruhi oleh (1)
perbedaan individu (pendapatan, umur dan pendidikan), (2) pengaruh lingkungan
(jumlah anggota rumah tangga), (3) proses psikologis (termasuk di dalamnya
adalah penentuan atribut produk).
Menurut Rina (1998), atribut yang paling penting terhadap produk ikan
kaleng oleh responden adalah merek, rasa, bentuk, kemasan, ukuran dan harga.
Sedangkan menurut Risnawanti (2004), berdasarkan tingkat kepentingan atribut
maka yang paling penting dan menjadi pertimbangan utama dalam membeli ikan
segar di pasar swalayan Super Indo Bekasi adalah atribut rasa.
Sementara itu menurut Pertamawati (2003), berdasarkan penelitia nnya
tentang perilaku konsumsi ikan segar pada siswa SD di Kecamatan Bogor Tengah
mengungkapkan bahwa jenis ikan yang biasa dikonsumsi adalah ikan mas, ikan
mujair untuk ikan air tawar, sedangkan untuk ikan air laut adalah udang dan ikan
tongkol. Hal ini dikarenakan adanya faktor rasa yang enak, bergizi, cara masak
yang sesuai dan dagingnya banyak, dengan cara penyajian yang paling disukai
adalah dengan digoreng dan dibakar. Atribut ikan segar yang mempengaruhi
konsumsi responden dari kalangan pendidikan SD sampai SMUN adalah
omega-3, protein, kecerdasan otak, kesukaan, dan motivasi.
Sedangkan pada penelitian ini yang ingin dikaji adalah tentang perilaku
pembelian ikan segar yang dilakukan oleh konsumen di pasar swalayan Hero
Pajajaran Bogor. Dengan menganalisis proses keputusan pembelian, karakteristik
konsumennya, serta mengidentifikasi atribut apa saja yang paling dianggap
penting oleh konsumen.
2.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Perikanan sebagai bagian dari sistem pertanian Indonesia dalam wakt u yang
relatif singkat telah mampu memperlihatkan indentitasnya dengan memberikan
sumbangan
yang
substansial
dalam
pembangunan Indonesia.
Perikanan
mempunyai peranan dan posisi yang vital dalam pemenuhan kebutuhan gizi
masyarakat, protein, penyediaan ekspor perikanan, dan penyediaan kesempatan
kerja serta pengembangan wilayah pesisir.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Hero Supermarket bahwa
Permasalahan yang dihadapi adalah salah satunya komplain konsumen terhadap
ikan segar, dalam hal ini konsumen setelah melakukan pembelian ikan segar itu,
terjadinya pembusukkan sesampai dirumah konsumen.
Penelitian ini lebih ditekankan pada perilaku konsumen terhadap atribut ikan
segar di Hero Supermarket. Atribut yang diteliti meliputi: harga, cara mengolah,
rasa, ketersediaan, aroma, dan tekstur.
Adanya informasi yang beredar di
masyarakat tentang bahaya mengkonsumsi lemak dalam jumlah tinggi terutama
pada daging maka kemungkinan besar konsumen daging akan beralih
mengkonsumsi produk perikanan khususnya ikan segar, karena ikan segar
mengandung asam lemak omega -3 yang dapat menurunkan kadar kolesterol buruk
dalam darah. PT. Hero Supermarket sebagai lembaga pemasaran yang umumnya
diminati konsumen dalam memenuhi kebutuhan khususnya ikan segar seyogyanya
cepat tanggap terhadap permasalahan tersebut tentunnyat.
Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen perlu
dilakukan untuk mengetahui strategi pemasaran yang diperlukan. Adapun metode
analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah Chi - Square dan CHAID,
selengkapnya tersaji pada gambar 2 bagan kerangka pemikiran operasional.
Hasil Wawancara di Hero
Supermarket, 2006 mengalami
permasalahan :
Komplain konsumen terhadap
pembelian ikan segar , bahwa ikan
segar yang dibeli sudah terjadi
pembusukkan
Atribut Ikan Segar:
1. Harga
2. Ketersediaan
3. Aroma
4. Rasa
5. Cara mengolah
6. Tekstur
Ikan Segar
Perilaku Konsumsi
1. Analisis CHAID ( Chi – Square
Automatic Interactive Detec tion
2. Chi – Square Test Independensi
Faktor – faktor yang
mempengaruhi perilaku
konsumen terhadap atribut
ikan segar di Hero
Supermarket
Rekomendasi bagi Hero
Supermarket
Keterangan :
= Ruang Lingkup Penelitian
Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional
III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Hero Supermarket, Pajajaran Bogor.
Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). PT. Hero
Supermarket tersebut adalah salah satu Supermarket di kota Bogor yang
menawarkan produk yang lengkap. Waktu pengumpulan data adalah mulai awal
Nopember 2005 sampai dengan akhir Januari 2006.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan
data sekünder. Data primer diperoleh dengan wawancara kepada konsumen secara
langsung dengan bantuan kuesioner. Data sekunder diperoleh melalui literatur
dokumen dan informasi dari berbagai instansi terkait seperti perpustakaan, Badan
Pusat Statistik, Departemen Perikanan dan Kelautan, serta lainnya yang
berhubungan langsung dengan penelitian ini.
3.3. Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan accidental sampling , yaitu responden dipilih secara kebetulan dari
konsumen yang membeli dan mengkonsumsi produk perikanan segar di swalayan
Hero Pajajaran Bogor.
Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini
berjumlah 180 orang. Pengambilan sampel sebesar 180 orang supaya data yang
diolah lebih akurat, serta sekum pulan data yang berukuran besar dan cukup efisien
dapat menduga peubah – peubah penjelas yang paling signifikan terhadap peubah
respon.
3.4. Metode Analisis Data
3.4.1. Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif digunakan untuk data yang bersifat kualitatif, dan
disajikan dalam bentuk tabulasi yang diargumentasikan. Data yang dianalisis
menggunakan metode ini berupa karakteristik responden dan proses keputusan
pembelian ikan, dimana karakteristik ini meliputi usia, jenis kelamin, jenis
pekerjaan, pendidikan, pendapatan dan status pernikahan.
Sedangkan proses
keputusan pembelian konsumen terhadap ikan meliputi pengenalan kebutuhan,
pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan evaluasi pasca
pembelian.
3.4.2. Analisis CHAID
Metode CHAID (Ch i- Square Automatic Detection) adalah salah satu tipe
dan metode AID (Automatic Interaction Detection ) yang digunakan untuk
menganalisis keterkaitan struktural antar peubah respon dan peubah penjelas
dalam segugus data. Metode CHAID hanya da pat menganalisis data jika peubah
respon dan peubah penjelasnya bertipe nominal atau ordinal.
Metode CHAID merupakan teknik eksplorasi nonparametrik untuk
menganalisis sekumpulan data yang berukuran besar dan cukup efisien untuk
menduga peubah-peubah penje las yang paling signifikan terhadap peubah respon.
Interaksi
antar
peubah
juga
dapat
dideteksi
melalui
peubah
ini
(Du toit, et all., 1986).
Metode CHAID digunakan dalam penelitian ini karena mendeteksi secara
jelas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Metode ini
tidak hanya menjelaskan adanya pengaruh yang signifikan atau tidak tetapi juga
menjelaskan secara detail mengenai posisi dan kategori - kategori pada peubah
respon dan peubah penjelas yang mempengar uhinya.
Cara kerja Metode CHAID adalah dengan memisahkan gugus data tersebut
ke dalam beberapa kelompok secara bertahap.
Tahapan ini diawali dengan
membagi data menjadi beberapa kelompok berdasarkan satu peubah penjelas yang
paling signifikan terhadap peubah respon. Kemudian masing-masing anak gugus
yang terbagi diperiksa kembali secara terpisah dan dibagi lagi berdasarkan peubah
lainnya dan seterusnya dengan kriteria statistik uji Chi kuadrat pada setiap
pemisahannya,
sampai
diperoleh
kelompok-kelompok
pe ngamatan
yang
mempunyai ciri respon dan peubah penjelas tertentu yang berkaitan. Untuk lebih
jelasnya tahapan-tahapan dalam metode CHAID dijelaskan pada algoritma
berikut:
1. Untuk masing-masing peubah penjelas, dibuat tabulasi silang antara kategori
kategori peubah penjelas dengan kategori-kategori peubah respon.
2. Dari setiap tabulasi yang diperoleh, susun sub tabel berukuran 2xd yang
mungkin, d adalah banyaknya peubah kategori peubah respon. Kemudian cari
nilai X2 hitung pada semua sub tabel tersebut. Dari seluruh X2 hitung yang
diperoleh, cari X 2 hitung terkecil. Jika X2 hitung terkecil < X2a (a ditetapkan,
db = d-1), maka kedua kategori peubah penjelas tersebut digabung menjadi
satu kategori.
3. Jika terdapat kategori gabungan yang terdiri dari tiga atau lebih kategori asal,
maka harus dibagi secara biner terhadap kategori gabungan tersebut dari
pembagian ini dicari X 2 hitung terbesar. Jika X2 hitung terbesar > X2a maka
pembagian biner berlaku kembali ke tahap dua.
4. Setelah diperoleh penggabungan optimal untuk setiap peubah penjelas, hitung
nilai masing-masing tabel yang terbentuk (tabel yang mengalami pengurangan
kategori yaitu c kategori peubah penjelas menjadi r kategori, nilai p-nya
dikalikan dengan pengganda Benferoni sesuai dengan tipe peubahnya). Cari
nilai -p yang terkecil. Jika nilai -p terkecil < X 2a yang ditetapkan, maka X
pada nilai -p tersebut adalah peubah penjelas yang pengaruhya saling
signifikan terhadap peubah respon.
5. Setelah pada tahap 4 diperoleh peubah penjelas yang pengaruhnya paling
signifikan, maka peubah tersebut muncul yang pertama pada dendogram
menurut kategori.
6. Lakukan kembali tahap 1 sampai tahap 5 terhadap peubah penjelas lainnya
setelah dipisah ke setiap kategori peubah yang telah muncul sebelumnya.
Penganda Benferoni untuk tabel yang mengalami pengurungan kategori
sesuai dengan tipe peubahnya (kas seperti dikutip oleh rohani, 2002) :
1. Peubah monotik
c − 1
Bmonotik = 

r − 1
2. Peubah nominal
r −1
B nominal = ∑ ( −1) i
i =10
3 Peubah float
( r − 1) c
i!( r − 1)!
r
c
 (0 ij − Eij ) 2 
B float = ∑∑ 

Eij
1
1


Dimana:
r
= total bans
c
= total kolom
i
= indeks bans
j
= indeks lolom
Oij = nilai sel bans ke -I kolom ke-j
Eij = nilai harapan s bans ke -i kolom ke-j
Keunggulan metode CHAID bila dibandingkan dengan Chi - Square lainnya
adalah hasil analisis menghasilkan suatu dendogram pemisahan. Berdasarkan
dendogram ini akan diperoleh informasi, yaitu:
1. Pengelompokan pengamatan
Pengamatan dikelompokkan ke dalam kelompok - kelompok yang relatif
homogen dalam kaitannya dengan nilai - nilai peubah penjelas dan peubah
respon.
2 Asosiasi antar peubah
Kecenderungan nilai peubah penjelas tertentu berpadanan dengan nilai peubah
penjelas lainnya.
3 Interaksi antar peubah penjelas
Interaksi silang dan peubah penjelas dalam pemisahan pengamatan menurut
peubah respon.
Selain itu, metode CHAID juga memiliki kelemahan apabila data yang
dianalisis berukuran kecil.
Hasil analisis dengan jumlah sampel terbatas
menghasilkan dendogram yang kurang berkembang sehingga menyebabkan
jumlah variabel atau faktor-faktor yang berpengaruh juga terbatas. Kelemahan
alat analisis CHAID, dapat diantisipasi dengan menganalisis data yang berukuran
kecil dengan Chi - Square yang memiliki prinsip dasar yang sama dan dalam hal
ini menggunakan analisis CM Test Independensi. Hasil analisis ini sama artinya
menunjukkan bahwa permasalahan yang dianalisis tidak hanya dipengaruhi
beberapa faktor saja. Tetapi dengan menggunakan sampel yang lebih besar pada
permasalahan yang sama akan menghasilkan jumlah faktor yang berpengaruh
menjadi lebih banyak apabila dianalisis dengan metode CHAID.
3.4.3. Analisis Chi - Square Test Independensi
Analisis Chi - Square Test Independensi termasuk statistik nonparametrik
karena data yang digunakan adalah data nominal (kategorik).
Selain itu, analisis
ini digunakan untuk menguji kebebasan antar dua peubah yang disusun dalan
tabel kontingensi (Walpole, 1990). Kesimpulan untuk menolak H0 dapat diambil
jika nilai statistik uji lebih besar dibandingkan dengan tabel (1-a
)% dengan
H0-nya adalah peubah saling bebas. Statistik ujinya adalah:
k
X2 =∑
i −1
( 01 − ei ) 2
ei
Dimana:
Oi frekuensi harapan bagi sel ke-i
ei
frekuensi teramati bagi sel ke-i
Analisis Chi - Square hanya membahas apakah ada hubungan antara dua
peuba h variabel tertentu ataukah tidak (untuk uji independensi), dan tidak
membahas mengenai pengelompokan pengamatan pada kelompok yang relatif
homogen, asosiasi antar peubah, serta interaksi antar peubah yang dilakukan
analisis CHAID.
IV. GAMBARAN UMUM PT. HERO Tbk
PT. Hero Supermarket merupakan salah satu industri ritel pasar swalayan
terbesar di Indonesia. PT. Hero Supermaket pertama kali didirikan pada tanggal
23 Agustus 1971 dengan nama Hero Minimarket di Jl. Falatehan 1 No. 23,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Cikal bakal PT. Hero minimarket adalah usaha
kaki lima ‘ Gerbong Dorong di gang Ribal, yang sekarang lebih dikenal dengan
Jl. Pintu Besar Selatan 1, dengan menjual makanan dan minuman. Pada tahun
1951, usaha ka ki lima tersebut dipindahkan dalam bentuk Toko Hero, yang
kemudian berkembang dan berubah menjadi CV.
Hero pada tahun 1954.
Kegiatan yang dilakukn CV. Hero adalah mengimpor makanan dan minuman dari
luar negeri dan menjadi agen beberapa produk impor.
Melihat potensi produk impor yang semakin besar dan kebutuhan tempat
berbelanja yang belum memadai, pada tahun dibuka outlet yang pertama dengan
nama Hero Minimarket. Tanggal 5 Oktober 1971 bentuk perusahaan berubah
menjadi perseroan terbatas sehingga namanya menjadi PT. Hero Minimarket.
Tanggal 7 Juni 1991, melalui Rapat Umum luar biasa pemegang saham, nama
PT. Hero Minimarket diganti menjadi PT. Hero Supermaket.
4.1. Perkembangan PT. Hero Supermakat
Secara umum PT. Hero Supermaket bergerak dibidang jasa pasar swalayan
yang merupakan konsep one stop shopping, dimana konsumen dapat menemukan
kebutuhannya di satu tempat.
Oleh karena itu, PT.
Hero Supermarket
menyediakan kebutuhan sehari-hari seperti makanan dan mimuman, alat-alat
dapur dan rumah tangga, alat -alat listrik, alat-alat pertukangan, dan sebagainya.
Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh PT. Hero Supermaket adalah:
1. Food
repacking,
yaitu
kegiatan
membungkus
kembali
berbagai
kebutuhan pokok kedalam kemasan yang lebih kecil yang sesuai dengan
kebutuhan konsumen.
2. Instore bakery, yaitu kegiatan pembuatan dan penjualan berbagai jenis roti dan
kue. Instore bakery ini ada dihampir setiap cabang Hero.
3. Food prosessing, yaitu kegiatan pembuatan berbagai jenis makanan olahan
baik setengah jadi maupun siap hidang yang disebut juga counter fast food.
4. Fast food, yaitu counter untuk berbagai jenis makanan, seperti makanan
Jepang, sari buah, hamburger, dan pancake.
5. Penyewaan video.
6. Cleaning, yaitu usaha jasa pencucian pakaian.
7. Shoe repair, Yaitu counter untuk memperbaiki sepatu.
PT.
Hero Supermaket juga melakukan pengembangan usaha melalui
beberapa perusahaan seperti PT. Suba Indah yang bergerak dibidang manufaktur
berbagai jenis makanan dan minuman ( seperti sirup marjan Boudoin dan Fruty,
Saos sambal Hun ‘s, minuman beralkohol mansion House, Bakery dengan nama
Family, sosis Farm House, dan Hero house Brand ), PT. Onward Paper
Corporation yang memproduksi kertas tissue, PT. Mitra Sarana Purnama yang
bergerak dibidang ekspor - impor dan distributor makanan dan minuman, serta
PT. Wiramaju Kharismajaya yang mengelola usaha eceran dengan konsep harga
murah, yaitu Mitra Toko Diskon Konsep Spesial store diterapkan dengan
membuka toko perawatan pribadi dengan nama shop in dan toys city , yaitu
departemen store yang khusus menjual mainan anak-anak.
Hingga tahun 2002, PT. Hero Supermarket telah mengoperasikan 84 pasar
swalayan, 40 Conviniece Store, dan 71 Guardian Toko Kecantikan dan Apotek.
Hero pasar swalayan di Kota Bogor berada di Jalan Pajajaran terletak dilantai dua
pada gedung berlantai tiga, lantai pertama ditempat toko buku Gramedia, restoran
McDonald’s, Es teller 77, Counter 5 @ sec, Dunkin Donuts, Fuji Image Plaza,
dan New Zealand, dilantai dua terdapat counter Guardian, ProOptik, Salon
Christhoper, dan disc tara, dilantai tiga terdapat area permainan Fun City.
4.2. Visi dan Misi PT. Hero Supermarket
Visi dari PT. Hero Supermarket adalah menjadi pengecer makanan yang
terkemuka di Indonesia yang menawarkan jajanan makanan segar dan bahan
makanan terbaik degan harga terjangkau. Sedangkan misi yang ditetapkan oleh
PT. Hero Supermarket adalah menjadi pengecer makanan modern yang terkemuka
di Indonesia dari segi penjualan dan laba.
V. ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN
Pada pembahasan ini akan dijelaskan perilaku konsumen di Hero
Supermarket terhadap kaitannya dalam mengkonsumsi ikan segar. Perilaku ini
diteliti mendetail mulai dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, keputusan pembelian, dan evaluasi pasca pembelian.
Namun
sebelumnya di jelaskan karakteristik umum responden yang diteliti sebanyak 180
orang, seperti tergambar pada penjelasan berikut.
5.1. Karakteristik Umum Responden
Pada uraian ini akan dijelaskan karakteristik responden secara umum
meliputi jenis kelamin, status pernikahan, , pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan
usia responden, untuk lebih jelasnya karakteristik umum konsumen ikan segar di
Hero Supermarket tersaji pada Tabel 1 sampai dengan Tabel 6.
5.1.1. Jenis Kelamin
Sampel yang diambil pada penelitian ini sebanyak 180 orang dibedakan
menjadi dua jenis kelamin yaitu laki- laki dan perempuan. Diperoleh sebanyak 72
orang 40 persen berjenis kelamin laki-laki dan sisanya sebanyak 108 orang 60
persen adalah perempuan. Sampel yang terambil umumnya 60 persen perempuan
dikarenakan berdasarkan interview umumnya keputusan pembelian dan cara
mengolah ikan dilakukan oleh ibu rumah tangga (perempuan dewasa yang sudah
menikah). Tabel 1 di bawah ini secara rinci menjelaskan karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Hero
Supermarket Tahun 2006
Jumlah
Jenis Konsumen
Orang
%
Perempuan
Laki-laki
108
72
60.0
40.0
Total
180
100
5.1.2. Status Pernikahan
Sesuai pada penjelasan sebelumnya di atas umumnya konsumen ikan segar
adalah perempuan dewasa yang sudah menikah pada Tabel 2 di bawah ini dapat di
lihat jumlah dan persentase status pernikahan responden.
Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan di Hero
Supermarket Tahun 2006
Jumlah
Status pernikahan
Orang
%
Menikah
Belum Menikah
154
26
85.6
14.4
Total
180
100
Seperti terlihat pada Tabel 2 sebanyak 154 orang 85,6 persen adalah
konsumen yang sudah menikah dan sisanya 26 orang 14,4 persen belum menikah.
Dalam hal ini perempuan dewasa yang sudah menikah atau biasa disebut sebagai
ibu
rumah
tangga
memiliki
tanggung
jawab
terbesar
dalam
menyiapkan/menyajikan makanan bergizi sehari- hari untuk keluarga. Selain itu
pola pikirpun akan lebih berkembang apabila telah dianugerahi seorang anak
sehingga kebutuhan mengkomsumsi ikan segar dirasakan lebih penting lagi untuk
membantu menin gkatkan kecerdasan otak anak sejak kecil bahkan sejak masih
dalam kandungan. Sedangkan untuk responden yang belum menikah 14,4 persen
jarang melakukan pembelian ikan segar dikarenakan mereka lebih menyukai
membeli ikan olahan karena lebih praktis (tinggal makan di rumah saja) dan lebih
efisien.
5.1.3. Pendidikan
Untuk mengetahui karakterisik responden, peneliti membagi pendidikan
terakhir responden menjadi 6 kategori mulai dari SD sampai dengan
Pascasarjana. Karakteristik ini dapat di lihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir di Hero
Supermarket Tahun 2006
Pendidikan Terakhir
Jumlah
Orang
%
SD
SMP
SMA
Diploma
Sarjana
Pasca Sarjana
1
2
50
27
88
12
0.6
1.1
27.8
15.0
48.9
9.7
Total
180
100
Pada Tabel 3 terlihat bahwa sebaran konsumen berdasarkan pendidikan
terakhir responden dimulai dari tingkat SD sampai dengan Pascasarjana.
Berdasarkan hasil penelitian dari 180 responden, ternyata dominasi tertinggi
pendidikan responden adalah Sarjana (S1) yaitu sebesar 88 orang 48,9 persen,
diikuti SMA sebesar 50 orang 27,8 persen, Diploma sebesar 27 orang 15 persen,
Pascasarjana sebesar 12 orang 6,7 persen, SMP sebesar 2 orang 1,1 persen dan
terakhir 1 orang berpendidikan SD 0,6 persen.
Tingginya tingkat pendidikan
responden menandakan tingkat pengetahuan akan ikan segar yang berkualitas dan
sangat di butuhkan sebagai salah satu ikan yang memiliki tingkat/kandungan gizi
tinggi sangat baik untuk kesehatan (non kolestrol) dan sebagai salah satu makanan
untuk meningkatkan kecerdasan otak (omega-3 dan omega 6). Di samping itu
dengan tingkat pendidikan yang tinggi umumnya akan berkorelasi positif dengan
pekerjaan dan tingkat pendapatan yang tinggi pula sehingga konsumen tersebut
akan melakukan pembelian ikan segar di Hero Supermarket dengan harapan
semua kebutuhan yang diharapkan konsumen dapat terpenuhi dengan baik.
5.1.4. Jenis Pekerjaan
Responden yang melakukan pembelian ikan segar di Hero Supermerket
memiliki peke rjaan yang berbeda bahkan ada yang belum bekerja, sebaran
konsumen berdasarkan jenis pekerjaan dibagi menjadi tujuh bagian meliputi
mahasiswa, pegawai swasta, pegawai negeri ( PNS ), belum bekerja, wiraswasta,
pensiunan dan ibu rumah tangga seperti tersaji pada Tabel 4.
Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Hero
Supermarket Tahun 2006
Jenis Pekerjaan
Mahasiswa
Pegawai Swasta
Pegawai Negeri
Belum Bekerja
Wiraswasta
Pensiunan
Ibu Rumah Tangga
Total
Jumlah
Orang
%
8
59
8
4
63
2
36
4.4
32.8
4.4
2.2
35.0
1.1
20.0
180
100
Dapat dilihat pada Tabel 4 wiraswasta adalah jenis pekerjaan yang memiliki
persentase terbesar yaitu sebanyak 35.0 persen dari keseluruhan responden.
Dalam melakukan pembelian ikan segar wiraswasta tidak terbatas waktu, mereka
dapat melakukan pembelian kapan saja mereka dapat meluangkan waktu luangnya
disela -sela pekerjaan.
Persentase responden kedua terbanyak yaitu pegawai
swasta sebesar 32,8 persen. Umumnya pegawai swasta ini mela kukan pembelian
sehabis pulang kerja, biasanya sore hari dan pada hari libur. Ibu rumah tangga
berada pada peringkat ketiga terbesar yaitu sebanyak 36 orang 20,0 persen hal ini
di kerenakan pada umumnya penyelenggaraan makanan dalam rumah tangga
sehari-hari dikoordinir oleh ibu.
Ibu bertanggung jawab dalam menentukan
pemenuhan gizi keluarga sehingga seorang ibu diharapkan memiliki pengetahuan
gizi yang tinggi akan produk makanan yang biasa dikonsumsi sehari-hari, seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya.
Umumnya responden yang diteliti yaitu
konsumen perempuan yang sudah dewasa/menikah dan memiliki pendidikan
tinggi maka ibu rumah tangga ini akan lebih meluangkan waktu untuk mengurus
rumah
tangganya
serta
memberikan
sajian
makanan
keluarga
dengan
mengkons umsi ikan segar yang bergizi tinggi. Berdasarkan pertimbangan mutu
produk, maka ibu rumah tangga memutuskan berbelanja di Hero Supermarket.
Untuk responden pegawai negeri dan mahasiswa masing-masing memiliki
persentase yang sama yaitu 4,4 persen dan mereka sama-sama meluangkan waktu
sehabis beraktifitas rutin/pada waktu libur. Persentase kedua terkecil diduduki
oleh konsumen yang belum bekerja sebanyak 4 orang 2,2 persen walaupun
mereka memiliki waktu luang yang cukup banyak hal lain mereka dibatasi dengan
pendapatan yaitu Rp < 500.000,00 /bulan sehingga mereka lebih memilih produk
lain yang lebih murah tapi masih tetap memiliki nilai gizi tinggi seperti tahu,
tempe/telur. Kemungkinan alasan lain konsumen yang belum bekerja berstatus
belum menikah, sehin gga apabila mengkonsumsi ikan, mereka akan cenderung
memilih ikan olahan kerena lebih praktis dan efisien. Peringkat terkecil terakhir
sebesar 2 orang 1,1 persen adalah pensiunan, sangat jelas mereka memiliki waktu
luang paling banyak (tidak dalam proses mencari kerja/bekerja) namun di
mungkinkan ada alasan lain yang lebih urgen untuk tidak/jarang melakukan
pembelian langsung di Hero Supermerket misalnya kerena faktor usia (usia > 54
tahun menduduki peringkat ke - 3 terjarang yang membeli ikan segar di Hero
Supermarket), sehingga keterbatasan usia ini memungkinkan konsumen enggan
membeli sendiri ikan segar dan lebih memilih tinggal di rumah, untuk itu
pembelian ikan segar biasa dilakukan oleh anaknya atau pembantu.
5.1.5. Tingkat Pendapatan
Karakteristik lain yang dikaji dalam penelitian ini adalah tingkat
pendapatan. Dapat di lihat pada Tabel 5 tingkat pendapatan responden dalam
membeli/mengkonsumsi ikan segar di Hero Supermarket bervariasi. Tabel 6 ini
menunjukan tingkat rata-rata pendapatan konsumen perbulan yang di hitung dari
hasil pendapatan sendiri untuk konsumen yang sudah bekerja, ataupun yang
berkeluarga dihitung dari pendapatan akumulasi antara istri dan suami. Sedangkan
yang belum bekerja dihitung dari uang saku/bulan. Agar lebih jelas lagi tingkat
pendapatan responden digambarkan sebagai berikut.
Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan di Hero
Supermarket Tahun 2006
Tingakat Pendapatan
< 500.000
500.000 – 1.000.000
1.000.000 – 2.500.000
> 2.500.000
Total
Orang
4
13
66
97
180
Jumlah
Perkapita
2.2
7.2
36.7
53.9
100
Berdasarkan Tabel 5 diatas tingkat rata-rata pendapatan konsumen perbulan
terbanyak adalah konsumen dengan tingkat pendapatan sebesar Rp > 2.500.000,00
yaitu sebanyak 97 orang 53,9 persen, diikuti tingkat pendapatan Rp 1.000.000,00
sampai dengan Rp 2.500.000,00 sebanyak 66 orang 36,7 persen, 13 orang
7,2 persen dengan tingkat pendapatan Rp 500.000,00 sampai dengan
Rp 1.000.000,00 dan 4 orang 2,2 persen dengan tingkat pendapatan
Rp < 500.000,00.
Dominasi konsumen dengan tingkat pendapatan tertinggi
menandakan kesesuaian dengan tingkat pendidikan yang tinggi pula yaitu
umumnya sarjana. Hal lain tingkat pendapatan merupakan salah satu faktor yang
menentukan life style masyarakat sehingga mereka cenderung lebih senang
berbelanja di Supermerket dari pada pasar tradisional. Di Supermarket barang
yang ditawarkan mutunya terjamin dan dapat memenuhi apa yang konsumen
inginkan dengan banyaknya pilihan.
5.1.6. Usia Responden
Usia responden yang membeli ikan segar di Hero Supermarket cukup
beragam mulai dari usia remaja hingga orang dewasa. Hal ini dapat dilihat pada
Tabel 6.
Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di Hero Supermarket
Tahun 2006
Kelompok Usia (tahun)
Jumlah
Orang
%
< 20
20 – 24
25 – 34
35 – 44
45 – 54
> 54
6
7
58
75
23
11
3.3
3.9
32.2
41.7
12.8
6.1
Total
180
100
Berdasarkan hasil penelitian, sebaran usia terbe sar adalah antara 35 - 44
tahun sebanyak 75 orang 41,7 persen, diikuti usia antara 25-34 tahun sebanyak 58
orang 32,2 persen, kemudian usia 45-54 tahun sebanyak 23 orang 12,8 persen.
Hal ini menunjukan pada level usia tersebut di atas konsumen telah
menikah/berumah tangga sehinga mereka bertanggung jawab penuh untuk
menyajikan makanan bergizi sebagai barang konsumsi sehari-hari. Selain itu pada
tingkat usia ini konsumen sudah matang dalam mengambil keputusan akan ikan
yang terbaik untuk dikonsumsi keluar ga.
Selanjutnya konsumen ikan segar
berusia > 54 tahun sebanyak 11 orang 6,1 persen, kemudian 7 orang 3,9 persen
antara usia 20-24 tahun dan terakhir usia < 20 tahun sebanyak 6 orang 3,3 persen.
Kemungkinan untuk dua tingkat usia terakhir (< 20 tahun dan 20 - 24 tahun)
umumnya mahasiswa sehingga cenderung lebih menyukai membeli ikan olahan
dibandingkan ikan segar karena terbatas waktu dan cara mengolah mereka lebih
disibukkan waktu untuk belajar dari pada belanja dan memasak.
5.2. Proses Keputusan Pembelian Ikan Segar
Berdasarkan Model Engel, dan Miniard (1994), proses keputusan pembelian
terdiri atas lima tahap yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, keputusan pembelian, dan evaluasi pasca pembelian. Berikut ini akan di
bahas mengenai lima tahap proses keputusan pembelian.
5.2.1. Pengenalan Kebutuhan
Sebelum
proses
keputusan
pembelian
dilakukan,
konsumen
harus
mengetahui apa yang terjadi latar belakang pembeliannya tersebut. Pengenalan
kebutuhan merupakan tahap awal dari proses keputusan pembelian. Konsumen
perlu mengetahui dan mengenali kebutuhan apa yang mendasarinya sebelum
melakukan pembelian suatu produk.
Kesadaran akan kebutuhan tersebut
membuat konsumen mencari produk yang diinginkan dan dapat memenuhi
kebutuhannya. Proses pengenalan kebutuhan ini dianalisis dengan beberapa
pertanyaan yaitu alasan, manfaat pembelian ikan segar, serta perasaan bila tidak
mengkonsumsi ikan tersebut.
5.2.1.1. Alasan
Alasan pembelian ikan segar merupakan salah satu bagian dalam
pengenalan kebutuhan.
Pengenalan kebutuhan dalam konsumsi ikan segar
didasarkan pada kebutuhan akan gizi. Kebutuhan akan gizi dan kepuasan sebagai
tujuan akhir konsumen mengkonsumsi ikan segar akan terpenuhi jika konsumen
memiliki pengetahuan gizi yang tinggi dan mampu menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Pada penelitian ini untuk mengetahui/menganalisis alasan responden
mengkonsumsi/membeli ikan segar di Hero Supermarket digunakan analisis
Multiple Response Frekuensi Table (MRFT). Untuk alasan ini responden boleh
menjawab lebih dari satu (kuesioner terbuka). Caranya yaitu dengan mengambil
persentase yang berdasarkan cases (kasus) sehingga jumlah persentase pada setiap
kategori jawaban adalah lebih dari 100 persen. Terdapat keunggulan Metode
(MRFT) yaitu jawaban kuesioner yang diberikan responden lebih akurat karena
responden lebih terbuka dalam menjawab pertanyaan. Alasan responden dalam
melakukan pembelian ikan segar di Hero Supermarket tersaji pada Tabel 7.
Tabel 7.
Alasan Responden dalam Mengkonsumsi Ikan Segar di Hero
Supermarket Tahun 2006
Alasan
Kandungan gizi
Selera
Kebiasaan
Harga Terjangkau
Rasa Lezat
Frekwensi
154
59
7
21
25
Persentase
86.0
33.0
3.9
11.7
14.0
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebayak 154 orang
86,0 persen melakukan pembelian terhadap ikan segar dengan alasan kandungan
gizi. Responden dalam hal ini memiliki pengetahuan yang cukup tinggi mengenai
kandungan gizi yang terkandung dalam ikan segar, karena responden yang
melakukan pembelian ikan segar dominan 48,9 persen berpendidikan sarjana.
Kandungan gizi yang tinggi pada ikan khususnya untuk ikan laut dapat mencegah
timbulnya penyakit jantung dan menghindari kadar kolesterol tinggi dalam darah
serta kandungan omega-3 dapat meningkatkan kecerdasan otak terutama untuk
anak pada usia 0 - 5 tahun (balita) terbukti pada penelitian ini jenis ikan yang
paling banyak di konsumsi dari 21 jenis ikan adalah ikan salmon steak sebanyak
57 orang 17,1 persen yang mana ikan salmon steak ini merupakan ikan laut yang
memiliki kandungan omega -3 tinggi.
Alasan terbanyak kedua responden
melakukan pembelian ikan segar yaitu sebanyak 59 orang 33,0 persen adalah
karena selera. Responden ini lebih menyukai mengkonsumsi ikan segar karena
memiliki suatu kenikmatan yang berbeda dengan ikan lain sejenisnya, selain itu
rasa yang lezat 14,0 persen cenderung konsumen lebih mengkonsumsi ikan segar
di bandingkan produk lain terlebih ikan ini dirasakan memiliki harga terjangkau
1,7 persen dikarenakan umumnya 53,9 persen konsumen memiliki pendapatan
yang tinggi Rp 2.500.000,00 dan sisanya 3,9 persen responden mengemukakan
alasan kebiasaan, apabila tidak mengkonsumsi ikan ini maka terasa ada yang
kurang.
5.2.1.2. Manfaat
Proses pengenalan kebutuhan lain yang diteliti dalam penelitian ini yaitu
manfaat dari mengkonsumsi/membeli ikan seperti tersaji di bawah ini. Analisis
yang digunakan sama halnya dengan proses pengenalan kebutuhan yang dianalisis
dengan pertanyaan, alasan yaitu Multiple Response Frekuensi Table .
Tabel 8.
Manfaat yang Dicari Responden dalam Mengkonsumsi Ikan Segar
di Hero Supermarket Tahun 2006
Manfaat
Memenuhi Gizi Keluarga/Menjaga
Kesehatan
Untuk Kecerdasan Otak
Untuk Pengobatan
Karena Ikut-ikutan Teman/Tetangga
Untuk Diet
Lainnya
Frekwensi
Persentase
128
71. 5
92
1
13
2
4
51. 4
.6
7. 3
1. 1
2. 2
Berdasarkan Tabel 8 manfaat yang dicari oleh sebagian besar responden
dalam mengkonsumsi ikan segar sebanyak 128 responden 71,5 persen adalah
memenuhi gizi keluarga/manfaat kesehatan. Responde n dalam hal ini menyadari
benar bahwa mengkonsumsi ikan segar baik untuk mengurangi kadar kolesterol
dalam darah dan terhindar dari resiko penyakit jantung, karena kandungan gizi
tinggi yaitu adanya omega-3 dalam ikan segar. Alasan kedua yang diutarakan
responden dalam hal ini konsumen yang mengkonsumsi ikan segar yaitu
membantu dalam meningkatkan kecerdasan otak 51,4 persen, selain dikarenakan
tingginya tingkat pengetahuan terhadap ikan segar dan pendidikan Responden
yang di miliki pada umumnya Responden sudah menikah 85,6 persen yang
kemungkinan ikan ini lebih banyak di konsumsi anak-anak mereka terutama balita
guna membantu meningkatkan kecerdasan otak. Terdapat alasan lain yaitu ikut –
ikutan teman keluarga. Sebanyak 7,3 persen dalam hal ini kemungkinan sebagai
gaya hidup yang terdapat dalam kalangan masyarakat setempat, nilai ini
memungkinkan adanya kecenderungan sikap seseorang akan gaya hidup yang
ditunjukkan
dengan
menu
makan
kalangan
menengah
ke
atas
lebih
mengutamakan mengkonsumsi ikan-ikan bergizi tinggi/bermutu baik hanya
sebagai kepuasan semata. Penjelasan ini lebih didukung lagi oleh fakta bahwa
konsumen yang mengkonsumsi ikan segar ini adalah konsumen yang memiliki
pendidikan dan pendapatan yang tinggi tentunya ada relevansinya dengan gaya
hidup praktis mereka. Dan 2,2 persen alasan manfaat lainnya hanya 1,1 persen
yang menyatakan mengkonsumsi ikan segar untuk diet tentunya, namun
mengkonsumsinya tetap memenuhi aturan yaitu tidak berlebihan, dan sisanya
0,6 persen untuk pengobatan.
5.2.1.3. Hal yang dirasakan Responden Apabila tidak Mengkonsumsi
Ikan Segar
Keterlibatan terhadap ikan dianalisis melalui perasaan Responden bila tidak
mengkonsumsi ikan segar.
Hal ini terbagi menjadi 2 kategori yakni perasaan
yang tidak berpengaruh dan merasa ada yang kurang seperti terlihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Hal yang Dirasakan Responden Bila tidak Mengkonsumsi Ikan Segar di
Hero Supermarket Tahun 2006
Bila tidak Mengkonsumsi Ikan
segar
Tidak Berpengaruh
Merasa Ada Yang Hilang
Total
Jumlah
Orang
%
58
121
32.4
67.6
180
100%
Berdasarkan hasil penelitian di Hero Supermarket, sebagian besar
menyatakan perasaan merasa ada yang kurang sebanyak 121 orang 67,6 persen
apabila tidak mengkonsumsi ikan segar. Hal ini dikarenakan mengkonsumsi ikan
segar sudah menjadi kebiasaan sejak kecil dalam keluarga, selain itu faktor
budaya hidup sehat, tradisi dan tempat tinggal. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan beberapa responden pada saat interview. Dalam penelitian ini juga
diperoleh nilai 32,4 persen menyatakan tidak berpengaruh apabila tidak
mengkonsumsi ikan segar. Hal ini dimaksud karena mengkonsumsi ikan segar
sebagai pelengkap menu makan dan mengkonsumsinya pun sesuai kebutuhan.
5.2.2. Pencarian Informasi
Tahap kedua dalam proses keputusan pembelian adalah pencarian informasi
untuk pemenuhan kebutuhan yang potensial akan terjadi setelah pengenalan
kebutuhan. Pencarian eksternal tidak perlu dilakukan, jika sesuatu pencarian
internal dari ingatan memberikan solusi yang memuaskan bagi masalah konsumsi.
Tahap ini dianalisis dengan beberapa pertanyaan yaitu mengenai apa atau siapa
yang menjadi sumber informasi mengenai ikan segar dan sumber informasi
mengenai ikan segar di Hero Supermarket.
Proses perolehan informasi didapatkan responden dari berbagai media
sumber informasi seperti tersaji pada Tabel 10. Dikarenakan responden boleh
menjawab lebih dari satu media sumber informasi maka analisis yang di gunakan
adalah Multiple Responden Frekwensi Table.
Tabel 10. Sumber Informasi Ikan Segar di Hero Supermarket di Hero
Supermarket Tahun 2006
Pencarian Informasi
Frekwensi
Brosur
Spanduk
Anggota Keluarga
Media Elektronik/radio,TV Teman
Lainnya
46
26
41
21
34
29
Persentase
25.6
14.4
22.8
11.7
18.9
16.1
Berdasarkan hasil penelitian perolehan informasi yang didapatkan
responden umumnya dari sumber brosur yaitu sebanyak 25,6 persen diikuti
anggota keluarga sebesar 22,8 persen. Hal ini menandakan brosur dan anggota
keluarga mendapat perhatian dan mempunyai pengaruh pada perilaku konsumen
dalam melakukan pembelian ikan segar di Hero Supermarket. Brosur tentang ikan
segar di Hero Supermarket didapat dari Hero Supermarket sendiri yang dibagikan
kepada setiap pengunjung di sekitar kawasan Hero Supermarket, namun brosur ini
tidak hanya menyajikan ikan saja melainkan produk - produk lain yang tersedia di
Hero Supermarket, begitu pula sumber informasi yang di peroleh dari anggota
keluarga memberikan pengaruh pada perilaku pembelian ikan segar di Hero
Supermarket dikarenakan keluarga adalah lingkungan terdekat kita.
memiliki persentase sebanyak 18,9 persen
Teman
dan lainnya 16,1 persen yaitu
informasi yang di peroleh sendiri dengan kebiasaan mengkonsumsi ikan sejak
kecil.
Sedangkan untuk spanduk 14,4 persen dan terakhir media elektronik
11,7 persen.
Untuk informasi menge nai ikan sendiri responden tidak melakukan
pencarian informasi karena responden merasa sudah mengetahui bahwa ikan segar
memiliki gizi yang tinggi dan responden juga mengkonsumsi ikan segar dengan
alasan sudah terbiasa sejak kecil. Hal ini sejalan dengan Engel, dan Miniard
(1994) bahwa pengetahuan dapat memiliki efek penghambat sekaligus
memudahkan pada perilaku pencarian. Pengetahuan dapat memungkinkan
konsumen lebih mengandalkan pencarian internal selama pengambilan keputusan.
5.2.3. Evaluasi Alternatif
Evaluasi alternatif adalah tahap ketiga dalam proses keputusan pembelian.
Pada tahap ini konsumen mengevaluasi pilihan yang sesuai dengan manfaat yang
diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga mendapatkan alternatif yang dipilih.
Kriteria alternatif yang di gunakan dalam penelitian ini meliputi atribut yaitu rasa,
harga, cara mengelola, ketersediaan, aroma dan tekstur.
Responden dalam
mengkonsumsi ikan segar umumnya berdasarkan kebiasaan pola konsumsi yang
diperoleh sejak kecil melalui keluarga dan pengetahuan yang dimiliki. Setelah
memberi penilaian, konsumen menyusun alternatif - alternatif yang terbaik.
Konsumen mempertimbangkan satu atau lebih aspek yaitu ekonomi, gizi,
kesehatan, sosial atau kombinasi dari berbagai aspek tersebut. Hal yang dianalisis
mencakup pada pertimbangan responden saat membeli ikan segar, fokus perhatian
responden terhadap ikan segar, jenis ikan laut/makanan lain yang sering
dikonsumsi selain ikan, dan kepuasan responden dalam mengkonsumsinya.
5.2.3.1. Atribut Ikan Segar
Tabel 11 Menunjukkan evaluasi terhadap atribut ikan apa yang paling
dipertimbangkan oleh responden dalam membeli ikan segar. Atribut dari suatu
ikan merupakan unsur yang paling penting dalam proses pembelian. Dalam hal
ini peneliti mencoba atribut apa saja yang paling responden pertimbangkan dalam
membeli ikan segar di Hero Supermarket.
Sama halnya dengan yang akan
dianalisis, yang digunakan adalah Multiple Response Frekuensi Table.
Tabel 11. Atribut Ikan Segar di Hero Supermarket Tahun 2006
Atribut Ikan
Segar
Rasa
Harga
Tekstur
Aroma
Cara Mengolah
Ketersediaan
Frekwensi Persentase
137
49
8
6
13
67
76.1
27.2
4.4
3.3
7.2
37.2
Sebagian besar responden 76,1 persen lebih mempertimbangkan atribut
rasa dalam membeli dan mengkonsumsi ikan segar, karena ikan tersebut memilki
rasa yang enak, tentu saja hal ini dipengaruhi bagaimana seseorang mengolahnya.
Atribut kedua yang mempengaruhi pembelian sebesar 37,2 persen adalah atribut
ketersediaan. Atribut ini menjadi pertimbangan utama dalam membeli ikan segar,
karena bagaimanapun kemudahan dalam memperoleh menentukan seseorang
dapat membeli, selain itu faktor lain yang mempengaruhi ketersediaan ini adalah
harga. Harga dapat murah, jika suatu ikan yang ditawarkan banyak begitu pula
sebaliknya. Sela in itu dari hasil penelitian sebanyak 66,1 persen Supermarket
adalah salah satu tempat yang paling banyak diminati konsumen dalam
menentukan pembelian ikan segar dikarenakan ketersediaan ikan yang
berkualitas/mutu terjamin. Harga tidak berpengaruh responden dalam melakukan
pembelian ikan segar, yang penting ikan tersebut kualitasnya terjamin 27,2 persen,
serta memiliki gizi yang tinggi dan baik untuk kesehatan. Harga bagi sebagian
responden tidak menjadi masalah asalkan mutu ikan tersebut baik dan dapat
memenuhi keinginan konsumen. Sebanyak 4,4 persen akan membeli ikan segar
atribut yang paling utama menjadi pertimbangan adalah tekstur. Tekstur bagi
sebagian responden sangat penting, karena dari tekstur tersebut dapat menentukan
kualitas dari ikan segar tersebut, selain itu sebanyak 3,3 persen responden lebih
mempertimbangkan atribut aroma.
Hal ini juga dapat menentukan kualitas dari
ikan segar.
Untuk atribut cara mengolah memiliki persentase sebesar 7,2 persen.
Praktis atau tidak praktis dalam mengolah ikan segar tergantung pada konsumen
itu sendiri. Kemudian dalam mengolah ikan segar bagi seseorang yang ahli atau
mampu, karena terbiasa memasak itu juga menjadi alasan responden memilih
atribut cara mengolah yang menjadi pertimbangan utama dalam membeli dan
mengkonsumsi ikan segar. Sebanyak 4,4 persen akan membeli ikan segar atribut
yang paling utama menjadi pertimbangan adalah tekstur. Tekstur bagi sebagian
responden sangat penting, karena dari tekstur tersebut dapat menentukan kualitas
dari ikan segar tersebut, selain itu sebanyak 3,3 persen responden lebih
mempertimbangkan atribut aroma.
Hal ini juga dapat menentukan kualitas dari
ikan segar.
5.2. 3. 2. Jenis Produk Yang Sering Dikonsumsi Responden
Responden selain mengkonsumsi ikan segar, juga mengkonsumsi jenis
produk lain dalam memenuhi kebutuhan pangannya.
Produk pangan dalam
penelitian ini adalah daging ayam, telur, tahu/tempe. Pada Tabel 12 responden
selain mengkonsumsi ikan juga mengkonsumsi produk lain merupakan salah satu
kebutuhan primer yang tentu saja semua orang mengkonsumsinya baik dari harga
yang murah sampai yang cukup mahal. Analisis yang digunakan adalah Multiple
Responses Frekuensi Table.
Tabel 12. Jenis Produk Lain yang Sering Dikonsumsi Responden di Hero
Supermarket Tahun 2006
Jenis Produk Lain yang
Sering Dikonsumsi Responden
Ayam
Tempe/tahu
Daging
Telur
lainnya
Frekwensi
113
71
116
101
3
Persentase
63.1
39.7
64.8
56.4
1.7
Sebagian besar responden 64,8 persen jenis produk lain yang paling sering
dikonsumsi adalah daging. Reponden memilih daging sebagai produk yang sering
dibeli walaupun daging yang rasa cukup mahal namun bagi responden ini harga
tidak menjadi masalah asalkan dapat memenuhi kebutuhan pangan sebagai
pelengkap menu, karena kemudian sebanyak 63,1 persen konsumen memilih
ayam tidak banyak mengandung kadar lemak yang tinggi seperti pada daging,
kemudian sebanyak 56,4 persen paling sering mengkonsumsi telur dengan alasan
masih memiliki protein/gizi tinggi dan terakhir tahu/tempe 39,7 persen.
Pendapatan konsumen tinggi > 2.500.000 juta responden tergolong menengah
keatas. Jenis produk lain yang sering dikonsumsi dan memiliki persentase terkecil
1,7 persen adalah lainnya, berdasarkan interview responden menyatakan ikan asin
sebagai produk lain yang biasa dikonsumsi selain ikan segar.
Tabel 13. Kepuasan Reponden dalam Mengkonsumsi Jenis Produk Lain di
Hero Supermarket Tahun 2006
Kepuasan
Puas
Cukup Puas
Total
Jumlah
Orang
%
90
90
180
47,2
52,8
100,0
Pada Tabel 13 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat kepuasan
52,8 persen dalam mengkonsumsi jenis produk lain selain ikan segar, karena
produk tersebut merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus terpenuhi, atau
untuk sebagian orang produk tersebut sering dikonsumsi sehari-hari sebagai
pelengkap menu.
5.2.3.3. Preferensi Konsumen
Preferensi konsumen dari suatu produk merupakan tingkat kesukaan
konsumen terhadap produk tersebut. Preferensi konsumen terhadap ikan segar
dapat dilihat pada Tabel 14 dengan analisis yang digunakan adalah
MultipleResponses Frekuensi Table.
Tabel 14. Jenis Produk Perikanan Segar yang Paling Diinginkan di Hero
Supermarket Tahun 2006
Preferensi Konsumen
Ikan
Udang
Rajungan
Kerang
Cumi
Frekwensi
Persentase
162
77
11
16
53
90.5
43.0
6.1
8.9
29.6
Jenis ikan segar yang paling disukai oleh kebanyakan konsumen adalah
ikan, yaitu sebesar 90,5 persen. Ikan menurut responden adalah produk perikanan
yang mudah
diperoleh dan harganya pun ekonomis.
Untuk produk udang
memiliki persentase 43,0 persen sebagai produk yang disukai oleh konsumen,
sebagian kecil responden memilih produk perikanan lain yaitu
29,6 persen
untuk cumi-cumi 8,9 persen untuk kerang dan 6,1 persen untuk produk rajungan.
Dapat diketahui jenis ikan yang dominan disukai konsumen dari 180 responden
sebesar 17,1 persen atau sebanyak 57 orang dominan memilih ikan salmon steak
sebagai jenis ikan yang disukai/sering dikonsumsi konsumen ikan segar di Hero
supermarket seperti tersaji pada Tabel 15. Terlihat lima besar peringkat jenis ikan
yang biasa dikonsumsi konsumen di Hero supermarket dari 21 jenis ikan yang
dianalisis.
Table 15. Jenis Ikan yang Paling Disukai di Hero Supermarket Tahun 2006
Jenis ikan segar Yang Di
Sukai
Salmon Steak
Gurame Hidup
Mas Hidup
Bawal Putih
Kembung Como
Jumlah
Orang
57
35
29
24
20
%
17,12
10,51
8,70
7,2
6,0
5.2.4. Keputusan Pembelian
Tahapan keempat dari proses keputusan pembelian adalah tahap keputusan
pembelian itu sendiri. Pada tahap ini konsumen memutuskan alternatif untuk
diterima. Adapun yang dia nalisis pada tahap ini adalah cara responden
memutuskan pembelian terhadap ikan segar di Hero supermarket, frekuensi
pembelian dimana responden biasanya melakukan pembelian ikan segar.
5.2.4.1. Cara Memutuskan Pembelian
Reponden dalam membuat keputusan untuk melakukan pembelian dengan
berbagai cara, diantaranya adalah terencana, mendadak, dan tergantung situasi.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Cara Memutuskan Pembelian Ikan Segar di Hero
Supermarket Tahun 2006
Jumlah
Cara Memutuskan
Terencana
Tergantung Situasi
Mendadak
Total
Orang
93
67
20
180
%
51,7
37,2
11,1
100,0
Pada Tabel 16 menunjukkan bahwa sebanyak 93 responden 51,7 persen
memutuskan untuk melakukan pembelian ikan segar di Hero Supermarket secara
terencana, yaitu pembelian yang sudah direncanakan dari rumah, kemudian
sebanyak 67 responden 37,2 persen menyatakan tergantung situasi dalam
melakukan pembelian ikan segar di Hero Supermarket yaitu pembelian yang
dilakukan ketika responden secara kebetulan melihat ikan segar yang dijual di
Hero Supermarket menarik, sehingga responden merasa tergiur untuk membelinya
disamping itu terlihat adanya harga yang terdapat pada setiap jenis ikan, sehingga
responden dapat memilih ikan yang diinginkan. Terakhir sebanyak 20 orang 11
persen melakukan pembelian ikan segar di Hero supermarket secara mendadak,
hal ini menunjukkan keinginan membeli secara spontan/tiba - tiba baik itu tertarik
setelah melihat ikan itu sendiri maupun tidak melihat. Biasanya pembelian secara
mendadak, konsumen tidak mempersoalkan harga tetapi lebih kepada keinginan
untuk kepuasan pemenuhan keinginan semata.
5.2.4.2. Tingkat Keseringan Responden dalam Mengkonsumsi Ikan Segar
Responden dalam mengkonsumsi ikan segar di Hero supermarket
melakukan pembelian dengan frekuensi yang beragam. Hal ini dapat dilihat pada
Tabel 17.
Tabel 17. Tingkat Keseringan Responden dalam Mengkonsumsi Ikan Segar
di Hero Supe rmarket Tahun 2006
Jumlah
Tingkat Keseringan
Sering (4-6 X seminggu)
Kadang-kadang (2-3 X seminggu)
Jarang (seminggu sekali)
Total
Orang
21
75
84
180
%
11,7
41,7
46,7
100,0
Pada Tabel 17 terlihat bahwa 84 responden 46,7 persen jarang
mengkonsumsi/membeli ikan segar di Hero Supermarket. Hal ini bukan berarti
konsumen tidak menyukai mengkonsumsi ikan segar atau tidak berhubungan pula
dengan alasan dan manfaat yang diketahui konsumen dalam mengkonsumsi ikan
segar melainkan kemungkinan ikan segar ini lebih sebagai pelengkap menu dan
bukan sebagai kebutuhan pokok yang harus ada dalam penyajian makan setiap
hari. Selain itu berdasarkan hasil penelitian umumnya konsumen bekerja, jadi
kemungkinan faktor waktu untuk pengolahan ikan segar terbatas sehingga hanya
hari - hari tertentu saja, misalkan hari libur dimana semua keluarga berkumpul,
dilangsungkan sajikan makanan-makanan yang lebih komplit lagi.
Diketahui
pula ikan segar yang biasa dikonsumsi da n paling disukai adalah jenis ikan yaitu
Salmon Steak, Gurame, Ikan Mas, Bawal Putih, dan Kembung Como. Umumnya
ikan Salmon, Gurame, dan Ikan Bawal Putih merupakan jenis ikan yang biasa
disajikan saat pesta lebih memiliki rasa yang enak. Untuk hal ini mereka tidak
mempermasalahkan harga.
Selanjutnya 75 responden 41,7 persen kadang -
kadang mengkonsumsi ikan segar di Hero Supermarket sesuai kebutuhan saja, 21
orang lainnya 11,7 persen sering mengkonsumsi ikan segar, karena dalam
keluarganya memang menyuka i ikan segar.
5.2.4.3. Tempat Pembelian ikan Segar
Tempat pembelian ikan segar oleh responden terdiri atas supermarket,
pasar tradisional dan pedagang keliling. Tempat pembelian ini menentukan harga,
mutu dan ketersediaan. Untuk analisis digunakan Multiple Reponses Frekuensi
Table.
Tabel 18. Tempat Pembelian Ikan Segar di Hero Supermarket Tahun 2006
Tempat Pembelian Ikan Segar
Supermarket
Pasar Tradisional
Pedagang Keliling
Frekwensi
119
52
31
Persentase
66.1
28.9
17.2
Berdasarkan hasil penelitian di Hero Supermarket merupakan salah satu
tempat pembelian ikan segar yang banyak diminati oleh responden sebesar
66,1 persen, karena menurut responden di Hero Supermarket kualitas ikan segar
lebih terjamin dan konsumen dapat memilih ikan yang diinginkannya dengan
baik, karena responden dalam penelitian ini adalah kalangan menengah ke atas
sehingga responden lebih tertarik untuk belanja ke Supermarket, kemudian
sebanyak 28,9 persen sering melakukan pembelian ke pasar tradisional, sedangkan
sebanyak 17,2 persen melakukan pembelian ikan segar pada pedagang keliling
alasannya, karena lebih praktis dan mudah untuk dijangkau.
5.2.4.4. Jenis Produk Perikanan Segar yang Sering Dikonsumsi
Produk perikanan segar yang sering dikonsumsi oleh responden terdiri
atas ikan, udang, ranjungan, kerang, dan cumi-cumi. Kesemua produk tersebut
dalam bentuk segar dan paling sering dikonsumsi. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 19 analisis yang digunakan adalah Multiple Responses
Frekwensi Table.
Tabel 19. Jenis Produk Perikanan Segar yang Sering Dikonsumsi di Hero
Supermarket Tahun 2006
Jenis Produk Perikanan Segar yang Frekwensi
Sering Dikonsumsi
Ikan
Udang
Cumi-cumi
Kerang
Rajungan
163
67
48
19
10
Persentase
90.6
37.2
26.7
10.6
5.6
Berdasarkan Informasi pada Tabel 19 sebanyak 90,6 persen responden
menyatakan lebih sering mengkonsumsi ikan.
Ikan yang tersedia di Hero
Supermarket berbagai macam jenisnya diantaranya adalah salmon steak, bawal,
marlin, kakap, kerapu, tenggiri, samge kg, kue, selar, kembung, ekor kuning,
gindara, baronang, mas, patin, mujair, gurame dan bandeng. Berasarkan hasil
wawancara, kebanyakan dari responden sering mengkonsumsi ikan salmon steak
dan Ikan gurame. Alasan responden mengkonsumsi ikan tersebut karena rasa
yang enak, harganya sedang disamping itu cara mengolah yang mudah. Udang
juga mendapat perhatian sebanyak 37,2 persen, diikuti cumi-cumi 26,7 persen,
kerang 10,6 persen, dan rajungan 5,6 persen. Udang dan cumi-cumi mendapatkan
perhatian kedua dan ketiga terbanyak yang dikonsumsi responden sebagai
penambah rasa gurih pada masakan tumisan.
5.2.4.5. Alasan Tempat Pembelian Ikan Segar di Hero Supermarket Tahun
2006
Hero
Supermarket
merupakan
salah
satu
pasar
swalayan
yang
menyediakan ikan segar. Ternyata cukup banyak pengunjung yang melakukan
pembelian ikan segar di Hero Supermarket dengan berbagai alasan. Analisis yang
digunakan Multiple Responses Frekuensi Table .
Tabel 20. Alasan Tempat Pembelian ikan Segar di Hero Supermarket
Tahun 2006
Alasan Tempat Pembelian Ikan Segar
Kenyamanan
Harga Terjangkau
Mutu Barang Terjamin
Kebetulan
Dekat Rumah
Pelayanan Baik
Frekwensi
138
44
141
1
5
43
Persentase
76.7
24.4
78.3
.6
2.8
23.9
Berdasarkan Tabel 20 alasan terbanyak responden dalam mengkonsumsi
ikan segar sebesar 78,3 persen adalah mutu barang terjamin, mutu yang
ditawarkan oleh Hero Supermarket memang diutamakan agar konsumen merasa
puas tentunya dengan harga yang terjangkau. Selanjutnya alasan kenyamanan
sebesar 76,7 persen, salah satu ciri dari Supermarket adalah nyaman yang mana
ruangnya memberikan suasana luas/bersih dan sejuk, sehingga konsumen dapat
memilih ikan segar yang diinginkan dengan baik. Harga yang terjangkau menjadi
pilihan ketiga 24,4 persen alasan konsumen senang berbelanja di Hero
Supermarket karena umumnya konsumen termasuk golongan menengah keatas.
Pelayanan yang baik dan memuaskan menjadi pertimbangan responden dalam
membeli 23,9 persen ikan segar di Hero Supermarket, tentunya sikap ramah
pramuniaga lebih menambah situasi lingkungan yang menyenangkan pada saat
berbelanja. Alasan lain adalah faktor lokasi yaitu dekat rumah responden, 2,8
persen sehingga responden dapat dengan mudah memperoleh ikan segar yang
diiginkannya. Terakhir 0,6 persen pembelian dilakukan secara kebetulan yaitu
responden yang ber jalan - jalan atau membeli kebutuhan lain tiba - tiba tertarik
untuk membeli ikan segar.
5.2.5. Evaluasi Pasca Pembelian.
Evaluasi pasca pembelian adalah tahap terakhir dari proses keputusan
pembelian. Evaluasi pasca pembelian mengevaluasi tingkat kepuasan konsumen
terhadap alternatif yang telah dipilih apakah memenuhi harapan atau tidak. Selain
itu tahap ini juga mengevaluasi tingkat loyalitas konsumen setelah mengkonsumsi
suatu ikan. Adapun hal yang berkaitan dengan evaluasi pasca pembelian dalam
penelitian ini adalah mengenai tingkat kepuasan responden terhadap pembelian
ikan segar, perilaku responden bila ikan segar yang diinginkan tidak tersedia dan
pengaruh kenaikan harga terhadap pembelian ikan segar.
5.2.5.1. Tingkat Kepuasan Responden terhadap Pembelian Ikan Segar di
Hero Supermarket
Tingakat kepuasan responden dalam membeli dan mengkonsumsi ikan
segar. Dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Tingkat Kepuasan Responden terhadap Pembelian Ikan Segar di Hero
Supermarket Tahun 2006
Jumlah
Tingkat Kepuasan
Puas
Cukup Puas
Total
Orang
85
95
180
%
47,2
52,8
100,0
Pada Tabel 21 menunjukkan bahwa persentase terbesar 52,8 persen
res ponden mengatakan cukup puas melakukan pembelian ikan segar di Hero
Supermarket.
Responden ini menyatakan demikian karena hampir semua
supermarket menyediakan kebutuhan sehari-hari yang sama tentunya dengan
memperhatikan mutu produk, kenyamanan berbelanja dan pelayanan terbaik
demikian dengan harga tidak jauh berbeda tergantung lokasi dan umumnya
standar. Selain itu responden ini mengatakan kesediaannya membeli, karena hal
itu sudah menjadi suatu kebutuhan dan kebiasaan sejak kecil dalam
mengkonsumsinya. Sebagian responden 47,2 persen menyatakan kepuasannya
melakukan pembelian ikan segar di Hero Supermarket, karena mutu terjamin
dengan harga terjangkau, selain itu faktor kenyamanan dan pelayanan bagi
responden ini sehingga memberikan penilaian yang sangat baik terhadap citra
Hero Supermarket.
5.2.5.2. Pengaruh Kenaikan Harga Ikan Segar di Hero Supermarket.
Harga suatu produk dapat berubah sesuai dengan keadaan. Begitu pula
ikan segar. Dalam penelitian ini, bagaimana sikap atau pengaruhnya terhadap
konsumen apabila terjadi kenaikan harga pada ikan segar dapat dilihat pada
Tabel 22.
Tabel 22. Pengaruh Kenaikan Harga Ikan Segar Di Hero Supermarket Tahun 2006
Jumlah
Pengaruh Kenaikan Harga
Tetap Membeli
Tidak membeli
Total
Orang
129
51
180
%
71,7
28,3
100,0
Kenaikan harga bukan merupakan halangan bagi responden untuk
mengurungkan niatnya membeli ikan segar di Hero Supermarket. Sebanyak 129
responden 71,7 persen tetap membe li, karena mengkonsumsi ikan segar sangat
penting dengan protein hewani yang tinggi dan manfaat kesehatan adalah hal
terpenting, asalkan mutu ikannya baik atau terjamin, sedangkan sebanyak 51
responden 28,3 persen menyatakan tidak membeli di Hero supermarket dan akan
mencari produk pengganti yang harganya lebih ekonomis.
VI. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERILAKU KONSUMEN
6.1. Analisis Chi – Square
Analisis Chi - Square Test Independensi termasuk stastistik nonparametrik
karena data yang digunakan adalah data nominal (Kategorik). Selain itu, analisis
ini digunakan untuk menguji kebebasan antar dua peubah kategori yang disusun
dalam tabel kontingensi.
Berdasarkan analisis Chi - Square, diketahui hubungan antara dua peubah
kategorik. Dalam hal ini analisis Chi - Square digunakan untuk mengetahui
apakah pemilihan ikan segar yang disukai signifikan hubungannya dengan atribut
yang dimiliki ikan segar atau tidak. Didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan
pembelian jenis ikan dengan harga, cara mengolah, rasa, dan ketersediaan.
Sedangkan untuk aroma dan tekstur tidak terdapat hubungan yang signifikan.
Untuk lebih jelasnya sebagai berikut :
1. Nilai – p - value untuk cara mengolah sebesar 0,000 dan lebih kecil dari taraf
nyatanya.
Hal ini memperlihatkan bahwa keputusan pembelian jenis ikan
segar dipengaruhi cara mengolah. Variasi pengolahan ikan beraneka ragam
biasanya untuk jenis ikan tertentu akan sangat enak rasanya apabila diolah
dengan cara tertentu, misalnya ikan bawal sangat enak rasanya apabila di
bakar.
2. Atribut rasa ternyata berpengaruh signifikan terhadap penentuan pembelian
jenis ikan segar yang dipilih responden. Hal ini ditunjukkan oleh nilai – p value sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf nyatanya.
Untuk sebagian
orang/konsumen loyal, biasanya tidak sulit membedakan jenis ikan mana yang
rasanya enak atau tidak enak, dan tentunya rasa sangatlah penting karena
menunjukkan preferensi seseorang dala m mengkonsumsi ikan segar.
3. Nilai – p - value dengan 0,000 dari ketersediaan ternyata lebih kecil dari taraf
nyatanya.
Berarti atribut ketersediaan berpengaruh signifikan terhadap
perilaku konsumsi terhadap ikan segar.
Dalam hal ini ketersediaan erat
kaitannya dengan kemudahan konsumen dalam mendapatkan ikan.
Untuk
jenis ikan tertentu kemungkinan hanya musim – musim tertentu saja ikan
dapat ditemukan sehingga keputusan pembelian pun tergantung/dipengaruhi
apakah ikan yang dicari mudah di dapat atau tidak.
4. Nilai – p - value untuk aroma sebesar 0,148 lebih besar dari taraf nyatanya.
Begitu pula nilai – p - value untuk tekstur sebesar 0,428 lebih besar dari taraf
nayatanya menunjukkan bahwa atribut aroma dan tekstur tidak signifikan
hubungannya
dalam
pengambilan
keputusan
pembelian
ikan
segar
dikarenakan setiap jenis ikan seharusnya memiliki aroma dan tekstur yang
baik dikarenakan menandakan kesegaran dan kualitas ikan yang dimiliki.
Analisis hubungan dua peubah kategorik ini menghasilkan suatu kesimpulan
bahwa perilaku konsumen dalam pemilihan pembelian ikan segar di Hero
Supermarket akan sangat dipengaruhi atribut dari ikan itu sendiri yaitu harga, cara
mengolah, rasa, dan ketersediaan.
Dari atribut ini maka pada akhirnya akan
diketahui faktor/atribut mana yang paling mempengaruhi perilaku konsumen
dalam mengkonsumsi ikan segar di Hero Supermarket. Hal ini dibahas dengan
analisis CHAID.
6.2. Analisis CHAID
Analisis
CHAID digunakan untuk mengetahui faktor – faktor yang
berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi ikan segar yang
ditunjukkan oleh dendogram hasil analisis pada Gambar 3.
Berdasarkan dendogram analisis CHAID atau analisis dengan pemisahan
diketahui bahwa faktor utama yang menjadi penentu faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen ikan segar di Hero Supermarket seperti tersaji
pada Gambar 3.
Berdasarkan dendogram analisis CHAID atau analisis dengan pemisahan
diketahui bahwa faktor utama yang menjadi penentu di Hero Supermarket adalah
rasa. Hal ini menjelaskan bahwa peubah pertama yang signifikan memisahkan
ke-21 kelompok jenis ikan segar adalah peubah rasa. Dapat dilihat komposisi
jenis ikan berdasarkan rasa. Hal tersebut berarti bahwa umumnya konsumen akan
sangat mempertimbangkan apakah ikan segar yang dibeli memiliki rasa sangat
enak, enak, agak enak, sedang, agak tidak enak, tidak enak, sangat tidak enak.
Terdapat konsumen yang memiliki perilaku tersebut memilih agak tidak enak,
tidak enak, sangat tidak enak, hal ini menunjukkan bahwa konsumen ini tentunya
bukan mencirikan konsumen yang loyal.
Pada peubah rasa ini kelompok
responden yang menyatakan bahwa rasa sangatlah berpengaruh dalam
memutuskan pembelian ikan segar, memiliki pola berbeda dikelompokkan
menjadi tiga bagian yaitu kelompok jenis ikan yang memiliki rasa sangat enak,
enak dan agak enak, kelompok sedang, dan kelompok rasa agak tidak enak, tidak
enak dan sangat tidak enak. Perbedaan pola ini dikarenakan dua kelompok di
awal di pengaruhi oleh faktor ketersediaan. Pada kelompok rasa sangat enak,
enak dan agak enak sebanyak 76,28 persen responden menyatakan demikian,
untuk jenis ikan pada kelompok rasa ini salmon steak adalah ikan yang dominan
28,47 persen. Pada penelitian ini dominasi jenis ikan salmon steak yang banyak
dibeli/diminati konsumen di Hero Supermarket menunjukkan bahwa ikan ini rata
– rata memiliki rasa yang enak walaupun harganya ternilai cukup tinggi yaitu Rp
100.000,00 /kg namun bagi konsumen hal ini tidak menjadi masalah dikarenakan
mereka tidak dibatasi pendapatan (masyarakat kelas menengah ke atas), yang
mana tentunya konsumen ini adalah salah satu target pr oduktif Hero Supermarket
dalam sistem pemasarannya dikarenakan umumnya mereka memiliki pendaptan
tinggi.
Untuk jenis ikan yang dirasa sedang sebanyak 33,33 persen menyatakan
bahwa ikan gurame hidup umumnya dirasakan berada pada rasa ini. Diketahui
sebanyak 15,32 persen responden berada pada kelompok jenis ikan yang memiliki
rasa sedang.
Pada konsumen tidak loyal dalam mengkonsumsi ikan segar
(responden yang berada pada kelompok rasa agak tidak enak, tidak enak, sangat
tidak enak) sebanyak 8,41 persen. Jenis ikan mas hidup adalah ikan yang berada
pada kelompok rasa ini.
Selain perilaku konsumen dalam mengkonsumsi ikan segar dipengaruhi
rasa, terdapat faktor/atribut lain yang dominan mencirikan konsumen yang
menyukai ikan segar, yaitu ketersediaan, karena bagaimanapun kemudahan dalam
memperoleh menentukan seseorang dapat membeli. Perilaku ini dapat membuat
konsumen merasa mempertimbangkan apakah ikan segar yang akan dibeli sangat
mudah diperoleh, mudah diperoleh, sedang, agak sulit diperoleh, atau sulit
diperoleh.
Hal ini menunjukkan bahwa konsumen ini sangat mementingkan
efektivitas dan efisiensi waktu selama pembelian ikan segar, tentu hal ini
berhubungan waktu yang dimiliki konsumen.
Berdasarkan data sebelumnya
bahwa konsumen umumnya memiliki waktu luang selesai bekerja (rata -rata
konsumen ikan segar sudah bekerja). Dengan ini maka konsumen merasa bahwa
Hero Supermarket masih dapat menyediakan pasokan ikan segar tetap terjaga, dan
efektif dalam pencariannya, serta tentunya dengan mutu kualitas terjamin,
sehingga ikan segar yang ditawarkan Hero Supermarket masih tetap diminati
konsumen.
Perilaku yang menganggap bahwa ketersediaan merupakan atribut/faktor
yang dominan mempengaruhi konsumen dalam membeli/mengkonsumsi ikan
segar di Hero Supermarket yaitu untuk jenis ikan yang dinilai memiliki rasa yang
sangat enak, enak, dan agak enak, sehingga konsumen menunjukkan bahwa nilai
ini dirasa untuk mendapatkannya diperlukan suatu proses, yaitu mulai dirasa
sangat mudah diperoleh sampai dengan sulit diperoleh. Sedangkan ketersediaan
untuk jenis ikan yang dirasa sedang diperlukan nilai mulai dari sangat mudah
diperoleh sampai dengan agak sulit diperoleh . Untuk jenis ikan yang dirasa
sedang ini ketersediaan dirasa sulit diperoleh tidak terdapat, dikarenakan ikan
yang dirasa sedang dan sulit diperoleh tidak diminati/banyak dicari konsumen
sehingga tidak dijual di Hero Supermarket.
Faktor ketersediaan untuk ikan segar yang dinilai memiliki rasa sangat enak,
enak dan agak enak dikelompokkan menjadi 8,11 persen yang menyatakan bahwa
ketersediaan jenis ikan sangat mudah di peroleh didominasi jenis ikan gurame
hidup 18,52 persen, 50,45 persen ketersediaannya mudah diperoleh, umumnya
untuk kelompok ikan salmon steak dirasakan demikian.
21,21 persen sedang dalam hal
Kakap merah bulat
kemudahan cara mendapatkannya, responden
yang berada pada kelompok ketersediaan sedang sebanyak 9,91 persen. Terakhir
sebanyak 7,81 persen responden merasa bahwa ketersediaan ikan segar dirasakan
agak sulit diperoleh dan sulit diperoleh te rutama untuk jenis ikan salmon steak
65,38 persen.
Faktor ketersediaan untuk ikan segar yang dinilai memiliki rasa sedang
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu kelompok pertama ketersediaannya
sangat mudah diperoleh, mudah diperoleh, agak mudah diperoleh dan sedang
sebanyak 13,81 persen.
Dalam hal ini jenis ikan yang dirasa berada pada
kelompok ini yaitu yang memiliki nilai terbesar adalah ikan gurame hidup
36,96 persen. Diikuti kelompok kedua yaitu ketersediaan jenis ikan yang dirasa
agak sulit diperoleh 15 persen dari responden yang menyatakan ketersediaan jenis
ikan yang memiliki rasa. Sedang agak sulit diperoleh yaitu untuk jenis ikan
salmon steak 60,00 persen.
Ini berarti terdapat sebagian kecil responden
menyatakan jenis ikan ini berada pada kategori tersebut. Walaupun pada sebagian
besar ikan salmon steak merupakan ikan yang rata – rata memiliki rasa enak tetapi
ketersediaannya rata – rata agak sulit diperoleh.
Dari hasil analisis telihat bahwa sebagian besar konsumen dari penelitian ini
yang mengkonsumsi ikan segar menyetujui bahwa ikan segar selain harus
memiliki rasa yang enak juga ketersediaannya mudah diperoleh, sehingga dapat
memenuhi harapan sebagian besar konsumen.
Oleh karena itu dapat kita
simpulkan bahwa perilaku konsumen dalam mengkonsmsi ikan segar di Hero
Supermarket akan sangat dipengaruhi dari atribut ikan itu sendiri yaitu rasa dan
ketersediaan. Untuk pembahasan selengkapnya adalah sebagai berikut :
1. Rasa ternyata signifikan atau berpengaruh nyata terhadap konsumen dalam
mengkonsumsi ikan segar di Hero Supermarket. Hal ini ditunjukkan oleh nilai
P value 0,0000 yang artinya rasa signifikan terhadap respon pada taraf nyata 5
persen. Kondisi ini berarti konsumen lebih mengutamakan atribut rasa pada
ikan dalam pemilihan sebelum akhirnya memutuskan pembelian. Dalam hal
ini konsumen tidak mempermasalahkan hanya namun preferensi terhadap rasa
sebagai atribut pada ikan dominan pengaruhnya dalam pengambilan keputusan
pembelian.
2. Ketersediaan ternyata signifikan atau berpengaruh nyata terhadap perilaku
konsumen dalam mengkonsumsi ikan segar di Hero Supemarket. Hal ini
ditunjukkan oleh nilai P – value sebesar 0,0001 yang artinya ketersediaan
signifikan terhadap respon pada taraf nyata 5 persen. Artinya ketersediaan
mempengaruhi kategor i rasa sangat enak, enak dan agak enak sebesar
76,28 persen, terbagi menjadi ketersediaan untuk jenis ikan sangat mudah
diperoleh sebesar 8,11 persen, mudah diperoleh, agak mudah diperoleh
sebesar 50,45 persen, sedang 9,91 persen dan sisanya 7,81 persen ketersediaan
agak sulit diperoleh dan sulit diperoleh.
Selain itu P – value 0,0128
menunjukkan terdapat hubungan nyata antara ketersediaan dengan rasa sedang
sebesar 15,32 persen. Ketersediaan terbagi menjadi jenis ikan yang dirasa
sangat mudah diperoleh, mudah diperoleh, agak mudah diperoleh, dan sedang
sebesar 13,81 persen dan agak sulit diperoleh sebesar 1,50 persen.
Berdasarkan analisis CHAID dengan jumlah sampel 180 orang terdapat
faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengkonsumsi ika n segar
di Hero Supermarket adalah bahwa faktor utama yang mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen terhadap ikan segar yaitu atribut rasa dan ketersediaan,
faktor/atribut lain tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam hal ini atribut
harga, cara mengolah, aroma dan tekstur.
Hal tersebut menunjukkan umumnya konsumen lebih mengutamakan
mencari dan memilih ikan – ikan yang memiliki rasa enak dan mudah didapat.
Implikasinya adalah untuk Hero Supermarket hal ini penting dan menjadi
pertimbangan dalam menentukan ikan segar yang akan dijual tentu tidak terlepas
dari kualitas terjamin. Hal inilah yang menjadi perhatian dan menarik peneliti
untuk menjadi fokus utama penelitian yaitu selain mengetahui perilaku konsumen
terhadap preferensi atribut ikan segar, juga dapat menentukan strategi pemasaran
yang seharusnya dilakukan.
Cat.
Jenis Ikan
%
Total
(100.00)
n
333
Rasa
P-value=0,0000; Chi -square=139.6313; df=40
Sangat enak, enak, agak enak
Cat.
%
Total
(76.28)
n
Cat.
254
Total
Ketersediaan
P- value=0,0001;Chi - square=117.1790; df=60
Mudah diperoleh, Agak
mudah diperoleh
ang at mudah diperoleh
Cat.
Total
%
(8.11)
n
Cat.
27
Total
%
(50.45)
Cat.
188
Total
%
(15.32)
n
Cat.
51
Total
Ketersediaan
P- value=0,0128; Chi- square=26.4253; df=10
Agak sulit diperoleh,
Susah diperoleh
Sedang
n
Agak tidak enak, tidak enak,
Sangat tidak enak
Sedang
%
(9.91)
n
Cat.
33
Total
%
(7.81)
Sangat mudah diperoleh, mudah diperoleh,
agak mudah diperoleh, sedang
n
Cat.
26
Total
%
(13.81)
Gambar 3. Analisis CHAID
KETERANGAN : Peubah yang Paling Signifikan Adalah Rasa (α=5%)
Agak sulit diperoleh
n
Cat.
46
Total
%
(1.50)
n
5
%
(8.41)
n
28
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Konsumen ikan segar di Hero Supermarket sebagian besar berjenis
kelamin perempuan; berstatus sudah menikah; berpendidikan sarjana;
berkerja sebagai wiraswasta; berpenghasilan Rp > 2.500.000,00 /bulan,
dan berusia 35 – 44 tahun. Alasan konsumen membeli produk perikanan
segar karena faktor gizi. Manfaat utama yang dicari adalah memenuhi gizi
keluarga/manfaat kesehatan.
Hal yang dirasakan konsumen bila tidak
mengkonsumsi ikan segar responden merasa ada yang kurang. Sumber
informasi yang paling berpengaruhi sekali terhadap konsumen ikan segar
di Hero Supermarket adalah brosur dan anggota keluarga. Proses evaluasi
alternatif dilakukan dengan pertimbangan rasa pada ikan segar.
Pada
proses keputusan pembelian, konsumen melakukannya secara terencana.
Konsumen jarang mengkonsumsi ikan segar (seminggu sekali) dan sering
membeli di Supermarket dengan alasan mutu terjamin. Jenis ikan segar
yang sering dikonsumsi/disukai konsumen adalah ikan segar salmon steak.
Faktor evaluasi pasca pembelian menyatakan konsumen merasa cukup
puas dalam mengkonsumsi ikan segar. Konsumen menyatakan dirinya
tetap membeli ikan segar walaupun terjadi kenaikan harga, karena
mengkonsumsi ikan merupakan bergizi tinggi dan bermanfaat bagi
kesehatan.
2. Berdasarkan analisis Chi – Square diketahui hubungan yang signifikan
antara atribut harga, cara mengolah, dan rasa dengan pengambilan
83
keputusan pembelian. Sedangkan aroma dan tekstur tidak signifikan.
Berdasarkan analisis CHAID didapat atrib ut utama yang berpengaruh
terhadap konsumen dalam mengkonsumsi ikan segar adalah rasa. Hal ini
mencirikan bahwa pada konsumen menengah keatas preferensi terhadap
atribut suatu produk lebih diutamakan dibandingkan atribut harga.
Ketersediaan merupakan atribut kedua yang berpengaruh terhadap
perilaku konsumen dalam mengkonsumsi ikan segar di Hero Supermarket.
Atribut ini mencirikan bahwa konsumen sangat memperhatikan apakah
ikan yang dicari mudah diperoleh atau tidak.
5.2. SARAN
1. PT. Hero Supermarket menjaga ketersediaan ikan yang memiliki rasa
sangat enak, sehingga konsumen dapat memenuhi semua kebutuhannya
untuk memaksimalkan kepuasan yang diinginkan.
2. PT.
Hero
Supermarket
dalam
hal
ini
harus
mengkaji
ulang
pendistribusian ikan segar dari suplier, supaya produk perikanan
khususnya ikan segar dapat diterima oleh konsumen dalam keadaan
masih segar, sehingga mutu produk tersebut dapat terjaga dari
pembusukkan.
84
Lampiran 1
IDENTITAS RESPONDEN IKAN SEGAR
HERO PAJAJARAN BOGOR
Nama
Alamat
Usia
Status pernikahan
: ………………………………………… (L/P)
: ……………………………………………….
: ………… thn
: Menikah/belum menikah
Pendidikan terakhir
:(
(
(
) SD
) SMP
) SMA
Jenis pekerjaan
:(
(
(
(
) Pelajar/Mahasiswa
) Pegawai swasta
) Pegawai negeri
) Belum bekerja
Pendapatan per bulan : (
(
(
(
(
(
(
) Diploma
) Sarjana
) Pascasarjana
(
(
(
) Wiraswasta
) Pensiunan
) Ibu rumah tangga
) < Rp 500.000,) Rp 500.000,- s/d Rp 1.000.000,) Rp 1.000.000,- s/d Rp 2.500.000,) > Rp 5.000.000,-
DAFTAR PERTANYAAN
1. Atas dasar apa yang anda mengkonsumsi Ikan segar?
a. Karena kandungan gizinya
b. Karena selera
c. Karena kebiasaan
d. Harganya terjangkau
e. Rasanya lezat
f. Lainnya .…………………………………..
2. Manfaat apa yang anda cari dari mengkonsumsi ikan segar?
a. Sebagai pemenuhan gizi keluarga/menjaga kesehatan
b. Untuk kecerdasan otak
c. Untuk pengobatan
d. Karena ikut-ikutan teman/tetangga
e. Untuk diet
f. Lainnya, …………………………………….
3. Apa yang anda rasakan jika tidak mengkonsumsi ikan segar?
a. Merasa ada yang kurang
b. Tidak berpengaruh
85
4. Dari mana anda mengetahui ikan segar yang anda beli tersedia di Hero
Supermarket, Pajajaran Bogor?
a. Brosur
b. Spanduk
c. Anggota keluarga
d. Media elektronik (radio, TV)
e. Teman
f. Lainnya, ……………………………………...
5. Atribut apa yang menentukan pembelian anda terhadap ikan segar di Hero
Supermarket, Pajajaran Bogor?
a. Rasa
b. Harga
c. Tekstur
d. Aroma
e. Cara mengolah
f. Ketersediaan
6. Jenis ikan apa saja yang anda konsumsi selain ikan segar?
a. Ayam
b. Tempe/tahu
c. Daging
d. Telur
e. Lainnya, ………………………………………….
7. Bagaimana kepuasan anda terhadap ikan segar yang dibeli di Hero
Supermarket, Pajajaran Bogor?
a. Puas
b. Cukup puas
c. Tidak puas
8. Cara memustuskan pembelian ikan segar adalah?
a. Terencana
b. Mendadak
c. Tergantung situasi
9. Berapa kali anda mengkonsumsi ikan segar dalam waktu satu bulan?
a. Jarang (1 minggu sekali)
b. Kadang-kadang (2-3 kali seminggu)
c. Sering (lebih dari 4 kali seminggu)
10. Dimana saja biasanya anda membeli ikan segar?
a. Supermarket
b. Pasar tradisional
c. Pedagang keliling
86
11. Jenis ikan segar apa yang biasa anda konsumsi?
a. Ikan
b. Udang
c. Cumi-cumi
d. Kerang
e. Rajungan
12. Alasan apa yang membuat anda membeli ikan segar di Hero Supermarket,
Pajajaran Bogor?
a. Kenyamanan
b. Harga terjangkau
c. Mutu barang terjamin
d. Kebetulan
e. Dekat rumah
f. Pelayanan baik
13. Bagaimana tingkat kepuasan anda dalam melakukan pembelian ikan segar di
Hero Supermarket, Pajajaran Bogor?
a. Puas
b. Cukup puas
c. Tidak puas
14. Apakah anda tetap membeli ikan segar di Hero Supermarket, Pajajaran Bogor
jika harganya naik?
a. Tetap membeli
b. Tidak membeli
15. Jenis ikan segar apa yang paling anda sukai?
a. Ikan
b. Udang
c. Rajungan
d. Kerang
e. Cumi-cumi
Isilah kolom mengenai atribut ikan segar di bawah ini dengan memberikan tanda
silang (X).
Diantara atribut-atribut di bawah ini, manakah yang menjadi pertimbangan anda
dalam membeli ikan segar?
No
Atribut
STP
1.
2.
3.
4.
5.
6.
TP
Tingkat kepentingan
KP S
AP P
SP
Harga
Cara mengolah
Rasa
Ketersediaan
Aroma
Tekstur
87
1. Bagaimana tingkat atribut harga untuk ikan segar dibawah ini?
Harga
Nilai kepercayaan
Jenis – jenis Ikan
Sangat murah
Murah
Agak murah
Sedang
Agak mahal
Mahal
Sangat mahal
SALMON STEAK ( Laut )
IKAN BAWAL HITAM ( Laut )
IKAN BAWAL PUTIH ( Laut )
IKAN MARLIN FRESH ( Laut )
MARLIN STEAK ( Laut )
IKAN SAMGE KG ( Laut )
IKAN KUE ( Laut )
IKAN SELAR KG (Laut )
IKAN KAKAP MERAH BULAT ( Laut )
IKAN KEMBUNG BANJAR ( Laut )
IKAN KEMBUNG COMO ( Laut )
IKAN KERAPU ( Laut )
IKAN TENGGIRI ( Laut )
IKAN EKOR KUNING ( Laut )
GINDARA (KORODA) HEADLESS
LOKAL ( Laut )
IKAN BARONANG (B) ( Laut )
IKAN MAS HIDUP ( Tawar )
IKAN PATIN ( Tawar )
IKAN MUJ AIR ( Tawar )
88
IKAN GURAME HIDUP ( Tawar )
IKAN BANDENG SUPER ( Tawar)
2. Bagaimana tingkat atribut cara mengolah untuk ikan segar dibawah ini?
Cara Mengolah
Nilai kepercayaan
Jenis – jenis Ikan
Sangat murah
Murah
Agak murah
Sedang
Agak mahal
Mahal
Sangat mahal
SALMON STEAK ( Laut )
IKAN BAWAL HITAM ( Laut )
IKAN BAWAL PUTIH ( Laut )
IKAN MARLIN FRESH ( Laut )
MARLIN STEAK ( Laut )
IKAN SAMGE KG ( Laut )
IKAN KUE ( Laut )
IKAN SELAR KG (Laut )
IKAN KAKAP MERAH BULAT ( Laut )
IKAN KEMBUNG BANJAR ( Laut )
IKAN KEMBUNG COMO ( Laut )
IKAN KERAPU ( Laut )
IKAN TENGGIRI ( Laut )
IKAN EKOR KUNING ( Laut )
GINDARA (KORODA) HEADLESS
LOKAL ( Laut )
IKAN BARONANG (B) ( Laut )
IKAN MAS HIDUP ( Tawar )
89
IKAN PATIN ( Tawar )
IKAN MUJAIR ( Tawar )
IKAN GURAME HIDUP ( Tawar )
IKAN BANDENG SUPER ( Tawar)
3. Bagaimana tingkat atribut rasa untuk ikan segar di bawah ini?
Rasa
Nilai kepercayaan
Jenis – jenis Ikan
Sangat murah
Murah
Agak murah
Sedang
Agak mahal
Mahal
Sangat mahal
SALMON STEAK ( Laut )
IKAN BAWAL HITAM ( Laut )
IKAN BAWAL PUTIH ( Laut )
IKAN MARLIN FRESH ( Laut )
MARLIN STEAK ( Laut )
IKAN SAMGE KG ( Laut )
IKAN KUE ( Laut )
IKAN SELAR KG (Laut )
IKAN KAKAP MERAH BULAT ( Laut )
IKAN KEMBUNG BANJAR ( Laut )
IKAN KEMBUNG COMO ( Laut )
IKAN KERAPU ( Laut )
IKAN TENGGIRI ( Laut )
IKAN EKOR KUNING ( Laut )
GINDARA (KORODA) HEADLESS
LOKAL ( Laut )
90
IKAN BARONANG (B) ( Laut )
IKAN MAS HIDUP ( Tawar )
IKAN PATIN ( Tawar )
IKAN MUJAIR ( Tawar )
IKAN GURAME HIDUP ( Tawar )
IKAN BANDENG SUPER ( Tawar)
4. Bagaimana tingkat atribut ketersediaan untuk ikan segar dibawah ini?
Ketersediaan
Nilai kepercayaan
Jenis – jenis Ikan
Sangat murah
Murah
Agak murah
Sedang
Agak mahal
Mahal
Sangat mahal
SALMON STEAK ( Laut )
IKAN BAWAL HITAM ( Laut )
IKAN BAWAL PUTIH ( Laut )
IKAN MARLIN FRESH ( Laut )
MARLIN STEAK ( Laut )
IKAN SAMGE KG ( Laut )
IKAN KUE ( Laut )
IKAN SELAR KG (Laut )
IKAN KAKAP MERAH BULAT ( Laut )
IKAN KEMBUNG BANJAR ( Laut )
IKAN KEMBUNG COMO ( Laut )
IKAN KERAPU ( Laut )
IKAN TENGGIRI ( Laut )
91
IKAN EKOR KUNING ( Laut )
GINDARA (KORODA) HEADLESS
LOKAL ( Laut )
IKAN BARONANG (B) ( Laut )
IKAN MAS HIDUP ( Tawar )
IKAN PATIN ( Tawar )
IKAN MUJAIR ( Tawar )
IKAN GURAME HIDUP ( Tawar )
IKAN BANDENG SUPER ( Tawar)
5. Bagaimana tingkat atribut aroma untuk ikan segar dibawah ini?
Aroma
Nilai kepercayaan
Jenis – jenis Ikan
Sangat murah
Murah
Agak murah
Sedang
Agak mahal
Mahal
Sangat mahal
SALMON STEAK ( Laut )
IKAN BAWAL HITAM ( Laut )
IKAN BAWAL PUTIH ( Laut )
IKAN MARLIN FRESH ( Laut )
MARLIN STEAK ( Laut )
IKAN SAMGE KG ( Laut )
IKAN KUE ( Laut )
IKAN SELAR KG (Laut )
IKAN KAKAP MERAH BULAT ( Laut )
IKAN KEMBUNG BANJAR ( Laut )
IKAN KEMBUNG COMO ( Laut )
92
IKAN KERAPU ( Laut )
IKAN TENGGIRI ( Laut )
IKAN EKOR KUNING ( Laut )
GINDARA (KORODA) HEADLESS
LOKAL ( Laut )
IKAN BARONANG (B) ( Laut )
IKAN MAS HIDUP ( Tawar )
IKAN PATIN ( Tawar )
IKAN MUJAIR ( Tawar )
IKAN GURAME HIDUP ( Tawar )
IKAN BANDENG SUPER ( Tawar)
6. Bagaimana tingkat atribut tekstur untuk ikan segar dibawah ini?
Tekstur
Nilai kepercayaan
Jenis – jenis Ikan
Sangat murah
Murah
Agak murah
Sedang
Agak mahal
Mahal
Sangat mahal
SALMON STEAK ( Laut )
IKAN BAWAL HITAM ( Laut )
IKAN BAWAL PUTIH ( Laut )
IKAN MARLIN FRESH ( Laut )
MARLIN STEAK ( Laut )
IKAN SAMGE KG ( Laut )
IKAN KUE ( Laut )
IKAN SELAR KG (Laut )
IKAN KAKAP MERAH BULAT ( Laut )
93
IKAN KEMBUNG BANJAR ( Laut )
IKAN KEMBUNG COMO ( Laut )
IKAN KERAPU ( Laut )
IKAN TENGGIRI ( Laut )
IKAN EKOR KUNING ( Laut )
GINDARA (KORODA) HEADLESS
LOKAL ( Laut )
IKAN BARONANG (B) ( Laut )
IKAN MAS HIDUP ( Tawar )
IKAN PATIN ( Tawar )
IKAN MUJAIR ( Tawar )
IKAN GURAME HIDUP ( Tawar )
IKAN BANDENG SUPER ( Tawar)
94
Download