pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan

advertisement
PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN
INSTITUSIONAL, LEVERAGE, PENGUNGKAPAN TANGGUNG
JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN
MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
Amalia Arbinuri
NIM: 1111082000008
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
II.
III.
IDENTITAS PRIBADI
Nama
: Amalia Arbinuri
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat dan Tanggal Lahir : Tangerang Selatan, 15 Mei 1993
Agama
: Islam
Alamat
: Komp. Bukit Pamulang Indah A 3 no. 14,
Pamulang Timur, Pamulang, Tangerang
Selatan 15417
No. Telepon
: 089637598649/0217404202
Email
: [email protected]
PENDIDIKAN
1999-2002 : SD Islam Darul Ma‟arif
2002-2005 : SDN Pamulang Indah
2005-2008 : SMPN 1 Pamulang
2008-2011 : SMAN 34 Jakarta
2011-2015 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Young on Top Tangerang (2012-2013)
2. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta (2012-2013)
3. Anggota Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(2013-2014)
IV.
V.
PENGALAMAN KERJA
1. Pengajar privat di berbagai lembaga privat (2013-2015)
SEMINAR DAN PELATIHAN
1. “Kuliah Umum Sosialisasi Hemat Energi”, 8 November 2012
2. Seminar “Pakistani Youth Role in Preventing Pro-Violence
Ideology”, 13 Maret 2013
3. Diskusi Interaktif Muda Bicara 2013 “APEC di Mata Anak Muda”,
2 Oktober 2013
4. Simulasi Pasar Modal “Knowing More Doing More to Be Smart
Investor”, 12 November 2013
vi
INFLUENCE OF MANAGERIAL OWNERSHIP, INSTITUTIONAL
OWNERSHIP, LEVERAGE, FIRM SIZE, CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY DISCLOSURE AND EARNING MANAGEMENT
TO FIRM VALUE
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the influence of managerial
ownership, institutional ownership, leverage, firm size, corporate social
responsibility disclosure and earning management to firm value.
This research population was finance companies listed in Indonesia Stock
Exchange (IDX) in 2010-2014 period. The number of companies that become
sample is 13 companies with 5 year observation. Based on method purposive
sampling, the total research sample is 65 financial statements and 65 annual
report. The hypothesis of this research uses multiple regression analysis.
The results of this research indicate that managerial ownership and
leverage had siginificant influence to firm value. However, instutional ownership,
firm size, corporate social responsibility disclosure, and earning management had
no influence to firm value. It is considered simultaneously that based on the result
of F test, independent variable examination which is consist of managerial
ownership, institutional ownership, leverage, firm size, corporate social
responsibility disclosure and earning management to firm value.
Keywords: Managerial Ownership, Institutional Ownership, Leverage, Firm Size,
Corporate Social Responsibility Disclosure, Earning Management,
and Firm Value.
vi
PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN
INSTUTISIONAL, PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN,
DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemilikan
manajerial, kepemilikan instutisional, pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan, leverage, ukuran perusahaan, dan manajemen laba terhadap nilai
perusahaan.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan keuangan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2010-2014. Jumlah perusahaan yang
menjadi sampel adalah 13 perusahaan dengan pengamatan selama 5 tahun.
Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 65
laporan keuangan dan 65 laporan tahunan. Pengujian hipotesis penelitian ini
menggunakan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial dan
leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan
instutisional, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, ukuran
perusahaan, dan manajamen laba tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Dapat disimpulkan bahwa secara simultan berdasarkan hasil uji F, variabel
independen yang terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan instutisional,
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, leverage, ukuran perusahaan,
dan manajemen laba berpengaruh sigifikan terhadap nilai perusahaan.
Kata kunci: kepemilikan manajerial, kepemilikan instutisional, pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan, leverage, ukuran perusahaan,
manajemen laba dan nilai perusahaan.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta
alam yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dialah Tuhan Penguasa segala
ilmu, Sang Maha Benar atas segala ilmu. Shalawat beserta salam semoga terus
tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, serta
pengikut-pengikutnya yang senantiasa istiqomah dalam menjalankan ajaranajarannya.
Penulis sangat bersyukur atas selesainya penyusunan skripsi ini. Disamping itu,
penulis juga menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih sangat jauh dari nilai
sempurna. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang
penulis miliki. Untuk itu, kiranya pembaca dapat memaklumi kelemahan dan
kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Inilah hasil kerja maksimal yang
dapat penulis berikan. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini.
1. Almarhumah Ibu Binti, Bapak Ahmad, serta Ummi Lilis tercinta yang
selalu memberikan limpahan kasih sayang, perhatian, nasihat, dan do‟a
yang tak pernah putus-putusnya untuk Lia, serta telah sangat sabar
menunggu dan memperhatikan salah satu perjalanan panjang dalam
pendidikan anaknya.
2. Bapak Dr. Arief Mufraini, LC., M.si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Dosen pembimbing skripsi, Bapak Dr. Yahya Hamja, MM dan Ibu Atiqah,
S.E., M.S.,Ak yang telah meluangkan waktunya untuk memberi
bimbingan, arahan, dan ilmu pengatahuannya kepada penulis selama
penyusunan skripsi hingga akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan.
4. Yessi Fitri, M. Si. Ak selaku Kepala Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, salah satu
figur yang saya kagumi.
vi
5. Bapak Hepi Prayudiawan SE,.MM,.Ak selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta sekaligus dosen favorit dalam hal kelulusan.
6. Kakak-kakak ku tersayang, Mas Abi, Mas Iman dan Kak Tia;
Keponakanku Kirana, Tsabita dan Ibrahim Tante Ani, serta keluarga besar
ku terima kasih banyak atas nasihat, semangat, perhatian dan doa.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
bekal ilmu
pengetahuan yang sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga
menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita
semua.
8. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam
mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
9. Seluruh teman-teman Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan
2011. Terima kasih atas kebersamaan, canda, tawa dan tangis yang kita
lewati.
10. Seluruh teman-teman KKN Ceria 2014. Terima kasih untuk semua hal
yang kita lalui
11. Seluruh pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu-persatu, terima
kasih atas bantuannya. Semoga Allah membalas berkali-kali lipat.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta November 2015
Amalia Arbinuri
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...........................................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ..................................................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .............................................................................
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ...........................................................
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................................................
vi
ABSTRACT ..........................................................................................................................
vii
ABSTRAK ............................................................................................................................
viii
KATA PENGANTAR .............................................................................................................
ix
DAFTAR ISI .........................................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................................................
xvi
DAFTAR GAMBAR. ............................................................................................................
xvii
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................................
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ..........................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................
12
xi
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................................. 12
1. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 12
2.
BAB II
Manfaat Penelitian ....................................................................................... 13
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur ....................................................................................................... 16
1. Teori Keagenan ......................................................................................................... 16
2. Toeri Legitimasi ......................................................................................................... 18
3. Teori Signalling .......................................................................................................... 19
4. Toeri Pecking Order ............................................................................................. 20
5. Kepemilikan Manajerial ...................................................................................... 20
6. Kepemilikan Instutisional .................................................................................... 22
7. Leverage .................................................................................................................... 23
8. Teori Stakeholder ...................................................................................................... 25
9. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan .................................................................. 27
a. Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan .......................................
27
b. Alasan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan .................................................................................................... 32
c. Prinsip Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ...........................................
xi
34
d. Tahap-tahap Penerapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan .................. 38
e. Pengungkapan
Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan pada Laporan
Keuangan ..................................................................................................... 38
10. Ukuran Perusahaan ........................................................................................ 41
11. Manajemen Laba ............................................................................................ 42
12. Nilai Perusahaan ............................................................................................ 47
B. Penelitian Tedahulu ............................................................................................. 49
C. Kerangka Pemikiran .............................................................................................. 54
1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan .................... 55
2. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan ................. 57
3. Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan ............................................ 58
4.
Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
terhadap Nilai Perusahaan ............................................................................. 58
5. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan .......................... 59
6. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan .............................. 60
D. Perumusan Hipotesis .......................................................................................... 60
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................... 62
B. Metode Penentuan Sampel ........................................................................... 62
xi
C. Metode Pengumpulan Data ..........................................................................
63
D. Metode Analisis Data .....................................................................................
64
1. Statistik Deskriptif ..................................................................................
64
2. Uji Asumsi Klasik ......................................................................................
64
3. Uji Hipotesis .............................................................................................
67
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ..........................................................
69
1. Variabel Independen . .........................................................................
69
a.
b.
Kepemilikan Manajerial
69
Kepemilikan Institusional ..................................................
69
c. Leverage ......................................................................................
70
d. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ..................
70
e. Ukuran Perusahaan .....................................................................
71
f. Manajemen Laba .........................................................................
72
2. Variabel Dependen .............................................................................
73
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................
76
1. Deskripsi Objek Penelitian .................................................................
76
2. Deskripsi Sampel Penelitian ...............................................................
77
B. Analisis dan Pembahasan .........................................................................
78
1. Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif ..................................................
78
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................................................
82
a. Hasil Uji Multikoloniearitas .........................................................
82
xi
b. Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................................. 83
c. Hasil Uji Heterokedastisitas .................................................................................... 84
d. Hasil Uji Normalitas ................................................................................................ 85
3. Hasil Uji Hipotesis ................................................................................................... 86
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi .............................................................................. 86
b. Hasil Uji Statistik t ................................................................................................... 87
c. Hasil Uji Statistik F ................................................................................................... 92
4. Hasil Uji Regresi Berganda ...................................................................................... 93
a. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan 93
b. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan 94
c. Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan..................................................... 95
d. Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan...................................................................... 96
e. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan ................................... 97
f. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan ....................................... 98
g. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional,
Leverage, Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
Ukuran Perusahaan, dan Manajemen Laba terhadap Nilai
Perusahaan................................................................................................................... 99
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 100
xi
B. Implikasi .................................................................................................................. 101
C. Keterbatasan ........................................................................................................... 103
D. Saran ........................................................................................................................ 104
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 105
LAMPIRAN .................................................................................................................... 109
xi
DAFTAR TABEL
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................................... 49
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ........................................................... 73
4.1 Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria .................................................... 75
4.2 Deskripsi Sampel Perusahaan ...................................................................... 76
4.3 Statistik Deskriptif ........................................................................................ 77
4.4 Hasil Uji Multikoloniearitas ......................................................................... 81
4.5 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................................... 82
4.6 Hasil Uji Heterokedastisitas ......................................................................... 83
4.7 Hasil Uji Normalitas ...................................................................................... 84
4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................................... 85
4.9 Hasil Uji Statistik t ........................................................................................ 86
4.10 Hasil Uji Statistik F ...................................................................................... 91
xi
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................................55
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Data Perusahaan Sampel .............................................................................. 109
2. Perhitungan Kepemilikan Manajerial ........................................................... 110
3. Perhitungan Kepemilikan Instutisional ......................................................... 111
4. Perhitungan Leverage ................................................................................... 112
5. Perhitungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ................ 113
6. Perhitungan Ukuran Perusahaan .................................................................. 121
7. Perhitungan Manajamen Laba ...................................................................... 122
8. Perhitungan Nilai Perusahaan ...................................................................... 123
9. Hasil Output SPSS..........................................................................................124
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yaitu
untuk mencapai laba yang sebesar-besarnya, memakmurkan pemilik
perusahaan atau para pemilik saham (stockholders) serta memaksimalkan
nilai
perusahaan. Tujuan perusahaan tersebut
sebenarnya
secara
substansial tidak banyak berbeda, hanya saja penekanan yang ingin dicapai
oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya (Harjito dan Agus, 2005 dalam Susanto dan Subekti, 2013).
Menurut Fama (1978) dalam Wahyudi dan Pawestri (2006) nilai
perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya. Jika harga saham
perusahaan tinggi maka dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan
tersebut juga baik.
Salah satu cara agar perusahaan dapat memaksimalkan nilai
perusahaan adalah dengan memenangkan kompetensi di dalam dunia
usaha, yaitu dengan meningkatkan pertumbuhan yang ditandai dengan
adanya peningkatan nilai investasi yang ditanamkan dalam perusahaan.
Selain laba dan pertumbuhan, ada hal lain yang menjadi indikator
keberhasilan
perusahaan
yaitu
keberlanjutan
(sustainability).
Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin apabila perusahaan
1
memperhatikan aspek sosial dan lingkungan hidup. Banyak fakta yang
terjadi bagaimana perlawanan masyarakat sekitar, di berbagai tempat dan
waktu terhadap perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan aspekaspek sosial, ekonomi dan lingkungan hidupnya.
Pengurangan dampak negatif atas kesenjangan sosial dan
kerusakan lingkungan yang dihadapi oleh perusahaan yang semakin
berkembang, membuat perusahaan semakin sadar dan melaksanakan
tanggung
jawab
sosialnya.
Banyak
perusahaan
swasta
kini
mengembangkan Coporate Social Responsibility (CSR).
Hal tersebut sejalan dengan Nurlela dan Islahuddin (2008) dimana
saat ini dunia usaha semakin menyadari bahwa perusahaan tidak lagi
dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line,
yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi
keuangan saja, namun juga harus memperhatikan aspek sosial dan
lingkungannya. Dasar pemikiran bahwa dengan menggantungkan hanya
pada kesehatan finansial tidak akan menjamin perusahaan dapat tumbuh
secara berkelanjutan (sustainable).
Selain itu pemikiran yang mendasari pelaksanaan tanggung jawab
sosial perusahaan adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai
kewajiban ekonomi dan kepada pemegang saham (shareholder), tetapi
kewajiban yang menjangkau lebih dari kepentingan di atas, seperti
stakeholder. Tanggung jawab sosial perusahaan terjadi antara sebuah
perusahaan dengan stakeholder (Nurlela dan Islahuddin, 2008).
2
Kajian CSR semakin berkembang pesat seiring banyak kasus yang
terjadi, dimana perusahaan tidak memberikan kontribusi positif secara
langusung kepada masyarakat. Pentingnya CSR telah mendapat perhatian
pemerintah dan perusahaan yang ada di Indonesia. Undang-Undang No. 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (pasal 74 ayat 1a) menyatakan:
(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan (TJSL). (2) TJSL merupakan kewajiban Perseroan
yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang
pelaksanaannya
dilakukan
dengan
memperhatikan
kepatutan
dan
kewajaran. (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban dikenai
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan). Adanya
undang-undang tersebut, perusahaan khusus perseroan yang bergerak di
bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan
tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat. CSR di Indonesia baru
diwajibkan bagi perusahaan bidang tertentu saja terkait dengan semakin
parahnya kerusakan lingkungan yang terjadi, mulai dari penggundulan
hutan, polusi udara dan air, hingga perubahan iklim (Utama, 2007 dalam
Cheng dan Christiawan 2011).
Peraturan lain yang diterapkan, terdapat dalam UU No. 25 Tahun
2007 tentang Penanaman Modal (pasal 15 ayat 1), yaitu setiap penanaman
modal berkewajiban menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik,
3
dan pada ayat 2, yaitu setiap penanam modal berkewajiban untuk
melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.
Dengan adanya undang-undang tersebut, perusahaan khusus
perseroan terbatas yang bergerak di bidang dan atau berkaitan dengan
sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosialnya kepada
masyarakat.
Sanksi pidana mengenai pelanggaran CSR pun terdapat di dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup (UUPLH) Pasal 41 ayat (1) yang menyatakan: “Barang siapa yang
melawan
hukum
dengan
sengaja
melakukan
perbuatan
yang
mengakibatkan pencemaran dan/ atau perusakan lingkungan hidup,
diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan denda
paling banyak lima ratus juta rupiah”. Selanjutnya, Pasal 42 ayat (1)
menyatakan: “Barangsiapa yang karena kealpaannya melakukan perbuatan
yang mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup,
diancamdengan pidana penjara paling lama tiga tahun dan denda paling
banyak seratusjuta rupiah”.
Adanya undang-undang tersebut, banyak penelitian sebelumnya
mengangkat isu penerapan tanggung jawab sosial hanya pada perusahaan
yang memiliki tingkat risiko yang tinggi terhadap dampak lingkungan atas
aktivitas operasional perusahaan, seperti perusahaan pertambangan dan
manufaktur. Padahal penerapan tanggung jawab sosial perusahaan tidak
terbatas pada jenis dan ukuran perusahaan. Perusahaan yang bergerak di
4
sektor jasa seperti keuangan juga dapat menerapkan tanggung jawab
sosial, hal ini didasari bahwa institusi keuangan juga mempunya kontribusi
penting dalam kondisi keuangan nasional dan mempunyai hubungan yang
erat dengan para stakeholdersnya seperti investor, calon investor, dan
pemerintah dalam penyediaan informasi dalam kegiatan sosial mereka.
Seperti yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
8/POJK.04/2015 tentang Situs Web Emiten atau Perusahaan Publik Pasal
6: “Informasi yang wajib dimuat dalam Situs Web Emiten atau Perusahaan
Publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 paling kurang meliputi: (a)
informasi umum Emiten atau Perusahaan Publik; (b) informasi bagi
pemodal atau investor; (c) informasi tata kelola perusahaan; dan (d.
informasi tanggung jawab sosial perusahaan.”
Secara khusus peraturan tentang tata kelola perusahaan yang baik
bagi Bank Umum Syariah juga telah diatur oleh Peraturan Bank Indonesia
Nomor 15/13/PBI/2013, menyatakan: “Salah satu faktor penting dalam
mewujudkan terciptanya industri perbankan yang sehat, kuat, dan
dipercaya masyarakat adalah terciptanya pengelolaan kelembagaan bank
secara profesional baik dalam pemenuhan kebutuhan sumber daya
manusia maupun dalam perencanaan pembukaan, perubahan status,
pemindahan alamat, dan/atau penutupan kantor bank sehingga mampu
mendukung pertumbuhan usaha secara sehat. Untuk mencapai maksud
tersebut maka Bank perlu menerapkan prinsip tata kelola yang baik (good
5
corporate governance) guna memitigasi berbagai risiko yang mungkin
terjadi serta memastikan pemenuhan terhadap ketentuan yang berlaku”.
Pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 2/POJK.05/2014
tentang Tata Kelola Perusahaan yang Baik Bagi Perusahaan Perasurasian
Pasal 4 ayat (1) menyatakan: “Perusahaan Perasuransian wajib
melaksanakan prinsip Tata Kelola Perusahaan Yang Baik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2, dalam setiap kegiatan usahanya pada seluruh
tingkatan atau jenjang organisasi.”
Institusi keuangan yang ingin tetap menjaga eksistensinya dalam
dunia bisnis nasional, selain mengejar keuntungan juga harus peduli dan
berperan aktif dalam pemenuhan kesejahteraan masyarakat ekonomi kelas
rendah. Daniri (2008) menyatakan bahwa pelaksanaan Corporate Social
Responsibility dapat menjadi suatu strategi bisnis yang baik bagi bank
untuk menjaga atau meningkatkan daya saing melalui reputasi dan
kesetiaan merek produk (loyalitas) atau citra perusahaan
Menurut Darwin (2004) dalam Rakhiemah dan Agustia (2009)
perusahaan dapat memperoleh banyak manfaat dari praktik dan
pengungkapan CSR apabila dipraktekkan dengan sungguh-sungguh,
diantaranya:
dapat
mempererat
komunikasi
dengan
stakeholders,
meluruskan visi, misi, dan prinsip perusahaan terkait dengan praktik dan
aktivitas bisnis internal perusahaan, mendorong perbaikan perusahaan
secara berkesinambungan sebagai wujud manajemen risiko dan untuk
6
melindungi reputasi, serta untuk meraih competitive advantage dalam hal
modal, tenaga kerja, supplier, dan pangsa pasar.
Investor individual tertarik terhadap informasi sosial yang
dilaporkan dalam laporan keuangan. Informasi tersebut berupa keamanan
dan kualitas produk serta aktivitas lingkungan. Selain itu mereka
menginginkan informasi mengenai etika, hubungan dengan karyawan dan
masyarakat (Eipstein dan Freedman, 1994 dalam Anggraini 2006).
Hal tersebut didukung oleh Handy (2003) dalam Radyati (2008:5),
kini keberadaan bisnis adalah tidak hanya mencari keuntungan, tetapi
melakukan sesuatu yang lebih baik dengan tujuan tidak hanya
memaksimalkan nilai pemegang saham (shareholders), akan tetapi juga
memaksimalkan nilai para pemangku kepentingan (stakeholders).
Stakeholders perusahaan ada yang berada di dalam perusahaan (internal
stakeholders), dan ada yang berada di luar perusahaan (external
stakholders). Internal stakeholders terdiri dari para karyawan dan seluruh
anggota perusahaan, termasuk pemegang saham. External stakeholders
terdiri dari pemasok, komunitas lokal, masyarakat luas, pesaing
pemerintah, perusahaan lain, dan masyarakat dunia
Penyatuan kepentingan pemegang saham, debtholders, dan
manajemen
yang
notabene
merupakan
pihak
yang
mempunyai
kepentingan terhadap tujuan perusahaan seringkali menimbulkan masalah
(agency problem). Agency problem dapat dipengaruhi oleh struktur
kepemilikan (kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional).
7
Struktur
kepemilikan
oleh
beberapa
peneliti
dipercaya
mampu
mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada
kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi
nilai perusahaan. Hal ini disebabkan oleh karena adanya kontrol yang
mereka miliki (Wahyudi dan Pawestri, 2006).
Hubungan agensi muncul ketika salah satu pihak (principal)
menyewa pihak lain (agent) untuk melaksanakan suatu jasa, dan dalam
melakukan hal itu mendelegasikan wewenang untuk membuat keputusan
kepada agen tersebut (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Ujiyantho dan
Pramuka, 2007). Kewenangan yang dimilikinya ini, mungkin saja agen
tidak bertindak yang terbaik untuk kepentingan pemilik karena adanya
perbedaan kepentingan antara agen dengan pemilik, mengakibatkan agen
dapat bertindak yang hanya menguntungkan dirirnya sendiri tanpa
memperhatikan kepentingan pemilik. Selain itu, agen dianggap memiliki
informasi yang lebih mengenai perusahaan dibandingkan pemilik,
sehingga memungkinkan agen untuk memanipulasi informasi yang dapat
menguntungkan agen (Ujiyantho dan Pramuka, 2007).
Manipulasi yang dilakukan manajemen perusahaan membuat
pemegang saham kehilangan kepercayaan atas investasinya, sehingga
menyebabkan pemegang saham menarik dana yang telah diinvestasikan
sebelumnya, hal ini disebut sebagai masalah keagenan. Herawaty (2008)
menjelaskan, bahwa salah satu bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh
manajemen sebagai agen yaitu dalam proses penyusunan laporan
8
keuangan manajemen dapat mempengaruhi tingkat laba yang ditampilkan
dalam laporan keuangan atau yang sering disebut dengan earning
management .
Menurut Scott (2014: 328) manajemen laba jika dilihat secara
prinsip memang tidak menyalahi prinsip akuntansi yang berterima umum,
namun manajemen laba dinilai dapat menurunkan kepercayaan masyarakat
terhadap perusahaan. Semakin menurunnya kepercayaan masyarakat,
maka hal ini dapat menurunkan nilai perusahaan karena banyak investor
yang akan menarik kembali investasi yang telah mereka tanamkan.
Praktek manajemen laba dinilai merugikan karena dapat menurunkan nilai
laporan keuangan dan memberikan informasi yang tidak relevan bagi
investor.
Selanjutnya, selain CSR, ukuran perusahaan digunakan dalam
penelitian ini karena secara teoritis semakin besar ukuran perusahaan,
maka semakin besar pula nilai perusahaan tersebut. Hal ini sejalan dengan
Sembiring (2005) yang telah melakukan penelitian empiris pada
perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta, mengenai karakteristik
perusahaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial. Hasilnya berupa
ukuran perusahaan, karakteristik dan jumlah dari jajaran komisioner
memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap pengungkapan
pertanggungjawaban sosial. Variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, leverage juga digunakan dalam penelitian ini karena sesuai
dengan Penelitian Crutchley (1999) dalam Wahyudi dan Pawestri (2006),
9
memberikan bukti bahwa ada keterkaitan antara keputusan leverage, dividend
payout ratio, insider ownership, dan institutional ownership yang ditentukan
secara simultan meskipun tidak menyeluruh. Pada penelitiannya Crutchley
(1999) juga membuktikan bahwa kepemilikan institusional merupakan
subtitusi kepemilikan manajerial. Chen (2000) menemukan hubungan negatif
antara analyst coverage dan kepemilikan manajerial, hal ini mendukung hasil
penelitian Crutchley (1999).
Perbedaan lain dengan penelitian sebelumnya adalah digunakan
standar GRI (Global Reporting Initiative) dalam mengukur pengungkapan
CSR di penelitian ini. Periode penelitian yang digunakan yaitu lima tahun
pengamatan (2010 sampai 2014). Hal ini juga memperbaiki keterbatasan
peneliti terdahulu yang hanya menggunakan satu tahun periode dan tidak
digunakannya standar Global Reporting Index (GRI) dalam pengukuran
pengungkapan sosial. Alasan digunakannya standar GRI di dalam
penelitian ini, karena pengungkapan yang terdapat di dalam GRI bersifat
internasional dan dapat digunakan untuk berbagai macam sektor dan
ukuran perusahaan.
Beberapa penelitian di atas memberikan teori-teori pendukung bagi
peneliti untuk melakukan penelitian yang terkait dengan nilai perusahaan.
Adapun perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah
sebagai berikut:
1. Pada penelitian terdahulu variabel independennya terdiri dari
Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional,
Leverage, Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan,
10
dan Ukuran Perusahaan. Sedangkan pada penelitian ini variabel
independennya terdiri dari Pengaruh Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, Leverage, Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan Manajemen
Laba terhadap Nilai Perusahaan Pengaruh Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional, Leverage,
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Ukuran
Perusahaan, dan Manajemen Laba
2. Pada penelitian terdahulu menganalisis perusahaan High
Profile yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI).,
sedangkan pada penelitian ini menganalisis perusahaan
keuangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI).
3. Pada penelitian terdahulu menganalisis pada periode 20082012, sedangkan pada penelitian ini menganlisis pada periode
2010-2014.
Berdasarkan kajian dan penjelasan penelitian terdahulu yang telah
disebutkan, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Pengaruh
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional,
Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan,
Leverage,
Ukuran
Perusahaan, dan Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini dapat dituangkan sebagai berikut:
11
1. Apakah
Kepemilikan
Manajerial
berpengaruh
terhadap
Nilai
Perusahaan?
2. Apakah Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Nilai
Perusahaan?
3. Apakah Leverage berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?
4. Apakah
Pengungkapan
Tanggung
Jawab
Sosial
Perusahaan
berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?
5. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?
6. Apakah Manajemen Laba berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?
7. Apakah
Kepemilikan
Manajerial,
Kepemilikan
Institusional,
Leverage, Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Ukuran
Perusahaan, dan Manajemen Laba berpengaruh secara simultan
terhadap Nilai Perusahaan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah:
1 Menganalisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai
Perusahaan.
2 Menganalisis Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai
Perusahaan
3 Menganalisis Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan
12
4 Menganalisis Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan
5 Menganalisis
Pengaruh
Ukuran
Perusahaan
terhadap Nilai
Perusahaan
6 Menganalisis
Pengaruh
Manajemen
Laba
terhadap
Nilai
Perusahaan
7 Menganalisis pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Leverage, Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan Manajemen Laba secara
simultan terhadap Nilai Perusahaan
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
a. Mahasiswa jurusan akuntansi
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang ilmu
akuntansi manajemen, sehingga dapat mengetahui Pengaruh
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Leverage,
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Ukuran
Perusahaan, dan Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan, serta
dapat menerapkan di dunia pekerjaan.
b. Masyarakat
Sebagai sarana informasi tentang Pengaruh Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional, Leverage, Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan
13
Manajemen
Laba
terhadap
Nilai
Perusahaan
serta
dapat
menerapkan di dunia pekerjaan, juga wawasan dalam bidang
akuntansi.
c. Ilmu Akuntansi Manajemen
Menambah bahan literatur dan acuan penelitian pada
bidang akuntansi manajemen, terutama yang ingin meneliti lebih
lanjut tentang Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Leverage, Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan Manajemen Laba terhadap
Nilai Perusahaan.
d. Universitas
Sebagai referensi penelitian lain yang berhubungan dengan
permasalahan yang akan diteliti, serta sebagai darma bakti
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah pada umumnya dan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis pada khususnya.
e. Peneliti yang akan datang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan dan acuan dalam penelitian yang berkaitan dengan
Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional,
Leverage, Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan,
Ukuran Perusahaan, dan Manajemen Laba terhadap Nilai
Perusahaan, sehingga dapat melakukan penelitian selanjutnya yang
lebih baik.
14
f. Peneliti
Diharapkan dapat menjadi sarana latihan pengembangan
kemampuan dalam bidang penelitian dan penerapan teori yang
diperoleh
di
bangku
kuliah,
meningkatkan
pengetahuan,
menambah wawasan tentang pengungkapan tanggung jawasb
sosial
perusahaan
serta
mempertajam
kemampuan
dalam
menganalisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Leverage, Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan,
Ukuran Perusahaan, dan Manajemen Laba terhadap
Nilai
Perusahaan.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Keagenan
Teori keagenan merupakan teori yang membahas isu-isu yang
berkaitan dengan hubungan principal (pemegang saham) dan agent
(manajemen), serta adanya pemisahan kepemilikan (ownership) dan
pengendalian
(control)
dalam
badan
usaha.
Teori
keagenan
menganalisis kepentingan dan perilaku dari pihak yang bertindak
sebagai pembuat keputusan bagi pihak lain yang bertindak sebagai
pemberi wewenang kepada pihak pertama dengan maksud agar pihak
pertama
bertindak
dan
membuat
keputusan
sesuai
dengan
kepentingannya selaku pemberi wewenang (Sholekah dan Venusita,
2014).
Dengan demikian terdapat dua kepentingan yang berbeda
didalam perusahaan dimana masing-masing pihak berusaha untuk
mencapai
atau
mempertahankan
tingkat
kemakmuran
yang
dikehendaki (Ali, 2002 dalam Ujiyantho dan Pramuka 2007).
Jensen dan Meckling, 1976 serta Watts & Zimmerman, 1986
dalam Herawaty (2008) menyatakan bahwa laporan keuangan yang
16
dibuat dengan angka-angka akuntansi diharapkan dapat meminimalkan
konflik diantara pihak-pihak yang berkepentingan.
Jensen
dan
Meckling
(1976)
dalam
Muliati
(2011),
menyatakan bahwa jika kedua kelompok (agent dan principal) tersebut
adalah orang-orang yang berupaya memaksimalkan utilitasnya, maka
alasan yang kuat untuk meyakini bahwa agen tidak akan selalu
bertindak yang terbaik untuk kepentingan prinsipal. Jensen dan
Meckling (1976) mengidentifikasi kos keagenan menjadi tiga
kelompok, yaitu: 1) the monitoring expenditure by the principal adalah
kos pengawasan yang harus dikeluarkan oleh pemilik; 2) the bonding
cost adalah kos yang harus dikeluarkan akibat pemonitoran yang harus
dikeluarkan prinsipal kepada agen; 3) the residual loss adalah
pengorbanan akibat berkurangnya kemakmuran prinsipal karena
perbedaan keputusan antara prinsipal dan agen.
Eisenhardt (1989) dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007)
menyatakan bahwa teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat
manusia yaitu: (1) manusia pada umumya mementingkan diri sendiri
(self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai
persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu
menghindari resiko (risk averse). Berdasarkan asumsi sifat dasar
manusia
tersebut
manajer
sebagai
manusia
akan
bertindak
opportunistic, yaitu mengutamakan kepentingan pribadinya (Haris,
2004 dalam Ujiyantho dan Pramuka, 2007).
17
2. Teori Legitimasi
Menurut Hadi (2011) dalam Sholekah dan Venusita (2014),
legitimasi merupakan sistem pengolahan perusahaan yang berorientasi
pada keberpihakan masyarakat (society), pemerintah, individu dan
kelompok masyarakat. Menurut Haniffa et al. (2005) dalam Sayekti
dan Wondabio (2007), dalam legitimacy theory perusahaan memiliki
kontrak dengan masyarakat untuk melakukan kegiatannya berdasarkan
nilai-nilai justice, dan bagaimana perusahaan menanggapi berbagai
kelompok kepentingan untuk melegitimasi tindakan perusahaan. Oleh
karena itu perusahaan semakin menyadari bahwa kelangsungan hidup
perusahaan juga tergantung dari hubungan perusahaan dengan
masyarakat dan lingkungan dimana perusahaan tersebut menjalankan
setiap aktivitasnya.
Menurut Haniffa et al. (2005) dalam Sayekti dan Wondabio
(2007), jika terjadi ketidakselarasan antara sistem nilai perusahaan dan
sistem
nilai
masyarakat,
maka
perusahaan
akan
kehilangan
legitimasinya dan selanjutnya akan mengancam kelangsungan hidup
perusahaan
Menurut teori ini, legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai
sesuatu yang diberikan masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu
yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat (Utami dan
Prastiti, 2011) Uraian di atas menjelaskan bahwa teori legitimasi
merupakan salah satu teori yang mendasari pengungkapan CSR.
18
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dilakukan untuk
mendapatkan nilai positif dan legitimasi dari masyarakat, yang
nantinya akan berpengaruh pula pada nilai perusahaan tersebut.
3. Teori Signaling
Menurut Jogiyanto (2007:392) dalam Sholekah dan Venusita
(2014) informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan
memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan
investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka
diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut
diterima oleh pasar.
Teori signal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya
sebuah perusahaan memberikan signal kepada pengguna laporan
keuangan. Signal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah
dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik.
Signal dapat berupa promosi atau informasi lainnya yang menyatakan
bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lainnya
(Machfoedz, 1999 dalam Yasa, 2010) Pada waktu informasi
diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi
tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu mengintepretasikan dan
menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik (good news) atau
signal buruk (bad news). Jika informasi tersebut sebagai signal baik
bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan
saham.
19
4. Teori Pecking Order
Brealey dan Myers (2003:511) dalam Hadianto (2010)
menyatakan teori pecking order diawali dengan kehadiran informasi
yang tidak simetrik. Manajer lebih mengetahui keadaan perusahaan
dibandingkan dengan investor. Informasi ini mempengaruhi pilihan
antara pembiayaan internal dan eksternal.
Menurut teori ini struktur pendanaan suatu perusahaan
mengikuti suatu hirarki dimulai dari sumber dana termurah, dana
internal hingga saham sebagai sumber terakhir. Jika struktur modal
perusahaan dapat mempengaruhi biaya modalnya maka manajemen
struktur modal merupakan hal penting dalam manajemen keuangan
(Halomoan dan Djakman, 2004 dalam Indahningrum dan Handayani,
2009).
Menurut Hanafi (2004:313) dalam Hadianto (2010), skenario
urutan dalam pecking order theory yaitu: (1) Perusahaan memilih
pendanaan internal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba
(keuntungan)
yang dihasilkan
dari
kegiatan
perusahaan,
(2)
Perusahaan menghitung target rasio pembayaran dividen didasarkan
pada perkiraan investasi. Perusahaan berusaha menghindari perubahan
dividen yang tiba-tiba. Dengan kata lain, pembayaran dividen
diusahakan konstan atau jika berubah terjadi secara gradual dan tidak
berubah dengan signifikan, (3) Karena kebijakan dividen yang
konstan (sticky) digabung dengan fluktuasi keuntungan dan
20
kesempatan investasi yang tidak dapat bisa diprediksi, akan
menyebabkan aliran kas yang diterima oleh perusahaan akan lebih
besar dibandingkan dengan pengeluaran investasi, (4) Jika pendanaan
eksternal diperlukan, perusahaan akan mengeluarkan surat berharga
yang paling aman terlebih dulu. Perusahaan akan memulai dengan
utang, kemudian dengan surat berharga campuran (hibrida) seperti
obligasi konvertibel, dan saham sebagai pilihan terakhir.
5. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah saham yang dimiliki oleh
manajemen secara pribadi maupun saham yang dimiliki oleh anak
cabang perusahaan bersangkutan beserta afiliasinya (Susiana dan
Herawaty, 2005 dalam Guna dan Herawaty, 2010).
Shliefer dan Vishny (1988) dalam Siallagan dan Machfoedz
(2006) menyatakan bahwa kepemilikan saham yang besar dari segi
nilai ekonomisnya memiliki insentif untuk memonitor. Menurut Jensen
dan Meckling (1976), ketika kepemilikan saham oleh manajemen
rendah maka ada kecenderungan akan terjadinya perilaku opportunistic
manajer yang akan meningkat juga. Dengan adanya kepemilikan
manajemen terhadap saham perusahaan maka dipandang dapat
menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara pemegang saham
luar dengan manajemen. Sehingga permasalahan keagenen diasumsikan
akan hilang apabila seorang manajer adalah juga sekaligus sebagai
seorang pemilik.
21
Morck, Shleifer dan Vishny (1988) Siallagan dan Machfoedz,
(2006) yang menguji hubungan antara kepemilikan manajerial dan
komposisi dewan komisaris terhadap nilai perusahaan menemukan
bahwa nilai perusahaan meningkat sejalan dengan peningkatan
kepemiliakan manajerial sampai dengan 5%, kemudian menurun pada
saat kepemilikan manajerial 5%-25%, dan kemudian meningkat
kembali seiring dengan adanya peningkatan kepemilikan manajerial
secara berkelanjutan.
6. Kepemilikan Instutisional
Baridwan (2004)
dalam
Fitriyah dan Hidayat
(2011)
mendefinisikan kepemilikan institusional sebagai proporsi saham yang
dimiliki oleh suatu lembaga atau institusi pada akhir tahun. Selain itu,
Siregar dan Utama (2005) mendefinisikan kepemilikan instutisional
sebagai kepemilikan saham perusahaan oleh institusi keuangan seperti
perusahaan asuransi, bank, dana pensiun, dan investment banking.
Kepemilikan institusional memiliki arti penting dalam memonitor
manajemen karena dengan adanya kepemilikan oleh institusional akan
mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal (Tarjo, 2008
dalam Sholekah dan Venusita, 2014). Selain itu, Investor institusional
dikatakan sebagai investor yang sophisticated sehingga dapat
melakukan fungsi monitoring secara lebih efektif dan tidak percaya
dengan tindakan manipulasi oleh manajer seperti tindakan manajemen
laba (Bushee, 1998 dalam Jao dan Pagulung, 2011).
22
Matoussi dan Chakroun (2008) dalam Rustiarini (2011)
menyatakan bahwa perusahaan dengan kepemilikan institusional yang
besar lebih mampu untuk memonitor kinerja manajemen. Investor
institusional memiliki power dan experience serta bertanggungjawab
dalam menerapkan prinsip corporate governance untuk melindungi
hak dan kepentingan seluruh pemegang saham sehingga mereka
menuntut perusahaan untuk melakukan komunikasi secara transparan.
Proses
komunikasi
yang
transparan
tersebut
dapat
memarik
stakeholders untuk menanamkan investasi di perusahaan, sehingga
nilai perusahaan juga akan naik.
7. Leverage
Makmun
(2002)
dalam
Sutanto
dan
Supatmi
(2012)
mengatakan bahwa leverage keuangan (ratio leverage) adalah
perbandingan antara dana-dana yang dipakai untuk membiayai
perusahaan atau perbandingan antara dana yang diperoleh dari ekstern
perusahaan (para kreditur) dengan dana yang disediakan pemilik
perusahaan. Rasio leverage juga menunjukkan risiko yang dihadapi
perusahaan, dimana semakin besar risiko yang dihadapi oleh
perusahaan maka ketidakpastian untuk menghasilkan laba di masa
depan juga akan makin meningkat (Tarjo, 2008 dalam Sholekah dan
Venusita, 2014).. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan
gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan,
sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak tertagihnya suatu utang.
23
Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Watts and Zimmerman
(1986) dalam Astuti (2005) hipotesis debt covenant bahwa motivasi
debt covenant disebabkan oleh munculnya perjanjian kontrak antara
manajer dengan perusahaan yang berbasis kompensasi manajerial.
Oleh karena itu semakin tinggi tingkat leverage (rasio utang/ekuitas)
semakin besar kemungkinan perusahaan akan melanggar perjanjian
kredit sehingga perusahaan akan berusaha untuk melaporkan laba
sekarang lebih tinggi [Belkaoui & Karpik (1989) dalam Anggraini
(2006)].
Siallagan dan Machfoedz (2006) menyatakan bahwa leverage
dapat mengurangi konflik kepentingan antara manajer dengan pemberi
pinjaman (bondholders).
Perusahaan dengan tingkat leverage (debt to equity ratio) yang
tinggi menunjukkan komposisi total hutang semakin besar dibanding
dengan total ekuitas sehingga berdampak semakin besar beban
perusahaan terhadap pihak kreditor (Dewi dan Keni, 2013).
Leverage dapat diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER).
Leverage dengan menggunakan Debt to Equity Ratio untuk
menunjukkan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri
(Husnan dan Pudjiastuti, 2006:70 dalam Sholekah dan Venusita,
2014).
24
8. Teori Stakeholder
Definisi stakeholder menurut Freeman dan McVea (2001)
dalam Lawrence et. al. (2005: 7) adalah setiap kelompok atau individu
yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan
organisasi. Stakeholder dapat dibagi menjadi dua berdasarkan
karakteristiknya yaitu stakeholder pasar dan stakeholder non pasar
(Lawrence et. al. 2005: 7-8). Stakeholder pasar adalah individu atau
kelompok yang terlibat dalam transaksi dengan perusahaan karena
melakukan tujuan utamanya adalah menyediakan barang dan jasa
untuk masyarakat (untuk alasan ini, shareholders pasar kadang juga
disebut stakeholders primer), meliputi : karyawan, stockholders,
kreditur, distributor, konsumen dan pemasok. Kelompok stakeholder non
pasardidefinisikan sebagai mereka yang mempengaruhi, atau dipengaruhi
perusahaan, namun mereka tidak berhubungan dengan transaksi dengan
perusahaan dan tidak esensial kelangsungannya (disebut juga stakeholder
sekunder oleh beberapa ahli teori), meliputi: masyarakat, pemerintah, non
pemerintah.
Toeri Stakeholder mengasumsikan bahwa eksistensi perusahaan
ditentukan oleh para stakeholder. Perusahaan berusaha mencari
pembenaran dari stakeholder dalam menjalankan operasi perusahaan.
Semakin kuat posisi stakeholder, semakin kuat pula kecenderungan
perusahaan untuk mengadaptasi dirinya sesuai dengan keinginan
stakeholder. Dalam hal ini, pengungkapan sosial harus dianggap sebagai
25
wujud dialog antara manajemen dengan stakeholder (Cunningham, 2000
dalam Indrawati, 2009).
Stakeholder dapat melaksanakan kekuasaan ekonomi, politik,
dan kekuasaan lainnya dengan cara yang menguntungkan atau
melawan organisasi. Stakeholder juga dapat bertindak secara
independen atau membuat koalisi untuk mempengaruhi perusahaan.
Manajer harus belajar bagaimana untuk terlibat secara interaktif
dengan
stakeholder
untuk
menciptakan
hasil
yang
saling
menguntungkan. Hubungan yang positif dengan para stakeholder dapat
menciptakan nilai.
Sejumlah kekuatan yang luas membentuk hubungan antara
bisnis dan masyarakat. Termasuk perubahan harapan masyarakat dan
etika; redefinisi peran pemerintah; ekonomi global yang dinamis;
keprihatinan
ekologi
dan
sumber
daya
alam;
dan
peran
transformasional teknologi. Untuk menangani secara efektif perubahan
ini, strategi perusahaan harus menghadapi harapan-harapan para
stakeholder (Lawrence et. Al., 2005: 19). Organisasi dapat mengadopsi
strategi aktif atau pasif. Ullman (1985) dalam Ghozali dan Chariri
(2007:410) mengatakan bahwa strategi aktif adalah apabila perusahaan
berusaha mempengaruhi hubungan organisasinya dengan stakeholder
yang dipandang berpengaruh penting. Sedangkan perusahaan yang
mengadopsi strategi pasif cenderung tidak terus menerus memonitor
aktivitas stakeholder dan secara sengaja tidak mencari strategi optimal
26
untuk menarik perhatian stakeholder. Akibat dari kurangnya perhatian
terhadap
stakeholder
adalah
rendahnya
tingkat
pengungkapan
informasi sosial dan rendahnya kinerja sosial perusahaan.
9. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
a. Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tujuan utama sebuah perusahaan adalah meningkatkan nilai
perusahaan. Terjaminnya nilai perusahaan secara berkelanjutan
apabila perusahaan memperhatikan aspek ekonomi, sosial, dan
lingkungan secara seimbang. Dengan adanya praktik tanggung
jawab sosial perusahaan yang baik, diharapkan nilai perusahaan
akan dinilai dengan baik oleh investor (Nurlela dan Islahuddin,
2008).
Menurut Gray et al (1987) dalam Murwaningsari (2009)
perusahaan bertanggung jawab secara sosial ketika manajemennya
memiliki
visi
atas
kinerja
operasionalnya,
tidak
hanya
mengutamakan atas laba perusahaan tetapi juga dalam menjalankan
aktivitasnya, memperhatikan lingkungan yang ada di sekitarnya.
Sampai saat ini sebenarnya belum ada pengertian tunggal
mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Menurut The World
Business Council for Sustainable Development (WBCSD) dalam
Nurlela dan Islahuddin (2008), Corporate Social Responsibility
atau tanggung jawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai
komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan
27
ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan
serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat
maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan
dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun
untuk pembangunan.
Menurut Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas, dalam Pasal 1 butir 3 disebutkan tanggung
jawab sosial perusahaan adalah komitmen perseroan untuk
berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat,
baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun
masyarakat sekitarnya.
Konsep tanggung jawab sosial perusahaan melibatkan
tanggung jawab kemitraan antara pemerintah, lembaga sumberdaya
masyarakat, serta komunitas setempat (lokal). Kemitraan ini
tidaklah bersifat pasif dan statis. Kemitraan ini merupakan
tanggung jawab bersama secara sosial antara stakeholders (Nurlela
dan Islahuddin, 2008).
Menurut Rajafi dan Irianto (2007), tanggung jawab sosial
perusahaan adalah kewajiban setiap unit bisnis untuk melindungi
dan meningkatkan kesejahteraan sosial dan lingkungan secara
keseluruhan, selain kegiatan unit bisnis yang bertujuan untuk
memperoleh keuntungan.
28
Listyorini dan Greg Anggana (1998) dalam Januarti dan
Apriyanti (2005) menjelaskan adanya dua pandangan terhadap
tanggung jawab sosial perusahaan. Pandangan pertama, argumen
yang mendukung perlunya tanggung jawab sosial perusahaan,
antara lain:
1) Kebutuhan dan harapan masyarakat semakin banyak sehingga
tidak mungkin bisnis modern dapat berkembang tanpa
menghiraukan dimensi sosial kehidupan manusia. Maka dalam
rangka itulah perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial
yang sangat besar, bukan sekedar tanggung jawab ekonomis.
2)
Kewajiban moral; bahwa dalam hubungannya dengan sistem
sosial modern yang sedemikian kompleks dan terkait satu sama
lain, tidak dapat dipungkiri bahwa semua kegiatan bisnis
bahkan yang bersifat internal sekalipun mau tidak mau
mempunyai dampak bagi dunia eksternal.
3) Terbatasnya
sumber-sumber daya;
bahwa
bisnis harus
berlangsung di dalam kondisi sumber daya yang terbatas. Oleh
sebab itu perusahaan harus memanfaatkan secara bertanggung
jawab serta bijaksana guna memenuhi kebutuhan manusia
dengan
mempertimbangkan
kelangsungannya
di
masa
kekuasaan;
bisnis
mendatang.
4) Perimbangan
tanggung
jawab
dan
mempengaruhi, konsumen, kondisi masyarakat dan lain
29
sebagainya. Kekuasaan bisnis yang terlalu besar dan tidak
diimbangi dengan tanggung jawab, akan menyebabkan bisnis
menjadi kekuatan yang merusak masyarakat.
5) Lingkungan sosial yang lebih baik; perusahaan mempunyai
kewajiban dan tanggung jawab untuk ikut memelihara
lingkungan sosialnya ke arah yang lebih baik.
6) Bisinis mempunyai sumber-sumber daya yang berguna;
argumen ini menyatakan bahwa perusahaan tidak hanya
memiliki uang yang dapat dipakai untuk hal-hal yang bersifat
sosial, melainkan juga mempunyai tenaga manajer yang
kompeten, tenaga ahli yang terampil, tenaga keuangan yang
professional yang semuanya sangat berguna bagi masyarakat.
7) Keuntungan jangka panjang; bahwa tanggung jawab sosial
merupakan nilai yang lebih positif bagi perkembangan dan
kelangsungan hidup perusahaan, dapat menciptakan citra
positif di mata masyarakat.
Pandangan kedua, argumen yang menentang perlunya
tanggung jawab sosial bagi suatu perusahaan, yaitu:
1) Tujuan bisnis adalah mengejar keuntungan sebesar-besarnya;
argumen ini menyatakan bahwa tanggung jawab sosial
perusahaan (bila ada) adalah mencari keuntungan yang
sebesar-besarnya.
30
2) Tujuan yang terbagi-bagi dan harapan yang membingungkan;
bahwa keterlibatan sosial perusahaan akan menimbulkan minat
dan perhatian yang bermacam-macam dari para pemimpin
perusahaan yang dapat membingungkan, di mana kebingungan
ini akan membawa dampak negatif dalam pengambilan
keputusan perusahaan.
3) Biaya keterlibatan sosial; bahwa keterlibatan perusahaan di
bidang sosial justru malah memberatkan masyarakat. Hal ini
dikarenakan biaya yang digunakan untuk keterlibatan sosial
terebut bukanlah biaya yang datang dari perusahaan,
melainkan biaya yang dibebankan pada produk yang dijual.
4) Bisnis mempunyai kekuasaan yang sudah memadai, sehungga
tidak membutuhkan lagi dukungan dari masyarakat yang harus
dibayar dengan tanguung jawab sosial. Hal ini disebabkan
bisnis mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
seluruh kehidupan manusia.
5) Kurangnya
tenaga
terampil;
bahwa
banyak
pemimpin
perusahaan dan tenaga bisnis tidak mempunyai keterampilan
di bidang kegiatan sosial secara memadai. Maka tidak relevan
bila menuntut keterlibatan sosial dari perusahaan.
6) Perusahaan tidak mampu membuat pilihan moral, argumen ini
menyatakan
bahwa
pada
dasarnya
perusahaan
tidak
mempunyai kemampuan untuk membuat pilihan-pilihan moral,
31
dikarenakan perusahaan adalah makhluk buatan yang tidak
mempunyai rasio, tidak mempunyai kemauan dan suara hati.
Pada dasarnya kemauan untuk melaksanakan tanggung
jawab sosial (social responsibility) tergantung pada tingkat
kepekaan sosial (social sensiveness) manajemen perusahaan, di
mana tingkat kepekaan perusahaan merupakan akumulasi dari
tingkat kepekaan individu-individu yang menduduki berbagai
tingkat jabatan organisasi perusahaan yang bersangkutan
b. Alasan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Setiap unit atau pelaku ekonomi selain berusaha untuk
kepentingan pemegang saham dan mengkonsentrasikan diri pada
pencapaian laba juga mempunyai tanggung jawab sosial, dan hal
itu perlu diungkapkan dalam laporan tahunan (Nurlela dan
Islahuddin, 2008), sebagaimana dinyatakan oleh Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (Revisi 1998) Paragraf
ke sembilan:
Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan
seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai
tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana
faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan
bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok
pengguna laporan yang memegang peranan penting.
32
Selain itu Daniri (2008) mengatakan bahwa setidaknya ada
tiga alasan penting mengapa kalangan dunia usaha mesti merespon
dan mengembangkan isu tanggung jawab sosial sejalan dengan
operasi usahanya. Pertama, perusahaan adalah bagian dari
masyarakat
dan
oleh
karenanya
wajar
bila
perusahaan
memperhatikan kepentingan masyarakat. Kedua, kalangan bisnis
dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang bersifat
simbiosis mutualisme. Ketiga, kegiatan tanggung jawab sosial
merupakan salah satu cara untuk meredam atau bahkan
menghindari konflik sosial.
Program yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam
kaitannya dengan tanggung jawab sosial di Indonesia dapat
digolongkan dalam tiga bentuk, yaitu:
1) Public Relations
Usaha untuk menanamkan persepsi positif kepada
komunitas tentang kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan.
2) Strategi defensif
Usaha yang dilakukan perusahaan guna menangkis
anggapan negatif komunitas yang sudah tertanam terhadap
kegiatan perusahaan, dan biasanya untuk melawan „serangan‟
negatif dari anggapan komunitas. Usaha CSR yang dilakukan
adalah untuk merubah anggapan yang berkembang sebelumnya
dengan menggantinya dengan yang baru yang bersifat positif.
33
3) Kegiatan yang berasal dari visi perusahaan
Melakukan program untuk kebutuhan komunitas sekitar
perusahaan atau kegiatan perusahaan yang berbeda dari hasil
dari perusahaan itu sendiri.
Selain itu, pengungkapan tanggung jawab sosial ini juga
terdapat dalam keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
(Bapepam) No. kep- 38/PM/1996 peraturan No. VIII.G.2 tentang
Laporan Tahunan dalam Murwaningsari (2009). Peraturan ini berisi
mengenai
kebebasan
bagi
perusahaan
untuk
memberikan
penjelasan umum mengenai perusahaan, selama hal tersebut tidak
menyesatkan dan bertentangan dengan informasi yang disajikan
dalam bagian lainnya. Penjelasan umum tersebut dapat berisi
uraian mengenai keterlibatan perusahaan dalam kegiatan pelayanan
masyarakat, program kemasyarakatan, amal, atau bakti sosial
lainnya, serta uraian mengenai program perusahaan dalam rangka
pengembangan SDM .
c. Prinsip Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Prinsip-prinsip dasar tanggung jawab sosial yang menjadi
dasar bagi pelaksanaan yang menjiwai atau menjadi informasi
dalam pembuatan keputusan dan kegiatan tanggung jawab sosial
menurut ISO 26000 meliputi:
34
2) Akuntabilitas
Suatu organisasi harus bertanggung jawab atas dampak dari
aktivitas operasi usahanya terhadap masyarakat, ekonomi dan
lingkungan hidup. Prinsip ini menunjukkan bahwa organisasi
harus menerima pengawasan yang tepat dan juga menerima
tugas untuk menanggapi pengawasan ini.
Akuntabilitas
melibatkan
kewajiban
manajemen
untuk
bertanggung jawab kepada kepentingan pengendali organisasi
dan organisasi yang akan bertanggung jawab kepada otoritas
hukum berkaitan dengan hukum dan peraturan. Akuntabilitas
juga mencakup menerima tanggung jawab di mana kesalahan
telah terjadi, mengambil langkah-langkah yang tepat untuk
memperbaiki kesalahan dan mengambil tindakan untuk
mencegah dari yang berulang.
3) Transparansi
Sebuah organisasi harus mengungkapkan secara jelas, akurat
dan lengkap, dan dalam tingkat yang wajar serta cukup tentang
kebijakan, keputusan dan kegiatan yang menjadi tanggung
jawabnya, termasuk mengetahui dampak serta kemungkinan
terhadap masyarakat dan lingkungan. Informasi ini harus
tersedia, langsung dapat diakses serta dipahami oleh pemegang
saham (shareholders) dan para pemegang kepentingan lain
(stakeholders).
35
4) Perilaku yang beretika
Perilaku organisasi harus didasarkan pada nilai-nilai kejujuran,
keadilan dan integritas. nilai-nilai ini menyiratkan perhatian
bagi masyarakat, lingkungan dan komitmen untuk mengatasi
dampak dari kegiatan organisasi dan keputusan pada
kepentingan stakeholders.
5) Menghormati stakeholders dan kepentingannya
Meskipun tujuan organisasi dapat terbatas pada kepentingan
pemiliknya, anggota, pelanggan atau konstituen, individu atau
kelompok lain juga mungkin memiliki hak, klaim atau
kepentingan tertentu yang harus diperhitungkan.
6) Kepatuhan kepada hukum
Dalam konteks tanggung jawab sosial, menghormati aturan
hukum berarti bahwa suatu organisasi mematuhi semua hukum
dan peraturan yang berlaku. Ini berarti bahwa perusahaan
harus mengambil langkah-langkah yang harus diperhatikan
hukum dan peraturan yang berlaku, untuk menginformasikan
orang-orang dalam organisasi atas kewajiban mereka untuk
mengamati dan melaksanakan langkah-langkah sesuai dengan
hukum yang berlaku.
7) Menghormati instrumen atau badan-badan internasional
36
Sebuah organisasi harus menghormati norma-norma
internasional perilaku, serta berpegang pada prinsip
penghormatan terhadap supremasi hukum
a) Dalam situasi dimana hukum atau pelaksanaannya
tidak menyediakan perlindungan lingkungan atau sosial
yang memadai, sebuah organisasi harus berusaha untuk
menghormati, minimal terhadap norma-norma perilaku
internasional.
b) Negara-negara
pelaksanaannya
di
mana
hukum
dengan
atau
norma-norma
internasional,
organisasi
harus
menghormati
norma-norma
konflik
perilaku
berusaha
tersebut
untuk
semaksimal
mungkin.
c) Dalam situasi dimana hukum atau pelaksanaannya
bertentangan
dengan
norma-norma
internasional
perilaku dan tidak mengikuti norma-norma ini akan
memiliki
konsekuensi
yang
signifikan,
sebuah
organisasi harus meninjau sifat hubungan dan kegiatan
dalam yurisdiksi tersebut secara layak dan tepat.
8) Menghormati dasar-dasar hak asasi manusia yang dipengaruhi
oleh kegiatan yang dijalankan perusahaan tersebut, sejalan
dengan kewajiban dan komitmen pemerintah di negara tempat
perusahaan beroperasi
37
d. Tahap-tahap Penerapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
1) Tahapan perencanaan
Perencanaa terdiri atas tiga langkah utama yaitu:
a)
Awareses Building merupakan langkah awal untuk
membangun kesadaran mengenai arti penting CSR dan
komitmen manajemen.
Upaya ini dapat dilakukan antara lain melalui seminar
lokakarya, dan lain-lain.
b) CSR Assessement merupakan upaya untuk memetakan
kondisi perusahaan dan meidentifikasi aspek-aspek yang
perlu endapatkan prioritas perhatian dan langkah-langkah
yang tepat untuk membangun struktur perusahaan yang
kondusif bagi penerapan CSR yang efektif.
c)
CSR Manual Building, penyusunan manual CSR dibuat
sebagai acuan, pedoman dan panduan dalam pengelolaan
kegiatan-kegiatan social kemasyarakatan yang dilakukan
oleh perusahaan. Penyusunan manual ini dapat dilakukan
dengan meminta bantuan tenaga ahli independen dari luar
perusahaan
e. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan pada
Laporan Keuangan
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang
sering juga disebut sebagai social disclosure, corporate social
38
reporting, social accounting (Mathews, 1995 dalam Sembiring,
2005) atau corporate social responsibility (Hackston dan Milne,
1996) merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan
lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok
khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara
keseluruhan. Hal tersebut memperluas tanggung jawab organisasi
(khususnya perusahaan), di luar peran tradisionalnya untuk
menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal, khususnya
pemegang saham. Perluasan tersebut dibuat dengan asumsi bahwa
perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih luas dibanding
hanya mencari laba untuk pemegang saham (Gray et. al., 1987
dalam Sembiring, 2005).
Pertimbangan aspek sosial ke dalam akuntansi telah
dilakukan oleh Trueblood Committee. Trueblood Committee dalam
Januarti dan Apriyanti (2005) menyatakan bahwa tujuan sosial
perusahaan tidak kalah penting daripada tujuan ekonomi.
Trueblood Committee Report menyatakan
An objective of financial statements is to report on those activities
of the enterprise affecting society which can be determined and
described or measured and which are important to the role of the
enterprise in its social environment.
39
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa tanggung
jawab sosial perusahaan (CSR) adalah bagian dari tujuan laporan
keuangan.
Belkaoui & Karpik (1989) dalam Anggraini (2008) meneliti
hubungan antara (1) pengungkapan informasi sosial dengan kinerja
sosial, (2) pengungkapan informasi sosial dengan kinerja ekonomi
(atas dasar variabel pasar dan akuntansi), (3) kinerja sosial dengan
kinerja ekonomi. Hasil
perusahaan
yang
penelitiannya
mengungkapkan
menunjukkan bahwa
informasi
sosial
(1)
menunjukkan keikutsertaaanya dalam kegiatan sosial, (2) memiliki
risiko sistematis dan tingkat leverage yang rendah, dan (3)
cenderung merupakan perusahaan yang berskala besar. Jadi
pengungkapan informasi sosial berhubungan positif dengan kinerja
sosial.
Menurut Gray et. al., (1995) ada dua pendekatan yang
secara signifikan berbeda dalam melakukan penelitian tentang
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Pertama,
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan mungkin
diperlakukan sebagai suatu suplemen dari aktivitas akuntansi
konvensional. Pendekatan ini secara umum akan menganggap
masyarakat keuangan sebagai pemakai utama pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan dan cenderung membatasi
persepsi tentang tanggung jawab sosial yang dilaporkan.
40
Pendekatan
alternatif
kedua
dengan
meletakkan
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada suatu
pengujian peran informasi dalam hubungan masyarakat dan
organisasi. Pandangan yang lebih luas ini telah menjadi sumber
utama kemajuan dalam pemahaman tentang pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan dan sekaligus merupakan
sumber kritik yang utama terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan.
10. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan variabel independen yang
banyak digunakan untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam
laporan tahunan perusahaan. Hal ini dikaitkan dengan teori agensi,
dimana perusahaan besar yang memiliki biaya keagenan yang lebih
besar akan mengungkapkan informasi yang lebih luas untuk
mengurangi biaya keagenan tersebut. di samping itu perusahaan besar
merupakan emiten yang banyak disoroti, pengungkapan yang lebih
besar merupakan pengurangan biaya politis sebagai wujud tanggung
jawab sosial perusahaan (Sembiring, 2005).
Udayasankar (2007) mengungkapkan bahwa kaitan ukuran
perusahaan dengan tanggung jawab sosial adalah tingkat visibilitas.
Perusahaan besar mempunyai tingkat visibilitas tinggi sehingga akan
lebih responsif dalam pengungkapan tanggung jawab sosial. Meznar
dan Nigh (1995) dalam Udayasankar (2007) menyatakan bahwa
41
perusahaan besar lebih besar tingkat resistansinya, sehingga apabila
tingkat respon sosialnya rendah akan mengakibatkan konflik.
Ball dan Foster‟s (1982) dalam Indrawati (2012) memandang
ukuran perusahaan (size) sebagai proksi untuk mengukur biaya dan
keuntungan yang akan diperoleh dari pengungkapan yang dikeluarkan
oleh perusahaan yang bersangkutan. Pada perusahaan besar biasanya
melakukan perencanaan berupa biaya-biaya yang akan dikeluarkan
dari aktivitas pengungkapan sosial (political visibility), penyiapan
informasi pengungkapan sosial secara detail, dan merencanakan
resiko-resiko yang mungkin akan terjadi.
Akan tetapi, tidak semua penelitian mendukung hubungan
antara ukuran perusahaan dengan tanggung jawab sosial perusahaan.
Penelitian yang tidak berhasil menunjukkan hubungan kedua variabel
ini seperti yang disebutkan dalam Hackston dan Milne (1996) antara
lain Sigh dan Ahuja (1983), Davey (1982) dan Ng (1985) dalam
Sembiring (2005). Sebaliknya penelitian yang berhasil menunjukkan
hubungan kedua variabel ini antara lain Belkaoui dan Karpik (1989),
Adam et. al., (1995, 1998), Hackston dan Milne (1996), Kokubu et. al.,
(2001), Sembiring (2005) dan Anggraeni (2006).
11. Manajemen Laba
Manajemen laba adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh
pihak manajemen yang menaikkan atau menurunkan laba yang
dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya, yang tidak
42
mempunyai hubungan dengan kenaikan atau penurunan profitabilitas
perusahaan untuk jangka panjang (Widjaja, 2004 dalam Palestin 2006).
Scott (2000) dalam Muliati (2011) membagi cara pemahaman atas
manajemen laba menjadi dua. Pertama, melihatnya sebagai perilaku
oportunistik
manajer
untuk
memaksimumkan
utilitasnya
dalam
menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang dan political costs
(oportunistic Earnings Management). Kedua, dengan memandang
manajemen laba dari perspektif efficient contracting (Efficient Earnings
Management), dimana
manajemen laba memberi manajer suatu
fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam
mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan
pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak.
Perilaku manajemen laba dapat dijelaskan melalui Positive
Accounting Theory (PAT) dan Agency Theory. Tiga hipotesis PAT
yang dapat dijadikan dasar pemahaman tindakan manajemen laba yang
dirumuskan oleh Watts dan Zimmerman (1986) dalam Halim et. al,
(2005) adalah :
a. The Bonus Plan Hypothesis
Pada perusahaan yang memiliki rencana pemberian bonus, manajer
perusahaan akan lebih memilih metode akuntansi yang dapat
menggeser laba dari masa depan ke masa kini sehingga dapat
menaikkan laba saat ini. Hal ini dikarenakan manajer lebih
menyukai pemberian upah yang lebih tinggi untuk masa kini.
Dalam kontrak bonus dikenal dua istilah yaitu bogey (tingkat laba
43
terendah untuk mendapatkan bonus) dan cap (tingkat laba
tertinggi). Jika laba berada di bawah bogey, tidak ada bonus yang
diperoleh manajer sedangkan jika laba berada di atas cap, manajer
tidak akan mendapat bonus tambahan. Jika laba bersih berada di
bawah bogey, manajer cenderung memperkecil laba dengan
harapan memperoleh bonus lebih besar pada periode berikutnya,
demikian pula jika laba berada di atas cap. Jadi hanya jika laba
bersih berada di antara bogey dan cap, manajer akan berusaha
menaikkan laba bersih perusahaan.
b. The Debt to Equity Hypothesis (Debt Covenant Hypothesis)
Pada perusahaan yang mempunyai rasio debt to equity tinggi,
manajer perusahaan cenderung menggunakan metode akuntansi
yang dapat meningkatkan pendapatan atau laba. Perusahaan dengan
rasio debt to equity yang tinggi akan mengalami kesulitan dalam
memperoleh dana tambahan dari pihak kreditor bahkan perusahaan
terancam melanggar perjanjian utang.
c. The Political Cost Hypothesis (Size Hypothesis)
Pada perusahaan besar yang memiliki biaya politik tinggi, manajer
akan lebih memilih metode akuntansi yang menangguhkan laba
yang dilaporkan dari periode sekarang ke periode masa mendatang
sehingga dapat memperkecil laba yang dilaporkan. Biaya politik
muncul dikarenakan profitabilitas perusahaan yang tinggi dapat
menarik perhatian media dan konsumen.
44
Scott (2014: 448-457) mengemukakan beberapa motivasi
terjadinya manajemen laba :
a. Bonus Purposes
Manajer yang memiliki informasi atas laba bersih perusahaan akan
bertindak secara oportunistic untuk melakukan manajemen laba
dengan memaksimalkan laba saat ini (Healy, 1985 dalam Scott,
2014:448).
b. Other Contracting Motivations
Manajemen laba digunakan untuk mengurangi
laba
yang
dilaporkan pada perusahaan publik. Perusahaan cenderung
mengurangi laba yang dilaporkan karena adanya tekanan publik
yang mengakibatkan pemerintah menetapkan peraturan yang lebih
ketat.
c. Stock Offering
Perusahaan yang akan go public belum memiliki nilai pasar, dan
menyebabkan manajer perusahaan yang akan go public melakukan
manajemen laba dalam prospektus mereka dengan harapan dapat
menaikkan harga saham perusahaan.
d. Pentingnya Memberi Informasi Kepada Investor
Informasi mengenai kinerja perusahaan harus disampaikan kepada
investor sehingga pelaporan laba perlu disajikan agar investor tetap
menilai bahwa perusahaan tersebut dalam kinerja yang baik.
45
Dalam manajemen laba ada tiga cara yang dapat digunakan
pada laporan keuangan (Scott, 2000:424), yaitu:
a. Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi
Cara manajemen mempengaruhi laba melalui judgment (perkiraan)
terhadap estimasi akuntansi antara lain estimasi tingkat piutang tak
tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau
amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi biaya garansi, dan lainlain.
b. Mengubah metoda akuntansi
Perubahan metoda akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu
transaksi, contoh : merubah metoda depresiasi aktiva tetap, dari
metoda depresiasi angka tahun ke metoda depresiasi garis lurus.
c. Menggeser perioda biaya atau pendapatan.
Contoh rekayasa perioda biaya atau pendapatan antara lain:
mempercepat/menunda
pengeluaran
pengembangan sampai
pada
untuk
penelitian
perioda akuntansi
dan
berikutnya,
mempercepat/menunda pengeluaran promosi sampai periode
berikutnya, mempercepat/menunda pengiriman produk ke
pelanggan, mengatur saat penjualan aktiva tetap yang sudah tak
dipakai.
Pola manajemen laba menurut Scott (2014:447) dapat dilakukan
dengan cara:
a. Taking a Bath
46
Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan CEO
baru dengan melaporkan kerugian dalam jumlah besar. Tindakan
ini diharapkan dapat meningkatkan laba di masa datang.
b. Income Minimization
Dilakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat profitabilitas
yang tinggi sehingga jika laba pada periode mendatang
diperkirakan turun drastis dapat diatasi dengan mengambil laba
periode sebelumnya.
c. Income Maximization
Dilakukan pada saat laba menurun. Tindakan atas income
maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi
untuk tujuan bonus yang lebih besar. Pola ini dilakukan oleh
perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian hutang.
d. Income Smoothing
Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan
sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena
pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.
12. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai
nilai pasar. Karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran
pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan
meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi
kemakmuran pemegang saham. Untuk mencapai nilai perusahaan
47
umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para
profesional. Para profesional diposisikan sebagai manajer ataupun
komisaris (Nurlela dan Islahuddin, 2008).
Samuel
(2000)
dalam
Nurlela
dan Islahuddin
(2008)
menjelaskan bahwa enterprise value (EV) atau dikenal juga sebagai
firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor,
karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara
keseluruhan. Sedangkan Wahyudi (2005) dalam Nurlela dan
Islahuddin (2008) menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan
harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai perusahaan
tersebut dijual.
Morck dkk (1998), Mc Connell dan Servaes (1990), Steiner
(1996), Cho (1998), Itturiaga dan Sanz (1998), Mark dan Li (2000)
dalam Murwaningsari (2010) menyatakan bahwa hubungan struktur
kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan merupakan hubungan
non-monotonik.
Hubungan
non-monotonik
antara
kepemilikan
manajerial dan nilai perusahaan di sebabkan adanya insentif yang
dimiliki oleh manajer dan mereka cenderung berusaha untuk
melakukan pensejajaran kepentingan dengan outside owners dengan
cara meningkatkan kepemilikan saham mereka jika nilai perusahaan
yang berasal dari investasi meningkat. Suranta dan Machfoedz (2003)
dalam Herawaty (2008) menyimpulkan bahwa tobin‟s Q dapat
digunakan sebagai alat ukur dalam menentukan kinerja perusahaan.
48
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai Nilai Perusahaan telah banyak dilakukan.
Salah satunya adalah penelitian oleh Sholekah dan Venusita (2014) yang
meneliti
tentang
pengaruh
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional, leverage, firm size, dan corporate social responsibility
terhadap nilai perusahaan. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan
bahwa Kepemilikan Manajerial dan CSR berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, Kepemilikan Instutisional dan Firm Size tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan, serta Leverage berpengaruh negatif terhadap
nilai perusahaan. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian
sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya ada
sebagai berikut:
1) Variabel yang digunakan oleh Sholekah dan Venusita (2014)
adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
leverage, firm size, dan corporate social responsibility yang
diduga dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Sedangkan dalam
penelitian ini, peneliti menambahkan variabel manajemen laba
yang diambil dari penelitin Herawaty (2008) yang berjudul
Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating
Variable dari Pengaruh Earning Management terhadap Nilai
Perusahaan
2) Sampel yang digunakan dalam penelitian oleh Sholekah dan
Venusita (2014) adalah perusahaan high profile yang terdaftar di
49
BEI periode tahun 2008-2012. Sedangkan dalam penelitian ini
mengambil sampel perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
50
Tabel 2.1
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
No
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
1.
Untung Wahyudi
Hartini
Prasetyaning
Pawestri (2006)
Implikasi Struktur
Kepemilikan Terhadap Nilai
Perusahaan: dengan
Keputusan Keuangan sebagai
Variabel Intervening
2.
Hamonangan
Siallagan dan
Mas‟ud
Machfoedz
(2006)
Mekanisme Corporate
Governance, Kualitas Laba
Dan Nilai Perusahaan
Metode Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Variabel
Objek
Kepemilikan
Penelitian,
manajerial,
Tanggung
Kepemilikan
Jawab Sosial
Institusional,
Perusahaan
Nilai
Perusahaan
Variabel
Kepemilikan
manajerial,
Kepemilikan
Institusional,
Ukuran
Perusahaan,
leverage, dan
Nilai
Perusahaan
Bersambung ke halaman selanjutnya
51
Komisaris
independen,
komite audit,
kualitas laba,
Objek
Penelitian
Hasil Penelitian
1.
Struktur kepemilikan
manajerial
berpengaruh
terhadap
keputusan
investasi dan keputusan pendanaan
tetapi tidak pada kebijakan dividen.
2. Struktur kepemilikan institusional tidak
berpengaruh
terhadap
keputusan
keuangan maupun nilai perusahaan.
3.
Keputusan pendanaan berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan, tetapi
keputusan investasi dan
kebijakan
dividen tidak
berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
Ukuran perusahaan berpengaruh negatif
signifikan terhadap nilai perusahaan
Judul Penelitian
Metode Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Variabel
Variabel IOS,
kepemilikan
dan Objek
Institusional,
Penelitian
managerial,
ukuran
perusahaan,
CSR dan Nilai
perusahaan.
Variabel CSR Objek
Kepemilikan
Penelitian, dan
Manajerial,
dan Nilai
Perusahaan
No
Peneliti (Tahun)
4.
Andri
Rahmawati
dan Hanung
Triatmoko
(2007)
Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaru hi Kualitas
Laba dan Nilai Perusahaan
5.
Rika Nurlela dan
Islahudin (2008)
Pengaruh Corporate Social
Responsibility terhadap Nilai
Perusahaan dengan
Prosentase Kepemilikan
Manajemen sebagai Variabel
Moderating
6.
Krishna
Udayasankar
(2008)
Corporate Social
Responsibility and Firm Size
Variabel CSR
dan Ukuran
Perusahaan
Objek
Penelitian
7.
Tendi Haruman
(2008)
Pengaruh Struktur
Kepemilikan Terhadap
Keputusan Keuangan Dan
Nilai Perusahaan
(Survey Pada Perusahaan
Manufaktur Di PT. Bursa
Efek Indonesia)
Variabel
Kepemilikan
Manajerial,
Nilai
Perusahaan
dan
Kepemilikan
Variabel
Keputusan
Keuangan dan
Objek
Penelitian
Bersambung ke halaman selanjutnya
52
Hasil Penelitian
Kepemilikan institusional dan
managerial tidak berpengaruh terhadap
kualitas laba tetapi berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
Corporate Social Responsibility,
persentase kepemilikan manajemen,
serta interaksi antara Corporate Social
Responsibility dengan prosentase
kepemilikan manajemen secara simultan
bepengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan
Perusahaan besar mempunyai tingkat
visibilitas tinggi, sehingga lebih
responsif dalam pengungkapan tanggung
jawab sosial
1. Managerial Ownership, Institutional
Ownership
dan Dividend Payout
Ratioberpengaruh terhadap Debt to
Equity Ratio;
2. Seluruh
variabel
independen
berpengaruh terhadap Investasi;
3. manajerial ownership,
Debt to
No
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
8.
Vinola Herawaty
(2008)
Peran Praktek Corporate
Governance Sebagai
Moderating Variable dari
Pengaruh Earning
Management Terhadap Nilai
perusahaan.
9
Wahyu Ardimas
(2012)
Pengaruh Kinerja Keuangan
dan Corporate Social
Responsibility (CSR)
Terhadap Nilai Perusahaan
Pada Bank Go Public yang
Terdaftar di BEI
Metode Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Institusional
Variabel
Earning
Management,
Kepemilkan
Manajerial,
Kepemilikan
Institusional,
dan nilai
perusahaan
Variabel CSR
dan Nilai
Perusahaan
Bersambung ke halaman selanjutnya
53
Objek
Penelitian,
Corporate
Social
Responsibility
Kinerja
Keuangan,
Objek
Penelitian
Hasil Penelitian
Equity Ratio (DER), dan risiko
perusahaan
berpengaruh terhadap
Dividend Payout Ratio;
4. managerial ownership, institutional
ownership investasi
dan DPR
mempengaruhi variabel MVE
1. Earning management berpengaruh
secara signifikan terhadap nilai
perusahaan.
2. Variabel corporate governance
mempunyai pengaruh yangsignifikan
terhadap nilai perusahaan yang
bervariasi tergantung model regresinya.
Kinerja keuangan yang diukur dengan
ROA dan ROE mempunyai pengaruh
secara signifikan terhadap nilai
perusahaan, Corporate Social
Responsibility (CSR) tidak mempunyai
pengaruh secara signifikan terhadap nilai
perusahaan, serta ROA, ROE, operating
profit margin, net profit margin, dan
Corporate Social Responsibility
mempunyai pengaruh terhadap nilai
perusahaan
No Peneliti (Tahun)
10. Priyatna Bagus
Susanto dan
Imam Subekti
(2013)
11. Febrina
Wibawati
Sholekah dan
Lintang Venusita
(2014)
Judul Penelitian
Pengaruh Corporate Social
Responsibility dan Good
Corporate Governance
terhadap Nilai Perusahaan
(Pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia)
Pengaruh Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Leverage, Firm
Size, dan Corporate Social
Responsibility terhadap Nilai
Perusahaan (High Profile
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun
2008-2012)
Diolah dari berbagai sumber
Metode Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Variabel CSR, Objek
Kepemilikan
Penelitian
Manajerial,
Kepemilikan
Institusional,
dan Nilai
Perusahaan
Variabel
Objek
Kepemilikan
Penelitian
Manajerial,
Kepemilikan
Institusional,
Leverage,
Firm Size,
CSR dan Nilai
Perusahaan
54
Hasil Penelitian
1. corporate social responsibility tidak
memiliki pengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan
2. Komisaris independen dan
Kepemilikan manajerial memiliki
pengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan
3. Komite audit dan Kepemiikan
institusional tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan
Kepemilikan Manajerial dan CSR
berpengaruh terhadap nilai perusahaan,
Kepemilikan Instutisional dan Firm Size
tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, serta Leverage berpengaruh
negatif terhadap nilai perusahaan
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan landasan teoritis dari penerapan diatas, maka
kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dengan model
penelitian sebagai berikut:
“Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Leverage,
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan,Ukuran Perusahaan,
dan Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan”
Faktor-faktor yang mempengaruhi Nilai Perusahaan
Variabel Independen
Variabel Dependen
Kepemilikan Manajerial (X1)
Kepemilikan Instiusional (X2
Leverage (X3)
Nilai Perusahaan (Y)
Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan (X4)
Ukuran Perusahaan (X5)
Manajemen Laba (X6)
Metode Analisis Regresi Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran
Gambar 2.1
Keangka Pemikiran
55
1.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan salah satu cara untuk
mengurangi agency cost adalah dengan meningkatkan kepemilikan
saham oleh manajemen. Proporsi kepemilikan saham yang dikontrol
oleh manajer dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan. Menurut
Haruman (2008), perbedaan kepentingan antara manajemen dan
pemegang saham mengakibatkan manajemen berperilaku curang dan
tidak etis sehingga merugikan pemegang saham. Oleh karena itu
diperlukan suatu mekanisme pengendalian yang dapat mensejajarkan
perbedaan kepentingan antara manajemen dengan saham.
Kepemilikan manajerial akan mensejajarkan kepentingan
manajamen dan pemegang saham (outsider ownership), apabila
perusahaan tersebut berhasil maka manajemen akan memperoleh
manfaat langsung namun sebaliknya akan menanggung kerugian
sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah. Maka
manajemen cenderung lebih giat untuk kepentingan pemegang saham
yang notabennya adalah dirinya sendiri. Peningkatan kepemilikan
saham oleh manajemen menyebabkan penurunan agency cost
sehingga akan meningkatkan laba perusahaan. Dengan peningkatan
permintaan saham akan berimbas kepada peningkatkan nilai
perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Jensen dan Meckling (1976)
menemukan bahwa semakin besar kepemilikan saham oleh
56
manajemen maka berkurang kecenderungan manajemen untuk
mengoptimalkan penggunaan sumber daya sehingga mengakibatkan
kenaikan nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian Siallagan dan
Machfoedz (2006) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan
Tobin's Q.
2.
Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan
Shleifer
dan
Vishny
(1986)
dalam
Haruman
(2007)
menyatakan bahwa jumlah pemegang saham besar mempunyai arti
penting dalam memonitor perilaku manajer dalam perusahaan.
Dengan adanya kepemilikan institusional akan dapat memonitor tim
manajemen secara efektif dan dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Wahyudi dan Pawestri (2006) yang menyebutkan bahwa struktur
kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap keputusan
keuangan maupun nilai perusahaan. Didukung dengan penelitian dari
Hitt et al., (1997:291) dalam Sholekah dan Venusita (2014)
menyatakan semakin meningkatnya jumlah pemegang saham dengan
jumlah kepemilikan saham yang relatif kecil menyebabkan investor
institusional kurang melakukan pengawasan terhadap aktivitas
keputusan manajer di setiap perusahaan, dimana keputusan manajerial
dapat mempengaruhi naik turunnya nilai perusahaan.
57
3.
Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan
Pratiwi
(2011)
dalam
Sholekah dan Venusita
(2014)
menemukan bahwa leverage berpengaruh negatif dan signifikan.
Hutang yang besar akan menjadi resiko bagi investor sehingga akan
direaksi secara negatif oleh investor yang berdampak pada penurunan
nilai perusahaan. Hasil berbeda ditunjukkan Ming dan Zuwe (2011)
dalam Sholekah dan Venusita (2014) serta Sudiyatno dan Puspitasari
(2010), menemukan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan
antara leverage dan nilai perusahaan. Pengaruh positif leverage
terhadap nilai perusahaan cenderung lebih kuat ketika kualitas
keuangan perusahaan lebih baik.
4.
Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
terhadap Nilai Perusahaan
Telah disebutkan dalam UU PT bahwa perusahaan yang
aktivitasnya berhubungan dengan lingkungan alam wajib menerapkan
CSR. Manajer perusahaan akan mengungkapkan informasi sosial
dalam rangka untuk meningkatkan image perusahaan, meskipun ia
harus mengorbankan sumber daya untuk aktivitas tersebut [Gray, et al.
(1988) dalam Anggraini (2006)] .
Nurlela
dan
Islahuddin
(2008)
menganalisis
pengaruh
corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan dengan
prosentase
kepemilikan
sebagai
variable
moderating.
penelitian itu didapatkan kesimpulan bahwa corporate social
58
Dalam
responsibility, prosentase kepemilikan manajemen, serta interaksi
antara corporate social responsibility dengan prosentase kepemilikan
manajemen secara simultan bepengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
5.
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan
Terdapat dua pandangan tentang bentuk hubungan ukuran
perusahaan
terhadap
nilai
perusahaan.
Pandangan
pertama
menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki hubungan negatif
dengan nilai perusahaan.
Binter et. al. (1996) dalam Siallagan dan Machfoedz (2006)
melakukan penelitian antara manajemen laba sebagai proksi kualitas
laba dan nilai perusahaan dengan menggunakan variabel leverage dan
firm size. Ditemukan bukti bahwa baik dengan menggunakan laba
bersih atau ordinary income yang digunakan sebagai sasaran
manajemen laba, leverage merupakan determinan negatif yang
signifikan secara statistik. Sedangkan firm size berhubungan secara
negatif namun secara statistik tidak signifikan.
Pandangan kedua menyatakan bahwa ukuran perusahaan
memiliki
hubungan
positif
dengan
nilai
perusahaan,
karena
perusahaan besar memiliki aset yang lebih tinggi dibandingkan
perusahaan
kecil,
sehingga
meningkatkan nilai perusahaan.
59
lebih
besar
kemungkinan
untuk
Uyun (2010) dalam penelitiannya menemukan bukti bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
6.
Pengaruh Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan
Menurut Haris (2004) dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007)
manajemen laba yang dilakukan manajer pada laporan keuangan akan
mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan yang selanjutnya akan
mempengaruhi kinerja saham, yang nantinya juga akan mempengaruhi
nilai perusahaan.
Hal tersebut sejalan dengan Binter dan Dolan (1996) dalam
Siallagan dan Machfoedz (2006) yang melakukan penelitian antara
manajemen laba sebagai proksi kualitas laba dan nilai perusahaan
dengan menggunakan variabel leverage dan firm size. Ditemukan
bukti bahwa baik dengan menggunakan laba bersih atau ordinary
income yang digunakan sebagai sasaran manajemen laba
D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan penelitian sebelumnya yang telah
diuraikan, maka penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut:
H1
: Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
H2
: Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
H3
: Leverage berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
60
H4
: Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan berpengaruh
terhadap Nilai Perusahaan
H5
: Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
H6
: Manajemen Laba berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
H7
: Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Leverage,
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Ukuran
Perusahaan, dan Manajemen Laba berpengaruh secara simultan
terhadap
Nilai
61
Perusahaan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua
variabel atau lebih. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan
apakah terdapat pengaruh dari Pengaruh Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, Leverage, Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan,Ukuran Perusahaan, dan Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan .
Populasi yang digunakan adalah perusahaan keuangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah laporan tahunan perusahaan
keuangan untuk periode pengamatan 2010-2014. Pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan metode purposive samping, dengan
kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan keuangan yang telah listing di Bursa Efek Indonesia tahun
2010-2014.
2. Perusahaan keuangan yang mempublikasikan annual report untuk
tahun buku 2010-2014.
62
3. Perusahaan
keuangan
yang
mempublikasikan
(mengungkapkan)
laporan pertanggungjawaban sosial untuk tahun buku 2010-2014.
4. Perusahaan keuangan yang secara konsisten menyajikan laporan
keuangan selama periode penelitian
5. Memiliki data perusahaan yang lengkap sesuai dengan variabel yang
diteliiti yaitu yang memiliki kepemilikan manajemen dan kepemilikan
institusional..
Periode dalam penelitian ini dibatasi antara tahun 2010-2014,
dengan harapan akan diperoleh akurasi hasil penelitian. Data time series
selama lima tahun diambil dari seluruh perusahaan keuangan yang telah
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti
menggunakan dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang
diteliti melalui buku, jurnal, majalah, tesis, internet, dan perangkat lain
yang berkaitan dengan judul penelitian.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
berupa kumpulan data laporan tahunan, dan juga laporan keuangan
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
63
D. Metode Analisis Data
Metode statistik yang digunakan untuk menganalisis data dan
menguji hipotesis yaitu dengan menggunakan statistik deskriptif, uji
asumsi klasik dan uji hipotesis dengan menggunakan bantuan perangkat
lunak Microsoft Excel dan SPSS (Statistical Package for Social Sciences).
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness
(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2013:19).
2. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data sekunder ini,
maka peneliti melakukan uji multikoloniearitas, uji autokorelasi, uji
heteroskedastisitas dan uji normalitas.
a. Uji Multikoliniearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2013:105).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di
dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan VIF
(Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukkan
setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel
64
independen lainnya. Jika nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan
VIF ≥ 10, nilai tersebut menunjukkan adanya multikolinieritas
(Ghozali, 2011:105-106).
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik
adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2013:110).
Untuk
mendeteksi
ada
tidaknya
autokorelasi
dapat
menggunakan uji Durbin Watson (DW test), dimana hasil
pengujian ditentukan berdasarkan nilai Durbin Watson (DW).
Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan
menggunakan Durbin Watson sebagai berikut:
1) Jika nilai DW lebih rendah dari dl atau lebih tinggi dari 4-dl,
maka signifikan terdapat autokorelasi;
2) Jika nilai DW berada lebih besar dari du atau lebih kecil dari
4-du, berarti tidak terdapat autokorelasi;
3) Jika nilai DW berada antara du dan dl atau berada diantara 4du dan 4-dl, maka dinyatakan sebagai daerah tidak dapat
diambil kesimpulan atau ragu-ragu.
65
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas (Ghozali,
2013:139).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas
dapat dilihat dengan ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot. Jika ada pola tertentu maka mengindikasikan terjadi
heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang jelas serta
titiktitik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139).
d. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam
model regresi variabel pengganggu atau residual mempunyai
distribusi normal. Uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal (Ghozali, 2013:160).
Untuk mendeteksi uji normalitas yaitu dengan uji statistik
non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) . Uji K-S dilakukan
dengan membuat hipotesis:
H0: Data residual tidak bersditribusi normal
66
HA:
Data residual bersditribusi normal (Ghozali,
2013:164).
3. Uji Hipotesis
Metode analisis yang digunakan untuk membuktikan hipotesis adalah
metode statistik regresi berganda. Analisis regresi bertujuan untuk
mencari adanya pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Berdasarkan hipotesis yang diajukan di atas, maka model
yang digunakan untuk melihat pengaruh sebelum dan sesudah
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, serta ukuran
perusahaaan terhadap nilai perusahaan adalah sebagai berikut:
Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + βnD + β5X5 + β6X6 + e
Keterangan:
Y : Nilai Perusahaan
α : Konstanta
X1 : Kepemilkan Manajerial
X2 : Kepemilkan Institusional
X3 : Leverage
D : Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
X5 : Ukuran Perusahaan
X6 : Manajemen Laba
e : Standar error
Dalam pengujian hipotesis peneliti menggunakan alat
analisisberupa koefisien determinasi, uji statistik F dan uji statistik t.
67
a. Uji Koefisien Determinasi
2
Uji Adjusted R pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan
model
dalam
menerangkan
variasi
variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu
2
atau (0 < x < 1). Nilai adjusted R yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel
independen
dalam
menjelaskan
variabel-
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti
variabel-variabel
independen
memberikan
hampir
semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
Secara umum, koefisien determinasi untuk data silang
(crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar
antara masingmasing pengamatan, sedangkan untuk data runtun
waktu (time series) biasanya memiliki nilai koefisien determinasi
yang tinggi (Ghozali, 2013:97).
b. Uji Statistik t
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:98).
Menurut Ghozali (2013:99) jika nilai statistik t hitung lebih
tinggi dibandingkan t tabel, maka Ho ditolak atau Ha diterima.
Hal ini menyatakan bahwa suatu variabel independen secara
individual mempengaruhi variabel dependen.
68
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel bebas yang tidak
dipengaruhi oleh variabel apapun. Variabel independen merupakan
variabel
yang
mempengaruhi
variabel
independen.
Dalam
penelitian ini yang ditetapkan menjadi variabel independen yaitu:
a. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan saham
oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan
yang dikelola (Gideon, 2005 dalam Ujiayantho, 2007).
MAN =
b. Kepemilikan Institusional
Menurut Gideon (2005) dalam Ujiyantho (2007) kepemilikan
institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak
manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga
dapat mengurangi manajemen laba. Presentase saham tertentu
yang dimiliki oleh institusi dapat mempengaruhi proses
penyusunan
laporan
keuangan
yang
tidak
menutup
kemungkinan terdaat akrualisasi sesuai kepentingan pihak
manajemen.
Rumus yang digunakan untuk menghitung kepemilikan
institusional adalah sebagai berikut:
INST =
69
c. Leverage
Leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh
persahaan menggunakan hutang. Leverage dapat diukur
menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) dengan persamaan:
LEV =
d. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Variabel
independen
pada
penelitian
ini
adalah
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sedangkan
definisi operasional praktek pengungkapan sosial yang
diterapkan dalam penelitian ini adalah banyaknya item-item
pengungkapan sosial yang diungkapkan dalam laporan tahunan
yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Variabel ini dapat diukur dengan melihat banyaknya item
pengungkapan sosial yang terdapat dalam laporan tahunan
perusahaan, serta dilakukannya checklist. Checklist dilakukan
dengan melihat pengungkapan sosial perusahaan dalam 7
kategori yang disebutkan oleh Heckston dan Milne (1996) dalam
Sembiring (2005), yaitu : lingkungan, energi, kesehatan dan
keselamatan tenaga kerja, lain-lain tenaga kerja, produk,
keterlibatan masyarakat dan umum. Ketujuh kategori tersebut
terbagi dalam 90 item pengungkapan. Menurut Sembiring (2005),
berdasarkan peraturan Bapepam No. VIII.G.2 tentang laporan
tahunan ada 12 item dari 90 item pengungkapan yang
70
tidak sesuai untuk diterapkan dengan kondisi di Indonesia.
Selanjutnya
dilakukan
penyesuaian
dengan
cara
menghapuskan 12 item pengungkapan tersebut, sehingga
secara total tersisa 78 item pengungkapan. Item pengungkapan
dalam penelitian ini kemudian dinyatakan dalam bentuk indeks
pengungkapan sosial. Apabila item pengungkapan tersebut ada
dalam laporan tahunan perusahaan maka diberi skor 1, dan jika
item pengungkapan tersebut tidak ada dalam laporan tahunan
perusahaan maka diberi skor 0.
Maka untuk mendapatkan rasio dalam variabel ini,
ditentukan rumus sebagai berikut:
Indeks = x 100%
Dimana:
n : Jumlah item pengungkapan yang dipenuhi
k : Jumlah semua item yang mungkin dipenuhi
e. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya perusahaan
yang dapat dilihat dari besar kecilnya modal yang digunakan
dan total assets yang dimiliki. Ukuran perusahaan dapat
diproksi melalui Ln total aset (TA) dengan persamaan Sari
(2012) dalam Sholekah dan Venusita (2014):
Size = Ln natural (total aset)
71
f. Manajemen Laba
Manajemen laba dalam penelitian ini diukur dengan proxy
discreationery accruals (DA) menggunakan model modified
Jones (1991). model modified Jones (1991) merupakan
perkembangan dari model Jones yang dapat mendeteksi
manajemen laba lebih baik dibandingkan model-model
lainnya.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ujiyantho dan Pramuka
(2007), perhitungannya dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Menghitung total accrual (TACCit), caranya adalah
dengan mengurangkan laba bersih dalam satu tahun
dengan arus kas dari operasi dalam periode yang sama.
Persamaan rumusnya sebagai berikut:
TACCit = EBXTit –OCFit
Dimana :
TACCit : Total accruals perusahaan i pada periode t
EBXTit : Earnings Before Extraordinary Items
perusahaan i pada periode t
OCFit
: Operating Cash Flow perusahaan i pada
periode t
2) Menghitungnon discreationary accruals (NDACCit),
yaitu :
72
NDACCit = α1(1/TAi,t-1) + α2 ((ΔREVit-ΔRECit)/TAi,t1)+ α3(PPEit/TAi,t-1)
Dimana :
NDACCit
: Non Discreationary Accruals perusahaan
TAi,t-1
: Total aktiva perusahaan i pada periode t-1
REVit
: Pendapatan bersih perusahaan i pada pada
periode t
RECit
: Piutang usaha perusahaan i pada periode t
PPEit
: Nilai aktiva tetap (gross) perusahaan i pada
periode t
3) Menghitung discreationary accrual (DACCit), caranya
adalah dengan mengurangkan total akrual yang telah
dibagi dengan total asset periode sebelumnya dengan non
discreationary accruals
DACCit= (TACCit/TAi,t-1)-NDACCit
Dimana :
DACCit
: Discreationary Accrual
TACCit
: Total accruals perusahaan i pada periode t
TAi,t-1
: Total aktiva perusahaan i pada periode t-1
NDACCit
: Non Discreationary Accruals
2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau
tertanggung oleh variabel lain. Variabel Dependen yang digunakan
73
dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan (Tobins Q). Tobins Q
adalah perbandingan antara Market Value Of Equity ditambah Debt
dengan Book Market Value ditambah dengan hutang (debt).
Menurut Herawati (2008), nilai perusahaan diukur melalui Tobin’s
Q, yang diformulasikan:
Tobins Q =
Dimana:
Tobins Q : Nilai perusahaan
EMV
: Nilai Ekuitas Pasar (closing price x jumlah saham
yang beredar)
D
: Nilai buku dari total hutang
EBV
: Nilai buku dari total aktiva
74
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Jenis
Nama
Variabel
Variabel
Independen Kepemilikan
Manajerial
Kepemilikan
Institusional
Pengukuran
Rasio
Rasio
INST =
Leverage
Pengungkapan
Tanggung
Jawab Sosial
Perusahaan
Dependen
Rasio
LEV =
Banyaknya item pengungkapan sosial
yang terdapat pada laporan tahunan. Jika
perusahaan mengungkapkan diberi
skor satu (1), namun jika tidak
mengungkapkan diberi skor (0).
Indeks =
Ukuran
Perusahaan
Manajemen
Laba
Nilai
Perusahaan
Skala
Nominal
x 100%
Size = Ln natural (total aset)
Rasio
DACCit= (TACCit/TAi,t-1)-NDACCit
Rasio
Tobin‟s Q =
75
Rasio
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan keuangan yang
terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2010-2014.
Perusahaan keuangan dipulih peneliti didasarkan pada pertimbangan
akan tingginya nilai perusahaan dalam aktivitas produksinya dan
kelompok industri ini yang relatif lebih tingi resikonya jika
dibandingkan dengan kelompok industri lain di Bursa Efek Indonesia,
mengingat dana yang diperoleh perusahaan keuangan sebagian besar
berasal dari pihak ketiga.
Pemilihan perusahaan keungan Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan
alasan bahwa Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan bursa efek
terbesar di Indonesia. Tahun penelitian yang dipilih dalam penelitian ini
adalah tahun 2010-2015. Dalam analisis statistik, peneliti menggunakan
data lima tahun, namun ada variabel yang membutuhkan data dari tahun
sebelumnya (t-1), sehingga untuk tahun 2009 tidak semuanya
dimasukkan, data tersebut digunakan hanya untuk menglengkapi data
tahun 2010
Adapun tahun penelitian terdiri atas 5 (lima) periode, dimana
sampel yang dipilih dari populasi menggunakan teknik purposive
76
sampling yaitu proses pemilihan sampel berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan sebelumnya..
2. Deskripsi Sampel Penelitian
Pada penelitian ini, sampel dipilih dengan metode purposive
sampling. Melalui metode tersebut diharapkan sampel dapat mewakili
populasi dan tidak menimbulkan bias bagi tujuan penelitian yang telah
dijelaskan sebelumnya. Adapun kriteria sampel yang dipilih pada
penelitian ini adalah:
Tabel 4.1
Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria
No
1.
2.
3.
Keterangan
Perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI pada
2010-2014
Perusahaan sampel memiliki data lengkap terkait
variabel yang diteliti
Perusahaan sampel yang menjadi outlier penelitian
Jumlah
Jumlah
70
(53)
(4)
13
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan proses seleksi terhadap sampel tersebut, diperoleh 13
perusahaan dengan rincian nama-nama perusahaan yang menjadi
sampel dalam penelitian ini selama periode penelitian 2010-2014 dan
dapat dilihat dalam tabel 4.2.
77
Tabel 4.2
Deskripsi Sampel Perusahaan
No
Kode Emiten
Nama Perusahaan
1.
BBKP
Bank Bukopin Tbk.
2.
BCAP
MNC Kapital Indonesia Tbk.
3
BDMN
Bank Danamon Indonesia Tbk.
4
BFIN
BFI Finance Indonesia Tbk.
5
BNGA
Bank CIMB Niaga Tbk.
6
BSIM
Bank Sinar Mas Tbk.
7
BSWD
Bank of India Indonesia Tbk.
8
BTPN
9
MAYA
10
MCOR
11
MFIN
Mandala Multifinance Tbk.
12
NISP
Bank OCBC NISP Tbk.
13
TRIM
Trimegah Securities Tbk.
Bank Tabungan Pensiunan Naisonal
Tbk.
Bank Mayapada International Tbk.
Bank Windu Kentjana International
Tbk.
Sumber: Data sekunder diolah
B. Analisis dan Pembahasan
1. Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
Pada penelitian ini statistik deskriptif akan menggambarkan
deksripsi masing-masing variabel. Tabel 4.3 menggambarkan
statistik deskriptif seluruh variabel dalam penelitian ini akan
meliputi nilai minimum, maksimum, mean (rata-rata), standar
deviasi. Nilai minimum menggambarkan nilai paling kecil yang
diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis data yang telah
78
dilakukan
terhadap
perusahaan
sampel.
Nilai
maksimum
menggambarkan nilai paling besar yang diperoleh dari hasil
pengolahan dan analisis yang dilakukan, sedangkan mean (ratarata) menunjukkan nilai rata-rata dari masing-masing variabel.
Berikut ini adalah gambaran statistik deskriptif perusahaan
sampel secara keseluruhan:
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
KM
65
,0000001
,0506000
,009493758
,0132716364
KI
65
,1859707
,9692000
,717417538
,2024255943
LEV
65
,2630518 15,4500000 5,964259848 3,4570689696
CSR
65
,2077922
SIZE
65
EM
65
-,1634929
1,9130812
,230341942
,2803922862
VAL
65
,31879
1,06274
,6222749
,11508998
,4230769
,280578254
,0467697088
26,9214539 33,0827564 30,35033906
1,717413916
Valid N (listwise) 65
Sumber: Data sekunder diolah
Variabel Kepemilikan Manajerial (KM) menunjukkan nilai
minimum sebesar 0.0000001 dan nilai maksimum sebesar
0.0506000
dengan
rata-rata
(mean)
sebesar
0.009493758,
sedangkan standar deviasi sebesar 0.0132716364.
Variabel Kepemilikan Instutisional (KI) menunjukkan nilai
minimum sebesar 0.1859707 dan nilai maksimum sebesar
0.9692000
dengan
rata-rata
(mean)
sebesar
sedangkan standar deviasi sebesar 0.2024255943.
79
0.717417538,
Dari nilai mean dapat diketahui bahwa lebih dari setengah
saham
yang
beredar
dimiliki
oleh
institusi
dibandingkan
kepemilikan keluarga ataupun manajerial. Dari nilai minimum
dapat diketahui pula bahwa masih ada saham yang dimiliki
keluarga ataupun manajerial walaupun jumlahnya tidak begitu
signifikan seperti kepemilikan institusi. Hal ini mengindikasikan
bahwa pemilik institusi dapat dengan mudah mengintervensi
manajemen untuk meningkatkan nilai perusahaan dikarenakan
jumlah proporsi saham yang dimilliki institusi lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah saham manajerial.
Variabel leverage (LEV) yang diproksikan dengan Debt to
Equity Ratio menunjukkan nilai minimum sebesar 0.2630518 dan
nilai maksimum sebesar 15.4500000 dengan rata-rata (mean)
sebesar
5.964259848,
sedangkan
standar
deviasi
sebesar
3,4570689696. Dari nilai mean dapat diketahui bahwa rata-rata
perusahaan sampel memiliki hutang sebesar 5.964259848 kali lebih
besar dari modal sendiri (ekuitas) yang dimiliki perusahaan. Nilai
minimum sebesar 0.2630518 dapat diketahui bahwa sampel
terendah hanya memiliki 0.2630518 kali dari modal sendiri,
sedangkan nilai maksimum sebesar 15.4500000 dapat diketahui
bahwa sampel tertinggi memiliki hutang 15.4500000 kali dari
modal sendiri.
80
Variabel pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
(CSR) menunjukkan nilai minimum sebesar 0.2077922 dan nilai
maksimum sebesar 1,06274 dengan rata-rata (mean) sebesar
0.280578254, sedangkan standar deviasi sebesar 0.0467697088.
Variabel ukuran perusahaan (SIZE) diproksikan dengan
logaritman natural dari total aset menunjukkan nilai minimum
sebesar 26,9214539 dan nilai maksimum sebesar 33,0827564
dengan rata-rata (mean) sebesar 30,35033906, sedangkan standar
deviasi sebesar 1,717413916.
Variabel
ukuran
perusahaan
dalam
penelitian
ini
digambarkan dari total aset. Dengan tingginya nilai maksimum
maka dapat disimpulkan semakin besar total aset perusahaan maka
semakin besar ukuran perusahaan tersebut. Ukuran perusahaan
yang besar akan lebih mendapat banyak perhatian dari publik
sehingga perusahaan yang besar cenderung lebih berhati-hati daalm
menyajikan laporan keuangan perusahaannya.
Variabel manajemen laba (EM) diproksikan dengan
Dicreationary accruals (DA) menunjukkan nilai minimum sebesar
-0,1634929 dan nilai maksimum sebesar 1,9130812 dengan ratarata (mean) sebesar 0,230341942, sedangkan standar deviasi
sebesar 0,2803922862. Berdasarkan nilai mean yang didapat,
menunjukkan rata-rata perusahaan masih melakukan manajemen
laba (DA) dilihat dari total aset.
81
Variabel nilai perusahaan (VAL) diproksikan dengan
tobin‟s Q menunjukkan nilai minimum sebesar 0,31879 dan nilai
maksimum sebesar 1,9130812 dengan rata-rata (mean) sebesar
0,6222749, sedangkan standar deviasi sebesar 0,11508998.
Berdasarkan nilai minimum, maksimum dan mean yang didapat,
menunjukkan rata-rata perusahaan memiliki niai perusahaan yang
hampir sama di antara sampel yang teliti .
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dengan menggunakan analisis
regresi terhadap variabel independen dan variabel dependen. Hasil
uji asumsi klasik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a. Hasil Uji Multikoliniearitas
Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak
adanya gejala korelasi yang kuat antar variabel bebasnya.
Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan
Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar
variabel independen. Nilai cut off yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikoliniearitas adalah nilai tolerance
< 0.10 dan nilai VIF > 10 (Ghazali 2013: 96)
82
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikoliniearitas
Coefficients
a
Collinearity Statistics
Model
Tolerance
VIF
(Constant)
CSR
,582
1,720
KM
,758
1,320
KI
,916
1,092
LEV
,650
1,538
SIZE
,421
2,373
EM
,982
1,018
a. Dependent Variable: VAL
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa
hasil uji multikolinearitas menunjukkan nilai tolerance > 0.10
untuk semua variabel independen, serta nilai VIF < 10 untuk
semua variabel, maka variabel independen dalam model
persamaan regresi tidak terdapat masalah multikolinearitas,
sehingga dapat digunakan dalam penelitian.
b.
Hasil Uji Autokorelasi
Regresi yang bebas dari autokorelasi memiliki nilai
Durbin-Watson diantara -2 sampai +2.
83
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model
Durbin-Watson
1
1,879
a. Predictors: (Constant), EM, KM, KI, LEV, CSR, SIZE
b. Dependent Variable: VAL
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa
hasil uji autokorelasi pada nilai Durbin-Watson adalah
1.879. Nilai yang dihasilkan tersebut berada diantara
angka -2 dan +2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi autokorelasi.
c. Hasil Uji Heterokedastisitas
Dalam
penelitian
ini,
uji
heterokedastisitas
dilakukan melalui uji Park. Regresi yang bebas dari
heterokedastisitas memiliki nilai signifikasi > 0.05.
84
Tabel 4.6
Hasil Uji Heterokedastisitas
Model
Sig.
1(Constant)
,945
LnKM
,092
LnKI
,431
LnLEV
,865
LnCSR
,415
LnSIZE
,796
LnEM
,814
a. Dependent Variable: LnVAL
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa
hasil uji heterokedastisitas menunjukkan nilai signifikasi
> 0.05 untuk semua variabel independen, maka variabel
independen dalam model persamaan regresi tidak terdapat
masalah heterokedastisitas sehingga dapat digunakan
dalam penelitian
d. Hasil Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal.
85
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
65
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean
Std. Deviation
-,0000000
,10184720
Absolute
,123
Positive
,122
Negative
-,123
Kolmogorov-Smirnov Z
,993
Asymp. Sig. (2-tailed)
,277
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan uji kolmogorof-Smirnov di atas, terlihat
nilai Asymp.Sig memiliki nilai > 0,05, Hal ini menunjukkan
bahwa data pada penelitian ini terdistribusi secara normal dan
model regresi tersebut layak dipakai untuk memprediksi
semua variabel independen
3. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian
hipotesis dalam penel iti an ini dilakukan dengan
menggunakan model analisis regresi (regression analysis), yaitu
dilakukan melalui:
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
86
dependen. Adapun hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat
dalam tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model
R
R Square
a
,466
1
b
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,217
,136
,1069855439
a. Predictors: (Constant), EM, KM, KI, LEV, CSR, SIZE
b. Dependent Variable: VAL
Sumber: Data sekunder diolah
Hasil
uji
koefisien
determinasi
pada
tabel
4.8
2
menunjukkan nilai Adjusted R Square (Adjusted R ) sebesar
0.136 atau 13.6%. Nilai ini menunjukkan bahwa manajemen
laba dapat dijelaskan sebesar 13.6% oleh kepemelikan
manajerial, kepemilikan institusional, leverage, pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan, ukuran perusahaan dan
manajamen laba. Sedangkan sisanya 86.4% (100%-13.6%)
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diungkapkan
dalam informasi laporan keuangan yang tidak dimasukkan
dalam model penelitian ini.
b. Hasil Uji Statistik t
Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh
masing-masing
variabel
independen
secara
individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat
87
signifikansi 0.05. Hasil uji t dalam penelitian ini ditunjukkan
dalam tabel 4.9 dibawah ini.
Tabel 4.9
Hasil Uji Statistik t
Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model
B
1 (Constant)
1,027
,311
3,303 ,002
-2,643
1,158
-,305 -2,283 ,026
,032
,069
LEV
-,012
,005
-,371 -2,573 ,013
CSR
-,190
,375
-,077
-,507 ,614
SIZE
-,008
,012
-,113
-,632 ,530
,002
,048
,005
,045 ,964
KM
KI
EM
Std. Error
Beta
t
,056
Sig.
,464 ,644
a. Dependent Variable: VAL
Sumber: Data sekunder diolah
Tabel 4.9 di atas menunjukkan hasil uji statistik t
variabel kepemilikan manajerial (KM) memiliki nilai t hitung
sebesar -2.283 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.02 dan
nilai unstandardized coefficient beta bernilai negatif sebesar 2.643,
sehingga
dapat
dikatakan
bahwa
kepemelikan
manajerial berpengaruh secara signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Tabel 4.9 di atas menunjukkan hasil uji statistik t
variabel kepemilikan instutisional (KI) memiliki nilai t hitung
sebesar 0.464 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.644 dan
88
nilai unstandardized coefficient beta bernilai negatif sebesar
0.032,
sehingga
dapat
dikatakan
bahwa
kepemilikan
instutisional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Tabel 4.9 di atas menunjukkan hasil uji statistik t
variabel leverage (LEV) memiliki nilai thitung sebesar -2.573
dengan
tingkat
signifikansi
sebesar
0.013
dan
nilai
unstandardized coefficient beta bernilai negatif sebesar -0.012,
sehingga dapat dikatakan bahwa leverage berpengaruh secara
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Tabel 4.9 diatas menunjukkan hasil uji statistik t antara
variabel independen dengan variabel dependen. Variabel
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR)
memiliki
nilai
thitung
sebesar
-0.507
dengan
tingkat
signifikansi sebesar 0.614 dan nilai unstandardized coefficient
beta bernilai negatif sebesar -0.190, sehingga dapat dikatakan
bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan.
Tabel 4.9 di atas menunjukkan hasil uji statistik t variabel
ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai thitung sebesar -0.632
dengan
tingkat
signifikansi
sebesar
0.530
dan
nilai
unstandardized coefficient beta bernilai negatif sebesar -0.008,
89
sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan
Tabel 4.7 di atas menunjukkan hasil uji statistik t
variabel manajemen laba (EM) memiliki nilai thitung sebesar
0.045 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.964 dan nilai
unstandardized coefficient beta bernilai 0.002, sehingga dapat
dikatakan bahwa manajemen laba tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap nilai perusahaan
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, maka dapat diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut:
Y=0.981 – 2.643X1 + 0.032X2 – 0.012X3 - 0.190D - 0.008X5
+ 0.002X6 + e
Keterangan:
Y : Nilai Perusahaan
α
: Konstanta
X1 : Kepemilkan Manajerial
X2 : Kepemilkan Institusional
X3 : Leverage
D : Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
X5 : Ukuran Perusahaan
X6 : Manajemen Laba
e : Standar error
90
Hasil di atas dapat dijelaskan bahwa nilai konstanta
sebesar 0.981 menyatakakan jika keenam variabel independen
tersebut dianggap konstan, maka nilai perusahaan akan
konstan sebesar 0.981.
Koefisien regresi pada variabel kepemilikan manajerial
(KM) sebesar -2.643, hal ini berarti jika variabel kepemilikan
manajerial bertambah satu satuan maka variabel nilai
perusahaan berkurang sebesar 2.643 satuan dengan catatan
variabel lain dianggap konstan.
Koefisien regresi pada variabel kepemilikan manajerial
(KM) sebesar -2.643, hal ini berarti jika variabel kepemilikan
manajerial bertambah satu satuan maka variabel nilai
perusahaan berkurang sebesar 2.643 satuan dengan catatan
variabel lain dianggap konstan.
Koefisien
regresi
pada
variabel
kepemilikan
instutisional (KI) sebesar 0.032, hal ini berarti jika variabel
kepemilikan instutisional bertambah satu satuan maka variabel
nilai perusahaan bertambah sebersar 0.032 satuan dengan
catatan variabel lain dianggap konstan.
Koefisien regresi pada variabel leverage (LEV) sebesar
-0.012., hal ini berarti jika variabel leverage bertambah satu
satuan maka variabel nilai perusahaan berkurang sebesar 0.012
satuan dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
91
Koefisien
regresi
pada
variabel
pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) sebesar -0.190, hal
ini berarti jika variabel pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan bertambah satu satuan maka variabel nilai
perusahaan berkurang sebesar 0.190 satuan dengan catatan
variabel lain dianggap konstan.
Koefisien regresi pada variabel ukuran perusahaan
(SIZE) sebesar -0.008, hal ini berarti jika variabel ukuran
perusahaan bertambah satu satuan maka variabel nilai
perusahaan berkurang sebesar 0.008 satuan dengan catatan
variabel lain dianggap konstan.
Koefisien regresi pada manajemen laba (EM) sebesar
0.002, hal ini berarti jika variabel manajemen laba bertambah
satu satuan maka variabel nilai perusahaan bertambah sebesar
0.002 satuan dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
c. Hasil Uji Statistik F
Uji statistik F merupakan metode untuk menguji hubungan
antara satu variabel dependen dengan satu atau lebih variabel
independen. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah
semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel independen.
Berikut ini adalah tabel 4.10 yang menunjukkan hasil uji statistik F
92
Tabel 4.10
Hasil Uji Statistik F
a
ANOVA
Model
Sum of Squares df
1 Regression
,184
Mean Square
6
Residual
,664 58
Total
,848 64
F
Sig.
,031 2,677 ,023
b
,011
a. Dependent Variable: VAL
b. Predictors: (Constant), EM, KM, KI, LEV, CSR,
SIZE Sumber: data sekunder diolah
Tabel 4.10 diatas menunjukkan hasil uji statistik F dengan
nilai Fhitung sebesar 2.677 dengan tingkat signifikansi sebesar
0.023. Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0.05 yang
dapat
disimpulkan
bahwa
semua
variabel
independen
berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
4. Hasil Uji Regresi Berganda
Berdasarkan tabel 4.9 dan 4.10 dapat disimpulkan atas hasil
pengujian hipotesis yang telah dilakukan sebagai berikut:
a. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai
Perusahaan
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel
kepemilikan
manajerial
(KM)
berpengaruh
negatif
signifikan terhadap variabel nilai perusahaan yang dilihat
dari tingkat signifikansi 0.026 < 0.05. Dikatakan
93
berpengaruh negatif karena variabel kepemilikan manajerial
memiliki nilai koefisien regresi negatif sebesar - 2.643.
Maka dapat disimpulkan H1 diterima sehingga dapat
dikatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
Koefisien
semakin
tinggi
yang
negatif
kepemilikan
menunjukkan
manajerial
bahwa
maka
nilai
perusahaan akan menurun, karena keberadaan pemegang
saham manajerial dapat menurunkan nilai perusahaan.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Haruman (2008),
Siallagan dan Machfoedz (2008), serta Herawaty (2008),
tetapi bertentangan dengan Nurlela dan Islahuddin (2008)
serta Wahyudi dan Pawestri (200) yang menyatakan
kepemilikan manajerial berpengaruh secara positif terhadap
nilai perusahaan.
b. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai
Perusahaan
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel
kepemilikan instutisional (KI) tidak berpengaruh terhadap
variabel nilai perusahaan yang dilihat dari tingkat
signifikansi 0.644 > 0.05. Maka dapat disimpulkan H2
ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa kepemilikan
instutisional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
94
Hasil ini sesuai dengan penelitian Wahyudi dan
Pawestri (2006), Rahmwati dan Triatmoko (2007), Susanto
dan Subekti (2013), Sholekah dan Venusita (2014). Hal ini
disesabkan pihak institusional tidak dapat mengontrol
perusahaan dengan lebih teliti sehingga kemungkinan
manajemen melakukan manajemen laba lebih tinggi yang
pada akhirnya akan meningkatkan nilai dari perusahaan
tersebut. hasil ini teetapi bertentangan dengan Haruman
(2008) dan Herawaty (2008) yang menyatakan kepemilikan
instutisional berpengaruh secara positif terhadap nilai
perusahaan.
c. Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel
leverage (LEV) berpengaruh negatif signifikan terhadap
variabel nilai perusahaan yang dilihat dari tingkat
signifikansi 0.013 < 0.05. dikatakan berpengaruh negatif
karena variabel kepemilikan manajerial memiliki nilai
koefisien regresi negatif sebesar -0.012. Maka dapat
disimpulkan H3 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa
kepemilikan
manajerial
berpengaruh
terhadap
nilai
perusahaan.
Koefisien
yang
negatif
menunjukkan
semakin tinggi leverage maka nilai perusahaan akan
95
bahwa
menurun, karena keberadaan pemegang saham manajerial
dapat menurunkan nilai perusahaan.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Haruman (2008),
Machfoedz dan Siallagan (2008), serta Herawaty (2008),
tetapi bertentangan dengan Nurlela dan Islahuddin (2008)
serta Wahyudi dan Pawestri (200) yang menyatakan
kepemilikan manajerial berpengaruh secara positif terhadap
nilai perusahaan, serta pada penelitian.
d. Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR)
tidak berpengaruh terhadap variabel nilai perusahaan yang
dilihat dari tingkat signifikansi 0.614 > 0.05. Maka dapat
disimpulkan H4 ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hasil ini sesuai dengan penelitian, Ardimas (2012)
Susanto dan Subekti (2013), Sholekah dan Venusita (2014).
Hal ini disesabkan perusahaan belum mengkomunikasikan
corporate social responsibility secara tepat dan sebagian
besar perusahaan publik hanya berfokus pada faktor
keuangan (Susanto dan Subekti: 2013). Hasil ini
96
bertentangan dengan Nurlela dan Islahuddin (2008), yang
menyatakan CSR berpengaruh secara positif terhadap nilai
perusahaan.
e. Pengaruh
Ukuran
Perusahaan
terhadap
Nilai
Perusahaan
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel
ukuran perusahaan (SIZE) tidak berpengaruh terhadap
variabel nilai perusahaan yang dilihat dari tingkat
signifikansi 0.530 > 0.05. Maka dapat disimpulkan H5
ditolak, sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hasil ini sesuai dengan penelitian, Sholekah dan
Venusita (2014). Hal ini disesabkan para pemegang saham
yang merupakan penentu dari nilai perusahaan tidak
melihat besar atau kecilnya suatu perusahaan untuk
menanamkan sahamnya. Mereka cenderung akan membeli
saham yang harganya akan naik tiap tahunnya. Hasil ini
bertentangan dengan Siallagan dan Machfoedz (2006), yang
menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh secara negatif
terhadap nilai perusahaan, serta Herawaty (2008) yang
menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh secara positif
terhadap nilai perusahaan.
97
f. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel
manajamen laba (EM) tidak berpengaruh terhadap variabel
nilai perusahaan yang dilihat dari tingkat signifikansi 0.964
> 0.05. Maka dapat disimpulkan H6 ditolak, sehingga dapat
dikatakan bahwa manajemen laba tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Ujiyanto dan
Pramuka (2007). Hal ini menunjukkan bahwa tinggi atau
rendahnya manajemen laba oleh manajer tidak memberikan
dampak terhadap harga saham yang merupakan salah satu
indikator dalam penentu nilai perusahaan. Para investor
tidak fokus pada kegiatan para manajer dalam mengelola
laba perusahaannya, mereka lebih fokus pada harga saham
perusahaan tersebut, apakah naik tiap tahunnya. Hasil ini
bertentangan dengan Herawaty (2008), yang menyatakan
manajemen laba berpengaruh secara positif terhadap nilai
perusahaan.
98
g. Pengaruh
Kepemilikan
Institusional,
Leverage,
Manajerial,
Kepemilikan
Pengungkapan
Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan. Ukuran Perusahaan, dan
Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan
Hasil uji hipotesis pada tabel 4.10 menunjukkan
bahwa semua variabel independen yaitu kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, leverage, ukuran
perusahaan, pengungkapan tanggung jawab sosial, dan
manajemen laba secara simultan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan dengan proksi Tobin’s Q dengan tingkat
signifikansi 0.023 atau lebih kecil dari 0.05. Dari hasil
tersebut dapat dikatakan bahwa kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, leverage, ukuran perusahaan,
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, dan
manajemen laba secara bersama-sama dapat mempengaruhi
nilai perusahaan. Sehingga dapat dikatakan model regresi
yang terbentuk adalah signifikan.
99
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh
Kepemilikan
Pengungkapan
Manajerial,
Tanggung
Kepemilikan
Jawab
Institusional,
Sosial
Perusahaan.
Leverage,
Ukuran
Perusahaan, dan Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan.
Penelitian menggunakan perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesi. Pengujian menggunakan model regresi berganda.
Sampel penelitian ini adalah perusahaan keuangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014. Terdapat
70 perusahaan yang menjadi populasi dan sebanyak 13 perusahaan
dijadikan sampel dalam penelitian ini sehingga jumlah data laporan
keuangan dan laporan tahunan masing-masing sebanyak 5.(lima)
Berdasarkan data yang dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah
dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan
terhadap nilai perusahaan
2. Variabel kepemilikan instutisional tidak berpengaruh terhadap
variabel nilai perusahaan
3. Variabel leverage (LEV) berpengaruh negatif signifikan
terhadap variabel nilai perusahaan
100
4. Variabel pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
(CSR) tidak berpengaruh terhadap variabel nilai perusahaan.
5. Variabel ukuran perusahaan (SIZE) tidak berpengaruh terhadap
variabel nilai perusahaan
6. Variabel manajamen laba (EM) tidak berpengaruh terhadap
variabel nilai perusahaan
7.
Variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
leverage, ukuran perusahaan, pengungkapan tanggung jawab
sosial, dan manajemen laba secara simultan berpengaruh
terhadap nilai perusahaan
B. Implikasi
Hasil
keseluruhan
penelitian
menunjukkan
bahwa
kepemilikan manajerial,kepemilikan institusional, leverage, ukuran
perusahaan, pengungkapan tanggung jawab sosial, dan manajemen
laba secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Artinya
setiap penambahan kepemilikan saham manajerial dan penambahan
tingkat hutang akan meniurunkan nilai perusahaan tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka penelitian ini dapat
diimplikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan seperti bagi:
1. Manajemen perusahaan
Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan,
seperti kepemilikan manajerial dan leverage. Peningkatan
kepemilikan manajerial secara umum berdampak pada
101
penurunan nilai perusahaan. Oleh karena itu, peningkatan
leverage secara umum berdampak pada penurunan nilai
perusahaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus berhatihati
dalam
menentukan
kebijakan
hutang
dengan
mempertimbangkan tingkat manfaat dan risiko.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan
dalam mengambil keputusan keuangan perusahaan, karena
setiap keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruh
keputusan keuaangan lain dan kelangsungan perusahaan di
masa yang akan datang
2. Investor
Penelitian atas variabel-variabel yang mempengaruhi nilai
perusahaan ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi
investor dalam memutuskan investasi yang akan dilakukan,
sehingga memperkecil risiko keuangan yang akan dihadapi.
3. Akademisi
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi dunia akademik
khususnya ilmu pengetahuan sebagai bahan pertimbangan
dalam memberikan teori-teori yang berhubungan dengan nilai
perusahaan
102
C. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki keterbatasan yang mungkin dapat
melemahkan hasil penelitian. Beberapa keterbatasan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini hanya mencakup
Perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI), sehingga tidak dapat dikatakan mencakup semua hasil
temuan untuk seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI.
2.
Pengukuran variabel ukuran perusahaan menggunakan proksi
logaritma natural (ln) dari total asset. Terdapat proksi lain
untuk menggambarkan variabel ukuran perusahaan yang
mungkin jika digunakan dalam penelitian ini akan memberikan
hasil
yang
berbeda.
Penggunaan
model
perhitungan
manajemen laba dalam penelitian ini masih cukup rumit dan
mudah terjadi kekeliruan data. Pengukuran variabel nilai
perusahaan menggunakan proksi Tobin’s Q. Terdapat proksi
lain untuk menggambarkan variabel nilai perusahaan yang
mungkin jika digunakan dalam penelitian ini akan memberikan
hasil yang berbeda.
3.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya 6 (enam)
variabel
independen
untuk
mempengaruhi nilai perusahaan.
103
menilai
faktor-faktor
yang
D. Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya dapat menambah populasi perusahaan
yang akan dijadikan populasi penelitian diberbagai sektor seperti
manufaktur,
konstruksi
bangunan,
maupun
lainnya
yang
mempunyai sektor yang berbeda.
2. Dalam penelitian selanjutnya variabel ukuran perusahaan dapat
menggunakan proksi lain untuk pengukurannya seperti, total
penjualan, dan kapitalisasi pasar. Penggunaan model untuk
mendeteksi manajemen laba dalam penelitian ini mungkin belum
mampu mendeteksi manajemen laba dengan baik dan juga
merupakanmodel yang cukup rumit sehingga rentan mengalami
kekeliruan pengolahan data. Untuk penelitian selanjutnya dapat
menggunakan model lain yang lebih sederhana dan akurat. variabel
nilai
perusahaan
dapat
menggunakan
proksi
lain
untuk
pengukurannya seperti price to book value dan sebagainya
3. Dalam penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel baru
untuk mengetahui faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
nilai perusahaan seperti free cash flow, kebijakan dividen,
profitabilatas dan sebagainya.
104
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Retno. "Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan
Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar
Bursa Efek Jakarta)”, Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang, 2006.
Ardimas, Wahyu. “Pengaruh Kinerja Keuangan dan Corporate Social
Responsibility (CSR) Terhadap Nilai Perusahaan pada Bank Go Public
yang Terdaftar Di BEI”, Universitas Gunadarma, Depok, 2012.
Astuti, Dewi Saptantinah Puji. “Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Manajemen
Laba di Seputar Right Issue”, Universitas Slamet Riyadi
Surakarta, 2005.
Cheng, Megawati dan Yulius Jogi Christiawan. “Pengaruh Pengungkapan
Corporate Social Responsibility Terhadap Abnormal Return”, Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan, Vol. 13, No. 1, 2011.
Daniri, Mas Achmad. “Standarisasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan”, Bisnis
Indonesia, 2008.
Ghozali, Imam dan Anis Chariri. “Teori Akuntansi”, Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang, 2007.
Ghozali, Imam, “Aplikasi Ananlisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21”,
Edisi 7, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2013.
Guna, Welvin I dan Arleen Herawaty. “Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Governance, Independensi Auditor, Kualitas Audit dan Faktor Lainnya
terhadap Manajamen Laba”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi dan Vol. 12 No.
1, Jakarta, 2010.
Halim, Julia, C.Meiden dan R.L.Tobing.“Pengaruh Manajemen Laba pada
Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur
yang Termasuk dalam Indeks LQ-45”, Simposium Nasional Akuntansi
VIII, Solo, 2005.
Hamid, Abdul.“Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan
IlmuSosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010.
Hadianto, Bram. “Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, dan
Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Telekomunikasi
Periode 2000-2006: Sebuah Pengujian Hipotesis Pecking Order”, 2010.
105
Haruman, Tendi. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Keputusan
Keuangan dan Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi XI,
Pontianak, 2008.
Herawaty, Vinola. “Praktek Corporate Governance sebagai Moderating Variable
dari Pengaruh Earnings Management terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Vol. 10 No. 2, Jakarta, 2008.
Indrawati, Novita. “Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam
Annual Report serta Pengaruhnya terhadap Political Visibility dan
Economic Performance”, Pekbis Jurnal, Vol.1, No.1, 2009.
ISO
26000 tentang Guidance on Social Responsibility diakses dari
www.cnis.gov.cn/wzgg/201405/P020140512224950899020.pdf
pada
tanggal 10 Mei 2015.
Januarti, Indira dan Dini Apriyanti. ”Pengaruh Tanggung Jabab Sosial
Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan”, Jurnal MAKSI vol.5 No.2,
2005.
Jao, Robert dan Gagaring Pagulung. “Corporate Governance, Ukuram
Perusahaan, dan Leverage terhadap Manajemen Laba Perusahaan
Manufaktur Indonesia”, Jurnal Akuntansi dan Auditing, Vol. 8, No. 1,
Makassar, 2011.
Jensen, Michael C. dan William H. Meckling. “Theory of the Firm: Managerial
Behavior, Agency Costs and Ownership Structure”, Journal of Financial
Economics, Vol. 3 No. 4, 1976.
Khomsiyah, Deni Darmawati dan Rika Gelar Rahayu. “Hubungan Corporate
Governance dan Kinerja Perusahaan”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia,
Vol. 8 No.1, 2005.
Lawrence, Anne T. et. al. “Business and Society: Stakeholders, Ethics, Public
Policy”, McGraw-Hill, Singapore, 2005/
Becchetti, Leonardo. et al. “Corporate Social Responsibility and Shareholder’s
Value: An Empirical Analysis”, Bank of Finland Research Discussion
Papers, Finland, 2009.
Muliati, Ni Ketut, “Pengaruh Asimetri Infromasi dan Ukuran Perusahaan pada
Praktik Manajemen Laba di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia”,Tesis, Universitas Udayana, 2011.
Murwaningsari, Etty. “Hubungan Corporate Governance, Corporate Social
Responsibilities dan Corporate Financial Performance Dalam Satu
Continuum”, Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Vol. 11, No. 1, 2009.
106
Nurlela, Rika dan Islahuddin. ”Pengaruh Corporate Social Responsibility
Terhadap Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen
Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”. Simposium Nasional Akuntansi (SNA)
XI Pontianak 2008, 2008.
Palestin, Halima Shatila. “Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Praktik
Corporate Governance Dan Kompensasi Bonus Terhadap Manajemen
Laba”, Jakarta, 2006.
Pernyataan standar akuntansi keuangan no. 1 (revisi 1998) penyajian laporan
keuangan diakses dari
www.russellbedford.co.id/downloads/resources/5ffe3_PSAK%2001%20R
evisi%20%2898%29%20Pengungkapan%20Kebijakan%20Akuntansi.pdf
pada tanggal 10 Mei 2015.
Rachmawati, Andri dan Hanung Triatmoko. “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”, Simposium
Nasional Akuntansi X. Makasar, 26-28 Juli, 2007.
Radyati, Maria R. Nindita. “CSR untuk Pemberdayaan Ekonomi Lokal”,
Indonesia Bussiness Links, 2008.
Rajafi, Lalu Roby dan Gugus Irianto. “Analisis Pengungkapan Laporan Sosial
Dan Lingkungan Dalam Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial
Perusahaan (Studi Pada Bursa Efek Jakarta)”, TEMA, Volume 8, Nomor
1, 2007.
Rakhiemah, Aldilla Noor dan Dian Agustia. “Pengaruh Kinerja Lingkungan
terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure dan Kinerja
Finansial Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”, Simposium Nasional Akuntansi XII, Palembang, 2009
Sayekti, Yosefa dan Ludovicus Sensi Wondobio, “Pengaruh CSR Disclosure
Terhadap Earning Response Coefficient”, Simposium Nasional Akuntansi
X, AKPM-08, Makassar, 2007.
Scott, William R. Financial Accounting Theory Seventh Edition. Pearson,Toronto,
2014.
Sembiring, Edi Resmana. “Karakteristik Perusahaan Dan Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial : Study Empiris Pada Perusahaan Yang Tercatat
Di Bursa Efek Jakarta”. SNA VIII, Solo, 2005.
Siallagan, Hamonangan dan Mas‟ud, Machfoedz, “Mekanisme Corporate
Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”, Simposium Nasional
Akuntansi 9, Padang, 2007.
107
Sudiyatno, Bambang dan Elen Puspitasari. “Pengaruh Kebijakan Perusahaan
terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Perusahaan sebagai Variabel
Intervening”, Dinamika Keuangan dan Perbankan, 2010.
Susanto, Priyatna Bagus dan Imam Subekti. “Pengaruh Corporate Social
Responsibility dan Good Corporate Governance terhadap Nilai
Perusahaan (Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”,
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, Universitas Brawijaya, 2013.
Sutanto, Felicia Dwiputri dan Supatmi, “Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Tingkat Pengungkapan Informasi Intellectual Capital di Dalam
Laporan Tahunan (Studi Pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2009)”, Seminar Nasional dan Call for Papers,
Universitas Kristen Satya Wacana, 2012.
Udayasankar, Krishna. “Coporate Social Responsibility and Firm Size”, Journal
of Business Ethics, 2008.
Ujiyantho, Arif Muh. dan B.A. Pramuka. “Mekanisme Corporate Governance,
Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan”, Simposium Nasional
Akuntansi X, Makasar, 26-28 Juli, 2007.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas diakses dari www.bpkp.go.id/uu/filedownload/4/58/787.bpkp
pada tanggal 6 Mei 2015.
Uyun, Shofwatul. “Pengaruh Manajemen Risiko, Ukuran Perusahaan, dan
Leverage terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Undergraduate
thesis (unpublished), Universitas Airlangga, 2011.
Wahyudi, Untung dan Hartini Prasetyaning Pawestri. “Implikasi Struktur
Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan : dengan Keputusan Keuangan
sebagai variabel Intervening”, Simposium Nasional Akuntansi IX
Padang,
2006.
108
LAMPIRAN 1
Daftar Sampel Perusahaan
No
Kode Emiten
Nama Perusahaan
1.
BBKP
Bank Bukopin Tbk.
2.
BCAP
MNC Kapital Indonesia Tbk.
3
BDMN
Bank Danamon Indonesia Tbk.
4
BFIN
BFI Finance Indonesia Tbk.
5
BNGA
Bank CIMB Niaga Tbk.
6
BSIM
Bank Sinar Mas Tbk.
7
BSWD
Bank of India Indonesia Tbk.
8
BTPN
Bank Tabungan Pensiunan Naisonal Tbk.
9
MAYA
Bank Mayapada International Tbk.
10
MCOR
Bank Windu Kentjana International Tbk.
11
MFIN
Mandala Multifinance Tbk.
12
NISP
Bank OCBC NISP Tbk.
13
TRIM
Trimegah Securities Tbk.
109
LAMPIRAN 2
Data sekunder dari BEI
Perhitungan Kepemilikan Manajerial
No Emiten
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
BBKP
BDMN
BNGA
BSIM
BTPN
BSWD
MAYA
MCOR
NISP
BCAP
BFIN
MFIN
TRIM
2010
jml saham oleh manager
2011 2012 2013
jml saham beredar
2014
2010
2011
2012
2013
2014
km
2010 2011 2012 2013 2014
13,794,999 13,862,327 6,154,100,296 7,955,034,791 7,970,061,291 8,500,687,441 9,086,620,432 0.0024077 0.0021202 0.0023613 0.0016228
13,767,887 25,870,272 25,870,272 20,849,772 17,223,642 8,417,125,466 9,584,643,365 9,584,643,365 9,584,643,365 9,584,643,365 0.0016357 0.0026991 0.0026991 0.0021753
14,817,500 16,866,165 18,819,665
0.0015256
0.0017970
276,381 290,131 290,131 290,131 1,381 23,934,863,660 25,131,606,843 25,131,606,843 25,131,606,843 25,131,606,843 0.0000115 0.0000115 0.0000115 0.0000115 0.0000001
650,000 2,750,000 3,554,375 440,000 440,000 7,280,500,000 9,078,869,400 10,283,836,238 13,116,881,498 14,040,168,349 0.0000893 0.0003029 0.0003456 0.0000335 0.0000313
9,174,500 49,743,500 49,618,500 49,618,500 46,967,100 1,132,723,428 5,663,617,140 5,840,287,257 5,840,287,257 5,840,287,257
14,000,000 14,000,000 14,000,000 14,000,000 14,000,000 868,000,000 868,000,000 868,000,000 868,000,000 868,000,000
0.0080995 0.0087830 0.0084959 0.0084959 0.0080419
28,972,500 28,972,500
64,092,748 64,092,748 64,092,748 64,092,748 64,092,748
1,043,843 1,043,843 1,267,223 1,642,009 1,596,649
3,502,503 3,502,503 4,703,977 10,034,000 15,678,300
3,091,838,400 3,091,838,400 3,091,838,400 3,478,318,200 3,478,318,200
0.0056859 0.0056859 0.0093706 0.0083295 0.0083295
3,756,875,883 3,756,875,883 4,282,838,507 5,910,894,430 5,910,894,430
0.0170601 0.0170601 0.0149650 0.0108432 0.0108432
7,041,942,665 7,041,942,665 8,548,918,395 11,472,648,486 11,472,648,486
0.0001482 0.0001482 0.0001482 0.0001431 0.0001392
1,250,175,000 1,250,175,000 1,344,877,250 1,364,347,500 4,003,176,745
0.0028016 0.0028016 0.0034977 0.0073544 0.0039165
8,927,478 4,163,739 8,327,478 12,823,562 22,698,478 760,339,281 760,339,281 1,520,678,562 1,526,614,562 1,549,934,562
67,045,000 67,045,000 67,045,000 67,045,000 67,045,000 1,325,000,000 1,325,000,000 1,325,000,000 1,325,000,000 1,325,000,000
9,868,500 8,772,000 7,675,500 133,049,395 133,049,395 3,655,000,000 3,655,000,000 3,655,000,000 7,109,300,000 7,109,300,000
0.0117414 0.0054762 0.0054762 0.0084000 0.0146448
17,580,000 17,580,000 28,972,500
0.0161290 0.0161290 0.0161290 0.0161290 0.0161290
0.0506000 0.0506000 0.0506000 0.0506000 0.0506000
0.0027000 0.0024000 0.0021000 0.0187148 0.0187148
Perhitungan Kepemilikan Instutisional
No Emiten
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
BBKP
BDMN
BNGA
BSIM
BTPN
BSWD
MAYA
MCOR
NISP
BCAP
BFIN
MFIN
TRIM
jml saham oleh institusi
2010
2011
2012
jml saham beredar
2013
2014
2010
2011
2012
2013
2014
KI
2010 2011 2012 2013 2014
3,683,782,896 3,800,324,087 3,779,032,087 3,797,606,241 4,369,462,676 6,154,100,296 7,955,034,791 7,970,061,291 8,500,687,441 9,086,620,432
0.5985900 0.4777256 0.4741535 0.4467411 0.4808677
5,674,825,989 6,457,174,235 6,457,174,235 6,457,174,235 7,107,971,519 8,417,125,466 9,584,643,365 9,584,643,365 9,584,643,365 9,584,643,365
0.6742000 0.6737000 0.6737000 0.6737000 0.7416000
23,195,276,373 24,357,553,352 24,357,553,352 24,357,553,352 24,357,553,352 23,934,863,660 25,131,606,843 25,131,606,843 25,131,606,843 25,131,606,843
0.9691000 0.9692000 0.9692000 0.9692000 0.9692000
5,680,500,000 5,447,167,000 6,169,926,668 7,861,971,522 7,861,971,522 7,280,500,000 9,078,869,400 10,283,836,238 13,116,881,498 14,040,168,349
0.7802349 0.5999830 0.5999635 0.5993781 0.5599628
676,009,342 3,436,516,020 3,438,282,723
3,869,767,093 3,905,984,117 1,132,723,428 5,663,617,140 5,840,287,257 5,840,287,257 5,840,287,257 0.5968000 0.6067705 0.5887181 0.6625988 0.6688000
808,289,500 808,289,500 808,289,500 808,289,500 808,289,500 868,000,000 868,000,000 868,000,000 868,000,000 868,000,000 0.9312091 0.9312091 0.9312091 0.9312091 0.9312091
2,845,109,696 2,845,109,696 2,489,239,096 2,973,614,229 2,985,440,511 3,091,838,400 3,091,838,400 3,091,838,400 3,478,318,200 3,478,318,200
717,476,318 717,476,318 826,268,154
0.9202000 0.9202000 0.8051000 0.8549000 0.8583000
1,099,253,216 1,099,253,216 3,756,875,883 3,756,875,883 4,282,838,507 5,910,894,430 5,910,894,430 0.1909768 0.1909768 0.1929254 0.1859707 0.1859707
5,767,686,542 5,989,876,431 7,273,419,770 9,760,929,332 9,760,929,332 7,041,942,665 7,041,942,665 8,548,918,395 11,472,648,486 11,472,648,486
0.8190476 0.8506000 0.8508000 0.8508000 0.8508000
1,120,031,783 1,120,031,783 1,207,500,056 1,207,583,972 3,307,675,755 1,250,175,000 1,250,175,000 1,344,877,250 1,364,347,500 4,003,176,745
0.8959000 0.8959000 0.8978515 0.8851000 0.8262627
439,019,901 417,502,299 911,646,798 906,503,727 683,524,966 760,339,281 760,339,281 1,520,678,562 1,526,614,562 1,549,934,562
0.5774000 0.5491000 0.5995000 0.5938000 0.4410025
933,065,000 933,065,000 933,065,000 933,065,000 933,065,000 1,325,000,000 1,325,000,000 1,325,000,000 1,325,000,000 1,325,000,000
0.7042000 0.7042000 0.7042000 0.7042000 0.7042000
3,054,118,000 3,054,118,000 2,938,985,500 4,928,166,760 4,367,242,990 3,655,000,000 3,655,000,000 3,655,000,000 7,109,300,000 7,109,300,000
0.8356000 0.8356000 0.8041000 0.6932000 0.6143000
Perhitungan Leverage
No Emiten
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
2010
2011
LIAB
2012
2013
2014
2010
2011
EQUI
2012
DER
2013
2014
2010 2011 2012 2013 2014
BBKP 44,597,408,000 52,809,369,000 60,693,088,000 63,244,294,000 72,229,788,000 2,886,947,000 4,374,094,000 4,996,742,000 6,213,369,000 6,821,480,000 15.45 12.07 12.15 11.72 10.59
BDMN 99,597,545,000 116,097,931,000 127,057,997,000 152,684,365,000 162,691,069,000 18,449,787,000 25,836,501,000 28,733,311,000 31,552,983,000 33,017,524,000 4.49 4.26 4.84 4.84 4.93
BNGA 129,812,352,000 148,431,639,000 174,760,569,000 192,979,722,000 204,714,729,000 13,767,417,000 18,369,491,000 22,651,912,000 25,886,687,000 28,447,694,000 9.43 8.08 7.72 7.45 7.20
BSIM 10,320,685,000 15,363,688,000 13,326,284,000 14,693,195,000 18,099,067,000 911,494,000 1,294,968,000 1,825,608,000 2,754,260,000 3,160,482,000 11.32 11.86 7.30 5.33 5.73
BTPN 30,305,282,000 41,033,943,000 51,356,201,000 59,757,008,000 60,749,900,000 4,217,291,000 5,617,198,000 7,733,931,000 9,907,865,000 12,060,534,000 7.19 7.31 6.64 6.03 5.04
BSWD 1,251,617,000 1,733,939,000 2,166,971,907 3,146,474,324 4,638,597,072 318,715,000 346,488,000 373,769,087 454,861,542 560,587,547 3.93 5.00 5.80 6.05 8.27
MAYA 8,618,888,000 11,287,605,000 15,320,812,839 21,603,247,419 33,321,356,997 1,483,399,000 1,663,596,000 1,845,739,034 2,412,324,121 2,852,233,795 5.81 6.79 8.30 9.14 11.68
MCOR 3,833,040,000 5,895,160,000 5,739,581,000 6,881,835,000 8,549,452,000 521,420,000 557,634,000 755,665,000 1,035,379,000 1,220,139,000 7.35 10.57 7.60 7.66 7.01
NISP 39,942,316,000 53,244,018,000 70,190,261,000 84,027,985,000 88,216,003,000 4,532,506,000 6,590,379,000 8,951,476,000 13,496,552,000 14,907,176,000 8.81 8.08 7.84 6.23 5.92
BCAP 747,453,061,000 999,910,988,000 2,643,827,225,000 2,699,114,000,000 11,146,447,000,000 466,986,799,000 516,017,329,000 775,850,274,000 765,880,000,000 3,869,743,000,000 1.60 1.94 3.41 3.52 2.88
BFIN 1,929,241,000,000 2,938,545,000,000 3,708,642,000,000 4,895,968,000,000 6,056,433,000,000 1,940,850,000,000 2,366,232,000,000 2,861,854,000,000 3,397,356,000,000 3,614,270,000,000 0.99 1.24 1.30 1.44 1.68
MFIN 2,544,890,723,121 3,057,878,000,000 3,174,288,000,000 2,840,814,000,000 3,404,391,000,000 584,025,441,188 724,536,000,000 888,478,000,000 1,125,544,000,000 1,401,199,000,000 4.36 4.22 3.57 2.52 2.43
TRIM 490,908,493,000 314,485,776,000 250,989,948,000 140,122,279,000 356,964,554,000 367,379,323,000 683,575,114,000 240,857,433,000 532,679,335,000 541,079,327,000 1.34 0.46 1.04 0.26 0.66
Perhitungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Indica
tor Disclosure
Economic performance
EC1
EC2
EC3
EC4
Nilai ekonomi yang dihasilkan: pendapatan, biaya usaha, kompensasi karyawan, donasi
dan investasi pada masyarakat, Saldo laba dan pembayaran kepada penyedia modal dan
pemerintah
Implikasi perubahan iklim terhadap keuangan, risiko dan kesempatan dalam berusaha
Cakupan organisasi dalam menetapkan manfaat dari rencana obligasi
Bantuan keuangan yang diterima dari pemerintah
Market presence
Rasio tingkat upah awal (standar) dibandingkan dengan Upah Minimum regional berdasarkan
EC5 wilayah kerja
Kebijakan, praktik dan besarnya transaksi pembelanjaan dengan supplier lokal sesuai
EC6 lokasi kegiatan perusahaan.
Prosedur perekrutan karyawan lokal dan proporsi manajemen senior yang diangkat dari
EC7 komunitas lokal tempat perusahaan beroperasi.
BBKP
BDMN
BNGA
2010
2011
2012
2013
2014
2010
2011
2012
2013
2014
2010
2011
2012
2013
2014
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1.5
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1.5
1
1
1
0
Indirect economic impacts
Pembangunan dan dampak investasi infrastruktur dan jasa untuk kepentingan publik
Memahami dan mendeskripsikan dampak ekonomi tidak langsung, termasuk besarnya
EC9 dampak yang terjadi
EC8
Materials
EN1
EN2
Bahan baku yang digunakan berdasarkan berat atau volume
Persentase bahan baku yang dapat didaur ulang (recycle).
Energy
Pemakaian energi langsung berdasarkan sumber energi.
Pemakaian energi tidak langsung berdasarkan sumber energi utamanya
EN5 Penghematan energi karena konservasi dan perbaikan efisiensi
Usaha untuk menyediakan energi yang efisien atau dapat diperbaharui dalam proses
EN6 produksi/jasa dan pengurangan pemakaian energi karena penghematan yang dilakukan.
EN7 Usaha untuk mengurangi pemakaian energi tidak langsung dan tercapainya target
EN3
EN4
Water
EN9
Total pengambilan air berdasarkan sumber.
Sumber air yang secara sifnifikan dipengaruhi oleh penarikan air
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN10
Prosentase dan total volume air yang didaur‐ulang dan digunakan lagi
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN8
keanekaragaman hidup
EN11
EN12
EN13
EN14
EN15
Lokasi dan luas tanah yang dimiliki, disewa atau dikelola berhadapan langsung dengan
area yang dilindungi dan area yang memiliki nilai keanekaragaman hidup tinggi diluar
Deskripsi tentang dampak aktivitas, produk dan jasa pada keanekaragaman hidup di area
yang dilindungi dan area yang memiliki nilai keanekaragaman hidup tinggi diluar area
Habitat yang dilindungi dan dijaga
Strategi, aksi terkini dan rencana kedepan untuk mengelola dampak kegiatan perusahaan
pada keanekaragaman hidup.
Jumlah spesies IUCN Red list dan daftar spesies konservasi nasional dengan habitat di
daerah yang terpengaruh oleh operasi, dengan tingkat kepunahan risiko
Emissions, effluents and waste
EN17
bobot/timbangannya.
Emisi gas rumah kaca lainnya yang relevan berdasarkan bobot/timbangan.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN18
Usaha untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan tingkat pengurangan yang dihasilkan.
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
EN19
Emisi kandungan ozone dan penurunan kandungan berdasarkan bobot/timbangan.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN20
NOx, SOx, dan emisi udara lainnya yang signifikan berdasarkan jenis dan bobotnya
EN21 Total debit air berdasarkan kualitas dan tujuan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Total bobot limbah berdasarkan jenis dan metode pembuangan
Total jumlah dan volume kebocoran yang signifikan.
Berat sampah berbahaya yang dipindah, diimpor, diekspor atau diperlakukan sesuai Basel
Convention Annex I, II, III, dan VIII, dan persentase sampah pindahan yang dikirim
EN24 internasional dengan kapal.
Identitas, ukuran, status dilindungi dan nilai keanekaragaman hidup dari air dan habitat
EN25 lain yang dipengaruhi secara signifikan oleh pembuangan sampah perusahaan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
LA1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
LA2
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN16
EN22
EN23
Products and services
EN26
Inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan dari produk dan jasa, dan tingkat dampak
mitigasi
EN27
Persentase produk yang dijual dan bahan kemasan yang diklaim berdasarkan kategori
Compliance
EN28
Besarnya denda keuangan dan sanksi lain kerena tidak mematuhi regulasi lingkungan.
Transport
EN29
Pengaruh pemindahan produk dan bahan baku yang digunakan perusahaan dan
pemindahan tenaga kerja terhadap kondisi lingkungan
Overall
EN30
Total investasi dan pengeluaran lain untuk melindungi / memperbaiki lingkungan
berdasarkan jenisnya.
Employment
Total tenaga kerja berdasarkan jenis pekerja, kontrak kerja dan daerah asal.
asal.
Tunjangan yang diberikan kepada karyawan tetap (full‐time) yang tidak diberikan kepada
LA3 karyawan tidak tetap (part‐time) berdasarkan kegiatan utama
Labor/management relations
Persentase karyawan yang dilindungi oleh perjanjian kerja.
Periode pemberitahuan minimum berkaitan dengan perubahan kegiatan (operasi),
LA5 termasuk apakah periode tersebut dimasukkan dalam perjanjian kolektif
LA4
Perhitungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Lanjutan)
Indica
tor
Disclosure
BBKP
BDMN
2010
2011
2012
2013
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
BNGA
2010
2011
2012
2013
2014
2010
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
SO4 Tindakan yang dilakukan ketika terjadi kasus korupsi.
0
0
0
Public policy
Posisi perusahaan dalam kebijakan publik dan partisipasi perusahaan dalam pengembangan
SO5 dan lobi kebijakan publik.
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
2014
2011
2012
2013 2014
Occupational health and safety
Persentase total tenaga kerja yang menjadi wakil dalam komite keselamatan dan
kesehatan kerja yang berfungsi membantu dan memberi saran dalam menentukan
LA6 program keselamatan dan kesehatan kerja.
Statistik kecelakaan kerja, penyakit karena pekerjaan, ketidakhadiran dan jumlah fasilitas
LA7 yang berhubungan dengan pekerjaan berdasarkan wilayah.
Pendidikan, pelatihan, konseling, pencegahan dan program pengendalian risiko
pekerjaan untuk membantu tenaga kerja, keluarga mereka atau anggota masyarakat
LA8 berkaitan dengan penyakit (wabah) tertentu
Topik kesehatan dan keselamatan kerja yang dimuat dalam perjanjian resmi (kontrak
LA9 kerja) dengan serikat pekerja.
Training and education
LA10 Rata‐rata jam pelatihan per tahun per karyawan berdasarkan jenis/kategori karyawan.
Program manajemen keahlian dan pelatihan yang mendukung keberlanjutan kerja dan
LA11 membantu karyawan dalam mengelola akhir karier (pensiun).
LA12 Persentase karyawan yang menerima laporan kinerja dan perkembangan karier.
Diversity and equal opportunity
Komposisi pemerintah dan rincian karyawan per kategori menurut jenis kelamin,
LA13 kelompok umur, minoritas anggota grup, dan keanekaragaman indikator lainnya.
Equal remuneration for women and men
Rasio gaji pokok laki-laki dan perempuan berdasarkan
LA14 kategori karyawan
Investment and procurement practices
Persentase dan total perjanjian investasi yang dirancang dengan mempertimbangkan isu
HR1 hak asasi manusia.
Persentase supplier dan kontraktor penting yang peduli dan selalu mempertimbangkan
HR2 isu hak asasi manusia
Total jam pelatihan pekerja yang berhubungan dengan kebijakan dan prosedur tentang
aspek hak asasi manusia yang relevan dengan kegiatan kerja termasuk persentasi
HR3 karyawan yang mengikuti pelatihan.
Non-discrimination
Total kejadian yang berhubungan dengan diskriminasi dan tindakan yang dilakukan
HR4 perusahaan terhadap diskriminasi tersebut
Freedom of association and collective bargaining
Kegiatan yang menunjukkan adanya kebebasan karyawan dalam membentuk asosiasi dan
HR5 tawar‐menawar kolektif serta dukungan perusahaan terhadap hal tersebut
Child labor
Kegiatan yang melibatkan pekerja anak‐anak dan tindakan/ukuran yang digunakan untuk
HR6 menghilangkan keberadaan pekerja anak‐anak
Prevention of forced and compulsory labor
Kegiatan yang dapat menimbulkan risiko munculnya paksaan/tekanan kepada pekerja dan
HR7 usaha yang dilakukan untuk menghilangkan kemungkinan munculnya kejadian tersebut
Security practices
Persentase petugas keamanan yang dilatih untuk memahami kebijakan atau prosedur
HR8 yang berkaitan dengan hak asasi manusia.
Indigenous rights
Total kejadian pelanggaran yang melibatkan hak‐hak kaum pribumi (penduduk setempat)
HR9 dan tindakan yang dilakukan perusahaan untuk mengatasinya
Corruption
SO2 Prosentase dan jumlah unit bisnis yang memiliki potensi korupsi.
SO3 Persentase karyawan yang mengikuti pelatihan Program Anti Korupsi.
SO6 Total nilai bantuan keuangan dan kontribusi lain kepada partai politik, politisi dan
Anti-competitive behavior
Jumlah tindakan hukum yang dilakukan perusahaan berkaitan perilaku anticompetitive,
SO7 antitrust dan monopoli
Compliance
Denda keuangan dan sanksi lainnya karena tidak mematuhi peraturan/regulasi yang
SO8 berlaku
Customer health and safety
Perbaikan yang dilakukan perusahaan atas dampak kesehatan dan keamanan dari
PR1 produk/jasa yang dihasilkan perusahaan
Jumlah ketidakpatuhan perusahaan pada regulasi kesehatan dan keamanan produk yang
PR2 dihasilkan
Product and service labelling
Informasi tentang produk dan jasa yang harus diungkapkan dan prosentasi jumlah produk
PR3 dan jasa yang mematuhi pengungkapan tersebut
Jumlah ketidakpatuhan pada regulasi tentang pengungkapan informasi produk dan
PR4 pemberian label produk/jasa.
Praktik yang berhubungan dengan kepuasan konsumen, termasuk hasil survey yang
PR5 mengukur kepuasan konsumen.
Marketing communications
Program yang berhubungan dengan aspek hukum, standar komunikasi marketing
PR6 termasuk advertising, promosi dan sponsorship.
Jumlah kejadian yang menunjukkan ketidakpatuhan pada regulasi dan aturan lain yang
berhubungan dengan komunikasi marketing termasuk advertising, promosi dan
PR7 sponsorship berdasarkan hasilnya.
Customer privacy
Total jumlah keluhan sehubungan dengan hilangnya privacy konsumen dan hilangnya
PR8 data konsumen.
Compliance
Denda keuangan karena tidak mematuhi peraturan hukum dan regulasi berkaitan dengan
PR9 produk/jasa yang dihasilkan
0.2436 0.2564 0.2821 0.2949 0.2692 0.2540 0.3175 0.4231 0.3333 0.4231 0.359 0.3506 0.3377 0.3247 0.3077
Perhitungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Lanjutan)
Indica
tor
Disclosure
EC1
EC2
EC3
EC4
Nilai ekonomi yang dihasilkan: pendapatan, biaya usaha, kompensasi karyawan, donasi
dan investasi pada masyarakat, Saldo laba dan pembayaran kepada penyedia modal dan
pemerintah
Implikasi perubahan iklim terhadap keuangan, risiko dan kesempatan dalam berusaha
Cakupan organisasi dalam menetapkan manfaat dari rencana obligasi
Bantuan keuangan yang diterima dari pemerintah
Market presence
Rasio tingkat upah awal (standar) dibandingkan dengan Upah Minimum regional berdasarkan
EC5
wilayah kerja
Kebijakan, praktik dan besarnya transaksi pembelanjaan dengan supplier lokal sesuai
EC6 lokasi kegiatan perusahaan.
Prosedur perekrutan karyawan lokal dan proporsi manajemen senior yang diangkat dari
EC7 komunitas lokal tempat perusahaan beroperasi.
BSIM
BTPN
BSWD
2010
2011
2012
2013
2014
2010
2011
2012
2013
2014
2010
2011
2012
2013
2014
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Indirect economic impacts
Pembangunan dan dampak investasi infrastruktur dan jasa untuk kepentingan publik
Memahami dan mendeskripsikan dampak ekonomi tidak langsung, termasuk besarnya
EC9 dampak yang terjadi
EC8
Materials
EN1
EN2
Bahan baku yang digunakan berdasarkan berat atau volume
Persentase bahan baku yang dapat didaur ulang (recycle).
Energy
Pemakaian energi langsung berdasarkan sumber energi.
Pemakaian energi tidak langsung berdasarkan sumber energi utamanya
EN5 Penghematan energi karena konservasi dan perbaikan efisiensi
Usaha untuk menyediakan energi yang efisien atau dapat diperbaharui dalam proses
EN6 produksi/jasa dan pengurangan pemakaian energi karena penghematan yang dilakukan.
EN3
EN4
EN7
Usaha untuk mengurangi pemakaian energi tidak langsung dan tercapainya target
Water
EN8
Total pengambilan air berdasarkan sumber.
EN9 Sumber air yang secara sifnifikan dipengaruhi oleh penarikan air
EN10
Prosentase dan total volume air yang didaur‐ulang dan digunakan lagi
keanekaragaman hidup
EN11
Lokasi dan luas tanah yang dimiliki, disewa atau dikelola berhadapan langsung dengan
area yang dilindungi dan area yang memiliki nilai keanekaragaman hidup tinggi diluar
Deskripsi tentang dampak aktivitas, produk dan jasa pada keanekaragaman hidup di area
yang dilindungi dan area yang memiliki nilai keanekaragaman hidup tinggi diluar area
EN13 Habitat yang dilindungi dan dijaga
Strategi, aksi terkini dan rencana kedepan untuk mengelola dampak kegiatan perusahaan
EN14 pada keanekaragaman hidup.
Jumlah spesies IUCN Red list dan daftar spesies konservasi nasional dengan habitat di
EN15 daerah yang terpengaruh oleh operasi, dengan tingkat kepunahan risiko
EN12
Emissions, effluents and waste
EN16
EN17
bobot/timbangannya.
Emisi gas rumah kaca lainnya yang relevan berdasarkan bobot/timbangan.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN18
Usaha untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan tingkat pengurangan yang dihasilkan.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN19
Emisi kandungan ozone dan penurunan kandungan berdasarkan bobot/timbangan.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN20
EN21
NOx, SOx, dan emisi udara lainnya yang signifikan berdasarkan jenis dan bobotnya
Total debit air berdasarkan kualitas dan tujuan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Total bobot limbah berdasarkan jenis dan metode pembuangan
Total jumlah dan volume kebocoran yang signifikan.
Berat sampah berbahaya yang dipindah, diimpor, diekspor atau diperlakukan sesuai Basel
Convention Annex I, II, III, dan VIII, dan persentase sampah pindahan yang dikirim
EN24 internasional dengan kapal.
Identitas, ukuran, status dilindungi dan nilai keanekaragaman hidup dari air dan habitat
EN25 lain yang dipengaruhi secara signifikan oleh pembuangan sampah perusahaan
EN22
EN23
Products and services
EN26
Inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan dari produk dan jasa, dan tingkat dampak
mitigasi
EN27
Persentase produk yang dijual dan bahan kemasan yang diklaim berdasarkan kategori
Compliance
EN28
Besarnya denda keuangan dan sanksi lain kerena tidak mematuhi regulasi lingkungan.
Transport
Pengaruh pemindahan produk dan bahan baku yang digunakan perusahaan dan
EN29 pemindahan tenaga kerja terhadap kondisi lingkungan
Overall
EN30
Total investasi dan pengeluaran lain untuk melindungi / memperbaiki lingkungan
berdasarkan jenisnya.
Employment
LA1 Total tenaga kerja berdasarkan jenis pekerja, kontrak kerja dan daerah asal.
LA2
LA3
asal.
Tunjangan yang diberikan kepada karyawan tetap (full‐time) yang tidak diberikan kepada
karyawan tidak tetap (part‐time) berdasarkan kegiatan utama
Labor/management relations
LA4
LA5
Persentase karyawan yang dilindungi oleh perjanjian kerja.
Periode pemberitahuan minimum berkaitan dengan perubahan kegiatan (operasi),
termasuk apakah periode tersebut dimasukkan dalam perjanjian kolektif
Perhitungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Lanjutan)
Indica
tor
Disclosure
BSIM
BSWD
BTPN
2010
2011
2012
2013
2014
2010
2011
2012
2013
2014 2010
2011 2012
2013 2014
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
Occupational health and safety
LA6
LA7
LA8
Persentase total tenaga kerja yang menjadi wakil dalam komite keselamatan dan
kesehatan kerja yang berfungsi membantu dan memberi saran dalam menentukan
program keselamatan dan kesehatan kerja.
Statistik kecelakaan kerja, penyakit karena pekerjaan, ketidakhadiran dan jumlah fasilitas
yang berhubungan dengan pekerjaan berdasarkan wilayah.
Pendidikan, pelatihan, konseling, pencegahan dan program pengendalian risiko
pekerjaan untuk membantu tenaga kerja, keluarga mereka atau anggota masyarakat
berkaitan dengan penyakit (wabah) tertentu
Topik kesehatan dan keselamatan kerja yang dimuat dalam perjanjian resmi (kontrak
kerja) dengan serikat pekerja.
LA9
Training and education
LA10 Rata‐rata jam pelatihan per tahun per karyawan berdasarkan jenis/kategori karyawan.
Program manajemen keahlian dan pelatihan yang mendukung keberlanjutan kerja dan
LA11 membantu karyawan dalam mengelola akhir karier (pensiun).
LA12 Persentase karyawan yang menerima laporan kinerja dan perkembangan karier.
Diversity and equal opportunity
Komposisi pemerintah dan rincian karyawan per kategori menurut jenis kelamin,
LA13 kelompok umur, minoritas anggota grup, dan keanekaragaman indikator lainnya.
Equal remuneration for women and men
Rasio gaji pokok laki-laki dan perempuan berdasarkan
LA14 kategori karyawan
Investment and procurement practices
HR1
HR2
Persentase dan total perjanjian investasi yang dirancang dengan mempertimbangkan isu
hak asasi manusia.
Persentase supplier dan kontraktor penting yang peduli dan selalu mempertimbangkan
isu hak asasi manusia
Total jam pelatihan pekerja yang berhubungan dengan kebijakan dan prosedur tentang
aspek hak asasi manusia yang relevan dengan kegiatan kerja termasuk persentasi
karyawan yang mengikuti pelatihan.
HR3
Non-discrimination
HR4
Total kejadian yang berhubungan dengan diskriminasi dan tindakan yang dilakukan
perusahaan terhadap diskriminasi tersebut
Freedom of association and collective bargaining
HR5
Kegiatan yang menunjukkan adanya kebebasan karyawan dalam membentuk asosiasi dan
tawar‐menawar kolektif serta dukungan perusahaan terhadap hal tersebut
Child labor
HR6
Kegiatan yang melibatkan pekerja anak‐anak dan tindakan/ukuran yang digunakan untuk
menghilangkan keberadaan pekerja anak‐anak
Prevention of forced and compulsory labor
Kegiatan yang dapat menimbulkan risiko munculnya paksaan/tekanan kepada pekerja dan
HR7 usaha yang dilakukan untuk menghilangkan kemungkinan munculnya kejadian tersebut
Security practices
Persentase petugas keamanan yang dilatih untuk memahami kebijakan atau prosedur
HR8 yang berkaitan dengan hak asasi manusia.
Indigenous rights
Total kejadian pelanggaran yang melibatkan hak‐hak kaum pribumi (penduduk setempat)
HR9 dan tindakan yang dilakukan perusahaan untuk mengatasinya
Corruption
SO2 Prosentase dan jumlah unit bisnis yang memiliki potensi korupsi.
SO3 Persentase karyawan yang mengikuti pelatihan Program Anti Korupsi.
SO4 Tindakan yang dilakukan ketika terjadi kasus korupsi.
Public policy
Posisi perusahaan dalam kebijakan publik dan partisipasi perusahaan dalam pengembangan
SO5
dan lobi kebijakan publik.
SO6 Total nilai bantuan keuangan dan kontribusi lain kepada partai politik, politisi dan
Anti-competitive behavior
Jumlah tindakan hukum yang dilakukan perusahaan berkaitan perilaku anticompetitive,
SO7 antitrust dan monopoli
Compliance
Denda keuangan dan sanksi lainnya karena tidak mematuhi peraturan/regulasi yang
SO8 berlaku
Customer health and safety
PR1
PR2
Perbaikan yang dilakukan perusahaan atas dampak kesehatan dan keamanan dari
produk/jasa yang dihasilkan perusahaan
Jumlah ketidakpatuhan perusahaan pada regulasi kesehatan dan keamanan produk yang
dihasilkan
Product and service labelling
Informasi tentang produk dan jasa yang harus diungkapkan dan prosentasi jumlah produk
PR3
PR4
PR5
dan jasa yang mematuhi pengungkapan tersebut
Jumlah ketidakpatuhan pada regulasi tentang pengungkapan informasi produk dan
pemberian label produk/jasa.
Praktik yang berhubungan dengan kepuasan konsumen, termasuk hasil survey yang
mengukur kepuasan konsumen.
Marketing communications
Program yang berhubungan dengan aspek hukum, standar komunikasi marketing
PR6
termasuk advertising, promosi dan sponsorship.
Jumlah kejadian yang menunjukkan ketidakpatuhan pada regulasi dan aturan lain yang
berhubungan dengan komunikasi marketing termasuk advertising, promosi dan
PR7
sponsorship berdasarkan hasilnya.
Customer privacy
Total jumlah keluhan sehubungan dengan hilangnya privacy konsumen dan hilangnya
PR8
data konsumen.
Compliance
Denda keuangan karena tidak mematuhi peraturan hukum dan regulasi berkaitan dengan
PR9
produk/jasa yang dihasilkan
0.2987 0.3117 0.3506 0.3117 0.3377 0.2468 0.2468 0.2338 0.2078 0.2208 0.3397 0.3590 0.3205 0.3462 0.3333
Perhitungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Lanjutan)
Indica
tor
Disclosure
EC1
EC2
EC3
EC4
Nilai ekonomi yang dihasilkan: pendapatan, biaya usaha, kompensasi karyawan, donasi
dan investasi pada masyarakat, Saldo laba dan pembayaran kepada penyedia modal dan
pemerintah
Implikasi perubahan iklim terhadap keuangan, risiko dan kesempatan dalam berusaha
Cakupan organisasi dalam menetapkan manfaat dari rencana obligasi
Bantuan keuangan yang diterima dari pemerintah
Market presence
Rasio tingkat upah awal (standar) dibandingkan dengan Upah Minimum regional berdasarkan
EC5 wilayah kerja
Kebijakan, praktik dan besarnya transaksi pembelanjaan dengan supplier lokal sesuai
EC6 lokasi kegiatan perusahaan.
Prosedur perekrutan karyawan lokal dan proporsi manajemen senior yang diangkat dari
EC7 komunitas lokal tempat perusahaan beroperasi.
MAYA
MCOR
NISP
2010
2011
2012
2013
2014
2010
2011
2012
2013
2014
2010
2011
2012
2013
2014
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Indirect economic impacts
Pembangunan dan dampak investasi infrastruktur dan jasa untuk kepentingan publik
Memahami dan mendeskripsikan dampak ekonomi tidak langsung, termasuk besarnya
EC9 dampak yang terjadi
EC8
Materials
EN1
EN2
Bahan baku yang digunakan berdasarkan berat atau volume
Persentase bahan baku yang dapat didaur ulang (recycle).
Energy
Pemakaian energi langsung berdasarkan sumber energi.
Pemakaian energi tidak langsung berdasarkan sumber energi utamanya
EN5 Penghematan energi karena konservasi dan perbaikan efisiensi
Usaha untuk menyediakan energi yang efisien atau dapat diperbaharui dalam proses
EN6 produksi/jasa dan pengurangan pemakaian energi karena penghematan yang dilakukan.
EN3
EN4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Usaha untuk mengurangi pemakaian energi tidak langsung dan tercapainya target
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN9
Total pengambilan air berdasarkan sumber.
Sumber air yang secara sifnifikan dipengaruhi oleh penarikan air
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN10
Prosentase dan total volume air yang didaur‐ulang dan digunakan lagi
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN7
Water
EN8
keanekaragaman hidup
EN11
Lokasi dan luas tanah yang dimiliki, disewa atau dikelola berhadapan langsung dengan
area yang dilindungi dan area yang memiliki nilai keanekaragaman hidup tinggi diluar
Deskripsi tentang dampak aktivitas, produk dan jasa pada keanekaragaman hidup di area
yang dilindungi dan area yang memiliki nilai keanekaragaman hidup tinggi diluar area
Habitat yang dilindungi dan dijaga
Strategi, aksi terkini dan rencana kedepan untuk mengelola dampak kegiatan perusahaan
EN14 pada keanekaragaman hidup.
Jumlah spesies IUCN Red list dan daftar spesies konservasi nasional dengan habitat di
EN15 daerah yang terpengaruh oleh operasi, dengan tingkat kepunahan risiko
EN12
EN13
Emissions, effluents and waste
EN16
EN17
bobot/timbangannya.
Emisi gas rumah kaca lainnya yang relevan berdasarkan bobot/timbangan.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN18
Usaha untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan tingkat pengurangan yang dihasilkan.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN19
Emisi kandungan ozone dan penurunan kandungan berdasarkan bobot/timbangan.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN20
NOx, SOx, dan emisi udara lainnya yang signifikan berdasarkan jenis dan bobotnya
Total debit air berdasarkan kualitas dan tujuan
Total bobot limbah berdasarkan jenis dan metode pembuangan
Total jumlah dan volume kebocoran yang signifikan.
Berat sampah berbahaya yang dipindah, diimpor, diekspor atau diperlakukan sesuai Basel
Convention Annex I, II, III, dan VIII, dan persentase sampah pindahan yang dikirim
internasional dengan kapal.
Identitas, ukuran, status dilindungi dan nilai keanekaragaman hidup dari air dan habitat
lain yang dipengaruhi secara signifikan oleh pembuangan sampah perusahaan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN21
EN22
EN23
EN24
EN25
Products and services
EN26
Inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan dari produk dan jasa, dan tingkat dampak
mitigasi
EN27
Persentase produk yang dijual dan bahan kemasan yang diklaim berdasarkan kategori
Compliance
EN28
Besarnya denda keuangan dan sanksi lain kerena tidak mematuhi regulasi lingkungan.
Transport
Pengaruh pemindahan produk dan bahan baku yang digunakan perusahaan dan
EN29 pemindahan tenaga kerja terhadap kondisi lingkungan
Overall
EN30
Total investasi dan pengeluaran lain untuk melindungi / memperbaiki lingkungan
berdasarkan jenisnya.
Employment
LA1
LA2
LA3
Total tenaga kerja berdasarkan jenis pekerja, kontrak kerja dan daerah asal.
asal.
Tunjangan yang diberikan kepada karyawan tetap (full‐time) yang tidak diberikan kepada
karyawan tidak tetap (part‐time) berdasarkan kegiatan utama
Labor/management relations
Persentase karyawan yang dilindungi oleh perjanjian kerja.
Periode pemberitahuan minimum berkaitan dengan perubahan kegiatan (operasi),
LA5 termasuk apakah periode tersebut dimasukkan dalam perjanjian kolektif
LA4
Perhitungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Lanjutan)
Indica
tor
Disclosure
MAYA
MCOR
2010
2011
2012
2013
0
0
0
0
0
1
2011 2012
NISP
2014
2010
2013 2014 2010 2011
2012
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
2013
2014
Occupational health and safety
LA6
LA7
LA8
Persentase total tenaga kerja yang menjadi wakil dalam komite keselamatan dan
kesehatan kerja yang berfungsi membantu dan memberi saran dalam menentukan
program keselamatan dan kesehatan kerja.
Statistik kecelakaan kerja, penyakit karena pekerjaan, ketidakhadiran dan jumlah fasilitas
yang berhubungan dengan pekerjaan berdasarkan wilayah.
Pendidikan, pelatihan, konseling, pencegahan dan program pengendalian risiko
pekerjaan untuk membantu tenaga kerja, keluarga mereka atau anggota masyarakat
berkaitan dengan penyakit (wabah) tertentu
Topik kesehatan dan keselamatan kerja yang dimuat dalam perjanjian resmi (kontrak
kerja) dengan serikat pekerja.
LA9
Training and education
LA10 Rata‐rata jam pelatihan per tahun per karyawan berdasarkan jenis/kategori karyawan.
Program manajemen keahlian dan pelatihan yang mendukung keberlanjutan kerja dan
LA11 membantu karyawan dalam mengelola akhir karier (pensiun).
LA12 Persentase karyawan yang menerima laporan kinerja dan perkembangan karier.
Diversity and equal opportunity
Komposisi pemerintah dan rincian karyawan per kategori menurut jenis kelamin,
LA13 kelompok umur, minoritas anggota grup, dan keanekaragaman indikator lainnya.
Equal remuneration for women and men
Rasio gaji pokok laki-laki dan perempuan berdasarkan
LA14 kategori karyawan
Investment and procurement practices
HR1
HR2
HR3
Persentase dan total perjanjian investasi yang dirancang dengan mempertimbangkan isu
1
hak asasi manusia.
Persentase supplier dan kontraktor penting yang peduli dan selalu mempertimbangkan
0
isu hak asasi manusia
Total jam pelatihan pekerja yang berhubungan dengan kebijakan dan prosedur tentang
0
aspek hak asasi manusia yang relevan dengan kegiatan kerja termasuk persentasi
karyawan yang mengikuti pelatihan.
Non-discrimination
Total kejadian yang berhubungan dengan diskriminasi dan tindakan yang dilakukan
HR4 perusahaan terhadap diskriminasi tersebut
Freedom of association and collective bargaining
Kegiatan yang menunjukkan adanya kebebasan karyawan dalam membentuk asosiasi dan
HR5 tawar‐menawar kolektif serta dukungan perusahaan terhadap hal tersebut
Child labor
Kegiatan yang melibatkan pekerja anak‐anak dan tindakan/ukuran yang digunakan untuk
HR6 menghilangkan keberadaan pekerja anak‐anak
Prevention of forced and compulsory labor
HR7
Kegiatan yang dapat menimbulkan risiko munculnya paksaan/tekanan kepada pekerja dan
usaha yang dilakukan untuk menghilangkan kemungkinan munculnya kejadian tersebut
Security practices
Persentase petugas keamanan yang dilatih untuk memahami kebijakan atau prosedur
HR8 yang berkaitan dengan hak asasi manusia.
Indigenous rights
Total kejadian pelanggaran yang melibatkan hak‐hak kaum pribumi (penduduk setempat)
HR9 dan tindakan yang dilakukan perusahaan untuk mengatasinya
Corruption
SO2 Prosentase dan jumlah unit bisnis yang memiliki potensi korupsi.
SO3 Persentase karyawan yang mengikuti pelatihan Program Anti Korupsi.
SO4 Tindakan yang dilakukan ketika terjadi kasus korupsi.
Public policy
Posisi perusahaan dalam kebijakan publik dan partisipasi perusahaan dalam pengembangan
SO5
dan lobi kebijakan publik.
SO6 Total nilai bantuan keuangan dan kontribusi lain kepada partai politik, politisi dan
Anti-competitive behavior
Jumlah tindakan hukum yang dilakukan perusahaan berkaitan perilaku anticompetitive,
SO7 antitrust dan monopoli
Compliance
SO8
Denda keuangan dan sanksi lainnya karena tidak mematuhi peraturan/regulasi yang
berlaku
Customer health and safety
PR1
PR2
Perbaikan yang dilakukan perusahaan atas dampak kesehatan dan keamanan dari
produk/jasa yang dihasilkan perusahaan
Jumlah ketidakpatuhan perusahaan pada regulasi kesehatan dan keamanan produk yang
dihasilkan
Product and service labelling
Informasi tentang produk dan jasa yang harus diungkapkan dan prosentasi jumlah produk
PR3
PR4
PR5
dan jasa yang mematuhi pengungkapan tersebut
Jumlah ketidakpatuhan pada regulasi tentang pengungkapan informasi produk dan
pemberian label produk/jasa.
Praktik yang berhubungan dengan kepuasan konsumen, termasuk hasil survey yang
mengukur kepuasan konsumen.
Marketing communications
Program yang berhubungan dengan aspek hukum, standar komunikasi marketing
PR6
termasuk advertising, promosi dan sponsorship.
Jumlah kejadian yang menunjukkan ketidakpatuhan pada regulasi dan aturan lain
Indica
tor
Disclosure
yang
Customer privacy
Total jumlah keluhan sehubungan dengan hilangnya privacy konsumen dan hilangnya
PR8
data konsumen.
Compliance
Denda keuangan karena tidak mematuhi peraturan hukum dan regulasi berkaitan dengan
PR9
produk/jasa yang dihasilkan
0.2692 0.2597
0.2632 0.2632 0.2692 0.2658 0.2949 0.2564 0.2821 0.2692 0.289 0.237 0.250 0.276
0
0.263
Perhitungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Lanjutan)
Indica
tor
Disclosure
EC1
EC2
EC3
EC4
Nilai ekonomi yang dihasilkan: pendapatan, biaya usaha, kompensasi karyawan, donasi
dan investasi pada masyarakat, Saldo laba dan pembayaran kepada penyedia modal dan
pemerintah
Implikasi perubahan iklim terhadap keuangan, risiko dan kesempatan dalam berusaha
Cakupan organisasi dalam menetapkan manfaat dari rencana obligasi
Bantuan keuangan yang diterima dari pemerintah
Market presence
Rasio tingkat upah awal (standar) dibandingkan dengan Upah Minimum regional berdasarkan
wilayah kerja
EC5
Kebijakan, praktik dan besarnya transaksi pembelanjaan dengan supplier lokal sesuai
EC6 lokasi kegiatan perusahaan.
Prosedur perekrutan karyawan lokal dan proporsi manajemen senior yang diangkat dari
EC7 komunitas lokal tempat perusahaan beroperasi.
BCAP
BFIN
2010
2011
2012
2013
2014
2010
2011 2012
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
MFIN
TRIM
2013
2014
2010
2011
2012
2013
2014
2010 2011
2012
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2013
2014
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Indirect economic impacts
Pembangunan dan dampak investasi infrastruktur dan jasa untuk kepentingan publik
Memahami dan mendeskripsikan dampak ekonomi tidak langsung, termasuk besarnya
EC9 dampak yang terjadi
EC8
Materials
EN1
EN2
Bahan baku yang digunakan berdasarkan berat atau volume
Persentase bahan baku yang dapat didaur ulang (recycle).
Energy
Pemakaian energi langsung berdasarkan sumber energi.
Pemakaian energi tidak langsung berdasarkan sumber energi utamanya
EN5 Penghematan energi karena konservasi dan perbaikan efisiensi
Usaha untuk menyediakan energi yang efisien atau dapat diperbaharui dalam proses
EN6 produksi/jasa dan pengurangan pemakaian energi karena penghematan yang dilakukan.
EN3
EN4
EN7
Usaha untuk mengurangi pemakaian energi tidak langsung dan tercapainya target
Water
EN8 Total pengambilan air berdasarkan sumber.
EN9
Sumber air yang secara sifnifikan dipengaruhi oleh penarikan air
0
0
EN10
Prosentase dan total volume air yang didaur‐ulang dan digunakan lagi
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
keanekaragaman hidup
EN11
Lokasi dan luas tanah yang dimiliki, disewa atau dikelola berhadapan langsung dengan
area yang dilindungi dan area yang memiliki nilai keanekaragaman hidup tinggi diluar
Deskripsi tentang dampak aktivitas, produk dan jasa pada keanekaragaman hidup di area
yang dilindungi dan area yang memiliki nilai keanekaragaman hidup tinggi diluar area
Habitat yang dilindungi dan dijaga
Strategi, aksi terkini dan rencana kedepan untuk mengelola dampak kegiatan perusahaan
EN14 pada keanekaragaman hidup.
Jumlah spesies IUCN Red list dan daftar spesies konservasi nasional dengan habitat di
EN15 daerah yang terpengaruh oleh operasi, dengan tingkat kepunahan risiko
EN12
EN13
Emissions, effluents and waste
EN16
EN17
bobot/timbangannya.
Emisi gas rumah kaca lainnya yang relevan berdasarkan bobot/timbangan.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN18
Usaha untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan tingkat pengurangan yang dihasilkan.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN19
Emisi kandungan ozone dan penurunan kandungan berdasarkan bobot/timbangan.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN20
EN21
NOx, SOx, dan emisi udara lainnya yang signifikan berdasarkan jenis dan bobotnya
Total debit air berdasarkan kualitas dan tujuan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Total bobot limbah berdasarkan jenis dan metode pembuangan
Total jumlah dan volume kebocoran yang signifikan.
Berat sampah berbahaya yang dipindah, diimpor, diekspor atau diperlakukan sesuai Basel
Convention Annex I, II, III, dan VIII, dan persentase sampah pindahan yang dikirim
EN24 internasional dengan kapal.
Identitas, ukuran, status dilindungi dan nilai keanekaragaman hidup dari air dan habitat
EN25 lain yang dipengaruhi secara signifikan oleh pembuangan sampah perusahaan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN22
EN23
Products and services
EN26
Inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan dari produk dan jasa, dan tingkat dampak
mitigasi
EN27
Persentase produk yang dijual dan bahan kemasan yang diklaim berdasarkan kategori
Compliance
EN28 Besarnya denda keuangan dan sanksi lain kerena tidak mematuhi regulasi lingkungan.
Transport
EN29
Pengaruh pemindahan produk dan bahan baku yang digunakan perusahaan dan
pemindahan tenaga kerja terhadap kondisi lingkungan
Overall
EN30
Total investasi dan pengeluaran lain untuk melindungi / memperbaiki lingkungan
berdasarkan jenisnya.
Employment
LA1 Total tenaga kerja berdasarkan jenis pekerja, kontrak kerja dan daerah asal.
LA2
LA3
asal.
Tunjangan yang diberikan kepada karyawan tetap (full‐time) yang tidak diberikan kepada
karyawan tidak tetap (part‐time) berdasarkan kegiatan utama
Labor/management relations
Persentase karyawan yang dilindungi oleh perjanjian kerja.
Periode pemberitahuan minimum berkaitan dengan perubahan kegiatan (operasi),
LA5 termasuk apakah periode tersebut dimasukkan dalam perjanjian kolektif
LA4
Perhitungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Lanjutan)
Indica
tor
BCAP
Disclosure
BFIN
2010
2011
2012
2013
2014
2010
2011
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
2012
MFIN
2010
2011
2012
TRIM
2013
2014
2013
2014
2010
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
2011
2012
2013
2014
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
Occupational health and safety
Persentase total tenaga kerja yang menjadi wakil dalam komite keselamatan dan
kesehatan kerja yang berfungsi membantu dan memberi saran dalam menentukan
LA6
LA7
LA8
program keselamatan dan kesehatan kerja.
Statistik kecelakaan kerja, penyakit karena pekerjaan, ketidakhadiran dan jumlah fasilitas
yang berhubungan dengan pekerjaan berdasarkan wilayah.
Pendidikan, pelatihan, konseling, pencegahan dan program pengendalian risiko
pekerjaan untuk membantu tenaga kerja, keluarga mereka atau anggota masyarakat
berkaitan dengan penyakit (wabah) tertentu
Topik kesehatan dan keselamatan kerja yang dimuat dalam perjanjian resmi (kontrak
kerja) dengan serikat pekerja.
LA9
Training and education
LA10 Rata‐rata jam pelatihan per tahun per karyawan berdasarkan jenis/kategori karyawan.
Program manajemen keahlian dan pelatihan yang mendukung keberlanjutan kerja dan
LA11 membantu karyawan dalam mengelola akhir karier (pensiun).
LA12 Persentase karyawan yang menerima laporan kinerja dan perkembangan karier.
Diversity and equal opportunity
Komposisi pemerintah dan rincian karyawan per kategori menurut jenis kelamin,
LA13 kelompok umur, minoritas anggota grup, dan keanekaragaman indikator lainnya.
Equal remuneration for women and men
Rasio gaji pokok laki-laki dan perempuan berdasarkan
LA14 kategori karyawan
Investment and procurement practices
HR1
HR2
Persentase dan total perjanjian investasi yang dirancang dengan mempertimbangkan isu
hak asasi manusia.
Persentase supplier dan kontraktor penting yang peduli dan selalu mempertimbangkan
isu hak asasi manusia
Total jam pelatihan pekerja yang berhubungan dengan kebijakan dan prosedur tentang
aspek hak asasi manusia yang relevan dengan kegiatan kerja termasuk persentasi
karyawan yang mengikuti pelatihan.
HR3
Non-discrimination
Total kejadian yang berhubungan dengan diskriminasi dan tindakan yang dilakukan
HR4 perusahaan terhadap diskriminasi tersebut
Freedom of association and collective bargaining
Kegiatan yang menunjukkan adanya kebebasan karyawan dalam membentuk asosiasi dan
HR5 tawar‐menawar kolektif serta dukungan perusahaan terhadap hal tersebut
Child labor
Kegiatan yang melibatkan pekerja anak‐anak dan tindakan/ukuran yang digunakan untuk
HR6 menghilangkan keberadaan pekerja anak‐anak
Prevention of forced and compulsory labor
Kegiatan yang dapat menimbulkan risiko munculnya paksaan/tekanan kepada pekerja dan
HR7 usaha yang dilakukan untuk menghilangkan kemungkinan munculnya kejadian tersebut
Security practices
Persentase petugas keamanan yang dilatih untuk memahami kebijakan atau prosedur
HR8 yang berkaitan dengan hak asasi manusia.
Indigenous rights
Total kejadian pelanggaran yang melibatkan hak‐hak kaum pribumi (penduduk setempat)
HR9 dan tindakan yang dilakukan perusahaan untuk mengatasinya
Corruption
SO2 Prosentase dan jumlah unit bisnis yang memiliki potensi korupsi.
SO3 Persentase karyawan yang mengikuti pelatihan Program Anti Korupsi.
SO4 Tindakan yang dilakukan ketika terjadi kasus korupsi.
Public policy
Posisi perusahaan dalam kebijakan publik dan partisipasi perusahaan dalam pengembangan
SO5
dan lobi kebijakan publik.
SO6 Total nilai bantuan keuangan dan kontribusi lain kepada partai politik, politisi dan
Anti-competitive behavior
Jumlah tindakan hukum yang dilakukan perusahaan berkaitan perilaku anticompetitive,
antitrust dan monopoli
SO7
Compliance
Denda keuangan dan sanksi lainnya karena tidak mematuhi peraturan/regulasi yang
SO8 berlaku
Customer health and safety
PR1
PR2
Perbaikan yang dilakukan perusahaan atas dampak kesehatan dan keamanan dari
produk/jasa yang dihasilkan perusahaan
Jumlah ketidakpatuhan perusahaan pada regulasi kesehatan dan keamanan produk yang
dihasilkan
Product and service labelling
Informasi tentang produk dan jasa yang harus diungkapkan dan prosentasi jumlah produk
PR3
PR4
PR5
dan jasa yang mematuhi pengungkapan tersebut
Jumlah ketidakpatuhan pada regulasi tentang pengungkapan informasi produk dan
pemberian label produk/jasa.
Praktik yang berhubungan dengan kepuasan konsumen, termasuk hasil survey yang
mengukur kepuasan konsumen.
Marketing communications
Program yang berhubungan dengan aspek hukum, standar komunikasi marketing
PR6
termasuk advertising, promosi dan sponsorship.
Jumlah kejadian yang menunjukkan ketidakpatuhan pada regulasi dan aturan lain yang
berhubungan dengan komunikasi marketing termasuk advertising, promosi dan
PR7
sponsorship berdasarkan hasilnya.
Customer privacy
Total jumlah keluhan sehubungan dengan hilangnya privacy konsumen dan hilangnya
PR8
data konsumen.
Compliance
Denda keuangan karena tidak mematuhi peraturan hukum dan regulasi berkaitan dengan
PR9
produk/jasa yang dihasilkan
0.2821 0.2692 0.2564 0.2308 0.2436 0.2308 0.2756 0.2564 0.2179 0.2308 0.2564 0.2179 0.2692 0.2436
0.25
0.2179 0.2564 0.2692 0.2628 0.2436
Perhitungan Ukuran Perusahaan
No Emiten
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
BBKP
BDMN
BNGA
BSIM
BTPN
BSWD
MAYA
MCOR
NISP
BCAP
BFIN
MFIN
TRIM
2010
2011
tot aset
2012
2013
2014
2010
2011
size
2012
2013
2014
47,489,366,000,000 57,183,463,000,000 65,689,830,000,000 69,457,663,000,000 79,051,268,000,000 31.49153 31.67729 31.81597 31.87174 32.00112
118,206,573,000,000 141,934,432,000,000 155,791,308,000,000 184,237,348,000,000 195,708,593,000,000 32.40345 32.58639 32.67954 32.84725 32.90765
143,652,852,000,000 166,801,130,000,000 197,412,481,000,000 218,866,409,000,000 233,162,423,000,000 32.59842 32.74782 32.91632 33.01948 33.08276
11,232,179,000,000 16,658,656,000,000 15,151,892,000,000 17,447,455,000,000 21,259,549,000,000 30.0498 30.44395 30.34915 30.49021 30.68783
34,522,573,000,000
1,570,332,000,000
10,102,288,000,000
4,354,460,000,000
44,474,822,000,000
1,202,580,000,000.00
3,870,091,000,000.00
3,128,916,000,000.00
46,651,141,000,000 59,077,911,000,000 69,661,464,000,000 75,014,737,000,000 31.17263 31.47372 31.70988 31.87467 31.94871
2,080,428,000,000 2,540,741,000,000 3,601,335,866,618 5,199,184,618,629 28.08231 28.36359 28.56348 28.91233 29.27952
12,951,201,000,000 17,166,552,000,000 24,015,571,540,000 36,173,590,792,000 29.94378 30.19221 30.47398 30.80972 31.21935
6,452,794,000,000 6,495,246,000,000 7,917,214,000,000 9,769,591,000,000 29.10222 29.49553 29.50209 29.70006 29.9103
59,834,397,000,000 79,141,737,000,000 97,524,537,000,000 103,123,179,000,000 31.42594 31.7226 32.00226 32.21113 32.26695
1,498,803,000,000.00 3,419,677,000,000.00 3,464,994,000,000.00 15,016,190,000,000.00 27.81549 28.03569 28.86057 28.87373 30.34015
5,304,777,000,000.00 6,570,496,000,000.00 8,293,324,000,000.00 9,670,703,000,000.00 28.9843 29.29963 29.51361 29.74647 29.90012
3,782,414,000,000.00 4,062,766,000,000.00 3,966,358,000,000.00 4,805,590,000,000.00 28.77171 28.96138 29.03289 29.00887 29.2008
858,288,000,000.00 683,575,000,000.00 491,857,000,000.00 672,801,614,000.00 898,043,881,000.00 27.47821 27.2506 26.92145 27.23472 27.52348
Perhitungan Manajemen Laba
No Emiten
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
BBKP
BDMN
BNGA
BSIM
BTPN
BSWD
MAYA
MCOR
NISP
BCAP
BFIN
MFIN
TRIM
TAit
NDAit DAit
TAit
2010
NDAit DAit TAit NDAit
2011
DAit
TAit
2012
NDAit DAit TAit NDAit DAit
2013
2014
0.02310 -0.12175 0.14485 0.03215
0.01361 -0.13751 0.15113 0.04385
0.02247 -0.16646 0.18893 0.03230
0.161285 -0.03755 0.19884 0.07597
-0.18796 0.22011 0.09611 -0.50095
-0.05932 0.10316 0.12135 -0.38865
-0.10155 0.13384 0.16536 -0.60277
-0.21145 0.28742 0.16737 0.05022
0.59706
0.51001
0.76813
0.11715
0.02661 -0.02010 0.04671 0.03233 -0.06385 0.09618
0.02741 -0.05373 0.08113 0.02586 0.00792 0.01794
0.01847 -0.02562 0.04409 0.02256 -0.05883 0.08139
0.041794 0.003515 0.03828 0.02231 -0.12191 0.14423
0.09432
0.01622
0.05123
0.09193
0.02095
-0.13383 0.20315 0.16737
-0.21843 0.23108 0.03000
-0.17439 0.26110 0.16737
-0.32073 0.37883 0.10393
-0.25454 0.29637 0.16737
-0.51102
-0.59691
-0.57408
-0.35176
-0.55413
0.67839
0.62691
0.74145
0.45569
0.72151
0.04270
0.04221
0.06828
0.02610
0.02661
0.144475 0.029217 0.11526 0.086363 -0.03664 0.12300 0.10613 -0.72224
0.065739 -0.30641 0.37215 0.137106 -0.08489 0.22200 0.06972 0.00688
0.153136 -0.36301 0.51614 0.146478 -0.05791 0.20439 0.06721 0.00124
0.004746 -0.13607 0.14082 0.016157 0.179649 -0.16349 0.00694 -0.05619
0.82838
0.06284
0.06597
0.06314
0.174874 0.30506 -0.13019 0.13575 -1.77733 1.91308
0.114698 -0.09751 0.21221 0.10319 0.081972 0.02122
0.066229 0.099417 -0.03319 0.06575 -0.1454 0.21115
0.155437 -0.13173 0.28717 0.13851 -0.24184 0.38035
-0.24393 0.33825 0.06932
-0.03784 0.05407 0.01265
-0.07588 0.12711 0.08671
-0.38876 0.48069 0.05810
-0.14307 0.16402 0.04182
-0.07964 0.12234 0.03472
-0.24191 0.28412 0.05439
-0.25147 0.31976 0.07813
-0.12149 0.14759 0.06903
-0.11026 0.13688 0.02676
-0.04965 0.08438
-0.10737 0.16176
-0.27058 0.34872
-0.11090 0.17994
-0.01658 0.04334
Nilai Perusahaan
No Emiten
1
BBKP
2010
2011
mve+d
2012
2013
2014
2010
2011
bve+d
2012
Q
2013
2014
2010 2011 2012 2013 2014
48,559,150,689,450 57,377,225,226,140 65,575,968,793,460 68,142,881,563,460 78,976,603,671,000 92,086,774,000,000 109,992,832,000,000 126,382,918,000,000 132,701,957,000,000 151,281,056,000,000 0.52732 0.52165 0.51887 0.51350 0.52205
2 BDMN 174,558,030,497,000 165,962,064,417,100 180,669,699,660,150 188,504,573,414,525 205,627,875,112,775 245,264,570,000,000 268,992,429,000,000 282,849,305,000,000 336,921,713,000,000 358,399,662,000,000 0.71171 0.61698 0.63875 0.55949 0.57374
3
BNGA
175,070,785,693,930 178,785,593,745,500 202,128,888,852,500 215,869,589,513,000 225,489,771,797,125 273,465,204,000,000 315,232,769,000,000 372,173,050,000,000 411,846,131,000,000 437,877,152,000,000
4
BSIM
BTPN
13,232,025,475,000 17,790,141,388,000 15,609,772,153,550 17,808,786,559,520 21,933,346,785,936 21,552,864,000,000 32,022,344,000,000 28,478,176,000,000 32,140,650,000,000 37,327,617,000,000 0.61393 0.55555 0.54813 0.55409 0.58759
5
0.64019 0.56715 0.54310 0.52415 0.51496
45,107,712,760,800 60,097,678,298,000 81,202,377,016,000 83,312,589,851,200 83,588,343,316,800 64,827,856,000,000 87,685,084,000,000 109,925,395,000,000 128,111,951,000,000 135,764,637,000,000 0.69581 0.68538 0.73870 0.65031 0.61569
6 BSWD 1,599,641,132,338 732,289,190,679 3,507,511,106,790 3,705,032,324,455 5,583,849,082,582 2,821,948,532,338 2,297,125,190,679 4,707,712,906,790 6,747,810,191,073 9,837,781,690,211 0.56686 0.31879 0.74506 0.54907 0.56759
7 MAYA 9,689,896,581,000 15,664,704,449,000 25,727,901,399,000 31,072,968,718,500 39,795,202,830,840 15,721,176,409,000 24,238,806,437,000 32,487,364,839,000 45,618,818,959,000 69,494,947,789,000 0.61636 0.64627 0.79194 0.68114 0.57263
8 MCOR 4,390,936,068,450 6,594,389,739,124 6,494,302,801,538 7,624,940,090,622 9,749,070,423,130 8,187,500,000,000 12,347,954,000,000 12,234,827,000,000 14,799,049,000,000 18,319,043,000,000 0.53630 0.53405 0.53080 0.51523 0.53218
9
NISP
56,162,370,040,900 120,173,240,567,160 83,139,268,945,580 97,998,187,259,680 103,662,730,701,760 88,785,638,000,000 113,078,415,000,000 149,331,998,000,000 181,552,522,000,000 191,339,182,000,000 0.63256 1.06274 0.55674 0.53978 0.54177
10
BCAP
1,510,059,811,000 1,700,008,988,000 4,835,977,142,500 4,527,339,650,000 15,129,607,861,275 1,950,033,061,000 2,498,713,988,000 6,063,504,225,000 6,164,108,000,000 26,162,637,000,000 0.77438 0.68035 0.79755 0.73447 0.57829
11
BFIN
4,761,504,821,725 7,272,478,901,700 6,788,016,088,050 8,712,504,405,000 9,946,768,750,620 5,799,332,000,000 8,243,322,000,000 10,279,138,000,000 13,189,292,000,000 15,727,136,000,000 0.82104 0.88223 0.66037 0.66057 0.63246
12
MFIN
3,247,140,723,121 4,223,878,000,000 3,969,288,000,000 3,755,064,000,000 4,702,891,000,000 5,673,806,723,121 6,840,292,000,000 7,237,054,000,000 6,807,172,000,000 8,209,981,000,000 0.57230 0.61750 0.54847 0.55163 0.57283
13
TRIM
892,958,493,000 632,470,776,000 693,244,948,000 559,570,979,000 840,396,954,000 1,349,196,493,000 998,060,776,000 742,846,948,000 812,923,893,000 1,255,008,435,000 0.66184 0.63370 0.93323 0.68834 0.66963
LAMPIRAN 3
Hasil Analisis Uji Regresi
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
KM
65
,0000001
,0506000
,009493758
,0132716364
KI
65
,1859707
,9692000
,717417538
,2024255943
LEV
65
,2630518 15,4500000 5,964259848 3,4570689696
CSR
65
,2077922
SIZE
65
EM
65
-,1634929
1,9130812
,230341942
,2803922862
VAL
65
,31879
1,06274
,6222749
,11508998
,4230769
,280578254
,0467697088
26,9214539 33,0827564 30,35033906
1,717413916
Valid N (listwise) 65
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Multikoloniearitas
Coefficients
a
Collinearity Statistics
Model
Tolerance
VIF
(Constant)
CSR
,582
1,720
KM
,758
1,320
KI
,916
1,092
LEV
,650
1,538
SIZE
,421
2,373
EM
,982
1,018
a. Dependent Variable: VAL
Sumber: Data sekunder diolah
b. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary
Model
1
R
R Square
a
,466
,217
b
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,136
,1069855439
a. Predictors: (Constant), EM, SIZE, KI, KM, LEV, CSR
b. Dependent Variable: VAL
c. Hasil Uji Heterokedastisitas
Model
Sig.
1(Constant)
,945
LnKM
,092
LnKI
,431
LnLEV
,865
LnCSR
,415
LnSIZE
,796
LnEM
,814
a. Dependent Variable: LnVAL
Sumber: Data sekunder diolah
Durbin-Watson
1,879
d. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
65
Normal Parameters
a,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
-,0000000
,10184720
Absolute
,123
Positive
,122
Negative
-,123
Kolmogorov-Smirnov Z
,993
Asymp. Sig. (2-tailed)
,277
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data sekunder diolah
3. Hasil Uji Hipotesis
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model
1
R
R Square
a
,466
,217
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,136
a. Predictors: (Constant), EM, KM, KI, LEV, CSR, SIZE
b. Dependent Variable: VAL
Sumber: Data sekunder diolah
,1069855439
b. Hasil Uji Statistik t
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model
B
1 (Constant)
1,027
,311
3,303 ,002
-2,643
1,158
-,305 -2,283 ,026
,032
,069
LEV
-,012
,005
-,371 -2,573 ,013
CSR
-,190
,375
-,077
-,507 ,614
SIZE
-,008
,012
-,113
-,632 ,530
,002
,048
,005
,045 ,964
KM
KI
EM
Std. Error
a. Dependent Variable: VAL
Sumber: Data sekunder diolah
Beta
t
,056
Sig.
,464 ,644
Download