I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri, Institut Pertanian Bogor mempunyai kewajiban dalam mencetak calon-calon sarjana yang berkompeten di bidangnya sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya. Dalam pengabdiannya kepada masyarakat kelak, lulusan Insititut Pertanian Bogor harus teruji dengan baik akan profesi dan keilmuannya agar bisa menerapkannya di lingkungan masyarakat. Untuk tujuan tersebut, sebagai tugas akhir calon sarjana diwajibkan untuk membuat skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian. Skripsi adalah laporan tertulis tugas akhir. Skripsi merupakan karya tulis ilmiah dalam profesi keilmuan untuk meningkatkan kemampuan analisis berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh mahasiswa Departemen Teknik Mesin dan Biosistem untuk memperoleh bahan penulisan skripsi adalah dengan kegiatan penelitian atau kegiatan magang. Penelitian merupakan kegiatan dalam upaya menghasilkan pengetahuan empirik, teori, konsep, metodologi, model, atau informasi baru yang memperkaya ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau kesenian. Penelitian dapat berupa percobaan laboratorium, percobaan lapangan (di industri, wilayah, perkebunan, dan lain-lain), rancang bangun alat/mesin atau infrastruktur, survey lapangan, atau data sekunder. Magang adalah suatu kegiatan untuk menambah pengalaman kerja praktis dan keterampilan mahasiswa yang sesuai dengan bidang keahlian studinya dan kemampuan analisis mahasiswa berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah. Kegiatan magang juga dapat digunakan untuk mencari alternatif pemecahan masalah yang ditemukan pada perusahaan, industri atau lembaga pemerintah. Dalam kegiatan magang, mahasiswa merupakan bagian terpadu (integral) dari sistem kerja di perusahaan, industri, atau lembaga pemerintah tempat magang untuk mendalami aspek keteknikan, manajemen, dan teknologi. Dengan pemaparan dan landasan pemikiran di atas, maka penulis memilih untuk melakukan kegiatan magang di perusahaan (industri) yang berkaitan dengan ilmu keteknikan sebagai tugas akhir untuk penyelesaian skripsi. Hal tersebut dikarenakan dengan kegiatan magang diharapkan dapat memberikan pengalaman kerja bagi penulis, serta dapat mengetahui secara langsung hal-hal yang sebenarnya terjadi di dunia kerja. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini memberikan manfaat untuk keperluan akademik mahasiswa serta memberikan masukan kepada perusahaan tempat magang, sehingga dapat meningkatkan relasi yang baik antara perguruan tinggi dan pihak perusahaan. PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (PT. TMMIN), merupakan salah satu perusahaan terbesar yang bergerak di bidang industri otomotif. Kegiatan perusahaan terdiri dari kegiatan produksi dan kegiatan non produksi. Kegiatan produksi meliputi kegiatan pembuatan mobil, mulai dari kegiatan pengadaan komponen-komponen untuk mobil, sampai kegiatan perakitan dan pengecatan mobil. Sedangkan kegiatan non produksi meliputi kegiatan administratif seperti financial, purchasing, dan kegiatan pendukung lainnya. Semua kegiatan tersebut dijalankan dengan baik dan terstruktur dengan sistem manajemen yang terarah. Maka tak diragukan lagi PT TMMIN merupakan perusahaan yang mempunyai integritas yang tinggi pada setiap kegiatannya. Saat ini banyak perusahaan yang menyadari bahwa keunggulan kompetitif dapat dicapai secara efektif dengan memanfaatkan sumber daya konseptual bersama dengan sumber daya fisik. Untuk mencapai keunggulan kompetitif ini, sumber daya informasi harus dikelola dengan baik. 1 Hal ini memerlukan adanya pengembangan perencanaan informasi stratejik yang berorientasi ke masa depan untuk mengidentifikasi rencana penggunaan komputer dan sumber daya informasi yang diperlukan. Penerapan sistem informasi dilakukan di berbagai aspek yang menunjang kegiatan perusahaan. Pada umumnya kegiatan manajemen dilakukan pada batasan kegiatan produksi, distribusi, serta penjadwalan kerja. Banyak perusahaan yang kurang menyadari akan pentingnya manajemen aset. Padahal setiap perusahaan mempunyai aset yang harus diatur dan dikelola keberadaannya. Mulai aset tersebut ada sampai aset tersebut habis masa gunanya. Pada kenyataannya banyak perusahaan masih menganggap manajemen aset hanyalah sekedar instrumen pengelolaan daftar aset. Realita di lapangan menunjukan banyak kasus yang sebenarnya dimulai dari salah kelola dan salah urus masalah aset, sehingga berdampak kerugian yang tidak sedikit. Sebagai contoh optimalisasi sumber daya tidak bisa dilakukan secara maksimal karena tidak teridentifikasi dengan jelas, sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu alat produksi sudah saatnya untuk diganti atau masih layak untuk dikelola. Pertanyaan berikutnya kalau harus dikelola kapan waktu yang tepat untuk melakukan hal tersebut, dan kalau harus diganti apakah dengan jenis alat yang sama atau ada alternatif lain yang lebih baik. Keputusan akan pilihan-pilihan tersebut hanya bisa terjawab dengan tepat bila kita memiliki informasi/data yang jelas tentang aset tersebut. Pengelolaan aset seharusnyaberlanjut sampai aset tersebut sudah tidak mempunyai nilai buku dan harus di-retire. Aset yang sudah mengalami retirement tidak berarti bahwa aset tersebut sudah tidak dapat digunakan sama sekali, ada beberapa aset yang masih berfungsi secara operasional. Aset yang seperti itu biasanya akan dijual sehingga dapat memberikan pemasukan bagi perusahaan. Oleh karena itu, perlu dilakukannya pengelolaan manajerial untuk permasalahan tersebut. Apabila pengelolaan dapat dilakukan dengan baik, maka akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Pengelolaan itu antara lain penarikan aset yang sudah di-retire, lama waktu penyimpanan aset di gudang, pengalokasian tempat penyimpanan yang dapat disesuaikan dengan kondisi fisik aset, perkiraan nilai jual aset. Pada PT. TMMIN sudah memiliki sistem manajemen yang mengatur aset. Mulai dari asset procurement, asset transfer, asset maintenance, dan asset retirement. Semua hal mengenai aset telah terkelola dengan baik sampai aset tersebut mengalami retirement. Namun pengelolaan aset after retirement masih perlu ditingkatkan, seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa aset yang telah di-retire masih dapat memberikan pemasukan bagi perusahaan, karena masih mempunyai nilai jual. Kondisi saat ini yang terjadi di PT. TMMIN adalah setelah aset tersebut diretire, kurang adanya pengelolaan sampai aset tersebut dijual kembali atau biasa disebut dengan kegiatan pelelangan. Beberapa hal yang terjadi seperti penumpukan aset di gudang, dapat menambah biaya penyimpanan dan penurunan kondisi fisik aset sehingga berdampak pada harga jual aset. Keberadaan asset retired juga kurang terkendali dengan tidak adanya sistem yang memberikan informasi keberadaan aset. Waktu antara penarikan aset sampai aset tersebut siap dijual juga kurang terkendali dengan tidak adanya sistem reminder, sehingga aset yang sudah melampaui batas waktu penyimpanan tidak terdeteksi atau teridentifikasi. 2 B. TUJUAN Tujuan dari kegiatan magang ini adalah : 1. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa terhadap dunia kerja 2. Melatih mahasiswa untuk berpikir kritis disertai analisis secara sistematis dalam menghadapi permasalahan di lapangan. 3. Merancang dan membangun sebuah sistem informasi manajemen untuk membantu pengelolaan asset retirement di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (PT TMMIN) 3