I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bergesernya budaya pertanian ke arah industrialisasi mendorong berpindahnya masyarakat desa ke kota. Kabupaten Bekasi yang pada tahun 2012 memiliki UMR tertinggi se-Indonesia (mencapai rataan Rp 1.700.000) merupakan salah satu daerah industri menjadi salah satu pilihan daerah tujuan. Untuk membantu penyerapan dan peningkatan kompetensi tenaga kerja yang terlatih, suatu perusahaan dapat mengadakan kerjasama dengan lembaga pelatihan tenaga kerja F. Menurut UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 1 ayat 9, pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan. Lembaga Pelatihan Kerja menurut pasal 5 dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.22/MEN/IX/2009 adalah instansi pemerintah, badan hukum, atau perseorangan yang memenuhi persyaratan untuk menyelenggarakan pelatihan kerja. Menurut UU No 13 Tahun 2003 pasal 1 ayat 11 dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER. 22 / MEN / IX / 2009 Tentang Penyelenggaraan Pemagangan di Dalam Negeri pasal 1 ayat 1, yang dimaksud dengan pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja yang lebih berpengalaman dalam proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu. PT X adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi spare part automotif. Perusahaan ini pun menyadari bahwa kelangsungan dan perkembangan perusahaan tidak bisa dengan memandang sebelah mata peran sumberdaya manusia yang ada di dalamnya. Karenanya, perusahaan perlu memperhatikan aspek pelatihan dan pengembangan khususnya untuk kalangan operator produksi. 2 Operator produksi secara kuantitas memiliki andil yang cukup besar di PT X. Per 17 September 2011, jumlah operator PT X adalah 56 orang dan dari jumlah ini, 25 orang adalah operator pemagang dari Lembaga Pelatihan Kerja F. Untuk menunjang program pemagangan yang juga disebut sebagai OJT (On Job Training), dilaksanakan training penunjang OJT yang diampu oleh LPK F. Sebelum menjalankan training yang dimaksud, perlu diketahui kebutuhan training dengan tujuan agar pelatihan yang akan diberikan nantinya lebih efektif dan efisien. 1.2 Perumusan Masalah Dengan sumberdaya manusia yang baik, sumberdaya yang lain dalam perusahaan akan dapat dimanfaatkan dengan baik pula (Rivai, 2006). Secanggih apapun teknologi yang digunakan, apabila kualitas sumberdaya manusia yang ada tidak memadai, maka teknologi pun tidak bisa efektif digunakan. Begitu pula sebaliknya. Dengan latar belakang inilah kemudian diperlukannya manajemen sumberdaya manusia. Pelatihan dan pengembangan sumberdaya manusia adalah contoh konkret usaha manajemen sumberdaya manusia. Disadari ataupun tidak, penempatan karyawan dalam suatu bidang kerja tidak dapat menjamin bahwa mereka akan otomatis sukses dalam pekerjaannya. Karyawan baru sering tidak tahu pasti apa peranan dan tanggung jawab mereka. Begitu pula dengan karyawan lama, perkembangan informasi dan teknologi memaksa diri mereka untuk meningkatkan kompetensi sesuai dengan perkembangan yang berlaku. Sebagai perusahaan yang menggunakan program pemagangan dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga operator, PT X bekerja sama dengan LPK F sebagai penyedia tenaga operator sekaligus sebagai pelaksana pelatihan peserta magang. Dalam rangka menjamin bahwa kompetensi tenaga operator yang akan dimagangkan sesuai dengan harapan PT X, LPK F telah melaksanakan pelatihan Pra OJT. Untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dan informasi, serta menjaga kompetensi peserta magang, diperlukan pelatihan kembali. Dengan pelatihan ini diharapkan kesenjangan antara kemampuan kerja yang diharapkan perusahaan dan kompetensi kerja yang dimiliki peserta magang dapat dikurangi, bahkan dihilangkan. 3 Dapat dipastikan bahwa anggaran yang harus disediakan untuk membiayai kegiatan pelatihan adalah beban bagi organisasi. Oleh karena itu, agar penganggaran biaya dapat dibenarkan, perlu dipastikan bahwa kegiatan pelatihan dan pengembangan tersebut benar dibutuhkan. Dengan dasar inilah diperlukan sebuah penentuan kebutuhan pelatihan. Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan suatu permasalahan yang diteliti, yaitu: 1. Bagaimana kondisi sumberdaya manusia perusahaan khususnya peserta magang yang bertugas sebagai operator produksi, dilihat dari Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ) dan Kemampuan Kerja Pribadi (KKP)? 2. Bagaimana kebutuhan pelatihan bagi peserta magang yang bertugas sebagai operator produksi serta jenis pelatihan yang perlu dilakukan berdasarkan analisis KKJ dan KKP? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ditentukan sebagai berikut: 1. Mengevaluasi kondisi sumberdaya manusia perusahaan khususnya peserta magang yang bertugas sebagai operator produksi, dilihat dari Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ) dan Kemampuan Kerja Pribadi (KKP) 2. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan bagi peserta magang yang bertugas sebagai operator produksi serta jenis pelatihan yang perlu dilakukan berdasarkan analisis KKJ dan KKP. 4 1.4 Kegunaan Pelatihan Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan informasi bagi perusahaan dan LPK untuk melaksanakan pelatihan dan program pengembangan sumberdaya manusia, khususnya peserta magang yang bertugas sebagai operator produksi PT X. Selain itu, diharapkan pula, penelitian ini menambah bahan kajian untuk melaksanakan penelitian selanjutnya. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini ditekankan pada aspek pengembangan sumberdaya manusia yaitu pada program pelatihan sumberdaya manusia PT X, khususnya peserta magang LPK F yang ditempatkan sebagai operator di PT X. Kajian kebutuhan pelatihan dengan metode TNA-T (Training Need Assesment Tool) ini sengaja dilakukan untuk melihat seberapa perlu diadakannya pelatihan bagi karyawan tersebut.