BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Produksi Steam Dalam hal ini penulis akan mempergunakan metode yang pertama yaitu metode langsung dalam melakukan perhitungan untuk mengetahui efesiensi yang terjadi pada boiler. Proses yang terjadi pada boiler adalah pengisian untuk boiler diperoleh dari feed tank yang di pompakan kedalam boiler. Dan air yang masuk ke dalam boiler dipanaskan hingga menjadi uap, maka panas yang dibutuhkan oleh boiler untuk memanaskan air sampai menjadi ua dengan kapasitas produksi uap pada tipe boiler MR 200, secara matematis proses tersebut dapat dituliskan seperti dibawah ini. Secara teoritis kesetimbangan energinya di tuliskan sebagai berikut : (Harahap Filino, Thermodinamika Teknik, Hal 207) 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/ + ℎ = ℎ + Karena tidak ada kerja yang terjadi di dalam boiler maka W = 0 sehingga persamaan tersebut menjadi : Q = h out - h in Kondisi tersebut adalah kondisi aktual, dimana h in = h 1 dan h out = h 2 . Jadi banyaknya panas yang dibutuhkan untuk memanaskan air sampai menjadi uap dengan kapasitas produksi uap pada tipe boiler MR 200 maka : (Djokosetyardjo.M.J, Pembahasan Lebih Lanjut Tentang Ketel Uap, Hal 54) Q in = S (h2 – h1 ) Dimana : Q in = panas yang dibutuhkan untuk memanaskan boiler (KJ/jam) h1 = Entalpi Air (KJ/kg) h2 = Entalpi Uap (KJ/kg) S = Produksi Uap (kg uap/Jam) Sehingga untuk mendapatkan panas yang dihasilkan oleh boiler dituliskan sebagai berikut : (Lindsley David, Boiler Control System, Hal 131) m = ρ air 80 0C x Q air Q boiler = m (h2 – h1) 2 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Keterangan : m = massa alir (kg/detik) Q = debit alir air (m3/jam) ρair = berat jenis air (kg/m3) Qboiler = panas yang dihasilkan boiler (kW) Untuk proses pembakaran pada boiler digunakan bahan bakar solar dan gas sehingga jumlah pemakaian bahan bakar, Be (kg bahan bakar/jam) dapat dihitung, secara matematis dituliskan sebagai berikut : (Djokosetyardjo.M.J, Pembahasan Lebih Lanjut Tentang Ketel Uap, Hal 55) Be = Dimana : Qin = Panas yang dibutuhkan untuk memanaskan boiler (kJ/jam) NKB = Nilai pembakaran bawah bahan bakar Perbandingan jumlah uap yang dihasilkan terhadap pemakaian bahan bakar, E(kg uap/kg bahan bakar). (Djokosetyardjo.M.J, Pembahasan Lebih Lanjut Tentang Ketel Uap, Hal 55) E= Dimana : S = Produksi Uap (kg uap/jam) Be = Jumlah Pemakaian Bahan Bakar (kg bahan bakar/jam) Sehingga panas yang dihasilkan oleh bahan bakar secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut : 3 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Q bahan bakar = m x NKB Kemudian untuk menentukan efesiensi boiler berdasarkan rumus yang telah diketahui dapat dituliskan sebagai berikut : η boiler = 100% 3.2 Bahan Bakar cair (solar) Bahan bakar cair berasal dari minyak bumi. Minyak bumi didapat dari dalam tanah dengan jalan mengebornya diladang-ladang minyak, dan memompanya sampai ke atas permukaan bumi untuk selanjutnya diolah lebih lanjut menjadi berbagai jenis minyak bakar. Bahan bakar cair yang biasa dipakai dalam industri, transportasi maupun rumah tangga adalah fraksi minyak bumi. Minyak bumi adalah campuran berbagai hidrokarbon yang termasuk dalam kelompok senyawa: parafin, naphtena, olefin, dan aromatik. Kelompok senyawa ini berbeda dari yang lain dalam kandungan hidrogennya. Minyak mentah, jika disuling akan menghasilkan beberapa macam fraksi, seperti: bensin atau premium, kerosen atau minyak tanah, minyak solar, minyak bakar, dan lain-lain. Setiap minyak petroleum mentah mengandung keempat kelompok senyawa tersebut, tetapi perbandingannya berbeda. Perbedaan minyak mentah yang utama ialah: a. Yang bersifat Parafinis (parafinic base), ialah persenyawaan zat air arang yang membentuk rantai yang panjang atau sering disebut sebagai persenyawaan alifatis, yang terdiri dari Alkan CnH2 n+2 atau Alkin CnH2 n. 4 http://digilib.mercubuana.ac.id/ b. Yang bersifat Naphtenis (naphtenic base), ialah persenyawaan zat cair arang yang berbentuk siklis,atau Aromat CnH2 n+6 atau Cyclan CnH2 n. Minyak bumi (crude oil) hanya digunakan sebagai minyak bakar langsung di dalam mesin boiler bila ssedikit sekali mempunyai kandungan-kandungan persenyawaan zat cair arang dengan titik atau temperatur mendidih yang rendah, sehingga tidak banyak manfaatnya untuk memisah-misahkannya. Keadaan yang demikian ini adalah keadaan yang khusus. Umumnya dari minyak bumi (crude oil) dapat dipisah-pisahkan beberapa macam bahan bakar cair, antara lain berbagai jenis bensin, minyak tanah, kerosin, solar serta minyak berbagai jenis minyak bakar untuk boiler. Pemisah-pemisahan menjadi beberapa bahan bakar tersebut dilakukan dengan jalan distilasi bertingkat melalui berbagai tingkatan temperatur. Minyak solar biasa digunakan pada ketel uap, baik yang stasioner maupun yang bergerak. Dalam hal instalasinya, pemakaian minyak residu dalam ketel uap akan lebih murah dibanding batubara. Disamping itu, pemakaian minyak residu tidak menimbulkan masalah abu. Akan tetapi pada ketel uap tekanan tinggi dan suhu tinggi dapat menimbulkan korosi dan kerusakan pada “superheater tube”. Pemakaian minyak residu kecuali dalam ketel uap antara lain: Tanur dalam indutri baja, tanur tinggi dalam indutri semen dan indutri lain yang mempunyai kaitan dengan semen, serta berbagai dapur dalam industri petroleum dan industri kimia. 5 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Mesin diesel, kecuali pada mesin diesel kecepatan tinggi seperti pada truk dan lokomotif, pada mesin diesel kapal serta mesin diesel berkecepatan rendah untuk pembangkit tenaga listrik. 3.2.1 Prinsip Pembakaran Proses pembakaran adalah reaksi kimia yang cepat antara bahan bakar dengan oksigen (O2) dari udara, disertai cahaya dan menghasilkan kalor. Hasil pembakaran yang utama adalah Karbondioksida (CO2), uap air (H2O) dan disertai energi panas. Sedangkan hasil pembakaran yang lain adalah Karbonmonoksida (CO), abu (ash), NOx, atau SOx tergantung pada jenis bahan bakarnya. Dalam pembakaran proses yang terjadi adalah oksidasi dengan reaksi sebagai berikut: Karbon + oksigen = Karbon dioksida + panas Hidrogen + oksigen = Uap air + panas Sulfur + oksigen = Sulfur dioksida + panas Beberapa hal yang terjadi pada proses pembakaran: a. Pembakaran dengan uadara kenyang Dikatakan campuran “rich” (kaya). Pembakaran ini menghasilkan api reduksi. Api reduksi ditandai oleh lidah api panjang, kadang-kadang sampai terlihat berasap. Keadaan ini juga disebut pembakaran tidak sempurna. Pada proses ini terjadi perpindahan panas berkurang dan panas hilang karena bahan bakar terlebih serta ada bahan bakar yang tak terbakar di samping terdapat hasil pembakaran seperti CO, CO2, uap air dan N2. 6 http://digilib.mercubuana.ac.id/ b. Pembakaran dengan udara berlebih. Dikatakan campuran “lean” (kurus). Pembakaran ini menghasilkan api oksidasi. Pada proses ini terjadi perpindahan panas berkurang dan panas hilang karena udara berlebih serta hasil pembakaran seperti CO2, uap air, O2 dan N2. c. Pembakaran dengan udara optimum Pada proses ini terjadi perpindahan panas yang maksimum dan panas yang hilang minimum serta terdapatnya hasil pembakaran seperti CO2, uap air, dan N2. Dalam pembakaran, ada pengertian udara primer yaitu udara yang dicampurkan dengan bahan bakar di dalam burner (sebelum pembakaran) dan udara sekunder yaitu udara yang dimasukkan dalam ruang pembakaran setelah burner, melalui ruang sekitar ujung burner atau melalui tempat lain pada dinding dapur. Pada umumnya bahan bakar telah berubah menjadi uap (combustible vapor) sebelum terbakar. Untuk mempercepat terjadinya “combustible vavor” diperlukan proses pengabutan. Butiran-butiran kabut tersebut luas permukaannya menjadi sangat besar, sehingga mempercepat penguapan. 3.2.2 Perhitungan konsumsi bahan bakar solar Data-data: - Spesifikasi grafity (SG) = 0,92 - Debit solar (Qsolar) = 0,42 m3/jam - Nilai kalor bawah (NKB) = 10000 kkal/kg 7 http://digilib.mercubuana.ac.id/ - Berat jenis air (Pair) pada kondisi ruang 27 0C + 273 = 300 K, P = 1 atm = 1000 kg/m3 m = ρsolar x Qsolar m = (ρair x SG) Qsolar = (1000 kg/m3 x 0,92) 0,42 x = 0,107 Kg/dtk NKB = 10000 kkal/kg x 4,187 J/kal = 41870 Kj/kg Q bahan bakar = m x NKB = 0,107 kg/dtk x 41870 kJ/kg = 4480,09 kW 3.3 Air Umpan Air umpan boiler harus memenuhi persyaratan akan menimbulkan beberapa masalah, seperti korosi, penggerak, dan busa. Salah satu terjadinya korosi pada boiler adalah oksigen dalam air umpan boiler. Oleh karena itu, oksigen harus disingkirkan sebelum air diumpankan ke dalam boiler. Dalam pengisian tangki boiler temperatur 59-60 0C pengisian air dalam boiler. Boiler merupakan bagian dari sistem boiler yang menerima semua bahan pencemar dalam air seperti logam mineral dan gas-gas terlarut. Kinerja, efisiensi, dan umur layanan boiler merupakan hasil langsung dari pemilihan dan pengendalian air umpan boiler. Sistem pengolahan air umpan boiler terdiri dari pengolahan eksternal dan internal. Oksigen merupakan salah satu gas terlarut yang bersifat korosif dalam hal internal pengikatan oksigen terlarut dalam air 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ dilakukan dengan penambahan bahan kimia. Hal ini perlu dilakukan mengingat kemampuan deaerasi sebagai pengolahan eksternal dibatasi oleh kelarutan oksigen dalam air. 3.4 Temperature Tekanan uap dan temperatur air selalu berubah tergantung pada banyak pemakaian masing-masing, yang disesuaikan dengan kebutuhanya. Perubahanperubahan yang terjadi pada tekanan maupun pada temperatur dapat dikontrol dengan pengaturan bahan bakar yang di suplai, serta menjaga agar pemakaian bahan bakar selalu seimbang dengan tekanan dan temperatur, sehingga uap yang dihasilkan selalu konstan dan pada waktu yang bersamaan air pengisi ketel uap juga harus dikontrol menurut ketinggian air ketel uap di dalam drum. Kontrol terhadap pemakaian bahan bakar dan air pengisi ketel uap dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan energi di dalam ketel khususnya dalam pembentukan uap atau air panas. Kondisi pengoperasian harus selalu dalam keadaan baik, dan juga keseimbangan antara energi yang masuk dan yang keluar. Untuk ketel-ketel dengan kapasitas kecil keseimbangan antara energi yang masuk dan yang keluar dapat dikontrol secara manual. Tetapi setiap jenis ketel mempunyai kondisi yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga dimungkinkan pada satu ketel pengoperasiannya mudah dan pada ketel yang lainnya sulit. Jika kita ingin agar efisiensi operasi tetap tinggi, harus digunakan sistem kontrol otomatis secara menyeluruh dan ini lebih menjamin keselamatan operator maupun ketel uapnya. 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Tujuan dari sistem kontrol otomatis ini adalah untuk mengontrol tekanan dan temperatur agar di dapatkan uap dan air panas yang lebih dan konstan. Selain itu juga diinginkan agar kondisi operasi tetap baik sehingga efisiensi pengoperasian juga tetap tinggi, dengan demikian akan menghemat energi pada kapasitas yang optimal. Jika suatu ketel uap menggunakan sistem kontrol otomatis, maka biasanya digunakan sistem kontrol otomatis secara menyeluruh. Ketel uap tekanan uap temperatur air panas Bahan bakar Air pengisi ketel uap Temperatur uap ketinggian air ketel uap Udara untuk pembakaran Tekanan di dapur Hasil uap dan air panas Gas buang Panas yang hilang Gambar 3.4 Energi yang masuk dan keluar pada ketel uap 3.4.1 Gas Buang Untuk ketel uap baru atau lama tidak di pakai atau setelah di bersihkan atau di reperasi, perlu pemeriksaan dengan baik-baik sehingga didapatkan keyakinan bahwa bagian-bagian yang dibersihkan dengan baik dan semua pintu, lobang untuk pembersih/pemeriksaan telah di pasang kembali dan di teliti apabila pintu-pintu tersebut telah menutup dengan baik. Saat kegiatan pemeriksaan dapur dan saluran gas buang, yaitu : 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ - periksa bagian dalam dapur - periksa peralatan dapur - periksa peralatan saluran gas buang 3.4.2 Steam Ada 2 (dua) jenis steam pada boiler ini yaitu steam drum dan steam superheater : 1. Steam Drum Steam drum dapat disebut juga main drum atau drum utama yang letaknya pada bagian puncak boiler, berisi sebagian air jenuh dan sebagian uap jenuh, air jenuh ini di peroleh dari economizer serta uapnya diperoleh dari pipa-pipa riser. 2. Steam Superheater Adalah pipa-pipa pemanas untuk memanaskan uap jenuh atau Saturated Steam dari drum menjadi uap lewat jenuh atau Superheater Steam. 3.4.3 Air Umpan Pada air umpan boiler bisa mengandung mineral-mineral yang bisa menyebabkan pengendapan korosi dan carry over. Pengendapan material dapat mengakibatkan menurunnya efektifitas perpindahan panas sehingga menyebabkan pengguna bahan bakar menjadi boros, metal bersuhu tinggi bahkan bisa mengakibatkan kerusakan. Pengendapan juga merupakan masalah yang paling 11 http://digilib.mercubuana.ac.id/ serius pada boiler, bisa juga menyebabkan masalah-masalah pada sistem sebelum dan sesudah boiler. Dimana tujuan pengolahan air umpan pada boiler, adalah : Menghindari terbentuknya kerak Mencegah korosi pada peralatan Menghindari terbawanya senyawa yang tidak diinginkan kedalam steam carry over. 3.5 Sirkulasi Air (Blow Down) Blowdown adalah pembuangan sejumlah kecil air boiler dengan maksud untuk menjaga tingkat maximum dari padatan terlarut dan terendap pada tingkat yang diizinkan. Menguras air didalam pipa dalam waktu boiler berjalan dilakukan pembungan air untuk menghindari kerak dari pipa. Sirkulasi air pada boiler diharapkan dapat mengurangi konsentrasi zat-zat kimia, kotoran lumpur dan mencegah terjadinya busa karena terikatnya padatan kimia ke dalam steam. Ada 2 (dua) jenis sirkulasi (blow down) pada boiler ini yaitu blow down belakang dan blow down samping. 3.6 Waktu Operasi Per jam/hari Spesifikasi boiler yang digunakan oleh PT. Kartika Eka Dharma adalah boiler jenis pipa air dengan tipe boiler MR 200, uap yang dihasilkan oleh boiler tersebut tidak dipanaskan lanjut atau hanya dalam kondisi uap jenuh. Seperti yang telah kita ketahui, bahwa boiler jenis ini adalah boiler kecil dan sederhana, boiler jenis ini mempunyai tekanan maksimum 18 kg/cm2. Jadi boiler jenis ini tergolong boiler untuk tekanan rendah. 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/ PT. Kartika Eka Dharma memproduksi chicken broiler farm, karena produksi yang dihasilkan hanya ayam saja sehingga temperatur yang dibutuhkan untuk proses merendam ayam menggunakan temperatur rendah pada mesin Hot Press. Hal ini dimasudkan untuk merendam bagian bulu-bulu yang sebelumnya masih ada. Tabel 3.6 kondisi operasi ketel uap (boiler) No Uraian Keterangan 1 Merk MR 200 2 Bahan bakar Solar 3 Waktu operasi 12 jam / hari 4 Menghasilkan ayam 40.000 ribu ekor 5 Konsumsi solar ± 200 liter Sumber : Data diterima dari PT. Kartika Eka Dharma 3.7 Konstruksi Dari Boiler (skema) Gambar 3.7 Cara Kerja Boiler 13 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Keterangan : a. Air dimasukkan ke dalam softener tank dari tungku air utama dengan bantuan pompa. Softener tank ini berfungsi untuk memisahkan koloidkoloid yang terkandung dalam air seperti garam, minyak dan lainnya. Jika hal tersebut diabaikan dapat menyebabkan kerusakan pada ketel. b. Dari softener tank air tersebut dialirkan ke dalam feed tank dengan kondisi air masih dalam keadaan dingin. c. Selanjutnya air di dalam feed tank dimasukkan ke dalam boiler dengan menggunakan pompa hingga sesuai batas optimal kerja boiler. d. Kemudian kran bahan bakar dibuka untuk menuju burner yang berada pada boiler, apabila menggunakan solar maka pengisiannya di bantu oleh pompa. e. Setelah persiapan telah siap maka boiler secara otomatis akan bekerja dan mulai memanaskan air. f. Kemudian uap yang di hasilkan oleh boiler menuju tangki distribusi baru kemudian di distribusikan kepada mesin hot press dan untuk keperluan kantin. 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/