PENGARUH SENAM ANTI STROKE TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA JATIRUNGGO KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL Oleh : ENDANG NUR JAMALIA 010113a031 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO 2017 Pengaruh Senam Anti Stroke Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita 1 Hipertensi Di Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang HALAMAN PENGESAHAN Artikel berjudul : PENGARUH SENAM ANTI STROKE TERHADAP TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA JATIRUNGGO KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG Oleh : ENDANG NUR JAMALIA 010113a031 telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing skripsi Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo Ungaran, Agustus 2017 Pembimbing Utama Ns. Eko Susilo S.Kep M.Kep NIDN. 0627097501 Pengaruh Senam Anti Stroke Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita 2 Hipertensi Di Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang PENGARUH SENAM ANTI STROKE TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERGAS KABUPATEN SEMARANG Endang Nur Jamalia*) Ns. Eko Susilo S.Kep M.Kep**) Ns. Suwanti S.Kep M.N.S**) *Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo ** Dosen Program Studi S1 Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo Email:[email protected] ABSTRAK Hipertensi merupakan penyakit yang sudah menjadi masalah didunia yang menyebabkan komplikasi berupa kematian sekitar 9,4 miliar setiap tahunnya. Komplikasi hipertensi dapat dicegah dengan mengontrol tekanan darah, dan salah satu terapi nonfarmakologi yang dapat dilakukan yakni dengan melakukan senam anti stroke. Tujuan penelitian ini yakni untuk menganalis pengaruh senam anti stroke terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian quasi eksperimental yang menggunakan rancangan penelitian nonequivalent control group design. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling, besar sampel 30 responden untuk kelompok (kontrol 15 responden dan intervensi 15 responden). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah spygmomanometer jenis aneroid dan stetoskop. Uji statistik yang digunakan yakni uji Mann-Withney. Berdasarkan hasil uji Mann-Withney, didapatkan TDS dan TDD dengan p-value masing-masing sebesar 0,003 dan 0,043. Ada pengaruh senam anti stroke terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Berdasarkan penelitian ini, diharapkan penderita hipertensi melakukan senam anti stroke secara rutin untuk mengontrol dan/ atau menurunkan tekanan darah. Kata Kunci : Hipertensi, Olahraga, Senam anti stroke Kepustakaan : 19 (2006-2013) Pengaruh Senam Anti Stroke Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita 1 Hipertensi Di Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ABSTRACT Hypertension is a disease that has become a problem in the world that causes complications in the form of death about 9.4 per year. Complications of hypertension can be prevented by controlling blood pressure, and one of the non-pharmacological therapies that can be done is by doing anti-stroke gymnastics that can lower blood pressure by removing cholesterol deposits on the walls of blood vessels and dilating blood vessels. The purpose of this study is to analyze the influence of anti-stroke gymnastics on blood pressure of hypertensive patients in Jatirunggo Village, Pringapus Sub-district, Semarang Regency. This research was a quantitative research with quasy experimental research design using nonequivalent control group design research. The sampling technique used in this study was purposive sampling, the samples for control group were 15 and intervention group were 15 with the total of 30 respondents. The instruments used in this study was aneroid type spygmomanometer and stethoscope. The statistic test used Mann-Withney Test. Based on Mann Whitney test results, SBP and BPD were obtained with p-values of 0.003 and 0.043, respectively. There is an effect of anti-stroke gym on blood pressure of hypertensive patients in Jatirunggo Village, Pringapus Sub-district, Semarang Regency. Based on this research, hypertension patients are expected to do anti-stroke gymnastics routinely to control and / or lower blood pressure. Keywords: Hypertension, Sport, Anti stroke gymnastics Literatures: 19 (2006-2013) PENDAHULUAN Tekanan Darah adalah kekuatan yang dihasilkan dinding arteri dengan memompa darah dari jantung. Darah mengalir karena adanya perubahan tekanan, dimana terjadi perpindahan dari area bertekanan tinggi ke area bertekanan rendah. Beberapa faktor yang memepengaruhi tekanan darah secara fisiologis antara lain curah jantung, tahanan vaskuler perifer, volume darah, vaskositas dan elastisitas arteri(Potter & Perry, 2010). Menurut Ekawati (2010) mekanisme meningkatnya tekanan darah didalam arteri bisa terjadi karena jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan perdetiknya, arteri yang kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Hal ini yang biasanya terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena aterosklerosis.pada malam hari, sulit bernafas. Semakin tinggi tekanan darah semakin besar resikonya (Guyton & Hall, 2008). Di Indonesia angka kejadian hipertensi berdasarkan Riskesdas tahun 2013 mencapai sekitar 28,5 % . Terjadi peningkatan prevalensi hipertensi dari 7,6% tahun 2007 menjadi 9,5% pada tahun 2013 (Kemenkes, 2013). Penderita hipertensi di Jawa Tengah 431,201, berdasarkan data riset kesehatan dasar tahun 2013, Badan Litbangkes kementrian kesehatan RI dan data penduduk sasaran, pusdatin kemenkes RI (2013). Angka kejadian hipertensi di Kabupaten Semarang pada tahun 2014 sebanyak 40.869 kasus dan Pringapus menduduki tingkat kedua tertinggi dari 24 puskesmas yang ada di Kabupaten Semarang. Pengaruh Senam Anti Stroke Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita 2 Hipertensi Di Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Dampak yang dapat ditimbulkan dari hipertensi atau peningkatan dari tekanan darah sistolik dan diastolik dalam waktu yang lama akan dapat merusak pembuluh darah diseluruh tubuh dan yang paling jelas adalah resiko pada mata, jantung (cardiac, penyakit ginjal (renal), dan otak. Resiko yang disebabkan dari peningkatan tekanan darah di atas bisa dihindari dan diminimalkan dengan penatalaksanaan yang tepat, penatalaksanaan tersebut adalah penatalaksaan farmakologis dan non farmakologis (Smeltzer and Bare, 2009). Senam anti stroke adalah salah satu senam yang bermanfaat untuk membantu mengurangi resiko terjadinya stroke pada seseorang yang menderita penyakit diabetes dan hipertensi (Irfan,2012). Tujuan senam anti stroke untuk memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan (Adaptasi). Fungsi melindungi, yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam fungsinya terhadap bertambahnya tuntutan, misalnya sakit. Sebagai rehabilitas pada lanjut usia terjadi penurunan masa otot serta kekuatannya, laju denyut jantung maksimal, toleransi latihan, kapasitas aerobik dan terjadinya peningkatan lemak tubuh. Melakukan aktivitas fisik seperti senam aerobik low impact mampu mendorong jantung bekerja secara optimal. Senam aerobik low impact mampu meningkatkan kebutuhan energi oleh sel, jaringan dan organ tubuh,sehingga meningkatkan aktivitas pernafasan dan otot rangka (Mahayati, 2010). Senam anti stroke merupakan senam aerobik low impact. Peningkatan aktivitas pernafasan akan meningkatkan aliran balik vena sehingga menyebabkan peningkatan volume sekuncup yang akan langsung meningkatkan curah jantung. Hal ini menyebabkan tekanan darah arteri meningkat dan akan terjadi fase istirahat. Fase ini mampu menurunkan aktivitas pernafasan otot rangka dan menyebabkan aktivitas saraf simpatis meningkat. Setelah itu kecepatan jantung menurun, volume sekuncup menurun, dan terjadi vasodilatasi arteriol vena. Penurunan ini mengakibatkan penurunan curah jantung dan penurunan resistensi perifer total, sehingga terjadi penurunan tekanan darah (Sherwood, 2005). Berdasarkan penjabaran tersebut diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan pengaruh senam anti stroke terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. METODE PENELITIAN Penelitian menggunakan desain quasi eksperimental dengan pendekatan nonequivalent control group design. Besar sampel untuk setiap kelompok yakni 15 responden, dan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah spygmomanometer jenis aneroid dan stetoskop akustik untuk mengukur tekanan darah, timbangan berat badan yang disertai pengukur tinggi badan untuk menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan. Uji statistik yang digunakan yakni Mann-Withney. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Perbedaan tekanan darah penderita hipertensi sebelum dan sesudah diberikan senam anti stroke pada kelompok intervensi. Tabel 4.3 Tekanan darah penderita hipertensi sebelum dan sesudah diberikan senam anti stroke pada kelompok intervensi di Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Pengaruh Senam Anti Stroke Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita 3 Hipertensi Di Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Variabel Intervensi Median (mmHg) Min (mmHg) Max (mmHg) Δ pvalue TD Sistole Sebelum 160,00 140 160 8,62 0,00 1 Sesudah Sebelum 140,00 100,00 130 90 150 100 4,00 0,00 8 Sesudah 90,00 80 100 TD Diastole Berdasarkan tabel 4.3, menunjukkan bahwa ada penurunan tekanan darah sistolik pada kelompok intervensi yakni sebesar 8,62 mmHg, dan penurunan pada diastolik sebesar 4,00 mmHg. Sebelum diberikan senam anti stroke median tekanan darah sistole responden sebesar 160,00 mmHg, dengan nilai terendah 140 mmHg dan tertinggi 160 mmHg dan diastolnya 100,00 mmHg dengan nilai terendah 90 mmHg dan tertinggi 100 mmHg, kemudian mengalami penurunan menjadi median TD sistole 140,00 mmHg, nilai terendah 130 dan tertinggi 150 mmHg, sedangkan median TD diastole 90,00 mmHg, dengan nilai terendah 80 mmHg dan nilai tertinggi 100 mmHg. Berdasarkan uji Wilcoxon didapatkan nilai p-value sebesar 0,001 dan untuk TD diastole nilai p-value sebesar 0,008. Terlihat bahwa kedua pvalue tersebut kurang dari α (0,05). Ini menunjukkan bahwa ada perbedaan secara bermakna baik tekanan darah sistole maupun diastole penderita hipertensi pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberikan senam anti stroke. Hasil penelitian setelah dilakukannya perlakuan yaitu menunjukkan terjadi penurunan tekanan darah sistolik sebelum perlakuan dengan 5 hari perlakuan di peroleh selisih penurunan sebesar 8,62 mmHg, diperoleh nilai sistolik p=0,001 (p<0,05). Hasil ini menunjukan adanya perbedaan bermakna pengukuran tekanan darah sistolik subjek sebelum perlakuan dengan 5 hari setelah perlakuan senam anti stroke. Penurunan tekanan darah sistolik dapat dijelaskan dari dua mekanisme yaitu terjadinya perubahan pada aktivitas sistem saraf simpatik dan respon vaskular setelah berolahrga. Pertama, secara neurohumoral menurunnya aktivitas sistem saraf simpatik pada pembuluh darah perifer sebagai petunjuk terjadi penurunan tekanan darah. Kedua, respon vascular mempunyai peranan penting pada penurunan tekanan darah setelah berolahraga. Olahraga diduga dapat mengubah respon vasokonstriktor (kontraksi pembuluh darah) kuat menjadi vasodilator (mengurangi vasokontriksi atau tekanan pada pembuluh darah) dan meningkatnya produksi nitrogen oksida (NO). Bagian diastolik terjadi kenaikan tekanan darah diastolik sebelum perlakuan dengan hari ke 5 setelah perlakuan diperoleh selisih penurunan 4,00 mmHg, diperoleh nilai diastolik p=0,008 (p<0,05). Hasil ini menunjukan ada perbedaan pengukuran tekanan darah diastolik subjek sebelum perlakuan dengan minggu ketiga setelah perlakuan senam anti stroke. Penurunan tekanan darah diastolik dipengaruhi oleh lamanya waktu beristirahat sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah setelah senam, besarnya peningkatan dalam penggunaan oksigen maksimum dan lamanya senam dilakukan. Senam anti stroke dapat meningkatkan jumlah darah yang dipompa setiap menitnya oleh jantung khususnya dari ventrikel kiri. Melalui peningkatan jumlah darah yang dipompa akan mengakibatkan jumlah oksigen yang beredar ke seluruh tubuh juga meningkat (Stanley, 2006). Jumlah darah yang dipompa jantung bergantung kepada jumlah darah vena yang kembali ke jantung. Jantung akan memompa darah bila ada darah vena yang kembali ke jantung. Selama beraktivitas senam aerobik low impact, terjadi kontraksi otot, difusi oksigen karbon monoksida di paru dan konstriksi vena, hal tersebut Pengaruh Senam Anti Stroke Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita 4 Hipertensi Di Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang mengakibatkan peningkatan jumlah darah vena yang kembali ke jantung (Malahayati, 2010). Senam anti stroke juga meningkatkan kebutuhan energi oleh sel, jaringan dan organ tubuh, sehingga meningkatkan aktivitas pernafasan dan dapat meningkatkan aliran balik vena yang menyebabkan peningkatan volume sekuncup yang akan langsung meningkatkan curah jantung. Fase ini mampu menurunkan aktivitas pernafasan otot rangka dan menyebabkan aktivitas saraf simpatis meningkat. Setelah itu kecepatan jantung menurun, volume sekuncup menurun, dan terjadi vasodilatasi arteriol vena. Penurunan ini mengakibatkan penurunan curah jantung dan penurunan resistensi perifer total, sehingga terjadi penurunan tekanan darah (Sherwood, 2005). 2. Pengaruh senam anti stroke terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Tabel 4.5 Pengaruh senam anti stroke terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Variabel Kelompok N Median (mmHg) TD Sistole Intervensi 15 140,00 TD Diastole Kontrol Intervensi 15 15 Kontrol 15 Min (mmHg) Max (mmHg) pvalue 130 150 0,003 150,00 90,00 140 80 160 100 0,043 100,00 90 100 Berdasarkan tabel 4.5, dapat diketahui bahwa sesudah diberikan senam anti stroke median TD sistole kelompok intervensi sebesar 140,00 mmHg dengan nilai terendah 130 mmHg dan nilai tertinggi 150 mmHg, dan median diastole 90,00 mmHg dengan nilai terendah 80 mmHg dan nilai tertinggi 100 mmHg, sedangkan pada kelompok kontrol yang tidak diberikan terapi memiliki median TD sistole 150,00 dengan nilai terendah 140 mmHg dan nilai tertinggi 160 mmHg, dan median diastole sebesar 100,00 mmHg, dengan nilai terendah 90 mmHg dan nilai tertinggi 100 mmHg. Ini menunjukkan bahwa setelah diberikan senam anti stroke tekanan darah kelompok intervensi baik sistole maupun diastole lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol yang tidak diberikan terapi. Berdasarkan uji Mann Whitney, didapatkan nilai sistolik dengan p-value 0,003, sedangkan TD diastole dengan p-value sebesar 0,043. Oleh karena itu p-value untuk TD sistole lebih kecil dari α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan secara bermakna tekanan darah sistole sesudah diberikan senam anti stroke antara kelompok intervensi dan kontrol pada penderita hipertensi di Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Sedangkan untuk p-value TD diastole 0,043 < α (0,05) ini menunjukkan bahwa ada perbedaan secara bermakna tekanan darah diastole sesudah diberikan senam anti stroke antara kelompok intervensi dan kontrol pada penderita hipertensi di Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh secara bermakna pemberian senam anti stroke terhadap tekanan darah sistole dan diastole pada penderita hipertensi di Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Dari hasil teresebut dapat dilihat bahwa ada perubahan terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi sebelum dan sesudah diberikan senam anti stroke pada kelompok intervensi, hasil ini sejalan dengan teori Harber (2009) dimana aktivitas fisik bermanfaat untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan jantung, paru, tekanan darah, otot dan sendi.Latihan fisik akan memberi efek yang baik terhadap berbagai macam sistem yang terdapat Pengaruh Senam Anti Stroke Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita 5 Hipertensi Di Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang didalam tubuh salah satunya adalah sistem kardiovaskular. Pada saat melakukan aktivitas fisik senam tekanan darah akan naik cukup banyak, sebaliknya setelah aktivitas tekanan darah akan menurun hingga dibawah normal dan berlangsung 30-120 menit. Teori diatas memperkuat alasan peneliti bahwa senam mampu mendorong jantung bekerja secara optimal, peningkatan efisiensi kerja jantung dicerminkan dengan perubahan tekanan sistolik dan diastolik. Penurunan tekanan darah ini antara lain terjadi karena pembuluh darah mengalami pelebaran dan relaksasi, lama kelamaan latihan dapat melemaskan pembuluh darah sehingga tekanan darah menurun, sama halnya dengan pelebaran pipa air yang dapat menurunkan tekanan air. Dalam hal ini senam anti stroke yang diberikan dapat mebnurunkan tahanan perifer. Penelitian yang dilakukan oleh Sarastini (2008), dengan judul “Faktorfaktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada masyarakat usia 30 tahun keatas di kabupaten Grogol kecamatan Limo kodya Depok” menemukan adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi. Berdasarkan uji Mann Whitney, didapatkan nilai p-value pada TD sistolik yakni 0,003, sedangkan TD diastole dengan p-value sebesar 0,043. Oleh karena itu p-value untuk TD sistole lebih kecil dari α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan secara bermakna tekanan darah sistole sesudah diberikan senam anti stroke pada kelompok intervensi penderita hipertensi di Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Sedangkan untuk p-value TD diastole 0,043 < α (0,05) ini menunjukkan bahwa ada perbedaan secara bermakna tekanan darah diastole sesudah diberikan senam anti stroke pada kelompok intervensi penderita hipertensi di Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh secara bermakna pemberian senam anti stroke terhadap tekanan darah sistole dan diastole pada penderita hipertensi di Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Melakukan aktivitas fisik seperti senam mampu mendorong jantung bekerja secara optimal. Senam anti stroke mampu meningkatkan kebutuhan energi oleh sel, jaringan dan organ tubuh,sehingga meningkatkan aktivitas pernafasan dan otot rangka (Mahayati, 2010). Peningkatan aktivitas pernafasan akan meningkatkan aliran balik vena sehingga menyebabkan peningkatan volume sekuncup yang akan langsung meningkatkan curah jantung. Hal ini menyebabkan tekanan darah arteri meningkat dan akan terjadi fase istirahat. Fase ini mampu menurunkan aktivitas pernafasan otot rangka dan menyebabkan aktivitas saraf simpatis meningkat. Setelah itu kecepatan jantung menurun, volume sekuncup menurun, dan terjadi vasodilatasi arteriol vena. Penurunan ini mengakibatkan penurunan curah jantung dan penurunan resistensi perifer total, sehingga terjadi penurunan tekanan darah (Sherwood, 2005). Jumlah darah yang dipompa jantung bergantung kepada jumlah darah vena yang kembali ke jantung. Jantung akan memompa darah bila ada darah vena yang kembali ke jantung. Selama beraktivitas senam aerobik low impact, terjadi kontraksi otot, difusi oksigen karbon monoksida di paru dan konstriksi vena, hal tersebut mengakibatkan peningkatan jumlah darah vena yang kembali ke jantung (Malahayati, 2010). Hasil penelitian ini juga selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukartini (2010) tentang manfaat senam terhadap kebugaran menunjukkn ahsil bahwa senam tidak hanya mempengaruhi stabilitas nadi, namun juga stabilitas tekanan darah sistolik dan diastolik, pernafasan, dan kadar immunoglobulin, Pengaruh Senam Anti Stroke Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita 6 Hipertensi Di Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang dimana sebelum diberikan perlakuan rata-rata tekanan darah sistolik 163,18 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastoliknya 105,31 mmHg. Penelitian lain yang juga mendukung adalah hasil penelitian Astari (2012), bahwa latihan aktivifitas berupa senam mampu menurunkan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi dengan adalah p< 0,05. KESIMPULAN Ada pengaruh senam anti stroke terhadap tekanan darah penderita hipertensi di Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang dengan p-value 0,003 < α (0,05), dan diastole dengan p-value 0,043 < α (0,05). DAFTAR PUSTAKA Afriwardi. 2011. Ilmu Kedokteran Olahraga. Jakarta : EGC Balitbangkes. 2013. Badan penelitian dan pengembangan kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia Baradero. 2008. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskuler. Jakarta : EGC Dalimarta. 2008. Care Your Self Hipertensi. Penebar Plus : Jakarta Darmojo. 2011. Buku Ajar Geriatic Ilmu Kesehatan Lanjut Usia. Balai Penerbit FKUI : Jakarta Ekawati. 2010. Upaya mencegah penyakit jantung dengan olahraga. jurnal fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Guyton A. & Hall J. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11 (Text Book of Medical Physiology). Jakarta: EGC Mutaqqin, A. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistm Kardiovaskular. Jakarta : salemba medika Notoadmodjo. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Palmer, A & Williams, B. 2007. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. 2014. Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi. Jakarta Price, S & Wilson, L. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Dan Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC Soeparman. 2011. Panduan Senam Stroke. Jakarta : Puspa Swara Sugiyono. 2013. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta CV Suiraoka. 2012. Penyakit Degeneratif Mengenal Mencegah Dan Mengurangi Faktor Resiko 9 Penyakit Degeneratif. Yogyakarta : Nuha Medika. Susilo, Y & Wulandari, A. 2011. Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Andi : Yogyakarta Udjianti, W. 2010. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta : Salemba Medika Wahjudi Nugroho. 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta: EGC Widharto. 2007. Bahaya Hipertensi. Jakarta : Sunda kelapa pustaka Widyanto, F. C dan Triwibowo, C. (2013). Trend Disease Trend Penyakit Saat Ini, Jakarta: Trans Info Media Nafilasari.(2012).perbedaan tekanan darah pada usia produktif penderita hipertensi sesudah diberikan senam aerobic low impact. Universitas Ngudi Waluyo: Ungaran Sherwood, L. (2005). Fisiologi manusia : dari sel ke sistem.. Jakarta: EGC Irfan, Muhammad, 2010. Fisioterapi Bagi Insan Stroke. Edisi Pertama. PenerbitGraha Ilmu:Yogyakarta Stanley, M., & Beare, P. G. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta:EGC Pengaruh Senam Anti Stroke Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita 7 Hipertensi Di Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang