Tugas Akhir - 2005 SISTEM ESTIMASI TEMPERATUR UDARA DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK LEVENBERG-MARQUARDT DARI DATA KLIMATOLOGI ESTIMATION SYSTEM OF AIR TEMPERATURE WITH ARTIFICIAL NEURAL NETWORK BACK-PROPAGATION LEVENBERGMARQUARDT METHOD FROM CLIMATOLOG Sofiarti Dyah Anggunia¹, -² ¹Teknik Informatika, Fakultas Teknik Informatika, Universitas Telkom Abstrak Temperatur udara pada permukaan bumi merupakan parameter yang sangat krusial untuk mengetahui batasan iklim dari suatu wilayah, khususnya sebagai salah satu indeks dari energi panas atmosfer. Dalam memperkirakan temperatur udara pada suatu wilayah, metode yang pernah dilakukan adalah model empiris dengan regresi polinom orde kedua. Penelitian ini menghasilkan akurasi sebesar 70% dengan deviasi 3°C. Jaringan Syaraf Tiruan dikembangkan untuk memperbaiki tingkat akurasi dari penelitian yang sebelumnya. Jaringan Syaraf Tiruan dapat memperkirakan temperatur udara pada suatu wilayah dengan menggunakan data klimatologi. Arsitektur Jaringan Syaraf Tiruan yang digunakan untuk melatih dan membangkitkan jaringan adalah Multiple-layer feed-forward dengan metode pembelajaran Propagasi Balik, yang terdiri dari tiga layer yaitu layer input, layer output dan satu layer tersembunyi. Metode optimisasi Levenberg-Marquardt akan digunakan untuk meningkatkan kecepatan dan performansi Propagasi Balik. Variabel yang dijadikan input pada jaringan adalah kelembaban udara, tekanan udara, curah hujan, lama penyinaran matahari (sunshine radiation), kecepatan dan arah angin. Output yang diharapkan adalah perkiraan temperatur udara pada esok hari.Dari hasil pengujian yang dilakukan terhadap sistem estimasi temperatur udara ini terbukti bahwa sistem ini dapat menghasilkan keluaran yang lebih baik daripada metode regresi polinom. Sistem dengan metode JST-BP-LM menghasilkan akurasi sebesar 100% dengan deviasi 3°C. Kata Kunci : Jaringan Syaraf Tiruan, Propagasi Balik, Levenberg-Marquardt, Temperatur Udara, Klimatologi. Abstract Air temperature on the surface of the earth is a crucial parameter for understanding the boundary layer climate of certain area, especially as an index of the thermal energy of the atmosphere. In estimating the air temperature in the area, the method used is empirical model with the second order polynomial regression. The observation effects 70% accuracy with 3° C deviation. The artificial neural network developed for improving the accuracy from the observation before. The artificial neural network can estimate the air temperature on the area using Climatology data. The architect of artificial neural network used for training and generating the network is Multiple-layer feed-forward with Back-propagation learning method which consists of input layer, output layer, and one hidden layer. The Levenberg-Marquardt optimization method will be used for arising the speed and performance of back-propagation. The input variable for the network are humidity, air pressure, rainfall, sunshine radiation, and the wind. Output expected is air temperature estimation on the nextday. From the research, we can interpreted that the air estimation system can produce better result than polynomial regression method. Air estimation system with neural network method can produce 100% accuracy with 3° C deviation. Keywords : Artificial Neural Network, Back-Propagation, Levenberg-Marquardt, Air Estimation, Climatology. Fakultas Teknik Informatika Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Program Studi S1 Teknik Informatika Tugas Akhir - 2005 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Temperatur udara pada permukaan bumi merupakan parameter yang sangat krusial untuk mengetahui batasan iklim dari suatu wilayah, khususnya sebagai salah satu indeks dari energi panas atmosfer. Maksimum temperatur udara harian serta kelembaban dikembangkan untuk memperkirakan penguapan (evapotranspirasi) harian. Temperatur udara juga merupakan parameter kunci dalam siklus air dan energi pada sistem atmosfer bumi. Stasiun meteorologi harus menyediakan temperatur udara sebagai nilai yang representatif, karena akan digunakan untuk keperluan dalam penentuan iklim maupun evapotranspirasi. Metode yang sebelumnya digunakan untuk memperkirakan temperatur udara pada suatu wilayah adalah model empiris dengan regresi polinom orde kedua. Kelemahan dari penelitian ini adalah hanya menghasilkan akurasi sebesar 70% dengan deviasi 3 °C. Salah satu cara yang diharapkan dapat mengurangi masalah ini adalah dengan mengimplementasikan metode Jaringan Syaraf Tiruan (JST). Arsitektur JST yang paling populer adalah Multilayer feed-forward dengan metode pembelajaran Propagasi Balik. Namun salah satu kendala dari Propagasi Balik sederhana adalah kecepatannya yang lambat dalam menghasilkan pola pembelajaran yang stabil. Untuk itulah maka akan digunakan metode optimisasi Levenberg-Marquardt dalam meningkatkan kecepatan dan performansi Propagasi Balik. 1.2 PERUMUSAN MASALAH Setiap hari stasiun meteorologi mencatat hasil observasi atau pengamatan terhadap keadaan bumi di wilayah-wilayah tertentu. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan tersebut disebut data klimatologi, yang terdiri dari data : temperatur Fakultas Teknik Informatika Program Studi S1 Teknik Informatika Tugas Akhir - 2005 udara, kelembaban udara, tekanan udara, curah hujan, lama penyinaran matahari (sunshine radiation), kecepatan dan arah angin. Sistem estimasi temperatur udara berfungsi untuk memprediksi atau memperkirakan rata-rata temperatur udara pada esok hari. Pembelajaran dengan metode Jaringan Syaraf Tiruan dilakukan dengan masukan berupa data klimatologi, dan output berupa estimasi temperatur udara rata-rata pada hari berikutnya. Arsitektur Jaringan yang akan dilatihkan terdiri dari 3 layer yaitu layer input yang menerima masukan, satu layer tersembunyi, dan layer output yang akan menghasilkan nilai estimasi temperatur udara esok hari. Pola yang dipilih adalah pola yang paling optimal dengan Mean Square Error terkecil. Dari pola yang paling optimal tersebut akan dilakukan analisis perbandingan terhadap metode regresi polinom yang sebelumnya diterapkan dalam penentuan suhu udara. 1.3 TUJUAN PEMBAHASAN Dengan tugas akhir ini, diperoleh hal-hal sebagai berikut : • Mengimplementasikan metode Jaringan Syaraf Tiruan Multilayer feedforward dengan pembelajaran Propagasi Balik Levenberg-Marquardt dalam melatih dan membangkitkan jaringan. • Membuat aplikasi untuk memperkirakan temperatur udara berdasarkan data klimatologi dengan metode Jaringan Syaraf Tiruan, yaitu dengan pola pembelajaran yang paling optimal. • Analisis hasil penelitian metode JST dan membandingkannya dengan metode regresi polinom. 1.4 PEMBATASAN MASALAH Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, objek penyelesaian dibatasi dengan ruang lingkup sebagai berikut : • Data klimatologi yang digunakan adalah data yang sudah bersih dan siap diolah. Fakultas Teknik Informatika Program Studi S1 Teknik Informatika Tugas Akhir - 2005 • Estimasi temperatur udara dilakukan hanya untuk satu hari ke depan. • Pembelajaran dilakukan hanya untuk wilayah tertentu saja. • Penilaian akurasi dilakukan berdasarkan data hasil estimasi dari data observasi yang sebenarnya. 1.5 METODE PENYELESAIAN MASALAH Metode yang akan digunakan untuk menyelesaikan tugas akhir ini adalah : 1. Studi literatur dari beberapa buku, jurnal dan artikel untuk memahami mengenai metode JST, serta implementasinya dalam perkiraan suhu udara. 2. Pencarian contoh data klimatologi sebagai masukan sistem. 3. Penentuan pola yang paling optimal dari proses pembelajaran yang dilakukan. 4. Pembuatan simulasi dengan algoritma yang telah dipilih, yaitu algoritma JST Propagasi Balik Levenberg Marquardt. 5. Pengujian simulasi. 6. Analisis terhadap hasil pengujian dan perbandingannya dengan metode yang terdahulu, yaitu regresi polinom. 7. Penyusunan laporan. 1.6 SISTEMATIKA PENULISAN Tugas Akhir ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini akan membahas kerangka penelitian atau percobaan dalam tugas akhir, meliputi latar belakang, tujuan, perumusan masalah, batasan masalah, metode penyelesaian masalah, dan sistematika penulisan. BAB II : DASAR TEORI Bab ini memuat dasar teori yang mendukung dan mendasari penulisan tugas akhir ini, yaitu mengenai proses pengolahan data dan penerapan Jaringan Syaraf Tiruan. Fakultas Teknik Informatika Program Studi S1 Teknik Informatika Tugas Akhir - 2005 BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Berisi analisis sistem yang akan dikembangkan meliputi analisis kebutuhan sistem dan fungsional, serta perancangan sistem yang meliputi perancangan data, perancangan arsitektur JST dan perancangan proses yang dilakukan di dalam sistem (mencakup aliran data, kamus data dan spesifikasi proses). BAB IV : IMPLEMENTASI DAN ANALISIS UJI UNJUK KERJA ESTIMASI TEMPERATUR UDARA Bab ini berisi mengenai implementasi dan analisis data yang diperoleh dari hasil percobaan yang menunjukkan performansi dalam estimasi temperatur udara. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab terakhir ini menjelaskan kesimpulan secara umum dari seluruh rangkaian penelitian yang dilakukan serta perbandingan hasil penelitian dengan metode yang terdahulu, dan saran untuk pengembangan selanjutnya. Fakultas Teknik Informatika Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Program Studi S1 Teknik Informatika Tugas Akhir - 2005 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Dari hasil analisis terhadap pengujian yang dilakukan pada sistem estimasi temperatur udara dengan metode jaringan syaraf tiruan propagasi balik levenbergmarquardt dari data klimatologi, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Sistem estimasi temperatur udara dengan metode jaringan syaraf tiruan propagasi balik levenberg-marquardt dari data klimatologi dapat digunakan untuk mengestimasi temperatur udara harian yang mungkin akan terjadi pada esok hari. Berdasarkan hasil pengujian, sistem cenderung dapat mengestimasi semua data latih dan data uji dengan selisih error 3° C dari data yang sesungguhnya, dimana kesalahan ini masih dapat ditolerir. 2. Sistem estimasi temperatur udara dengan metode JST-BP-LM ini terbukti dapat menghasilkan keluaran yang lebih baik daripada metode regresi polinom. Sistem dengan metode JST-BP-LM dapat menghasilkan akurasi sebesar 100% dengan data klimatologi sepanjang tahun 2000 di tiga daerah yang berbeda, yaitu Bandung, Jakarta dan Pontianak, sedangkan pada penelitian sebelumnya yaitu metode regresi polinom hanya menghasilkan 70% akurat. 3. Variabel input yang paling berpengaruh terhadap keluaran sistem adalah temperatur udara pada hari ke-i untuk estimasi hari ke-(i+1). Variabel lain yang juga berpengaruh adalah tekanan udara, curah hujan, lama penyinaran matahari, angin dan kelembaban udara. 4. Beberapa parameter yang mempengaruhi tingkat akurasi hasil prediksi sistem adalah sebagai berikut : a. Minimum MSE, semakin kecil nilai minimum MSE maka hasil prediksi temperatur udara yang dihasilkan akan semakin akurat. Namun semakin kecil nilai minimum MSE membutuhkan waktu pelatihan jaringan yang besar pula. Dengan sample yang digunakan Fakultas Teknik Informatika Program Studi S1 Teknik Informatika Tugas Akhir - 2005 pada tugas akhir ini, nilai minimum MSE yang menghasilkan akurasi hasil prediksi sebesar-besarnya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, adalah minimum MSE sebesar 0.01 b. Hidden neuron dan learning rate. Dengan sample yang digunakan pada tugas akhir ini, akurasi hasil prediksi temperatur udara optimal pada jumlah hidden neuron 20 dan 21 node. Sedangkan nilai awal learning rate tidak mempengaruhi akurasi hasil prediksi, tetapi berpengaruh terhadap waktu komputasi, sehingga dari dengan sample yang digunakan didapat akurasi yang paling optimal adalah jaringan dengan nilai awal learning rate = 1. 5.2 SARAN Pengembangan yang dapat dilakukan pada tugas akhir ini adalah : Untuk tingkat keakuratan yang lebih tinggi, dapat ditambahkan lebih banyak lagi data dan frekuensi pelatihan dari daerah-daerah yang berbeda. Fakultas Teknik Informatika Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Program Studi S1 Teknik Informatika