Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XVIII, No. 1, Maret 2010 Pengaruh Naungan yang Berbeda terhadap Jumlah Stomata dan Ukuran Porus Stomata Daun Zephyranthes Rosea Lindl Sri Haryanti * *Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedharto, Kampus Universitas Diponegoro, Tembalang, Semarang Abstract The aims of this experiment was to study the effect difference of shelter towards the sum of stomata and longth and wide porus of stomata Zephyranthes rosea. The experiment was performent by using Randomized Complete Design (3 treatment with 3 replicatesfor each treatment). experiment. The treatment was 1 paranet,2 paranets and control (no paranet). Parameter was sum of leaf and wide of leaf. Data was analized by using Anova test. The result of this experiment indicated that difference shelter was able to decreased of sum stomata at up surface leaf and influence to wide porus stomata up surface, but not influence to length porus stomata up and under and wide under surface leaf. Key words : shelter( paranets) ,sum of stomata,length and wide. Abstrak Penelitian ini untuk mengetahui efek perbedaan naungan yang berbeda terhadap distribusi stomata dan panjang serta lebar porus stomata daun tanaman Zephyranthes rosea. Penelitian dilaksanakan menggunakan rancangan acak lengkap (3 perlakuan dengan 3 kali ulangan pada masing-masing perlakuan). Perlakuan meliputi naungan 1 paranet, naungan 2 paranet dan kontrol (tanpa paranet). Parameter yang diamati adalah jumlah stomata dan panjang serta lebar porus stomata daun. Data dianalisis dengan analisis variaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa naungan yang berbeda dapat menurunkan jumlah stomata dan berpengaruh terhadap lebar porus stomata permukaan atas daun, namun tidak berpengaruh terhadap panjang porus stomata permukaan atas dan bawah serta lebar porus permukaan bawah daun. Kata kunci :naungan , jumlah stomata ,panjang dan lebar porus kalau faktor lingkungan tidak mendukung. PENDAHULUAN Zephyranthes rosea termasuk herba Tanggapan ini dapat berupa menahun dengan umbi lapis. Ciri morfologi morfologis ,fisiologis atau anatomis. Walaupun lainnya adalah tangkai bunganya panjang 10-30 genotipnya cm, bunga tipe corong, ros, ditengahnya keputih- berbeda penampilan dapat berbeda pula. Respon putihan, tajuk bunga berbentuk bulat telur tanaman akan meningkat dengan meningkatnya terbalik. Buah kotak bentuk bola 3 buah, pecah. suhu dan intensitas cahaya. Energi radiasi Tanaman hias ini berasal dari Cuba dan menjadi matahari membentuk energi liar, disebut juga Chocoladebloemce,N (Steenis, fereduksin tereduksi yang akan berperan dalam 1978). reduksi nitrit untuk dijadikan amonia. Dari sama, dalam lingkungan yang pereduksi, yakni Respon tanaman sebagai akibat faktor gugus amonia ini melalui beberapa tahap reaksi lingkungan terlihat pada penampilan tanaman biokimia akan dihasilkan nitrogen dalam bentuk (performance). Tanaman berusaha menanggapi siap diserap kebutuhan khususnya selama siklus hidupnya yang optimum akan memperlancar proses 41 tanaman diantaranya NO3. Suhu Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XVIII, No. 1, Maret 2010 asimilasi nitrogen, baik yang masih berada menyebabkan tumbuhan cocok ternaungi dapat dalam tanah maupun yang telah sampai ke bertahan jaringan tanaman. (intensitas cahaya rendah) saat tumbuhan cocok Sinar matahari yang ditangkap klorofil menaikkan tingkat energi elektron-elektron yang dihasilkan dari oksidasi air dalam proses fotosintesis. terbuka hidup tidak pada kondisi dapat ternaungi bertahan hidup (lakitan,1993). Tanaman yang tumbuh pada lingkungan Energi yang dihasilkan dapat berintensitas cahaya rendah memiliki akar yang digunakan tumbuhan untuk keperluan biologis lebih kecil, jumlahnya sedikit dan tersusun dari atau sintesis makromolekul dan pembelahan sel. sel yang berdinding tipis. Hal ini terjadi akibat Misalnya pembelahan pada sistem ontogenetik terhambatnya translokasi hasil fotosintesis dari stomata yang berdasarkan cara pembelahan sel akar. Ruas batang tanaman lebih panjang induk penjaga yang berhubungan dengan arah tersusun dari sel-sel berdinding tipis, ruang antar dinding sel yang memotong bagian tersebut dari sel lebih besar, jaringan pengangkut dan penguat meristemoid Menurut lebuh sedikit. Daun berukuran lebih besar, lebih Dwijoseputro, 1978 umumnya tanaman darat tipis dan ukuran stomata lebih besar, sel mempunyai stomata pada permukaan daun epidermis tipis, tetapi jumlah daun lebih sedikit, bagian bawah ,rata-rata sel penutup berbentuk ruang antar sel lebih banyak. Percobaan dengan ginjal misalnya melinjo, jadam ,pinang daun iris yang ditumbuhkan pada intensitas yang (Fahn, l992). dll. Namun beberapa tanaman ada yang stomatanya berbeda-beda di permukaan atas daun misalnya Begonia dan stomata Coleus. Tanaman yang stomatanya ada di intensitas cahaya. Stomata tersebar dengan jarak permukaan atas dan bawah daun misalnya yang lebih kurang sama, jarak melebarnya khas Zephyranthes rosea, Geranium, terung, jagung, bagi spesies tumbuhan tertentu dan sisi daun. Typha, alang-alang dsb. Beberapa teori stomata adalah: 1. terhambatnya Tanggapan terhadap menunjukkan berkurang bahwa dengan jumlah menurunnya peningkatan pertambahan stomata karena differensiasi yang intensitas cahaya berbeda antara tumbuhan yang telah ada, 2. pembentukan stomata bersama cocok untuk kondisi ternaungi (shade plant; dengan sel-sel yang mengelilinginya sebagai indor plant); dengan tumbuhan yang bisa bagian dari pola perkembangan yang sama, 3. tumbuh pada kondisi tidak ternaungi. Tumbuhan induksi pola stomata oleh pola jaringan dasar cocok ternaungi menunjukkan laju fotosintesis yaitu mesofil (Fahn, l992). yang sangat rendah pada intensitas cahaya tinggi. Intensitas cahaya yang terlalu tinggi dapat Laju fotosintesis tumbuhan cocok ternaungi menurunkan laju fotosintesis hal ini disebabkan mencapai titik jenuh pada intensitas cahaya yang adanya fotooksidasi klorofil yang berlangsung lebih rendah, laju fotosintesis lebih tinggi pada cepat, sehingga merusak klorofil. Intensitas intensitas cahaya yang sangat rendah, titik cahaya yang terlalu rendah akan membatasi kompensasi cahaya lebih rendah dibanding fotosintesis tumbuhan cocok terbuka. Dari uraian di atas makanan cenderung lebih banyak dipakai 42 dan menyebabkan cadangan Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XVIII, No. 1, Maret 2010 daripada disimpan. Pada intensitas cahaya yang fotosintesis merupakan proses hidrolisa yang tinggi kelembaban udara berkurang,sehingga memerlukan air. Kisaran defisit air dan potensial proses transpirasi berlangsung lebih cepat (3). air daun bervariasi menurut : umur tanaman, Respon posisi untuk beradaptasi merupakan daun dalam tajuk dan kondisi pengendali yang halus atas resistansi terhadap pertumbuhan. Jumlah siklus defisit yang dialami kerusakan struktur klorofil daun. Resistensi itu tanaman pada kondisi yang berbeda akan terjadi mungkin berbalik (biasanya bersifat menunjukkan pengaruh yang berbeda pula. Pada fisiologis) atau tidak berbalik (biasanya bersifat tanaman kapas yang tumbuh pada growth morfologis) (Treshow, 1970). chamber (terkontrol) pada potensial air daun 16 Penghalangan cahaya matahari oleh para- bar mengakibatkan menutupnya stomata. Jika para atau naungan akan mengurangi laju tanaman yang sama ditanam di lapangan terbuka fotosintesis. dapat sampai 27 bar namun belum menunjukkan memberikan efek tertentu pada tumbuhan bila menutupnya stomata walaupun juga mengalami cahaya tersebut diabsorbsi. Secara fisiologis kekeringan. Radiasi sinar matahari cahaya mempunyai pengaruh baik langsung maupun tidak langsung. mempunyai mekanisme secara penyesuaian terhadap perubahan kandungan air langsung melalui fotosintesis dan secara tidak tanah, yang dipengaruhi oleh kapasitas tanah langsung dan penyimpan air. Kenaikan pH lingkungan sangat perkembangan tanaman akibat respon metabolik baik bagi kegiatan enzim posporilase guna yang langsung ( Fitter dan Hay, 1991). mengubah amilum dalam sel penutup stomata melalui Pengaruh Stomata pertumbuhan Menurut Fitter dan Hay, l99l daun dari menjadi glukosa-l-pospat. Hal ini menyebabkan kebanyakan spesies menyerap lebih dari 90% naiknya nilai osmosis sel-sel penutup yang cahaya ungu dan biru, demikian pula untuk kemudian menyebabkan masuknya air dari sel cahaya jingga dan merah. Pada membran tetangga ke sel penutup. Tambahan air ini tilakoid setiap foton dapat mengeksitasi satu mengakibatkan turgor pada dinding-dinding sel elektron dari karotenoid atau klorofil. Cahaya penutup yang tipis (porus) dan membukalah hijau, kuning, jingga dan merah dipantulkan stomata (Dwijoseputro, l978). Bertambah dan oleh kedua pigmen ini. Secara tidak langsung berkurangnya ukuran apertur sel penjaga adalah naungan sangat mempengaruhi kelembaban dan akibat perubahan tekanan turgor. Pada Vicia kandungan dapat faba ditemukan rata-rata volume sel penjaga maupun adalah 4,8 x 10-12 liter peraparat stomata pada distribusi stomata pada permukaannya. Menurut keadaan terbuka dan 2,6 x 10-12 liter saat Jumin, l992, jika melebihi potensial air daun 18 tertutup. Sel penjaga banyak mengandung bar laju penurunan perluasan daun menjadi mitokondria, unsur ER, benda golgi dan maksimum, dan setelah melewati 19 bar sampai berbagai ukuran vakuola. Walaupun plastida 40 bar kecepatan fotosintesis menurun drastis. pada sel penjaga berisi beberapa grana dan fret, air mempengaruhi tanah, sehingga perluasan daun Hal ini berhubungan proses biokimia, karena 43 Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XVIII, No. 1, Maret 2010 jumlah total fotosintesis yang terjadi cukup untuk menyokong fungsi sel tersebut (Fahn,l992) Metode yang dipakai untuk mengamati stomata di permukaan daun adalah metode replika yaitu sebagai berikut : Mula-mula daun diolesi kutek yang METODOLOGI Penelitian dilakukan di rumah kawat Jurusan berwarna transparan. Dibiarkan mengering Biologi MIPA UNDIP bulan Oktober 2009 (tunggu) 10-15 menit. Setelah kering sampai Februari 2010 . olesan kutek ditempeli potongan selotip 1. Bahan dan alat warna transparan dan diratakan , lalu Bahan yang dipakai adalah tanaman dikelupas secara perlahan –lahan. Hasil Zephyranthes yang kelupasan tersebut lalu ditempelkan pada diperlukan adalah : pot, cetok, paranet, gelas benda.Pengamatan jumlah stomata penggaris gunting, dengan mikroskop. mikrometer, mikroskop, gelas benda dan Pengukuran rosea. kutek, Alat selotip, penutup, label sbb: tanaman yang berupa umbi Mula-mula okuler mikrometer Zephyranthes rosea ditanan dalam pot. dipasang pada okuler, dicari bayangannya. Setiap Selanjutnya pot pemeliharaan berisi setiap 10 hari . Untuk tanaman obyekmikrometer ditempatkan pada meja benda, dicari disiram air sebanyak 300 mL. Setelah bayangannya. umur 2 minggu mulai diberi perlakuan mikrometer tersebut dihimpitkan mulai 0. yaitu: Jumlah skala dihitung dari 0 sampai pada Teduh : naungan paranet 2 lapis Sedang Bayangan kedua skala yang berimpit. Nilai skala okuler adalah jumlah perbandingan dari skala : naungan paranet l lapis Panas : tanpa naungan (kontrol) 3. Pengamatan. 44 stomata dilakukan setelah peneraan mikrometer 2. Penanaman. Bibit porus tersebut. Ukuran panjang atau lebar porus pengamatan preparat adalah jumlah skala okulermikrometer yang terhitung Pengamatan dilakukan setelah tanaman dikalikan nilai skala okuler hasil peneraan umur 5 bulan. Parameter yang diamati 4. Data yang diperoleh dianalisis dengan pada penelitian ini adalah jumlah stomata Anova pada taraf uji 5%. Bila terdapat daun panjang dan lebar porus stomata beda nyata dilanjutkan dengan uji lanjut daun baik permukaan atas maupun bawah. BNT Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XVIII, No. 1, Maret 2010 HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Rata-rata jumlah stomata/bidang pandang daun tanaman setelah perlakuan naungan Perlakuan Parameter Teduh Sedang Panas Permukaan atas 31 a 56 b 60 b Permukaan bawah 30 a 42 a 38 a Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama dalam baris yang sama Jumlah Stomata / bdg pandang menunjukkan hasil tidak berbeda nyata pada taraf signifikasi 95%. 70 50 40 60 56 60 42 31 30 38 Permukaan atas 30 Permukaan bawah 20 10 0 teduh Sedang Panas Perlakuan Hasil tanaman waktu. Energi tersebut memacu perbedaaan Zephyranthes rosea menunjukkan bahwa laju fotosintesis, sehingga menghasilkan perlakuan naungan memberikan respon atau energi untuk pembelahan inisiasi sel induk pengaruh nyata (signifikan) terhadap jumlah stomata. Diduga adanya naungan antara fase stomata permukaan atas, namun tidak daerah minimal dan fase daerah maksimal berbeda nyata pada permukaan bawahnya . penerimaan cahaya dalam kloroplas berbeda Menurut Dwijoseputro, l978 berapa banyak pada daun tanaman tanpa naungan dan energi yang dimiliki cahaya tergantung pada tempat panjang pendeknya gelombang. Tentang distribusi stomata pada daun jumlah kuantum yang diperlukan molekul meningkat. Fiksasi CO2 maksimum terjadi CO2 sekitar tengah hari yaitu pada saat intensitas menjadi analisis gula diperkirakan 10. panas, sehingga semakin mencapai untuk fotosintesis hanya 0,5 sampai 2% dari cahaya mempunyai pengaruh langsung yaitu jumlah energi yang tersedia. Energi sinar melalui fotosintesis maupun tidak langsung tergantung pada kualitas, intensitas dan yaitu melalui Secara atau Sebenarnya energi yang dipakai tumbuhan 45 puncaknya. jumlah fisiologis pertumbuhan dan Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XVIII, No. 1, Maret 2010 perkembangan tanaman akibat respon menunjukkan respon yang sama. Hal ini metabolik yang langsung.Hal inilah yang tentu saja sangat dipengaruhi oleh hasil menyebabkan produksi bahan kering yang dipakai untuk perkembangan induksi stomata dan pola berbeda pada permukaan respirasi ,sehingga menghasilkan ATP atas daun. Jumlah stomata per mm2 pada namun karena perlekatan dinding dalam di Zephiranthes rosea adalah 70 di permukaan ujung atas dan 50 di bawah. Pola distribusi stomata pengaruhnya masih sama. Pola pembelahan hasil pengamatan permukaan bawah tidak daun dikotil pada perkembangan daun menunjukkan beda nyata. Hal ini karena berlanjut pada lapisan terluar meristem permukaan bawah daun pada naungan yang marginal yang membelah antiklinal dan berbeda sifatnya tetap ternaungi karena letak tidak tergantung pada lapisan sel di daun bawahnya misalnya palisade parenkim yang melengkung dan sebagian horisantal, sehingga pola distribusi inisiasi sel induk stomata tetap sama (Fahn, l992). Perlakuan naungan yang berbeda menunjukkan hasil atau respon berbeda tidak nyata terhadap panjang porus stomata daun porus (Fahn,l992). berhubungan yang sangat Namun hal dengan kuat ini maka juga peluasan permukaan daun yang berasosiasi dengan peningkatan jumlah dan ukuran kloroplas tanaman di permukaan atasnya. Hal ini dapat serta jumlah klorofil yang terdapat pada dilihat dalam tabel 2. Panjang porus stomata palisade dan spons parenkim maupun rata-rata sama, tanaman yang tumbuh pada pada sel penutup stomata. intensitas cahaya yang rendah sampai tinggi Tabel 2. Ukuran panjang dan lebar porus stomata permukaan atas daun (mikron) parameter Teduh Sedang Panas Panjang 78,75 a 74,55 a 76,60 a Lebar 10,50 b 13,65 ab 5,25 a Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada taraf siknifikasi 95% 46 Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XVIII, No. 1, Maret 2010 pjg dan lebar porus stomata (mikron) 90 80 78,75 76,6 74,55 70 60 50 Panjang 40 Lebar 30 20 13,65 10,5 5,25 10 0 Teduh Sedang Panas perlakuan Gambar 2 : Histogram ukuran panjang dan lebar porus stomata permukaan atas daun setelah perlakuan Tabel 3. Ukuran panjang dan lebar porus stomata permukaan bawah daun (mikron) Parameter Teduh Sedang Panas Panjang 83,95 a 77,70 a 74,55 a Lebar 7,35 a 17,85 a 3,15 a Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95% pjg dan lebar porus stomata (mikron) 90 83,95 77,7 80 74,55 70 60 50 Panjang 40 Lebar 30 17,85 20 10 7,35 3,15 0 Teduh Sedang Panas perlakuan Gambar : Histogram panjang dan lebar porus stomata permukaan bawah daun setelah perlakuan Lebar porus stomata pada naungan mengadakan fotosintesis, torgor sel penutup, yang berbeda menunjukkan pengaruh yang suhu yang makin naik dan energi yang dapat berbeda nyata. Hal ini sangat dipengaruhi melenturkan dinding porus bagian tengah adanya cahaya yang diserap kloroplas yang dari 47 stomata permukaan atas daun. Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XVIII, No. 1, Maret 2010 Dikatakan mikrofibril selulose sel penutup lebih lentur pada bagian tengah. Adanya KESIMPULAN 1. Naungan yang pelebaran porus stomata ini sangat erat mempengaruhi hubungannya dengan transpirasi tumbuhan permukaan atas daun,tetapi tidak tersebut mempengaruhi dalam beradaptasi terhadap lingkungannya. Pada daerah panas stomata harus mengurangi lebarnya guna mengurangi jumlah berbeda jumlah stomata stomata permukaan bawah 2. Naungan yang berbeda penguapan air, sebaliknya pada daerah teduh mempengaruhi lebar porus stomata stomata lebih membuka. Hormon yang permukaan atas daun, namun tidak berbengaruh pada buka tutupnya stomata mempengaruhi adalah ABA ,sedang unsur hara yang porus stomata berperan didalamnya Menurut Jumin, l988 daerah panas adalah kalium. suhu tinggi menyebabkan 3. Naungan yang terhadap berbeda panjang tidak atau mempengaruhi panjang dan lebar tanaman porus stomata permukaan bawah kekurangan air dan juga akan kekurangan daun nitrogen. Hasil analisis panjang dan lebar porus stomata permukaan bawah daun menunjukkan berbeda tidak nyata (Tabel 3). Hal ini terjadi karena perbedaan naungan pengaruhnya relatif masih sama dalam hal menambah kelenturan dinding porus stomata. Dinding dalam atau tengah yang membentuk porus terpengaruh sama oleh intensitas cahaya, energi photon dan suhu dalam sel penutup dan sel tetangga. Dilihat dari kanopi tanaman daun-daun yang letaknya tegak atau miring seharusnya menunjukkan sudut penerimaan cahaya yang berbeda , tetapi karena adanya angin sudut tersebut menjadikan daun bergoyang, sehingga dapat berkurang pengaruhnya. 48 DAFTAR PUSTAKA Dwidjoseputro, D. l978 Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT Gramedia Jakarta Fitter ,A.H and R.K.M Hay, l99l. Fisiologi Lingkungan Tanaman Diterjemahkan oleh Sri Andani dan E.D. Purbayanti. Editor B.Sri Gandono. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Fahn. A. l992 Anatomi Tumbuhan. PT Gramedia Jakarta Jumin., H.B . l992. Ekologi Tanaman. Rajawali Pers Jakarta. Lakitan, l993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT Raja Grafindo Persada.Jakarta Steenis, van,C.G.G.J . l978. Flora untuk Sekolah di Indonesia. PT Pradnya Paramita Jakarta Treshow,M. l970. Environtment and Plant Respont. Mc Graw Hill Company, New York