BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini banyak sekali terjadi kasus-kasus hukum yang melibatkan manipulasi akuntansi. Profesi auditor telah menjadi sorotan masyarakat dalam beberapa tahun terakhir. Menurut Agoes dalam Herawaty dan Susanto (2009) Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan sebuah bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktik akuntan publik. Seorang akuntan kinerja auditor dalam publik yang profesional dapat dilihat dari hasil menjalankan tugas dan fungsinya. Menurut Hudiwinarsih (2010) sikap profesional sering dinyatakan dalam literatur, profesionalisme berarti bahwa orang bekerja secara profesional. Sedangkan menurut penelitian Friska (2012) profesionalisme berarti bahwa auditor wajib melaksanakan tugas-tugasnya dengan kesungguhan dan kecermatan, sebagai seorang yang professional, auditor harus menghindari kelalaian dan ketidakjujuran. Jadi dapat disimpulkan apabila seorang auditor tidak memiliki atau telah kehilangan sikap profesionalismenya sebagai seorang auditor maka sudah dapat diyakini bahwa auditor tersebut tidak akan dapat menghasilkan hasil kinerja yang memuaskan dan dengan baik, maka dengan begitu kepercayaan dari masyarakat akan hilang begitu saja terhadap auditor 1 2 tersebut. Oleh sebab itu sangatlah diperlukan sikap profesionalisme tersebut dalam menyelesaikan tugas – tugas dengan tepat waktu. Sikap profesionalisme seorang auditor sangat berperan penting dalam pemeriksaan laporan keuangan perusahaan. Sikap profesionalisme telah menjadi isu yang kritis untuk profesi akuntan karena dapat menggambarkan kinerja akuntan tersebut. Seorang auditor dapat dikatakan profesional jika telah memenuhi tiga kriteria, yaitu mempunyai keahlian untuk menjalankan tugas sesuai bidangnya, melaksanakan suatu tugas atau profesi dengan menetapkan standard baku di bidang profesi yang bersangkutan dan menjalankan tugas profesinya dengan mematuhi etika profesi yang telah ditetapkan. Semakin tinggi tingkat profesionalisme akuntan publik, maka pengetahuannya kode etiknya akan semakin baik pula. Jadi dapat disimpulkan apabila seorang auditor tidak memiliki atau telah kehilangan sikap profesionalismenya sebagai seorang auditor maka sudah dapat diyakini bahwa auditor tersebut tidak akan dapat menghasilkan hasil kinerja yang memuaskan dengan baik, maka dengan begitu kepercayaan dari masyarakat akan hilang begitu saja terhadap auditor tersebut. Oleh sebab itu sangatlah diperlukan sikap profesionalisme tersebut dalam menyelesaikan tugas – tugas dengan tepat waktu. Budaya organisasi diyakini juga merupakan faktor penentu terhadap kesuksesan kinerja ekonomi suatu organisasi, karena budaya organisasi merupakan keyakinan dasar yang melandasi visi, misi, tujuan dan nilai - nilai yang dianut oleh anggota organisasi mulai dari pemimpin hingga karyawan 3 pada level terendah. Keberhasilan suatu KAP untuk mengimplementasikan aspek-aspek atau nilai-nilai (values) budaya organisasinya dapat mendorong KAP tersebut tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Misalnya saja kebudayaan umum orang Indonesia adalah ramah tamah dan suka berbasabasi, serta menjunjung tinggi nilai kebersamaan atau kelompok, lain halnya dengan orang barat yang tanpa basa basi dan bersifat individualis. Kebudayaan yang kita miliki secara sadar atau tidak akan mempengaruhi sikap dan perilaku kita dalam berbagai aspek kehidupan. Budaya organisasi ini perlu untuk diketahui oleh pemimpin atau manager untuk memudahkan mereka dalam menetukan sikap, bagaimana mereka harus bertindak agar para anggotanya bias diarahkan menuju suatu sikap dan perilaku yang akan berguna untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Ayu dan Agus S. ( 2008 ) kepemimpinan adalah suatu proses dimana seseorang dapat menjadi pemimpin ( leader ) melalui aktivitas yang terus menerus sehingga dapat mempengaruhi yang dipimpinnya dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi dan perusahaan. Gaya kepemimpinan (leadership style) juga dapat mempengaruhi kinerja auditor. Gaya kepemimpinan (leadership style) merupakan cara pimpinan untuk mempengaruhi orang lain atau bawahannya sedemikian rupa sehingga orang tersebut mau melakukan kehendak pimpinan untuk mencapai tujuan organisasi meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenangi. Menurut Alberto et al., (2005) kepemimpinan berpengaruh positif kuat terhadap kinerja. Penelitian ini didukung hasil penelitian yang dilakukan 4 oleh Trisnaningsih (2007) dan Wibowo (2009) yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja auditor. Temuan ini memberikan indikasi bahwa gaya kepemimpinan seorang pemimpin sangat berpengaruh terhadap kinerja bawahannya, di samping itu untuk mendapatkan kinerja yang baik diperlukan juga adanya pemberian pembelajaran terhadap bawahannya. Budaya organisasi dan gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam suatu perusahaan dapat membantu memberikan dampak yang baik terutama dalam rangka menciptakan kinerja bagi auditor. Sehingga kinerja auditor dapat maksimal dan sesuai dengan kompetensi yang ada. Fenomena gaya kepemimpinan di Indonesia menjadi sebuah masalah menarik dan berpengaruh besar dalam kehidupan politik dan bernegara. Dalam dunia bisnis, gaya kepemimpinan berpengaruh kuat terhadap jalannya organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan sangat strategis dan penting dalam sebuah organisasi sebagai salah satu penentu keberhasilan dalam mencapai misi, visi dan tujuan suatu organisasi. Maka dari itu, tantangan dalam mengembangkan strategi organisasi yang jelas terutama terletak pada organisasi di satu sisi dan tergantung pada kepemimpinan (Porter,1996 dalam Sunarsih,2001). Hal ini berarti bahwa setiap pemimpin berkewajiban untuk memberikan perhatian sungguh – sungguh dalam membina, menggerakan dan mengarahkan seluruh potensi karyawan di lingkungannya agar dapat mewujudkan stabilitas organisasi dan peningkatan produktivitas yang berorientasi pada tujuan organisasi. 5 Selain profesionalisme, budaya organisasi dan gaya kepemimpinan, faktor lain yang berpengaruh terhadap kinerja auditor dalam penelitian ini adalah etika profesi. Menurut Ariyanto, dkk. (2010) etika profesi sangatlah dibutuhkan oleh masing-masing profesi, untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, seperti profesi auditor. Menurut Halim (2008:29) etika profesi meliputi suatu standar dari sikap para anggota profesi yang dirancang agar sedapat mungkin terlihat praktis dan realitis, namun tetap idealistis. Setiap auditor harus mematuhi etika profesi mereka agar tidak menyimpangi aturan dalam menyelesaikan laporan keuangan kliennya. Akuntan publik dalam menjalankan profesinya diatur oleh kode etik profesi. Di Indonesia dikenal dengan nama Kode Etik Akuntan Indonesia. Dengan adanya kode etik, masyarakat akan dapat menilai sejauh mana seorang auditor telah bekerja sesuai dengan standar- standar etika yang telah ditetapkan oleh profesinya. Di Indonesia, etika akuntan menjadi isu yang sangat menarik. Hal ini seiring dengan terjadinya beberapa pelanggaran etika yang dilakukan oleh akuntan, baik akuntan intern perusahaan maupun akuntan pemerintah (Dewi, 2009). Tanpa etika, profesi akuntansi tidak akan ada karena fungsi akuntansi adalah penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis. Di samping itu, profesi akuntansi mendapat sorotan yang cukup tajam dari masyarakat dan akuntan diharapkan oleh masyarakat untuk jujur, adil dan tidak memihak serta mengungkapkan laporan keuangan sesuai dengan kondisi sebenarnya. 6 Fenomena-fenomena kasus suap yang terjadi pada auditor akhir-akhir ini membuat profesionalisme seorang auditor dipertanyakan kembali oleh masyarakat. Pada tahun 2010 terungkap kasus pelanggaran dari seorang akuntan publik yang membuat laporan keuangan perusahaan Raden Motor untuk mendapatkan pinjaman modal senilai Rp 52 miliar dari BRI Cabang Jambi pada 2009, diduga terlibat kasus korupsi dalam kredit macet. Hal ini terungkap setelah pihak Kejati Jambi mengungkap kasus dugaan korupsi tersebut pada kredit macet untuk pengembangan usaha di bidang otomotif tersebut. Dalam kasus ini, seorang akuntan publik (Biasa Sitepu) sudah melanggar prinsip kode etik yang ditetapkan oleh KAP ( Kantor Akuntan Publik ). Biasa Sitepu telah melanggar beberapa prinsip kode etik diantaranya yaitu Prinsip tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya Biasa Sitepu tidak mempertimbangkan moral dan profesionalismenya sebagai seorang akuntan sehingga dapat menimbulkan berbagai kecurangan dan membuat ketidakpercayaan terhadap masyarakat. Prinsip integritas, Prinsip obyektivitas, Prinsip perilaku profesional dan Prinsip standar teknis yau=itu tidak mengikuti undang-undang yang berlaku sehingga tidak menunjukkan sikap profesionalnya sesuai standar teknis dan standar profesional yang relevan. Kasus pelanggaran yang terjadi adalah pada tahun 2009 menteri keuangan yang saat itu menjabat Sri Mulyani membekukan 2 Kantor Akuntan Publik dan 2 Akuntan publik. Kedua KAP yang dibekukan izinnya adalah KAP Heriyono ,SE dan KAP Nasrul Effendi & Rekan. Berdasarkan 7 keputusan menteri keuangan nomor 338/KM.1/2009 tanggal 30 maret 2009 KAP Heriyono,SE dibekukan izinnya selama tiga bulan. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 389/KM.1/2009 tanggal 2 april 2009 resmi membekukan izin dari KAP Nasrul Effendi & Rekan. KAP Nasrul Effendi & Rekan dibekukan selama tiga bulan. Selain pembekuan izin dua KAP oleh menteri keuangan Sri Mulyani,menteri keuangan juga membekukan izin dua orang akuntan public yaitu Akuntan Publik Heriyono SE. Selain Akuntan Publik Heriyono SE masih terdapat satu akuntan public yang mendapat sanksi pembekuan izin yaitu Akuntan Publik Drs. Nasrul Amri dikenakan sanksi pembekuan selama 6 bulan berdasarkan alasan AP tersebut melakukan pelanggaran terhadap ketentuan pembatasan masa pemberian jasa sesuai yang diatur di pasal (3) ayat (1) peraturan menteri keuangan(PMK) nomor : 17/PMK.01/2008. Terungkapnya skandal manipulasi akuntansi ini membuat kepercayaan masyarakat berkurang terhadap kualitas kinerja auditor. Kualitas kinerja auditor ini penting karena kualitas audit yang tinggi akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. Para pengguna laporan mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan public dapat terbebas dari salah saji material, serta dapat dipercaya kebenarannya untuk dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dan telah sesuai dengan prinsipprinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia. Contoh kasus lainnya yaitu kasus dari Drs. Hans Burhanuddin 8 Makarao, yang dikenakan sanksi pembekuan selama tiga bulan karena tidak mematuhi Standar Auditing- Standar Profesional Akuntan Publik dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan PT. Samcon pada tahun buku 2008, yang dinilai berpotensi dan berpengaruh cukup signifikan terhadap Laporan Auditor Independen. Selain menjadi seorang profesional yang memiliki sikap profesionalisme, setiap auditor juga diharapkan memegang teguh etika profesi yang sudah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), agar situasi persaingan tidak sehat dapat dihindarkan. Dalam kasus tersebut, kode etik profesi sangat diperlukan dalam mengatur suatu profesi. Kode etik akuntan publik dimaksudkan untuk mengatur sikap auditor dalam melaksanakan pekerjaannya, serta memberikan pengetahuan dan ketrampilan yang seharusnya dimiliki oleh seorang yang profesional. Dari beberapa kasus di atas dapat disimpulkan melalui tabel berikut : Tabel 1.1 Daftar Kasus Pelanggaran Kantor Akuntan Publik dan Auditor NO TAHUN NAMA KAP / AUDITOR 1 2010 Biasa Sitepu 2 2009 KAP Heriyono S.E 3 2009 Heriyono S.E 4 2009 KAP Nasrul Effendi & Rekan KASUS PELANGGARAN Korupsi dalam kredit macet / melanggar kode etik akuntan publik. Tidak melampirkan laporan kegiatan usaha dan keuangan dalam 4 tahun terakhir. Melanggar standar profesional dan kode etik akuntan publik. Memberikan jasa audit aras laporan keuangan PT. Korra 9 Antarlestari lebih dari 6 tahun buku berturut-turut. 5 2009 Drs. Nasrul Amin Melanggar ketentuan pembatasan masa pemberian jasa. 6 2008 Drs. Hans Burhanuddin Makarao Melanggar standar profesional akuntan publik. Sumber : www.iapi.or.id Berdasarkan uraian diatas maka diambil judul “Pengaruh Profesionalisme, Gaya Kepemimpinan, Etika Profesi dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor”. Penelitian ini mencoba untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing variable terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik. Dengan demikian, perusahaan dapat mengetahui kebijakan yang harus diambil untuk kelangsungan usaha. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang ada, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh profesionalisme auditor terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik? 2. Apakah terdapat pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik? 3. Apakah terdapat pengaruh etika profesi terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik? 4. Apakah terdapat pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik? 10 C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a) Untuk mengetahui pengaruh yang cukup signifikan dari Profesionalisme auditor terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik. b) Untuk mengetahui pengaruh yang cukup signifikan dari Gaya Kepemimpinan terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik. c) Untuk mengetahui pengaruh yang cukup signifikan dari Etika Profesi terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik. d) Untuk mengetahui pengaruh yang cukup signifikan dari Budaya Organisasi terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik. 2. Manfaat Penelitian Manfaat penulisan penelitian ini yaitu ada 2 : a) Manfaat Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambahkan pengetahuan di bidang audit khususnya dalam Pengaruh Profesionalisme, Gaya Kepemimpinan, Etika Profesi dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. 11 b) Manfaat praktis 1) Bagi Pembaca Penelitian ini dapat memberikan informasi secara tertulis maupun sebagai referensi mengenai Pengaruh Profesionalisme, Gaya Kepemimpinan, Etika Profesi dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. Sehingga pembaca dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja seorang auditor. 2) Bagi Perusahaan Hasil penelitian dapat membantu perusahaan Kantor Akuntan Publik untuk melihat seberapa besar Pengaruh Profesionalisme, Gaya Kepemimpinan, Etika Profesi dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. Sehingga perusahaan dapat memperbaiki budaya organisasi serta gaya kepemimpinan yang nantinya akan di terapkan di dalam perusahaan yang dapat memotivasi auditor dalam meningkatkan kinerjanya. 3) Bagi Penelitian Sejenis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu referensi bagi peneliti lebih lanjut mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan Pengaruh Profesionalisme, Gaya kepemimpinan, Etika Profesi dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor.