hubungan kadar gula darah pasien diabetes mellitus gestasional

advertisement
HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PASIEN
DIABETES MELLITUS GESTASIONAL DENGAN
KELAHIRAN BAYI MAKROSOMIA DI RUMAH
SAKIT HERMINA CIPUTAT TAHUN 2014
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN
OLEH :
Yunisa Khulqi Rosita
NIM : 1112103000040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/ 2015 M
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur tak lupa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan sehingga penulis mampu
menyelesaikan penelitian ini. Kemudian, shalawat serta salam penulis haturkan
ke junjungan Nabi Muhammad SAW serta keluarga dan para sahabat. Dalam
penelitian ini, penulis menyadari bahwa banyak pihak yang turut memberikan
bantuan serta dukungan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1.
Prof. Dr. Arif Sumantri S.KM., M.Kes. selaku Dekan FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta beserta Prof Dr. dr. Sardjana, SpOG (K),SH, Ibu
Maftuhah, M.Kep,Ph.D, dan Ibu Fase Badriah, S.KM., M.Kes, Ph.D. selaku
Wakil Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
dr. Ahmad Zaki, Sp.OT, Mepid selaku Kepala Program Studi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
dr. H. Taufik Zain, Sp.OG (K)Onk selaku pembimbing 1 atas bimbingan dan
pengarahan yang membuat saya bisa melakukan penelitian, keikhlasan untuk
meluangkan waktu di tengah kesibukan bersama pasien sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan penelitian.
4.
dr. Nurul Hiedayati, PhD selaku pembimbing 2 atas bimbingan, saran, kritik
dan informasi yang sangat bermanfaat dalam penulisan laporan, keikhlasan
untuk meluangkan waktu berbagi ilmu sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan penelitian.
5.
dr. Flori Ratnasari, PhD selaku penanggung jawab riset PSPD 2012 yang
telah memfasilitasi penulis untuk menyelesaikan penelitian.
6.
dr. Irnov selaku Pimpinan Rumah Sakit Hermina Ciputat yang telah
memberikan ijin kepada penulis dalam pengambilan data.
7.
Ibu Sri selaku Wakil Pimpinan dan Ibu Novi selaku Bagian Diklat Rumah
Sakit Hermina Ciputat yang telah memfasilitasi penulis dalam pengambilan
data penelitian di Rumah Sakit Hermina Ciputat.
v
8.
Ibu Suci sekalu Kepala Bagian Rekam Medis dan staff Rumah Sakit Hermina
Ciputat yang telah membantu penulis dalam pengumpulan rekam medis guna
pengambilan data di Rumah Sakit Hermina Ciputat.
9.
Seluruh staff sekretariat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN
Jakarta yang telah membantu penulis dalam pembuatan surat ijin penelitian.
10. Ayah dan Ibu, Drs Bambang Sugiri, S.H., M.Pd. dan Endang Sulistiyowati,
atas bantuan secara langsung, doa dan segala bentuk dukungan sehingga
menguatkan penulis dalam proses penelitian hingga penulisan laporan.
11. Kakak dan Adik, Metia Ariyanti dan Septian Henry, atas bantuan, perhatian,
dan dukungan yang diberikan.
12. Teman kelompok Riset, Ramadhian, Rivki, Ilham Murtala, Fahmi Akbar dan
Ilyas, atas kerjasamanya dalam melakukan penelitian.
13. Teman berjuang, PSPD 2012, terkhusus Rahmah Ubat, Ranita Rusydina,
Nurprima, Hapsari, Arif Syafaat, Abdelrahman, Ilham Murtala, M. Zikri,
Adichita, Siti Nurfadillah, Hesty, Widiya, Miftah atas dukungan semangat
dan doa yang selalu diberikan.
14. Kakak tingkat PSPD, terkhusus kak Nissa, kak Rona, kak Nur Zaki dan kak
Gita Ruryatesa atas bantuannya dalam melakukan penelitian hingga
melakukan sidang.
15. Rekan TIM SOLID BEM FKIK 2013-2014 atas bantuan secara langsung,
dukungan, semangat, doa dan hiburan sehingga proses penelitian dapat dilalui
dengan penuh semangat.
16. Seluruh keluarga besar atas bantuan, kasih sayang, perhatian, dukungan, doa
dan semangat dalam proses menjalani pendidikan dan penelitian.
Tentunya,
penelitian
ini
masih
jauh
dari
kata
sempurna
Penulis
mengharapkan kritik dan saran dari untuk kebaikan di masa yang akan datang.
Demikian laporan penelitian ini penulis susun, semoga dapat memberikan manfaat
tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat.
Ciputat, 11 Desember 2015
Yunisa Khulqi Rosita
vi
ABSTRAK
Yunisa Khulqi Rosita. Program Studi Pendidikan Dokter. Hubungan Kadar
Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Gestasional dengan Kelahiran Bayi
Makrosomia di RS Hermina Ciputat Pada Tahun 2014. 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar gula darah pasien
diabetes mellitus gestasional dengan kelahiran bayi makrosomia di RS Hermina
Ciputat pada tahun 2014. Kadar gula darah puasa ≥126 mg/dl pada ibu hamil
terdiagnosis sebagai Diabetes Mellitus Gestasional dapat menyebabkan beberapa
komplikasi, salah satunya kelahiran bayi dengan berat badan lebih dari 4000 gram
atau bayi makrosomia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasi
dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data diperoleh dari rekam medis
pasien dengan diagnosis Diabetes Mellitus Gestasional dan indikasi kelahiran bayi
makrosomia di RS Hermina Ciputat sebanyak 6 pasien dengan
mempertimbangkan kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data dilakukan secara
univariat menggunakan statistik non-parametrik dengan Korelasi Rank Spearman.
Didapatkan hasil rs hitung = 0,943 dan rs tabel = 0,886 sehingga koefisien rs
hitung > rs tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga disimpulkan bahwa
terdapat korelasi antara kenaikan gula darah saat hamil trimester 3 dengan
kelahiran bayi makrosomia.
Kata kunci: Diabetes Mellitus Gestasional. Bayi Makrosomia
ABSTRACT
Yunisa Khulqi Rosita. Medical Education Study Programme. Relationship of
Blood Glucose Concentration in Gestational Diabetes Mellitus Patients with
Macrosomia Fetus at Hermina Ciputat Hospital in 2014. 2015.
This study aims is to determine the relationship of blood glucose concentration in
Gestational Diabetes Mellitus patients with Macrosomia Fetus at Hermina
Ciputat Hosppital in 2014. The increasing of blood fasting glucose ≥126 mg/dl
during pregnancy, called as Gestational Diabetes Mellitus, will make the fetus
have more than 4000grams of birth body weight or called as macrosomia fetus.
This research is in descriptif corelation with cross-sectional. The collection od
data was obtained from medical records of patients with Gestational Diabetes
Mellitus and indication of Macrosomia fetus at Hermina Ciputat Hospital, 6
patients, with inclusion and exclusion criterias. Data analysis was performed
using univariat non-parametric statistic with Correlation Rank Spearman. The
result was rs counted = 0,943 and rs table = 0,886, the statistic analysis showed
that coefficient rs counted > rs table so H0 was rejected and Ha was accepted. This
study showed that there is a corelation betweend the increasing blood glucose in
3th trimesters of pregnancy with macrosomia fetus.
Keywords: Glucose Diabetes Macrosomia, Macrosomia fetus.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL ..........................................................................................
i
LEMBAR PERNYATAAN ...........................................................................
ii
LEMBAR PERSETUJUAN ..........................................................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................
v
ABSTRAK ......................................................................................................
vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................
1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................
3
1.3 Hipotesis Penelitian ........................................................................
3
1.4 Tujuan Penelitian............................................................................
3
1.4.1 Tujuan Umum ......................................................................
3
1.4.2 Tujuan Khusus......................................................................
3
1.5 Manfaat Penelitian..........................................................................
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................
6
2.1 Landasan Teori ..............................................................................
6
2.1.1 Fisiologi Kehamilan .............................................................
6
2.1.2 Kriteria Diabetes Mellitus ....................................................
12
2.1.3 Diabetes pada Kehamilan .....................................................
13
2.1.4 Bayi Makrosomia .................................................................
17
2.2 Kerangka Teori ...............................................................................
25
2.3 Kerangka Konsep ...........................................................................
26
BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................
27
3.1 Desain Penelitian ............................................................................
27
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian..........................................................
27
3.3 Populasi dan Sampel ......................................................................
28
3.3.1 Populasi Penelitian .................................................................
28
3.3.2 Sampel Penelitian ...................................................................
28
viii
3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ..........................................................
28
3.4.1 Kriteria Inklusi ........................................................................
28
3.4.2 Kriteria Eksklusi .....................................................................
28
3.5 Cara Kerja Penelitian .....................................................................
29
3.6 Variabel Penelitian .........................................................................
29
3.7 Manajemen Data ............................................................................
30
3.7.1 Teknik Pengumpulan Data .....................................................
30
3.7.2 Teknik Analisis Data ..............................................................
30
3.8 Definisi Operasional .......................................................................
32
3.9 Etika Penelitian ..............................................................................
33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................
35
4.1 Hasil Penelitian ..............................................................................
35
4.1.1 Deskripsi Data ........................................................................
35
4.1.2. Analisis Data .........................................................................
36
4.2 Pembahasan ....................................................................................
38
4.3 Keterbatasan Penelitian ..................................................................
40
BAB V SMPULAN DAN SARAN ................................................................
41
5.1 Simpulan.........................................................................................
41
5.2 Saran ...............................................................................................
41
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
42
LAMPIRAN ....................................................................................................
44
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kondisi bayi dengan berat badan lahir berlebih atau abnormal
diistilahkan dengan fetal makrosomia atau bayi makrosomia.1 Makrosomia
adalah bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gram. Kemunculan
bayi seperti ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, faktor kondisional
atau hanya diduga penyebabnya, misalnya genetik. Kedua, faktor ibu hamil
yang menderita diabetes. Ketiga, faktor ibu yang mengalami kenaikan berat
badan yang lebih pada saat hamil dan faktor ibu yang mengalami kehamilan
lewat waktu.2
Berdasarkan pada hasil Riset Dasar Kesehatan (Riskesdas) tahun 2013,
persentase berat badan lahir anak dengan berat badan > 4000 gram adalah
berkisar 4.8% dari jumlah kelahiran bayi nasional.3 Berdasarkan data
persentase berat badan lahir anak di Indonesia pada tahun 2013 didapatkan
hasil bahwa 6,7% dari kelahiran di provinsi Banten memiliki berat badan
lahir ≥ 4000 gram.4
Sekitar 5% - 10% kematian maternal janin disebabkan karena bayi lahir
dengan perkiraan makrosomia dari ibu yang memiliki riwayat gula darah
meningkat pada saat kehamilan atau diabetes.5 Kenaikan gula darah pada saat
kehamilan menyebabkan bayi lahir dengan makrosomia.6 Kelahiran bayi
1
2
makrosomia dapat menjadi penyulit pada saat persalinan sebagai contoh
waktu persalinan yang lama atau sebagai indikasi melahirkan secara sectio
secaria.6
Faktor yang diduga menjadi penyebab dari kelahiran bayi makrosomia
adalah diabetes dan obesitas. Makrosomia juga dapat meningkatkan risiko
trauma lahir, asfiksia, dan persalinan dengan sectio secaria. Janin yang
terlampau besar tersebut berisiko mempersulit proses kelahiran. Sementara
pada janin berisiko mengalami distosia bahu atau patah tulang selangka pada
saat proses persalinan. Bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4000
gram berpotensi mengalami hipoglikemi setelah lahir dan obesitas setelah
dewasa.6
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji
pengaruh kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus gestasional terhadap
berat badan lahir bayi. Penelitian ini menggunakan asumsi dasar bahwa
perempuan yang mempunyai kadar gula darah sewaktu >200 mg/dl dan atau
kadar gula darah puasa ≥126 mg/dl mulai usia kehamilan 24-26 minggu
terdiagnosis diabetes mellitus gestasional. Diabetes pada masa kehamilan
dapat mengalami komplikasi yang terjadi pada janin terkait dengan diabetes
mellitus gestasional meliputi makrosomia, prematur, Intrauterine Growth
Restriction (IUGR), kematian janin dan bayi baru lahir, malformasi
kongenital, bayi baru lahir (30-60 menit pertama setelah lahir) dalam keadaan
hipoglikemia, hipokalemi, hiperbilirubin, polisitemia dan hipomagnesium.7
3
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
Apakah kadar gula darah yang tinggi (kadar gula darah puasa mencapai
≥126 mg/dl) pada pasien diabetes mellitus gestasional dapat mempengaruhi
berat badan lahir bayi?
1.3. Hipotesis Penelitian
Ibu hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional yang memiliki kadar
gula darah tinggi (kadar gula darah puasa mencapai ≥126 mg/dl) dapat
menyebabkan kelahiran bayi dengan berat badan lebih dari 4000 gram atau
yang disebut dengan bayi makrosomia.
1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kadar gula darah
pasien diabetes mellitus gestasional yang tinggi (kadar gula darah puasa
mencapai ≥126 mg/dl) dengan kelahiran bayi makrosomia di RS Hermina
Ciputat pada Tahun 2014.
1.4.2. Tujuan Khusus
Beberapa tujuan yang didapatkan dari penelitian ini seperti:
a. Untuk mengetahui data kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus
gestasional dengan bayi makrosomia di RS Hermina Ciputat.
4
b. Untuk mengetahui data kelahiran berat badan lahir bayi dengan ibu
diabetes mellitus gestasional di RS Hermina Ciputat.
c. Untuk mengetahui hubungan kadar gula darah yang tinggi pada pasien
diabetes mellitus gestasional dengan kelahiran bayi makrosomia.
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis. Manfaat tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1.5.1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa kadar gula darah puasa
yang tinggi mencapai ≥ 126 mg/dl pada pasien diabetes mellitus
gestasional memiliki hubungan dengan kelahiran bayi makrosomia.
1.5.2. Manfaat Praktis
1.5.2.1. Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti untuk
dijadikan
sebagai
sarana
pengembangan
diri
dan
penerapan
pengetahuan mengenai metodologi penelitian, dan korelasi antara
kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus gestasional dengan
kelahiran bayi makrosomia.
1.5.2.2. Institusi
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi
bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian lebih lanjut
mengenai hubungan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus
gestasional dengan kelahiran bayi makrosomia.
5
1.5.2.3. Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk
mengontrol kadar gula darah kepada perempuan dan atau ibu hamil
yang memiliki riwayat kadar gula darah tinggi baik pada dirinya
sendiri maupun keluarga pada saat kehamilan sehingga dapat
dilakukan upaya pencegahan berupa meminimalkan angka kelahiran
bayi makrosomia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Landasan Teori
2.1.1. Fisiologi Kehamilan
Kehamilan atau masa gestasi berlangsung sekitar 38- 40 minggu
dari konsepsi. Selama masa tersebut, janin memiliki plasenta yang
berfungsi sebagai sistem pernapasan, pencernaan dan ginjal selama
kehidupan intrauterin. Selain itu, plasenta juga berfungsi menyalurkan
nutrisi dari ibu ke janin untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya selama
kehamilan.8
2.1.1.1.Perubahan Metabolik
Sebagai akibat dari peningkatan sekresi dari berbagai macam
hormon selama masa kehamilan, termasuk tiroksin, adrenokortikal dan
hormon seks, maka laju metabolisme basal pada wanita hamil meningkat
sekitar 15 % selama mendekati masa akhir dari kehamilan. Sebagai hasil
dari peningkatan laju metabolisme basal tersebut, maka wanita hamil
sering mengalami sensasi rasa panas yang berlebihan. Selain itu, karena
adanya beban tambahan, maka pengeluaran energi untuk aktivitas otot
lebih besar daripada normal.8
2.1.1.2.Perubahan Kardiovaskular
Sistem kardiovaskular beradaptasi selama masa kehamilan terhadap
beberapa
perubahan
yang
terjadi.
6
Meskipun
perubahan
sistem
7
kardiovaskular terlihat pada awal trimester pertama, perubahan pada
sistem kardiovaskular berlanjut ke trimester kedua dan ketiga, ketika
cardiac output meningkat kurang lebih sebanyak 40 % daripada pada
wanita yang tidak hamil.9
Pada trimester kedua, kompresi aortocava oleh pembesaran uterus
menjadi penting secara progresif, mencapai titik maksimum pada minggu
ke- 36 dan 38, kemudian dapat menghasilkan perpindahan posisi kepala
fetal menuju pelvis. Penelitian mengenai cardiac output, diukur ketika
pasien berada pada posisi supine selama minggu terakhir kehamilan,
menunjukkan bahwa ada penurunan dibandingkan pada wanita yang tidak
hamil, penurunan ini tidak diobservasi ketika pasien berada dalam posisi
lateral decubitus. Sindrom hipotensi, yang terjadi pada 10 % wanita hamil
dikarenakan adanya oklusi pada vena yang mengakibatkan terjadinya
takikardi maternal, hipotensi arterial, penurunan kesadaran, dan pucat.
Kompresi pada aorta yang dibawah dari posisi ini mengakibatkan
penurunan perfusi uteroplasental dan mengakibatkan terjadinya asfiksia
pada fetus. Oleh karena itu, perpindahan posisi uterus dan perpindahan
posisi pelvis ke arah lateral harus dilakukan secara rutin selama trimester
kedua dan ketiga dari kehamilan.10
2.1.1.3.Perubahan Hematologi
Volume darah maternal mulai meningkat pada awal masa kehamilan
sebagai akibat dari perubahan osmoregulasi dan sistem renin angiotensin,
menyebabkan terjadinya retensi sodium dan peningkatan dari total body
8
water menjadi 8,5 L. Pada masanya, volume darah meningkat sampai
45% dimana volume sel darah merah hanya meningkat sampai 30%.
Perbedaan peningkatan ini dapat menyebabkan terjadinya anemia
fisiologis dalam kehamilan dengan hemoglobin rata-rata 11.6 g/dl dan
hematokrit 35.5%. Akan tetapi tubuh ibu memberikan kompensasi dengan
cara meningkatkan curah jantung, peningkatan PaO2, dan pergeseran ke
kanan dari kurva disosiasi oksihemoglobin sehingga transport oksigen
tidak terganggu.8
Kehamilan sering diasosiasikan dengan keadaan hiperkoagulasi yang
memberikan keuntungan dalam membatasi terjadinya kehilangan darah
saat proses persalinan. Konsentrasi fibrinogen dan faktor VII,VIII,
IX,X,XII, hanya faktor XI yang mungkin mengalami penurunan.
Fibrinolisis secara cepat dapat diobservasi kemudian pada trimester ketiga.
Sebagai efek dari anemia dilusi, leukositosis dan penurunan dari jumlah
platelet sebanyak 10 % mungkin saja terjadi selama trimester ketiga.
Karena kebutuhan fetus, anemia defisiensi folat dan zat besi mungkin saja
terjadi jika suplementasi dari zat gizi ini tidak terpenuhi.8
2.1.1.4.Perubahan Sistem Respirasi
Adaptasi
respirasi
selama
kehamilan
dirancang
untuk
mengoptimalkan oksigenasi ibu dan janin, serta memfasilitasi perpindahan
produk sisa CO2 dari janin ke ibu. Konsumsi oksigen dan ventilasi per
menit meningkat secara progresif selama masa kehamilan. Volume tidal
dalam angka yang lebih kecil, laju pernafasan meningkat. Pada aterm
9
konsumsi oksigen akan meningkat sekitar 20-50% dan ventilasi meningkat
hingga 50%. PaCO2 menurun sekitar 28-32 mmHg. Alkalosis respiratorik
dihindari melalui mekanisme kompensasi yaitu penurunan konsentrasi
plasma bikarbonat. Hiperventilasi juga dapat meningkatkan PaO2 secara
perlahan.
Peningkatan
dari
2,3-difosfogliserat
mengurangi
efek
hiperventilasi dalam afinitas hemoglobin dengan oksigen. Hubungan
antara masa akhir kehamilan dengan peningkatan curah jantung memicu
perfusi jaringan.11
Posisi dari diafragma terdorong ke atas akibat dari pembesaran
uterus dan umumnya diikuti pembesaran dari diameter anteroposterior dan
transversal dari cavum thoraks. Secara umum, ditemukan peningkatan dari
inspiratory reserve volume sehingga kapasitas paru total tidak mengalami
perubahan.10
2.1.1.5.Perubahan Sistem Renal
Vasodilatasi renal mengakibatkan peningkatan aliran darah renal
pada awal masa kehamilan tetapi autoregulasi tetap terjaga. Peningkatan
dari renin dan aldosteron mengakibatkan terjadinya retensi sodium. Aliran
plasma ginjal dan laju filtrasi glomerulus meningkat sebanyak 50% selama
trimester pertama dan laju filtrasi glomerulus menurun menuju ke batas
normal pada trimester ketiga. Serum kreatinin dan Blood Urea Nitrogen
(BUN) mungkin menurun menjadi 0.5-0.6 mg/dL dan 8-9mg/dL.
Penurunan ambang dari tubulus renal untuk glukosa dan asam amino
10
sering mengakibatkan glukosuria ringan (1-10g/dL) atau proteinuria (<300
mg/dL). Osmolalitas plasma menurun sekitar 8-10 mOsm/kg.11
2.1.1.6.Perubahan Sistem Gastrointestinal
Fungsi gastrointestinal dalam masa kehamilan dan selama persalinan
menjadi topik yang kontroversial. Namun, dapat dipastikan bahwa traktus
gastrointestinal mengalami perubahan anatomis dan fisiologis yang
meningkatkan resiko terjadinya aspirasi yang berhubungan dengan
anestesi umum.9
Refluks gastroesofagus dan esofagitis adalah umum selama masa
kehamilan. Disposisi dari abdomen ke arah at,as dan anterior memicu
ketidakmampuan
dari
sfingter
gastroesofagus.
Peningkatan
kadar
progestron menurunkan tonus dari sfingter gastroesofagus, dimana sekresi
gastrin dari plasenta menyebabkan hipersekresi asam lambung. Hal
tersebut yang menyebabkan mual dan muntah pada ibu hamil.8
2.1.1.7.Perubahan Sistem Saraf Pusat dan Perifer
Konsentrasi alveolar minimum menurun secara progresif selama
masa kehamilan. Obstruksi dari vena cava inferior karena pembesaran
uterus
mengakibatkan
distensi
dari
vena
pleksus
epidural
dan
meningkatkan volume darah epidural. Yang mendekati masa akhir
kehamilan menghasilkan tiga efek mayor : (1) penurunan volume cairan
serebro spinal, (2) penurunan volume potensial dari ruang epidural, (3)
peningkatan tekanan ruang epidural.11
11
2.1.1.8.Perubahan Sistem Muskoloskelatal
Kenaikan
kadar relaksin selama masa kehamilan membantu
persiapan kelahiran dengan melemaskan serviks, menghambat kontraksi
uterus, dan relaksasi dari simfisis pubis dan sendi pelvis. Relaksasi
ligamen menyebabkan peningkatan risiko terjadinya cedera punggung.
Kemudian dapat berkontribusi dalam insidensi nyeri punggung dalam
kehamilan.8
2.1.1.9.Sirkulasi Uteroplasental
Sirkulasi
uteroplasental
normal
sangat
dibutuhkan
dalam
perkembangan dan perawatan untuk fetus yang sehat. Insufiensi sirkulasi
uteroplasental
dapat
menjadi
penyebab
utama
dalam
retardasi
pertumbuhan fetal intrauterin dan dapat mengakibatkan kematian janin.
Integrasi dari sirkulasi bergantung pada aliran darah uterus yang adekuat
dan fungsi normal plasenta.11
Aliran darah uterin meningkat secara progresif selama kehamilan
dan mencapai nilai rata rata antara 500ml sampai 700ml di masa aterm.
Aliran darah melalui pembuluh darah uterus sangat tinggi dan memiliki
resistensi rendah. Perubahan dalam resistensi terjadi setelah 20 minggu
masa gestasi. Aliran darah uterus kurang memiliki mekanisme
autoregulasi (pembuluh darah dilatasi maksimal selama masa kehamilan)
dan aliran arteri uterin sangat bergantung pada tekanan darah maternal dan
curah jantung. Hasilnya, faktor yang mempengaruhi perubahan aliran
12
darah melalui uterus dapat memberikan efek berbahaya pada suplai darah
fetus.8
Aliran darah uterin menurun selama periode hipotensi maternal,
dimana hal tersebut terjadi dikarenakan hipovolemia, perdarahan, dan
kompresi aortocaval, dan blokade simpatis. Hal serupa, kontraksi uterus
(kondisi yang meningkatkan frekuensi atau durasi kontraksi uterus) dan
perubahan tonus vaskular uterus yang dapat terlihat dalam status hipertensi
mengakibatkan gangguan pada aliran darah.9
2.1.2. Kriteria Diabetes Mellitus
Berdasarkan ADA (2010), kriteria untuk mendiagnosis DM adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.1 Kriteria Interpretasi Hasil Tes Glukosa Darah
Interpretasi Hasil Tes Glukosa Darah
Tes
Glukosa Plasma Puasa (Fasting
Plasma Glucose), mg/dL.
Hasil
Diagnosis
≤ 99
100 -125
Normal
≥ 126
≤ 139
Tes Toleransi Glukosa Oral (2 jam
setelah beban glukosa 75 gram),
mg/dL.
140 – 199
≥ 200
≤ 5.4
5.5 – 6.4
Hemoglobin A1C, %.
≥ 6.5
Glukosa Darah Acak, mg/dL.
≥ 200
Glukosa Darah Puasa Terganggu
Diabetes, dikonfirmasi dengan
pengulangan tes pada hari yang
berbeda.
Normal
Toleransi Glukosa Terganggu
Diabetes, dikonfirmasi dengan
pengulangan tes pada hari yang
berbeda.
Normal
Resiko tinggi / prediabetes,
memerlukan screening dengan kriteria
glukosa.
Diabetes, dikonfirmasi dengan
pengulangan tes pada hari yang
berbeda.
Diabetes, bagi pasien yang mengalami
gejala atau keluhan khas hiperglikemi.
13
2.1.3. Diabetes pada Kehamilan
Ibu hamil dengan hiperglikemia dapat digolongkan sebagai ibu
hamil
dengan
diabetes
yang
sudah
menetap
sebelum
hamil
(pregestasional) atau ibu hamil dengan diabetes yang baru terjadi pada saat
hamil (diabetes mellitus gestasional).2
2.1.3.1.Diabetes Pragestasional
Diabetes
pragestasional,
artinya
kondisi
dimana
pasien
mempunyai riwayat diabetes mellitus sebelum hamil. Pasien diabetes
pregestasional dapat tanpa komplikasi atau dengan komplikasi yang
ringan. Pasien juga dapat dengan komplikasi berat, khususnya
retinopati, nefropati dan hipertensi.2
Diabetes pragestasional merupakan diabetes yang terjadi sebelum
kehamilan
dan terus
berlanjut
setelah masa hamil.
Diabetes
pragestasional dapat berupa diabetes tipe 1 dan tipe II, yang mungkin
disertai atau tidak disertai penyakit vaskuler, retinopati, nefropati, dan
komplikasi diabetik lainnya. Kondisi diabetogenik kehamilan pada
sistem metabolik yang terganggu selama masa pragestasi memiliki
implikasi yang signifikan.2
Adapun
hormon
yang
normal
terhadap
kehamilan
mempengaruhi kontrol glikemia pada pasien diabetes pregestasi.
Kehamilan juga dapat mempercepat terjadinya komplikasi diabetes
vaskular. Selama trimester pertama, sementara kadar glukosa darah
maternal dalam kondisi normal menurun, dan respon insulin terhadap
14
glukosa meningkat, kontrol glikemia meningkat. Dosis insulin untuk
pasien diabetes yang terkontrol baik perlu disesuaikan untuk
menghindari hipoglikemi. Episode hipoglikemia tidak umum terjadi
pada pasien diabetes tipe 1 selama awal kehamilan.12
2.1.3.2.Diabetes Gestasional
Disebut diabetes gestasional bila gangguan toleransi glukosa yang
terjadi sewaktu hamil kembali normal dalam 6 minggu setelah persalinan.
Dianggap diabetes mellitus (bukan gestasi) bila gangguan toleransi
glukosa menetap setelah persalinan. Pada golongan ini, kondisi diabetes
dialami sementara selama masa kehamilan. Artinya kondisi diabetes atau
intoleransi glukosa pertama kali didapati selama masa kehamilan, biasanya
pada trimester kedua atau ketiga.13
Diabetes gestasional terjadi pada minggu ke 24 sampai ke 28 pada
masa kehamilan. Walaupun diabetes pada masa kehamilan termasuk salah
satu faktor resiko terkena diabetes tipe II. Kondisi ini adalah kondisi
sementara dimana kadar gula darah akan kembali normal setelah
melahirkan.14
Tabel 2.2
Klasifikasi Diabetes Selama Kehamilan
Kelas
Intoleransi
glukosa
pada masa
hamil
A
Klasifikasi
Toleransi glukosa abnormal
selama
masa
hamil;
hiperglikemia
pascaprandial
selama masa hamil
Diabetes
kimiawi
yang
Implikasi
Diagnosis sebelum usia gestasi 30 minggu
penting untuk mencegah makrosomia
Tangani dengan diet kalori yang adekuat
untuk mencegah penurunan berat badan ibu
Sasaran yang dicapai : glukosa darah
pasccaprandial <130 mg/dl 1 jam setelah
makan atau < 105 mg/dl 2 jam setelah makan.
Apabila insulin dibutuhkan, tangani seperti
penanganan kelas B dan C
Penatalaksanaan sama dengan penanganan
15
B
C
D
didiagnosis
sebelum
masa
hamil: diatasi hanya melalui
upaya diet; awitan dapat terjadi
terjadi pada usia berapapun
Terapi insulin yang dilakukan
sebelum Masa hamil; awitan
pada usia 20 tahun atau lebih;
durasi kurang 10 tahun
Awitan pada usia 10 sampai 20
tahun, atau durasi 10 sampai 20
tahun. Diabetes karena kurang
insulin
Awitan sebelum usia 10 tahun
samapai 20 tahun atau durasi 10
sampai 20 tahun
F
Nefropati
diabetic
dengan proteinuria
H
R
Penyakit Arteri koroner
Retinopati proliferatif
disertai
intoleransi glukosa pada kehamilan
Sekresi insulin endogen dapat menetap, resiko
pada neonates dan janin sama dengan resiko
pada kelas C dan D begitu juga dengan
penatalaksanaannya
Diabetes karena kurang binsulin dengan
awitan pada masa kanak – kanak
Makrosomia janin atau retardasi pertumbuhan
intrauterine dapat terjadi, mikroaneurisme
retina, dot-hemoragi, dan eksudat meningkat
selama masa hamil., kemudian menurun
setelah melahirkan
Anemi dan hipertensi umum terjadi,
proteinuria meningkat pada trimester ke 3,
menurun setelah melahirkan. Retardasi
pertumbuhan janin intrauterine umum terjadi,
angka kelangsungan hidup perinatal sekitar
85%. Apabila berada dibawah kondisi
optimal, tirah baring dibutuhkan
Resiko maternal yang serius
Neovaskularisasi disertai resiko hemoragi
vitreus atau retina tanggal, foto koagulasi laser
bermanfaat aborsi biasanya tidak dibutuhkan,
disertai proses aktif neo vaskularisasi,
mencegah usaha mengedan
2.1.3.3.Epidemiologi
Ibu hamil yang menderita diabetes gestasional mempunyai resiko
tinggi untuk mengalami diabetes mellitus gestasional lagi pada kehamilan
berikutnya, dan juga 17 % - 63 % dari mereka akan mengalami perubahan
dan berkembang menjadi diabetes tipe 2 dalam 5 hingga 16 tahun.2
Diabetes mellitus gestasional dapat terjadi pada ibu yang hamil di
atas usia 30 tahun, perempuan dengan obesitas (IMT >30), perempuan
dengan riwayat diabetes mellitus pada orang tua atau riwayat diabetes
mellitus gestasional pada kehamilan sebelumnya dan melahirkan bayi
dengan berat lahir >4000 gram dan adanya glukosuria.13
16
2.1.3.4.Patofisiologi
Diabetes mellitus gestasional dapat merupakan kelainan genetik
dengan cara insufisiensi atau berkurangnya insulin dalam sirkulasi darah,
berkurangnya glikogenesis, dan konsentrasi gula darah tinggi. Diabetes
dalam kehamilan menimbulkan banyak kesulitan, penyakit ini akan
menyebabkan perubahan-perubahan metabolik dan hormonal pada
penderita. Beberapa hormon tertentu mengalami peningkatan jumlah.
Misalnya hormon kortisol, estrogen, dan human placental lactogen (HPL).
Peningkatan jumlah semua hormon tersebut saat hamil ternyata
mempunyai pengaruh terhadap fungsi insulin dalam mengatur kadar gula
darah. Kondisi ini menyebabkan suatu kondisi yang kebal terhadap insulin
yang disebut sebagai resisten insulin. Sehingga menimbulkan dampak
peningkatan kadar glukosa pada ibu hamil.15
2.1.3.5.Komplikasi
Pada diabetes mellitus gestasional, selain perubahan-perubahan
fisiologi tersebut, akan terjadi suatu keadaan di mana fungsi insulin
menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin dan resistensi
terhadap efek insulin. Akibatnya, kandungan glukosa dalam plasma ibu
bertambah, kadar gula darah tinggi, tetapi kadar insulin tetap tinggi.
Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin
juga ikut terjadi kandungan glukosa abnormal.14
Komplikasi diabetes mellitus gestational yang berkaitan dengan
neonatal dapat diatribusikan dengan meningkatnya pentransferan substrat
17
dari ibu kepada fetus dalam konjungsinya dengan hiperinsulin fetal.
Dampak toksik hiperglikemia maternal terhadap pertumbuhan dan
perkembangan fetal pertama kali dideskripsikan oleh Pederson pada tahun
1967. Menurut teori yang dikemukakan oleh Pederson, meningkatnya
tingkat serum metabolit pada ibu yang mengalami diabetes (misalnya:
glukosa, asam lemak bebas, senyawa keton dalam tubuh, trigliserida dan
asam-asam amino) akan memicu peningkatan transfer nutrien pada janin,
yang pada gilirannya akan menimbulkan hiperglikemik dalam lingkungan
uterus sehingga dapat merubah pertumbuhan dan komposisi tubuh janin.16
Kemudian pada trimester kedua kehamilan, pankreas janin dengan
ibu diabetes mellitus gestasional akan beradaptasi dengan hiperglikemik
dalam lingkungan uterus dengan meningkatkan produksi insulin, yang
mengakibatkan hiperinsulinemia pada janin. Titik kulminasi dari peristiwa
metabolik yang terjadi di dalam uterus ini akan mengakibatkan
hipoglikemia, polisitemia, hiperbilirubinemia, komplikasi gawat nafas
(Respiratory Distress Syndrome), dan pertumbuhan fetus yang beratnya
berlebihan atau makrosomia.13
2.1.4. Bayi Makrosomia
a. Definisi
Makrosomia atau bayi besar adalah berat badan lahir bayi melebihi
dari 4000 gram. Makrosomia disebut juga dengan giant baby. Menurut
Cunningham2 semua neonatus dengan berat badan 4000 gram atau lebih
tanpa memandang usia kehamilan dianggap sebagai makrosomia.2
18
Berat bayi lahir berdasarkan berat badan diklasifikasikan ke dalam
3 klasifikasi sebagai berikut:
Tabel 2.3
Klasifikasi Berat Bayi Lahir Berdasarkan Berat Badan
No.
Berat Badan
1. „< 2500 gram
2. 2500 – 3999 gram
3. „> 4000 gram
(Sylviati. 2008)
Klasifikasi
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
Berat Bayi Lahir Normal
Makrosomia
Bayi makrosomia memiliki karakteristik yang berbeda dari bayi
normal. Adapun karakteristik dari bayi makrosomia antara lain adalah
sebagai berikut: 1) Mempunyai wajah berubi (menggembung), pletoris
(wajah tomat); 2) Badan montok dan bengkak ; 3) Kulit kemerahan; 4)
Lemak tubuh banyak; dan 5) Plasenta dan tali pusat lebih besar dari ratarata.17
b. Patofisiologi
Pertumbuhan dan perkembangan janin makrosomia dipengaruhi oleh
berbagai faktor, diantaranya lingkungan uterin ibu hamil, berfungsinya
plasenta, dan ketersediaan asupan nutrisi pada ibu dan janin. Pada awal
masa kehamilan, insulin dan faktor-faktor perkembangan insulin
merupakan penentu utama pertumbuhan janin dan perkembangan organ
janin. Produksi insulin pada janin yang dimulai antara 8-10 minggu masa
kehamilan, sangat ditentukan oleh tingkat glukosa ibu, yang sekitar 80%
disalurkan kepada janin melalui membran plasenta.17
19
Ibu dengan keturunan diabetes mellitus gestasional yang memiliki
kontrol glikemik yang buruk secara terus menerus akan terpapar terhadap
glukosa dan insulin dengan kadar tinggir pada rahim yang dapat
mempercepat pertumbuhan janin. Penelitian juga membuktikan bahwa
pertumbuhan janin-janin makrosomia di dalam rahim cenderung semakin
cepat (setelah 38 minggu) sedangkan pertumbuhan janin non-makrosomia
lebih bersifat linier selama masa kehamilan.17
Ibu hamil dengan riwayat melahirkan bayi makrosomia,berisiko 5-10
kali lebih tinggi untuk kembali melahirkan bayi makrosomia dibandingkan
ibu yang belum pernah melahirkan bayi makrosomia. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa keturunan makrosomia dengan kehamilan diabetes
mellitus gestasional dapat dibedakan dengan jelas dalam rahim yang
ditandai dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi dari jaringan-jaringan
khusus yang sensitif insulin termasuk lemak, jantung, dan liver subkutan.17
Pertumbuhan jaringan otak tidak ikut terpengaruh, sehingga bayibayi makrosomia dari ibu diabetes akan mengembangkan lipatan kulit
tubuh bagian atas yang lebih tebal dibandingkan dengan bayi-bayi nondiabetes yang memiliki berat tubuh lahir dan panjang tubuh lahir yang
sama. Dampak dari pola-pola pertumbuhan ini dapat dikenali saat lahir
dengan adanya lingkar perut yang relatif lebih besar dan naiknya rasio
lingkar perut terhadap lingkar kepala bayi makrosomia turunan. Persson
dan Hanson mendeskripsikan fetopathi diabetes klasik sebagai bayi baru
20
lahir makrosomia, montok, pletoris (wajah tomat) dan seperti ubi atau
17
wajah menggembung.
c. Faktor Resiko
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa berat bayi baru lahir
dipengaruhi oleh berbagai faktor maternal, seperti halnya konstitusional
fetal, metabolik, dan genetik. Meskipun intoleransi glukosa gestasional
dan diabetes mellitus gestasional merupakan faktor yang menjadi
penyebab utama kelahiran bayi makrosomia, laporan penelitian lain
menunjukkan bahwa faktor-faktor maternal lain, seperti obesitas maternal,
mempengaruhi berat bayi baru lahir.
Faktor resiko lain yang
menyebabkan terjadinya makrosomia antara lain kadar gula darah yang
meningkat selama kehamilan, jenis kelamin janin laki-laki, riwayat
persalinan janin makrosomia, meningkatnya usia kehamilan, dan
merokok.17
Penelitian yang dilakukan oleh Okun et al. menemukan bahwa ibu
dengan bayi makrosomia secara signifikan mempunyai berat tubuh yang
lebih berat (berdasarkan berat kehamilan), IMT yang lebih tinggi,
menunjukkan adanya peningkatan berat badan yang lebih berat selama
indeks kehamilan, dan secara signifikan lebih tinggi dibandingkan ibu
dengan bayi non-makrosomia. Diabetes mellitus gestasional bukan
merupakan penyebab utama yang signifikan dalam penelitian ini.17
d. Trauma Cedera Bayi Baru Lahir yang Berhubungan dengan Makrosomia
21
Tujuan utama untuk mengurangi kejadian makrosomia adalah untuk
mencegah terjadinya trauma yang berkaitan dengan janin dan ibu hamil.
Beberapa peneliti telah melaporkan adanya peningkatan tingkat distosia
bahu, fraktur klavikular, cedera pleksus brakialis, menurunnya skor Apgar
selama 5 menit, interval persalinan yang lama, dan adanya kebutuhan
penanganan gawat darurat bagi bayi-bayi makrosomia.17
1) Distosia bahu
Distosia bahu merupakan suatu komplikasi dari persalinan bayi
makrosomia, yang mempengaruhi sekitar 10 - 15% persalinan vaginal bayi
yang beratnya lebih dari 4500 gram ketika lahir. Distosia bahu diketahui
ketika bahu bayi sulit dikeluarkan melalui persalinan vaginal standar yang
disebabkan karena gerakan bahu anterior janin tersangkut pada simfisis
pubis ibu.17
Gambar 2.1 Distosia Bahu
2) Fraktur klavikula, Cedera pleksus brakialis, dan Erb‟s palsy
22
Fraktur klavikula dan cedera pleksus brakialis plexus merupakan kejadian
yang
jarang terjadi, meskipun demikian, cedera tersebut merupakan
akibat dari kehamilan diabetes mellitus gestasional dan persalinan
makrosomia. Jika distosia bahu tidak disebabkan karena traksi dari kepala
janin, maka manuver khusus persalinan dapat dilakukan dengan bantuan
ahli agar dapat melepaskan bahu anterior di belakang supra simfisis. Jika
manuver tersebut tidak berhasil, maka klavikula atau humerus harus
dipatahkan untuk memudahkan persalinan bayi tersebut. Meskipun
sebagian besar patahan klavikula dapat dipulihkan tanpa disertai sekuel
yang signifikan ketika fraktur-fraktur tersebut diisolasi dari cedera
signifikan lainnya, fraktur tersebut terkadang dapat menyebabkan
kerusakan pada sistem pleksus brakialis dengan kemungkinan terjadinya
suatu Erb‟s palsy permanen.17
Erb's Palsy (Erb-Duchenne Palsy) adalah kelainan yang terjadi pada
pleksus brakhialis bayi baru lahir dengan adanya kelemahan otot-otot
daerah anggota gerak atas (area C5-C6) yang tampak pada kelemahan otot
bahu, lengan atas, lengan bawah sedangkan tangan berfungsi normal. Erb‟s
palsy adalah kelumpuhan pada satu ekstrimitas atas yang disebabkan
karena lesi pada pleksus brachialis. Lesi plexus brachialis, salah satu
penyebab adalah proses kelahiran.17
Cedera pleksus brakialis dapat disebabkan karena persalinan yang
sulit, tetapi juga dapat disebabkan karena maladaptasi intrauterin atau
pengeluaran dengan tenaga ibu mengedan dengan cara dipaksakan. Suatu
23
penelitian meta analisis menemukan adanya peningkatan terjadinya trauma
Brachialis Plexus Injury (BPI) yang secara signifikan dikaitkan dengan
berat bayi saat lahir. Prevalensi BPI pada bayi dengan berat < 4000 gram
adalah 0.9 per 1000 kelahiran, sedangkan pada bayi dengan berat 4000 4499 gram adalah 1.8 per 1000 kelahiran, dan 2.6 per 1000 kelahiran
untuk bayi dengan berat lahhir 4500 gram.17
e. Akibat Jangka Panjang Makrosomia
Suatu penelitian yang dilakukan oleh Seidman et al.18 menemukan
bahwa resiko yang dihadapi oleh orang dewasa dengan berat tubuh yang
berlebihan secara signifikan meningkat di antara bayi-bayi makrosomia,
meskipun demikian bayi makrosomia dari ibu yang mengalami diabetes
lebih sulit diprediksi akan mengalami berat tubuh berlebihan saat dewasa.
Guna mendukung teori ini, penelitian yang dilakukan oleh Hediger et al.18
menemukan bahwa besarnya bayi pada masa kehamilan lebih panjang dan
lebih berat hingga usia kehamilan 83 bulan. Kelemahan metodologis dari
penelitian-penelitian yang mengkaji keterkaitan antara berat lahir bayi
dengan pola pertumbuhan adalah bahwa penelitian-penelitian tersebut
tidak mempertimbangkan asupan diet selama masa kehamilan.17
f. Hubungan antara Kontrol Glukosa Ibu Hamil dengan Kelahiran Bayi
Berbagai
penelitian
melaporkan
adanya
tingkat
penurunan
makrosomia, persalinan sectio caesarea, dan komplikasi neonatal pada ibu
yang mempunyai keturunan diabetes dengan kontrol glikemik yang ketat
selama masa kehamilan. Ringkasan laporan penelitian dari Konferensi
24
Lokakarya Internasional (International Workshop Conference) ke-IV
tentang diabetes mellitus gestasional menunjukkan bahwa untuk
pengendalian yang ketat, para ibu dengan diabetes mellitus gestasional
harus menjaga tingkat glukosa darah sebelum makan di bawah 5.3 mmol/L
dan tingkat glukasa darah 1-jam setelah makan di bawah 7.8 mmol/L
selama masa kehamilan untuk meminimalkan kejadian morbiditas
perinatal.17
Penelitian yang dilakukan oleh Sermer et al.17 mengkaji 3637 wanita
yang mengalami intoleransi terhadap karbohidrat yang meningkat tetapi
tanpa disertai diabetes mellitus gestasional yang berlebihan. Penelitian
menemukan bahwa intoleransi karbohidrat yang meningkat pada wanita
hamil merupakan suatu faktor independen yang mengakibatkan kehamilan
yang tidak diinginkan termasuk juga meningkatnya kejadian makrosomia,
sectio cesar, pre-eklamsia, fototerapi, dan meningkatnya masa kehamilan
dan perawatan neonatal di rumah sakit.17
g. Metode Persalinan Makrosomia
Berbagai penelitian sudah berupaya untuk mencari metode
persalinan dan kejadian cedera kelahiran pada bayi makrosomia dengan
hasil yang berbeda-beda. Beberapa peneliti menyarankan metode sectio
caesarea untuk persalinan janin dengan berat > 4000 gram pada pasienpasien yang mengalami diabetes, peneliti lain menyarankan bahwa berat
bayi > 4500 gram harus dijadikan ambang batas
untuk mengurangi
intervensi yang tidak diperlukan karena adanya kesalahan ultrasonografi.6
25
2.2. Kerangka Teori
Ibu hamil
trimester 3
Faktor Internal :
usia ≥ 25 tahun,
genetik, obesitas,
melahirkan bayi
makrosomia
Faktor Eksternal :
pola makan
Diabetes Mellitus
Gestasional
Komplikasi :
- DMG berulang pada
kehamilan berikutnya
- Menjadi DM tipe 2
setelah masa kehamilan
Insulin tidak dapat
bekerja optimal
„
Metabolise glukosa
terganggu
Glukosa ke plasenta
meningkat
Pertumbuhan
janin lebih cepat
Faktor lain :
Genetik obesitas
Kelahiran bayi
makrosomia
Komplikasi :
- Melahirkan sectio secaria
- Distosia bahu pada
persalinan normal
Gambar 2.2 Diagram Kerangka Teori
26
2.3. Kerangka Konsep
Diabetes Mellitus
Gestasional
Kadar gula darah
tinggi pd ibu hamil
pada trimester 3
Di RS Hermina
Variabel
Independen
Kontrol glikemik buruk
Pertumbuhan janin lebih cepat
Pengukuran
antropometri (berat
badan lahir)
Kelahiran bayi
makrosomia
Variabel
dependen
Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian Pengaruh kenaikan gula darah sebelum
persalinan terhadap berat badan lahir bayi
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, non
eksperimental yaitu suatu penelitian dimana variabelnya berupa kategorikategori yang disusun menurut kuantitas atau besarnya atau nilainya dapat
dinyatakan dengan angka dan non eksperimental dengan tidak melakukan
percobaan atau perlakuan terhadap variabel independennya dan tidak
mengukur akibat percobaan tersebut pada variabel dependen.18
Sedangkan metode yang digunakan adalah deskriptif korelational
dengan pendekatan Cross Sectional
yaitu suatu metode penelitian yang
dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan
secara obyektif tentang hubungan antara dua variabel pada sekelompok
subyek, penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel satu
dengan yang lainnya dan dikumpulkan secara simultan atau dalam waktu
yang bersamaan.19
Rancangan penelitian ini adalah diskriptif korelasi yaitu rancangan
penelitian dengan maksud untuk menggambarkan pengaruh kadar gula darah
pada pasien diabetes mellitus gestasional terhadap kelahiran bayi makrosomia
di RS. Hermina Ciputat, dengan petimbangan kriteria inklusi dan eksklusi.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RS Hermina Ciputat pada bulan September
2015.
27
28
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang melahirkan
bayi di RS Hermina Ciputat.
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah anggota populasi yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan consecutive sampling, yaitu dengan mengambil data yang
memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang berurutan dalam waktu
tertentu hingga memenuhi jumlah sampel yang dibutuhkan.20
3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.4.1 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi populasi penelitian adalah sebagai berikut:
1. Wanita dengan usia 25 – 40 tahun.
2. Memiliki data kadar gula darah puasa ≥126 mg/dl selama kehamilan
dengan diagnosis diabetes mellitus gestasional.
3. Terdapat data pengukuran antropometri bayi post-natal berupa berat badan
lahir ≥ 4000 gram.
3.4.2 Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi populasi penelitian adalah sebagai berikut:
1. Ibu perokok.
2. Terdapat komplikasi obstetri atau penyakit medis lain selain diabetes
mellitus, seperti: anemia, hipertensi, riwayat TORCH (Toxoplasma gondii,
29
virus rubela, sitomegalovirus, dan virus herpes simpleks), penyakit ginjal
dan jantung.
3. Ibu dengan Diabetes Mellitus yang terkontrol obat.
3.5. Cara Kerja Penelitian
Cara kerja yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dideskripsikan
sebagai berikut:
1. Melakukan persiapan penelitian di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Mengurus izin penelitian untuk pengambilan data di Bagian Obstetri dan
Ginekologi di RS Hermina Ciputat.
3. Mengumpulkan data di Bagian Administrasi Pasien dan Informasi Medis
di RS Hermina Ciputat. Data yang dikumpulkan dipilih untuk memenuhi
kriteria inklusi, berupa wanita dengan usia 25 – 40 tahun, memiliki kadar
gula darah sewaktu atau puasa saat trimester 3 kehamilan, dan memiliki
data pengukuran antropometri bayi berupa berat badan lahir bayi.
4. Melakukan analisis data secara univariat, bivariat numerik, dan bivariat
kategorik.
5. Menarik kesimpulan dan menyusun laporan hasil penelitian.
3.6. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 1 variabel terikat (dependent
variable) dan 1 variabel bebas (independent variable).
1. Variabel Terikat (Dependent variable) berupa berat bayi lahir
makrosomia.
30
2. Variabel Bebas (Independent variable) berupa kadar gula darah ibu hamil
(Diabetes Mellitus Gestasional).
3.7. Manajemen Data
3.7.1 Teknik Pengumpulan data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
teknik dokumen. Teknik dokumen dilakukan untuk mengumpulkan rekam
medis tentang kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus gestasional
selama kehamilan dan data berat bayi lahir. Data diperoleh dari Bagian
Administrasi Pasien dan Informasi Medis di RS Hermina Ciputat selama
periode penelitian.
3.7.2 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan secara univariat dalam bentuk distribusi
frekuensi yang ditampilkan dalam bentuk tabel. Proses analisis data dilakukan
dengan menggunakan analisis statistik non-parametrik dengan Uji Korelasi
Rank-Spearman. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis
statistik non-parametrik dengan menggunakan Uji Korelasi Rank-Spearman.
Hal ini dilakukan melihat adanya korelasi antara kadar gula darah pasien
dengan diabetes mellitus gestasional dengan kelahiran bayi makrosomia.
Kemudian, data diinterpretasikan dengan mengartikan hasil analisis yang
diperoleh. Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mencari hubungan atau
untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel
yang dihubungkan berbentuk ordinal.21
31
Adapun rumus yang digunakan dalam analisis ini adalah sebagai
berikut:
N
rs  1 
6 d12
i 1
3
N N
Dengan keterangan
rs
di
N
= koefisien korelasi Spearman Rank
= beda antara dua pengamatan berpasangan
= Jumlah pengamatan
Adapun langkah-langkah pengujian yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Pengajuan hipotesis
Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
H0
: tidak ada korelasi antara kadar gula darah pada pasien diabetes
mellitus gestasional dengan berat badan lahir bayi
Ha
: ada korelasi antara kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus
gestasional dengan berat badan lahir bayi
b. Menentukan taraf signifikansi  = 0.05
c. Penentuan daerah kritis
H0
: ditolak bila harga ρ hitung > dari ρ tabel
Ha
: diterima bila harga ρ hitung ≤ dari ρ tabel
Untuk sampel kecil (4 < N < 20)
H0 ditolak apabila rs hitung > rs tabel
H0 diterima apabila rs hitung < rs tabel
d. Statistik Pengujian
32
Statistik pengujian yang digunakan adalah uji korelasi rank Spearman.
Adapun rumus yang digunakan adalah:
N
rs  1 
6 d12
i 1
3
N N
e. Keputusan Uji
Keputusan uji dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan rs
dengan nilai rs tabel pada tabel P. H0 ditolak apabila rs hitung > rs tabel,
dan H0 diterima apabila rs hitung < rs table.21
3.8. Definisi Operasional
Merujuk pada variabel penelitian yang terdiri dari 1 variabel terikat
(dependent variable) dan 1 variabel bebas (independent variable), maka
definisi operasional variabel dapat dijelaskan sebagai berikut:
3.8.1 Berat Bayi Lahir
Berat bayi lahir adalah adalah berat badan bayi yang di timbang dalam
waktu 1 jam pertama setelah lahir.22
Skala yang digunakan untuk pengukuran berat bayi lahir adalah skala
numerik.
3.8.2 Kadar Gula Darah
Kadar gula darah adalah istilah yang mengacu pada kadar atau
banyaknya kandungan glukosa di dalam sirkulasi darah. Kadar gula darah
dinyatakan dalam satuan mg/dL.1
Skala yang digunakan untuk pengukuran kadar gula darah adalah skala
numerik.
33
3.9. Etika Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menerapkan etika penelitian, yaitu:
3.9.1 Prinsip Keadilan (Right to Justice)
Hak dijaga kerahasiaannya (right to privacy)
Subyek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan
harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya anonymity (tanpa nama) dan
confidentiality (rahasia).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi Data
Berdasarkan hasil penelitian, jumlah responden ibu hamil yang
memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi selama periode pengamatan adalah
berjumlah 6 (enam) orang responden. Dari keenam responden tersebut,
umur ibu hamil berkisar dari termuda 27 tahun dan tertua 37 tahun.
Ditinjau dari tingkat pendidikan, pendidikan tertinggi ibu hamil yang
menjadi responden adalah Perguruan Tinggi, sedangkan pendidikan
terendah adalah SMA.
Adapun usia kehamilan responder berkisar antara 37 minggu hingga
40 minggu. Dengan kenaikan berat badan minimal 10 kg dan maksimal
mencapai 20 kg sebelum persalinan.
Dari keenam responden tersebut disajikan data kadar gula darah ibu
hamil yang menjadi responden dan berat badan bayi baru lahir ke dalam
tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1
Data Kadar Gula Darah Puasa dan Berat Bayi Baru Lahir Responden
1.
Ny. I (37 th)
G4P2A1
Kadar Gula
Darah Puasa
(mg/dl)
189
2.
Ny. A (27 th)
G2P0A1
157
4010
3.
Ny. F (35th)
G1P0A0
169
4090
No.
Inisial
Status
Obstetri
35
Berat Bayi Lahir
(gram)
4086
36
4.
Ny. SA (29 th)
G2P1A0
136
4000
5.
Ny. K (35 th)
G6P4A1
139
4002
6.
Ny. Y (30th)
G1P0A0
143
4005
Berdasarkan sajian data di atas, dapat diketahui bahwa kadar gula
responden terendah adalah 136, tertinggi adalah 189, dan kadar gula darah
rata-rata adalah 155.5. Berat badan bayi lahir terendah adalah 4000 gram,
tertinggi adalah 4090 gram, dan berat rata-rata adalah 4032.17 gram.
4.1.2. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
statistik non-parametrik dengan uji korelasi Rank Spearman. Pemilihan alat
analisis ini dilandasi adanya alasan sebagai berikut:
a. Penggunaan teknik pengujian ini merupakan ukuran asosiasi yang
menuntut kedua variabel diukur sekurang-kurangnya dalam skala ordinal
sehingga objek-objek atau individu-individu yang dipelajari dapat
diranking dalam dua rangkaian berturut-turut.
b. Alat uji ini cocok untuk pengujian sampel berukuran kecil untuk
mengetahui bentuk hubungan dan derajat keeratan antara variabelvariabel yang diteliti.
Analisis data dilakukan sebagai berikut:
a. Statistik Pengujian
37
Tabel 4.2
Penentuan Ranking Data Gula Darah Puasa dan BBL Responden
Responden
Ny. I
Kadar Gula Darah Puasa
Skor
Ranking
6
189
BBL
Skor
4086
Ranking
5
Ny. A
157
4
4010
4
Ny. F
169
5
4090
6
Ny. SA
136
1
4000
1
Ny. K
139
2
4002
2
Ny. Y
143
3
4005
3
Tabel 4.3
Penghitungan Ranking Data Gula Darah Puasa dan BBL Responden
Responden
Ny. I
Ny. A
Ny. F
Ny. SA
Ny. K
Ny. Y
Kadar Gula Darah Puasa
Skor
Ranking
189
6
157
4
169
5
136
1
139
2
143
3
Jumlah
Skor
4086
4010
4090
4000
4002
4005
BBL
Ranking
5
4
6
1
2
3
Hasil perhitungan dalam rumus sebagai berikut:
N
rs
= 1
6 d12
i 1
N3  N
= 1
6(2)
63  6
= 1
12
216  6
di
di2
1
0
-1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
2
38
= 1
12
210
= 1 0.05714
= 0.943
b. Keputusan Uji
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa koefisien
korelasi rank Spearman yang diperoleh adalah sebesar 0.943. Nilai
tersebut selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel . Nilai tabel untuk N
= 6 adalah sebesar 0.886. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa
koefisien rs hitung > rs tabel atau 0.943 > 0.886. Mengingat nilai
koefisien rs hitung > rs tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan
demikian maka dapat disimpulkan bahwa ada korelasi antara kadar gula
darah pada pasien diabetes mellitus gestasional dengan berat badan
lahir bayi.
4.2. Pembahasan
Hipotesis yang menyebutkan bahwa “Ibu hamil dengan Diabetes
Mellitus Gestasional yang memiliki kadar gula darah tinggi (kadar gula darah
puasa mencapai ≥126 mg/dl) dapat menyebabkan kelahiran bayi dengan berat
badan lebih dari 4000 gram atau yang disebut dengan bayi makrosomia.”
terbukti kebenarannya. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis di mana
diperoleh koefisien rs hitung > rs tabel atau 0.943 > 0.886. Mengingat nilai
koefisien rs hitung > rs tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan
39
demikian maka dapat disimpulkan bahwa ada korelasi antara kadar gula darah
pada pasien diabetes mellitus gestasional dengan berat badan lahir bayi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Arlia Oroh, et al yang
berjudul “Kaitan Makrosomia dengan Diabetes Mellitus Gestasional di
Bagian Obsgin BLU RSUP Prof dr. R. D. Kandou Manado Periode
September 2012 - September 2013” menggunakan metode studi analitik
dengan studi kasus kontrol melalui rekam medik didapatkan hasil bahwa
tidak terdapat hubungan antara diabetes mellitus gestasional dan makrosomia.
Diabetes mellitus gestasional dan makrosomia dipengaruhi beberapa faktor,
yaitu ibu hamil dengan usia >35tahun, obesitas dan multiparitas.23
Penelitian yang dilakukan oleh Sreekanthan, Belicita, Rajendran, dan
Vijayakumar (2014) dalam penelitian yang berjudul “Prevalence of
Gestational Diabetes Mellitus in a Medical College in South India: A Pilot
Study” mengkaji tentang prevalensi diabetes mellitus gestasional di Kollam
dan korelasi antara diabetes mellitus gestasional dengan berbagai faktor
resiko seperti usia, obesitas, riwayat melahirkan bayi besar, aborsi, dan tes
toleransi
glukosa
yang
meningkat,
komplikasi
terhadap
kehamilan
sebelumnya seperti perdarahan, dll. Desain penelitian yang digunakan adalah
penelitian retrospektif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa
prevalensi
diabetes mellitus gestasional di Kollam adalah sekitar 17.00% dan
menemukan bahwa faktor tersebut ikut menjadi salah satu penyebab dari
kelahiran bayi makrosomia.24
40
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan hasil yang
berbeda dengan penelitian yang dilakukan Arlia Oroh et al dikarenakan
perbedaan desain penelitian yang digunakan dan sampel yang digunakan oleh
Arlia Oroh et al berupa pengelompokan responden yang berjumlah 100
orang, 50 orang dengan makrosomia dan 50 orang lainnya tidak makrosomia.
Sedangkan peneliti hanya mengambil rekam medik pasien diabetes mellitus
gestasional. Akan tetapi penelitian
yang dilakukan oleh peneliti selaras
dengan hasil yang didapatkan Sreekanthan et al bahwa kadar gula darah
pasien diabetes mellitus gestasional mempengaruhi berat badan lahir bayi
makrosomia.
4.3.Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini didapatkan beberapa keterbatasan dalam
menjalankan penelitian, berikut diantaranya:
1. Peneliti hanya mengambil data pasien yang sudah terdiagnosis diabetes
mellitus gestasional dan bayi lahir dengan makrosomia.
2. Data kadar gula darah di RS Hermina Ciputat yang didapatkan pada
penelitian merupakan kadar gula darah puasa sehingga bukan gold standar
penegakan diagnosis diabetes mellitus gestasional, berupa HbA1C.
3. Peneliti hanya mendapatkan 6 responden yang memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi untuk selanjutnya dilakukan analisis data.
4. Penelitian hanya dilakukan di RS Hermina Ciputat dengan mengambil
rekam medis pada tahun 2014.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Data kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus gestasional dengan
bayi makrosomia di RS Hermina Ciputat pada tahun 2014 diketahui
tertinggi adalah 189 mg/dl dan terendah 136 mg/dl dengan rata-rata 155,5
mg/dl.
2. Data berat badan lahir bayi makrosomia pada pasien diabetes mellitus
gestasional di RS Hermina Ciputat pada tahun 2014 diketahui tertinggi
4090 gram dan terendah 4000 gram dengan rata-rata 4032,17 gram.
3. Terdapat hubungan antara kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus
gestasional dengan bayi makrosomia.
5.2 Saran
Berangkat dari temuan yang diperoleh dalam penelitian ini selanjutnya
dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
5.2.1 Penelitian berikutnya diharapkan untuk mulai mencari penyebab kelahiran
bayi makrosomia pada minggu ke 24 – 28 kehamilan, selain disebabkan
oleh diabetes mellitus gestasional.
5.2.2 Penelitian berikutnya disarankan untuk melihat hubungan berat badan lahir
bayi dengan kadar gula darah ibu hamil.
5.2.3 Penelitian berikutnya menggunakan berat badan bayi lahir sebagai variabel
bebas dan kadar gula ibu hamil sebagai variabel terikat.
41
DAFTAR PUSTAKA
1.
Dorland, W.A. Newman. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 31. Jakarta :
EGC, 2010.
2.
Cunningham FG, Levono KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY.
Williams Obstetric (23rd ed). The McGraw-Hill Companies, Inc, 2010.
3.
Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar, Riskesdas 2013.
Kementerian Kesehatan RI, Jakarta. 2013.
4.
BPS. Statistik Kependudukan Indonseia Tahun 2012. Jakarta: Biro Pusat
Statistik. 2012.
5.
Sarimawar jaja, Soeharsono, Soemantri. Laporan “Penyebab Kematian Bayi
Baru Lahir (Neonatal) dan Sistem Pelayanan Kesehatan yang Berkaitan dl
Indonesia
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001”. Jakarta:
Puslitbang Ekologi Kesehatan. Badan Litbangkes. 2001.
6.
Ali, HS, Shahina Ishtiaque. Fetal Macrosomia; The Maternal and Neonatal
Complications. Profesional Med J 2014; 21 (3): 421-6.
7.
Wong, D. L., Perry, S. E., Hockenberry, M. J. Maternal child nursing care.
(2nd ed). St Louis : Mosby. 2002.
8.
Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Penterjemah:
Irawati, Ramadani D, Indriyani F. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,
2006.
9.
Birnbach, David J. , Browne, Inggrid M. 2009. Anesthesia for Obstetrics
dalam : Miller, Ronald D. Miller Anesthesia 7th edition. USA: Churchill
Livingstone.
10. Lisa Kane Low, et al. Predicting Birth-Related in Primiparous Women. Open
J Gynecol. 2014.
11. Chappel, S. Morgan, L. Searching for genetic clues to the causes of
preeclampsia. Clinical science 110: 2006; 443-458.
12. Ferber A. Maternal complications of fetal macrosomia. Clin Obstet Gynecol
2000 43(2): 335-9
13. Sudoyo A, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI; 2006.
42
43
14. Manuaba, Ida Ayu Chandranita, Manuaba Ida Bagus Gde Fajar, Manuaba Ida
Bagus Gde. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta: EGC. 2007.
15. Sarwono Prawirohardjo. Ilmu kebidanan. Jakarta : EGC. 2005.
16. Aadara Krishna Murthy, et al. Diabetes and Pregnancy. Diabetologia Croatia
31-3, 2002.
17. Tanya Trevors. Neonatal Morbidity Among Macrosomic Infants in the James
Bay Cree Population of Northern Quebec. Montreal. 2001.
18. Supardi, Yuniar. Pascal dan Flowchart. Jakarta: Dinastindo. 2000
19. Notoatmodjo. Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2003
20. Sudigdo Sastroasmoro. Dasar- Dasar Metodologi Penelitian Klinis Ed. 5.
Jakarta: Sagung Seto. 2011: 89
21. Siegel, Sidney. Statistik Non-Parametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: PT.
Gramedia. 2006.
22. Sylviati M. Klasifikasi Bayi Menurut Berat Lahir dan Masa Gestasi. In:
Sholeh Kosim, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Badan Penerbit IDAI,
11-30. 2008.
23. Arlia Oroh, et al. Kaitan Makrosomia dengan Diabetes Mellitus Gestasional
di Bagian Obsgin BLU RSUP Prof. dr. R.D. Kandou Manado Periode
September 2012-September 2013. 2015.
24. Sreekanthan,
A., A. Belicita, K. Rajendran., Anil Vijayakumar. 2014.
Prevalence of Gestational D2wiabetes Mellitus in a Medical College in South
India: A Pilot Study. Indian Journal of Clinical Practice, Vol. 25, No. 4,
September 2014.
44
LAMPIRAN
Riwayat Penulis
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Yunisa Khulqi Rosita
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat, tanggal lahir
: Sukoharjo, 4 Juni 1995
Agama
: Islam
Alamat
: Jalan Merapi no 17 RT 03/07 Madyorejo, Jetis
Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah
Email
: [email protected]
Riwayat Pendidikan
:

2001 – 2007
: SD Negeri Gayam 01 Sukoharjo

2007 – 2008
: SMP Negeri 1 Sukoharjo

2008 – 2010
: SMP Negeri 4 Surakarta

2010 – 2012
: SMA Negeri 1 Surakarta

2012 – sekarang
: Program Studi Pendidikan Dokter Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Download