SEA CHEST PERANNYA SEBAGAI LUBANG - UNDIP E

advertisement
SEA CHEST
PERANNYA SEBAGAI LUBANG PENGISAPAN UNTUK MENSUPLAI
KEBUTUHAN AIR LAUT PADA EKSPLOITASI KAPAL
Budi Utomo
Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang
Abstract
Budi Utomo, in paper sea chest: its role as suction hole sea water supply at boat exploitation explain
that on the steel ships or wooden ships that have inboard engine installation, use sea chest must needed. Sea
chest has function as hole suction sea water to fullfill the need of the ship on its exploitation. Usually sea chest
put surrounding engine room with seawater system that need, such cooling water system, cooling lubricating
system in main engine and auxiliary engine, ballast system of the ship, fire extinguisher system etc.
Installing sea chest put on two place that have differrent height, because variation of the deep waters that
trought and must considered that sea chest still have function as hole suction sea water well, although situation
of the ship asland until 22,5 degrees from vertical situation sea chest still work well and not absorb the air.
Key word : Sea chest and Sea water system
PENDAHULUAN
Pada kapal baja maupun kapal kayu yang
mempunyai instalasi mesin didalam (type inboard
engine) pemakaian kotak laut (sea chest) yang
dipasang pada lambung kapal bagian bawah air
mutlak diperlukan. Karena dari Sea chest ini semua
kebutuhan air laut dalam kapal disaat kapal
melakukan tugasnya dapat dipenuhi. Didalam kapal
air laut dimanfaatkan untuk pendingin mesin induk
dan mesin bantu, untuk keperluan ballast, pemadam
kebakaran dan sebagainya.
Pada umumnya Sea chest dipasang pada dua
tempat yang berbeda ketinggiannya, karena
bervariasinya kedalaman perairan yang dilewati.
Dari kedua Sea chest ini yang satu dengan yang lain
dihubungkan oleh pipa utama yang masing-masing
dilengkapi kran pengatur (valve). Bila kapal
berlayar di laut yang dalam maka dipakai Sea chest
yang terletak di dasar kapal, sedangkan jika kapal
berlayar diperairan yang dangkal dan berlumpur
(sungai) maka dipakai Sea chest yang terletak
disamping kapal (dipasang pada bilge kapal). Hal
ini untuk menghindari jangan sampai terjadi ada
lumpur dan kotoran lainnya ikut masuk dan tersedot
oleh pompa sehingga dapat menyebabkan
kerusakan pada pompa-pompa dan menyumbat
instalasi perpipaannya.
Pada kapal-kapal yang berlayar di daerah
dingin / es biasanya pada Sea chest dilengkapi
dengan uap panas untuk mencairkan air yang
membeku pada lubang sea chest. Pada kapal-besar
sea chest selain dilengkapi dengan uap panas juga
dilengkapi dengan udara bertekanan, diperlukan
untuk membersihkan lubang sea chest dari
binatang-binatang laut, tumbuhan laut dan kotorankotoran yang mungkin bisa menyumbat lubang sea
chest tersebut.
SEA CHEST DAN SISTEM AIR LAUT
Kotak
laut
(sea chest) adalah suatu
perangkat yang berhubungan dengan air laut yang
menempel pada sisi dalam dari pelat kulit kapal
yang berada dibawah permukaan air dipergunakan
untuk mengalirkan air laut kedalam kapal sehingga
kebutuhan sistem air laut (Sea water sistem) dapat
dipenuhi.
Pada kapal-kapal yang berukuran besar,
menengah maupun kecil dengan sistem instalasi
permesinan dari mesin induk seluruhnya terletak
didalam kamar mesin, pada badan kapal bawah air
menurut peraturan dari Biro Klasifikasi harus
dipasang suatu bagian konstruksi yang disebut sea
chest. Karena dari sea chest inilah kebutuhan air
laut dalam kapal dapat dipenuhi.
Antara sea chest dengan sistem-sistem yang
memerlukan suplai air laut dihubungkan dengan
perantaraan pipa-pipa dari bermacam-macam
ukuran sesuai dengan penggunaannya. Pada pipapipa tersebut terdapat katup-katup yang berfungsi
sebagai pembuka dan penutup aliran air laut, katup
tersebut dibuka bila sistem perlu suplai air laut dan
ditutup bila sistem sudah tidak perlu lagi. Misalnya
mesin induk dimatikan saat kapal sandar di
pelabuhan, maka katup air laut yang menuju ke
mesin induk ditutup, tetapi karena kapal masih
memerlukan suplai arus listrik untuk bongkar muat
dari mesin bantu, maka katup air laut yang menuju
mesin bantu tetap dibuka. Dengan kata lain bahwa
pembukaan dan penutupan katup pada pipa-pipa
perantara tersebut dilakukan sesuai dengan
kebutuhan kapal dalam eksploitasinya, dan
diharapkan bahwa sea chest mampu menyediakan
air laut yang dibutuhkan oleh kapal untuk suplai
sistem air laut dari kapal diam sampai kapal
bergerak dan beroperasi.
65
Kinerja dari sistem air laut dalam kapal
tergantung dari suplai air laut yang di isap oleh sea
chest, jadi sistem air laut dapat beroperasi secara
penuh apabila sea chest mampu mengisap air laut
sesuai dengan kebutuhannya.
Sistem air laut dalam kapal dapat dibedakan
menjadi beberapa macam, yaitu sebagai berikut :
Sistem pendingin mesin induk dan mesin bantu
Mesin induk adalah instalasi mesin dalam
kapal yang dipergunakan untuk menggerakkan /
memutar poros baling-baling sehingga kapal dapat
bergerak, sedangkan mesin bantu adalah motor
yang dipergunakan untuk menggerakkan generator
listrik sehingga menghasilkan arus listrik yang
kemudian digunakan untuk pesawat-pesawat yang
memerlukan tenaga tersebut. Misalnya pompapompa pada sistem pipa, kompresor, separator,
mesin-mesin geladak, sistem penerangan, pesawat
komunikasi, pesawat navigasi dan lain-lain.
Sistem pendingin bertujuan untuk menjaga
agar temperatur mesin tetap berada pada batas yang
diperbolehkan sesuai dengan kekuatan material,
karena kekuatan material akan menurun sejalan
dengan naiknya temperatur (overheating)
Air adalah bahan pendingin yang sangat
baik, karena dapat mengambil 1 kkal pada tiap-tiap
kg dan tiap-tiap derajat celcius, sedangkan volume
1 kg air hanya 1 dm3 (1 liter ).
Pada kapal dengan penggerak motor bakar
dengan pendingin air, air pendingin dialirkan
melalui dan menyelubungi dinding silinder, kepala
silinder serta bagian-bagian lain yang perlu
didinginkan. Air pendingin akan menyerap kalor
dari semua bagian tersebut, kemudian mengalir
meninggalkan blok mesin menuju radiator atau alat
pendingin
yang
menurunkan
kembali
temperaturnya.
Sistem pendingin air pada mesin induk
maupun mesin bantu dalam kapal dikenal ada 2
macam yaitu :
• Sistem pendingin terbuka (direct cooling
system), adalah sistem pendingin motor
bakar pada kapal dimana air laut dipakai
langsung untuk mendinginkan silinder
motor bakar dan komponen lainnya setelah
itu dibuang kembali ke laut. Hal ini cocok
untuk motor-motor kapal kecil, dimana
pompa pendingin mengisap air laut dari
luar kapal dan memompakan air laut
tersebut
keluar
kapal
setelah
mendinginkan mesin, cara ini disebut
pendinginan terbuka karena selalu air lain
yang beredar.
• Sistem pendingin tertutup (Indirect
cooling system), adalah sistem pendingin
motor di kapal dimana silinder motor
bakar dan komponen lainnya didinginkan
dengan air tawar dan kemudian air tawar
tersebut didinginkan oleh air laut dan
66
selanjutnya air tawar tersebut dipakai
kembali untuk mendinginkan motor, jadi
yang selalu bergantian adalah air laut,
sedangkan air tawar selalu beredar tetap,
demikian daur ini berjalan terus.
Pendingin air tawar (Fresh water cooler)
yaitu alat pemindah panas berbentuk bejana yang
dipergunakan untuk mendinginkan air tawar
pendingin motor penggerak utama dan motor bantu
kapal dengan mengalirkan air laut kedalam bejana
tersebut. Pada motor-motor ukuran besar lebih
cenderung menggunakan sistem pendingin tertutup.
Hal ini dengan suatu alasan bahwa untuk
pendinginan dibawah temperatur 60o C bagi motormotor yang bertenaga besar lebih sulit. Sedangkan
air laut pada temperatur yang tinggi akan
menyebabkan endapan-endapan pada tempat yang
didinginkan, yang akibatnya bisa mengganggu
proses pendinginan.
Sedangkan untuk motor-motor yang baru
yang menggunakan pendingin air tawar, masih ada
yang diijinkan untuk temperatur air pendingin
mencapai diatas 80o C .
Sistem Pendingin minyak lumas
Minyak pelumas dapat juga dipakai untuk
pendinginan, akan tetapi minyak pelumas hanya
dapat mengambil ± 0,4 kkal pada tiap-tiap kg dan
pada tiap derajat celcius, sehingga kita harus lebih
banyak mengalirkan minyak dari pada air untuk
mengeluarkan panas yang sama banyaknya.
Untuk motor-motor dengan tenaga yang
besar komponen torak atau pengisap memerlukan
pendinginan. Jika dipakai air sebagai bahan
pendingin, bila terjadi kerusakan pada pipa
pengeluar atau pipa pemasuk pengisapnya bocor,
air kemungkinan akan masuk kedalam bak engkol
sehingga minyak pelumas pada bak engkol
bercampur dengan air.
Sedangkan motor dengan pendinginan
memakai minyak pelumas kebocoran pada pipa
pemasuk dan pipa pengeluar tidak menjadikan
kesulitan pada minyak pelumas dalam bak engkol.
Untuk mengedarkan minyak lumas dipakai
pompa sirkulasi minyak lumas (lubricating oil
circulation pump) yaitu pompa yang digunakan
untuk mengalirkan minyak pelumas kedalam
pendingin
minyak
lumas,
setelah
turun
temperaturnya disalurkan kembali kedalam motor
penggerak, demikian seterusnya.
Sedangkan air laut diedarkan oleh pompa
sirkulasi air laut (sea water circulation pump) yaitu
suatu pompa yang digunakan untuk mengalirkan air
laut dari luar melalui kotak laut kedalam pendingin
air tawar atau pendinginan minyak lumas dan
setelah itu dibuang keluar melalui katup tekan yang
ada diatas permukaan air.
Pada motor yang sedang berjalan proses
pendinginan dan pelumasan harus mendapatkan
perhatian yang sangat khusus, karena ketidak
beresan dalam soal ini akan mengakibatkan
kerusakan yang fatal. Jika pendinginan dan
pelumasan mesin tidak sempurna atau berhenti
sama sekali, motor akan tetap berjalan dan baru
akan berhenti bila bagian-bagian yang seharusnya
mendapatkan pendinginan atau pelumasan rusak
(tidak berfungsi lagi) yang akibatnya dapat
memberikan kerugian yang sangat besar misalnya
terjadi kerusakan pada silinder liner, torak, katup
dan sebagainya.
Sistem Ballast
Pada kapal-kapal laut didalam perubahan
atau pengaturan muatan sarat kapal oleng atau trim
kapal dipergunakan sistem ballast. Pada kapal
dalam keadaan trim ke muka supaya propeller bisa
bekerja dengan baik dalam arti propeller tetap
didalam air biasanya dipergunakan ballast air. Pada
kapal barang dan kapal penumpang ballast air bisa
mencapai 20 % sampai 30 % dari displacement
kapal. Dan untuk tanker dalam keadaan kosong
muatan, pemberian ballast dapat mencapai 50 %
atau lebih dari displacement kapal.
Sistem ballast untuk dapat melakukan
tugasnya dilengkapi dengan pipa-pipa, katup,
pompa-pompa dan peralatan lainnya.
Fungsi
pompa ballast untuk mengalirkan air dan
mengosongkan air atau mengisi tangki ballast.
Pompa tersebut juga untuk mengambil air ballast
dari lubang pengisapan atau sea chest, mengisi
tangki-tangki ballast, fore peak dan after peak tank
dan sebaliknya.
Sistem ballast berguna untuk mengatur
posisi kapal baik trim maupun oleng ataupun even
keel. Untuk itu ballast ditempatkan didalam ceruk
belakang, ceruk depan, tangki-tangki dasar
ganda,tangki tegak dan tangki samping. Ballast
yang diangkut ke ceruk depan dan ceruk belakang
berguna untuk mengubah trim dari kapal.
Tangki ballast dasar ganda dan tangki tegak
di isi dengan air ballast untuk memperoleh sarat
yang tepat dan untuk menghilangkan keolengan.
Tangki ballast samping berguna terutama untuk
meniadakan keolengan. Semua pengaturan air
ballast ini diatur dengan sistem sentralisasi.
Ballast tank di isi dan dikosongkan melalui
pipa yang sama sehingga katup-katup penutup (stop
valves) dipasang pada sistem ini . Sistem
sentralisasi ini memungkinkan tangki ballast untuk
di isi dan dikosongkan dan air ballast dipindahkan
dari tangki ke tangki melalui pompa ballast.
Air laut di pompa kedalam sistem ballast
melalui katup kingstone yang dipasang pada pipa
saluran air laut pada sea chest kapal.
Sistem Pemadam Kebakaran
Kebakaran pada kapal adalah suatu hal yang
harus dihindari, karena kita tahu kebakaran di kapal
dapat menyebabkan hal yang fatal, baik bagi
keselamatan pelayaran maupun keselamatn anak
buah kapal.
Usaha-usaha untuk memadamkan kebakaran
dapat digolongkan sebagai berikut :
• Pencegahan yang bertujuan mencegah
terjadinya kebakaran
• Usaha-usaha
aktif
yang
bertujuan
memadamkan api.
Berbagai usaha pencegahan kebakaran,
sudah dipikirkan pada waktu kapal direncanakan,
termasuk susunan dan penempatan peralatannya
yang sudah ditentukan oleh Biro Klasifikasi.
Pemadam api secara aktif yaitu pemadaman
api secara langsung dengan memakai peralatan
pemadam kebakaran dan sistem pipa pemadam
kebakaran. Sistem pipa ini juga dihubungkan
dengan sea chest sebagai lubang pengisapan air
laut. Yang termasuk peralatan pemadam kebakaran
adalah pengumpil, pengait, kapak api, goni, pasir,
alat pemadam api tangan dan lain-lain.
Tujuan dari sistem pemadam kebakaran di
kapal adalah untuk mencegah timbulnya kebakaran,
karena air laut tersedia banyak dan hasilnya cukup
memuaskan, oleh karena itu air merupakan alat
pemadam kebakaran utama di kapal. Sistem ini
dipakai untuk memadamkan kebakaran di kapal,
kecuali yang terbakar adalah batu bara, minyak atau
peralatan listrik.
Sistem yang dipakai adalah sistem
pemadaman sentral dan dengan melalui pipa
tembaga atau pipa yang di galvanis dengan
diameter 50 sampai 100 mm disalurkan ke tempat
yang ditentukan.
Sistem-sistem lainnya
Sebenarnya masih banyak sistem air laut
yang lain tapi tidak dibahas disini.
KELENGKAPAN SEA CHEST
Agar
supaya
dapat
melaksanakan
pengisapan air laut dengan baik, maka antara sea
chest dengan sistem-sistem yang memerlukan
supai air laut dihubungkan dengan pipa-pipa,
pompa-pompa, katup-katup, katup pengaman untuk
yang bertekanan tinggi dan peralatan lainnya
sehingga dapat mensuplai air laut sesuai dengan
yang dibutuhkan oleh sistem air laut dalam kapal.
Untuk merencanakan bermacam-macam
kelengkapan dari sistem sea chest diharuskan
mengacu pada peraturan Biro Klasifikasi, dan
selanjutnya kelengkapan dari sistem sea chest
secara garis besar adalah sebagai berikut :
Plat dinding sea chest
Sea chest adalah berupa kotak yang
menampung air laut terbuat dari baja, padanya
dipasang beberapa pipa-pipa untuk mengalirkan air
laut, pipa peniup udara, pipa pembuangan udara
dan lain-lain, sehingga sea chest dapat bekerja
sesuai dengan tujuannya.
67
Oleh karena sea chest letaknya di sekitar
kamar mesin, dan pada dinding sea chest harus
dipasang pipa-pipa isap untuk mesin induk dan
mesin bantu serta pipa-pipa yang lainnya serta
timbulnya getaran dari mesin induk maupun mesin
bantu, maka antara dinding sea chest dengan flens
sebagai penghubungnya dapat dimungkinkan
terjadi kerenggangan pada baut-bautnya dan
mungkin juga akan terjadi keretakan pada
sambungan lasnya.
Dari beberapa pertimbangan teknis tersebut,
BKI 2001 memberikan batasan bahwa ukuran
ketebalan dinding atau pelat sea chest tidak boleh
kurang dari :
T = 12 x a
p. k + tk .
Keterangan :
P : tekanan semprot pada katup pengaman
minimal 2 bar
a : jarak antara penegar kotak laut
k : faktor bahan = 1,0
tk : faktor korosi
tk : 1,5 mm, untuk t’ ≤ 10 mm
tk : 0,1 . t’ + 0,5 mm, maksimum 3,00 mm
untuk t’ ≥ 10 mm.
Dari batasan diatas dapat disimpulkan
bahwa ukuran ketebalan pelat dinding sea chest
minimum = 11,.5 mm.
Dalam usaha untuk memperpanjang umur
pelat dinding sea chest, biasanya pada dinding yang
bersentuhan dengan air laut dipasang Zink anode
protection (ZAP) secukupnya, dimana fungsinya
sama dengan pemasangan zink anode pada
lambung kapal yang bertujuan untuk menghambat
proses korosi. Zink Anode adalah berupa batang
logam seng yang ditempelkan pada pelat kulit kapal
pada tempat-tempat tertentu : yaitu dekat balingbaling, sea chest, dan kelengkapan dibawah air
lainnya yang terbuat dari bahan kuningan atau
perunggu untuk melindunginya terhadap korosi
karena aksi galbani. Batang tersebut lama kelamaan
akan habis dan harus diganti setiap jangka waktu
tertentu.
Mengingat tingkat kesulitan yang cukup
tinggi, baik ditinjau dari segi tempat maupun dari
segi teknis konstruksi yang terlalu banyak
kaitannya dengan perpipaan dari berbagai sistem
yang berada di kamar mesin, maka pemeliharaan
sea chest merupakan hal yang penting saat kapal
menjalani docking.
Pipa isap mesin induk
Kebutuhan air pendingin untuk mesin induk
yang diambil melalui pipa isap ini, yang di isap
oleh pompa isap khusus yang biasanya menyatu
dengan mesin induk. Pipa isap ini harus
mempunyai diameter yang cukup, agar debit air
untuk kebutuhan pendinginan mesin induk
tercukupi. Apabila suplai air pendingin berkurang
akan mengakibatkan temperatur mesin induk
68
menjadi panas dan apabila berkelanjutan akan
berakibat kerusakan yang fatal. Maka untuk
mengantisipasi kemungkinan tersebut diupayakan
agar suplai air pendingin tidak terganggu debitnya
dalam keadaan apapun. Biasanya antara sea chest
bawah dan sea chest samping saling berhubungan,
sehingga apabila salah satu sea chest mengalami
gangguan suplai airnya, maka sea chest yang lain
dapat mengatasinya.
Pada pipa isap mesin induk dipasang
beberapa kran (valve) yang berfungsi sebagai
penutup atau pembuka air pendingin air laut ke
mesin induk. Diantara valve-valve tersebut
dipasang filter dan dilengkapi dengan strainer
sebagai tempat pengumpul kotoran-kotoran yang
ikut air laut.
Pipa isap mesin bantu
Pada prinsipnya penggunaan pipa isap untuk
mesin bantu adalah sama dengan pipa isap pada
mesin induk, dilengkapi dengan valve dan ukuran
pipa disesuaikan dengan debit pompa yang
dipasang pada mesin bantu, juga dilengkapi dengan
filter dan strainer.
Jumlah mesin bantu dalam kapal tergantung
dari besar kecilnya kebutuhan suplai arus listrik dan
jenis penggunaannya.
Bila jumlah mesin bantu lebih dari satu,
maka saluran pipa isap selalu dihubungkan secara
paralel antar masing-masing mesin bantu dan juga
hubungan saluran pipa antar sea chest. Hal ini
dimaksudkan agar dapat saling menunjang antar
jaringan , apabila salah satu sistemnya mengalami
kesulitan dalam suplai air pendingin.
Pipa isap pompa pemadam kebakaran
Untuk kapal-kapal tertentu atau kapal
khusus, biasanya diperlukan satu sea chest
tersendiri yang khusus melayani suplai untuk
pompa pemadam kebakaran. Hal ini dimaksudkan
agar debit pompa yang diperlukan untuk pemadam
kebakaran tidak mengalami gangguan apapun dari
sistem kerja pipa-pipa yang lain bila sedang
bertugas dalam memadamkan kebakaran, karena
memadamkan kebakaran adalah suatu pekerjaan
yang sifatnya emergency. Diameter pipa
disesuaikan dengan kapasitas atau debit pompa
pemadam kebakarannya.
Pipa Isap Pompa Dinas Umum
Pada setiap kapal biasanya selalu terpasang
sebuah pompa dinas umum (General service
pump). Pipa-pipa yang melayani pompa dinas
umum biasanya banyak sekali cabang-cabangnya
yang disesuaikan dengan kebutuhan yang antara
lain pipa-pipa untuk pemadam kebakaran, ballast,
bilga, cuci deck, lensa dan sebagainya. Ukuran pipa
disesuaikan dengan kapasitas pompa. Karena
banyaknya cabang pipa, masing-masing itu
dihubungkan dengan flens yang diberi packing dan
di ikat dengan mur baut.
Pipa Peniup Udara
Pipa ini menghubungkan antara kotak sea
chest dengan kompresor atau tabung udara tekan,
yang digunakan untuk meniupkan udara ke kotak
sea chest, apabila saringan sea chest kotor atau
tersumbat
oleh
kotoran-kotoran
yang
mengakibatkan suplai air laut keseluruh sistem
tidak lancar sehingga mengurangi debit air yang
dibutuhkan. Untuk stop atau meniup udara diatur
oleh satu valve yang dapat dioperasikan secara
manual atau otomatis yang dapat dikendalikan dari
ruang kemudi.
Pipa Pembuangan Udara
Dengan adanya udara yang terjebak dalam
kotak sea chest, yang mungkin berasal dari
gelembung-gelembung udara dari haluan yang
menyusur dasar kapal dan terjebak di sea chest,
atau kapal sedang oleng atau miring sehingga
udara masuk ke sea chest, dari putaran balingbaling saat kapal mundur atau udara dari sisa tiupan
udara kompresor.
Apabila udara dalam sea chest ini dibiarkan
akan merugikan seluruh sistem, terutama pada
sistem pendingin mesin. Karena air pendingin yang
di isap tidak sepenuhnya berupa air laut, tapi
bercampur dengan gelembung-gelembung udara,
sehingga dapat menyebabkan mesin menjadi panas.
Dapat pula berakibat jelek pada pompa-pompa
yang mengisap air dari sea chest tersebut, karena air
yang di isap tidak penuh dan banyak mengandung
udara sehingga rendemen pompa menjadi turun.
Untuk membuang udara dibuka satu valve dan
ditutup kembali bila udara dalam sea chest telah
habis.
Pipa-Pipa By Pass
Pipa by pass dipergunakan untuk saling
menghubungkan antara sea chest yang satu dengan
sea chest yang lain, dengan tujuan dapat membantu
suplai air laut ke tempat tertentu dari satu sistem,
bila salah satu sistem mengalami kesulitan atau
hambatan dalam suplai air laut.
Diameter pipa by pass biasanya cukup besar,
sebab harus dapat mengganti menyalurkan air laut
sebanyak jumlah pipa isap dalam sea chest tersebut.
Atau digunakan saat pemindahan penggunaan saat
kapal berlayar dari perairan dalam masuk ke
perairan
yang
dangkal,
sehingga
harus
menggunakan sea chest samping.
Strainer
Strainer adalah suatu alat berbentuk kotak
atau silinder yang biasanya dipasang pada pipa ke
mesin induk, pipa ke mesin bantu atau pada pipa by
pass. Alat ini berfungsi sebagai jebakan kotoran
dari laut, dalam strainer tersebut dipasang filter.
Kotoran tersebut bila tidak tersaring dan
diendapkan pada strainer akan masuk kedalam
sistem air laut dalam kamar mesin dan lain-lain.
Pada periode waktu tertentu strainer harus dibuka
untuk dibersihkan bersama dengan filternya.
Penampang strainer kurang lebih 1,5 sampai
dengan 2 kali penampang pipanya.
Sea Grating
Sea Grating adalah saringan atau kisi-kisi
yang dipasang pada sea chest untuk mencegah
masuknya benda-benda yang tidak dikehendaki dari
laut ke dalam sistem pipa dalam kapal,
Jadi fungsi Sea Grating adalah menyaring air
laut sebelum masuk kedalam kotak sea chest, yang
merupakan saringan awal sebelum air laut masuk
sistem melewati strainer dan filternya.
Sea Grating ini di ikat menggunakan baut
yang tahan korosi, yang kemudian baut-baut ini
antara satu dan lainnya di ikat atau dikunci dengan
menggunakan kawat agar baut tidak mudah lepas.
Valve
Semua sistem perpipaan dalam kamar mesin
selalu dilengkapi dengan valve yang berfungsi
sebagai pintu untuk membuka dan menutup aliran
air laut, sebagai pengaman pula bila suatu saat
aliran air harus dipompa karena kebocoran, atau
karena untuk pemadam kebakaran dan lain-lain.
Untuk ukuran valve harus disesuaikan dengan
ukuran pipanya.
Packing dan Baut Pengikat
Penyambungan untuk bagian-bagian pipa
yang lurus, lengkung dan lain-lain, dilakukan
dengan menggunakan flens kemudian di ikat
dengan menggunakan mur baut. Agar pada
sambungan ini air laut tidak bocor, maka di antara
flens dipasang packing. Untuk air laut biasanya
digunakan packing karet.
Mur baut pengikat biasanya digunakan mur
baut baja atau dari stainless steel yang tahan korosi,
sehingga mudah untuk pelaksanaan bongkar pasang
dan lama pemakaiannya.
PEMASANGAN SEA CHEST
Sebagai lubang pengisapan air laut sea chest
ditempatkan berdekatan dengan kamar mesin,
karena segala sistem yang memerlukan berada
dalam kamar mesin. Misalnya mesin induk, mesin
bantu, pompa-pompa, ketel uap, alat penyuling dan
sebagainya.
Untuk mendapatkan air laut yang dapat
mencukupi kebutuhan eksploitasi kapal, maka perlu
dipikirkan tempatnya untuk pemasangan sea chest
agar tujuan utama dari sistem air laut dapat
tercapai.
Pada sebuah kapal umumnya mempunyai
dua (2 ) buah sea chest yang dipasang pada
lambung kapal dibawah garis air didepan kamar
69
mesin tepatnya dipasang di dasar kapal dan
dipasang disamping kapal dibawah air (bilge),
karena mengingat bervariasinya kedalaman
perairan yang dilewati.
Pemasangan pada dua tempat yang berbeda
ini dimaksudkan agar kinerja sea chest sebagai
lubang pengisapan berjalan dengan lancar. Bila
kapal berlayar dilaut yang dalam maka dipakai sea
chest yang terletak di dasar kapal, sebab
kemungkinan terjadinya kotoran, lumpur yang
teraduk-aduk akibat gerakan kapal tidak akan
terjadi dan pada keadaan ini sea chest samping
tidak dipergunakan. Jika kapal berlayar diperairan
yang dangkal dan kemungkinan terjadinya kotoran,
lumpur atau pasir yang teraduk-aduk karena
gerakan kapal yang mungkin dapat masuk ke
lubang sea chest dasar maka sea chest samping
yang dipakai sedangkan sea chest bawah ditutup.
Didalam penentuan peletakan sea chest
harus dipertimbangkan bahwa sea chest masih
berfungsi sebagai lubang pengisapan air laut
dengan baik, walaupun kondisi kapal miring sampai
22,5 derajat dari keadaan vertikal sea chest masih
tetap bekerja dengan baik dan tidak mengisap
udara.
pendinginan mesin, untuk sistem ballast, untuk
sistem pemadam kebakaran dan lain sebagainya.
Pada umumnya sea chest dipasang pada dua
(2) tempat yang berbeda ketinggiannya, mengingat
bervariasinya kedalaman perairan yang dilewati.
Dan harus dipertimbangkan bahwa sea chest masih
dapat mengisap air laut dengan baik dan tidak
mengisap udara, walaupun kondisi kapal miring
sampai 22,5 derajat dari keadaan vertikal.
Kelengkapan dari sea chest sebagai lubang
pengisapan secara garis besar adalah terdiri dari
plat dinding sea chest, pipa-pipa isap untuk
bermacam-macam pemakaiannya, pipa peniup
udara, pipa pembuangan udara, pipa-pipa by pass,
strainer, sea grating, valve, packing, baut pengikat
dan lain-lain yang didalam perencanaannya telah
diatur oleh peraturan Biro Klasifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
KESIMPULAN
Sea chest adalah suatu perangkat yang
dipasang pada sisi dalam pelat kulit kapal yang
berada dibawah permukaan air di sekitar kamar
mesin dan berperan sebagai lubang pengisapan
untuk mensuplai kebutuhan system air laut pada
eksploitasi kapal. Misalnya suplai air laut untuk
70
5.
6.
BKI, Chapter 1, 2001, Hull Consruction,
Chapther 2, Machinery Installations, Jakarta.
Harrington, 1992, Marine Engine, Sname.
Herbort Lee Seward,PHB, ME, 1970, Marine
Engineering Volume II, Published by Sname.
Anoname,
1970,
Marine
Internal
Combustion Engine, Mir, Publisher, Moscow.
Ir. Bambang Supangat, Ir. Petrus Adrianto,
1982, Pengetahuan Mesin Kapal 1,
Depdikbud, Jakarta.
Vk. Dormondotov, 1975, Ship building
Technology
Download