BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

advertisement
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 PROFIL PERUSAHAAN
4.1.1 SEJARAH SINGKAT KENTUCKY FRIED CHICKEN
4.1.1.1 SEJARAH SINGKAT KENTUCKY FRIED CHICKEN (KFC) DI DUNIA
Berikut sejarah singkat Kentucky Fried Chicken (KFC) di dunia :
-
1930 : Kentucky Fried Chicken didirikan oleh Harland Sanders di Nicholas Ville and
Corbin, Kentucky.
-
1939 : Terciptanya bumbu rahasia (11 Herbs & Spices) – ORIGINAL RECIPE
CHICKEN dan
Harland Sanders
diberikan julukan “COLONEL” oleh
Gubernur Kentucky, karena telah menjadi menciptakan bumbu rahasia
tersebut .
-
1952 : Franchise I dijual kepada Pete Harmon, Salt Lake City, USA.
-
1964 : Franchise II dijual kepada Group Investor Jack Massey & John Y. Brown Jr..
-
1969 : KFC terdaftar pada bursa NEW YORK dan COLONEL SANDERS membeli 100
saham perdananya.
-
1971 : Heublein Incorporate merger dengan KFC International. Bersamaan dengan
itu Colonel Sanders menciptakan bumbu CRISPY CHICKEN.
-
1982 : R. J. REYNOLDS (sekarang RJR – NIBISCO) merger dengan HEUBLEIN
INDUSTRIES, INCORPORATE (industri makanan kaleng)
-
1986 : PEPSI CO (pemilik PIZZA HUT membeli KFC dari R.J REYNOLDS)
-
1997 : PEPSI CO melepas 3 Restoran yaitu : KFC, PIZZA HUT & TACOBELL kepada
TRICON RESTAURANT INTERNATIONAL (TRI)
81
82
-
Sekarang : YUM INTERNATIONAL mengambil alih KFC, AW, LONG JOHN SILVER,
PIZZA HUT dan TACO BELL
4.1.1.2 SEJARAH SINGKAT KENTUCKY FRIED CHICKEN (KFC) DI INDONESIA
Berikut sejarah singkat Kentucky Fried Chicken (KFC) di dunia :
-
1978 : PT FASTFOOD INDONESIA, didirikan oleh kelompok usaha Gelael, sebagai
pemegang hak eksklusif usaha waralaba, yang kemudian hak franchise
KFC di Indonesia diberikan oleh pemilik KFC; pada waktu itu Heublein, Inc.
kepada PT.Fastfood Indonesia.
-
1979 : Restoran KFC pertama dibuka tgl 18 Oktober di jalan Melawai Raya 84 – 85
Jakarta Selatan
-
1990 : Maret, Group Gelael menjual 45 % saham perseroan kepada Salim Group
-
1992 : Perseroan G0 Publik 20 % dari sahamnya
-
1993 : Perseroan adalah Perusahaan Publik terdaftar sebagai Emiten di Bursa Efek
Jakarta (Mei), dengan proporsi kepemilikan saham sebagai berikut :
PT Gelael Pratama 43,5%, PT Megah Eraraharja 35,5%, PT Publik 20,0%,
dan Koperasi – Koperasi 1,0%.
-
1996 : KFC mendapat Sertifikat Halal dari LPPOM MUI
-
Sekarang : KFC sudah membuka gerainya yang ke 300.
83
4.1.2 STRUKTUR ORGANISASI
4.1.2.1 STRUKTUR ORGANISASI PT.FASTFOOD INDONESIA, Tbk.
BOD
General Manager
Business
Development
General Manager
Operation
Assistant General
Manager Operation
Catering &
Delivery
Department
Regional
Operation
Department
Area Manager
General Manager
Finance &
Administration
Quality
Assurance and
R&D
Department
Finance &
Accounting
Department
Marketing
Department
Financial
Planning &
Control
Department
Store
Development
Department
Information
Technology
Department
Human Resource
Department
Regional
Administration
Department
Restaurant
Manager
Personnel
Department
Human
Resources
Administration
Department
Assistant Restaurant
Manager
Chief Cashier
Training
Department
Employee Legal
& Industrial
Relation
Department
Bagian Cashier
Bagian Back-Up
Purchasing
Department
Bagian Dining
Warehousing &
Distribution
Department
Bagian Kitchen
Sumber : PT.Fastfood Indonesia, Tbk.
Internal Audit
Department
84
Gambar 4.01 STRUKTUR ORGANISASI PT.FASTFOOD INDONESIA, TBK.
4.1.2.2 URAIAN JABATAN
Setiap bagian organisasi memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawabnya
masing – masing. Berikut uraian jabatan masing – masing bagian :
1.
Board of Director
a.
Memimpin perusahaan dan membina jajarannya agar berdaya guna dan
berhasil guna.
b.
Menyusun rencana perusahaan jangka pendek, maupun jangka panjang serta
visi, misi dan strategi dalam mencapai tujuan perusahaan.
c.
Mengkoordinasikan dan mengawasi para manajer dalam melaksanakan
tugasnya.
2.
GM Operations
a.
Merencanakan dan menetapkan target penjualan perusahaan.
b.
Mengembangkan SDM, sistem, prosedur dan sebagainya.
c.
Mengontrol seluruh biaya operasional.
d.
Merencanakan visi, misi serta strategi untuk mencapai tujuan perusahaan.
e.
Mengontrol jalannya operasional seluruh restoran.
f.
Mengawasi dan mengontrol departemen – departemen yang dibawahinya.
g.
Melakukan pengorganisasian wewenang atas perencanaan yang telah dibuat
selama tahun berjalan.
h.
3.
Menetapkan anggaran setiap departemen
Assistant GM Operation
a.
Membantu GM Operation dalam melaksanakan tugasnya sehari – hari.
85
b.
4.
5.
Membantu mengontrol jalannya operasional seluruh restoran.
GM Business & Development
a.
Merencanakan Business Plan perusahaan.
b.
Merencanakan pengembangan restoran.
c.
Mengembangkan SDM, produk, marketing dan sebagainya.
d.
Merencanakan visi, misi serta strategi untuk mencapai tujuan perusahaan.
e.
Mengontrol anggaran setiap departemen.
f.
Mengawasi dan mengontrol biaya setiap departemen.
g.
Mengawasi dan mengontrol departemen – departemen yang dibawahinya.
GM Finance & Administration
a.
Menyusun rencana kerja dan anggaran pendapatan pengeluaran perusahaan.
b.
Melakukan pencatatan atas transaksi yang terjadi pada perusahaan.
c.
Menyusun laporan keuangan konsolidasi atas transaksi yang terjadi di setiap
restoran.
6.
d.
Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan administrasi perusahaan.
e.
Mengkoordinir setiap departemen yang ada di bawahnya.
f.
Mengendalikan pendapatan dan pengeluaran perusahaan.
g.
Mengawasi dan mengontrol departemen – departemen yang dibawahinya.
Catering & Delivery Manager
a.
Mengelola perusahaan dalam jumlah besar.
b.
Mengelola pelaksanaan setiap perayaan ulang tahun yang diadakan di restoran
maupun di luar restoran.
c.
Mengawasi dan mengontrol kegiatan pelayanan Pesan Antar kepada pemesan.
86
7.
8.
9.
d.
Mengontrol seluruh biaya opersionalnya.
e.
Mengembangkan perluasan daerah yang potensial untuk Pesan Antar.
Regional Operations Manager
a.
Bertanggung jawab terhadap restoran yang ada dalam regionalnya.
b.
Merencanakan dan menetapkan target penjualan perusahaan.
c.
Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan kerja di tingkat area.
d.
Mengontrol biaya – biaya operasional.
e.
Merencanakan pengembangan di segala bidang.
f.
Melakukan evaluasi dalam penilaian kinerja setiap restoran.
Area Manager
a.
Bertanggung jawab terhadap restoran yang ada di dalam areanya.
b.
Mengawasi dan mengontrol jalannya kegiatan setiap restoran.
c.
Melakukan evaluasi dalam penilaian kinerja setiap restoran.
d.
Melaksanakan target penjualan perusahaan.
e.
Memberikan lokakarya kepada Restoran Manager bila diperlukan.
Restaurant Manager
a.
Melaksanakan pencapaian target penjualan.
b.
Mengawasi dan mengontrol seluruh kegiatan kerja restoran.
c.
Memberikan pelatihan kepada karyawan.
d.
Menjaga, memelihara, meningkatkan image perusahaan.
e.
Bertanggung jawab terhadap jalannya operasi restoran.
87
10. Assistant Restaurant Manager
a.
Membantu melaksanakan pencapaian target penjualan tingkat restoran.
b.
Membantu, menjaga, memelihara, meningkatkan image perusahaan.
c.
Membantu Restaurant Manager terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan kerja
restoran.
d.
Membantu mengawasi dan mengontrol operasi restoran.
e.
Membantu memberikan pelatihan kepada karyawan.
11. Chief Cashier
a.
Mengawasi pelaksanaan setiap kegiatan kerja bagian penjualan.
b.
Membantu dalam jalannya operasional restoran.
c.
Mendata setiap menu makanan yang dijual.
d.
Melaksanakan penyetoran uang pendapatan restoran kepada bank.
12. Bagian Cashier
a.
Melayani tamu yang memesan menu/produk makanan.
b.
Melaksanakan penawaran menu/produk makanan untuk melengkapi.
c.
Menjaga dan memelihara kebersihan sekitarnya.
13. Bagian Back-Up
a.
Membantu cashier dalam persiapan setiap pesanan tamu.
b.
Melaksanakan pemasakan, menggoreng pesanan tamu.
c.
Menghidupkan, mematikan dan membersihkan peralatan masak, simpan,
pendingin.
d. Menjaga dan memelihara kebersihan sekitarnya.
88
14. Bagian Dining
a.
Membersihkan meja makan tamu setelah selesai makan.
b.
Menjaga dan memelihara kebersihan seluruh area restoran serta perlengkapan
lainnya.
c.
Membantu tamu membawakan pesanan ke meja, bila membutuhkan.
d.
Membantu tamu membawakan pesanan besar menuju kendaraan angkut.
15. Bagian Cook
a.
Melaksanakan pemasakan/penggorengan menu makanan.
b.
Mencatat setiap pemasakan, penggorengan menu makanan dan penerimaan
bahan baku.
c.
Menghidupkan dan membersihkan peralatan masak.
d.
Menjaga dan memelihara kebersihan sekitarnya.
16. Bagian Kitchen
a.
Membantu pekerjaan bagian cook.
b.
Melaksanakan membersihkan peralatan masak dan peralatan makan tamu.
c.
Mempersiapkan bahan baku yang akan dimasak.
d.
Menjaga dan memelihara kebersihan sekitarnya.
17. Quality Assurance and R&D Department Manager
a.
Memeriksa seluruh bahan baku yang diterima sesuai dengan spesifikasi
perusahaan.
b.
Mengadakan audit standar prosedur – prosedur ke seluruh restoran.
c.
Melaksanakan pembuatan dan memperpanjang seritifikat HALAL.
89
d.
Mengembangkan produk baru.
e.
Mengontrol seluruh biaya operasionalnya.
18. Marketing Department Manager
a.
Merencanakan pemasaran promosi produk baru.
b.
Merencanakan anggaran perusahaan.
c.
Merencanakan, meningkatkan, membangun, memelihara image perusahaan
dalam masyarakat.
d.
Merencanakan pengembangan promosi tingkat lokal maupun nasional.
e.
Mengontrol seluruh biaya operasionalnya.
19. Store Development Department Manager
a.
Merencanakan pengembangan bangunan beserta tata letak mesin serta
peralatan restoran lainnya.
b.
Merancang desain interior restoran.
c.
Menyeleksi setiap kontraktor yang mengajukan proposal.
d.
Bekerja sama dengan department yang terkait di dalam menetapkan desain
interior dan tata letak mesin serta peralatan lainnya.
20. Human Resources Department Manager
a.
Merencanakan pengembangan sumber daya manusia di perusahaan.
b.
Mengevaluasi dan menilai tenaga kerja di setiap departemen.
c.
Menetapkan sistem kesejahteraan karyawan.
d.
Mengangkat dan menempatkan karyawan.
90
21. Personnel Department Manager
a.
Melaksanakan penyediaan kebutuhan karyawan di departemen.
b.
Melaksanakan perekrutan, penyeleksian karyawan.
22. Training Department Manager
a.
Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan program pelatihan di perusahaan.
b.
Melaksanakan evaluasi dan penilaian kepada setiap karyawan yang telah
diberikan pelatihan.
c.
Merencanakan pengembangan pelatihan.
23. Human Resources Administration Department Manager
a.
Melaksanakan pendataan seluruh karyawan perusahaan.
b.
Mengontrol dan merekap absensi karyawan.
c.
Mengkoordinir baju seragam karyawan khususnya karyawan restoran.
d.
Menyalurkan baju seragam karyawan yang membutuhkan.
24. Employee Legal Industrial & General Relation Manager
a.
Melaksanakan setiap pemutusan hubungan kerja karyawan.
b.
Menghadiri sidang perselisihan dalam menghadapi persoalan yang serius.
c.
Bekerja sama dengan departemen terkait dalam perselisihan hukum.
25. Purchasing Manager
a.
Melaksanakan pembelian seluruh bahan baku yang dibutuhkan perusahaan.
b.
Menjalin rekanan dengan para pemasok.
91
c.
Memonitor persediaan seluruh bahan baku dengan bekerja sama bagian
gudang.
26. Warehousing & Distribution Manager
a.
Mengatur sistem distribusi seluruh bahan baku ke seluruh restoran.
b.
Mengatur dan mengawasi kegiatan kerja karyawan yang dibawahinya.
c.
Mengontrol biaya – biaya operasionalnya.
27. Finance & Accounting Department Manager
a.
Melaksanakan
rencana
kerja
dan
anggaran
pendapatan
pengeluaran
perusahaan.
b.
Melakukan pencatatan atas transaksi yang terjadi pada perusahaan.
c.
Menyusun laporan keuangan konsolidasi atas transaksi yang terjadi di setiap
restoran.
d.
Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan administrasi perusahaan.
e.
Mengendalikan pendapatan dan pengeluaran perusahaan.
28. Financial & Planning Control Department Manager
a.
Mengontrol pemakaian anggaran setiap departemen yang telah ditetapkan
perusahaan.
b.
Mencatat setiap anggaran yang ditetapkan perusahaan.
c.
Melaporkan kepada atasannya bila terdapat anggaran yang menyimpang.
92
29. Information Technology Department Manager
a.
Merencanakan dan menyajikan sistem informasi kepada departemen yang
membutuhkannya.
b.
Mengembangkan sistem insformasi perusahaan dalam menghadapi kemajuan
teknologi.
c.
Menyediakan perlengkapan yang berbasis komputer kepada departemen.
30. Regional Administration Department Manager
a.
Melaksanakan dan mengembangkan sistem keuangan sesuai dengan kebijakan
dari kantor pusat perusahaan.
b.
Melaksanakan kontrol seluruh sistem perusahaan.
c.
Bekerja sama dalam kegiatan/pelaksanaan kerja di perusahaan.
31. Internal Audit Department Manager
a.
Melaksanakan audit keuangan ke setiap restoran serta ke seluruh restoran.
b.
Melaporkan kepada manajemen bila ada penyimpangan dalam setiap sistem /
prosedur.
4.1.3 JENIS PRODUK
Tabel 4.01
JENIS PRODUK KENTUCKY FRIED CHICKEN
No
MENU
JENIS
1
ORIGINAL RECIPE / HOT & CRISPY
1 Piece / 9 piece
2 Pieces Crispy Strips
93
2
BURGER / PASTA / BENTO
OR Burger
Twister
Spaghetti Deluxe / Supreme
KFC Bento
KFC Attack (Rice + Wing + Drink Regular)
Chicken Fillet
3
KOMBO HEMAT
Kombo 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 – 8
4
CHAKI KIDS MEAL
Chaki Rice / Chaki Fries
Chaki Spaghetti
5
SIDE ORDERS
Rice
Perkedel
French Fries reg. /large
Corn Cob
KFC Soup / Corn Soup
Coleslaw
Fresh Garden Salad / + Crispy Strip
7
DESSERT
Pepsi reg. / med. / large
Orange Juice
Teh Sosro
Air Mineral
Hot Coffee / Tea
8
FRESH ‘LITE
KS.Rice (Ayam + Rice + Salad + Ades)
KS.Fries (Ayam + Rice + Salad + Ades)
Sumber : PT.Fastfood Indonesia Tbk.
94
4.1.4 ANALISIS 5 KEKUATAN PORTER ( 5 PORTER FORCES)
Pendatang Baru Potensial
Kekuatan tawar menawar pemasok
Ancaman Pendatang Baru
Kekuatan tawar menawar pembeli
Pesaing Industri
Rivalry
Pemasok
(Persaingan diantara
Perusahaan yang ada)
Pembeli
Ancaman Produk Pengganti
Produk Pengganti
Sumber : Pearce&Robinson, 2004
Gambar 4.02 Lima Kekuatan Porter
Dalam penelitian ini akan terlihat kekuatan persaingan PT.Fastfood Indonesia Tbk.,
dengan melihat lima kekuatan Porter. Dimana kelima kekuatan tersebut berupa ancaman
pendatang baru (The Threat of New Entrants), ancaman produk pengganti (The Threat of
Substitute Products of Services), kekuatan tawar menawar pemasok (Bargaining Power of
Suppliers), kekuatan tawar menawar pembeli (Barganing Power of Buyer/Customer),
persaingan sesama industri (Rivalry Among Existing Competitors).
Maka sesuai dengan gambar 4.02, kondisi bisnis diuraikan sebagai berikut :
1. Ancaman pendatang baru (The Threat of New Entrants)
Persaingan dalam industri fastfood semakin berkembang. Hal ini terlihat dengan
semakin bertambahnya banyak restoran fastfood yang semakin berdiri dan
menyebabkan adanya perang harga dan promosi untuk menarik konsumen.
95
Ditambah
lagi,
tren
franchise
sedang
berkembang,
sehingga
menambah
kemungkinan bermunculannya restoran cepat saji lainnya.
2. Ancaman produk pengganti (The Threat of Substitute Products of Services)
Dewasa ini dalam industri fastfood
dengan core business ayam mulai banyak
muncul ancaman dari produk pengganti, seperti ayam goring tepung yang banyak
dijual di gerobak – gerobak pinggir jalan, dengan harga yang lebih murah (berkisar
Rp.1.000 untuk kepala ayam tepung sampai Rp.3.000 untuk bagian dada ayam
tepung). Bahkan tak sedikit dari mereka yang menggunakan nama ”Kentucky Fried
Chicken” (baik itu dimodifikasi sedikit maupun tidak) yang sudah menjadi sebuah
“image” tersendiri untuk produk ayam goreng tepung.
3. Kekuatan tawar menawar pemasok (Bargaining Power of Suppliers)
Bahan baku yang dipergunakan oleh produk perusahaan adalah ayam potong broiler,
bumbu resep asli Chicken Patty, sayuran segar, kentang dingin, dan bumbu masak.
Ayam potong broiler, sayuran segar dan bumbu masak diperoleh dari pemasar local
di setiap wilayah restoran. Bumbu resep asli diimpor dari Amerika Serikat, sedangkan
bahan baku yang belum bisa dihasilkan di Indonesia sesuai dengan persyaratan yang
telah ditentukan oleh franchise , seperti kentang dingin, chicken patty dan nugget
diimpor dari Singapura dan Malaysia. Terutama soal bumbu yang menjadi ciri
khasnya, manajemen KFC akan selalu menggunakan original recipe from Colonel
Sanders yang masih dipasok langsung dari prinsipalnya. Lain halnya dengan bahan
baku utama, yakni daging ayam. Demi menjaga kualitas, KFC hanya mengandalkan
pasokan dari 15 peternak besar seperti Charoen Phokphand dan Sierad. Setiap hari
KFC mendapat pasokan ayam sebanyak 70 ribu ekor untuk semua gerai. Oleh karena
itu kekuatan tawar menawar pemasok adalah kuat.
4. Kekuatan tawar menawar pembeli (Barganing Power of Buyer/Customer)
96
Permintaan akan makanan fastfood sangat tinggi. Mengingat banyaknya konsumen
yang mulai bergaya hidup serba praktis. Dan PT.Fastfood Indonesia Tbk. jeli dalam
merespon permintaan konsumen yang terus bertambah ini. Oleh karena itu
PT.Fastfood Indonesia Tbk. membuka gerai baru secara berkala untuk menjangkau
seluruh konsumen di Indonesia. Pembukaan gerai – gerai KFC yang baru juga
dibarengi oleh pembukaan gerai – gerai restoran fastfood lainnya, baik pendatang
baru maupun pemain lama. Dengan demikian akan semakin banyak pilihan restoran
fastfood yang dapat dipilih oleh konsumen, yang dapat membuat konsumen
berpindah merek dan menjadi loyal dengan restoran fastfood lainnya. Jadi dapat
disimpulkan bahwa kekuatan tawar menawar bagi pembeli adalah kuat. Namun jika
konsumen memiliki loyalitas terhadap KFC maka kekuatan tawar menawar pembeli
menjadi rendah.
5. Persaingan sesama industri (Rivalry Among Existing Competitors)
Persaingan restoran fastfood sangat ketat, bukan hanya karena semakin banyaknya
bermunculan para pemain baru, melainkan juga perang promosi, persaingan harga,
diversifikasi produk, dan sebagainya. Berikut beberapa keunggulan KFC yang
berbeda dibandingkan saingannya :
-
Berbagai pilihan menu GOCENG
-
Program ATTACK 3-5pm. Seperti yang dikemukan oleh Pak Adi S.Tjahjadi,
Head Executive Marketing Public Relation PT.Fastfood Indonesia Tbk., KFC
Goceng dalam program ATTACK 3-5pm memberikan kontribusi yang cukup
besar dalam penjualan KFC.
-
Memiliki super store dengan konsep cafe yakni KFC cabang Kemang.
97
-
Memiliki label music dan mensponsori band indie , yang juga membantu
promosi KFC secara tidak langsung.
4.2 PROFIL RESPONDEN
4.2.1 PROFIL RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN
Berikut tabel profil responden yang mewakili lima wilayah, yang dibedakan
berdasarkan jenis kelaminnya :
TABEL 4.02
PROFIL RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN
WILAYAH
JUMLAH
JUMLAH
TOTAL
RESPONDEN PRIA
RESPONDEN
RESPONDEN
WANITA
Jakarta Utara
41 responden
43 responden
84 responden
Jakarta Barat
52 responden
32 responden
84 responden
Jakarta Timur
26 responden
58 responden
84 responden
Jakarta Selatan
36 responden
48 responden
84 responden
Jakarta Pusat
39 responden
45 responden
84 responden
TOTAL
194 responden
226 responden
420 responden
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Dari tabel berikut dapat disimpulkan bahwa :
-
Untuk daerah Jakarta Utara, responden yang paling banyak adalah responden wanita
dengan jumlah 52% (43 responden), sedangkan sisanya 48% (41 responden) adalah
responden pria.
-
Untuk daerah Jakarta Barat, responden yang paling banyak adalah responden pria
dengan jumlah 62% (52 responden) dan sisanya 38% (32 responden) adalah
responden wanita.
98
-
Untuk daerah Jakarta Timur, responden yang paling banyak adalah responden
wanita dengan jumlah 69% (58 responden), sedangkan sisanya 31% (26 responden)
adalah responden pria.
-
Untuk daerah Jakarta Selatan, responden yang paling banyak adalah responden
wanita dengan jumlah 57% (48 responden), sedangkan sisanya 43% (36 responden)
adalah responden pria.
-
Untuk daerah Jakarta Pusat, responden yang paling banyak adalah responden wanita
dengan jumlah 54% (45 responden), sedangkan sisanya adalah 46% (39 responden)
adalah responden pria.
Dari data tabel diatas, dapat digambarkan dalam sebuah diagram seperti berikut ini :
Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Responden
Pria
194
46%
Responden
Wanita
226
54%
Responden Pria
Responden Wanita
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Gambar 4.03 DIAGRAM PROFIL RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN
99
Data ini menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah berjenis kelamin wanita, yang
berjumlah 226 responden, atau 54% dari 420 responden yang mengisi kuisioner. Sedangkan
sisanya, 46% adalah responden berjenis kelamin pria yang berjumlah 194 responden.
4.2.2 PROFIL RESPONDEN BERDASARKAN USIA
Berikut tabel profil responden yang mewakili lima wilayah, yang dibedakan
berdasarkan usianya :
TABEL 4.03
PROFIL RESPONDEN BERDASARKAN USIA
WILAYAH
USIA <
USIA
USIA
USIA
USIA >
TOTAL
20 th
20 - 26
27 - 33
34 - 40
40 th
RESPONDEN
th
th
th
Jakarta Utara
11
14
28
18
13
84 responden
Jakarta Barat
8
13
21
24
18
84 responden
Jakarta Timur
24
14
17
10
19
84 responden
Jakarta Selatan
7
22
14
33
8
84 responden
Jakarta Pusat
16
19
26
12
11
84 responden
TOTAL
66
82
106
97
69
420 responden
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Dari tabel berikut dapat disimpulkan bahwa :
-
Untuk daerah Jakarta Utara, jumlah responden dapat diuraikan secara urut dari
jumlah yang tertinggi yaitu responden berusia 27 – 33 tahun dengan jumlah 33,3%
(28 responden),
responden berusia 34 – 40 tahun dengan jumlah 21,4% (18
100
responden), responden berusia 20 – 26 tahun dengan jumlah 16,7% (14
responden), responden berusia lebih dari 40 tahun dengan jumlah 15,5% (13
responden) dan yang terakhir responden berusia kurang dari 20 tahun dengan
jumlah 13,1% (11 responden).
-
Untuk daerah Jakarta Barat, jumlah responden dapat diuraikan secara urut dari
jumlah yang tertinggi yaitu responden berusia 34 - 40 tahun dengan jumlah 28,6%
(24 responden),
responden berusia 27 - 33 tahun dengan jumlah 25% (21
responden), responden berusia lebih dari 40 tahun dengan jumlah 21,4% (18
responden), responden berusia 20 – 26 tahun dengan jumlah 15,5% (13 responden)
dan yang terakhir responden berusia kurang dari 20 tahun dengan jumlah 9,5% (8
responden).
-
Untuk daerah Jakarta Timur, jumlah responden dapat diuraikan secara urut dari
jumlah yang tertinggi yaitu responden berusia kurang dari 20 tahun dengan jumlah
28,6% (24 responden),
responden berusia lebih dari 40 tahun dengan jumlah
22,6% (19 responden), responden berusia 27 – 33 tahun dengan jumlah 20,2% (17
responden), responden berusia 20 – 26 tahun dengan jumlah 16,7% (14 responden)
dan yang terakhir responden berusia 34 – 40 tahun dengan jumlah 11,9% (10
responden).
-
Untuk daerah Jakarta Selatan, jumlah responden dapat diuraikan secara urut dari
jumlah yang tertinggi yaitu responden berusia 34 - 40 tahun dengan jumlah 39,3%
(33 responden),
responden berusia 20 – 26 tahun dengan jumlah 26,2% (22
responden), responden berusia 27 - 33 tahun dengan jumlah 16,7% (14 responden),
responden berusia lebih dari 40 tahun dengan jumlah 9,5% (8 responden) dan yang
terakhir responden berusia kurang dari 20 tahun dengan jumlah 8,3% (7
responden).
101
-
Untuk daerah Jakarta Pusat, jumlah responden dapat diuraikan secara urut dari
jumlah yang tertinggi yaitu responden berusia 27 – 33 tahun dengan jumlah 30,9%
(26 responden), responden berusia 20 – 26 tahun dengan jumlah 22,6% (19
responden), responden berusia kurang dari 20 tahun dengan jumlah 19,1% (16
responden), responden berusia 34 – 40 tahun dengan jumlah 14,3% (12 responden)
dan yang terakhir responden berusia lebih dari 40 tahun dengan jumlah 13,1% (11
responden).
Dari data tabel diatas, dapat digambarkan dalam sebuah diagram seperti berikut ini :
Profil Responden Berdasarkan Usia
Usia < 20 th
66
16%
Usia > 40 th
69
16%
Usia 20 - 26 th
82
20%
Usia 34 - 40 th
97
23%
Usia 27 -33 th
106
25%
Usia < 20th
Usia 20 - 26 th
Usia 27 -33 th
Usia 34 - 40 th
Usia > 40 th
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Gambar 4.04 DIAGRAM PROFIL RESPONDEN BERDASARKAN USIA
Data ini menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah berusia 27 – 33 tahun,
yang berjumlah 106 orang, atau 25% dari 420 responden yang mengisi kuisioner. Sedangkan
102
sisanya, 23% (97 orang) untuk responden berusia 34 – 40 tahun, 20% (82 orang) untuk
responden berusia 20 – 26 tahun, 16% (69 orang) untuk responden berusia lebih dari 40
tahun , dan terakhir 16% (66 orang) untuk responden berusia kurang dari 20 tahun.
4.2.3 PROFIL RESPONDEN BERDASARKAN PEKERJAAN
Berikut tabel profil responden yang mewakili lima wilayah, yang dibedakan
berdasarkan jenis pekerjaannya :
TABEL 4.04
PROFIL RESPONDEN BERDASARKAN JENIS PEKERJAAN
WILAYAH
PELAJAR/
IBU
PEGAWAI
PEGAWAI
WIRA
LAIN –
TOTAL
MAHASISWA
RUMAH
NEGERI
SWASTA
SWASTA
LAIN
RESPONDEN
TANGGA
Jakarta
22
15
5
9
31
2
84 responden
17
11
3
12
27
14
84 responden
29
16
7
19
13
0
84 responden
24
14
4
12
22
8
84 responden
18
19
6
11
13
17
84 responden
110
75
25
63
106
41
420
Utara
Jakarta
Barat
Jakarta
Timur
Jakarta
Selatan
Jakarta
Pusat
TOTAL
responden
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Dari tabel berikut dapat disimpulkan bahwa :
103
-
Untuk daerah Jakarta Utara, responden yang berstatus sebagai wiraswasta adalah
yang paling banyak yaitu sebanyak 36,9% (31 responden). Kemudian responden
yang berstatus pelajar/mahasiswa berjumlah 26,2% (22 responden), berstatus ibu
rumah tangga berjumlah 17,9 (15 responden), pegawai swasta berjumlah 10,7% (9
responden), berstatus pegawai negeri berjumlah 5,9% (5 responden), dan yang
terakhir adalah responden berstatus Sales Promotion dan Sales Promotion Boy (lain –
lain) berjumlah 2,4% (2 responden).
-
Untuk daerah Jakarta Barat, responden yang berstatus sebagai wiraswasta adalah
yang paling banyak yaitu sebanyak 32,1% (27 responden). Kemudian responden
yang berstatus pelajar/mahasiswa berjumlah 20,2% (17 responden), berstatus Sales
Promotion dan Sales Promotion Boy (lain – lain) berjumlah 16,7% (14 responden),
pegawai swasta berjumlah 14,3% (12 responden), berstatus ibu rumah tangga
berjumlah 13,1% (11 responden), dan yang terakhir adalah responden berstatus
pegawai negeri berjumlah 3,6% (3 responden).
-
Untuk daerah Jakarta Timur, responden yang berstatus pelajar/mahasiswa adalah
yang paling banyak yaitu sebanyak 34,5% (29 responden). Kemudian responden
yang berstatus pegawai swasta berjumlah 22,6% (19 responden), berstatus ibu
rumah tangga berjumlah 19,1% (16 responden), berstatus wiraswasta berjumlah
15,5% (13 responden), berstatus pegawai negeri berjumlah 8,3% (7 responden),
dan yang terakhir adalah responden berstatus lain - lain berjumlah 0% (0
responden).
-
Untuk daerah Jakarta Selatan, responden yang berstatus pelajar/mahasiswa adalah
yang paling banyak yaitu sebanyak 28,5% (24 responden). Kemudian responden
yang berstatus wiraswasta berjumlah 26,2% (22 responden), berstatus ibu rumah
tangga berjumlah 16,7% (14 responden), berstatus pegawai swasta berjumlah
104
14,3% (12 responden), berstatus Sales Promotion dan Sales Promotion Boy (lain –
lain) berjumlah 9,5% (8 responden), dan yang terakhir adalah responden berstatus
pegawai negeri berjumlah 4,8% (4 responden).
-
Untuk daerah Jakarta Pusat, responden yang berstatus ibu rumah tangga adalah
yang paling banyak yaitu sebanyak 22,6% (19 responden). Kemudian responden
yang berstatus pelajar/mahasiswa berjumlah 21,4% (18 responden), berstatus Sales
Promotion dan Sales Promotion Boy (lain – lain) berjumlah 20,2% (17 responden),
berstatus wiraswasta berjumlah 15,4% (13 responden), berstatus pegawai swasta
berjumlah 13,1% (11 responden), dan yang terakhir adalah responden berstatus
pegawai negeri berjumlah 7,1% (6 responden).
Dari data tabel diatas, dapat digambarkan dalam sebuah diagram seperti berikut ini :
Profil Responden Berdasarkan Usia
Lain - lain
41
10%
Pelajar/Mah
asiswa
110
26,2%
Wiraswasta
106
25%
Pegawai Swasta
63
15%
Pegawai Negeri
25
6%
Ibu Rumah
Tangga
75
17,8%
Pelajar/Mahasiswa
Ibu Rumah Tangga
Pegawai Negeri
Pegawai Swasta
Wiraswasta
Lain - lain
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Gambar 4.05 DIAGRAM PROFIL RESPONDEN BERDASARKAN JENIS PEKERJAAN
105
Data
ini
menunjukkan
bahwa
mayoritas
responden
adalah
berstatus
pelajar/mahasiswa yaitu sebanyak 110 responden (26,2%), kemudian yang berstatus
wiraswasta berjumlah 106 responden (25%), berstatus ibu rumah tangga berjumlah 75
responden (17,8%), berstatus pegawai swasta berjumlah 63 responden (15%), berstatus
lain – lain; yakni Sales Promotion Girl dan Sales Promotion Boy; berjumlah 41 responden
(10%), dan yang terakhir adalah responden berstatus pegawai negeri yang berjumlah 25
responden (6%).
4.3 UJI VALIDITAS
4.3.1 UJI VALIDITAS VARIABEL ”BRAND IMAGE KFC TERKAIT FLU BURUNG”
TABEL 4.05
OUTPUT VALIDITAS VARIABEL ”BRAND IMAGE KFC TERKAIT FLU BURUNG”
Pertanyaan
R hitung
R tabel
Validitas
Indeks Korelasi
Pertanyaan 1
0.703
0.306
Valid
Tinggi
Pertanyaan 2
0.681
0.306
Valid
Tinggi
Pertanyaan 3
0.348
0.306
Valid
Rendah
Pertanyaan 4
0.490
0.306
Valid
Cukup Tinggi
Pertanyaan 5
0.819
0.306
Valid
Sangat Tinggi
Pertanyaan 6
0.590
0.306
Valid
Cukup Tinggi
Pertanyaan 7
0.571
0.306
Valid
Cukup Tinggi
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
106
4.3.2 UJI VALIDITAS VARIABEL “PERIKLANAN YANG EDUKATIF”
TABEL 4.06
OUTPUT VALIDITAS VARIABEL “PERIKLANAN YANG EDUKATIF”
Pertanyaan
R hitung
R tabel
Validitas
Indeks Korelasi
Pertanyaan 8
0.629
0.306
Valid
Tinggi
Pertanyaan 9
0.813
0.306
Valid
Sangat Tinggi
Pertanyaan 10
0.859
0.306
Valid
Sangat Tinggi
Pertanyaan 11
0.593
0.306
Valid
Cukup Tinggi
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
4.3.3 UJI VALIDITAS VARIABEL ”PUBLIC RELATION YANG EDUKATIF”
TABEL 4.07
OUTPUT VALIDITAS VARIABEL ”PUBLIC RELATION YANG EDUKATIF”
Pertanyaan
R hitung
R tabel
Validitas
Indeks Korelasi
Pertanyaan 12
0.827
0.306
Valid
Sangat Tinggi
Pertanyaan 13
0.727
0.306
Valid
Tinggi
Pertanyaan 14
0.489
0.306
Valid
Cukup Tinggi
Pertanyaan 15
0.737
0.306
Valid
Tinggi
Pertanyaan 16
0.732
0.306
Valid
Tinggi
Pertanyaan 17
0.672
0.306
Valid
Tinggi
Pertanyaan 18
0.735
0.306
Valid
Tinggi
Pertanyaan 19
0.807
0.306
Valid
Sangat Tinggi
Pertanyaan 20
0.722
0.306
Valid
Tinggi
Pertanyaan 21
0.745
0.306
Valid
Tinggi
Pertanyaan 22
0.566
0.306
Valid
Cukup Tinggi
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
107
4.3.4 UJI VALIDITAS VARIABEL ”BRAND IMAGE KFC SETELAH IMAGE RECOVERY”
TABEL 4.08
OUTPUT VALIDITAS VARIABEL ”BRAND IMAGE KFC SETELAH IMAGE RECOVERY”
Pertanyaan
R hitung
R tabel
Validitas
Indeks Korelasi
Pertanyaan 23
0.805
0.306
Valid
Sangat Tinggi
Pertanyaan 24
0.785
0.306
Valid
Tinggi
Pertanyaan 25
0.688
0.306
Valid
Tinggi
Pertanyaan 26
0.757
0.306
Valid
Tinggi
Pertanyaan 27
0.668
0.306
Valid
Tinggi
Pertanyaan 28
0.594
0.306
Valid
Cukup Tinggi
Pertanyaan 29
0.770
0.306
Valid
Tinggi
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
4.4 UJI RELIABILITAS
TABEL 4.09
OUTPUT RELIABILITY
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excluded(a)
Total
%
420
100.0
0
0.0
420
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
108
TABEL 4.10
RELIABILITY STATISTICS
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
0.866
420
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Berdasarkan penghitungan diatas dapat dinyatakan bahwa data reliabel karena
cronbach’s alpha > 0,6 yaitu 0,866.
4.5 ANALISIS BRAND IMAGE KFC TERKAIT WABAH FLU BURUNG (T1)
4.5.1 PEMBAHASAN KUISIONER
Untuk menganalisa kuisioner yang sudah disebarkan, maka akan digunakan interval
untuk melihat butir pertanyaan dari kuisioner yang memiliki pengaruh paling kuat. Adapun
interval yang digunakan adalah diperoleh dari :
Interval = bobot tertinggi – bobot terendah
Jumlah bobot
Interval = 5 – 1 = 0,8
5
¨ Indeks Interval :
TABEL 4.11
TABEL INTERVAL
Interval
Indeks Interval
1 – 1,79
Sangat Tidak Baik
1,8 – 2,59
Kurang Baik
109
2,6 – 3,39
Cukup
3,4 – 4,19
Baik
4,2 – 5
Sangat Baik
Sumber : Penulis
Berikut ini adalah analisis secara deskriptif. Untuk masing – masing subvariabel
brand image KFC terkait wabah flu burung, dimana terdiri dari :
TABEL 4.12
DAFTAR PERTANYAAN BRAND IMAGE KFC TERKAIT WABAH FLU BURUNG
No
Pertanyaan
Dimensi Yang Diukur
1
Pertanyaan 1
Restoran Fastfood terenak dan memiliki banyak pilihan produk
2
Pertanyaan 2
Restoran ini memiliki atmosfir yang menyenangkan
3
Pertanyaan 3
Harga terjangkau
4
Pertanyaan 4
Layanan yang cepat
5
Pertanyaan 5
Karyawan sangat ramah
6
Pertanyaan 6
KFC aman dari berbagai wabah penyakit (flu burung, formalin, dsb)
sehingga aman dikonsumsi
7
Pertanyaan 7
KFC memiliki kualitas tinggi
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.13
PEMBOBOTAN BUTIR JAWABAN
No
Pertanyaan
STS
TS
N
S
SS
TOTAL
RATA - RATA
1
Pertanyaan 1
4
32
315
820
450
1621
3,85
2
Pertanyaan 2
1
18
336
912
350
1617
3,85
3
Pertanyaan 3
4
32
252
964
375
1627
3,87
110
4
Pertanyaan 4
2
52
315
872
345
1585
3,78
5
Pertanyaan 5
2
58
429
784
250
1523
3,63
6
Pertanyaan 6
1
24
375
744
480
1624
3,87
7
Pertanyaan 7
2
28
318
744
560
1652
3,93
TOTAL
26,78
RATA - RATA
3,83
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Pertanyaan 1 – 7 berisi pertanyaan yang untuk mengukur brand image KFC di mata
konsumen, tepatnya sebelum terjadi wabah flu burung. Oleh karena itu, pada saat
responden mengisi kuisioner, penulis melakukan sedikit mengadakan perbincangan untuk
mengingatkan kembali image KFC sebelum terjadi wabah flu burung. Berikut daftar
pertanyaan dan pembahasannya :
1. Pertanyaan 1 : KFC merupakan restoran fastfood terenak dibandingkan restoran fastfood
lainnya, seperti McDonald, Wendy’s, dll. Produk – produk KFC memiliki citra rasa khas
dan sesuai dengan selera konsumen. Selain itu, KFC memiliki banyak jenis pilihan
produk, seperti yang sudah dijabarkan pada halaman 92. Pertanyaan ini juga menjadi
ukuran untuk melihat apakah visi KFC untuk menjadi restoran yang paling digemari dan
selalu menjadi pemimpin dalam industri restoran cepat saji dalam berbagai aspek, telah
tercapai. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan brand image KFC
sebagai restoran fastfood terenak dan memiliki banyak jenis pilihan produk adalah BAIK.
2. Pertanyaan 2 : Restoran KFC memiliki atmosfir yang menyenangkan, dinilai dari tata
letak meja, kursi yang teratur dan bersih, desain store yang modern, penempatan saus
sambal dan sedotan yang teratur, suasana santai dengan alunan musik yang tidak terlalu
keras, dan kenyamanan responden ketika mereka mengunjungi KFC. Jika dilihat dari rata
111
– rata jawaban konsumen menunjukkan brand image KFC sebagai restoran yang
memiliki atmosfir yang menyenangkan adalah BAIK.
3. Pertanyaan 3 : Harga KFC yang terjangkau sehingga menarik konsumen untuk membeli.
Terlebih lagi, salah satu keunggulan KFC adalah program “ATTACK 3-5 pm” yakni paket
makan Rp.6.500 mulai dari jam 3 siang sampai 5 sore. Menurut Head Marketing
Executive Public Relation PT.Fasfood Indonesia Tbk., Bpk.Adi.S.Tjahjadi; paket “ATTACK
3-5 pm” bisa dikatakan berhasil karena terbukti banyak konsumen (terutama pelajar dan
karyawan yang bekerja di sekitar KFC) yang makan di KFC pada jam – jam itu.
Responden sekaligus konsumen KFC pun mengakuinya. Selain itu, KFC juga memiliki
program “MENU GOCENG” yang juga banyak menarik konsumen. Jika dilihat dari rata –
rata jawaban konsumen menunjukkan brand image harga KFC yang terjangkau adalah
BAIK.
4. Pertanyaan 4 : Layanan yang cepat dari para karyawan KFC. Mulai dari karyawan yang
melayani pesanan customer, dan kesigapan karyawan KFC ketika membersihkan meja
untuk konsumen selanjutnya, menyediakan sambal/saos atau sabun pencuci tangan
ketika sudah habis ataupun ketika mengambilkan dan mengantarkan pesanan customer.
Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan brand image KFC dengan
pelayanan yang cepat dari karyawan KFC adalah BAIK.
5. Pertanyaan 5 : Keramahan karyawan KFC dinilai baik oleh konsumen. Untuk menjamin
keramahan karyawan KFC, di beberapa outlet KFC, terpasang poster yang berisi ”Jika
Anda tidak mendapatkan layanan yang memuaskan dari kami, Anda berhak memperoleh
1pc pepsi dari kami, GRATIS”. Sesuai dengan misi PT.Fastfood Indonesia Tbk. untuk
menjadi restoran cepat saji modern yang menawarkan suasana restoran yang ramah dan
menyenangkan, KFC selalu men-training karyawan – karyawannya untuk menjadi ramah
karena para karyawan juga mewakili kredibilitas KFC di mata konsumen. Jika dilihat dari
112
rata – rata jawaban konsumen menunjukkan brand image KFC dengan keramahan para
pegawainya adalah BAIK.
6. Pertanyaan 6 : KFC aman dari berbagai wabah penyakit sehingga aman dikonsumsi.
Inilah yang menjadi pertanyaan kunci dari pembahasan image recovery KFC akibat
wabah flu burung yang menyerang Indonesia. Sebagian besar dari responden menjawab
setuju bahwa KFC aman dikonsumsi. Sebagian dari mereka ada yang merasa tidak
terganggu pada saat isu flu burung menyerang KFC, namun sebagian lagi sempat takut
untuk mengkonsumsi ayam KFC. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen
menunjukkan brand image KFC aman dari berbagai wabah penyakit dan aman
dikonsumsi adalah BAIK.
7. Pertanyaan 7 : KFC memiliki kualitas tinggi, dilihat dari ayam yang disajikan (mulai dari
tingkat kematangan dan kegaringannya yang cukup, tidak terlalu garing (crispy) dan
tidak keras, kebersihannya terjamin, bumbu – bumbunya pas dan gurih, selalu
dihidangkan dalam bentuk fresh, aroma yang menggugah selera, dll), minuman soda
yang, rasa saus dan sambalnya yang pas dengan lidah konsumen, salad sayur yang
selalu fresh , dll. Bahan – bahan komposisi di setiap store selalu dipasok dengan kendali
dari pusat, karena KFC memiliki standar tertentu untuk menjadikan produk – produk KFC
berkualitas tinggi. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan brand
image KFC memiliki kualitas tinggi adalah BAIK.
Dari keseluruhan responden yang mengisi kuisioner, dapat dilihat bahwa rata – rata brand
image KFC terkait flu burung adalah baik. Dan dari 7 indikator diatas, brand image KFC yang
paling tinggi adalah bahwa KFC berkualitas tinggi.
Namun demikian, menurut data yang diperoleh dari KFC, penjualan KFC memang sempat
mengalami penurunan antara 8 – 10% pada saat wabah flu burung merebak. Namun
113
penurunan penjualan yang dimaksud adalah karena KFC tidak mampu mencapai jumlah
target penjualan yang sudah ditetapkan. Penurunan terjadi hanya di beberapa outlet KFC
yang berwilayah di sekitar Tangerang, mengingat daerah Tangerang merupakan daerah
suspect pertama dimana pasien flu burung meninggal.
Berikut data penjualan KFC selama tahun 2002 - 2006:
TABEL 4.14
TABEL PENJUALAN KFC TAHUN 2002 - 2006
SALES
RP
TOTAL
PROMOTION and
TOTAL
(MILYARD)
STORES
SELLING EXPENSIVE
EMPLOYEE
2002
586,904
192
58,916,059
8,930
2003
715,230
201
61,119,840
9,270
2004
795,300
208
70,604,154
9,040
2005
1,028,939
237
69,248,960
9,280
2006
1,276,416
270
86,483,311
10,293
Sumber : PT.Fastfood Indonesia Tbk., 2007
Dari data diatas bahwa biaya promosi pada tahun 2004 mengalami kenaikan dari
tahun 2003. Karena pada tahun tersebut, KFC banyak melakukan kampanye untuk
meyakinkan konsumen bahwa KFC bebas flu burung. Pada umumnya, KFC selalu
menganggarkan 5% dari setiap pendapatannya per tahun untuk mengadakan kampanye dan
promosi bebas flu burung.
114
4.5.2 ANALISIS FAKTOR
Hasil perhitungan dengan SPSS 13.0 terlihat sebagai berikut :
TABEL 4.15
KMO AND BARTLETT'S TEST
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
Bartlett's Test of
747.022
Sphericity
21
0.000
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
0.723
505.472
6
0.000
TABEL 4.16
ANTI-IMAGE MATRICES
Anti-image Matrices
Image1
Image2
Image3
Image4
a
Anti-image Image1
-0.184
0.003
-0.019
0.702
Covariance Image2
-0.184
0.624a
-0.158
-0.102
Image3
0.003
-0.158
0.764a
-0.193
Image4
-0.019
-0.102
-0.193
0.623a
Image5
-0.056
-0.022
-0.035
-0.291
Image6
-0.013
-0.068
0.015
-0.002
-0.153
-0.098
-0.008
0.080
Image7
Anti-image Image1
-0.278
0.004
-0.028
0.810a
Correlation Image2
-0.278
0.806a
-0.230
-0.164
a
Image3
0.004
-0.230
0.771
-0.279
Image4
-0.028
-0.164
-0.279
0.647a
Image5
-0.081
-0.034
-0.048
-0.445
Image6
-0.019
-0.110
0.022
-0.003
Image7
-0.252
-0.173
-0.013
0.140
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Image5
-0.056
-0.022
-0.035
-0.291
0.686a
0.019
-0.079
-0.081
-0.034
-0.048
-0.445
0.713a
0.029
-0.132
Image6
-0.013
-0.068
0.015
-0.002
0.019
0.612a
-0.296
-0.019
-0.110
0.022
-0.003
0.029
0.681a
-0.525
Image7
-0.153
-0.098
-0.008
0.080
-0.079
-0.296
0.520a
-0.252
-0.173
-0.013
0.140
-0.132
-0.525
0.668a
115
TABEL 4.17
COMMUNALITIES
Communalities
Initial
Extraction
Image1
1.000
0.498
Image2
1.000
0.577
Image3
1.000
0.497
Image4
1.000
0.720
Image5
1.000
0.548
Image6
1.000
0.664
Image7
1.000
0.756
Extraction Method: Principal Component
Analysis.
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.18
TOTAL VARIANCE EXPLAINED
Total Variance Explained
Extraction Sums of Squared
Initial Eigenvalues
Loadings
% of
Cumulative
% of
Cumulative
Component
Total
Variance
%
Total
Variance
%
1
2.766
39.516
39.516
2.766
39.516
39.516
2
1.494
21.339
60.856
1.494
21.339
60.856
3
0.757
10.812
71.668
4
0.697
9.954
81.623
5
0.498
7.110
88.732
6
0.445
6.358
95.090
7
0.344
4.910
100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.19
COMPONENT MATRIX(a)
Image1
Image2
Image3
Component Matrix(a)
Component
1
0.668
0.759
0.533
2
-0.228
-0.015
0.461
116
Image4
0.549
0.648
Image5
0.592
0.444
Image6
0.587
-0.565
Image7
0.680
-0.541
Extraction Method:Principal Component Analysis
a. 2 components extracted.
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan analisis faktor, maka diperoleh KM-O Measure of Sampling Adequacy (MSA) sebesar 0,723 seperti diperlihatkan pada tabel
KMO and Barlett’s Test di atas. Oleh karena angka MSA berada diatas 0,5 maka kumpulan
data – data diatas dapat diproses lebih lanjut.
Pada tabel Anti – Image Matrices, khususnya pada bagian Anti – Image Correlation
dapat dilihat sejumlah angka yang membentuk diagonal, yang bertanda “a”, yang
menandakan besaran MSA (Measure Sampling Adequacy) yang menunjukkan derajat
interkorelasi di antara variabel dan kecocokan masing – masing variabel untuk dianalisis
faktor. Pada tabel tersebut, nilai MSA setiap indikator berada diatas angka 0,5 maka
kumpulan indikator tersebut dapat diproses lebih lanjut.
Dari tabel Total Variance Explained , terlihat bahwa faktor yang terbentuk memiliki
angka Eigenvalues di atas 1, yaitu 2,766 dan 1,494. Angka Eigenvalues merepresentasikan
besarnya varians dari masing – masing faktor. Salah satu pendekatan dalam menentukan
jumlah faktor adalah berdasarkan Eigenvalues-nya, dimana hanya faktor dengan Eigenvalues
lebih dari 1 yang akan dipertahankan, sementara faktor yang lain tidak diikutsertakan dalam
model.
Tabel Component Matrix merupakan output penting dari analisis faktor. Matrik ini
berisi koefisien – koefisien (factor loading) yang menggambarkan korelasi antara faktor –
faktor dengan variabel – variabel. Koefisien dengan nilai absolut tinggi mengindikasikan
117
bahwa suatu faktor dan variabel sangat berhubungan. Hasil pengolahan menunjukkan angka
diatas 0,5 sehingga dapat diuji lebih lanjut.
4.6 ANALISIS IMAGE RECOVERY YANG DILAKUKAN KFC (T2)
4.6.1 PERIKLANAN YANG EDUKATIF
4.6.1.1 PEMBAHASAN KUISIONER
Berikut ini adalah analisis secara deskriptif. Untuk masing – masing subvariabel
brand image KFC sebelum wabah flu burung, dimana terdiri dari :
TABEL 4.20
DIMENSI PERIKLANAN
No
Pertanyaan
Dimensi Yang Diukur
1
Pertanyaan 8
Anda mengetahui iklan layanan nasional yang diperankan oleh H.Deddy
Mizwar
2
Pertanyaan 9
Setelah ada iklan layanan nasional di TV, anda merasa aman untuk
mengkonsumsi ayam di KFC
3
Pertanyaan 10
Iklan layanan nasional yang ditayangkan di TV membuat anda tertarik
untuk makan di KFC
4
Pertanyaan 11
Iklan KFC yang berulang – ulang, baik di media cetak dan media
elektronik, menarik anda untuk melakukan pembelian
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.21
PEMBOBOTAN BUTIR JAWABAN
No
Pertanyaan
STS
TS
N
S
SS
TOTAL
RATA - RATA
1
Pertanyaan 8
17
120
282
768
285
1472
3,51
2
Pertanyaan 9
9
46
306
856
360
1577
3,75
118
3
Pertanyaan 10
11
74
450
700
235
1470
3,50
4
Pertanyaan 11
8
68
507
628
260
1471
3,50
TOTAL
14,26
RATA - RATA
3,57
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Berikut daftar pertanyaan dan pembahasannya :
1. Pertanyaan 1 : Responden mengetahui iklan layanan nasional yang diperankan H.Deddy
Mizwar. Sesuai dengan indikator periklanan, yakni dimensi pengenalan iklan KFC,
terutama iklan layanan nasional sebagai bentuk komunikasi KFC bahwa ayam KFC aman
untuk dikonsumsi. Menurut Pak Adi S.Tjahjadi, pemilihan H.Deddy Mizwar sebagai
endrosers karena beliau disegani oleh masyarakat dan memiliki image yang baik. Jika
dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan responden mengetahui iklan
layanan masyarakat KFC yang diperankan H.Deddy Mizwar.
2. Pertanyaan 2 : Setelah ada iklan layanan nasional di TV, responden merasa aman untuk
mengkonsumsi ayam di KFC. Pertanyaan ini untuk melihat pengaruh iklan terhadap
konsumen, apakah responden mengerti bahwa iklan tersebut dibuat untuk meyakinkan
mereka bahwa flu burung tidak tertular melalui makanan, jadi masyarakat aman untuk
makan ayam yang telah diproses secara benar. Jika dilihat dari rata – rata jawaban
konsumen menunjukkan setelah responden melihat iklan layanan nasional di TV, mereka
merasa aman untuk mengkonsumsi ayam KFC.
3. Pertanyaan 3 : Iklan layanan nasional yang ditayangkan di TV membuat anda tertarik
untuk makan di KFC. Pertanyaan ini merupakan lanjutan dari pertanyaan 2, yakni setelah
responden percaya bahwa ayam KFC aman dikonsumsi, iklan tersebut juga dapat
mempengaruhi konsumen untuk makan (lagi) di KFC. Jika dilihat dari rata – rata jawaban
119
konsumen menunjukkan setelah responden melihat iklan layanan nasional di TV,
membuat mereka tertarik untuk makan di KFC.
4. Pertanyaan 4 : Iklan KFC yang berulang – ulang, baik di media cetak dan media
elektronik, menarik anda untuk melakukan pembelian. Pertanyaan ini untuk mengukur
apakah iklan yang dibuat KFC membuat responden tertarik untuk membeli dan makan di
KFC. setelah responden melihat iklan KFC yang berulang – ulang, baik di media cetak
dan media elektronik, menarik mereka untuk melakukan pembelian.
Dari keseluruhan responden yang mengisi kuisioner, dapat dilihat bahwa rata – rata brand
image KFC terkait flu burung adalah baik. Dan dari 4 indikator diatas, indikator no.2 yakni
setelah adanya iklan layanan masyakarat KFC membuat mereka merasa aman untuk makan
ayam di KFC.
Iklan layanan nasional yang diperankan oleh H.Deddy Mizwar dan Menteri Pertanian
merupakan kerjasama antara beberapa restoran fastfood dengan Departemen Pertanian dan
Peternakan, salah satunya KFC. Iklan layanan ini berisi himbauan bahwa masyarakat tidak
perlu takut untuk mengkonsumsi ayam karena ayam yang dimasak secara benar; pada
temperature tertentu; tidak akan menyebarkan virus flu burung. Dan menurut data yang
diperoleh melalui kusioner, iklan layanan masyarakat yang diperankan oleh H.Deddy Mizwar
dan Menteri Kesehatan, terbukti efektif untuk meyakinkan konsumen bahwa ayam KFC
terbebas dari wabah flu burung dan aman untuk dikonsumsi.
Menurut wawancara yang dilakukan dengan Head Marketing Executive Public Relation
PT.Fasfood Indonesia, Bpk.Adi.S.Tjahjadi; Iklan layanan masyarakat “Aman Makan Ayam”
yang dibuat hasil kerjasama KFC dan beberapa restoran fastfood lainnya dengan Departemen
Kesehatan
dan
Departemen
Pertanian
Negara,
sangat
membantu
KFC
untuk
mengkomunikasikan keamanan makan ayam KFC. Sedangkan pemilihan H.Deddy Mizwar
120
sebagai model iklan adalah karena dianggap bahwa beliau merupakan salah satu artis dan
tokoh Islam yang sudah mempunyai nama besar dan disegani oleh masyarakat. Selain itu,
KFC juga menggandeng Menteri Pertanian sebagai endorsers untuk mengkomunikasikan
standar pemasakan ayam yang benar agar terhindar dari wabah flu burung, dan salah satu
contoh pemasakan ayam yang benar adalah seperti yang dilakukan oleh KFC. Pemilihan
H.Deddy Mizwar terbukti sangat efektif untuk meyakinkan konsumen, dapat dilihat bahwa
H.Deddy Mizwar mendapat beberapa peringkat teratas untuk beberapa kategori (seperti
kategori religius, protagonis, kebapakan, intelek, sederhana dan peduli terhadap sesama)
dalam Celebrity Marketing Image Survey 2007.
Iklan layanan nasional ditayangkan di seluruh stasiun televisi Indonesia; antara lain TV7,
RCTI, Indosiar, Trans TV, SCTV, TPI dan TVRI. Iklan layanan nasional ini selalu ditayangkan
pada siang hari dan malam hari; pada sian hari berkisar antara pukul 12.00 – 15.00),
sedangkan untuk malam hari berkisar antara pukul 17.00 – 21.00); mengingat pada jam jam itu, keluarga sudah berkumpul di rumah semua, dengan begitu setiap anggota keluarga
dapat melihat iklan tersebut.
Dalam Koran Republika 04 Februari 2004, dijelaskan bahwa kampanye iklan KFC yang
ada terus dilakukan sesuai rencana karena para pelanggan dianggap sudah mempercayai
kualitas produk KFC. Menurut Asisten Manajer quality assurance dan R&D Department, Asep
Rusman, dalam kampanye iklan KFC yang diekspos bukan flu burungnya tapi makan di KFC
aman dan segar. KFC akan memanfaatkan berbagai media massa televisi dan cetak guna
mensosialisasikan produknya tersebut. Menurut Asep, apa yang telah dilakukan sebelum dan
sesudah isu flu burung ini sudah sesuai dengan kebijakan dari principal di AS. Pihak KFC
akan tetap mengandalkan ayam sebagai produk utamanya di pasaran.
121
4.6.1.2 ANALISIS FAKTOR
Hasil perhitungan dengan SPSS 13.0 terlihat sebagai berikut :
TABEL 4.22
KMO AND BARTLETT'S TEST
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
Bartlett's Test of
505.472
Sphericity
6
0.000
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
0.663
505.472
6
0.000
TABEL 4.23
ANTI-IMAGE MATRICES
Iklan1
Iklan1
0.652a
Iklan2
-0.288
Iklan3
-0.008
Iklan4
-0.018
Anti-image
Iklan1
0.676a
Correlation Iklan2
-0.502
Iklan3
-0.014
Iklan4
-0.027
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Anti-image
Covariance
Iklan2
-0.288
0.504a
-0.211
-0.006
-0.502
0.651a
-0.414
-0.010
Iklan3
-0.008
-0.211
0.517a
-0.285
-0.014
-0.414
0.658a
-0.482
TABEL 4.24
COMMUNALITIES
Communalities
Initial
Extraction
Iklan1
1.000
0.494
Iklan2
1.000
0.696
Iklan3
1.000
0.688
Iklan4
1.000
0.467
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Iklan4
-0.018
-0.006
-0.285
0.676a
-0.027
-0.010
-0.482
0.679a
122
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.25
TOTAL VARIANCE EXPLAINED
Total Variance Explained
Extraction Sums of Squared
Initial Eigenvalues
Loadings
% of
Cumulative
% of
Cumulative
Component
Total
Variance
%
Total
Variance
%
1
2.345
58.620
58.620
2.345
58.620
58.620
2
0.884
22.104
80.724
3
0.457
11.436
92.160
4
0.314
7.840
100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.26
COMPONENT MATRIX(a)
Component Matrix(a)
Component
1
Iklan1
0.703
Iklan2
0.834
Iklan3
0.829
Iklan4
0.683
Extraction Method: Principal Component Analysis.
a. 1 components extracted.
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan analisis faktor, maka diperoleh KM-O Measure of Sampling Adequacy (MSA) sebesar 0,663 seperti diperlihatkan pada tabel
KMO and Barlett’s Test di atas. Oleh karena angka MSA berada diatas 0,5 maka kumpulan
data – data diatas dapat diproses lebih lanjut.
Pada tabel Anti – Image Matrices, khususnya pada bagian Anti – Image Correlation
dapat dilihat sejumlah angka yang membentuk diagonal, yang bertanda “a”, yang
123
menandakan besaran MSA (Measure Sampling Adequacy) yang menunjukkan derajat
interkorelasi di antara variabel dan kecocokan masing – masing variabel untuk dianalisis
faktor. Pada tabel tersebut, nilai MSA berada diatas angka 0,5 maka kumpulan indikator
tersebut dapat diproses lebih lanjut.
Dari tabel Total Variance Explained , terlihat bahwa faktor yang terbentuk memiliki
angka Eigenvalues di atas 1, yaitu 2,345. Angka Eigenvalues merepresentasikan besarnya
varians dari masing – masing faktor. Salah satu pendekatan dalam menentukan jumlah
faktor adalah berdasarkan Eigenvalues- nya, dimana hanya faktor dengan Eigenvalues lebih
dari 1 yang akan dipertahankan, sementara faktor yang lain tidak diikutsertakan dalam
model.
Dilihat dari presentase varian kumulatif 58,620 dibawah level memuaskan.
Sedangkan pada Tabel Component Matrix merupakan output penting dari analisis faktor.
Matrik ini berisi koefisien – koefisien (factor loading) yang menggambarkan korelasi antara
faktor – faktor dengan variabel – variabel. Koefisien dengan nilai absolut tinggi
mengindikasikan bahwa suatu faktor dan variabel sangat berhubungan. Hasil pengolahan
menunjukkan angka diatas 0,5 sehingga dapat diuji lebih lanjut.
4.6.2 PUBLIC RELATION YANG EDUKATIF
4.6.2.1 PEMBAHASAN KUISIONER
TABEL 4.27
DIMENSI PUBLIC RELATION
No
Pertanyaan
Dimensi Yang Diukur
1
Pertanyaan 12
Anda mengetahui Poster ”Standarisasi Keamanan Ayam Goreng KFC”
yang ditempel di setiap outlet KFC
124
2
Pertanyaan 13
Anda mengetahui ”Kampanye Sehat Makan Ayam dan Telur” yang
diselenggarakan oleh KFC
3
Pertanyaan 14
Anda pernah melihat atau mendengar penjelasan KFC diberbagai media
yang menyampaikan bahwa KFC bebas dari flu burung
4
Pertanyaan 15
Anda mengetahui bahwa KFC sering menjadi sponsor untuk acara –
acara kampanye bebas flu burung
5
Pertanyaan 16
Anda mengetahui bahwa KFC sering melakukan kegiatan amal
6
Pertanyaan 17
Anda
tidak
terganggu
dengan
wabah
flu
burung
dan
tetap
mengkonsumsi KFC
7
Pertanyaan 18
Anda mengetahui bahwa ayam di KFC bebas dari flu burung dan aman
untuk dikonsumsi
8
Pertanyaan 19
Anda mengetahui bahwa flu burung tidak akan tertular apabila ayam
dimasak secara benar
9
Pertanyaan 20
Anda mengetahui bahwa proses produksi KFC mengikuti standar
internasional
10
Pertanyaan 21
Anda suka merekomendasikan KFC kepada keluarga, saudara ataupun
teman anda bahwa ayam KFC aman dikonsumsi
11
Pertanyaan 22
Anda menjadikan KFC sebagai pilihan pertama dibandingkan restoran
fastfood lainnya
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.28
PEMBOBOTAN BUTIR JAWABAN
No
Pertanyaan
STS
TS
N
S
SS
TOTAL
RATA - RATA
1
Pertanyaan 12
13
120
309
744
290
1476
3,51
2
Pertanyaan 13
24
206
378
464
255
1327
3,16
3
Pertanyaan 14
90
302
429
124
25
970
2,31
4
Pertanyaan 15
14
36
318
856
335
1559
3,71
125
5
Pertanyaan 16
14
90
456
612
280
1452
3,46
6
Pertanyaan 17
3
26
294
832
490
1645
3,92
7
Pertanyaan 18
2
38
219
688
770
1717
4,09
8
Pertanyaan 19
9
60
366
740
370
1545
3,57
9
Pertanyaan 20
24
116
459
532
260
1391
3,31
10
Pertanyaan 21
3
28
126
732
890
1779
3,74
11
Pertanyaan 22
6
66
420
500
580
1572
3,74
TOTAL
38,52
RATA - RATA
3,50
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Berikut daftar pertanyaan dan pembahasannya :
1. Pertanyaan 12 : Pengetahuan dan kesadaran konsumen atas Poster ”Standarisasi
Keamanan Ayam Goreng KFC” yang ditempel di setiap outlet KFC. Poster tersebut
dipasang sebagai salah satu cara untuk mengkomunikasikan dan mengedukasi pasar
bahwa virus flu burung tidak akan terjangkit pada ayam yang dimasak pada suhu
tertentu. Selain itu dalam poster tersebut juga terdapat informasi yang menjelaskan
bahwa KFC bebas dari flu burung karena telah diolah dengan standar yang benar dan
telah memiliki sertifikat halal dari MUI. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen
menunjukkan responden mengetahui poster ”Standarisasi Keamanan Ayam Goreng KFC”.
2. Pertanyaan 13 : Pengetahuan dan kesadaran konsumen atas ”Kampanye Sehat Makan
Ayam dan Telur” yang diselenggarakan oleh KFC, sebagai salah satu bentuk kampanye
untuk tidak takut mengkonsumsi ayam yang sudah diolah dengan standarisasi yang
126
benar, salah satunya ayam KFC. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen
menunjukkan responden mengetahui ”Kampanye Sehat Makan Ayam dan Telur”.
3. Pertanyaan 14 : Pertanyaan mengenai pengetahuan dan kesadaran responden akan
penjelasan KFC diberbagai media yang menyampaikan bahwa KFC bebas dari flu burung.
Uraiannya akan dijelaskan lebih lanjut dalam program PR dibawah. Jika dilihat dari rata –
rata jawaban konsumen menunjukkan responden mengetahui penjelasan KFC diberbagai
media.
4. Pertanyaan 15 : Pertanyaan mengenai pengetahuan dan kesadaran responden bahwa
KFC sering menjadi sponsor untuk acara – acara tertentu, terutama pada saat kampanye
makan ayam yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian dan Peternakan. Jika dilihat dari
rata – rata jawaban konsumen menunjukkan responden mengetahui bahwa KFC sering
mensponsori acara kampanye makan ayam.
5. Pertanyaan 16 : Pertanyaan mengenai pengetahuan dan kesadaran responden bahwa
KFC sering melakukan kegiatan amal sebagai salah satu bagian dari program public
relation KFC. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan responden
mengetahui bahwa KFC sering melakukan kegiatan amal.
6. Pertanyaan 17 : Pertanyaan ini untuk melihat perilaku responden pada saat wabah flu
burung dan melihat tanggapan responden atas image recovery KFC pada saat flu
burung, apakah mereka tidak terganggu dengan wabah flu burung dan tetap
mengkonsumsi KFC. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan
responden tidak terganggu dengan pemberitaan flu burung dan tetap mengkonsumsi
ayam KFC.
7. Pertanyaan 18 : Pertanyaan ini untuk melihat tanggapan dan kesadaran konsumen atas
image recovery yang dilakukan KFC untuk mengedukasi pasar bahwa ayam di KFC bebas
dari flu burung dan aman untuk dikonsumsi. Jika dilihat dari rata – rata jawaban
127
konsumen menunjukkan responden menjadi tahu bahwa ayam KFC bebas flu burung dan
aman untuk dikonsumsi.
8.
Pertanyaan 19 : Pertanyaan mengenai pengetahuan responden bahwa flu burung tidak
akan tertular apabila ayam dimasak secara benar. Jika dilihat dari rata – rata jawaban
konsumen menunjukkan responden menjadi tahu bahwa flu burung tidak akan tertular
apabila ayam dimasak secara benar.
9. Pertanyaan 20 : Pertanyaan mengenai pengetahuan responden apakah komunikasi yang
dilakukan KFC bahwa proses produksi KFC telah mengikuti standar internasional telah
sampai dan diterima oleh responden. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen
menunjukkan responden mengetahui hal tersebut.
10. Pertanyaan 21 : Pertanyaan ini untuk melihat dimensi preferensi responden apakah
mereka suka merekomendasikan KFC kepada keluarga, saudara ataupun teman anda
bahwa ayam KFC aman dikonsumsi. Hal ini dapat membawa dampak baik bagi KFC,
karena secara tidak langsung, responden membantu KFC untuk mempromosikan bahwa
ayam KFC bebas flu burung. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan
responden suka merekomendasikan hal ini kepada sanak saudara ataupun teman –
temannya.
11. Pertanyaan 22 : Pertanyaan ini untuk melihat dimensi preferensi responden, apakah
responden menjadikan KFC sebagai pilihan pertama dibandingkan restoran fastfood
lainnya. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan responden
menjadikan KFC sebagai pilihan pertama.
Dari keseluruhan responden yang mengisi kuisioner, dapat dilihat bahwa rata – rata brand
image KFC terkait flu burung adalah baik. Dan dari 11 indikator diatas, ada 3 indikator
terbesar yakni responden mengetahui bahwa ayam KFC bebas dari flu burung dan aman
128
untuk dikonsumsi, KFC sering mensponsori acara kampanye aman makan ayam dan mereka
menjadikan KFC sebagai pilihan pertama dibandingkan restoran fastfood lainnya.
Menurut data yang diperoleh dari kuisioner yang disebar ke lima wilayah Jakarta,
mayoritas mengetahui dan sudah melihat poster ”Standarisasi Keamanan Ayam Goreng KFC”
yang ditempel di setiap outlet KFC yang tersebar di seluruh Indonesia (pada saat itu; tahun
2005; KFC mempunya 237 outlet yang di seluruh Indonesia). Selain itu, mayoritas jawaban
juga menunjukkan bahwa responden mengetahui bahwa KFC sering menjadi sponsor untuk
acara – acara tertentu.
Berikut rincian program Public Relation dalam rangka me-recovery image KFC dalam
menanggapi wabah flu burung :
1.
Program Public Relation dengan menggunakan Poster ”Standarisasi Keamanan Ayam
Goreng KFC”. Informasi yang disampaikan itu bukan berasal dari KFC sendiri,
melainkan mengutip dari WHO dan Media Center Pusat Promosi Kesehatan,
Departemen Kesehatan RI. Lalu secara internal, KFC juga punya standar baik
internasional maupun standar Depkes bahwa ayam yang masuk ke KFC punya
sertifikat bebas Avian atau bebas lainnya.
a. Data dalam poster berisi :
-
Pemasok dan Bahan Baku
Dikontrol ketat sesuai standar KFC Internasional, keamanan pangan nasional,dan
memiliki surat keterangan bebas virus flu burung dari Dinas Peternakan dan
Pertanian.
-
Higiene dan Sanitasi
Diterapkan pada seluruh proses produksi, peralatan dan karyawan.
129
-
171°C selama 13 menit
Ayam goreng dimasak dengan teknik komputerisasi pada suhu 171°C selama 13
menit untuk mematikan virus dan dan bakteri (lebih dari dua kali suhu dari lama
pemasakan anjuran pemerintah 80°C selama 1 menit.
-
Penyimpanan dan Penyajian Produk
Disimpan dalam khusus bersuhu 68°C dan memiliki batas waktu penyajian.
-
Halal MUI
Jaminan sertifikat halal MUI untuk seluruh produk KFC dan pemasok.
-
Bukan Food Borne Disease
Flu burung bukan penyakit yang ditularkan lewat makanan.
b. Perencanaan Media :
-
Description : Produk KFC adalah makanan unggulan berkualitas tinggi dengan
kualitas daging yang jauh lebih tinggi dari jenis lainnya. Poster ini bertujuan
untuk memberitahukan proses pengolahan ayam KFC secara garis besar,
sehingga konsumen mengetahui bahwa ayam KFC bebas dari wabah flu burung.
-
Advertising Objective : Memberitahukan bahwa pemasok dan proses pemasakan
ayam KFC telah terkontrol dengan baik, sehingga konsumen tidak perlu khawatir
dalam mengkonsumsi ayam KFC.
-
Target Description : Adult dan Young Adult (Male/Female).
-
Targets Current Belief : Menjamin kualitas ayam yang baik.
-
Targets Desired Belief : Memenuhi kebutuhan
-
Supports for Main Message : Giant Poster
-
Timing/Deadline : Design diterima secepat mungkin
-
Creative Guidelines : Colour Picture
-
Budget : Rp.3.000.000
130
c. Biaya Pembuatan Giant Poster :
-
240 outlet KFC di Indonesia x Rp.12.500/lembar = Rp.3.000.000
-
Poster terbagi atas 237 lembar untuk dipasang di seluruh outlet KFC di seluruh
Indonesia, 3 lembar untuk dipasang di Kantor Pusat, di gedung Gelael.
2. Program Public Relation dengan mengadakan Kampanye ”Makan Ayam dan Telur”,
bekerja sama dengan Dinas Peternakan dan Dinas Pertanian.
a. Perencanaan Media :
-
Description : Produk KFC adalah makanan unggulan berkualitas tinggi dengan
kualitas daging yang jauh lebih tinggi dari jenis lainnya. Kampanye ini
bertujuan untuk mensosialisasikan ayam KFC yang bebas dari wabah flu
burung dan memberikan kepercayaan kepada konsumen bahwa ayam KFC
aman untuk dikonsumsi.
-
Advertising Objective : Memberitahukan bahwa pemasok dan proses
pemasakan ayam KFC telah terkontrol dengan baik, sehingga konsumen tidak
perlu khawatir dalam mengkonsumsi ayam KFC.
-
Target Description : Adult dan Young Adut (Male/Female ).
-
Targets Current Belief : Menjamin kualitas ayam yang baik.
-
Targets Desired Belief : Memenuhi kebutuhan
-
Supports for Main Message : Spanduk dan Umbul - Umbul
-
Timing/Deadline : Design diterima 20 Januari 2004
-
Creative Guidelines : Colour Picture
-
Budget : Rp.2.100.000
b. Waktu Pelaksanaan Kampanye ”Sehat Makan Ayam dan Telur”:
-
Jakarta : 25 Januari 2004
131
-
Tangerang : 01 Februari 2004
-
Medan : 15 Febuari 2004
-
Pontianak : 07 Maret 2004
-
Serang, Banten : 15 Maret 2004
-
Surabaya : 28 Maret 2004
c. Biaya Pengadaan Kampanye ”Sehat Makan Ayam dan Telur”
-
Jakarta
: 5000 org x Rp.7.400/ptg ayam = Rp.37.000.000
-
Tangerang
: 3000 org x Rp.7.400/ptg ayam = Rp.22.200.000
-
Medan
: 2500 org x Rp.7.400/ptg ayam = Rp.18.500.000
-
Pontianak
: 2000 org x Rp.7.400/ptg ayam = Rp.14.800.000
-
Serang, Banten
: 1000 org x Rp.7.400/ptg ayam = Rp. 7.400.000
1000 org x Rp.3.600/bks nasi = Rp. 3.600.000
-
Surabaya
Jumlah
: 750 org x Rp.7.400/ptg ayam = Rp. 5.550.000
14250 org
= Rp.109.050.000
-
Spanduk
: 4 x Rp.150.000
= Rp.
-
Umbul – Umbul
: 10 x Rp.150.000
= Rp. 1.500.000
-
Media Cetak Kompas
Jumlah
600.000
= Rp. 17.500.000
Rp.128.650.000
3. Program Public Relation bekerjasama dengan Media Cetak
4. Program Public Relation bekerjasama dengan Media Elektronik
KFC bekerja sama dengan beberapa radio lokal, dengan melakukan wawancara
langsung dengan Head Marketing Executive Public Relation KFC, Bpk.Adi.S.Tjahjadi;
antara lain Radio Prambors Jakarta, Radio Lombok, Radio Makasar dan Radio Bali.
132
Selain itu Bpk.Adi.S.Tjahjadi juga melakukan wawancara live di beberapa stasiun TV
untuk berita pagi seperti di Trans TV, TV7, RCTI, Indosiar, dan untuk berita sore,
untuk berita pagi seperti di Trans TV, TV7, RCTI, Indosiar, dan untuk berita sore,
wawancara dengan pihak SCTV. Sedangkan secara global, KFC bekerja sama dengan
stasiun TV CNN. Selain itu, KFC memiliki homesite (www.kfc-indonesia.co.id) dimana
berisi uraian Jaminan Halal LPPOM – MUI.
5. Program Public Relation bekerjasama dengan Pemerintah
KFC bekerjasama dengan Departemen Pertanian dan Peternakan sebagai lembaga
resmi pemerintahan untuk membuat iklan layanan masyarakat ”Aman Makan Ayam”
dan kampanye – kampanye yang dilakukan lembaga pemerintahan dalam rangka
mengedukasi pasar untuk tidak takut mengkonsumsi ayam dan penyampaian informasi
mengenai penyebaran virus flu burung. Selain itu KFC juga ikut terlibat dalam
mensponsori kegiatan demonstrasi para pejabat makan ayam di tengah-tengah isu flu
burung. Kegiatan tersebut banyak menjadi pemberitaan media sehingga sedikit banyak
mampu mengeliminir isu flu burung. Di sejumlah seminar pun, KFC ikut memberi
support. KFC masih mau mensponsori seminar yang berkaitan dengan kampanye
makan ayam. (Majalah Marketing, “Mengatasi Stigma Flu Burung”, 17 Oktober 2005)
6. Program Public Relation dengan mengadakan Perlombaan
KFC bekerjasama dengan ITC Permata Hijau menyelenggarakan Perlombaan Makan
Ayam yang diikuti 200 peserta dengan batas usia 17 tahun ke atas.
133
4.6.2.2 ANALISIS FAKTOR
Hasil perhitungan dengan SPSS 13.0 terlihat sebagai berikut :
TABEL 4.29
KMO AND BARTLETT'S TEST
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
Bartlett's Test of
1,016.631
Sphericity
55
0.000
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
0.726
505.472
6
0.000
TABEL 4.30
ANTI-IMAGE MATRICES
Antiimage
Covaria
nce
Antiimage
Correlat
ion
Anti-image Matrices
PR3
PR4
PR5
PR6
PR7
PR1
0.048
-0.090
0.086
-0.096 -0.033
PR2
-0.142
0.145
-0.156
0.021
-0.040
PR3
0.779a
-0.030
-0.089
-0.008
0.049
PR4
-0.030
0.654a
-0.280
-0.074
0.012
PR5
-0.089
-0.280
0.620a
-0.088 -0.073
PR6
-0.008
-0.074
-0.088
0.647a -0.085
PR7
0.049
0.012
-0.073
-0.085 0.725a
PR8
-0.219
-0.017
-0.043
-0.071 -0.215
PR9
0.052
-0.112
0.052
-0.135 -0.039
PR10
0.072
-0.012
-0.021
-0.089 -0.054
PR11
-0.021
0.032
-0.012
-0.008 -0.024
PR1
0.071
-0.144
0.142
-0.155 -0.050
PR2
-0.208
0.233
-0.257
0.033
-0.061
PR3
0.640a
-0.042
-0.129
-0.012
0.066
a
PR4
-0.042
0.672
-0.439
-0.114
0.018
PR5
-0.129
-0.439
0.690a
-0.139 -0.109
PR6
-0.012
-0.114
-0.139
0.868a -0.125
PR7
0.066
0.018
-0.109
-0.125 0.831a
PR8
-0.302
-0.026
-0.067
-0.108 -0.308
PR9
0.073
-0.170
0.081
-0.207 -0.056
PR10
0.101
-0.019
-0.032
-0.135 -0.078
PR11
-0.024
0.041
-0.016
-0.010 -0.029
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
PR1
0.591a
-0.312
0.048
-0.090
0.086
-0.096
-0.033
0.010
-0.052
-0.077
-0.103
0.656a
-0.527
0.071
-0.144
0.142
-0.155
-0.050
0.016
-0.084
-0.123
-0.137
PR2
-0.312
0.594a
-0.142
0.145
-0.156
0.021
-0.040
-0.019
0.005
0.014
0.079
-0.527
0.563a
-0.208
0.233
-0.257
0.033
-0.061
-0.030
0.008
0.022
0.104
PR8
0.010
-0.019
-0.219
-0.017
-0.043
-0.071
-0.215
0.676a
0.003
-0.076
-0.032
0.016
-0.030
-0.302
-0.026
-0.067
-0.108
-0.308
0.771a
0.004
-0.114
-0.039
PR9
-0.052
0.005
0.052
-0.112
0.052
-0.135
-0.039
0.003
0.656a
-0.232
0.032
-0.084
0.008
0.073
-0.170
0.081
-0.207
-0.056
0.004
0.768a
-0.352
0.041
PR10
-0.077
0.014
0.072
-0.012
-0.021
-0.089
-0.054
-0.076
-0.232
0.663a
-0.034
-0.123
0.022
0.101
-0.019
-0.032
-0.135
-0.078
-0.114
-0.352
0.803a
-0.043
PR11
-0.103
0.079
-0.021
0.032
-0.012
-0.008
-0.024
-0.032
0.032
-0.034
0.967a
-0.137
0.104
-0.024
0.041
-0.016
-0.010
-0.029
-0.039
0.041
-0.043
0.510a
134
TABEL 4.31
COMMUNALITIES
Communalities
Initial
Extraction
PR1
1.000
0.733
PR2
1.000
0.826
PR3
1.000
0.621
PR4
1.000
0.624
PR5
1.000
0.625
PR6
1.000
0.548
PR7
1.000
0.422
PR8
1.000
0.559
PR9
1.000
0.638
PR10
1.000
0.597
PR11
1.000
0.798
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.32
TOTAL VARIANCE EXPLAINED
Total Variance Explained
Extraction Sums of Squared
Initial Eigenvalues
Loadings
% of
Cumulative
% of
Cumulative
Component
Total
Variance
%
Total
Variance
%
1
3.284
29.854
29.854
3.284
29.854
29.854
2
1.462
13.291
43.146
1.462
13.291
43.146
3
1.226
11.141
54.287
1.226
11.141
54.287
4
1.020
9.271
63.558
1.020
9.271
63.558
5
0.912
8.295
71.853
6
0.727
6.608
78.462
7
0.571
5.191
83.652
8
0.530
4.816
88.469
9
0.504
4.579
93.047
10
0.448
4.073
97.121
11
0.317
2.879
100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
135
TABEL 4.33
COMPONENT MATRIX(a)
Component Matrix(a)
Component
1
2
3
4
PR1
0.587
-0.018
0.605
-0.151
PR2
0.481
0.430
0.572
-0.286
PR3
0.305
0.712
-0.131
0.062
PR4
0.553
-0.112
-0.534
-0.147
PR5
0.598
0.302
-0.398
-0.132
PR6
0.705
-0.209
-0.084
-0.010
PR7
0.613
0.044
0.003
0.209
PR8
0.604
0.316
-0.140
0.274
PR9
0.573
-0.548
0.013
-0.099
PR10
0.608
-0.467
0.086
0.041
PR11
0.130
-0.038
0.194
0.861
Extraction Method: Principal Component Analysis.
a. 4 components extracted.
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan analisis faktor, maka diperoleh KM-O Measure of Sampling Adequacy (MSA) sebesar 0,663 seperti diperlihatkan pada tabel
KMO and Barlett’s Test di atas. Oleh karena angka MSA berada diatas 0,5 maka kumpulan
data – data diatas dapat diproses lebih lanjut.
Pada tabel Anti – Image Matrices, khususnya pada bagian Anti – Image Correlation
dapat dilihat sejumlah angka yang membentuk diagonal, yang bertanda “a”, yang
menandakan besaran MSA (Measure Sampling Adequacy) yang menunjukkan derajat
interkorelasi di antara variabel dan kecocokan masing – masing variabel untuk dianalisis
faktor. Pada tabel tersebut, nilai MSA berada diatas angka 0,5 maka kumpulan indikator
tersebut dapat diproses lebih lanjut.
Dari tabel Total Variance Explained , terlihat bahwa faktor yang terbentuk memiliki
angka Eigenvalues di atas 1, yaitu 2,345. Angka Eigenvalues merepresentasikan besarnya
136
varians dari masing – masing faktor. Salah satu pendekatan dalam menentukan jumlah
faktor adalah berdasarkan Eigenvalues- nya, dimana hanya faktor dengan Eigenvalues lebih
dari 1 yang akan dipertahankan, sementara faktor yang lain tidak diikutsertakan dalam
model.
4.7 ANALISIS BRAND IMAGE KFC SESUDAH DILAKUKAN IMAGE RECOVERY
4.7.1 PEMBAHASAN KUISIONER
TABEL 4.34
BRAND IMAGE KFC SESUDAH IMAGE RECOVERY
No
Pertanyaan
Dimensi Yang Diukur
1
Pertanyaan 1
Restoran ini memiliki banyak pilihan produk
2
Pertanyaan 2
Restoran ini memiliki atmosfir yang menyenangkan
3
Pertanyaan 3
Harga terjangkau
4
Pertanyaan 4
Layanan yang cepat
5
Pertanyaan 5
Karyawan sangat ramah
6
Pertanyaan 6
KFC aman dari berbagai wabah penyakit (flu burung, formalin, dsb)
sehingga aman dikonsumsi
7
Pertanyaan 7
KFC memiliki kualitas tinggi
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
137
TABEL 4.35
PEMBOBOTAN BUTIR JAWABAN
No
Pertanyaan
STS
TS
N
S
SS
TOTAL
RATA - RATA
1
Pertanyaan 1
4
26
339
784
470
1623
3,86
2
Pertanyaan 2
1
18
375
872
330
1596
3,8
3
Pertanyaan 3
4
34
288
892
400
1618
3,85
4
Pertanyaan 4
2
48
303
900
340
1593
3,79
5
Pertanyaan 5
3
40
393
836
285
1557
3,71
6
Pertanyaan 6
1
26
264
688
730
1709
4,07
7
Pertanyaan 7
0
28
291
636
750
1705
4,06
TOTAL
27,14
RATA - RATA
3,88
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Dari hasil kuesioner diatas dapat disimpulkan bahwa brand image KFC adalah baik.
Dengan adanya periklanan dan public relation, maka konsumen menjadi semakin yakin
bahwa KFC memang bebas flu burung dan aman untuk dikonsumsi.
Pertanyaan – pertanyaan diatas merupakan pertanyaan yang sama. Pertanyaan ini
diajukan untuk melihat apakah ada perbedaan mengenai brand image KFC sebelum dan
sesudah dilakukan image recovery. Namun pertanyaan kuncinya adalah pertanyaan no.6
yakni mengenai KFC aman dari berbagai wabah penyakit sehingga aman dikonsumsi. Brand
Image KFC yang sempat terganggu akibat isu wabah flu burung tidak berlangsung lama.
Kesigapan tim Public Relation dalam mengkomunikasikan keamanan ayam KFC, sehingga
masyarakat percaya bahwa ayam KFC aman untuk dikonsumsi. Dan ternyata terdapat
kenaikan tingkat keyakinan konsumen terhadap image KFC.
138
4.7.2 ANALISIS FAKTOR
Hasil perhitungan dengan SPSS 13.0 terlihat sebagai berikut :
TABEL 4.36
KMO AND BARTLETT'S TEST
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
Bartlett's Test of
1,038.312
Sphericity
21
0.000
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
0.776
505.472
6
0.000
TABEL 4.37
ANTI-IMAGE MATRICES
Anti-image Matrices
Image1
Image2
Image3
Image4
Anti-image Image1
-0.179
-0.019
0.011
0.596a
a
Covariance Image2
-0.079
-0.084
-0.179
0.554
Image3
-0.226
-0.019
-0.079
0.699a
Image4
0.011
-0.084
-0.226
0.515a
Image5
-0.002
-0.084
0.021
-0.270
Image6
-0.017
-0.043
-0.028
0.006
Image7
-0.163
-0.070
-0.023
0.019
Anti-image Image1
-0.311
-0.030
0.019
0.826a
Correlation Image2
-0.127
-0.158
-0.311
0.866a
Image3
-0.376
-0.030
-0.127
0.811a
Image4
0.019
-0.158
-0.376
0.701a
Image5
-0.003
-0.146
0.033
-0.487
Image6
-0.030
-0.078
-0.046
0.012
Image7
-0.323
-0.144
-0.043
0.040
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Image5
-0.002
-0.084
0.021
-0.270
0.595a
0.015
-0.057
-0.003
-0.146
0.033
-0.487
0.758a
0.027
-0.113
Image6
-0.017
-0.043
-0.028
0.006
0.015
0.543a
-0.262
-0.030
-0.078
-0.046
0.012
0.027
0.749a
-0.545
Image7
-0.163
-0.070
-0.023
0.019
-0.057
-0.262
0.427a
-0.323
-0.144
-0.043
0.040
-0.113
-0.545
0.741a
139
TABEL 4.38
COMMUNALITIES
Communalities
Initial
Extraction
Image1
1.000
0.607
Image2
1.000
0.609
Image3
1.000
0.513
Image4
1.000
0.790
Image5
1.000
0.629
Image6
1.000
0.679
Image7
1.000
0.784
Extraction Method: Principal Component
Analysis.
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.39
TOTAL VARIANCE EXPLAINED
Total Variance Explained
Extraction Sums of Squared
Initial Eigenvalues
Loadings
% of
Cumulative
% of
Cumulative
Component
Total
Variance
%
Total
Variance
%
1
3.297
47.098
47.098
3.297
47.098
47.098
2
1.314
18.766
65.863
1.314
18.766
65.863
3
0.686
9.798
75.661
4
0.631
9.020
84.681
5
0.432
6.176
90.857
6
0.349
4.988
95.845
7
0.291
4.155
100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.40
COMPONENT MATRIX(a)
Image1
Image2
Image3
Image4
Component Matrix(a)
Component
1
0.694
0.780
0.598
0.650
2
-0.354
-0.017
0.394
0.605
140
Image5
0.642
0.466
Image6
0.657
-0.497
Image7
0.763
-0.449
Extraction Method:Principal Component Analysis
a. 2 components extracted.
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan analisis faktor, maka diperoleh KM-O Measure of Sampling Adequacy (MSA) sebesar 0,663 seperti diperlihatkan pada tabel
KMO and Barlett’s Test di atas. Oleh karena angka MSA berada diatas 0,5 maka kumpulan
data – data diatas dapat diproses lebih lanjut.
Pada tabel Anti – Image Matrices, khususnya pada bagian Anti – Image Correlation
dapat dilihat sejumlah angka yang membentuk diagonal, yang bertanda “a”, yang
menandakan besaran MSA (Measure Sampling Adequacy) yang menunjukkan derajat
interkorelasi di antara variabel dan kecocokan masing – masing variabel untuk dianalisis
faktor. Pada tabel tersebut, nilai MSA berada diatas angka 0,5 maka kumpulan indikator
tersebut dapat diproses lebih lanjut.
Dari tabel Total Variance Explained , terlihat bahwa faktor yang terbentuk memiliki
angka Eigenvalues di atas 1, yaitu 2,345. Angka Eigenvalues merepresentasikan besarnya
varians dari masing – masing faktor. Salah satu pendekatan dalam menentukan jumlah
faktor adalah berdasarkan Eigenvalues- nya, dimana hanya faktor dengan Eigenvalues lebih
dari 1 yang akan dipertahankan, sementara faktor yang lain tidak diikutsertakan dalam
model.
Dilihat dari presentase varian kumulatif 58,620 dibawah level memuaskan.
Sedangkan pada Tabel Component Matrix merupakan output penting dari analisis faktor.
Matrik ini berisi koefisien – koefisien (factor loading) yang menggambarkan korelasi antara
faktor – faktor dengan variabel – variabel. Koefisien dengan nilai absolut tinggi
141
mengindikasikan bahwa suatu faktor dan variabel sangat berhubungan. Hasil pengolahan
menunjukkan angka diatas 0,5 sehingga dapat diuji lebih lanjut.
4.8 PENGOLAHAN DATA
Kerangka hubungan kausal empiris antara variabel dapat dibuat melalui persamaan
struktur sebagai berikut :
Periklanan Yang
Edukatif (X1)
Pyx1
Brand Image KFC
setelah Image
Recovery (Y)
Public Relation Yang
Pyx 2
Edukatif (X 2)
Gambar 4.05 KERANGKA ANALISIS REGRESI
TABEL 4.21
MODEL PENGARUH KAUSALITAS ANTARVARIABEL
PENGARUH VARIABEL
PENGARUH KAUSAL LANGSUNG
X1 terhadap Y
Pyx1
X2 terhadap Y
Pyx2
X1, X2 terhadap Y
Pyx1x2
Sumber : Data Penelitian
142
4.8.1 PENGOLAHAN DATA I “REGRESSION ANALYSIS”
HIPOTESIS :
1. Periklanan yang edukatif berpengaruh secara signifikan terhadap pembentukan
Brand Image KFC yang baru.
2. Public Relation yang edukatif berpengaruh secara signifikan terhadap pembentukan
Brand Image KFC yang baru.
3. Periklanan dan Public Relation yang edukatif secara bersama berpengaruh secara
signifikan terhadap pembentukan Brand Image KFC yang baru.
Langkah Pertama : membuat paradigma penelitian
Periklanan Yang
Edukatif (X1)
Pyx1
Brand Image KFC setelah
Image Recovery (Y)
Public Relation Yang
Edukatif (X 2)
Pyx2
Gambar 4.06 PARADIGMA PENELITIAN
Langkah Kedua : merumuskan masalah penelitian
1. Apakah periklanan yang edukatif berpengaruh terhadap pembentukan brand image
KFC yang baru?
2. Apakah public relation yang edukatif berpengaruh terhadap pembentukan brand
image KFC yang baru?
3. Apakah periklanan dan public relation yang edukatif secara bersama berpengaruh
terhadap pembentukan brand image KFC yang baru?
143
4. Apakah terdapat perbedaan antara brand image KFC sebelum dilakukan image
recovery dengan brand image KFC setelah dilakukan image recovery.
Langkah Ketiga : membuat model hipotesis
1. Y = F (X1) :
Periklanan yang edukatif berpengaruh terhadap pembentukan Brand
Image KFC yang baru setelah dilakukan Image Recovery.
2. Y = F (X2) :
Public Relation yang edukatif berpengaruh terhadap pembentukan
Brand Image KFC yang baru setelah dilakukan Image Recovery.
3. Y = F (X1,X 2) : Periklanan dan Public Relation yang edukatif secara bersama
berpengaruh terhadap pembentukan Brand Image KFC yang baru
setelah dilakukan Image Recovery.
4. Terdapat perbedaan antara Brand Image KFC sebelum dilakukan Ime recovery
dengan Brand Image KFC setelah dilakukan Image Recovery.
Langkah keempat : membuat persamaan struktur
Berdasarkan model hipotesis yang diajukan, maka dibuatlah sub struktur yang tujuannya
untuk menjelaskan dan mempermudah perhitungan sebagi berikut :
a. Sub Struktur – 1 Hipotesis – 1
Periklanan Yang
Edukatif (X1)
ρyx1
Brand Image KFC
setelah Image
Recovery (Y)
Gambar 4.07 SUB STRUKTUR – 1 HUBUNGAN KAUSAL X1 TERHADAP Y
144
Keterangan :
Variabel eksogen (X 1)
Variabel endogen (Y)
Persamaan Struktur Y =
ρyx1 X1
b. Sub Struktur – 2 Hipotesis – 2
ρyx2
Public Relation Yang
Edukatif (X 2)
Brand Image KFC
setelah Image
Recovery (Y)
Gambar 4.08 SUB STRUKTUR – 2 HUBUNGAN KAUSAL X2 TERHADAP Y
Keterangan :
Variabel endogen (Y)
Variabel eksogen (X2)
Persamaan Struktur Y =
ρyx2 X2
c. Sub Struktur – 3 Hipotesis – 3
Periklanan Yang
Edukatif (X1)
ρyx1
Brand Image KFC
setelah Image
Recovery (Y)
Public Relation Yang
Edukatif (X 2)
ρyx2
Gambar 4.09 SUB STRUKTUR – 3 HUBUNGAN KAUSAL X1 dan X2 TERHADAP Y
145
Keterangan :
Variabel eksogen (X 1, X2)
Variabel endogen (Y)
Persamaan Struktur Y =
ρyx1 X1 + ρyx2 X2
4.8.1.1 ANALISIS PENGARUH PERIKLANAN DAN PUBLIC RELATION YANG
EDUKATIF TERHADAP BRAND IMAGE KFC YANG BARU (T2)
1. ANALISIS REGRESI TAHAP I
TABEL 4.42
TABEL ANOVA REGRESI TAHAP I
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
66.926
8
8.366
21.729
.000
Residual
158.240
411
.385
Total
225.166
419
a. Predictors: (Constant), IKLAN_1, IKLAN_2, IKLAN_3, IKLAN_4, PR_1, PR_2, PR_3, PR_4
b. Dependent Variable: NEWBRAND
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.43
TABEL COEFFICIENTS REGRESI TAHAP I
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
t
Sig.
146
1
(Constant)
1.959
.150
13.069
.000
IKLAN_1
.023
.038
.034
.607
.544
IKLAN_2
.034
.044
.047
.779
.437
IKLAN_3
.027
.048
.037
.570
.569
IKLAN_4
.134
.042
.184
3.173
.002
PR_1
.156
.039
.231
3.960
.000
PR_2
.025
.036
.040
.690
.490
PR_3
-9.942E-05
.030
.000
-.003
.997
PR_4
.126
.031
.191
4.104
.000
a. Dependent Variable: NEWBRAND
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.44
TABEL MODEL SUMMARY REGRESI TAHAP I
Model Summary
Change Statistics
Model
1
R
.545
R Square
.297
Std. Error
R
Adjusted R
of the
Square
Square
Estimate
Change
F Change
df1
df2
Change
.029
16.841
1
411
.000
.284
.62049
Sig. F
a. Predictors: (Constant), IKLAN_1, IKLAN_2, IKLAN_3, IKLAN_4, PR_1, PR_2, PR_3, PR_4
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
147
Interpretasi Data :
Pada table 4.43 Coefficients, dapat dilihat bahwa indikator IKLAN_1, IKLAN_2, IKLAN_3
dan indikator PR_2, PR_3 adalah tidak signifikan. Oleh karena itu, indikator yang paling tidak
signifikan; yakni IKLAN_3 dan PR_3; akan dihilangkan agar dapat menaikkan Adjusted R
Square-nya.
4.8.1.2 ANALISIS REGRESI TAHAP II
Dari hasil pengolahan data program SPSS 13.0 terlihat pada tabel 4.45 sampai pada
tabel 4.47, koefisien regresi yang diperoleh diuji sebagai berikut :
TABEL 4.45
TABEL ANOVA REGRESI TAHAP II
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
66.797
6
11.133
29.033
.000
Residual
158.369
413
.383
Total
225.166
419
a. Predictors: (Constant), IKLAN_1, IKLAN_2, IKLAN_4, PR_1, PR_2, PR_4
b. Dependent Variable: NEWBRAND
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
148
TABEL 4.46
TABEL COEFFICIENTS REGRESI TAHAP II
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1
(Constant)
Std. Error
1.968
.146
IKLAN_1
.025
.037
IKLAN_2
.044
IKLAN_4
t
Beta
Sig.
13.474
.000
.038
.690
.491
.040
.061
1.094
.275
.146
.036
.201
4.038
.000
PR_1
.152
.038
.225
3.960
.000
PR_2
.025
.034
.040
.716
.474
PR_4
.130
.030
.197
4.340
.000
a. Dependent Variable: NEWBRAND
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.47
TABEL MODEL SUMMARY REGRESI TAHAP II
Model Summary
Change Statistics
Model
1
R
.545
Adjusted
Std. Error of
R Square
F
R Square
R Square
the Estimate
Change
Change
.297
.286
.61924
.032
18.840
a. Predictors: (Constant), IKLAN_1, IKLAN_2, IKLAN_4, PR_1, PR_2, PR_4
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Sig. F
df1
1
df2
413
Change
.000
149
Interpretasi Data
Pada tabel 4.47 Model Summary, adjusted R square-nya naik menjadi 0,286. Namun
pada tabel 4.46 Coefficients, dapat dilihat bahwa indikator IKLAN_1, IKLAN_2 dan indikator
PR_2 masih tidak signifikan. Oleh karena itu, indikator yang paling tidak signifikan; yakni
IKLAN_1 dan PR_2; akan dihilangkan agar dapat menaikkan Adjusted R Square-nya.
150
4.8.1.3 ANALISIS REGRESI TAHAP III
Dari hasil pengolahan data program SPSS 13.0 tersebut, terlihat pada tabel 4.48 sampai
pada tabel 4.50, koefisien regresi yang diperoleh diuji sebagai berikut :
TABEL 4.48
TABEL ANOVA REGRESI TAHAP III
ANOVAc
Model
Sum of Squares
1
Regression
df
Mean Square
66.420
4
16.605
Residual
158.746
415
.383
Total
225.166
419
F
43.410
Sig.
.000
d Predictors: (Constant), IKLAN_2, IKLAN_4, PR_1, PR_4
e Dependent Variable: NEWBRAND
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.49
TABEL COEFFICIENTS REGRESI TAHAP III
Coefficientsa
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
Std. Error
1.983
.145
IKLAN_2
.057
.034
IKLAN_4
.153
PR_1
PR_4
t
Beta
Sig.
13.689
.000
.080
1.675
.000
.035
.210
4.358
.000
.170
.032
.252
5.272
.000
.135
.029
.204
4.592
.000
a. Dependent Variable: NEWBRAND
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
151
TABEL 4.50
TABEL MODEL SUMMARY REGRESI TAHAP III
Model Summary
Std. Error
Model
1
R
.543
Change Statistics
R
Adjusted
of the
R Square
F
Square
R Square
Estimate
Change
Change
df1
df2
Change
.295
.288
.61848
21.084
1
415
.000
.036
Sig. F
a. Predictors: (Constant), IKLAN_2, IKLAN_4, PR_1, PR_4
b. Predictors: (Constant), NEWBRAND
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
a. Interpretasi Data
Dari hasil output dapat disimpulkan bahwa indikator iklan yang paling
mempengaruhi pembentukan brand image KFC yang baru adalah indikator ke 4
yakni frekuensi iklan yang berulang – ulang. Besarnya pengaruh adalah sebesar
0,153.
Sedangkan
untuk
variable
public
relation,
indikator
yang
paling
mempengaruhi pembentukan brand image KFC yang baru adalah indkator ke 1 yakni
pemasangan poster “Standarisasi Keamanan Ayam Goreng KFC”. Besarnya pengaruh
adalah sebesar 0,170.
Pada tabel Coefficients, dapat disimpulkan persamaan regresinya :
Y = 1,983 + 0,057i2 + 0,153i4 + 0,170p1 + 0,135p 4
Artinya, konstanta sebesar 1,983 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai
dari indikator variabel periklanan i2 dan i4, dan indikator variable public relation p1
dan p4, maka nilai brand image KFC yang baru adalah 1,983. Koefisien regresi
sebesar 0,057, 0,153, 0,170 dan 0,135 menyatakan bahwa setiap penambahan
152
(karena tanda +) satu skor atau nilai i2, i4, p1 dan p4, akan memberikan kenaikan
skor sebesar 0,057, 0,153, 0,170 dan 0,135.
Pada tabel Model Summary, adjusted R square-nya pun naik menjadi 0,288;
yang artinya periklanan dan public relation berpengaruh sebesar 28,8% dan sisanya
71,2% dipengaruhi oleh faktor lainnya. Kemudian koefisien korelasinya (r) adalah
0,543.
Artinya
hubungan
antara
periklanan
dan
public
relation
terhadap
pembentukan brand image KFC yang baru adalah sedang.
b. Pengujian Hipotesis
Tabel 4.48 ANOVA tentang uji F dimaksudkan untuk menguji signifikansi konstanta
dan variabel dependen (brand image KFC yang baru). Kriteria uji koefisien regresi
ganda dari variabel periklanan dan public relation terhadap brand image KFC yang
baru adalah sebagai berikut :
Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut :
Ho :
ρyx1x2 = 0
Ha :
ρyx1x2 ≠ 0
Hipotesis dalam bentuk kalimat :
Ho :
Periklanan dan Public Relation yang edukatif tidak berpengaruh terhadap
pembentukan brand image KFC yang baru setelah dilakukan image
recovery.
153
Ha :
Periklanan dan Public Relation yang edukatif berpengaruh terhadap
pembentukan brand image KFC yang baru setelah dilakukan image
recovery.
ƒ
Berdasarkan Tabel Coefficients
Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikan) pada tabel 4.49 Coefficients didapat
nilai sig 0,000. Ternyata nilai sig. 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas atau nilai
0,05 > 0,000, maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya Periklanan dan Public
Relation yang edukatif berpengaruh terhadap pembentukan Brand Image KFC
yang baru setelah dilakukan Image Recovery.
154
4.8.2 PENGOLAHAN DATA II “PAIRED SAMPLES T – TEST”
Perbandingan Brand Image KFC sebelum wabah flu burung dan Brand Image KFC sesudah
wabah flu burung dihitung dengan menggunakan Paired Samples T-Test.
Hipotesis :
Ho : Tidak ada perbedaan antara Brand Image KFC sebelum dilakukan Image Recovery
dengan Brand Image KFC sesudah dilakukan Image Recovery.
H 1 : Ada perbedaan antara Brand Image KFC sebelum dilakukan Image Recovery dengan
Brand Image KFC sesudah dilakukan Image Recovery.
Hasil pengolahan Paired Sampels Test adalah sebagai berikut :
TABEL 4.51
OUTPUT PAIRED SAMPLES STATISTICS
Paired Samples Statistics
Pair 1
Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Sblm
3.8265
420
0.49696
0.02425
Ssdh
3.8635
420
0.55169
0.02692
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.52
OUTPUT PAIRED SAMPLES CORRELATION
Paired Samples Correlations
N
Correlation
Sig.
155
Pair 1
Sblm&Ssdh
420
0.807
0.000
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.53
OUTPUT PAIRED SAMPLES TEST
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Mean
Pair 1
Sblm
-Ssdh
-0.03700
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
0.33003
0.01610
Sig. (2-
Difference
Lower
Upper
t
-0.06865
-0.00535
-2.298
df
419
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
ANALISIS HASIL OUTPUT
Dasar pengambilan keputusan berdasarkan Sig :
-
Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak, H1 diterima
-
Jika Sig > 0,05, maka Ho diterima, H1 ditolak
Berdasarkan tabel Paired Samples Correlation, signifikan yang diperoleh adalah 0,000.
Ternyata nilai sig. 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), maka H1 diterima dan Ho ditolak
artinya ada perbedaan antara Brand Image KFC sebelum dilakukan Image Recovery dengan
Brand Image KFC sesudah dilakukan Image Recovery.
tailed)
0.022
156
4.9 IMPLIKASI HASIL PENELITIAN
Ketika sebuah merek diterpa isu negatif, periklanan dan public relation yang edukatif
merupakan salah satu cara dalam melakukan image recovery. Periklanan dan public relation
dapat membantu perusahaan untuk mengkomunikasikan merek dan menciptakan image
positif. Oleh karena itu, periklanan dan public relation memiliki pengaruh terhadap
pembentukan brand image KFC yang baru.
Adapun implikasi hasil penelitian ini adalah :
1. Adanya pengaruh antara periklanan yang edukatif terhadap brand image KFC yang baru,
artinya periklanan yang dilakukan KFC terbukti efektif dalam pembentukan terhadap
brand image KFC yang baru, bahwa KFC bebas dari flu burung dan aman untuk
dikonsumsi. Walaupun biaya iklan yang dikeluarkan cukup besar, namun feedback yang
didapatkan adalah sebanding. Konsumen semakin yakin bahwa ayam KFC telah dimasak
secara benar dan bebas dari flu burung. Hal ini juga akan berdampak pada loyalitas
konsumen KFC.
2. Adanya pengaruh antara public relation yang edukatif terhadap brand image KFC yang
baru, artinya public relation yang dilakukan KFC terbukti efektif dalam pembentukan
terhadap brand image KFC yang baru, bahwa KFC bebas dari flu burung dan aman untuk
dikonsumsi. Oleh karena itu, PT.Fastfood Indonesia, Tbk. selalu menyediakan budget
khusus, yaitu 5% dari total penjualan untuk melakukan promosi, yang pada akhirnya
akan menarik konsumen untuk membeli.
Download