PERAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PENGAJAR TARI DALAM

advertisement
PERAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PENGAJAR TARI DALAM
MENINGKATKAN POTENSI DIRI ANAK
(Studi Kasus Pada Sanggar Tari Sri Indera Ratu Istana Maimun Medan)
Elvira Lubis
110904108
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Peran Komunikasi Antar Pribadi Pengajar Tari
dalam Meningkatkan Potensi Diri Anak (Studi Kasus pada Sanggar Tari Sri
Indera Ratu Istana Maimun Medan). Penelitian ini menggunakan perspektif
interpretif sebagai pendekatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran
komunikasi antar pribadi pengajar tari dalam meningkatkan potensi diri anak
didik dan juga intensitas komunikasi efektif yang dilakukan. Adapun teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Komunikasi Antar Pribadi, Komunikasi
Efektif, Psikologi Komunikasi, Potensi Diri, dan Anak. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Metode Kualitatif Studi Kasus. Terdapat dua macam
informan di dalam penelitian ini, yaitu tiga orang pengajar tari sebagai informan
utama dan dua orang anak didik sebagai informan tambahan. Adapun teknik yang
digunakan dalam pemilihan informan adalah teknik Purposive Sampling, yaitu
pemilihan informan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti
berdasarkan tujuan penelitian. Adapun teknik pengumpulan data di dalam
penelitian ini adalah menggunakan Penelitian Kepustakaan (Library Research)
dan Penelitian Lapangan melalui metode observasi dan wawancara mendalam.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peran komunikasi antar pribadi
pengajar tari dalam meningkatkan potensi diri anak didik berdasarkan komponen
dari komunikasi antar pribadi dan komunikasi efektif yang dilakukan oleh
pengajar tari terhadap anak-anak didiknya di dalam sanggar Sri Indera Ratu (SIR)
Istana Maimun Medan.
Kata Kunci: Komunikasi Antar Pribadi, Komunikasi yang Efektif, Potensi Diri,
Anak.
1
PENDAHULUAN
KONTEKS MASALAH
Terdapat lima macam bentuk dari komunikasi. Di antaranya komunikasi
intrapribadi, komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi massa
dan komunikasi publik. Salah satu bentuk komunikasi yang menjadi pokok
pembahasan peneliti adalah komunikasi antar pribadi.
Anak merupakan anugerah yang tidak ternilai dari Sang Pencipta di dalam
sebuah keluarga. Setiap anak pada dasarnya dilengkapi oleh potensi di dalam
dirinya masing-masing. Ketika potensi itu dibuat untuk bisa lebih meningkat,
potensi tersebut akan berubah menjadi sebuah bakat. Bakat yang dimiliki oleh
seorang anak akan tampak, muncul, berkembang dan menjadi keahlian secara
alami dengan dorongan dan pembelajaran (Heri, 1999: 61).
Potensi sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan dasar yang masih terpendam
di dalam diri seseorang yang kemudian menunggu untuk diwujudkan menjadi
suatu kekuatan nyata pada dirinya (Wiyono, 2006: 37).
Salah satu tempat pelatihan tari tradisional yang menjadi tempat dilakukannya
penelitian adalah sanggar tari SIR (Sri Indera Ratu) Istana Maimun Medan yang
dibentuk pada tanggal 31 Agustus 1968 oleh Alm. Dra. T. Sita Syaritsa sebagai
Duta Kesenian Sumatera Utara. Pada studi ini, penelitian dilakukan karena
peneliti merasa tertarik terhadap dunia tari tradisional. Di mana dalam dunia tari,
peran seorang pengajar sangat penting sekali untuk meningkatkan potensi yang
ada di dalam diri masing-masing anak didiknya sehingga anak didik pun bisa
berprestasi di bidang seni tari ini. Subjek dalam penelitian ini adalah pengajar tari
pada sanggar tari SIR Istana Maimun Medan yang berjumlah tiga orang sebagai
informan utama dan anak didik yang berjumlah dua orang sebagai informan
tambahan.
FOKUS MASALAH
Melalui konteks masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti
merumuskan yang menjadi fokus masalah adalah “Bagaimana peran komunikasi
antar pribadi pengajar tari dalam meningkatkan potensi diri anak pada sanggar tari
SIR Istana Maimun Medan?”
TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan yaitu:
1. Untuk mengetahui peran komunikasi antar pribadi pengajar tari dalam
meningkatkan potensi diri anak pada sanggar tari SIR Istana Maimun
Medan.
2. Untuk mengetahui komunikasi antar pribadi yang terjalin efektif antara
pengajar tari dengan masing-masing anak didik ada sanggar tari SIR Istana
Maimun Medan.
URAIAN TEORITIS
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) adalah
komunikasi antara orang-orang yang bertatap muka, yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung baik secara verbal
maupun non verbal. Ada pun tujuan dari komunikasi antar pribadi adalah:
a. Mengenal diri sendiri dan orang lain.
2
b. Mengetahui dunia luar.
c. Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna.
d. Mengubah sikap dan perilaku.
e. Bermain dan mencari hiburan.
f. Membantu orang lain.
KOMUNIKASI EFEKTIF
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan
perubahan sikap (attitude change) pada orang yang terlibat di dalam komunikasi.
Komunikasi efektif ini mempunyai tujuan untuk memberikan kemudahan dalam
memahami pesan yang diberikan (Effendy, 2003: 69). Adapun ciri-ciri
komunikasi yang dapat dikatakan efektif berupa:
a. Keterbukaan
b. Empati
c. Dukungan
d. Rasa positif
e. Kesamaan
PSIKOLOGI KOMUNIKASI
Psikologi berasal dari kata “psyche” dan “logos”; masing-masing kata itu
mempunyai arti “jiwa” dan “ilmu”. Jadi psikologi adalah ilmu yang menyelidiki
dan membahas tentang perbuatan dan tingkah laku manusia (Zulkifli, 2005, 4).
Dengan demikian, psikologi komunikasi yang pada awalnya merupakan salah satu
disiplin ilmu yang berasal dari psikologi sosial kemudian berkembang menjadi
bagian dari komunikasi yang luas. Adapun tujuan psikologi komunikasi adalah:
a. Menemukan, yaitu menyangkut penemuan diri (personal discovery).
b. Untuk berhubungan (pembinaan hubungan yang bermakna).
c. Untuk meyakinkan atau persuasi.
d. Bermain dan menghibur diri (Devito, 1997:7)
POTENSI DIRI
Kata potensi berasal dari serapan bahasa inggris, yaitu potencial. Artinya
dua kata, yaitu (1) kesanggupan dan tenaga; (2) kekuatan dan kemungkinan.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi potensi
adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan,
kekuatan, kesanggupan, daya. Manusia memiliki beragam potensi (Nashori, 2003:
89) di antaranya adalah:
a. Potensi berfikir
b. Potensi emosi
c. Potensi fisik
d. Potensi sosial
ANAK
Anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa. Tanpa
kehadiran seorang anak, maka keluarga tidak akan lengkap. Menurut John Locke
(dalam Gunarsa, 2003: 4). Anak juga merupakan makhluk sosial seperti juga
orang dewasa. Anak membutuhkan orang lain untuk dapat membantu
mengembangkan kemampuannya.
3
MODEL TEORETIK
Potensi Diri Anak Didik Tari,
di antaranya:
a.
b.
c.
d.
Potensi Berfikir
Potensi Emosi
Potensi Fisik
Potensi Sosial
● Komunikasi Antar Pribadi :
a. Mengenal diri sendiri dan
orang lain.
b. Mengetahui dunia luar.
c. Menciptakan dan memelihara
hubungan menjadi bermakna.
d. Mengubah sikap dan perilaku.
e. Bermain dan mencari hiburan.
f. Membantu orang lain.
Sanggar Tari SIR
Istana Maimun Medan
● Komunikasi Efektif :
a. Keterbukaan.
b. Empati.
c. Dukungan.
d. Rasa Positif.
e. Kesamaan.
Peran Pengajar Tari
METODE PENELITIAN KUALITATIF
Penelitian kualitatif dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena dengan
sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya.
STUDI KASUS
Kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai
aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu
program, atau suatu situasi sosial.
KERANGKA ANALISIS
1. TEMPAT
Tempat berlangsungnya penelitian adalah di Sanggar Tari SIR Istana
Maimun Medan. Istana Maimun Medan terkadang disebut juga sebagai
Istana Putri Hijau.
2. PELAKU
Pelaku dalam penelitian ini adalah subjek penelitian sebagai informan
yang sesuai dengan penelitian yaitu pengajar tari Sanggar SIR Istana
Maimun Medan yang berjumlah tiga orang.
3. KEGIATAN
Kegiatan yang dilakukan oleh pelaku dalam situasi yang sedang
berlangsung. Kegiatan yang akan diteliti adalah peran komunikasi antar
pribadi pengajar tari dalam meningkatkan potensi diri anak di dalam
sanggar tari SIR Istana Maimun Medan.
4
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Penelitian Lapangan
a. Observasi (Field Research)
b. Wawancara Mendalam (Indepth/Qualintative Interview)
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
TEKNIK ANALISIS DATA
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian,
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul
dari catatan-catatan di lapangan.
2. Penyajian Data (Display Data)
Setelah proses reduksi berlangsung, maka langkah berikutnya adalah
penyajian data, yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberikan
kemungkinan adanya pengambilan tindakan dan penarikan kesimpulan.
3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification)
Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari
konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama
penelitian berlangsung.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut adalah tabel reduksi data yang diperoleh dari informan utama dan
informan tambahan.
A. Informan Utama
Tabel 1.1 Reduksi Data I (Komponen Tujuan Komunikasi Antar Pribadi)
Komponen
Tujuan
Informan Informan
Informan 3
No
Komunikasi
1
2
Antarpribadi
1. Mengenal
Diri
Ketiga informan mengenal dirinya sendiri dan
Sendiri dan Orang
mengenal diri masing-masing anak didik.
lain
2. Mengetahui Dunia Ketiga informan memberi pengetahuan mengenai
Luar
dunia luar kepada anak didiknya dalam hal
mendidik.
3. Menciptakan dan
Ketiga informan menciptakan dan memelihara
Memelihara
hubungan di dalam sanggar menjadi lebih
Hubungan
yang bermakna dan menjalin hubungan tersebut dengan
Lebih Bermakna
sangat baik sehingga membuat pengajar dengan
anak didik menjadi lebih akrab.
4. Mengubah Sikap
Mendidik adalah cara ketiga informan untuk
dan Perilaku
mengubah sikap dan perilaku anak didiknya
menjadi lebih baik. Dan itu dilakukan hanya ketika
anak didiknya melakukan kesalahan dalam
bersikap.
5. Bermain
dan Bermain yang dimaksudkan oleh ketiga informan
Mencari hiburan
adalah mengobrol bersama yang dapat mengundang
tawa. Menurut ketiga informan, hal ini dapat
5
menjadi hiburan di dalam sanggar mereka.
6. Membantu Orang Ketika salah satu anak didik merasakan kesusahan,
Lain
ketiga informan siap untuk membantunya. Ini
dilakukan untuk semua anak didiknya yang
membutuhkan mereka.
Tabel 1.2 Reduksi Data II (Komponen Komunikasi Efektif)
Komponen
Informan 3
No
Komunikasi
Informan 1
Informan 2
Efektif
1. Keterbukaan
Keterbukaan dilakukan oleh beberapa anak didik.
hal yang membuat mereka terbuka adalah
pendekatan yang dilakukan pengajar terhadap
anak didik yang mereka lihat mengalami
kesusahan.
2. Empati
Rasa empati dimiliki oleh ketiga informan.
Menurut mereka ini dapat menarik simpati dari
anak didik dan dengan rasa empati ini dapat
membuat anak-anak didik nyaman dengan
pengajar-pengajarnya.
3. Dukungan
Dukungan selalu diberikan oleh ketiga informan.
Dukungan yang diberikan berupa motivasimotivasi dengan menceritakan prestasi yang
dimiliki oleh ketiga informan ini. Hal tersebut
dapat membuat anak didik menjadi bersemangat
untuk berlatih tari.
4. Rasa Positif
Rasa positif diciptakan oleh ketiga informan
kepada anak didiknya. Baik rasa positif terhadap
diri mereka masing-masing, juga terhadap dunia
tari tradisional.
5. Kesamaan
Kesamaan yang Kesamaan yang Kesamaan
dilakukan adalah dilakukan
yang
kesamaan dalam adalah
dilakukan
bersikap
dan kesamaan
adalah
pemahaman.
dalam
kesamaan
pemahaman.
dalam
pemahaman.
B. Informan Tambahan
Tabel 1.3 Reduksi Data I (Komponen Tujuan Komunikasi Antarpribadi)
No
Komponen Tujuan
Komunikasi Antar Pribadi
1.
Mengenal Diri Sendiri dan
Orang Lain
2.
Mengetahui Dunia Luar
Informan
Tambahan 1
Informan
Tambahan 2
Kedua informan tambahan melihat bahwa
terkadang pengajar-pengajarnya
memperhatikan mereka satu-persatu.
Pengetahuan dari kedua informan tambahan
6
ini mengatakan bahwa pengajarpengajarnya ada memberitahu mereka
tentang dunia luar sehingga dengan begitu
pengetahuan mereka pun bertambah.
3.
Menciptakan dan
Kedua informan tambahan merasakan
memelihara Hubungan yang
kenyamanan di dalam sanggar tari SIR.
Lebih Bermakna
Menurut mereka, di dalam sanggar ini
terdapat rasa kebersamaan yang sangat kuat.
4.
Mengubah Sikap dan
Kedua Informan tambahan melihat bahwa
Perilaku
sewaktu-waktu ada beberapa pengajarnya
yang memberikan nasihat kepada temantemannya yang jahil dan kemudian temanteman mereka menjadi berubah lebih baik.
5.
Bermain dan Mencari
Kedua informan tambahan merasa terhibur
Hiburan
dengan obrolan yang mengundang canda
tawa yang dilakukan oleh pengajarpengajarnya.
6.
Membantu Orang Lain
Kedua informan tambahan pernah dibantu
oleh ketiga informan ketika mengalami
kesulitan dalam proses latihan tari.
Tabel 1.4 Reduksi Data II (Komponen Komunikasi Efektif)
Informan
Komponen Komunikasi
Informan
No
Tambahan 2
Efektif
Tambahan 1
1.
Keterbukaan
Kedua informan tambahan pernah
melakukan keterbukaan dengan ketiga
pengajar tarinya yang sebagai informan
utama.
2.
Empati
Kedua informan tambahan merasa tertarik
dengan ketiga pengajar tari.
3.
Dukungan
Menurut kedua informan tambahan, mereka
telah diberikan dukungan yang dapat
membangkitkan semangat mereka dalam
menari.
4.
Rasa Positif
Kedua informan tambahan telah memiliki
pandangan yang baik terhadap ketiga
pengajar tarinya dan juga kepada dunia tari
itu sendiri.
5.
Kesamaan
Kedua informan tambahan mengatakan
bahwa ketiga pengajar telah
memperlakukan mereka dengan sangat adil
dan sering menyamakan pendapat.
Berdasarkan dari reduksi data yang telah diuraikan, peneliti melihat bahwa
komunikasi antar pribadi yang efektif adalah salah satu upaya yang diterapkan
dalam meningkatkan potensi diri anak didik. Ketiga pengajar pada sanggar tari
SIR Istana Maimun selalu berusaha menjalin kedekatan dengan masing-masing
7
anak didiknya terutama dalam kedekatan secara individual. Dengan adanya
kedekatan khusus, maka akan timbul rasa nyaman, rasa percaya, dan rasa simpati
dalam diri anak-anak didik kepada pengajarnya. Hal ini dapat membuat
komunikasi antar pribadi berjalan efektif. Pesan yang disampaikan oleh pengajar
dapat diterima dan dimaknai dengan baik oleh anak-anak didiknya sehingga
tujuan dari komunikasi antar pribadi tersebut tercapai. Komunikasi yang efektif
dinilai berhasil dalam proses penanaman sikap oleh pengajar tari terhadap anak
didiknya.
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada dua anak didik yang sebagai
informan tambahan, peneliti menemukan bahwa ketiga pengajar SIR yang sebagai
informan utama telah benar melakukan dengan baik dari komponen tujuan
komunikasi antar pribadi dan juga komponen tujuan komunikasi efektif. Informan
tambahan pertama (1) dan informan tambahan kedua (2) menyatakan bahwa
mereka mempunyai pengajar-pengajar yang sangat baik. Pengajar-pengajar yang
mampu menciptakan suasana nyaman, akrab dan hangat di dalam sanggar.
Sehingga tidak ditemukan lagi, anak didik yang takut untuk mengungkapkan
kesulitannya dalam proses latihan tari.
Potensi yang akhirnya dapat ditimbulkan oleh anak didik di antaranya
adalah dapat berupa potensi berfikir, di mana potensi semacam ini dapat diperoleh
dari pengetahuan-pengetahuan yang diberikan masing-masing pengajar kepada
anak didik untuk dapat menghasilkan pemikiran yang baru. Potensi kedua yang
dapat ditimbulkan berupa potensi emosi, di mana potensi ini terwujud dalam
bentuk cita rasa seperti saling memahami, saling menghargai, dan adanya rasa
mencintai satu sama lain. Potensi emosi ini dapat dilihat dari adanya rasa
kebersamaan yang begitu akrab antara pengajar tari dengan anak-anak didiknya.
Kemudian potensi berikutnya yang dapat ditimbulkan adalah potensi fisik.
Potensi fisik ini merupakan potensi yang luar biasa untuk membuat gerakan fisik
yang efektif dan juga membuat anak didik mampu mempelajari semua gerakan
yang diberikan oleh pengajar-pengajarnya. Potensi yang terakhir adalah potensi
sosial, di mana potensi ini merupakan kemampuan anak didik dalam
menyesuaikan dirinya yang didasari oleh kemampuan belajar pada lingkungannya.
Dimana potensi sosial ini dapat dilihat dari keakraban satu dengan lainnya yang
terjalin di dalam sanggar tari SIR tersebut. Ketika semua potensi ini dapat
ditimbulkan dan kemudian ditingkatkan, akan menjadi suatu bakat dan menjadi
kelebihan yang sangat luar biasa dan membanggakan di dalam diri seseorang.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Penelitian menunjukkan bahwa komunikasi antar pribadi pengajar tari berperan
besar dalam meningkatkan potensi diri anak didik pada sanggar tari SIR Istana
Maimun Medan. Hal ini terjadi karena terpenuhinya semua tujuan dari
komunikasi antar pribadi yang dilakukan oleh pengajar tari pada sanggar
tersebut.
2. Komunikasi antar pribadi yang dilakukan pengajar tari telah menjadi
komunikasi yang efektif. Dimana situasi yang dekat dan akrab sudah tercipta
ketika melakukan proses komunikasi di antara pengajar tari dengan anak didik
maupun sebaliknya. Data keseluruhan telah bisa dibuktikan kebenarannya
8
melalui data yang diperoleh dari informan tambahan yang merupakan anak
didik dari sanggar SIR ini dan juga melalui observasi yang dilakukan peneliti.
Hal tersebut telah menunjukkan bahwa pengajar tari sudah terbukti melakukan
komponen tujuan komunikasi antar pribadi dan komponen komuniaksi efektif
yang bisa meningkatkan potensi-potensi yang ada di dalam diri masing-masing
anak didik dengan sangat baik dan potensi-potensi tersebut dapat berupa
potensi berfikir, potensi emosi, potensi fisik serta potensi sosial. Sehingga
potensi itu pun dapat terwujud menjadi bakat yang sangat membanggakan.
SARAN
1. Sebaiknya pengajar tari lebih proaktif dalam menemukan hambatan-hambatan
yang dihadapi oleh masing-masing anak didik dan terus memantau siapa saja
anak didik yang bermasalah dan membutuhkan motivasi-motivasi untuk
membangkitkan semangatnya.
2. Sebaiknya pengajar tari mempunyai ide-ide cemerlang dalam membangkitkan
semangat anak didiknya dengan memberi apresiasi berupa kejutan atau hadiah
kepada anak didik yang sudah naik tingkat, sehingga mereka bisa lebih
bersemangat lagi untuk berlatih tari.
IMPLIKASI TEORITIS
Melalui penelitian yang dilakukan, diharapkan agar dapat menambah
khazanah ilmu komunikasi dan pengetahuan serta wawasan penulis, mahasiswa,
maupun masyarakat umum mengenai peran komunikasi antar pribadi pengajar tari
dalam meningkatkan potensi diri anak yang membahas studi kasus pada sanggar
tari SIR Istana Maimun Medan.
PRAKTIS
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sumbangan bagi
mahasiswa maupun peneliti terlebih dahulu dalam memahami peranan
komunikasi antar pribadi yang efektif. Kepada peneliti selanjutnya yang tertarik
dengan permasalahan yang dilakukan penulis, direkomendasikan untuk
memperluas dan memperdalam kajian dalam penelitian terutama yang berkaitan
dengan peran komunikasi antar pribadi pengajar tari dalam meningkatkan potensi
diri anak didik. bagi peneliti selanjutnya.
DAFTAR REFERENSI
Arifin, Anwar. 1995. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Ringkas. Jakarta:
Rajawali Pers.
Bungin, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana.
_____________. 2007. Penelitian Kuantitatif: komunikasi, ekonomi, kebijakan
public dan ilmu sosial lainnya. Jakarta: Kencana.
Devito, Joseph. 1997. Komunikasi Antarmanusia. Jakarta: Professional Books.
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:
PT Citra Aditya Bakti.
Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi:Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Gunarsa, Singgih. 2003. Psikologi Untuk Keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Habsari, Sri. 2005. Bimbingan & konseling SMA Kelas XI. Jakarta: Grasindo.
9
Heri, Purwanto. Pengantar Perilaku Manusia. 1999. Jakarta: Buku Kedokteran,
EGC.
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Kumar, Arvind. 2000. Encyclopedia of Mass Media and Communicaton. New
Delhi: Anmol Publication Pvt. Lta.
Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antarpribadi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Lubis, Lusiana Andriana. 2012. Pemahaman Praktis Komunikasi Antarbudaya.
Medan.
Madji, Udo Yamin Efendi. 2007. Quranic Quatiens. Jakarta: Qultum Media.
Miller, Katherine. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Moleong, Rexy J. 2005. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai
Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Morisson MA, 2010. Psikologi Komunikasi. Bogor: PR Ghalia Indonesia.
Mulyana, Deddy MA. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru
Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
_________________. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
________________. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Nashori, Fuad. 2003. Potensi-potensi manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM
Press.
Prihadhi, Endra K. 2004. My Potencial. Jakarta: Elek Media Komputindo.
Rachmat, Jalaluddin. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Ronludlow & Fergus Panton. 1996. The essence of effective communication.
Yogyakarta: Andi.
Sears, William MD. 2004. Anak Cerdas Peran Orangtua dalam Mewujudkannya.
Jakarta: Emerald Publishing.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &D. Bandung:
Alfabet.
Supraktiknya. 1995. Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta: Kanisius.
Wiyono, Slamet. 2006. Managemen Potensi Diri. Jakarta: PT Grasindo.
Internet:
www.kajianpustaka.com diakses pada tanggal 16 November 2014, jam 22.05
www.bpadjogja.info diakses pada tanggal 17 November 2014, jam 23.15
Skripsi:
Kurniati, Dwi. 2007. Peran Komunikasi Antarpribadi di Dalam Keluarga Dalam
Mengadapi Kecemasan Pensiun (Studi Kasus pada Karyawan PT. Bank Rakyat
Indonesia Cabang Iskandar Muda Medan). Medan: Universitas Sumatera Utara.
10
Download