PERAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PENGAJAR TARI DALAM MENINGKATKAN POTENSI DIRI ANAK (Studi Kasus Pada Sanggar Tari Sri Indera Ratu Istana Maimun Medan) Elvira Lubis 110904108 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Peran Komunikasi Antar Pribadi Pengajar Tari dalam Meningkatkan Potensi Diri Anak (Studi Kasus pada Sanggar Tari Sri Indera Ratu Istana Maimun Medan). Penelitian ini menggunakan perspektif interpretif sebagai pendekatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran komunikasi antar pribadi pengajar tari dalam meningkatkan potensi diri anak didik dan juga intensitas komunikasi efektif yang dilakukan. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Komunikasi Antar Pribadi, Komunikasi Efektif, Psikologi Komunikasi, Potensi Diri, dan Anak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Kualitatif Studi Kasus. Terdapat dua macam informan di dalam penelitian ini, yaitu tiga orang pengajar tari sebagai informan utama dan dua orang anak didik sebagai informan tambahan. Adapun teknik yang digunakan dalam pemilihan informan adalah teknik Purposive Sampling, yaitu pemilihan informan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan penelitian. Adapun teknik pengumpulan data di dalam penelitian ini adalah menggunakan Penelitian Kepustakaan (Library Research) dan Penelitian Lapangan melalui metode observasi dan wawancara mendalam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peran komunikasi antar pribadi pengajar tari dalam meningkatkan potensi diri anak didik berdasarkan komponen dari komunikasi antar pribadi dan komunikasi efektif yang dilakukan oleh pengajar tari terhadap anak-anak didiknya di dalam sanggar Sri Indera Ratu (SIR) Istana Maimun Medan. Kata Kunci: Komunikasi Antar Pribadi, Komunikasi yang Efektif, Potensi Diri, Anak. 1 PENDAHULUAN KONTEKS MASALAH Terdapat lima macam bentuk dari komunikasi. Di antaranya komunikasi intrapribadi, komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi massa dan komunikasi publik. Salah satu bentuk komunikasi yang menjadi pokok pembahasan peneliti adalah komunikasi antar pribadi. Anak merupakan anugerah yang tidak ternilai dari Sang Pencipta di dalam sebuah keluarga. Setiap anak pada dasarnya dilengkapi oleh potensi di dalam dirinya masing-masing. Ketika potensi itu dibuat untuk bisa lebih meningkat, potensi tersebut akan berubah menjadi sebuah bakat. Bakat yang dimiliki oleh seorang anak akan tampak, muncul, berkembang dan menjadi keahlian secara alami dengan dorongan dan pembelajaran (Heri, 1999: 61). Potensi sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan dasar yang masih terpendam di dalam diri seseorang yang kemudian menunggu untuk diwujudkan menjadi suatu kekuatan nyata pada dirinya (Wiyono, 2006: 37). Salah satu tempat pelatihan tari tradisional yang menjadi tempat dilakukannya penelitian adalah sanggar tari SIR (Sri Indera Ratu) Istana Maimun Medan yang dibentuk pada tanggal 31 Agustus 1968 oleh Alm. Dra. T. Sita Syaritsa sebagai Duta Kesenian Sumatera Utara. Pada studi ini, penelitian dilakukan karena peneliti merasa tertarik terhadap dunia tari tradisional. Di mana dalam dunia tari, peran seorang pengajar sangat penting sekali untuk meningkatkan potensi yang ada di dalam diri masing-masing anak didiknya sehingga anak didik pun bisa berprestasi di bidang seni tari ini. Subjek dalam penelitian ini adalah pengajar tari pada sanggar tari SIR Istana Maimun Medan yang berjumlah tiga orang sebagai informan utama dan anak didik yang berjumlah dua orang sebagai informan tambahan. FOKUS MASALAH Melalui konteks masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan yang menjadi fokus masalah adalah “Bagaimana peran komunikasi antar pribadi pengajar tari dalam meningkatkan potensi diri anak pada sanggar tari SIR Istana Maimun Medan?” TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan yaitu: 1. Untuk mengetahui peran komunikasi antar pribadi pengajar tari dalam meningkatkan potensi diri anak pada sanggar tari SIR Istana Maimun Medan. 2. Untuk mengetahui komunikasi antar pribadi yang terjalin efektif antara pengajar tari dengan masing-masing anak didik ada sanggar tari SIR Istana Maimun Medan. URAIAN TEORITIS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang yang bertatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung baik secara verbal maupun non verbal. Ada pun tujuan dari komunikasi antar pribadi adalah: a. Mengenal diri sendiri dan orang lain. 2 b. Mengetahui dunia luar. c. Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna. d. Mengubah sikap dan perilaku. e. Bermain dan mencari hiburan. f. Membantu orang lain. KOMUNIKASI EFEKTIF Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang yang terlibat di dalam komunikasi. Komunikasi efektif ini mempunyai tujuan untuk memberikan kemudahan dalam memahami pesan yang diberikan (Effendy, 2003: 69). Adapun ciri-ciri komunikasi yang dapat dikatakan efektif berupa: a. Keterbukaan b. Empati c. Dukungan d. Rasa positif e. Kesamaan PSIKOLOGI KOMUNIKASI Psikologi berasal dari kata “psyche” dan “logos”; masing-masing kata itu mempunyai arti “jiwa” dan “ilmu”. Jadi psikologi adalah ilmu yang menyelidiki dan membahas tentang perbuatan dan tingkah laku manusia (Zulkifli, 2005, 4). Dengan demikian, psikologi komunikasi yang pada awalnya merupakan salah satu disiplin ilmu yang berasal dari psikologi sosial kemudian berkembang menjadi bagian dari komunikasi yang luas. Adapun tujuan psikologi komunikasi adalah: a. Menemukan, yaitu menyangkut penemuan diri (personal discovery). b. Untuk berhubungan (pembinaan hubungan yang bermakna). c. Untuk meyakinkan atau persuasi. d. Bermain dan menghibur diri (Devito, 1997:7) POTENSI DIRI Kata potensi berasal dari serapan bahasa inggris, yaitu potencial. Artinya dua kata, yaitu (1) kesanggupan dan tenaga; (2) kekuatan dan kemungkinan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan, kekuatan, kesanggupan, daya. Manusia memiliki beragam potensi (Nashori, 2003: 89) di antaranya adalah: a. Potensi berfikir b. Potensi emosi c. Potensi fisik d. Potensi sosial ANAK Anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa. Tanpa kehadiran seorang anak, maka keluarga tidak akan lengkap. Menurut John Locke (dalam Gunarsa, 2003: 4). Anak juga merupakan makhluk sosial seperti juga orang dewasa. Anak membutuhkan orang lain untuk dapat membantu mengembangkan kemampuannya. 3 MODEL TEORETIK Potensi Diri Anak Didik Tari, di antaranya: a. b. c. d. Potensi Berfikir Potensi Emosi Potensi Fisik Potensi Sosial ● Komunikasi Antar Pribadi : a. Mengenal diri sendiri dan orang lain. b. Mengetahui dunia luar. c. Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna. d. Mengubah sikap dan perilaku. e. Bermain dan mencari hiburan. f. Membantu orang lain. Sanggar Tari SIR Istana Maimun Medan ● Komunikasi Efektif : a. Keterbukaan. b. Empati. c. Dukungan. d. Rasa Positif. e. Kesamaan. Peran Pengajar Tari METODE PENELITIAN KUALITATIF Penelitian kualitatif dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. STUDI KASUS Kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial. KERANGKA ANALISIS 1. TEMPAT Tempat berlangsungnya penelitian adalah di Sanggar Tari SIR Istana Maimun Medan. Istana Maimun Medan terkadang disebut juga sebagai Istana Putri Hijau. 2. PELAKU Pelaku dalam penelitian ini adalah subjek penelitian sebagai informan yang sesuai dengan penelitian yaitu pengajar tari Sanggar SIR Istana Maimun Medan yang berjumlah tiga orang. 3. KEGIATAN Kegiatan yang dilakukan oleh pelaku dalam situasi yang sedang berlangsung. Kegiatan yang akan diteliti adalah peran komunikasi antar pribadi pengajar tari dalam meningkatkan potensi diri anak di dalam sanggar tari SIR Istana Maimun Medan. 4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA 1. Penelitian Lapangan a. Observasi (Field Research) b. Wawancara Mendalam (Indepth/Qualintative Interview) 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) TEKNIK ANALISIS DATA 1. Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan di lapangan. 2. Penyajian Data (Display Data) Setelah proses reduksi berlangsung, maka langkah berikutnya adalah penyajian data, yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya pengambilan tindakan dan penarikan kesimpulan. 3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification) Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut adalah tabel reduksi data yang diperoleh dari informan utama dan informan tambahan. A. Informan Utama Tabel 1.1 Reduksi Data I (Komponen Tujuan Komunikasi Antar Pribadi) Komponen Tujuan Informan Informan Informan 3 No Komunikasi 1 2 Antarpribadi 1. Mengenal Diri Ketiga informan mengenal dirinya sendiri dan Sendiri dan Orang mengenal diri masing-masing anak didik. lain 2. Mengetahui Dunia Ketiga informan memberi pengetahuan mengenai Luar dunia luar kepada anak didiknya dalam hal mendidik. 3. Menciptakan dan Ketiga informan menciptakan dan memelihara Memelihara hubungan di dalam sanggar menjadi lebih Hubungan yang bermakna dan menjalin hubungan tersebut dengan Lebih Bermakna sangat baik sehingga membuat pengajar dengan anak didik menjadi lebih akrab. 4. Mengubah Sikap Mendidik adalah cara ketiga informan untuk dan Perilaku mengubah sikap dan perilaku anak didiknya menjadi lebih baik. Dan itu dilakukan hanya ketika anak didiknya melakukan kesalahan dalam bersikap. 5. Bermain dan Bermain yang dimaksudkan oleh ketiga informan Mencari hiburan adalah mengobrol bersama yang dapat mengundang tawa. Menurut ketiga informan, hal ini dapat 5 menjadi hiburan di dalam sanggar mereka. 6. Membantu Orang Ketika salah satu anak didik merasakan kesusahan, Lain ketiga informan siap untuk membantunya. Ini dilakukan untuk semua anak didiknya yang membutuhkan mereka. Tabel 1.2 Reduksi Data II (Komponen Komunikasi Efektif) Komponen Informan 3 No Komunikasi Informan 1 Informan 2 Efektif 1. Keterbukaan Keterbukaan dilakukan oleh beberapa anak didik. hal yang membuat mereka terbuka adalah pendekatan yang dilakukan pengajar terhadap anak didik yang mereka lihat mengalami kesusahan. 2. Empati Rasa empati dimiliki oleh ketiga informan. Menurut mereka ini dapat menarik simpati dari anak didik dan dengan rasa empati ini dapat membuat anak-anak didik nyaman dengan pengajar-pengajarnya. 3. Dukungan Dukungan selalu diberikan oleh ketiga informan. Dukungan yang diberikan berupa motivasimotivasi dengan menceritakan prestasi yang dimiliki oleh ketiga informan ini. Hal tersebut dapat membuat anak didik menjadi bersemangat untuk berlatih tari. 4. Rasa Positif Rasa positif diciptakan oleh ketiga informan kepada anak didiknya. Baik rasa positif terhadap diri mereka masing-masing, juga terhadap dunia tari tradisional. 5. Kesamaan Kesamaan yang Kesamaan yang Kesamaan dilakukan adalah dilakukan yang kesamaan dalam adalah dilakukan bersikap dan kesamaan adalah pemahaman. dalam kesamaan pemahaman. dalam pemahaman. B. Informan Tambahan Tabel 1.3 Reduksi Data I (Komponen Tujuan Komunikasi Antarpribadi) No Komponen Tujuan Komunikasi Antar Pribadi 1. Mengenal Diri Sendiri dan Orang Lain 2. Mengetahui Dunia Luar Informan Tambahan 1 Informan Tambahan 2 Kedua informan tambahan melihat bahwa terkadang pengajar-pengajarnya memperhatikan mereka satu-persatu. Pengetahuan dari kedua informan tambahan 6 ini mengatakan bahwa pengajarpengajarnya ada memberitahu mereka tentang dunia luar sehingga dengan begitu pengetahuan mereka pun bertambah. 3. Menciptakan dan Kedua informan tambahan merasakan memelihara Hubungan yang kenyamanan di dalam sanggar tari SIR. Lebih Bermakna Menurut mereka, di dalam sanggar ini terdapat rasa kebersamaan yang sangat kuat. 4. Mengubah Sikap dan Kedua Informan tambahan melihat bahwa Perilaku sewaktu-waktu ada beberapa pengajarnya yang memberikan nasihat kepada temantemannya yang jahil dan kemudian temanteman mereka menjadi berubah lebih baik. 5. Bermain dan Mencari Kedua informan tambahan merasa terhibur Hiburan dengan obrolan yang mengundang canda tawa yang dilakukan oleh pengajarpengajarnya. 6. Membantu Orang Lain Kedua informan tambahan pernah dibantu oleh ketiga informan ketika mengalami kesulitan dalam proses latihan tari. Tabel 1.4 Reduksi Data II (Komponen Komunikasi Efektif) Informan Komponen Komunikasi Informan No Tambahan 2 Efektif Tambahan 1 1. Keterbukaan Kedua informan tambahan pernah melakukan keterbukaan dengan ketiga pengajar tarinya yang sebagai informan utama. 2. Empati Kedua informan tambahan merasa tertarik dengan ketiga pengajar tari. 3. Dukungan Menurut kedua informan tambahan, mereka telah diberikan dukungan yang dapat membangkitkan semangat mereka dalam menari. 4. Rasa Positif Kedua informan tambahan telah memiliki pandangan yang baik terhadap ketiga pengajar tarinya dan juga kepada dunia tari itu sendiri. 5. Kesamaan Kedua informan tambahan mengatakan bahwa ketiga pengajar telah memperlakukan mereka dengan sangat adil dan sering menyamakan pendapat. Berdasarkan dari reduksi data yang telah diuraikan, peneliti melihat bahwa komunikasi antar pribadi yang efektif adalah salah satu upaya yang diterapkan dalam meningkatkan potensi diri anak didik. Ketiga pengajar pada sanggar tari SIR Istana Maimun selalu berusaha menjalin kedekatan dengan masing-masing 7 anak didiknya terutama dalam kedekatan secara individual. Dengan adanya kedekatan khusus, maka akan timbul rasa nyaman, rasa percaya, dan rasa simpati dalam diri anak-anak didik kepada pengajarnya. Hal ini dapat membuat komunikasi antar pribadi berjalan efektif. Pesan yang disampaikan oleh pengajar dapat diterima dan dimaknai dengan baik oleh anak-anak didiknya sehingga tujuan dari komunikasi antar pribadi tersebut tercapai. Komunikasi yang efektif dinilai berhasil dalam proses penanaman sikap oleh pengajar tari terhadap anak didiknya. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada dua anak didik yang sebagai informan tambahan, peneliti menemukan bahwa ketiga pengajar SIR yang sebagai informan utama telah benar melakukan dengan baik dari komponen tujuan komunikasi antar pribadi dan juga komponen tujuan komunikasi efektif. Informan tambahan pertama (1) dan informan tambahan kedua (2) menyatakan bahwa mereka mempunyai pengajar-pengajar yang sangat baik. Pengajar-pengajar yang mampu menciptakan suasana nyaman, akrab dan hangat di dalam sanggar. Sehingga tidak ditemukan lagi, anak didik yang takut untuk mengungkapkan kesulitannya dalam proses latihan tari. Potensi yang akhirnya dapat ditimbulkan oleh anak didik di antaranya adalah dapat berupa potensi berfikir, di mana potensi semacam ini dapat diperoleh dari pengetahuan-pengetahuan yang diberikan masing-masing pengajar kepada anak didik untuk dapat menghasilkan pemikiran yang baru. Potensi kedua yang dapat ditimbulkan berupa potensi emosi, di mana potensi ini terwujud dalam bentuk cita rasa seperti saling memahami, saling menghargai, dan adanya rasa mencintai satu sama lain. Potensi emosi ini dapat dilihat dari adanya rasa kebersamaan yang begitu akrab antara pengajar tari dengan anak-anak didiknya. Kemudian potensi berikutnya yang dapat ditimbulkan adalah potensi fisik. Potensi fisik ini merupakan potensi yang luar biasa untuk membuat gerakan fisik yang efektif dan juga membuat anak didik mampu mempelajari semua gerakan yang diberikan oleh pengajar-pengajarnya. Potensi yang terakhir adalah potensi sosial, di mana potensi ini merupakan kemampuan anak didik dalam menyesuaikan dirinya yang didasari oleh kemampuan belajar pada lingkungannya. Dimana potensi sosial ini dapat dilihat dari keakraban satu dengan lainnya yang terjalin di dalam sanggar tari SIR tersebut. Ketika semua potensi ini dapat ditimbulkan dan kemudian ditingkatkan, akan menjadi suatu bakat dan menjadi kelebihan yang sangat luar biasa dan membanggakan di dalam diri seseorang. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN 1. Penelitian menunjukkan bahwa komunikasi antar pribadi pengajar tari berperan besar dalam meningkatkan potensi diri anak didik pada sanggar tari SIR Istana Maimun Medan. Hal ini terjadi karena terpenuhinya semua tujuan dari komunikasi antar pribadi yang dilakukan oleh pengajar tari pada sanggar tersebut. 2. Komunikasi antar pribadi yang dilakukan pengajar tari telah menjadi komunikasi yang efektif. Dimana situasi yang dekat dan akrab sudah tercipta ketika melakukan proses komunikasi di antara pengajar tari dengan anak didik maupun sebaliknya. Data keseluruhan telah bisa dibuktikan kebenarannya 8 melalui data yang diperoleh dari informan tambahan yang merupakan anak didik dari sanggar SIR ini dan juga melalui observasi yang dilakukan peneliti. Hal tersebut telah menunjukkan bahwa pengajar tari sudah terbukti melakukan komponen tujuan komunikasi antar pribadi dan komponen komuniaksi efektif yang bisa meningkatkan potensi-potensi yang ada di dalam diri masing-masing anak didik dengan sangat baik dan potensi-potensi tersebut dapat berupa potensi berfikir, potensi emosi, potensi fisik serta potensi sosial. Sehingga potensi itu pun dapat terwujud menjadi bakat yang sangat membanggakan. SARAN 1. Sebaiknya pengajar tari lebih proaktif dalam menemukan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh masing-masing anak didik dan terus memantau siapa saja anak didik yang bermasalah dan membutuhkan motivasi-motivasi untuk membangkitkan semangatnya. 2. Sebaiknya pengajar tari mempunyai ide-ide cemerlang dalam membangkitkan semangat anak didiknya dengan memberi apresiasi berupa kejutan atau hadiah kepada anak didik yang sudah naik tingkat, sehingga mereka bisa lebih bersemangat lagi untuk berlatih tari. IMPLIKASI TEORITIS Melalui penelitian yang dilakukan, diharapkan agar dapat menambah khazanah ilmu komunikasi dan pengetahuan serta wawasan penulis, mahasiswa, maupun masyarakat umum mengenai peran komunikasi antar pribadi pengajar tari dalam meningkatkan potensi diri anak yang membahas studi kasus pada sanggar tari SIR Istana Maimun Medan. PRAKTIS Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sumbangan bagi mahasiswa maupun peneliti terlebih dahulu dalam memahami peranan komunikasi antar pribadi yang efektif. Kepada peneliti selanjutnya yang tertarik dengan permasalahan yang dilakukan penulis, direkomendasikan untuk memperluas dan memperdalam kajian dalam penelitian terutama yang berkaitan dengan peran komunikasi antar pribadi pengajar tari dalam meningkatkan potensi diri anak didik. bagi peneliti selanjutnya. DAFTAR REFERENSI Arifin, Anwar. 1995. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Ringkas. Jakarta: Rajawali Pers. Bungin, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana. _____________. 2007. Penelitian Kuantitatif: komunikasi, ekonomi, kebijakan public dan ilmu sosial lainnya. Jakarta: Kencana. Devito, Joseph. 1997. Komunikasi Antarmanusia. Jakarta: Professional Books. Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti. Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi:Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Gunarsa, Singgih. 2003. Psikologi Untuk Keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Habsari, Sri. 2005. Bimbingan & konseling SMA Kelas XI. Jakarta: Grasindo. 9 Heri, Purwanto. Pengantar Perilaku Manusia. 1999. Jakarta: Buku Kedokteran, EGC. Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Kumar, Arvind. 2000. Encyclopedia of Mass Media and Communicaton. New Delhi: Anmol Publication Pvt. Lta. Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antarpribadi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti. Lubis, Lusiana Andriana. 2012. Pemahaman Praktis Komunikasi Antarbudaya. Medan. Madji, Udo Yamin Efendi. 2007. Quranic Quatiens. Jakarta: Qultum Media. Miller, Katherine. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Moleong, Rexy J. 2005. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Morisson MA, 2010. Psikologi Komunikasi. Bogor: PR Ghalia Indonesia. Mulyana, Deddy MA. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. _________________. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. ________________. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nashori, Fuad. 2003. Potensi-potensi manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Press. Prihadhi, Endra K. 2004. My Potencial. Jakarta: Elek Media Komputindo. Rachmat, Jalaluddin. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ronludlow & Fergus Panton. 1996. The essence of effective communication. Yogyakarta: Andi. Sears, William MD. 2004. Anak Cerdas Peran Orangtua dalam Mewujudkannya. Jakarta: Emerald Publishing. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &D. Bandung: Alfabet. Supraktiknya. 1995. Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta: Kanisius. Wiyono, Slamet. 2006. Managemen Potensi Diri. Jakarta: PT Grasindo. Internet: www.kajianpustaka.com diakses pada tanggal 16 November 2014, jam 22.05 www.bpadjogja.info diakses pada tanggal 17 November 2014, jam 23.15 Skripsi: Kurniati, Dwi. 2007. Peran Komunikasi Antarpribadi di Dalam Keluarga Dalam Mengadapi Kecemasan Pensiun (Studi Kasus pada Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Iskandar Muda Medan). Medan: Universitas Sumatera Utara. 10