penggunaan metode eksperimen untuk

advertisement
PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN
PENGHANTAR PANAS PADA SISWA KELAS VI
SDN 1 DAWUAN KECAMATAN SUBOH
KABUPATEN SITUBONDO
TAHUN PELAJARAN
2012/2013
Sri Wahyuni1
Amalia Risqi, S.Psi.2
Abstract: In performing the duties of elementary classroom teachers still see a lot
of different problems, including a lot of discussion of any subject that is
not fully controlled by the student in accordance with the standards of
competence expected. Faced not only the quality of the students, but
related components in general as one of the educational institutions.
Curriculum that is always changing and improving as an obstacle for
teachers in the implementation of learning. From the preliminary
observations in SDN 1 Interchange Sub Tampora Situbondo in sixth
grade, especially in science learning, it can be concluded that teachers are
more focused on classical and conventional approach without active
approach, innovative, creative, efficient and enjoyable so that students do
not actively participate in learning. The results obtained in this study
indicate the percentage of students in the classical style in the first cycle,
which was 64%. While the percentage of activity in the second cycle was
80%. Student learning outcomes using the experimental method in the first
cycle that students who experience learning as much as 72%. While
students who have not achieved mastery learning as much as 28%. In the
second cycle of learning outcomes of students who suffer from learning as
much as 80%. While students who have not achieved mastery learning as
much
as
20%.
Keywords:
Outcomes
1
2
Experimental
Alumni FKIP PGSDUNARS Situbondo
Dosen FKIP PGSD UNARS Situbondo
Methods,
Learning
Activities,
Learning
dari setiap mata pelajaran yang
PENDAHULUAN
Rendahnya mutu pendidikan
belum sepenuhnya dikuasai siswa
merupakan hal yang sangat sulit
sesuai dengan standar kompetensi
terpecahkan. Ada banyak faktor yang
yang
mempengaruhi
dihadapi tidak hanya masalah mutu
rendahnya
mutu
diharapkan.
yang
pendidikan tersebut, salah satunya
dan
adalah proses pembelajaran yang
menyangkut komponen secara umum
melibatkan peserta didik. Inti dari
sebagai
proses pembelajaran adalah kegiatan
pendidikan.
belajar
Frekuensi
yang selalu mengalami perubahan
kegiatan belajar banyak dipengaruhi
dan penyempurnaan menjadi suatu
oleh pendekatan belajar yang baik,
kendala bagi guru dalam pelaksanaan
dimana
pembelajaran.
peserta
didik.
hendaknya
melibatkan
peserta didik untuk aktif dalam
kualitas
Kendala
salah
siswa,
tetapi
satu
lembaga
Kurikulum
pelajaran
Pembelajaran
di
SD
kegiatan pembelajaran. Salah satu
khususnya kelas VI pada mata
masalah yang memerlukan perhatian
pelajaran IPA yang memuat materi
dalam kegiatan belajar mengajar
tentang
perpindahan
panas,
adalah metode pembelajaran yang
konduktor
dan
panas.
digunakan guru dalam pembelajaran,
Adapun standar kompetensinya (SK)
dalam
masih
adalah Memahami saling hubungan
menggunakan metode konvensional
antara suhu, sifat hantaran dan
yaitu
kegunaan
hal
ini
metode
ceramah.
pembelajaran
bervariasi
guru
yang
Metode
baik
diharapkan
mengembangkan
potensi
isolator
benda.
Sedangkan
dan
kompetensi dasarnya (KD) adalah
dapat
Membandingkan sifat kemampuan
peserta
menghantarkan panas dari berbagai
didik secara utuh yang mencakup
benda.
pengetahuan,
penguasaan materi siswa SDN 1
keterampilan
dan
sikap.
Pada
materi
tersebut
Dawuan masih rendah atau belum
Sebagai guru kelas SD dalam
berhasil
dengan
baik
hal
ini
melaksanakan tugas masih banyak
dibuktikan dengan nilai hasil ulangan
menemui
masalah,
siswa yang rendah yaitu 76% atau 19
diantaranya banyak pokok bahasan
siswa nilainya masih dibawah KKM
berbagai
(>65), sedangkan siswa yang tuntas
Berdasarkan masalah di atas
atau di atas KKM sebanyak 6 siswa
maka guru dan peneliti menyepakati
atau sebesar 24%. Selain rendahnya
untuk memecahkan permasalahan
prestasi belajar siswa, sikap masa
tersebut yaitu dengan melakukan
bodoh siswa terhadap pembelajaran
perbaikan
sehingga
pembelajaran IPA pokok bahasan
penjelasan
materi
pun
diabaikan.
dalam
penghantar
proses
panas
dengan
Dari hasil observasi awal di
menggunakan metode pembelajaran
SDN 1 Dawuan Kecamatan Suboh
yang sesuai dan menarik, sehingga
Kabupaten Situbondo pada kelas VI
dapat meningkatkan aktivitas dan
khususnya pada pembelajaran IPA,
hasil
dapat disimpulkan bahwa guru lebih
metode pembelajaran yang dapat
menitik beratkan pada pendekatan
meningkatkan aktivitas dan hasil
klasikal dan konvensional tanpa ada
belajar siswa dalam pembelajaran
pendekatan aktif, inovatif, kreatif,
IPA
efisien dan menyenangkan sehingga
panas yaitu dengan menggunakan
siswa
metode
tidak
ikut
aktif
dalam
belajar
pokok
siswa.
Salah
bahasan
satu
penghantar
eksperimen.
Metode
pembelajaran. Hal ini ditegaskan
eksperimen sangatlah relevan dan
oleh aktivitas siswa yang rendah
cocok
dalam pembelajaran yaitu hanya
pelajaran
terdapat 9 siswa yang sangat aktif
bahasan penghantar panas. Metode
dan
eksperimen
aktif
atau
sebesar
36%,
digunakan
IPA
kelas
memberi
pada
mata
VI
pokok
kesempatan
sedangkan siswa yang kurang aktif
siswa untuk mengalami sendiri atau
dan cukup aktif sebanyak 16 siswa
melakukan sendiri, mengikuti proses,
atau sebesar 80% . Pemilihan SDN 1
mengamati
Dawuan sebagai tempat penelitian
menganalisis, keadaan atau suatu
dikarenakan, peneliti adalah guru di
proses tertentu, membuktikan dan
sekolah
sehingga
menarik kesimpulan sendiri tentang
mengetahui karakteristik siswa kelas
materi yang mereka pelajari yaitu
VI sehingga memudahkan peneliti
pokok bahasan penghantar panas.
untuk
Sementara
tersebut
memperoleh
data
diperlukan selama penelitian.
yang
suatu
peranan
obyek,
guru
dalam
metode eksperimen adalah memberi
bimbingan agar eksperimen bisa
Tujuan yang ingin dicapai
dilakukan dengan teliti sehingga
dalam
tidak
meningkatkan aktivitas belajar IPA
terjadi
kekeliruan
atau
kesalahan.
akan
penelitian
ini
adalah
a)
dengan metode eksperimen pokok
Berdasarkan uraian di atas
bahasan
dilakukan
siswa kelas VI SDN 1 Dawuan
tindakan
suatu
kelas
penelitian
dengan
panas
pada
Kecamatan
Suboh
Kabupaten
“Penggunaan Metode Eksperimen
Situbondo
Tahun
Pelajaran
Untuk
2012/2013. b) meningkatkan hasil
Meningkatkan
judul
penghantar
Aktivitas
dan Hasil Belajar IPA Pokok
belajar
Bahasan Penghantar Panas Pada
eksperimen
Siswa Kelas VI SDN
1 Dawuan
penghantar panas pada siswa kelas
Kecamatan
Suboh
Kabupaten
VI SDN 1 Dawuan Kecamatan
Situbondo
Tahun
Pelajaran
Suboh Kabupaten Situbondo Tahun
dengan
pokok
metode
bahasan
Pelajaran 2012/2013.
2012/2013”.
Permasalahan
dalam
penelitian ini dapat di rumuskan
sebagai berikut a) Bagaimanakah
peningkatan aktivitas belajar IPA
dengan metode eksperimen pokok
bahasan
IPA
penghantar
panas
pada
siswa kelas VI SDN 1 Dawuan
Kecamatan
Suboh
Kabupaten
Situbondo
Tahun
Pelajaran
2012/2013?
b)
Bagaimanakah
peningkatan hasil belajar IPA dengan
metode eksperimen pokok bahasan
penghantar panas pada siswa kelas
VI SDN 1 Dawuan Kecamatan
Suboh Kabupaten Situbondo Tahun
Pelajaran 2012/2013?
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di
SDN 1 Dawuan Kecamatan Suboh
Kabupaten Situbondo pada semester
ganjil tahun pelajaran 2012/2013.
Adapun subjek dari penelitian ini
adalah siswa kelas VI SDN 1
Dawuan 2012/2013, yang berjumlah
25 siswa yang terdiri dari 10 siswa
laki-laki dan 15 siswa perempuan
yang memiliki kemampuan yang
heterogen.
Rancangan penelitian yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah penelitian tindakan kelas
(PTK)
atau
Classroom
Action
eksplorasi digunakan untuk mengkaji
Research (CAR). Dalam penelitian
lebih mendalam ketercapaian hasil.
ini
Metode
menggunakan
model
skema
yang
digunakan
penelitian Hopskin dimana penelitian
penelitian
tindakan dilaksanakan berupa proses
wawancara, dokumentasi dan test.
pengkajian berdaur (cyclical) yang
digunakan
Proyek PGSM, 1999:8).
adalah
tindakan
kelas
dalam
ini
adalah
obsevasi,
Metode analisa data yang
terdiri dari empat tahap (Tim Pelatih
Siklus
ini
dalam
dalam
metode
penelitian
diskriptif.
ini
Data
penelitian
kuantitatif yang berbentuk angka dan
direncanakan
kualitatif yang dinyatakan dengan
menggunakan 2 (dua) siklus yang
kata-kata
diawali
deskriptif menggambarkan bahwa
dengan
(planning),
perencanaan
penerapan
tindakan
atau
simbol.
Analisis
dengan tindakan yang dilakukan
(action), observasi (observation), dan
dapat
refleksi (reflection). Apabila pada
perbaikan,
siklus I aktivitas dan hasil belajar
perubahan ke arah yang lebih baik
siswa mencapai dan belum mencapai
dibandingkan
ketuntasan maka penelitian ini tetap
sebelumnya.
Data
dilanjutkan pada siklus II dan apabila
kualitatif,
disisihkan
pada siklus II belum mencapai
sementara karena sangat berguna
ketuntasan aktivitas dan hasil belajar
untuk melengkapi gambaran yang
maka penelitian ini dihentikan dan
diperoleh
dari
tidak dilanjutkan pada siklus III.
kuantitatif.
Data
Metode pengumpulan data
yang tepat merupakan salah satu
syarat
kesempurnaan
untuk
mendapatkan
penelitian
data
atau
menimbulkan
adanya
peningkatan,
dengan
keadaan
yang
bersifat
untuk
analisis
yang
dan
data
dianalisis
dalam penelitian ini adalah :
1) Persentase aktivitas siswa.
Untuk menjawab rumusan
masalah yang pertama dapat
informasi yang tepat dan akurat.
dihitung
Sesuai dengan tujuan penelitian yang
menggunakan
rumus
ingin dicapai, maka metode yang
persentase
siswa
digunakan
sebagai berikut:
adalah
dalam
studi
penelitian
eksplorasi.
ini
Studi
dengan
aktifitas
Pa 
n
a
x100%
A
belajar
Keterangan :
Pa
= Jumlah siswa yang tuntas
N
= Jumlah seluruh siswa
= Prosentase aktivitas
belajar siswa
Tabel 2. Kategori Persentase Hasil
Belajar Siswa
a
= Jumlah skor yang
Presentase
Kategori
P > 90%
Sangat baik
80% < P < 90%
Baik
65% < P < 80%
Cukup baik
55% < P < 65%
Kurang baik
diperoleh siswa
A
=
Jumlah
skor
maksimum
P<
Tabel 1. Kategori aktivitas belajar
siswa
Persentase
Tidak baik
55%
Nurkancana dan Sunartana
Kriteria
(1990:93)
Aktivitas
Pa ≥ 80%
Sangat aktif
60% ≤ Pa < 80 %
Aktif
40% ≤ Pa < 60 %
Cukup Aktif
0% ≤ Pa < 40 %
Kurang aktif
Nurkancana dan Sunartana
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Metode sebagai salah satu
komponen pembelajaran, menempati
peran yang tidak kalah pentingnya
(1990:93)
2) Persentase ketuntasan hasil
belajar
HASIL
komponen
lainnya
dalam
setelah
kegiatan belajar mengajar. Tidak ada
berlangsung
satupun kegiatan belajar mengajar
siswa
pembelajaran
dari
dicari dengan rumus :
yang tidak menggunakan metode
pembelajaran.
Ini
berarti
guru
memahami benar kedudukan metode
Keterangan:
sebagai
alat
motivasi
P
= Persentase ketuntasan hasil
dalam kegiatan belajar mengajar.
belajar siswa
Motivasi
ekstrinsik
ekstrinsik
menurut
Sardiman (1987:23) adalah motif-
motif yang aktif dan berfungsi,
pokok bahasan penghantar panas
karena adanya perangsang dari luar.
yang dilakukan oleh guru kelas VI.
Karena itu, metode berfungsi sebagai
Kegiatan prasiklus
alat perangsang dari luar yang dapat
untuk mengetahui pengetahuan siswa
membangkitkan
dan pemahaman awal siswa tentang
motivasi
belajar
seseorang (Djamarah, 1996:83).
Metode
merupakan
materi
pembelajaran
suatu
pengetahuan
tentang cara-cara mengajar yang
dipergunakan guru dalam proses
belajar mengajar dikelas. Menurut
(Sudjana,
2002:56)
pembelajaran
adalah
metode
cara
atau
petunjuk tentang apa yang dikerjakan
serta kegiatan-kegiatan guru dalam
proses belajar mengajar. Hasibuan
(1995:3)
mendefinisikan
metode
pembelajaran sebagai salah satu cara
pelaksanaan suatu strategi belajar
dalam penyampaian materi untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.
Berdasarkan tiga pendapat tersebut,
pengertian
metode
pembelajaran
adalah suatu cara yang digunakan
guru dalam menyampaikan materi
pelajaran untuk mencapai tujuan
yang diharapkan.
Kegiatan prasiklus dilakukan
IPA
ini
sebelum
bertujuan
penerapan
pembelajaran dengan menggunakan
metode eksperimen.
Berdasarkan hasil observasi
aktivitas
siswa
pada
prasiklus
diketahui presentase aktivitas siswa
secara klasikal adalah 36% hal
tersebut
menunjukkan
bahwa
aktivitas siswa masih rendah. Dalam
pembelajaran siswa hanya diam,
mendengarkan penjelasan dari guru
dan mencatat materi yang ditulis oleh
guru di papan selanjutnya siswa
mendapat tugas dari guru. Hasil
belajar siswa secara klasikal pada
prasiklus yaitu 24% , dari presentasi
tersebut menunjukkan bahwa hasil
belajar yang dicapai siswa masih
rendah.
Berdasarkan hasil analisis terhadap
aktivitas
siswa
diperoleh
sebagai berikut:
menggunakan metode diskusi dengan
Tabel 3. Persentase Aktivitas Siswa Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
data
Hasil Analisis Observasi
Persentase
Kriteria
Sebelum Tindakan
36%
Kurang Aktif
Siklus I
64%
Aktif
Siklus II
80%
Sangat Aktif
(Sumber:
data
yang
diolah)
prosentase aktivitas siswa secara
klasikal yaitu pada prasiklus sebesar
Berdasarkan
aktivitas
bahwa
siswa
dapat
sebagian
menyukai
besar
metode
terlihat
hasil
diketahui
pembelajaran
penggunaan
Siswa
analisis
36%, pada siklus I sebesar 64% dan
pada siklus II sebesar 80%.
siswa
Penggunaan
metode
dengan
eksperimen dalam penelitian ini juga
eksperimen.
meningkatkan hasil belajar. Hasil
aktif
dalam
belajar siswa dalam penelitian ini
pembelajaran ini. Siswa juga terlihat
mengalami peningkatan yang cukup
serius dan kompak dalam kerja sama
berarti. Hal tersebut dapat dilihat dari
dalam kelompok yang diberikan oleh
hasil
guru, akan tetapi masih ada siswa
menggunakan metode eksperimen
nakal dan tidak mau diam, namun hal
dan sesudah menggunakan metode
ini masih dapat diatasi oleh guru
eksperimen yang dilakukan pada
yaitu dengan memberikan teguran
siklus I dan II. Peningkatan hasil
dan nasehat kepada siswa tersebut.
belajar siswa dari prasiklus, siklus I
Berdasarkan data di atas, hasil
observasi secara keseluruhan dapat
belajar
siswa
sebelum
dan siklus II dapat dilihat dari grafik
berikut:
disimpulkan bahwa aktivitas siswa
sebelum tindakan termasuk dalam
kategori kurang aktif, pada siklus I
termasuk kategori aktif dan pada
siklus II termasuk kategori sangat
aktif. Hal ini dapat dilihat dari
Tabel 4. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
Nilai
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
Jumlah
Jumlah
Persentase
siswa
siswa
Persentase
Jumlah
siswa
Persentase
< 65
19
76%
15
60%
5
20%
≥ 65
6
24%
10
40%
20
80%
Jumlah
25
100%
25
100%
25
100%
(Sumber: data yang diolah)
Penelitian
penelitian
ini
tindakan
merupakan
kelas
yang
dilakukan,
peneliti
melakukan
observasi terhadap guru dan siswa
berawal dari permasalahan yang
untuk
dihadapi guru di kelas VI SD Negeri
aktivitas dan hasil belajar siswa serta
1 Dawuan pada mata pelajaran IPA
cara guru menyampaikan materi dan
yaitu
mengetahui masalah yang ada di
siswa
terlihat
memperhatikan
siswa
kurang
penjelasan
guru,
aktif
dalam
kurang
kelas
mengetahui
VI.
Dari
tersebut
bagaimana
hasil
peneliti
observasi
kemudian
pembelajaran serta terlihat bermain
melakukan
sendiri dengan teman sebangkunya.
prasiklus
Berdasarkan permasalahan yang ada
dilakukan sama dengan pembelajaran
maka
yang biasa dilakukan oleh guru, dari
peneliti
mencoba
menggunakan metode eksperimen
pra
pada pokok bahasan
dijadikan
panas
dengan
penghantar
tujuan
untuk
prasiklus,
dalam
pembelajaran
yang
siklus
tersebut
sebagai
kemudian
dasar
dalam
penelitian ini. Berdasarkan temuan
meningkatkan aktivitas dan hasil
masalah
belajar siswa. Metode ini diharapkan
kemudian dilakukan siklus I untuk
dapat membuat siswa lebih aktif
mencoba menerapkan metode yang
dalam
baru untuk memperbaiki cara belajar
pembelajaran,
dapat
mengembangkan daya berpikirnya
sendiri,
daya kreatif,
dilaksanakan
prasiklus
tersebut
yang dilakukan di kelas VI.
dan daya
inisiatif.
Dalam
pada
Siklus I
penelitian
menggunakan
ini
dua
siklus. Sebelum pelaksanaan siklus
Pada kegiatan pembelajaran,
siswa
dikelompokkan
secara
heterogen baik dari jenis kelamin,
maupun kemampuan siswa yang
Walaupun pada awalnya kategori
didasarkan pada hasil tes prasiklus.
bertanya terlihat minim hal tersebut
Guru membagikan alat-alat yang
disebabkan karena selama ini siswa
akan digunakan bereksperimen dan
kurang termotivasi
menjelaskan prosedur eksperimen
bertanya dan mengeluarkan pendapat
yang akan dilakukan serta lembar
secara langsung, sehingga hanya
kerja kelompok. Siswa melakukan
beberapa siswa saja yang berani
eksperimen
perpindahan
bertanya. Hasil observasi aktivitas
panas. Siswa melakukan pengamatan
siswa pada siklus I dapat diperoleh
dan mencatat hasilnya pada lembar
prosentase aktivitas siswa
kerja
sebesar 64% .
tentang
siswa,
kemudian
siswa
membuat laporan dan menyimpulkan
hasil
eksperimennya.
Pada
untuk
berani
yakni
Hasil belajar siswa dengan
saat
menggunakan metode eksperimen
pembelajaran berlangsung, observer
juga mengalami peningkatan yang
melakukan
terhadap
signifikan pada siklus I yaitu siswa
aktivitas siswa dan guru. Setelah
yang mengalami ketuntasan belajar
siswa selasai bereksperimen, guru
sebanyak 18 siswa. Hal ini berarti
menunjuk
perwakilan
ketuntasan
kelompok
untuk
penilaian
dari
belajar
individual
kelas
mencapai 72%. Sedangkan siswa
mempresentasikan kesimpulan dari
yang belum mencapai ketuntasan
eksperimen yang dilakukan.
belajar sebanyak 7 siswa (40 %).
Pada
kedepan
tiap
saat
pembelajaran,
siswa terlihat aktif dan senang
Siklus II
mengikuti pembelajaran IPA dengan
Pada kegiatan pembelajaran,
menggunakan metode eksperimen
siswa dikelompokkan sesuai dengan
yang
hasil
siklus. Guru membagikan alat-alat
aktivitas
yang akan digunakan bereksperimen
dapat
observasi
dilihat
dari
terhadap
perhatian terhadap pelajaran, pada
dan
setiap
prosentasenya
eksperimen yang akan dilakukan
mengalami peningkatan. Prosentase
serta lembar kerja kelompok. Siswa
aktivitas siswa secara klasikal pada
melakukan
siklus I termasuk kategori aktif.
penghantar panas yaitu benda-benda
pertemuan
menjelaskan
eksperimen
prosedur
tentang
yang tergolong dalam isolator dan
juga mengalami peningkatan yang
konduktor.
signifikan dari siklus I ke siklus II.
Pelaksanaan
akhir
Pada siklus II hasil belajar siswa
berjalan dengan lancar dan tertib,
yang mengalami ketuntasan belajar
meskipun masih ada beberapa siswa
sebanyak 20 siswa. Hal ini berarti
yang bertanya dengan teman satu
ketuntasan
meja, tetapi langsung ditegur oleh
mencapai 80%. Sedangkan siswa
guru/peneliti. Pada akhir penelitian
yang belum mencapai ketuntasan
juga
belajar sebanyak 5 siswa atau 20 %.
masih
tes
ditemukan
beberapa
siswa yang belum biasa berinteraksi
belajar
Hasil
individual
penelitian
tersebut
dengan teman satu kelompok, hal ini
menunjukkan bahwa pembelajaran
karena siswa tersebut merasa malu,
IPA dengan menggunakan metode
takut
eksperimen
salah
dan
tidak
biasa
pada
pada
pokok
menjelaskan kepada teman yang lain
bahasan penghantar panas dapat
sehingga
akrab
meningkatkan
dengan teman kelompoknya. Oleh
meningkatkan
karena
terhadap materi yang telah diajarkan
terkesan
itu,
kurang
perlu
diadakan
pendekatan terhadap kelompok yang
sehingga
kurang
meningkat.
aktif
untuk
memberikan
aktivitas
dan
pemahaman
hasil
siswa
belajar
juga
pengarahan serta bimbingan supaya
mereka dapat bekerja sama dengan
KESIMPULAN DAN SARAN
temannya. Pada siklus II siswa sudah
Kesimpulan
tampak lebih aktif, jika dibandingkan
Pembelajaran siklus I siswa
dengan siklus I, sehingga untuk
terlihat aktif dan senang mengikuti
aktivitas dan hasil belajar siswa
pembelajaran
mengalami
menggunakan metode eksperimen
peningkatan
yang
signifikan sehingga siklus II sudah
yang
dikatakan
observasi
berhasil.
Prosentase
dapat
IPA
dilihat
dengan
dari
terhadap
hasil
aktivitas
ketuntasan aktivitas pada siklus II
perhatian terhadap pelajaran, pada
mencapai 80% .
setiap
pertemuan
prosentasenya
Hasil belajar siswa dengan
mengalami peningkatan. Prosentase
menggunakan metode eksperimen
aktivitas siswa secara klasikal pada
siklus I termasuk kategori aktif.
Hasil
belajar
siswa
Berdasarkan hasil penelitian
dengan
tentang peningkatan aktivitas belajar
menggunakan metode eksperimen
dan hasil belajar IPA dengan metode
juga mengalami peningkatan yang
eksperimen pada pokok bahasan
signifikan pada siklus I yaitu siswa
penghantar panas siswa kelas VI
yang mengalami ketuntasan belajar
SDN 1 Dawuan, diberikan saran
sebanyak 18 siswa.
kepada:
Pada siklus II siswa sudah
a.
Bagi
siswa,
diharapkan
tampak lebih aktif, jika dibandingkan
metode
dengan siklus I sehingga untuk
digunakan
aktivitas
mengalami
untuk membantu belajar IPA
peningkatan yang signifikan. Hasil
baik disekolah maupun di
belajar siswa dengan menggunakan
luar sekolah.
siswa
metode eksperimen juga mengalami
b.
eksperimen
sebagai
dapat
sarana
Bagi guru, hasil penelitian ini
peningkatan yang signifikan dari
diharapkan
siklus I ke siklus II. Pada siklus II
memberikan
hasil belajar siswa yang mengalami
pemecahan untuk perbaikan
ketuntasan
hasil belajar IPA.
belajar
sebanyak
20
siswa.
c.
Berdasarkan
alternatif
Bagi peneliti lain, sebagai
analisis
masukan pertimbangan untuk
data dan pembahasan, maka dapat
melakukan penelitian lebih
disimpulkan
lanjut.
bahwa
hasil
dapat
pembelajaran
IPA dengan menggunakan metode
eksperimen
pada
pada
pokok
d.
Bagi sekolah, memberikan
gambaran
tentang
sejauh
bahasan penghantar panas dapat
mana strategi pembelajaran
meningkatkan
dan
bermetode eksperimen dapat
siswa
meningkatkan hasil belajar
meningkatkan
aktivitas
pemahaman
terhadap materi yang telah diajarkan
sehingga
meningkat.
Saran
hasil
belajar
siswa berhasil diterapkan
juga
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah dan Anwar, Z. 1996.
Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Hasibuan. 1995. Proses Belajar
Mengajar. Bandung: remaja
Rosdakarya.
Nurkancana, W, dan Sunartana.
1990. Evaluasi Pendidikan.
Surabaya: Usaha Nasional.
Sardiman, A.M. 1987. Prinsip dan
Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung:
Remaja
Rosdakarya.
Sudjana, N. 2002., Dasar-dasar
Proses Belajar Mengajar.
Bandung:
Sinar
Baru
Algensindo.
Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999.
Penelitian Tindakan kelas.
Jakarta: Rineka Cipta.
Download