PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN PENGHANTAR PANAS PADA SISWA KELAS VI SDN 1 DAWUAN KECAMATAN SUBOH KABUPATEN SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Sri Wahyuni1 Amalia Risqi, S.Psi.2 Abstract: In performing the duties of elementary classroom teachers still see a lot of different problems, including a lot of discussion of any subject that is not fully controlled by the student in accordance with the standards of competence expected. Faced not only the quality of the students, but related components in general as one of the educational institutions. Curriculum that is always changing and improving as an obstacle for teachers in the implementation of learning. From the preliminary observations in SDN 1 Interchange Sub Tampora Situbondo in sixth grade, especially in science learning, it can be concluded that teachers are more focused on classical and conventional approach without active approach, innovative, creative, efficient and enjoyable so that students do not actively participate in learning. The results obtained in this study indicate the percentage of students in the classical style in the first cycle, which was 64%. While the percentage of activity in the second cycle was 80%. Student learning outcomes using the experimental method in the first cycle that students who experience learning as much as 72%. While students who have not achieved mastery learning as much as 28%. In the second cycle of learning outcomes of students who suffer from learning as much as 80%. While students who have not achieved mastery learning as much as 20%. Keywords: Outcomes 1 2 Experimental Alumni FKIP PGSDUNARS Situbondo Dosen FKIP PGSD UNARS Situbondo Methods, Learning Activities, Learning dari setiap mata pelajaran yang PENDAHULUAN Rendahnya mutu pendidikan belum sepenuhnya dikuasai siswa merupakan hal yang sangat sulit sesuai dengan standar kompetensi terpecahkan. Ada banyak faktor yang yang mempengaruhi dihadapi tidak hanya masalah mutu rendahnya mutu diharapkan. yang pendidikan tersebut, salah satunya dan adalah proses pembelajaran yang menyangkut komponen secara umum melibatkan peserta didik. Inti dari sebagai proses pembelajaran adalah kegiatan pendidikan. belajar Frekuensi yang selalu mengalami perubahan kegiatan belajar banyak dipengaruhi dan penyempurnaan menjadi suatu oleh pendekatan belajar yang baik, kendala bagi guru dalam pelaksanaan dimana pembelajaran. peserta didik. hendaknya melibatkan peserta didik untuk aktif dalam kualitas Kendala salah siswa, tetapi satu lembaga Kurikulum pelajaran Pembelajaran di SD kegiatan pembelajaran. Salah satu khususnya kelas VI pada mata masalah yang memerlukan perhatian pelajaran IPA yang memuat materi dalam kegiatan belajar mengajar tentang perpindahan panas, adalah metode pembelajaran yang konduktor dan panas. digunakan guru dalam pembelajaran, Adapun standar kompetensinya (SK) dalam masih adalah Memahami saling hubungan menggunakan metode konvensional antara suhu, sifat hantaran dan yaitu kegunaan hal ini metode ceramah. pembelajaran bervariasi guru yang Metode baik diharapkan mengembangkan potensi isolator benda. Sedangkan dan kompetensi dasarnya (KD) adalah dapat Membandingkan sifat kemampuan peserta menghantarkan panas dari berbagai didik secara utuh yang mencakup benda. pengetahuan, penguasaan materi siswa SDN 1 keterampilan dan sikap. Pada materi tersebut Dawuan masih rendah atau belum Sebagai guru kelas SD dalam berhasil dengan baik hal ini melaksanakan tugas masih banyak dibuktikan dengan nilai hasil ulangan menemui masalah, siswa yang rendah yaitu 76% atau 19 diantaranya banyak pokok bahasan siswa nilainya masih dibawah KKM berbagai (>65), sedangkan siswa yang tuntas Berdasarkan masalah di atas atau di atas KKM sebanyak 6 siswa maka guru dan peneliti menyepakati atau sebesar 24%. Selain rendahnya untuk memecahkan permasalahan prestasi belajar siswa, sikap masa tersebut yaitu dengan melakukan bodoh siswa terhadap pembelajaran perbaikan sehingga pembelajaran IPA pokok bahasan penjelasan materi pun diabaikan. dalam penghantar proses panas dengan Dari hasil observasi awal di menggunakan metode pembelajaran SDN 1 Dawuan Kecamatan Suboh yang sesuai dan menarik, sehingga Kabupaten Situbondo pada kelas VI dapat meningkatkan aktivitas dan khususnya pada pembelajaran IPA, hasil dapat disimpulkan bahwa guru lebih metode pembelajaran yang dapat menitik beratkan pada pendekatan meningkatkan aktivitas dan hasil klasikal dan konvensional tanpa ada belajar siswa dalam pembelajaran pendekatan aktif, inovatif, kreatif, IPA efisien dan menyenangkan sehingga panas yaitu dengan menggunakan siswa metode tidak ikut aktif dalam belajar pokok siswa. Salah bahasan satu penghantar eksperimen. Metode pembelajaran. Hal ini ditegaskan eksperimen sangatlah relevan dan oleh aktivitas siswa yang rendah cocok dalam pembelajaran yaitu hanya pelajaran terdapat 9 siswa yang sangat aktif bahasan penghantar panas. Metode dan eksperimen aktif atau sebesar 36%, digunakan IPA kelas memberi pada mata VI pokok kesempatan sedangkan siswa yang kurang aktif siswa untuk mengalami sendiri atau dan cukup aktif sebanyak 16 siswa melakukan sendiri, mengikuti proses, atau sebesar 80% . Pemilihan SDN 1 mengamati Dawuan sebagai tempat penelitian menganalisis, keadaan atau suatu dikarenakan, peneliti adalah guru di proses tertentu, membuktikan dan sekolah sehingga menarik kesimpulan sendiri tentang mengetahui karakteristik siswa kelas materi yang mereka pelajari yaitu VI sehingga memudahkan peneliti pokok bahasan penghantar panas. untuk Sementara tersebut memperoleh data diperlukan selama penelitian. yang suatu peranan obyek, guru dalam metode eksperimen adalah memberi bimbingan agar eksperimen bisa Tujuan yang ingin dicapai dilakukan dengan teliti sehingga dalam tidak meningkatkan aktivitas belajar IPA terjadi kekeliruan atau kesalahan. akan penelitian ini adalah a) dengan metode eksperimen pokok Berdasarkan uraian di atas bahasan dilakukan siswa kelas VI SDN 1 Dawuan tindakan suatu kelas penelitian dengan panas pada Kecamatan Suboh Kabupaten “Penggunaan Metode Eksperimen Situbondo Tahun Pelajaran Untuk 2012/2013. b) meningkatkan hasil Meningkatkan judul penghantar Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Pokok belajar Bahasan Penghantar Panas Pada eksperimen Siswa Kelas VI SDN 1 Dawuan penghantar panas pada siswa kelas Kecamatan Suboh Kabupaten VI SDN 1 Dawuan Kecamatan Situbondo Tahun Pelajaran Suboh Kabupaten Situbondo Tahun dengan pokok metode bahasan Pelajaran 2012/2013. 2012/2013”. Permasalahan dalam penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut a) Bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar IPA dengan metode eksperimen pokok bahasan IPA penghantar panas pada siswa kelas VI SDN 1 Dawuan Kecamatan Suboh Kabupaten Situbondo Tahun Pelajaran 2012/2013? b) Bagaimanakah peningkatan hasil belajar IPA dengan metode eksperimen pokok bahasan penghantar panas pada siswa kelas VI SDN 1 Dawuan Kecamatan Suboh Kabupaten Situbondo Tahun Pelajaran 2012/2013? METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Dawuan Kecamatan Suboh Kabupaten Situbondo pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Adapun subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN 1 Dawuan 2012/2013, yang berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan yang memiliki kemampuan yang heterogen. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action eksplorasi digunakan untuk mengkaji Research (CAR). Dalam penelitian lebih mendalam ketercapaian hasil. ini Metode menggunakan model skema yang digunakan penelitian Hopskin dimana penelitian penelitian tindakan dilaksanakan berupa proses wawancara, dokumentasi dan test. pengkajian berdaur (cyclical) yang digunakan Proyek PGSM, 1999:8). adalah tindakan kelas dalam ini adalah obsevasi, Metode analisa data yang terdiri dari empat tahap (Tim Pelatih Siklus ini dalam dalam metode penelitian diskriptif. ini Data penelitian kuantitatif yang berbentuk angka dan direncanakan kualitatif yang dinyatakan dengan menggunakan 2 (dua) siklus yang kata-kata diawali deskriptif menggambarkan bahwa dengan (planning), perencanaan penerapan tindakan atau simbol. Analisis dengan tindakan yang dilakukan (action), observasi (observation), dan dapat refleksi (reflection). Apabila pada perbaikan, siklus I aktivitas dan hasil belajar perubahan ke arah yang lebih baik siswa mencapai dan belum mencapai dibandingkan ketuntasan maka penelitian ini tetap sebelumnya. Data dilanjutkan pada siklus II dan apabila kualitatif, disisihkan pada siklus II belum mencapai sementara karena sangat berguna ketuntasan aktivitas dan hasil belajar untuk melengkapi gambaran yang maka penelitian ini dihentikan dan diperoleh dari tidak dilanjutkan pada siklus III. kuantitatif. Data Metode pengumpulan data yang tepat merupakan salah satu syarat kesempurnaan untuk mendapatkan penelitian data atau menimbulkan adanya peningkatan, dengan keadaan yang bersifat untuk analisis yang dan data dianalisis dalam penelitian ini adalah : 1) Persentase aktivitas siswa. Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama dapat informasi yang tepat dan akurat. dihitung Sesuai dengan tujuan penelitian yang menggunakan rumus ingin dicapai, maka metode yang persentase siswa digunakan sebagai berikut: adalah dalam studi penelitian eksplorasi. ini Studi dengan aktifitas Pa n a x100% A belajar Keterangan : Pa = Jumlah siswa yang tuntas N = Jumlah seluruh siswa = Prosentase aktivitas belajar siswa Tabel 2. Kategori Persentase Hasil Belajar Siswa a = Jumlah skor yang Presentase Kategori P > 90% Sangat baik 80% < P < 90% Baik 65% < P < 80% Cukup baik 55% < P < 65% Kurang baik diperoleh siswa A = Jumlah skor maksimum P< Tabel 1. Kategori aktivitas belajar siswa Persentase Tidak baik 55% Nurkancana dan Sunartana Kriteria (1990:93) Aktivitas Pa ≥ 80% Sangat aktif 60% ≤ Pa < 80 % Aktif 40% ≤ Pa < 60 % Cukup Aktif 0% ≤ Pa < 40 % Kurang aktif Nurkancana dan Sunartana PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Metode sebagai salah satu komponen pembelajaran, menempati peran yang tidak kalah pentingnya (1990:93) 2) Persentase ketuntasan hasil belajar HASIL komponen lainnya dalam setelah kegiatan belajar mengajar. Tidak ada berlangsung satupun kegiatan belajar mengajar siswa pembelajaran dari dicari dengan rumus : yang tidak menggunakan metode pembelajaran. Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode Keterangan: sebagai alat motivasi P = Persentase ketuntasan hasil dalam kegiatan belajar mengajar. belajar siswa Motivasi ekstrinsik ekstrinsik menurut Sardiman (1987:23) adalah motif- motif yang aktif dan berfungsi, pokok bahasan penghantar panas karena adanya perangsang dari luar. yang dilakukan oleh guru kelas VI. Karena itu, metode berfungsi sebagai Kegiatan prasiklus alat perangsang dari luar yang dapat untuk mengetahui pengetahuan siswa membangkitkan dan pemahaman awal siswa tentang motivasi belajar seseorang (Djamarah, 1996:83). Metode merupakan materi pembelajaran suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan guru dalam proses belajar mengajar dikelas. Menurut (Sudjana, 2002:56) pembelajaran adalah metode cara atau petunjuk tentang apa yang dikerjakan serta kegiatan-kegiatan guru dalam proses belajar mengajar. Hasibuan (1995:3) mendefinisikan metode pembelajaran sebagai salah satu cara pelaksanaan suatu strategi belajar dalam penyampaian materi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Berdasarkan tiga pendapat tersebut, pengertian metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Kegiatan prasiklus dilakukan IPA ini sebelum bertujuan penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada prasiklus diketahui presentase aktivitas siswa secara klasikal adalah 36% hal tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa masih rendah. Dalam pembelajaran siswa hanya diam, mendengarkan penjelasan dari guru dan mencatat materi yang ditulis oleh guru di papan selanjutnya siswa mendapat tugas dari guru. Hasil belajar siswa secara klasikal pada prasiklus yaitu 24% , dari presentasi tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar yang dicapai siswa masih rendah. Berdasarkan hasil analisis terhadap aktivitas siswa diperoleh sebagai berikut: menggunakan metode diskusi dengan Tabel 3. Persentase Aktivitas Siswa Prasiklus, Siklus I dan Siklus II data Hasil Analisis Observasi Persentase Kriteria Sebelum Tindakan 36% Kurang Aktif Siklus I 64% Aktif Siklus II 80% Sangat Aktif (Sumber: data yang diolah) prosentase aktivitas siswa secara klasikal yaitu pada prasiklus sebesar Berdasarkan aktivitas bahwa siswa dapat sebagian menyukai besar metode terlihat hasil diketahui pembelajaran penggunaan Siswa analisis 36%, pada siklus I sebesar 64% dan pada siklus II sebesar 80%. siswa Penggunaan metode dengan eksperimen dalam penelitian ini juga eksperimen. meningkatkan hasil belajar. Hasil aktif dalam belajar siswa dalam penelitian ini pembelajaran ini. Siswa juga terlihat mengalami peningkatan yang cukup serius dan kompak dalam kerja sama berarti. Hal tersebut dapat dilihat dari dalam kelompok yang diberikan oleh hasil guru, akan tetapi masih ada siswa menggunakan metode eksperimen nakal dan tidak mau diam, namun hal dan sesudah menggunakan metode ini masih dapat diatasi oleh guru eksperimen yang dilakukan pada yaitu dengan memberikan teguran siklus I dan II. Peningkatan hasil dan nasehat kepada siswa tersebut. belajar siswa dari prasiklus, siklus I Berdasarkan data di atas, hasil observasi secara keseluruhan dapat belajar siswa sebelum dan siklus II dapat dilihat dari grafik berikut: disimpulkan bahwa aktivitas siswa sebelum tindakan termasuk dalam kategori kurang aktif, pada siklus I termasuk kategori aktif dan pada siklus II termasuk kategori sangat aktif. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 4. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Nilai Prasiklus Siklus I Siklus II Jumlah Jumlah Persentase siswa siswa Persentase Jumlah siswa Persentase < 65 19 76% 15 60% 5 20% ≥ 65 6 24% 10 40% 20 80% Jumlah 25 100% 25 100% 25 100% (Sumber: data yang diolah) Penelitian penelitian ini tindakan merupakan kelas yang dilakukan, peneliti melakukan observasi terhadap guru dan siswa berawal dari permasalahan yang untuk dihadapi guru di kelas VI SD Negeri aktivitas dan hasil belajar siswa serta 1 Dawuan pada mata pelajaran IPA cara guru menyampaikan materi dan yaitu mengetahui masalah yang ada di siswa terlihat memperhatikan siswa kurang penjelasan guru, aktif dalam kurang kelas mengetahui VI. Dari tersebut bagaimana hasil peneliti observasi kemudian pembelajaran serta terlihat bermain melakukan sendiri dengan teman sebangkunya. prasiklus Berdasarkan permasalahan yang ada dilakukan sama dengan pembelajaran maka yang biasa dilakukan oleh guru, dari peneliti mencoba menggunakan metode eksperimen pra pada pokok bahasan dijadikan panas dengan penghantar tujuan untuk prasiklus, dalam pembelajaran yang siklus tersebut sebagai kemudian dasar dalam penelitian ini. Berdasarkan temuan meningkatkan aktivitas dan hasil masalah belajar siswa. Metode ini diharapkan kemudian dilakukan siklus I untuk dapat membuat siswa lebih aktif mencoba menerapkan metode yang dalam baru untuk memperbaiki cara belajar pembelajaran, dapat mengembangkan daya berpikirnya sendiri, daya kreatif, dilaksanakan prasiklus tersebut yang dilakukan di kelas VI. dan daya inisiatif. Dalam pada Siklus I penelitian menggunakan ini dua siklus. Sebelum pelaksanaan siklus Pada kegiatan pembelajaran, siswa dikelompokkan secara heterogen baik dari jenis kelamin, maupun kemampuan siswa yang Walaupun pada awalnya kategori didasarkan pada hasil tes prasiklus. bertanya terlihat minim hal tersebut Guru membagikan alat-alat yang disebabkan karena selama ini siswa akan digunakan bereksperimen dan kurang termotivasi menjelaskan prosedur eksperimen bertanya dan mengeluarkan pendapat yang akan dilakukan serta lembar secara langsung, sehingga hanya kerja kelompok. Siswa melakukan beberapa siswa saja yang berani eksperimen perpindahan bertanya. Hasil observasi aktivitas panas. Siswa melakukan pengamatan siswa pada siklus I dapat diperoleh dan mencatat hasilnya pada lembar prosentase aktivitas siswa kerja sebesar 64% . tentang siswa, kemudian siswa membuat laporan dan menyimpulkan hasil eksperimennya. Pada untuk berani yakni Hasil belajar siswa dengan saat menggunakan metode eksperimen pembelajaran berlangsung, observer juga mengalami peningkatan yang melakukan terhadap signifikan pada siklus I yaitu siswa aktivitas siswa dan guru. Setelah yang mengalami ketuntasan belajar siswa selasai bereksperimen, guru sebanyak 18 siswa. Hal ini berarti menunjuk perwakilan ketuntasan kelompok untuk penilaian dari belajar individual kelas mencapai 72%. Sedangkan siswa mempresentasikan kesimpulan dari yang belum mencapai ketuntasan eksperimen yang dilakukan. belajar sebanyak 7 siswa (40 %). Pada kedepan tiap saat pembelajaran, siswa terlihat aktif dan senang Siklus II mengikuti pembelajaran IPA dengan Pada kegiatan pembelajaran, menggunakan metode eksperimen siswa dikelompokkan sesuai dengan yang hasil siklus. Guru membagikan alat-alat aktivitas yang akan digunakan bereksperimen dapat observasi dilihat dari terhadap perhatian terhadap pelajaran, pada dan setiap prosentasenya eksperimen yang akan dilakukan mengalami peningkatan. Prosentase serta lembar kerja kelompok. Siswa aktivitas siswa secara klasikal pada melakukan siklus I termasuk kategori aktif. penghantar panas yaitu benda-benda pertemuan menjelaskan eksperimen prosedur tentang yang tergolong dalam isolator dan juga mengalami peningkatan yang konduktor. signifikan dari siklus I ke siklus II. Pelaksanaan akhir Pada siklus II hasil belajar siswa berjalan dengan lancar dan tertib, yang mengalami ketuntasan belajar meskipun masih ada beberapa siswa sebanyak 20 siswa. Hal ini berarti yang bertanya dengan teman satu ketuntasan meja, tetapi langsung ditegur oleh mencapai 80%. Sedangkan siswa guru/peneliti. Pada akhir penelitian yang belum mencapai ketuntasan juga belajar sebanyak 5 siswa atau 20 %. masih tes ditemukan beberapa siswa yang belum biasa berinteraksi belajar Hasil individual penelitian tersebut dengan teman satu kelompok, hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran karena siswa tersebut merasa malu, IPA dengan menggunakan metode takut eksperimen salah dan tidak biasa pada pada pokok menjelaskan kepada teman yang lain bahasan penghantar panas dapat sehingga akrab meningkatkan dengan teman kelompoknya. Oleh meningkatkan karena terhadap materi yang telah diajarkan terkesan itu, kurang perlu diadakan pendekatan terhadap kelompok yang sehingga kurang meningkat. aktif untuk memberikan aktivitas dan pemahaman hasil siswa belajar juga pengarahan serta bimbingan supaya mereka dapat bekerja sama dengan KESIMPULAN DAN SARAN temannya. Pada siklus II siswa sudah Kesimpulan tampak lebih aktif, jika dibandingkan Pembelajaran siklus I siswa dengan siklus I, sehingga untuk terlihat aktif dan senang mengikuti aktivitas dan hasil belajar siswa pembelajaran mengalami menggunakan metode eksperimen peningkatan yang signifikan sehingga siklus II sudah yang dikatakan observasi berhasil. Prosentase dapat IPA dilihat dengan dari terhadap hasil aktivitas ketuntasan aktivitas pada siklus II perhatian terhadap pelajaran, pada mencapai 80% . setiap pertemuan prosentasenya Hasil belajar siswa dengan mengalami peningkatan. Prosentase menggunakan metode eksperimen aktivitas siswa secara klasikal pada siklus I termasuk kategori aktif. Hasil belajar siswa Berdasarkan hasil penelitian dengan tentang peningkatan aktivitas belajar menggunakan metode eksperimen dan hasil belajar IPA dengan metode juga mengalami peningkatan yang eksperimen pada pokok bahasan signifikan pada siklus I yaitu siswa penghantar panas siswa kelas VI yang mengalami ketuntasan belajar SDN 1 Dawuan, diberikan saran sebanyak 18 siswa. kepada: Pada siklus II siswa sudah a. Bagi siswa, diharapkan tampak lebih aktif, jika dibandingkan metode dengan siklus I sehingga untuk digunakan aktivitas mengalami untuk membantu belajar IPA peningkatan yang signifikan. Hasil baik disekolah maupun di belajar siswa dengan menggunakan luar sekolah. siswa metode eksperimen juga mengalami b. eksperimen sebagai dapat sarana Bagi guru, hasil penelitian ini peningkatan yang signifikan dari diharapkan siklus I ke siklus II. Pada siklus II memberikan hasil belajar siswa yang mengalami pemecahan untuk perbaikan ketuntasan hasil belajar IPA. belajar sebanyak 20 siswa. c. Berdasarkan alternatif Bagi peneliti lain, sebagai analisis masukan pertimbangan untuk data dan pembahasan, maka dapat melakukan penelitian lebih disimpulkan lanjut. bahwa hasil dapat pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen pada pada pokok d. Bagi sekolah, memberikan gambaran tentang sejauh bahasan penghantar panas dapat mana strategi pembelajaran meningkatkan dan bermetode eksperimen dapat siswa meningkatkan hasil belajar meningkatkan aktivitas pemahaman terhadap materi yang telah diajarkan sehingga meningkat. Saran hasil belajar siswa berhasil diterapkan juga DAFTAR PUSTAKA Djamarah dan Anwar, Z. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hasibuan. 1995. Proses Belajar Mengajar. Bandung: remaja Rosdakarya. Nurkancana, W, dan Sunartana. 1990. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Sardiman, A.M. 1987. Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sudjana, N. 2002., Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan kelas. Jakarta: Rineka Cipta.