KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.2, April 2015 STRES DAN KINERJA DI LINGKUNGAN KERJA YANG SEMAKIN KOMPETITIF Oleh : Tri Wartono dan Supriyadin Mochtar ABSTRAK Stres adalah tekanan / ketegangan yang dihadapi seseorang dan mempengaruhi emosi, pikiran, serta kondisi keseluruhan dari orang tersebut. Stres yang muncul dilingkungan kerja disebut sebagai stres kerja. Kondisi ini dapat timbul setelah individu mengalami petistiwa ditempat kerja yang menuntut reaksi penyesuaian diri. Stres tidak berbanding lurus dengan kinerja, karena pada tingkatan tertentu diperlukan stres agar mendorong usaha yang lebih keras untuk mencapai hasil tertentu. Dengan memahami faktor-faktor penyebab dan mengelola dengan manajemen stres akan dapat menghindari dampak yang merugikan dilain pihak bisa menodorong etos kerja yang lebih keras. Kata Kunci: Stres, Kinerja perilaku atasan jika itu semua tidak A. PENDAHULUAN berjalan dengan baik akan menimbulkan tekanan. 1. Latar Belakang Masalah Banyak bahwa perusahaan pendapatan, merupakan faktor mempengaruhi gaji berkeyakinan atau utama kepuasan Disamping itu persaingan dan tuntutan salary profesionalitas yang menimbulkan yang semakin banyaknya tinggi tekanan – karyawan. tekanan yang harus dihadapi oleh setiap Sehingga ketika perusahaan merasa sudah individu dalam lingkungan kerja baik di memberikan gaji yang cukup, ia merasa bahwa suatu karyawannya sudah puas. Sebenarnya pemerintah. Selain tekanan yang berasal kepuasan dari lingkungan kerja, lingkungan keluarga kerja karyawan tidak perusahaan maupun instansi mutlak dipengaruhi oleh gaji semata. dan Banyak faktor yang mempengaruhi berpotensi kepuasan kerja karyawan, diantaranya Dampak yang sangat merugikan dari adalah kesesuaian pekerjaan, kebijakan adanya gangguan kecemasan yang sering organisasi termasuk kesempatan untuk dialami oleh masyarakat dan karyawan berkembang, khususnya disebut stres. Stres merupakan lingkungan kerja dan 153 lingkungan sosial menimbulkan juga sangat kecemasan. KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.2, April 2015 sebuah terminologi yang sangat populer ini secara umum merupakan kondisi yang dalam percakapan sehari-hari. Stres adalah memiliki karakteristik bahwa tuntutan salah satu dampak perubahan sosial dan lingkungan melebihi kemampuan individu akibat dari suatu proses modernisasi yang untuk meresponnya. biasanya diikuti oleh proliferasi teknologi, Sedangkan Stres kerja menurut perubahan tatanan hidup serta kompetisi Anwar Prabu (2009 : 157) adalah perasaan antar individu yang makin berat. tertekan yang dialami karyawan dalam Stres dapat berdampak positif dan menghadapi pekerjaan. Stres kerja ini juga dapat berdampak negatif, seperti tampak dari simptom, antara lain emosi dijelaskan pada hukum Yerkes Podson tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka yang menyatakan hubungan antara stres menyendiri, sulit tidur, merokok yang dengan berlebihan, kinerja seperti terbalik.(Handoko,2008:202). huruf U Dampak tidak bisa rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat positif stres pada tingkat rendah sampai dan mengalami gangguan pencernaan. pada tingkat moderat bersifat fungsional Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam arti berperan sebagai pendorong antara peningkatan kinerja karyawan, sedangkan merupakan dua hal yang tidak bisa pada dampak negatif stres pada tingkat dipisahkan. Karyawan memegang peran yang tinggi adalah dapat mengakibatkan utama penurunan pada kinerja karyawan yang kehidupan drastis. karyawan memiliki produktivitas dan Menurut T. Hani karyawan dan dalam perusahaan menjalankan perusahaan. roda Apabila Handoko motivasi kerja yang tinggi, maka laju roda (2008:200) stres adalah suatu kondisi pun akan berjalan kencang, yang akhirnya ketegangan yang mempengaruhi emosi, akan menghasilkan kinerja dan pencapaian proses berfikir dan kondisi seseorang. yang baik bagi perusahaan. Di sisi lain, Stres yang terlalu besar dapat mengancam bagaimana kemampuan seseorang dalam menghadapi perusahaan berjalan baik, kalau lingkungan. Sebagai hasilnya, pada diri karyawannya tidak produktif, karyawan berkembang berbagai macam artinya tidak memiliki gejala stres yang dapat mengganggu semangat kerja yang tinggi, tidak ulet pelaksanaan kerja mereka. Sedangkan dalam b e k e r j a definisi menurut kamus Psikologi, stres yang rendah serta mengalami stres kerja. mungkin bekerja karyawan dan roda memiliki moril adalah suatu keadaan tertekan, baik secara Stres kerja merupakan aspek yang fisik maupun secara psikologis Keadaan sangat penting bagi perusahaan terutama 154 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.2, April 2015 keterkaitannya dengan kinerja karyawan. kerja yang diakibatkan oleh lingkungan Perusahaan harus memiliki kinerja, kinerja pekerjaan. Dimana stres kerja disini sangat yang baik dapat membantu perusahaan berpengaruh dalam mencapai tujuannya. Sebaliknya, pegawai, bila kinerja menurun dapat merugikan disiplin, baik waktu ataupun peraturan perusahaan. kinerja yang telah ditetapkan tidak dapat berjalan karyawan perlu memperoleh perhatian dengan baik. Hal ini diakibatkan kurang dengan jalan pengkajian yang berkaitan adanya pengelolaan faktor stres dengan dengan sters kerja. baik, penempatan pegawai yang tidak Olek Kinerja kerenanya menurut besar sehingga terhadap penerapan kinerja sikap Mangkunegara sesuai dengan kemampuannya dan kurang (2011:67) adalah hasil kerja secara kualitas dilibatkannya pegawai dalam penetapan dan kuantitas yang dicapai oleh seorang kebijakan, sehingga menimbulkan stres pegawai dalam melaksanakan tugasnya kerja pada pegawai. sesuai dengan tanggung jawab yang Dilihat dari uraian latar belakang diatas diberikan kepadanya. Untuk meningkatkan dapat kita ketahui bahwa stres dalam kinerja karyawan, perusahaan ataupun pekerjaan dapat mempengaruhi kualitas instansi pemerintah dituntut untuk lebih kerja karyawan oleh karena itu stres kerja memperhatikan yang didalam lingkungan kerja harus segera beban diantisipasi dengan cara memperbaiki kerja, kerja sama antar karyawan, kondisi manajemen, lingkungan kerja,peningkatan lingkungan kerja, penempatan yang kurang kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan sesuai tidak spiritual (SQ) karyawan dan sebagainya. dilibatkannya karyawan dalam penetapan Stres kerja perlu segera diantisipasi karena kebijakan dan konflik antar karyawan, akan menimbulkan penurunan kinerja pada yang mungkin akan mengakibatkan stres karyawan, yang sangat menentukan sikap kerja. Begitu juga halnya pada instansi dan pemerintah, Pegawai Negeri Sipil (PNS) melaksanakan tanggung jawabnya. mempe-ngaruhi dengan faktor–faktor kinerja seperti kemampauan, hasil kerja karyawan dalam dewasa ini banyak sekali mengalami stres dapat memberikan kontribusi yang optimal 2. Pokok Masalah bagi perusahaan dengan tingkat stres yang Bahwa Stres kerja merupakan sebuah dapat ditoleransi. Stres kerja tidak negatif, tetapi keniscayaan dalam lingkungan kerja yang selamanya semakin kompetitif . Hal ini menjadi tugas dalam bidang usaha tertentu tingkat stres bagi manajer SDM dalam mengelola agar bahkan dapat mendorong peningkatan 155 berkonotasi KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.2, April 2015 prestasi dengan inovasi atau munculnya dorongan gagasan, dikelola sebaik-baiknya untuk dapat untuk segera menghilangkan potensi yang merugikan tugas/mencapai target. bagi perusahaan dilain pihak bagaimana Banyak faktor yang dapat menyebabkan stres kerja karwan tersebut justru dapat karyawan mengalami stres, bisa karena menguntungkan faktor internal maupun external, saat di perusahaan. menyelesaikan tempat kerja (kantor) ataupun akumulasi permasalah pokok kemajuan Pembahasan dalam tulisan selanjutnya dalam peruju tempat kerja (kantor). Sehungga untuk adalah tentang pengertian stres, stres kerja, bagi faktor penyebab, dampak dan manjemen perusahaan yang utama adalah bagaimana stres serta strategi dan penanganannya. dapat mengetahui faktor-faktor penyebab Pengertian dan dapat mengendalikannya agar tingkat mempengaruhi kinerja dan dampak atau stres karyawan masih dalam ambang hubungan anatara stress kerja dan kinerja toleransi. Stres kerja karyawan dapat karyawan. pada kinerja, akhirnya hal-hal dapat yang meningkatkan produktifitas / prestasi kerja. II. PEMBAHASAN Pada A. Stres dan Stres Kerja kondisi yang sebaliknya, 1. Pengertian Stres yakni stres yang berlebihan atau sudah Stres adalah tekanan / ketegangan tidak mampu lagi ditolerir oleh seorang yang dihadapi mempengaruhi seseorang emosi, dan pikiran, individu akan menimbulkan dampak yang serta tidak sehat karena individu tersebut kondisi keseluruhan dari orang tersebut. kehilangan kemampuan untuk Stres dalam suatu lingkungan pekerjaan mengendalikan dirinya secarah utuh, sampai dengan batas yang dapat ditolerir akibatnya tidak mampu lagi bisa memberikan suatu rangsangan sehat mengambil keputusan – keputusan yang guna mendorong individu–individu dalam tepat dan bahkan terkadang perilakunya suatu memberikan ikut terganggu, dampak lain yang mungkin tanggapan positif terhadap tantangan– terjadi adalah sakit secara fisik, putus asa, tantangan sehingga serig absen, dan lain – lain. Akhirnya mengerahkan selama stres ini belum teratasi maka akan mereka organisasi yang untuk dihadapinya terpacu sumberdaya yang untuk dimilikinya dia dalam terjadi tingkat produktifitas / prestasi kerja rangka memenuhi tugas dan tanggung yang cenderung rendah dan terus menurun. jawabnya. Bila ini yang terjadi maka stres Kondisi yang kurang lebih sama dapat juga terjadi bila dalam lingkungan pekerjaan 156 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.2, April 2015 tersebut tidak ada sters sama sekali, karena membosankan dan menjenuhkan. (Braham tantangan – tantangan kerja tidak ada dalam Handoyo: 2010:68). sehingga pekerjaan menjadi suatu hal yang Sedangkan menurut T. Hani 2. Pengertian Stres Kerja Handoko (2008:200) stres adalah suatu Stres yang muncul dilingkungan kondisi ketegangan yang mempengaruhi kerja disebut sebagai stres kerja. Kondisi emosi, ini proses berfikir dan kondisi dapat timbul setelah individu seseorang. Stres yang terlalu besar dapat mengalami petistiwa ditempat kerja yang mengancam kemampuan seseorang dalam menuntut reaksi penyesuaian diri. Secara menghadapi lingkungan. Sebagai hasilnya, umum orang pada diri karyawan berkembang berbagai seseorang macam pekerjaan gejala stres yang dapat berpendapat dihadapakan yang bahwa pada melampaui jia tuntutan batas mengganggu pelaksanaan kerja mereka. kemampuan individu tersebut didalam Gejala- pekerjaannya, gejala ini menyangkut baik maka dikatakan bahwa kesehatan fisik maupun kesehatan mental. individu tersebut mengalami stres kerja. Orang yang mengalami stres bisa menjadi Ada beberapa alasan mengapa masalah nervous dan merasa kekuatiran kronis. stres yang berkaitan dengan perusahaan Mereka sering mudah marah dan agresi, perlu dibahas kepermukaan pada saat ini, tidak dapat rileks, ataupun menunjukkan diantaranya adalah : sikap yang tidk kooperatif. Lebih lanjut, a. Masalah stres adalah masalah yang mereka melarikan diri pada minuman dihadapi oleh perusahaan dimana alkohol atau merokok secara berlebihan. masalah ini tidak dapat dihindari atau Disamping itu juga dapat terkena berbagai dibiarkan oleh perusahaan. Karena penyakit fisik, seperti nafas memburu, masalah stres ini sangat penting mulut dan kerongkongan kering, tangan kaitannya dengan kinerja karyawan lembab, merasa panas, otot – otot tegang, didalam suatu perusahaan. pencernaan, sembelit, letih yang tak b. Stres juga dapat dipengaruhi oleh beralasan, sakit kepala,salah urat, gelisah faktor – faktor yang bersumber dari dan susah tidur. Kondisi–kondisi tersebut dalam maupun luar perusahaan oleh meskipun karena itu perusahaan harus peka dapat juga terjadi karena penyebab– penyebab lain, tetapi pada dalam memahami keberadaannya. umumnya hal tersebut merupakan gejala– c. gejala stres. Pemahaman tentang arti dari stres kerja alangkah baiknya kalau setiap karyawan dapat mengatasinya dan 157 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.2, April 2015 dapat mengetahui gejala – gejala stres dalam pekerjaan. Disisi lain persaingan yang ada didalam diri karyawan antar prusahaan semakin ketat, apabila masing – masing, karena stres kerjka sudah terjadi seperti ini otomatis beban ini kerja yang dialami karyawan meningkat. dapat mempengaruhi kinerja karyawan didalam perusahaan. d. Keadaan ini tentu dapat menguras energi Di era seperti ini dengan teknologi karyawan yang lebih besar, apabila sudah yang semakin cangkih setidaknya dapat terjadi seperti ini maka timbul akibat – berpengaruh akibat yang dapat merugikan perusahaan terhadap Menurut perkembangan Prabu psikologis dan fisik seseorang. Dengan Mangkunegara, (2011:157) menerangkan demikian dapat disimpulkan bahwa stres Stres adalah perasaan yang menekan atau kerja timbul karena tuntutan lingkungan merasa tertekan yang dialami karyawan dan dalam menghadapi pekerjaan. Stres kerja menghadapinya dapat berbeda – beda. Dari ini tampak dari simpton antara lain emosi uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka terjadinya stres kerja adalah dikarenakan menyendiri, sulit tidur, merokok yang adanya berlebihan, cemas, karakteristik kepribadian karyawan dengan tegang, gugup dan mengalami gangguan karakteristik aspek – aspek pekerjaannya pencernaan. Menurut Stephen P. Robbins dan dapat terjadi pada kondisi pekerjaan. tidak A.A bisa rileks, tanggapan ketidak individu seimbangan dalam antara dan Marry Coulter (2004:796) menyatakan bahwa stres kerja adalah kondisi yang 3. Faktor – faktor Penyebab muncul dari interaksi antara manusia dan pekerjaan serta dikarakteristikan Stres Kerja oleh Alasan – alasan yang menyebabkan perubahan manusia yang memaksa mereka terjadinya stres kerja sangatlah banyak. untuk menyimpang dari fungsi normal Berkisar dari perubahan ekonomi sampai mereka. pada kemajuan dibidang teknologi pada Sedangkan menurut Luthan dalam era globalisasi zaman ini. Kemajuan Yulianti (2008:10), mendefinisikan stres teknologi kerja sebagai suatu tanggapan dalam menambah waktu luang ternyata malah menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh menambah tekanan yang berbuat lebih perbedaan individu dan proses psikologis, banyak dalam waktu yang lebih singkat. sebagai tindakan Pada umumnya, rata–rata orang bekerja terhadap lingkungan, situasi atau peristiwa dengan menghabiskan waktu sekitar 8-12 yang terlalu banyak mengadakan tuntutan jam per hari ditempat kerja. Didalam konsekuensi dari 158 yang seharusnya dapat KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.2, April 2015 rutinitas kerja inilah faktor penyebab stres Meskipun stres dapat diakibatkan oleh kerja sering terjadi. hanya satu stressors, tapi dapat juga terjadi Kondisi–kondisi yang cenderung menyebabkan stres disebut karena kombinasi stressor. stresssor. Terdapat dua faktor penyebab stres dengan kerja, yaitu faktor lingkungan kerja (on the menimbulkan job) dan faktor personal (off the job), karyawan. Dwiyanti (2001:75). Faktor linkungan kerja dapat berupa kondisi kemampuan dapat stres bagi kerja 3) Perjalanan, perjalanan dapat digolong-kan fisik, ke dalam dua kategori : perjalanan ke dan manajemen kantor maupun hubungan dari pekerjaan, dan perjalanan dinas. sosial lingkungan pekerjaan. Sedangkan Pulang pergi dari rumah ketempat kerja faktor personal bisa tipe kepribadian, setiap hari sering kali melambangkan pengalaman pribadi maupun kondisi sosial sumber stres yang besar, terutama akibat – ekonomi keluarga dimana pribadi berada keterlambatan dan sedemikian seringnya dialami. mengembangkan faktor kedua tidak diri. Betapapun secara langsung dan kesulitan yang 4) Bahaya, pekerjaan yang mempunyai resiko berhubungan dengan kondisi pekerjaan, tinggi maka faktor pribadi ditempatkan sebagai jaminan keselamatan yang baik akan sumber atau penyebab munculnya stres. menjadikan sumber stres bagi karyawan. Menurut Cary Cooper dan Alison Straw 5) Teknologi, pengenalan teknologi baru (2000:19-36) penyebab stres yang umum ketempat kerja telah meminta karyawan terjadi untuk menyesuaikan diri pada lingkungan, ditempat kerja dapat dirinci yang tidak diimbangi dengan kedalam bidang–bidang berikut: sistem a. Faktor – faktor yang bertalian dengan penyesuaian diri yang diperlukan itu sudah tugas, seperti: terlaksana, 1) Lingkungan dan cara kerja keharusan baru. Jika untuk terus kerja, mengikuti perkembangan teknologi bisa lingkungan tempat kita bekerja sangat menjadi tambahan tekanan bagi sebuah penting dan menentukan bagaimana jadwal yang telah sibuk, yang akan kita mengarah pada kelebihan beban kerja. dapat tertentu. berbuat dalam Sungguhpun peran demikian, b. Peran dalam organisasi. Peran lingkungan merupakan unsur kerja dalam organisasi juga dapat menciptakan yang dapat diabaikan. konflik seperti ketidak jelasan peran 2) Beban kerja yang berat, beban kerja dalam perusahaan, kewenangan dan yang berlebihan yang tidak sesuai pengawasan. 159 Sudah sangat biasa KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.2, April 2015 karyawan mendapatkan dirinya berada dan dapat menyebabkan stres yang dalam sebuah situasi ketika karyawan besar, karena dalam keadaan seperti itu merasa stres oleh desakan tugas yang perolehan uang, status atau tantangan menimbulkan konflik, melakukan sesuatu yang baru menjadi sedikit. yang sesungguhnya tidak mau dilakukan, pekerjaan yang diyakini e. Perubahan bukanlah organisasi. budaya dan Organisasi, iklimnya dapat tugasnya, atau memiliki lebih banyak tugas mempengaruhi atau proyek. Mungkin karyawan akan sejahteranya secara mendasar. Menjadi meladeni bagian tuntutan tersebut dibawah individu dari dan organisasi rasa dapat tekanan yang lebih berat, atau menghadapi mendatangakan ancaman bagi rasa dengan menentangnya. kebebasan c. Hubungan pribadi ditempat kerja. Seperti: individu, ketentramannya otonomi akan dan tetapi dalam ancaman akan Akan tetapi, hubugan timbak balik, konflik, dukungan situasi dan minat. Hubungan dengan orang lain semakin bisa menjadi sumber stres atau sumber perubahan – perubahan besar dalam dukungan ditempat kerja. Jika hubungan organisasi dapat menjadi penuh stres, dengan atasan baik, ada suasana hangat, seperti bersahabat dan saling percaya. Akan penampungan, kelebihan tenaga dan tetapi, jika keadaan sebaliknya, atasan sebagainya. yang statis berkurang. penutupan tempat kerja, akan penuh kritik, sulit didekati, tidak bergairah, dan jauh. Begitu juga hubungan Selanjutnya menurut T. Hani Handoko antar karyawan akan menjadi sumber stres (2008:200-201) memberikan pengertian jika hubungan tidak terjalin dengan baik. kondisi d. Perkembangan karir. Pada tahap – tahap menyebabkan – kondisi yang cenderung stres disebut stressors. awal karir, kita mungkin dihargai Hampir setiap kondisi pekerjaan bisa dengan kemajuan yang mencolok lewat menyebabkan stres, tergantung pada reaksi organisasi, atau kadang – kadang tidak, karyawan. dinyatakan dalam kenaikan gaji dan sejumlah promosi. Akan tetapi, pada saat karir menyebabkan terus melaju, justru peluang kerap Diantara kondisi – kondisi kerja tersebut menjadi semakin kecil dan kemajuan adalah sebagai berikut : Bagaimanapun kondisi kerja stres bagi juga, yang ada sering karyawan. semakin lambat dan pada akhirnya a. Stres On The Job : (1) Beban kerja berhenti. Pembatasan – pembatasan berlebihan; (2) Tekanan atau desakan seperti itu dapat menumpulkan ambisi waktu; (3) Kualitas supervisi yang jelek; (4) 160 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.2, April 2015 Iklim politis yang tidak aman; (5) Umpan pribadi lainnya, seperti kematian sanak balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak saudara.; (6) memadai; (6) Wewenang yang idak mencukupi untuk melaksanakan tanggung Selain dari penyebab sters diatas, jawab; (7) Kemenduaan peran; (8) Frustasi; kejenuhan kerja juga merupakan faktor (9) antar penyebab terjadinya stres. Kejenuhan kerja kelompok; (10) Perbedaan antar nilai – nilai merupakan akibat stres yang paling umum. perusahaan dan karyawan; (11) Berbagai Gejala khusus bentuk perubahan dikarenakan Konflik antar pribadi dari pada kejenuhan kerja oleh kebosanan, ketidak b. Stres Off The Job : (1) Kekuatiran puasa, absen dan rentan terhadap penyakit. finansial; (2) Masalah – masalah yang Ironisnya, stres kerja merupakan topik bersangkutan dengan anak; (3) Masalah – yang masalah phisik; (4) Masalah – masalah dibicarakan kepada penyelia. perkawinan; (5) Masalah – disebabkan stres, oleh menyenangkan raga baik sesuatu ataupun pada yang seseorang. dibahas atau Cox yang berakibat munculnya yang beberapa penyakit. Pada saat stres yang juga terjadi peningkatan intensitas tidak kecelakaan, baik dikantor, dirumah menyenangkan akan memberikan akibat tertentu untuk masalah 4. Dampak Stres Kerja Munculnya jarang dan dijalan. dalam c. Pengaruh kognitif, yaitu ketidak Handoyo(2010:68) membagi empat jenis mampuan konsekuensi yang dapat ditimbulkan stres, keputusan, kurangnya konsentrasi, dan yaitu : terlalu a. Pengaruh psikologis, yang berupa sehingga menyebabkan kegelisahan kegelisahan, yang berlebih. peka terhadap mengambil ancaman agresi, kelesuan, depresi, kelelahan, d. Pengaruh fisiologis, yaitu menyebabkan kekecewaan, kehilangan kesabaran, gangguan pada kesehatan fisik yang harga diri yang rendah. berupa penyakit yang sudah diderita kebosanan, b. dalam Pengaruh prilaku, yang perupa sebelumnya, atau memicu timbulnya peningkatan konsumsi alkohol, tidak penyakit tertentu. nafsu makan, atau makan berlebihan, penyalahgunaan obat – obatan, 5. Strategi Manajemen Stres menurunnya semangat untuk berolah 161 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.2, April 2015 Stres dalam pekerjaan dapat stres yang kronis. Kita tidak selalu berhasil untuk mencegah stres. dicegah timbulnya dan dapat dihadapi tanpa memperoleh dampak yang negatif. Memanajemeni stres berarti Kita akan selalu menjumpai situasi berusaha – situasi yang kita duga semula yang mencegah timbulnya stres, meningkatkan merupakan ambang dan merupakan bagian dari kehidupan kita. menampung akibat fisiologikal dari stres. Munandar (2010:401-402), yang perlu Manajemen untuk diusahakan adalah dapat dipertahankannya mencegah berkembangnya stres jangka stres yang positif kontruktif dan dicegah pendek menjadi stres jangka panjang atau serta diatasi stres yang kronis, yang stres dari stres individu bertujuan pembangkit stres. Stres bersifat negatif destruktif. Pandangan interaktif mengatakan dirasakan sebagai lingkungan yang bahwa stres ditentukan oleh faktor – faktor penuh stres. Yang perlu diubah dari adalah faktor–faktor yang dapat individunya. Dalam hal memanajemeni stres dapat diusahakan menjadi untuk : dibahas sebagai faktor–faktor dari a. Mengubah faktor – faktor pembangkit katagori : stres faktor– yang faktor dilingkungan agar tidak merupakan pengembangan karir dan faktor– pembangkit stres, faktor b. Mengubah faktor – faktor dalam dan iklim organisasi. Kondisi kerja fisik, yang individu agar : oleh para tenaga kerja dirasakan 1) Ambang stres meningkat, tidak cepat struktural merasakan situasi sebagai pembangkit stres, seperti yang bising, vibrasi, dan paparan pada dihadapi sebagai penuh stres; resiko dan bahaya, dapat diatur stres kembali melalui analisis dari kondisi lama kerja.Dapat pula dilakukan strategi bertahan dalam situasi yang penuh yang diajukan oleh Everly dan stres, Girdano 2) Toleransi meningkat, tidak terhadap dapat cepat lebih menunjukkan dalam Munandar akibat yang merusak dari stres pada (2010:403), badan dan dapat mempertahankan berdasarkan kesehatan. objektives) dan manajemen waktu ini berusaha kerja sasaran (work-by- (time management), yang khusus 3) Kerekayasaan organisasi Teknik yaitu mengubah berlaku untuk manajer menengah lingkungan kerja agar tidak cepat keatas. Sasaran berdasarkan kerja 162 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.2, April 2015 (SBK) ini merupakan salah satu tugas – tugas dapat diselesaikan teknik yang termasuk kedalam jenis sesuaia dengan urutan kepentinganya manajemen dalam waktu yang tersedia. berdasarkan sasaran (manajemen by objektives). SBK 5) Kerekasaan terdiri dari empat langkah yaitu : kepribadian ( peningkatan kecakapan dan perubahan a) Menetapkan sasaran realistik bagi kebutuhan dan nilai – nilai ).Strategi satuan kerja, yang dapat dicapai ini dalam waktu yang dimiliki, kepribadian digunakan dalam ialah kerekasaan upaya untuk b) Merancang perangkat perencanaan, menimbulkan perubahan – perubahan tindakan atau metode untuk dapat dalam kepribadian individu agar dapat mencapai sasaran, dicegah timbulnya stres dan agar c) Menciptakan strategi untuk dapat mengukur keberhasilan ambang dalam stres dapat ditingkatkan. Perubahan – perubahan yang dituju mencapai sasaran pada periode ialah tertentu, pengetahuan, kecakapan, keterampilan d) Pada akhir waktu yang ditentukan perubahan dalam hal dan nilai – nilai yang dipengaruhi mengukur keberhasilan mencapai persepsi sasaran – sasaranya. terhadap pekerjaan. dan Program 4) Manajemen waktu (MW) memiliki sikap tenaga pelatihan kerja keterampilan 3(tiga) tahap, yaitu : (a) Analisis merupakan salah satu strategi untuk waktu; meningkatkan (b) Strategi untuk keterampilan tenaga mengorganisasi; dan (3) Strategi untuk kerja sehingga timbul rasa percaya diri follow up akan Munanadar (2010:404) Analisis untuk melaksanakan waktu Disamping mencakup penaksiran, kemampuanya untuk pekerjaanya. program pelatihan penyusunan prioritas dan penjadwalan keterampilan, waktu dalam kaitan dengan tuntutan orientasi bagi tenaga kerja yang baru waktu merupakan terhadap pekerjaan. program upaya pelatihan juga untuk Berdasarkan rencana kerja yang dibuat mencegah timbulnya stres karena SKB dihitung waktu yang diperlukan adanya untuk melaksanakan rencana tersebut. oraganisasi dan nilai pribadi. Program Waktu yang diperlukan kemudian pelatihan disesuaikan mempermudah dengan waktu yang tersedia, sedemikian rupa sehingga perbedaan nilai orientasi proses – nilai akan sosialisasi tenaga kerja dalam perusahaanya yang 163 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.2, April 2015 baru. Program pelatihan yang efektif b) Pelatihan akan dapat mencegah timbulnya stres Relaksasi autogenik adalah relaksasi atau meningkatkan ambang individu yang ‘ditimbulkan sendiri’ (auto- terhadap stres dalam menghadapi genesis/ sendiri). Teknik ini berpusat pembangkit stres kerja pada gambaran–gambaran berperasaan berlebihan, promosi job tertentu yang dihayati bersama dengan insecurity. Jika tenaga kerja telah terjadinya peristiwa tertentu yang mengalami stres, serta stres berakibat dihayati bersama dengan terjadinya terganggunya kesehatan mentalnya, peristiwa tertentu yang kemudian maka psikoterapi dapat diberikan agar terkait kuat dalam ingatan, sehingga ia timbulnya kenangan tentang peristiwa dapat beban dan berfungsi optimal kembali.(Munandar (2010:405), dari gambaran perasaan yang sama. Tujuan teknik – teknik penenangan ialah c) Pelatihan relaksasi neuromuscular, mengurangi Pelatihan relaksasi neuromuscular kegiatan pikiran, yaitu proses berpikir adalah satu program yang terdiri dari dalam bentuk merencana,mengingat, latihan–latihan sistematis berkhayal, melatih dan menalar bersinambung dalam keadaan untuk autogenik, akan menimbulkan pula penghayatan 6) Teknik penenangan pikiran pikiran relaksasi yang keadaan sadar. yang kita bangun, Jika secara lakukan otot komponen dalam berhasil komponen– sistem mengendalikan yang saraf yang aktivitas otot. Sasaranya ialah mengurangi kegiatan pikiran, rasa ketegangan otot. cemas dan khawatir akan kurang, merupakan bagian yang begitu besar kesigapan umum untuk bereaksi akan dari badan kita, maka pengurangan berkurang, sehingga pikiran menjadi ketegangan tenang, stres akan berkurang. Teknik – pengurangan ketegangan yang nyata teknik penenangan pikiran meliputi : dari seluruh badan kita. a) Meditasi, meditasi dapat dianggap 7) Teknik pada mengurangi Karena otot penenangan otot berarti melalui teknik, dapat pula dianggap sebagai aktifitas fisik suatu keadaan pikiran (mind), keadaan Tujuan utama penggunaan teknik mental. Berbagai teknik seperti yoga, penenangan melalui fisik ialah untuk berzikir, relaksasi progresif, dapat menghamburkan menuju ketercapainya keadaan mental menggunakan sampai habis hasil– tersebut. hasil stres yang diproduksi oleh 164 atau untuk KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.2, April 2015 ketakutan dan ancaman atau yang mengkondisikan relaksasi. mengubah sistem hormon dan syaraf Smbangan kita kedalam sikap mempertahankan. dalam rasa sehat, tenang dan ringan Manfaat yang kedua dari aktifitas (transcendence) yang timbul sesudah fisik ialah bahwa ia menurunkan latihan–latihan fisik. ketiga diungkapkan reaktivitas kita terhadap stres dimasa mendatang dengan cara Menurut Payaman J Simanjutak B. Kinerja adalah 1. Pengertian Kinerja (2005:14), Mangkunegara (2005:43), kinerja pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas hasil yang dicapai kinerja adalah tingkat melalui tertentu. Sedangkan Robert L. Mathis serangkaian kegiatan dan tata cara tertentu (2006:378) menyatakan bahwa kinerja atau dengan (performance) adalah apa yang dapat menggunakan perusahaan untuk sumberdaya mencapai sasaran dilakukan atau tidak dapat dilakukan oleh perusahaan yang ditetapkan. Kinerja dalah karyawan. Kinerja katyawan yang umum hasil yang diperoleh suatu organisasi baik untuk organisasi profit oriented dan non profit elemen; kuantitas dari hasil, ketepatan oriented yang dihasilkan selama satu waktu periode waktu tertentu. (Fahmi (2010:2), kemampuan bekerja sama. kebanyakan dari hasil, pekerjaan meliputi kehadiran dan Sedangkan Veithazal Rivai dan atau apa yang dicapai oleh seorang Ahmad Fazwi (2005:14) mendefinisikan karyawan dan kompetisi yang dapat kinerja menjelaskan bagaimana karyawan dapat adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu hasil tersebut. didalam Dari definisi tersebut diatas dapat melaksanakan tugas dibandingkan dengan dijelaskan berbagai kemungkinan, seperti standar manajemen kinerja yang merupakan suatu hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria proses yang telah ditentukan terlebih dahulu dan pemahaman bersama antara atasan dengan telah disepakati bersama. Kinerja disebut bawahan mengenai apa yang harus dicapai juga atau kinetika energi kerja atau performence. Menurut Veithzal Rivai dan lebih komunikasi hasil akhir lanjut yang dan mengenai menciptakan bagaimana mencapainya atau kompetisi sehingga akan Ahmad Fazwi (2005:14) fungsi dari hasil, 165 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.2, April 2015 meningkatkan kemungkinan tercapainya tercukupi sasaran yang ditetapkan. kerja, adanya teman yang mau membantu, Teori Stoner mengemukakan tentang bahwa kinerja peralatan dan perlengkapan kinerja tercukupinya informasi yang diperlukan, adalah adanya aturan serta prusedur kerja. fungsi dari motivasi, kemampuan dan Konsep kinerja mencakup kinerja pemahaman, yang dimaksud pemahaman karyawan menurut Stoner adalah pemahaman peran organsasi. Keduanya saling bersinergi, atau pemahaman seseorang atas tugas dan dapat perilaku yang diperlukan untuk mencapai merupakan akumulasi dari kinerja individu kinerja yang tinggi. Seseorang dikatakan anggota yang bersangkutan. Dari definisi mempunyai pemahaman peran yang tinggi diatas apabila ia tahu dengan persis tentang memiliki empat aspek utama yaitu : bagaimana kemampuan, mengerjakan dan atau individu dikatakan dan kinerja memperlihatkan organisasi bahwa penerimaan kinerja kinerja tujuan menyelesaikan tugasnya dengan sebaik – perusahaan, tingkat tujuan yang dicapai baiknya. dan interaksi antar tujuan dan kemampuan Polter rumusan dan kinerja Lawler sebagai membuat hasil para karyawan perusahaan, dimana masing akhir – masing element tersebut berpengaruh perkalian antara effort (usaha) dengan terhadap kemampuan karyawan tidak akan mampu bekerja dan pemahaman dengan kineja seseorang. Seorang rumusan sebagai berikut : bahwa kinerja dengan = f ( motivasi, kemampuan, pemahaman kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan peran). tersebut. Meskipun pekerjaan tersebut Blumberg jika tidak memiliki Pringle dapat selesai dikerjakan, namun tidak mengemukakan teori kinerja merupakan membuahkan hasil yang memuaskan. Oleh fungsi kemampuan, karena itu dalam rangka peningkatan motivasi dan opportunity to performance ( kinerja seorang karyawan, pengetahuan kesempatan untuk berpartisipasi). Dengan bidang tugas pekerjaan yang bersangkutan rumusan : kinerja = f (Kemampuan x sangat penting. perkalian dan baik dari Motivasi x Opportunity to perform) yang dimaksud dengan Opportunity to perform adalah kemampuan untuk 2. Sistem Manajemen Kinerja mencapai kinerja yang lebih tinggi bila Para manajer perlu mengetahui mendapatkan dukungan, bantuan atau apakah para karyawan mereka melakukan fasilitas dari luar kondisi tempat kerja, pekerjaan secara efisien dan efektif, atau 166 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.2, April 2015 apakah dibutuhkan perbaikan. perusahaan dimana dia bekerja; dan (5) Mengevaluasi kinerja karyawan menjadi Kejujuran bagian dari sistem manajemen kinerja. menjalankan tugas maupun fungsi seorang Munurut Stephen P. Robbins dan Mary pribadi dalam karyawan hendaklah sesuai antara ucapan Sistem dan tindakan, hal ini dilakukan agar tidak manajemen kinerja yaitu suatu proses terjadi penyelewengan yang akan berakibat menetapkan standar kinerja dan menilai merugikan perusahaan. kinerja Coulter(2004:319) adalah untuk sumberdaya tiba pada manusia keputusan yang Sedangkan menurut T. Hani obyaktif Handoko (2008:135-137) mengemukakan sehingga dapat memberikan dokumentasi bahwa penilaian prestasi kerja adalah suatu untuk mendukung keputusan itu. proses melalui organisasi mana mengevaluasi menilai prestasi Anwar (2011:69) kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan menyipulkan bahwa penilaian prestasi – keputusan personalia dan memberikan pegawai adalah suatu proses penilaian umpan balik kepada karyawan tentang prestasi kerja pegawai yang dilakukan pelaksanaan kerja mereka. Kegunaan - pemimpin perusahaan secara sistematik kegunaan penilaian prestasi kerja dapat berdasarka pekerjaan yang ditugaskan dirinci sebagai berikut : kepadanya. Kriteria yang dapat dijadikan karyawan. atau – 3. Evaluasi / Penilaian Kinerja Prabu kerja organisasi Kegiatan – a. Penilaian prestasi kerja sebagai penilaian prestasi kerja antara lain Umpan sebagai berikut : (1)Tanggung jawab memungkinkan karayawan, manajer adalah dan kewajiban seseorang untuk balik pelaksanaan departemen personalia kerja dapat melaksanakan fungsi yang ditugaskan membetulkan kegiatan – kegiatan dengan sebaik – baiknya sesuai dengan mereka untuk memperbaiki prestasi. pengarahan yang diterima; (2) Disiplin adalah suatu usaha dari b. Penyesuaian manajemen – penyesuaian kompensasi organisasi peruhaan untuk menetapkan Evaluasi prestasi kerja membantu para atau menjalankan peraturan atau ketentuan pengambil yang harus dipatuhi oleh setiap karyawan menentukan tanpa terkecuali; pemberian (3) Kerjasama adalah kesediaan untuk bekerja sama dengan kesetiaan karyawan dalam kenaikan upah, bonus dan bentuk kompensasi lainnya. orang lain sesama organisasi; (4) Loyalitas adalah keputusan c. Keputusan – keputusan penempatan terhadap 167 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.2, April 2015 Promosi, transfer dan demosi biasanya Prestasi kerja yang jelek mungkin didasarkan pada prestasi kerja masa menunjukan lalu atau antisipasinya. Promosi sering dalam merupakan rencana – rencana sumberdaya manusia, bentuk penghargaan terhadap prestasi kerja masa lalu. informasi –kesalahan analisis jabatan, atau komponen – komponen lain sistem d. Kebutuhan – kebutuhan latihan dan informasi personalia. pengembangan Prestasi kesalahan h. Kesalahan – kesalahan desain pekerjaan kerja yang jelek Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukan merupakan suatu tanda kesalahan dalam kebutuhan latihan. Demikian juga desain pekerjaan. Penilaian prestasi prestasi kerja yang baik mungkin membantu mencerminkan potensi yang harus kesalahan tersebut. memungkinkan dikembangkan. diagnosa kesalahan – i. Kesempatan kerja yang adil e. Perencanaan dan pengembangan karir Penilaian prestasi kerja yang akurat Umpan balik prestasi mengarahkan akan menjamin keputusan – keputusan keputusan – keputusan karir, yaitu penempatan tetang jalur karir tertentu yang harus diskriminatif diteliti. internal diambil tanpa j. Tantangan – tantangan eksternal f. Penyimpangan – penyimpangan proses Kadang – kadang prestasi kerja staffing dipengaruhi oleh faktor – faktor diluar Prestasi kerja yang baik atau jelek lingkungan kerja, mencerminkan kesehatan, kondisi kelemahan kekuatan atau prosedur staffing seperti keluarga, finansial atau masalah – masalah pribadi lainnya. departemen personalia. g. Ketidak akuratan informasional 4. Tujuan Penilaian Kinerja – faktor yang tidak secara jelas ditetapkan Wayne sebelumnya, berpeluang besar dituduh Mondy (2008:97) menyatakan bahwa para karyawan para melakukan diskriminatif. karyawan harus dievaluasi berdasarkan Pengukuran kinerja merupakan seberapa baik mereka menyelesaikan tugas bagian penting dari proses pengendalian yang ditetapkan dalam deskripsi pekerjaan manajemen. Tujuan dilakukan penilaian mereka dan tujuan – tujuan spesifik lain kinerja antara lain untuk “ mengetahui yang tingkat ketercapaian tujuan organisasi. ditentukan. Manajer yang menevaluasi karyawan berdasarkan faktor Penilaian 168 kinerja berfungsi sebagai KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.2, April 2015 tonggak yang menunjukkan tingkatke tersebut, meliputi : bakat, tercapaian tujuan dan juga menunjukkan minat dan faktor kepribadian. apakah organisasi berjalan sesuai arah atau 2) Tingkat usaha menyimpang dari tujuan yang ditetapkan. dicurahkan,, Jika terjadi penyimpangan dari arah yang motivasi, semestinya, pimpinan dengan cepat dapat kehadiran melakukan tugas. tindakan koreksi dan perbaikan”. yang meliputi etika dan kerja, rancangan 3) Dukungan Begitu juga pada karyawan bisa meliputi : organisasi : pelatihan dan belajar seberapa besar kinerja mereka pengembangan, peralatan dan melalui teknologi, sarana informasi seperti : komentar yang baik dari mitra kerja, tetapi formal dan terstruktur kerja, manajemen dan rekan kerja. penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem standar b. Faktor kepemimpinan, meliputi : yang kualitas dalm memberikan mengukur, nilai dan mempengaruhi sifat – dorongan, semangat, arahan dan sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, dukungan perilaku manajer dan team leader. dan hasil, termasuk tingkat kehadiran. yang diberikan c. Faktor tim, yang meliputi : kualitas dukungan dan semangat 5. Faktor – faktor yang diberikan oleh rekan dalam Yang satu tim, kepercayaan terhadap Mempengaruhi Kinerja Kinerja suatu sesama yang kekompakan mencakup banyak faktor yang saling anggota tim. konstruktur merupakan multidimensional mempengaruhinya. Faktor – faktor yang kinerja, a. Faktor personal / individual, ada faktor mempengaruhi utama dan tim, keeratan d. Faktor sistem, meliputi : sistem mempengaruhi kinerja adalah : tiga anggota yang bagaimana fasilitas kerja atau fasilitas instruktur yang diberikan organisasi, proses organisasi, dan kultur kinerja individu yang ada bekerja, yaitu dalam organisasi. : e. Faktor kontekstual (situsional), 1) Kemampuan individu untuk melakukan meliputi pekerjaan : tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal. 169 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.2, April 2015 tekanan sebagai sumber stres bersifat relatif bagi seseorang, hubungan stres C. Hubungan Stres Kerja Dengan dengan Kinerja Stres sebagai sebuah keadaan yang dapat dialami setiap orang, kinerja tergantung pada kemampuan seseorang dalam menghadapi dalam stres. hubungannya dengan pekerjaannya bisa tinggi atau rendah dan dapat berpengaruh III. PENUTUP pada Semakin berbagai macam faktor. Salah tinggi tuntutan individu satunya adalah dapat berpengaruh terhadap ataupun tuntutan pekerjaan akan berakibat kinerja. Ketika tingkat stres kerja sangat pada rendah, kinerja juga rendah. Ini disebabkan Tuntutan atau tantangan yang rendah akan seseorang banyak menghasilkan tingkat stres yang rendah, tekanan atau tantangan, sehingga orang sebaliknya tuntutan/tantangan yang yang (karyawan) tersebut kemungkinan besar tinggi akan mendorong tingkat stres yang tidak melakukan usaha yang tinggi untuk tinggi pula. Stres kerja yang dialami oleh menghadapinya. ketika pekerja tidak selalu berakibat merugikan tingkat stres meningkat, yang berarti bagi perusahaan. Dampak stres terhadap seseorang mengalami banyak tuntutan tingkat kinerja sangat tergantung pada da dalam pekerjaannya, tingkat usaha akan bidang usaha atau jenis pekerjaan yang ditingkatkan meningkatkan dilakukan. Karena pada dasarnya stres kinerja sampai titik tertentu, dimana disamping banyaknya faktor penyebab seseorang masih mampu mengatasinya. stress, Tetapi, ketika tingkat stres meningkat tergantung melebihi tingkat yang dapat dikendalikan, menghadapi stres. tidak menghadapi Selanjutnya, sehingga kinerja akan menurun. Marihot ternyata stres tingkat pada seseorang. stres individu sangat dalam Stres tentu akan berpengaruh pada Hariandja kinerja sesorang (pekerja), tetapi tidak (2007:307), menyimpulkan berdasarkan selamanya stres akan merugikan individu penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa atau hubungan stres kerja dengan kinerja bukan faktor penyebab dan mengelolanya dengan merupakan hubungan searah yang bersifat baik maka stres dalam tingkatan tertentu linier, bahkan bisa menghasilakan ide-ide kreatif tetapi Tua meningkatnya Efendi merupakan hubungan perusahaan. Dengan memahami nonlinier dimana pengaruhnya terhadap sehingga kinerja tergantung pada tingkat stres yang positif bagi individu maupun perusahaan dirasakan seseorang. Karena berbagai dimana sesorang bekerja. 170 akan menghasilkan dampak KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.2, April 2015 Munandar, Ashar Sunyoto “Psikologi DAFTAR PUTAKA Industri dan Organisasi” UI Pres, Alfajar, Siti dan Tri Heru “ Manajemen Sumberdaya Dasar Manusia: Meraih Jakarta, 2010. Nawawi, Sebagai Keunggulan Sumberdaya Bersaing” UPP STIM YKPN, 2010. Dalam Sumberdaya “Perencanaan Manusia Untuk Organisasi Profit yang Kompetitif” Almasdi dan Jusuf Suit “Aspek Sikap Mental Hadari Gajah mada University Press, Yogyakarta, 2008. Manajemen Manusia”Syiar Rini “ Pendekatan Mengatasi Stres Kerja Media,2012. “ Palembang, 2010. Cooper,Cary dan Alson Strow “Stres Robbins, P. Stephen & Marry Coulter Manajemen Yang Sukses Dalam “Manajemen” PT Indeks, Jakarta, Sepekan” Mega Poin, Jakarta, 2000. 2004. Dwiyanti, Endang “Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Umar, Aplikasi” “Performence Alfabeta, Appraisal System Yang Tepat Untuk Menilai Kinerja Bandung,2010. Karyawan” Raja Grafindo, 2005. Handoyo, Seger “Stres Pada Masyarakat Jurnal 3, Sumberdaya Veithzel, Rival dan Ahmad Fazwi Fahmi, Irham “Manajemen Kinerja teori Psikologi Riset Buana Ilmu Populer, 2008. Jakarta Selatan, 2001. Surabaya” “ Manusia Dalam Organisasi “ PT. di Lingkungan DPRD” Skripsi IMMI, & Husain Insan Fakultas Yulianti Media “ Pengaruh Stres Kerja Terhadap Motivasi dan Kinerja Psikologi Karyawan Koperasi Nusantara Universitas Airlangga, Surabaya, Daerah Korwil V Jawa Barat “ 2010. Universitas Widyatama Bandung, Mangkunegara, Anwar Prabu “Evaluasi 2008. Kinerja Sumberdaya Manusia” PT Refika Aditama, Bandung, 2005. Mathis, L. Robert dan Jhon H. Jackson “Human Resource Management” Salemba Empat, Jagakarsa, 2006. 171