thematic vocabulary

advertisement
THEMATIC VOCABULARY (TV) CARDS UNTUK MENINGKATKAN
KOSA KATA SISWA DALAM PENGAJARAN BAHASA INGGRIS
Maria Johana Ari Widayanti
Abstract
English is one of international languages that are spoken to communicate in many countries.
Harmer (2003:38) says teaching English for elementary students means teaching students around 6
till twelve years old. They prefer playing to studying. They got bored easily. To improve students‘
motivation in learning English, we, as a facilitator, must be creative. We must teach in an
interesting way. Learning English can‘t be separated from learning vocabulary. As Harmer (1991:
153) says if a grammar forms a skeleton, vocabulary is the vital organs in a language frame. It can
be stated when we spend little times in learning English, we can‘t improve our skill. It‘s caused
vocabulary plays an important role in learning a language. This fact motivates the trainer to do the
workshop to enhance the teaching ability of elementary teachers in learning English through a
development model by using thematic vocabulary (TV) cards to improve students‘ vocabulary.
Subjects of the subservience were 18 elementary teachers at West Ungaran Sub District, Semarang
Regency. This activity was done through a training which involved lecturing, modeling, working
in group, and micro teaching that was done for a month (September 2014) at West Ungaran,
Educational Office. The result was satisfied because teacher‘s ability in English teaching through
thematic vocabulary (TV) cards had improved, and teacher‘s participation was high.
Keywords: teaching, thematic vocabulary (TV) cards
PENDAHULUAN
Belajar bahasa Inggris tidak terlepas dari belajar vocabulary. Seperti yang dikatakan Harmer
(1991: 153) apabila struktur bahasa membentuk sebuah kerangka, maka vocabulary adalah organorgan penting dalam sebuah kerangka bahasa. Apabila kita hanya sedikit meluangkan waktu untuk
belajar tata bahasa, maka kita tidak dapat meningkatkan kemampuan bahasa Inggris.Apabila kita
belajar lebih banyak kata dan ekspresi vocabulary dan meluangkan lebih banyak waktu untuk belajar
bahasa Inggris, maka kita dapat meningkatkan kemampuan bahasa Inggris.
Salah satu media yang menarik dan mudah dipahami bagi para siswa adalah TV Cards
(Thematic Vocabulary Cards). Disebut ―thematic‖ karena setiap kotak yang berisi beberapa kartu
hanya mempunyai satu tema tertentu dan ―vocabulary‖ karena aspek kosa kata (vocabulary) yang
ditekankan bertujuan sebagai media untuk meningkatkan kemampuan kosa kata para siswa dan selalu
mengingat kosa kata tersebut. Tema yang diberikan meliputi deskripsi binatang atau benda di sekitar
sekolah / rumah / lingkungan. Tema yang diberikan bisa sama untuk kelas 1-6, namun pemilihan kosa
kata disesuaikan dengan tingkatan siswa. Untuk kelas 1-3, kosa kata yang diberikan lebih sederhana,
sementara kelas 4-6, kosa kata yang diberikan lebih kompleks. Pada kelas 1-3, siswa lebih cenderung
untuk mengingat kosa kata yang diberikan oleh guru. Apabila siswa sudah paham, mereka dapat
menceritakan kembali. Sementara pada siswa kelas 4-6, guru dapat memberikan teks deskriptif
sederhana kepada para siswa yang berhubungan dengan tema kartu yang diberikan. Pada saat siswa
sudah mengetahui dan dapat mengingat kosa kata (vocabulary) dari sebuah tema, guru dapat meminta
siswa membaca dan menceritakan gambar tersebut.
220
Seminar Nasional Unnes-TEFLIN
RUMUSAN MASALAH
Guru-guru pengampu mata pelajaran bahasa Inggris di Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten
Semarang banyak yang belum tahu bagaimana mengajarkan bahasa Inggris yang menarik bagi siswa.
Oleh sebab itu, perumusan masalah dalam pengabdian ini adalah: bagaimana penggunaan Thematic
Vocabulary (TV) Cards dapat meningkatkan kosa kata siswa dalam pengajaran bahasa Inggris.
TUJUAN KEGIATAN
Tujuan kegiatan pengabdian ini untuk meningkatkan keterampilan mengajar seluruh guru
sekolah dasar pengampu mata pelajaran bahasa Inggris di Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten
Semarang dalam penggunaan Thematic Vocabulary Cardsdapat meningkatkan kosa kata siswa dalam
pengajaran bahasa Inggris.
MANFAAT KEGIATAN
Manfaat dari kegiatan ini adalah:
a. Guru sekolah dasar pengampu mata pelajaran bahasa Inggris di Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam pengajaran
bahasa Inggris khususnya kosa kata secara menarik, inovatif, dan menyenangkan melalui
penggunaan Thematic Vocabulary Cards.
b. Guru sekolah dasar pengampu mata pelajaran bahasa Inggris di Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang dapat memperoleh strategi dalam pengajaran bahasa Inggris khususnya
kosa kata secara menarik, inovatif, dan menyenangkan melalui penggunaan Thematic
Vocabulary Cards.
c. Guru mendapatkan pengetahuan dalam menentukan pemilihan tema yang tepat bagi siswa
sekolah dasar.
d. Para siswa mendapatkan pengetahuan belajar bahasa Inggris secara menyenangkan dan menarik
sehingga mereka dapat memahami materi yang disajikan dalam bahasa Inggris secara mudah.
TINJAUAN PUSTAKA
Vocabulary
Definisi Vocabulary
Hornby (2006) mendefinisikan ‗kata‘ sebagai sebuah bunyi atau sekelompok bunyi yang
mengekspresikan sebuah makna dan membentuk sebuah unit bahasa yang independen, sementara
‗vocabulary‘ sebagai sejumlah kata dalam sebuah bahasa. FLaRE Center Teaching Academy (p.01)
menyatakan bahwa terdapat beberapa opini mengenai apa itu vocabulary. Seorang anak usia sekolah
dasar mendefinisikan vocabulary sebagai sejumlah kata yang harus dipahami untuk membaca sebuah
cerita. Sementara seorang anak di tingkat SMP mendefinisikan vocabulary sebagai sejumlah daftar
kata yang diberikan guru untuk memahami sebuah teks yang diberikan. Seorang teknisi mungkin
mendefinisikan vocabulary sebagai pengetahuan yang berhubungan dengan pekerjaan
Pentingnya Vocabulary dan Pengajaran Vocabulary
Definisi-definisi di atas mengindikasikan bahwa kosa kata (vocabulary) sebagai salah satu
aspek bahasa yang sangat penting dalam mempelajari sebuah bahasa. Seperti yang dikatakan
Mukoroli (2011:7) menguasai vocabulary sangat penting karena diperlukan ketika pembelajar ingin
mendapatkan kemampuan dalam berbahasa.Karena vocabularymempunyai peran yang penting dalam
belajar bahasa Inggris, para guru diharapkan dapat membantu siswa untuk menguasai vocabulary.
Menurut Joklova (2009: 9) pengajaran vocabulary adalah komponen penting dalam sebuah kelas
bahasa. Mengajarkan vocabulary tidak semudah yang dipikirkan orang. Setiap guru bahasa harus
membuat keputusan apa dan seberapa banyak vocabulary yang akan mereka berikan. Selain itu, para
221
Seminar Nasional Unnes-TEFLIN
guru juga harus mempertimbangkan jenis-jenis vocabulary apa saja yang akan diberikan pada awal
pengajaran dan jenis-jenis vocabulary apa saja yang sudah diberikan ketika siswa menyelesaikan
pembelajarannya. Oleh karena itu dalam mengajarkan vocabulary, seorang guru harus membantu
siswa mendapatkan input sebanyak-banyaknya karena mengajarkan vocabulary tidak sesederhana
yang dipikirkan orang karena tidak hanya mempelajari tentang kata tetapi juga frase, idiom,
peribahasa, dan bermacam-macam ekspresi. Seringkali siswa merasa bosan dalam belajar vocabulary
karena mereka harus mengingat kosa kata tersebut dan mengucapkan dengan benar, oleh karena itu
guru dapat memberikan gambar atau alat bantu yang sesuai dengan tema yang diajarkan sehingga
siswa tidak merasa bosan dalam belajar vocabulary.guru juga dapat mengulang-ulang pengucapan
yang benar (pronunciation). TV Cards dapat digunakan sebagai media dalam mengajarkan vocabulary
karena berisi gambar-gambar yang dapat membantu siswa memahami arti kata dengan lebih mudah
dan menarik.
TV Cards (Thematic Vocabulary Cards)
Alasan utama mengapa menggunakan TV Cards adalah kesulitan siswa mempelajari dan
mengingat kosa kata baru dalam bahasa Inggris. Hal inilah yang mendorong penggunaan TV Cards
sebagai media yang menarik dalam mengajarkan kosa kata. Berikut ini adalah spesifikasi dari TV
Cards:
- Terdapat 25 kartu dalam setiap kotak; 5 kartu besar, dan 20 kartu kecil.
- Setiap satu set kartu hanya berisi satu tema tertentu, dan 5 topik utama yang berhubungan
dengan tema. Contoh: tema → binatang yang tinggal di kebun binatang; topic utama→gajah,
harimau, burung, monyet, rusa.
- Masing-masing kartu besar, hanya ada satu gambar tentang topic utama dengan petunjuk di
sekelilingnya yang kemudian harus dipasangkan untuk membentuk kartu-kartu kecil yang
sesuai.
Media yang berisi gambar-gambar tersebut tidak hanya membawa gambaran sesungguhnya sesuai
tema, namun juga memotivasi siswa belajar kosa kata dengan lebih menyenangkan dan menarik.
METODE
a. Ceramah (lecturing)
Ceramah berisi tentang pengenalan teknik mengajar menggunakan Thematic Vocabulary
Cards dan pemilihan Thematic Vocabulary Cards yang sesuai untuk anak sekolah dasar bagi
keperluan pengelolaan kelas dan penyampaian materi.
b. Simulasi (modeling)
Simulasi memberikan contoh penggunaan Thematic Vocabulary Cards. yang sesuai untuk
anak sekolah dasar. Kemudian mempraktekkan penggunaan Thematic Vocabulary Cards.
tersebut di dalam proses belajar mengajar.
c. Kerja kelompok
Peserta pelatihan bekerja dalam kelompok untuk mendiskusikan dan merencanakan sebuah
pengajaran dengan menerapkan penggunaan Thematic Vocabulary Cards. yang sesuai untuk
siswa sekolah dasar.
d. Praktek microteaching
Peserta melaksanakan praktek microteaching dengan memfokuskan pada penggunaan
penggunaan Thematic Vocabulary Cards untuk keperluan meningkatkan keterampilan
mengajar guru.
222
Seminar Nasional Unnes-TEFLIN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Belajar bahasa Inggris tidak terlepas dari belajar vocabulary. Seperti yang dikatakan Harmer
(1991: 153) apabila struktur bahasa membentuk sebuah kerangka, maka vocabulary adalah organorgan penting dalam sebuah kerangka bahasa. Senada dengan Harmer, Wilkins dalam Clouston (1994
69) juga mengemukakan ide yang sama, yang mengatakan ―tanpa tata bahasa, sangat sedikit yang
dapat dipahami; tanpa kosa kata, tidak ada yang dapat dipahami.‖ Dapat dikatakan apabila kita hanya
sedikit meluangkan waktu untuk belajar tata bahasa, maka kita tidak dapat meningkatkan kemampuan
bahasa Inggris. Apabila kita belajar lebih banyak kata dan ekspresi vocabulary dan meluangkan lebih
banyak waktu untuk belajar bahasa Inggris, maka kita dapat meningkatkan kemampuan bahasa
Inggris. Dapat dikatakan bahwa vocabulary mempunyai peran yang penting dalam mempelajari
sebuah bahasa. Apabila seorang siswa mempunyai perbendaharaan kata (vocabulary) yang banyak,
maka siswa tersebut mempunyai kemampuan dan kepercayaan diri untuk berkomunikasi dalam
bahasa Inggris. Namun sebaliknya, apabila siswa tidak mempunyai perbendaharaan kata (vocabulary)
yang banyak, siswa tersebut tidak mempunyai kepercayaan diri untuk berkomunikasi dalam bahasa
Inggris. Oleh karena itu, sudah menjadi tanggung jawab para guru membantu siswa untuk
meningkatkan vocabulary sehingga mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris.
Salah satu media yang menarik dan mudah dipahami bagi para siswa adalah TV Cards
(Thematic Vocabulary Cards). Disebut ―thematic‖ karena setiap kotak yang berisi beberapa kartu
hanya mempunyai satu tema tertentu dan ―vocabulary‖ karena aspek kosa kata (vocabulary) yang
ditekankan bertujuan sebagai media untuk meningkatkan kemampuan kosa kata para siswa dan selalu
mengingat kosa kata tersebut. Tema yang diberikan meliputi deskripsi binatang atau benda di sekitar
sekolah / rumah / lingkungan. Tema yang diberikan bisa sama untuk kelas 1-6, namun pemilihan kosa
kata disesuaikan dengan tingkatan siswa. Untuk kelas 1-3, kosa kata yang diberikan lebih sederhana,
sementara kelas 4-6, kosa kata yang diberikan lebih kompleks. Pada kelas 1-3, siswa lebih cenderung
untuk mengingat kosa kata yang diberikan oleh guru. Apabila siswa sudah paham, mereka dapat
menceritakan kembali. Sementara pada siswa kelas 4-6, guru dapat memberikan teks deskriptif
sederhana kepada para siswa yang berhubungan dengan tema kartu yang diberikan. Pada saat siswa
sudah mengetahui dan dapat mengingat kosa kata (vocabulary) dari sebuah tema, guru dapat meminta
siswa membaca dan menceritakan gambar tersebut.
Kegiatan ini dilakukan melalui pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
mengajar para guru pengampu mata pelajaran bahasa Inggris di Kecamatan Ungaran Barat,
Kabupaten Semarang melalui penggunaan Thematic Vocabulary (TV) Cards dapat meningkatkan kosa
kata siswa dalam pengajaran bahasa Inggris yang dilaksanakan empat kali di hari Sabtu selama bulan
September 2014 dan dihadiri 20 peserta pelatihan. Pada kegiatan ini diberikan latihan tentang kosa
kata yang dikemas dalam bentuk games dan lagu. Beberapa ice breaking juga diberikan supaya
peserta tidak merasa jenuh dan bosan. Pada pertemuan pertama (Sabtu, 06 September 2014), materi
yang dibahas meliputi: What vocabulary is? Menurut Hornby (2006) ‗kata‘ sebagai sebuah bunyi
atau sekelompok bunyi yang mengekspresikan sebuah makna dan membentuk sebuah unit bahasa
yang independen, sementara ‗vocabulary‘ sebagai sejumlah kata dalam sebuah bahasa. FLaRE Center
Teaching Academy (p.01) menyatakan bahwa terdapat beberapa opini mengenai apa itu vocabulary.
Seorang anak usia sekolah dasar mendefinisikan vocabulary sebagai sejumlah kata yang harus
dipahami untuk membaca sebuah cerita. Sementara seorang anak di tingkat SMP mendefinisikan
vocabulary sebagai sejumlah daftar kata yang diberikan guru untuk memahami sebuah teks yang
diberikan. Seorang teknisi mungkin mendefinisikan vocabulary sebagai pengetahuan yang
berhubungan dengan pekerjaan.
Materi selanjutnya adalah: The importance of vocabulary: Mukoroli (2011:7) mengatakan
bahwa menguasai vocabulary sangat penting karena diperlukan ketika pembelajar ingin mendapatkan
kemampuan dalam berbahasa. Karena vocabulary mempunyai peran yang penting dalam belajar
223
Seminar Nasional Unnes-TEFLIN
bahasa Inggris, para guru diharapkan dapat membantu siswa untuk menguasai vocabulary. Joklova
(2009: 9) menambahkan pengajaran vocabulary adalah komponen penting dalam sebuah kelas bahasa.
Mengajarkan vocabulary tidak semudah yang dipikirkan orang. Setiap guru bahasa harus membuat
keputusan apa dan seberapa banyak vocabulary yang akan mereka berikan. Selain itu, para guru juga
harus mempertimbangkan jenis-jenis vocabulary apa saja yang akan diberikan pada awal pengajaran
dan jenis-jenis vocabulary apa saja yang sudah diberikan ketika siswa menyelesaikan
pembelajarannya. Oleh karena itu dalam mengajarkan vocabulary, seorang guru harus membantu
siswa mendapatkan input sebanyak-banyaknya karena mengajarkan vocabulary tidak sesederhana
yang dipikirkan orang karena tidak hanya mempelajari tentang kata tetapi juga frase, idiom,
peribahasa, dan bermacam-macam ekspresi. Seringkali siswa merasa bosan dalam belajar vocabulary
karena mereka harus mengingat kosa kata tersebut dan mengucapkan dengan benar, oleh karena itu
guru dapat memberikan gambar atau alat bantu yang sesuai dengan tema yang diajarkan sehingga
siswa tidak merasa bosan dalam belajar vocabulary.guru juga dapat mengulang-ulang pengucapan
yang benar (pronunciation). TV Cards dapat digunakan sebagai media dalam mengajarkan vocabulary
karena berisi gambar-gambar yang dapat membantu siswa memahami arti kata dengan lebih mudah
dan menarik.
Kemudian materi berikutnya adalah what Thematic Vocabulary (TV) Cards are? Thematic
vocabulary cards adalah sejumlah kartu yang mempunyai tema dan menekankan pada penguasaan
kosa kata. Alasan utama mengapa menggunakan TV Cards adalah kesulitan siswa mempelajari dan
mengingat kosa kata baru dalam bahasa Inggris. Hal inilah yang mendorong penggunaan TV Cards
sebagai media yang menarik dalam mengajarkan kosa kata. Berikut ini adalah spesifikasi dari TV
Cards:
- Terdapat 25 kartu dalam setiap kotak; 5 kartu besar, dan 20 kartu kecil.
- Setiap satu set kartu hanya berisi satu tema tertentu, dan 5 topik utama yang berhubungan
dengan tema. Contoh: tema → binatang yang tinggal di kebun binatang; topic utama→gajah,
harimau, burung, monyet, rusa.
- Masing-masing kartu besar, hanya ada satu gambar tentang topic utama dengan petunjuk di
sekelilingnya yang kemudian harus dipasangkan untuk membentuk kartu-kartu kecil yang
sesuai.
Media yang berisi gambar-gambar tersebut tidak hanya membawa gambaran sesungguhnya
sesuai tema, namun juga memotivasi siswa belajar kosa kata dengan lebih menyenangkan dan
menarik.Pada saat penyampaian materi, guru peserta pelatihan terlihat serius. Mereka mendengarkan
penjelasan dari pengabdi dengan seksama.
Kemudian materi dilanjutkan lagi dengan topic: the advantage using picture as media in
learning English.Penggunaan media dalam proses pembelajaran sangat penting karena media tersebut
dapat memberikan efek positif dalam beberapa situasi tertentu. Penggunaan gambar sebagai media
dapat mengingatkan kembali, terutama bagi mereka yang tidak begitu suka membaca, terlebih lagi
ketika gambar-gambar tersebut memberi informasi tentang konten dari sebuah teks. Hal ini menjadi
sangat penting bagi pembaca. Selain itu, gambar juga dapat dipakai sebagai stimulus untuk menulis
yang kemudian didiskusikan, sebagai ilustrasi tentang sesuatu yang akan dibaca/dibicarakan, dan
sebagai latar belakang sebuah topik.
224
Seminar Nasional Unnes-TEFLIN
Pertemuan kedua (Sabtu 13 September 2014) peserta membuat kelompok dan mempersiapkan
untuk mengajar (micro teaching) dengan membawa tema-tema binatang yang lain. Kegiatan pelatihan
hari itu ditutup setelah peserta membentuk kelompok dan berdiskusi apa yang akan mereka lakukan
pertemuan berikutnya (Sabtu, 20 September 2014).
Pada Sabtu, 20 September 2014, peserta kegiatan sudah berkumpul jam 8.30 WIB. Untuk
menghangatkan suasana dan menumbuhkan semangat, peserta kegiatan diberi ice breaking yang
berjudul: senam otak Indonesia. Setelah mengikuti gerakan dalam senam otak Indonesia, peserta
kegiatan merasa lebih bersemangat mengikuti pelatihan.
Pada awal pelatihan, pengabdi memberikan beberapa latihan tentang kosa kata yang
berhubungan dengan binatang. Kemudian, pengabdi membaca berulang-ulang kosa kata itu dan
peserta menirukan. Kegiatan ini disebut drilling. Peserta diberi lembaran kertas latihan yang berjudul:
LOOK AND SPEAK. Pada bagian ini disebutkan bahwa qita harus pergi ke kebun binatang dan
melihat binatang apa saja yang tinggal di kebun binatang. Peserta harus menjawab 7 binatang dan
mengisi kata-kata kosong di lembar latihan. Seperti contoh:
In this zoo, I can see a lion and an elephant. I can see a monkey and a hippopotamus. I also can see
snakes. But there is no a bird. The bird is missing.
Peserta mengerjakan berpasangan dan membacakan di depan kelas secara bergantian. Kemudian pada
bagian READ AND WRITE, peserta diberi kesempatan berlatih karena pada bagian ini peserta harus
membacakan puisi tentang crocodile, chimpanzee dan zebras. Setelah berlatih beberapa saat, peserta
pelatihan maju dan membacakan puisi tersebut.
Setelah semua peserta maju membacakan puisi, peserta diberi kesempatan membuat puisi
sendiri tentang binatang hippotamus dan binatang kesayangan mereka. Pada bagian ini, peserta sangat
serius dan terkadang bingung menuangkan ide mereka. Setelah peserta selesai membuat puisi tentang
hippo dan binatang kesayangan mereka, semua peserta diberi kesempatan maju membacakan puisi
hasil karya mereka. Peserta yang melihat akan memberi penilaian kepada teman yang maju.
Kemudian peserta yang mendapat nilai paling tinggi atau menjadi favorit dalam membaca puisi akan
mendapat hadiah. Peserta pelatihan berlomba-lomba menampilkan penampilan terbaik pada saat
membacakan puisi karya mereka. Berikut ini adalah contoh puisi karya peserta.
225
Seminar Nasional Unnes-TEFLIN
Hippo dan Rabbit
Ooooh Hippo. H ow big you are
R un and jump
I
A t the zoo
feel so scare with you
P lease, don‘t come to me.
How
P lease, don‘t disturb me.
Oh
O h Hippo, go away from me.
How
B eautiful you are
B aby……
I do love you much
T hank you for coloring my life
Setelah semua peserta membacakan puisi karya mereka, peserta diminta mengisi binatangbinatang yang ada di peternakan (animals on the farm), binatang yang ada di dalam rumah (animals in
the house), binatang yang ada di kebun binatang (animals in the zoo), dan binatang…….. (animals in
the ………). Kemudian peserta membuat deskripsi pendek tentang binatang-binatang tersebut. Mereka
diperbolehkan menggambar atau membawa poster binatang mana saja yang sangat mereka suka atau
binatang favorit dari masing-masing kolom. Setelah peserta selesai membuat deskripsi tentang
binatang favorit mereka, mereka diminta mencocokkan dengan peserta lain. Berikut ini adalah hasil
isian binatang setelah mereka saling berdiskusi.
Animals on the farm
Animals in the house
-
Cow
Horse
Chicken
Ducks
Buffalo
Sheep / goat
Pig
goose
Animals in the zoo
-
Tiger
Lion
Giraffe
Elephant
Monkey
Crocodile
Snake
Etc
-
Cat
Dog
Bird
Mouse
Hamster
Rabbit
fish
Animals in the water
-
fish
crab
eel
sea horse
whale
shark
dolphin
etc
Berikut ini adalah contoh hasil deskripsi tentang binatang. Beberapa peserta maju dan
membacakan hasil deskripsi mereka.
226
Seminar Nasional Unnes-TEFLIN
Cow
Cow is a tame animal. It lives on the farm. It has
white or brown fur. It has four legs. It has one
mouth. It has slanted eyes. It gives many benefits
for human. For instance: milk, meat, and skin.
For milk, everyday, the farmer takes its milk and
brings it to the factory. The milk is cooked to be
some dairies food such as milk, youghurt, cheese,
etc.
Meat and skin are useful for human. We can buy it
at markets. I love cow much.
Mouse
Mouse is a naughty and disgusting animal
which like stealing some food. It lives in the
house. It has sharp and little teeth. It has sharp
ears. It has brown or black fur.
It delivers some diseases for human such as pest
that can cause death for man.
Mouse likes staying in the dark and dirty
places. People often catch a mouse by using
mouse trap. Even they also use some poison to
catch the mouse.
I really hate mouse.
Pada pertemuan ke empat (Sabtu, 27 September 2014) beberapa peserta dipilih untuk
menerapkan materi pelatihan yang sudah diikuti kepada siswanya. Sekolah yang dipilih berdekatan
dengan tempat pelatihan. Guru menyiapkan materi dan menampilkan materi TV Cards dengan
menarik, siswa bersemangat mengikuti pelajaran yang diberikan kepada guru.
227
Seminar Nasional Unnes-TEFLIN
Hasil yang dicapai dalam pelatihan ini memuaskan dan dapat dikategorikan ke dalam jenis: (1)
terdapat peningkatan keterampilan mengajar bahasa Inggris melalui keterampilan motorik, (2)
motivasi guru dalam mengikuti pelatihan besar.
(1) Terdapat peningkatan penguasaan kosa kata bertema melalui media kartu dalam
mengajarkan bahasa Inggris
Setelah dilakukan kegiatan pelatihan, keterampilan mengajar guru-guru sekolah dasar
di kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang meningkat. Peserta yang berjumlah 20
orang, 85% diantaranya sudah mampu melaksanakan pembelajaran bahasa Inggris
menggunakan kosa kata bertema melalui kartu secara tepat. Tabel keberhasilan peserta dalam
melaksanakan pembelajaran melalui penggunaan thematic vocabulary (TV) Cards seperti di
bawah ini:
No
Komponen
Kategori Peningkatan &
Total
Prosentase
Prosentas
e (%)
Bagus
Cukup Kurang
(%)
(%)
(%)
1
Keterampilan melalui apersepsi
68
20
12
100
2
Keterampilan menjelaskan
75
18
7
100
3
Keterampilan berbicara dalam bahasa
73
17
10
100
Inggris
4
Keterampilan bertanya
75
15
10
100
5
Keterampilan
membimbing
dalam
82
13
5
100
pembelajaran
6
Keterampilan menggunakan keterampilan
88
10
2
100
motoric
7
Keterampilan meningkatkan motivasi siswa
83
12
5
100
8
Keterampilan mengadakan variasi
78
14
8
100
9
Keterampilan mengadakan penguatan
74
14
12
100
10 Keterampilan menutup pelajaran
85
10
5
100
(2) Motivasi guru dalam mengikuti pelatihan besar
Selama kegiatan pelatihan berlangsung, para guru sangat antusias mengikuti kegiatan yang
dilakukan. Pada saat dilakukan simulasi pengajaran, para guru termotivasi untuk mempraktekkan
pengajaran melalu media kartu berbagai binatang yang hidup di darat, air, laut, dan udara.Ketika salah
seorang guru mempraktekkan penggunaan kartu atau gambar tentang binatang dengan mengambil
tema binatang yang hidup di peternakan, guru tersebut meminta peserta yang lain bertindak sebagai
siswa sekolah dasar dan mengikuti instruksi yang diberikan. Guru tersebut meminta peserta yang lain
untuk membaca beberapa kosa kata yang berhubungan dengan tema dan menghafalkan kosa kata
tersebut. Guru juga meminta beberapa peserta maju ke depan dan menghafalkan kosa kata. Guru juga
meminta beberapa siswa membacakan hasil deskripsi mereka tentang binatang.
Setelah diadakan micro teaching, pelatihan dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab.
Para guru banyak bertanya dan memberi masukan kepada peserta lain. Mereka juga mengemukakan
beberapa kendala yang dihadapi saat mereka mengajar dan harapan mereka ke depan. Kendala yang
dihadapi adalah bahasa Inggris sebagai bahasa asing atau bahasa ke dua di Indonesia dan tidak
dimasukkan ke dalam kurikulum. Jadi bahasa Inggris hanya diajarkan sebagai kegiatan ekstra
kurikuler. Hal ini membuat kosa kata siswa dalam berbahasa Inggris masih minim. Mereka hanya
mengenal beberapa kosa kata saja. Kendala yang lain adalah banyak guru bahasa Inggris yang
sekarang menjadi guru kelas. Hal ini membuat para guru tidak bisa mengajarkan bahasa Inggris secara
228
Seminar Nasional Unnes-TEFLIN
maksimal. Selain itu para guru yang mengajar siswa sekolah dasar sering merasa tidak percaya diri
ketika harus berbicara dalam bahasa Inggris. Mereka kesulitan dalam mengajarkan bahasa Inggris.
Akibatnya mereka berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Jawa (local
language). Selain kendala-kendala di atas, kendala yang lain adalah minimnya sarana dan prasarana
untuk menunjang kegiatan belajar mengajar bahasa Inggris di sekolah, antara lain masih minimnya
koleksi buku cerita berbahasa Inggris dan bahasa Indonesia (dwi bahasa), koleksi compact disc yang
berbahasa Inggris atau dwi bahasa, serta sarana pendukung lainnya. Namun kendala sarana dan
prasarana hanya dialami oleh beberapa guru saja. Oleh karena itu, solusi yang bias dilakukan adalah
guru yang mengalami kendala seperti di atas dapat dibantu oleh teman guru yang tidak mengalami
kendala seperti di atas.
Ketika diadakan pelatihan ini, peserta merasa sangat senang karena mereka jarang mendapatkan
kegiatan pelatihan mengajar dengan menggunakan bahasa Inggris. Meskipun bahasa Inggris hanya
sebagai bahasa asing atau bahasa ke dua di Indonesia, peserta termotivasi untuk berkreasi
mengajarkan bahasa Inggris kepada siswa sekolah dasar melalui berbagai media seperti kartu,
gambar, posteryang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi siswa. Peserta juga berharap supaya
diadakan pelatihan lagi karena pelatihan pengajaran bahasa Inggris sangat penting bagi mereka (guru
sekolah dasar). Suasana pelatihan tampak hidup dan menyenangkan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Peningkatan keterampilan mengajar para guru sekolah dasar dapat dilakukan dalam beberapa
bentuk. Salah satunya adalah peningkatan keterampilan mengajar guru melalui media kartu untuk
meningkatkan kosa kata siswa yang dikemas dalam bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Peserta pelatihan adalah para guru sekolah dasar di kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang. Sebelum mengikuti pelatihan, para guru sudah menerapkan berbagai kegiatan yang
bertujuan meningkatkan kosa kata siswa, namun belum maksimal dan sering kali masih menggunakan
bahasa Indonesia.Setelah mengikuti pelatihan, mereka termotivasi untuk terus meningkatkan berbagai
media pengajaran terutama melalui penggunaan kartu, poster, gambar yang menarik, sederhana, dan
dekat dengan kehidupan siswa sehingga mudah dihafalkan oleh siswa. Mereka juga termotivasi untuk
menciptakan permainan, lagu dan chants dengan tema lingkungan sekitar dengan menggunakan kosa
kata yang sederhana. Para guru sangat senang dengan kegiatan pelatihan ini karena mereka jarang
mendapatkan pelatihan pengajaran bahasa Inggris. Mereka berharap dapat diadakan pelatihan lagi.
Oleh karena itu, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini sangat bermanfaat bagi guru-guru
sekolah dasar, sehingga di akhir kegiatan ini para guru dapat menerapkan pelatihan ini secara
maksimal di sekolah mereka masing-masing.
Saran
Sejalan dengan hasil pelatihan yang diperoleh, maka diberikan saran antara lain:
(a) Bagi Dinas Pendidikan terkait (Dinas Pendidikan Dasar Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang) supaya selalu komitmen dalam meningkatkan keterampilan guru-guru dalam
pengajaran bahasa Inggris sehingga hasil belajar siswa dapat berhasil dengan optimal. Dinas
Pendidikan terkait hendaknya memberikan pelatihan pengajaran bahasa Inggris kepada para
guru taman kanak-kanak secara berkala karena pelatihan pengajaran bahasa Inggris sangat
bermanfaat bagi guru taman kanak-kanak. Selain itu, hendaknya Dinas pendidikan juga
memperhatikan sarana dan prasarana untuk mendukung proses belajar mengajar terutama
mengajar bahasa Inggris bagi siswa-siswa di sekolah.
(b) Bagi dosen selaku sivitas akademika yang memiliki tugas menyebarluaskan IPTEKS supaya
selalu komitmen dalam mengembangkan kinerja dan kualitas para guru taman kanak-kanak
229
Seminar Nasional Unnes-TEFLIN
karena para guru taman kanak-kanak adalah pendidik dan peletak awal pendidikan bagi
generasi bangsa Indonesia.
(c) Bagi para guru taman kanak-kanak hendaknya selalu meningkatkan kemampuan dan kualitas
mengajar dengan cara aktif mengakses informasi yang berkaitan dengan pembelajaran dan
variasi media/teknik pengajaran yang diterapkan di kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Harmer, Jeremy. 2007. How to Teach English. Malaysia: Pearson Education Limited.
Helaly, Z. 1987. Teaching English to Children. New York: English Teaching Forum.
Hornby, A.S. 1995. Oxford Advanced Learner‟s Dictionary. New York: Oxford University Press.
Linse, T. Caroline.2006. Practical English Language Teaching Young Learners. McGraw Hill
Companies.
Mikulecky, B. S. 2004. More Reading Power: Reading for Pleasure, Comprehension, Skills, Thinking
Skills, Reading Faster (2nd edition). New York: Longman
Nuttall, C. 1988. Teaching Reading Skills in a Foreign Language (Practical Language Teaching:
no.9). Oxford: Heineman.
Paul, David. 2003. Teaching English to Children in Asia. Hongkong: Pearson Education Limited.
Phillips, Sarah. 2003. Young Learners. New York: Oxford Press.
Reilly, Vanessa and Ward, M. Sheila. 2003. Very Young Learners. New York: Oxford Press.
Reilly, Peter. 2007. Using Practice Posters to Address EFL Chalenges. English Teaching Forum
Journal. Vol 45. No 3.
Richards, Jack and Rodgers, Theodore‘s. 1986. Approaches and Methods in Language Teaching. A
description and analysis. Sydney: Cambridge University Press.
Slattery, Mary and Willis, Jane. 2001. English for Primary Teacher. New York: Oxford University
Press.
Sudjana, N. and Rivai, A. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Sumantri, M. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Maulana
Suwaryono, W. 1989. Membaca: Strategi Pengantar dan Tekniknya. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan
Wright, Andrew. 2001. Art and Crafts with Children. New York: Oxford University Press
230
Download