THEMATIC VOCABULARY (TV) CARDS UNTUK MENINGKATKAN KOSA KATA SISWA DALAM PENGAJARAN BAHASA INGGRIS Maria Johana Ari Widayanti Abstract English is one of international languages that are spoken to communicate in many countries. Harmer (2003:38) says teaching English for elementary students means teaching students around 6 till twelve years old. They prefer playing to studying. They got bored easily. To improve students‘ motivation in learning English, we, as a facilitator, must be creative. We must teach in an interesting way. Learning English can‘t be separated from learning vocabulary. As Harmer (1991: 153) says if a grammar forms a skeleton, vocabulary is the vital organs in a language frame. It can be stated when we spend little times in learning English, we can‘t improve our skill. It‘s caused vocabulary plays an important role in learning a language. This fact motivates the trainer to do the workshop to enhance the teaching ability of elementary teachers in learning English through a development model by using thematic vocabulary (TV) cards to improve students‘ vocabulary. Subjects of the subservience were 18 elementary teachers at West Ungaran Sub District, Semarang Regency. This activity was done through a training which involved lecturing, modeling, working in group, and micro teaching that was done for a month (September 2014) at West Ungaran, Educational Office. The result was satisfied because teacher‘s ability in English teaching through thematic vocabulary (TV) cards had improved, and teacher‘s participation was high. Keywords: teaching, thematic vocabulary (TV) cards PENDAHULUAN Belajar bahasa Inggris tidak terlepas dari belajar vocabulary. Seperti yang dikatakan Harmer (1991: 153) apabila struktur bahasa membentuk sebuah kerangka, maka vocabulary adalah organorgan penting dalam sebuah kerangka bahasa. Apabila kita hanya sedikit meluangkan waktu untuk belajar tata bahasa, maka kita tidak dapat meningkatkan kemampuan bahasa Inggris.Apabila kita belajar lebih banyak kata dan ekspresi vocabulary dan meluangkan lebih banyak waktu untuk belajar bahasa Inggris, maka kita dapat meningkatkan kemampuan bahasa Inggris. Salah satu media yang menarik dan mudah dipahami bagi para siswa adalah TV Cards (Thematic Vocabulary Cards). Disebut ―thematic‖ karena setiap kotak yang berisi beberapa kartu hanya mempunyai satu tema tertentu dan ―vocabulary‖ karena aspek kosa kata (vocabulary) yang ditekankan bertujuan sebagai media untuk meningkatkan kemampuan kosa kata para siswa dan selalu mengingat kosa kata tersebut. Tema yang diberikan meliputi deskripsi binatang atau benda di sekitar sekolah / rumah / lingkungan. Tema yang diberikan bisa sama untuk kelas 1-6, namun pemilihan kosa kata disesuaikan dengan tingkatan siswa. Untuk kelas 1-3, kosa kata yang diberikan lebih sederhana, sementara kelas 4-6, kosa kata yang diberikan lebih kompleks. Pada kelas 1-3, siswa lebih cenderung untuk mengingat kosa kata yang diberikan oleh guru. Apabila siswa sudah paham, mereka dapat menceritakan kembali. Sementara pada siswa kelas 4-6, guru dapat memberikan teks deskriptif sederhana kepada para siswa yang berhubungan dengan tema kartu yang diberikan. Pada saat siswa sudah mengetahui dan dapat mengingat kosa kata (vocabulary) dari sebuah tema, guru dapat meminta siswa membaca dan menceritakan gambar tersebut. 220 Seminar Nasional Unnes-TEFLIN RUMUSAN MASALAH Guru-guru pengampu mata pelajaran bahasa Inggris di Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang banyak yang belum tahu bagaimana mengajarkan bahasa Inggris yang menarik bagi siswa. Oleh sebab itu, perumusan masalah dalam pengabdian ini adalah: bagaimana penggunaan Thematic Vocabulary (TV) Cards dapat meningkatkan kosa kata siswa dalam pengajaran bahasa Inggris. TUJUAN KEGIATAN Tujuan kegiatan pengabdian ini untuk meningkatkan keterampilan mengajar seluruh guru sekolah dasar pengampu mata pelajaran bahasa Inggris di Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang dalam penggunaan Thematic Vocabulary Cardsdapat meningkatkan kosa kata siswa dalam pengajaran bahasa Inggris. MANFAAT KEGIATAN Manfaat dari kegiatan ini adalah: a. Guru sekolah dasar pengampu mata pelajaran bahasa Inggris di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam pengajaran bahasa Inggris khususnya kosa kata secara menarik, inovatif, dan menyenangkan melalui penggunaan Thematic Vocabulary Cards. b. Guru sekolah dasar pengampu mata pelajaran bahasa Inggris di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang dapat memperoleh strategi dalam pengajaran bahasa Inggris khususnya kosa kata secara menarik, inovatif, dan menyenangkan melalui penggunaan Thematic Vocabulary Cards. c. Guru mendapatkan pengetahuan dalam menentukan pemilihan tema yang tepat bagi siswa sekolah dasar. d. Para siswa mendapatkan pengetahuan belajar bahasa Inggris secara menyenangkan dan menarik sehingga mereka dapat memahami materi yang disajikan dalam bahasa Inggris secara mudah. TINJAUAN PUSTAKA Vocabulary Definisi Vocabulary Hornby (2006) mendefinisikan ‗kata‘ sebagai sebuah bunyi atau sekelompok bunyi yang mengekspresikan sebuah makna dan membentuk sebuah unit bahasa yang independen, sementara ‗vocabulary‘ sebagai sejumlah kata dalam sebuah bahasa. FLaRE Center Teaching Academy (p.01) menyatakan bahwa terdapat beberapa opini mengenai apa itu vocabulary. Seorang anak usia sekolah dasar mendefinisikan vocabulary sebagai sejumlah kata yang harus dipahami untuk membaca sebuah cerita. Sementara seorang anak di tingkat SMP mendefinisikan vocabulary sebagai sejumlah daftar kata yang diberikan guru untuk memahami sebuah teks yang diberikan. Seorang teknisi mungkin mendefinisikan vocabulary sebagai pengetahuan yang berhubungan dengan pekerjaan Pentingnya Vocabulary dan Pengajaran Vocabulary Definisi-definisi di atas mengindikasikan bahwa kosa kata (vocabulary) sebagai salah satu aspek bahasa yang sangat penting dalam mempelajari sebuah bahasa. Seperti yang dikatakan Mukoroli (2011:7) menguasai vocabulary sangat penting karena diperlukan ketika pembelajar ingin mendapatkan kemampuan dalam berbahasa.Karena vocabularymempunyai peran yang penting dalam belajar bahasa Inggris, para guru diharapkan dapat membantu siswa untuk menguasai vocabulary. Menurut Joklova (2009: 9) pengajaran vocabulary adalah komponen penting dalam sebuah kelas bahasa. Mengajarkan vocabulary tidak semudah yang dipikirkan orang. Setiap guru bahasa harus membuat keputusan apa dan seberapa banyak vocabulary yang akan mereka berikan. Selain itu, para 221 Seminar Nasional Unnes-TEFLIN guru juga harus mempertimbangkan jenis-jenis vocabulary apa saja yang akan diberikan pada awal pengajaran dan jenis-jenis vocabulary apa saja yang sudah diberikan ketika siswa menyelesaikan pembelajarannya. Oleh karena itu dalam mengajarkan vocabulary, seorang guru harus membantu siswa mendapatkan input sebanyak-banyaknya karena mengajarkan vocabulary tidak sesederhana yang dipikirkan orang karena tidak hanya mempelajari tentang kata tetapi juga frase, idiom, peribahasa, dan bermacam-macam ekspresi. Seringkali siswa merasa bosan dalam belajar vocabulary karena mereka harus mengingat kosa kata tersebut dan mengucapkan dengan benar, oleh karena itu guru dapat memberikan gambar atau alat bantu yang sesuai dengan tema yang diajarkan sehingga siswa tidak merasa bosan dalam belajar vocabulary.guru juga dapat mengulang-ulang pengucapan yang benar (pronunciation). TV Cards dapat digunakan sebagai media dalam mengajarkan vocabulary karena berisi gambar-gambar yang dapat membantu siswa memahami arti kata dengan lebih mudah dan menarik. TV Cards (Thematic Vocabulary Cards) Alasan utama mengapa menggunakan TV Cards adalah kesulitan siswa mempelajari dan mengingat kosa kata baru dalam bahasa Inggris. Hal inilah yang mendorong penggunaan TV Cards sebagai media yang menarik dalam mengajarkan kosa kata. Berikut ini adalah spesifikasi dari TV Cards: - Terdapat 25 kartu dalam setiap kotak; 5 kartu besar, dan 20 kartu kecil. - Setiap satu set kartu hanya berisi satu tema tertentu, dan 5 topik utama yang berhubungan dengan tema. Contoh: tema → binatang yang tinggal di kebun binatang; topic utama→gajah, harimau, burung, monyet, rusa. - Masing-masing kartu besar, hanya ada satu gambar tentang topic utama dengan petunjuk di sekelilingnya yang kemudian harus dipasangkan untuk membentuk kartu-kartu kecil yang sesuai. Media yang berisi gambar-gambar tersebut tidak hanya membawa gambaran sesungguhnya sesuai tema, namun juga memotivasi siswa belajar kosa kata dengan lebih menyenangkan dan menarik. METODE a. Ceramah (lecturing) Ceramah berisi tentang pengenalan teknik mengajar menggunakan Thematic Vocabulary Cards dan pemilihan Thematic Vocabulary Cards yang sesuai untuk anak sekolah dasar bagi keperluan pengelolaan kelas dan penyampaian materi. b. Simulasi (modeling) Simulasi memberikan contoh penggunaan Thematic Vocabulary Cards. yang sesuai untuk anak sekolah dasar. Kemudian mempraktekkan penggunaan Thematic Vocabulary Cards. tersebut di dalam proses belajar mengajar. c. Kerja kelompok Peserta pelatihan bekerja dalam kelompok untuk mendiskusikan dan merencanakan sebuah pengajaran dengan menerapkan penggunaan Thematic Vocabulary Cards. yang sesuai untuk siswa sekolah dasar. d. Praktek microteaching Peserta melaksanakan praktek microteaching dengan memfokuskan pada penggunaan penggunaan Thematic Vocabulary Cards untuk keperluan meningkatkan keterampilan mengajar guru. 222 Seminar Nasional Unnes-TEFLIN HASIL DAN PEMBAHASAN Belajar bahasa Inggris tidak terlepas dari belajar vocabulary. Seperti yang dikatakan Harmer (1991: 153) apabila struktur bahasa membentuk sebuah kerangka, maka vocabulary adalah organorgan penting dalam sebuah kerangka bahasa. Senada dengan Harmer, Wilkins dalam Clouston (1994 69) juga mengemukakan ide yang sama, yang mengatakan ―tanpa tata bahasa, sangat sedikit yang dapat dipahami; tanpa kosa kata, tidak ada yang dapat dipahami.‖ Dapat dikatakan apabila kita hanya sedikit meluangkan waktu untuk belajar tata bahasa, maka kita tidak dapat meningkatkan kemampuan bahasa Inggris. Apabila kita belajar lebih banyak kata dan ekspresi vocabulary dan meluangkan lebih banyak waktu untuk belajar bahasa Inggris, maka kita dapat meningkatkan kemampuan bahasa Inggris. Dapat dikatakan bahwa vocabulary mempunyai peran yang penting dalam mempelajari sebuah bahasa. Apabila seorang siswa mempunyai perbendaharaan kata (vocabulary) yang banyak, maka siswa tersebut mempunyai kemampuan dan kepercayaan diri untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Namun sebaliknya, apabila siswa tidak mempunyai perbendaharaan kata (vocabulary) yang banyak, siswa tersebut tidak mempunyai kepercayaan diri untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Oleh karena itu, sudah menjadi tanggung jawab para guru membantu siswa untuk meningkatkan vocabulary sehingga mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Salah satu media yang menarik dan mudah dipahami bagi para siswa adalah TV Cards (Thematic Vocabulary Cards). Disebut ―thematic‖ karena setiap kotak yang berisi beberapa kartu hanya mempunyai satu tema tertentu dan ―vocabulary‖ karena aspek kosa kata (vocabulary) yang ditekankan bertujuan sebagai media untuk meningkatkan kemampuan kosa kata para siswa dan selalu mengingat kosa kata tersebut. Tema yang diberikan meliputi deskripsi binatang atau benda di sekitar sekolah / rumah / lingkungan. Tema yang diberikan bisa sama untuk kelas 1-6, namun pemilihan kosa kata disesuaikan dengan tingkatan siswa. Untuk kelas 1-3, kosa kata yang diberikan lebih sederhana, sementara kelas 4-6, kosa kata yang diberikan lebih kompleks. Pada kelas 1-3, siswa lebih cenderung untuk mengingat kosa kata yang diberikan oleh guru. Apabila siswa sudah paham, mereka dapat menceritakan kembali. Sementara pada siswa kelas 4-6, guru dapat memberikan teks deskriptif sederhana kepada para siswa yang berhubungan dengan tema kartu yang diberikan. Pada saat siswa sudah mengetahui dan dapat mengingat kosa kata (vocabulary) dari sebuah tema, guru dapat meminta siswa membaca dan menceritakan gambar tersebut. Kegiatan ini dilakukan melalui pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mengajar para guru pengampu mata pelajaran bahasa Inggris di Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang melalui penggunaan Thematic Vocabulary (TV) Cards dapat meningkatkan kosa kata siswa dalam pengajaran bahasa Inggris yang dilaksanakan empat kali di hari Sabtu selama bulan September 2014 dan dihadiri 20 peserta pelatihan. Pada kegiatan ini diberikan latihan tentang kosa kata yang dikemas dalam bentuk games dan lagu. Beberapa ice breaking juga diberikan supaya peserta tidak merasa jenuh dan bosan. Pada pertemuan pertama (Sabtu, 06 September 2014), materi yang dibahas meliputi: What vocabulary is? Menurut Hornby (2006) ‗kata‘ sebagai sebuah bunyi atau sekelompok bunyi yang mengekspresikan sebuah makna dan membentuk sebuah unit bahasa yang independen, sementara ‗vocabulary‘ sebagai sejumlah kata dalam sebuah bahasa. FLaRE Center Teaching Academy (p.01) menyatakan bahwa terdapat beberapa opini mengenai apa itu vocabulary. Seorang anak usia sekolah dasar mendefinisikan vocabulary sebagai sejumlah kata yang harus dipahami untuk membaca sebuah cerita. Sementara seorang anak di tingkat SMP mendefinisikan vocabulary sebagai sejumlah daftar kata yang diberikan guru untuk memahami sebuah teks yang diberikan. Seorang teknisi mungkin mendefinisikan vocabulary sebagai pengetahuan yang berhubungan dengan pekerjaan. Materi selanjutnya adalah: The importance of vocabulary: Mukoroli (2011:7) mengatakan bahwa menguasai vocabulary sangat penting karena diperlukan ketika pembelajar ingin mendapatkan kemampuan dalam berbahasa. Karena vocabulary mempunyai peran yang penting dalam belajar 223 Seminar Nasional Unnes-TEFLIN bahasa Inggris, para guru diharapkan dapat membantu siswa untuk menguasai vocabulary. Joklova (2009: 9) menambahkan pengajaran vocabulary adalah komponen penting dalam sebuah kelas bahasa. Mengajarkan vocabulary tidak semudah yang dipikirkan orang. Setiap guru bahasa harus membuat keputusan apa dan seberapa banyak vocabulary yang akan mereka berikan. Selain itu, para guru juga harus mempertimbangkan jenis-jenis vocabulary apa saja yang akan diberikan pada awal pengajaran dan jenis-jenis vocabulary apa saja yang sudah diberikan ketika siswa menyelesaikan pembelajarannya. Oleh karena itu dalam mengajarkan vocabulary, seorang guru harus membantu siswa mendapatkan input sebanyak-banyaknya karena mengajarkan vocabulary tidak sesederhana yang dipikirkan orang karena tidak hanya mempelajari tentang kata tetapi juga frase, idiom, peribahasa, dan bermacam-macam ekspresi. Seringkali siswa merasa bosan dalam belajar vocabulary karena mereka harus mengingat kosa kata tersebut dan mengucapkan dengan benar, oleh karena itu guru dapat memberikan gambar atau alat bantu yang sesuai dengan tema yang diajarkan sehingga siswa tidak merasa bosan dalam belajar vocabulary.guru juga dapat mengulang-ulang pengucapan yang benar (pronunciation). TV Cards dapat digunakan sebagai media dalam mengajarkan vocabulary karena berisi gambar-gambar yang dapat membantu siswa memahami arti kata dengan lebih mudah dan menarik. Kemudian materi berikutnya adalah what Thematic Vocabulary (TV) Cards are? Thematic vocabulary cards adalah sejumlah kartu yang mempunyai tema dan menekankan pada penguasaan kosa kata. Alasan utama mengapa menggunakan TV Cards adalah kesulitan siswa mempelajari dan mengingat kosa kata baru dalam bahasa Inggris. Hal inilah yang mendorong penggunaan TV Cards sebagai media yang menarik dalam mengajarkan kosa kata. Berikut ini adalah spesifikasi dari TV Cards: - Terdapat 25 kartu dalam setiap kotak; 5 kartu besar, dan 20 kartu kecil. - Setiap satu set kartu hanya berisi satu tema tertentu, dan 5 topik utama yang berhubungan dengan tema. Contoh: tema → binatang yang tinggal di kebun binatang; topic utama→gajah, harimau, burung, monyet, rusa. - Masing-masing kartu besar, hanya ada satu gambar tentang topic utama dengan petunjuk di sekelilingnya yang kemudian harus dipasangkan untuk membentuk kartu-kartu kecil yang sesuai. Media yang berisi gambar-gambar tersebut tidak hanya membawa gambaran sesungguhnya sesuai tema, namun juga memotivasi siswa belajar kosa kata dengan lebih menyenangkan dan menarik.Pada saat penyampaian materi, guru peserta pelatihan terlihat serius. Mereka mendengarkan penjelasan dari pengabdi dengan seksama. Kemudian materi dilanjutkan lagi dengan topic: the advantage using picture as media in learning English.Penggunaan media dalam proses pembelajaran sangat penting karena media tersebut dapat memberikan efek positif dalam beberapa situasi tertentu. Penggunaan gambar sebagai media dapat mengingatkan kembali, terutama bagi mereka yang tidak begitu suka membaca, terlebih lagi ketika gambar-gambar tersebut memberi informasi tentang konten dari sebuah teks. Hal ini menjadi sangat penting bagi pembaca. Selain itu, gambar juga dapat dipakai sebagai stimulus untuk menulis yang kemudian didiskusikan, sebagai ilustrasi tentang sesuatu yang akan dibaca/dibicarakan, dan sebagai latar belakang sebuah topik. 224 Seminar Nasional Unnes-TEFLIN Pertemuan kedua (Sabtu 13 September 2014) peserta membuat kelompok dan mempersiapkan untuk mengajar (micro teaching) dengan membawa tema-tema binatang yang lain. Kegiatan pelatihan hari itu ditutup setelah peserta membentuk kelompok dan berdiskusi apa yang akan mereka lakukan pertemuan berikutnya (Sabtu, 20 September 2014). Pada Sabtu, 20 September 2014, peserta kegiatan sudah berkumpul jam 8.30 WIB. Untuk menghangatkan suasana dan menumbuhkan semangat, peserta kegiatan diberi ice breaking yang berjudul: senam otak Indonesia. Setelah mengikuti gerakan dalam senam otak Indonesia, peserta kegiatan merasa lebih bersemangat mengikuti pelatihan. Pada awal pelatihan, pengabdi memberikan beberapa latihan tentang kosa kata yang berhubungan dengan binatang. Kemudian, pengabdi membaca berulang-ulang kosa kata itu dan peserta menirukan. Kegiatan ini disebut drilling. Peserta diberi lembaran kertas latihan yang berjudul: LOOK AND SPEAK. Pada bagian ini disebutkan bahwa qita harus pergi ke kebun binatang dan melihat binatang apa saja yang tinggal di kebun binatang. Peserta harus menjawab 7 binatang dan mengisi kata-kata kosong di lembar latihan. Seperti contoh: In this zoo, I can see a lion and an elephant. I can see a monkey and a hippopotamus. I also can see snakes. But there is no a bird. The bird is missing. Peserta mengerjakan berpasangan dan membacakan di depan kelas secara bergantian. Kemudian pada bagian READ AND WRITE, peserta diberi kesempatan berlatih karena pada bagian ini peserta harus membacakan puisi tentang crocodile, chimpanzee dan zebras. Setelah berlatih beberapa saat, peserta pelatihan maju dan membacakan puisi tersebut. Setelah semua peserta maju membacakan puisi, peserta diberi kesempatan membuat puisi sendiri tentang binatang hippotamus dan binatang kesayangan mereka. Pada bagian ini, peserta sangat serius dan terkadang bingung menuangkan ide mereka. Setelah peserta selesai membuat puisi tentang hippo dan binatang kesayangan mereka, semua peserta diberi kesempatan maju membacakan puisi hasil karya mereka. Peserta yang melihat akan memberi penilaian kepada teman yang maju. Kemudian peserta yang mendapat nilai paling tinggi atau menjadi favorit dalam membaca puisi akan mendapat hadiah. Peserta pelatihan berlomba-lomba menampilkan penampilan terbaik pada saat membacakan puisi karya mereka. Berikut ini adalah contoh puisi karya peserta. 225 Seminar Nasional Unnes-TEFLIN Hippo dan Rabbit Ooooh Hippo. H ow big you are R un and jump I A t the zoo feel so scare with you P lease, don‘t come to me. How P lease, don‘t disturb me. Oh O h Hippo, go away from me. How B eautiful you are B aby…… I do love you much T hank you for coloring my life Setelah semua peserta membacakan puisi karya mereka, peserta diminta mengisi binatangbinatang yang ada di peternakan (animals on the farm), binatang yang ada di dalam rumah (animals in the house), binatang yang ada di kebun binatang (animals in the zoo), dan binatang…….. (animals in the ………). Kemudian peserta membuat deskripsi pendek tentang binatang-binatang tersebut. Mereka diperbolehkan menggambar atau membawa poster binatang mana saja yang sangat mereka suka atau binatang favorit dari masing-masing kolom. Setelah peserta selesai membuat deskripsi tentang binatang favorit mereka, mereka diminta mencocokkan dengan peserta lain. Berikut ini adalah hasil isian binatang setelah mereka saling berdiskusi. Animals on the farm Animals in the house - Cow Horse Chicken Ducks Buffalo Sheep / goat Pig goose Animals in the zoo - Tiger Lion Giraffe Elephant Monkey Crocodile Snake Etc - Cat Dog Bird Mouse Hamster Rabbit fish Animals in the water - fish crab eel sea horse whale shark dolphin etc Berikut ini adalah contoh hasil deskripsi tentang binatang. Beberapa peserta maju dan membacakan hasil deskripsi mereka. 226 Seminar Nasional Unnes-TEFLIN Cow Cow is a tame animal. It lives on the farm. It has white or brown fur. It has four legs. It has one mouth. It has slanted eyes. It gives many benefits for human. For instance: milk, meat, and skin. For milk, everyday, the farmer takes its milk and brings it to the factory. The milk is cooked to be some dairies food such as milk, youghurt, cheese, etc. Meat and skin are useful for human. We can buy it at markets. I love cow much. Mouse Mouse is a naughty and disgusting animal which like stealing some food. It lives in the house. It has sharp and little teeth. It has sharp ears. It has brown or black fur. It delivers some diseases for human such as pest that can cause death for man. Mouse likes staying in the dark and dirty places. People often catch a mouse by using mouse trap. Even they also use some poison to catch the mouse. I really hate mouse. Pada pertemuan ke empat (Sabtu, 27 September 2014) beberapa peserta dipilih untuk menerapkan materi pelatihan yang sudah diikuti kepada siswanya. Sekolah yang dipilih berdekatan dengan tempat pelatihan. Guru menyiapkan materi dan menampilkan materi TV Cards dengan menarik, siswa bersemangat mengikuti pelajaran yang diberikan kepada guru. 227 Seminar Nasional Unnes-TEFLIN Hasil yang dicapai dalam pelatihan ini memuaskan dan dapat dikategorikan ke dalam jenis: (1) terdapat peningkatan keterampilan mengajar bahasa Inggris melalui keterampilan motorik, (2) motivasi guru dalam mengikuti pelatihan besar. (1) Terdapat peningkatan penguasaan kosa kata bertema melalui media kartu dalam mengajarkan bahasa Inggris Setelah dilakukan kegiatan pelatihan, keterampilan mengajar guru-guru sekolah dasar di kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang meningkat. Peserta yang berjumlah 20 orang, 85% diantaranya sudah mampu melaksanakan pembelajaran bahasa Inggris menggunakan kosa kata bertema melalui kartu secara tepat. Tabel keberhasilan peserta dalam melaksanakan pembelajaran melalui penggunaan thematic vocabulary (TV) Cards seperti di bawah ini: No Komponen Kategori Peningkatan & Total Prosentase Prosentas e (%) Bagus Cukup Kurang (%) (%) (%) 1 Keterampilan melalui apersepsi 68 20 12 100 2 Keterampilan menjelaskan 75 18 7 100 3 Keterampilan berbicara dalam bahasa 73 17 10 100 Inggris 4 Keterampilan bertanya 75 15 10 100 5 Keterampilan membimbing dalam 82 13 5 100 pembelajaran 6 Keterampilan menggunakan keterampilan 88 10 2 100 motoric 7 Keterampilan meningkatkan motivasi siswa 83 12 5 100 8 Keterampilan mengadakan variasi 78 14 8 100 9 Keterampilan mengadakan penguatan 74 14 12 100 10 Keterampilan menutup pelajaran 85 10 5 100 (2) Motivasi guru dalam mengikuti pelatihan besar Selama kegiatan pelatihan berlangsung, para guru sangat antusias mengikuti kegiatan yang dilakukan. Pada saat dilakukan simulasi pengajaran, para guru termotivasi untuk mempraktekkan pengajaran melalu media kartu berbagai binatang yang hidup di darat, air, laut, dan udara.Ketika salah seorang guru mempraktekkan penggunaan kartu atau gambar tentang binatang dengan mengambil tema binatang yang hidup di peternakan, guru tersebut meminta peserta yang lain bertindak sebagai siswa sekolah dasar dan mengikuti instruksi yang diberikan. Guru tersebut meminta peserta yang lain untuk membaca beberapa kosa kata yang berhubungan dengan tema dan menghafalkan kosa kata tersebut. Guru juga meminta beberapa peserta maju ke depan dan menghafalkan kosa kata. Guru juga meminta beberapa siswa membacakan hasil deskripsi mereka tentang binatang. Setelah diadakan micro teaching, pelatihan dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Para guru banyak bertanya dan memberi masukan kepada peserta lain. Mereka juga mengemukakan beberapa kendala yang dihadapi saat mereka mengajar dan harapan mereka ke depan. Kendala yang dihadapi adalah bahasa Inggris sebagai bahasa asing atau bahasa ke dua di Indonesia dan tidak dimasukkan ke dalam kurikulum. Jadi bahasa Inggris hanya diajarkan sebagai kegiatan ekstra kurikuler. Hal ini membuat kosa kata siswa dalam berbahasa Inggris masih minim. Mereka hanya mengenal beberapa kosa kata saja. Kendala yang lain adalah banyak guru bahasa Inggris yang sekarang menjadi guru kelas. Hal ini membuat para guru tidak bisa mengajarkan bahasa Inggris secara 228 Seminar Nasional Unnes-TEFLIN maksimal. Selain itu para guru yang mengajar siswa sekolah dasar sering merasa tidak percaya diri ketika harus berbicara dalam bahasa Inggris. Mereka kesulitan dalam mengajarkan bahasa Inggris. Akibatnya mereka berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Jawa (local language). Selain kendala-kendala di atas, kendala yang lain adalah minimnya sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan belajar mengajar bahasa Inggris di sekolah, antara lain masih minimnya koleksi buku cerita berbahasa Inggris dan bahasa Indonesia (dwi bahasa), koleksi compact disc yang berbahasa Inggris atau dwi bahasa, serta sarana pendukung lainnya. Namun kendala sarana dan prasarana hanya dialami oleh beberapa guru saja. Oleh karena itu, solusi yang bias dilakukan adalah guru yang mengalami kendala seperti di atas dapat dibantu oleh teman guru yang tidak mengalami kendala seperti di atas. Ketika diadakan pelatihan ini, peserta merasa sangat senang karena mereka jarang mendapatkan kegiatan pelatihan mengajar dengan menggunakan bahasa Inggris. Meskipun bahasa Inggris hanya sebagai bahasa asing atau bahasa ke dua di Indonesia, peserta termotivasi untuk berkreasi mengajarkan bahasa Inggris kepada siswa sekolah dasar melalui berbagai media seperti kartu, gambar, posteryang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi siswa. Peserta juga berharap supaya diadakan pelatihan lagi karena pelatihan pengajaran bahasa Inggris sangat penting bagi mereka (guru sekolah dasar). Suasana pelatihan tampak hidup dan menyenangkan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Peningkatan keterampilan mengajar para guru sekolah dasar dapat dilakukan dalam beberapa bentuk. Salah satunya adalah peningkatan keterampilan mengajar guru melalui media kartu untuk meningkatkan kosa kata siswa yang dikemas dalam bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Peserta pelatihan adalah para guru sekolah dasar di kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Sebelum mengikuti pelatihan, para guru sudah menerapkan berbagai kegiatan yang bertujuan meningkatkan kosa kata siswa, namun belum maksimal dan sering kali masih menggunakan bahasa Indonesia.Setelah mengikuti pelatihan, mereka termotivasi untuk terus meningkatkan berbagai media pengajaran terutama melalui penggunaan kartu, poster, gambar yang menarik, sederhana, dan dekat dengan kehidupan siswa sehingga mudah dihafalkan oleh siswa. Mereka juga termotivasi untuk menciptakan permainan, lagu dan chants dengan tema lingkungan sekitar dengan menggunakan kosa kata yang sederhana. Para guru sangat senang dengan kegiatan pelatihan ini karena mereka jarang mendapatkan pelatihan pengajaran bahasa Inggris. Mereka berharap dapat diadakan pelatihan lagi. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini sangat bermanfaat bagi guru-guru sekolah dasar, sehingga di akhir kegiatan ini para guru dapat menerapkan pelatihan ini secara maksimal di sekolah mereka masing-masing. Saran Sejalan dengan hasil pelatihan yang diperoleh, maka diberikan saran antara lain: (a) Bagi Dinas Pendidikan terkait (Dinas Pendidikan Dasar Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang) supaya selalu komitmen dalam meningkatkan keterampilan guru-guru dalam pengajaran bahasa Inggris sehingga hasil belajar siswa dapat berhasil dengan optimal. Dinas Pendidikan terkait hendaknya memberikan pelatihan pengajaran bahasa Inggris kepada para guru taman kanak-kanak secara berkala karena pelatihan pengajaran bahasa Inggris sangat bermanfaat bagi guru taman kanak-kanak. Selain itu, hendaknya Dinas pendidikan juga memperhatikan sarana dan prasarana untuk mendukung proses belajar mengajar terutama mengajar bahasa Inggris bagi siswa-siswa di sekolah. (b) Bagi dosen selaku sivitas akademika yang memiliki tugas menyebarluaskan IPTEKS supaya selalu komitmen dalam mengembangkan kinerja dan kualitas para guru taman kanak-kanak 229 Seminar Nasional Unnes-TEFLIN karena para guru taman kanak-kanak adalah pendidik dan peletak awal pendidikan bagi generasi bangsa Indonesia. (c) Bagi para guru taman kanak-kanak hendaknya selalu meningkatkan kemampuan dan kualitas mengajar dengan cara aktif mengakses informasi yang berkaitan dengan pembelajaran dan variasi media/teknik pengajaran yang diterapkan di kelas. DAFTAR PUSTAKA Harmer, Jeremy. 2007. How to Teach English. Malaysia: Pearson Education Limited. Helaly, Z. 1987. Teaching English to Children. New York: English Teaching Forum. Hornby, A.S. 1995. Oxford Advanced Learner‟s Dictionary. New York: Oxford University Press. Linse, T. Caroline.2006. Practical English Language Teaching Young Learners. McGraw Hill Companies. Mikulecky, B. S. 2004. More Reading Power: Reading for Pleasure, Comprehension, Skills, Thinking Skills, Reading Faster (2nd edition). New York: Longman Nuttall, C. 1988. Teaching Reading Skills in a Foreign Language (Practical Language Teaching: no.9). Oxford: Heineman. Paul, David. 2003. Teaching English to Children in Asia. Hongkong: Pearson Education Limited. Phillips, Sarah. 2003. Young Learners. New York: Oxford Press. Reilly, Vanessa and Ward, M. Sheila. 2003. Very Young Learners. New York: Oxford Press. Reilly, Peter. 2007. Using Practice Posters to Address EFL Chalenges. English Teaching Forum Journal. Vol 45. No 3. Richards, Jack and Rodgers, Theodore‘s. 1986. Approaches and Methods in Language Teaching. A description and analysis. Sydney: Cambridge University Press. Slattery, Mary and Willis, Jane. 2001. English for Primary Teacher. New York: Oxford University Press. Sudjana, N. and Rivai, A. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo Sumantri, M. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Maulana Suwaryono, W. 1989. Membaca: Strategi Pengantar dan Tekniknya. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Wright, Andrew. 2001. Art and Crafts with Children. New York: Oxford University Press 230