KEEFEKTIFAN BERBAGAI JENIS EKSTRAK UNTUK PENGENDALIAN HAMA Riptortus linearis Fabricius TERHADAP TANAMAN KEDELAI EFFECTIVENESS EKSTRACK FOR VARIOUS TYPES OF PEST CONTROL PLANT ON SOYBEAN Riptortus linearis Fabricius 1 1 Eka Sudartik, 2Annie P Saranga, 2Sylvia Sjam. Hama dan Penyakit Tumbuhan Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin Makassar 2 Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar Alamat Korespondesi: Eka Sudartik Program Magister Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Unhas Makassar – Sulawesi Selatan Hp.085242725792 Email: [email protected] ABSTRAK Riptortus linearis ( Hemiptera, Alydidae) adalah hama penghisap polong yang dapat merusak produksi kedelai.Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pestisida nabati yang yakni ekstrak daun nimba, daun mahoni, daun tehprosia baik ekstrak segar dan ekstrak fermentasi. Penelitian dilakukakan di pertanaman kedelai pada musim tanah maret 2014 di Kecamatan Belopa Utara menunjukkan bahwa ekstrak-ekstrak baik segar maupun fermentasi agak menunjukkan intensitas serangan R linearis dibanding perlakuan kontrol . Ekstrak yang efektif menurunkan intensitas serangan R. linearis pada umur kedelai 83 hst adalah ekstrak daun nimba fermentasi ( 0,28%) menyusul ekstrak daun mahoni fermentasi (0,64%), ekstrak segar daun nimba (0,73%), ekstrak daun tehprosia fermentasi (0,79), ekstrak segar daun tehprosia (0,94%) ekstrak mahoni segar (0,99%), dan intensitas tertinggi pada perlakuan kontrol sebesar (2,81%). Penelitian menunjukkan bahwa setiap ekstrak dari tumbuhan nimbammahoni, dan tehprosia dapat digunakan sebagai salah satu pengendalian hama R linearis pada pertanaman kedelai. Kata kunci: Kedelai, Intensitas serangan, R linearis. ABSTRACT Riptortus linearis (Hemiptera, Alydidae) is a pod-sucking pests that can damage kedelai.Penelitian production aims to determine the effect that the pesticide plant extract of neem leaves, leaf mahogany, leaf extracts tehprosia both fresh and fermented extracts. Dilakukakan research in soybean on soil season March 2014 in the District of North Belopa shows that extracts both fresh and fermented rather indicate the intensity of R linearis compared to control treatment. Extracts were effective in lowering the intensity of R. linearis attack at the age of 83 dap soy is fermented neem leaf extract (0.28%) following fermentation mahogany leaf extract (0.64%), fresh leaves of neem extract (0.73%), leaf extract tehprosia fermentation (0.79), fresh leaf extract tehprosia (0.94%) extract of fresh mahogany (0.99%), and the highest intensity of the control treatment (2.81%). Research shows that each of the plant extracts nimbammahoni, and tehprosia can be used as a pest control R linearis on soybean.This study showed that the fermentation extracts of neem leaves can suppress the intensity of R linearis Key words : Soya bean, intensity of attack, R linearis PENDAHULUAN Riptortus linearis merupakan Hama tergolong ordo Hemiptera famili Alydidae yang tersebar di seluruh sentra pertanaman kedelai dan kacang hijau.Bagian tanaman yang terserang adalah polong (Idam, 1994). Tingkat kerusakan yang disebabkannya sulit diestimasi karena kerusakan yang terjadi bersamaan dengan penghisap polong dan kepik hijau. Gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh imago dan nimfa R. Linearis menyerang polong dan biji menghisap kulit polong, menembus sampai ke biji dan menghisap cairan biji (Uni, 2001), Kerusakannya ditentukan oleh frekuensi serangan dan umur biji atau polong. Serangan pada polong muda menyebabkan biji menjadi kempes dan kering. Serangan pada polong tua menyebabkan biji menjadi keriput dan terlihat adanya bercak hitam sehingga menurunkan kualitas biji. Tindakan Pengendalian seranganyang biasa dilakukan petani dengan menggunakan pestisida kimia sintetik. Hal ini karena pestisida ini mempunyai cara kerja yang relatif cepat dalam menekan populasi hama sehingga dapat menekan kerugian hasil akibat serangan hama (Setiawati et al., 2008). Mengingat dampak negatif yang ditimbulkan oleh pestisida maka perlu dicari alternatif lain untuk mengendalikan hama atau dengan mencari substitusi pestisida. Salah satu substitusi tersebut adalah dengan menggunakan pestisida nabati yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Nimba (Azadirachtin indica), Tephrosia vegolli, Mahoni, dari ketiga tanaman tersebut semuanya berpotensi dalam mengendalikan serangga hama. Ekstrak Azadirachtin indica dengan menggunakan pelarut air dan methanol Azadirachtin indica dengan kosentrasi 25% dapat mematikan 60 ekor wereng (Dies, 2004). Tephrosia merupakan sumber insektisida botani yang potensial. Ekstrak daun kacang babi, T. vogelii, dapat membunuh, menghambat makan, dan menolak larva Plutella xylostella (Agustin, 2010). Daun mahoni mengandung saponin dan flavonoida kandungan tersebut biasa digunakan sebagai bahan insektisida nabati untuk serangga. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penggunaan ekstrak beberapa jenis tanaman sebagai insektisida nabati terhadap aspek penekanan instensitas serangan R linearis. BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Belopa Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan berlangsung mulai Maret sampai juli 2014. Pengumpulan ekstraksi tanaman Tanaman yang akan diekstrak dikumpulkan terlebih dahulu seperti daun nimba, daun teporisa, dan daun mahoni yang segar dari lapangan. Pembuatan ekstrak fermentasi Bagian tanaman yang akan diekstrak dicuci terlebih dahulu dengan air steril untuk menghindari adanya kontaminasi dengan mikroba daun terlebih dahulu di potong – potong kecil lalu di haluskan menggunakan blender. Bahan-bahan tersebut dimasukkan kedalam ember plastik berukuran 10 liter yang kemudian dicampur dengan air cucian beras sebanyak 5 liter yang diperoleh dari 5 kg beras yang dicuci dengan 5 liter air, lalu ditambahkan gula pasir sebanyak 1 liter lalu dibiarkan dalam ember yang tertutup rapat selama 7 hari. kemudian daun diekstrak masing-masing sebanyak 2 kg ekstrak fermentasi yang telah jadi disaring dan hasil saringannya dimasukkan lagi ke dalam toples dan ditutup rapat. Perlakuan yang sama dilakukan untuk daun teporisa dan daun mahoni. Pembuatan ekstrak tanpa fermentasi tanaman. Daun nimba segar sebanyak 2 kg digunting - gunting kecil lalu disaring menggunakan saringan untuk diambil ekstraknya, perlakuan yang sama juga dilakukan untuk daun teporisa dan daun mahoni Pelaksanaan Pengujian lapangan Luas petak perlakuan adalah 2,5 m x 2,5 m jarak tanam kedelai 25 cm x 25 cm. Pemupukan dilakukan dengan kompos kotoran sapi, dosis 5 kg/petak perlakuan. Pupuk tersebut dicampur dengan ekstrak - ekstrak tumbuhan sebagai bioaktivator sebelum digunakan kemudian pupuk itu ditebar dalam petak-petak perlakuan dan dibiarkan selama 1 minggu sebelum tanam kedelai supaya mengalami proses pematangan. Aplikasi ekstrak sesuai perlakuan dilakukan pada saat tanaman memasuki fase gerneratif pada umur tanaman 62 hst sampai umur 83 hst dengan menggunakan konsentrasi sebesar 25 %. Aplikasi ekstrak dilakukan dengan menggunakan alat semprot atau tangki sesuai perlakuan. Analisis Data Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan 7 perlakuan. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Apabila perlakuan berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji BNJ yang membandingkan pengaruh tiap perlakuan terhadap perlakuan kontrol. Adapun perlakuannya sebagai berikut : P1 : Ekstrak daun nimba segar P2 : Ekstrak daun mahoni segar P3 : Ekstrak daun theporisa segar P4 : Ekstrak fermentasi daun nimba P5 : Ekstrak fermentasi daun mahoni P6 : Ekstrak fermentasi daun theporisa P7 : Kontrol Parameter pengamatan Pengamatan pada setiap petak contoh sebanyak 10 tanaman kedelai dimulai pada fase generative. Tanaman yang diamati adalah : Kepadatan populasi kepik penghisap polong (ekor /10 tanaman), intensitas serangan kepik penghisap polong (%/10 tanaman). Intensitas pengamatan dilakukan setiap 1 minggu sampai tanaman menjelang panen. Aplikasi ekstrak tanaman menggunakan konsentrasi 25%. Waktu pengamatan dilakukan pada pagi hari dengan menggunakan rumus. I= x 100%. Keterangan : I = Intensitas serangan (%) a = Jumlah polong yang terserang b = Jumlah polong yang tidak terserang (Wasiati, 2007). HASIL Hasil percobaan menunjukkan bahwa rata-rata intensitas serangan R. linearis berbeda nyata antara kontrol dan perlakuan ekstrak. Ekstrak yang efektif menurunkan intensitas serangan R. linearis pada umur kedelai 83 hst adalah ekstrak daun nimba fermentasi ( 0,28%) menyusul ekstrak daun mahoni fermentasi (0,64%), ekstrak segar daun nimba (0,73%), ekstrak daun tehprosia fermentasi (0,79), ekstrak segar daun tehprosia (0,94%) ekstrak mahoni segar (0,99%), dan intensitas tertinggi pada perlakuan kontrol sebesar (2,81%). Penelitian menunjukkan bahwa setiap ekstrak dari tumbuhan nimbammahoni, dan tehprosia dapat digunakan sebagai salah satu pengendalian hama R linearis pada pertanaman kedelai. PEMBAHASAN Intensitas serangan tertinggi berada pada perlakuan kontrol dengan intensitas rata-rata pada umur 83 hst sebesar 2.81 % sedangkan intensitas serangan terendah berda pada perlakuan ekstrak fermentasi daun nimba dengan intensitas serangan 0,28% pada umur 83 hst. Tingginya intensitas serangan disebabkan oleh pengaruh padatnya populasi serangga yang lebih tinggi. Menurut Olsen, pada prinsipnya intensitas serangan dipengaruhi oleh padat populasi dan kebutuhan makanan serangga, sehingga inetensitas setangan cenderung berbanding lurus dengan jumlah populasi, dimana dalam kondisi pada padat populasi tinggi maka intensitas serangan juga tinggi. Sementara disisi lain Hawkeswood (2003) menyatakan bahwa intensitas serangan juga dipengaruhi oleh sumber makanan. Selain itu, semua jenis insektisida yang digunakan mampu menekan bahkan membunuh R. linearis dengan kandungan senyawa racun yang dimiliki oleh setiap insektisida nabati tersebut. Pengamatan umur 83 hst insektisida nabati ekstrak fermentasi daun nimba dengan konsentrasi 25 % lebih efektif dibandingkn ekstrak insektisida yang lainnya dengan persentase intensitas serangan terendah 0,28%. Hal ini berarti kandungan bahan aktif atau racun yang dimiliki daun nimba berupa senyawa salanin dan meliantriol. Kedua senyawa tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan pestisida nabati, tetapi yang paling efektif adalah azadirachtin. Azadirachtin mempunyai rumus kimia C35H44O16. Senyawa ini merupakan salah satu dari tujuh puluh limnoid yang dikandung tanaman nimba. Zat ini berfungsi sebagai antifeedant, mengganggu pertumbuhan dan reproduksi pada serangga. Tinggi rendahnya tingkat efikasi daun nimba yang diuji sangat dipengaruhi oleh besar dan kecilnya konsentrasi yang digunakan dan besarnya konsentrasi berbanding lurus dengan tingginya persentase mortalitas dimana semakin besar konsentrasi maka semakin tinggi juga persentase mortalitas (Adnyana, et al., 2012). Ekstrak nimba sangat efektif terhadap hama karena senyawa-senyawa yang dikandungnya dapat mempengaruhi kehidupan serangga. Ektraksi mimba mempengaruhi serangga melalui berbagai macam cara, antara lain menghambat stadium larva, mengganggu kopulasi dan komunikasi seksual serangga, mencegah betina untuk meletakkan telur, menghambat reproduksi atau menyebabkan serangga mandul, meracunilarva dan dewasa, dan mengurangi napsu makan atau memblokir kemampuan makan (Wowiling 2008). Rendahnya intensitas serangan R. linnearis disebabkan karena tingginya konsentrasi ekstrak daun mimba yang diberikan. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun nimba yang diaplikasikan pada tanaman kedelai diduga semakin tinggi residu azadirachtin dari daun nimba yang ditinggalkan pada tanaman kedelai sehingga R. linnearis tidak dapat melakukan aktifitas makan atau bersifat antifeedant dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap rendahnya intensitas serangan. Kandungan senyawa pada daun nimba membutuhkan waktu untuk diserap oleh jaringan daun yang nantinya dapat memberikan efek antifeedant pada kutu daun hijau (Aradillah, 2009). Mimba juga mengandung senyawa aktif meliantriol dan salanin berbentuk tepung dari daun atau cairan minyak dari biji/buah, efektif mencegah makan (antifeedant) bagi serangga, mencegah serangga mendekati tanaman (Mardiningsih et al, 2010). Intensitas serangan terendah kedua terdapat pada ekstrak daun mahoni fermentasi dengan intensitas serangan 0,64% pada umur 83 hst hal ini dipengaruhi karena mahoni mengandung bahan aktif Swietenin dan Limonoid (Meidiantie Soenandar, 2010). Ekstrak fermentasi daun tehprosia dapat menurunkan intensitas serangan sebesar 0,79% hal ini dikarenakan tehprosia mangandung rotenon, steroid, flavonoid dan saponin yang dijadikan sebagai insektisida sebagai penolak (repellent) (Wiwin, 2008). T. vogelii pada konsentrasi 1% berpengaruh terhadap lama perkembangan berbagai fase B. tabaci (Juliana dan Elsa 2012). KESIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ekstrak fermentasi daun nimba memiliki efek yang baik dalam penurunan intensitas serangan hama R linearis pada pertanaman kedelai. Disarankan untuk melakukan pengujian lanjutan untuk berbagai jenis hama lain yang ada pada pertanaman kedelai. DAFTAR PUSTAKA Agus. (2000). Pestisida nabati, Ramuan dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta Agustin Z., D. Prijono, Padjianto. (2010). Efikasi Insektisida Nabati Ekstrak Daun Theporisa vogelli Hook. Terhadap Crocidolomia pavonama (F) dan Plutella xylostella (L) Serta Pengaruhnya Pada Diadegma Semiclausum (Hellen) Jurnal-jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. Aradilla, A.S. 2009. Uji Efektifitas Larvasida Ekstrak Ethanol Daun Mimba (Azadirachta indica) Terhadap Larva Aedes aegepty. Laporan Akhir Penelitian Universitas Diponegoro. Dies R.K. (2004). Pengaruh Ekstrak Biji Nimba Terhadap Penekanan Serangan Wereng Batang Padi Cokelat. Program Kreatifitas Mahasiswa Pemanfaatan Daun Nimba (Azadirachata Indica A. Juss). Sebagai Alternatif Insektisida Alami Terhadap Rayap Bidang Kegiatan : PKM –GT. Idam S. (1994). Seri Pengendalian Hama Terpadu Hama Palawija. PT Penebar Swadaya. Kardinan A. (2002). Pestisida nabati.77p. PT.Penebar Swadaya. Ningsi. (2009). Kandungan flavanoid ekstrak kulit kayu mahoni dan toksisitas akutnya terhadap mencit (Skripsi). Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Saranga A. P, A. Gassa, S. Tamrin, Fatahuddin. (2012). Mikroorganisme lokal (MOL) untuk pengelolaan hama kepik hitam Paraeucosmetus pallicornis Dallas (Hemiptera: Lygaeidae) pada tanaman padi. Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar. (Abstrak). Setiawati W, R Mutiningsih, N. Gunaeni, T. Rubiati. (2008). Tumbuhan Bahan Pestisida Nabatidan Cara Pembuatannya Untuk Pengendalian Organisme Penganggu Tumbuhan (OPT). Balai Penelitian Tanaman Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Uni P. (2001). Uji beberapa konsentrsi ekstrak daun Sirsak( Annonamuricana Linneaus) terhadap beberapa aspek biologi Riptortus linearis Fabricius ( Hemiptera: Coreidae). (Skripsi). Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Hasanuddin Makassar.47 hal. Prijono, Hindayani. (1994). Efek insektisida ekstrak biji buah Nona Sabrang (AnnonaglabraL) dan Nimba (Azadirachta indica A. juss.) terhadap Phaedonia inclusa,hal 163 sampai 171. Dalam prosiding Seminar Hasil penelitian Dalamrangka Pemanfaatan PestisidaNabati, Bogor,1-2 Desember 1993. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor. Wasiati A. (2007). Pedoman Pengamatan Pelaporan Perlindungan Tanaman Pangan. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Departemen Pertanian. Wowiling. 2008. Pestisida Nabati Mimba ( Azadirachta Indica A.Juss) Dalam Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (Opt). Regional Inovasi Teknologi Pertanian 5(2) : 509 – 518.