JURNAL LENTERA ICT Vol.2 No.1, November 2014 / ISSN 2338-3143 TAHAPAN PELAKSANAAN SISTEM INTELIJEN BISNIS DALAM PERUSAHAAN Oleh : Nazwirman Email : [email protected] ABSTRAKSI Penelitian ini fokus kepada beberapa hal penting, yaitu untuk mengetahui tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan dalam membangun Sistem Intelijen Bisnis yang baik dan tepat sasaran, menelaah pendekatan yang tepat dalam membangun Sistem Intelijen Bisnis di suatu organisasi, serta memahami aspekaspek penting yang harus diperhatikan agar investasi pembangunan Sistem Intelijen Bisnis di masa mendatang berhasil. Pengembangan Sistem Intelijen Bisnis harus dilandaskan pada kondisi dan kebutuhan riil organisasi dalam mencapai tingkat kinerja yang diinginkan. Jika kondisi tersebut terjadi, maka proses pengambilan keputusan akan menjadi lebih baik dan akurat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aspek-aspek penting yang harus dipahami dan dipersiapkan dalam mengimplementasikan Sistem Intelijen Bisnis di suatu organisasi. Metode yang di gunakan adalah eksplanasi serta riset pustaka terhadap beberapa buku, artikel, dan literatur lainnya Kata Kunci : Sistem Intelijen Bisnis , Strategi, Key Performance Index ABSTRACT The study focuses on some important things, namely to know the steps that must be implemented in building the Business Intelligence System is good and right on target, examine the right approach in building a Business Intelligence System in an organization, and understand the important aspects that must be considered in order Business Intelligence Systems development investment in the future successfully. The Business Intelligence System Development should be based on conditions and the real needs of the organization in achieving the desired performance level. If this condition occurs, then the decision-making process will be better and more accurate. The purpose of this study to determine the important aspects that must be understood and prepared to implement a Business Intelligence System in an organization. The method used is the explanation as well as the research library of several books, articles and other literature. Key Words: Bussiness Inteligent System, Strategy, Key Performance Index 51 JURNAL LENTERA ICT Vol.2 No.1, November 2014 / ISSN 2338-3143 PENDAHULUAN Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Dewasa ini penggunaan teknologi informasi yang diintegrasikan dengan proses pekerjaan di suatu organisasi sudah menjadi kebutuhan mutlak. Hal ini dikarenakan adanya kebutuhan dari organisasi tersebut untuk meningkatkan kemampuannya dalam menganalisis masalah-masalah yang dihadapinya serta dalam pengambilan keputusan. Ketersediaan data dan informasi yang lengkap, benar dan tepat sudah menjadi kebutuhan pokok bagi kelangsungan hidup suatu organisasi. Konsep Porter tentang keunggulan bersaing paling banyak digunakan sebagai referensi oleh para akademisi dan praktisi termasuk di berbagai literatur teknologi (Porter, 1990). Strategi bersaing memerlukan suatu inovasi TI secara berkesinambungan, karena jika terus dilakukan dengan cara konvensional dapat menyebabkan menurunnya minat konsumen. Sistem Intelijen Bisnis (SIB) merupakan seperangkat prosedur dan sumber yang digunakan oleh para manajer untuk memperoleh informasi harian mengenai perkembangan di lingkungan bisnis. Kata intelligence sendiri dalam kamus memiliki arti “kecerdasan”. Di bidang bisnis, orang yang bertugas sebagai bussiness intelligence bukan hanya dituntut cerdas dalam pemikiran, namun juga jeli dalam melihat persaingan yang ada. SIB merupakan bagian dari sistem informasi yang sangat erat kaitannya dengan sistem catatan intern perusahaan. Informasi tersebut dapat berasal dari dalam perusahaan sendiri, konsultan riset, biro periklanan, pemasok, pelanggan, bahkan pesaing. Intelijen Bisnis sudah banyak dipakai secara profesional sebagai suatu alat diplomasi oleh perusahaan yang bersaing. Persaingan menjadi dasar pengembangan Bisnis intelijen. Penurunan efisiensi dan ketidakmampuan perusahaan mendapatkan laba adalah indikator diperlukannya sebuah intelijen bisnis. Sistem Intelijen bisnis ini dilakukan perusahaan guna melihat posisi persaingan dalam bisnis yang sejenis, sekaligus menentukan posisi perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis. Sistem Intelijen Bisnis (SIB) merupakan salah satu bentuk implementasi yang mampu menjawab kebutuhan di atas. SIB telah banyak digunakan oleh organisasi-organisasi dalam mengelola data dan informasi sampai dengan dukungan pengambilan keputusan dan akan menjadi tren perusahaan dimasa yang akan datang (www.dashboardinsight.com). SIB dapat membantu suatu organisasi mendapatkan pengetahuan yang jelas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi sehingga dapat membantu organisasi dalam pengambilan keputusan serta sekaligus meningkatkan keunggulannya (competitive advantage). SIB juga dapat membantu suatu organisasi dalam menganalisis perubahan tren yang terjadi sehingga akan membantu organisasi menentukan strategi yang diperlukan dalam mengantisipasi perubahan tren tersebut. Upaya memaksimalkan kinerja organisasi merupakan hal yang prioritas saat ini. Organisasi yang secara jelas mampu mengidentifikasikan, menjelaskan, dan mengimplementasikan strateginya akan mampu berkembang dan berkompetisi lebih baik. Bahkan SIB dapat dijadikan dasar dalam melakukan pengawasan karena SIB juga dapat memberikan Informasi dini (alert) jika terjadi penyimpangan antara kinerja dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. 52 JURNAL LENTERA ICT Vol.2 No.1, November 2014 / ISSN 2338-3143 Menyediakan laporan ter-otomasi (automated-feedback) dan Memonitor secara real-time Key Performance Index (KPI) Tugas dan wewenang manajer mutlak membutuhkan suatu dukungan sistem pengawasan yang dilakukan secara elektronik, handal dan terpadu. Melihat data yang dikelola sangat beragam dan jumlahnya banyak serta adanya tuntutan untuk mampu melakukan pengawasan yang responsif, efektif dan efisien. Upaya implementasi SIB memerlukan investasi sumber daya organisasi yang relatif cukup besar, baik itu berupa dana, waktu, maupun sumber daya manusia. Di sisi lain, menurut beberapa hasil studi dan riset, pembangunan SIB juga memiliki risiko yang cukup besar untuk mengalami kegagalan (tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi). Risiko ini akan terjadi jika pembangunan SIB tersebut tidak direncanakan secara cermat. Permasalahan Penelitian Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tahapan-tahapan apakah yang harus dilakukan dalam membangun SIB yang baik dan tepat sasaran 2. Pendekatan implementasi SIB yang bagaimanakah yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan bisnis. 3. Meneliti tentang faktor-faktor yang menjadi penentu suksesnya implementasi SIB di suatu organisasi TINJAUAN PUSTAKA Business Intelligence System Business Intelligence System (SIB) bahasa Inggris: business intelligence merupakan sistem dan aplikasi yang berfungsi untuk mengubah data-data dalam suatu perusahaan atau organisasi (data operasional, data transaksional, atau data lainnya) ke dalam bentuk pengetahuan. Aplikasi ini melakukan analisis data-data di masa lampau, menganalisisnya dan kemudian menggunakan pengetahuan tersebut untuk mendukung keputusan dan perencanaan organisasi. Steve and Nancy Williams “The Profit Impact of Business Intelligence” (2007): Bussiness Inteligent as business information and business analyses within the context of key business processes that lead to decisions and actions and that result in improved business performance. In particular, BI means leveraging information assets within key business processes to achieve improved business performance SIB yang sebagaimana n oleh Powers (2002) : “Business Intelligence System menjelaskan tentang suatu konsep dan metode bagiamana untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan bisnis berdasarkan sistem yang berbasiskan data. Bussiness Inteligent seringkali dipersamakan sebagaimana briefing books, report and query tools, dan sistem informasi eksekutif. Bussiness Inteligent merupakan sistem pendukung pengambilan keputusan yang berbasiskan data-data” 53 JURNAL LENTERA ICT Vol.2 No.1, November 2014 / ISSN 2338-3143 Manfaat Business Intelligence System Bagi Organisasi Menurut Steadman (2003) Beberapa manfaat yang bisa didapatkan bila suatu organisasi mengimplementasikan SIB antara lain: Pertama meningkatkan nilai data dan informasi organisasi. Melalui pembangunan BI, maka seluruh data dan informasi dapat diintegrasikan sedemikian rupa sehingga menghasilkan dasar pengambilan keputusan yang lengkap. Informasi-informasi yang dulunya tidak dicakupkan sebagai salah satu faktor pengambilan keputusan (terisolasi) dapat dengan mudah dilakukan ‘connect and combine’ dengan menggunakan BI. Data dan informasi yang dihasilkan pun juga menjadi lebih mudah diakses dan lebih mudah untuk dimengerti (friendly-users infos). Kedua memudahkan pemantauan kinerja organisasi. Dalam mengukur kinerja suatu organisasi seringkali dipergunakan ukuran yang disebut Key Performance Indicator (KPI). KPI tidak melulu diukur dengan satuan uang, namun dapat juga berdasarkan kecepatan pelaksanaan suatu layanan. Ketiga meningkatkan nilai investasi Teknologi Informasi (TI) yang sudah ada. SIB tidak perlu/harus mengubah atau menggantikan sistem informasi yang sudah digunakan sebelumnya. Sebaliknya, SIB hanya menambahkan layanan pada sistem-sistem tersebut sehingga data dan informasi yang sudah ada dapat menghasilkan informasi yang komprehensif dan memiliki kegunaan yang lebih baik. Keempat menciptakan pegawai yang memiliki akses informasi yang baik (well-informed workers). Dalam melaksanakan pekerjaannya sehari-hari, seluruh level dari suatu organisasi (mulai dari pegawai/bawahan sampai dengan pimpinan) selalu berkaitan dan/atau membutuhkan akses data dan informasi. BI mempermudah seluruh level pegawai dalam mengakses data dan informasi yang diperlukan sehingga membantu membuat suatu keputusan. Jika kondisi seperti ini tercapai, maka misi dan strategi organisasi yang sudah ditetapkan dapat dengan lebih mudah terlaksana serta terpantau tingkat pencapaiannya. Kelima meningkatkan efisiensi biaya. BI dapat meningkatkan efisiensi karena mempermudah seseorang dalam melakukan pekerjaan : hemat waktu dan mudah pemanfaatannya. Waktu yang dibutuhkan untuk mencari data dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan menjadi semakin singkat dan cara untuk mendapatkannya pun tidak memerlukan pengetahuan (training) yang rumit. Implementasi Business Intelligence System Sistem SIB yang biasanya digunakan di organisasi. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan layanan, efisiensi biaya, dan efektifitas kerja yang diembankan kepada organisasi dimaksud. Dalam mengimplementasikan SIB di suatu perusahaan pemerintah, hal utama yang harus diperhatikan adalah bahwa SIB harus mendukung pencapaian visi, misi, dan strategi organisasi dalam mencapai tingkat kinerja organisasi (organization performance) yang diinginkannya. Secara garis besar, implementasi SIB pada perusahaan dapat dilihat pada Gambar 2.1 54 JURNAL LENTERA ICT Vol.2 No.1, November 2014 / ISSN 2338-3143 Sumber: BI and Government Performance Management: Getting to Green, Steve Williams, Nancy Williams, DM Review (2004) Gambar 2.1. Performance-Centric Bussiness Information System Implementation Dari Gambar 2.1 dapat dijelaskan bahwa dalam mengembangkan SIB di suatu perusahaan harus mendasarkan pada konteks organisasi yang bersangkutan (kondisi, ekspektasi), tujuan yang ingin dicapai, strategi yang akan digunakan, serta bagaimana bentuk layanan yang ingin diberikan. Keberadaan SIB-lah yang akan membantu organisasi tersebut dalam mencapai kondisi yang diinginkan, dalam bentuk penyempurnaan proses manajemen (management process) dan proses pelayanan (service delivery process). Dasar Dalam Pengembangan Business Intelligence System Data Warehouse Data warehouse merupakan suatu sistem komputer untuk mengarsipkan dan menganalisis data historis suatu organisasi seperti data penjualan, kompetiror, dan informasi lain dari operasi harian (William and Richard, 1999) Tujuan utama dari pembuatan data warehouse adalah untuk menyatukan data yang beragam ke dalam sebuah tempat penyimpanan dimana pengguna dapat dengan mudah menjalankan query (pencarian data), menghasilkan laporan, dan melakukan analisis. Salah satu keuntungan yang diperoleh dari keberadaan data warehouse adalah dapat meningkatkan efektifitas pembuatan keputusan. Adapun karakteristik Data warehouse adalah antara lain: (1) Subject Oriented atau berorientasi pada subyek. Sebuah data warehouse dikatakan berorientasi pada subyek karena data disusun sedemikian rupa sehingga semua elemen data yang terkait dengan event/objek yang sama dihubungkan. (2) Time-variant, artinya bahwa perubahan data ditelusuri dan dicatat sehingga laporan dapat dibuat dengan menunjukkan waktu perubahannya. (3). Non Volatile berarti bahwa data yang telah disimpan tidak dapat berubah. Sekali committed, data tidak pernah 55 JURNAL LENTERA ICT Vol.2 No.1, November 2014 / ISSN 2338-3143 ditimpa/dihapus. Data akan bersifat statis, hanya dapat dibaca dan disimpan untuk kebutuhan pelaporan. (4). Integrated, artinya data warehouse akan mencakup semua data operasional organisasi yang disimpan secara konsisten. Keempat karakteristik saling terkait dan kesemua harus diimplementasikan agar suatu data warehouse bisa efektif memiliki data untuk mendukung pengambilan keputusan. Implementasi ke-empat karakteristik ini membutuhkan struktur data dari data warehouse yang berbeda dengan database sistem operasional biasa. Sedangkan fungsi utama dari data warehouse meliputi (Darmawikarta, 2003): 1. Pengambilan dan pengumpulan data (termasuk data dari luar organisasi yang dibutuhkan) 2. Mempersiapkan data (transforming), seperti membersihkan dan mengintegrasikan data 3. Penyimpanan data (loading) 4. Penyediaan data untuk analisis (query dan reporting) Secara garis besar, kedudukan data warehouse di implementasi BI dapat dilihat pada Gambar 2.2 Nampak bahwa penyusunan suatu data warehouse yang lengkap, integratif serta terhubung dengan semua data operasional merupakan modal pokok dikembangkannya BI di suatu organisasi. Sumber: (Data mining Concepts & Techniques, Han, Jiawei & Kember, Micheline. 2001. Simon Fraser University Academic Press, USA). Gambar 2.2. Implementasi Data Warehouse Beberapa bagian penting dalam data warehouse dapat dijelaskan sebagaimana di bawah ini: a) Data mart, yang merupakan bagian dari data warehouse yang mendukung kebutuhan dari suatu fungsi bisnis atau departemen tertentu. Data mart dapat berdiri sendiri atau terhubung ke data warehouse yang telah ada. Ada beberapa karakteristik dari data mart yang membedakannya dengan data warehouse, yaitu: pertama Data mart hanya berfokus pada satu kebutuhan pengguna dengan satu departemen atau fungsi bisnis. Kedua 56 JURNAL LENTERA ICT Vol.2 No.1, November 2014 / ISSN 2338-3143 Data mart tidak secara normal berisi data operasional terperinci dan ketiga Data mart berisi lebih sedikit data dari yang ada dalam data warehouse, lebih mudah dimengerti dan dipahami. b) Cube data, adalah unit pemrosesan data yang terdiri dari tabel fakta dan dimensi dalam suatu data warehouse. c) Aggregation, adalah hitungan awal dari data numerik. Dengan menghitung dan menyimpan jawaban dari query yang sebelumnya telah dibuat, waktu proses query dapat lebih cepat. Dengan adanya agregasi, data yang jumlahnya ribuan atau bahkan ratusan ribu dalam suatu basis data multidimensi dapat dicari dengan mudah dan tidak memakan banyak waktu. Data Mining Data Mining seringkali diartikan dengan “menulis banyak laporan dan query”. Namun pada kenyataannya kegiatan data mining tidak melakukan pembuatan laporan dan query sama sekali. Data mining dilakukan dengan tool khusus, yang mengeksekusi operasi data yang telah didefinisikan berdasarkan model analisis. Data mining adalah ekstraksi informasi atau pola yang penting atau menarik dari data yang berada pada basis data yang besar yang selama ini tidak diketahui tetapi mempunyai potensi informasi yang bermanfaat. (Pyle, 2003) Konsep data mining muncul dikarenakan timbulnya data explosion akibat dari penumpukan data oleh sistem pengolahan basis data terpadu di suatu organisasi. Proses data mining menggunakan berbagai perangkat analisis data untuk menemukan pola dan hubungan dalam data yang mungkin dapat digunakan untuk membuat prediksi yang valid. Tabel 2.1. Perbandingan Analisis Statistik dengan Data Mining Analisis Statistik Biasanya dimulai dengan hipotesis (sebuah pertanyaan atau asumsi) Untuk menyesuaikan dengan hipotesisnya maka dibangun sebuah persamaan Data Mining Data mining tidak membutuhkan hipotesis Hanya menggunakan data numerik Tool data mining dapat menggunakan tipe data yang berbeda-beda, tidak hanya data numerik Dapat dilakukan pencarian dan penyaringan terhadap data kotor selama proses analisisnya Data mining bergantung pada data yang bersih dan terdokumentasi dengan baik Algoritma data mining dapat dengan otomatis mengembangkan persamaan tersebut Sumber: Rifai dan Harizt (2004) Hasil dari operasi data mining berupa tabel-tabel dan file-file yang berisi data analisis yang dapat diakses dengan query dan reporting tools. Terdapat empat operasi umum data mining yaitu : (1) Predictive and Classification Modeling, yang biasa digunakan untuk memperkirakan suatu kejadian khusus. (2) Link Analysis, yang digunakan untuk mencari hubungan antara record-record pada basis data.(3) Database Segmentation, yang digunakan untuk mengelompokkan record-record yang berhubungan ke dalam segmen-segmen. Pengelompokkan ini merupakan langkah pertama dari pemilihan data, sebelum operasi data mining lainnya dilakukan.(4) Deviation Detection, yang digunakan untuk mencari record- 57 JURNAL LENTERA ICT Vol.2 No.1, November 2014 / ISSN 2338-3143 record yang dipandang tidak normal dan memberikan alasan untuk anomali tersebut. OLAP (Online Analytical Processing) OLAP merupakan kunci dari SIB, yang digunakan untuk menganalisisis data dan informasi yang pada akhirnya akan menjadi dasar basis Decision Support System (DSS) dan Expert Information System (EIS) (http://olap.com). Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan melalui OLAP antara lain seperti : melakukan query, meminta laporan yang ad hoc, mendukung analisis statistik, analisis interaktif, serta membangun aplikasi multimedia. OLAP merupakan proses komputer yang memungkinkan pengguna dapat dengan mudah dan selektif memilih dan melihat data dari sudut pandang yang berbeda-beda. Data pada OLAP disimpan dalam basis data multidimensi. Jika pada basis data relasional terdiri dari dua dimensi, maka pada basis data multidimensi terdiri dari banyak dimensi yang dapat dipisahkan oleh OLAP menjadi beberapa sub atribut. Berdasarkan struktur basis datanya OLAP dibedakan menjadi 3 kategori utama yaitu: (1) Multidimensional Online Analytical Processing (MOLAP). MOLAP memproses data yang telah disimpan dalam array multidimensional di mana semua kombinasi data yang mungkin dicerminkan, masing-masing di dalam suatu sel yang dapat diakses secara langsung. (2) Relational Online Analytical Processing (ROLAP). Suatu format pengolahan OLAP yang melakukan analisis data secara dinamis yang disimpan dalam basis data relasioanal bukan pada basis data multidimensi.. ROLAP merupakan bentuk teknologi dari OLAP yang paling berkembang. Dan (3) Hybrid Online Analytical Processing (HOLAP). Merupakan kombinasi antara ROLAP dengan MOLAP. HOLAP dikembangkan untuk mengkombinasikan antara kapasitas data pada ROLAP yang besar dengan kemampuan proses pada MOLAP. Secara garis besar, kedudukan OLAP dalam implementasi SIB dapat dilihat pada gambar 2.3 : 58 JURNAL LENTERA ICT Vol.2 No.1, November 2014 / ISSN 2338-3143 Gambar 2.3. Kedudukan OLAP Dalam SIB Pendekatan Implementasi Business Intelligence System Pada tahap pendekatan implementasi SIB, ada beberapa yang harus dilewati untuk mulai dari identifikasi awal penentuan bahan yang diperlukan hingga deployment yang akan dijelaskan di tiap-tiap langkanya. Ada enam stage dalam pendekatan implementasi SIB (Moss dan Atre, 2003): (1) Justification, menilai kebutuhan bisnis yang menimbulkan proyek rekayasa baru. (2) Planning, mengembangkan rencana stgrategis dan taktis yang merencanakan bagaimana proyek rekayasa akan tercapai dan disebarkan. (3) Bussiness Analysis, menunjukan analisis rinci mengenai masalah bisnis atau peluang usaha untuk mendapatkan pemahaman yang kuat tentang persyaratan bisnis (4) Design, menyusun sebuah produk yang memecahkan masalah bisnis atau memungkinkan peluang bisnis. (5) Construction, membangun produk yang seharusnya memberikan pengembalian investasi dalam jangka waktu yang ditentukan, dan (6) Depeloyment, melaksanakan atau menjual produk jadi, kemudian mengukur efektivitas untuk menentukan apakah solusi memenuhi atau gagal untuk memenuhi hasil yang diharapkan dari investasi. Dalam membangun dan mengimplementasikan SIB di suatu organisasi, terdapat 3 (tiga) pendekatan yang bisa digunakan. Masing-masing dari pendekatan tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan, dimana pilihan dari strategi tersebut berdasarkan kondisi dan kebutuhan organisasi yang akan membangun SIB (Von Halle, 2001). Pendekatan tersebut adalah antara lain: Pertama Top-down Approach. Kelebihan dari pendekatan ini yaitu: Pembangunan SIB langsung mencakup data seluruh organisasi, Kerangka SIB akan lebih terstruktur, bukan gabungan dari berbagai data mart (data parsial), Penyimpanan data menjadi terpusat dan Kontrol informasi dapat dilakukan secara tersentralisasi 59 JURNAL LENTERA ICT Vol.2 No.1, November 2014 / ISSN 2338-3143 Adapun kelemahan pendekatan ini yang harus diantisiapasi diantaranya: Waktu implementasi lebih lama, Risiko kegagalan relatif tinggi karena kerumitannya dan Membutuhkan biaya yang relatif besar. Kedua Bottom-up Approach Kebalikan dengan pendekatan sebelumnya, dalam pendekatan bottom-up SIB yang akan disusun justru dari tingkat departemental (departement data warehouse) baru kemudian diintegrasikan menjadi data warehouse organisasi secra keseluruhan. Pendekatan ini sangat tepat bagi kebutuhan suatu organisasi yang memprioritaskan pembangunan BI di suatu departemen terlebih dahulu. Kemudian setelah sukses di departemen tersebut akan dilanjutkan de departemen lain Kelebihan dari pendekatan ini antara lain: Implementasi lebih mudah untuk dikelola, Risiko kegagalan relatif lebih kecil, Bersifat incremental, dimana data mart yang penting dapat dijadwalkan lebih awal dan Memungkinkan anggota tim proyek untuk belajar dengan baik Adapun kelemahan pendekatan ini yang harus diantisiapasi yaitu: Tiap data mart merupakan departmental-view, Memungkinkan terjadinya duplikasi data di setiap data mart di masing-masing departemen, Data tidak konsisten dan data sulit direkonsiliasi dan Terdapat banyak interface yang sulit. Ketiga Practical Approach. Pendekatan ini mengkombinasikan ke-dua pendekatan sebelumnya untuk mendapatkan kelebihannya. Dalam pendekatan ini, pengembangan SIB di suatu organisasi akan dimulai dengan perencanaan dan pendefinisian arsitektur kebutuhan data warehouse organisasi secara keseluruhan (standardisasi). Baru kemudian akan dilakukan serangkaian pembuatan SIB pada tiap departemen yang membutuhkan. METODE PENELITIAN Penulisan ini menggunakan metode eksplanatori serta, serta riset pustaka terhadap beberapa buku, artikel, dan literatur lainnya yang secara khusus membahas tentang SIB. Selain itu studi kepustakaan juga dilakukan melalui internet. Tujuan penelitian ini adalah menelaah pendekatan yang tepat dalam membangun SIB serta Memahami aspek-aspek penting yang harus diperhatikan agar investasi pembangunan SIB di masa mendatang berhasil dan sukses. PEMBAHASAN Bagi perusahan dalam pengembangan sistem SIB dapat mengikuti proses dibawah ini (gambar 4.1). 60 JURNAL LENTERA ICT Vol.2 No.1, November 2014 / ISSN 2338-3143 Gambar 4.1. Tahap Pengembangan sistem SIB a. Tahap Perencanaan Proyek (Project Planning) Pada tahapan ini harus dapat dijelaskan apa yang menjadi tujuan utama dari proyek SIB, ekspektasi (harapan) yang diinginkan, dukungan formal dari Pimpinan organisasi yang bersangkutan, serta capaian-capaian (milestone) yang akan dituju. b. Tahap Analisis Kebutuhan (Requirement Analysis) Pada tahap ini harus sudah teridentifikasi kebutuhan pengembangan SIB secara detail. Hal ini dapat dilakukan dengan menyusun dan mengumpulkan information package (paket informasi) untuk semua subjek informasi yang akan ada dalam data warehouse. Fungsi information package antara lain : Mendefinisikan subjek area dan ukuran pekerjaan (business process) utama, Menentukan bagaimana data akan disajikan dan diakses, Menentukan bagaimana pengguna akan melakukan agregasi atau roll up, Menentukan kuantitas data untuk analisis atau query, Menaksir ukuran data warehouse & frekuensi data refreshing, Memastikan bagaimana informasi akan di-package. c. Tahap Desain dan Konstruksi (Design and Construction) Pada tahap ini harus telah tersusun arsitektur dan infrastruktur yang diinginkan dari desain BI, yang akan mencakup 3 (tiga) bagian utama yaitu : 1) Data Acquisition. Bagian ini terkait dengan upaya meng-ekstraksi data dari sumber-sumber data, dan upaya memindahkan data yang sudah diekstrak tersebut ke staging area (tempat dimana semua data ekstraksi diletakkan bersama-sama) 2) Data Storage. Bagian ini terkait dengan upaya loading data dari staging area ke data warehouse repository (berupa relational data base) 3) Information Delivery. Bagian ini terkait dengan upaya menyediakan user interface yang akan menghubungkan pengguna dengan data warehouse. Jenisnya dapat berupa OLAP, data mining, maupun report/query. 61 JURNAL LENTERA ICT Vol.2 No.1, November 2014 / ISSN 2338-3143 Gambar 4.2. Arsitektur dan Konstruksi SIB d. Tahap Implementasi (Deployment) Pada tahap ini, pengembangan SIB yang telah dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya harus sudah dapat dites penggunaannya serta kemudian di-ujicoba apakah sudah memenuhi tujuan dan ekspekstasi sebagaimana kebutuhan organisasi. Akhir tahap ini ditandai dengan telah dilaksanakannya User Acceptance Test (UAT) dan user telah memahami bagaimana menggunakan sistem tersebut dengan tepat. e.Tahap Pemeliharaan (Maintenance) Kebutuhan informasi yang dibutuhkan organisasi akan terus berkembang. Untuk itu, sistem SIB yang telah diimplementasikan mungkin saja memerlukan perkembangan lebih lanjut (enhancement). Untuk itu perlu dipersiapkan suatu proses pemeliharaan yang berkesinambungan. Pendekatan Pengembangan SIB Dalam pengembangan SIB, pendekatan sesuai dengan kondisi organisasi dengan pendekatan praktikal (practical approach). Dimana dengan pendekatan ini pengembangan SIB akan dilakukan pada tiap-tiap departemen namun tetap mengacu pada standar arsitektur informasi organisasi secara keseluruhan. Latar belakang pemilihan metode pendekatan tersebut bermanfaat untuk mempertimbangkan besarnya cakupan organisasi beserta kebutuhan informasinya, lebih cepat menampakan hasil (faktor psikologis), meminimalkan risiko kegagalan, dapat diutamakan pada departemen yang membutuhkan prioritas. 62 JURNAL LENTERA ICT Vol.2 No.1, November 2014 / ISSN 2338-3143 Kunci Sukses Faktor Berikut beberapa faktor yang menjadi kunci sukses dalam pengembangan SIB : a) Dukungan dan komitmen berkelanjutan dari Pimpinan organisasi terhadap proyek BI, karena proyek BI bukan merupakan aktivitas yang bersifat onestop shopping b) Perencanaan harus matang, tujuan pengembangan BI yang realistis dan terdefinisi dengan jelas, c) Memperoleh dukungan penuh dan antusiasme dari user-nya dan tidak hanya mengandalkan tenaga outsourcing semata d) Tahap ETL (extract, transfer, load) merupakan pekerjaan yang paling membutuhkan tenaga dan waktu yang banyak sehingga pengembangan BI harus memperhatikan tahapan ini. Kelemahan pada tahapan ini akan mempengaruhi keberhasilan implementasi BI secara keseluruhan. e) Utamakan arsitektur informasi terlebih dahulu, baru kemudian memilih teknologi dan alat BI yang akan digunakan. Arsitektur tersebut harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi organisasi yang bersangkutan. f) Menggunakan teknologi yang tepat guna bagi users dan mudah dalam penggunaannya. Tidak harus menggunakan teknologi yang canggih namun justru mempersulit penggunanya. g) Membentuk Manajemen Proyek yang benar-benar berorientasi pada users Menentukan cakupan data yang jelas karena tidak semua data harus terhubung dengan BI. PENUTUP Simpulan Implementasi SIB memerlukan investasi sumber daya organisasi yang relatif cukup besar (dana, waktu, maupun sumber daya manusia) serta memiliki risiko yang cukup tinggi untuk mengalami kegagalan. Untuk itu implementasi BI mutlak memerlukan perencanaan yang matang dan dukungan berkelanjutan dari Pimpinan organisasi. Dalam mengembangkan SIB terdapat tahapan-tahapan yang harus dipenuhi untuk memastikan agar pengembangan SIB mencapai hasil sebagaimana yang diinginkan. Secara garis besar, tahapan meliputi : Tahap Perencanaan Proyek (Project Planning), Tahap Analisis Kebutuhan (Requirement Analysis), Tahap Desain dan Konstruksi (Design and Construction), Tahap Implementasi (Deployment), dan Tahap Pemeliharaan (Maintenance). Pendekatan implementasi BI yang sesuai dengan kondisi perusahaan, melalui pendekatan praktikal (practical approach) dimana pengembangan BI akan dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan pada tiap-tiap departemen namun tetap mengacu pada standar arsitektur informasi organisasi secara keseluruhan. Terdapat beberapa faktor yang menjadi kunci sukses dalam pengembangan SIB, dimana 3 (tiga) hal yang paling utama yaitu: Dukungan dan komitmen berkelanjutan dari 63 JURNAL LENTERA ICT Vol.2 No.1, November 2014 / ISSN 2338-3143 Pimpinan, Perencanaan yang matang dan realistis, Ketersediaan data yang lengkap dan reliable. DAFTAR PUSTAKA D J. Power. 2002. A DSSResources.com. Brief History of Decision Support Systems, Darmawikarta, Djoni.2003. Mengenal Data Warehouse, Ilmu Komputer. Ferenc Mantfeld.2006. “Why do BI implementation fails?”, http://.ittoolbox.com. Han, Jiawei & Kember, Michelin.2001. Data mining Concepts & Techniques, Simon Fraser University Academic Press, USA. Mike Steadman.2003. The Value of BI for Association Executives, Association Xpertise Inc. Moss, Larissa T., and Shaku Atre.2003. Business Intelligence Roadmap: The Complete Lifecycle for Decision-Support Applications. Boston, MA: Addison-Wesley. Pyle, Dorian.2003. Business Modeling and Data Mining. Morgan Kaufmann. Porter,Michael E.1990. London:MacMillan. The competitive advantage of nations. Rifa, Noverino, Kharizt Attria Gupta. 2004. Business Intelligence. ITB. Steve and Nancy Williams. 2007 The Profit Impact of Business Intelligence . Getting to Green, DM Review. _____________________.2004. BI and Government Performance Management: Getting to Green, DM Review. Von Halle, Barbara.2001. Business Rules Applied: Building Better Systems Using the Business Rules Approach. New York: John Wiley & Sons. William H. Inmon, Richard D.1999. Hackathorn: Using the Data Warehouse. New York: John Wiley & Son's. __________, Data Warehouse, wikipedia.org. http://www.dashboardinsight.com/articles/new-concepts-in-businessintelligence/business-intelligence-predictions-for-2011-1a.aspx (diakses 12 Januari 2012) 64 JURNAL LENTERA ICT Vol.2 No.1, November 2014 / ISSN 2338-3143 http://www.publikasi.kominfo.go.id/bitstream/handle/54323613/66/HasilSurveiTI KSektorBisnis2011.pdfsequence=1 (diakses 12 Januri 2012) http://olap.com/w/index.php/OLAP_Education_Wiki (diakses 15 Januari 2012) 65