MENCARI KEBENARAN SEJATI BERSAMA ROH

advertisement
MENCARI KEBENARAN SEJATI
BERSAMA ROH KUDUS-ROH KEBENARAN
Belajar dari Santo Yustinus
(Sumber bacaaan: Injil Yohanes,16:12-15)
Betapa mengagumkan! Allah Bapa adalah Pencipta kita, Allah Putra
adalah Penebus kita, dan Allah Roh Kudus adalah Pembimbing kita.
Manusia dari dirinya sendiri bukan apa-apa, tetapi dengan Roh Kudus ia
sungguh mengagumkan. Manusia sepenuhnya adalah duniawi dan hewani;
tak ada selain dari Roh Kudus yang dapat mengangkat pikirannya dan
menaikkannya hingga tinggi. Mengapa para kudus begitu melepaskan diri
dari keterikatan dunia? Sebab mereka membiarkan diri dibimbing oleh Roh
Kudus. Mereka yang dibimbing oleh Roh Kudus memiliki pemikiranpemikiran yang benar; itulah sebabnya mengapa begitu banyak orang bodoh
lebih bijaksana daripada mereka yang terpelajar. Jika kita dibimbing oleh
Tuhan kekuatan dan terang, kita tidak akan tersesat.
Salah satu orang kudus yang dipenuhi Roh Kudus adalah Santo
Yustunis. Santo Yustinus berasal dari Samaria. Ia hidup pada abad kedua.
Ayahnya membesarkannya tanpa pengenalan akan Tuhan. Ketika masih
kanak-kanak, Yustinus membaca puisi, sejarah dan ilmu pengetahuan.
Sementara tumbuh dewasa, ia terus belajar. Tujuan utamanya dalam
belajar adalah untuk menemukan kebenaran akan Tuhan. Suatu hari,
ketika sedang berjalan menyusuri tepi pantai, Yustinus bertemu dengan
seorang tua. Mereka berbincang-bincang. Karena Yustinus kelihatan
gelisah, orang tua itu bertanya apa yang menggelisahkan hatinya. Yustinus
menjawab bahwa ia bersedih karena tidak menemukan kepastian tentang
Tuhan dalam semua buku yang telah dibacanya. Orang tua itu bercerita
kepadanya tentang Yesus, Sang Juruselamat. Ia mendorong Yustinus untuk
berdoa agar dapat memahami kebenaran Tuhan.
St. Yustinus mulai berdoa dan membaca Sabda Tuhan, yaitu Kitab
Suci. Ia jatuh cinta padanya. Ia juga amat terkesan mengetahui betapa
beraninya umat Kristiani yang bersedia mati demi iman serta cinta mereka
kepada
Kristen,
Yesus.
Setelah
Yustinus
memperdalam pengenalannya
menjadi
seorang
Kristen
pula.
tentang
agama
Kemudian,
ia
mempergunakan pengetahuannya yang luas itu untuk menjelaskan serta
mempertahankan iman dengan banyak tulisannya. Di kota Roma, St.
Yustinus ditangkap karena menjadi seorang pengikut Kristus. Hakim
1
bertanya padanya, “Apakah kamu pikir dengan mati, maka kamu akan
masuk surga dan memperoleh ganjaranmu?” “Bukan saja aku berpikir
demikian,”
St.
Yustinus
menjawab
menjawab,
“tetapi
aku
yakin
mengenainya!” dan ia pun wafat sebagai martir sekitar tahun 166.
Saudara/i terkasih
Roh Kudus adalah terang dan kekuatan. Itulah yang menjadi sumber
pengetahuan dan kebenaran dari Yustinus. Roh Kudus adalah Roh
kebenaran
yang
mengajarkan
kepada
kita
bagaimana
membedakan
kebenaran dan kepalsuan, yang baik dan yang jahat. Seperti kaca
pembesar, memperbesar apa yang dilihatnya, Roh Kudus menunjukkan
kepada kita yang baik dan yang jahat dalam skala besar. Dengan Roh
Kudus kita melihat segala sesuatu dalam proporsinya yang benar; kita
melihat kebesaran dari tindakan dan perbuatan terkecil yang dilakukan
bagi Tuhan, dan kebesaran dari kesalahan-kesalahan terkecil. Bagai
seorang pembuat jam dengan kacanya membedakan roda-roda jam yang
paling kecil, demikian juga kita, dengan terang Roh kudus, membedakan
segala detil-detil dari kehidupan kita yang malang. Kemudian, kelemahan
terkecil akan tampak sangat besar, dan dosa sekecil apapun menjadikan
kita ngeri. Itulah sebabnya mengapa Perawan Tersuci, Bunda Maria (yang
baru kita hormati dengan berdoa Rosario pada Bulan Mei yang baru lewat)
tidak pernah berdosa. Roh Kudus memberinya pengertian akan kengerian
dosa; ia jijik dan ngeri bahkan pada kesalahan terkecil sekali pun.
Mereka yang memiliki Roh Kudus tidak tahan akan dirinya sendiri,
begitu baik mereka mengenali kemalangan mereka yang menyedihkan.
Orang-orang sombong adalah mereka yang tidak memiliki Roh Kudus.
Orang-orang duniawi tidak memiliki Roh Kudus, atau jika mereka memilikiNya, hanyalah untuk sesaat saja. Roh Kudus tidak tinggal dalam mereka;
hiruk-pikuk dunia mengusir-Nya pergi. Seorang Kristen yang dibimbing oleh
Roh Kudus tidak sulit meninggalkan kesenangan-kesenangan duniawi guna
mengejar kesenangan-kesenangan surgawi; ia tahu perbedaan antara
keduanya. Mata dunia tidak dapat melihat lebih jauh dari kehidupan
sekarang, seperti mata kita tidak dapat melihat dinding ini apabila pintu
gereja ditutup. Mata seorang Kristen melihat jauh ke dalam keabadian. Bagi
dia yang menyerahkan dirinya dalam bimbingan Roh kudus, tampaknya tak
ada dunia; sebab di dunia tampaknya tidak ada Tuhan…. Oleh sebab itu,
patutlah kita menemukan siapakah yang membimbing kita. Jika kita
dibimbing bukan oleh Roh Kudus, usaha kita akan sia-sia belaka; tidak ada
2
arti atau keselamatan dalam segala hal yang kita lakukan. Jika kita
dibimbing oleh Roh Kudus, kita mencicipi kemanisan yang nikmat … yang
cukup membuat kita mati karena bahagia!
Mereka yang dibimbing oleh Roh Kudus mengalami segala macam
kebahagiaan dalam dirinya, sementara orang-orang Kristen yang tidak taat
berguling-guling dalam duri dan api. Jiwa di mana Roh Kudus tinggal tak
akan pernah bosan dalam kehadiran Allah; hatinya memancarkan napas
kasih. Tanpa Roh Kudus, kita bagaikan batu-batu di jalan…. Genggam
dalam tanganmu satu sepon penuh air dan dalam tanganmu yang lain
beberapa kerikil; kemudian peras keduanya. Tak ada yang keluar dari
kerikil-kerikil itu, tetapi dari sepon akan keluar banyak air. Sepon itu
bagaikan jiwa yang dipenuhi Roh Kudus, dan batu itu bagaikan jiwa yang
dingin membatu di mana Roh Kudus tidak dapat tinggal.
Jiwa yang dirasuki Roh Kudus menikmati kemanisan doa, hingga ia
mendapati waktu selalu terlalu singkat; jiwa tidak pernah kehilangan
kehadiran Allah. Jiwa yang demikian, di hadapan Juruselamat kita yang
baik dalam Sakramen Kudus di Altar, bagaikan anggur-anggur ranum di
bawah alat peras. Roh Kudus membentuk pikiran dan mengilhami katakata dalam hati orang-orang benar. Mereka yang memiliki Roh Kudus tidak
melakukan yang jahat; segala buah-buah Roh Kudus baik adanya. Tanpa
Roh Kudus segalanya dingin; karenanya, apabila kita merasa kehilangan
semangat doa, haruslah kita bergegas mendaraskan novena kepada Roh
Kudus mohon iman dan cinta…. Lihat, apabila kita selesai melakukan
retret, kita dipenuhi hasrat-hasrat baik: hasrat-hasrat baik ini adalah napas
Roh Kudus, yang mengunjungi jiwa-jiwa kita, dan memperbaharui segala
sesuatu, seperti angin sepoi-sepoi yang melelehkan es dan membawa
kembali musim semi. Kalian yang bukan para kudus yang hebat, kalian
masih punya banyak waktu untuk menikmati kemanisan doa dan
kehadiran Allah: inilah kunjungan-kunjungan Roh Kudus. Jika kita
memiliki Roh Kudus, hati kita berkembang-bermandikan kasih ilahi. Seekor
ikan tidak pernah mengeluh karena terlalu banyak air, demikian juga
seorang Kristen yang baik tidak pernah mengeluh karena melewatkan
terlalu banyak waktu dengan Allah yang baik. Sebagian orang menganggap
agama itu menjemukan, dan itu karena mereka tidak memiliki Roh Kudus
dalam diri mereka.
Jika jiwa-jiwa terkutuk itu ditanya: Mengapa kalian berada di neraka?
mereka akan menjawab: karena kami menolak Roh Kudus. Dan apabila
3
para kudus ditanya: Mengapa kalian berada di surga? mereka akan
menjawab: karena kami mendengarkan bimbingan Roh Kudus. Jika
pemikiran-pemikiran yang baik terlintas di benak kita, itulah Roh Kudus
yang mengunjungi kita. Roh Kudus adalah kekuatan. Roh Kuduslah yang
memberi pengertian kepada Santu Yustinus, Roh Kuduslah yang menopang
St. Simeon di tiang penyiksaan; Ia yang menopang para martir. Tanpa Roh
Kudus, para martir pastilah jatuh berguguran bagai daun-daun berguguran
dari
pohonnya.
Ketika
api
dinyalakan
atas
mereka,
Roh
Kudus
memadamkan panas kobaran api dengan kobaran cinta ilahi. Allah yang
baik, ketika mengutus Roh Kudus-Nya kepada kita, berlaku bagaikan
seorang
raja
agung
yang
hendak
mengirimkan
utusannya
untuk
membimbing salah satu orangnya, dengan mengatakan, “Engkau akan
menemani orang ini ke mana pun ia pergi, dan engkau akan membawanya
kembali kepadaku dalam keadaan selamat tanpa kekurangan suatu apa
pun.” Betapa indahnya, anak-anakku, disertai oleh Roh Kudus! Ia sungguh
seorang Pembimbing yang luar biasa; dan bayangkan bahwa ada sebagian
orang yang menolak bimbingan-Nya. Roh Kudus itu bagaikan seorang
dengan kereta kuda yang hendak membawa kita pergi. Yang perlu kita
lakukan hanyalah menjawab “ya”, dan naik ke dalam kereta. Sungguh,
adalah hal yang mudah mengatakan “ya”!... Nah, Roh Kudus hendak
membawa kita ke surga; dan kita hanya perlu mengatakan “ya”, serta
membiarkan-Nya membawa kita ke sana. Roh Kudus itu bagaikan seorang
tukang kebun yang mengolah jiwa kita… Roh Kudus itu pelayan kita...
Tersedia senapan; baik, engkau mengisinya, tetapi haruslah ada orang yang
menarik pelatuknya serta menembakkannya… Demikian juga, dalam diri
kita ada kekuatan untuk melakukan yang baik… ketika Roh Kudus
mendorong kita, perbuatan-perbuatan baik dihasilkan. Roh kudus tinggal
dalam jiwa orang-orang benar bagaikan merpati tinggal dalam sarangnya. Ia
membangkitkan hasrat-hasrat baik dalam jiwa yang murni, bagaikan
merpati menetaskan anak-anaknya. Roh Kudus membimbing kita seperti
seorang ibu menggenggam tangan anaknya yang berumur dua tahun,
bagaikan seorang yang dapat melihat membimbing seorang yang buta.
Sakramen-sakramen yang sudah ditetapkan Allah dalam Gereja tidak
akan dapat menyelamatkan kita tanpa Roh Kudus. Bahkan wafat Kristus
tidak akan ada gunanya bagi kita tanpa Roh Kudus. Karenanya, Kristus
mengatakan kepada para rasul-Nya, seperti dalam Yoh. 16:7: “Adalah lebih
berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur
itu tidak akan datang kepadamu.” Turunnya Roh Kudus diperlukan, guna
4
mendatangkan buah-buah rahmat yang berlimpah. Bagaikan sebutir
gandum - kalian melemparkannya ke atas tanah; ya, tapi diperlukan
matahari dan hujan agar membuatnya tumbuh dan menghasilkan buah.
Yesus selanjutnya berkata dlm Yoh. 16:13: “Tetapi apabila Ia datang, yaitu
Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab
Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang
didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan
kepadamu hal-hal yang akan datang…” Patutlah setiap pagi kita berseru, “O
Tuhan, utuslah Roh Kudus-Mu kepadaku untuk mengajarkan siapa aku dan
siapa Engkau.” Dan patutlah kita meminta kekuatan untuk memberi
pengetahuan akan kebenaran dengan berseru/bernyanyi: “Utuslah Roh-Mu
ya Tuhan dan jadi baru seluruh muka bumi. Allahku Nama-Mu hendak
kupuji, Engkau amat Agung, berdandan sinar kebesaran. Utuslah Roh-Mu ya
Tuhan dan jadi baru seluruh muka bumi.”
(Bahan ini dapat dipakai sebagai materi Bimbingan dan Penyuluhan
keagamaan Katolik/Kristen, atau untuk Kotbah/Renungan)
Oleh: Lastiko Runtuwene
5
Download