i KARYA TULIS ILMIAH SENAM HAMIL UNTUK

advertisement
KARYA TULIS ILMIAH
SENAM HAMIL UNTUK MENGURANGI NYERI PUNGGUNG BAWAH
IBU HAMIL TRIMESTER III PADA NY.P UMUR 38 TAHUN G3P2A0
DI BPM UMI MUNTAMAH AMD.KEB DESA GIWANGRETNO
KECAMATAN SRUWENG KABUPATEN KEBUMEN
Diajukan untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan
Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
Agus Setioningsih
B1301017
Disusun Oleh :
AYUNITA UTAMI
B1301029
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH GOMBONG
2016
i
ii
iii
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, karya tulis ini penulis persembahkan untuk :
 ALLOH SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta kesehatan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
 Bapak, Ibu, Kakak-kakakku dan seluruh keluarga tercinta yang selalu
mendoakan, memberi motivasi kepada penulis untuk terus bersemangat,
bersabar dalam menyelesaikan karya tulis ini.
 Hastin Ika Indriyastuti, S.SiT., M.P.H yang telah membimbing penulis
dengan sabar dalam menyelesaikan karya tulis ini.
 Seluruh dosen DIII Kebidanan Stikes Muhammadiyah Gombong tercinta.
 Sahabat-sahabatku tercinta Dina Dwi Septiani (Dindin), Agustina Alfiyati
(Encus), Ayunita Utami (Encun), Nanda Nur Aini (Nandut) dan Mba
Endang yang selalu siaga dalam membantu, mengingatkan serta
menyemangati penulis
 Seluruh teman-teman DIII Kebidanan seperjuangan terutama kelas 3A
yang selalu saling membantu, mengingatkan serta menyemangati penulis.
 Serta seluruh mahasiswa Stikes Muhammadiyah Gombong tercinta.
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dari Institusi
Pendidikan STIKes Muhammadiyah Gombong, Prodi D III Kebidanan berupa
laporan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Penggunaan Handuk Bayi Baru Lahir
untuk Penegahan Hipotermi pada Asuhan Bayi Baru Lahir Fisiologis Bayi Ny. Y
Umur 0-6 Jam Di BPM Hariyati Desa Sugihwaras Kecamatan Adimulyo
Kabupaten Kebumen”.
Laporan ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar ahli madya
kebidanan. Selama pembuatan laporan ini, penulis mendapatkan bimbingan,
masukan, dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga laporan ini dapat
terselesaikan dengan baik, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. M. Madkhan Anis, S.Kep., Ns. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Gombong.
2. Hastin Ika Indriyastuti, S.SiT., M.P.H. selaku Ketua Program Studi DIII
Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong,
selaku penguji II dan selaku pembimbing I yang telah membimbing penulis
dalam menyelesaikan laporan ini.
3. Siti Mutoharoh, S.ST., M.P.H. selaku penguji I yang telah memberikan
masukan dan bimbingan kepada penulis.
4. Bidan Hariyati, Amd. Keb selaku penguji III dan Pembimbing II yang telah
banyak membantu penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
5. Ny.Y dan keluarga yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan
pengkajian dan bekerjasama dengan baik dalam proses penyusunan laporan
karya tulis ilmiah ini.
6. Kedua orang tua dan kakak-kakaku tersayang yang tak pernah lepas
memberikan do’a dan semangatnya untuk kesuksesan dan kelancaran dalam
proses pembuatan laporan ini.
7. Semua teman-teman seperjuangan Program Studi DIII Kebidanan angkatan
2013 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
membantu dalam penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, sehingga kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi banyak pihak dan dapat menjadi referensi untuk penyusunan
laporan berikutnya (Amin)
Gombong,
Mei 2016
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN ..............................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................................v
KATA PENGANTAR ..........................................................................................vi
DAFTAR ISI.........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................x
INTISARI..............................................................................................................xi
ABSTRACT............................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ........................................................................................4
C. Manfaat Penulisan ......................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori .............................................................................................6
1. Pengertian ..............................................................................................6
2. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir ........................................................................6
3. Perubahan – Perubahan Bayi Baru Lahir................................................7
4. Penanganan Bayi Baru Lahir ..................................................................9
5. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir .................................................................21
6. Rawat Gabung.........................................................................................23
7. Inovasi Handuk Bayi Baru Lahir ............................................................24
B. Kerangka Teori ............................................................................................29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................................30
B. Tempat dan Waktu.......................................................................................30
C. Subjek ..........................................................................................................30
D. Instrumen .....................................................................................................31
E. Tehnik Analisa Data ....................................................................................34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil.............................................................................................................36
B. Pembahasan ................................................................................................39
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................44
B. Saran ............................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Adaptasi Bayi Baru Lahir .....................................................................9
Tabel 2.2 Pemeriksaan FIsik Bayi Baru Lahir ......................................................21
Tabel 2.3 Rincian Biaya Pembuatan Handuk Bayi Baru Lahir ............................25
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Mekanisme Kehilangan Panas pada Bayi Baru Lahir......................15
Gambar 2.2. Tahap 1 Menyiapkan Bahan.............................................................26
Gambar 2.3. Tahap 2 Pemotongan Bahan.............................................................26
Gambar 2.4. Tahap 3 Penyusunan dan Penjahitan................................................27
Gambar 2.5. Tahap 4 Penjahitan Tepi Handuk .....................................................27
Gambar 2.6. Tahap 5 Pembuatan Pelindung Tali Pusat........................................27
Gambar 2.7. Tahap 6 Penyusunan dan Penjahitan ...............................................28
Gambar 2.8. Kerangka Teori Penelitian................................................................29
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Pernyataan Bidan
Lampiran 2 Inform Consent
Lampiran 3 Identitas Keluarga
Lampiran 4 Keterangan Pemeriksaan Kehamilan
Lampiran 5 Keterangan Persalinan
Lampiran 6 Keterangan Kelahiran
Lampiran 7 Keterangan Imunisasi
Lampiran 8 Lembar Observasi
Lampiran 9 Lembar Questioner Bidan
Lampiran 10 Lembar Standar Oprasional Prosedur (SOP)
Lampiran 11 Dokumentasi
Lampiran 12 Lembar Konsultasi
Lampiran 13 Surat Izin Bidan (SIB)
Lampiran 14 Surat Izin Praktek Bidan (SIPB)
x
PRODI DIII KEBIDANAN
STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
2 JUNI 2016
KARYA TULIS ILMIAH
PENGGUNAAN HANDUK BAYI BARU LAHIR UNTUK PENCEGAHAN
HIPOTERMI PADA ASUHAN BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS BAYI
NY. Y UMUR 0-6 JAM DI BPM HARIYATI DESA SUGIHWARAS
KECAMATAN ADIMULYO KABUPATEN KEBUMEN1
Agus Setioningsih2, Hastin Ika I, S.SiT.,M.P.H 3
INTISARI
Latar Belakang: Bayi baru lahir belum mampu mengatur suhu tubuhnya secara
langsung saat lahir. Akibatnya bayi dapat dengan cepat kedinginan jika kehilangan
panas tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami kehilangan panas beresiko jatuh
sakit dan meninggal. Hipotermia merupakan salah satu penyebab utama tingginya
angka morbiditas dan mortalitas bayi baru lahir. Kasus hipotermi dapat
diminimalisir apabila asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir dilakukan sesuai
standar pelayanan yang ada, oleh karena itu pencegahan hipotermi harus lebih
diperhatikan dan ditingkatkan.
Tujuan: Untuk melakukan asuhan pada bayi baru lahir dengan penggunaan
inovasi handuk bayi baru lahir.
Metode Penulisan: Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif
kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek yang digunakan adalah bayi baru
lahir. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, lembar quesioner untuk
bidan dan buku KIA untuk memperoleh data dan untuk dokumentasi, data diolah
melalui tiga tahap yaitu Reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan/
verifikasi.
Hasil: Penggunaan handuk bayi baru lahir dalam penanganan bayi baru lahir
dapat mencegah terjadinya hipotermi serta memberikan kemudahan bidan dalam
memberikan asuhan.
Kesimpulan: penggunaan inovasi handuk bayi baru lahir oleh bidan dalam
melakukan asuhan dapat mencegah hilangnya panas pada bayi baru lahir sehingga
hipotermi dapat dicegah.
Kata kunci
Kepustakaan
Jumlah halaman
: Bayi Baru Lahir, Handuk, Hipotermi
: 20 Literatur (tahun 2006-2015)
: 46 Lembar
1 Judul
2 Mahasiswa Prodi DIII Kebidanan
3 Dosen STIKES Muhammadiyah Gombong
xi
DIII PROGRAM OF MIDWIFERY DEPT
MUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF GOMBONG
2 JUNE 2016
SCIENTIFIC PAPER
THE USE OF NEWBORN TOWEL TO PREVENT HYPOTHERMIA IN
PHYISIOLOGICAL NEWBORN BABY CARE TOWRDS MRS. Y’S
BABY (0-6 HOUR- OLD) IN PRIVATE MIDWIFERY CLINIC OF
MIDWIFERY HARIYATI AT SUGIHWARAS,
ADIMULYO, KEBUMEN 1
Agus Setioningsih2 Hastin Ika I, S.SiT.,MPH 3
ABSTRACT
Background : The newborn baby is not yet able to regulate his body temperature
directly at birth. Consequenly he is quickly freezing if the heat loss is not
prevented. A baby who suffers from heat loss may have risk of getting sick and
dying. Hypothermia is a major cause of morbidity and mortality of newborn
babies. Cases of hypothermia can be minimized if the care given to the newborn
baby is done in accordance with the existing service standards. Therefore,
prevention of hypothermia should be considered and improved.
Objective : To perform newborn care by using an innovative newborn baby
towel.
Method : The method used in this paper is qualitative descriptive with case study
approach. The subject was a newborn baby. The instruments used were
observation sheet, questioner sheet for midwives and book of mother and child
health to obtain data and documentation. The data was processed through three
stages: data reduction, data presentation, and conclusions (verification).
Result : The use of newborn baby towel in the treatment of newborn baby can
prevent hypothermia and it can also provide ease for midwives in providing
midwifery care.
Conclusion : The use of innovative newborn baby towel in performing midwifery
care is really able to prevent heat loss of newborn baby and finally that can
prevent hypothermia.
Keywords
Literature
Number of Pages
: Newborn baby towel, hypothermia
: 20 Literatures (year 2006-2015)
: 46 pages
1 Title
2 Student of DIII Program of Midwifery Dept
3 Lecturer of Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kehamilan terjadi jika ada pertemuan dan persenyawaan sel telur
atau ovum dan sel mani atau spermatozoid pertumbuhan pada perempuan
hamil meliputi perubahan fisiologis dan perubahan spikologis. Proses ini
diawali dengan adanya pembuahan (konsepsi), masa pembentukan bayi
dalam rahim, dan diakhiri dengan lahirnya sang bayi. Kehamilan
berlangsung selama kira-kira 10 bulan, atau 9 bulan kalender, atau 40
minggu, atau 280 hari. Lama kehamilan dihitung dari pertama periode
menstuasi terakhir (Datta, 2007).
Kehamilan membawa begitu banyak perubahan pada tubuh seorang
wanita sehinga tidak mengejutkan bila timbul beberapa rasa sakit dan
nyeri. Meskipun tenaga kesehatan sering menyebutnya sebagai gangguan
kecil semasa kehamilan, keadaan ini jelas tidak dianggap ringan oleh
wanita yang telah mengalaminya. Para wanita mengalami berbagai macam
ketidaknyamanan selama kehamilan, kebanyakan dari ketidaknyamanan
ini berhubungan dengan perubahan anatomi dan fisiologis yang terjadi dan
yang lainnya berhubungan dengan aspek – aspek emosi dalam kehamilan
(Walsh, 2007). Selain itu proses kehamilan akan menimbulkan berbagai
perubahan pada seleuruh sistem tubuh, perubahan ini berdampak pada
sistem kardiovaskuler, sistem pernafasan, sistem hormonal, sistem
gastrointestinal, maupun sistem muskuloskeletal (Kemenkes RI, 2010).
1
2
Perubahan pada sistem muskulskeletal selama kehamilan yaitu
terjadinya perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita
hamil menyebabkan postur dan cara berjalan berubah secara menyolok.
Pada wanita hamil pusat gravitasi bergeser ke depan. Payudara yang besar
dan posisi bahu yang bungkuk saat berdiri akan semakin membuat kurva
punggung dan lumbar menonjol. Perubahan-perubahan yang terkait sering
kali menimbulkan rasa tidak nyaman pada muskuloskeletal (Bobak,
Lowdermik, dan jensen, 2005).
Perubahan muskuloskeletal sering menyebabkan ibu merasakan
nyeri pada daerah punggung terutama daerah punggung bawah. Nyeri
punggung bagian bawah merupakan masalah otot tulang yang paling
sering dilaporkan dalam kehamilan (Walsh, 2008). Nyeri punggung bawah
merupakan sindroma klinik yang ditandai dengan gejala utama nyeri atau
perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang punggung bawah. Nyeri
punggung bawah tidak mengenal perbedaan umur, jenis kelamin,
pekerjaan, status sosial, tingkat pendidikan, semuanya bisa terkena neri
punggung bawah. Sakit punggung saat hamil biasanya dialami perempuan
pada waktu-waktu tertentu dan biasanya dialami perempuan pada waktuwaktu tertentu dan biasanya sering terjadi pada trimester ketiga kehamilan.
Rasa sakit tersebut jika tidak segera diatasi tentu akan sangat membebani
dan menyakitkan (Ratih, 2009).
3
Nyeri punggung bawah lazim terjadi pada kehamilan dengan
insiden yang dilaporkan bervariasi dari kira-kira 50% di inggris dan di
skandinavia sampai mendekati 70% di Australia. Mantle melaporkan
bahwa 16% wanita yang diteliti mengeluh nyeri punggung hebat dan
36% dalam kajian Ostgaard et al tahun 1991 melaporkan nyeri punggung
yang signifikan (Eileen, 2007). Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Siti Mudayyah tahun 2010 di bidan praktik mandiri swasta (BPS) Siti
Halimah Desa Surabayan, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan
dari 12 responden (83%) ibu hamil yang mengalami nyeri punggung dan
2 responden (17%) ibu hamil yang tidak mengalami nyeri punggung
(Mudayyah, 2010).
Hasil penelitian pada ibu hamil TM III di POLINDES Desa
Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan, yang dilakukan
tanggal 26 Oktober 2011 didapatkan dari 6 ibu hamil ditemukan 4 orang
(66,67%) mengalami nyeri punggung, dan 2 orang (33,33%) tidak
mengalami nyeri punggung. Berdasarkan uraian diatas menunjukan
bahwa masih tingginya angka kejadian nyeri punggung pada ibu hamil.
Faktor predisposisi nyeri punggung meliputi pertumbuhan uterus
yang menyebabkan perubahan postur, penambahan berat badan,
pengaruh hormon relaksin terhadap ligamen, riwayat nyeri punggung
terdahulu, paritas dan aktivitas. Pertumbuhan uterus yang sejalan dengan
perkembangan kehamilan mengakibatkan teragangnya ligamen penopang
yang biasanya dirasakan ibu sebagai spasme menusuk yang sangat nyeri
4
yang disebut dengan nyeri ligamen. Hal inilah yang menyebabkan nyeri
punggung. Sejalan dengan bertambahnya berat badan secara bertahan
selama kehamilan mengubah postur tubuh sehingga pusat gravitasi tubuh
bergeser ke depan. Ada kecenderungan bagi otot punggung yang
memendek jika otot abdomen meregang sehingga dapat menyebabkan
ketidakseimbangan otot disekitar pelvis dan tegangan tambahan dapat
dirasakan diatas ligamen tersebut. Oleh sebab itu perlunya latihan otot
abdomen yaitu melalui senam hamil (Fraser, 2009).
Senam hamil merupakan latihan-latihan atau olahraga bagi ibu
hamil. Senam hamil dilakukan dengan tujuan membuat elastis otot dan
ligamen yang ada di panggul, memperbaiki sikap tubuh mengatur
kontraksi dan relaksasi serta mengatur teknik pernapasan. Latihan
dilakukan dengan diawali latihan pendahuluan, latihan inti dan latihan
relaksasi. Latihan ini untuk memperbaiki sikap tubuh, mengatur
kontraksi dan rileksasi serta mengatur latihan pernapasan. Latihan ini
bergantung pada usia kehamilan (22-25 minggu, 26-30 minggu, 31-34
minggu, dan 35 minggu), latihan relaksasi terdiri atas relaksasi dengan
posisi berbaring terlentang, relaksasi dengan posisi berbaring miring,
relaksasi dengan posisi berbaring terlentang dan lutut ditekuk. Serta
relaksasi dengan posisi membungkuk (Saminem, 2009).
Senam hamil bermanfaat untuk meningkatkan kebutuhan oksigen
dalam otot, merangsang paru-paru dan jantung, juga kegiatan otot dan
sendi, senam relaksasi untuk menenangkan pikiran dan tubuh, membantu
5
ibu
menyimpan energi untuk ibu agar siap menghadapi persalinan.
Senam kebugaran panggul (kegel) yang mempunyai manfaat untuk
menguatkan otot-otot vagina dan sekitarna (perineal) sebagai persiapan
untuk persalinan, mempersiapkan diri baik fisik maupun mental dan
senam kalestenik untuk meredakan sakit punggung dan meningkatkan
kesiapan fisik dan mental terutama mempersiapkan tubauh dalam
menghadapi persalinan. Salah satu gerakan senam hamil dengan berlutut
memutar tulang panggul, menekuk bokong, melekuk, lutut-dada.
Gerakan ini dapat mencegah sakit punggung bagisan bawah, memperkuat
otot perut sehingga otot tersebut dapat menopang bayi dan mengurangi
lengkungan pada tulang belakang (Hajjah, 2009).
Berdasarkan data kunjungan ibu hamil dari bulan Februari sampai
April tahun 2016, di BPM Umi Muntamah Desa Giwangretno
Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen terdapat 59 ibu hamil dan 25
diantaranya adalah ibu hamil trimester III, 6 dari ibu hamil trimester III
tersebut mengalami nyeri punggung bawah. Ny.P adalah salah satu ibu
hamil trimester III yang mengalami nyeri punggung bagian bawah. Ny.P
mengatakan nyeri punggung bawah masih bisa ditahan dan tidak
mengganggu aktivitas sehari-hari. Berdasarkan data yang diperoleh
penulis tertarik untuk melakukan inovasi senam hamil untuk mengurangi
nyeri punggung bawah kepada Ny P.
6
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menerapkan asuhan kebidanan inovasi senam hamil pada Ny.P untuk
mengurangi nyeri punggung bawah.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui efektivitas senam hamil untuk mengurangi nyeri
pungung bawah pada ibu hamil trimester III.
b. Mengetahui tingkat nyeri punggung bawah pada Ny.P sebelum dan
setelah dilakukan senam hamil.
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil karya tulis ini dapat bermanfaat sebagai bahan reverensi untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
2. Manfaat secara praktis
Hasil
karya
tulis ini
dapat
bermanfaat
sebagai
pengobatan
komplemeter dari petugas kesehatan untuk ibu hamil yang mempunyai
keluhan nyeri pungung untuk mengurangi nyeri punggung.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (2 th ed).
Jakarta: Rineka Cipta.
Astuti, M. (2010). Buku Pintar Kehamilan. Jakarta : EGC.
Bobak, I. M, Lowdermik, D. L. & Jensen, M. D. (2005). Maternity Nursing : 4th
Ed. Alih bahasa : Maria A. Wijayarini, Peter I. Jakarta : EGC.
Datta, M. (2007). Panduan Praktis Kehamilan Dan Persalinan. Jakarta: PT
Bhuana Ilmu Populer.
Eileen, Brayshaw. (2007). Senam Hamil Dan Nifas. Jakarta : EGC.
. (2008). Senam hamil dan nifas . Jakarta : EGC.
Fraser, Diane M. (2009). Buku Ajar Bidan Myles. Jakarta : EGC.
Gunawan. (2011). Quantum Life Of Transformation. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Hajjah, Saminem. (2008). Seri Asuhan Kebidanankehamilan Normal. Jakarta:
EGC.
Hidayat. (2009). Metodologi Penelitian Kebidanan Teknis Analisa Data.
Jakarta : Salemba Medika.
Kemenkes RI. (2010). Panduan Teknis Latihan Fisi Selama Kehamilan Dan
Nifas. Jakarta: Kemenkes RI.
Lichayati, Isma’ul, dkk. (2013). Hubungan Senam Hamil Dengan Nyeri
Punggung Pada ibu Hamil Di Polindes Desa Tlanak Kecamatan
Kedungpring Kabupaten Lamongan.Lamongan.: Jurnal Surya
Manuaba, I.B.G, dkk. 2010. “Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan KB”.
Jakarta: EGC.
Maryunani, Anik. (2009). Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas. Jakarta :
Trans Info Media.
Mudiyah, Siti. (2010). Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang
Nyeri Punggung Dengan Perilaku Ibu Dalam Mengatasi Nyeri Punggung
di BPS Siti Halimah, Amd Keb Ds. Surabayan Sukodadi Lamongan.
Lamongan: Jurnal Surya.
Mufdilah. (2009). Antenatal Care Fokus. Yogyakarta: Nuha Medika.
Mochtar, Rustam. (2008). Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
Neil, R.W. (2007). Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta : Dian
Rakyat.
Notoatmodjo, S. (2010) “Metode Penelitian Kesehatan” . Jakarta: Rineka Cipta.
Prasetyo, S. N. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Prawirohardjo, S. (2006). “Ilmu Kebidanan”. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Pusdiknakes. (2008). Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta : Depkes.
Ronalds, H. S. (2010). Pedoman dan Perawatan Kehamilan yang Sehat dan
Menyenangkan. Bandung : Nuansa Aulia.
Saifuddin, Abdul .B, dkk. (2009). “Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal” Ed. 1, Cet. 5. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirihardjo.
Salmah. (2006). Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta : EGC.
Saminem. (2009). Kehamilan Normal. Jakarta: EGC.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
Sulistyawati, Ari. (2009). “Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan”. Jakarta:
Salemba Medika.
Varney’s. (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC Universitas
Sumatera Utara.
Walsh, L. (2007). Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC.
Yu, W.S. (2010). Kesehatan Fisik Dalam Mempersiapkan Kehamilan. Diperoleh
tanggal 27 Februari 2016 dari http://www.kompas.com.
Yosefa, Febrina. (2010). Efektivitas Senam Hamil Terhadap Penurunan Nyeri
Punggung Pada Ibu Hamil. Diperoleh tanggal 2 Maret 2016
http:/www.psik.unri.ac.id.
Gambar 8 . Dokumentasi Latihan 1
Sumber: Data Primer 2016
Gambar 9 . Dokumentasi Latihan 2
Sumbr : Data Primer 2016
Gambar 10. Dokumentasi Latihan 3
Sumber : Data Primer 2016
Gambar 11. Dokumentasi Latihan 4
Sumber : Data primer 2016
Gambar 12. Dokumentasi Latihan 5
Sumber : Data primer 2016
Gambar 12. Dokumentasi Latihan 6
Sumber : Data primer 2016
Gambar 12. Dokumentasi Latihan 7
Sumber : Data primer 2016
Gambar 13. Dokumentasi Latihan 8
Sumber : Data primer 2016
Gambar 14. Dokumentasi Latihan 9
Sumber : Data primer 2016
HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN NYERI PUNGGUNG PADA IBU HAMIL
DI POLINDES DESA TLANAK KECAMATAN KEDUNGPRING
KABUPATEN LAMONGAN
Isma’ul Lichayati*, Ratih Indah Kartikasari**
…………......……….…… … …
. .….ABSTRAK…… … ......………. …… …… . .….
Nyeri punggung merupakan gangguan yang banyak dialami oleh ibu hamil yang tidak hanya terjadi
pada trimester tertentu, tetapi dapat dialami sepanjang masa kehamilan hingga periode pasca natal.
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan senam hamil dengan nyeri punggung pada ibu hamil.
Desain penelitian ini menggunakan analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional, teknik
sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Sampel yang diambil adalah sebagian
ibu hamil trimester II dan III di POLINDES Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten
Lamongan sebanyak 33 responden dari populasi sebanyak 36 responden. Data diambil dengan
menggunakan kuesioner tertutup, setelah itu ditabulasi kemudian dianalisis dengan menggunakan
uji koefisien kontingensi dengan tingkat signifikansi 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari sebagian (75%) ibu hamil yang tidak pernah
melakukan senam hamil mengalami nyeri punggung dan seluruh (100%) ibu hamil yang sering
melakukan senam hamil tidak mengalami nyeri punggung. Hasil pengujian statistik diperoleh nilai
r = 0,544 dan p = 0,001 (p < 0,05) sehingga H1 diterima artinya terdapat hubungan yang signifikan
antara senam hamil dengan nyeri punggung. Dengan demikian ibu hamil yang melakukan senam
hamil secara teratur maka semakin kecil keyakinan mengalami keluhan nyeri punggung.
Melihat hasil penelitian diatas maka perlu bagi petugas kesehatan terutama bidan secara intensif
memberikan penyuluhan kepada ibu hamil tentang manfaat senam hamil, agar ibu hamil
melakukan senam secara teratur untuk mencegah keluhan nyeri punggung.
Kata Kunci : Senam Hamil, Nyeri Punggung
PENDAHULUAN. …… .
… … .
Kehamilan membawa begitu banyak
perubahan pada tubuh seorang wanita
sehingga tidak mengejutkan bila timbul
beberapa rasa sakit dan nyeri. Meskipun
tenaga kesehatan sering menyebutnya
sebagai gangguan kecil semasa kehamilan,
keadaan ini jelas tidak dianggap ringan oleh
si wanita yang telah mengalaminya (Nolan,
2003). Para wanita mengalami berbagai
macam ketidaknyamanan selama kehamilan,
kebanyakan dari ketidaknyamanan ini
berhubungan dengan perubahan anatomi dan
fisiologis yang terjadi dan yang lainnya
berhubungan dengan aspek-aspek emosi
dalam kehamilan. (Walsh, 2007)
Salah satu ketidaknyamanan yang
sering timbul adalah nyeri punggung. Nyeri
punggung merupakan gangguan yang banyak
dialami oleh ibu hamil yang tidak hanya
terjadi pada trimester tertentu, tetapi dapat
SURYA
dialami sepanjang masa-masa kehamilan
hingga periode pasca natal. Wanita yang
pernah mengalami nyeri punggung sebelum
kehamilan beresiko tinggi mengalami hal
yang sama ketika hamil, oleh karena itu
penting sekali untuk dapat membedakan
nyeri punggung terjadi akibat kehamilan
dengan nyeri punggung yang terjadi akibat
penyebab lain. (Fraser, 2009)
Nyeri punggung bawah lazim terjadi
pada kehamilan dengan insiden yang
dilaporkan bervariasi dari kira-kira 50% di
Inggris dan Skandinavia sampai mendekati
70% di Australia. Mantle melaporkan bahwa
16% wanita yang diteliti mengeluh nyeri
punggung hebat dan 36% dalam kajian
Ostgaard et al. tahun 1991 melaporkan nyeri
punggung yang signifikan (Eileen, 2007).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Siti
Mudayyah tahun 2010 di Bidan Praktik
63
Vol.01, No.XIV, April 2013
Hubungan Senam Hamil Dengan Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil Di Polindes Desa Tlanak
Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan
Swasta (BPS) Siti Halimah Desa Surabayan,
Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan
dari 12 responden ibu hamil ditemukan 10
responden (83 %) ibu hamil yang mengalami
nyeri punggung dan 2 responden (17%) ibu
hamil yang tidak mengalami nyeri punggung.
(Mudayyah, 2010)
Hasil survey awal pada ibu hamil ≥
TM II di POLINDES Desa Tlanak
Kecamatan
Kedungpring
Kabupaten
Lamongan, yang dilakukan tanggal 26
Oktober 2011 didapatkan dari 6 ibu hamil
ditemukan 4 orang (66,67%) mengalami
nyeri punggung, dan 2 orang (33,33%) tidak
mengalami nyeri punggung. Berdasarkan
uraian diatas menunjukkan bahwa masih
tingginya angka kejadian nyeri punggung
pada ibu hamil.
Faktor predisposisi nyeri punggung
meliputi
pertumbuhan
uterus
yang
menyebabkan perubahan postur, penambahan
berat badan, pengaruh hormon relaksin
terhadap ligamen, riwayat nyeri punggung
terdahulu, paritas dan aktivitas. Pertumbuhan
uterus yang sejalan dengan perkembangan
kehamilan
mengakibatkan
teregangnya
ligamen penopang yang biasanya dirasakan
ibu sebagai spasme menusuk yang sangat
nyeri yang disebut dengan nyeri ligamen. Hal
inilah yang menyebabkan nyeri punggung.
Sejalan dengan bertambahnya berat badan
secara bertahap selama kehamilan mengubah
postur tubuh sehingga pusat gravitasi tubuh
bergeser ke depan. Ada kecenderungan bagi
otot punggung untuk memendek jika otot
abdomen
meregang
sehingga
dapat
menyebabkan
ketidakseimbangan
otot
disekitar pelvis dan tegangan tambahan dapat
dirasakan diatas ligamen tersebut. Oleh sebab
itu perlunya latihan otot abdomen yaitu
melalui senam hamil. Dengan senam hamil
terutama pada gerakan latihan otot
transversus sehingga dapat melatih tonus otot
abdomen transversal bagian dalam yang
merupakan penopang postural utama dari
tulang belakang. Begitu juga latihan dasar
pelvis,
dengan
gerakan
ini
dapat
mempertahankan tonus otot sehingga dapat
tetap berfungsi dengan baik dan latihan ini
akan meningkatkan ketahanan serat otot
postural yang berkedut dengan lambat yang
SURYA
berada di dasar pelvis. Oleh karena itu latihan
otot abdomen perlu diajarkan pada masa
antenatal untuk memastikan kembalinya
bentuk otot ke bentuk normal pascanatal
dengan cepat, kemampuan mengejan yang
efektif saat persalinan dan mengurangi nyeri
punggung selama kehamilan. (Fraser, 2009)
Kadar relaksin awal yang tinggi juga
dapat menyebabkan nyeri punggung.
Keadaan ini dapat menjelaskan mengapa
beberapa wanita mengalami nyeri punggung
dan pelvis yang terjadi pada trimester
pertama. Faktor yang lain adalah riwayat
nyeri punggung. McEvog et al. (2001)
menemukan bahwa nyeri punggung terdahulu
pada kehamilan merupakan prediktor nyeri
punggung pada kehamilan berikutnya
(Eileen, 2007). Faktor yang terakhir adalah
paritas dan aktivitas. Wanita grandemultipara
yang tidak pernah melakukan latihan tiap kali
selesai melahirkan cenderung mengalami
kelemahan otot abdomen. Sedangkan wanita
primigravida
biasanya
memiliki
otot
abdomen yang sangat baik karena otot
tersebut
belum
pernah
mengalami
peregangan sebelumnya. Dengan demikian,
keparahan nyeri punggung bagian bawah
biasanya meningkat seiring paritas. Nyeri
punggung juga dapat merupakan akibat
membungkuk yang berlebihan, berjalan tanpa
istirahat dan angkat beban, terutama bila
salah satu atau semua kegiatan ini dilakukan
saat wanita tersebut sedang lelah. (Varney,
2006)
Jika nyeri punggung tidak segera
diatasi, ini bisa mengakibatkan nyeri
punggung jangka panjang, meningkatkan
kecenderungan nyeri punggung pascapartum
dan nyeri punggung kronis yang akan lebih
sulit untuk diobati atau disembuhkan. Pada
kondisi ini, sebaiknya ibu dirujuk pada
seorang ahli fisioterapi kesehatan wanita
untuk mendapatkan pengkajian individu,
yang
mungkin
perlu
dilakukannya
rehabilitasi yang tepat untuk melatih otot
postural dan mengembalikan kemantapan
pelvis. (Eileen, 2007)
Upaya yang dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan adalah memberikan
pendidikan kesehatan tentang pencegahan
atau penanganan nyeri punggung pada ibu
64
Vol.01, No.XIV, April 2013
Hubungan Senam Hamil Dengan Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil Di Polindes Desa Tlanak
Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan
Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring
Kabupaten.
Data
penelitian
diambil
menggunakan koesioner tertutup.
hamil yaitu ; 1) Olahraga senam hamil
meliputi latihan transversus, latihan dasar
pelvis dan peregangan umumnya Latihan ini
melatih tonus otot abdomen transversal
bagian dalam yang merupakan penopang
postural utama dari tulang belakang selama
kehamilan (Fraser, 2009), 2) menggunakan
sepatu yang nyaman, bertumit rendah, karena
sepatu tumit tinggi dapat membuat lordosis
bertambah parah, 3) mandi air hangat
terutama sebelum tidur, 4) menggunakan
bantal penyangga di antara kaki dan di bawah
abdomen ketika dalam posisi berbaring
miring, 5) apabila bangun dari posisi
terlentang harus dilakukan dengan memutar
tubuh kearah samping dan bangun sendiri
perlahan menggunakan lengan untuk
peyangga, 6) masase untuk memulihkan
tegangan pada otot, penggunaan minyak
khusus seperti lavender dapat digunakan
untuk lebih meningkatkan relaksasi dan
mengurangi rasa nyeri pada trimester 3, 7)
jika lordosis berhubungan dengan kurangnya
tonus otot abdomen, pengikat abdomen atau
korset juga dapat digunakan termasuk
penyokong abdomen, 8) memastikan agar ibu
mempraktikkan postur tubuh yang tepat
ketika bekerja dan posisi istirahat yang tepat
pula (Walsh, 2007), 9) memastikan agar
permukaan dan ruang bekerja memiliki
ketinggian yang mudah digapai untuk
mencegah badan terlalu membungkuk , 10)
menghindari sit-up, 11) menghindari
aktivitas terlalu lama serta lakukan istirahat
secara sering. (Eileen, 2007)
Mengingat banyaknya faktor yang
menjadi penyebab nyeri punggung, maka
peneliti tertarik melakukan penelitian
tentang: ”Hubungan senam hamil dengan
nyeri punggung pada ibu hamil di
POLINDES Desa Tlanak Kecamatan
Kedungpring Kabupaten Lamongan”.
HASIL PENELITIAN
…
A. Data Umum
Karakteristik responden
(1) Pendidikan
Tabel 1 Distribusi Karakteristik
Responden
Berdasarkan
Pendidikan di POLINDES Desa
Tlanak Kecamatan Kedungpring
Kabupaten Lamongan Bulan
Maret - Mei 2012.
No Pendidikan Frekuensi
(%)
1
SD
2
6,1
2
SMP
11
33,3
3
SMA
17
51,5
4
PT
3
9,1
Total
33
100
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
bahwa lebih dari sebagian (51,5%) responden
berpendidikan SMA dan sebagian kecil
(9,1%) responden berpendidikan perguruan
tinggi.
(2) Umur
Distribusi
Karakteristik
Tabel 2
Responden Berdasarkan Umur di
POLINDES
Desa
Tlanak
Kecamatan
Kedungpring
Kabupaten Lamongan Bulan
Maret - Mei 2012.
No
Umur
Frekuensi
(%)
1
< 20 Th
3
9,1
2
21-30 Th
26
78,8
3
>30 Th
4
12,1
Total
33
100
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
bahwa hampir seluruhnya (78,8%) responden
berumur 21-35 tahun dan sebagian kecil
(9,1%) responden berumur < 20 tahun.
METODE PENELITIAN.…
…. …
Desain penelitian menggunakan
metode analitik korelasi dengan dengan
pendekatan cross sectional, teknik sampling
yang digunakan adalah simple random
sampling. Sampel diambil sebanyak 33
responden yaitu sebagian ibu hamil trimester
(TM) II dan III yang periksa di POLINDES
SURYA
65
Vol.01, No.XIV, April 2013
Hubungan Senam Hamil Dengan Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil Di Polindes Desa Tlanak
Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan
(6) Pekerjaaan
Tabel 6
Distribusi
Karakteristik
Responden
Berdasarkan
Pekerjaan di POLINDES Desa
Tlanak Kecamatan Kedungpring
Kabupaten Lamongan Bulan
Maret - Mei 2012.
No
Pekerjaan Frekuensi
(%)
1 Tidak Bekerja
2
6,1
atau IRT
2 Petani
8
24,2
3 Swasta
atau
20
60,6
Wiraswasta
4 PNS
3
9,1
Total
33
100
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan
bahwa lebih dari sebagian (60,6%) responden
bekerja swasta atau wiraswasta dan sebagian
kecil (6,1%) responden tidak bekerja atau ibu
rumah tangga.
(3) Usia Kehamilan
Tabel 3
Distribusi
Karakteristik
Responden Berdasarkan Usia
Kehamilan di POLINDES Desa
Tlanak Kecamatan Kedungpring
Kabupaten Lamongan Bulan
Maret - Mei 2012.
No
Usia
Frekuensi
(%)
Kehamilan
1
4-6 bulan
19
57,6
2
7-10 bulan
14
42,4
Total
33
100
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
bahwa lebih dari sebagian (57,6%) responden
usia kehamilan 4-6 bulan.
(4) Paritas
Tabel 4
Distribusi
Karakteristik
Responden Berdasarkan Paritas
di POLINDES Desa Tlanak
Kecamatan
Kedungpring
Kabupaten Lamongan Bulan
Maret - Mei 2012.
No
Hamil
Frekuensi
(%)
ke
1
1
14
42,4
2
2
16
48,5
3
≥3
3
9,1
Total
33
100
B. Data Khusus
1) Senam Hamil
Tabel 7 Distribusi Karakteristik Responden
Berdasarkan Senam Hamil di
POLINDES
Desa
Tlanak
Kecamatan
Kedungpring
Kabupaten Lamongan Bulan Maret
- Mei 2012.
No
Senam
Frekuensi
(%)
Hamil
1 Tidak Pernah
8
24,2
2
≤ 2x/minggu
11
33,3
3
≥ 3x/minggu
14
42,4
Total
33
100
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan
bahwa hampir sebagian (48,5%) responden
kehamilan kedua dan sebagian kecil (9,1%)
responden kehamilan ke ≥3.
(5) Kenaikan BB per bulan
Tabel 5
Distribusi
Karakteristik
Responden
Berdasarkan
Kenaikan BB per Bulan di
POLINDES
Desa
Tlanak
Kecamatan
Kedungpring
Kabupaten Lamongan Bulan
Maret - Mei 2012.
No
Kenaikan Frekuensi
(%)
BB per
bulan
1
1
19
57,6
2
1,5
14
42,4
Total
33
100
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan
bahwa lebih dari sebagian (57,6%) responden
kenaikan BB per bulan 1 kg.
SURYA
Berdasarkan tabel 7 menunjukkan
bahwa hampir sebagian (42,4%) responden
melakukan senam hamil ≥ 3x/minggu dan
sebagian kecil (24,2%) responden tidak
melakukan senam hamil.
66
Vol.01, No.XIV, April 2013
Hubungan Senam Hamil Dengan Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil Di Polindes Desa Tlanak
Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan
melakukan senam hamil secara teratur maka
keluhan nyeri punggung pada masa
kehamilan jarang dialami pada ibu hamil.
2) Nyeri Punggung
Distribusi
Karakteristik
Tabel 8
Responden Berdasarkan Nyeri
Punggung di POLINDES Desa
Tlanak Kecamatan Kedungpring
Kabupaten Lamongan Bulan
Maret - Mei 2012.
No
Nyeri
Frekuensi Prosentase
Punggung
(%)
1
Ya
10
30,3
2
Tidak
23
69,7
Total
33
100
Berdasarkan tabel 8 menunjukkan
bahwa lebih dari sebagian (69,7%) responden
tidak mengalami nyeri punggung.
PEMBAHASAN .…
.…
1. Senam Hamil
Berdasarkan tabel 7 dapat dijelaskan
bahwa hampir sebagian ibu hamil di
POLINDES Desa Tlanak Kecamatan
Kedungpring Kabupaten Lamongan sering
melakukan senam hamil (≥3x/minggu).
Artinya bahwa, hampir sebagian ibu hamil
telah melakukan senam hamil, hal ini
merupakan suatu perilaku ibu hamilyang
bernilai positif, karena dapat mengurangi
terjadinya nyeri punggung, memperkuat otot
persalinan, membantu menata letak janin
sehinggasangat
baik
dalam
upayamemperlancar
proses
persalinan
kedepan. Senam hamil dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya pendidikan
dan umur.
Pendidikan merupakan faktor yang
mempengaruhi
senam
hamil
selama
kehamilan. Berdasarkan tabel 1 diatas dapat
dijelaskan bahwa ibu hamil di POLINDES
Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring
Kabupaten Lamongan lebih dari sebagian
berpendidikan SMA, dimana pendidikan
SMA merupakan pendidikan menengah, cara
berfikirnya sudah mulai matang dan mampu
mengaplikasikan informasi yang diterima
khususnya
tentang
senam
hamil
(Notoatmodjo. 2003). Pendidikan merupakan
salah satu faktor yang sangat menentukan
pengetahuan dan persepsi seseorang terhadap
pentingnya sesuatu hal, termasuk pentingnya
melakukan senam hamil selama kehamilan.
Ini disebabkan seseorang yang berpendidikan
tinggi akan lebih luas pandangannya dan
lebih mudah menerima ide dan tata cara
kehidupan baru. Jadi, secara umum semakin
tinggi tingkat pendidikan wanita, semakin
besar kemungkinannya melakukan senam
hamil.
Selain pendidikan, senam hamil juga
dipengaruhi oleh faktor umur. Berdasarkan
tabel 2 diatas dapat dijelaskan bahwa ibu
hamil di POLINDES Desa Tlanak
Kecamatan
Kedungpring
Kabupaten
Lamongan hampir seluruhnya berumur 21-
3) Hubungan Senam Hamil Dengan Nyeri
Punggung Pada Responden
Tabel 9
Tabulasi
Silang
Hubungan
Senam Hamil Dengan Nyeri
Punggung di POLINDES Desa
Tlanak Kecamatan Kedungpring
Kabupaten Lamongan Bulan
Maret sampai dengan Mei 2012.
No Senam Nyeri Punggung Jumlah %
Hamil
Ya
Tidak
∑ % ∑ %
1 Tdk
6 75 2 25
8
100
pernah
2 Jarang 4 36,4 7 63,6
11 100
3 Sering 0 0 14 100
14 100
Jumlah 10 30,3 23 69,7
33 100
Dari hasil tabulasi silang pada tabel 9
dapat ditunjukkan bahwa responden yang
tidak pernah melakukan senam hamil
mengalami nyeri punggung sebagian (75%),
sedangkan yang sering melakukan senam
hamil seluruhnya (100%) tidak mengalami
nyeri punggung.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan
uji koefisien kontingensi yang dianalisis
dengan menggunakan program SPSS versi
16.0 didapatkan nilai r = 0,544 dan nilai p =
0,001 Dimana p < 0,05 maka H1 diterima
artinya terdapat hubungan yang sedang
antara senam hamil dengan nyeri punggung
pada ibu hamil di POLINDES Desa Tlanak
Kecamatan
Kedungpring
Kabupaten
Lamongan. Dengan demikian ibu hamil yang
SURYA
67
Vol.01, No.XIV, April 2013
Hubungan Senam Hamil Dengan Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil Di Polindes Desa Tlanak
Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan
30 tahun. Menurut Notoatmodjo (2007), pada
usia 21- 30 tahun merupakan usia produktif
dimana seorang wanita aktif dalam menerima
informasi. Pada masa ini merupakan usia
dewasa muda, dimana daya ingat terhadap
informasi yang diterima baik langsung
maupun tidak langsung akan lebih mudah
diingat dan dipahami, sehingga ibu akan
mempunyai pengetahuan cukup khususnya
pengetahuan tentang pentingnya melakukan
senam hamil selama kehamilannya.
badan melebihi normal dapat menyebabkan
perubahan postur tubuh yang berlebihan
sehingga pusat gravitasi tubuh bergeser ke
depan yang mengakibatkan otot disekitar
pelvis tidak seimbang sehingga mengalami
nyeri punggung (Fraser. 2009).
Nyeri punggung adalah salah satu rasa
tidak nyaman yang paling umum selama
kehamilan. Nyeri punggung dapat terjadi
karena adanya tekanan pada otot punggung
ataupun pergeseran pada tulang punggung
sehingga menyebabkan sendi tertekan
(Fraser. 2009). Selama hamil nyeri punggung
dapat dialami ibu hamil, ini merupakan hal
yang fisiologis yang bisa saja terjadi pada
trimester tertentu selama periode kehamilan.
Ibu yang merasakan nyeri punggung
biasanya ditandai dengan gejala utama yaitu
nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di
daerah tulang punggung sehingga dapat
mengganggu ibu hamil dalam aktivitas. Rasa
sakit tersebut jika tidak segera diatasi tentu
akan sangat membebani dan menyakitkan.
Nyeri punggung pada ibu hamil dapat diatasi,
salah satunya dengan melakukan senam
hamil.
2.
Nyeri Punggung
Berdasarkan tabel 8 diatas dapat
dijelaskan bahwa lebih dari sebagian ibu
Hamil di POLINDES Desa Tlanak
Kecamatan
Kedungpring
Kabupaten
Lamongan tidak mengalami nyeri punggung.
Artinya lebih dari sebagian ibu hamil tidak
mengalami nyeri punggung, ketidaknyerian
yang dialami ibu hamil akan membantu
untuk beraktivitas dengan baik walaupun
sedang hamil, disisi yang lain ibu hamil akan
lebih percaya diri dalam menghadapi proses
persalinan kedepan. Nyeri punggung pada
ibu hamil dapat dipengaruhi oleh senam
hamil dan faktor lain yang mendukung
adalah usia kehamilan dan kenaikan berat
badan.
Usia kehamilan merupakan faktor
yang mempengaruhi nyeri punggung.
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa
lebih dari sebagian ibu hamil usia kehamilan
4-6 bulan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Varney (2006) bahwa nyeri punggung akan
meningkat intensitasnya seiring pertumbuhan
uterus yang sejalan dengan pertambahan usia
kehamilan
sehingga
mengakibatkan
teregangnya ligamen penopang, pergeseran
pusat gravitasi dan postur tubuh semakin
lordosis. Hal inilah yang biasanya dirasakan
ibu sebagai spasme menusuk yang sangat
nyeri yang disebut dengan nyeri punggung.
Faktor lain yang mempengaruhi nyeri
punggung yaitu kenaikan berat badan.
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa
lebih dari sebagian ibu hamil kenaikan berat
badan per bulan 1 kg. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Bobak (2004) bahwa kenaikan
berat untuk ibu hamil trimester II dan III
yang normal yaitu 1 kg. Jika kenaikan berat
SURYA
3. Hubungan Senam Hamil dengan Nyeri
Punggung
Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui
bahwa ibu hamil yang melakukan senam
hamil secara teratur seluruhnya tidak
mengalami nyeri punggung dan ibu hamil
yang tidak melakukan senam hamil lebih dari
sebagian mengalami nyeri punggung. Hal ini
sesuai dengan hasil uji koefisien kontingensi
perhitungan menggunakan SPSS 16.0 tentang
hubungan senam hamil dengan nyeri
punggung pada ibu hamil didapatkan nilai r =
0,544 dan nilai p = 0,001 dimana p < 0,05
maka H1 diterima artinya terdapat hubungan
yang sedang antara senam hamil dengan
nyeri punggung pada ibu hamil di
POLINDES Desa Tlanak Kecamatan
Kedungpring Kabupaten Lamongan.
Menurut Mandriwati (2007), senam
hamil adalah latihan fisik berupa beberapa
gerakan tertentu yang dilakukan khusus
untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil.
Yang mana senam hamil dilakukan dengan
tujuan membuat elastis otot dan ligamen
68
Vol.01, No.XIV, April 2013
Hubungan Senam Hamil Dengan Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil Di Polindes Desa Tlanak
Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan
memberikan materi pembelajaran tentang
senam hamil.
Diharapkan agar tenaga kesehatan
meningkatkan pelayanan dan lebih intensif
baik kualitas maupun kuantitas dalam
memberikan penyuluhan kepada ibu hamil
tentang manfaat senam hamil untuk
mencegah keluhan nyeri punggung.
Perlunya tindak lanjut dalam
peningkatan pemberian informasi dan
motivasi dengan memberikan penyuluhan
tentang manfaat senam hamil, gerakan senam
hamil yang baik dan benar pada saat ibu
hamil berkunjung ke POLINDES.
yang ada di panggul, memperbaiki sikap
tubuh mengatur kontraksi dan relaksasi serta
mengatur teknik pernapasan. Dengan senam
hamil terutama pada gerakan latihan otot
transversus sehingga dapat melatih tonus otot
abdomen transversal bagian dalam yang
merupakan penopang postural utama dari
tulang belakang. Begitu juga latihan dasar
pelvis,
dengan
gerakan
ini
dapat
mempertahankan tonus otot sehingga dapat
tetap berfungsi dengan baik dan latihan ini
akan meningkatkan ketahanan serat otot
postural yang berkedut dengan lambat yang
berada di dasar pelvis. Menurut Eileen
(2007), melakukan senam hamil secara
teratur dipercayai dapat menurunkan nyeri
punggung, salah satunya dengan latihan
transversus, latihan dasar pelvis dan
peregangan umumnya.
Oleh karena itu latihan senam hamil perlu
diajarkan pada masa antenatal untuk
memastikan kembalinya bentuk otot ke
bentuk normal pascanatal dengan cepat,
kemampuan mengejan yang efektif saat
persalinan, terutama mengurangi nyeri
punggung selama kehamilan. Sebagian besar
masyarakat yang berpendidikan tinggi dan
berusia reproduktif mempunyai minat tinggi
dalam melakukan senam hamil secara teratur
sehingga keluhan nyeri punggung pada masa
kehamilan jarang dialami pada ibu hamil.
. . .DAFTAR PUSTAKA . . .
Arikunto, Suharsimi. (2006). Manajemen
Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Bobak. (2004). Buku Ajar Keperawatan
Maternitas. Jakarta : EGC
Eileen, Brayshaw. (2007). Senam Hamil dan
Nifas. Jakarta : EGC
Fraser, Diane M. (2009). Buku Ajar Bidan
Myles. Jakarta : EGC
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Riset
Keperawatan dan Teknik Penulisan
Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika
Mandriwati, G.A. (2007). Penuntun Belajar
Asuhan Kebidanan Ibu Hamil.
Jakarta : EGC
KESIMPULAN DAN SARAN.
…
1. Kesimpulan
1) Hampir sebagian ibu hamil di
POLINDES Desa Tlanak Kecamatan
Kedungpring Kabupaten Lamongan
melakukan senam hamil secara teratur.
2) Lebih dari sebagian ibu hamil di
POLINDES Desa Tlanak Kecamatan
Kedungpring Kabupaten Lamongan
tidak mengalami nyeri punggung.
3) Ada hubungan yang signifikan antara
senam hamil dengan nyeri punggung
pada ibu hamil di POLINDES Desa
Tlanak
Kecamatan
Kedungpring
Kabupaten Lamongan.
Mansjoer, Arif. (2002). Kapita Selekta
Kedokteran Jilid 1. Jakarta : Media
Aesculapius.
Mudiyah,
Nolan,
Siti.
(2010).
Hubungan
Pengetahuan Ibu Hamil Trimester
III Tentang Nyeri Punggung
Dengan Perilaku Ibu Dalam
Mengatasi Nyeri Punggung di BPS
Siti Halimah, Amd Keb Ds.
Surabayan Sukodadi Lamongan.
Lamongan: Jurnal Surya
Mary. (2003). Kehamilan
Melahirkan. Jakarta : Arcan
dan
2. Saran
Diharapkan agar hasil penelitian ini
dapat dijadikan teori pendukung dalam
SURYA
69
Vol.01, No.XIV, April 2013
Hubungan Senam Hamil Dengan Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil Di Polindes Desa Tlanak
Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan
Notoatmodjo, Soekidjo. (2002). Metode
Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT
Rineka Cipta
Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan
Metodelogi
Penelitian
Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
Saifuddin, Abdul Bari. (2002). Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal. Jakarta :
JNPKKR-POGI
Salmah.
(2006).
Asuhan
Kebidanan
Antenatal. Jakarta : EGC
Saminem, Hajjah. (2008). Kehamilan Normal.
Jakarta : EGC
Soekidjo
Notoatmodjo, (2003).
Ilmu
Kesehatan Masyarakat (PrinsipPrinsip Dasar). Jakarta : Rineka
Cipta
Varney, Helen. (2006). Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Vol.1. Jakarta : EGC
Walsh,
Linda V. (2007). Buku Ajar
Kebidanan Komunitas. Jakarta :
EGC
Wiknjosastro,
Hanifa.
(2002).
Ilmu
Kebidanan. Jakarta : YBP-SP
SURYA
70
Vol.01, No.XIV, April 2013
Acta Obstet Gynecol Scand 1999; 78: 180–185
Printed in Denmark – all rights reserved
Copyright C Acta Obstet Gynecol Scand 1999
Acta Obstetricia et
Gynecologica Scandinavica
ISSN 0001-6349
ORIGINAL ARTICLE
Water-gymnastics reduced the intensity of
back/low back pain in pregnant women
MARI KIHLSTRAND1, BIRGITTA STENMAN1, STAFFAN NILSSON1
AND
OVE AXELSSON2
From the Departments of Obstetrics and Gynecology, 1Falu Hospital, Falun, and 2Uppsala University, Uppsala, Sweden
Acta Obstet Gynecol Scand 1999; 78: 180–185. C Acta Obstet Gynecol Scand 1999
Objectives. To investigate if water-gymnastics during pregnancy may reduce the intensity of
back/low back pain and the number of days on sick-leave.
Methods. A prospective, randomized study. One hundred and twenty-nine women were randomized to participate in water-gymnastics once a week during the second half of pregnancy
and 129 were randomized to a control group. The women in both groups filled in questionnaires in gestational weeks 18, 34 and within the first postpartum week. Every day from
week 18 to labor they assessed the intensity of back/low back pain.
Results. Back pain intensity increased during pregnancy. No excess risk for the pregnancy
associated with water-gymnastics was observed. The women participating in water-gymnastics
recorded a lower intensity of back/low back pain. The total number of days on sick-leave
because of back/low back pain was 982 in the water-gymnastics group (124 women) compared
with 1484 in the control group (120 women). After weeks 32–33, seven women in the watergymnastics group compared with 17 in the control group were on sickleave because of back/
low back pain (pΩ0.031).
Conclusions. Intensity of back/low back pain increased with advancing pregnancy. There was
no excess risk for urinary or vaginal infections associated with water-gymnastics. Watergymnastics during the second half of pregnancy significantly reduced the intensity of back/
low back pain. Water-gymnastics decreased the number of women on sick-leave because of
back/low back pain. Water-gymnastics during pregnancy can be recommended as a method
to relieve back pain and may reduce the need for sick-leave.
Key words: back pain; pregnancy; sick-leave; water gymnastics
Submitted 2 December, 1997
Accepted 31 August, 1998
Several studies have shown that at least 50% of
women experience some kind of back pain during
some period in their pregnancy (1–7). From studies
of nonpregnant women of the same age in the general population in Scandinavia, the expected
prevalence of back pain is 20–25% (8). Between
10–21% of all pregnant Swedish women are on
sick-leave because of back pain during some
period in their pregnancy (5, 6). Östgaard and Andersson (6) reported in 1991 that 67% of all Swedish pregnant women experienced periods of back
pain during pregnancy. Back pain was also the
most common reason for being on sick-leave during pregnancy. Of all pregnant women, 21% were
C Acta Obstet Gynecol Scand 78 (1999)
on sick-leave on average for 7.5 weeks because of
back pain. Sick-leave did not eliminate their pain
(6, 9).
In a report to the Swedish government in 1995,
the National Social Insurance Board showed that
of Swedish women who gave birth in 1992, 72%
were on sick-leave during some period in their
pregnancy. Ten percent of these women were said
to be on sick-leave due to back problems.
Water-gymnastics has been pointed out as a conceivable method to relieve back pain and to decrease the need of sick-leave because of back pain
during pregnancy (9). Although no study has
shown significant effects on back pain of water-
Water-gymnastics during pregnancy
gymnastics during pregnancy, this activity has
gained widespread popularity among pregnant
women in Sweden. Midwives with experience of
leading water-gymnastics have a strong impression
that water-gymnastics reduce the intensity of back/
low back pain, and enable the women to continue
to work even late in pregnancy (11–14). Studies on
the subject have been performed, but the number
of women enrolled have been small (11–14). Granath investigated 94 pregnant women in a randomized prospective study (11). Of the 94 women,
44 had been on sick-leave, 70% of them because of
back pain. There was a 17% reduction in the number of women being on sick-leave for back/low
back pain and for other reasons among participants in the water-gymnastics. The reduction was,
however, not significant.
The aim of the present study was to investigate
if water-gymnastics during pregnancy can reduce
the intensity of back/low back pain and reduce the
number of days on sick-leave.
Materials and methods
Study population and design
A prospective randomized study was carried out
between January 1995 and May 1996 at the Department of Obstetrics and Gynecology, Falu Hospital, Falun, Sweden. It was approved by the Ethics Committee of the Medical Faculty at Uppsala
University. In Sweden, more than 95% of pregnant
women attend the free maternity health care service and the great majority register before 19 gestational weeks. The local antenatal clinics are run
by the County Health Care Boards. In the County
of Falun (population 52,000) there are six antenatal care clinics; four in the city and two in the
countryside. Women who registered at these six
clinics before the 19th week of gestation were given
the opportunity to participate in the present study.
Women with epilepsy, a previous preterm birth before week 32, an age under 18, and women already
participating in water-gymnastics, were excluded.
Only women familiar with the Swedish language
and an expected normal pregnancy were included.
Using sealed envelopes the women who accepted
the offer were randomized into two groups; one
group was offered water-gymnastics once a week
during the second half of pregnancy, the other
group was not. The randomization was done by a
midwife in connection with the ultrasound examination which all women are offered in gestational
weeks 15–18. All women invited to the study came
to the ultrasound examination. The invitations to
the study and the randomization were not consecutive during the study period, because no more than
60 women could participate in the water-gymnas-
181
tics during the same period. The swimming-pool
could be used only four hours a week for 15
women at a time. The recruitment had to be
stopped when four classes were full until the first
class was almost finished. At the beginning of the
study, 12 women were randomized to each class.
The three last classes were enlarged to include 15
women because it was evident that the swimmingpool had enough space for 15 women.
All women gave their informed consent. The
women in the water-gymnastics and the control
group were asked to fill in three questionnaires and
an every-day classification of intensity of back/low
back pain.
The questionnaires
The women in both groups filled in questionnaires
in gestational weeks 18, 34 and within the first post
partum week in the maternity ward. The questionnaires focused on previous and present back/
low back pain, parity, education, comfort with
their work, working hours, physical characteristics
of their work, exercise habits, smoking habits,
gynecological and urinary tract infections and history of sick-leave due to back/low back pain or
other reasons. The postpartum questionnaire also
included questions about sick-leave during this
pregnancy, weight gain during pregnancy, gestational week at delivery, whether the delivery was
spontaneous or induced (and if so, the reason for
induction), mode of delivery, analgesic methods
used during labor, number of days in the Neonatal
Care Unit, weight and height of the neonate, experience of labor pain and opinions about watergymnastics. Back/low back pain intensity was re-
Table I. Background factors recorded in gestational week 18
Watergymnastics group
Control
group
p-value
Number of pregnancies
1 pregnancy
2 pregnancies
3 pregnancies
±3 pregnancies
nΩ127
35.4%
34.6%
17.3%
12.6%
nΩ128
26.6%
35.9%
21.1%
16.4%
0.434
Smoking
±10 cig. per day
∞10 cig. per day
No smoking
nΩ124
2.4%
4.8%
92.7%
nΩ128
1.6%
6.3%
92.2%
0.802
Back pain
Previous back pain
No previous back pain
nΩ124
49.2%
50.8%
nΩ128
47.7%
52.4%
0.998
Back pain during pregnancy
Previous back pain
No previous back pain
No previous pregnancy
nΩ123
29.3%
35.8%
35.0%
nΩ127
33.9%
40.2%
26.0%
0.303
C Acta Obstet Gynecol Scand 78 (1999)
182
M. Kihlstrand et al.
corded in the questionnaires on a visual analog
scale. The scale is a ten centimeters long horizontal
unstratified line spanning the entire experience of
pain, starting with zero which denotes ‘no pain’
and ending with ten which denotes ‘unbearable
pain’. The women indicated how they experienced
the pain ‘at its worst’, ‘at its mildest’ and ‘just now’
by making a mark on the line. The distance from
the start of the line to the mark was measured in
millimeters as a measurement of pain experience.
The first two questionnaires were completed at
home and checked for completeness by the midwife at the antenatal care clinic at the next visit.
Every day classification of back/low back pain
Every day from gestational week 18 to labor the
women assessed the intensity of back/low back
pain by writing down a figure from ‘0’ to ‘10’ on a
record. where ‘0’ denoted ‘no pain at all’ and ‘10’
‘unbearable pain’. Back problems classified as ‘tiredness’ or ‘stiffness’ were not recorded.
The water-gymnastics
The water-gymnastics group included ten classes
of 12–15 women and took place in a swimmingpool with a water temperature of 32–34 degrees
Celsius. The exercises were recommended by the
Swedish Swimming Society (15–17) and tested for
pregnant women by physiotherapists. The women
were offered water-gymnastics 17–20 times (once a
week during the second half of pregnancy). Each
training session lasted one hour and included relaxing exercises. All the classes were led by one specially trained midwife. Another specially trained
midwife replaced her during holidays or sickness.
Two different exercise programs were used for all
women; one with exercises suitable for earlier pregnancy to be used for the first ten training sessions,
and one with exercises suitable for later pregnancy
for the last ten sessions. The physical training lasted for 30 minutes followed by 30 minutes of relaxation, all in water and to music adjusted to the
different exercises and to relaxation.
Table II. Urinary tract and gynecological infections during pregnancy
In gestational weeks 19–34
Watergymnastics group
Control
group
Urinary tract infection
treated by antibiotics
No
Once
nΩ124
nΩ122
96.8%
3.2%
96.7%
3.3%
Vaginal Candida infection
treated by medicine
No
Once
Ø2
nΩ124
Vaginal or cervical infection
treated by antibiotics
No
Once
Occurrence of infections
From gestational week 35 to delivery
Watergymnastics group
Control
group
nΩ123
nΩ118
99.2%
0.8%
96.6%
3.4%
nΩ122
nΩ124
nΩ117
75.0%
15.3%
9.7%
80.3%
12.3%
7.4%
85.5%
0.0%
14.5%
90.6%
0.0%
9.4%
nΩ124
nΩ121
nΩ123
nΩ119
97.6%
2.3%
100.0%
0.0%
99.2%
0.8%
99.2%
0.8%
p-value
0.981
0.700
0.247
Table III. Maternal weight gain and pregnancy outcome
Group
N
Mean
s.d.
Water-gymnastics
Control
Water-gymnastics
Control
123
118
121
119
13.9
14.3
277.3
277.5
4.9
5.5
11.0
11.7
Weight of the neonate, (g)
Water-gymnastics
Control
122
119
Height of the neonate, (cm)
Water-gymnastics
Control
122
120
Weight gain during pregnancy, (kg)
Pregnancy length, (days)
C Acta Obstet Gynecol Scand 78 (1999)
3618
3635
51.1
51.1
457
601
2.1
2.7
p-value
0.525
0.888
0.806
0.914
p-value
0.205
0.601
1.000
Water-gymnastics during pregnancy
Table IV. The delivery
Watergymnastics
group
Control
group
p-value
Vaginal spontaneous
nΩ121
89.3%
nΩ117
84.6%
0.338
Cesarean section
Elective
Emergency
nΩ124
4.0%
3.2%
nΩ120
3.3%
4.2%
0.890
Vacuum extraction
nΩ122
4.9%
nΩ115
6.1%
0.780
Epidural analgesia
nΩ122
37.7%
nΩ117
29.9%
0.221
No analgesia used during labor
nΩ117
17.9
nΩ116
25.0
0.205
Statistical analyses
Assuming that we could find a reduction of 30%
in intensity of pain (from 5 to 3.5 on the visual
analog scare), a standard deviation of 3.5, and that
70% of women experience back/low back pain during pregnancy, 123 women were needed in each
group (aΩ0.05, ßΩ0.80). Results were analyzed
using the SPSS for Windows 7.5.1. Comparisons
between the water-gymnastics group and the control group were carried out using t-test, Fisher’s
Exact Test and Chi-Square-test. To analyze the
every day classifications of back/low back pain
ANOVA with repeated measures was used. The results from every day and every individual were
used but analyzed for one week at the time.
Results
Nine hundred and sixty-seven women registered at
the six antenatal care clinics during the study
period. Three hundred and twenty-nine women
were invited to participate in the study. Sixty of
these declined participation since they could not
consider taking part in water-gymnastics. Six
women could not participate because of recurrent
urinary tract infection, shift work, baby-sitting
problems, a miscarriage and lack of time and five
women were incorrectly invited after recruitment
to the study had stopped. Of the remaining 258
women, 129 were randomized to water-gymnastics
and 129 to the control group. In the water-gymnastics group, 124 women answered all questionnaires
and 123 filled in the everyday classification of
back/low back pain. Five women did not participate in the water-gymnastics and did not fill in the
questionnaires nor the everyday classification. The
reasons were baby-sitting problems, a miscarriage,
sickness and that the time for the water-gymnastics
183
was unsuitable. In the control group, 120 women
filled in all questionnaires and 118 filled in the
everyday classification of back/low back pain. Two
women in the control group dropped out because
of a miscarriage and an intra-uterine death. The
remaining drop-outs gave no reason why.
The mean age was 28 years in the water-gymnastics group and 29 years in the control group. There
were no differences between the two groups regarding parity, previous back pain, smoking (Table I),
history of sick-leave due to back/low back pain or
other reasons, educational level, comfort with
work, physical characteristics of work or exercise
habits. No excess risk for the pregnancy associated
with water-gymnastics was observed. There were
no differences concerning gynecological and urinary tract infections (Table II), nor concerning
maternal weight gain, gestational week at delivery
or weight and height of the neonate (Table III). No
differences were found concerning spontaneous or
induced delivery, mode of delivery, analgesic
methods used during labor or number of days in
the Neonatal Care Unit (Table IV). Eighty-six
women (70.5%) in the water-gymnastics group
compared with 89 (74%) in the control group experienced some kind of back/low back pain at
some period during pregnancy (pΩ0.57). According to the everyday classification of pain intensity,
there was no difference in pain intensity between
the two groups in week 18, i.e. before the start of
the water-gymnastics. During the rest of the pregnancy the women participating in water-gymnastics reported a lower intensity of back/low back
pain. During the 31st and between the 33rd and
the 38th weeks the difference between the two
groups was significant. The pain increased during
pregnancy in both groups (Fig. 1).
In addition, when recorded on the VA-scales in
the questionnaires, the women participating in
water-gymnastics experienced less back/low back
* Back/low back pain intensity assessed every day between pregnancy 18 to labor
by writing down a figure from ‘0’ to ‘10’ on a record. ‘0’ denoted ‘no pain at all’
and ‘10’ ‘unbearable pain’. The figure shows the average experience of pain. The
water-gymnastics started at week 19.
Fig. 1. Everyday classification of back/low back pain*.
C Acta Obstet Gynecol Scand 78 (1999)
184
M. Kihlstrand et al.
Fig. 2. Pain at its worst, recorded on a visual analog scale by
questionnaires in gestational weeks 18, 34 and within the first
postpartum week.
pain than the control group. When the pain was
‘at its worst’ there was no difference between the
groups in week 18, but a significant difference was
recorded within the first postpartum week (pΩ
0.034) (Fig. 2).
In the water-gymnastics group, 16 women
(12.9%) were on sick-leave because of back/low
back pain at some period during pregnancy, compared with 26 (21.7%) in the control group (pΩ
0.09). The total amount of days being on sick-leave
because of back/low back pain was 982 in the
water-gymnastics group (124 women) compared
with 1484 days in the control group (120 women).
Because of physically heavy work, 43 women
(35.0%) in the water-gymnastics group and 46
(38.7%) in the control group were entitled to pregnancy leave from week 32 or 33. In the water-gymnastics group it was given to nine of the 16 women
who earlier in pregnancy had been on sick-leave
because of back/low back pain. In the control
group, the corresponding figures were nine of 26
women. Thus, seven women in the water-gymnastics group and 17 in the control group were on
sick-leave because of back/low back pain after
week 32–33. This difference is significant (pΩ
0.031).
In the water-gymnastics group, 110 women
(88.0%) exercised 10–20 times. Sixty-nine (55.2%)
exercised 15–20 times and 41 (32.8%) 10–15 times.
When women who had exercised at least 15 times
were compared with women who had exercised 10–
15 times, no significant difference was observed regarding days of sick-leave.
Ninety-eight percent of the women in the watergymnastics group said they wanted to participate
in water-gymnastics in their next pregnancy and
recommended water-gymnastics to other pregnant
women.
Discussion
This is the first study with an every day classification of back/low back pain during pregnancy. It
C Acta Obstet Gynecol Scand 78 (1999)
showed no difference in pain intensity between the
women in the two groups at the beginning of the
study in week 18. During the rest of the pregnancy
the women in the water-gymnastics group assessed
a lower intensity of back/low back pain. The difference was significant during the 31st and between
the 33rd and the 38th weeks of gestation (Fig. 1).
The every-day classification also showed that the
intensity of back/low back pain increased with advancing pregnancy (Fig. 1). This is in agreement
with the results of Kristiansson et al. (7), based on
three measurements during pregnancy.
The results of our study are similar to the results
of other studies regarding frequency of back pain
during pregnancy: 70–74% of Swedish women experience some kind of back pain at some period of
their pregnancy (6, 7).
Among Swedish women who gave birth in 1992,
approximately 7.2% were on sick-leave because of
problems with their backs (10). Eighty percent
were diagnosed as ‘non-specified back pain’, other
diagnoses were ischiadic pains and lumbago (10).
The reason for sick-leave is probably not always a
strictly medical diagnosis, but back pain is also
used when there is an unspecified need for sickleave in pregnancy (6). Since 1992, employers in
Sweden are obliged to pay for the first 14 days of
sick-leave. This has been supposed to give an
underrecording of the sick-leaves and, if so, more
than 7.2% of the women who gave birth in 1992
had been on sick-leave because of back pain at
some period during their pregnancy (10).
In this study, 12.9% in the water-gymnastics
group were on sick-leave because of back/low back
pain at some period during pregnancy compared
with 21.7% in the control group. In the study of
Östgaard and Andersson (6), 21% of all pregnant
women were on sick-leave because of back pain.
If all the sick-leaves because of back pain during
pregnancy had been just one day shorter in 1992 it
would have decreased the costs for society by between 2.6 to 3.7 million SEK (10). Regarding the
fact that sick-leave also means losses in production, the costs are even greater for the nation. The
costs for water-gymnastics used in this study can
be estimated to 1000 SEK per pregnant woman.
A pregnant Swedish woman gets, on average,
290 SEK per day while on sick-leave. If the number
of days on sick-leave were to decrease by 4.5 days
(1484 days/120 women 982 days/124 women), 1300
SEK would be saved per women participating in
water-gymnastics during pregnancy. If the difference concerning days of sick-leave between the
women in the water-gymnastics group compared
with the women in the control group is correct or
close to correct there will be a positive cost benefit
for the method.
Water-gymnastics during pregnancy
The significant difference in number of women
on sick-leave was found when women given maternity-allowance were excluded. Despite that, we
prefer to count the hypothetical example on the
results of the entire group.
There is no doubt that water-gymnastics was
greatly appreciated by the women, as also reported
by women in other studies (11–14). In Sweden,
many pregnant women are offered traditional
‘Maternity care gymnastics’. We have not found
any study evaluating that activity, but it is offered
to pregnant women by some antenatal care clinics.
Exercise during immersion offers several physiologic advantages during pregnancy (18).
The results of this study did not show any excess
risk for the pregnancy associated with water-gymnastics and the women in the two groups required
analgesic methods during labor to the same extent.
Their experiences of labor pain were the same. The
women in the water-gymnastics group reported
that the experience of relaxing exercises was useful
during labor. In conclusion, we found that the intensity of back/low back pain increased with advancing pregnancy. There was no excess risk for
urinary and vaginal infections associated with
water-gymnastics. Water-gymnastics during the
second half of pregnancy significantly reduced the
intensity of back/back low pain. Water-gymnastics
decreased the number of women on sickleave because of back/low back pain. Water-gymnastics
during pregnancy can be recommended as a
method to relieve back pain and may reduce the
need for sick-leave.
Acknowledgments
This study was supported by grants from the Dalarna Research
Institute and the Local Insurance Office when planning the
study. Jan Ifver is acknowledged for expert statistical evaluation. We also thank the midwives at the antenatal care clinics
in the County of Falun for their help with the study.
References
1. Mantle MJ, Greenwood RM, Curry HLF. Backache in
pregnancy. Rheumatol Rehab 1977; 16: 95–101.
2. Nwuga VCB. Pregnancy and back pain among upper class
Nigerian women. Aust J Physiother 1982; 28: 8–11.
185
3. Fast A, Shapiro O, Ducommun EJ, Friedmann CN, Bonklas T, Floman Y. Low back pain during pregnancy. Spine
1987; 12 (4): 368–71.
4. Bullock JE, Gwendolen AJ, Bullock MI. The relationship
of low back pain to postural changes during pregnancy.
Aust J Physiother 1987; 33: 10–17.
5. Berg G, Hammar M, Möller-Nielsen J, Linden U, Torblad
J. Low back pain during pregnancy. Obstet Gynecol 1988;
71 (1): 71–4.
6. Östgaard HC, Andersson GBJ. Prevalence of back pain in
pregnancy. Spine 1991; 16: 549–52.
7. Kristiansson R, Svärdsudd K, Von Schoultz B. Back pain
during pregnancy. Spine 1996; 21 (6): 702–9.
8. Biering-Sörensen F. Low back trouble in a general population of 30-, 40-, 50-, and 60-year old men and women.
Study design, representatives and basic results. Dan Med
Bull 1992; 29: 289–99.
9. Östgaard HC, Andersson GBJ. Previous back pain and risk
for developing back pain in a future pregnancy. Spine 1991;
16: 432–6.
10. The Swedish National Social Insurance Board. Sjukskrivning under graviditet (In Swedish.) Report to The Swedish
Government, 1995.
11. Granath A. Vattengymnastik under graviditet (In Swedish.)
Jordemodern 1996; 6: 263–6.
12. Ohnell C, Svensson B. Vattengympa – förlossningsförberedelse i vatten (In Swedish.) Spriline FOU Rapport, 1994.
13. Fernfors B, Wennersten-Johansson L, Åkerlind J. Vattengymnastik för gravida med ryggbesvär och bäckeninsufficiens (In Swedish.) Primärvårdens F O U-enhet, Linköping.
Spriline F O U-Rapport, 1995.
14. Eriksson B, Guslen A. Vattengympa/förlossningförberedelse i vatten (In Swedish.) Landstinget Halland. Spriline Rapport, 1995; p. 6.
15. Seidlitz G. Vattengymnastik 1:a Upplagan (In Swedish.)
Farsta Sweden; The Swedish Swimming Society, 1987–
1988.
16. Seidlitz G. Vattengymnastik 2:a Upplagan (In Swedish.)
Farsta Sweden; The Swedish Swimming Society, 1988–
1991.
17. Spångberg P. Vattengymnastik teori/praktik 1:a Upplagan
(In Swedish.) Farsta Sweden; The Swedish Swimming
Society, 1990.
18. Katz VL, McMurray R, Goodwin WE. Cefalo RC Nonweightbearing exercise during pregnancy on land and during immersion: a comparative study. Am J Perinatol 1990;
7(3): 281–4.
Address for correspondence:
Mari Kihlstrand, M.D.
Department of Obstetrics and Gynecology
Falu Hospital
S-791 82 Falun
Sweden
C Acta Obstet Gynecol Scand 78 (1999)
EFEKTIFITAS SENAM HAMIL TERHADAP PENURUNAN
NYERI PUNGGUNG PADA IBU HAMIL
Febrina Yosefa1, Misrawati2,Yesi Hasneli3
Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Riau
Email: [email protected]
Abstract
The purpose of this research was to determine the effectiveness of pregnancy exercise for reduction back pain during
pregnancy. The method of this research was quasi- experimental and used non- equivalent control group as the research
design. This research was conducted at Puskesmas Karya Wanita Pekanbaru that consist of 30 people, 15 people were
experimental group and 15 people were control group. The total sample are 30 people who were taken by using purposive
sampling techniques by noticing to the inclusion criteria. The analysis that was used in this research were univariate and
bivariate analysis with used wilcoxon test and t-independent test. The results showed there was a significant reduction of back
pain during pregnancy in experimental group has given pregnancy exercise with p value 0,001 (<0,05). It means that
pregnancy exercise is effective for reduction back pain during pregnancy. The result of the research is recommend for public
health center to organize prenatal class especially pregnancy exercise regularly
Keywords: back pain, pregnancy exercise, pregnancy
PENDAHULUAN
Kehamilan merupakan impian setiap wanita
dan merupakan salah satu cara untuk mencapai
kesempurnaan seorang ibu. Proses ini diawali
dengan adanya pembuahan (konsepsi), masa
pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri
dengan lahirnya sang bayi (Datta, 2007).
Kehamilan berlangsung selama kira-kira 10 bulan
lunar, atau 9 bulan kalender, atau 40 minggu, atau
280 hari. Lama kehamilan dihitung dari pertama
periode menstruasi terakhir.
Menurut hasil laporan National Vital
Statistic Report tahun 2011 jumlah ibu hamil di
Amerika Serikat diperkirakan 4.348.949 orang,
dan dari hasil laporan Profil Data Kesehatan
Indonesia tahun 2011 jumlah ibu hamil di
Indonesia adalah 5.060.637 orang, sedangkan
untuk Provinsi Riau tahun 2011 jumlah ibu hamil
adalah 145.098 orang sedangkan untuk kota
pekanbaru jumlah ibu hamil pada tahun 2011
adalah sebanyak 22.964 orang (Kemenkes, 2012).
Saat kehamilan akan terjadi perubahan yang
besar di dalam tubuh seorang perempuan.
Perubahan ini tidak hanya berhubungan dengan
bentuk dan berat badan, tetapi juga terjadi
perubahan biokimia, fisiologis, bahkan psikologis
yang merupakan konsekuensi dari pertumbuhan
janin di dalam rahim. Perubahan ini sebenarnya
bertujuan untuk menjaga metabolisme tubuh,
mendukung pertumbuhan janin, serta persiapan
persalinan dan menyusui dengan tingkatan yang
bervariasi disetiap trimesternya (Emilia &
Freitag, 2010). Selain itu proses kehamilan akan
menimbulkan berbagai perubahan pada seluruh
sistem tubuh, perubahan ini berdampak pada
sistem kardiovaskuler, sistem pernafasan, sistem
hormonal, sistem gastrointestinal, maupun sistem
muskuloskeletal (Kemenkes RI, 2010).
Perubahan pada sistem muskuloskeletal
selama kehamilan yaitu terjadinya perubahan
tubuh secara bertahap dan peningkatan berat
wanita hamil menyebabkan postur dan cara
berjalan berubah secara menyolok. Pada wanita
hamil pusat gravitasi bergeser ke depan. Payudara
yang besar dan posisi bahu yang bungkuk saat
berdiri akan semakin membuat kurva punggung
dan lumbar menonjol. Perubahan-perubahan yang
terkait sering kali menimbulkan rasa tidak
nyaman
pada
muskuloskeletal
(Bobak,
Lowdermik dan Jensen. 2005).
Perubahan
muskuloskeletal
sering
menyebabkan ibu merasakan nyeri pada daerah
punggung terutama daerah punggung bawah.
Nyeri punggung bagian bawah merupakan
masalah otot tulang yang paling sering dilaporkan
dalam kehamilan (Walsh, 2008). Nyeri punggung
terjadi karena adanya perubahan pada hormon
kehamilan yang meningkatkan kadar hormon
relaksin, hal ini mempengaruhi fleksibilitas
jaringan ligamen yang akhirnya meningkatkan
mobilitas sendi di pelvis dan akan berdampak
pada ketidakstabilan spinal dan pelvis serta
menyebabkan rasa tidak nyaman. Faktor
predisposisi lainnya yang menyebabkan nyeri
punggung berkaitan dengan penambahan berat
badan, perubahan postur yang cepat, nyeri
punggung terdahulu, dan peregangan yang
berulang. Selain itu nyeri punggung juga
dirasakan akibat kesalahan postur tubuh saat
duduk, berdiri, berbaring dan bahkan pada saat
melakukan aktivitas rumah (Braxshaw, 2004).
Menurut Mander (2004) insiden nyeri
pungung mencapai puncak pada minggu ke-24
sampai dengan minggu ke-28, tepat sebelum
pertumbuhan abdomen mencapai titik maksimum.
Menurut hasil penelitian epidemiologi yang
terbatas yang dilakukan oleh Mayer, dkk (1994
dalam Mander, 2004) nyeri punggung sering di
perparah dengan terjadinya backache atau sering
disebut dengan “nyeri pungung yang lama”.
Backache ini ditemukan pada 45% wanita saat
dicatat kehamilannya, meningkat 69% pada
minggu ke-28 dan hampir bertahan pada tingkat
tersebut.
Keluhan nyeri punggung yang dialami oleh
ibu hamil tentunya tidak bisa dibiarkan begitu
saja. Menurut Yu (2010) salah satu cara untuk
meningkatkan kesehatan selama kehamilan
adalah dengan melakukan olah raga ringan seperti
senam hamil. Senam hamil adalah suatu bentuk
latihan guna memperkuat dan mempertahankan
elastisitas otot-otot dinding perut, ligamenligamen, serta otot dasar panggul yang
berhubungan dengan proses persalinan. Latihan
ini berfungsi untuk memperkuat stabilitas inti
tubuh yang akan membantu memelihara
kesehatan tulang belakang. Mempunyai kekuatan
tubuh
yang
baik
dapat
meningkatkan
keseimbangan dan kestabilan individu serta
meminimalkan risiko trauma tulang belakang
ataupun jatuh pada saat hamil.
Senam hamil dapat meringankan keluhan
nyeri punggung yang dirasakan oleh ibu hamil
karena didalam senam hamil terdapat gerakan
yang dapat memperkuat otot abdomen. Fungsi
penting dari otot abdomen yaitu kontrol pelvis
saat menengadah. Ketika ligamen disekitar pelvis
menegang dan tidak lagi memberikan topangan
yang kuat kepada sendi maka otot menjadi garis
pertahanan kedua membantu mencegah tegangan
yang berlebihan pada ligamen pelvis. Harus
diingat bahwa tegangan yang berlebihan pada
pelvis dan melemahnya otot abdomen inilah yang
menyebabkan nyeri punggung. Untuk itu perlu
dilakukan latihan ini untuk mempertahankan
tonus otot abdomen yang baik (Myles, 2009).
Selain itu pada saat melakukan senam hamil
tubuh akan memproduksi endorfin lebih banyak.
Endorfin dikenal sebagai zat yang memiliki
prinsip kerja seperti morfin yang berfungsi untuk
memberikan ketenangan, mengatasi stress pada
saat hamil dan mampu untuk mengurangi nyeri
seperti nyeri pada daerah punggung (Emilia &
Freitag, 2010).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Puspitasari (2013) tentang hubungan senam hamil
dengan nyeri punggung pada ibu hamil di Rumah
Sakit Kendangsari Surabaya dengan hasil p value
= 0,000 yang artinya Ho ditolak artinya adanya
hubungan yang bermakna antara ibu hamil yang
melakukan senam hamil dengan nyeri punggung.
Semakin teratur mengikuti senam hamil maka hal
ini dapat meminimalkan nyeri punggung yang
dirasakan oleh ibu hamil.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan
peneliti pada tanggal 30 Juli 2013 di wilayah
kerja Puskesmas Rawat Inap Karya Wanita
Pekanbaru dengan mewawancarai 5 ibu hamil,
ditemukan bahwa 3 diantaranya mengalami nyeri
punggung yang sangat mengganggu saat
menjalani aktivitasnya dan 2 ibu hamil
mengeluhkan nyeri punggung tapi tidak sampai
mengganggu aktivitas. Upaya yang dilakukan
untuk mengurangi nyeri tersebut yaitu dengan
memijat punggungnya dengan minyak kayu
putih, istirahat, dan ada juga yang mengompres
punggungnya dengan air hangat. Saat ditanya
mengenai aktivitas olahraga seperti senam hamil
2 ibu hamil menjawab pernah melakukan
kegiatan tersebut tetapi tidak teratur dan 3
diantaranya tidak pernah melakukan senam
hamil.
Meskipun telah dilaksanakan program
senam hamil namun banyak diantara ibu-ibu
hamil yang tidak mengikuti program tersebut,
untuk ibu hamil yang mengikuti program senam
hamil tetap saja mengeluhkan nyeri pada
punggungnya
hal
ini
disebabkan
oleh
ketidakteraturan ibu hamil dalam melaksanakan
senam hamil. Berdasarkan fenomena tersebut
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Efektivitas senam hamil terhadap
penurunan nyeri punggung pada ibu hamil”
TUJUAN
Mengetahui efektivitas senam hamil
terhadap penurunan nyeri punggung pada ibu
hamil.
MANFAAT
Mengetahui efektivitas senam hamil
terhadap penurunan nyeri punggung pada ibu
hamil.
METODE
Desain Quasi Eksperimen dengan rancangan
penelitian Non-Equivalent Control Group yang
melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Sampel pada
penelitian ini adalah 30 responden yang
mengalami nyeri punggung di Wilayah Kerja
Puskesmas
Karya
Wanita
Pekanbaru.
Pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling. Analisa Data: Analisa statistik melalui
dua tahapan yaitu dengan menggunakan analisa
univariat dan bivariat.
HASIL PENELITIAN
Hasil analisa univariat pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Karakteristik responden berdasarkan umur
Distribusi berdasarkan karakteristik responden
dijelaskan pada tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1
Distribusi frekuensi karakteristik responden
Karakteristik
Umur
< 20
20-35
> 35
Suku
- Melayu
- Minang
- Batak
- Jawa
Jumlah hamil
- Primigravida
- Multigravida
Umurkehamilan
- Timester 2
- Trimester 3
Pekerjaan
- IRT
- PNS
- Wiraswasta/
swasta
Pendidikan
- Dasar
- Menengah
- Tinggi
Eksperimen dan Kontrol
n
%
1
25
4
3,3
83,3
13,4
6
19
1
4
20
63,3
3,3
13,4
5
25
16,7
83,3
16
14
53,3
46,7
27
0
3
90
0
10
9
18
3
30
60
10
bersuku minang yaitu sebanyak 19 responden
(63,3%). Kehamilan multigravida yaitu sebanyak
25 Responden (83,3%), dengan umur kehamilan
yaitu trimester 2 sebanyak 16 responden (53,3%)
pekerjaan responden terbanyak adalah IRT
sebanyak 27 orang (90,0%) dengan pendidikan
terbanyak adalah tingkat menengah yaitu
sebanyak 18 responden (60,0%)
Tabel 2
Rata-rata intensitas nyeri pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol sebelum
diberikan senam hamil
Variabel
Jumlah Mean SD
- Kelompok
15
4,53
1,187
Eksperimen
- Kelompok
15
4,20
1,146
Kontrol
Tabel 2 menunjukkan mean intensitas nyeri
sebelum diberikan senam hamil pada kelompok
eksperimen adalah sebesar 4,53 dengan standar
deviasi 1,187, sedangkan mean intensitas nyeri
punggung pada kelompok kontrol adalah 4,20
denan standar deviasi 1,146.
Tabel 3
Rata-rata intensitas nyeri pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol sesudah
diberikan senam hamil
Variabel
- Kelompok
Eksperimen
- Kelompok
Kontrol
Jumlah
15
Mean
2,13
SD
1,125
15
3,73
1,280
Tabel 3 menunjukkan mean intensitas nyeri
sesudah diberikan senam hamil pada kelompok
eksperimen adalah 2,13 dengan standar deviasi
1,125, sedangkan mean intensitas nyeri kelompok
kontrol adalah 3,73 dengan stabdar deviasi 1,280.
2. Analisa Bivariat
Tabel 1 menunjukkan bahwa mayoritas
responden dalam penelitian adalah berumur 20-35
tahun yaitu sebanyak 25 responden (83,3%),
Tabel 4
Perbedaan rata-rata intensitas nyeri pre-test dan
pos-test pada kelompok eksperimen
Variabel
Pre-test
Post-test
Mean
4,53
2,13
SD
1,187
1,126
p value
0,000
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari hasil uji
statistik didapatkan mean intensitas nyeri sebelum
diberikan senam hamil pada kelompok
eksperimen adalah 4,53. Rata-rata intensitas nyeri
sesudah diberikan intervensi adalah 2,13. Hasil
uji statistik didapatkan adanya penurunan yang
signifikan antara mean intensitas nyeri sebelum
dan sesudah diberikan senam hamil pada
kelompok eksperimen dimana p value 0.000 lebih
kecil dari nilai alpha (p < α (0.05), berarti dapat
disimpulkan bahwa senam hamil efektif dalam
menurunkan tintensitas nyeri punggung.
Tabel 5
Perbedaan rata-rata intensitas nyeri pre-test dan
pos-test pada kelompok kontrol
Variabel
Pre-test
Post-test
Mean
4,20
3,73
SD
1,146
1,280
p value
0,159
Tabel 5 menunjukkan bahwa dari hasil uji
statistik didapatkan mean intensitas nyeri pre-test
adalah 4,20 dan mean intensitas nyeri post-test
adalah 3,73. Dari hasil uji statistik diperoleh p
value = 0.159 dimana lebih besar dari nilai alpha
(p > α (0.05), berarti tidak ada perbedaan antara
intensitas nyeri pre-test dan post test pada
kelompok kontrol.
Tabel 6
Perbedaan rata-rata intensitas nyeri post-test
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Variabel
Eksperimen
Kontrol
Mean
2,30
3,73
SD
1,125
1,280
p value
0.001
Tabel 6 menunjukkan bahwa dari hasil uji
statistik t independent didapatkan mean intensitas
nyeri post test pada kelompok intervensi adalah
2,30. Pada kelompok kontrol diketahui Mean
intensitas nyeri post test adalah 3,73. Hasil uji
statistik didapatkan p value = 0.001 dimana lebih
kecil dari nilai alpha (p < α (0.05), berarti Ho
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa adanya
perbedaan yang signifikan rata-rata intensitas
nyeri sesudah diberikan senam hamil antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol tanpa
diberikan senam hamil.
PEMBAHASAN
1. Karakteristik Responden
a. Usia
Berdasarkan
penelitian
yang
telah
dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Karya
Wanita, didapatkan hasil bahwa usia responden
terbanyak berada pada rentang umur 20-35 tahun
(83,3%). Hal ini sesuai dengan pernyataan
BKKBN (2012) yang menyatakan bahwa usia
ideal wanita untuk hamil adalah pada rentang
umur 20-35 tahun. Pada usia tersebut merupakan
usia yang aman untuk melahirkan dan masa
kesuburan sedang dalam kondisi puncak. Wanita
yang usianya kurang dari 20 tahun atau lebih dari
35 tahun sering mengalami komplikasi kehamilan
sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin.
Setiap orang memiliki cara yang berbeda
dalam mengatasi dan menginterpretasikan nyeri.
Cara seseorang berespon terhadap nyeri adalah
akibat dari banyak kejadian nyeri selama rentang
hidupnya (Smeltzer & Bare, 2002). Menurut
Potter & Perry (2006) terdapat hubungan antara
nyeri dengan seiring bertambahnya usia, yaitu
pada tingkat perkembangan. Orang dewasa akan
mengalami perubahan neurofisiologis dan
mungkin mengalami penurunan persepsi sensorik
stimulus serta peningkatan ambang nyeri.
Penjelasan diatas memberikan gambaran
dalam penelitian ini bahwa persepsi dan respon
nyeri yang dipengaruhi umur merupakan akibat
dari perubahan neurofisiologis dan akibat dari
kejadian selama rentang kehidupannya.
b. Suku
Suku terbanyak ibu hamil adalah suku
Minang (63,3%). Sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Suza (2003 dalam Ardinata, 2007)
menemukan bahwa di Indonesia nyeri yang
dialami oleh pasien yang berasal dari suku Batak
dan Jawa ternyata berbeda. Berbeda dalam
laporan nyerinya serta respon terhadap nyeri itu
sendiri. Hal ini karena nilai nilai dan budaya
mempengaruhi respon nyeri seseorang. Menurut
Perry & Potter (2005), latar belakang budaya dan
suku mempengaruhi keyakinan, nilai, dan
kebiasaan individu. Budaya mempengaruhi cara
melaksanakan kesehatan pribadi. Kultur atau
budaya memiliki peran yang kuat untuk
menentukan faktor sikap individu dalam
mempresepsikan
dan
merespon
nyerinya
(McGuire & Sheilder, 1993 dalam Ardinata,
2007)
c. Jumlah kehamilan
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Karya
Wanita, didapatkan hasil bahwa mayoritas jumlah
kehamilan
responden
adalah
kehamilan
multigravida sebanyak 25 orang (83,3%). Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ummah (2012) tentang nyeri punggung pada ibu
hamil ditinjau dari body mekanik dan paritas di
Desa Ketanen Kabupaten Gresik, didapatkan
hasil
ada hubungan antara paritas dengan
kejadian nyeri punggung pada kehamilan dan
secara statistik tidak signifikan (p=0,770)
Paritas yang tinggi akan meningkatkan resiko
kejadian nyeri punggung. Dengan demikian
semakin sering seorang wanita hamil dan
melahirkan maka resiko terjadinya nyeri
punggung selama kehamilan semakin meningkat.
Perubahan secara anatomis dan fisiologis
yang terjadi selama kehamilan tidak sepenuhnya
bisa dipulihkan setelah masa kehamilan dan
persalinan selesai. Bahkan beberapa perubahan
yang terjadi akan menetap. Demikian halnya
dengan perubahan muskuloskeletal, tonus otot
yang mengalami peregangan pada kehamilan
sebelumnya tidak bisa pulih seperti sebelum
kehamilan terutama jika setelah masa kehamilan
tidak melakukan latihan fisik yang tepat.
Akibatnya otot-otot abdomen dan uterus akan
mengendur.
Otot-otot abdomen wanita yang lemah
sehingga gagal menopang uterus yang membesar
menyebabkan uterus akan mengendur, semakin
memanjang (Varney, 2007). Hal ini akan
meningkatkan resiko nyeri punggung. Kelemahan
otot abdomen lebih umum terjadi pada wanita
yang terlalu sering hamil (grand multipara) yang
tidak melakukan latihan untuk mengembalikan
tonus otot abdomennya tiap kali selesai
melahirkan.
d. Umur kehamilan
Umur kehamilan paling banyak berada
pada trimester 2 sebanyak 16 responden (53,3%).
Menurut Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia (2010), senam hamil dianjurkan
dilakukan ketika janin dalam kandungan telah
berusia lebih dari 22 minggu (trimester 2) karena
sebelum usia kandungan menginjak 3 bulan
pelekatan janin di dalam uterus belum terlalu kuat
yang dimaksudkan untuk menghindari resiko
abortus. Dengan demikian responden pada
penelitian ini sangat dianjurkan untuk melakukan
senam hamil karena responden yang berada pada
wilayah Puskesmas Karya Wanita memiliki usia
kehamilan >22 minggu sehingga aman untuk
melakukan senam hamil secara teratur.
e. Pekerjaan
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan diwilayah kerja Puskesmas Karya
Wanita, didapatkan hasil bahwa 27 orang
responden (90%) memiliki status pekerjaan
sebagai ibu rumah tangga/tidak bekerja. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ratnawati (2009) tentang hubungan antara
pekerjaan dengan partisipasi ibu dalam mengikuti
senam hamil. Penelitian ini dilakukan pada 60
orang ibu hamil dan didapatkan hasil bahwa lebih
dari setengah ibu hamil yang bekerja tidak
mengikuti senam hamil sehingga dapat
disimpulkan bahwa pekerjaan mempengaruhi
partisipasi ibu hamil dalam melakukan senam
hamil. Selain pekerjaan sangat mempengaruhi ibu
untuk melakukan senam hamil karena waktu yang
dimiliki ibu hamil yang tidak bekerja lebih
banyak daripada ibu hamil yang bekerja.
f. Pendidikan
Mayoritas pendidikan responden adalah
tingkat pendidikan menengah sebanyak 26 orang
dengan persentase 86,7%. Menurut Lichayati &
Kartikasari (2013) pendidikan merupakan faktor
yang mempengaruhi senam hamil selama
kehamilan. Dari hasil penelitian tersebut
didapatkan mayoritas responden berpendidikan
SMA, dimana pendidikan SMA merupakan
pendidikan menengah, cara berpikir sudah mulai
matang dan mampu mengaplikasikan informasi
yang diterima khususnya tentang senam hamil.
Seseorang yang berpendidikan tinggi akan lebih
luas pandangannya dan lebih mudah menerima
ide dan tata cara kehidupan baru. Secara umum
semakin tinggi tingkat pendidikan wanita,
semakin besar kemungkinanya melakukan senam
hamil.
Menurut Undang-Undang tentang Sistem
Pendidikan Nasional (2003), tingkat pendidikan
di Indonesia dibagi atas 3 tingkat yaitu
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi Latar belakang pendidikan
merupakan faktor yang mempengaruhi pola pikir
seseorang. Latar belakang pendidikan akan
membentuk cara berpikir seseorang termasuk
membentuk kemampuan untuk memahami faktorfaktor yang berkaitan dengan penyakit dan
menggunakan pengetahuan tersebut untuk
menjaga kesehatan (Perry &Potter, 2005).
1. Efektifitas senam hamil terhadap penurunan
tekanan darah.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan pada 30 responden yang dibagi ke
dalam 2 kelompok, kelompok eksperimen dan
kelompok
kontrol.
Kelompok
intervensi
diberikan senam hamil selama 3 hari sedangkan
kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan
seperti kelompok intervensi.
Berdasarkan hasil dari uji wilcoxon diperoleh
p value= 0,000 (p<0,05). Hal ini berarti ada
pengaruh yang signifikan antara mean intensitas
nyeri kelompok eksperimen sebelum dan sesudah
diberikan senam hamil. Disimpulkan bahwa
senam hamil efektif dalam menurunkan intensitas
nyeri punggung.
Penurunan intensitas nyeri punggung ini juga
didukung oleh karakteristik responden, dimana
90% responden memiliki pekerjaan sebagai ibu
rumah tangga sehingga memiliki banyak waktu
untuk melakukan senam hamil dan 60,0%
memiliki pendidikan menengah dimana tingkat
pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan dan
pengetahuan ibu hamil dalam menerapkan
perilaku hidup sehat seperti melakukan senam
hamil secara teratur.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Puspitasari (2013) tentang
hubungan senam hamil dengan nyeri punggung
pada ibu hamil di Rumah Sakit Kendangsari
Surabaya dengan hasil p value = 0,000 yang
artinya Ho ditolak artinya adanya hubungan yang
bermakna antara ibu hamil yang melakukan
senam hamil dengan nyeri punggung. Semakin
teratur ibu hamil dalam mengikuti senam hamil
maka hal ini dapat meminimalkan nyeri
punggung yang dirasakan oleh ibu hamil.
Nyeri punggung pada ibu hamil dapat diatasi
dengan melakukan aktivitas dengan hati-hati dan
benar agar tidak terjadi kesalahan postur tubuh
selain itu nyeri punggung pada ibu hamil juga
dapat di atasi dengan olahraga yang sesuai
dengan kemampuan ibu hamil salah satunya
dengan melakukan senam hamil. Senam hamil
yang dilakukan secara teratur dapat mengurangi
nyeri punggung karena gerakan yang terdapat
didalam senam hamil mampu memperkuat otot
abdomen sehingga mencegah tegangan yang
berlebihan pada ligamen pelvis sehingga
intensitas nyeri punngung menjadi berkurang.
Selain itu melakukan senam hamil mampu
mengeluarkan endorphin didalam tubuh, dimana
fungsi endorphin yaitu sebagai penenenang dan
mampu mengurangi nyeri punggung pada ibu
hamil. Dengan demikian pada penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa pemberian senam hamil dapat
menurunkan intensitas nyeri punggung pada ibu
hamil.
Sedangkan pada kelompok kontrol dari hasil
uji statistik wilcoxon diperoleh nilai p = 0,159
dimana lebih besar dari nilai alpha (p < α (0.05),
berarti tidak ada perbedaan antara intensitas nyeri
pre-test dan post test pada kelompok kontrol yang
tidak diberikan perlakuan senam hamil.
PENUTUP
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
karakteristik responden paling banyak berusia 2035 tahun (83,3%), suku minang (63,3%),
multigravida (83,3%), berada pada trimester 2
(53,3%), ibu rumah tangga (90%), tingkat
pendidikan menengah (86,7%), Pemberian senam
hamil pada kelompok eksperimen menurunkan
intensitas nyeri punggung pada ibu hamil dengan
selisih nilai rata-rata intensitas nyeri sebesar 2,40
dan berdasarkan hasil uji wilcoxon menunjukkan
signifikansi dengan nilai p (0,000) < α (0,05).
Pada kelompok kontrol terjadi penurunan
intensitas nyeri namun tidak signifikan dengan
selisih rata-rata intensitas nyeri sebesar 0,47 dan
berdasarkan hasil uji wilcoxon menunjukkan tidak
terdapat signifikansi dengan nilai p (0,159) > α
(0,05). Hasil uji t independent dimana diperoleh p
(0,001) < α (0,05). Hal ini berarti terdapat
perbedaan yang signifikan antara rata-rata
intensitas nyeri punggung ibu hamil pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
sesudah diberikan senam hamil, dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa senam hamil efektif
terhadap penurunan nyeri punggung pada ibu
hamil.
Saran
Bagi ibu hamil agar dapat di aplikasikan
dalam membantu menurunkan intensitas nyeri
punggung dan untuk peneliti selanjutnya dapat
dijadikan sebagai evidence based dan tambahan
informasi untuk mengembangkan penelitian lebih
lanjut tentang efektivitas senam hamil terhadap
gangguan pola tidur.
1
Febrina Yosefa: Mahasiswa Program Studi
Ilmu Keperawatan Universitas Riau, Indonesia
2
Misrawati: Dosen Departemen Keperawatan
Maternitas Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Riau, Indonesia
3
Yesi Hasneli: Dosen Departemen Keperawatan
Medikal Bedah Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Riau, Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Ardinata, D. (2007). Multidimensional nyeri.
Diperoleh tanggal 1 februari 2014 dari
http://repository.usu.ac.id.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional. (2012). Kehamilan ideal usia 2035 tahun. Diperoleh tanggal 20 Januari
2014
dari
http://www.bkkbn.go.id/ViewArtikel.aspx?
ArtikelID=64.
Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L., & Jense, M. D.
(2005). Buku ajar keperawatan maternitas.
Edisi 4. Jakarta: EGC.
Braxshaw, E. (2007). Senam hamil dan nifas.
Jakarta: EGC.
Datta, M. (2007). Panduan praktis kehamilan dan
persalinan. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu
Populer.
Dinkes Provinsi Riau. (2010). Profil kesehatan
Provinsi Riau tahun 2010. Diperoleh
tanggal
20
januari
2014
dari
http://www.dinkesriau.net.
Emilia, O., & Freitag, H. (2010). Tetap bugar dan
energik selama hamil. Jakarta: Agromedia
Pustaka.
Kemenkes RI. (2010). Panduan teknis latihan
fisik selama kehamilan dan nifas. Jakarta:
Kemenkes RI.
Kemenkes RI, (2012). Profil data kesehatan
Indonesia tahun 2011.
Lichayati, I & Kartikasari, R.I. (2013). hubungan
senam hamil dengan nyeri punggung pada
ibu hamil di Polindes Desa Tilanak
Kecamatan
Kedungpring
Kabupaten
Lamongan. Diperoleh tanggal 1 februsri
2014 dari stikesmuhla.ac.id
Mander, R. (2004). Nyeri persalinan. Jakarta:
EGC.
Myles. (2009). Buku Ajar Bidan. Jakarta: EGC.
Perry, A.G., & Potter, P.A. (2005). Buku ajar
fundamental keperawatan: Konsep, proses
dan praktik. (Ed 4). (Y. Asih, Terj.).
Jakarta: EGC.
Puspitasari, A. R. (2013). Hubungan senam hamil
dengan nyeri punggung pada ibu hamil
trimester III. Tidak dipublikasikan: Stikes
Yarsi.
Ratnawati, S. (2009). Hubungan antara
pekerjaan dengan partisipasi ibu mengikuti
senam hamil. Diperoleh tanggal 10 Oktober
2012 dari http// isjd.pdii.lipi.go.id.
National vital statistic report. (2011) Diperoleh
tanggal
13
Juli
2013
dari
http://www.CDC.gov/nchs/data/nvsr
Ummah, F. (2012). Nyeri punggung pada ibu
hamil ditinjau dari body mekanik dan
paritas di Desa Ketanen. Diperoleh 1
februari 2014 dari stikesmuhla.ac.id
Undang-undang Republik Indonesia. (2003).
Sistem pendidikan nasional. Diperoleh
tanggal
21
Januari
2014
dari
http://archive.web.dikti.go.id/2009/UUno20t
h2003-Sisdiknas.htm
Walsh, L. (2007). Buku ajar kebidanan
komunitas. Jakarta: EGC.
Yu, W.S. (2010). Kesehatan fisik dalam
mempersiapkan kehamilan. Diperoleh
tanggal
13
juli
2013
dari
http://www.kompas.com.
Download