KARYA TULIS ILMIAH SENAM HAMIL UNTUK MENGURANGI NYERI PUNGGUNG BAWAH IBU HAMIL TRIMESTER III PADA NY.P UMUR 38 TAHUN G3P2A0 DI BPM UMI MUNTAMAH AMD.KEB DESA GIWANGRETNO KECAMATAN SRUWENG KABUPATEN KEBUMEN Diajukan untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh : Agus Setioningsih B1301017 Disusun Oleh : AYUNITA UTAMI B1301029 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2016 i ii iii iv HALAMAN PERSEMBAHAN Dengan segala kerendahan hati, karya tulis ini penulis persembahkan untuk : ALLOH SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta kesehatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Bapak, Ibu, Kakak-kakakku dan seluruh keluarga tercinta yang selalu mendoakan, memberi motivasi kepada penulis untuk terus bersemangat, bersabar dalam menyelesaikan karya tulis ini. Hastin Ika Indriyastuti, S.SiT., M.P.H yang telah membimbing penulis dengan sabar dalam menyelesaikan karya tulis ini. Seluruh dosen DIII Kebidanan Stikes Muhammadiyah Gombong tercinta. Sahabat-sahabatku tercinta Dina Dwi Septiani (Dindin), Agustina Alfiyati (Encus), Ayunita Utami (Encun), Nanda Nur Aini (Nandut) dan Mba Endang yang selalu siaga dalam membantu, mengingatkan serta menyemangati penulis Seluruh teman-teman DIII Kebidanan seperjuangan terutama kelas 3A yang selalu saling membantu, mengingatkan serta menyemangati penulis. Serta seluruh mahasiswa Stikes Muhammadiyah Gombong tercinta. v KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dari Institusi Pendidikan STIKes Muhammadiyah Gombong, Prodi D III Kebidanan berupa laporan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Penggunaan Handuk Bayi Baru Lahir untuk Penegahan Hipotermi pada Asuhan Bayi Baru Lahir Fisiologis Bayi Ny. Y Umur 0-6 Jam Di BPM Hariyati Desa Sugihwaras Kecamatan Adimulyo Kabupaten Kebumen”. Laporan ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar ahli madya kebidanan. Selama pembuatan laporan ini, penulis mendapatkan bimbingan, masukan, dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. M. Madkhan Anis, S.Kep., Ns. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong. 2. Hastin Ika Indriyastuti, S.SiT., M.P.H. selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong, selaku penguji II dan selaku pembimbing I yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini. 3. Siti Mutoharoh, S.ST., M.P.H. selaku penguji I yang telah memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis. 4. Bidan Hariyati, Amd. Keb selaku penguji III dan Pembimbing II yang telah banyak membantu penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. 5. Ny.Y dan keluarga yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan pengkajian dan bekerjasama dengan baik dalam proses penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini. 6. Kedua orang tua dan kakak-kakaku tersayang yang tak pernah lepas memberikan do’a dan semangatnya untuk kesuksesan dan kelancaran dalam proses pembuatan laporan ini. 7. Semua teman-teman seperjuangan Program Studi DIII Kebidanan angkatan 2013 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong. 8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak dan dapat menjadi referensi untuk penyusunan laporan berikutnya (Amin) Gombong, Mei 2016 Penulis vi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iii HALAMAN PERNYATAAN ..............................................................................iv HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................................v KATA PENGANTAR ..........................................................................................vi DAFTAR ISI.........................................................................................................vii DAFTAR TABEL………………………………………………………………viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ix DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................x INTISARI..............................................................................................................xi ABSTRACT............................................................................................................xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................................... 1 B. Tujuan Penulisan ........................................................................................4 C. Manfaat Penulisan ......................................................................................5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori .............................................................................................6 1. Pengertian ..............................................................................................6 2. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir ........................................................................6 3. Perubahan – Perubahan Bayi Baru Lahir................................................7 4. Penanganan Bayi Baru Lahir ..................................................................9 5. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir .................................................................21 6. Rawat Gabung.........................................................................................23 7. Inovasi Handuk Bayi Baru Lahir ............................................................24 B. Kerangka Teori ............................................................................................29 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ............................................................................................30 B. Tempat dan Waktu.......................................................................................30 C. Subjek ..........................................................................................................30 D. Instrumen .....................................................................................................31 E. Tehnik Analisa Data ....................................................................................34 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil.............................................................................................................36 B. Pembahasan ................................................................................................39 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................................44 B. Saran ............................................................................................................44 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Adaptasi Bayi Baru Lahir .....................................................................9 Tabel 2.2 Pemeriksaan FIsik Bayi Baru Lahir ......................................................21 Tabel 2.3 Rincian Biaya Pembuatan Handuk Bayi Baru Lahir ............................25 viii DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Mekanisme Kehilangan Panas pada Bayi Baru Lahir......................15 Gambar 2.2. Tahap 1 Menyiapkan Bahan.............................................................26 Gambar 2.3. Tahap 2 Pemotongan Bahan.............................................................26 Gambar 2.4. Tahap 3 Penyusunan dan Penjahitan................................................27 Gambar 2.5. Tahap 4 Penjahitan Tepi Handuk .....................................................27 Gambar 2.6. Tahap 5 Pembuatan Pelindung Tali Pusat........................................27 Gambar 2.7. Tahap 6 Penyusunan dan Penjahitan ...............................................28 Gambar 2.8. Kerangka Teori Penelitian................................................................29 ix DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Pernyataan Bidan Lampiran 2 Inform Consent Lampiran 3 Identitas Keluarga Lampiran 4 Keterangan Pemeriksaan Kehamilan Lampiran 5 Keterangan Persalinan Lampiran 6 Keterangan Kelahiran Lampiran 7 Keterangan Imunisasi Lampiran 8 Lembar Observasi Lampiran 9 Lembar Questioner Bidan Lampiran 10 Lembar Standar Oprasional Prosedur (SOP) Lampiran 11 Dokumentasi Lampiran 12 Lembar Konsultasi Lampiran 13 Surat Izin Bidan (SIB) Lampiran 14 Surat Izin Praktek Bidan (SIPB) x PRODI DIII KEBIDANAN STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG 2 JUNI 2016 KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN HANDUK BAYI BARU LAHIR UNTUK PENCEGAHAN HIPOTERMI PADA ASUHAN BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS BAYI NY. Y UMUR 0-6 JAM DI BPM HARIYATI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN ADIMULYO KABUPATEN KEBUMEN1 Agus Setioningsih2, Hastin Ika I, S.SiT.,M.P.H 3 INTISARI Latar Belakang: Bayi baru lahir belum mampu mengatur suhu tubuhnya secara langsung saat lahir. Akibatnya bayi dapat dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami kehilangan panas beresiko jatuh sakit dan meninggal. Hipotermia merupakan salah satu penyebab utama tingginya angka morbiditas dan mortalitas bayi baru lahir. Kasus hipotermi dapat diminimalisir apabila asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir dilakukan sesuai standar pelayanan yang ada, oleh karena itu pencegahan hipotermi harus lebih diperhatikan dan ditingkatkan. Tujuan: Untuk melakukan asuhan pada bayi baru lahir dengan penggunaan inovasi handuk bayi baru lahir. Metode Penulisan: Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek yang digunakan adalah bayi baru lahir. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, lembar quesioner untuk bidan dan buku KIA untuk memperoleh data dan untuk dokumentasi, data diolah melalui tiga tahap yaitu Reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan/ verifikasi. Hasil: Penggunaan handuk bayi baru lahir dalam penanganan bayi baru lahir dapat mencegah terjadinya hipotermi serta memberikan kemudahan bidan dalam memberikan asuhan. Kesimpulan: penggunaan inovasi handuk bayi baru lahir oleh bidan dalam melakukan asuhan dapat mencegah hilangnya panas pada bayi baru lahir sehingga hipotermi dapat dicegah. Kata kunci Kepustakaan Jumlah halaman : Bayi Baru Lahir, Handuk, Hipotermi : 20 Literatur (tahun 2006-2015) : 46 Lembar 1 Judul 2 Mahasiswa Prodi DIII Kebidanan 3 Dosen STIKES Muhammadiyah Gombong xi DIII PROGRAM OF MIDWIFERY DEPT MUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF GOMBONG 2 JUNE 2016 SCIENTIFIC PAPER THE USE OF NEWBORN TOWEL TO PREVENT HYPOTHERMIA IN PHYISIOLOGICAL NEWBORN BABY CARE TOWRDS MRS. Y’S BABY (0-6 HOUR- OLD) IN PRIVATE MIDWIFERY CLINIC OF MIDWIFERY HARIYATI AT SUGIHWARAS, ADIMULYO, KEBUMEN 1 Agus Setioningsih2 Hastin Ika I, S.SiT.,MPH 3 ABSTRACT Background : The newborn baby is not yet able to regulate his body temperature directly at birth. Consequenly he is quickly freezing if the heat loss is not prevented. A baby who suffers from heat loss may have risk of getting sick and dying. Hypothermia is a major cause of morbidity and mortality of newborn babies. Cases of hypothermia can be minimized if the care given to the newborn baby is done in accordance with the existing service standards. Therefore, prevention of hypothermia should be considered and improved. Objective : To perform newborn care by using an innovative newborn baby towel. Method : The method used in this paper is qualitative descriptive with case study approach. The subject was a newborn baby. The instruments used were observation sheet, questioner sheet for midwives and book of mother and child health to obtain data and documentation. The data was processed through three stages: data reduction, data presentation, and conclusions (verification). Result : The use of newborn baby towel in the treatment of newborn baby can prevent hypothermia and it can also provide ease for midwives in providing midwifery care. Conclusion : The use of innovative newborn baby towel in performing midwifery care is really able to prevent heat loss of newborn baby and finally that can prevent hypothermia. Keywords Literature Number of Pages : Newborn baby towel, hypothermia : 20 Literatures (year 2006-2015) : 46 pages 1 Title 2 Student of DIII Program of Midwifery Dept 3 Lecturer of Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong xii BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Kehamilan terjadi jika ada pertemuan dan persenyawaan sel telur atau ovum dan sel mani atau spermatozoid pertumbuhan pada perempuan hamil meliputi perubahan fisiologis dan perubahan spikologis. Proses ini diawali dengan adanya pembuahan (konsepsi), masa pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri dengan lahirnya sang bayi. Kehamilan berlangsung selama kira-kira 10 bulan, atau 9 bulan kalender, atau 40 minggu, atau 280 hari. Lama kehamilan dihitung dari pertama periode menstuasi terakhir (Datta, 2007). Kehamilan membawa begitu banyak perubahan pada tubuh seorang wanita sehinga tidak mengejutkan bila timbul beberapa rasa sakit dan nyeri. Meskipun tenaga kesehatan sering menyebutnya sebagai gangguan kecil semasa kehamilan, keadaan ini jelas tidak dianggap ringan oleh wanita yang telah mengalaminya. Para wanita mengalami berbagai macam ketidaknyamanan selama kehamilan, kebanyakan dari ketidaknyamanan ini berhubungan dengan perubahan anatomi dan fisiologis yang terjadi dan yang lainnya berhubungan dengan aspek – aspek emosi dalam kehamilan (Walsh, 2007). Selain itu proses kehamilan akan menimbulkan berbagai perubahan pada seleuruh sistem tubuh, perubahan ini berdampak pada sistem kardiovaskuler, sistem pernafasan, sistem hormonal, sistem gastrointestinal, maupun sistem muskuloskeletal (Kemenkes RI, 2010). 1 2 Perubahan pada sistem muskulskeletal selama kehamilan yaitu terjadinya perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan berubah secara menyolok. Pada wanita hamil pusat gravitasi bergeser ke depan. Payudara yang besar dan posisi bahu yang bungkuk saat berdiri akan semakin membuat kurva punggung dan lumbar menonjol. Perubahan-perubahan yang terkait sering kali menimbulkan rasa tidak nyaman pada muskuloskeletal (Bobak, Lowdermik, dan jensen, 2005). Perubahan muskuloskeletal sering menyebabkan ibu merasakan nyeri pada daerah punggung terutama daerah punggung bawah. Nyeri punggung bagian bawah merupakan masalah otot tulang yang paling sering dilaporkan dalam kehamilan (Walsh, 2008). Nyeri punggung bawah merupakan sindroma klinik yang ditandai dengan gejala utama nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang punggung bawah. Nyeri punggung bawah tidak mengenal perbedaan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial, tingkat pendidikan, semuanya bisa terkena neri punggung bawah. Sakit punggung saat hamil biasanya dialami perempuan pada waktu-waktu tertentu dan biasanya dialami perempuan pada waktuwaktu tertentu dan biasanya sering terjadi pada trimester ketiga kehamilan. Rasa sakit tersebut jika tidak segera diatasi tentu akan sangat membebani dan menyakitkan (Ratih, 2009). 3 Nyeri punggung bawah lazim terjadi pada kehamilan dengan insiden yang dilaporkan bervariasi dari kira-kira 50% di inggris dan di skandinavia sampai mendekati 70% di Australia. Mantle melaporkan bahwa 16% wanita yang diteliti mengeluh nyeri punggung hebat dan 36% dalam kajian Ostgaard et al tahun 1991 melaporkan nyeri punggung yang signifikan (Eileen, 2007). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Siti Mudayyah tahun 2010 di bidan praktik mandiri swasta (BPS) Siti Halimah Desa Surabayan, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan dari 12 responden (83%) ibu hamil yang mengalami nyeri punggung dan 2 responden (17%) ibu hamil yang tidak mengalami nyeri punggung (Mudayyah, 2010). Hasil penelitian pada ibu hamil TM III di POLINDES Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan, yang dilakukan tanggal 26 Oktober 2011 didapatkan dari 6 ibu hamil ditemukan 4 orang (66,67%) mengalami nyeri punggung, dan 2 orang (33,33%) tidak mengalami nyeri punggung. Berdasarkan uraian diatas menunjukan bahwa masih tingginya angka kejadian nyeri punggung pada ibu hamil. Faktor predisposisi nyeri punggung meliputi pertumbuhan uterus yang menyebabkan perubahan postur, penambahan berat badan, pengaruh hormon relaksin terhadap ligamen, riwayat nyeri punggung terdahulu, paritas dan aktivitas. Pertumbuhan uterus yang sejalan dengan perkembangan kehamilan mengakibatkan teragangnya ligamen penopang yang biasanya dirasakan ibu sebagai spasme menusuk yang sangat nyeri 4 yang disebut dengan nyeri ligamen. Hal inilah yang menyebabkan nyeri punggung. Sejalan dengan bertambahnya berat badan secara bertahan selama kehamilan mengubah postur tubuh sehingga pusat gravitasi tubuh bergeser ke depan. Ada kecenderungan bagi otot punggung yang memendek jika otot abdomen meregang sehingga dapat menyebabkan ketidakseimbangan otot disekitar pelvis dan tegangan tambahan dapat dirasakan diatas ligamen tersebut. Oleh sebab itu perlunya latihan otot abdomen yaitu melalui senam hamil (Fraser, 2009). Senam hamil merupakan latihan-latihan atau olahraga bagi ibu hamil. Senam hamil dilakukan dengan tujuan membuat elastis otot dan ligamen yang ada di panggul, memperbaiki sikap tubuh mengatur kontraksi dan relaksasi serta mengatur teknik pernapasan. Latihan dilakukan dengan diawali latihan pendahuluan, latihan inti dan latihan relaksasi. Latihan ini untuk memperbaiki sikap tubuh, mengatur kontraksi dan rileksasi serta mengatur latihan pernapasan. Latihan ini bergantung pada usia kehamilan (22-25 minggu, 26-30 minggu, 31-34 minggu, dan 35 minggu), latihan relaksasi terdiri atas relaksasi dengan posisi berbaring terlentang, relaksasi dengan posisi berbaring miring, relaksasi dengan posisi berbaring terlentang dan lutut ditekuk. Serta relaksasi dengan posisi membungkuk (Saminem, 2009). Senam hamil bermanfaat untuk meningkatkan kebutuhan oksigen dalam otot, merangsang paru-paru dan jantung, juga kegiatan otot dan sendi, senam relaksasi untuk menenangkan pikiran dan tubuh, membantu 5 ibu menyimpan energi untuk ibu agar siap menghadapi persalinan. Senam kebugaran panggul (kegel) yang mempunyai manfaat untuk menguatkan otot-otot vagina dan sekitarna (perineal) sebagai persiapan untuk persalinan, mempersiapkan diri baik fisik maupun mental dan senam kalestenik untuk meredakan sakit punggung dan meningkatkan kesiapan fisik dan mental terutama mempersiapkan tubauh dalam menghadapi persalinan. Salah satu gerakan senam hamil dengan berlutut memutar tulang panggul, menekuk bokong, melekuk, lutut-dada. Gerakan ini dapat mencegah sakit punggung bagisan bawah, memperkuat otot perut sehingga otot tersebut dapat menopang bayi dan mengurangi lengkungan pada tulang belakang (Hajjah, 2009). Berdasarkan data kunjungan ibu hamil dari bulan Februari sampai April tahun 2016, di BPM Umi Muntamah Desa Giwangretno Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen terdapat 59 ibu hamil dan 25 diantaranya adalah ibu hamil trimester III, 6 dari ibu hamil trimester III tersebut mengalami nyeri punggung bawah. Ny.P adalah salah satu ibu hamil trimester III yang mengalami nyeri punggung bagian bawah. Ny.P mengatakan nyeri punggung bawah masih bisa ditahan dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Berdasarkan data yang diperoleh penulis tertarik untuk melakukan inovasi senam hamil untuk mengurangi nyeri punggung bawah kepada Ny P. 6 B. Tujuan 1. Tujuan Umum Menerapkan asuhan kebidanan inovasi senam hamil pada Ny.P untuk mengurangi nyeri punggung bawah. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui efektivitas senam hamil untuk mengurangi nyeri pungung bawah pada ibu hamil trimester III. b. Mengetahui tingkat nyeri punggung bawah pada Ny.P sebelum dan setelah dilakukan senam hamil. C. Manfaat 1. Manfaat Teoritis Hasil karya tulis ini dapat bermanfaat sebagai bahan reverensi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. 2. Manfaat secara praktis Hasil karya tulis ini dapat bermanfaat sebagai pengobatan komplemeter dari petugas kesehatan untuk ibu hamil yang mempunyai keluhan nyeri pungung untuk mengurangi nyeri punggung. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (2 th ed). Jakarta: Rineka Cipta. Astuti, M. (2010). Buku Pintar Kehamilan. Jakarta : EGC. Bobak, I. M, Lowdermik, D. L. & Jensen, M. D. (2005). Maternity Nursing : 4th Ed. Alih bahasa : Maria A. Wijayarini, Peter I. Jakarta : EGC. Datta, M. (2007). Panduan Praktis Kehamilan Dan Persalinan. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. Eileen, Brayshaw. (2007). Senam Hamil Dan Nifas. Jakarta : EGC. . (2008). Senam hamil dan nifas . Jakarta : EGC. Fraser, Diane M. (2009). Buku Ajar Bidan Myles. Jakarta : EGC. Gunawan. (2011). Quantum Life Of Transformation. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hajjah, Saminem. (2008). Seri Asuhan Kebidanankehamilan Normal. Jakarta: EGC. Hidayat. (2009). Metodologi Penelitian Kebidanan Teknis Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika. Kemenkes RI. (2010). Panduan Teknis Latihan Fisi Selama Kehamilan Dan Nifas. Jakarta: Kemenkes RI. Lichayati, Isma’ul, dkk. (2013). Hubungan Senam Hamil Dengan Nyeri Punggung Pada ibu Hamil Di Polindes Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan.Lamongan.: Jurnal Surya Manuaba, I.B.G, dkk. 2010. “Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan KB”. Jakarta: EGC. Maryunani, Anik. (2009). Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas. Jakarta : Trans Info Media. Mudiyah, Siti. (2010). Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Nyeri Punggung Dengan Perilaku Ibu Dalam Mengatasi Nyeri Punggung di BPS Siti Halimah, Amd Keb Ds. Surabayan Sukodadi Lamongan. Lamongan: Jurnal Surya. Mufdilah. (2009). Antenatal Care Fokus. Yogyakarta: Nuha Medika. Mochtar, Rustam. (2008). Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC. Neil, R.W. (2007). Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta : Dian Rakyat. Notoatmodjo, S. (2010) “Metode Penelitian Kesehatan” . Jakarta: Rineka Cipta. Prasetyo, S. N. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Graha Ilmu. Prawirohardjo, S. (2006). “Ilmu Kebidanan”. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Pusdiknakes. (2008). Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta : Depkes. Ronalds, H. S. (2010). Pedoman dan Perawatan Kehamilan yang Sehat dan Menyenangkan. Bandung : Nuansa Aulia. Saifuddin, Abdul .B, dkk. (2009). “Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal” Ed. 1, Cet. 5. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirihardjo. Salmah. (2006). Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta : EGC. Saminem. (2009). Kehamilan Normal. Jakarta: EGC. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sulistyawati, Ari. (2009). “Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan”. Jakarta: Salemba Medika. Varney’s. (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC Universitas Sumatera Utara. Walsh, L. (2007). Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC. Yu, W.S. (2010). Kesehatan Fisik Dalam Mempersiapkan Kehamilan. Diperoleh tanggal 27 Februari 2016 dari http://www.kompas.com. Yosefa, Febrina. (2010). Efektivitas Senam Hamil Terhadap Penurunan Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil. Diperoleh tanggal 2 Maret 2016 http:/www.psik.unri.ac.id. Gambar 8 . Dokumentasi Latihan 1 Sumber: Data Primer 2016 Gambar 9 . Dokumentasi Latihan 2 Sumbr : Data Primer 2016 Gambar 10. Dokumentasi Latihan 3 Sumber : Data Primer 2016 Gambar 11. Dokumentasi Latihan 4 Sumber : Data primer 2016 Gambar 12. Dokumentasi Latihan 5 Sumber : Data primer 2016 Gambar 12. Dokumentasi Latihan 6 Sumber : Data primer 2016 Gambar 12. Dokumentasi Latihan 7 Sumber : Data primer 2016 Gambar 13. Dokumentasi Latihan 8 Sumber : Data primer 2016 Gambar 14. Dokumentasi Latihan 9 Sumber : Data primer 2016 HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN NYERI PUNGGUNG PADA IBU HAMIL DI POLINDES DESA TLANAK KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN Isma’ul Lichayati*, Ratih Indah Kartikasari** …………......……….…… … … . .….ABSTRAK…… … ......………. …… …… . .…. Nyeri punggung merupakan gangguan yang banyak dialami oleh ibu hamil yang tidak hanya terjadi pada trimester tertentu, tetapi dapat dialami sepanjang masa kehamilan hingga periode pasca natal. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan senam hamil dengan nyeri punggung pada ibu hamil. Desain penelitian ini menggunakan analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional, teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Sampel yang diambil adalah sebagian ibu hamil trimester II dan III di POLINDES Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan sebanyak 33 responden dari populasi sebanyak 36 responden. Data diambil dengan menggunakan kuesioner tertutup, setelah itu ditabulasi kemudian dianalisis dengan menggunakan uji koefisien kontingensi dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari sebagian (75%) ibu hamil yang tidak pernah melakukan senam hamil mengalami nyeri punggung dan seluruh (100%) ibu hamil yang sering melakukan senam hamil tidak mengalami nyeri punggung. Hasil pengujian statistik diperoleh nilai r = 0,544 dan p = 0,001 (p < 0,05) sehingga H1 diterima artinya terdapat hubungan yang signifikan antara senam hamil dengan nyeri punggung. Dengan demikian ibu hamil yang melakukan senam hamil secara teratur maka semakin kecil keyakinan mengalami keluhan nyeri punggung. Melihat hasil penelitian diatas maka perlu bagi petugas kesehatan terutama bidan secara intensif memberikan penyuluhan kepada ibu hamil tentang manfaat senam hamil, agar ibu hamil melakukan senam secara teratur untuk mencegah keluhan nyeri punggung. Kata Kunci : Senam Hamil, Nyeri Punggung PENDAHULUAN. …… . … … . Kehamilan membawa begitu banyak perubahan pada tubuh seorang wanita sehingga tidak mengejutkan bila timbul beberapa rasa sakit dan nyeri. Meskipun tenaga kesehatan sering menyebutnya sebagai gangguan kecil semasa kehamilan, keadaan ini jelas tidak dianggap ringan oleh si wanita yang telah mengalaminya (Nolan, 2003). Para wanita mengalami berbagai macam ketidaknyamanan selama kehamilan, kebanyakan dari ketidaknyamanan ini berhubungan dengan perubahan anatomi dan fisiologis yang terjadi dan yang lainnya berhubungan dengan aspek-aspek emosi dalam kehamilan. (Walsh, 2007) Salah satu ketidaknyamanan yang sering timbul adalah nyeri punggung. Nyeri punggung merupakan gangguan yang banyak dialami oleh ibu hamil yang tidak hanya terjadi pada trimester tertentu, tetapi dapat SURYA dialami sepanjang masa-masa kehamilan hingga periode pasca natal. Wanita yang pernah mengalami nyeri punggung sebelum kehamilan beresiko tinggi mengalami hal yang sama ketika hamil, oleh karena itu penting sekali untuk dapat membedakan nyeri punggung terjadi akibat kehamilan dengan nyeri punggung yang terjadi akibat penyebab lain. (Fraser, 2009) Nyeri punggung bawah lazim terjadi pada kehamilan dengan insiden yang dilaporkan bervariasi dari kira-kira 50% di Inggris dan Skandinavia sampai mendekati 70% di Australia. Mantle melaporkan bahwa 16% wanita yang diteliti mengeluh nyeri punggung hebat dan 36% dalam kajian Ostgaard et al. tahun 1991 melaporkan nyeri punggung yang signifikan (Eileen, 2007). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Siti Mudayyah tahun 2010 di Bidan Praktik 63 Vol.01, No.XIV, April 2013 Hubungan Senam Hamil Dengan Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil Di Polindes Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan Swasta (BPS) Siti Halimah Desa Surabayan, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan dari 12 responden ibu hamil ditemukan 10 responden (83 %) ibu hamil yang mengalami nyeri punggung dan 2 responden (17%) ibu hamil yang tidak mengalami nyeri punggung. (Mudayyah, 2010) Hasil survey awal pada ibu hamil ≥ TM II di POLINDES Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan, yang dilakukan tanggal 26 Oktober 2011 didapatkan dari 6 ibu hamil ditemukan 4 orang (66,67%) mengalami nyeri punggung, dan 2 orang (33,33%) tidak mengalami nyeri punggung. Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa masih tingginya angka kejadian nyeri punggung pada ibu hamil. Faktor predisposisi nyeri punggung meliputi pertumbuhan uterus yang menyebabkan perubahan postur, penambahan berat badan, pengaruh hormon relaksin terhadap ligamen, riwayat nyeri punggung terdahulu, paritas dan aktivitas. Pertumbuhan uterus yang sejalan dengan perkembangan kehamilan mengakibatkan teregangnya ligamen penopang yang biasanya dirasakan ibu sebagai spasme menusuk yang sangat nyeri yang disebut dengan nyeri ligamen. Hal inilah yang menyebabkan nyeri punggung. Sejalan dengan bertambahnya berat badan secara bertahap selama kehamilan mengubah postur tubuh sehingga pusat gravitasi tubuh bergeser ke depan. Ada kecenderungan bagi otot punggung untuk memendek jika otot abdomen meregang sehingga dapat menyebabkan ketidakseimbangan otot disekitar pelvis dan tegangan tambahan dapat dirasakan diatas ligamen tersebut. Oleh sebab itu perlunya latihan otot abdomen yaitu melalui senam hamil. Dengan senam hamil terutama pada gerakan latihan otot transversus sehingga dapat melatih tonus otot abdomen transversal bagian dalam yang merupakan penopang postural utama dari tulang belakang. Begitu juga latihan dasar pelvis, dengan gerakan ini dapat mempertahankan tonus otot sehingga dapat tetap berfungsi dengan baik dan latihan ini akan meningkatkan ketahanan serat otot postural yang berkedut dengan lambat yang SURYA berada di dasar pelvis. Oleh karena itu latihan otot abdomen perlu diajarkan pada masa antenatal untuk memastikan kembalinya bentuk otot ke bentuk normal pascanatal dengan cepat, kemampuan mengejan yang efektif saat persalinan dan mengurangi nyeri punggung selama kehamilan. (Fraser, 2009) Kadar relaksin awal yang tinggi juga dapat menyebabkan nyeri punggung. Keadaan ini dapat menjelaskan mengapa beberapa wanita mengalami nyeri punggung dan pelvis yang terjadi pada trimester pertama. Faktor yang lain adalah riwayat nyeri punggung. McEvog et al. (2001) menemukan bahwa nyeri punggung terdahulu pada kehamilan merupakan prediktor nyeri punggung pada kehamilan berikutnya (Eileen, 2007). Faktor yang terakhir adalah paritas dan aktivitas. Wanita grandemultipara yang tidak pernah melakukan latihan tiap kali selesai melahirkan cenderung mengalami kelemahan otot abdomen. Sedangkan wanita primigravida biasanya memiliki otot abdomen yang sangat baik karena otot tersebut belum pernah mengalami peregangan sebelumnya. Dengan demikian, keparahan nyeri punggung bagian bawah biasanya meningkat seiring paritas. Nyeri punggung juga dapat merupakan akibat membungkuk yang berlebihan, berjalan tanpa istirahat dan angkat beban, terutama bila salah satu atau semua kegiatan ini dilakukan saat wanita tersebut sedang lelah. (Varney, 2006) Jika nyeri punggung tidak segera diatasi, ini bisa mengakibatkan nyeri punggung jangka panjang, meningkatkan kecenderungan nyeri punggung pascapartum dan nyeri punggung kronis yang akan lebih sulit untuk diobati atau disembuhkan. Pada kondisi ini, sebaiknya ibu dirujuk pada seorang ahli fisioterapi kesehatan wanita untuk mendapatkan pengkajian individu, yang mungkin perlu dilakukannya rehabilitasi yang tepat untuk melatih otot postural dan mengembalikan kemantapan pelvis. (Eileen, 2007) Upaya yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan adalah memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan atau penanganan nyeri punggung pada ibu 64 Vol.01, No.XIV, April 2013 Hubungan Senam Hamil Dengan Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil Di Polindes Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten. Data penelitian diambil menggunakan koesioner tertutup. hamil yaitu ; 1) Olahraga senam hamil meliputi latihan transversus, latihan dasar pelvis dan peregangan umumnya Latihan ini melatih tonus otot abdomen transversal bagian dalam yang merupakan penopang postural utama dari tulang belakang selama kehamilan (Fraser, 2009), 2) menggunakan sepatu yang nyaman, bertumit rendah, karena sepatu tumit tinggi dapat membuat lordosis bertambah parah, 3) mandi air hangat terutama sebelum tidur, 4) menggunakan bantal penyangga di antara kaki dan di bawah abdomen ketika dalam posisi berbaring miring, 5) apabila bangun dari posisi terlentang harus dilakukan dengan memutar tubuh kearah samping dan bangun sendiri perlahan menggunakan lengan untuk peyangga, 6) masase untuk memulihkan tegangan pada otot, penggunaan minyak khusus seperti lavender dapat digunakan untuk lebih meningkatkan relaksasi dan mengurangi rasa nyeri pada trimester 3, 7) jika lordosis berhubungan dengan kurangnya tonus otot abdomen, pengikat abdomen atau korset juga dapat digunakan termasuk penyokong abdomen, 8) memastikan agar ibu mempraktikkan postur tubuh yang tepat ketika bekerja dan posisi istirahat yang tepat pula (Walsh, 2007), 9) memastikan agar permukaan dan ruang bekerja memiliki ketinggian yang mudah digapai untuk mencegah badan terlalu membungkuk , 10) menghindari sit-up, 11) menghindari aktivitas terlalu lama serta lakukan istirahat secara sering. (Eileen, 2007) Mengingat banyaknya faktor yang menjadi penyebab nyeri punggung, maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang: ”Hubungan senam hamil dengan nyeri punggung pada ibu hamil di POLINDES Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan”. HASIL PENELITIAN … A. Data Umum Karakteristik responden (1) Pendidikan Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan di POLINDES Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan Bulan Maret - Mei 2012. No Pendidikan Frekuensi (%) 1 SD 2 6,1 2 SMP 11 33,3 3 SMA 17 51,5 4 PT 3 9,1 Total 33 100 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa lebih dari sebagian (51,5%) responden berpendidikan SMA dan sebagian kecil (9,1%) responden berpendidikan perguruan tinggi. (2) Umur Distribusi Karakteristik Tabel 2 Responden Berdasarkan Umur di POLINDES Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan Bulan Maret - Mei 2012. No Umur Frekuensi (%) 1 < 20 Th 3 9,1 2 21-30 Th 26 78,8 3 >30 Th 4 12,1 Total 33 100 Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya (78,8%) responden berumur 21-35 tahun dan sebagian kecil (9,1%) responden berumur < 20 tahun. METODE PENELITIAN.… …. … Desain penelitian menggunakan metode analitik korelasi dengan dengan pendekatan cross sectional, teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Sampel diambil sebanyak 33 responden yaitu sebagian ibu hamil trimester (TM) II dan III yang periksa di POLINDES SURYA 65 Vol.01, No.XIV, April 2013 Hubungan Senam Hamil Dengan Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil Di Polindes Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan (6) Pekerjaaan Tabel 6 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di POLINDES Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan Bulan Maret - Mei 2012. No Pekerjaan Frekuensi (%) 1 Tidak Bekerja 2 6,1 atau IRT 2 Petani 8 24,2 3 Swasta atau 20 60,6 Wiraswasta 4 PNS 3 9,1 Total 33 100 Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa lebih dari sebagian (60,6%) responden bekerja swasta atau wiraswasta dan sebagian kecil (6,1%) responden tidak bekerja atau ibu rumah tangga. (3) Usia Kehamilan Tabel 3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Kehamilan di POLINDES Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan Bulan Maret - Mei 2012. No Usia Frekuensi (%) Kehamilan 1 4-6 bulan 19 57,6 2 7-10 bulan 14 42,4 Total 33 100 Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa lebih dari sebagian (57,6%) responden usia kehamilan 4-6 bulan. (4) Paritas Tabel 4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas di POLINDES Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan Bulan Maret - Mei 2012. No Hamil Frekuensi (%) ke 1 1 14 42,4 2 2 16 48,5 3 ≥3 3 9,1 Total 33 100 B. Data Khusus 1) Senam Hamil Tabel 7 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Senam Hamil di POLINDES Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan Bulan Maret - Mei 2012. No Senam Frekuensi (%) Hamil 1 Tidak Pernah 8 24,2 2 ≤ 2x/minggu 11 33,3 3 ≥ 3x/minggu 14 42,4 Total 33 100 Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa hampir sebagian (48,5%) responden kehamilan kedua dan sebagian kecil (9,1%) responden kehamilan ke ≥3. (5) Kenaikan BB per bulan Tabel 5 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Kenaikan BB per Bulan di POLINDES Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan Bulan Maret - Mei 2012. No Kenaikan Frekuensi (%) BB per bulan 1 1 19 57,6 2 1,5 14 42,4 Total 33 100 Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa lebih dari sebagian (57,6%) responden kenaikan BB per bulan 1 kg. SURYA Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa hampir sebagian (42,4%) responden melakukan senam hamil ≥ 3x/minggu dan sebagian kecil (24,2%) responden tidak melakukan senam hamil. 66 Vol.01, No.XIV, April 2013 Hubungan Senam Hamil Dengan Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil Di Polindes Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan melakukan senam hamil secara teratur maka keluhan nyeri punggung pada masa kehamilan jarang dialami pada ibu hamil. 2) Nyeri Punggung Distribusi Karakteristik Tabel 8 Responden Berdasarkan Nyeri Punggung di POLINDES Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan Bulan Maret - Mei 2012. No Nyeri Frekuensi Prosentase Punggung (%) 1 Ya 10 30,3 2 Tidak 23 69,7 Total 33 100 Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa lebih dari sebagian (69,7%) responden tidak mengalami nyeri punggung. PEMBAHASAN .… .… 1. Senam Hamil Berdasarkan tabel 7 dapat dijelaskan bahwa hampir sebagian ibu hamil di POLINDES Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan sering melakukan senam hamil (≥3x/minggu). Artinya bahwa, hampir sebagian ibu hamil telah melakukan senam hamil, hal ini merupakan suatu perilaku ibu hamilyang bernilai positif, karena dapat mengurangi terjadinya nyeri punggung, memperkuat otot persalinan, membantu menata letak janin sehinggasangat baik dalam upayamemperlancar proses persalinan kedepan. Senam hamil dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pendidikan dan umur. Pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi senam hamil selama kehamilan. Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dijelaskan bahwa ibu hamil di POLINDES Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan lebih dari sebagian berpendidikan SMA, dimana pendidikan SMA merupakan pendidikan menengah, cara berfikirnya sudah mulai matang dan mampu mengaplikasikan informasi yang diterima khususnya tentang senam hamil (Notoatmodjo. 2003). Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan pengetahuan dan persepsi seseorang terhadap pentingnya sesuatu hal, termasuk pentingnya melakukan senam hamil selama kehamilan. Ini disebabkan seseorang yang berpendidikan tinggi akan lebih luas pandangannya dan lebih mudah menerima ide dan tata cara kehidupan baru. Jadi, secara umum semakin tinggi tingkat pendidikan wanita, semakin besar kemungkinannya melakukan senam hamil. Selain pendidikan, senam hamil juga dipengaruhi oleh faktor umur. Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dijelaskan bahwa ibu hamil di POLINDES Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan hampir seluruhnya berumur 21- 3) Hubungan Senam Hamil Dengan Nyeri Punggung Pada Responden Tabel 9 Tabulasi Silang Hubungan Senam Hamil Dengan Nyeri Punggung di POLINDES Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan Bulan Maret sampai dengan Mei 2012. No Senam Nyeri Punggung Jumlah % Hamil Ya Tidak ∑ % ∑ % 1 Tdk 6 75 2 25 8 100 pernah 2 Jarang 4 36,4 7 63,6 11 100 3 Sering 0 0 14 100 14 100 Jumlah 10 30,3 23 69,7 33 100 Dari hasil tabulasi silang pada tabel 9 dapat ditunjukkan bahwa responden yang tidak pernah melakukan senam hamil mengalami nyeri punggung sebagian (75%), sedangkan yang sering melakukan senam hamil seluruhnya (100%) tidak mengalami nyeri punggung. Berdasarkan hasil perhitungan dengan uji koefisien kontingensi yang dianalisis dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 didapatkan nilai r = 0,544 dan nilai p = 0,001 Dimana p < 0,05 maka H1 diterima artinya terdapat hubungan yang sedang antara senam hamil dengan nyeri punggung pada ibu hamil di POLINDES Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan. Dengan demikian ibu hamil yang SURYA 67 Vol.01, No.XIV, April 2013 Hubungan Senam Hamil Dengan Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil Di Polindes Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan 30 tahun. Menurut Notoatmodjo (2007), pada usia 21- 30 tahun merupakan usia produktif dimana seorang wanita aktif dalam menerima informasi. Pada masa ini merupakan usia dewasa muda, dimana daya ingat terhadap informasi yang diterima baik langsung maupun tidak langsung akan lebih mudah diingat dan dipahami, sehingga ibu akan mempunyai pengetahuan cukup khususnya pengetahuan tentang pentingnya melakukan senam hamil selama kehamilannya. badan melebihi normal dapat menyebabkan perubahan postur tubuh yang berlebihan sehingga pusat gravitasi tubuh bergeser ke depan yang mengakibatkan otot disekitar pelvis tidak seimbang sehingga mengalami nyeri punggung (Fraser. 2009). Nyeri punggung adalah salah satu rasa tidak nyaman yang paling umum selama kehamilan. Nyeri punggung dapat terjadi karena adanya tekanan pada otot punggung ataupun pergeseran pada tulang punggung sehingga menyebabkan sendi tertekan (Fraser. 2009). Selama hamil nyeri punggung dapat dialami ibu hamil, ini merupakan hal yang fisiologis yang bisa saja terjadi pada trimester tertentu selama periode kehamilan. Ibu yang merasakan nyeri punggung biasanya ditandai dengan gejala utama yaitu nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang punggung sehingga dapat mengganggu ibu hamil dalam aktivitas. Rasa sakit tersebut jika tidak segera diatasi tentu akan sangat membebani dan menyakitkan. Nyeri punggung pada ibu hamil dapat diatasi, salah satunya dengan melakukan senam hamil. 2. Nyeri Punggung Berdasarkan tabel 8 diatas dapat dijelaskan bahwa lebih dari sebagian ibu Hamil di POLINDES Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan tidak mengalami nyeri punggung. Artinya lebih dari sebagian ibu hamil tidak mengalami nyeri punggung, ketidaknyerian yang dialami ibu hamil akan membantu untuk beraktivitas dengan baik walaupun sedang hamil, disisi yang lain ibu hamil akan lebih percaya diri dalam menghadapi proses persalinan kedepan. Nyeri punggung pada ibu hamil dapat dipengaruhi oleh senam hamil dan faktor lain yang mendukung adalah usia kehamilan dan kenaikan berat badan. Usia kehamilan merupakan faktor yang mempengaruhi nyeri punggung. Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa lebih dari sebagian ibu hamil usia kehamilan 4-6 bulan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Varney (2006) bahwa nyeri punggung akan meningkat intensitasnya seiring pertumbuhan uterus yang sejalan dengan pertambahan usia kehamilan sehingga mengakibatkan teregangnya ligamen penopang, pergeseran pusat gravitasi dan postur tubuh semakin lordosis. Hal inilah yang biasanya dirasakan ibu sebagai spasme menusuk yang sangat nyeri yang disebut dengan nyeri punggung. Faktor lain yang mempengaruhi nyeri punggung yaitu kenaikan berat badan. Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa lebih dari sebagian ibu hamil kenaikan berat badan per bulan 1 kg. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bobak (2004) bahwa kenaikan berat untuk ibu hamil trimester II dan III yang normal yaitu 1 kg. Jika kenaikan berat SURYA 3. Hubungan Senam Hamil dengan Nyeri Punggung Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa ibu hamil yang melakukan senam hamil secara teratur seluruhnya tidak mengalami nyeri punggung dan ibu hamil yang tidak melakukan senam hamil lebih dari sebagian mengalami nyeri punggung. Hal ini sesuai dengan hasil uji koefisien kontingensi perhitungan menggunakan SPSS 16.0 tentang hubungan senam hamil dengan nyeri punggung pada ibu hamil didapatkan nilai r = 0,544 dan nilai p = 0,001 dimana p < 0,05 maka H1 diterima artinya terdapat hubungan yang sedang antara senam hamil dengan nyeri punggung pada ibu hamil di POLINDES Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan. Menurut Mandriwati (2007), senam hamil adalah latihan fisik berupa beberapa gerakan tertentu yang dilakukan khusus untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil. Yang mana senam hamil dilakukan dengan tujuan membuat elastis otot dan ligamen 68 Vol.01, No.XIV, April 2013 Hubungan Senam Hamil Dengan Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil Di Polindes Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan memberikan materi pembelajaran tentang senam hamil. Diharapkan agar tenaga kesehatan meningkatkan pelayanan dan lebih intensif baik kualitas maupun kuantitas dalam memberikan penyuluhan kepada ibu hamil tentang manfaat senam hamil untuk mencegah keluhan nyeri punggung. Perlunya tindak lanjut dalam peningkatan pemberian informasi dan motivasi dengan memberikan penyuluhan tentang manfaat senam hamil, gerakan senam hamil yang baik dan benar pada saat ibu hamil berkunjung ke POLINDES. yang ada di panggul, memperbaiki sikap tubuh mengatur kontraksi dan relaksasi serta mengatur teknik pernapasan. Dengan senam hamil terutama pada gerakan latihan otot transversus sehingga dapat melatih tonus otot abdomen transversal bagian dalam yang merupakan penopang postural utama dari tulang belakang. Begitu juga latihan dasar pelvis, dengan gerakan ini dapat mempertahankan tonus otot sehingga dapat tetap berfungsi dengan baik dan latihan ini akan meningkatkan ketahanan serat otot postural yang berkedut dengan lambat yang berada di dasar pelvis. Menurut Eileen (2007), melakukan senam hamil secara teratur dipercayai dapat menurunkan nyeri punggung, salah satunya dengan latihan transversus, latihan dasar pelvis dan peregangan umumnya. Oleh karena itu latihan senam hamil perlu diajarkan pada masa antenatal untuk memastikan kembalinya bentuk otot ke bentuk normal pascanatal dengan cepat, kemampuan mengejan yang efektif saat persalinan, terutama mengurangi nyeri punggung selama kehamilan. Sebagian besar masyarakat yang berpendidikan tinggi dan berusia reproduktif mempunyai minat tinggi dalam melakukan senam hamil secara teratur sehingga keluhan nyeri punggung pada masa kehamilan jarang dialami pada ibu hamil. . . .DAFTAR PUSTAKA . . . Arikunto, Suharsimi. (2006). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Bobak. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC Eileen, Brayshaw. (2007). Senam Hamil dan Nifas. Jakarta : EGC Fraser, Diane M. (2009). Buku Ajar Bidan Myles. Jakarta : EGC Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika Mandriwati, G.A. (2007). Penuntun Belajar Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta : EGC KESIMPULAN DAN SARAN. … 1. Kesimpulan 1) Hampir sebagian ibu hamil di POLINDES Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan melakukan senam hamil secara teratur. 2) Lebih dari sebagian ibu hamil di POLINDES Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan tidak mengalami nyeri punggung. 3) Ada hubungan yang signifikan antara senam hamil dengan nyeri punggung pada ibu hamil di POLINDES Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan. Mansjoer, Arif. (2002). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius. Mudiyah, Nolan, Siti. (2010). Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Nyeri Punggung Dengan Perilaku Ibu Dalam Mengatasi Nyeri Punggung di BPS Siti Halimah, Amd Keb Ds. Surabayan Sukodadi Lamongan. Lamongan: Jurnal Surya Mary. (2003). Kehamilan Melahirkan. Jakarta : Arcan dan 2. Saran Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat dijadikan teori pendukung dalam SURYA 69 Vol.01, No.XIV, April 2013 Hubungan Senam Hamil Dengan Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil Di Polindes Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan Notoatmodjo, Soekidjo. (2002). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Saifuddin, Abdul Bari. (2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : JNPKKR-POGI Salmah. (2006). Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta : EGC Saminem, Hajjah. (2008). Kehamilan Normal. Jakarta : EGC Soekidjo Notoatmodjo, (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat (PrinsipPrinsip Dasar). Jakarta : Rineka Cipta Varney, Helen. (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Vol.1. Jakarta : EGC Walsh, Linda V. (2007). Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC Wiknjosastro, Hanifa. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP SURYA 70 Vol.01, No.XIV, April 2013 Acta Obstet Gynecol Scand 1999; 78: 180–185 Printed in Denmark – all rights reserved Copyright C Acta Obstet Gynecol Scand 1999 Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica ISSN 0001-6349 ORIGINAL ARTICLE Water-gymnastics reduced the intensity of back/low back pain in pregnant women MARI KIHLSTRAND1, BIRGITTA STENMAN1, STAFFAN NILSSON1 AND OVE AXELSSON2 From the Departments of Obstetrics and Gynecology, 1Falu Hospital, Falun, and 2Uppsala University, Uppsala, Sweden Acta Obstet Gynecol Scand 1999; 78: 180–185. C Acta Obstet Gynecol Scand 1999 Objectives. To investigate if water-gymnastics during pregnancy may reduce the intensity of back/low back pain and the number of days on sick-leave. Methods. A prospective, randomized study. One hundred and twenty-nine women were randomized to participate in water-gymnastics once a week during the second half of pregnancy and 129 were randomized to a control group. The women in both groups filled in questionnaires in gestational weeks 18, 34 and within the first postpartum week. Every day from week 18 to labor they assessed the intensity of back/low back pain. Results. Back pain intensity increased during pregnancy. No excess risk for the pregnancy associated with water-gymnastics was observed. The women participating in water-gymnastics recorded a lower intensity of back/low back pain. The total number of days on sick-leave because of back/low back pain was 982 in the water-gymnastics group (124 women) compared with 1484 in the control group (120 women). After weeks 32–33, seven women in the watergymnastics group compared with 17 in the control group were on sickleave because of back/ low back pain (pΩ0.031). Conclusions. Intensity of back/low back pain increased with advancing pregnancy. There was no excess risk for urinary or vaginal infections associated with water-gymnastics. Watergymnastics during the second half of pregnancy significantly reduced the intensity of back/ low back pain. Water-gymnastics decreased the number of women on sick-leave because of back/low back pain. Water-gymnastics during pregnancy can be recommended as a method to relieve back pain and may reduce the need for sick-leave. Key words: back pain; pregnancy; sick-leave; water gymnastics Submitted 2 December, 1997 Accepted 31 August, 1998 Several studies have shown that at least 50% of women experience some kind of back pain during some period in their pregnancy (1–7). From studies of nonpregnant women of the same age in the general population in Scandinavia, the expected prevalence of back pain is 20–25% (8). Between 10–21% of all pregnant Swedish women are on sick-leave because of back pain during some period in their pregnancy (5, 6). Östgaard and Andersson (6) reported in 1991 that 67% of all Swedish pregnant women experienced periods of back pain during pregnancy. Back pain was also the most common reason for being on sick-leave during pregnancy. Of all pregnant women, 21% were C Acta Obstet Gynecol Scand 78 (1999) on sick-leave on average for 7.5 weeks because of back pain. Sick-leave did not eliminate their pain (6, 9). In a report to the Swedish government in 1995, the National Social Insurance Board showed that of Swedish women who gave birth in 1992, 72% were on sick-leave during some period in their pregnancy. Ten percent of these women were said to be on sick-leave due to back problems. Water-gymnastics has been pointed out as a conceivable method to relieve back pain and to decrease the need of sick-leave because of back pain during pregnancy (9). Although no study has shown significant effects on back pain of water- Water-gymnastics during pregnancy gymnastics during pregnancy, this activity has gained widespread popularity among pregnant women in Sweden. Midwives with experience of leading water-gymnastics have a strong impression that water-gymnastics reduce the intensity of back/ low back pain, and enable the women to continue to work even late in pregnancy (11–14). Studies on the subject have been performed, but the number of women enrolled have been small (11–14). Granath investigated 94 pregnant women in a randomized prospective study (11). Of the 94 women, 44 had been on sick-leave, 70% of them because of back pain. There was a 17% reduction in the number of women being on sick-leave for back/low back pain and for other reasons among participants in the water-gymnastics. The reduction was, however, not significant. The aim of the present study was to investigate if water-gymnastics during pregnancy can reduce the intensity of back/low back pain and reduce the number of days on sick-leave. Materials and methods Study population and design A prospective randomized study was carried out between January 1995 and May 1996 at the Department of Obstetrics and Gynecology, Falu Hospital, Falun, Sweden. It was approved by the Ethics Committee of the Medical Faculty at Uppsala University. In Sweden, more than 95% of pregnant women attend the free maternity health care service and the great majority register before 19 gestational weeks. The local antenatal clinics are run by the County Health Care Boards. In the County of Falun (population 52,000) there are six antenatal care clinics; four in the city and two in the countryside. Women who registered at these six clinics before the 19th week of gestation were given the opportunity to participate in the present study. Women with epilepsy, a previous preterm birth before week 32, an age under 18, and women already participating in water-gymnastics, were excluded. Only women familiar with the Swedish language and an expected normal pregnancy were included. Using sealed envelopes the women who accepted the offer were randomized into two groups; one group was offered water-gymnastics once a week during the second half of pregnancy, the other group was not. The randomization was done by a midwife in connection with the ultrasound examination which all women are offered in gestational weeks 15–18. All women invited to the study came to the ultrasound examination. The invitations to the study and the randomization were not consecutive during the study period, because no more than 60 women could participate in the water-gymnas- 181 tics during the same period. The swimming-pool could be used only four hours a week for 15 women at a time. The recruitment had to be stopped when four classes were full until the first class was almost finished. At the beginning of the study, 12 women were randomized to each class. The three last classes were enlarged to include 15 women because it was evident that the swimmingpool had enough space for 15 women. All women gave their informed consent. The women in the water-gymnastics and the control group were asked to fill in three questionnaires and an every-day classification of intensity of back/low back pain. The questionnaires The women in both groups filled in questionnaires in gestational weeks 18, 34 and within the first post partum week in the maternity ward. The questionnaires focused on previous and present back/ low back pain, parity, education, comfort with their work, working hours, physical characteristics of their work, exercise habits, smoking habits, gynecological and urinary tract infections and history of sick-leave due to back/low back pain or other reasons. The postpartum questionnaire also included questions about sick-leave during this pregnancy, weight gain during pregnancy, gestational week at delivery, whether the delivery was spontaneous or induced (and if so, the reason for induction), mode of delivery, analgesic methods used during labor, number of days in the Neonatal Care Unit, weight and height of the neonate, experience of labor pain and opinions about watergymnastics. Back/low back pain intensity was re- Table I. Background factors recorded in gestational week 18 Watergymnastics group Control group p-value Number of pregnancies 1 pregnancy 2 pregnancies 3 pregnancies ±3 pregnancies nΩ127 35.4% 34.6% 17.3% 12.6% nΩ128 26.6% 35.9% 21.1% 16.4% 0.434 Smoking ±10 cig. per day ∞10 cig. per day No smoking nΩ124 2.4% 4.8% 92.7% nΩ128 1.6% 6.3% 92.2% 0.802 Back pain Previous back pain No previous back pain nΩ124 49.2% 50.8% nΩ128 47.7% 52.4% 0.998 Back pain during pregnancy Previous back pain No previous back pain No previous pregnancy nΩ123 29.3% 35.8% 35.0% nΩ127 33.9% 40.2% 26.0% 0.303 C Acta Obstet Gynecol Scand 78 (1999) 182 M. Kihlstrand et al. corded in the questionnaires on a visual analog scale. The scale is a ten centimeters long horizontal unstratified line spanning the entire experience of pain, starting with zero which denotes ‘no pain’ and ending with ten which denotes ‘unbearable pain’. The women indicated how they experienced the pain ‘at its worst’, ‘at its mildest’ and ‘just now’ by making a mark on the line. The distance from the start of the line to the mark was measured in millimeters as a measurement of pain experience. The first two questionnaires were completed at home and checked for completeness by the midwife at the antenatal care clinic at the next visit. Every day classification of back/low back pain Every day from gestational week 18 to labor the women assessed the intensity of back/low back pain by writing down a figure from ‘0’ to ‘10’ on a record. where ‘0’ denoted ‘no pain at all’ and ‘10’ ‘unbearable pain’. Back problems classified as ‘tiredness’ or ‘stiffness’ were not recorded. The water-gymnastics The water-gymnastics group included ten classes of 12–15 women and took place in a swimmingpool with a water temperature of 32–34 degrees Celsius. The exercises were recommended by the Swedish Swimming Society (15–17) and tested for pregnant women by physiotherapists. The women were offered water-gymnastics 17–20 times (once a week during the second half of pregnancy). Each training session lasted one hour and included relaxing exercises. All the classes were led by one specially trained midwife. Another specially trained midwife replaced her during holidays or sickness. Two different exercise programs were used for all women; one with exercises suitable for earlier pregnancy to be used for the first ten training sessions, and one with exercises suitable for later pregnancy for the last ten sessions. The physical training lasted for 30 minutes followed by 30 minutes of relaxation, all in water and to music adjusted to the different exercises and to relaxation. Table II. Urinary tract and gynecological infections during pregnancy In gestational weeks 19–34 Watergymnastics group Control group Urinary tract infection treated by antibiotics No Once nΩ124 nΩ122 96.8% 3.2% 96.7% 3.3% Vaginal Candida infection treated by medicine No Once Ø2 nΩ124 Vaginal or cervical infection treated by antibiotics No Once Occurrence of infections From gestational week 35 to delivery Watergymnastics group Control group nΩ123 nΩ118 99.2% 0.8% 96.6% 3.4% nΩ122 nΩ124 nΩ117 75.0% 15.3% 9.7% 80.3% 12.3% 7.4% 85.5% 0.0% 14.5% 90.6% 0.0% 9.4% nΩ124 nΩ121 nΩ123 nΩ119 97.6% 2.3% 100.0% 0.0% 99.2% 0.8% 99.2% 0.8% p-value 0.981 0.700 0.247 Table III. Maternal weight gain and pregnancy outcome Group N Mean s.d. Water-gymnastics Control Water-gymnastics Control 123 118 121 119 13.9 14.3 277.3 277.5 4.9 5.5 11.0 11.7 Weight of the neonate, (g) Water-gymnastics Control 122 119 Height of the neonate, (cm) Water-gymnastics Control 122 120 Weight gain during pregnancy, (kg) Pregnancy length, (days) C Acta Obstet Gynecol Scand 78 (1999) 3618 3635 51.1 51.1 457 601 2.1 2.7 p-value 0.525 0.888 0.806 0.914 p-value 0.205 0.601 1.000 Water-gymnastics during pregnancy Table IV. The delivery Watergymnastics group Control group p-value Vaginal spontaneous nΩ121 89.3% nΩ117 84.6% 0.338 Cesarean section Elective Emergency nΩ124 4.0% 3.2% nΩ120 3.3% 4.2% 0.890 Vacuum extraction nΩ122 4.9% nΩ115 6.1% 0.780 Epidural analgesia nΩ122 37.7% nΩ117 29.9% 0.221 No analgesia used during labor nΩ117 17.9 nΩ116 25.0 0.205 Statistical analyses Assuming that we could find a reduction of 30% in intensity of pain (from 5 to 3.5 on the visual analog scare), a standard deviation of 3.5, and that 70% of women experience back/low back pain during pregnancy, 123 women were needed in each group (aΩ0.05, ßΩ0.80). Results were analyzed using the SPSS for Windows 7.5.1. Comparisons between the water-gymnastics group and the control group were carried out using t-test, Fisher’s Exact Test and Chi-Square-test. To analyze the every day classifications of back/low back pain ANOVA with repeated measures was used. The results from every day and every individual were used but analyzed for one week at the time. Results Nine hundred and sixty-seven women registered at the six antenatal care clinics during the study period. Three hundred and twenty-nine women were invited to participate in the study. Sixty of these declined participation since they could not consider taking part in water-gymnastics. Six women could not participate because of recurrent urinary tract infection, shift work, baby-sitting problems, a miscarriage and lack of time and five women were incorrectly invited after recruitment to the study had stopped. Of the remaining 258 women, 129 were randomized to water-gymnastics and 129 to the control group. In the water-gymnastics group, 124 women answered all questionnaires and 123 filled in the everyday classification of back/low back pain. Five women did not participate in the water-gymnastics and did not fill in the questionnaires nor the everyday classification. The reasons were baby-sitting problems, a miscarriage, sickness and that the time for the water-gymnastics 183 was unsuitable. In the control group, 120 women filled in all questionnaires and 118 filled in the everyday classification of back/low back pain. Two women in the control group dropped out because of a miscarriage and an intra-uterine death. The remaining drop-outs gave no reason why. The mean age was 28 years in the water-gymnastics group and 29 years in the control group. There were no differences between the two groups regarding parity, previous back pain, smoking (Table I), history of sick-leave due to back/low back pain or other reasons, educational level, comfort with work, physical characteristics of work or exercise habits. No excess risk for the pregnancy associated with water-gymnastics was observed. There were no differences concerning gynecological and urinary tract infections (Table II), nor concerning maternal weight gain, gestational week at delivery or weight and height of the neonate (Table III). No differences were found concerning spontaneous or induced delivery, mode of delivery, analgesic methods used during labor or number of days in the Neonatal Care Unit (Table IV). Eighty-six women (70.5%) in the water-gymnastics group compared with 89 (74%) in the control group experienced some kind of back/low back pain at some period during pregnancy (pΩ0.57). According to the everyday classification of pain intensity, there was no difference in pain intensity between the two groups in week 18, i.e. before the start of the water-gymnastics. During the rest of the pregnancy the women participating in water-gymnastics reported a lower intensity of back/low back pain. During the 31st and between the 33rd and the 38th weeks the difference between the two groups was significant. The pain increased during pregnancy in both groups (Fig. 1). In addition, when recorded on the VA-scales in the questionnaires, the women participating in water-gymnastics experienced less back/low back * Back/low back pain intensity assessed every day between pregnancy 18 to labor by writing down a figure from ‘0’ to ‘10’ on a record. ‘0’ denoted ‘no pain at all’ and ‘10’ ‘unbearable pain’. The figure shows the average experience of pain. The water-gymnastics started at week 19. Fig. 1. Everyday classification of back/low back pain*. C Acta Obstet Gynecol Scand 78 (1999) 184 M. Kihlstrand et al. Fig. 2. Pain at its worst, recorded on a visual analog scale by questionnaires in gestational weeks 18, 34 and within the first postpartum week. pain than the control group. When the pain was ‘at its worst’ there was no difference between the groups in week 18, but a significant difference was recorded within the first postpartum week (pΩ 0.034) (Fig. 2). In the water-gymnastics group, 16 women (12.9%) were on sick-leave because of back/low back pain at some period during pregnancy, compared with 26 (21.7%) in the control group (pΩ 0.09). The total amount of days being on sick-leave because of back/low back pain was 982 in the water-gymnastics group (124 women) compared with 1484 days in the control group (120 women). Because of physically heavy work, 43 women (35.0%) in the water-gymnastics group and 46 (38.7%) in the control group were entitled to pregnancy leave from week 32 or 33. In the water-gymnastics group it was given to nine of the 16 women who earlier in pregnancy had been on sick-leave because of back/low back pain. In the control group, the corresponding figures were nine of 26 women. Thus, seven women in the water-gymnastics group and 17 in the control group were on sick-leave because of back/low back pain after week 32–33. This difference is significant (pΩ 0.031). In the water-gymnastics group, 110 women (88.0%) exercised 10–20 times. Sixty-nine (55.2%) exercised 15–20 times and 41 (32.8%) 10–15 times. When women who had exercised at least 15 times were compared with women who had exercised 10– 15 times, no significant difference was observed regarding days of sick-leave. Ninety-eight percent of the women in the watergymnastics group said they wanted to participate in water-gymnastics in their next pregnancy and recommended water-gymnastics to other pregnant women. Discussion This is the first study with an every day classification of back/low back pain during pregnancy. It C Acta Obstet Gynecol Scand 78 (1999) showed no difference in pain intensity between the women in the two groups at the beginning of the study in week 18. During the rest of the pregnancy the women in the water-gymnastics group assessed a lower intensity of back/low back pain. The difference was significant during the 31st and between the 33rd and the 38th weeks of gestation (Fig. 1). The every-day classification also showed that the intensity of back/low back pain increased with advancing pregnancy (Fig. 1). This is in agreement with the results of Kristiansson et al. (7), based on three measurements during pregnancy. The results of our study are similar to the results of other studies regarding frequency of back pain during pregnancy: 70–74% of Swedish women experience some kind of back pain at some period of their pregnancy (6, 7). Among Swedish women who gave birth in 1992, approximately 7.2% were on sick-leave because of problems with their backs (10). Eighty percent were diagnosed as ‘non-specified back pain’, other diagnoses were ischiadic pains and lumbago (10). The reason for sick-leave is probably not always a strictly medical diagnosis, but back pain is also used when there is an unspecified need for sickleave in pregnancy (6). Since 1992, employers in Sweden are obliged to pay for the first 14 days of sick-leave. This has been supposed to give an underrecording of the sick-leaves and, if so, more than 7.2% of the women who gave birth in 1992 had been on sick-leave because of back pain at some period during their pregnancy (10). In this study, 12.9% in the water-gymnastics group were on sick-leave because of back/low back pain at some period during pregnancy compared with 21.7% in the control group. In the study of Östgaard and Andersson (6), 21% of all pregnant women were on sick-leave because of back pain. If all the sick-leaves because of back pain during pregnancy had been just one day shorter in 1992 it would have decreased the costs for society by between 2.6 to 3.7 million SEK (10). Regarding the fact that sick-leave also means losses in production, the costs are even greater for the nation. The costs for water-gymnastics used in this study can be estimated to 1000 SEK per pregnant woman. A pregnant Swedish woman gets, on average, 290 SEK per day while on sick-leave. If the number of days on sick-leave were to decrease by 4.5 days (1484 days/120 women 982 days/124 women), 1300 SEK would be saved per women participating in water-gymnastics during pregnancy. If the difference concerning days of sick-leave between the women in the water-gymnastics group compared with the women in the control group is correct or close to correct there will be a positive cost benefit for the method. Water-gymnastics during pregnancy The significant difference in number of women on sick-leave was found when women given maternity-allowance were excluded. Despite that, we prefer to count the hypothetical example on the results of the entire group. There is no doubt that water-gymnastics was greatly appreciated by the women, as also reported by women in other studies (11–14). In Sweden, many pregnant women are offered traditional ‘Maternity care gymnastics’. We have not found any study evaluating that activity, but it is offered to pregnant women by some antenatal care clinics. Exercise during immersion offers several physiologic advantages during pregnancy (18). The results of this study did not show any excess risk for the pregnancy associated with water-gymnastics and the women in the two groups required analgesic methods during labor to the same extent. Their experiences of labor pain were the same. The women in the water-gymnastics group reported that the experience of relaxing exercises was useful during labor. In conclusion, we found that the intensity of back/low back pain increased with advancing pregnancy. There was no excess risk for urinary and vaginal infections associated with water-gymnastics. Water-gymnastics during the second half of pregnancy significantly reduced the intensity of back/back low pain. Water-gymnastics decreased the number of women on sickleave because of back/low back pain. Water-gymnastics during pregnancy can be recommended as a method to relieve back pain and may reduce the need for sick-leave. Acknowledgments This study was supported by grants from the Dalarna Research Institute and the Local Insurance Office when planning the study. Jan Ifver is acknowledged for expert statistical evaluation. We also thank the midwives at the antenatal care clinics in the County of Falun for their help with the study. References 1. Mantle MJ, Greenwood RM, Curry HLF. Backache in pregnancy. Rheumatol Rehab 1977; 16: 95–101. 2. Nwuga VCB. Pregnancy and back pain among upper class Nigerian women. Aust J Physiother 1982; 28: 8–11. 185 3. Fast A, Shapiro O, Ducommun EJ, Friedmann CN, Bonklas T, Floman Y. Low back pain during pregnancy. Spine 1987; 12 (4): 368–71. 4. Bullock JE, Gwendolen AJ, Bullock MI. The relationship of low back pain to postural changes during pregnancy. Aust J Physiother 1987; 33: 10–17. 5. Berg G, Hammar M, Möller-Nielsen J, Linden U, Torblad J. Low back pain during pregnancy. Obstet Gynecol 1988; 71 (1): 71–4. 6. Östgaard HC, Andersson GBJ. Prevalence of back pain in pregnancy. Spine 1991; 16: 549–52. 7. Kristiansson R, Svärdsudd K, Von Schoultz B. Back pain during pregnancy. Spine 1996; 21 (6): 702–9. 8. Biering-Sörensen F. Low back trouble in a general population of 30-, 40-, 50-, and 60-year old men and women. Study design, representatives and basic results. Dan Med Bull 1992; 29: 289–99. 9. Östgaard HC, Andersson GBJ. Previous back pain and risk for developing back pain in a future pregnancy. Spine 1991; 16: 432–6. 10. The Swedish National Social Insurance Board. Sjukskrivning under graviditet (In Swedish.) Report to The Swedish Government, 1995. 11. Granath A. Vattengymnastik under graviditet (In Swedish.) Jordemodern 1996; 6: 263–6. 12. Ohnell C, Svensson B. Vattengympa – förlossningsförberedelse i vatten (In Swedish.) Spriline FOU Rapport, 1994. 13. Fernfors B, Wennersten-Johansson L, Åkerlind J. Vattengymnastik för gravida med ryggbesvär och bäckeninsufficiens (In Swedish.) Primärvårdens F O U-enhet, Linköping. Spriline F O U-Rapport, 1995. 14. Eriksson B, Guslen A. Vattengympa/förlossningförberedelse i vatten (In Swedish.) Landstinget Halland. Spriline Rapport, 1995; p. 6. 15. Seidlitz G. Vattengymnastik 1:a Upplagan (In Swedish.) Farsta Sweden; The Swedish Swimming Society, 1987– 1988. 16. Seidlitz G. Vattengymnastik 2:a Upplagan (In Swedish.) Farsta Sweden; The Swedish Swimming Society, 1988– 1991. 17. Spångberg P. Vattengymnastik teori/praktik 1:a Upplagan (In Swedish.) Farsta Sweden; The Swedish Swimming Society, 1990. 18. Katz VL, McMurray R, Goodwin WE. Cefalo RC Nonweightbearing exercise during pregnancy on land and during immersion: a comparative study. Am J Perinatol 1990; 7(3): 281–4. Address for correspondence: Mari Kihlstrand, M.D. Department of Obstetrics and Gynecology Falu Hospital S-791 82 Falun Sweden C Acta Obstet Gynecol Scand 78 (1999) EFEKTIFITAS SENAM HAMIL TERHADAP PENURUNAN NYERI PUNGGUNG PADA IBU HAMIL Febrina Yosefa1, Misrawati2,Yesi Hasneli3 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau Email: [email protected] Abstract The purpose of this research was to determine the effectiveness of pregnancy exercise for reduction back pain during pregnancy. The method of this research was quasi- experimental and used non- equivalent control group as the research design. This research was conducted at Puskesmas Karya Wanita Pekanbaru that consist of 30 people, 15 people were experimental group and 15 people were control group. The total sample are 30 people who were taken by using purposive sampling techniques by noticing to the inclusion criteria. The analysis that was used in this research were univariate and bivariate analysis with used wilcoxon test and t-independent test. The results showed there was a significant reduction of back pain during pregnancy in experimental group has given pregnancy exercise with p value 0,001 (<0,05). It means that pregnancy exercise is effective for reduction back pain during pregnancy. The result of the research is recommend for public health center to organize prenatal class especially pregnancy exercise regularly Keywords: back pain, pregnancy exercise, pregnancy PENDAHULUAN Kehamilan merupakan impian setiap wanita dan merupakan salah satu cara untuk mencapai kesempurnaan seorang ibu. Proses ini diawali dengan adanya pembuahan (konsepsi), masa pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri dengan lahirnya sang bayi (Datta, 2007). Kehamilan berlangsung selama kira-kira 10 bulan lunar, atau 9 bulan kalender, atau 40 minggu, atau 280 hari. Lama kehamilan dihitung dari pertama periode menstruasi terakhir. Menurut hasil laporan National Vital Statistic Report tahun 2011 jumlah ibu hamil di Amerika Serikat diperkirakan 4.348.949 orang, dan dari hasil laporan Profil Data Kesehatan Indonesia tahun 2011 jumlah ibu hamil di Indonesia adalah 5.060.637 orang, sedangkan untuk Provinsi Riau tahun 2011 jumlah ibu hamil adalah 145.098 orang sedangkan untuk kota pekanbaru jumlah ibu hamil pada tahun 2011 adalah sebanyak 22.964 orang (Kemenkes, 2012). Saat kehamilan akan terjadi perubahan yang besar di dalam tubuh seorang perempuan. Perubahan ini tidak hanya berhubungan dengan bentuk dan berat badan, tetapi juga terjadi perubahan biokimia, fisiologis, bahkan psikologis yang merupakan konsekuensi dari pertumbuhan janin di dalam rahim. Perubahan ini sebenarnya bertujuan untuk menjaga metabolisme tubuh, mendukung pertumbuhan janin, serta persiapan persalinan dan menyusui dengan tingkatan yang bervariasi disetiap trimesternya (Emilia & Freitag, 2010). Selain itu proses kehamilan akan menimbulkan berbagai perubahan pada seluruh sistem tubuh, perubahan ini berdampak pada sistem kardiovaskuler, sistem pernafasan, sistem hormonal, sistem gastrointestinal, maupun sistem muskuloskeletal (Kemenkes RI, 2010). Perubahan pada sistem muskuloskeletal selama kehamilan yaitu terjadinya perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan berubah secara menyolok. Pada wanita hamil pusat gravitasi bergeser ke depan. Payudara yang besar dan posisi bahu yang bungkuk saat berdiri akan semakin membuat kurva punggung dan lumbar menonjol. Perubahan-perubahan yang terkait sering kali menimbulkan rasa tidak nyaman pada muskuloskeletal (Bobak, Lowdermik dan Jensen. 2005). Perubahan muskuloskeletal sering menyebabkan ibu merasakan nyeri pada daerah punggung terutama daerah punggung bawah. Nyeri punggung bagian bawah merupakan masalah otot tulang yang paling sering dilaporkan dalam kehamilan (Walsh, 2008). Nyeri punggung terjadi karena adanya perubahan pada hormon kehamilan yang meningkatkan kadar hormon relaksin, hal ini mempengaruhi fleksibilitas jaringan ligamen yang akhirnya meningkatkan mobilitas sendi di pelvis dan akan berdampak pada ketidakstabilan spinal dan pelvis serta menyebabkan rasa tidak nyaman. Faktor predisposisi lainnya yang menyebabkan nyeri punggung berkaitan dengan penambahan berat badan, perubahan postur yang cepat, nyeri punggung terdahulu, dan peregangan yang berulang. Selain itu nyeri punggung juga dirasakan akibat kesalahan postur tubuh saat duduk, berdiri, berbaring dan bahkan pada saat melakukan aktivitas rumah (Braxshaw, 2004). Menurut Mander (2004) insiden nyeri pungung mencapai puncak pada minggu ke-24 sampai dengan minggu ke-28, tepat sebelum pertumbuhan abdomen mencapai titik maksimum. Menurut hasil penelitian epidemiologi yang terbatas yang dilakukan oleh Mayer, dkk (1994 dalam Mander, 2004) nyeri punggung sering di perparah dengan terjadinya backache atau sering disebut dengan “nyeri pungung yang lama”. Backache ini ditemukan pada 45% wanita saat dicatat kehamilannya, meningkat 69% pada minggu ke-28 dan hampir bertahan pada tingkat tersebut. Keluhan nyeri punggung yang dialami oleh ibu hamil tentunya tidak bisa dibiarkan begitu saja. Menurut Yu (2010) salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan selama kehamilan adalah dengan melakukan olah raga ringan seperti senam hamil. Senam hamil adalah suatu bentuk latihan guna memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, ligamenligamen, serta otot dasar panggul yang berhubungan dengan proses persalinan. Latihan ini berfungsi untuk memperkuat stabilitas inti tubuh yang akan membantu memelihara kesehatan tulang belakang. Mempunyai kekuatan tubuh yang baik dapat meningkatkan keseimbangan dan kestabilan individu serta meminimalkan risiko trauma tulang belakang ataupun jatuh pada saat hamil. Senam hamil dapat meringankan keluhan nyeri punggung yang dirasakan oleh ibu hamil karena didalam senam hamil terdapat gerakan yang dapat memperkuat otot abdomen. Fungsi penting dari otot abdomen yaitu kontrol pelvis saat menengadah. Ketika ligamen disekitar pelvis menegang dan tidak lagi memberikan topangan yang kuat kepada sendi maka otot menjadi garis pertahanan kedua membantu mencegah tegangan yang berlebihan pada ligamen pelvis. Harus diingat bahwa tegangan yang berlebihan pada pelvis dan melemahnya otot abdomen inilah yang menyebabkan nyeri punggung. Untuk itu perlu dilakukan latihan ini untuk mempertahankan tonus otot abdomen yang baik (Myles, 2009). Selain itu pada saat melakukan senam hamil tubuh akan memproduksi endorfin lebih banyak. Endorfin dikenal sebagai zat yang memiliki prinsip kerja seperti morfin yang berfungsi untuk memberikan ketenangan, mengatasi stress pada saat hamil dan mampu untuk mengurangi nyeri seperti nyeri pada daerah punggung (Emilia & Freitag, 2010). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2013) tentang hubungan senam hamil dengan nyeri punggung pada ibu hamil di Rumah Sakit Kendangsari Surabaya dengan hasil p value = 0,000 yang artinya Ho ditolak artinya adanya hubungan yang bermakna antara ibu hamil yang melakukan senam hamil dengan nyeri punggung. Semakin teratur mengikuti senam hamil maka hal ini dapat meminimalkan nyeri punggung yang dirasakan oleh ibu hamil. Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 30 Juli 2013 di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Karya Wanita Pekanbaru dengan mewawancarai 5 ibu hamil, ditemukan bahwa 3 diantaranya mengalami nyeri punggung yang sangat mengganggu saat menjalani aktivitasnya dan 2 ibu hamil mengeluhkan nyeri punggung tapi tidak sampai mengganggu aktivitas. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi nyeri tersebut yaitu dengan memijat punggungnya dengan minyak kayu putih, istirahat, dan ada juga yang mengompres punggungnya dengan air hangat. Saat ditanya mengenai aktivitas olahraga seperti senam hamil 2 ibu hamil menjawab pernah melakukan kegiatan tersebut tetapi tidak teratur dan 3 diantaranya tidak pernah melakukan senam hamil. Meskipun telah dilaksanakan program senam hamil namun banyak diantara ibu-ibu hamil yang tidak mengikuti program tersebut, untuk ibu hamil yang mengikuti program senam hamil tetap saja mengeluhkan nyeri pada punggungnya hal ini disebabkan oleh ketidakteraturan ibu hamil dalam melaksanakan senam hamil. Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Efektivitas senam hamil terhadap penurunan nyeri punggung pada ibu hamil” TUJUAN Mengetahui efektivitas senam hamil terhadap penurunan nyeri punggung pada ibu hamil. MANFAAT Mengetahui efektivitas senam hamil terhadap penurunan nyeri punggung pada ibu hamil. METODE Desain Quasi Eksperimen dengan rancangan penelitian Non-Equivalent Control Group yang melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sampel pada penelitian ini adalah 30 responden yang mengalami nyeri punggung di Wilayah Kerja Puskesmas Karya Wanita Pekanbaru. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisa Data: Analisa statistik melalui dua tahapan yaitu dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat. HASIL PENELITIAN Hasil analisa univariat pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Karakteristik responden berdasarkan umur Distribusi berdasarkan karakteristik responden dijelaskan pada tabel 1 dibawah ini. Tabel 1 Distribusi frekuensi karakteristik responden Karakteristik Umur < 20 20-35 > 35 Suku - Melayu - Minang - Batak - Jawa Jumlah hamil - Primigravida - Multigravida Umurkehamilan - Timester 2 - Trimester 3 Pekerjaan - IRT - PNS - Wiraswasta/ swasta Pendidikan - Dasar - Menengah - Tinggi Eksperimen dan Kontrol n % 1 25 4 3,3 83,3 13,4 6 19 1 4 20 63,3 3,3 13,4 5 25 16,7 83,3 16 14 53,3 46,7 27 0 3 90 0 10 9 18 3 30 60 10 bersuku minang yaitu sebanyak 19 responden (63,3%). Kehamilan multigravida yaitu sebanyak 25 Responden (83,3%), dengan umur kehamilan yaitu trimester 2 sebanyak 16 responden (53,3%) pekerjaan responden terbanyak adalah IRT sebanyak 27 orang (90,0%) dengan pendidikan terbanyak adalah tingkat menengah yaitu sebanyak 18 responden (60,0%) Tabel 2 Rata-rata intensitas nyeri pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberikan senam hamil Variabel Jumlah Mean SD - Kelompok 15 4,53 1,187 Eksperimen - Kelompok 15 4,20 1,146 Kontrol Tabel 2 menunjukkan mean intensitas nyeri sebelum diberikan senam hamil pada kelompok eksperimen adalah sebesar 4,53 dengan standar deviasi 1,187, sedangkan mean intensitas nyeri punggung pada kelompok kontrol adalah 4,20 denan standar deviasi 1,146. Tabel 3 Rata-rata intensitas nyeri pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sesudah diberikan senam hamil Variabel - Kelompok Eksperimen - Kelompok Kontrol Jumlah 15 Mean 2,13 SD 1,125 15 3,73 1,280 Tabel 3 menunjukkan mean intensitas nyeri sesudah diberikan senam hamil pada kelompok eksperimen adalah 2,13 dengan standar deviasi 1,125, sedangkan mean intensitas nyeri kelompok kontrol adalah 3,73 dengan stabdar deviasi 1,280. 2. Analisa Bivariat Tabel 1 menunjukkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian adalah berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 25 responden (83,3%), Tabel 4 Perbedaan rata-rata intensitas nyeri pre-test dan pos-test pada kelompok eksperimen Variabel Pre-test Post-test Mean 4,53 2,13 SD 1,187 1,126 p value 0,000 Tabel 4 menunjukkan bahwa dari hasil uji statistik didapatkan mean intensitas nyeri sebelum diberikan senam hamil pada kelompok eksperimen adalah 4,53. Rata-rata intensitas nyeri sesudah diberikan intervensi adalah 2,13. Hasil uji statistik didapatkan adanya penurunan yang signifikan antara mean intensitas nyeri sebelum dan sesudah diberikan senam hamil pada kelompok eksperimen dimana p value 0.000 lebih kecil dari nilai alpha (p < α (0.05), berarti dapat disimpulkan bahwa senam hamil efektif dalam menurunkan tintensitas nyeri punggung. Tabel 5 Perbedaan rata-rata intensitas nyeri pre-test dan pos-test pada kelompok kontrol Variabel Pre-test Post-test Mean 4,20 3,73 SD 1,146 1,280 p value 0,159 Tabel 5 menunjukkan bahwa dari hasil uji statistik didapatkan mean intensitas nyeri pre-test adalah 4,20 dan mean intensitas nyeri post-test adalah 3,73. Dari hasil uji statistik diperoleh p value = 0.159 dimana lebih besar dari nilai alpha (p > α (0.05), berarti tidak ada perbedaan antara intensitas nyeri pre-test dan post test pada kelompok kontrol. Tabel 6 Perbedaan rata-rata intensitas nyeri post-test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Variabel Eksperimen Kontrol Mean 2,30 3,73 SD 1,125 1,280 p value 0.001 Tabel 6 menunjukkan bahwa dari hasil uji statistik t independent didapatkan mean intensitas nyeri post test pada kelompok intervensi adalah 2,30. Pada kelompok kontrol diketahui Mean intensitas nyeri post test adalah 3,73. Hasil uji statistik didapatkan p value = 0.001 dimana lebih kecil dari nilai alpha (p < α (0.05), berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan rata-rata intensitas nyeri sesudah diberikan senam hamil antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol tanpa diberikan senam hamil. PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden a. Usia Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Karya Wanita, didapatkan hasil bahwa usia responden terbanyak berada pada rentang umur 20-35 tahun (83,3%). Hal ini sesuai dengan pernyataan BKKBN (2012) yang menyatakan bahwa usia ideal wanita untuk hamil adalah pada rentang umur 20-35 tahun. Pada usia tersebut merupakan usia yang aman untuk melahirkan dan masa kesuburan sedang dalam kondisi puncak. Wanita yang usianya kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun sering mengalami komplikasi kehamilan sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin. Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam mengatasi dan menginterpretasikan nyeri. Cara seseorang berespon terhadap nyeri adalah akibat dari banyak kejadian nyeri selama rentang hidupnya (Smeltzer & Bare, 2002). Menurut Potter & Perry (2006) terdapat hubungan antara nyeri dengan seiring bertambahnya usia, yaitu pada tingkat perkembangan. Orang dewasa akan mengalami perubahan neurofisiologis dan mungkin mengalami penurunan persepsi sensorik stimulus serta peningkatan ambang nyeri. Penjelasan diatas memberikan gambaran dalam penelitian ini bahwa persepsi dan respon nyeri yang dipengaruhi umur merupakan akibat dari perubahan neurofisiologis dan akibat dari kejadian selama rentang kehidupannya. b. Suku Suku terbanyak ibu hamil adalah suku Minang (63,3%). Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Suza (2003 dalam Ardinata, 2007) menemukan bahwa di Indonesia nyeri yang dialami oleh pasien yang berasal dari suku Batak dan Jawa ternyata berbeda. Berbeda dalam laporan nyerinya serta respon terhadap nyeri itu sendiri. Hal ini karena nilai nilai dan budaya mempengaruhi respon nyeri seseorang. Menurut Perry & Potter (2005), latar belakang budaya dan suku mempengaruhi keyakinan, nilai, dan kebiasaan individu. Budaya mempengaruhi cara melaksanakan kesehatan pribadi. Kultur atau budaya memiliki peran yang kuat untuk menentukan faktor sikap individu dalam mempresepsikan dan merespon nyerinya (McGuire & Sheilder, 1993 dalam Ardinata, 2007) c. Jumlah kehamilan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Karya Wanita, didapatkan hasil bahwa mayoritas jumlah kehamilan responden adalah kehamilan multigravida sebanyak 25 orang (83,3%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ummah (2012) tentang nyeri punggung pada ibu hamil ditinjau dari body mekanik dan paritas di Desa Ketanen Kabupaten Gresik, didapatkan hasil ada hubungan antara paritas dengan kejadian nyeri punggung pada kehamilan dan secara statistik tidak signifikan (p=0,770) Paritas yang tinggi akan meningkatkan resiko kejadian nyeri punggung. Dengan demikian semakin sering seorang wanita hamil dan melahirkan maka resiko terjadinya nyeri punggung selama kehamilan semakin meningkat. Perubahan secara anatomis dan fisiologis yang terjadi selama kehamilan tidak sepenuhnya bisa dipulihkan setelah masa kehamilan dan persalinan selesai. Bahkan beberapa perubahan yang terjadi akan menetap. Demikian halnya dengan perubahan muskuloskeletal, tonus otot yang mengalami peregangan pada kehamilan sebelumnya tidak bisa pulih seperti sebelum kehamilan terutama jika setelah masa kehamilan tidak melakukan latihan fisik yang tepat. Akibatnya otot-otot abdomen dan uterus akan mengendur. Otot-otot abdomen wanita yang lemah sehingga gagal menopang uterus yang membesar menyebabkan uterus akan mengendur, semakin memanjang (Varney, 2007). Hal ini akan meningkatkan resiko nyeri punggung. Kelemahan otot abdomen lebih umum terjadi pada wanita yang terlalu sering hamil (grand multipara) yang tidak melakukan latihan untuk mengembalikan tonus otot abdomennya tiap kali selesai melahirkan. d. Umur kehamilan Umur kehamilan paling banyak berada pada trimester 2 sebanyak 16 responden (53,3%). Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2010), senam hamil dianjurkan dilakukan ketika janin dalam kandungan telah berusia lebih dari 22 minggu (trimester 2) karena sebelum usia kandungan menginjak 3 bulan pelekatan janin di dalam uterus belum terlalu kuat yang dimaksudkan untuk menghindari resiko abortus. Dengan demikian responden pada penelitian ini sangat dianjurkan untuk melakukan senam hamil karena responden yang berada pada wilayah Puskesmas Karya Wanita memiliki usia kehamilan >22 minggu sehingga aman untuk melakukan senam hamil secara teratur. e. Pekerjaan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diwilayah kerja Puskesmas Karya Wanita, didapatkan hasil bahwa 27 orang responden (90%) memiliki status pekerjaan sebagai ibu rumah tangga/tidak bekerja. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratnawati (2009) tentang hubungan antara pekerjaan dengan partisipasi ibu dalam mengikuti senam hamil. Penelitian ini dilakukan pada 60 orang ibu hamil dan didapatkan hasil bahwa lebih dari setengah ibu hamil yang bekerja tidak mengikuti senam hamil sehingga dapat disimpulkan bahwa pekerjaan mempengaruhi partisipasi ibu hamil dalam melakukan senam hamil. Selain pekerjaan sangat mempengaruhi ibu untuk melakukan senam hamil karena waktu yang dimiliki ibu hamil yang tidak bekerja lebih banyak daripada ibu hamil yang bekerja. f. Pendidikan Mayoritas pendidikan responden adalah tingkat pendidikan menengah sebanyak 26 orang dengan persentase 86,7%. Menurut Lichayati & Kartikasari (2013) pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi senam hamil selama kehamilan. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan mayoritas responden berpendidikan SMA, dimana pendidikan SMA merupakan pendidikan menengah, cara berpikir sudah mulai matang dan mampu mengaplikasikan informasi yang diterima khususnya tentang senam hamil. Seseorang yang berpendidikan tinggi akan lebih luas pandangannya dan lebih mudah menerima ide dan tata cara kehidupan baru. Secara umum semakin tinggi tingkat pendidikan wanita, semakin besar kemungkinanya melakukan senam hamil. Menurut Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003), tingkat pendidikan di Indonesia dibagi atas 3 tingkat yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Latar belakang pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi pola pikir seseorang. Latar belakang pendidikan akan membentuk cara berpikir seseorang termasuk membentuk kemampuan untuk memahami faktorfaktor yang berkaitan dengan penyakit dan menggunakan pengetahuan tersebut untuk menjaga kesehatan (Perry &Potter, 2005). 1. Efektifitas senam hamil terhadap penurunan tekanan darah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 30 responden yang dibagi ke dalam 2 kelompok, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok intervensi diberikan senam hamil selama 3 hari sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan seperti kelompok intervensi. Berdasarkan hasil dari uji wilcoxon diperoleh p value= 0,000 (p<0,05). Hal ini berarti ada pengaruh yang signifikan antara mean intensitas nyeri kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberikan senam hamil. Disimpulkan bahwa senam hamil efektif dalam menurunkan intensitas nyeri punggung. Penurunan intensitas nyeri punggung ini juga didukung oleh karakteristik responden, dimana 90% responden memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sehingga memiliki banyak waktu untuk melakukan senam hamil dan 60,0% memiliki pendidikan menengah dimana tingkat pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan dan pengetahuan ibu hamil dalam menerapkan perilaku hidup sehat seperti melakukan senam hamil secara teratur. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2013) tentang hubungan senam hamil dengan nyeri punggung pada ibu hamil di Rumah Sakit Kendangsari Surabaya dengan hasil p value = 0,000 yang artinya Ho ditolak artinya adanya hubungan yang bermakna antara ibu hamil yang melakukan senam hamil dengan nyeri punggung. Semakin teratur ibu hamil dalam mengikuti senam hamil maka hal ini dapat meminimalkan nyeri punggung yang dirasakan oleh ibu hamil. Nyeri punggung pada ibu hamil dapat diatasi dengan melakukan aktivitas dengan hati-hati dan benar agar tidak terjadi kesalahan postur tubuh selain itu nyeri punggung pada ibu hamil juga dapat di atasi dengan olahraga yang sesuai dengan kemampuan ibu hamil salah satunya dengan melakukan senam hamil. Senam hamil yang dilakukan secara teratur dapat mengurangi nyeri punggung karena gerakan yang terdapat didalam senam hamil mampu memperkuat otot abdomen sehingga mencegah tegangan yang berlebihan pada ligamen pelvis sehingga intensitas nyeri punngung menjadi berkurang. Selain itu melakukan senam hamil mampu mengeluarkan endorphin didalam tubuh, dimana fungsi endorphin yaitu sebagai penenenang dan mampu mengurangi nyeri punggung pada ibu hamil. Dengan demikian pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian senam hamil dapat menurunkan intensitas nyeri punggung pada ibu hamil. Sedangkan pada kelompok kontrol dari hasil uji statistik wilcoxon diperoleh nilai p = 0,159 dimana lebih besar dari nilai alpha (p < α (0.05), berarti tidak ada perbedaan antara intensitas nyeri pre-test dan post test pada kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan senam hamil. PENUTUP Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden paling banyak berusia 2035 tahun (83,3%), suku minang (63,3%), multigravida (83,3%), berada pada trimester 2 (53,3%), ibu rumah tangga (90%), tingkat pendidikan menengah (86,7%), Pemberian senam hamil pada kelompok eksperimen menurunkan intensitas nyeri punggung pada ibu hamil dengan selisih nilai rata-rata intensitas nyeri sebesar 2,40 dan berdasarkan hasil uji wilcoxon menunjukkan signifikansi dengan nilai p (0,000) < α (0,05). Pada kelompok kontrol terjadi penurunan intensitas nyeri namun tidak signifikan dengan selisih rata-rata intensitas nyeri sebesar 0,47 dan berdasarkan hasil uji wilcoxon menunjukkan tidak terdapat signifikansi dengan nilai p (0,159) > α (0,05). Hasil uji t independent dimana diperoleh p (0,001) < α (0,05). Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata intensitas nyeri punggung ibu hamil pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sesudah diberikan senam hamil, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa senam hamil efektif terhadap penurunan nyeri punggung pada ibu hamil. Saran Bagi ibu hamil agar dapat di aplikasikan dalam membantu menurunkan intensitas nyeri punggung dan untuk peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai evidence based dan tambahan informasi untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang efektivitas senam hamil terhadap gangguan pola tidur. 1 Febrina Yosefa: Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau, Indonesia 2 Misrawati: Dosen Departemen Keperawatan Maternitas Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau, Indonesia 3 Yesi Hasneli: Dosen Departemen Keperawatan Medikal Bedah Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau, Indonesia DAFTAR PUSTAKA Ardinata, D. (2007). Multidimensional nyeri. Diperoleh tanggal 1 februari 2014 dari http://repository.usu.ac.id. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2012). Kehamilan ideal usia 2035 tahun. Diperoleh tanggal 20 Januari 2014 dari http://www.bkkbn.go.id/ViewArtikel.aspx? ArtikelID=64. Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L., & Jense, M. D. (2005). Buku ajar keperawatan maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC. Braxshaw, E. (2007). Senam hamil dan nifas. Jakarta: EGC. Datta, M. (2007). Panduan praktis kehamilan dan persalinan. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer. Dinkes Provinsi Riau. (2010). Profil kesehatan Provinsi Riau tahun 2010. Diperoleh tanggal 20 januari 2014 dari http://www.dinkesriau.net. Emilia, O., & Freitag, H. (2010). Tetap bugar dan energik selama hamil. Jakarta: Agromedia Pustaka. Kemenkes RI. (2010). Panduan teknis latihan fisik selama kehamilan dan nifas. Jakarta: Kemenkes RI. Kemenkes RI, (2012). Profil data kesehatan Indonesia tahun 2011. Lichayati, I & Kartikasari, R.I. (2013). hubungan senam hamil dengan nyeri punggung pada ibu hamil di Polindes Desa Tilanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan. Diperoleh tanggal 1 februsri 2014 dari stikesmuhla.ac.id Mander, R. (2004). Nyeri persalinan. Jakarta: EGC. Myles. (2009). Buku Ajar Bidan. Jakarta: EGC. Perry, A.G., & Potter, P.A. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep, proses dan praktik. (Ed 4). (Y. Asih, Terj.). Jakarta: EGC. Puspitasari, A. R. (2013). Hubungan senam hamil dengan nyeri punggung pada ibu hamil trimester III. Tidak dipublikasikan: Stikes Yarsi. Ratnawati, S. (2009). Hubungan antara pekerjaan dengan partisipasi ibu mengikuti senam hamil. Diperoleh tanggal 10 Oktober 2012 dari http// isjd.pdii.lipi.go.id. National vital statistic report. (2011) Diperoleh tanggal 13 Juli 2013 dari http://www.CDC.gov/nchs/data/nvsr Ummah, F. (2012). Nyeri punggung pada ibu hamil ditinjau dari body mekanik dan paritas di Desa Ketanen. Diperoleh 1 februari 2014 dari stikesmuhla.ac.id Undang-undang Republik Indonesia. (2003). Sistem pendidikan nasional. Diperoleh tanggal 21 Januari 2014 dari http://archive.web.dikti.go.id/2009/UUno20t h2003-Sisdiknas.htm Walsh, L. (2007). Buku ajar kebidanan komunitas. Jakarta: EGC. Yu, W.S. (2010). Kesehatan fisik dalam mempersiapkan kehamilan. Diperoleh tanggal 13 juli 2013 dari http://www.kompas.com.