BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Data 1. Statistik Deskriptif Statistik deksriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel independen maupun variabel dependen yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N TVA Sebelum Stock Split TVA Sesudah Stock Split Valid N (listwise) Minimum Maximum Mean Std. Deviation 35 .000007 .007786 .00169316 .001980636 35 .000001 .002280 .00046464 .000600297 35 Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 21 Pada tabel 4.1 diatas menunjukkan jumlah data (N) yang dianalisis sebanyak 35. Dapat diketahui bahwa nilai volume perdagangan saham minimum sebelum stock split adalah 0,000007, nilai volume perdagangan saham tersebut dialami oleh PT. Lionmesh Prima, Tbk. Sedangkan nilai volume perdagangan saham maximum sebelum stock split adalah 0,007786, dialami oleh PT. Logindo Samudra Makmur, Tbk. Rata-rata 42 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 43 variabel nilai volume perdagangan saham sebelum stock split adalah 0,00169316 dengan standar deviasi 0,001980636. Nilai minimum volume perdagangan saham sesudah stock split adalah 0,000001. PT. Asuransi Jasa Tania, Tbk yang mengalami nilai volume perdagangan saham terendah, sedangkan PT. Indospring, Tbk mengalami volume perdagangan saham yang tertinggi nilai volume perdagangan saham maximumnya sebesar 0,002280. Rata-rata variabel volume perdagangan saham sesudah stock split adalah 0,00046464 dengan standar deviasi sebesar 0,000600297. Pada hasil statistik deskriptif terlihat bahwa nilai minimum volume perdagangan sesudah stock split lebih kecil dibandingkan dengan nilai minimum volume perdagangan saham sebelum stock split. Hasil yang sama juga terlihat pada nilai minimum dan rata-rata volume perdagangan saham, dimana nilai minimum dan rata-rata volume perdagangan saham sebelum stock split lebih besar dibandingkan dengan rata-rata volume perdagangan saham sesudah stock split. Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N TVA sebelum Right Issue TVA sesudah Right Issue Valid N (listwise) Minimum Maximum Std. Deviation 56 .000061 .019089 .00289267 .004366262 56 .000041 .011953 .00210417 .002820813 56 Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 21 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Mean 44 Pada tabel 4.2 diatas menunjukkan jumlah data (N) yang dianalisis sebanyak 56. Dapat diketahui bahwa nilai volume perdagangan saham minimum sebelum right issue adalah 0,000061. PT. Bank Pundi Indonesia, Tbk yang mengalami nilai volume perdagangan saham terendah, sedangkan PT. Modernland Realty, Tbk mengalami volume perdagangan saham yang tertinggi sebelum right issue diantara perusahaan lainnya yang melaksanakan right issue selama 5 tahun terhitung dari tahun 2011 sampai dengan 2015, nilai volume perdagangan saham maximum sebelum right issue adalah 0,019089. Rata-rata variabel nilai volume perdagangan saham sebelum right issue adalah 0,00289267 dengan standar deviasi 0,004366262. Nilai minimum volume perdagangan saham sesudah right issue adalah 0,000041, yang dialami oleh PT. Asuransi Ramayana, Tbk. Sedangkan PT. Indomobil Sukses Internasional, Tbk nilai volume perdagangan saham maximumnya sebesar 0,011953. Rata-rata variabel volume perdagangan saham sesudah right issue adalah 0,00210417 dengan standar deviasi sebesar 0,002820813. Pada hasil statistik deskriptif terlihat bahwa nilai minimum volume perdagangan sebelum right issue lebih kecil dibandingkan dengan nilai minimum volume perdagangan saham sebelum right issue. Hasil yang berbeda terlihat pada nilai maximum dan rata-rata volume perdagangan saham, dimana nilai maximum dan rata-rata volume perdagangan saham sebelum right issue lebih besar dibandingkan dengan rata-rata volume perdagangan saham sesudah right issue. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 45 2. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah data mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji ini dilakukan melalui Kolmogorov Smirnov, dengan kriteria sebagai berikut: 1. Signifikansi > 0,05, maka data berdistribusi normal 2. Signifikansi < 0,05, maka data tidak berdistribusi dengan normal Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test TVA sebelum TVA sesudah Stock Split Stock Split N 35 35 Normal Mean .00169316 .00046464 a,b Parameters Std. Deviation .001980636 .000600297 Absolute .197 .220 Most Extreme Positive .152 .203 Differences Negative -.197 -.220 Kolmogorov-Smirnov Z 1.168 1.303 Asymp. Sig. (2-tailed) .131 .067 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 21 Tabel 4.3 diatas memperlihatkan nilai Asymp.Sig. (2-tailed) sebesar 0,131 dan 0,067 yang berarti lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Maka untuk menguji hipotesis serta mengetahui ada atau tidaknya perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split dapat digunakan uji Paired Sample T-test. Karena salah syarat untuk menggunakan Paired Sample T-test data harus diwajibkan berdistribusi dengan normal, apabila http://digilib.mercubuana.ac.id/ 46 data tidak berdistribusi dengan normal maka tidak dapat menggunakan uji tersebut untuk menguji hipotesis. Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test TVA sebelum TVA sesudah Right Issue Right Issue N 56 56 Normal Mean .00289267 .00210417 a,b Parameters Std. Deviation .004366262 .002820813 Absolute .258 .232 Most Extreme Positive .233 .215 Differences Negative -.258 -.232 Kolmogorov-Smirnov Z 1.933 1.738 Asymp. Sig. (2-tailed) .001 .005 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 21 Dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0,001 dan 0,005 yang berarti nilai Asymp.Sig. (2-tailed) sebelum right issue lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi normal. Paired Sample T-test tidak dapat digunakan untuk menguji hipotesis, oleh karena itu uji yang dapat digunakan adalah Wilcoxon Signed Rank Test. Karena Wilcoxon Signed Rank Test tidak mewajibkan data berdistribusi normal, maka uji ini dapat digunakan untuk menguji hipotesis. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 47 3. Uji Hipotesis a. Paired Sample T-Test Paired Sample T-test digunakan untuk mengetahui apakah stock split berpengaruh terhadap volume perdagangan saham. Tabel 4.5 Statistik Sampel Berpasangan Paired Samples Statistics Mean N Std. Std. Error Deviation Mean TVA sebelum .00169316 35 .001980636 .000334789 Stock Split Pair 1 TVA sesudah .00046464 35 .000600297 .000101469 Stock Split Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 21 Untuk data sebelum stock split, jumlah data 35, rata-rata volume perdagangan saham 0,00169316, standar deviasi 0,001980636, dan standar error mean 0,000334789. Sementara itu, untuk data setelah stock split, jumlah data 35, rata-rata volume perdagangan saham 0,00046464, standar deviasi 0,000600297, dan standar error mean 0,000101469. Berdasarkan statistik diatas dapat diketahui bahwa terdapat penurunan volume perdagangan saham sesudah dilaksanakannya stock split, dimana rata-rata volume perdagangan saham sesudah stock split lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata volume perdagangan sebelum stock split. Hal ini mengartikan bahwa terjadi penurunan likuiditas saham, dimana volume perdagangan saham sesudah stock http://digilib.mercubuana.ac.id/ 48 split lebih kecil dibandingkan dengan volume perdagangan saham sebelum stock split. Pada periode sesudah stock split memang terjadi adanya perdagangan saham, namun volume perdagangan saham sesudah stock split tidak melebihi volume perdagangan saham sebelum stock split, bahkan cenderung mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena jumlah saham yang beredar tinggi karena adanya split, namun tidak diiringi meningkatnya volume perdagangan yang begitu berarti. Tabel 4.6 Korelasi Sampel Berpasangan Paired Samples Correlations N Correlation TVA sebelum Stock Split & 35 .581 Pair 1 TVA sesudah Stock Split Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 21 Sig. .000 Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa hubungan volume perdagangan saham antara sebelum dan sesudah stock split sebesar 0,581 dengan signifikansi 0,000. Hal ini mengartikan bahwa terjadi hubungan yang sangat kuat antara volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split. Sesuai dengan Signaling theory yang menyatakan bahwa stock split dianggap perusahaan memberikan sinyal yang baik kepada publik berkaitan dengan prospek perusahaan yang bagus dimasa depan, karena perusahaan yang melakukan pemecahan saham adalah perusahaan yang memiliki saham dengan harga yang tinggi, harga saham yang tinggi tersebutlah sebagai sinyal bahwa perusahaan memiliki prospek masa http://digilib.mercubuana.ac.id/ 49 depan yang baik, dimana harga saham yang tinggi mencerminkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik (Jogiyanto, 2015). Tabel 4.7 Hasil Uji t Sampel Berpasangan Paired Samples Test Paired Differences Mean t Std. Std. Error 95% Confidence Deviation Mean Interval of the df Sig. (2tailed) Difference Lower TVA .001228519 Upper .001703299 .000287910 .000643415 .001813623 4.267 34 .000 sebelum Pair Stock Split 1 – TVA sesudah Stock Split Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 21 Dari tabel 4.7, nilai diperoleh dengan menggunakan taraf signifikansi sebesar 5 % (α=0.05) dan derajat kebebasan (degree of freedom / df ) n - 1 = 34. Dari tabel diatas, dapat diketahui nilai t hitung sebesar 4,267. Sedangkan, nilai t tabel sebesar 2,032. Nilai t hitung > t tabel, maka Ha diterima. Apabila dilihat dari nilai probabilitasnya, terlihat bahwa nilai probabilitas sebesar 0,000 jauh dibawah 0,05. Dengan demikian, nilai probabilitas lebih kecil dari pada taraf signifikansi yang ditentukan (probabilitas < 0,05), maka Ha diterima. Dari hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan saham sebelum stock split dengan volume perdagangan saham sesudah stock split. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 50 b. Wilcoxon Signed Rank Test Wilcoxon Signed Rank Test digunakan untuk mengetahui pengaruh right issue terhadap volume perdagangan saham. Tabel 4.8 Test Statisticsa TVA sesudah Right Issue – TVA sebelum Right Issue Z -1.705b Asymp. Sig. (2-tailed) .088 a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on positive ranks. Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 21 Dari output diatas dapat dilihat bahwa signifikansi (Asymp. Sig.) adalah 0,088. Karena signifikansi > 0,05, maka Ha ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa right issue tidak berpengaruh terhadap volume perdagangan saham. Atau dapat juga dikatakan bahwa tidak ada perbedaan volume perdagangan saham antara sebelum dan sesudah right issue. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas right issue tidak cukup memiliki kandungan informasi berinvestasi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ yang dapat mempengaruhi investor dalam 51 B. Pembahasan 1. Stock Split (Pemecahan Saham) Hasil penelitian menunjukkan bahwa stock split berpengaruh terhadap volume perdagangan saham. Artinya ada perbedaan antara sebelum ataupun sesudah stock split pada volume perdagangan saham. penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Luh Damayanti, Anantawikrama Tungga Atmadja dan Nyoman Ari Surya Darmawan (2014) bahwa ada perbedaan antara volume perdagangan saham dan harga saham sebelum dan sesudah pemecahan saham. Disamping itu penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan Nurul Latifah P, 2007 Pemecahan saham berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham. Dari hasil uji Paired Sample T-test terhadap rata-rata volume perdagangan saham pada periode sebelum dan sesudah pengumuman stock split, secara statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split.Tujuan perusahaan melakukan stock split adalah untuk menambah jumlah saham yang beredar, meningkatkan likuiditas saham di pasar, serta membuat harga menjadi lebih rendah dari sebelumnya namun bukan berarti perusahaan menurunkan harga sahamnya. Salah satu harapan perusahaan memecahkan sahamnya adalah untuk memudahkan investor yang semula http://digilib.mercubuana.ac.id/ 52 tidak dapat menjangkau harga sahamnya menjadi lebih mudah untuk menjangkaunya. Dengan adanya stock split investor dapat dengan mudah membelinya karena harga menjadi lebih murah dari harga sebelumnya. Biasanya perusahaan yang melakukan stock split adalah perusahaan yang dalam kondisi sangat bagus dan mendapatkan keuntungan terus menerus. Hal itu menyebabkan saham tersebut akan semakin menarik investor untuk membelinya dengan harga yang rendah sehingga volume perdagangan akan meningkat karena sahamnya aktif diperdagangkan dan bukan hal yang mustahil jika setelah stock split harga saham justru akan naik tajam. Penelitian ini membuktikan bahwa stock split mempengaruhi aktivitas volume perdagangan saham. Hal ini terlihat pada adanya perbedaan volume perdagangan saham antara sebelum dan sesudah perusahaan melakukan stock split. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 53 2. Right Issue (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu) Right issue tidak berpengaruh terhadap volume perdagangan saham. Artinya tidak ada perbedaan antara sebelum ataupun sesudah right issue pada volume perdagangan saham. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Joy Gacheri Kithinji, Wycliffe Oluoch and Robert Mugo, (2014) yang menyatakan bahwa tidak berpengaruh signifikan terhadap reaksi investor. tidak ada perbedaan yang signifikan pada likuiditas saham (TVA) sebelum dan sesudah right issue. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sejenis, Ni Putu Sentia Dewi & I Nyoman Wijana Asmara Putra, (2013) pengumuman right issue berpengaruh signifikan pada volume perdagangan saham yang ditunjukkan daengan adanya perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Dari hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test terhadap rata-rata volume perdagangan saham pada periode sebelum dan sesudah pengumuman right issue, secara statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara volume perdagangan saham sebelum dan sesudah right issue. Bahkan terjadi penurunan volume perdagangan saham sesudah right issue, hasil tersebut terlihat pada statistik deskriptif, dimana rata-rata volume perdagangan saham sesudah right issue lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata volume perdagangan saham sebelum right issue. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 54 Hasil penelitian ini tidak mendukung dengan teori sinyal yang mengindikasikan bahwa pengumuman dalam hal ini adalah right issue dianggap sebagai suatu sinyal oleh investor. Dengan adanya sinyal perusahaan menyebabkan investor melakukan antisipasi sebelumnya tehadap informasi right issue yang akan dipublikasikan. Hal tersebut terjadi karena informasi yang dimiliki investor tidak hanya dari pengumuman right issue saja, melainkan informasi-informasi lainnya yang menjadi pertimbangan bagi investor untuk membeli saham. Investor yang pintar adalah selalu menganalisis tiap corporate action atau informasi yang dipublikasikan oleh perusahaan. Mereka biasanya mencari apa penyebab perusahaan melakukan suatu aksi sehingga ketika perusahaan mengumumkan berita tersebut investor tidak dengan segera membeli atau bereaksi dengan cepat. http://digilib.mercubuana.ac.id/