INTERVENSI KOMBINASI CERAMAH DAN MEDIA VISUAL KALENDER DALAM MENINGKATKAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN Rini Sulistiawati1, Hadyana Sukandar2, Farid Husin2 Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Pontianak, jl. Dr. Soedarso Pontianak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung jl. Eyckman No. 38 Bandung E-mail : [email protected] 1 2 Abstract : Intervention Combination Of Lectures And Visual Media Calendar Againts Birth Attendants. The aims of this research was to analyze the influence on prenatal health education through a combination of lectures and visual media calendar againts birth attendants in the District of Bandung Regency Solokan Jeruk. Types of research used is quasi experiments conducted on 140 pregnant women in the District of Bandung Regency Solokan Jeruk on 18 March to 28 June 2013. Samples were divided into treatment group (n = 70) and control group (n = 70). Analysis using Chi-Square, Fisher Exact, Kolmogorov Smirnov, and multiple logistic regression. The results showed that health education through a combination of lectures and visual media calendar influence the selection of skilled birth attendants (p = 0.047). Provision of health education through a combination of lectures and visual media calendar is the most dominant factor for the selection of birth attendants (RR=109,279). Keywords: lecture, visual media calendar. Abstrak : Intervensi Kombinasi Ceramah Dan Media Visual Kalender Dalam Meningkatkan Pemilihan Penolong Persalinan. Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan pada ibu hamil melalui kombinasi ceramah dan media visual kalender terhadap pemilihan penolong persalinan di Kecamatan Solokan Jeruk Kabupaten Bandung. Penelitian bersifat quasi experiment yang dilakukan terhadap 140 ibu hamil di Kecamatan Solokan Jeruk Kabupaten Bandung pada 18 Maret-28 Juni 2013. Sampel dibagi menjadi kelompok perlakuan (n=70) dan kelompok kontrol (n=70). Analisis menggunakan uji Chi-square, Exact Fisher, Kolmogorov Smirnov, dan uji regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan melalui kombinasi ceramah dan media visual kalender berpengaruh terhadap pemilihan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan (p=0,047). Pemberian pendidikan kesehatan melalui kombinasi ceramah dan media visual kalender merupakan faktor paling dominan terhadap pemilihan penolong persalinan (RR= 109,279). Kata kunci: ceramah, media visual kalender Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sangat menganjurkan untuk melakukan persalinan pada tenaga kesehatan sebagai upaya mengurangi beban global berkaitan dengan kematian ibu (United Nation, 2008). Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dianggap memenuhi persyaratan sterilitas dan merupakan syarat aman untuk mencegah terjadinya komplikasi karena apabila wanita mengalami komplikasi, maka penanganan rujukan atau pertolongan pertama dapat segera dilakukan (Statistics Indonesia, 2013). Diperkirakan jika semua persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan, maka angka kematian ibu dapat dikurangi 16% hingga 33% dan kematian neona- Persentase kelahiran oleh penolong persalinan terlatih atau tenaga kesehatan berhubungan dengan angka kematian ibu dan neonatal di berbagai negara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin rendah persentase pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan pada suatu negara atau wilayah, akan semakin tinggi risiko kematian ibu dan neonatal di negara atau wilayah tersebut (Graham W et al, 2001). Hal ini dapat disebabkan karena pertolongan persalinan oleh bukan tenaga kesehatan lebih besar kemungkinan dilakukan secara tidak bersih dan tidak aman, sehingga ibu dan bayi berisiko mengalami komplikasi yang dapat memicu kematian dan kesakitan (Bermal NN et al, 2004). 70 71 JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA, Volume I Nomor 2 Juli 2015, hlm. 70 - 77 tal dikurangi 20% hingga 30% (Darmstadt GL et al, 2005). Strategi esensial dalam pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) kelima, yaitu menjamin semua persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan (United Nation, 2008). Sehubungan dengan komitmen Indonesia terhadap MDGs, maka tujuan yang ditetapkan berkaitan dengan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan adalah meningkatkan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dari 40,7% pada tahun 1990 menjadi 100% pada tahun 2015 (BAPPENAS, 2010). Peningkatan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di negara berkembang berjalan lambat walaupun pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sangat penting dan menjadi komitmen dalam pencapaian MDGs. Hanya sekitar 61% dari kelahiran berlangsung dengan bantuan tenaga kesehatan, meskipun angka ini bervariasi antar negara (United Nation, 2008). Cakupan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 83,1% dan sebesar 13,5% persalinan dilakukan oleh dukun bayi (Statistics Indonesia, 2013). Diperlukan intervensi yang tepat dalam meningkatkan perilaku pemilihan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan. Intervensi terhadap perubahan perilaku penting dilakukan karena perilaku merupakan faktor yang paling memengaruhi kesehatan seseorang (Emilia O, 2008). Intervensi perubahan perilaku dengan pendekatan komunikasi memberikan kontribusi dalam peningkatan status kesehatan (Seidel R, 2005).12 Penelitian di Gambia menunjukkan bahwa informasi, pendidikan, dan komunikasi selama kunjungan pemeriksaan kehamilan pada sebagian besar fasilitas kesehatan masih rendah. Hal ini mengakibatkan wanita hamil sulit membuat pilihan yang tepat terutama ketika mereka berada dalam bahaya atau komplikasi. Melalui pemberian informasi oleh tenaga kesehatan secara lisan, wanita yang dapat mengulang informasi tentang tempat melahirkan hanya sebesar 22,8% dan tentang apa yang harus dilakukan jika mengalami komplikasi sebesar 19.3% (Anya SE et al, 2008). Oleh karena itu, pendidikan kesehatan yang tepat pada ibu hamil sangat diperlukan. Pemberian informasi dalam pendidikan kesehatan harus dirancang agar klien mudah memahami dan mengingat isi informasi sehingga dapat lebih meningkatkan keinginan untuk memilih penolong persalinan oleh tenaga kesehatan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan pada ibu hamil melalui kombinasi ceramah dan media visual kalender terhadap pemilihan penolong persalinan. METODE Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung. Subjek penelitian ini adalah ibu hamil di Kecamatan Solokan Jeruk Kabupaten Bandung dengan populasi terjangkau adalah ibu hamil trimester III yang memeriksakan kehamilannya dan bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Solokan Jeruk dan Puskesmas Padamukti Kecamatan Solokan Jeruk Kabupaten Bandung. Penentuan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Rancangan penelitian ini menggunakan eksperimen semu (Quasi Experiment) rancangan Non Equivalent Group dengan post test only with control group design. Kriteria inklusi dalam penelitian ini, meliputi: usia ibu 25-35 tahun, usia kehamilan ≥ 34 minggu, riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu normal serta bisa baca tulis. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini, meliputi: kader atau tenaga kesehatan, tuli dan rencana melahirkan diluar wilayah Kecamatan Solokan Jeruk. Partisipan termasuk dalam kriteria drop out jika mengajukan keberatan atau tidak mau melanjutkan untuk mengikuti pelaksanaan ceramah (penelitian) serta meninggal sebelum persalinan. Pada penelitian ini, sampel dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kelompok perlakuan, yaitu ibu hamil yang memenuhi kriteria penelitian diberikan pendidikan kesehatan tentang penolong persalinan melalui kombinasi ceramah dan media visual kalender. Kelompok kontrol, yaitu ibu hamil yang memenuhi kriteria penelitian yang tidak diberikan ceramah dan media visual kalender, namun berupa informasi tentang pertolongan persalinan dengan metode seperti biasa yang dilakukan saat pemeriksaan kehamilan (secara lisan). Ukuran sampel pada penelitian ini sebesar 140 orang, yang meliputi 70 orang kelompok perlakuan dan 70 orang kelompok kontrol. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada kuesioner pengetahuan tentang pentingnya persalinan oleh tenaga kesehatan . Analisis bivariabel digunakan uji chi-square (χ2) atau uji Kolmogorov-Smirnov dan uji Exact Fisher bila kriteria uji chi-square tidak terpenuhi. Uji chi-square memiliki derajat kemaknaan 5%. Analisis multivariabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik ganda. HASIL Pada saat pelaksanaan penelitian sampai akhir evaluasi penelitian, sampel tidak ada yang drop out sehingga jumlah sampel tetap sebesar 140 orang yang meliputi 70 orang kelompok perlakuan dan 70 orang kelompok kontrol. Sulistiawati dkk, Intervensi Kombinasi Ceramah Dan Media,... 72 Tabel 1 . Kesetaraan Antar Subjek Penelitian Berdasarkan Faktor Internal Faktor Internal Pendidikan Pendidikan dasar Pendidikan menengah atau tinggi Pekerjaan Bekerja Tidak bekerja/ibu rumah tangga Paritas Primipara Multipara Grandemultipara Pengetahuan ibu Baik Cukup Kurang Ditinjau dari faktor internal subjek penelitian meliputi pendidikan, pekerjaan, paritas, dan pengetahuan ibu, tidak terdapat perbedaan yang ber- Kelompok Perlakuan Kontrol (n=70) (n=70) f % f % Nilai p 62 8 89 11 59 11 84 16 0,459* 7 63 10 90 5 65 7 93 0,546* 22 48 0 31 69 0 23 34 4 33 61 6 1,000** 43 18 9 61 26 13 55 12 3 79 17 4 0,059* makna antara kedua kelompok penelitian (Tabel 1). Berdasarkan homogenitas data di atas, maka kedua kelompok layak dibandingkan. Tabel 2. Kesetaraan Antar Subjek Penelitian Berdasarkan Faktor Eksternal Faktor Eksternal Pengambil keputusan Ibu Ibu dan keluarga Waktu tempuh ≤ 30 menit > 30 menit Sosioekonomi < UMK ≥ UMK Jaminan pembiayaan persalinan Ada Tidak ada Sosiokultural Mendukung Tidak mendukung Sikap tenaga kesehatan Positif Negatif Jumlah Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan ≥4 <4 Kelompok Perlakuan (n=70) Kontrol (n=70) f % f % Ditinjau dari faktor eksternal subjek penelitian meliputi waktu tempuh, sosioekonomi, dan sikap tenaga kesehatan, tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok penelitian sehingga berdasarkan homogenitas data di atas, maka kedua kelompok layak dibandingkan. Faktor pengambil Nilai p 4 66 6 94 13 57 19 81 48 22 69 31 56 14 80 20 0,122* 61 9 87 13 57 13 81 19 0,353* 56 14 80 20 67 3 96 4,3 0,004* 47 23 67 33 59 11 84 16 0,018** 68 2 97 3 70 0 100 0 0,496** 56 14 80 20 64 6 91 9 0,053* 0,020* keputusan, sosiokultural, dan jumlah kunjungan pemeriksaan kehamilan menunjukkan perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol, sehingga perlu dianalisis lebih lanjut (Tabel 2). 73 JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA, Volume I Nomor 2 Juli 2015, hlm. 70 - 77 Tabel 3. Analisis Variabel Perancu Terhadap Pemilihan Penolong Persalinan Variabel Pengambil Keputusan Ibu Ibu dan keluarga Jaminan Pembiayaan Persalinan Ada Tidak ada Sosiokultural Mendukung Tidak mendukung Hasil uji statistik menunjukkan bahwa faktor sosiokultural dapat dianalisis lebih lanjut sedangkan faktor pengambil keputusan dan jaminan pembiayaan persalinan selanjutnya tidak dianalisis. Tabel 4. Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pemilihan Penolong Persalinan Pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan Kontrol Pemilihan Penolong Persalinan Tenaga Bukan Tenaga Kesehatan Kesehatan f % F % 62 89 8 11 53 76 17 24 Nilai p 0,047* Berdasarkan Tabel 4, pendidikan kesehatan melalui kombinasi ceramah dan media visual kalender berpengaruh positif terhadap pemilihan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan (nilai p<0,05). Pemilihan Penolong Persalinan Bukan Tenaga Tenaga Kesehatan Kesehatan f % f % Nilai p 14 101 82 82 3 22 18 18 1,000* 103 12 84 71 20 5 16 29 0,188* 97 18 92 53 9 16 8 47 <0,001** tang pentingnya penolong persalinan oleh tenaga kesehatan (RR=64,844), sosiokultural yang mendukung persalinan oleh tenaga kesehatan (RR=46.244), jumlah kunjungan pemeriksaan kehamilan (RR=29.638), dan pengetahuan cukup tentang pentingnya penolong persalinan oleh tenaga kesehatan (RR=10,397). Ibu yang mendapat pendidikan kesehatan melalui kombinasi ceramah dan media visual kalender merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap pemilihan penolong persalinan dengan kemungkinan sebesar 109 kali memilih penolong persalinan oleh tenaga kesehatan (Tabel 5). PEMBAHASAN Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan pada ibu hamil melalui kombinasi ceramah dan media visual kalender berpengaruh terhadap pemilihan penolong persalinan. Pendidikan Tabel 5. Analisis Regresi Logistik Ganda (Model Akhir) Variabel Pendidikan kesehatan melalui kombinasi ceramah dan media visual kalender Pengetahuan baik Pengetahuan cukup Sosiokultural mendukung persalinan oleh tenaga kesehatan Jumlah kunjungan pemeriksaan kehamilan ≥4 Konstanta Koef β 4,694 SE (β) 1,138 Nilai p <0,001 RR(KI 95%) 109,279(11,750-1016,315) 4,172 2,342 3,834 1,187 1,090 0,876 <0,001 <0,032 <0,001 64,844(6,325-664,749) 10,397 (1,229-87,996) 46,244 (8,302-257,584) 3,389 0,887 <0,001 29,638 (5,215-168.447) -8,273 Pada analisis regresi logistik ganda, variabel yang dianalisis meliputi: pengetahuan, jumlah kunjungan pemeriksaan kehamilan, sosioekonomi, sosiokutural, serta pendidikan kesehatan melalui kombinasi ceramah dan media visual kalender. Faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan penolong persalinan pada kelompok perlakuan dan kontrol adalah pendidikan kesehatan melalui kombinasi ceramah dan media visual kalender (RR=109,279), pengetahuan baik ten- kesehatan pada ibu hamil melalui kombinasi ceramah dan media visual kalender merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap pemilihan penolong persalinan. Pendidikan kesehatan yang tepat penting dilakukan dalam merubah perilaku pemilihan penolong persalinan karena berdasarkan hasil penelitian di Maasai dan Watemi Tanzania, menunjukkan bahwa wanita lebih memilih untuk melahirkan di rumah dengan Sulistiawati dkk, Intervensi Kombinasi Ceramah Dan Media,... perencanaan persalinan yang kurang karena kegagalan penyedia layanan kesehatan untuk mengkomunikasikan secara rutin tentang pentingnya persalinan oleh tenaga kesehatan selama kunjungan pemeriksaan kehamilan. Kurangnya konseling yang memadai dan pendidikan kesehatan selama kunjungan pemeriksaan kehamilan rutin merupakan kesempatan yang terlewatkan untuk mendidik perempuan, dan anggota keluarga tentang pentingnya pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (Magoma M et al, 2010). Berdasarkan studi di Gambia, informasi, pendidikan, dan komunikasi selama kunjungan pemeriksaan kehamilan disebagian besar fasilitas kesehatan masih rendah. Hal ini mengakibatkan wanita hamil sulit membuat pilihan yang tepat terutama ketika mereka berada dalam bahaya atau komplikasi. Permasalahan ini memberikan kontribusi terhadap angka kematian ibu yang tinggi. Melalui pemberian informasi oleh tenaga kesehatan secara lisan, hanya sebesar 22,8% wanita yang dapat mengulang informasi tentang tempat melahirkan dan sebesar 19,3% tentang apa yang harus dilakukan jika mengalami komplikasi. Oleh karena itu, suatu program yang sesuai kemampuan membaca atau komunikasi sebagai intervensi perubahan perilaku sangat diperlukan. Pemberian informasi dalam pendidikan kesehatan harus dirancang sesuai kondisi lokal. Melalui intervensi dan pengembangan media pendidikan kesehatan yang sesuai diharapkan dapat memberikan hasil belajar yang maksimal (Anya SE et al, 2008). Hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa ceramah sebagai salah satu kombinasi dalam pendidikan kesehatan memberikan pengaruh terhadap pemilihan penolong persalinan sejalan dengan penelitian tentang efek beberapa teknik pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan mengenai HIV/AIDS pada pelajar remaja, menunjukkan bahwa ceramah meningkatkan pengetahuan secara signifikan (Singh SP et al, 2005). Penelitian lain juga menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan pada wanita hamil melalui ceramah menunjukkan manfaat terhadap perubahan pengetahuan sebagai salah satu komponen dari perilaku (Cardenas LM et al, 2010). Ceramah efektif dalam pendidikan kesehatan karena ceramah merupakan metode pengajaran yang mudah digunakan dalam penyampaian informasi, memengaruhi pendapat, merangsang pikiran dan kritik (Notoatmodjo S, 2003). Selain itu, metode ceramah paling ekonomis, tidak melibatkan teknisi rumit atau dukungan administrasi. Metode ceramah tidak terlalu banyak melibatkan alat bantu dan dapat dikombinasi dengan dialog antara penceramah dan audiens (Emilia O, 2008). Keunggulan metode ceramah lainnya, yaitu dapat digunakan pada orang dewasa, dapat dilakukan dengan waktu yang efisien, praktis, dan 74 dapat dilakukan dalam kelompok besar. Penggunaan metode ceramah juga dapat digunakan untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah (Notoatmodjo S, 2003). Terdapat kelemahan ceramah, yaitu membatasi daya ingat dan biasanya hanya satu indera yang dipakai sehingga pesan yang terinci mudah dilupakan setelah beberapa lama (Suliha U dkk, 2001). Oleh karena itu, penggunaan metode ceramah perlu ditingkatkan dengan menggabungkan penggunaan media yang mendukung. Penggunaan media dapat menjembatani kesenjangan antara pasien, keluarga dan tenaga kesehatan dengan pemberian informasi secara aktual dan dapat mengatasi keterbatasan sumber daya untuk mendidik dan memberikan informasi (Barlow JH et al, 1998). Penggunaan media visual memberikan kontribusi dalam perubahan perilaku, karena dapat meningkatkan hasil belajar sebesar 60% (Strick S, 2005). Hasil penelitian, menunjukkan bahwa analogi visual memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil pembelajaran (Spezzini S, 2010). Media visual dapat membantu dalam melakukan intervensi promosi kesehatan diantaranya dengan menggunakan media cetak atau printed media. Pemilihan media cetak dapat dipilih sebagai media edukasi karena mudah didistribusi, dapat dibaca kapanpun atau berulang-ulang, dan memberikan kesempatan untuk dipelajari sendiri tanpa membutuhkan waktu oleh tenaga kesehatan serta biayanya yang murah (Gawwad ESA et al, 2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa media cetak memberikan informasi dimanapun materi tersebut didistribusikan dan materi tersebut terus dapat menyampaikan informasi selama masih disimpan. Isi media tersebut memiliki dampak yang besar pada keputusan untuk menyimpan atau tidak. Hal ini dapat dikaitkan dengan karakteristik penerima pesan, misal pada wanita hamil yang lebih tertarik pada informasi agar dapat meningkatkan kesehatan mereka selama kehamilan (Sudo N, 2011). Kalender merupakan salah satu media cetak yang dapat digunakan sebagai penyampaian pesan pada ruang atau dinding (wall) yang terdapat pada kalender. Media kalendar mudah digunakan, pengadaan dan penempatan. Pesan yang disampaikan dapat menarik perhatian karena digunakan sepanjang tahun dan dapat dilihat setiap hari (Weil P, 2010). Penggunaan media visual kalender dapat menunjang ceramah. Hasil penelitian tentang efektivitas dari media kalender yang disesuaikan terhadap cakupan imunisasi menunjukkan bahwa kalender imunisasi yang disesuaikan dapat membantu meningkatkan imunisasi anak. Proporsi yang lebih tinggi pada bayi yang diberi intervensi berupa pemberian media kalender daripada bayi yang menjadi kontrol pada akhir periode pendaftaran 9 bulan (82% vs 65%, 75 JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA, Volume I Nomor 2 Juli 2015, hlm. 70 - 77 P <0,001) dan pada usia 24 bulan (66% vs 47%, P <0,001) (Kreuter MW et al, 2004). Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian ini yang menunjukkan penggunaan media visual kalender sebagi salah satu bentuk kombinasi dalam pendidikan kesehatan memberikan pengaruh positif terhadap perubahan perilaku. Media visual kalender memberikan informasi tentang penolong persalinan, meliputi bahaya persalinan oleh bukan tenaga kesehatan dan keuntungan persalinan oleh tenaga kesehatan melalui visualisasi gambar nyata disertai kalimat pendek yang menekankan makna gambar yang divisualisasikan tersebut. Hal ini dilakukan agar dampak rangsangan emosional melalui gambar dan tulisan yang disampaikan secara persuasif, memiliki nilai kejutan (shock value) sehingga pesan yang menjadi penggerak dan niat ibu hamil dan keluarga untuk memilih penolong persalinan oleh tenaga kesehatan. Penggunaan media visual kalender juga dapat memotivasi ibu untuk bersalin pada tenaga kesehatan karena terlihat setiap waktu oleh ibu dan keluarga. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa penambahan gambar pada bahasa lisan dan tertulis dapat meningkatkan perhatian, pemahaman, ingatan dan kepatuhan terutama pada seseorang yang memiliki kemampuan baca yang rendah maupun sangat rendah. Gambar dan kalimat yang sederhana pada media cetak membantu orang yang memiliki kemampuan baca yang sangat rendah sebagai pengingat ketika di rumah (Houts PS et al, 2006). Selain pendidikan kesehatan melalui kombinasi ceramah dan media visual kalender, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang memengaruhi pemilihan penolong persalinan di Kecamatan Solokan Jeruk meliputi sosiokultural yang mendukung persalinan oleh tenaga kesehatan, pengetahuan baik dan cukup tentang pentingnya pemilihan penolong persalinan, dan jumlah kunjungan pemeriksaan kehamilan. Pendidikan kesehatan pada ibu hamil melalui kombinasi ceramah dan media visual kalender mampu lebih meningkatkan pemilihan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan, walaupun terdapat pengaruh pengetahuan, sosiokultural yang mendukung dalam pemilihan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan, dan jumlah kunjungan pemeriksaan kehamilan. Berdasarkan hasil penelitian ini, pendidikan kesehatan melalui kombinasi ceramah dan media visual kalender dapat diterapkan pada wilayah dengan karakteristik ibu berpengetahuan kurang tentang pentingnya persalinan oleh tenaga kesehatan, jumlah kunjungan pemeriksaan kehamilan < 4 kali, serta sosiokultural yang tidak mendukung, sebagai salah satu upaya meningkatkan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Dalam penelitian ini, pengaruh positif dari pendidikan kesehatan melalui kombinasi ceramah dan media visual kalender terhadap pemilihan penolong persalinan masih dapat ditingkatkan karena pada saat pelaksanaan penelitian penceramah pada kelompok perlakuan tidak sama di setiap desa. Penceramah perlu dipertimbangkan karena pengalaman dan kemampuan penceramah yang meliputi penguasaan ilmu dan keterampilan serta sikap yang dimiliki, memengaruhi keberhasilan pendidikan kesehatan. Para pendidik kesehatan harus menyesuaikan pembicaraan dan tindakan dengan sasaran pendidikan kesehatan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penceramah yang efektif, yaitu bila melakukan ceramah dengan terorganisasi secara baik, kompeten, selalu melibatkan peserta, dan ramah. sedangkan penceramah yang tidak efektif diantaranya tidak membuat perencanaan ceramah, datang terlambat, tidak berpengetahuan, tidak berkontribusi terhadap presentasi seminar, mengintimidasi, tidak melibatkan peserta ceramah, dan bias dalam memberikan penilaian (Chireshe R, 2011). Oleh karena itu perlu pertimbangan penceramah yang sama pada setiap kelompok subjek penelitian sehingga hasil penelitian tidak bias dan dapat meningkatkan keefektifan ceramah. SIMPULAN Berdasarkan penelitian diatas tentang Intervensi Kombinasi Ceramah Dan Media Visual Kalender Dalam Meningkatkan Pemilihan Penolong Persalinan diperoleh simpulan sebagai berikut: Pendidikan kesehatan pada ibu hamil melalui kombinasi ceramah dan media visual kalender berpengaruh terhadap pemilihan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan di Kecamatan Solokan Jeruk Kabupaten Bandung. Persalinan oleh bukan tenaga kesehatan dapat dihindarkan jika ibu hamil memperoleh pendidikan kesehatan melalui kombinasi ceramah dan media visual kalender. Pemilihan penolong persalinan pada ibu hamil yang diberikan pendidikan kesehatan melalui kombinasi ceramah dan media visual kalender dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, jumlah kunjungan pemeriksaan kehamilan dan sosiokultural. Pendidikan kesehatan pada ibu hamil melalui kombinasi ceramah dan media visual kalender mampu lebih meningkatkan pemilihan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan walaupun terdapat pengaruh pengetahuan, sosiokultural, dan jumlah kunjungan pemeriksaan kehamilan. Untuk penelitian lanjutan agar dapat mengurangi bias dengan cara mengontrol semua keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu penceramah yang sama, dan pengecekan penempatan kalender. Penelitian selanjutnya juga dapat menganalisis berbagai visualisasi media visual kalender sesuai kondisi masyarakat Sulistiawati dkk, Intervensi Kombinasi Ceramah Dan Media,... setempat. Pendidikan kesehatan melalui kombinasi ceramah dan media visual kalender sebaiknya dapat diterapkan pada ibu hamil di puskesmas wilayah kerja Kecamatan Solokan Jeruk Kabupaten Bandung dan wilayah dengan karakteristik ibu berpengetahuan kurang tentang pentingnya persalinan oleh tenaga kesehatan, jumlah kunjungan pemeriksaan kehamilan < 4 kali, serta sosiokultural yang tidak mendukung, sebagai salah satu upaya meningkatkan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. DAFTAR RUJUKAN Anya SE, Hydara A, Jaiteh LES. Antenatal care in The Gambia: Missedopportunity for information, education and communication. BMC Preg Childbirth. 2008 (diunduh 18 Oktober 2012);8(9):1-7. Tersedia dari: Biomed Central. http://www.biomedcentral. com/1471-2393/8/9 Barlow JH, Pennington DC. The patient education leaflets for people with rheumatoid arthritis: a controlled study. Psychology, Health & Medicine. 1998;2(3):34-41. Bermal NN, Bravo LC. Clinical profile and outcome of Tetanus Neonatorum: A preliminary report. PIDSP Journal. 2004;8(1):11-15. Bernis L, Sherratt DR, Abouzahr C, Van Lerberghe W. Skilled attendants for pregnancy and postnatal care. Brit Med Bull. 2003;67:3957. Cardenas LM, Ross DD. Effects of an oral health education program for pregnant women. J of the Tennessee Dental Association. 2010;90(2):23-26. Chireshe R. Effective and ineffective lecturers: university students’ perspective in Zimbabwe. Anthro. 2011;13(4):265-269. Darmstadt GL, Bhuta ZA, Cousens S, Adam T, Walker N, de Bernis L. Lancet neonatal survival steering team. Evidance based, cost-effective interventions: how many newborn babies can we save? Lancet. 2005;365(9463):977-988. Emilia O. Promosi kesehatan dalam lingkup kesehatan reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Cendekia Press; 2008:27-115. Gawwad ESA, El-Herishi S. Asthma education for school staff in Riyadh City: effectiveness of pamphlets as an educational tool. J Egypt Public Health Assoc. 2007;82(1&2):147171. Graham W, Bell JS, Bullough CHW. Can skilled attendances at delivery reduce maternal mortality in developing countries? Stud 76 HSO&P. 2001;17:97–129. Houts PS. Doak CC. Doak LG. Loscalzoc MJ. The role of pictures in improving health communication: A review of research on attention, comprehension, recall, and adherence. Patient Edu Couns. 2006;61:173–190. Itina SM. Characteristics of traditional birth attendants and their beliefs and practices in the Offot Clan, Nigeria. Bull WHO. 1997;75 (6): 563-567. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS). Peta jalan percepatan pencapaian tujuan pembangunan milenium di Indonesia. Jakarta. 2010:101-124. Kreuter MW, Caburnay CA, Chen JJ, Donlin MJ. Effectiveness of individually tailored calendars in promoting childhood immunization in urban public health centers. Am J Pub Health. 2004;94(1):122-127. Lawn JE, Cousens S, Zupan J. Lancet neonatal survival steering team. 4 million neonatal deaths : when? where? why? Lancet. 2005;365 (9462):891-900. Magoma M, Requejo J, MR Campbell O. Cousens S. Filippi V. High ANC coverage and low skilled attendance in a rural Tanzanian district: a case for implementing a birth plan intervention. BMC Preg Childbirth. 2010;10(13):1-12. Notoatmodjo S. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta; 2003:8-134. Peterson ES, Dougherty SA. Introduction to visual strategies. service, resource, and research for education. Allegheny Intermediate Unit 3. (diunduh 24 September 2012):4-12. Tersedia dari: http://www.aiu3.net/uploadedFiles/ Curriculum_Instruction_and_Professional_Development/Individuals_with_Disabilities_Education_Act/Intro%20to%20 Visual%20Strategies.pdf Statistics Indonesia (Badan Pusat Statistik—BPS), National Population and Family Planning Board (BKKBN), and Kementerian Kesehatan (Kemenkes—MOH), and ICF International. 2013. Indonesia Demographic and Health Survey 2012. Jakarta, Indonesia: BPS, BKKBN, Kemenkes, and ICF International. 2013:118-122. Seidel R. Behavior change perspectives and communication guidelines on six child survival interventions. Washington: the Academy for Educational Development and the Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health/Center for Communication Pro- 77 JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA, Volume I Nomor 2 Juli 2015, hlm. 70 - 77 grams and United Nations Children’s Fund. December 2005:ix-xii. Singh SP, Garg N, Mohapatra SC, Mishra RN. Effect of some health educational techniques in disseminating the knowledge about HIV/ AIDS among adolescent students. Indian J Community Medicine. January-March 2005;30(1):1-3. Spezzini S. Effects of visual analogies on learner outcomes: Bridging from the known to the unknown. Int J Scholarship Teach Lear. 2010;4(2):1-30. Strick, S. Strategies to embrace the adult learner. In G. Ramsborg (Ed.), Professional Meeting Management (5th ed.), Dubuque, Iowa: Kendall/Hunt Publishing Company; 2005:247-263. Suliha U, Herawani, Sumiati, Resnayati Y. Pendidikan kesehatan dalam keperawatan. Jakarta: EGC; 2001:1-85. Sundari TK. Can health education improve pregnancy outcome?: Report of a grassroots action-education campaign. J Fam Welfare. March 1993;39(1):1-12. Sudo N. Characteristics of educational leaflets that attract pregnant women. Health Services Insights: 2011;(4):1–10. United Nation. End poverty 2015 makes it happen. Millennium Development Goals Fact Sheet. United Nation Headquarter. New York. 2008:1-2. Verderese MDL, Turnbull LM. The traditional birth attendant in maternal and child helath and family planning : A guide to her training and utilization. WHO. Geneva; 1975:7-12. Weil P. Ephemera. ETCetera September 2010(diunduh 10 Agustus 2012);(91):6-9. Tersedia dari: http://www.udel.edu/anthro/ ETC91-Ephemera.pdf. World Health Organization. Birth and emergency preparedness in antenatal care; Integrated Management of Pregnancy And Childbirth (IMPAC). Departement of Making Pregnancy Safer WHO; 2006 (diunduh 19 September 2012);1(9):5. Tersedia dari http:// www.who.int /reproductivehealth/publications/maternal_perinatal_health/emergency_preparedness_antenatal_care.pdf