PERNGARUH BIAYA PR TERHADAP LABA BERSIH P

advertisement
PERNGARUH BIAYA PRODUKSI DAN VOLUME PENJUALAN
TERHADAP LABA BERSIH PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015
2011
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Ahli Madya
Oleh:
Belya Golda Silitonga
Nim. 12000844
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
2016
ABSTRAK
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan
penelitian kepustakaan. Data diperoleh dengan cara mengumpulkan data dari situs
resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id, membaca buku dan penelitian
sebelumnya yang berkaitan. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Metode
analisis data ini menggunakan alat bantu SPSS (Statistical Product and Service
Solution) versi 21.0 dengan tahapan: Uji statistic, Uji Asumsi Klasik, Uji Regresi
Linear Berganda dan Uji Hipotesis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh variabel biaya produksi dan volume penjualan terhadap laba bersih pada
perusahaan manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015 baik
secara parsial maupun simultan. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel
biaya produksi (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap laba bersih (Y) dimana
nilai t hitung 1.212 dengan signifikansi 0.236 > 0,05 dan volume penjualan (X2)
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap laba bersih dimana nilai t hitung 5.422
dengan signifikansi 0.000 < 0,05. Secara simultan variabel biaya produksi dan
volume penjualan berpengaruh signifikan terhadap laba bersih karena nilai F hitung
58.073 dengan signifikansi 0,000 < 005. Untuk uji R 2 diperoleh R 2 0,811 artinya
81,1% laba bersih dipengaruhi oleh kedua varibel tersebut. Sedangkan sisanya 18,9%
dipengaruhi oleh varibel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kata Kunci: Laba Bersih, Biaya Produksi, Volume Penjualan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persaingan dunia bisnis dalam dinamika globalisasi saat ini mengharuskan
perusahaan untuk dapat mengolah dan melaksanakan manajemen perusahaan
menjadi lebih profesional. Perusahaan harus berusaha menampilkan kinerja yang
baik. Pihak manajemen perusahaan perlu mengumpulkan informasi untuk
mengetahui keadaan atau kondisi yang dialami perusahaan. Maka dari itu,
manajemen haruslah menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik sehingga tujuan
perusahaan tercapai dengan efektif dan efesien.
Perkembangan perusahaan selalu melewati berbagai masalah yang timbul
seperti masalah operasional, keuangan, dan masalah pemasaran dari produk yang
diproduksi. Perbaikan mutu barang produksi serta efesiensi dalam menekan biaya
produksi harus dilakukan agar produk dapat tetap bersaing. Biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan dalam melaksanakan proses produksi perlu
dikendalikan sebaik-baiknya, karena walaupun proses produksi dapat berjalan
dengan lancar dan baik namun apabila tidak didukung dengan usaha untuk dapat
menekan biaya produksi serendah-serendahnya akan berakibat naiknya biaya
produksi. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah
bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya ini terdiri dari
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
(Mulyadi, 2012).
Perusahaan Manufaktur adalah perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan
baku menjadi barang jadi kemudian menjualnya. Kegiatan ini disebut proses
produksi. Hasil produksi perusahaan dipengaruhi oleh pengadaan bahan baku,
tenaga kerja serta biaya overhead pabrik. Sebagaimana telah diketahui bahwa
analisis akuntansi atas pendapatan dan biaya merupakan dua hal yang sangat
berkaitan dengan kegiatan produksi perusahaan, dimana pendapatan merupakan
suatu hasil yang diperoleh dari kegiatan perusahaan sedangkan biaya merupakan
alat yang dipergunakan untuk menghasilkan pendapatan. Sebagai data
pembahasan dalam penelitian ini akan diambil data laba bersih 6 perusahaan dari
149 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesi periode 2011-2015.
Tabel 1.1
Laba Bersih Perusahaan Manufaktur
No
Nama Perusahaan
1
PT. Holcim
Indonesia, Tbk
2
PT. Indofood CBP
Sukses Makmur, Tbk
3
PT. Multi Bintang
Indonesia, Tbk
4
PT. Champion Pacific
Indonesia, Tbk
5
PT. Unilever
Indonesia, Tbk
6
PT. Gudang Garam, Tbk
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
Laba bersih
(Y)
1,063,560,000,000
1,350,791,000,000
952,305,000,000
668,869,000,000
175,127,000,000
2,066,365,000,000
2,282,371,000,000
2,235,040,000,000
2,531,681,000,000
2,923,148,000,000
507,382,000,000
453,405,000,000
1,171,229,000,000
794,883,000,000
496,909,000,000
55,322,166,080
44,507,701,367
35,030,416,158
54,898,874,758
51,416,184,307
4,164,304,000,000
4,839,145,000,000
5,352,625,000,000
5,738,523,000,000
5,851,805,000,000
4,958,102,000,000
4,068,711,000,000
4,383,932,000,000
5,395,293,000,000
6,452,834,000,000
Sumber : Olahan data www.idx.co.id
Dalam Tabel 1.1 diatas dapat diketahui bahwa untuk PT. Holcim Indonesia, Tbk
mempunyai nilai laba bersih mengalami penurunan setiap tahunnya. Kemudian PT.
Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk mempunyai nilai laba bersih yang tergolong
stabil yaitu dikisaran Rp 2.000.000.000.000 setiap tahunnya. PT. Multi Bintang
mengalami kenaikan yang cukup besar di tahun 2013 yaitu sekitar Rp
700.000.000.000 kenaikan dari tahun 2012. PT. Champion Pasific Indonesia, Tbk
mempunyai nilai laba bersih yang mengalami fluktuasi. Sedangkan nilai laba bersih
dari PT. Unilever Indonesia, Tbk dan PT. Gudang Garam, Tbk tergolong stabil
mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Table 1.2
Biaya Produksi dan Volume Penjualan Perusahaan Manufaktur
No
Nama Perusahaan
1
PT. Holcim
Indonesia, Tbk
2
PT. Indofood CBP
Sukses Makmur, Tbk
3
PT. Multi Bintang
Indonesia, Tbk
4
PT. Champion Pacific
Indonesia, Tbk
5
PT. Unilever
Indonesia, Tbk
6
PT. Gudang Garam, Tbk
Tahun
Biaya Produksi
(X1)
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
4,683,310,000,000
5,725,259,000,000
6,273,410,000,000
7,578,849,000,000
7,063,066,000,000
14,361,153,000,000
15,962,968,000,000
18,704,985,000,000
20,475,178,000,000
20,493,248,000,000
771,530,000,000
636,137,000,000
1,268,615,000,000
1,225,268,000,000
1,092,490,000,000
432,064,174,049
474,952,870,096
549,276,089,489
639,111,120,386
566,025,796,594
11,251,260,000,000
12,873,343,000,000
14,171,222,000,000
16,981,449,000,000
17,107,280,000,000
9,996,619,000,000
12,701,504,000,000
14,517,870,000,000
17,242,165,000,000
17,147,672,000,000
Sumber : Olahan data www.idx.co.id
Volume Penjualan
(X2)
7,523,964,000,000
9,011,076,000,000
9,686,262,000,000
10,528,723,000,000
9,239,022,000,000
19,367,155,000,000
21,574,792,000,000
25,094,681,000,000
30,022,463,000,000
31,741,094,000,000
1,858,750,000,000
1,566,984,000,000
3,561,989,000,000
2,988,501,000,000
2,696,318,000,000
512,774,178,073
556,445,856,927
643,403,327,263
737,864,227,409
677,331,846,043
23,469,218,000,000
27,303,248,000,000
30,757,435,000,000
34,511,534,000,000
36,484,030,000,000
41,884,352,000,000
49,028,696,000,000
55,436,954,000,000
65,185,850,000,000
70,365,573,000,000
Dari table 1.2 diatas nilai terkecil biaya produksi sebesar 432.064.174.049 yang
dimiliki oleh PT. Champion Pasific Indonesia, Tbk pada tahun 2011 dan nilai terbesar
sebesar 20.493.248.000.000 yang dimiliki oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk.
Nilai terkecil yang dimiliki volume penjualan pada tabel 1.2 diatas sebesar
512.774.178.073 yang dimiliki oleh PT. Champion Pasific Indonesia, Tbk pada tahun
2011 dan nilai terbesar adalah 70.365.573.000.000 yang dimiliki oleh PT. Gudang
Garam, Tbk pada tahun 2015.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mengambil judul
“Pengaruh Biaya Produksi dan Volume Penjualan Terhadap Laba Bersih
Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”
B. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah dengan hanya meneliti
laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
peeriode 2011-2015.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan diatas, maka yang
menjadi pokok bahasan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah biaya produksi bepengaruh terhadap laba bersih?
2. Apakah volume penjualan berpengaruh terhadap laba bersih?
3. Apakah biaya produksi dan volume penjualan berpengaruh terhadap laba
bersih?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk:
1. Untuk mengetahui pengaruh biaya produksi terhadap laba bersih.
2. Untuk mengetahui pengaruh volume penjualan terhadap laba bersih.
3. Untuk mengetahui pengaruh biaya produksi dan volume penjualan terhadap
laba bersih.
E. Manfaat Penelitian
Apabila penelitian ini telah selesai dilaksanakan, diharapkan dapat
memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan
wawasan dalam bidang keuangan khususnya mengenai pengaruh biaya
produksi dan volume penjualan dalam sebuah perusahaan dan dapat dijadikan
bahan penelitian lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Dapat menerapkan teori dan memperdalam pengetahuan terutama yang
berkaitan dengan analisis laporan keuangan yang pernah didapatkan
semasa perkuliahan.
b. Bagi Perusahaan
Laporan ini dapat dijadikan sebagai suatu masukan yang dapat
dikembangkan berkenaan dengan permasalahan yang dibahas untuk dapat
membantu meningkatkan kinerja peruasahaan yang diteliti dalam
menjalankan kegiatan perusahaan terutama dibagian keuangan.
c. Bagi Pembaca
Laporan ini dapat dijadikan sebagai penambahan wawasan dan dapat
menjadi bahan referensi atau acuan penelitian bagi penulis selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Biaya Produksi
Biaya produksi adalah total beban dalam proses produksi suatu barang
atau produk. Biaya produksi juga merupakan pengeluaran yang dilakukan
oleh perusahaan untuk membeli bahan baku yang akan menghasilkan suatu
produk. Menurut Usry (2005:24) “Biaya Produksi adalah jumlah dari tiga
unsur biaya yaitu biaya produksi langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik.”
Perusahaan mempunyai fungsi pokok yang lebih kompleks dibandingkan
dengan perusahaan dagang dan jasa. Hal ini disebabkan karena perusahaan
harus mengubah bentuk barang yang dibeli menjadi produk jadi atau siap
pakai, sedangkan perusahaan dagang langsung menjual barang-barang yang
dibeli tanpa melakukan perubahan bentuk (Haryono, 2009: 403).
Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk
menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir
periode akuntansi masih dalam proses. Menurut V. Wiratna Sujarweni
(2015:11) biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
a. Bahan baku, adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku
utama yang dipakai untuk memproduksi barang. Contoh : Biaya
pembelian kaos di perusahaan konveksi.
b. Tenaga kerja langsung, adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar
tenaga kerja utama yang langsung berhubungan dengan produk yang
diproduksi dari bahan baku mentah menjadi barang jadi. Contoh : Biaya
untuk pembayaran pegawai yang langsung membuat kaos.
c. Biaya
overhead
pabrik,
adalah
biaya
yang
dikeluarkan
untuk
memproduksi barang, selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung. Biaya overhead pabrik terdiri dari:
1) Bahan tidak langsung, adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli
bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu produk, namun
pemakaiannya sedikit.
2) Tenaga kerja tidak langsung, adalah tenaga kerja yang dikeluarkan
untuk membayar gaji tenaga kerja namun tenaga kerjaa tersebut secara
tidak langsung mempengaruhi pembuatan barang jadi.
3) Biaya tidak langsung lainnya, adalah biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi barang yang secara tidak langsung berkaitan dengan
produksi barangnya.
2. Volume Penjualan
Volume penjualan merupakan hasil akhir yang dicapai perusahaan dari
penjualan produk oleh marketing. Jika volume penjualan meningkat dan biaya
produksi menurun, maka tingkat pencapaian laba perusahaan meningkat. Tapi
sebaliknya jikalau volume penjualan menurun maka, laba perusahaan pun
juga menurun. Oleh karena itu volume penjualan merupakan salah satu hal
penting yang harus dievaluasi untuk kemungkinan perusahaan agar tidak rugi.
Jadi, volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan utama
perusahaan dan bukannya untuk kepentingan volume penjualan itu sendiri.
Perusahaan mempunyai tujuan utama dalam penjualan antara lain:
a. Mendapatkan volume atau nilai penjualan
b. Mendapakan laba
c. Menunjang pertumbuhan perusahaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi volume penjualan menurut Kotler
(2000:55) antara lain adalah :
a. Harga Jual
Faktor harga jual merupakan hal-hal yang sangat penting dan
mempengaruhi penjualan atas barang atau jasa yang dihasilkan. Apakah
barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan dapat dijangkau oleh
konsumen sasaran.
b. Produk
Produk salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat volume penjualan
sebagai barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan apakah sesuai
dengan tingkat kebutuhan para konsumen.
c. Biaya Promosi
Biaya promosi adalah akktivitas-aktivitas sebuah perusahaan yang
dirancang untuk memberikan informasi-informasi membujuk pihaklain
tentang perusahaan yang bersangkutan dan barang-barang serta jasa-jasa
yang ditawarkan.
d. Saluran Distribusi
Merupakan aktivitas perusahaan untuk menyampaikan dana menyalurkan
barang yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen yang diujinya.
e. Mutu
Mutu
dan
kualitas
barnag
merupakan
salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi volume penjualan. Dengan mutu yang baik maka
konsumen akan tetap loyal terhadap produk dari perusahaan tesebut,
begitu pula sebaliknya apabila mutu produk yang ditawarkan tidak bagus
maka konsumen akan berpaling kepada produk lain. Setiap perusahaan
memiliki design atau rancang bangun tertentu, akan sangat baik jika
sebagian sifat uniknya membedakannya dengan perusahaan lain. Peluang
terobosan atau bagian keunggulan bersaing dalam hal-hal tertentu timbul
dari penggunaan kekuatan ini pada saat yang sama dalam design atau
rancang bangun.
Menurut Taylor (2005:84), penjualan juga dipengaruhi oleh 2 faktor
lingkungan yaitu :
a. Faktor Lingkungan Tak Terkendali
Adalah faktor yang mempengaruhi pemasaran termasuk penjualan
perusahaan yang berbeda di luar perusahaan. Faktor-faktor lingkungan
antara lain :
1) Sumber daya dan tujuan perusahaan
2) Lingkungan persaingan
3) Lingkungan ekonomi dan teknologi
4) Lingkungan politik dan hukum
5) Lingkungan sosial dan budaya
b. Faktor Lingkungan Terkendali
Adalah faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran termasuk
penjualan yang berada di dalam perusahaan. Faktor-faktor tersebut adalah
faktor-faktor yang mempengaruhi pemasaran termasuk penjualan yang
berada di dalam perusahaan. Faktor-faktor tersebut adalah Marketing Mix
terdiri dari:
1) Produk
2) Harga jual
3) Distribusi
4) Biaya promosi
3. Laba
a. Pengertian Laba
Biasanya untuk mengukur berhasil atau tidaknya manajemen suatu
perusahaan adalah dengan melihat laba yang diperoleh oleh perusahaan.
Laba didefinisikan senagai selisih antara harga penjualan dengan biaya
produksi. Pengertian laba usaha menurut Soemarso S.R, dalam bukunya
yang berjudul “Akuntansi Suatu Pengantar” menyatakan bahwa: “Laba
usaha adalah laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama
perusahaan” (2002:227)
Bisa ditarik kesimpulan bahwa laba adalah selisih antara seluruh
pendapatan dan beban yang terjadi dalam suatu periode produksi. Laba
merupakan kelabihan pendapatan atau keuntungan yang layak diterima
oleh perusahaan. Usaha-usaha untuk menghasilkan laba menurut S.
Munawir (2000: 184) adalah sebagai berikut :
1) Menekan biaya produksi maupun biaya operasi serendah mungkin
dengan mempertahankan tingkat harga jual dan volume penjualan
yang ada.
2) Menentukan harga jual sedemikian rupa sesuai dengan laba yang
dikehendaki.
3) Meningkatkan volume penjualan sebesar mungkin.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laba
Besarnya laba yang diperoleh perusahaan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu sebagai berikut (Halim & Supomo, 2009: 49):
1) Biaya Biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk
atau jasa akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan.
2) Harga Jual Harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi besarnya
volume penjualan produk atau jasa yang bersangkutan.
3) Volume Penjualan dan Produksi Besarnya volume penjualan
berpengruh terhadap volume produksi produk atau jasa tersebut,
selanjutnya volume produksi akan mempengaruhi besar kecilnya biaya
produksi.
c. Jenis-jenis Laba
Menurut Supriyono (2002:177) mengemukakan bahwa jenis-jenis
laba dalam hubungannya dengan perhitungan laba, yaitu:
1) Laba kotor adalah perbedaan antara pendapatan bersih dan penjualan
dengan harga pokok penjualan.
2) Laba dari operasi adalah selisih antara laba kotor dengan total beban
operasi.
3) Laba bersih adalah angka terakhir dalam perhitungan laba atau rugi
dimana untuk mencarinya laba operasi ditambah pendapatan lain-lain
dikurangi dengan beban lain-lain.
4. Laporan Keuangan
Setiap perusahaan mempunyai laporan keuangan yang bertujuan untuk
menyediakan informasi yang menyangkut posisi dan kinerja keuangan
perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan dalam
mengambil keputusan ekonomi.
Laporan keuangan adalah gambaran posisi keuangan hasil dari
perhitungan akuntansi yang telah dicapai oleh perusahaan. Pada umumnya
laporan keuangan terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi dan laporan
perubahan modal yang sifatnya mempunyai kejelasan lebih lanjut,
misalnyalaporan perubahan modal kerja, laporan arus kas, perhitungan harga
pokok maupun daftar lampiran lainnya.
Komponen-komponen laporan keuangan:
a. Neraca
b. Laporan laba rugi
c. Laporan perubahan ekuitas
d. Laporan arus kas
e. Catatan atas laporan keuangan
5. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh biaya produksi
dan volume penjualan terhadap laba bersih dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Table 2.1
Perbandingan Penelitian Terdahulu
No.
Nama
peneliti
dan tahun
1
Novita
Djamalu
(2013)
Judul
penelitian
Variabel
penelitian
Pengaruh
Variabel
Biaya
independen
Produksi
adalah: pengaruh
Terhadap Laba biaya produksi
Bersih Pada
Variabel
Perusahaan
dependen
Manufaktur
adalah: laba
yang Terdaftar
bersih
di Bursa Efek
Indonesia
Periode 20102012
Hasil penelitian
Biaya produksi mempunyai
pengaruh yang signifikan
terhadap laba bersih pada
perusahaan manufaktur.
2
Putu
Rustami, I
Ketut
Kirya,
Wayan
Cipta
(2014)
Pengaruh
Variabel
Biaya
independen
Produksi,
adalah: pengaruh
Biaya
biaya produksi,
Promosi, dan
biaya promosi
Volume
dan volume
Penjualan
penjualan
Terhadap Laba
Variabel
pada
dependen
Perusahaan
adalah: laba
Kopi Bubuk
bersih
Banyuatis
Hasil penelitian ini biaya
promosi berpengaruh
sifnifikan terhadap laba
perusahaan. Volume
penjualan (X3) terhadap laba
(Y) pada Perusahaan Kopi
Bubuk Banyuatis Singaraja
Tahun 2010-2013. Volume
penjualan secara parsial
berpengaruh signifikan
terhadap laba bersih.
3
Sonnya
Nurman
Sasongko
(2013)
Pengaruh
Variabel
Modal Kerja
independen
Dan Volume adalah: pengaruh
Penjualan
modal kerja dan
Terhadap Laba
volume
Bersih
penjualan
(Studi Kasus
Variabel
pada
dependen
Perusahaan
adalah: laba
Industri
bersih
Logam yang
Terdaftar di
BEI Tahun
2010-2012)
Volume Penjualan
berpengaruh terhadap
peningkatan Laba Bersih.
Pada saat penjualan hasil
produksi perusahaan
meningkat maka volume
penjualan pun meningkat
diharapkan akan
berkontribusi terhadap laba
bersih secara langsung dan
tidak langsung
B. Kerangka Pemikiran
1. Pengaruh Biaya Produksi Laba Bersih
Mulyadi (2005: 11) mengemukakan biaya produksi merupakan suatu
sumber ekonomi yang dikorbankan untuk menghasilkan keluaran, nilai
keluaran diharapkan lebih besar daripada masukan yang dikorbankan untuk
menghasilkan
keluaran
tersebut
sehingga
kegiatan
organisasi
dapat
menghasilkan laba atau sisa hasil usaha” (Juwitasari, 2012). Jadi, bedasarkan
pendapat yang dikemukakan diatas biaya produksi sangatlah berpengaruh
terhadap laba. Laba yang diperoleh akan semakin besar, jika biaya produksi
yang dikeluarkan semakin kecil. Sedangkan menurut Carter (2008: 129)
dalam bukunya “Akuntansi Biaya” menyatakan bahwa “tingkat laba yang
diperoleh perusahaan dapat ditentukan oleh volume produksi yang dihasilkan,
semakin banyak volume produksi yang dicapai maka semakin tinggi pula
biaya produksi. Semakin banyak volume produksi yang dicapai maka semakin
tinggi pula laba yang diperoleh” (Juwitasari, 2012). Semakin besar biaya
produksi yang dikeluarkan maka jumlah produksi yang dihasilkan juga akan
semakin besar yang pada nantinya meningkatkan potensi pendapatan
perusahaan. Sebaliknya, biaya produksi yang meningkat namun tidak
diimbangi dengan peningkatan pendapatan justru akan menekan laba yang
bisa diperoleh perusahaan atau bahkan akan mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan.
2. Pengaruh Volume Penjualan Terhadap Laba Bersih
BudiRahardjo (2000:33): ”Adanya hubungan yang erat mengenai volume
penjualan terhadap peningkatan laba bersih perusahaan dalam hal ini dapat
dilihat pada laporan laba rugi perusahaan, karena dalam hal ini laba akan
timbul jika penjualan produk lebih besar dibandingkan dengan biaya-biaya
yang dikeluarkan. Faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya laba
adalah pendapatan, pendapatan dapat diperoleh dari hasil penjualan barang
dagangan perusahaan”
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
H1
Biaya Produksi
(X1)
H3
Laba Bersih
(Y)
Volume Penjualan
(X2)
H2
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan di atas maka
hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1:
Biaya Produksi berpengaruh signifikan terhadap laba bersih pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2011-2015.
H2:
Volume penjualan berpengaruh signifikan terhadap laba bersih pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2011-2015.
H3:
Biaya produksi dan volume penjualan berpengaruh signifikan terhadap
laba bersih pada perusahaan komponen otomotif yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2011-2015.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian dalam penulisan ini adalah pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran
variable penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur
statistic. Penulis meneliti mengenai pengaruh biaya produksi dan volume
penjualan terhadap laba bersih pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian dalam penulisan ini dimulai dari pertengahan bulan Mei
2016 sampai dengan pertengahan Agustus 2016. Data penelitian merupakan data
yang diunduh dari situs www.idx.co.id dengan didasarkan pada pertimbangan
penulis dengan menimbang beberapa kriteria perusahaan yaitu perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode 2011-2015.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang telah yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2015.
Teknik pengambilan sampel secara porposive yang didasarkan pada
pertimbangan pribadi peneliti sendiri. Adapun kriteria yang digunakan untuk
mengambil sampel adalah:
1. Perusahaan manufaktur yang masih terdaftar di BEI pada periode pengamatan
2011-2015.
2. Telah menerbitkan laporan keuangan secara lengkap yang berakhir 31
Desember selama periode pengamatan.
Berdasarkan kriteria yang ditetapkan, jumlah sampel yang memenuhi kriteria
berjumlah 6 perusahaan. Daftar sampel dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.1
Daftar Sampel
Nama Perusahaan
Kode
Sektor
Saham Industri
Sub
Industri
PT. Holcim
Indonesia, Tbk
SMCB
Dasar &
Kimia
Semen
PT. Indofood CBP
Sukses Makmur, Tbk
ICBP
Barang
Konsumsi
Makanan &
Minuman
PT. Multi Bintang
Indonesia, Tbk
MLBI
Barang
Konsumsi
Makanan &
Minuman
PT. Champion Pacific
Indonesia, Tbk
IGAR
Dasar &
Kimia
Plastik &
Kemasan
PT. Unilever
Indonesia, Tbk
UNVR
Barang
Konsumsi
Kosmetik &
Keperluan
Rumah Tangga
PT. Gudang Garam, Tbk
GGRM
Barang
Konsumsi
Sumber: olahan data www.idx.co.id
Rokok
D. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder. Dalam penelitian
ini data diperoleh dari pihak kedua, pihak ketiga, dan seterusnya, antara lain
laporan keuangan dari Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) terutama Laporan
Laba Rugi dari bulan Desember 2011 sampai dengan Desember 2015 secara
tahunan., buku-buku, dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada hubungannya
dengan penelitian dan penyusunan tugas akhir ini.
E. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Dependen
Dalam penelitian ini yang menjadi variable dependen adalah:
a. Laba Bersih (Y)
Dalam penelitian ini yang menjadi variable dependen adalah Laba Bersih
perusahaan (Y). Dimana Laba Bersih yaitu angka terakhir dari
perhitungan laba rugi dimana untuk mencarinya laba operasi ditambah
pendapatan dan dikurangi dengan beban lain-lain.
2. Variabel Independen
Dalam penelitian ini yang menjadi variable independen adalah:
a. Biaya Produksi (X1)
Semua pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh suatu perusahaan
manufaktur untuk proses produksi dan menghasilkan barang jadi.
b. Volume Penjualan (X2)
Hasil total keseluruhan dari penjualan produk atau barang dalam waktu
yang ditetapkan dalam suatu usaha.
Tabel 3.2
Operasional Variabel
Variabel Penelitian
Laba Bersih (Y)
Biaya Produksi (X1)
Volume Penjualan (X2)
Definisi Variabel
Angka terakhir dari
perhitungan laba rugi
dimana untuk mencarinya
laba operasi ditambah
pendapatan dan dikurangi
dengan beban lain-lain
Biaya produksi adalah
total beban dalam proses
produksi suatu barang
atau produk.
Volume penjualan
merupakan hasil akhir
yang dicapai perusahaan
dari penjualan produk
oleh marketing.
Indikator
Laba Bersih =
(Pendapatan – Beban –
Pajak)
Biaya Produksi = Biaya
Bahan Baku, Biaya
Tenaga Kerja, Biaya
Overhead Pabrik
Volume penjualan =
Kuantitas atau Total
penjualan
F. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah dengan
penelitian kepustakaan (library research), yaitu mengumpulkan data dengan cara
mencari data dari situs www.idx.co.id, membaca buku dan penelitian sebelumnya
yang berkaitan dengan judul.
G. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan alat bantu SPSS
(Statistical Product and Service Solution) versi 21.0 dengan tahapan sebagai
berikut:
1. Uji Statistik Deskriptif
Bambang Suryoatmono (2004:18) menyatakan statistika deskriptif adalah
statistika yang menggunakan data pada suatu kelompok untuk menjelaskan
atau menarik kesimpulan mengenai kelompok itu saja. Statistik deskriptif
dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses transformasi data penelitian
dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah uji awal terhadap suatu instrument yang
digunakan dalam pengumpulan data yang akan diproses lebih lanjut dari
kumpulan data yang telah diperoleh. Uji Asumsi Klasik terdiri dari beberapa
uji lainnya, seperti:
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk menentukan apakah data
penelitian
terdistribusikan
secara
normal
atau
tidak
dengan
menggunakan grafik normal probability plot. Uji normalitas ini
dideteksi dengan melihat penyebaran datanya, jika penyebaran data
(titik) terjadi di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya, jika
data menyebar jauh dari garis diagonal dana tau tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas
(Santoso, 2010).
Nilai
residual
dikatakan
normal jika nilai
kolomogorov – Smirnov : sig > 0.05.
b. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2013:110), uji autokorelasi bertujuan menguji
apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada suatu periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terdapat korelasi, maka dinamakan ada masalah
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu yang berkaitan satu sama lainnya.
Autokorelasi pada sebagian besar kasus ditemukan pada regresi
yang datanya adalah time series, atau berdasarkan waktu berkala,
seperti bulanan, tahunan dan seterusnya (Santoso, 2010:216).
Penelitian ini menggunakan data time series sehingga peneliti
melakukan uji autokorelasi.
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi maka
dapat dilihat dari uji Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai
berikut (Santoso, 2010:219):
1) Angka Durbin Watson di bawah -2, berarti ada autokorelasi
positif.
2) Angka Durbin Watson di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada
autokorelasi.
3) Angka Durbin Watson di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
bebas/independen (Ghozali, 2011).
Salah satu cara untuk mendeteksi gejala multikolinearitas adalah
dengan menggunakan atau melihat tool uji yang disebut Varian
Inflation Factor (VIF), yaitu dengan melihat nilai masing-masing
variable bebas terhadap variable terikat. Menurut Algifari dalam
Wibowo (2012 : 87) jika nilai VIF < 10 menunjukkan model tidak
terdapat gejala multikolinearitas, artinya tidak terdapat hubungan
antara variable bebas.
d. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan adanya ketidaksamaan variable dari
residual
untuk semua
pengamatan pada
model
regresi. Uji
Heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui adanya penyimpangan
dari syarat-syarat asumsi klasik pada model regresi, dimana dalam
model regresi harus dipenuhi syarat tidak adanya heteroskedastisitas.
Jika hasil nilai probabilitasnya memenuhi nilai signifikan > nilai
alphanya 0.05, maka model tidak mengalami heteroskedastisitas.
3. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi berganda adalah analisis tentang hubungan antara suatu
dependen variable dengan dua atau lebih independen variable jika
dihubungkan dengan penelitian ini, maka analisis regresi berganda adalah
untuk mengidentifikasikan variable-variabel yang mempengaruhi laba bersih.
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Y = a + b1.X1 + b2.X2 + e
Keterangan :
Y
= Laba Bersih Perusahaan
a
= Konstanta
b1, b2 = Koefisien Variabel Bebas
X1
= Biaya Produksi
X2
= Volume Penjualan
e
= Error
4. Uji Hipotesis
Uji signifikan variable independen terhadap variable dependen, baik
secara besama-sama maupun parsial dilakukan dengan T value F value.
a. Uji T
Uji t digunakan untuk menguji seberapa jauh suatu variabel dapat
mempengaruhi variabel terikat dengan penguji secara individu. Suatu
variabel dikatakan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan jika nilai
profabilitas ≤ 0.05 dan sebaliknya dikatakan tidak mempunyai pengaruh
signifikan jika nilai profabilitas ≥ 0.05 (Ghozali, 2011). Penerimaan atau
penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria:
1) Jika nilai signifikan ≥ 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi
tidak signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tidak
mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
2) Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi
signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
b. Uji F
Menurut
Ghozali
(2011),
uji
statistic
F
pada
dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap
variabel dependen. Untuk menguji kedua hipotesis ini digunakan uji
statistik F:
1) Taraf signifikan α = 0,05
2) Kriteria pengujian dimana Ha diterima apabila p value < α dan Ha
ditolak apabila p value > α.
c. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa
besar variable independen dapat menjelaskan variable dependennya.
Karena penelitian ini menggunakan lebih dari satu variable
independent, maka penulis menggunakan Adjusted R Squared (Adj R2)
seperti yang dinyatakan oleh Ghozali (2001). Kegunaan dari Adjusted
R2 adalah :
1) Sebagai ukuran ketepatan garis regresi yang diterapkan suatu
kelompok data survey. Semakin besar nilai Adj R2 maka akan tepat
suatu regresi, sebaliknya semakin kecil Adj R2 maka akan semakin
tidak tepat regresi tersebut mewakili data hasil observasi.
2) Untuk mengukur besarnya proporsi atau presentasi dari jumlah
variasi dari variable terikat, atau untuk mengukur sumbangan dari
variable bebas terhadap variable terikat.
Download