BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu

advertisement
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu bentuk pertanggungjawaban manajemen perusahaan kepada publik,
khususnya para pemegang saham yaitu berupa laporan keuangan. Laporan keuangan
memberikan gambaran akan kondisi perusahaan mulai dari posisi keuangan, kinerja
perusahaan hingga perubahan posisi keuangan. Agar laporan keuangan yang dibuat oleh
perusahaan dapat dipercaya maka dibutuhkan seorang auditor yang berperan sebagai pihak
ketiga guna menjebatani kepentingan pengguna laporan keuangan dan penyedia laporan
keuangan. Berawal dari runtuhnya Lehman Brother atas kasus subprime mortagage yang
bergerak pada fasilitas kredit perumahan rakyat (Marisi, 2009). Pada awal tahun 2008,
banyak subprime motagage yang gagal bayar. Sekaligus, Lehman Brother terbukti melakukan
rekayasa keuangan untuk menyembunyikan ketergantungan pada pinjaman.
Kasus ini menyeret salah satu KAP Big FourErnest& Young yang saat itu
menangani Lehman Brother, Ernest & Young dianggap lalai dengan mengeluarkan opini
wajar tanpa pengecualian bagi Lehman Brothers.Seharusnya Ernest & Young memberikan
early warning dalam opini yang diberikan agar pihak-pihak yang berkepentingan pada
laporan keuangan yang telah diaudit tidak salah berinvestasi.Dampak atas kasus tersebut
adalah
diberlakukannya
di
Indonesia
Keputusan
Menteri
Keuangan
Nomor
423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik, keputusan ini dibuat agar kasus-kasus
manupulasi laporan keuangan yang melibatkan para auditor tidak kembali terjadi. Usaha
peningkatan kualitas audit dilakukan dengan cara mensyartakan pendidikan minimum
pertahun bagi auditor, membatasi masa perikatan auditor dengan kliennya atau tenure,serta
membentuk komite audit. Auditor harus bertanggungjawab untuk mengeluarkan opini audit
2
going concern yang konsisten dengan kondisi yang sebenarnya. Kualitas audit yang baik
akan menghasilkan informasi yang sangat berguna bagi pemakai laporan keuangan.Penelitian
Indira (2009) yang menyatakan bahwa semakin spesialis auditor sebuah KAP maka semakin
baik pula pengetahuannya terhadap perusahaan yang diaudit.DeAngelo (1981) juga
menyatakan bahwa perusahaan audit skala besar memiliki insentif yang lebih untuk
menghindari kritikan kerusakan reputasi dibandingkan pada perusahaan audit skala kecil.
Perusahaan audit skala besar juga lebih cenderung untuk mengungkapkan masalah-masalah
yang ada karena mereka lebih kuat menghadapi risiko proses pengadilan.
Kesalahan lainnya juga terjadi pada antisipasi kegagagalan pembayaran kredit
perusahaan atau sering disebut dengan debt default (Chen dan Church, 1992). Dalam
Pernyataan Standar Audit (PSA) No. 30 menyatakan indikator yang banyak digunakan oleh
auditor dalam memberikan opini audit adalah kegagalan dalam memenuhi kewajiban
hutangnya. Sejalan dengan hasil penelitian Desak (2013) menyatakan bahwa debt
defaultberpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern karena salah satu faktor
yang dapat menimbulkan ketidakpastian atas kelangsungan hidup perusahaan adalah
ketidakmampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Juga
didukung oleh penelitian Indira (2009) bahwa perusahaan yang mengalamidefault akan
menerima opini audit going concernkarena status hutang perusahaan merupakan faktor
pertama yang akan diperiksa oleh auditor. Kesalahan pada peminjaman hutang yang
dilakukan Lehman Brothers dengan tingkat suku bunga yang rendah kemudian diharapakan
dapat diinvestasikan pada sekuritas subprime mortgage dengan harga jual yang jauh lebih
tinggi, atau sering disebut dengan rasio keuangan leverage.Penelitian Feri (2015)
menyatakan bahwa semakin besar rasio leverageperusahaan maka semakin menimbulkan
keraguan auditor atas kelangsungan hidup perusahaan. Akan tetapi berbeda dengan Soliyah
3
(2014:555) menyatakan bahwa rasio leverage tidak berpengaruh terhadap pemberian opini
audit going concern.
Standar Audit (SA) 570 (IAPI, 2013:3) seperti dikutip Feri (2015) menjelaskan
bahwa auditor bertanggungjawab untuk mengevaluasi apakah terdapat suatu ketidakpastian
material tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.
Memprediksi kegagalan dalam suatu entitas bukanlah pekerjaan yang mudah. Hal tersebut
membutuhkan penilaian dari seorang akuntan dengan memperhatikan aspek hukum dan
undang-undang yang berlaku. Banyak auditor yang mengalami dilema antara moral dan etika
dalam memberikan opini going concern.Jangka waktu kerjasama antara Kantor Akuntan
Publik (KAP) dengan entitas atau audit tenure yang sama akan mempengaruhi kualitas audit
yang diberikan (Ghosh dan Moon,2003). Sejalan dengan pernyataan Indira (2009) yang
menyatakan bahwa semakin lama auditor melakukan perikatan dengan klien maka akan
semakin sulit untuk memberikan opini audit going concern karena akan menjadi semakin
tidak independen.
Kasus Lehman Brothers tersebut berpengaruh terhadap ekonomi global termasuk di
Indonesia. Perbandingan Indeks BEI (2008) melaporkan bahwa dampak krisis tersebut
berpengaruh sangat besar pada sektor pertanian dan pertambangan pada periode bulan Januari
hingga Oktober 2008. Secara garis besar, krisis keuangan akan berdampak terhadap
pasar,regulasi industri,persaingan industri dan risiko bisnis.
Berdasarkan kajian permasalahan diatas maka penulis beranggapan bahwa masih
tidak konsistennya faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern.
Sehingga perlu dilakukannnya penelitian lebih lanjut atas permasalahan tersebut. Penelitian
ini menguji kembali variabel-variabel yang mempengaruhi pemberian opini audit going
concern diantaranya profitabilitas,ukuran perusahaan, leverage, audit tenure,reputasi auditor,
pertumbuhan perusahaan, serta debt defaultpada perusahaan sektor pertanian dan
4
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2009 sampai
dengan tahun 2015. Maka penelitian ini mengambil judul “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern”.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah mengenai variabel-variabel
yang berpengaruh pada penerimaan opini audit going concern. Dari penjelasan diatas, maka
masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Apakah profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going
concern ?
2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going
concern ?
3. Apakahleverage berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern ?
4. Apakah audit tenureberpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern ?
5. Apakah kualitas auditor berpengaruh terhadapa penerimaan opini audit going concern
?
6. Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going
concern ?
7. Apakah debt default berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris bahwa faktor-faktor yang
berpengaruh
terhadap
pemberian
opini
audit
going
concernseperti
debt
default,profitabilitas,leverage,pertumbuhan perusahaan serta faktor non keuangan seperti
audit tenure,ukuran perusahaan dan kualitas auditor berpengaruh terhadap penerimaan opini
audit going concern.
5
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian menjelaskan kontribusi atau manfaat yang diharapkan dari
penelitian, dengan mengkategorikan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu:
1. Manfaat Praktis
Bagi investor berkepentingan terhadap deviden dan informasi yang terkait dengan
nilai perusahaan. Keputusan yang diambil menyangkut apakah investasi dilanjutkan
atau tidak, serta perkiraan berapa jumlah deviden yang akan diterima oleh investor.
Bagi kreditur informasi pada laporan keuangan dapat menunjukkan kepentingan atas
pemberian kredit dari sisi jaminan maupun kemampuan untuk membayar.Bagi
manajemen berkepentingan terhadap masa depan perusahaan dan hak-hak karyawan
yang harus depenuhi oleh perusahaan. Informasi yang akan diperoleh terkait dengan
pembagian bonus karyawan, kemungkinan kenaikan gaji, pembayaran imbalan pasca
kerja dan lain-lain. Dan khususnya bagi perusahaan dalam mewujudkan good
corporate governance.
2. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengetahuan mengenai
profitabilitas,ukuran perusahaan,leverage, audit tenure, kualitas auditor,pertumbuhan
perusahaan,debt defaultterhadap opini audit going concern. Hal ini disebabkan masih
banyaknya perbedaan hasil penelitian tentanginformasi faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi penerimaan audit going concern.
3. Manfaat Kebijakan
Bagi regulator bagi pihak yang berkepentingan atas informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan sebagai sarana untuk penentuan kebijakan. Atas penentuan pajak,
regulasi sektor industri, penentuan kebijakan moneter, fiskal serta ekonomi.
6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian adalah batasan studi yang menjelaskan fokus studi.
Pembatasan tersebut diperlukan guna menghindari perluasan pembatasan yang tidak terarah
dan menimbulkan berbagai perbedaan presepsi. Ruang lingkup penelitian ini juga
dimaksudkan agar penelitian dapat fokus pada topik yang telah ditentukan dan ingin disajikan
oleh penulis.
Berdasarkan penjelasan diatas, penelitian ini membahas tentang faktor-faktor apa
saja yang dapat mempengaruhi auditor dalam mengeluarkan opini audit going concern.
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah profitabilitas, ukuran perusahaan, leverage,
audit tenure, kualitas auditor, pertumbuhan perusahaan dan debt default. Data-data variabel
tersebut diperoleh dari laporan keuangan perusahaan, laporan auditor independen atas laporan
keuangan, jurnal-jurnal penelitian terdahulu, serta data-data pustaka lain yang dapat
menunjang terlaksananya penelitian.
Download