bab ii tinjauan pustaka

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Pemasaran
2.1.1 Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata Manajer yang artinya mengatur. Beberapa ahli
mendefinisikan manajemen sebagai berikut:
Menurut Manullang ( 2004;5 ) yaitu:
Manajemen adalah seni ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan,
pengarahan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Sedangkan menurut Hasibuan (2004;2) yaitu:
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.
Berdasarkan definisi di atas, dapat dikatakan bahwa Manajemen pada intinya adalah
suatu kegiatan atau aktifitas perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian,
terhadap sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan.
2.1.2 Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang perlu dilaksanakan oleh
perusahaan dalam menjalankan usahanya. Dengan fungsi pemasaran yang baik, perusahaan
mempunyai kemampuan untuk menghasilkan kriteria produk sesuai dengan yang diinginkan oleh
konsumen, ke tangan konsumen dengan memuaskan.
Bagi suatu perusahaan, aktifitas pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting,
karena aktifitas pemasaran diarahkan untuk menciptakan perputaran yang memungkinkan
perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup. Selain itu, aktifitas pemasaran
dilakukan untuk pencapaian tujuan perusahaan yang sesuai dengan harapan. Di bawah ini
terdapat beberapa pengertian pemasaran menurut para ahli.
Pengertian pemasaran menurut Fandy Tjiptono (2005;2), adalah sebagai berikut:
Pemasaran merupakan sistem total efektifitas bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk,
jasa, dan gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar dalam rangka
mencaoai tujuan organisasional.
Menurut Kotler (2006;6) mendefinisikan pemasaran secara sosial sebagai berikut:
Marketing is a societal process by which individuals and groups obtain what they
need and want through creating, offering and freely exchanging products and services
of value with others.
Dari definisi di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pemasaran adalah suatu
proses sosial dimana setiap individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan cara menciptakan, penawaran dan melakukan pertukaran produk dan jasa yang
bernilai.
Pemasaran merupakan faktor kunci dalam keberhasilan bisnis. Istilah pemasaran
dipahami bukan dalam pandangan lama yaitu melakukan penjualan, tetapi dalam pandangan baru
yaitu memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Banyak orang berpendapat bahwa
pemasaran hanya sekedar melakukan penjualan dan promosi adalah salah satu dari berbagai
fungsi pemasaran dan seringkali bukan fungsi penting.
2.1.3 Pengertian Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran memegang peranan penting dalam perusahaan, karena
manajemen pemasaran mengatur semua kegiatan pemasaran. Manajemen pemasaran menurut
Kotler (2006;6) adalah:
Marketing as art and science of choosing target market and getting, keeping and
growing customers throught creating, delivering, and communicating superior
customers value.
Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah sebagai suatu seni dan ilmu
untuk memilih pasar sasaran serta mendapatkannya, mempertahankan, dan menambah nilai
pelanggan melalui penciptaan, penyampaian, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang
unggul.
Sedangkan menurut Buchari Alma (2004;130) :
Manajemen Pemasaran adalah merencanakan, pengarahan, dan pengawasan
seluruh kegiatan pemasaran perusahaan ataupun bagian di pemasaran.
Pada intinya manajemen pemasaran adalah proses perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dari suatu program yang dibuat untuk mencapai tujuan serta untuk mempengaruhi
tingkat waktu, komposisi permintaan, sehingga membantu organisasi mencapai sasarannya.
2.1.4 Pengertian Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran atau marketing mix mempunyai peranan yang sangat penting dalam
pemasaran. Bauran pemasaran merupakan suatu sistem atau alat-alat yang membantu
mengakreditasikan konsep penawaran itu sendiri.
Pengertian marketing mix menurut Philip Kotler dalam bukunya yang berjudul Principles of
Marketing (2005;17) adalah :
Marketing mix is the set of marketing foola that the firm uses to pursite its marketing
objectives in the target market .
Sedangkan pengertian bauran pemasaran menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006;70) adalah:
Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan alat bagi pemasar yang terdiri
atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar
implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan
sukses.
Dari pengertian-pengertian di atas, penulis berpendapat bahwa bauran pemasaran adalah
segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat-alat pemasaran yang mengontrol perusahaan
untuk mencapai tujuan.
Adapun unsur-unsur bauran pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2004;56) adalah sebagai
berikut:
1. Produk (product)
Product means the goods and services combination the company offers to the target
market.
Produk itu bukan hanya berbentuk sesuatu yang berwujud saja, tetapi juga sesuatu
yang tidak berwujud. Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang, jasa, pengalaman,
peristiwa, orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi, dan ide. Konsumen tidak
hanya membeli produk untuk sekedar memenuhi kebutuhan (need), akan tetapi juga
bertujuan memuaskan keinginan (wants). Oleh karena itu perusahaan sebagai pihak yang
berusaha memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen harus dapat
menyediakan produk atau jasa yang sesuai dengan selera konsumen antara lain dalam hal
kemasan, warna, gaya, ukuran, merek, pelayanan, kualitas, desain, dan sebagainya agar
konsumen dapat merasakan kepuasan dari produk yang dibelinya.
2. Harga (price)
Uang digunakan oleh manusia untuk mendapatkan produk yang dikehendakinya.
Jumlah kuantitas dari uang yang digunakan di dalam pertukaran tersebut mencerminkan
tingkat harga dari suatu barang.
Price the amount of money customers have to pay to obtain the product.
3. Saluran distribusi atau tempat (place)
Place includes company activities that make the product available to target
consumers.
Saluran distribusi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat
produk agar mudah diperoleh dan tersedia bagi konsumen sasarannya, dengan
menggunakan jasa perantara atau disebut dengan distribution channel.
4. Promosi (promotion)
Promotion means activities that communicate the merits of product and persuade
target customers to buy it.
Promosi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan perusahaan dengan cara
menyampaikan, membujuk dan memberikan penjelasan yang meyakinkan kepada calon
konsumen tentang barang dan jasa perusahaan sehingga konsumen mengetahui manfaat
suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Tujuan promosi adalah
memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan, dan meyakinkan calon konsumen.
Adapun kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam promosi adalah periklanan, promosi
penjualan, penjualan perseorangan, publisitas dan pemasaran langsung.
2.1.5 Bauran Pemasaran Jasa
Jasa menurut Kotler (2000;428) didefinisikan sebagai berikut:
A service any act or performance that one party can offer to another that is essentially
intangible and does not result in the ownership of anything, its production may or may
not be tied to a physical product .
Dengan terjemahan Bahasa Indonesia sebagai berikut:
Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak
kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan
kepemilikan apa pun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan
suatu produk fisik .
Dari pengertian tersebut maka jelas bahwa jasa merupakan cakupan dari produk
yang merupakan manfaat atas aktifitas manusia (dan mesin) yang ditawarkan untuk
dipertukarkan , dimana jasa memiliki sifat tidak berwujud dan tidak menghasilkan
kepemilikan atas apa pun. Jasa memiliki cakupan kegiatan pemasaran yang ditentukan
oleh konsep pemasaran yang disebut bauran pemasaran (marketing mix).
Elemen-elemen bauran pemasaran tersebut terdiri dari semua variabel yang bisa dikontrol
perusahaan dalam komunikasinya dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen sasaran.
Bauran pemasaran sebagaimana yang sudah diterangkan sebelumnya terdiri dari 4 P, yaitu:
-
Produk (Product)
-
Harga (price)
-
Tempat/distribusi (Place)
-
Promosi (Promotion)
Dengan sejumlah penyesuaian, keempat elemen ini juga penting dalam pemasaran jasa.
Akan tetapi, dalam pemasaran jasa, terdapat elemen-elemen lain yang dipergunakan dalam
rangka pemuasan konsumen jasa. Elemen-elemen tersebut adalah : orang (people), bukti fisik
(physical evidence), dan proses (process) dari jasa itu sendiri. Dengan demikian bauran
pemasaran 4P yang pada mulanya menjadi bauran pemasaran barang, perlu diperluas menjadi 7P
jika ingin digunakan dalam pemasaran jasa. Sehingga bauran pemasaran pada jasa adalah:
produk (product), harga (price), tempat (place), promosi (promotion), orang (people), bukti fisik
(physical evidence), dan proses (process).
2.1.5.1 Orang (people)
Definisi orang (people), menurut Zeithaml and Bitner (2003;24), adalah :
People is all human actors who pay in service delivery and thus influence the buyer s
perception : namely, fhe firm s personnel, the customer and other customers in the
service environment .
Dari pengertian diatas maka dapat diartikan bahwa orang (people) adalah semua pelaku
yang memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli.
Elemen-elemen dari people adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam
lingkungan jasa. Semua sikap dan tindakan karyawan, bahkan cara berpakaian mempunyai
pengaruh terhadap persepsi konsumen atau keberhasilan penyampaian jasa (service encounter).
2.1.5.2 Proses (Process)
Proses menurut Zeithaml and Bitner (2003;25), adalah :
The actual procedures, mechanism, and flow of activities by which the service is
delivered the service delivery and operating system .
Dari definisi di atas maka dapat dikatakan bahwa proses adalah semua prosedur aktual,
mekanisme dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Elemen proses ini
mempunyai arti suatu upaya perusahaan dalam menjalankan dan melaksanakan aktivitasnya
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
2.1.5.3 Bukti Fisik ( Physical Evidence )
Physical Evidence menurut Zeithaml and Bitner (2003;25), adalah :
The environment in which the service is delivered and where the firm an customer
interact and any tangible components that facilitate performance or communication of
the service .
Dari pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa bukti fisik merupakan suatu hal yang
secara nyata turut mempengaruhi keputusan yang akan diambil konsumen untuk membeli dan
menggunakan produk jasa yang ditawarkan.
2.2 Pengertian Strategi dan Strategi Pemasaran
2.2.1 Pengertian Strategi
Menurut William F.Glueck dan Lawrence Jauch yang dikutip oleh H. Djaslim
Saladin,SE., dalam bukunya Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan (2001;1)
menguraikan :
Strategi adalah sebuah rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi yang
menghubungkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan
dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat
dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.
Lebih lanjut pengertian strategi dipertegas oleh H. Djaslim Saladin,S.E. dan Yevis
Marty Oesman, S.E.,M.S. dalam bukunya Intisari Pemasaran dan Unsur-unsur Pemasaran
(2002;59):
Strategi merupakan suatu tindakan untuk mencapai tujuan perusahaan.
2.2.2 Pengertian Strategi Pemasaran
Pengertian strategi pemasaran (strategic marketing) menurut Cravens and Piercy
(2003;31) adalah :
Marketing strategic consistc of the analysis, strategy development, and implementation
activities in developing a vision about the market of interest to the organization, selecting
market target strategies, setting objectives, and developing, implementing, and managing
the marketing program positioning strategies design to meet the value, requirements of the
customer in each market target.
Dengan pengertian dalam Bahasa Indonesia sebagai berikut:
Strategi pemasaran terdiri dari analisis, pengembangan starategi, dan pelaksanaan kegiatan
dalam mengembangkan sebuah visi tentang pasar yang menarik bagi organisasi, strategi
memilih target pasar, menetapkan sasaran, dan mengembangkan, melaksanakan, dan
mengelola program pemasaran posisi desain strategi untuk memenuhi nilai, kebutuhan
pelanggan di pasar masing-masing sasaran.
Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran adalah suatu rencana yang fundamental
untuk mencapai tujuan perusahaan dalam jangka panjang dan bertujuan untuk dapat memuaskan
konsumen yang menggunakan produk perusahaan.
Menurut Corey (dalam Dolan,1991) yang dikutip kembali oleh Fandy Tjiptono dalam
bukunya yang berjudul Strategi Pemasaran (2007;6), strategi pemasaran terdiri atas lima
elemen yang saling berkait. Kelima elemen tersebut adalah:
a. Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani. Keputusan ini didasarkan pada
faktor-faktor:
b. Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokan teknologi yang dapat diproteksi dan
didominasi.
c. Keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya pemusatan (focus) yang
lebih sempit.
d. Pengalaman kumulatif yang di dasarkan pada trial-and-error di dalam menanggapi
peluang dan tantangan.
e. Kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya langka atau pasar
yang terproteksi.
Pemilihan pasar dimulai dengan melakukan segmentasi pasar dan kemudian memilih pasar
sasaran yang paling memungkinkan untuk dilayani oleh perusahaan.
1. Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual, pembentukan lini produk, dan
desain penawaran individual pada masing-masing lini. Produk itu sendiri menawarkan
manfaat total yang dapat diperoleh pelanggan dengan melakukan pembelian. Manfaat
tersebut meliputi produk itu sendiri, nama merek produk, ketersediaan produk, jaminan
atau garansi, jasa reparasi, dan bantuan teknis yang disediakan penjual, serta hubungan
personal yang mungkin terbentuk di antara pembeli dan penjual.
2. Penetapan harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai kuantitatif dari
produk kepada pelanggan.
3. Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilalui produk hingga
mencapai konsumen akhir yang membeli dan menggunakannya.
4. Komunikasi pemasaran (promosi), yang meliputi periklanan, personal selling, promosi
penjualan, direct marketing, dan public relations.
Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, bauran
pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan
dan kondisi persaingan. Dalam strategi pemasaran, ada tiga faktor utama yang menyebabkan
terjadinya perubahan strategi dalam pemasaran yaitu :
1. Daur hidup produk
Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap daur hidup, yaitu tahap perkenalan, tahap
pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap kemunduran.
2. Posisi persaingan perusahaan di pasar
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi perusahaan dalam persaingan,
apakah memimpin, menantang, mengikuti atau hanya mengambil sebagian kecil dari
pasar.
3. Situasi ekonomi
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi dan pandangan ke depan,
apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau inflasi tinggi.
2.2.2.1 Macam-Macam Strategi Pemasaran
Macam-macam strategi pemasaran di antaranya:
1. Strategi kebutuhan primer
Strategi-strategi pemasaran untuk merancang kebutuhan primer yaitu:
a. Menambah jumlah pemakai dan
b. Meningkatkan jumlah pembeli.
2. Strategi Kebutuhan Selektif
Yaitu dengan cara :
a. Mempertahankan pelanggan misalnya:
1. Memelihara kepuasan pelanggan
2. Menyederhanakan proses pembelian
3. Mengurangi daya tarik atau jelang untuk beralih merek
b. Menjaring pelanggan (Acquistion Strategies)
1. Mengambil posisi berhadapan (head to head positioning)
2. Mengambil posisi berbeda (differentiated position)
Secara lebih jelas, strategi pemasaran dapat dibagi ke dalam empat jenis yaitu:
1. Merangsang kebutuhan primer dengan menambah jumlah pemakai.
2. Merangsang kebutuhan primer dengan memperbesar tingkat pembelian.
3. Merangsang kebutuhan selektif dengan mempertahankan pelanggan yang ada.
4. Merangsang kebutuhan selektif dengan menjaring pelanggan baru.
(http://forumkuliah.wordpress.com/2009/02/02/strategi-pemasaran/)
Strategi-strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam melakukan kegiatan
pemasaran, diantaranya adalah dengan menggunakan strategi:
a. Penjualan konvensional
Penjualan yang biasa terjadi dimana setiap tangan (reseller) akan meraih untung dari
product yang dijual. Contohnya adalah produk yang dijual di toko-toko atau supermarket.
b. Konsinyasi
Sering digunakan banyak penjual atau perusahaan atau yang disebut dengan istilah titip
jual. Perusahaan menitipkan produk mereka kepada reseller. Contohnya adalah bukubuku di toko buku yang besar, atau berbagai makanan yang dititipkan di warung makan
yang besar.
c. Direct selling
Merupakan strategi pemasaran untuk menjual produk langsung kepada konsumen, tidak
lagi melewati tangan per tangan. Contohnya penawaran kartu kredit, asuransi,
membership card, product bank, dan sebagainya.
d. TV shopping
Berarti penjualan melalui televisi. Contohnya di Indonesia, ada DRTV atau media TV
shopping lainnya.
e. Program afiliasi
Merupakan program penjualan yang memasang banner iklan situs perusahaan ke
perusahaan lainnya. Program afiliasi ini juga disebut company referall era dunia maya.
f. E-commerce
Strategi pemasaran melalui internet, walau tanpa produk yang ditawarkan sekalipun.
Contohnya beritanet.com, andipublisher.com, dan sebagainya.
(http://forumkuliah.wordpress.com/2009/02/02/strategi-pemasaran/)
2.3 Pengertian Mobile Marketing
Kata
mobile
mengandung
pengertian
bergerak/tidak
diam
di
tempat.
(www.total.or.id/info.php?kk=mobile)
Mobile Marketing Association mendefiniskan mobile marketing sebagai:
the use of wireless media as an integrated content delivery and direct-response vehicle
within a cross-media marketing communication programme .
Berdasarkan definisi tersebut, mobile marketing bukan hanya sekedar media wireless
penyampai informasi kepada masyarakat, tetapi sebagai sebuah media yang terintegrasi dari
perangkat komunikasi pemasaran lainnya (TV, Radio, majalah) dan juga sebagai perangkat
komunikasi yang sifatnya dua arah. (http://m-iklan.com/news.php?id_news=6)
Pada November 2009 lalu Asosiasi Mobile Marketing memperbaiki definisi mobile
marketing menjadi:
Sekumpulan praktik yang memungkinkan sebuah organisasi berkomunikasi dan
terikat (engage) dengan khalayak (audience) mereka dalam cara yang interaktif dan
relevan melalui peralatan atau jaringan mobile
Komunikasi pemasaran yang biasanya dilakukan melalu internet dan e-mail bisa dilakukan
melalui ponsel dengan waktu yang sangat cepat, bahkan tanggapan dari konsumen dapat diterima
oleh perusahan pada saat itu juga ketika konsumen megirimkan pesan balik melalui ponselnya.
(MIX/03/VII/Maret 2010).
Mobile Marketing terdiri dari empat fungsi penting,yaitu:
1. Mobile Advertising
Ketika berbicara mengenai advertising, Philip Kotler menyarankan untuk menggunakan
perangkat yang berhubungan dengan media massa seperti TV, radio,dan lain-lain. Tetapi
saat ini, advertising bias dilakukan di sebuah perangkat mobile yang tidak bersifat
massal. Namun, dilakukan dengan teknik yang sama seperti yang dilakukan di TV, radio,
billboard, dll. Format-format pemasaran yang bias dilakukan bermacam-macam : mobile
internet ( banner ads, sticker, dll), mobile search, mobile portal, mobile radio, mobile tv,
mobile casting, bluecasting, mobile games, ringback tones, dll.
2. Mobile sales promotion
Sales promotion adalah aktifitas komunikasi pemasaran yang digunakan untuk
mendorong terjadinya perdagangan atau mendorong end customer untuk membeli produk
atau jasa, atau melakukan tindakan tertentu akibat dari bertambahnya nilai dari persepsi
terhadap produk yang sedang dipromosikan. Untuk konteks mobile marketing ada
beberapa aktifitas yang termasuk dalam sales promotion, misalnya seperti downloads,
ringback tones, games, wallpaper dari ponsel pengguna, mobile content yang disponsori
oleh brand tertentu yang melayani beragam content kepada pengguna seperti berita
terbaru, berita olah raga, zodiak, informasi cuaca dll, atau bahkan pengiriman kupon
diskon tertentu langsung ke ponsel pengguna.
3. Mobile Direct Marketing
Direct Marketing berhubungan dengan komunikasi langsung dengan segmentasi
konsumen tertentu untuk mendapatkan reaksi langsung dari konsumen dan untuk
mendapatkan loyalitas pelanggan. Dengan munculnya komunikasi one to one dalam
dunia marketing, perusahaan-perusahaan meningkatkan direct marketingnya untuk
mendapatkan loyalitas customer dengan melakukan komunikasi yang lebih personal.
Selain internet dan email, mobile media telah terbukti menjadi media yang efektif untuk
melakukan komunikasi langsung dengan konsumen.
4. Mobile CRM (Customer Relation Management)
Meskipun tidak ada ketentuan mengenai jenis CRM yang seharusnya dilaksanakan oleh
perusahaan, me-manage customer relationship menjadi salah satu aktifitas yang penting
bagi mereka. Dan karena alasan inilah, komunikasi one to one dilakukan dan komunikasi
melalui media masa secara bertahap digantikan dengan komunikasi yang lebih personal
dan lebih fokus melalui media mobile.
(http://www.docstoc.com/docs/3592911/Mobile-marketing-Mobee-Indonesia-Mobile-marketingMobile-Marketing-dalam-Dunia)
Beberapa keuntungan dari mobile marketing :
1. Immediacy
Dengan mobile marketing, pengiriman informasi sebagai komunikasi pemasaran dapat
dilakukan saat itu juga, bahkan dalam hitungan detik.
2. Reabilitas tinggi
Tingkat kegagalan dalam proses penyampaian informasi ke ponsel sangat kecil.
3. Mobility
Pelanggan dapat menerima informasi dimana saja, kapan saja tanpa batasan waktu dan
tempat.
4. Effectiveness
Informasi disampaikan secara efektif, karena dikirimkan dan diterima langsung oleh
target pelanggan yang ingin dituju.
5. Personalization
Perusahaan dapat memilih jenis target yang ingin dituju berdasarkan klasifikasi yang
diinginkan misalnya secara demografis, usia, jenis kelamin, dll.
6. Cross-medium form of marketing
Mobile marketing merupakan alat pelengkap media pemasaran dari yang telah ada saat
ini, seperti radio, televisi, ataupun media cetak.
7. Revenue Generation
Mobile marketing tidak hanya membantu perusahaan dalam melakukan efisiensi biaya
promosi, tapi dapat juga dijadikan sebagai sumber penghasilan baru, misalnya bekerja
sama dengan klien komersil untuk melakukan promosi brand-nya didalam portal
perusahaan.
8. Measurable
Dengan mobile marketing, perusahaan dapat mengetahui jumlah pelanggan yang
mendapatkan informasi pemasaran secara akurat dan data tersebut dapat diperoleh kapan
saja ketika dibutuhkan.
(http://www.docstoc.com/docs/3592911/Mobile-marketing-Mobee-Indonesia-Mobilemarketing-Mobile-Marketing-dalam-Dunia)
Metoda yang digunakan dalam mobile marketing bisa bermacam-macam, seperti melalui :
Direct mail
Catalogs
Telemarketing
Direct response ads
Direct selling
Internet
Kelebihan dari Mobile Marketing ini adalah :
Perubahan dalam masyarakat yang pada kondisi saat ini lebih menerima metoda mobilemarketing dibandingkan sebelumnya. Sehingga metoda ini dapat mengakibatkan respons
yang positif dari calon pembeli atau mendorong pembelian.
Metoda ini memungkinkan pemasar untuk menseleksi siapa yang ditarget, sehingga
segmen yang dituju lebih efektif.
Melalui metoda ini pesan yang disampaikan dapat di customized sehingga lebih familiar
bagi target customer. Hal ini berbeda dengan penggunaan media lain seperti beriklan di
TV, yang pesannya bersifat masal.
Berkaitan dengan hal diatas, sehingga lebih mudah untuk mengukur efektifitas dari pesan
yang disampaikan melalui mobile marketing tesebut.
Sementara kekurangan dari Mobile Marketing ini :
Banyaknya pesan yang diterima oleh target market menyebabkan mobile marketing
menjadi clutter, dan dapat menyebabkan rendahnya respon dari target market.
Pada metoda tertentu seperti metoda telemarketing, dapat menyebabkan image
perusahaan menjadi bermasalah. Seringkali target market merasa terganggu dengan
adanya metoda telemarketing tersebut.
Penggunaan internet bagi konsumen salah satunya adalah sebagai media berkomunikasi
dengan perusahaan. Hadirnya website pada perusahaan dapat membantu konsumen untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan. Informasi ini dapat mengenai produk, atau tentang
perusahaan itu sendiri. Perusahaan dapat menggunakan media internet ini untuk membangun
brand dimata konsumennya. Melalui internet, hal seperti membangun awareness juga dapat
dibangun oleh perusahaan. Hadirnya website atau informasi yang diperoleh melalui internet,
konsumen dapat mengerti tentang perusahaan dan akan membentuk image perusahaan di mata
calon pelanggan. Melalui media intenet juga dapat digunakan untuk mengetahui minat dari calon
pelanggan. Melalui jejak-jejak seperti cookies dapat dilihat minat dari pengguna internet
tersebut.
2.4 Perilaku Pembelian
2.4.1 Keputusan Pembelian Konsumen
Tujuan utama dari pemasar adalah untuk melayani serta memuaskan keinginan dan
kebutuhan konsumen. Oleh karena itu pemasar perlu memahami bagaimana konsumen
berprilaku dalam usahanya memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Terdapat berbagai definisi mengenai perilaku konsumen antara lain seperti yang
dikemukakan oleh Solomon (2004;7) yaitu:
It is the study of the processes involved when individuals or groups select, purchase,
use, or dispose of products, services, ideas, or experiences to satisfy needs and desires.
Dari definisi di atas dapat diterjemahkan sebagai berikut:
Perilaku konsumen adalah penyelidikan proses keterlibatan dimana setiap individu atau
kelompok memilih, pembelian, pemakaian, atau menentukan produk-produk, jasa-jasa,
ide-ide, atau pengalaman-pengalaman untuk memuaskan keinginan dan hasrat.
Menurut The American Marketing Association yang dikutip oleh Nugroho J.Setiadi
(2003;3) pengertian perilaku konsumen yaitu:
Perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi,
perilaku dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran
dalam hidup mereka
.(American Marketing Association).
Dari definisi tersebut terdapat 3 (tiga) ide penting yaitu :
1. Perilaku konsumen adalah dinamis. Itu berarti bahwa perilaku konsumen, grup,
konsumen, ataupun masyarakat luas serlalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.
2. Hal tersebut melibatkan interaksi antara afeksi dan kognisi, perilaku dan kejadian di
sekitar,serta
3. Hal tersebut melibatkan pertukaran. Hal ini membuat definisi perilaku konsumen tetap
konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini juga menekankan pertukaran.
Kenyatannya, peran pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran dengan konsumen
melalui formulasi dan penerapan strategi pemasaran.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan, perilaku konsumen itu merupakan
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan
dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau
jasa yang dipengaruhi oleh rangsangan atau stimulus dari lingkungannya dan merupakan aktifitas
manusia yang meliputi kegiatan mencari, kegiatan membeli, kegiatan menggunakan, kegiatan
mengevaluasi, dan menilai tingkat kepuasan sehingga akhirnya menjurus pada citra
Setiap saat kita dihadapkan pada pengambilan keputusan seperti membeli barang merek A
atau merek B. Menurut Alma (2004:105), keputusan pembelian adalah:
Keputusan membeli adalah tahap yang harus diambil setelah melalui tahapan
pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, dan pengevaluasian alternatif .
2.4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Amstrong (2004;179) menyebutkan empat faktor yang
mempengaruhi konsumen dalam perilaku pengambilan keputusan pembelian. Berikut ini
ditampilkan gambar 2.1 yang memperlihatkan factor-faktor yang mempengaruhi pengambilan
keputusan pembelian oleh konsumen.
Gambar 2.1
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Pembelian oleh Konsumen
Cultural
Social
Cultur
Reverences
Groups
Personal
Age and life
cycles stage
Occupation
Economic
Situation
Subculture
Family
Roles and
Status
Psycological
Motivation
Life Style
Personality and
Self -concept
Perception
Buyer
Learning
Beliefs and
Attitudes
Sumber : Kotler and Amstrong
(2004:179)
Social Class
Faktor-faktor kebudayaan (cultural factor)
Faktor-faktor kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen,
berikut ini adalah beberapa peranan dari kebudayaan (culture), subkebudayaan (subculture),
dan kelas sosial (social class).
1. Kebudayaan (culture) adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang
paling mendasar.
2. Subkebudayaan (subculture) adalah setiap budaya mempunyai kelompok-kelompok sub
budaya yang lebih kecil, yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk
perilaku anggotanya.
3. Kelas sosial (social class) adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan
lama dalam sebuah masyarakat yang tersusun dalam urutan yang panjang.
Faktor-faktor sosial (social factor)
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti keluarga (family),
kelompok referensi (references group), status dan peranan sosial (roles and status).
1. Keluarga (family), para anggota keluarga dapat memberikan pengaruh kuat terhadap
perilaku pembeli.
2. Kelompok referensi (references group), kelompok yang dapat memberikan pengaruh
langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.
3. Peranan dan status (roles and status), kedudukan seseorang dalam memperkenankan
memperlihatkan kekayaan.
Faktor-faktor pribadi (personal factor)
Kepuasan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia
dan daur hidupnya (age and life cycle stage), pekerjaannya (occupation), kondisi ekonomi
(economic situation), gaya hidup (lifestyle), kepribadian dan konsep diri (personality and
self-concept).
1. Usia dan daur hidupnya (age and life cycle stage), orang membeli suatu barang dan jasa
yang berubah selama hidupnya.
2. Pekerjaannya (occupation), pola konsumsi seseorang juga di pengaruhi oleh
pekerjaannya.
3. Kondisi ekonomi (economic situation), keadaan ekonomi seseorang akan besar
pengaruhnya terhadap pilihan produk.
4. Gaya hidup (lifestyle), pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang
dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat (opini) yang bersangkutan.
5. Kepribadian dan konsep diri (personality and self-concept), kepribadian adalah ciri-ciri
psikologis yang membedakan seseorang yang menyebabkan terjadinya jawaban yang
secara relatif tetap dan bertahan lama terhadap lingkungan.
Faktor-faktor psikologis (psychological factor)
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi lagi oleh empat faktor psikologis utama seperti
motivasi (motivation), persepsi (perception), pengetahuan (learning), serta kepercayaan dan
pendirian (beliefs and attitudes).
1. Motivasi (motivation), seseorang mempunyai banyak kebutuhan pada setiap waktu
tertentu. Sebagian kebutuhan bersifat biogenic, kebutuhan yang demikian berasal dari
keadaan psikologis mengenai ketegangan seperti rasa lapar, haus, tidak enak. Kebutuhan
yang lain bersifat psikogenik, kebutuhan demikian berasal dari keadaan psikologis
mengenai ketegangan seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan atau rasa
kepemilikan.
2. Persepsi
(perception),
mengintepretasikan
proses
dimana
masukan-masukan
seseorang
informasi
menyeleksi,
untuk
mengatur,
menciptakan
dan
gambaran
keseluruhan yang berarti.
3. Pengetahuan (learning), ketika orang-orang bertindak, mereka belajar. Pengetahuan
menjelaskan perubahan dalam perilaku suatu individu yang berasal dari pengalaman.
Ahli teori pengetahuan mengatakan bahwa pengetahuan seseorang dihasilkan melalui
suatu proses yang saling mempengaruhi dari dorongan stimuli, petunjuk, tanggapan dan
penguatan.
4. Kepercayaan dan pendirian (beliefs and attitudes), suatu kepercayaan adalah pikiran
deskriptif yang dianut seseorang mengenai suatu hal. Kepercayaan ini mungkin ada atau
mungkin tidak mengandung unsur emosional. Suatu pendirian menjelaskan evaluasi
kognitif yang menguntungkan atau tidak menguntungkan, perasaan emosional, dan
kecenderungan tindakan yang mapan dari seseorang terhadap suatu objek atau ide.
2.4.3 Peran pembelian
Menurut Bilson Simamora (2004:15), peran pembelian merupakan suatu proses keputusan
membeli bukan sekedar mengetahui berbagai faktor yang akan mempengaruhi pembeli, tetapi
berdasarkan peranan dalam pembelian dan keputusan untuk membeli.
Terdapat lima peran yang terjadi dalam keputusan membeli :
1. Pemrakarsa (initiator)
Seseorang yang pertama kali mengusulkan ide untuk membeli suatu produk atau jasa.
2. Pemberi pengaruh (influencer)
Seseorang yang pandangan atau nasihatnya memberi bobot dalam pengambilan
keputusan akhir.
3. Pengambil keputusan (decider)
Orang yang sangat menentukan sebagian atau keseluruhan keputusan pembelian, apakah
membeli, apa yang dibeli, kapan hendak membeli, dengan bagaimana cara membeli, dan
dimana akan membeli.
4. Pembeli (buyer)
Orang yang melakukan pembeliaan nyata.
5. Pemakai (user)
Orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa.
Dalam melakukan proses pembelian konsumen dipengaruhi oleh bermacam-macam
pengaruh seperti di atas, sehingga pemasar harus mengembangkan pemahaman mengenai
bagaimana konsumen melakukan keputusan pembelian, secara khusus, pemasar harus
mengidentifikasi siapa yang membuat keputusan pembelian, jenis-jenis keputusan pembelian,
dan langkah-langkah dalam proses pembelian.
2.4.4 Jenis-jenis perilaku pembelian
Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda, tergantung pada keputusan pembelian.
Pembelian yang rumit dan mahal mungkin melibatkan lebih banyak pertimbangan pembeli dan
lebih banyak peserta. Seperti dikutip oleh Kotler yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan
(2005:221), membedakan 4 (empat) jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat
keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan antar merek, yaitu :
1. Perilaku pembelian yang rumit (complex buying behavior)
Perilaku membeli yang rumit membutuhkan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian
dengan berusaha menyadari perbedaan-perbedaan yang jelas di antara merek-merek yang
ada. Perilaku membeli ini terjadi pada waktu membeli produk-produk yang mahal, tidak
sering dibeli, beresiko dan dapat mencerminkan diri pembelinya, seperti mobil, jam
tangan, pakaian dan lain-lain. Biasanya konsumen tidak tahu terlalu banyak tentang
kategori produk dan harus berusaha untuk mengetahuinya sehingga pemasar harus
menyusun strategi untuk memberikan informasi kepada konsumen tentang atribut produk,
kepentingannya, tentang merek perusahaan, dan atribut penting lainnya.
2. Perilaku pembelian pengurang ketidaknyamanan (dissonance redusing buying behavior)
Perilaku membeli semacam ini mempunyai keterlibatan yang tinggi dan konsumen
menyadari hanya terdapat sedikit perbedaan di antara berbagai merek. Perilaku membeli
ini terjadi untuk pembelian produk yang harganya mahal, tidak sering dibeli, beresiko,
dan membeli secara relatif cepat karena perbedaan merek tidak terlihat, seperti karpet,
keramik, dan lain-lain.
3. Perilaku pembelian karena kebiasaan ( habitual buying behavior)
Konsumen membeli suatu produk berdasarkan kebiasaan, bukan berdasarkan kesetiaan
terhadap merek. Konsumen memilih produk secara berulang bukan karena merek produk,
tetapi karena mereka sudah mengenal produk tersebut. Setelah membeli, mereka tidak
mengevaluasi kembali mengapa mereka membeli produk tersebut karena mereka tidak
terlibat dengan produk. Perilaku ini biasanya terjadi pada produk-produk seperti gula,
garam, detergent, dan lain-lain.
4. Perilaku pembelian yang mencari variasi ( variety seeking buying behavior)
Perilaku ini memiliki keterlibatan yang rendah, namun masih terdapat perbedaan merek
yang jelas. Konsumen berperilaku dengan tujuan mencari keragaman dan bukan
kepuasan. Jadi merek dalam perilaku ini bukan merupakan sesuatu yang mutlak. Perilaku
seperti ini biasanya terjadi pada produk-produk yang sering dibeli, harga murah dan
konsumen sering mencoba merek-merek baru.
2.4.5 Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Ada lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pembelian, yaitu pengenalan
masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pembelian.
Model ini menekankan bahwa proses pembelian bermula sebelum pembelian dan berakibat jauh
setelah pembelian. Setiap konsumen tertentu melewati lima tahap ini untuk setiap pembelian
yang mereka buat. Dalam pembelian yang lebih rutin, mereka mebalik tahap-tahap tersebut.
Gambar berikut menggambarkan proses tersebut:
Gambar 2.2
Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Problem
Recognition
Information
Search
Evaluation
of
alternatives
Purchase
decision
Post
purchase
behavior
Sumber: Kotler (2005:224)
Proses pembelian konsumen menurut Kotler yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan
(2005;224) adalah sebagai berikut:
1. Pengenalan masalah
Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli
merasakan adanya perbedaan antara keadaan aktual dan sejumlah keadaan yang
diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya rangsangan internal maupun
eksternal.
Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu.
Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, para pemasar dapat
mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan kategori
produk tertentu. Para pemasar kemudian dapat menyusun strategi pemasaran yang
mampu memicu minat konsumen.
2. Pencarian Informasi
Konsumen yang tergerak mungkin mencari dan mungkin pula tidak mencari
informasi ambahan. Jika dorongan konsumen kuat dan produk yang memenuhi
kebutuhan berada dalm jangkauan, mungkin konsumen akan langsung membelinya. Jika
tidak, konsumen akan menyimpan kebutuhan itu ke dalam ingatan atau mengerjakan
pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan itu.
Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok:
Sumber pribadi
: Keluarga, teman, tetangga, kenalan.
Sumber komersial
: Iklan, penjual, pengecer, kemasan, pajangan di toko.
Sumber publik
: Media massa, organisasi penentu pemberi peringkat.
Sumber pengalaman
: Penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk.
Pencarian informasi terdiri dari dua jenis menurut tingkatannya. Yang pertama adalah
perhatian yang meningkat, yang ditandai dengan pencarian informasi yang sedang-sedang
saja. Kedua, pencarian informasi secara aktif yang dilakukan dengan mencari informasi
dari segala sumber.
3. Evaluasi Alternatif
Konsumen akan memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat
keputusan terakhir. Pertama, kita melihat bahwa konsumen mempunyai kebutuhan.
Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya melihat kepada atribut produk.
Konsumen akan memberikan bobot yang berbeda untuk setiap produk sesuai dengan
kepentingannya. Kemudian konsumen mungkin akan mengembangkan himbauan
kepercayaan merek. Konsumen juga dianggap memiliki fungsi utilitas, yaitu bagaimana
konsumen mengaharapkan kepuasan produk bervariasi menurut tingkat alternatif tiap ciri.
Dan akhirnya konsumen akan tiba pada sikap ke arah alternatif merek melalui prosedur
evaluasi atribut.
4. Keputusan pembelian
Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di
dalam kumpulan pilihan. Konsumen tersebut juga dapat membentuk niat untuk membeli
merek yang paling disukai. Namun, ada dua faktor yang berada di antara niat pembelian
dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain dan faktor kedua
adalah faktor situasi yang tidak terduga.
5. Perilaku Pasca pembelian
Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau
ketidakpuasan. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para
pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan
pemakaian produk pasca pembelian.
6. Kepuasan pasca pembelian
Konsumen mendasarkan harapannya kepada informasi yang mereka terima tentang
produk. Jika kenyataan yang mereka dapat ternyata berbeda dengan yang diharapkan
maka mereka merasa tidak puas. Bila produk tersebut memenuhi harapan, mereka akan
merasa puas.
7. Tindakan pasca pembelian
Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi perilaku
konsumen selanjutnya jika konsumen tersebut puas, ia akan menunjukkan kemungkinan
yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut. Para pelanggan yang tidak
puas mungkin membuang atau mengembalikan produk tersebut. Pemasar dapat
menggunakan berbagai cara untuk mengurangi ketidakpuasan ini. Komunikasi pasca
pembelian dengan pembeli telah terbukti menghasilkan penurunan pengembalian produk
dan pembatalan pesanan. Selain itu juga merupakan cara yang sangat tepat untuk
mempertahankan pelanggan. Misalnya dengan sistem saran, mengirim sepucuk surat atau
menelepon orang yang telah membeli produknya.
Pemakaian dan pembuangan pasca pembelian
Para pemasar juga harus memantau cara pembeli memakai dan membuang
produk. .Jika para konsumen menyimpan produk itu ke dalam lemari untuk
selamanya, produk tersebut mungkin tidak begitu memuaskan. Jika para konsumen
tersebut menjual atau mempertukarkan produk tersebut, penjualan produk baru akan
menurun. Jika para konsumen membuang produk tertentu, pemasar harus mengetahui
cara mereka membuangnya, terutama jika produk tersebut dapat merusak lingkungan.
2.5 Hubungan mobile marketing terhadap keputusan pembelian konsumen
Banyak strategi yang dapat dilakukan perusahaan untuk memasarkan produk ataupun
jasanya. Strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan haruslah dapat menarik perhatian
konsumen, karena pada dasarnya manusia terbuka terhadap banyak stimuli atau rangsangan
seperti sentuhan, suasana, warna, aroma, rasa, dan lain-lain. Stimuli tersebut dapat kita terima
melalui indra kita. Rangsangan atau stimuli ini akan menarik perhatian konsumen terhadap
keberadaan suatu produk. Dengan stimuli tersebut, selanjutnya konsumen akan menentukan
apakah ia akan melakukan keputusan pembelian atau tidak. Karena itu pemasar harus
mengadakan sesuatu yang khusus sebagai stimuli untuk menarik perhatian konsumen, salah
satunya adalah dengan melaksanakan strategi mobile marketing. Penerapan strategi mobile
marketing dapat memicu terjadinya keputusan pembelian konsumen.
Download