Perda No. 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pembentukan dan

advertisement
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA
NOMOR 19
TAHUN 2010
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA
NOMOR 19 TAHUN 2010
TENTANG
TATA CARA PEMBENTUKAN DAN
PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI PURBLINGGA,
Menimbang
:
a.
bahwa berdasarkan Pasal 213 Ayat (1) UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah dan dalam rangka meningkatkan pendapatan
desa guna mendukung terwujudnya kesejahteraan
masyarakat
desa,
serta
untuk
menumbuhkembangkan
ekonomi
masyarakat
melalui
kesempatan berusaha, pemberdayaan masyarakat,
dan pengelolaan aset milik desa sesuai kebutuhan
dan potensi desa, maka Pemerintah Desa diberi
kewenangan untuk membentuk dan mengelola Badan
Usaha Milik Desa;
b.
bahwa untuk menindaklanjuti Pasal 81 Peraturan
Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa,
maka dalam rangka memberikan pedoman bagi
Pemerintah Desa dalam membentuk dan mengelola
Badan Usaha Milik Desa serta dengan mengacu pada
surat Menteri Dalam Negeri tanggal 17 Februari 2006
Nomor 412.6/287/SJ perihal Pemberdayaan Lembaga
Keuangan Mikro/Usaha Ekonomi Masyarakat, perlu
mengatur mengenai tata cara pembentukan dan
pengelolaan Badan Usaha Milik Desa;
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, maka perlu
membentuk Peraturan Daerah tentang Tata Cara
Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik
Desa;
Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2010
379
Mengingat
:
1.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Propins Djawa Tengah ;
2.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan
Peraturan
Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4389);
3.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844) ;
4.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4438) ;
5.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4868) ;
6.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang
Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang 1950
Nomor 13 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Kabupaten dalami Lingkungan Propinsi Djawa
Tengah;
7.
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4587) ;
8.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2010
380
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
9.
Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang
Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan
Peraturan Perundang-undangan ;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 07
Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Mekanisme
Penyusunan Peraturan Desa (Lembaran Daerah
Kabupaten Purbalingga Tahun 2008 Nomor 07);
11. Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan
Kabupaten Purbalingga (Lembaran Daerah Nomor 18
Tahun 2008);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN PURBALINGGA
dan
BUPATI PURBALINGGA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
:
PERATURAN DAERAH TENTANG TATA CARA
PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA
MILIK DESA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Purbalingga.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat
Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Daerah.
3. Bupati adalah Bupati Purbalingga.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Purbalingga.
5. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai
Perangkat Daerah Kabupaten Purbalingga.
6. Camat adalah pimpinan perangkat daerah kecamatan
yang wilayah kerjanya meliputi desa-desa yang
bersangkutan.
Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2010
381
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan
adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan desa.
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah
Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Purbalingga.
Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah
lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Desa.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disingkat APB
Desa adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas
dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD yang ditetapkan
dengan Peraturan Desa.
Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh
BPD bersama Kepala Desa.
Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disingkat BUMDes, adalah
usaha desa yang dibentuk/didirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan
modal dan pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat.
Manajer adalah unsur pelaksana operasional BUMDes.
Anggaran Dasar yang selanjutnya disingkat AD adalah peraturan tertulis
yang memuat dan terdiri dari aturan-aturan pokok organisasi yang berfungsi
sebagai pedoman dan kebijakan untuk mencapai tujuan organisasi serta
menyusun aturan-aturan lain.
Anggaran Rumah Tangga yang selanjutnya disingkat ART adalah aturan
tertulis sebagai bentuk operasional yang lebih terinci dari aturan-aturan
pokok dalam Anggaran Dasar (AD) dalam melaksanakan tata kegiatan
organisasi.
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga yang selanjutnya disingkat
AD/ART adalah aturan tertulis organisasi yang dibuat dan disepakati
bersama oleh seluruh anggota yang berfungsi sebagai pedoman organisasi
dalam mengambil kebijakan serta menjalankan aktivitas dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Usaha Desa adalah jenis usaha yang berupa pelayanan ekonomi desa
seperti usaha jasa, penyaluran sembilan bahan pokok, perdagangan hasil
pertanian, serta industri dan kerajinan rakyat.
Badan Pengawas adalah badan pengawas internal yang dibentuk melalui
musyawarah desa untuk melakukan pengawasan atas pengelolaan BUMDes.
Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2010
382
BAB II
MAKSUD, TUJUAN, DAN
SASARAN PEMBENTUKAN BUMDes
Pasal 2
Pembentukan BUMDes dimaksudkan untuk mendorong/menampung seluruh
kegiatan peningkatan pendapatan masyarakat, baik yang berkembang menurut
adat istiadat /budaya setempat, maupun kegiatan perekonomian yang diserahkan
untuk dikelola oleh masyarakat melalui program/proyek pemerintah dan
pemerintah daerah.
Pasal 3
Pembentukan BUMDes bertujuan untuk :
a. mendorong berkembangnya kegiatan perekonomian masyarakat desa;
b. meningkatkan kreativitas dan peluang usaha ekonomi produktif
(berwirausaha) anggota masyarakat desa yang berpenghasilan rendah;
dan
c. mendorong berkembangnya usaha mikro sektor informal untuk penyerapan
tenaga kerja bagi masyarakat di desa yang terbebas dari pengaruh pelepas
uang/rentenir.
Pasal 4
Sasaran pembentukan BUMDes adalah :
a. terlayaninya masyarakat di desa dalam mengembangkan usaha produktif; dan
b. tersedianya media beragam usaha dalam menunjang perekonomian
masyarakat desa sesuai dengan potensi desa dan kebutuhan masyarakatnya.
BAB III
PERAN DAN STRATEGI BUMDes
Pasal 5
Peran BUMDes dalam pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat adalah :
a. sebagai sarana peningkatan pendapatan dan perluasan kesempatan kerja;
dan
b. sebagai media pengembangan jiwa kewirausahaan dan potensi usaha mikro
milik masyarakat desa yang produktif.
Pasal 6
Strategi pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat melalui BUMDes dilakukan
dengan :
a.
menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi pengembangan usaha mikro
di desa, yang mencakup aspek regulasi dan perlindungan usaha;
b. menciptakan sistem penjaminan (guarantee financial system) untuk
mendukung kegiatan ekonomi produktif usaha mikro;
Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2010
383
c.
d.
menyediakan bantuan teknis dan pendampingan (technical assistance and
facilitation) secara manajerial guna meningkatkan status dan kapasitas usaha;
dan
menata dan memperkuat lembaga keuangan mikro untuk memperluas
jangkauan layanan keuangan bagi usaha mikro dan kecil secara cepat, tepat,
mudah, dan sistematis.
BAB IV
PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, DAN JENIS USAHA BUMDes
Bagian Kesatu
Pembentukan
Pasal 7
(1) Dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan asli
desa, Pemerintah Desa dapat membentuk dan mendirikan BUMDes sesuai
dengan kebutuhan dan potensi desa.
(2) Kebutuhan dan potensi desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
a. kebutuhan masyarakat terutama dalam pemenuhan kebutuhan pokok;
b. tersedia sumber daya desa yang belum dimanfaatkan secara optimal
terutama kekayaan desa;
c. tersedia sumber daya manusia yang mampu mengelola badan usaha
sebagai aset penggerak perekonomian masyarakat; dan
d. adanya unit-unit usaha masyarakat yang merupakan kegiatan
ekonomi warga masyarakat yang dikelola secara parsial dan kurang
terakomodasi.
Pasal 8
(1) BUMDes didirikan dengan Peraturan Desa atas kuasa Peraturan Daerah ini.
(2) BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah badan hukum yang
diperoleh dengan berlakunya Peraturan Desa tersebut.
Pasal 9
Peraturan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 paling sedikit memuat :
a. maksud dan tujuan pendirian BUMDes;
b. pendirian, nama, tempat kedudukan, dan wilayah usaha;
c. asas, fungsi, dan usaha;
d. modal;
e. kepemilikan;
f. organisasi;
g. kewajiban dan hak; dan
h. penetapan dan penggunaan laba.
Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2010
384
Pasal 10
(1) BUMDes dibentuk/didirikan berdasarkan inisiatif Pemerintah Desa dan/atau
masyarakat berdasarkan musyawarah desa dengan mempertimbangkan :
a. potensi usaha ekonomi masyarakat ;
b. terdapat unit kegiatan usaha ekonomi masyarakat yang dikelola secara
kooperatif; dan
c. terdapat kekayaan Desa yang diserahkan sebagai penyertaan modal
untuk dikelola sebagai bagian dari usaha desa.
(2) BUMDes dapat didirikan dalam hal pemerintah desa dan/atau masyarakat desa
mempunyai kemampuan dalam melakukan :
a. penyertaan modal kekayaan desa yang dipisahkan dari kekayaan Desa ;
dan
b. pengelolaan unit usaha lembaga keuangan mikro yang menjadi bagian
unit usaha BUMDes.
Bagian Kedua
Kedudukan
Pasal 11
(1) BUMDes merupakan lembaga ekonomi masyarakat desa yang berkedudukan
di luar struktur organisasi pemerintahan desa.
(2) Kebijakan umum pengembangan
melalui Rapat Umum.
kegiatan
(3) Rapat Umum sebagaimana dimaksud
pengelola BUMDes.
usaha
BUMDes ditetapkan
pada ayat (2), dilaksanakan oleh
Bagian Ketiga
Jenis Usaha
Pasal 12
(1) Jenis kegiatan usaha BUMDes digolongkan, meliputi :
a. jasa;
b. penyaluran sembilan bahan pokok;
c. perdagangan hasil pertanian; dan/atau
d. industri kecil dan rumah tangga.
(2) Usaha jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, antara lain :
a. jasa keuangan mikro;
b. jasa transportasi;
c. jasa komunikasi;
d. jasa konstruksi; dan
e. jasa energi.
Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2010
385
(3) Usaha penyaluran sembilan bahan pokok sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b, antara lain :
a. Beras;
b. Gula;
c. Garam;
d. Minyak goreng;
e. Kacang kedelai; dan
f. Bahan pangan lainnya yang dikelola melalui warung desa atau lumbung
desa.
(4) Usaha perdagangan hasil pertanian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c, antara lain :
a. Jagung;
b. Buah-buahan; dan
c. Sayuran.
(5) Industri kecil dan rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,
antara lain :
a. makanan;
b. minuman, kerajinan rakyat;
c. bahan baker alternatif; dan
d. bahan bangunan.
(6) Jenis-jenis usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa.
Pasal 13
Kegiatan BUMDes harus sesuai dengan maksud dan tujuan pendirian serta tidak
boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, AD/ART, ketertiban
umum, dan/atau kesusilaan.
BAB V
SUSUNAN ORGANISASI PENGELOLA BUMDes
Bagian Kesatu
Organisasi Pengelola
Pasal 14
(1) Organisasi pengelola BUMDes terpisah dari organisasi pemerintahan desa.
(2) Pengelola BUMDes terdiri atas unsur Pemerintah Desa dan masyarakat.
(3) Organisasi pengelola BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas:
a. Penasehat;
b. Badan Pengawas; dan
c. Pelaksana operasional.
Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2010
386
(4) Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c, terdiri
atas :
a. manajer; dan
b. kepala unit usaha.
(5) Pengelola BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Desa dan dilaporkan kepada Bupati melalui Camat.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pengangkatan
dan pemberhentian pengelola BUMDes diatur dengan Peraturan Bupati.
(7) Bagan susunan organisasi pengelola BUMDes, sebagaimana tercantum
dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.
Pasal 15
Jumlah Unit Usaha disesuaikan dengan kapasitas bidang usaha.
Pasal 16
(1) Penasehat, Badan Pengawas, Manajer, dan Kepala Unit Usaha berhak atas
penghasilan yang sah sebagai penghargaan dari pelaksanaan tugastugasnya.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penghasilan Penasehat, Badan
Pengawas, Manajer, dan Kepala Unit Usaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), diatur dengan Peraturan Desa.
Bagian Kedua
Penasehat
Pasal 17
Penasehat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (3) huruf a secara ex
officio dijabat oleh kepala desa.
Bagian Ketiga
Badan Pengawas
Pasal 18
(1) Dalam rangka melaksanakan pengawasan, dibentuk Badan Pengawas yang
terdiri atas unsur Pemerintahan Desa dan unsur masyarakat desa.
(2) Badan Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (3) huruf b
merupakan organ yang mewakili kepentingan masyarakat.
(3) Badan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipilih oleh
masyarakat desa berdasarkan musyawarah desa yang dituangkan dalam
Berita Acara.
Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2010
387
(4) Pembentukan Badan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. dalam hal BUMDes dimiliki hanya satu desa sendiri atau satu desa
bersama dengan masyarakat, maka pembentukan Badan Pengawas
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa yang bersangkutan; dan
b. dalam hal BUMDes dimiliki lebih dari satu desa atau oleh beberapa desa
bersama dengan masyarakat, maka pembentukan Badan Pengawas
ditetapkan dengan Keputusan Bersama Kepala Desa.
Pasal 19
(1) Susunan Badan Pengawas berjumlah ganjil dengan jumlah paling banyak 3
(tiga) orang, yang terdiri atas :
a. seorang Ketua yaitu orang yang mempunyai kemampuan dan cakap
dalam melaksanakan pengawasan sekaligus merangkap anggota;
b. seorang Sekretaris merangkap anggota; dan
d. anggota.
(2) Badan Pengawas mengadakan Rapat Umum paling sedikit 1 (satu) tahun
sekali untuk membahas segala hal ikhwal yang terkait dengan kinerja
BUMDes.
(3) Rapat Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan untuk :
a. pemilihan dan pengangkatan pengelola; dan
b. pelaksanaan pengawasan, penetapan kebijaksanaan pengembangan
usaha dan pelaksanaan pemeriksaan.
(4) Masa bakti Badan Pengawas selama 4 (empat) tahun, dan sesudahnya dapat
diangkat kembali.
(5) Badan Pengawas dapat diberhentikan, karena :
a. telah selesai masa baktinya;
b. meninggal dunia;
c. mengundurkan diri;
d. tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik sehingga menghambat
pertumbuhan dan perkembangan usaha; dan/atau
e. dinyatakan melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara paling singkat 5 (lima) tahun berdasarkan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
(6) Tata cara pengangkatan dan pemberhentian Badan Pengawas diatur oleh
Bupati.
Pasal 20
Ketentuan lebih lanjut mengenai musyawarah desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 ayat (3) dan Rapat Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat
(2) dan ayat (3), diatur/ditetapkan oleh Kepala Desa.
Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2010
388
Bagian Keempat
Manajer
Pasal 21
(1) Manajer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (4) huruf a, dijabat
dari unsur masyarakat desa setempat.
(2) Manajer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipilih dari dan oleh
masyarakat desa berdasarkan musyawarah desa yang dituangkan dalam
Berita Acara.
(3) Untuk dapat menjadi Manajer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. warga desa yang mempunyai jiwa wirausaha;
b. bertempat tinggal dan menetap di desa yang bersangkutan paling
sedikit 2 (dua) tahun;
c. berkepribadian baik, jujur, adil, cakap, berwibawa, dan penuh perhatian
terhadap perekonomian desa;
d. pendidikan yang memadai serendah-rendahnya Pendidikan Menengah
atau yang sederajat.
(4) Masa bakti Manajer paling lama 4 (empat) tahun, dan sesudahnya dapat
diangkat kembali.
(5) Batas usia manajer palingg tinggi 60 (enam puluh) tahun.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai musyawarah desa
dimaksud pada ayat (2), diatur/ditetapkan oleh Kepala Desa.
sebagaimana
(7) Tata cara pengangkatan dan pemberhentian Manajer diatur oleh Bupati.
Pasal 22
Manajer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (4) dan Pasal 21 dapat
diberhentikan, karena :
a. telah selesai masa baktinya;
b. meninggal dunia;
c. mengundurkan diri;
d. tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik sehingga menghambat
pertumbuhan dan perkembangan usaha; dan/atau
e. dinyatakan melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara
paling singkat 5 (lima) tahun berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap.
Bagian Kelima
Kepala Unit Usaha
Pasal 23
Untuk menjalankan tugas dan kewajiban Manajer sesuai dengan bidang usaha,
ditunjuk Kepala Unit Usaha sesuai kebutuhan.
Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2010
389
BAB VI
KEWAJIBAN, TUGAS, DAN KEWENANGAN PENGELOLA BUMDes
Bagian Kesatu
Kewajiban dan Kewenangan Penasehat
Pasal 24
(1)
Penasehat berkewajiban :
a. memberi nasehat pada Manajer dan Kepala Unit Usaha dalam
melaksanakan pengelolaan BUMDes;
b. memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap
penting bagi pengelolaan BUMDes; dan
c. mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha apabila terjadi gejala
menurunnya kinerja pelaksana operasional.
(2)
Untuk melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Penasehat berwenang :
a. meminta penjelasan dari Manajer BUMDes mengenai segala
persoalan yang menyangkut pengelolaan BUMDes; dan
b. melindungi usaha desa terhadap hal-hal yang dapat merusak
kelangsungan dan citra BUMDes.
Bagian Kedua
Tugas dan Kewajiban Manajer
Pasal 25
(1)
Manajer bertugas :
a. mengembangkan dan membina BUMDes agar tumbuh
dan
berkembang menjadi lembaga yang dapat melayani kebutuhan
ekonomi warga masyarakat;
b. menyusun rencana kegiatan dan anggaran pembiayaan tahunan
BUMDes serta mengusahakan
agar
tetap
tercipta pelayanan
ekonomi desa yang adil, merata, transparan, dan akuntabel;
c. memupuk usaha kerja sama dengan lembaga-lembaga perekonomian
lainnya yang ada di desa ;
d. menggali dan memanfaatkan potensi ekonomi desa untuk
meningkatkan pendapatan asli desa ; dan
e. memberikan laporan perkembangan usaha kepada masyarakat desa
melalui forum musyawarah desa paling sedikit 1 (satu) kali dalam
setahun.
(2)
Manajer berkewajiban :
a. membuat laporan keuangan bulanan seluruh unit usaha BUMDes;
b. membuat progres kegiatan dalam bulan berjalan;
c. menyampaikan laporan dari seluruh kegiatan usaha BUMDes kepada
Penasehat setiap 3 (tiga) bulan sekali;dan
d. menyampaikan laporan perkembangan usaha BUMDes
kepada
masyarakat desa melalui forum musyawarah desa paling sedikit 1
(satu) kali dalam setiap tahun.
Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2010
390
Bagian Ketiga
Kepala Unit Usaha
Pasal 26
Kepala Unit Usaha bertugas :
a. melaksanakan pencatatan dan administrasi usaha BUMDes;dan
b. melaksanakan fungsi operasional bidang usaha BUMDes.
BAB VII
MANAJEMEN USAHA BUMDes
Pasal 27
(1)
Pengelolaan BUMDes paling sedikit harus memenuhi persyaratan :
a. sistem pengawasan yang mapan, dilakukan dengan standar keuangan;
b. sistem administrasi/pembukuan sederhana, tetapi memenuhi kebutuhan;
c. dikelola sebagai usaha milik desa yang mempunyai kekayaan terpisah
dari kekayaan desa lainnya, sehingga administrasinya harus dipisahkan
dengan administrasi desa; dan
d. struktur manajemen sederhana, tetapi secara fungsional lengkap.
(2)
Dalam melakukan kegiatan usaha, BUMDes harus
kewenangan-kewenangan, antara lain :
a. kewenangan memutus (yang memberi keputusan);
b. kewenangan mencatat (administrasi);
c. kewenangan menyimpan; dan
d. teknis operasional.
memisahkan
BAB VIII
PERMODALAN
Pasal 28
(1)
Modal BUMDes berasal dari :
a. Pemerintah Desa;
b. Tabungan masyarakat;
c. Bantuan
Pemerintah,
Pemerintah
Provinsi,
dan
Pemerintah
Kabupaten;
d. Pinjaman; dan/atau
e. Penyertaan modal pihak lain atau kerja sama bagi hasil atas dasar
saling menguntungkan.
(2)
Permodalan dari Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a adalah penyertaan modal pada BUMDes dari kekayaan desa yang
dipisahkan.
(3)
Ketentuan lebih lanjut mengenai pinjaman sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dalam Peraturan Desa.
Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2010
391
(4)
Modal BUMDes selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat berasal
dari dana bergulir program pemerintah dan pemerintah daerah yang
diserahkan kepada desa dan/atau masyarakat melalui pemerintah desa.
BAB IX
TAHUN BUKU DAN BAGI HASIL BUMDes
Pasal 29
Tahun buku dan tahun anggaran BUMDes adalah menggunakan sistem
kalender yaitu dimulai tanggal 1 Januari dan berakhir sampai dengan 31
Desember tahun berjalan.
Pasal 30
(1) Bagi hasil usaha BUMDes setiap tahun, dipergunakan untuk pemupukan
modal, kas desa sebagai pendapatan desa, jasa produksi, dana pendidikan
pengelola, tunjangan pengengelola, dan kegiatan lainnya sesuai dengan
ketentuan.
(2) Ketentuan mengenai besarnya bagi hasil usaha BUMDes sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), diatur dengan Peraturan Desa berpedoman pada
peraturan perundang-undangan.
BAB X
KERJA SAMA DENGAN PIHAK KETIGA
Pasal 31
BUMDes dapat membuat kerja sama dengan pihak ketiga dengan
ketentuan :
a. Dalam hal kerja sama dimaksud memerlukan jaminan aset/harta benda
yang dimiliki atau dikelola BUMDes, yang mengakibatkan beban hutang,
maka rencana kerja sama tersebut harus mendapat persetujuan Penasehat
dan disetujui oleh BPD serta kerja sama tersebut tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan; dan
b. Dalam
hal
kerja
sama
dimaksud
tidak
memerlukan
jaminan
aset/harta benda yang dimiliki atau dikelola BUMDes dan tidak
mengakibatkan beban hutang maka rencana kerja sama tersebut cukup
dilaporkan secara tertulis kepada Penasehat.
Pasal 32
Persyaratan kerja sama dengan pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam Pasal
31 harus diawali seleksi bidang usaha secara cermat yang dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. membuka kemungkinan terbentuknya komitmen;
b. melibatkan anggota kelompok untuk penyusunan tujuan dan standar;
c. mengajari teknik-teknik pemecahan masalah;
Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2010
392
d.
e.
f.
g.
mengembangkan suasana komunikasi yang terbuka agar terjadi komunikasi
antar anggota;
identifikasi bidang yang saling tergantung;
mengusahakan jalur komunikasi tetap terbuka dan tanggung jawab; dan
menjaga keterbukaan diantara anggota.
Pasal 33
(1) Kerja sama dengan pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31
dapat dilakukan bersama antar desa yang mengandung unsur timbal balik
saling menguntungkan dalam penyelenggaraan pengembangan usaha
BUMDes.
(2) Kerja sama antar desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
dilakukan dengan bentuk sebagai berikut :
a. kerja sama antardesa dalam 1 (satu) kecamatan;
b. kerja sama antardesa lintas kecamatan dalam 1 (satu) kabupaten;dan
c. kerja sama antardesa lintas kabupaten dalam 1 (satu) provinsi.
Pasal 34
(1) Kerja sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (2) ditetapkan
dengan Keputusan Bersama dengan berpedoman pada peraturan perundangundangan yang berlaku.
(2) Keputusan Bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling sedikit
memuat :
a. subjek kerjasama;
b. objek kerjasama;
c. jangka waktu;
d. hak dan kewajiban;
e. pendanaan;
f. keadaan memaksa;
g. penyelesaian permasalahan; dan
h. pengalihan
BAB XI
ASAS PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BUMDes
Pasal 35
Dalam pengelolaan BUMDes, harus didasarkan pada asas :
a. Pengelolaan kegiatan BUMDes dilakukan secara transparan;
b. Pengelolaan kegiatan dilakukan secara akuntabel;
c. Warga masyarakat terlibat secara aktif;
d. Pengelolaan kegiatan perlu berkelanjutan;
e. Pengelolaan perlu akseptabel; dan
f. Berorientasi memperoleh keuntungan secara wajar.
Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2010
393
Pasal 36
(1) Manajer melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan BUMDes kepada
Kepala Desa.
(2) Proses pertanggungjawaban Pelaksana operasional BUMDes sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), diatur sebagai berikut :
a. laporan pertanggungjawaban untuk disampaikan dalam forum
musyawarah desa yang menghadirkan elemen pemerintahan desa,
elemen masyarakat serta seluruh kelengkapan organisasi BUMDes setiap
akhir tahun anggaran;
b. laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
paling sedikit memuat :
1. laporan kinerja Pengelola BUMDes selama 1 (satu) tahun;
2. kinerja usaha yang menyangkut realisasi kegiatan usaha, upaya
pengembangan, dan indikator keberhasilan;
3. laporan keuangan termasuk rencana pembagian laba usaha; dan
4. rencana-rencana
pengembangan usaha yang belum terealisasi.
c. proses pertanggungjawaban dilakukan sebagai upaya untuk evaluasi
tahunan serta pengembangan usaha kedepan; dan
d. mekanisme dan tata tertib pertanggungjawaban disesuaikan dengan
AD/ART.
(3) Kepala Desa melaporkan pertanggungjawaban BUMDes kepada BPD dalam
forum musyawarah desa.
BAB XII
ADMINISTRASI KEUANGAN BUMDes
Pasal 37
Kelengkapan
administrasi
keuangan
pengelolaan BUMDes terdiri atas :
a. Buku Kas Harian;
b. Buku Jurnal;
c. Buku Besar;
d. Neraca Saldo;
e. Laporan Rugi Laba;
f. Neraca;
g. Laporan Ekuitas; dan
h. Laporan Arus Kas.
yang
harus
disediakan
dalam
Pasal 38
Pengelolaan administrasi keuangan BUMDes sebagaimana dimaksud dalam Pasal
37, diatur dengan ketentuan sebagai berikut :
a. disusun Pelaksana Organisasi yang sifatnya sebagai pengelola untuk
menghindari terjadinya pemusatan kewenangan;
Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2010
394
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Direksi sebagai pelaksana, maka fungsi pengelola BUMDes untuk menjalankan
organisasi harus memiliki standar kemampuan dan keterampilan tertentu;
disusun job desk/deskripsi tanggung jawab dan wewenang pada masing-masing
lini organisasi, sebagai panduan kerja;
kegiatan yang bersifat lintas desa harus dilakukan koordinasi dan kerja sama
antar pemerintah desa dalam pemanfaatan sumber- sumber ekonomi;
kerja sama dengan pihak ketiga oleh Pengelola BUMDes harus dengan
konsultasi dan persetujuan Komisaris;
dalam melaksanakan kegiatan harian, Pengelola BUMDes harus mengacu
pada tata aturan yang sudah disepakati bersama sebagaimana yang
telah tertuang dalam AD/ART, serta sesuai prinsip-prinsip tata kelola
BUMDes;
pengelolaan harus transparan/terbuka sehingga ada mekanisme check and
balance baik oleh pemerintah desa maupun masyarakat; dan
disusun rencana-rencana pengembangan usaha.
BAB XIII
NERACA USAHA DAN KAIDAH AKUNTANSI BUMDes
Pasal 39
(1) Neraca sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf f merupakan salah
satu
kelengkapan administrasi keuangan yang harus disiapkan oleh
Pelaksana Operasional BUMDes.
(2) Neraca sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan posisi akhir dari
berbagai jenis kekayaan, utang, modal, dan laba rugi usaha pada keadaan
tanggal atau waktu tertentu.
Pasal 40
Untuk mempermudah penghitungan neraca usaha sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 37 huruf f, diperlukan kaidah akuntansi, yang terdiri atas:
a. kronologis;
b. sistematis;
c. informatif; dan
d. auditable.
Pasal 41
(1) Dalam rangka mempermudah penghitungan neraca usaha sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 37 huruf f, diperlukan klasifikasi dan cara penomoran
rekening yang bersifat baku.
(2) Klasifikasi dan cara penomoran rekening sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), diatur oleh Bupati.
Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2010
395
BAB XIV
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA BUMDes
Pasal 42
(1) Setiap BUMDes membuat AD/ART.
(2) AD/ART bersifat mengikat bagi setiap komponen organisasi pengelola
BUMDes dan bersifat melindungi kepentingan bersama.
Pasal 43
AD/ART sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42, paling sedikit memuat:
a. nama dan kedudukan;
b. asas dan tujuan;
c. kegiatan atau usaha;
d. organisasi pengelola;
g. hak dan kewajiban pengelola;
h. umber permodalan;
i.
pertanggungjawaban; dan
j.
pengelolaan keuntungan.
Pasal 44
(1) AD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 dan Pasal 43 disusun sebelum
Pengelola BUMDes terbentuk secara definitif.
(2) Penyusunan AD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur sebagai
berikut :
a. pemerintah
desa
mengundang
masyarakat,
lembaga-lembaga
kemasyarakatan desa, dan tokoh masyarakat;
b. dibentuk tim perumus dengan melibatkan golongan miskin/kurang
mampu dan perempuan;
c. tim perumus sebagaimana dimaksud pada huruf b, menggali aspirasi dan
merumuskan pokok-pokok aturannya dalam bentuk rancangan AD;
d. pertemuan desa untuk membahas rancangan AD;
e. setelah pembahasan sebagaimana dimaksud pada huruf d, dibuat Berita
Acara pengesahan Rancangan AD menjadi AD;
f. penyusunan dan pembentukan Pengelola BUMDes; dan
g. dibuat Berita Acara Pembentukan dan Pemilihan Pengelola BUMDes.
Pasal 45
(1) ART sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 dan Pasal 43 disusun setelah
kepengurusan BUMDes terbentuk secara definitif.
(2) ART sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disahkan dalam Rapat
Pengelola BUMDes.
Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2010
396
(3) Penyusunan ART sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur sebagai
berikut :
a. pengurus mengundang masyarakat pemanfaat, kelembagaan desa,
pemerintah
desa, dan tokoh masyarakat;
b. membentuk tim perumus dengan melibatkan golongan miskin/kurang
mampu dan perempuan;
c. tim perumus sebagaimana dimaksud pada huruf b, menggali aspirasi
dan merumuskan pokok-pokok aturannya dalam bentuk rancangan
ART;
d. dilaksanakan rembug desa untuk membahas rancangan ART;
e. setelah pembahasan sebagaimana dimaksud pada huruf d, dibuat
Berita Acara pengesahan rancangan ART menjadi ART.
BAB XV
RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN
Pasal 46
(1) Manejer mempunyai tugas menyampaikan Rencana kegiatan dan Anggaran
Pembiayaan kepada Kepala Desa dengan persetujuan Badan Pengawas
untuk mendapatkan Pengesahan paling lambat dalam waktu 3 (tiga) bulan
sebelum Tahun Buku berakhir.
(2) Apabila sampai dengan permulaan Tahun Buku belum ada pengesahan
sebagaimana dimaksud ayat (1), maka Rencana Kegiatan dan Anggaran
pembiayaan dinyatakan berlaku.
(3) Setiap Perubahan Rencana Kegiatan dan Anggaran Pembiayaan yang terjadi
dalam Tahun Buku yang bersangkutan harus mendapatkan pengesahan
Kepala Desa.
BAB XVI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 47
(1) Bupati berwenang melakukan pembinaan, monitoring, evaluasi dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan kegiatan BUMDes.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa fasilitasi dengan
memberikan pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
(3) Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Bupati dapat melimpahkan kewenangannya kepada SKPD
yang mempunyai tugas pokok dan fungsi pemberdayaan masyarakat dan
Desa, dan atau Camat.
Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2010
397
(4) SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi pemberdayaan masyarakat
dan Desa, dan atau Camat sebagaimana dimaksud ayat (3) berkewajiban
melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Bupati.
(5) Kepala Desa mengkoordinasikan pelaksanaan pengelolaan BUMDes di
wilayah kerjanya.
Pasal 48
Inspektorat Kabupaten melakukan pengawasan atas pengelolaan BUMDes.
BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 49
Hal–hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai
teknis pelaksanaannya diatur oleh Bupati.
Pasal 50
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten
Purbalingga.
Diundangkan dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Purbalingga
Nomor 19 Tanggal 18 Desember 2010
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN PURBALINGGA
cap. ttd
Ditetapkan di Purbalingga
pada tanggal 13 Desember 2010
BUPATI PURBALINGGA,
cap. ttd
HERU SUDJATMOKO
SUBENO
Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2010
398
LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA
NOMOR
19 TAHUN 2010
TANGGAL 13 DESEMBER 2010
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI PENGELOLA BUMDes
KEPALA UNIT USAH
KEPALA UNIT USAH
KEPALA UNIT USAHA
PENASEHAT
BADAN
PENGAWAS
MANAJER
KETERANGAN :
• Garis komando
• Garis koordinasi
Diundangkan dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Purbalingga
Nomor 19 Tanggal 18 Desember 2010
Ditetapkan di Purbalingga
pada tanggal 13 Desember 2010
BUPATI PURBALINGGA,
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN PURBALINGGA
cap. ttd
cap. ttd
HERU SUDJATMOKO
SUBENO
Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2010
399
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA
NOMOR 19 TAHUN 2010
TENTANG
TATA CARA PEMBENTUKAN DAN
PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA
I.
UMUM
Berdasarkan Pasal 213 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah, bahwa dalam rangka meningkatkan pendapatan
desa guna mendukung terwujudnya kesejahteraan masyarakat desa dan untuk
menumbuh kembangkan ekonomi masyarakat melalui kesempatan berusaha,
pemberdayaan masyarakat, dan pengelolaan aset milik desa sesuai kebutuhan
dan potensi desa, Pemerintah Desa dapat membentuk dan mengelola Badan
Usaha
Milik
Desa.
Pembentukan
BUMDes
dimaksudkan
untuk
mendorong/menampung seluruh kegiatan peningkatan pendapatan masyarakat,
baik yang berkembang menurut adat istiadat/budaya setempat, maupun kegiatan
perekonomian yang diserahkan untuk dikelola oleh masyarakat melalui
program/proyek pemerintah dan pemerintah daerah.
Pembentukan BUMDes bertujuan mendorong berkembangnya kegiatan
perekonomian masyarakat desa meningkatkan kreativitas dan peluang usaha
ekonomi produktif (berwirausaha)
anggota masyarakat
desa
yang
berpenghasilan rendah, mendorong berkembangnya usaha mikro sektor informal
untuk penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat di desa yang terbebas dari
pengaruh pelepas uang/rentenir.
Sasaran pembentukan BUMDes adalah terlayaninya masyarakat di desa
dalam mengembangkan usaha produktif, tersedianya media beragam usaha
dalam menunjang perekonomian masyarakat desa sesuai dengan potensi desa
dan kebutuhan masyarakatnya.
Dengan dibentuknya Badan Usaha Milik Desa diharapkan sumber daya desa
terutama kekayaan desa dapat dikelola dengan optimal. Optimalisasi pengelolaan
kekayaan desa oleh Badan Usaha Milik Desa sebagai salah satu upaya yang
dapat dilakukan Pemerintah Desa guna mewujudkan peningkatan kesejahteraan
masyarakat desa.
Untuk menindaklanjuti Pasal 81 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun
2005 tentang Desa, maka dalam rangka memberikan pedoman bagi Pemerintah
Desa dalam membentuk dan mengelola Badan Usaha Milik Desa perlu
pengaturan mengenai tata cara pembentukan dan pengelolaan BUMDes dengan
mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 tentang
Badan Usaha Milik Desa.
Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2010
400
Berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut di atas, maka
perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga tentang Pedoman
Tata Cara Pembentukan dan Pengelolaan BUMDes.
II.
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
:
Cukup Jelas
Pasal 2
:
Cukup Jelas
Pasal 3
:
Cukup Jelas
Pasal 4
:
Cukup Jelas
Pasal 5
:
Cukup Jelas
Pasal 6
:
Cukup Jelas
Pasal 7
:
Cukup Jelas
Pasal 8
:
Cukup Jelas
Pasal 9
:
Cukup Jelas
Pasal 10
:
Cukup Jelas
Pasal 11
:
Cukup Jelas
Pasal 12
:
Cukup Jelas
Pasal 13
:
Cukup Jelas
Pasal 14
:
Cukup Jelas
Pasal 15
:
Cukup Jelas
Pasal 16
:
Cukup Jelas
Pasal 17
:
Cukup Jelas
Pasal 18
:
Cukup Jelas
Pasal 19
:
Cukup Jelas
Pasal 20
:
Cukup Jelas
Pasal 21
:
Cukup Jelas
Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2010
401
Pasal 22
:
Cukup Jelas
Pasal 23
:
Cukup Jelas
Pasal 24
:
Cukup Jelas
Pasal 25
:
Cukup Jelas
Pasal 26
:
Cukup Jelas
Pasal 27
:
Cukup Jelas
Pasal 28
:
Cukup Jelas
Pasal 29
:
Cukup Jelas
Pasal 30
:
Cukup Jelas
Pasal 31
:
Cukup Jelas
Pasal 32
:
Cukup Jelas
Pasal 33
:
Cukup Jelas
Pasal 34
:
Cukup Jelas
Pasal 35
:
huruf a.
Pengelolaan kegiatan yang transparan adalah
pengelolaan kegiatan yang dipantau dan diawasi
serta adanya laporan pertanggungjawaban dari
pengurus kepada Pemerintah Desa dan
masyarakat desa.
huruf b.
Pengelolaan kegiatan
BUMDes secara
akuntabel adalah
mengikuti kaidah yanga
berlaku yang dapat dipertanggung jawabkan
kepada Pemerintah desa dan masyarakat desa.
huruf c.
Warga masyarakat terlibat secara aktif dalam
proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan
dan pelestarian kegiatan.
Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2010
402
huruf d
Pengelolaan kegiatan perlu berkelanjutan, yang
dapat memberikan hasil dan manfaat kepada
warga masyarakat.
huruf e.
Pengelolaan perlu akseptabel, yakni berdasarkan
kesepakatan antar pelaku dalam warga
masyarakat
desa
sehingga
memperoleh
dukungan dari semua pihak.
huruf f.
Cukup Jelas
Pasal 36
:
Cukup Jelas
Pasal 37
:
Cukup Jelas
Pasal 38
:
Cukup Jelas
Pasal 39
:
Cukup Jelas
Pasal 40
:
Cukup Jelas
Pasal 41
:
Cukup Jelas
Pasal 42
:
Cukup Jelas
Pasal 43
:
Cukup Jelas
Pasal 44
:
Cukup Jelas
Pasal 45
:
Cukup Jelas
Pasal 46
:
Cukup Jelas
Pasal 47
:
Cukup Jelas
Pasal 48
:
Cukup Jelas
Pasal 49
:
Cukup Jelas
Pasal 50
:
Cukup Jelas
Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2010
403
Download